HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU
PERIMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA PATUMBAK I KECAMATAN PATUMBAK
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013
RAHMAH JULIANI SIREGAR 125102120
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam
Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Abstrak
Rahmah Juliani Siregar
Latar Belakang : Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita. Namun sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi orang yang mudah mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
Metodologi Penelitian : Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampel. Penelitian ini dilakukan di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. Analisa data dilakukan dengan chi-square.
Hasil Penelitian : Hasil uji statistic chi-square diperoleh nilai p value 0,004 (p < α), artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.
Kesimpulan : Disarankan kepada petugas kesehatan khusunya Bidan untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang akan menghadapi menopause melalui penyuluhan untuk dapat mengurangi rasa cemas ibu dalam menghadapi menopause.
KATA PENGANTAR
ﻢْﻴِﺣﱠﺮﻟﺎِﻨَﻤ ْﺣﱠﺮﻟﺎِﻬّﻠﻟﺎﺴِﺒِﻤـــ
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause
Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan
moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, Ketua Program Studi D-IV Bidan
Pendidik dan sebagai dosen pembimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
yang telah menyediakan waktu dan memberikan arahan serta masukan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
3. Hj. Idau Ginting, SST, M.Kes selaku pembimbing Proposal Karya Tulis
Ilmiah yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Seluruh Dosen dan staff administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan
pengarahan dan bimbingan serta ilmu kepada penulis.
5. Secara khusus penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Orangtua
yang saya banggakan, ayahanda Drs.H.Lahmuddin Siregar dan ibunda
materil, memberikan semangat dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawata
Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah memberi penulis semangat
dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang
mmembangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga
semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang……….. 1
B. Perumusan Masalah………... 4
C. Tujuan Penelitian………...… 4
1. Tujuan Umum………..……... 4
2. Tujuan Khusus………. 4
D. Manfaat Penelitian………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 6
A. Pengetahuan………... 6
1. Defenisi……… 6
2. Tingkat Pengetahuan……… 6
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan……… 8
B. Kecemasan………. 9
1. Defenisi……… 9
2. Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Wanita Perimenopause…….. 9
3. Kecemasan Wanita Perimenopause dalam Menghadapi Menopause…. 11 4. Tingkat Kecemasan……….. 12
C. Perimenopause………... 13
1. Defenisi……… 13
2. Psikologis Menopause………. 14
D. Menopause……… 15
1. Defenisi……….. 15
2. Fisiologis Menopause……….. 16
3. Gejala-gejala Menopause……… 17
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Menopause………. 19
5. Perubahan Yang Terjadi Pada Menopause……….. 20
6. Pencegahan Masalah Menopause………. 22
BAB III KERANGKA PENELITIAN………... 23
A. Kerangka Konsep………... 23
C. Defenisi Operasional……….. 24
BAB IV METODE PENELITIAN………...……….. 25
A. Desain Penelitian……… 25
B. Populasi dan Sampel……….. 25
1. Populasi……… 25
2. Sampel……….. 25
C. Tempat Penelitian……….. 26
D. Waktu Penelitian……… 26
E. Etika Penelitian……….. 26
F. Alat Pengumpulan Data………. 27
G. Uji Validitas dan Reabilitas………….……….. 28
H. Prosedur Pengumpulan Data……….. 29
I. Rencana Analisa Data……… 29
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 31
A. Hasil Penelitian……….. 31
1. Analisis Univariat………. 31
2. Analisis Bivariat………... 33
B. Pembahasan……… 34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………. 37
A. Kesimpulan……… 37
B. Saran……….. 38
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 : Distribusi Karakteristik Responden di Desa Patumbak I
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun
2013………... 31
Tabel 5.2 : Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause
di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli
SerdangTahun2013……… 32
Tabel 5.3 : Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Dalam Menghadapi
Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang Tahun
2013………. 33
Tabel 5.4 : Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan
Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopasue di Desa
Patumbak I kecamatan Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun
DAFTAR SKEMA
Skema 1 : Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan Dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi
Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Lembar Penjelasan Kepada Responden
Lampiran II : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Lampiran III : Lembar Kuisoner
Lampiran IV : Master Tabel
Lampiran V : Hasil Pengolahan SPSS
Lampiran VI : Surat Mohon Izin Penelitian
Lampiran VII : Surat Balasan Panelitian
Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam
Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Abstrak
Rahmah Juliani Siregar
Latar Belakang : Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita. Namun sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi orang yang mudah mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
Metodologi Penelitian : Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampel. Penelitian ini dilakukan di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013. Analisa data dilakukan dengan chi-square.
Hasil Penelitian : Hasil uji statistic chi-square diperoleh nilai p value 0,004 (p < α), artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.
Kesimpulan : Disarankan kepada petugas kesehatan khusunya Bidan untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang akan menghadapi menopause melalui penyuluhan untuk dapat mengurangi rasa cemas ibu dalam menghadapi menopause.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir.
Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi dan sering dianggap
menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai
mengalami gejala menopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada
usia 50 tahun. Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan
sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya
seorang wanita mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun (Sibagariang,
dkk 2010).
Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita.
Namun sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling
menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi
pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Penelitian The Indonesian Journal
of Public Health, (2007) menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami
menopause merupakan suatu masalah atau gangguan, sedangkan 25%
lainnya tidak mempermasalahkannya (Kasdu, 2007).
Setiap tahunnya diperkirakan 25 juta wanita di seluruh dunia akan
memasuki masa menopause. Jumlah wanita yang berusia 50 tahun ke atas
di seluruh dunia akan meningkat dari 500 juta menjadi lebih satu miliar
pada tahun 2030 . Di Asia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
pada tahun 2025 jumlah wanita berusia tua akan meningkat dari 107 juta
Pada tahun 2003 jumlah wanita di dunia yang memasuki menopause
diperkirakan mencapai 1,2 Miliyar orang. Saat ini Indonesia baru
mempunyai 14 juta wanita menopause. Namun menurut proyeksi penduduk
Indonesia tahun 1995 sampai 2005 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah
penduduk wanita berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan,
pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Sinar
Harapan, 2003).
Selama menopause banyak wanita mengeluhkan sejumlah gejala.
Lima penelitian menampilkan wanita dan gejala-gejala yang dialami selama
menopause mennunjukkan hanya 3 dari banyak gejala yang dikeluhkan,
disebabkan penurunan kadar ekstrogen, yaitu haid tidak teratur, panas, dan
kekeringan vagina atau rasa terbakar pada vagina (Jones, 2005).
Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang
mudah mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya
kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya
tidak pernah mereka khawatirkan. Kecemasan ini biasanya relatif, artinya
kecemasan itu bisa dihilangkan dan ditenangkan, namun pada sebagian
orang kondisi ini tidak mampu dilakukan (Pieter, 2012).
Kecemasan dialami banyak wanita hampir diseluruh dunia, sekitar
70-80% wanita Eropa, 60% wanita di Amerika, 57% wanita di Maslaysia,
18% wanita di Cina, 10% wanita di Jepang dan Indonesia. Diperkirakan
jumlah orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronik
mencapai 5% dari jumlah penduduk (Hawari, 2010).
Wanita yang memiliki pengetahuan baik maka akan lebih mampu
memiliki pengetahuan kurang cenderung mengalami kecemasan berat.
Kecemasan bukan hanya sakit secara emosioanal tapi karena ada kesalahan
dalam pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka
kecemasan akan lebih mudah untuk diatasi (Kasdu, 2003).
Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2005, jumlah penduduk
Sumatera Utara adalah 6.161.607 jiwa dengan jumlah penduduk wanita pada
kelompok umur 40-54 tahun diperkirakan telah memasuki usia menopause
sebanyak 916.466 jiwa. Sedangkan pada tahun 2006 ada sebanyak 6.318.990
jiwa dengan jumlah penduduk wanita berusia 40-54 tahun ada 1.041.614 jiwa.
Jumlah penduduk kota Medan pada tahun 2006 sebanyak 1.309.681 jiwa dengan
jumlah penduduk wanita berusia 40-54 tahun ada 138.813 jiwa (Aina, 2007).
Hasil penelitian Departemen Obsetri dan Ginekologi di Sumatera ,
keluhan masalah kesehatan yang dihadapi oleh perempuan menopause terkait
dengan rendahnya kadar estrogen atau androgen di dalam sirkulasi darah,
sehingga muncul keluhan nyeri senggama (93,33 %), keluhan pendarahan
pasca senggama (84,44 %), vagina kering (93,33 %), dan keputihan (75,55
%), keluhan gatal pada vagina (88,88%), perasaan panas pada vagina
(84,44 %), nyeri berkemih (77,77 %), inkontenensia urin (68,88 %) (Hadrians,
2005).
Meurut hasil penilitian Khanti Wilujeng (2008) tentang perubaahan
psikologis ibu pada masa menopause di Medan Johor, data yang diperoleh dari
perubahan fisik 107 orang responden yang memiliki gejala tingkat sedang yang
timbul pada ibu dengan keluhan kulit keriput (52,3%), sedangkan yang
sebanyak (71%), dan gangguan yang timbul dengan keluhan cepat marah (35,5%
dan mudah tersinggung (37,4%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Patumbak I Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 terdapat 25 ibu yang
berpengetahuan kurang dan mengalami cemas berat dalam menghadapi
menopause.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah
adalah ”Bagaimana Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mengetahui bagaimanakah hubungan
pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam
menghadapi menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013?.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu perimenopause tentang menopause.
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam
menghadapi menopause.
c. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
bermanfaat untuk perkembangan ilmu kebidanan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberikan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan
dengan pengetahuan dan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Defenisi
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Adapun skala pengurukan pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket (quesioner) yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin di ukur subjek penelitian atau responden dalam
pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dengan tingkat pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010).
2 Tingkat Pengetahuan
Ada 6 tingkat pengetahuan dalam pengetahuan, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
dari sebelumnnya, termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau menggunakan hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan rumus stastik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,
dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang diberikan.
d. Analisa (analysis)
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam strukur
organisasi tersebut dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dapat di lihat penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi /
penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilalain itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria-kriteria
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Usia
Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa usia merupakan
variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian yang
merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Sebagian besar
ibu perimenopause berusia 45-49 tahun, pada saat tersebut adalah saat di
mana seorang wanita akan mengalami gejala dan keluhan menopause.
Sehingga pada usia tersebut sering timbul kecemasan akibat perubahan yang
terjadi pada tubuh (Kusmiran, 2012).
b. Pendidikan
Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah
mengambil keputusan dan bertindak. Hasil penelitian yang dilakukan
Aprilia (2007) mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seorang
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki dan makin mudah proses
penerimaan informasi, sehingga pegetahuan ibu tentang kecemasan
menghadapi menopause dapat diatasi dengan baik.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah atau
pencaharian (Notoatmotjo, 2005). Menurut Darmojo dan Hadi (2006)
seorang wanita yang mempunyai aktivitas sosial di luar rumah akan lebih
banyak mendapat informasi baik misanya dari teman bekerja atau teman
dalam aktifitas sosial. Jadi status wanita bekerja atau tidak bekerja
berpengaruh terhadap pengetahuan ibu perimenopause dalam menghadapi
B. Kecemasan 1. Defenisi
Hawari (2006) mendefenisikan kecemasan sebagai gangguan alam
perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang
mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih
dalam batas-batas normal.
Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu
yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara
khusus penyebabnya. Keadaan ini dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi
kehidupan dan berbagai gangguan kesehatan (Dakami, dkk, 2009).
2. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Wanita Perimenopause
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan wanita perimenopause :
a. Pengetahuan
Kecemasan bukan hanya sakit secara emosional, tapi karena ada
kesalahan dalam pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang
diketahui ibu perimenopause kecemasan akan semakin mudah untuk
diatasi. Setiap wanita yang akan memasuki masa menopause harus
memiliki pengetahuan yang memadai tentang menopause agar dapat
menjalani masa menopause lebih tenang, sehingga wanita tersebut tidak
mengalami kecemasan (Kasdu, 2002).
b. Sikap
Tidak adanya pengalaman sama sekali terhadap suatu masalah maka
psikologis akan cenderung membentuk sikap negative terhadap masalah
atau mengatasi kecemasan tersebut. Hal ini dapat diperoleh dengan
mencari informasi tentang menopause dari berbagai sumber sehingga
wanita menopause akan lebih siap dan lebih tenang dalam menghadapi
menopause (Azwar, 2002).
c. Dukungan Keluarga
Dukungan dan peran positif dari suami sebagai pasangan hidup dan
anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat dapat memberikan bantuan
yang sangat besar dalam mengatasi kecemasan. Hal ini memberikan arti
tersendiri bahwa peran wanita sebagai seorang istri atau ibu masih
diperlukan dalam kehidupan rumah tangga (Kasdu, 2002).
d. Usia
Pada saat wanita berusia 45-49 tahun adalah saat di mana seorang
wanita akan berada dalam periode perimenopause di mana gejala dan
keluhan menopause akan muncul. Sehingga pada usia tersebut sering
timbul kecemasan akibat perubahan yang sering muncul yang terjadi pada
tubuh (Hawari, 2004).
e. Kondisi Ekonomi
Kemampuan untu mencari pendapatan dan pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dapat menjadi tolak ukur untuk melihat keterjangkauan
terhadap pelayanan kesehatan. Apabila pelayanan kesehatan tersebut
terjangkau maka masalah kesehatan yang akan muncul dapat ditangani
f. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan kesehatan orang tersebut di masa
yang akan datang. Pola makan yang baik, berfikiran positif, menghindari
stress serta taat beribadah akan menciptakan keseimbangan kesehatan jiwa
dan fisik (Snow,1999).
3. Kecemasan Wanita Perimenopause dalam Menghadapi Menopause
Adapun gejala-gejala wanita perimenopause dalam menghadapi
menopause adalah :
a. Gejala Kognitif
Gejala kognitif yang sering dialami pada saat menghadapi menopause
adalah gangguan tidur yang biasa dialami ibu selama 6 bulan. Gejala
tersebut seperti tidur yang gelisah dfan berkeringaat (Freeman dan Sherif,
2007), selain itu ibu juga merasakan bahaya yang tidak jelas seperti takut
akan menghadapi menopause sehingga ibu tidak siap untuk menghadapi
menopause sebab subjek takut tidak cantik lagi, keriput dan tua serta ia
takut terlihat tidak menarik lagi bagi suaminya.
b. Gejala Motorik
Menurut William, dkk (2007) menyebutkan gejala motorik
dimanifestasikan ke dalam perilaku motorik seperti gerakan tidak
beraturan dan tidak berarah seperti gemetar ketika ada orang yang
membicarakan menopause, selain itu juga ibu sering merasa letih ketika
c. Gejala Somatik
Gejala somatik adalah reaksi biologis seperti keringat berlebih, saat
ini keringat lebih banyak dari biasanya apalagi sewaktu tidur, kaki dan
tangan lebih mudah basah ketika mengalami cemas. Jantung ibu bertetak
lebih kencang apalagi ketika ibu merasaa takut. Pada bagian wajah lebih
kering dari biasanya dan sering merasa kesemutan (Hawari, 2007)
d. Gejala Afektif
Pada gejala afektif ibu mengalami kecemasan dimana ibu mengalami
kegelisahan dan kekhwatiran akan memasuki menopause. Ibu juga sulit
konsentrasi, grogi dan mudah panic. Saat ini ibu merasa takut akan
menghadapi menopause karena belum siapnya ibu mengalami menopause.
4. Tingkat Kecemasan
Tingkatan kecemasan menurut Stuart (2006) di bagi menjadi 4 yaitu:
a. Kecemasan Ringan yang berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari. Kecemasan ini menyebabkan individu menjadi
waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
b. Kecemasan sedang yang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal
yang penting dan mengesampingkan hal lain. Kecemasan ini
mempersempit lahan persepsi individu. Dengan demikian individu
mengalami tidak perhatian yang selektif umum dapat berfokus pada lebih
banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
c. Kecemasan berat yang sangat mengurangi lahan persepsi individu.
Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan
untuk berfokus pada area lain.
d. Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan
dan teror. Hal yan rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami
kehilangan kendali. Individu yang mengalami panic tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup
disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,
persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.
Tingkat kecemasan ini sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus
dalam waktu lama dapat terjadi kelelahan dan kematian.
C. Perimenopause
1. Defenisi
Perimenopause adalah suatu kondisi dimana tubuh beradaptasi dengan
masa menjelang menopause yang terjadi antara 2-8 tahun, dan berakhir 1 tahun
setelah siklus menstruasi berakhir. Tidak diketahui cara untuk menentukan
berapa lama perimenopause ini akan terus terjadi. Stadium dari masa
perimenopause merupakan bagian terakhir yang menandakan akhir dari masa
reproduksi (Kusmiran, 2012).
Menurut Kasdu (2004), perimenopause dimulai dengan munculnya
tanda-tanda dan gejala awal perubahan dari sistem tubuh ketika siklus
menstruasi mulai tidak teratur.
2. Psikologis Perimenopause
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari
a. Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun
sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.
b. Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering di hubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di
khawatirkan.
c. Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih
mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap
tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause
maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang
berlangsung dalam dirinya.
d. Stress
Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,
termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang
terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan
suasana hati dan emosi.
e. Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena
kehilangan kemampuan untuk bereproduksi,sedih karena kehilangan
kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik.
Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita
C. Menopause 1. Defenisi
Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti men adalah
bulan, pause (pausis, pauo) adalah periode atau tanda berhenti, jadi
menopause adalah berhentinya secara defenitif menstruasi . Menurut Pieter
(2010), menopause adalah berhentinya haid yang terakhir yang terjadi dalam
masa klimakterium dan hormon ekstrogen tidak dibentuk lagi, umumnya pada
umur 45-55 tahun.
Menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif
menuju perlahan-lahan ke masa non-produktif yang disebabkan berkurangnya
hormon ekstrogen dan progesteron. Dengan terjadinya menopause, biasanya
diikuti dengan berbagai gejolak meliputi aspek fisik maupun psikologis yang
juga dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan (Lestari, 2010).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah
berhentinya haid atau tidak terjadinya haid setelah satu tahun tidak
didapatkan haid yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon
ekstrogen dan progesteron sehingga masa reproduksi wanita menjadi berakhir
yang dijumpai pada usia 45-55 tahun.
2. Fisiologis Menopause
Bersamaan dengan bertambahnya usia, maka wanita mengalami
perubahan atau penurunan funsi aspek fisiologis yang meliputi sistem-sistem
panca indera, pembuluh darah, pernafasan, urogenitalitas, pencernaan,
pertahanan-pertahan tubuh dan sistem syaraf. Perubahan-perubahan ini
Masa menopause ditandai dengan masa transisi kira-kira lima tahun
dari berhentinya fungsi reproduksi yang dialami antara usia 40-55 tahun.
Periode ini disebut klimakterium yang menggambarkan hilangnya
kemampuan untuk reproduksi. Dengan berhentinya menstruasi berarti proses
ovulasi juga berhenti. Periode ini dianggap sebagai masa transisi atau
peralihan ke masa tua.
Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita
berupa penurunan produksi ekstrogen dan progesteron. Proses ini berlangsung
tiga sampai lima tahun yang disebut masa klimakterik atau perimenopause.
Disebut menopause jika seseorang tidak lagi menstruasi selama satu tahun.
Kasdu (2004) menyatakan sejak lahir wanita sudah mempunyai
folikel (sel telur) sebanyak 770 ribuan. Sel-sel telur ini akan berkembang
setelah pubertas. Sejak saat itu, indung telur mampu memproduksi sel telur
hingga mencapai kematangan sehingga siap untuk dibuahi. Menjelang
menopause,
persediaan telur akan habis dan ini akan merupakan salah satu faktor pencetus
menopause.
Telur-telur yang matang sejak pubertas sampai menopause diatur oleh
suatu jaringan pengendali hormon yang disebut hipotalamus dan hipofisis.
Hipotalamus sering dianggap sebagai otak emosional atau sebagai otak
konduktor sistem endokrin. Pengendalian ini dapat menghentikan sistem
hormon jika tiba-tiba seseorang mengalami stress atau mengalami kejutan.
Bersamaan dengan bertambahnya usia seorang wanita,sisa-sisa folikel
secara mendadak tetapi akan berlangsung secara bertahap yaitu dari masa
aktif menjadi tidak aktif.
Ada sebagian wanita, yang mengeluh setelah menopause gairah
seksual menurun. Penurunan hormon ekstrogen mengakibatkan hilangnya
jaringan di vagina yang berarti terjadi kerutan. Keadaan ini menyebabkan
hubungan kelamin menjadi sakit. Di samping itu, penurunan produksi
hormon akan diikuti perubahan fisik. Semua perubahan tersebut sebenarnya
tergantung pada kadar hormone ekstrogen yang ada pada diri seseorang,
sehingga bisa berlangsung sebentar dan bisa pula menetap pada seseorang
(Lestari, 2010).
3. Gejala-Gejala Menopuase
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala
perimenopause dalam menghadapi menopause menurut Northrup (2006) yaitu :
a. Ketidakteraturan siklus haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala
haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya.
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat
banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal.
b. Gejolak rasa panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan
berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldom H.C. (dalam restta
Reitz ,1979). Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari,
kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara
c. Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali
mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang
menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang
elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat
kencing.
d. Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi
berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada
daerah sekitar wajah, leher dan lengan.
e. Keringat dimalam hari
Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh, sehingga perlu
mengganti pakaian dimalam hari, karena tidak dapat tidur nyenyak.
f. Sulit tidur
Imsomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal
ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam
hari.
g. Kerapuhan tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis
(kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling
umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak
menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam
setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita
h. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menjelang
menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang
terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi
penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di
dalam tulang (osteoporosis).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menopause
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi menopause menurut
Kasdu, 2004 dan Rismalinda, dkk, 2010) adalah sebagai berikut :
a. Umur Saat Haid Pertama Kali (Menarche)
Menurut penelitian di Inggris, rata-rata haid pertama datang pada usia
13 tahun. Beberapa ahli melakukan penelitian melakukan adanya
hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang
seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian ini
mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami menarche,
semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause.
b. Paritas
Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Centre di Boston
mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan di atas usia 40 tahun
akan mengalami usia Menopause yang lebih tua atau lama.
c. Faktor Psikis
Perubahan psikis mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam
menjalani masa menopause. Menurut beberapa penelitian, wanita yang
Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan
mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan baik.
d. Merokok
Ada dugaan bahwa wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa
menopause.
e. Nutrisi
Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik cenderung akan lebih
lambat memasuki masa Menopause.
4. Perubahan Yang Terjadi Pada Menopause
Menurut Kasdu (2004), perubahan terjadi selama menopause adalah:
a. Perubahan Organ Reproduksi.
Akibat berhentinya haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan.
b. Perubahan Hormon
Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya
suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan
hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meski perubahan terjadi juga
pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang
mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga
psikis adalah perubahan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini
menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus
haidnya mulai terganggu, hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir
rahim akibat rendahnya hormon estrogen.
c. Perubahan Fisik
Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada saat
keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Perubahan Emosi
Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas
hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung
pada masing-masing individu, pengaruh ini sangat tergantung pada
pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk
pengetahuannya tentang menopause.
6. Pencegahan Masalah Menopause
Upaya pencegahan menopause terhadap keluhan/ masalah Menopause
yang dapat dilakukan (Rismalinda, dkk, 2010) :
a. Pemeriksaan Alat Kelamin
Pemeriksaan alat kelamin wanita bagian luar, liang rahim dan leher rahim
untuk melihat kelainan yang mungkin ada.
b. Perabaan Payudara
Perabaan payudara dengan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
dapat dilakukan secara teratur untuk menemukan tumor pada payudara.
c. Penggunaan Bahan Makanan Mengandung Fito-Ekstrogen
Penurunan hormone ekstrogen dapat digantikan dengan memakan
makanan yang mengandungn unsure fito-ekstrogen dengan jumlah cukup
(kedelai, papaya dan semanggi merah).
d. Penggunaan Bahan Makanan Sumber Kalsium
Pada masa menopause zat gizi sangat penting dalam mempertahankan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau variabel yang satu dengan variabel
yang lain dari masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada skema
kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah Ibu
Perimenopause, dimana peneliti akan mengidentifikasi hubungan pengetahuan
dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Hipotesis
Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada
hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam
menghadapi menopause.
Tingkat kecemasan ibu
perimenopause :
- Tidak ada kecemasan
- Kecemasan ringan
- Kecemasan sedang
- Kecemasan berat
C. Defenisi Operasional 1. Tidak cemas apabila
nilai < 14 dengan 14 pernyataaan.
2. Cemas ringan apabila nilai 14-20.
3. Cemas sedang apabila nilai 21-27.
4. Cemas berat apabila nilai 28- 41.
5. Cemas panic apabila nilai 42-56.
Ordinal
2 Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki ibu soal dengan benar atau 11-15 soal pertanyaan b. Cukup apabila
responden mampu menjawab 56-75% dengan benar atau 5-10 soal pertanyaan. c. Kurang apabila subjek
mampu menjawab <55% soal dengan benar atau < 5 soal pertanyaan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah desain
penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
hubungan antara dua atau lebih variabel penelitian (Suyanto & Salamah, 2009),
yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu
perimenopause dalam menghadapi menopause.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keselurahan objek yang akan diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu perimenopause di Desa Patumbak I Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 sebanyak 60 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau seluruh jumlah
dari karakteristik yang diambil dari populasi sebanyak 60 orang. Tekhnik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampel yaitu
pengambilan sampel secara sengaja. Peneliti menentukan sendiri sampel yang
diambil karena ada pertimbangan tertentu dengan kriteria sampel ibu usia > 40
tahun dengan gejala :
a. Ibu mengalami gejala siklus haid tidak teratur.
b. Ibu mengalami gejolak rasa panas di malam hari.
c. Ibu mengalami gejala sulit tidur.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di desa Patumbak I kecamatan Patumbak
kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan tempat karena lokasi ini terdapat ibu
perimenopause yang akan menghadapi menopause.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Mei 2013.
E. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, penulis mengajukan permohonan izin
kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin kepada kepala
kelurahan Bantan, tempat penulis melakukan penelitian untuk mengambil data
dalam bentuk penyebaran kuesioner.
Sebelum menyebarkan kuesioner terlebih dahulu penulis memberikan
lembaran persetujuan (informed consent) menjadi responden dan diberikan
kepada calon responden yang akan diteliti, penulis akan menjelaskan maksud
dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin akan
terjadi selama dan sesudah penelitian, maka responden diminta untuk
mendatangani dengan pengisian lembaran persetujuan yang dilanjutkan dengan
pengisian lembaran kuesioner. Penulis juga memberikan kesempatan kepada
responden untuk bertanya dan penulis menanggapi pertanyaan tersebut untuk
meghargai hak-hak responden.
Untuk menjaga kerahasiaan, penulis tidak akan mencantumkan nama
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner
dan disusun secara literatur tertutup sehingga responden hanya memilih jawaban
yang ada. Kuesioner yang dibagikan terdiri dari dua bagian yaitu data
pengetahuan dan tingkat kecemasan.
1. Data Pengetahuan
Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 15 pertanyaan dengan bentuk
pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, c. Jika jawaban
benar maka diberi nilai satu (skor = 1) dan jika yang salah maka diberi nilai
nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut Guttman
(Hidayat, 2007).
2. Tingkat Kecemasan
Alat ukur kecemasan dikenal dengan Hamilton Rating Scale for
Anxiety (HRS-A). Alat ukur HRS-A ini digunakan untuk mengukur derajat
berat ringannya gangguan kecemasan bukan untuk menegakkan diagnosa
gangguan kecemasan. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang
masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala-gejala yang lebih spsifik
lagi. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian score antara
0 – 4, yang artinya adalah :
Nilai : 0 = tidak ada gejala
1= ringan /ada tapi tidak sering
2= sedang/ada dan sering
3 = berat/ cukup sering
Masing – masing nilai score dari ke 14 kelompok gejala tersebut
dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan seseorang, yaitu :
Total nilai : < 14 = tidak ada kecemasan
14- 20 = kecemasan ringan
21-27 = kecemasan sedang
28-41 = kecemasan berat
42-56 = panik
G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebelum mengumpulkan
data, instrumen harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas
dengan uji validitas dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing serta di
content validity. Nilai koefisien dari instrumen penelitian yang di content validity pada 15 pertanyaan pengetahuan tentang menopause dan 14
pernyataan tingkat kecemasan dengan nilai 0,8.
2. Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji
reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji
reliabilitas dilakukan kepada 13 responden di kelurahan Asam Kumbang
yang memiliki kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Nilai
H. Prosedur Pengumpula Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisoner oleh responden
untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan tingkat kecemasan ibu
perimenopause di kelurahan Bantan kecamatan Medan Tembung. Prosedur
pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat
permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan
mengajukan permohonan izin melaksanakan penelitian kepada kepala lurah
Bantan, setelah mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian.
Selanjutnya peneliti mencari calon respoden yang sesuai dengan kriteria dan
menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini dan meminta persetujuan calon
responden untuk menjadi responden menandatangani Informed consent,
setelah itu peneliti mendampingi responden dan menjelaskan kepada
responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Kemudia peneliti
memeriksa kembali kelengkapan data, selanjutnya data yang telah terkumpul
di analisis.
I. Rencana Analisa Data 1. Pengolahan Data
Data diperoleh secara manual dengan langkah- langkah pengolahan data :
a. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang terkumpul, kesalahan
dan kekeliruan dalam pengumpulan data diperbaiki dengan memeriksanya
b. Coding
Data yang telah diubah kedalam kode sesuai dengan variabel penelitian
untuk dilakukan pengolahan data.
c. Tabulating
Tabulasi data dan mengambil kesimpulan dilakukan tabulasi data
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Analisa Data
Analisa data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Analisa univariat
Data yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran terhadap
masing-masing jawaban responden lalu ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, kemudian dicari besarnya persentasi untuk
masing-masing jawaban responden.
b. Data bivariat
Hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenipause
dalam menghadapi menopause akan dianalisa dengan uji chi-square bila
memenuhi persyaratan. Apabila uji chi-square tidak memenuhi
persyaratan, maka akan dilakukan uji fisher. dikatakan ada hubungan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam
menghadapi menopause di desa Patumbak I kecamatan Patumbak kabupaten Deli
Serdang tahun 2013.
A. Hasil Penelitian
Setelah melakukan pengumpulan data maka dilakukan pengolahan data
dan analisa data. Adapun hasil dari pengolahan data tersebut dapat dilihat dari
tabel berikut ini :
1. Analisis Univariat a. Data Demografi
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Responden di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
• SMA
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 60 responden penelitian
mayoritas berumur 45-50 tahun sebanyak 28 orang (46,7%). Mayoritas responden
bersuku Batak sebanyak 26 orang (43,3%) dan berpendidikan dasar sebanyak 26
orang (49,1%). Berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden adalah ibu rumah
tangga sebanyak 27 orang (45%).
b. Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Tabel 5.2
Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 6o responden penelitian
mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 23 orang (38,3%).
c. Tingkat Kecemasan Responden dalam Menghadapi Menopause
Tabel 5.3
Distribusi Tingkat Kecemasan Responden Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Tingkat kecemasan Frekuensi Persentase (%)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 60 orang responden penelitian mayoritas mengalami cemas sedang sebanyak 34 orang (56,7%).
2. Analisis Bivariat
Tabel 5.4
Distribusi Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopasue di Desa Patumbak I kecamatan
Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun 2013
Tingkat
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 60 orang responden mayoritas berpengetahuan cukup, di mana responden mengalami cemas sedang sebanyak 18
orang (13 %). Hasil analisa uji Chi-Square dengan uji statistik diperoleh nilai p value
0,004 (p < α). Artinya ada hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu
perimenopause dalam menghadapi menopause.
B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan pembahasan tentang
hasil dari penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan
ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di desa Patumbak I kecamatan
Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
1. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih bermanfaat daripada perilaku yang tidak didasari oleh
mengenai menopause maka kecemasan dalam menghadapi menopause tersebut
tidak akan meningkat.
Dari 23 orang (38,3%) yang berpengetahuan cukup, 18 orang (13,0%)
mengalami cemas sedang dan hanya 4 orang (6,7%) yang tidak mengalami
cemas. Pengetahuan juga bisa dipengaruhi oleh pendidikan (Notoatmodjo,
2002). Wanita yang bependidikan tinggi lebih cepat beradaptasi dengan kondisi
menopause. Keadaan ini disebabkan cara berfikir wanita berpendidikan tinggi
lebih rasional, lebih terbuka dalam menerima informasi, sehingga pengetahuan
dan wawasannya lebih luas. Dari hasil penelitian yang di dapat, 12 orang
(20,0%) yang berpendidikan Perguruan tinggi sebanyak 8 orang (3,4%) tidak
mengalami cemas.
Kepasrahan wanita dalam menghadapi menopause juga berkaitan dengan
agama. Dari 60 responden (100%) mayoritas beragama Islam, dan ajaran agama
mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Salah satunya adalah
pembentukan sikap wanita dalam menghadapi menopause, yang merupakan
takdir bagi semua wanita. Agama Islam mengajarkan untuk sabar dan ikhlas
dalam menerima takdir. Kebanyakan wanita beragama Isalam merasa lebih
tenang pada masa menopause, karena lebih leluasa untuk beribadah, sehingga
kegiatan ibadah lebih meningkat di usia tua (Koentjaraningrat, 2002).
2. Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause
Menurut Smart (2010), apabila penerimaan informasi baru melalui proses
yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap maka informasi tersebut
tidak akan menimbulkan kesalahan. Sebaliknya apabila informasi tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan menimbulkan kesalahan yang
Kecemasan ibu yang didukung oleh pengetahuan mengenai menopause dapat
berkurang atau tidak akan menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan.
Dari hasil penelitian 60 orang responden, 34 orang (60,0%) mengalami
cemas sedang. Pada wanita yang memasuki usia tua, sering timbul rasa khawatir
terhadap penyakit yang disebakan oleh penurunan fungsi organ karena proses
penuaan. Rasa khawatir ini disebabkan rasa takut akan kematian dan merasa
belum ada persiapan untuk menghadapi kematian. Hal ini dapat menimbulkan
stress yang mengakibatkan kecemasan ( Hawari, 2006). Hal ini juga didukung
oleh Kasdu (2007) menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami
menopause merupakan suatu masalah atau gangguan, sedangkan 25%
lainnya tidak mempermasalahkannya.
Dari data yang terkumpul, 14 orang (23,3%) tidak megalami cemas
dengan pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Dapat dilihat bahwa responden
yang tidak mengalami kecemasan mempunyai pengetahuan yang baik. Di mana
dengan tingkat pendidikan tersebut, wanita akan mempunyai pandangan hidup
yang baik, terutama dalam menghadapi masalah (Notoatmodjo, 2010).
3. Hubungan pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square didapatkan nilai p sebesar 0,000
< α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi
menopausedi desa Patumbak I kecamatan Patumbak kabupaten Deli Serdang
tahun 2013. Berarti semakin baik tingkat pengetahuan ibu maka berkurang
Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Praju Susiana Marga, (2010) tentang “hubungan gambaran diri
dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di
kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Tahun 2007”, menunjukkan nilai p value
0,04 yang berarti ada hubungan hubungan gambaran diri dengan tingkat
kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Fitriani Nur Damayanti (2010) tentang “hubungan tingkat pengetahuan dengan
kecemasan dalam menghadapi menopause di kelurahan Genuksari kecamatan
Genuk kota Semarang dengan nilai p value 0,00 artinya ada hubungan tingkat
pengetahuan denagn kecemasan dalam menghadapi menopause.
Kecemasan pada wanita perimenopause umumnya bersifat relatif, artinya
ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat dukungan dan
semangat dari orang-orang sekitarnya. Namun ada juga yang terus menerus
cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberikan dukungan. Akan
tetapi, ada juga wanita menopause yang tidak mengalami perubahan yang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan dengan tingkat
kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause di desa Patumbak I
kecamatan Patumbak kabupaten Deli Serdang tahun 2013 diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu perimenopause dalam menghadapi
menopause persentase tertinggi ditemukan responden berpengetahuan cukup
sebanyak 23 orang (38,3%) dan persentase terendah berpengetahuan baik
sebanyak 17 orang (28,3%).
2. Berdasarkan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi
menopause persentase tertinggi ditemukan responden mengalami cemas sedang
sebanyak 34 orang (56,7%) dan persentase terendah mengalami cemas ringan
sebanyak 12 orang (20%).
3. Berdasarkan hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu
perimenopause dalam menghadapi menopause, dari 60 orang responden
persentase tertinggi berpengetahuan cukup , di mana responden yang
mengalami cemas sedang sebanyak 34 orang (56,7%) dan yang tidak
mengalami gejala cemas sebanyak 14 orang (23,3%). Berdasarkan hasil analisa
uji Chi-Square diperoleh nilai p 0,004 (p < α). Artinya ada hubungan
pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan khusunya Bidan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan ibu yang akan menghadapi menopause melalui
penyuluhan yang terjadi dalam menghadapi menopause dan terjadi dalam
menghadapi menopause dan terapi yang dapat digunakan untuk mengurangi
kecemasan pada ibu.
2.Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan kepada tempat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas
untuk memberikan penyuluhan atau promosi kesehatan kepada ibu-ibu tentang
menopause.
3.Bagi peneliti selanjutnya
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
para peneliti selanjutnya terlebih mengenai hubungan pengetahuan dengan
tingkat kecemasan ibu perimenopause dalam menghadapi menopause. Bagi
peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian saya ini
untuk lebih baik lagi karena peneliti menyadari masih banyak kesalahan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, Gilly. (2003). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC.
Aprilia, N.I., & Puspitasari, N. (2007). Faktor yang mempeengaruhi tingkaat kecemasan pada wanita perimenopause. The Indonesian Journal of Public
Health, Vol.4, No.1. Juli. Surabaya.
Baziad, Ali. (2003). Menopause dan andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Daradjat, Zakiah.(2001).Kesehatan mental. Jakarta : Toko Gunung Agung.
Elmanan. (2001). Fisiologi perubahan-perubahan psikologi. Yogyakarta : Buku Biru.
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi perkembangan (terjemahan : Istiwidyawanti dan Sodjarwo. Jakarta : Erlangga
Kasdu, Dini. (2002). Kiat sehat menghadapi menopause. Jakarta : Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Llewelly, Derek., & Jones. (2005). Setiap wanita. Terjemahan edisi Indonesia: PT. Delapratasa Publishing.
Manuaba. (2008). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC.
Northup, Christiane.(2006). Menopause menciptakan perubahan fisik dan emosional saat menghadapi perubahan. Bandung :Q.Press.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2003). Metodelogi penelitian kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Ramaiah, S. 2003. Kecemasan. Jakarta : Pustaka Populer Obor
Rebecca., & Brown, Pam. (2009). Menopause. Jakarta : Erlangga.
Rostiana, T., & Kurniawati, M.T. (2009). Kecemasan pada wanita yang menghadapi menopause. Jurnal Psikologi, Vol.3, No.1, desember.
Sundari, Siti. (2005). Kesehatan mental dalam kehidupan. Jakarta : Pt. Rineka Cipta.
Sulistiawati., Payapo, T.A., Maruhana, J., Sianturi, Y., & Sumijaton. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta : EGC
Sulidtyawati, Emi., & Proverawati, Atikah. (2010). Menopause dan syndrome premenopause. Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifuddin, A.B.,& Rachimhadhi, T. (2009). Ilmu kandungan. Jakarta : EGC.
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Dengan Hormat,
Nama Saya Rahmah Juliani Siregar, sedang menjalani pendidikan di program
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu
Perimenopause Dalam Menghadapi Menopuase di Desa Patumbak I Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013”.
Menopause adalah keadaan pada seorang wanita yang mengalami penurunan
fungsi indung telur yang berakibat menurunnya produksi hormon ekstrogen.
Keadaan ini antara lain mengakibatkan berhentinya haid untuk selamanya. Usia
perempuan yang memasuki menopause berkisar antara 40-55tahun.
Banyak ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah
mengalami cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran
yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di
khawatirkan. Wanita yang memiliki pengetahuan baik maka akan lebih mampu
mengatasi kecemasan yang dialaminya. Responden yang dikategorikan memiliki
pengetahuan kurang cenderung mengalami kecemasan berat. Kecemasan bukan
hanya sakit secara emosioanal tapi karena ada kesalahan dalam pengetahuan,
semakin banyak pengetahuan yang diketahuinya maka kecemasan akan lebih
Partisipasi ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada
dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti.
Untuk penelitian ini ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila ibu membutuhkan
penjelasan, maka dapat menghubungi Saya :
Nama : Rahmah Juliani Siregar
Alamat : Jl. Bunga Asoka Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan
Sunggal
No. HP : 08126400273
Terima kasih Saya ucapkan kepada ibu yang telah ikut berpartisipasi pada
penelitian ini. Keikutsertaan ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu
yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan
ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, 2013 Peneliti,
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN ( PSP ) ( INFORMED CONSENT )
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Suku :
Pekerjaan :
Telp / Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause Dalam Menghadapi Menopause di Desa Patumbak I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang tahun 2013”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2013
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause
Hari / Tanggal :
1. No. Responden :
2. Usia :
3. Suku :
4. Pendidikan :
5. Pendidikan :
Petunjuk pengisian
1. Semua pertanyaan harus dijawab.
2. Pilih salah satu jawaban yang benar dengan menggunakan tanda silang (X).
3. Setiap pertanyaan dijawab dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu.
I. Kuesioner Pengetahuan Ibu Perimenopause dalam Menghadapi Menopause
1. Apa yang dimasud dengan menopause?
a. Menopause adalah berhentinya masa menstruasi atau haid terakhir
b. Menopause artinya usia diatas 45 tahun
c. Menopause merupakan gangguan silus menstruasi atau haid
2. Berapa usia normal seorang wanita yang mengalami menopause?
a. 35-45 tahun
b. 45-55 tahun
c. 55-65 tahun
3. Tanda bahwasanya wanita memasuki menopause adalah :
a. Haid semakin sering
b. Haid tidak dijumpai lagi setelah 1 tahun
4. Gejala- gejala yang sering dialami ibu dalam menghadapi menopause adalah
:
a. Ketidakteraturan siklus haid, perubahan kulit, kekeringan vagina
b. Daya seksualitas semakin meningkat, haid semakin lancar
c. Mudah lapar, mudah mengantuk,
5. Gejala psikologis (jiwa) yang sering dialami ibu dalam menghadapi
menopause adalah:
a. Ingatan menurun, cemas
b. Bahagia, mudah konsentrasi
c. Ceria, tidak mudah lelah
6. Tanda-tanda yang sering dialami ibu menjelang menopause dibawah ini
adalah:
a. Panas (hot flushes) di wajah, dada dan leher
b. Nyeri perut yang hebat
c. Pening dan mual
7. Kapan rasa panas dialami ibu yang akan mengalami menopause?
a. Malam hari
b. Siang hari
c. Pagi hari
8. Perubahan yang sering terjadi pada ibu dalam masa menopause adalah:
a. Perubahan sifat
b. Perubahan emosi
c. Perubahan moral
9. Faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause adalah :
a. Usia pertama haid, penggunaan alat KB
b. Tempat tinggal, tempat kelahiran
c. Jumlah penghasilan
10.Salah satu masalah yang dialami ibu menopause adalah:
a. Payudara kendur
b. Payudara kencang
c. Payudara keriput
a. Kerapuhan tulang (osteoporosis)
b. Nyeri panggul
c. Sakit kepala
12.Mengapa pada masa menopause terjadi osteoporosis (kerapuhan tulang)?
a. Karena terjadi pengeroposan tulang yang disebabkan kekurangan
kalsium
b. Karena ibu sering bekerja
c. Karena ibu terlalu sering berolahraga
13.Asupan gizi yang bersumber dari kalsium yang seharusnya dikonsumsi ibu
menjelang menopause adalah:
a. Susu, yoghurt, teri
b. Alpokat, daging, kacang kedelai
c. Kopi, teh manis
14.Sulit tidur sering dialami ibu menopause. Hal ini disebabkan oleh:
a. Rasa adanya gangguan dari makhluk aneh
b. Rasa tegang akibat akibat berkeringat di malam hari
c. Karena ibu sering merasa lapar
15.Upaya yang dilakukan untu pencegahan masalah-masalah menopause
adalah:
a. Rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium dan
menghindari rokok
b. Banyak tidur dan makan yang banyak
2. Tingkat Kecemasan
Petunjuk : Beri tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai
dengan penilaian terhadap pernyataan yang telah disediakan denga
kriteria:
0 : tidak ada gejala atau keluhan yang dirasakan.
1 : keluhan ringan/ada tapi tidak sering.
2 : keluhan sedang/ada dan sering
3 : keluhan berat/cukup sering
4 : Keluhan berat sekali/sangan sering.
No GejalaKecemasan 0 1 2 3 4 Kode
1. Saya mengalami gejala cemas dalam menghadapi menopause.
2. Saya mengalami gejala susah tidur pada malam hari dalam menghadapi menopause.
3. Saya mengalami ketakutan jika ditinggal sendiri saat mengahdapi menopause.
4. Saya mengalami gejala gangguan tidur khususnya pada malam hari saat menghadapi menopause. 5. Saya merasa sulit berkonsentari atau daya ingat
saya mudah menurun dalam menghadapi menopause.
6. Saya sering terbangun di malam hari pada saat menghadapi menopause.
7. Saya mengalami gejala sakit atau nyeri pada otot saat menghadapi menopause.
8. Saya mengalami gejala gangguan pada penglihatan dalam menghadapi menopause.
9. Saya merasa denyut jantung berdebar-debar dalam menghadapi menopause.
10. Saya mengalami gejala sesak dalam menghadapi menopause.
11. Saya mengalami gangguan pada pencernaan dalam menghadapi menopause.
12. Saya mengalami gejala sering buang air kecil dalam menghadapi menopause.
13. Saya mengalami gejala pusing dalam menghadapi menopause.
14. Saya sering merasa gelisah dalam menghadapi
ANALISA DATA SPSS
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PERIMENOPAUSE DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE DI DESA
PATUMBAK I KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent