PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENING KATKAN KEMAMPUAN
REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI KELAS X SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh: Afriani Santi NIM. 4122111002
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI KELAS X SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017
Afriani Santi (4122111002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA Al-Hidayah Medan yang berjumlah 26 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian terdiri dari 2 siklus dan tes diberikan setiap akhir siklus. Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata nilai tes kemampuan representasi matematis pada siklus I sebesar 61,81 dengan 38,46% dari jumlah siswa yang mengikuti tes memiliki tingkat kemampuan representasi matematis minimal kategori baik kemudian meningkat pada siklus II sebesar 88,46%. Berdasarkan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis
Siswa di Kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017”, disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan proposal,
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. S. Saragih, M.Pd, Bapak Denny Haris,
S.Si, M.Pd, dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Yasifati Hia, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan dan saran dalam perkuliahan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku
Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan
Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan
ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh
Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Abdul Rahim dan Ibunda tercinta Sakdiah yang selalu memberikan doa, kasih
sayang, motivasi dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis selama
v
Adik-adik penulis Mhd. Sukri, Mhd. Riswan, Riski Andriyani, Ely Nurhidayah,
Ridho Syahputra.
Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada SMA Al-Hidayah Medan
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut
terkhususnya buat Bapak Sofyan, S.Pd selaku kepala sekolah dan Bapak Aziz
Lubis selaku guru matematika.
Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman
seperjuangan yang selalu memberikan motivasi bagi penulis, yaitu kelas DIK A
reguler stambuk 2012. Khususnya teman terbaikku Ari, Zia, Devi, Dwinur, Icha,
Amri, Arifin serta teman-teman terbaik lainnya yang tidak bisa penulis tuliskan
satu persatu.
Terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Suryadi Nugraha, S.Pd,
Rindia Ali Santi, S.Pd dan Khairun Niswah yang selalu setia menemani dan
memberi semangat kepada penulis selama ini. Terima kasih juga kepada
teman-teman Kos 111, khususnya Ade, Susi, Yus, Isma, Fitri, Torina, dan Riska atas
segala doa dan motivasi yang selalu diberikan.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, April 2017 Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Perumusan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 9
2.1.1 Pengertian Belajar 9
2.1.2 Pembelajaran Matematika 10
2.1.3 Representasi Matematis 11
2.1.3.1 Indikator Representasi 13
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif 15
2.1.4.1 Defenisi Model Pembelajaran Kooperatif 15
2.1.4.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif 17
2.1.4.3 Prosedur Pembelajaran Kooperatif 18
2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model
vii
2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) 19
2.1.6 Uraian Materi Logika Matematika 22
2.1.6.1 Pernyataan, Kalimat Terbuka, dan
Nilai Kebenaran 22
2.1.6.2 Ingakaran atau Negasi 24
2.1.6.3 Pernyataan Majemuk 25
2.1.7 Penelitian yang Relevan 29
2.1.8 Teori Belajar yang Mendukung 30
2.1.9 Kerangka Konseptual 31
2.1.10 Hipotesis Penelitian 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 33
3.1.1. Lokasi Penelitian 33
3.1.2. Waktu Penelitian 33
3.2Subjek dan Objek Penelitian 33
3.2.1 Subjek Penelitian 33
3.2.2 Objek Penelitian 33
3.3Jenis Penelitian 33
3.4Defenisi Operasional 34
3.5Prosedur Penelitian 35
3.5.1 Permasalahan 35
3.5.2 Perencanaan Tindakan 35
3.5.3 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 36
3.5.3.1 Pelaksanaan Tindakan 36
3.5.3.2 Observasi 37
3.5.4 Analisis Data 37
3.5.4.1 Mereduksi Data 37
3.5.4.2 Paparan Data 37
viii
3.5.5 Refleksi 37
3.6 Instrumen Penelitian 38
3.6.1 Tes Kemampuan Representasi Matematis 38
3.6.2 Observasi 41
3.7 Teknik Analisis Data 41
3.7.1 Analisis Data Observasi 41
3.7.2 Analisis Data Tes Kemampuan Representasi Matematis 42
3.7.3 Kriteria Keberhasilan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 43
3.8 Indikator Keberhasilan 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Siklus I 45
4.1.1 Permasalahan I 45
4.1.2 Perencanaan Tindakan I 46
4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 46
4.1.4 Obsevrasi I 49
4.1.5 Analisis Data I 54
4.1.5.1 Hasil Tes Kemampuan Representasi Matematis I 54
4.1.6 Keberhasilan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 57
4.1.7 Refleksi I 57
4.1.7.1 Refleksi Terhadap Kemampuan Representasi
Matematis Siswa 57
4.1.7.2 Refleksi Terhadap Kegiatan Guru dan Siswa 58
4.2 Hasil Penelitian Siklus II 60
4.2.1 Permasalahan II 60
4.2.2 Perencanaan Tindakan II 61
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 61
4.2.4 Observasi II 64
4.2.5 Analisis Data II 68
4.2.5.1 Tes Kemampuan Representasi Matematis II 68
ix
4.2.7 Refleksi II 71
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 76
5.2 Saran 76
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.1 3
Gambar 1.2 : Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.2 4
Gambar 1.3 : Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.3 4
Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 38
Gambar 4.1 : Grafik Kemampuan Representasi
Matematis Siswa Siklus I 57
Gambar 4.2 : Grafik Kemampuan Representasi
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1: Indikator Representasi 14
Tabel 2.2: Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15
Tabel 2.3: Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 18
Tabel 2.4 : Tabel Kebenaran Pernyataan dan Negasinya 24
Tabel 2.5 : Tabel Kebenaran Konjungsi pq 25
Tabel 2.6 : Tabel Kebenaran Disjungspq 26
Tabel 2.7 : Tabel Kebenaran Implikasi pq 27
Tabel 2.8 : Tabel Kebenaran Biimplikasi pq 28
Tabel 3.1: Pedoman Penskoran Representasi Matematis 40
Tabel 3.2: Interpretasi Kegiatan Siswa dan Guru 41
Tabel 3.3: Kategori Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 43
Tabel 3.4 : Kriteria dan Target keberhasilan 44
Tabel 4.1 : Data Kemampuan Awal Representasi Matematis Siswa 46
Tabel 4.2 : Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I 50
Tabel 4.3 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I 52
Tabel 4.4 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis I
Pada Aspek Menggambar Tabel 54
Tabel 4.5 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis I
Pada Aspek Ekspresi Matematis 55
Tabel 4.6 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis I
Pada Aspek Membuat Kata-kata atau Teks Tertulis 56
Tabel 4.7 : Hasil Pelaksanaan Siklus I 59
Tabel 4.8 : Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II 64
Tabel 4.9 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II 67
Tabel 4.10 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis II
xii
Tabel 4.11 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis II
Pada Aspek Ekspresi Matematis 69
Tabel 4.12 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis II
Pada Aspek Membuat Kata-kata atau Teks Tertulis 70
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Rpp) Siklus I 81
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Rpp) Siklus I 87
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Rpp) Siklus II 93
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Rpp) Siklus II 99
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS I) 105
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS II) 107
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS III) 109
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS IV) 111
Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 113
Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 114
Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 115
Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 116
Lampiran 13 Tes Awal 117
Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 118
Lampiran 15 Pedoman Penskoran Kemampuan
Representasi Matematis 119
Lampiran 16 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Representasi
Matematis Siswa I 120
Lampiran 17 Tes Kemampuan Representasi Matematis I 121
Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Representasi
Matematis Siswa II 122
Lampiran 19 Tes Kemampuan Representasi Matematis II 123
Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Representasi Matematis I 124
Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan
Representasi Matematis II 126
Lampiran 22 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus I) 127
xiv
Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus II) 133
Lampiran 25 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Guru Siklus II 137
Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus I) 139
Lampiran 27 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 143
Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus II) 144
Lampiran 29 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 148
Lampiran 30 Analisis Hasil Tes Awal Kemampuan
Representasi Matematis Siswa 149
Lampiran 31 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi
Matematis I 151
Lampiran 32 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi
Matematis I Per-Indikator 153
Lampiran 33 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi
Matematis Siswa II 159
Lampiran 34 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi
Matematis II Per-Indikator 161
Lampiran 35 Lembar Validasi Tes Awal 167
Lampiran 36 Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan
Representasi Matematis I 170
Lampiran 37 Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan
Representasi Matematis II 176
xv
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah lepas dari peran
penting matematika. Sepertihalnya ilmu yang lain, matematika memiliki aspek
teori dan aspek terapan atau praktis dan penggolongannya atas matematika murni,
matematika terapan dan matematika sekolah. Dalam masyarakat pendidikan dan
umum, kata matematika sering dipakai dalam pergaulan. Pentingnya metematika
dalam kehidupan ini diungkapkan oleh, Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253)
mengatakan :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Sejalan dengan Cockroft yang menyatakan pentingnya matematika,
Phytagoras (dalam Hamzah, 2014:52) dengan semboyannya “panta aritmos”
berarti segala sesuatu itu adalah bilangan, menyatakan matematika itu sangat
penting dengan menyatakan fenomena yang berbeda dapat menunjukkan
sifat-sifat matematika dan sifat-sifat-sifat-sifat tersebut dapat dilambangkan ke dalam bilangan
dan angka-angka serta dalam keterhubungan angka-angka.
Selain itu, tanpa bantuan matematika, maka semua ilmu pengetahuan tidak
akan sempurna. Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika
seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan.
Namun pada kenyataannya dunia pendidikan matematika dihadapkan pada
masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa. Salah satu penyebab
rendahnya hasil belajar matematika siswa dikarenakan banyak siswa yang
menganggap matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, baik tingkat
pendidikan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.Sebagaimana yang
2
Dari berbagai bidang studi yang diajarkan sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar. Meskipun demikian, semua orang harus
mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa kemampuan matematis yang diharapkan dapat dikuasai
peserta didik untuk semua jenjang sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai
dengan tingkat menengah. Sebagaimana Principles and Standards for School
Mathematics (dalam Hutagaol, 2013:86) mengungkapkan bahwa :
Lima standard kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu : (1) kemampuan pemecahan masalah (problem solving), (2) kemampuan komunikasi (communication), (3) kemampuan koneksi (connection), (4) kemampuan penalaran (reasoning), dan (5) kemampuan representasi (representation).
Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang
juga harus dikuasai oleh siswa. Dalam pembelajaran matematika, siswa dikatakan
mampu merepresentasikan matematika ketika siswa dapat mengungkapkan
ide-ide matematika, baik masalah, pernyataan, solusi, definisi dan sebagainya
kedalam salah satu bentuk gambar, notasi matematik ataupun kata-kata yang
nantinya akan memperlihatkan hasil pemikiran mereka.
Seperti yang telah di kemukakan oleh Hasratuddin (2015:113) matematika
merupakan hal yang abstrak, maka untuk mempermudah dan memperjelas dalam
penyelesaian masalah matematika, representasi sangat berperan, yaitu untuk
mengubah ide abstrak menjadi konsep yang nyata, misalnya dengan gambar,
simbol, kata-kata, grafik, table dan lain-lain.
Namun, pada kenyataaannya masih banyak guru yang menganggap bahwa
kemampuan representasi matematis ini hanya sebagai pelengkap materi yang
diajarkan. Padahal dengan kemampuan representasi yang baik, siswa akan lebih
mudah memahami konsep matematika yang sedang dipelajarinya, karena hal
tersebut akan memungkinkan siswa untuk mencoba berbagi macam representasi
3
Dari observasi yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa fakta yang
dapat dilihat dari tes diagnostik yang peneliti lakukan pada 01 Oktober 2016 di
kelas X-3 SMA Al-Hidayah Medan pada Tahun Pembelajaran 2016/2017 dengan
jumlah 26 siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses jawaban siswa dari
permasalahan No.1berikut:
Harga 8 buah buku tulis dan 6 buah pensil Rp. 14.400,00 harga 6 buah
buku tulis dan 5 buah pensil Rp. 11.200,00. Tentukan harga 1 buah buku
tulis dan 1 buah pensil!
Salah satu jawaban siswa dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 1.1 Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.1
Berdasarkan proses jawaban siswa dari Gambar 1.1, siswa sudah
mengetahui cara menyelesaikan soal dengan model matematika, akan tetapi siswa
belum bisa menyelesaikan proses perhitungan dengan menggunakan metode
Eliminasi dan Substitusi. Selanjutnya proses jawaban siswa dari permasalahan
No.2 dapat dilihat dari soal berikut:
Tentukan penyelesaian SPLDV berikut
4 2
13 5
y x
y x
, dengan
menggunakan metode substitusi!
Salah satu jawaban siswa dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada
4
Gambar 1.2 Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.2
Berdasarkan proses jawaban siswa dari Gambar 1.2, hampir seluruh siswa
mengalami kesulitan menyajikan masalah dengan metode substitusi. Siswa sudah
mengetahui cara menyelesaikan soal tersebut pada tahap I, akan tetapi pada tahap
selanjutnya siswa belum bisa menyelesaikan proses perhitungan dengan
menggunakan metode Substitusi. Dan yang terakhir proses jawaban siswa dari
permasalahan No.3 dapat dilihat dari soal berikut:
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 5 dan
x – y = 1, untuk x,y ∈ R dengan menggunakan metode grafik.
Salah satu jawaban siswa dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut:
5
Berdasarkan proses jawaban siswa dari Gambar 1.3, hampir seluruh siswa
sudah mengetahui cara menyelesaiakan permasalahan tersebut dalam bentuk
grafik, akan tetapi hampir seluruh siswa tidak mengetahui cara menetukan
Himpunan Penyelesaian dari grafik tersebut. Dari 26 orang siswa, peneliti
memperoleh, nol (0%) tidak ada satupun siswa yang Tuntas atau mendapat nilai
dengan kategori Tinggi, 10 siswa (38,46%) dengan kategori Rendah, 16 siswa
(61,54%) dengan kategori Sangat Rendah. Dari hasil tes diagnostik tersebut juga
diperoleh fakta bahwa hasil belajar siswa masih rendah, ini dapat dilihat dari
rata-rata nilai siswa 47,31 dengan persentase ketuntasan klasikal 0%.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Minarni,
dkk (2016:45) yang menyatakan, “Based on essay test found that achievement of
the students in mathematical understanding and representation test is categories
low”. Hal ini mengandung arti bahwa berdasarkan hasil tes esai ditemukan bahwa
kemampuan pemahaman dan representasi siswa termasuk dalam kategori rendah.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan representasi
matematis siswa adalah proses pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat
pada guru. Ini selaras dengan Trianto (2011:5) yang menyatakan:
Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centred sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik.
Jika pola pembelajaran seperti yang diungkapkan di atas terus terjadi,
maka paling tidak ada dua konsekuensinya. Pertama, siswa kurang aktif dan pola
pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang
mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal
latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka
bekerja (Ansari, 2012:3). Sejalan dengan Ansari, Abdurrahman (2012:20)
mengatakan bahwa:
6
berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar.
Bowers dan Flinders (dalam Zohrabi, dkk, 2012:1) menyatakan “Identified
teacher-centered model as an industrial production in which student is a product
and behaviorsof “exit skills”or“out comes”. Hal tersebut mengandung arti bahwa
mengidentifikasi model pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai produk
industri dimana siswa sebagai produk dan perilaku pada kemampuan luar atau
kemampuan yang datang.
Untuk menghindari konsekuensi tersebut hendaknya guru mereformasi
model pembelajaran yang digunakannya di kelas. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMA Al-Hidayah Medan, dimana
guru bidang studi yang mengampu mata pelajaran Matematika di kelas X jarang
memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah model
pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan representasi
matematis siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memiliki
konsep belajar berkelompok yang mampu membuat siswa aktif dan kritis dalam
pembelajaran karena dengan belajar berkelompok siswa akan bertanya mengenai
materi pelajaran yang tidak diketahui kepada temannya tanpa rasa malu.
Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dikenal dengan pembelajaran
secara berkelompok. Seperti yang diungkapkan oleh Richard, dkk (2007:34)
bahwa:
“Cooperative learning Think Pair Share modelis an approach to groupwork that minimizes theoccurrence of those unpleasantsituations and maximizes the learning and satisfaction that result from working on a high-performanceteam”.
Hal tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran kooperatif model Think
Pair Share adalah suatu pendekatan untuk tugas kelompok yang meminimalkan
terjadinya situasi-situasi yang tidak menyenangkan dan memaksimalkan
pembelajaran dan kepuasan yang dihasilkan dari hasil kerja kelompok.
Tetapi belajar kooperatif tipe Think Pair Share lebih dari sekedar belajar
7
dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif
diantara anggota kelompok.
Berdasarkan keseluruhan latar belakang tersebut, Peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Di Kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017.”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan
tidak menyenangkan.
2. Kemampuan representasi matematis siswa kelas X SMA Al- Hidayah
masih rendah hal ini dapat dilihat dari hasil pre-test.
3. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional
sehingga siswa menjadi pasif di dalam kelas.
4. Model pembelajaran Kooperatif tipe TPS masih jarang digunakan.
1.3Batasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu
adanya pembatasan masalah agar lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada kemampuan representasi matematis siswa kelas X
SMA Al-Hidayah Medan masih rendah dan model pembelajaran yang digunakan
8
1.4Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah
maka rumusan masalah dalam penelitianini adalah:
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA
Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan
Tahun Ajaran 2016/2017.
1.6Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan
kemampuan representasi matematis siswa.
2. Bagi siswa, member pengalaman baru dan mendorong siswa agar terlibat
aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan
kemampuan representasi matematis yang dimilikinya.
3. Bagi peneliti, menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan model
pembelajaran ini ketika menjadi guru nantinya.
76 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV diperoleh
kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat
meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada materi logika
matematika di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dapat dilihat dari
hasil tes kemampuan representasi matematis yang diberikan, pada siklus I
diperoleh banyak siswa yang tuntas sebanyak 10 orang (38,46) meningkat pada
siklus II sebanyak 23 orang (88,46). Sedangkan untuk nilai setiap aspek
kemampuan representasi matematis yang telah diteliti, yaitu: (1) aspek
melukiskan gambar, diagram, grafik dan tabel pada siklus I (78,21) meningkat
menjadi (87,17) pada siklus II; (2) aspek membuat persamaan atau ekspresi
matematis pada siklus I (64,11) meningkat menjadi (70,51) pada siklus II dan (3)
aspek membuat kata-kata atau teks tertulis pada siklus I (32,69) meningkat
menjadi (88,46) pada siklus II. Selanjutnya peningkatan persentase ketuntasan
klasikal yaitu, pada siklus I sebesar 38,46% meningkat menjadi 88,46% pada
siklus II.
5.2 Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika yang ingin meningkatkan kemampuan
representasi matematis siswa pada subpokok logika matematika dapat
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
2. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan
77
3. Dalam menyusun instrumen disarankan kepada guru hendaknya
menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa. Jika perlu
menggunakan gambar dan memberikan soal-soal yang berhubungan
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ansari, B. I. 2012. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: PeNA.
Arikunto, S, Suhardjo, dan Supardi. 2010.Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmin dan Mansyur, A. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Unimed Press.
Felder, R.M dan Brent, R. 2007. Cooperative Learning. Journal American Chemical Society, NC 27695-7905, Bab 4, pp. 34-35. [diakses 16-11-2016].
Guler, G. 2011. The Visual Representation Usage Levels Of Mathematics Teachers And Students InSolving Verbal Problems. International Journal of Humanities and Social Science, Vol.1 No.11. [diakses 09-11-2016].
Hamzah, A, Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika?. Medan: Perdana Publishing.
Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM PRESS.
Hutagaol, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Ilmiah, Vol. 2, No. 1. [diakses 09-09-2016].
Hwang, W.-Y, Chen, N.-S, Dung, J.-J, dan Yang, Y.-L.2007.Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical ProblemSolving using a Multimedia Whiteboard System. Journal Educational Technology & Society, ISSN 1436-4522. [diakses 09-11-2016].
79
Khotiyal, A, Majumdar, R, Murthy, S, dan Iyer, S. 2013. Effect of Think-Pair-Share in a Large CSI Class: 83% Sustained Engagement. Journal DOI String From ACM Form Confirmation. ACM 987-1-4503-2243-0/13/08. [diakses 09-11-2016].
Laelasari, Subroto, T, dan Ikhsan, N. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Dalam Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa. Jurnal Euclid, vol.1, No.2. [diakses 04-11-2016].
Marwanta
Minarni, A, Napitupulu, E, dan Husein, R. 2016. Mathematical Understanding and Representation Ability of Public Junior High School in North
Sumatra. Journal on Mathematics Education, ISSN2087-8885, Volume 7, No. 1, pp. 45-58. [diakses 16-11-2016].
Nainggolan, S. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Berpikir Melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Barat.Tesis. Medan: PPS UNIMED.
Nurjani, Eka, L.A, dan Arcat. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII MTs Thamrin Yahya Rambah Hilir. Jurnal. [diakses 16-11-2016].
Sabirin, M. 2014. Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal JPM IAIN Antasari, Volume 01 No. 2 Januari – Juni 2014, h. 33-44. [diakses 04-11-2016].
Sampsel, A. 2013. Finding the Effect of Think-Pair-Share on Student Confidence and Participation. Journal Scholar Works, Spring 4-29. [diakses 09-11-2016].
Sanjaya, W. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: Prenada Media Grup.
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-rutz Media.
Sudjana, N. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Kencana Prenada Media Group.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
80
Wardani, F.K. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dengan Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan T.A 2013/2014. Skripsi. Medan: UNIMED.
Widiati, I. 2012. Mengembangkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Kontekstual. Tesis. Medan: PPS UNIMED.
Zohrabi, M, Torabi, M.A, dan Baybourdiani, P. 2012. Teacher-centered and/or Student-centered Learning: English Language in Iran. Journal English Language and Literature Studies, ISSN 1925-4768, Vol. 2, No. 3. [diakses 16-112016].