• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI KELAS X SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI KELAS X SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENING KATKAN KEMAMPUAN

REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI KELAS X SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh: Afriani Santi NIM. 4122111002

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI KELAS X SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Afriani Santi (4122111002)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA Al-Hidayah Medan yang berjumlah 26 orang. Sedangkan objek penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian terdiri dari 2 siklus dan tes diberikan setiap akhir siklus. Dari hasil analisis data diperoleh rata-rata nilai tes kemampuan representasi matematis pada siklus I sebesar 61,81 dengan 38,46% dari jumlah siswa yang mengikuti tes memiliki tingkat kemampuan representasi matematis minimal kategori baik kemudian meningkat pada siklus II sebesar 88,46%. Berdasarkan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini

dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis

Siswa di Kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017”, disusun

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan proposal,

penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. S. Saragih, M.Pd, Bapak Denny Haris,

S.Si, M.Pd, dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.

Yasifati Hia, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku

Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan

ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh

Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang

sudah membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

Abdul Rahim dan Ibunda tercinta Sakdiah yang selalu memberikan doa, kasih

sayang, motivasi dan dukungan yang tak terhingga kepada penulis selama

(6)

v

Adik-adik penulis Mhd. Sukri, Mhd. Riswan, Riski Andriyani, Ely Nurhidayah,

Ridho Syahputra.

Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada SMA Al-Hidayah Medan

yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

terkhususnya buat Bapak Sofyan, S.Pd selaku kepala sekolah dan Bapak Aziz

Lubis selaku guru matematika.

Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman

seperjuangan yang selalu memberikan motivasi bagi penulis, yaitu kelas DIK A

reguler stambuk 2012. Khususnya teman terbaikku Ari, Zia, Devi, Dwinur, Icha,

Amri, Arifin serta teman-teman terbaik lainnya yang tidak bisa penulis tuliskan

satu persatu.

Terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Suryadi Nugraha, S.Pd,

Rindia Ali Santi, S.Pd dan Khairun Niswah yang selalu setia menemani dan

memberi semangat kepada penulis selama ini. Terima kasih juga kepada

teman-teman Kos 111, khususnya Ade, Susi, Yus, Isma, Fitri, Torina, dan Riska atas

segala doa dan motivasi yang selalu diberikan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, April 2017 Penulis,

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 7

1.3 Batasan Masalah 7

1.4 Perumusan Masalah 8

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Pembelajaran Matematika 10

2.1.3 Representasi Matematis 11

2.1.3.1 Indikator Representasi 13

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif 15

2.1.4.1 Defenisi Model Pembelajaran Kooperatif 15

2.1.4.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif 17

2.1.4.3 Prosedur Pembelajaran Kooperatif 18

2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model

(8)

vii

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think

Pair Share (TPS) 19

2.1.6 Uraian Materi Logika Matematika 22

2.1.6.1 Pernyataan, Kalimat Terbuka, dan

Nilai Kebenaran 22

2.1.6.2 Ingakaran atau Negasi 24

2.1.6.3 Pernyataan Majemuk 25

2.1.7 Penelitian yang Relevan 29

2.1.8 Teori Belajar yang Mendukung 30

2.1.9 Kerangka Konseptual 31

2.1.10 Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.1.1. Lokasi Penelitian 33

3.1.2. Waktu Penelitian 33

3.2Subjek dan Objek Penelitian 33

3.2.1 Subjek Penelitian 33

3.2.2 Objek Penelitian 33

3.3Jenis Penelitian 33

3.4Defenisi Operasional 34

3.5Prosedur Penelitian 35

3.5.1 Permasalahan 35

3.5.2 Perencanaan Tindakan 35

3.5.3 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 36

3.5.3.1 Pelaksanaan Tindakan 36

3.5.3.2 Observasi 37

3.5.4 Analisis Data 37

3.5.4.1 Mereduksi Data 37

3.5.4.2 Paparan Data 37

(9)

viii

3.5.5 Refleksi 37

3.6 Instrumen Penelitian 38

3.6.1 Tes Kemampuan Representasi Matematis 38

3.6.2 Observasi 41

3.7 Teknik Analisis Data 41

3.7.1 Analisis Data Observasi 41

3.7.2 Analisis Data Tes Kemampuan Representasi Matematis 42

3.7.3 Kriteria Keberhasilan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 43

3.8 Indikator Keberhasilan 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Siklus I 45

4.1.1 Permasalahan I 45

4.1.2 Perencanaan Tindakan I 46

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 46

4.1.4 Obsevrasi I 49

4.1.5 Analisis Data I 54

4.1.5.1 Hasil Tes Kemampuan Representasi Matematis I 54

4.1.6 Keberhasilan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 57

4.1.7 Refleksi I 57

4.1.7.1 Refleksi Terhadap Kemampuan Representasi

Matematis Siswa 57

4.1.7.2 Refleksi Terhadap Kegiatan Guru dan Siswa 58

4.2 Hasil Penelitian Siklus II 60

4.2.1 Permasalahan II 60

4.2.2 Perencanaan Tindakan II 61

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 61

4.2.4 Observasi II 64

4.2.5 Analisis Data II 68

4.2.5.1 Tes Kemampuan Representasi Matematis II 68

(10)

ix

4.2.7 Refleksi II 71

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 76

5.2 Saran 76

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.1 3

Gambar 1.2 : Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.2 4

Gambar 1.3 : Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.3 4

Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 38

Gambar 4.1 : Grafik Kemampuan Representasi

Matematis Siswa Siklus I 57

Gambar 4.2 : Grafik Kemampuan Representasi

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1: Indikator Representasi 14

Tabel 2.2: Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15

Tabel 2.3: Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 18

Tabel 2.4 : Tabel Kebenaran Pernyataan dan Negasinya 24

Tabel 2.5 : Tabel Kebenaran Konjungsi pq 25

Tabel 2.6 : Tabel Kebenaran Disjungspq 26

Tabel 2.7 : Tabel Kebenaran Implikasi pq 27

Tabel 2.8 : Tabel Kebenaran Biimplikasi pq 28

Tabel 3.1: Pedoman Penskoran Representasi Matematis 40

Tabel 3.2: Interpretasi Kegiatan Siswa dan Guru 41

Tabel 3.3: Kategori Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 43

Tabel 3.4 : Kriteria dan Target keberhasilan 44

Tabel 4.1 : Data Kemampuan Awal Representasi Matematis Siswa 46

Tabel 4.2 : Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I 50

Tabel 4.3 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I 52

Tabel 4.4 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis I

Pada Aspek Menggambar Tabel 54

Tabel 4.5 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis I

Pada Aspek Ekspresi Matematis 55

Tabel 4.6 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis I

Pada Aspek Membuat Kata-kata atau Teks Tertulis 56

Tabel 4.7 : Hasil Pelaksanaan Siklus I 59

Tabel 4.8 : Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II 64

Tabel 4.9 : Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II 67

Tabel 4.10 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis II

(13)

xii

Tabel 4.11 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis II

Pada Aspek Ekspresi Matematis 69

Tabel 4.12 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis II

Pada Aspek Membuat Kata-kata atau Teks Tertulis 70

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Rpp) Siklus I 81

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Rpp) Siklus I 87

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III (Rpp) Siklus II 93

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV (Rpp) Siklus II 99

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS I) 105

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS II) 107

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa (LAS III) 109

Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa (LAS IV) 111

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I 113

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II 114

Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III 115

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV 116

Lampiran 13 Tes Awal 117

Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 118

Lampiran 15 Pedoman Penskoran Kemampuan

Representasi Matematis 119

Lampiran 16 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Representasi

Matematis Siswa I 120

Lampiran 17 Tes Kemampuan Representasi Matematis I 121

Lampiran 18 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Representasi

Matematis Siswa II 122

Lampiran 19 Tes Kemampuan Representasi Matematis II 123

Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan

Representasi Matematis I 124

Lampiran 21 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan

Representasi Matematis II 126

Lampiran 22 Lembar Observasi Kegiatan Guru I (Siklus I) 127

(15)

xiv

Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru II (Siklus II) 133

Lampiran 25 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Guru Siklus II 137

Lampiran 26 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus I) 139

Lampiran 27 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 143

Lampiran 28 Lembar Observasi Kegiatan Siswa I (Siklus II) 144

Lampiran 29 Rekapitulasi Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 148

Lampiran 30 Analisis Hasil Tes Awal Kemampuan

Representasi Matematis Siswa 149

Lampiran 31 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi

Matematis I 151

Lampiran 32 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi

Matematis I Per-Indikator 153

Lampiran 33 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi

Matematis Siswa II 159

Lampiran 34 Analisis Hasil Tes Kemampuan Representasi

Matematis II Per-Indikator 161

Lampiran 35 Lembar Validasi Tes Awal 167

Lampiran 36 Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan

Representasi Matematis I 170

Lampiran 37 Lembar Validasi Soal Tes Kemampuan

Representasi Matematis II 176

(16)

xv

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidaklah lepas dari peran

penting matematika. Sepertihalnya ilmu yang lain, matematika memiliki aspek

teori dan aspek terapan atau praktis dan penggolongannya atas matematika murni,

matematika terapan dan matematika sekolah. Dalam masyarakat pendidikan dan

umum, kata matematika sering dipakai dalam pergaulan. Pentingnya metematika

dalam kehidupan ini diungkapkan oleh, Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253)

mengatakan :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Sejalan dengan Cockroft yang menyatakan pentingnya matematika,

Phytagoras (dalam Hamzah, 2014:52) dengan semboyannya “panta aritmos”

berarti segala sesuatu itu adalah bilangan, menyatakan matematika itu sangat

penting dengan menyatakan fenomena yang berbeda dapat menunjukkan

sifat-sifat matematika dan sifat-sifat-sifat-sifat tersebut dapat dilambangkan ke dalam bilangan

dan angka-angka serta dalam keterhubungan angka-angka.

Selain itu, tanpa bantuan matematika, maka semua ilmu pengetahuan tidak

akan sempurna. Menyadari pentingnya matematika, maka belajar matematika

seharusnya menjadi kebutuhan dan kegiatan yang menyenangkan.

Namun pada kenyataannya dunia pendidikan matematika dihadapkan pada

masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa. Salah satu penyebab

rendahnya hasil belajar matematika siswa dikarenakan banyak siswa yang

menganggap matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, baik tingkat

pendidikan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.Sebagaimana yang

(18)

2

Dari berbagai bidang studi yang diajarkan sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang

berkesulitan belajar. Meskipun demikian, semua orang harus

mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa kemampuan matematis yang diharapkan dapat dikuasai

peserta didik untuk semua jenjang sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai

dengan tingkat menengah. Sebagaimana Principles and Standards for School

Mathematics (dalam Hutagaol, 2013:86) mengungkapkan bahwa :

Lima standard kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu : (1) kemampuan pemecahan masalah (problem solving), (2) kemampuan komunikasi (communication), (3) kemampuan koneksi (connection), (4) kemampuan penalaran (reasoning), dan (5) kemampuan representasi (representation).

Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang

juga harus dikuasai oleh siswa. Dalam pembelajaran matematika, siswa dikatakan

mampu merepresentasikan matematika ketika siswa dapat mengungkapkan

ide-ide matematika, baik masalah, pernyataan, solusi, definisi dan sebagainya

kedalam salah satu bentuk gambar, notasi matematik ataupun kata-kata yang

nantinya akan memperlihatkan hasil pemikiran mereka.

Seperti yang telah di kemukakan oleh Hasratuddin (2015:113) matematika

merupakan hal yang abstrak, maka untuk mempermudah dan memperjelas dalam

penyelesaian masalah matematika, representasi sangat berperan, yaitu untuk

mengubah ide abstrak menjadi konsep yang nyata, misalnya dengan gambar,

simbol, kata-kata, grafik, table dan lain-lain.

Namun, pada kenyataaannya masih banyak guru yang menganggap bahwa

kemampuan representasi matematis ini hanya sebagai pelengkap materi yang

diajarkan. Padahal dengan kemampuan representasi yang baik, siswa akan lebih

mudah memahami konsep matematika yang sedang dipelajarinya, karena hal

tersebut akan memungkinkan siswa untuk mencoba berbagi macam representasi

(19)

3

Dari observasi yang dilakukan, peneliti menemukan beberapa fakta yang

dapat dilihat dari tes diagnostik yang peneliti lakukan pada 01 Oktober 2016 di

kelas X-3 SMA Al-Hidayah Medan pada Tahun Pembelajaran 2016/2017 dengan

jumlah 26 siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses jawaban siswa dari

permasalahan No.1berikut:

Harga 8 buah buku tulis dan 6 buah pensil Rp. 14.400,00 harga 6 buah

buku tulis dan 5 buah pensil Rp. 11.200,00. Tentukan harga 1 buah buku

tulis dan 1 buah pensil!

Salah satu jawaban siswa dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 1.1 Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.1

Berdasarkan proses jawaban siswa dari Gambar 1.1, siswa sudah

mengetahui cara menyelesaikan soal dengan model matematika, akan tetapi siswa

belum bisa menyelesaikan proses perhitungan dengan menggunakan metode

Eliminasi dan Substitusi. Selanjutnya proses jawaban siswa dari permasalahan

No.2 dapat dilihat dari soal berikut:

Tentukan penyelesaian SPLDV berikut

4 2

13 5

   

y x

y x

, dengan

menggunakan metode substitusi!

Salah satu jawaban siswa dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada

(20)

4

Gambar 1.2 Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.2

Berdasarkan proses jawaban siswa dari Gambar 1.2, hampir seluruh siswa

mengalami kesulitan menyajikan masalah dengan metode substitusi. Siswa sudah

mengetahui cara menyelesaikan soal tersebut pada tahap I, akan tetapi pada tahap

selanjutnya siswa belum bisa menyelesaikan proses perhitungan dengan

menggunakan metode Substitusi. Dan yang terakhir proses jawaban siswa dari

permasalahan No.3 dapat dilihat dari soal berikut:

Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 5 dan

x – y = 1, untuk x,y ∈ R dengan menggunakan metode grafik.

Salah satu jawaban siswa dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut:

(21)

5

Berdasarkan proses jawaban siswa dari Gambar 1.3, hampir seluruh siswa

sudah mengetahui cara menyelesaiakan permasalahan tersebut dalam bentuk

grafik, akan tetapi hampir seluruh siswa tidak mengetahui cara menetukan

Himpunan Penyelesaian dari grafik tersebut. Dari 26 orang siswa, peneliti

memperoleh, nol (0%) tidak ada satupun siswa yang Tuntas atau mendapat nilai

dengan kategori Tinggi, 10 siswa (38,46%) dengan kategori Rendah, 16 siswa

(61,54%) dengan kategori Sangat Rendah. Dari hasil tes diagnostik tersebut juga

diperoleh fakta bahwa hasil belajar siswa masih rendah, ini dapat dilihat dari

rata-rata nilai siswa 47,31 dengan persentase ketuntasan klasikal 0%.

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Minarni,

dkk (2016:45) yang menyatakan, “Based on essay test found that achievement of

the students in mathematical understanding and representation test is categories

low”. Hal ini mengandung arti bahwa berdasarkan hasil tes esai ditemukan bahwa

kemampuan pemahaman dan representasi siswa termasuk dalam kategori rendah.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan representasi

matematis siswa adalah proses pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat

pada guru. Ini selaras dengan Trianto (2011:5) yang menyatakan:

Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centred sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik.

Jika pola pembelajaran seperti yang diungkapkan di atas terus terjadi,

maka paling tidak ada dua konsekuensinya. Pertama, siswa kurang aktif dan pola

pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang

mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal

latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka

bekerja (Ansari, 2012:3). Sejalan dengan Ansari, Abdurrahman (2012:20)

mengatakan bahwa:

(22)

6

berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar.

Bowers dan Flinders (dalam Zohrabi, dkk, 2012:1) menyatakan “Identified

teacher-centered model as an industrial production in which student is a product

and behaviorsof “exit skills”or“out comes”. Hal tersebut mengandung arti bahwa

mengidentifikasi model pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai produk

industri dimana siswa sebagai produk dan perilaku pada kemampuan luar atau

kemampuan yang datang.

Untuk menghindari konsekuensi tersebut hendaknya guru mereformasi

model pembelajaran yang digunakannya di kelas. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMA Al-Hidayah Medan, dimana

guru bidang studi yang mengampu mata pelajaran Matematika di kelas X jarang

memakai model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share adalah model

pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan representasi

matematis siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memiliki

konsep belajar berkelompok yang mampu membuat siswa aktif dan kritis dalam

pembelajaran karena dengan belajar berkelompok siswa akan bertanya mengenai

materi pelajaran yang tidak diketahui kepada temannya tanpa rasa malu.

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dikenal dengan pembelajaran

secara berkelompok. Seperti yang diungkapkan oleh Richard, dkk (2007:34)

bahwa:

“Cooperative learning Think Pair Share modelis an approach to groupwork that minimizes theoccurrence of those unpleasantsituations and maximizes the learning and satisfaction that result from working on a high-performanceteam”.

Hal tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran kooperatif model Think

Pair Share adalah suatu pendekatan untuk tugas kelompok yang meminimalkan

terjadinya situasi-situasi yang tidak menyenangkan dan memaksimalkan

pembelajaran dan kepuasan yang dihasilkan dari hasil kerja kelompok.

Tetapi belajar kooperatif tipe Think Pair Share lebih dari sekedar belajar

(23)

7

dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya

interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif

diantara anggota kelompok.

Berdasarkan keseluruhan latar belakang tersebut, Peneliti merasa tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Di Kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017.”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan

tidak menyenangkan.

2. Kemampuan representasi matematis siswa kelas X SMA Al- Hidayah

masih rendah hal ini dapat dilihat dari hasil pre-test.

3. Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional

sehingga siswa menjadi pasif di dalam kelas.

4. Model pembelajaran Kooperatif tipe TPS masih jarang digunakan.

1.3Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu

adanya pembatasan masalah agar lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada kemampuan representasi matematis siswa kelas X

SMA Al-Hidayah Medan masih rendah dan model pembelajaran yang digunakan

(24)

8

1.4Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah

maka rumusan masalah dalam penelitianini adalah:

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA

Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017 ?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan representasi matematis siswa di kelas X SMA Al-Hidayah Medan

Tahun Ajaran 2016/2017.

1.6Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan

kemampuan representasi matematis siswa.

2. Bagi siswa, member pengalaman baru dan mendorong siswa agar terlibat

aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan

kemampuan representasi matematis yang dimilikinya.

3. Bagi peneliti, menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan model

pembelajaran ini ketika menjadi guru nantinya.

(25)

76 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV diperoleh

kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat

meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada materi logika

matematika di kelas X SMA Al-Hidayah Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa dapat dilihat dari

hasil tes kemampuan representasi matematis yang diberikan, pada siklus I

diperoleh banyak siswa yang tuntas sebanyak 10 orang (38,46) meningkat pada

siklus II sebanyak 23 orang (88,46). Sedangkan untuk nilai setiap aspek

kemampuan representasi matematis yang telah diteliti, yaitu: (1) aspek

melukiskan gambar, diagram, grafik dan tabel pada siklus I (78,21) meningkat

menjadi (87,17) pada siklus II; (2) aspek membuat persamaan atau ekspresi

matematis pada siklus I (64,11) meningkat menjadi (70,51) pada siklus II dan (3)

aspek membuat kata-kata atau teks tertulis pada siklus I (32,69) meningkat

menjadi (88,46) pada siklus II. Selanjutnya peningkatan persentase ketuntasan

klasikal yaitu, pada siklus I sebesar 38,46% meningkat menjadi 88,46% pada

siklus II.

5.2 Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika yang ingin meningkatkan kemampuan

representasi matematis siswa pada subpokok logika matematika dapat

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.

2. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dapat

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan

(26)

77

3. Dalam menyusun instrumen disarankan kepada guru hendaknya

menggunakan kalimat yang mudah dipahami siswa. Jika perlu

menggunakan gambar dan memberikan soal-soal yang berhubungan

(27)

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

2012. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ansari, B. I. 2012. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: PeNA.

Arikunto, S, Suhardjo, dan Supardi. 2010.Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmin dan Mansyur, A. 2014. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Unimed Press.

Felder, R.M dan Brent, R. 2007. Cooperative Learning. Journal American Chemical Society, NC 27695-7905, Bab 4, pp. 34-35. [diakses 16-11-2016].

Guler, G. 2011. The Visual Representation Usage Levels Of Mathematics Teachers And Students InSolving Verbal Problems. International Journal of Humanities and Social Science, Vol.1 No.11. [diakses 09-11-2016].

Hamzah, A, Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.

Hasratuddin. 2015. Mengapa Harus Belajar Matematika?. Medan: Perdana Publishing.

Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM PRESS.

Hutagaol, K. 2013. Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Ilmiah, Vol. 2, No. 1. [diakses 09-09-2016].

Hwang, W.-Y, Chen, N.-S, Dung, J.-J, dan Yang, Y.-L.2007.Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical ProblemSolving using a Multimedia Whiteboard System. Journal Educational Technology & Society, ISSN 1436-4522. [diakses 09-11-2016].

(28)

79

Khotiyal, A, Majumdar, R, Murthy, S, dan Iyer, S. 2013. Effect of Think-Pair-Share in a Large CSI Class: 83% Sustained Engagement. Journal DOI String From ACM Form Confirmation. ACM 987-1-4503-2243-0/13/08. [diakses 09-11-2016].

Laelasari, Subroto, T, dan Ikhsan, N. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Dalam Kemampuan Representasi Matematis Mahasiswa. Jurnal Euclid, vol.1, No.2. [diakses 04-11-2016].

Marwanta

Minarni, A, Napitupulu, E, dan Husein, R. 2016. Mathematical Understanding and Representation Ability of Public Junior High School in North

Sumatra. Journal on Mathematics Education, ISSN2087-8885, Volume 7, No. 1, pp. 45-58. [diakses 16-11-2016].

Nainggolan, S. 2013. Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Berpikir Melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Barat.Tesis. Medan: PPS UNIMED.

Nurjani, Eka, L.A, dan Arcat. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII MTs Thamrin Yahya Rambah Hilir. Jurnal. [diakses 16-11-2016].

Sabirin, M. 2014. Representasi Dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal JPM IAIN Antasari, Volume 01 No. 2 Januari – Juni 2014, h. 33-44. [diakses 04-11-2016].

Sampsel, A. 2013. Finding the Effect of Think-Pair-Share on Student Confidence and Participation. Journal Scholar Works, Spring 4-29. [diakses 09-11-2016].

Sanjaya, W. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: Prenada Media Grup.

Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-rutz Media.

Sudjana, N. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Kencana Prenada Media Group.

Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(29)

80

Wardani, F.K. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dengan Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padangsidimpuan T.A 2013/2014. Skripsi. Medan: UNIMED.

Widiati, I. 2012. Mengembangkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Kontekstual. Tesis. Medan: PPS UNIMED.

Zohrabi, M, Torabi, M.A, dan Baybourdiani, P. 2012. Teacher-centered and/or Student-centered Learning: English Language in Iran. Journal English Language and Literature Studies, ISSN 1925-4768, Vol. 2, No. 3. [diakses 16-112016].

Gambar

Gambar 1.1 : Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.1
Tabel 4.11 : Tingkat Kemampuan Representasi Matematis II
gambar berikut:
Gambar 1.3 Jawaban Tes Awal Siswa Pada Soal No.3

Referensi

Dokumen terkait

Melalui surat ini perkenankan kami D‟ART BEAT, selaku produser Drama Musikal PUTIH HITAM LASEM mengajukan proposal sponsorship dalam rangka dipentaskan kembali

Secara garis besar, ilmu fisika dapat dipelajari lewat 3 jalan, yaitu pertama, dengan meng- gunakan konsep atau teori fisika yang akhirnya melahirkan fisika teori. Kedua, dengan

Prosedur penyelesaian dirancang untuk menemukan kebijakan optimal dari keseluruhan masalah, yang menunjukkan keputusan kebijakan mana yang optimal pada setiap tahap untuk

Polychaeta pada kawasan mangrove muara sungai kali Lamong-pulau Galang memiliki komposisi spesies yang berbeda di setiap stasiun dan kedalaman substrat..

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: (1) kualitas peningkatan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model Problem Based

Dengan ini memberitahukan bahwa setelah diadakan Penetapan oleh Pejabat Pengadaan barang/jasa Dinas Perikanan Kabupaten Pesawaran maka diberitahukan Pemenang Pengadaan Langsung.

Pokja ULP PB-24/POKJA SKPD09pada Pemerintah Kabupaten Banjar akan melaksanakan Pelelangan Umumdengan pascakualifikasi secara elektronik untuk paket pekerjaan pengadaan barang

Hasil : Dari hasil penelitian 40 orang mahasiswa yang diukur dengan tes bangku QCST didapatkan V02 maks yaitu 28 orang ( 70 % ) memiliki kriteria baik (42,45 ml- 55,86 ml), 12 orang