• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU

PERIMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA PATUMBAK I KECAMATAN PATUMBAK

KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

RAHMAH JULIANI SIREGAR 125102120

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam

Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

Abstrak

Rahmah Juliani Siregar

Latar Belakang : Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita. Namun sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi orang yang mudah mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

Metodologi Penelitian : Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampel. Penelitian ini dilakukan di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. Analisa data dilakukan dengan chi-square.

Hasil Penelitian : Hasil uji statistic chi-square diperoleh nilai p value 0,004 (p < α), artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.

Kesimpulan : Disarankan kepada petugas kesehatan khusunya Bidan untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang akan menghadapi menopause melalui penyuluhan untuk dapat mengurangi rasa cemas ibu dalam menghadapi menopause.

(5)

KATA PENGANTAR

ﻢْﻴِﺣﱠﺮﻟﺎِﻨَﻤ ْﺣﱠﺮﻟﺎِﻬّﻠﻟﺎﺴِﺒِﻤـــ

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia

dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause

Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan

moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik dan sebagai dosen pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

yang telah menyediakan waktu dan memberikan arahan serta masukan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

3. Hj. Idau Ginting, SST, M.Kes selaku pembimbing Proposal Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan selama

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Seluruh Dosen dan staff administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan serta ilmu kepada penulis.

5. Secara khusus penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Orangtua

yang saya banggakan, ayahanda Drs.H.Lahmuddin Siregar dan ibunda

(6)

materil, memberikan semangat dan kekuatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawata

Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah memberi penulis semangat

dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang

mmembangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga

semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Medan, Juli 2013

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang……….. 1

B. Perumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian………...… 4

1. Tujuan Umum………..……... 4

2. Tujuan Khusus………. 4

D. Manfaat Penelitian………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 6

A. Pengetahuan………... 6

1. Defenisi……… 6

2. Tingkat Pengetahuan……… 6

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan……… 8

B. Kecemasan………. 9

1. Defenisi……… 9

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Wanita Perimenopause…….. 9

3. Kecemasan Wanita Perimenopause dalam Menghadapi Menopause…. 11 4. Tingkat Kecemasan……….. 12

C. Perimenopause………... 13

1. Defenisi……… 13

2. Psikologis Menopause………. 14

D. Menopause……… 15

1. Defenisi……….. 15

2. Fisiologis Menopause……….. 16

3. Gejala-gejala Menopause……… 17

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Menopause………. 19

5. Perubahan Yang Terjadi Pada Menopause……….. 20

6. Pencegahan Masalah Menopause………. 22

BAB III KERANGKA PENELITIAN………... 23

A. Kerangka Konsep………... 23

(8)

C. Defenisi Operasional……….. 24

BAB IV METODE PENELITIAN………...……….. 25

A. Desain Penelitian……… 25

B. Populasi dan Sampel……….. 25

1. Populasi……… 25

2. Sampel……….. 25

C. Tempat Penelitian……….. 26

D. Waktu Penelitian……… 26

E. Etika Penelitian……….. 26

F. Alat Pengumpulan Data………. 27

G. Uji Validitas dan Reabilitas………….……….. 28

H. Prosedur Pengumpulan Data……….. 29

I. Rencana Analisa Data……… 29

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 31

A. Hasil Penelitian……….. 31

1. Analisis Univariat………. 31

2. Analisis Bivariat………... 33

B. Pembahasan……… 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………. 37

A. Kesimpulan……… 37

B. Saran……….. 38

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi Karakteristik Responden di Desa Patumbak I

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013………... 31

Tabel 5.2 : Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause

di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

SerdangTahun2013……… 32

Tabel 5.3 : Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Dalam Menghadapi

Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang Tahun

2013………. 33

Tabel 5.4 : Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan

Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopasue di Desa

Patumbak I kecamatan Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan Dengan

Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi

Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Penjelasan Kepada Responden

Lampiran II : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran III : Lembar Kuisoner

Lampiran IV : Master Tabel

Lampiran V : Hasil Pengolahan SPSS

Lampiran VI : Surat Mohon Izin Penelitian

Lampiran VII : Surat Balasan Panelitian

(12)

Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam

Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

Abstrak

Rahmah Juliani Siregar

Latar Belakang : Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita. Namun sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi orang yang mudah mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

Metodologi Penelitian : Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampel. Penelitian ini dilakukan di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. Analisa data dilakukan dengan chi-square.

Hasil Penelitian : Hasil uji statistic chi-square diperoleh nilai p value 0,004 (p < α), artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.

Kesimpulan : Disarankan kepada petugas kesehatan khusunya Bidan untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang akan menghadapi menopause melalui penyuluhan untuk dapat mengurangi rasa cemas ibu dalam menghadapi menopause.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir.

Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi dan sering dianggap

menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai

mengalami gejala menopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada

usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan

sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya

seorang wanita mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun (Sibagariang,

dkk 2010).

Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita.

Namun sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling

menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi

pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Penelitian The Indonesian Journal

of Public Health, (2007) menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami

menopause merupakan suatu masalah atau gangguan, sedangkan 25%

lainnya tidak mempermasalahkannya (Kasdu, 2007).

Setiap tahunnya diperkirakan 25 juta wanita di seluruh dunia akan

memasuki masa menopause. Jumlah wanita yang berusia 50 tahun ke atas

di seluruh dunia akan meningkat dari 500 juta menjadi lebih satu miliar

pada tahun 2030 . Di Asia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),

pada tahun 2025 jumlah wanita berusia tua akan meningkat dari 107 juta

(14)

Pada tahun 2003 jumlah wanita di dunia yang memasuki menopause

diperkirakan mencapai 1,2 Miliyar orang. Saat ini Indonesia baru

mempunyai 14 juta wanita menopause. Namun menurut proyeksi penduduk

Indonesia tahun 1995 sampai 2005 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah

penduduk wanita berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan,

pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Sinar

Harapan, 2003).

Selama menopause banyak wanita mengeluhkan sejumlah gejala.

Lima penelitian menampilkan wanita dan gejala-gejala yang dialami selama

menopause mennunjukkan hanya 3 dari banyak gejala yang dikeluhkan,

disebabkan penurunan kadar ekstrogen, yaitu haid tidak teratur, panas, dan

kekeringan vagina atau rasa terbakar pada vagina (Jones, 2005).

Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang

mudah mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya

kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya

tidak pernah mereka khawatirkan. Kecemasan ini biasanya relatif, artinya

kecemasan itu bisa dihilangkan dan ditenangkan, namun pada sebagian

orang kondisi ini tidak mampu dilakukan (Pieter, 2012).

Kecemasan dialami banyak wanita hampir diseluruh dunia, sekitar

70-80% wanita Eropa, 60% wanita di Amerika, 57% wanita di Maslaysia,

18% wanita di Cina, 10% wanita di Jepang dan Indonesia. Diperkirakan

jumlah orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronik

mencapai 5% dari jumlah penduduk (Hawari, 2010).

Wanita yang memiliki pengetahuan baik maka akan lebih mampu

(15)

memiliki pengetahuan kurang cenderung mengalami kecemasan berat.

Kecemasan bukan hanya sakit secara emosioanal tapi karena ada kesalahan

dalam pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka

kecemasan akan lebih mudah untuk diatasi (Kasdu, 2003).

Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2005, jumlah penduduk

Sumatera Utara adalah 6.161.607 jiwa dengan jumlah penduduk wanita pada

kelompok umur 40-54 tahun diperkirakan telah memasuki usia menopause

sebanyak 916.466 jiwa. Sedangkan pada tahun 2006 ada sebanyak 6.318.990

jiwa dengan jumlah penduduk wanita berusia 40-54 tahun ada 1.041.614 jiwa.

Jumlah penduduk kota Medan pada tahun 2006 sebanyak 1.309.681 jiwa dengan

jumlah penduduk wanita berusia 40-54 tahun ada 138.813 jiwa (Aina, 2007).

Hasil penelitian Departemen Obsetri dan Ginekologi di Sumatera ,

keluhan masalah kesehatan yang dihadapi oleh perempuan menopause terkait

dengan rendahnya kadar estrogen atau androgen di dalam sirkulasi darah,

sehingga muncul keluhan nyeri senggama (93,33 %), keluhan pendarahan

pasca senggama (84,44 %), vagina kering (93,33 %), dan keputihan (75,55

%), keluhan gatal pada vagina (88,88%), perasaan panas pada vagina

(84,44 %), nyeri berkemih (77,77 %), inkontenensia urin (68,88 %) (Hadrians,

2005).

Meurut hasil penilitian Khanti Wilujeng (2008) tentang perubaahan

psikologis ibu pada masa menopause di Medan Johor, data yang diperoleh dari

perubahan fisik 107 orang responden yang memiliki gejala tingkat sedang yang

timbul pada ibu dengan keluhan kulit keriput (52,3%), sedangkan yang

(16)

sebanyak (71%), dan gangguan yang timbul dengan keluhan cepat marah (35,5%

dan mudah tersinggung (37,4%).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Patumbak I Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 terdapat 25 ibu yang

berpengetahuan kurang dan mengalami cemas berat dalam menghadapi

menopause.

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah

adalah ”Bagaimana Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui bagaimanakah hubungan

pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam

menghadapi menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013?.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu perimenopause tentang menopause.

b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam

menghadapi menopause.

c. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat

(17)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

2. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang

bermanfaat untuk perkembangan ilmu kebidanan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan

dengan pengetahuan dan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 1. Defenisi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Adapun skala pengurukan pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket (quesioner) yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin di ukur subjek penelitian atau responden dalam

pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dengan tingkat pengetahuan

(Notoatmodjo, 2010).

2 Tingkat Pengetahuan

Ada 6 tingkat pengetahuan dalam pengetahuan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari

dari sebelumnnya, termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

(19)

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau menggunakan hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus stastik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang diberikan.

d. Analisa (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi

atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam strukur

organisasi tersebut dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

ini dapat di lihat penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi /

penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilalain itu didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria-kriteria

(20)

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Usia

Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa usia merupakan

variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian yang

merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Sebagian besar

ibu perimenopause berusia 45-49 tahun, pada saat tersebut adalah saat di

mana seorang wanita akan mengalami gejala dan keluhan menopause.

Sehingga pada usia tersebut sering timbul kecemasan akibat perubahan yang

terjadi pada tubuh (Kusmiran, 2012).

b. Pendidikan

Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah

mengambil keputusan dan bertindak. Hasil penelitian yang dilakukan

Aprilia (2007) mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seorang

semakin banyak pengetahuan yang dimiliki dan makin mudah proses

penerimaan informasi, sehingga pegetahuan ibu tentang kecemasan

menghadapi menopause dapat diatasi dengan baik.

c. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau

pencaharian (Notoatmotjo, 2005). Menurut Darmojo dan Hadi (2006)

seorang wanita yang mempunyai aktivitas sosial di luar rumah akan lebih

banyak mendapat informasi baik misanya dari teman bekerja atau teman

dalam aktifitas sosial. Jadi status wanita bekerja atau tidak bekerja

berpengaruh terhadap pengetahuan ibu perimenopause dalam menghadapi

(21)

B. Kecemasan 1. Defenisi

Hawari (2006) mendefenisikan kecemasan sebagai gangguan alam

perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang

mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih

dalam batas-batas normal.

Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu

yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara

khusus penyebabnya. Keadaan ini dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi

kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan (Dakami, dkk, 2009).

2. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Wanita Perimenopause

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan wanita perimenopause :

a. Pengetahuan

Kecemasan bukan hanya sakit secara emosional, tapi karena ada

kesalahan dalam pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang

diketahui ibu perimenopause kecemasan akan semakin mudah untuk

diatasi. Setiap wanita yang akan memasuki masa menopause harus

memiliki pengetahuan yang memadai tentang menopause agar dapat

menjalani masa menopause lebih tenang, sehingga wanita tersebut tidak

mengalami kecemasan (Kasdu, 2002).

b. Sikap

Tidak adanya pengalaman sama sekali terhadap suatu masalah maka

psikologis akan cenderung membentuk sikap negative terhadap masalah

(22)

atau mengatasi kecemasan tersebut. Hal ini dapat diperoleh dengan

mencari informasi tentang menopause dari berbagai sumber sehingga

wanita menopause akan lebih siap dan lebih tenang dalam menghadapi

menopause (Azwar, 2002).

c. Dukungan Keluarga

Dukungan dan peran positif dari suami sebagai pasangan hidup dan

anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat dapat memberikan bantuan

yang sangat besar dalam mengatasi kecemasan. Hal ini memberikan arti

tersendiri bahwa peran wanita sebagai seorang istri atau ibu masih

diperlukan dalam kehidupan rumah tangga (Kasdu, 2002).

d. Usia

Pada saat wanita berusia 45-49 tahun adalah saat di mana seorang

wanita akan berada dalam periode perimenopause di mana gejala dan

keluhan menopause akan muncul. Sehingga pada usia tersebut sering

timbul kecemasan akibat perubahan yang sering muncul yang terjadi pada

tubuh (Hawari, 2004).

e. Kondisi Ekonomi

Kemampuan untu mencari pendapatan dan pemenuhan kebutuhan

sehari-hari dapat menjadi tolak ukur untuk melihat keterjangkauan

terhadap pelayanan kesehatan. Apabila pelayanan kesehatan tersebut

terjangkau maka masalah kesehatan yang akan muncul dapat ditangani

(23)

f. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang menentukan kesehatan orang tersebut di masa

yang akan datang. Pola makan yang baik, berfikiran positif, menghindari

stress serta taat beribadah akan menciptakan keseimbangan kesehatan jiwa

dan fisik (Snow,1999).

3. Kecemasan Wanita Perimenopause dalam Menghadapi Menopause

Adapun gejala-gejala wanita perimenopause dalam menghadapi

menopause adalah :

a. Gejala Kognitif

Gejala kognitif yang sering dialami pada saat menghadapi menopause

adalah gangguan tidur yang biasa dialami ibu selama 6 bulan. Gejala

tersebut seperti tidur yang gelisah dfan berkeringaat (Freeman dan Sherif,

2007), selain itu ibu juga merasakan bahaya yang tidak jelas seperti takut

akan menghadapi menopause sehingga ibu tidak siap untuk menghadapi

menopause sebab subjek takut tidak cantik lagi, keriput dan tua serta ia

takut terlihat tidak menarik lagi bagi suaminya.

b. Gejala Motorik

Menurut William, dkk (2007) menyebutkan gejala motorik

dimanifestasikan ke dalam perilaku motorik seperti gerakan tidak

beraturan dan tidak berarah seperti gemetar ketika ada orang yang

membicarakan menopause, selain itu juga ibu sering merasa letih ketika

(24)

c. Gejala Somatik

Gejala somatik adalah reaksi biologis seperti keringat berlebih, saat

ini keringat lebih banyak dari biasanya apalagi sewaktu tidur, kaki dan

tangan lebih mudah basah ketika mengalami cemas. Jantung ibu bertetak

lebih kencang apalagi ketika ibu merasaa takut. Pada bagian wajah lebih

kering dari biasanya dan sering merasa kesemutan (Hawari, 2007)

d. Gejala Afektif

Pada gejala afektif ibu mengalami kecemasan dimana ibu mengalami

kegelisahan dan kekhwatiran akan memasuki menopause. Ibu juga sulit

konsentrasi, grogi dan mudah panic. Saat ini ibu merasa takut akan

menghadapi menopause karena belum siapnya ibu mengalami menopause.

4. Tingkat Kecemasan

Tingkatan kecemasan menurut Stuart (2006) di bagi menjadi 4 yaitu:

a. Kecemasan Ringan yang berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari. Kecemasan ini menyebabkan individu menjadi

waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat

memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Kecemasan sedang yang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal

yang penting dan mengesampingkan hal lain. Kecemasan ini

mempersempit lahan persepsi individu. Dengan demikian individu

mengalami tidak perhatian yang selektif umum dapat berfokus pada lebih

banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.

c. Kecemasan berat yang sangat mengurangi lahan persepsi individu.

Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta

(25)

mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan

untuk berfokus pada area lain.

d. Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan

dan teror. Hal yan rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami

kehilangan kendali. Individu yang mengalami panic tidak mampu

melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup

disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas

motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,

persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.

Tingkat kecemasan ini sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus

dalam waktu lama dapat terjadi kelelahan dan kematian.

C. Perimenopause

1. Defenisi

Perimenopause adalah suatu kondisi dimana tubuh beradaptasi dengan

masa menjelang menopause yang terjadi antara 2-8 tahun, dan berakhir 1 tahun

setelah siklus menstruasi berakhir. Tidak diketahui cara untuk menentukan

berapa lama perimenopause ini akan terus terjadi. Stadium dari masa

perimenopause merupakan bagian terakhir yang menandakan akhir dari masa

reproduksi (Kusmiran, 2012).

Menurut Kasdu (2004), perimenopause dimulai dengan munculnya

tanda-tanda dan gejala awal perubahan dari sistem tubuh ketika siklus

menstruasi mulai tidak teratur.

2. Psikologis Perimenopause

Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari

(26)

a. Ingatan menurun

Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun

sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.

b. Kecemasan

Kecemasan yang timbul sering di hubungkan dengan adanya

kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di

khawatirkan.

c. Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih

mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap

tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause

maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang

berlangsung dalam dirinya.

d. Stress

Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,

termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang

terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan

suasana hati dan emosi.

e. Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena

kehilangan kemampuan untuk bereproduksi,sedih karena kehilangan

kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik.

Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita

(27)

C. Menopause 1. Defenisi

Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti men adalah

bulan, pause (pausis, pauo) adalah periode atau tanda berhenti, jadi

menopause adalah berhentinya secara defenitif menstruasi . Menurut Pieter

(2010), menopause adalah berhentinya haid yang terakhir yang terjadi dalam

masa klimakterium dan hormon ekstrogen tidak dibentuk lagi, umumnya pada

umur 45-55 tahun.

Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif

menuju perlahan-lahan ke masa non-produktif yang disebabkan berkurangnya

hormon ekstrogen dan progesteron. Dengan terjadinya menopause, biasanya

diikuti dengan berbagai gejolak meliputi aspek fisik maupun psikologis yang

juga dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan (Lestari, 2010).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah

berhentinya haid atau tidak terjadinya haid setelah satu tahun tidak

didapatkan haid yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon

ekstrogen dan progesteron sehingga masa reproduksi wanita menjadi berakhir

yang dijumpai pada usia 45-55 tahun.

2. Fisiologis Menopause

Bersamaan dengan bertambahnya usia, maka wanita mengalami

perubahan atau penurunan funsi aspek fisiologis yang meliputi sistem-sistem

panca indera, pembuluh darah, pernafasan, urogenitalitas, pencernaan,

pertahanan-pertahan tubuh dan sistem syaraf. Perubahan-perubahan ini

(28)

Masa menopause ditandai dengan masa transisi kira-kira lima tahun

dari berhentinya fungsi reproduksi yang dialami antara usia 40-55 tahun.

Periode ini disebut klimakterium yang menggambarkan hilangnya

kemampuan untuk reproduksi. Dengan berhentinya menstruasi berarti proses

ovulasi juga berhenti. Periode ini dianggap sebagai masa transisi atau

peralihan ke masa tua.

Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita

berupa penurunan produksi ekstrogen dan progesteron. Proses ini berlangsung

tiga sampai lima tahun yang disebut masa klimakterik atau perimenopause.

Disebut menopause jika seseorang tidak lagi menstruasi selama satu tahun.

Kasdu (2004) menyatakan sejak lahir wanita sudah mempunyai

folikel (sel telur) sebanyak 770 ribuan. Sel-sel telur ini akan berkembang

setelah pubertas. Sejak saat itu, indung telur mampu memproduksi sel telur

hingga mencapai kematangan sehingga siap untuk dibuahi. Menjelang

menopause,

persediaan telur akan habis dan ini akan merupakan salah satu faktor pencetus

menopause.

Telur-telur yang matang sejak pubertas sampai menopause diatur oleh

suatu jaringan pengendali hormon yang disebut hipotalamus dan hipofisis.

Hipotalamus sering dianggap sebagai otak emosional atau sebagai otak

konduktor sistem endokrin. Pengendalian ini dapat menghentikan sistem

hormon jika tiba-tiba seseorang mengalami stress atau mengalami kejutan.

Bersamaan dengan bertambahnya usia seorang wanita,sisa-sisa folikel

(29)

secara mendadak tetapi akan berlangsung secara bertahap yaitu dari masa

aktif menjadi tidak aktif.

Ada sebagian wanita, yang mengeluh setelah menopause gairah

seksual menurun. Penurunan hormon ekstrogen mengakibatkan hilangnya

jaringan di vagina yang berarti terjadi kerutan. Keadaan ini menyebabkan

hubungan kelamin menjadi sakit. Di samping itu, penurunan produksi

hormon akan diikuti perubahan fisik. Semua perubahan tersebut sebenarnya

tergantung pada kadar hormone ekstrogen yang ada pada diri seseorang,

sehingga bisa berlangsung sebentar dan bisa pula menetap pada seseorang

(Lestari, 2010).

3. Gejala-Gejala Menopuase

Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala

perimenopause dalam menghadapi menopause menurut Northrup (2006) yaitu :

a. Ketidakteraturan siklus haid

Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala

haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.

Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat

banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal.

b. Gejolak rasa panas

Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan

berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldom H.C. (dalam restta

Reitz ,1979). Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari,

kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara

(30)

c. Kekeringan vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali

mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang

menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang

elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat

kencing.

d. Perubahan kulit

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi

berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada

daerah sekitar wajah, leher dan lengan.

e. Keringat dimalam hari

Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh, sehingga perlu

mengganti pakaian dimalam hari, karena tidak dapat tidur nyenyak.

f. Sulit tidur

Imsomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal

ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam

hari.

g. Kerapuhan tulang

Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis

(kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling

umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak

menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam

setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita

(31)

h. Penyakit

Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menjelang

menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang

terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi

penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di

dalam tulang (osteoporosis).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi menopause menurut

Kasdu, 2004 dan Rismalinda, dkk, 2010) adalah sebagai berikut :

a. Umur Saat Haid Pertama Kali (Menarche)

Menurut penelitian di Inggris, rata-rata haid pertama datang pada usia

13 tahun. Beberapa ahli melakukan penelitian melakukan adanya

hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang

seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian ini

mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami menarche,

semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.

b. Paritas

Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Centre di Boston

mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan di atas usia 40 tahun

akan mengalami usia Menopause yang lebih tua atau lama.

c. Faktor Psikis

Perubahan psikis mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam

menjalani masa menopause. Menurut beberapa penelitian, wanita yang

(32)

Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan

mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan baik.

d. Merokok

Ada dugaan bahwa wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa

menopause.

e. Nutrisi

Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih

lambat memasuki masa Menopause.

4. Perubahan Yang Terjadi Pada Menopause

Menurut Kasdu (2004), perubahan terjadi selama menopause adalah:

a. Perubahan Organ Reproduksi.

Akibat berhentinya haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan.

b. Perubahan Hormon

Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya

suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan

hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meski perubahan terjadi juga

pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang

mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga

psikis adalah perubahan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini

menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus

haidnya mulai terganggu, hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir

rahim akibat rendahnya hormon estrogen.

c. Perubahan Fisik

Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat

(33)

keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan

sehari-hari.

d. Perubahan Emosi

Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas

hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung

pada masing-masing individu, pengaruh ini sangat tergantung pada

pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk

pengetahuannya tentang menopause.

6. Pencegahan Masalah Menopause

Upaya pencegahan menopause terhadap keluhan/ masalah Menopause

yang dapat dilakukan (Rismalinda, dkk, 2010) :

a. Pemeriksaan Alat Kelamin

Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan leher rahim

untuk melihat kelainan yang mungkin ada.

b. Perabaan Payudara

Perabaan payudara dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

dapat dilakukan secara teratur untuk menemukan tumor pada payudara.

c. Penggunaan Bahan Makanan Mengandung Fito-Ekstrogen

Penurunan hormone ekstrogen dapat digantikan dengan memakan

makanan yang mengandungn unsure fito-ekstrogen dengan jumlah cukup

(kedelai, papaya dan semanggi merah).

d. Penggunaan Bahan Makanan Sumber Kalsium

Pada masa menopause zat gizi sangat penting dalam mempertahankan

(34)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau variabel yang satu dengan variabel

yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada skema

kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah Ibu

Perimenopause, dimana peneliti akan mengidentifikasi hubungan pengetahuan

dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada

hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam

menghadapi menopause.

Tingkat kecemasan ibu

perimenopause :

- Tidak ada kecemasan

- Kecemasan ringan

- Kecemasan sedang

- Kecemasan berat

(35)

C. Defenisi Operasional 1. Tidak cemas apabila

nilai < 14 dengan 14 pernyataaan.

2. Cemas ringan apabila nilai 14-20.

3. Cemas sedang apabila nilai 21-27.

4. Cemas berat apabila nilai 28- 41.

5. Cemas panic apabila nilai 42-56.

Ordinal

2 Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki ibu soal dengan benar atau 11-15 soal pertanyaan b. Cukup apabila

responden mampu menjawab 56-75% dengan benar atau 5-10 soal pertanyaan. c. Kurang apabila subjek

mampu menjawab <55% soal dengan benar atau < 5 soal pertanyaan

(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain

penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang

hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Suyanto & Salamah, 2009),

yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu

perimenopause dalam menghadapi menopause.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keselurahan objek yang akan diteliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah ibu perimenopause di Desa Patumbak I Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 sebanyak 60 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau seluruh jumlah

dari karakteristik yang diambil dari populasi sebanyak 60 orang. Tekhnik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampel yaitu

pengambilan sampel secara sengaja. Peneliti menentukan sendiri sampel yang

diambil karena ada pertimbangan tertentu dengan kriteria sampel ibu usia > 40

tahun dengan gejala :

a. Ibu mengalami gejala siklus haid tidak teratur.

b. Ibu mengalami gejolak rasa panas di malam hari.

c. Ibu mengalami gejala sulit tidur.

(37)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Patumbak I kecamatan Patumbak

kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan tempat karena lokasi ini terdapat ibu

perimenopause yang akan menghadapi menopause.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Mei 2013.

E. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penulis mengajukan permohonan izin

kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada kepala

kelurahan Bantan, tempat penulis melakukan penelitian untuk mengambil data

dalam bentuk penyebaran kuesioner.

Sebelum menyebarkan kuesioner terlebih dahulu penulis memberikan

lembaran persetujuan (informed consent) menjadi responden dan diberikan

kepada calon responden yang akan diteliti, penulis akan menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin akan

terjadi selama dan sesudah penelitian, maka responden diminta untuk

mendatangani dengan pengisian lembaran persetujuan yang dilanjutkan dengan

pengisian lembaran kuesioner. Penulis juga memberikan kesempatan kepada

responden untuk bertanya dan penulis menanggapi pertanyaan tersebut untuk

meghargai hak-hak responden.

Untuk menjaga kerahasiaan, penulis tidak akan mencantumkan nama

(38)

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner

dan disusun secara literatur tertutup sehingga responden hanya memilih jawaban

yang ada. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari dua bagian yaitu data

pengetahuan dan tingkat kecemasan.

1. Data Pengetahuan

Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 15 pertanyaan dengan bentuk

pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, c. Jika jawaban

benar maka diberi nilai satu (skor = 1) dan jika yang salah maka diberi nilai

nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut Guttman

(Hidayat, 2007).

2. Tingkat Kecemasan

Alat ukur kecemasan dikenal dengan Hamilton Rating Scale for

Anxiety (HRS-A). Alat ukur HRS-A ini digunakan untuk mengukur derajat

berat ringannya gangguan kecemasan bukan untuk menegakkan diagnosa

gangguan kecemasan. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang

masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spsifik

lagi. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian score antara

0 – 4, yang artinya adalah :

Nilai : 0 = tidak ada gejala

1= ringan /ada tapi tidak sering

2= sedang/ada dan sering

3 = berat/ cukup sering

(39)

Masing – masing nilai score dari ke 14 kelompok gejala tersebut

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat

kecemasan seseorang, yaitu :

Total nilai : < 14 = tidak ada kecemasan

14- 20 = kecemasan ringan

21-27 = kecemasan sedang

28-41 = kecemasan berat

42-56 = panik

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebelum mengumpulkan

data, instrumen harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas

dengan uji validitas dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta di

content validity. Nilai koefisien dari instrumen penelitian yang di content validity pada 15 pertanyaan pengetahuan tentang menopause dan 14

pernyataan tingkat kecemasan dengan nilai 0,8.

2. Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji

reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji

reliabilitas dilakukan kepada 13 responden di kelurahan Asam Kumbang

yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Nilai

(40)

H. Prosedur Pengumpula Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisoner oleh responden

untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat kecemasan ibu

perimenopause di kelurahan Bantan kecamatan Medan Tembung. Prosedur

pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat

permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan

mengajukan permohonan izin melaksanakan penelitian kepada kepala lurah

Bantan, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian.

Selanjutnya peneliti mencari calon respoden yang sesuai dengan kriteria dan

menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan calon

responden untuk menjadi responden menandatangani Informed consent,

setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada

responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Kemudia peneliti

memeriksa kembali kelengkapan data, selanjutnya data yang telah terkumpul

di analisis.

I. Rencana Analisa Data 1. Pengolahan Data

Data diperoleh secara manual dengan langkah- langkah pengolahan data :

a. Editing

Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, kesalahan

dan kekeliruan dalam pengumpulan data diperbaiki dengan memeriksanya

(41)

b. Coding

Data yang telah diubah kedalam kode sesuai dengan variabel penelitian

untuk dilakukan pengolahan data.

c. Tabulating

Tabulasi data dan mengambil kesimpulan dilakukan tabulasi data

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Data

Analisa data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Analisa univariat

Data yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran terhadap

masing-masing jawaban responden lalu ditampilkan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi, kemudian dicari besarnya persentasi untuk

masing-masing jawaban responden.

b. Data bivariat

Hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenipause

dalam menghadapi menopause akan dianalisa dengan uji chi-square bila

memenuhi persyaratan. Apabila uji chi-square tidak memenuhi

persyaratan, maka akan dilakukan uji fisher. dikatakan ada hubungan

(42)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam

menghadapi menopause di desa Patumbak I kecamatan Patumbak kabupaten Deli

Serdang tahun 2013.

A. Hasil Penelitian

Setelah melakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data

dan analisa data. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat dari

tabel berikut ini :

1. Analisis Univariat a. Data Demografi

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

(43)

SMA

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 60 responden penelitian

mayoritas berumur 45-50 tahun sebanyak 28 orang (46,7%). Mayoritas responden

bersuku Batak sebanyak 26 orang (43,3%) dan berpendidikan dasar sebanyak 26

orang (49,1%). Berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden adalah ibu rumah

tangga sebanyak 27 orang (45%).

b. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Tabel 5.2

Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 6o responden penelitian

mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 23 orang (38,3%).

c. Tingkat Kecemasan Responden dalam Menghadapi Menopause

Tabel 5.3

Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase (%)

(44)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 60 orang responden penelitian mayoritas mengalami cemas sedang sebanyak 34 orang (56,7%).

2. Analisis Bivariat

Tabel 5.4

Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopasue di Desa Patumbak I kecamatan

Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun 2013

Tingkat

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 60 orang responden mayoritas berpengetahuan cukup, di mana responden mengalami cemas sedang sebanyak 18

orang (13 %). Hasil analisa uji Chi-Square dengan uji statistik diperoleh nilai p value

0,004 (p < α). Artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu

perimenopause dalam menghadapi menopause.

B. Pembahasan

Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan pembahasan tentang

hasil dari penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan

ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di desa Patumbak I kecamatan

Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun 2013.

1. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih bermanfaat daripada perilaku yang tidak didasari oleh

(45)

mengenai menopause maka kecemasan dalam menghadapi menopause tersebut

tidak akan meningkat.

Dari 23 orang (38,3%) yang berpengetahuan cukup, 18 orang (13,0%)

mengalami cemas sedang dan hanya 4 orang (6,7%) yang tidak mengalami

cemas. Pengetahuan juga bisa dipengaruhi oleh pendidikan (Notoatmodjo,

2002). Wanita yang bependidikan tinggi lebih cepat beradaptasi dengan kondisi

menopause. Keadaan ini disebabkan cara berfikir wanita berpendidikan tinggi

lebih rasional, lebih terbuka dalam menerima informasi, sehingga pengetahuan

dan wawasannya lebih luas. Dari hasil penelitian yang di dapat, 12 orang

(20,0%) yang berpendidikan Perguruan tinggi sebanyak 8 orang (3,4%) tidak

mengalami cemas.

Kepasrahan wanita dalam menghadapi menopause juga berkaitan dengan

agama. Dari 60 responden (100%) mayoritas beragama Islam, dan ajaran agama

mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Salah satunya adalah

pembentukan sikap wanita dalam menghadapi menopause, yang merupakan

takdir bagi semua wanita. Agama Islam mengajarkan untuk sabar dan ikhlas

dalam menerima takdir. Kebanyakan wanita beragama Isalam merasa lebih

tenang pada masa menopause, karena lebih leluasa untuk beribadah, sehingga

kegiatan ibadah lebih meningkat di usia tua (Koentjaraningrat, 2002).

2. Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause

Menurut Smart (2010), apabila penerimaan informasi baru melalui proses

yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap maka informasi tersebut

tidak akan menimbulkan kesalahan. Sebaliknya apabila informasi tidak didasari

oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan menimbulkan kesalahan yang

(46)

Kecemasan ibu yang didukung oleh pengetahuan mengenai menopause dapat

berkurang atau tidak akan menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan.

Dari hasil penelitian 60 orang responden, 34 orang (60,0%) mengalami

cemas sedang. Pada wanita yang memasuki usia tua, sering timbul rasa khawatir

terhadap penyakit yang disebakan oleh penurunan fungsi organ karena proses

penuaan. Rasa khawatir ini disebabkan rasa takut akan kematian dan merasa

belum ada persiapan untuk menghadapi kematian. Hal ini dapat menimbulkan

stress yang mengakibatkan kecemasan ( Hawari, 2006). Hal ini juga didukung

oleh Kasdu (2007) menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami

menopause merupakan suatu masalah atau gangguan, sedangkan 25%

lainnya tidak mempermasalahkannya.

Dari data yang terkumpul, 14 orang (23,3%) tidak megalami cemas

dengan pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Dapat dilihat bahwa responden

yang tidak mengalami kecemasan mempunyai pengetahuan yang baik. Di mana

dengan tingkat pendidikan tersebut, wanita akan mempunyai pandangan hidup

yang baik, terutama dalam menghadapi masalah (Notoatmodjo, 2010).

3. Hubungan pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause

Berdasarkan hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,000

< α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi

menopausedi desa Patumbak I kecamatan Patumbak kabupaten Deli Serdang

tahun 2013. Berarti semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka berkurang

(47)

Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Praju Susiana Marga, (2010) tentang “hubungan gambaran diri

dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di

kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Tahun 2007”, menunjukkan nilai p value

0,04 yang berarti ada hubungan hubungan gambaran diri dengan tingkat

kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Fitriani Nur Damayanti (2010) tentang “hubungan tingkat pengetahuan dengan

kecemasan dalam menghadapi menopause di kelurahan Genuksari kecamatan

Genuk kota Semarang dengan nilai p value 0,00 artinya ada hubungan tingkat

pengetahuan denagn kecemasan dalam menghadapi menopause.

Kecemasan pada wanita perimenopause umumnya bersifat relatif, artinya

ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat dukungan dan

semangat dari orang-orang sekitarnya. Namun ada juga yang terus menerus

cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberikan dukungan. Akan

tetapi, ada juga wanita menopause yang tidak mengalami perubahan yang

(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan dengan tingkat

kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di desa Patumbak I

kecamatan Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun 2013 diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu perimenopause dalam menghadapi

menopause persentase tertinggi ditemukan responden berpengetahuan cukup

sebanyak 23 orang (38,3%) dan persentase terendah berpengetahuan baik

sebanyak 17 orang (28,3%).

2. Berdasarkan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi

menopause persentase tertinggi ditemukan responden mengalami cemas sedang

sebanyak 34 orang (56,7%) dan persentase terendah mengalami cemas ringan

sebanyak 12 orang (20%).

3. Berdasarkan hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu

perimenopause dalam menghadapi menopause, dari 60 orang responden

persentase tertinggi berpengetahuan cukup , di mana responden yang

mengalami cemas sedang sebanyak 34 orang (56,7%) dan yang tidak

mengalami gejala cemas sebanyak 14 orang (23,3%). Berdasarkan hasil analisa

uji Chi-Square diperoleh nilai p 0,004 (p < α). Artinya ada hubungan

pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi

(49)

B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan kepada tenaga kesehatan khusunya Bidan untuk lebih

meningkatkan pengetahuan ibu yang akan menghadapi menopause melalui

penyuluhan yang terjadi dalam menghadapi menopause dan terjadi dalam

menghadapi menopause dan terapi yang dapat digunakan untuk mengurangi

kecemasan pada ibu.

2.Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan kepada tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas

untuk memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan kepada ibu-ibu tentang

menopause.

3.Bagi peneliti selanjutnya

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

para peneliti selanjutnya terlebih mengenai hubungan pengetahuan dengan

tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause. Bagi

peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian saya ini

untuk lebih baik lagi karena peneliti menyadari masih banyak kesalahan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Gilly. (2003). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC.

Aprilia, N.I., & Puspitasari, N. (2007). Faktor yang mempeengaruhi tingkaat kecemasan pada wanita perimenopause. The Indonesian Journal of Public

Health, Vol.4, No.1. Juli. Surabaya.

Baziad, Ali. (2003). Menopause dan andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.

Daradjat, Zakiah.(2001).Kesehatan mental. Jakarta : Toko Gunung Agung.

Elmanan. (2001). Fisiologi perubahan-perubahan psikologi. Yogyakarta : Buku Biru.

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi perkembangan (terjemahan : Istiwidyawanti dan Sodjarwo. Jakarta : Erlangga

Kasdu, Dini. (2002). Kiat sehat menghadapi menopause. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Llewelly, Derek., & Jones. (2005). Setiap wanita. Terjemahan edisi Indonesia: PT. Delapratasa Publishing.

Manuaba. (2008). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC.

Northup, Christiane.(2006). Menopause menciptakan perubahan fisik dan emosional saat menghadapi perubahan. Bandung :Q.Press.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2003). Metodelogi penelitian kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Ramaiah, S. 2003. Kecemasan. Jakarta : Pustaka Populer Obor

Rebecca., & Brown, Pam. (2009). Menopause. Jakarta : Erlangga.

Rostiana, T., & Kurniawati, M.T. (2009). Kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause. Jurnal Psikologi, Vol.3, No.1, desember.

Sundari, Siti. (2005). Kesehatan mental dalam kehidupan. Jakarta : Pt. Rineka Cipta.

Sulistiawati., Payapo, T.A., Maruhana, J., Sianturi, Y., & Sumijaton. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC

Sulidtyawati, Emi., & Proverawati, Atikah. (2010). Menopause dan syndrome premenopause. Yogyakarta : Nuha Medika.

Saifuddin, A.B.,& Rachimhadhi, T. (2009). Ilmu kandungan. Jakarta : EGC.

(51)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan Hormat,

Nama Saya Rahmah Juliani Siregar, sedang menjalani pendidikan di program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan

penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Perimenopause Dalam Menghadapi Menopuase di Desa Patumbak I Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013”.

Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang mengalami penurunan

fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormon ekstrogen.

Keadaan ini antara lain mengakibatkan berhentinya haid untuk selamanya. Usia

perempuan yang memasuki menopause berkisar antara 40-55tahun.

Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah

mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran

yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di

khawatirkan. Wanita yang memiliki pengetahuan baik maka akan lebih mampu

mengatasi kecemasan yang dialaminya. Responden yang dikategorikan memiliki

pengetahuan kurang cenderung mengalami kecemasan berat. Kecemasan bukan

hanya sakit secara emosioanal tapi karena ada kesalahan dalam pengetahuan,

semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka kecemasan akan lebih

(52)

Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada

dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti.

Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan

penjelasan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Rahmah Juliani Siregar

Alamat : Jl. Bunga Asoka Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan

Sunggal

No. HP : 08126400273

Terima kasih Saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada

penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu

yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan

ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013 Peneliti,

(53)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN ( PSP ) ( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Suku :

Pekerjaan :

Telp / Hp :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang tahun 2013”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2013

(54)

KUESIONER PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause

Hari / Tanggal :

1. No. Responden :

2. Usia :

3. Suku :

4. Pendidikan :

5. Pendidikan :

Petunjuk pengisian

1. Semua pertanyaan harus dijawab.

2. Pilih salah satu jawaban yang benar dengan menggunakan tanda silang (X).

3. Setiap pertanyaan dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu.

I. Kuesioner Pengetahuan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause

1. Apa yang dimasud dengan menopause?

a. Menopause adalah berhentinya masa menstruasi atau haid terakhir

b. Menopause artinya usia diatas 45 tahun

c. Menopause merupakan gangguan silus menstruasi atau haid

2. Berapa usia normal seorang wanita yang mengalami menopause?

a. 35-45 tahun

b. 45-55 tahun

c. 55-65 tahun

3. Tanda bahwasanya wanita memasuki menopause adalah :

a. Haid semakin sering

b. Haid tidak dijumpai lagi setelah 1 tahun

(55)

4. Gejala- gejala yang sering dialami ibu dalam menghadapi menopause adalah

:

a. Ketidakteraturan siklus haid, perubahan kulit, kekeringan vagina

b. Daya seksualitas semakin meningkat, haid semakin lancar

c. Mudah lapar, mudah mengantuk,

5. Gejala psikologis (jiwa) yang sering dialami ibu dalam menghadapi

menopause adalah:

a. Ingatan menurun, cemas

b. Bahagia, mudah konsentrasi

c. Ceria, tidak mudah lelah

6. Tanda-tanda yang sering dialami ibu menjelang menopause dibawah ini

adalah:

a. Panas (hot flushes) di wajah, dada dan leher

b. Nyeri perut yang hebat

c. Pening dan mual

7. Kapan rasa panas dialami ibu yang akan mengalami menopause?

a. Malam hari

b. Siang hari

c. Pagi hari

8. Perubahan yang sering terjadi pada ibu dalam masa menopause adalah:

a. Perubahan sifat

b. Perubahan emosi

c. Perubahan moral

9. Faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause adalah :

a. Usia pertama haid, penggunaan alat KB

b. Tempat tinggal, tempat kelahiran

c. Jumlah penghasilan

10.Salah satu masalah yang dialami ibu menopause adalah:

a. Payudara kendur

b. Payudara kencang

c. Payudara keriput

(56)

a. Kerapuhan tulang (osteoporosis)

b. Nyeri panggul

c. Sakit kepala

12.Mengapa pada masa menopause terjadi osteoporosis (kerapuhan tulang)?

a. Karena terjadi pengeroposan tulang yang disebabkan kekurangan

kalsium

b. Karena ibu sering bekerja

c. Karena ibu terlalu sering berolahraga

13.Asupan gizi yang bersumber dari kalsium yang seharusnya dikonsumsi ibu

menjelang menopause adalah:

a. Susu, yoghurt, teri

b. Alpokat, daging, kacang kedelai

c. Kopi, teh manis

14.Sulit tidur sering dialami ibu menopause. Hal ini disebabkan oleh:

a. Rasa adanya gangguan dari makhluk aneh

b. Rasa tegang akibat akibat berkeringat di malam hari

c. Karena ibu sering merasa lapar

15.Upaya yang dilakukan untu pencegahan masalah-masalah menopause

adalah:

a. Rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium dan

menghindari rokok

b. Banyak tidur dan makan yang banyak

(57)

2. Tingkat Kecemasan

Petunjuk : Beri tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai

dengan penilaian terhadap pernyataan yang telah disediakan denga

kriteria:

0 : tidak ada gejala atau keluhan yang dirasakan.

1 : keluhan ringan/ada tapi tidak sering.

2 : keluhan sedang/ada dan sering

3 : keluhan berat/cukup sering

4 : Keluhan berat sekali/sangan sering.

No GejalaKecemasan 0 1 2 3 4 Kode

1. Saya mengalami gejala cemas dalam menghadapi menopause.

2. Saya mengalami gejala susah tidur pada malam hari dalam menghadapi menopause.

3. Saya mengalami ketakutan jika ditinggal sendiri saat mengahdapi menopause.

4. Saya mengalami gejala gangguan tidur khususnya pada malam hari saat menghadapi menopause. 5. Saya merasa sulit berkonsentari atau daya ingat

saya mudah menurun dalam menghadapi menopause.

6. Saya sering terbangun di malam hari pada saat menghadapi menopause.

7. Saya mengalami gejala sakit atau nyeri pada otot saat menghadapi menopause.

8. Saya mengalami gejala gangguan pada penglihatan dalam menghadapi menopause.

9. Saya merasa denyut jantung berdebar-debar dalam menghadapi menopause.

10. Saya mengalami gejala sesak dalam menghadapi menopause.

11. Saya mengalami gangguan pada pencernaan dalam menghadapi menopause.

12. Saya mengalami gejala sering buang air kecil dalam menghadapi menopause.

13. Saya mengalami gejala pusing dalam menghadapi menopause.

14. Saya sering merasa gelisah dalam menghadapi

(58)

ANALISA DATA SPSS

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PERIMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA

PATUMBAK I KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Gambar

Tabel 5.1 :  Distribusi Karakteristik Responden  di Desa Patumbak I
Tabel 5.1
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause di Desa
Tabel 5.4 Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Referensi

Dokumen terkait

close to the exact analytical solution, there was a discrepancy, or error, because the numerical method involved an approximation. • Actually, we were fortunate in that case

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST)CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST) CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

Sesuai dengan persamaan (4) di atas, maka setiap titik yang berada dalam satu bidang horizontal dalam zat cair, memiliki tekanan hidrostatis yang sama, misal

[r]

Selain itu, ambang juga dapat digunakan untuk menentukan debit air yang mengalir pada

DAFTAR URUT PRIORITAS (LONG LIST) CALON PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN KEAGAMAAN (QUR'AN HADIST, AKIDAH AKHLAK, FIQH, SKI), BAHASA

Pintu sorong yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah pintu air gesek tegak dengan tipe aliran bawah.. Pada rancangan pintu sorong jenis ini, hal yang menjadi perhatian