Asuhan Keperawatan pada Tn.R dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman dan Aman
(Nyeri) di Lingkungan V Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Dani R. Butar-butar
122500145
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... .... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) ... 4
1. Pengkajian ... 4
2. Analisa Data ... 7
3. Diagnosa Keperawatan ... 8
4. Perencanaan ... 9
5. Implementasi ... 11
6. Evaluasi ... 12
B. Asuhan Keperawatan Kasus………... 11
1. Pengkajian ... 13
2. Analisa data ... 23
3. Rumusan Masalah ... 24
4. Perencanaan Keperawatan ... 25
5. Implementasi ... 27
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 28 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh. Selain mempunyai fungsi eliminasi, system perkemihan juga mempunyai fungsi lainya, yaitu sebagai berikut:
1.Meregulasi volume darah dan tekanan darah dengan mengeluarkan sejumlah cairan kedalam urine dan melepaskan eritropoietin, serta melepaskan renin.
2.Meregulasi konsentrasi plasma dari sodium, potasium, klorida, dan mengontrol kuantitas kehilangan ion-ion lainnya kedalam urine, serta menjaga batas ion kalsium dengan menyintesi kalsitrol
3.Mengonstribusi stabilisasi PH darah dengan mengontrol jumlah keluarnya ion hydrogen dan ion bikarbonat ke dalam urine.
4.Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi
pengeluaran nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa, terutama pada saat pembuangan.
5.Membantu organ hati dalam mendetoksikasi racun selama kelaparan, deaminasi asam amino yang dapat merusak jaringan.
melewati uretra dan keluar dari tubuh (Arif Muttaqin dan Kumala Sari, 2011)
Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan klien adalah nyeri. Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Klien merespons terhadap nyeri yang dialaminya dengan beragam cara, misalnya berteriak, meringis, dan lain-lain. Oleh karena nyeri bersifat subjektif, maka perawat mesti peka terhadap sensasi nyeri yang dialami klien. Penatalaksanaan nyeri yang efektif tidak hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik, tetapi juga mengingkat mobilisasi lebih awal dan membatu klien kembali bekerja lebih dini, mengurangi kunjungan klinik, memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurangi biaya perawatan kesehatan (Asmadi, 2008).
Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada pasien, perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri, sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgesik. Dengan memahami konsep nyeri secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan strategi-strategi yang dapat mengtasi nyeri yang dirasakan seorang pasien (Asmadi, 2008).
Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenagkan yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbatas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien dirumah sakit (Sigit, 2010).
B. Tujuan
1. Mengetahui kebutuhan dasar yang terkait dengan masalah nyeri.
C. Manfaat
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberi manfaat, yakni : 1. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar nyeri yang dapat digunakan sebagai acuan bagi praktik mahasiswa keperawatan.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Dapat digunakan bahan masukan kepada perawat untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar nyeri.
3. Bagi Kebutuhan Klien
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri)
1. Pengkajian
Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat didalam memulai mengkaji respon nyeri yang dialami klien. Donovan & Girton (1984) mengidentifikasi komponen-komponen tersebut diantaranya: a. Penentuan ada tidanya nyeri
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cidera atau luka. Setiap nyeri yang dilaporkan klien adalah nyata.
b. Karakteristik Nyeri (Metode P,Q,R,S,T) 1. Faktor Pencetus ( P: Provocate)
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cidera (Sigit, 2010)
2. Kualitas (Q:Quality)
Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskrifsikan nyeri dengan kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, perih, tertusuk, dan lain-lain. Dimana tiap-tiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan (Sigit,2010)
3. Lokasi ( R: Region)
kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan bersifat difus (menyebar) (Sigit, 2010)
4. Keparahan (S:Server)
Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang
paling subjektif. Pada pengkajian ini, klien, diminta untuk
menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat (Sigit, 2010).
5. Durasi (T: Time)
Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, danb rangkaian nyeri (Sigit, 2010).
6. Faktor yang memperberat/memperingan nyeri.
Perawat perlu menhkaji faktor-faktor yang dapat memperberat nyeri pasien, misalnya peningkatan aktivitas, perubahan suhu, stress, dan yang lianya, sehingga dengan demikian perawat dapat memberikan tindakan yang tepat untuk menghidari peningkatan respon nyeri pada klien (Sigit, 2010).
c. Respon Fisilogis
Pada saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress (Sigit, 2010).
Tabel 2 Respon fisiologis terhadap nyeri Respon Fisiologis Terhadap Nyeri
Dilatasi pupil
Penurunan motilitas saluran cerna
Respon parasimpatik Pucat
Ketegangan otot
Penurunan denyut jantung atau tekanan darah
Pernafasan cepat dan tidak tertur Mual dan muntah
Kelemahan dan kelelahan
d. Respon Perilaku
Respon perilaku terhadap nyeri yang biasa dilanjutkan oleh pasien antara lain: merubah posisi tubuh, mengusap bagian yang sakit,
menggeretakan gigi, menunjukan ekspresi wajah meringis,
mengerutkan alis, ekspresi verbal menangis, mengaduh, menjerit, meraung (Sigit, 2010)
e. Respon Afektif
Respon afektif juga perlu diperhatikan oleh seorang perawat didalam melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gengguan rasa nyeri. Ansietas (kecemasan) perlu digali dengan menanyakan pada pasien
seperti:”Apakah pada saat ini anda merasaka cemas?”. Selain itu juga
adanya depresi, ketidaktertarikan pada aktivitas fisik dan perilaku menarik diri lingkungan perlu diperhatikan (Sigit, 2010).
f. Pengaruh Nyeri Terhadap Kehidupan Klien
g. Persepsi Klien Tentang Nyeri
Dalam hal ini perawat perlu mengkaji persepsi klien terhadap nyeri, bagaimana klien menghubungkan antara nyeri yang ia alami dengan proses penyakit atau hal lain dalam diri atau lingkungan disekitarnya (Sigit,2010).
h. Mekanisme Adaptasi Klien Terhadap Nyeri
Terkadang individu memiliki cara masing-masing dalam beradaftasi terhadap nyeri. Perawat dalam hala ini perlu mengkaji cara-cara apa saja yang biasa klien gunakan untuk menurunkan nyeri yang ia alami, mengkaji keefektifan cara tersebut dan apakah bisa digunakan saat klien menjalani perawatan dirumah sakit. Apabila cara tersebut dapat digunakan, perawat dapat mamasukannya dalam rencana tindakan (Sigit, 2010).
2. Analisa Data
Data Dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendir, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya (Sigit, 2010)
Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tndakkan yang dilaksanakan terhadapa klien.
sakit (initial assesment), selama klilen dirawat secara terus menerus
(ongoing assesment), serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data (re-asessment) (Sigit, 2010).
Tujuan Pengumpulan Data
a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
b. Untuk menentuks\an masalah keperawatan dan kesehatan klien.
c. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
d. Untuk membuat keptusuan yang tepat dalam menentukan
langkah-langkag berikutnya.
Tipe Data :
a. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari klien sebagi suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapar ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, ide klien status kesehatannya, misalnya tenyang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu.
b. Data Objektif
Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, cium, dengar, sentuh/raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan, dan tingkat kesadaran.
3. Diagnosa Keperawatan
dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilisasi (potter & perry, 2006).
Diagnosa keperawatan untuk klien yang mengalami nyeri atau ketidaknyamanan adalah nyeri akut dan nyeri kronis. Terdapat beberapa diagnosis berhubungan dengan masalah nyeri (sigit,2010), diantara nya:
1. Nyeri berhubungan dengan cedera fisik atau trauma.
2. Nyeri kronik yang berhubungan dengan jaringan parut dan kontrol nyeri yang tidak adekuat.
3. Ansietas berhubungan dengan nyeri yang tidak hilang.
4. Gangguan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan nyeri
muskuloskeletal dan nyeri insisi.
5. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri punggung bagian bawah.
4. Perencanaan
Perencanaan yang dibuat untuk klien nyeri diharapkan beriorientasi untuk memenuhi hal hal sebagai berikut:
1. Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri. 2. Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman.
3. Klien mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki.
4. Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri.
5. Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk
mengurangi nyeri saat dirumah.
Berikut ini merupakan contoh rencana tindakan pada beberapa masalah keperawatan (sigit, 2010):
Nyeri Akut:
2. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri.
3. Kolaborasikan dengan individu untuk menjelaskan metode-metode apa saja yang dapat digunakan untuk menurunkan rasa nyerinya.
4. Kolaborasikan dengan individu untuk memulai tindakan
mengurangi nyeri secara non -invasif yang cocok.
5. Berikan analgesik pada penurunan rasa nyeri yang optimal. 6. Kaji respon terhadap tindakan penurunan rasa sakit.
7. Berikan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi.
8. Diskusikan dengan individu dan keluarga tentang tindakan untuk mengurangi rasa nyeri no-invasif(relaksasi, distraksi, masase)
9. Ajarkan beberapa teknik pilihan pada klien dan keluarga.
Nyeri Kronik:
1. Kaji pengalaman nyeri individu gambarkan intensitasnya. Minta klien untuk merentangkan nyerinya dengan skala nyeri. 2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan nyeri.
3. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan nyeri
4. Kaji efek nyeri kronik terhadap kehidupan individu, dengan menggunakan individu dan keluarga.
5. Bantu keluarga dan individu untuk menetukan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi nyerinya.
6. Diskusikan dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi nyerinya.
7. Kolaborasikan dengan individu untuk memulai tindakan
mengurangi rasa nyeri non-invasif yang cocok.
8. Berikan penurunan nyeri dengan obat analgesik yang
diresepkan.
5. Implementasi
Tindakan perawat untuk mengurangi rasa nyeri ada 3 (sigit, 2010):
1. Tindakan farmakologis
Merekomendasikan petunjuk untuk pengibatan, WHO
mengombinasikan penggunaan obat-obatan analgesik dan obat-obatan adjuvan yang efektif untuk mengontrol nyeri.
2. Tindakan non-invasif
Tindakan pengontrolan nyeri non-invasif digunakan untuk mendukung terapi farmakologis yang sudah diberikan. Jenis tindakan non-invasif antara lain:
1. Membangun terapiutik perawat-klien 2. Bimbingan antisipasi
3. Relaksasi
4. Imajinasi terbimbing 5. Distraksi
3. Tindakan invasif atau pembedahan
Tindakan invasif merupakan komplemen dari tindakan-tindakan lainnya dalam upaya membebaskan nyeri, seperti tindakan perilaku-kognitif, fisik maupun terapi farmakologis. Tindakan ini dilakukan apabila dengan tindakan-tindakan non-invasif tidak dapat untuk membebaskan nyeri.klien perlu diberikan pengetahuan tentang implikasi setelah tindakan pembedahan untuk pengontrol nyeri. Beberapa kasus pembedahan antara lain:
2. Neurectomy
3. Symphatectomy
4. Rhizotomy
6. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap pasien masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri, diantaranya:
klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri, mampu
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI LINGKUNGAN IX KELURAHAN HARJOSARI MEDAN AMPLAS
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.R
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 71 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Berladang
Alamat : Jl. Panca. Kec.Medan Amplas
Tanggal masuk Rs : -
No. Register : -
Ruang/kamar : -
Golongan darah : O
Tanggal pengkajian : 18 Mei 2015
Tanggal operasi : -
Diagnosa Medis : BPH
II. KELUHAN UTAMA
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Povocative/Palliative
1. Apa penyebabnya:
- sakit dirasakan apabila klien makan kangkung maka asam Urat klien kambuh
2. hal-hal yang memperbaiki keadaan:
- istirahat dan berobat
B. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan:
- Terasa berdenyut pada kaki 2. Bagaimana dilihat
- Terlihat bengkak pada kaki
C. Region
1. Dimana lokasinya
- Kaki sebelah kanan, tangan, dan bahu.
2. Apakah menyebar
- Pasien mengatakan nyeri dimulai dari kaki menjalar ke tangan dan bahu
D. Severity
- klien mengatakan penyakitnya mengganggu aktivitasnya
sehari-hari
E. Time
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernag dialami
- Klien mengatkan pernah mengalami usus turun.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
- Klien pernah berobat kerumah sakit
C. Pernah dirawat/dioperasi
- Klien mengatakan pernah dirawat tapi tidak dioperasi. D. Lama dirawat
- 19 hari
E. Alergi
- Klien mengatakan tidak pernah menderita alergi sampai saat ini.
F. Imunisasi
- Klien mengatakan tidak mengingat tentang imunisasinya.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua
- Klien mengatakan tidak mengetahui
B. Saudara Kandung
- Tidak ada masalah kesehatan saudara kandung klien.
C. Penyakit Keturunan yang Ada
- Klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan
D. Anggota Keluarga Yang Meninggal
- Ayah, Ibu, Kakak, Abang, dan Adik.
E. Penyebab meninggal
- Akibat meninggal karena sakit
A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya
- Klien yakin penyakitnya akan sembuh.
B. Konsep Diri
- Gambaran diri
klien mengatakan dirinya masih berguna sebagai seorang suami
- Ideal Diri
Klien berharap penyakitnya cepat sembuh.
- Harga Diri
Klien mengatakan harga diri nya baik jika keluarga ada didekatnya
- Peran Diri
Klein mengatakan bahwa dia tidak bisa melakukan perannya sebagai kepala keluarga semenjak sakit.
- Identitas Diri
Klien berperan sebagai suami, ayah, serta kakek C. Keadaan Emosi
- Baik, karena klien dapat mengonrtol emosinya. D. Hubungan Sosial
- Orang yang berarti : suami, anak, dan cucu
- Hubungan dengan keluarga : baik
- Hubungan dengan orang lain : baik
- Hambatan dengan orang lain : baik
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan:
Klien menganut agama islam,klien mengatakan dengan berdoa kepada tuhan penyakitnya agar disembuhkan.
- Kegiatan Ibadah
VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan Umum
- Compos Mentis (CM)
B. Tanda-tanda Vital
- Suhu tubuh : 37ºC
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 90 x/ menit
- Pernafasan : 22 x/ menit
- Skala nyeri : 5
- TB : 150 cm
- BB : 40 kg
C. Pemeriksaan Head To Toe Kepala dan rambut
- Bentuk : bulat dan simetris
- Ubun-ubun : ada
- Kulit kepala : bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : merata
- Bau : tidak berbau
- Warna kulit : kuning langsat
Wajah
- Warna kulit : Sawo Matang
- Struktur wajah : simetris dan lengkap
Mata
- Kelengkapan kesimetrisaan : lengkap dan simetris
- Palpebra : normal
- Konjungtiva dan sclera : normal
- Kornea dan Iris : adanya pengapuran katarak dimata kanan
- Visus : penglihatan klien sudah kabur
- Tekanan bola mata : pasien merasa nyeri saat ditekan.
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris
- Lubang hidung : lengkap
- Cuping hidung : normal
Telinga
- Bentuk telinga : simetris
- Ukuran telinga : simetris kanan dan kiri - Lubang telinga : tidak ada serum, bersih
- Ketajaman pendengaran : sudah mulai berkurang
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : mukosa bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : jumlah gigi tidak lengkap dan kurang bersih
- Keadaan lidah : lidah kotor
- Orofaring
Leher
- Posisi trachea : normal
- Throid : tidak ada pembesaran kelenjar
- Suara : baik tidak ada serak
- Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran kelenjar
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : bersih
- Kehangatan : akral hangat
- Warna : sawo matang
- Turgor : turgor kulit kembali lambat
- Kelmbaban : kulit kering
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
Pemeriksaan payudara dan ketiak
- Ukuran dan bentuk : ukuran dan bentuk dada
simetris
- Warna payudara dan areola : hitam kecoklatan
- Kondisi payudara dan puting : puting menojol
- Aksilla dan Clavicula : benjolan (-) dan clavicula
simetris
Pemeriksaan Thorax/dada
- Inspeksi thoraks (normal, burel chest, funnel chest, pigeon
chest, flail chest, kifos koliasis) : normal
- Pernafasan (frekuensi, irama) : 22x/ menit
- Tanda kesulitan bernafas : tidak ada
Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara: Terdengar dan teratur
- Perkusi:
Resonan
Pemriksaan Jantung
- Inspeksi : tidak ada kelainan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : dulnes
- Auskultasi : bunyi jantung normal
Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi (bentuk, benjolan):
Bentuk andomen simetris tidak ada benjolan
- Auskultasi:
Peristaltik 24x/ menit
- Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): Adanya nyeri tekan akibat penyakit usus turu
Pemeriksaan Kelamin dan Daerah sekitarnya - Genetalia (rambut pubis, lubang uretra):
Rambut pubis mulai berkurang berhubungan dengan usia yang semakin tua
- Anus dan perineum (lubang anus, kelianan pada anus, perineum):
Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Muskuloskeletal/ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema):
- Ekstremitas atas : tangan dextra dan sinistra simetris - Ekstremitas bawah : kaki dextra dan sinistra simetris - Derajat kekuatan otot :
sekala 2 : kekuatan 25% kekuatan normal, otot dapat melawan gravitasi
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola Makan dan Minum
- Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari - Nafsu/selera makan : selera makan baik - Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati
- Alergi : tidak ada alergi
- Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah - Waktu pemberian makan : pagi, siang, dan malam - Jumlah dan jenis makanan : setengah porsi dan jenis
makanan biasa
- Waktu pemberian minum : ± 2 liter
II.Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)
Tidak ada masalah
III. Perawatan Diri/ personal hygiene
- Kebersihan tubuh : setiap pagi dasn sore
klien selalu mandi
- Kebersihan gigi dan mulut : kebersihan gigi dan mulut kurang baik
- Kebersihan kuku, kaki, dan tangan : baik
IV. Pola kegiatan/aktivitas
- uraikan aktivitas kien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total: Total, karena klien masih dapat beraktivitas.
- Uraikan aktivitas ibadah klien selama dirawat/sakit: baik
V. Pola Eliminasi 1. BAB
- Pola BAB : 1 kali sehari
- Karakter Feses : lembek
- BAB terakhir : tadi pagi
- Diare : tidak ada
- Penggunakan laksatif : tidak ada 2. BAK
- Pola BAK : adanya kesulitan
BAK
- Karakter urin : kuning jernih
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : ada - Riwayat penyakit ginjal/ kandung kemih : ada
- Penggunaan diuretik : tidak ada luka post operasi.
Tn. R mengatakan nyeri pada saat BAK, tidur, dan saat kaki di tekuk.
Do: skala nyeri 5
Klien tampak meringis
kesakitan, klien
2.
Ds : Klien mengatakan tidak mengetahui atau tidak paham cara perawatan luka bekas operasi.
Pada saat ditanya tentang perawatan luka bekas operasi
klien mengatakan takut
bertambah parah saat
dilakukan pengobatan pada daerah luka.
Do : Klien tampak bingung pada saat diberi penjelasan tentang pengobatan
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri)
2. Kurang pengetahuan
3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan prosedur bedah BPH ditandai dengan Tn. R mengatakan nyeri pada daerah bawah perut yaitu bekas luka post operasi, skala nyeri 5 dan Tn. R tampak meringis kesakitan.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
3. Perencanaan Keperawatan
Hari/tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan
Senin, 18 Mei 2015
1 Tujuan :
- Nyeri hilang atau terkontrol Kriteria hasil :
- Melaporkan nyeri berkurang dengan
menggunakan menejemen nyeri
- Mampu mengontrol nyeri
- Tanda vital dalam rentang normal
Rencana Tindakan Rasional
- Kaji sekala nyeri - Kaji penyebab nyeri - Ajarkan teknik relaksasi
- Anjurkan klien untuk istirahat dan tidur yang adekuat
- Observasi tanda-tanda vital
-Untuk mengetahui keparahan nyeri yang dirasakan klien
-Membantu menentukan pilihan intervensi yang akan dilakukan
-Mengurangi tingkat neyri -Mencegah terjadinya spasme otot Selasa,
19 Mei 2015
2 Tujuan :
- mengerti dan mampu mengungkapkan dan
mendemonstrasikan perawatan luka bekas operasi
Kriteria hasil :
- Klien mengerti bagaimana cara perawatan pada luka bekas operasi
- Agar klien dan keluarga klien dapat
melakukan perawatan secara mandiri
Rencana Tindakan Rasional
- Kaji rasa sakit pada ekstremitas bawah
- Kaji tanda-tanda vital
- Tingkatkan dan bantu klien dalam berjalan
- Berikan lingkungan yang aman dan
- Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari rasa sakit yang dialami
- Mengetahui keadaan umum klien
melalui tanda-tanda vital
- Untuk mempertahankan atau
menganjurkan untuk menggunaka alat bantu
- Observasi tanda-tanda vital
dan volunter selama pengobatan dan pemulihan dari kondisi sakit atau cedera
- Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh
4. Pelaksanaan Keperawatan
Hari/tanggal No.Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi
Rabu, 20 Mei 2015
1 -Mengkaji skala nyeri
-Mengkaji penyebab nyeri
-Mengajarkan teknik
relaksasi
-Menganjurkan klien untuk istirahat dan tidur yang nyeri terasa seperti tersayat sayat pada area yang sakit, nyeri hilang timbul dengan
durasi 5-6 menit, klien
mengatakan sulit BAK dan tidur, nyeri dapat muncul ketika klien beraktivitas O:
Wajah meringis kesakitan,
ekspresi wajah menahan
nyeri, tampak klien
memegangi sekitar area sakit TD: 120/70 mmHg RR: 22 x/ menit HR: 90 x/ menit T : 37ºC A:
Masalah sebagian teratasi P:
Kamis, 21 mei 2015
2 - Mengkaji rasa sakit pada
daerah bekas luka
operasi
-Mengajarkan teknik
relaksasi (tarik nafas dalam)
- Mengkaji tanda-tanda
vital
-Mengobservasi
tanda-tanda vital
S:
klien mengatakan tidak
melakukan aktivitas seperti biasanya karena daerah bekas luka operasi belum sembuh tampak tanda tanda membaik O:
Tampak daerah luka bekas
operasi masih merah,
sehingga Tn. P meringis kesakitan pada saat nyerinya kambuh
Masalah sebagian teratasi P:
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. R dengan prioritas
masalah gangguan kebutuhan dasar nyaman (nyeri) dan melakukan
pembahasan kesenjangan antara teoritis dengan kasus, maka pada kesempatan
ini penulis menarik kesimpulan dan memberikan beberapa saran sesuai dengan
penerapan proses keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. R sebagai
berikut:
1.Prioritas masalah pada Tn. R adalah gangguan rasa Nyaman (nyeri). 2.Perkembangan masalah Tn. R didapatkan bahwa masalah
keperawatan gangguan rasa Nyaman (nyeri) belum teratasi karena belum adanya tanda-tanda sembuh pada lokasi bekas operasi, sedangkan kurangnya pengetahuan tentang penyakit sudah mulai teratasi, karena pasien dan keluarga pasien sudah mulai mengerti bagaimana cara mengobati luka bekas operasi secara mandiri.
3.Belum ada perkembangan yang terjadi pada Tn. R karena Tn. R luka bekas operasi klien belum adanya tanda-tanda sembuh dan kurang pengetahuan klien sudah mulai teratasi, karena klien sudah mulai mengerti cara melakukan pengobatan.
3.2. Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dengan adanya pengkajian yang relevan dengan diagnosa, diharapkan
pelayanan kesehatan dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai.
2. Bagi Institusi pendidikan
Didalam institusi pendidikan dapat menambahkan pengetahuan mengenai
konsep nyeri dan asuhan keperawatan didalam mata kuliah kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A.A, (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2005). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC
Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4. Jakarta : EGC.
.(2006). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Lampiran
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.
Dx
Hari/tanggal Pukul Implementasi Evaluasi
DX 1 Jumat,
- Menganjurkan klien untuk
istirahat dan tidur
- mengobservasi
tanda-tanda vital
S:
Klien mengeluh nyeri pada bagian
perut bekas operasi, nyeri hilang
timbul dengan durasi 5-6 menit,
klien mengatakan sulit istirahat
dan tidur, nyeri dapat muncul
ketika klien beraktivitas
O:
Wajah meringis kesakitan,
ekspresi wajah menahan nyeri,
klien tidak mampu berjalan
TD: 110/70 mmHg
RR: 20 x/ menit
HR: 87x /menit
T : 37ºC
A:
Masalah sebagian teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
DX 2 Sabtu,
-mengkaji tanda-tanda
vital
-mengajarkan kepada klien
bagaiman cara
pengobatan yang alami
dapat dilakukan.
S:
Rasa sakit yang dialami klien
mulai kurang.
Kurang pengetahuan klien dan
keluarga klien sudah mulai
mengerti tentang bagaimanan cara
pengobatan pada luka.
O:
10.30 -mengobservasi
tanda-tanda vital
mulai berkurang, dan klien dan
keluarga klien sudah mengerti
bagaimana cara melakukan
pengobatan mandiri.
TD: 120/70mmHg
RR:24 x/ menit
HR: 83 x/ menit
T : 37ºC
A:
Masalah sebagian teratasi
P: