• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di RSUD.Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di RSUD.Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus

dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Nutrisi

di RSUD.Dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

YULI HARIATI SIREGAR

112500065

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes Melitus dengan Prioritas Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi di RSUD.Dr. Pirngadi Medan”. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan program Diploma Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014.

Selama proses pengambilan kasus dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata M.kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, masukan dan nasehat kepada penulis, serta selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan.

4. Ibu Nur Asiah, S.Kep,Ns, M.Biomed, selaku dosen penguji yang telah memberikan waktunya.

5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Orang tua saya yang tercinta Ayahanda H. Kali Maulana Siregar, ST dan Ibunda Hj. Faridah Rangkuti, S.Pd atas do’a, dukungan, motivasi, kesabaran, perhatian dan segala pengorbanannya selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

(4)

8. Rizki Taufik Harahap, serta Melissa Sidabutar yang telah banyak membantu dan mendukung saya dalam penyelesaian Tugas Karya Ilmiah.

9. Dan kepada teman- teman saya yang telah banyak memberikan hiburan kepada saya terutama Muhammad Abduh, Yudha Setiadi.

10.Serta rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah mendukung selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Juni 2014

Hormat saya,

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 1

C. Manfaat ... 2

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. KONSEP DASAR ... 3

1. Pengkajian ... 3

1.1Batasan Karakteristik ... 3

1.2Komponen Gizi ... 4

1.3Faktor yang Berhubungan ... 5

2. Analisa Data ... 6

2.1Data Subjektif ... 6

2.2Data Objektif ... 7

3. Rumusan Masalah ... 7

4. Perencanaan ... 7

4.1Kriteria Hasil ... 7

4.2Intervensi ... 7

4.3Rasional ... 8

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS ... 9

1. Pengkajian ... 9

2. Analisa Data ... 17

3. Perumusan Masalah ... 18

4. Perencanaan ... 19

(6)

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 25 B. Saran ... 25 DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nutrisi menurut Hidayat (2009) adalah proses pemasukan dan pengelolaan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas tubuh. Banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi seseorang. Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi meliputi usia, aktivitas, jenis kelamin, status kesehatan, adanya penyakit atau cedera, dan metabolisme nutrisi. Metabolisme nutrisi berfungsi untuk penyimpanan, absorpsi, penggunaan, ekskresi. Karena metabolisme nutrisi pada diabetes melitus

disebabkan oleh mutasi gen, terutama gen-gen yang memengaruhi kinerja sel beta, proses sekresi hormon insulin, dan mengatur resistensi sel kepada insulin. Masalah nutrisi sangat berkaitan dengan penyakit dan pengobatan.

Pada pasien diabetes melitus harus melakukan upaya pengendalian agar kadar gula darah terkendali. Pengendalian kadar gula darah diabetes melitus dapat dilakukan dengan menjalani lima pilar yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga, obat, dan kontrol gula darah mandiri. Pada upaya kendali diabetes melitus yaitu mengatur pola makan, diabetes harus mengatur pola makannya dengan prinsip 3J yaitu tepat jadwal, tepat jenis, dan tepat jumlah makan (Garnadi, 2012).

Masalah nutrisi terbagi atas dua bagian, yaitu: nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh. Yang akan saya bahas dalam tugas ini adalah nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang mana menyangkut tentang kasus yang telah saya ambil.

1.2 Tujuan

(8)

1.3 Manfaat Penulisan

Hasil asuhan keperawatan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, praktek keperawatan, pendidikan keperawatan, dan bagi pasien.

a. Penulis

Menambah pengetahuan tentang konsep dan masalah diabetes melitus serta meningkatkan keterampilan dan wawasan.

b. Praktek Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan nutrisi

c. Pendidikan Keperawatan

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi yang dapat digunakan sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan.

d. Kebutuhan Pasien

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Ketidak Seimbangan Nutrisi Lebih Kebutuhan Tubuh Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh menurut Carpenito (2009) adalah kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami peningkatan berat badan akibat asupan yang melebihi kebutuhan metabolik.

Sementara itu ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh menurut Wilkinson (2006) adalah keadaan individu yang mengalami asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolik.

1. Pengkajian

Tahap pengkajian dalam proses keperawatan merupakan proses dinamis yang terorganisasi (Tarwoto & Wartonah, 2006).

1.1 Batasan Karakteristik

Menurut Wilkinson & Judith (2011), batasan karakteristik ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh secara objektif adalah konsentrasi asupan makanan di malam hari, pola makan disfungsional (mis., makan sambil melakukan aktivitas lainnya), makan sebagai respon terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu siang atau situasi sosial. Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa lapar (mis., ansietas [marah, depresi, bosan, stres, dan kesepian]), tingkat aktifitas kurang gerak.

Menurut Carpenito (2009), adapun batasan karakteristik terbagi atas dua, yaitu: batasan mayor (harus ada), dan batasan minor (mungkin ada).

1.1.1 Batasan Mayor (Harus Ada)

- Berat badan berlebih (10% diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan postur tubuh),

- Obesitas (20% atau lebih diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan postur tubuh)

(10)

1.1.2 Batasan Minor (Mungkin Ada)

- Laporan tentang pola makan yang tidak diinginkan - Asupan yang melebihi kebutuhan metabolik

- Pola aktivitas yang tidak aktif

1.2 Komponen Gizi

Menurut Waspadji (2002) komponen gizi pada penderita pasien diabetes melitus adalah

Karbohidrat 60- 70 %

Protein 10-15 %

Lemak 20-25 %

Kolesterol < 300 mg/hari

Serat 25 g/hari

Garam Seperti anjuran untuk orang normal Pemanis Dapat digunakan secukupnya Tabel : Komposisi Zat Gizi (Konsensus PERKENI 1998)

1.2.1 Penentuan Kebutuhan Kecukupan Energi

Sebelum menghitung kebutuhan kalori seseorang, pertama harus menghitung: dengan Teori RBW (teori berat badan relatif). Adapun cara menghitung Berat badan relatif seseorang adalah denngan menggunakan rumus:

RBW = �� (��)

�� (��)100 x 100% Dimana dengan ketentuan:

- Kurus jika RBW < 90%

- Normal jika RBW = 90 – 100%

(11)

1.2.2 Menghitung Kebutuhan Kalori

Ada beberapa cara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pasien diabetes melitus, yaitu antara lain:

Agus (2004), cara menentukan kalori perhari seseorang adalah dengan cara: - Orang kurus BB x 40 – 60 kalori

- Orang normal BB x 30 kalori - Orang gemuk BB x 20 kalori - Orang obesitas BB x 10 -15 kalori.

Waspadji (2002), cara mudah menentukan kalori tubuh seseorang adalah pada tabel, bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja santai memerlukan 30 Kkal/ kg BB idaman. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan 40-50 Kkal/ kg BB idaman. Dengan cara ini tidak perlu ditambah-tambahkan lagi.

Kebutuhan Kalori Pasien Diabetes

Dewasa Kkal/ BB kerja

santai

Kerja sedang Kerja berat

Gemuk 20-25 30 35

Normal 30 35 40

Kurus 35 40 40– 50

Dan untuk penentuan kalori lainnya, secara kasar dapat dibuat suatu pegangan sebagai berikut:

Pasien kurus 2300 – 2500 Kkal

Pasien berat normal 1700 – 2100 Kkal

Pasien gemuk 1300 – 1500 Kkal

Standart diet diabetes melitus dapat dilihat pada Lampiran. 1.3 Faktor Yang Berhubungan

Adapun faktor- faktor yang berhubungan adalah fisiologi, terkait dengan pengobatan, dan maturasional.

a. Patofisiologis

(12)

b. Terkait Pengobatan

Berhubungan dengan perubahan pola kenyang, sekunder akibat: Medikasi (kortikosteroid, antihistamin, estrogen),radiasi (penurunan indra perasa dan penghidu), situasional (Personal, Lingkungan).

Berhubungan dengan risiko peningkatan berat badan lebih dari 12,5-15 kg saat hamil, berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dasar mengenai nutrisi. c. Maturasional

Dewasa/ Lansia: berhubungan dengan penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolik.

2. Analisa Data

Analisa data dalam keperawatan adalah kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang

ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.

2.1 Data Subjektif

Menurut Carpenito (2009), pengkajian batasan karakteristik yaitu: perbandingan berat badan/tinggi badan. berat badan 3 bulan yang lalu, berat badan ideal, berat badan sekarang dan tinggi badan. Asupan biasa yaitu: diet untuk 24 jam, apakah merupakan pola asupan yang biasa, apakah asupan lima kelompok makanan dasar sudah mencukupi, apakah asupan cairan sudah mencukupi.

(13)

2.2 Data Objektif

Mengkaji batasan karakteristik umum menurut Carpenito (2009) adalah: penampilan (masa otot, distribusi lemak), tinggi dan berat badan, edema, rambut, kulit, kuku, mulut, dan gigi. Pengukuran antropometrik, lingkaran lengan bagian tengah, lingkaran otot lengan bagian tengah, lipatan kulit trisep. Kaji faktor yang berhubungan: kemampuan untuk mengunyah, menelan, makan.

3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan masalah apa yang akan dicapai dalam penelitian.

4. Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan adlah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

4.1 Kriteria Hasil

Individu akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan berat badan. Adapaun indikatornya adalah:

- Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan atau penciuman

- Mendiskusikan tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan.

- Mendiskusikan tentang pengaruh olahraga pada pengontrol berat badan.

4.2 Intervensi

(14)

dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan kurang gizi, bantuan menurunkan berat badan yaitu memfasilitasi penurunan berat badan dan lemak tubuh.

4.3 Rasional

- Kemampuan untuk menurunkan berat badan saat sedang menjalani terapi kortikosteroid tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya mempertahankan asupan kalori yang sesuai.

- Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan

(15)

B. Asuhan Keperawatan Kasus

Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini.

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI

RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 64 thn

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sidalu-dalu Kabupaten Rokan Hulu, Riau Tanggal Masuk RS : 04/06/2014 (22.30)

No. Register : 00.92.80.68

Ruangan/ kamar : XII / Asoka I, Bed 21 Golongan darah : B

Tanggal pengkajian : 05/06/2014 Tanggal operasi : -

Diagnosa Medis : Diabetes Melitus

II. KELUHAN UTAMA

(16)

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG: A. Provocative/Palliative

1. Apa Penyebabnya

Pasien mengatakan bahwa luka pada kakinya di akibatkan karena tersiram air panas, dan tak kunjung sembuh sampai sekarang.

2. Hal-Hal Yang Memperbaiki Keadaan

Pasien mengatakan,idak ada yang dapat memperbaiki keadaan, karena pasien juga sulit untuk tidur.

B. Quantity/Quality 1. Bagaimana Dirasakan

Yang dirasakan sangat mengganggu, karena luka semakin lebar. 2. Bagaimana Dilihat

Pasien tampak lemas dan juga seperti menahan rasa sakit pada kaki kirinya. C. Region

1. Dimana Lokasinya

Pada kaki kiri pasien, dari pergelangan kaki hingga setengah dari bagian betis.

2. Apakah Menyebar

Ya, luka mulai menyebar ke lutut. D. Severity

Pasien mengatakan bahwa penyakitnya sangat mengganggu kegiatannya dan pekerjaannya.

E. Time

Rasa sakit pada kakinya sering muncul.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan bahwa ia ia tidak memiliki riwayat penyakit

B. Pengobatan/tindakan yang pernah dilakukan

(17)

C. Pernah dirawat/dioperasi

Pasien tidak pernah di rawat inap

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

B. Saudara kandung

Saudara kandung pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

C. Penyakit keturunan yang ada

Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orang tua pasien

E. Penyebab meninggal

Pasien mengatakan bahwa penyebab meninggal disebabkan karena faktor usia, bukan karena penyakit apapun.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan bahwa semua penyakit yang ada pada dirinya karena kuasa tuhan.

B. Konsep diri:

- Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas.

- Ideal diri : Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat bersemangat untuk sembuh

- Harga diri : pasien tidak merasakan malu akan penyakitnya

- Peran diri : Pasien mengatakan bahwa dia adalah seorang yang masih memiliki tugas untuk berdakwah

- Identitas : Pasien adalah seorang kepala keluarga. C. Keadaan emosi

(18)

D. Hubungan sosial

- Orang yang berarti: Pasien mengatakan hubungan dengan orang-orang yang berarti bagi dirinya sangat baik.

- Hubungan dengan keluarga: Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga bagi dirinya sangat baik.

- Hubungan dengan orang lain: Pasien mengatakan orang-orang disekitarnya ramah dan baik serta hubungannya terjalin baik, dan pasien cepat akrab dengan orang yang baru dikenal.

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

- nilai dan keyakinan : pasien beragama islam, biasanya pasien melakukan ibadahnya lima kali dalam sehari serta pasien sering berdakwah ke kota-kota.

- kegiatan ibadah : Selama dirawat di rumah sakit, pasien melakukan ibadah di tempat tidurnya.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum : Tn. A tampak lemah B. Tanda-tanda vital

- Suhu Tubuh : 370C

- Tekanan Darah : 150/100 mmHg

- Nadi : 80 ��

- Pernafasan : 22 ��

- Tb : 165 cm

- Bb : 75 kg

- Hasil Gula Darah : 140 mg/dl (data dari status pasien)

- Skala Nyeri : 3

C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut

- Bentuk : Simetris

(19)

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut: Rambut kurang rapih dan penyebarannya merata.

- Bau : Sedikit berbau

- Warna rambut : warna rambut putih

Wajah

- Warna kulit : sawo matang - Stuktur wajah : simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris - Palpebra : tidak ada kelainan

- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva berwarna merah dan sklera berwarna putih.

- Pupil : isokor

- Cornea dan iris : cornea tidak ada kelainan, iris mulai berwarna putih.

- Visus : tidak dilakukannya pemeriksaan visus - Tekanan bola mata : tidak dilakukannya pemeriksaan

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris

- Lubang hidung : bersih, tidak ada sekret

- Cuping hidung : tidak adanya pernafasan cuping hidung

Telinga

- Bentuk telinga : simetris, kiri dan kanan tidak ada kelainan - Ukuran telinga : normal

(20)

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : mukosa bibir baik (tidak anemis) - Keadaan gusi dan gigi : gusi merah, dan gigi tidak lengkap. - Keadaan lidah : bersih

Leher

- Posisi trachea : normal

- Thyroid : tidak ada pembengkakan pada thiroid

- Suara : suara pasien normal

- Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe - Vena jugularis : tidak ada pembengkakan vena jugularis - Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis teraba

-

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : kurang bersih

- Kehangatan : hangat

- Warna : sawo matang

- Turgor : turgor kulit baik - Kelembaban : kulit kurang lembab

- Kelainan pada kulit : terdapat kelainan pada kulit pasien, yaitu pada kaki sebelah kiri pasien, terdapat luka decubitus pada kaki.

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks :Bentuk normal, simetris, Pernafasan teratur,

tidak ada gangguan nafas.

- Pernafasan (frekuensi, irama) : Frekuensi 22x/i, dengan irama teratur - Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada tanda kesulitan bernafas

(21)

VIII.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola Makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : pasien mengatakan makan lebih dari 3x Sehari, tetapi ada selingan.

- Nafsu / selera makan : nafsu makan sehari- hari baik.

- Nyeri ulu hati : tidak ada rasa sakit pada ulu hati pasien. - Mual dan muntah : pasien sesekali merasakan mual.

- Waktu pemberian makan : pagi pada jam 08.00 wib, siang pada jam 12.00 wib, dan malam jam 18.00 wib. - Jumlah dan jenis makanan : jenis makanan pada pasien adalah MII

(bubur)

- Waktu pemberian cairan : pemberian cairan pada pasien diberikan sesering mungkin.

- Masalah makan dan minum : pasien tidak merasakan ada masalah pada saat makan dan minum.

II. Perawatan diri / personal hygine

- Kebersihan tubuh : kurang, pasien hanya di lap oleh

keluarganya.

- Kebersihan gigi dan mulut :gigi tampak kuning, mulut pasien sedikit

bau

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih, pasien mengatakan bahwa dia sering menggunting kukunya apabila kukunya mulai panjang

III. Pola kegiatan / Aktivitas

- Aktivitas pasien : pasien selalu melakukan perjalanan jauh untuk berdakwah dan juga sangat aktif dalam segala hal yang menyangkut tentang agama.

(22)

IV. Pola eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : pasien BAB 2 kali dalam sehari - Karakter Feses : normal

- Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat pendarahan

- BAB terakhir : pasien BAB terakhir pada pukul 05.00 wib - Diare : pasien tidak sedang diare

- Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif 2. BAK

- Pola BAK : > 6 kali, tetapi yang dilihat pada kateter urin Tn.A pada pukul 11 siang telah terisi 600 cc.

- Karakter Urine : Kuning

- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : adanya nyeri disebabkan pemasangan kateter.

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: Tidak ada riwayat sakit ginjal - Penggunaan diuretik : Tidak ada penggunaan diuretik

(23)

ANALISA DATA

- pasien mengatakan adanya rasa mual tetapi nafsu makan tidak ada masalah.

Do :

- BB :75 kg - TB : 165 cm

- berat badan berlebih 10% dari berat badan normal

- kadar gula dalam darah 140 mg/dl

Ds:

pasien mengatakan adanya rasa nyeri pada kaki yang luka di sebelah kiri.

Do:

- Nyeri skala 3

- Adanya luka pada kaki

- Wajah tampak

menahan nyeri

Diabetes Melitus

kadar gula darah 140 mg/dl

berat badan berlebih 10% dari berat badan

normal.

ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.

Diabetes Melitus

Nyeri yang disebabkan oleh luka

decubitus pada kaki sebelah kiri.

Nyeri akut

ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.

(24)

MASALAH KEPERAWATAN

1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh 2. Nyeri akut

3. Kerusakan integritas kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Nutrisi, ketidak seimbangan lebih dari kebutuhan tubuh b/d Asupan yang melebihi penggunaan energi.

2. Nyeri akut b/d trauma jaringan

3. Kerusakan integritas kulit: ulkus dekubitus b/d perubahan status metabolik 3. Ds:

pasien mengatakan lukanya sudah mulai menyebar

Do:

- Adanya luka

decubitus pada kaki kiri - Luka besar mulai dari pergelangan kaki hingga setengah dari bagian betis.

Diabetes Melitus

Adanya luka pada kaki

Kerusakan Integritas Kulit

(25)

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/

Tanggal

No.Dx Perencanaan keperawatan

1 Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, mual hilang, asupan nutrisi setara dengan penggunaan energi.

Kriteria Hasil :

Mual/muntah hilang, dan BB normal, kadar gula darah normal

Rencana Tindakan Rasional 1. Lakukan hubungan

terapeutik dengan pasien dan keluarga pasien

Kaji :

2. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

Observasi :

3. Nilai kadar gula darah.

4. Observasi dan catat intake makanan, serta observasi kegiatan yang dilakukan

5. Anjurkan untuk makan sesuai dengan anjuran. 6. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi yang berhubungan dengan penyakitnya.

1. Membina hubungan saling percaya antara pasien, keluarga pasien dengan perawat.

2.mengetahui nutrisi yang masuk kedalam tubuh pasien

3. Monitor nilai kadar gula darah pasien.

4.Mengetahui

keseimbangan nutrisi dalam tubuh pasien

5. Menyeimbangkan BB pasien.

6.Meningkatkan

(26)

2 Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan nyeri berkurang ataupun hilang.

Kriteria Hasil : - skala nyeri : 0

- wajah tampak tidak sedang menahan nyeri. Rencana Tindakan Rasional a. Kaji faktor yang

dapat meningkatkan rasa nyeri.

b. Kaji faktor yang dapat mengurangi rasa nyeri.

c. Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

Pendidikan Kesehatan: d. Berikan pendidikan

kesehatan tentang pengaturan posisi yang

nyaman untuk mengurangi nyeri.

a. Untuk

mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan rasa nyeri. b. Untuk

mengetahui faktor-faktor yang dapat mengurangi rasa nyeri pada pasien. c. Untuk

memberikan rasa nyaman kepada pasien.

d. Meningkatkan

kemampuan klien ataupun keluarga cara pemberian posisi yang

nyaman untuk mengurangi rasa nyeri

pada pasien. 3 Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan kulit dapat sembuh dan kerusakan kulit tidak menyebar.

Kriteria Hasil :

(27)

- Kerusakan kulit tidak menyebar. Rencana Tindakan Rasional a. Kaji luas luka/ kerusakan integritas kulit.

b. Memberitahu kepada keluarga dan pasien cara menjaga kebersihan didaerah luka agar tidak menyebar.

c. Menganjurkan kepada pasien ataupun keluarga untuk sering mengganti posisi pasien terutama pada kaki yang luka agar tidak bertambah besar.

a. Untuk mengetahui besar luka dan penyebaran yang mungkin terjadi

b. Mencegah terjadinya penyebaran luka pada kulit pasien.

(28)

PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/

Tanggal

No.Dx Implementasi Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

Kamis, 05/06/14

1. 1. mengajak pasien serta keluarga berkomunikasi. 2. menanyakan makanan yang disukai oleh pasien. 3. Memantau nilai kadar gula darah pasien.

4. melihat jumlah porsi makan yang dihabiskan oleh pasien.

5. menganjurkan pasien makan sesuai dengan makanan yang seharusnya pada pasien diabetes melitus.

6. memberikan pendidikan

kesehatan ataupun informasi tentang nutrisi

pada pasien diabetes melitus.

S: pasien mengatakan mual.

2 1. Menanyakan kepada pasien faktor apa saja yang dapat meningkatkan rasa nyerinya.

2. Menanyakan kepada pasien faktor apa saja yang dapat mengurangi rasa nyerinya.

3. Memberikan posisi yang nyaman kepada

S : pasien mengatakan nyeri pada kakinya

O : pasien tampak lebih nyaman dengan posisi yang telah diberikan.

A : Masalah belum teratasi

(29)

pasien

memberikan pendidikan kesehatan tentang pengaturan posisi yang

nyaman untuk mengurangi nyeri

dilanjutkan

Kamis, 05/06/14

3. a. Melihat luas luka/ kerusakan integritas kulit.

b. Memberitahu kepada keluarga dan pasien cara menjaga kebersihan didaerah luka agar tidak menyebar.

c. Menganjurkan kepada pasien ataupun keluarga untuk sering mengganti posisi pasien terutama pada kaki yang luka agar tidak bertambah besar.

S: pasien mengatakan jarang mengganti posisi kaki yang terdapat luka decubitus karena takut perbannya rusak.

O: tampak luas luka pada kakinya mulai dari pergelangan kaki hingga setengah dari betis

A: masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

Jum’at 06/06/14

1 - memantau nilai kadar gula darah pasien.

- melihat jumlah porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien.

- menganjurkan pasien makan sesuai dengan makanan yang seharusnya pada pasien diabetes melitus.

- memberikan pendidikan

kesehatan ataupun informasi tentang nutrisi

S: pasien mengatakan

mualnya sedikit berkurang

O: porsi makan yang diberikan habis.

A: masalah belum teratasi

(30)

pada pasien diabetes melitus.

Jum’at 06/06/14

2 - Menanyakan kepada pasien faktor apa saja yang dapat meningkatkan rasa nyerinya.

- Menanyakan kepada pasien faktor apa saja yang dapat mengurangi rasa nyerinya.

- Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

- memberikan

pendidikan kesehatan tentang pengaturan posisi yang nyaman untuk mengurangi nyeri

S: pasien mengatakan nyeri pada kakinya sedikit berkurang

O: skala nyeri 2, pasien tetap mempertahankan posisi yang dianjurkan sebelumnya

A: masalah belum teratasi

P: intervensi dilanjutkan.

Jum’at 06/06/14

3 a. Memberitahu kepada keluarga dan pasien cara menjaga kebersihan didaerah luka agar tidak menyebar.

b. Menganjurkan

kepada pasien ataupun keluarga untuk sering mengganti posisi pasien terutama pada kaki yang luka agar tidak bertambah besar.

S: pasien dapat lebih menjaga kebersihan daerah luka pasien.

O: daerah sekitar luka lebih bersih dari sebelumnya.

A: masalah belum teratasi

(31)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada pengkajian kasus , batasan karakteristik mayor (harus ada) pada Tn.A adalah berat badan berlebih (10% diatas berat badan ideal berdasarkan tinggi dan postur tubuh), pada batasan minor pada Tn.A adalah asupan yang melebihi kebutuhan metabolik, faktor yang berhubungan pada Tn.A adalah Asupan yang melebihi penggunaan energi, pada kriteria hasil dilakukan mendiskusikan tentang nutrisi yang seharusnya pada kllien, pada intervensi. Selain masalah nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh, pasien Tn.A memilikai masalah lain yaitu resiko cidera yang berhubungan dengan penurunan ketajaman pengelihatan.

Tn.A berumur 64 thn yang mana diagnosa medis pada Tn.A adalah Diabetes Melitus, dengan keluhan utama mual, lemas, dan adanya nyeri pada pasien. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu keadaan umum Tn.A tampak lemah, suhu tubuh 370C, TD: 150/100 mmHg, nadi 80x/i, pernafasan: 22x/i, TB: 165cm, BB: 75kg, hasil gula darah: 140 mg/dl, dan hasil gula darah pada hari berikutnya adalah 135 mg/dl, skala nyeri: 3. Frekuensi makan pada pasien adalah mengatakan makan lebih dari 3x sehari, tetapi dengan selingan.

B. SARAN

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Drs.H.Moch. 2004. “Kebutuhan Dasar Ilmu Gizi”. UMM Press, Malang. Carpenito,L.J. 2009. “Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis”.

EGC, Jakarta.

Garnadi, Y. 2012. ”Hidup Nyaman Dengan Diabetes Melitus”. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.

Hidayat, A. 2009. Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses keperawatan. Jakarta: salemba medika.

Tarwoto & Wartonah. 2006.”Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan”. Salemba Medika, Jakarta.

Waspadji, dkk. 2002. “Pedomanan Diet Diabetes Melitus”. FKUI, Jakarta. Wilkinson, J.M. 2006. “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”. EGC, Jakarta.

(33)

Lampiran

CATATAN PERKEMBANGAN No.

Dx

Implementasi dan Evaluasi

Kepererawatan Tindakan keperawatan Evaluasi Hari/

- mengajak pasien serta keluarga berkomunikasi. - menanyakan makanan yang disukai oleh pasien. - Memantau nilai kadar gula darah pasien.

- melihat jumlah porsi makan yang masuk kedalam tubuh pasien. - menganjurkan pasien makan sesuai dengan

makanan yang seharusnya pada pasien

diabetes melitus.

- memberikan pendidikan

kesehatan ataupun informasi tentang nutrisi pada pasien diabetes melitus.

S: klien menceritakan makanan apa saja yang biasanya pada dirinya.

O: BB= 75 kg. Klien tampak gemuk dan BB lebih dari 10% dari BB ideal. A: masalah belum

teratasi P: intervensi

dilanjutkan.

2 Kamis, 05/06/14

09.00

09.30

- Menanyakan kepada pasien faktor apa saja yang meningkatkan rasa nyerinya.

- Menanyakan kepada

(34)

09.40

10.00

pasien faktor apa saja yang dapat mengurangi rasa nyerinya.

- Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

-memberikan pendidikan

kesehatan tentang pengaturan posisi yang

nyaman untuk mengurangi nyeri

sakit bila sering digerakkan. O:pasien tampak

menahan rasa sakit sedikit pada kakinya

A: masalah belum teratasi kerusakan integritas kulit.

- Memberitahu kepada keluarga dan pasien cara menjaga kebersihan didaerah luka agar tidak menyebar.

- Menganjurkan kepada pasien ataupun keluarga untuk sering mengganti posisi pasien terutama pada kaki yang luka agar tidak bertambah besar.

S:pasien

mengatakan akan mencoba yang diajarkan.

O: luka tampak lebar pada kaki pasien, kaki jarang digerakkan

A: masalah belum teratasi

- memantau nilai kadar gula darah pasien.

- melihat jumlah porsi

makanan yang dihabiskan oleh pasien.

- menganjurkan pasien makan sesuai dengan

S: pasien mengatakan bahwa ia sudah mulai

(35)

14.00

makanan yang seharusnya pada pasien

diabetes melitus.

- memberikan pendidikan

kesehatan ataupun informasi tentang nutrisi pada pasien diabetes melitus.

anjurkan

O: kadar gula dalam darah =135 mg/dl sebelum makan. A: masalah belum

teratasi P: intervensi

dilanjutkan.

- Menanyakan kepada pasien faktor apa saja yang meningkatkan rasa nyerinya.

- Menanyakan kepada pasien faktor apa saja yang dapat mengurangi rasa nyerinya.

- Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

- memberikan

pendidikan kesehatan tentang pengaturan posisi yang nyaman untuk mengurangi nyeri

S: pasien mengatakan nyerinya sedikit berkurang jika kakinya diberi posisi lebih tinggi. O: skala nyeri

menjadi 2 A: masalah belum

teratasi P: intervensi

dilanjutkan.

3 Jum’at 06/06/14

08.15 - Memberitahu kepada keluarga dan pasien cara menjaga kebersihan didaerah luka agar tidak menyebar.

S: pasien

(36)

08.30 - Menganjurkan kepada pasien ataupun keluarga untuk sering mengganti posisi pasien terutama pada kaki yang luka agar tidak bertambah besar.

sudah mulai di ganti posisinya.

A: masalah belum teratasi.

(37)
(38)

Lampiran

Perhitungan Kalori pada Tn.A

Tn.A memiliki berat badan 75kg dan tinggi badan 165 cm. RBW = ��

��−100 X 100% = 75

165−100 X 100% = 75

65 X 100 % = 115%

Sehingga, Tn. A tergolong orang gemuk. Dan adapun cara menghitung kalori Tn.A perharinya adalah BB orang gemuk x 20 kalori.

Referensi

Dokumen terkait

Prevalence of microplastics in Singapore’s coastal marine environment.. Microplastics in Singapore’s c oastal mangrove

Dengan demikian, antara pencipta lagu, pembaca teks atau masyarakat pada umumnya memiliki identifikasi yang sama atas sosok perempuan (kebenaran umum). Dalam keseluruhan teks

Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen berusaha mengoptimalkan dana yang diberikan oleh Pemerintah untuk kepentingan promosi serta meningkatkan pelyanan dalam

Buka kembali file my komputer anda lalu klik kanan pada bagian yang error , contoh pada file Documen :Document-(klik kanan)  pilih delete, lakukan juga pada file-file yang lainnya

Jumlah anggota keluarga adalah karakteristik yang menjadi salah satu variabel bebas yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita pada industri tepung

sativus may have higher levels of ANFs (possibly TIA and CTIA, Table 11) since similar inclusion rates at the same ODAP concentration (0.09%) reduced growth rates using L.. Younger

The history of bookkeepers presented in this paper is intended to give a space to the many workers in the accounting industry who have to date been rendered practically invisible by

Dihitung berdasarkan pada SNI 1726-2012.