KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY
SKRIPSI
JUMITA HARIYANTI BR.SEMBIRING 130823015
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA
KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
JUMITA HARIYANTI BR.SEMBIRING 130823015
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
Judul : ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI
SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY
Kategori : SKRIPSI
Nama : JUMITA HARIYANTI BR. SEMBIRING
NomorIndukMahasiswa : 130823015
Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, Agustus 2015
KomisiPembimbing:
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Drs. Pengarapen Bangun, M.Si Drs. Ujian Sinulingga, M.Si NIP 19560815 198503 1005 NIP. 19560303 198403 1 004
Diketahui/ Disetujui oleh:
DepartemenMatematika FMIPA USU Ketua,
ii
PERNYATAAN
ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN
PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2015
iii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada terkira atas segala kenikmatan yang telah diberikan kepeda penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam kepada junjungan mulia Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan pada jurusan Ekstensi Matematika Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bantuan serta dorongan berbagai pihak. Untuk itu izinkan penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Ujian Sinulingga, M.Si dan Bapak Drs. Pengarapen Bangun, M.Si, selaku dosen pembimbing pada penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Drs. Marihat Situmorang, M.Kom dan Bapak Drs. Partano Siagian, M.Sc selaku dosen komisi penguji untuk perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Tulus M. Si dan Ibu Dra. Mardiningsih, M. Si, sebagai ketua dan sekretaris departemen Matematika FMIPA USU
4. Bapak Drs. Pengarapen Bangun. M, Si sebagai pelaksana Ekstensi Matematika FMIPA USU.
5. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc sebagai Dekan FMIPA USU 6. Semua dosen dan para pegawai FMIPAUSU
7. Orang tua tercinta Mahmudi dan Rotua Cibero yang telah membesarkan penulis dengan cinta dan kasih sayang serta memberikan dukungan secara moril.
8. Saudara penulis Lely Veriyani dan Erick Suriyanto yang memberikan dukungan dan semangat.
9. Teman special Raji Mahadi Sudarjat yang selalu mendukung kearah hidup yang lebih baik.
10. Rizky Nanda Saputri dan keluarga, Para Karyawan PTPN III Bandar Betsy
iv
ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN
PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY
(Studi Kasus: PTPN III Bandar Betsy)
ABSTRAK
Analisis konjoin merupakan salah satu teknik dalam analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi responden terhadap suatu produk atau pelayanan dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai masing-masing atribut yang terpisah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi atribut Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas dan Motivasi Kerja yang paling mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan PTPN III Bandar Betsy. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 90 Karyawan PTPN III Bandar Bretsy untuk devisi pabrik dan bengkel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi atribut yang paling disukai oleh keseluruhan responden adalah Gaji dihargai sesuai beban kerja, interaksi sosial atasan memperhatikan bawahan, gaya kepemimpinan yang demokratis, fasilitas tersedianya alat transportasi umum bagi karyawan, motivasi naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi.
v
MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PTPN III BANDAR BETSY
(Case Study : PTPN III Bandar Betsy)
ABSTRACT
Conjoint analisys is a multivariate analysis technique used to know respondent preference in a product or services by combining the amount of the value of each attribute separately . This research aim to determined combination of salary attribution, social interaction, leadership’s style, fasilitation and motivation to work that very affect achievemant’s work of employed at PTPN III Bandar Betsy. Data is used in this research was primer data to be obtained with the way to spread questionnare to 90 employees at PTPN III Bandar Betsy for factory’s division and small factory. This research showed that attribute combination is very to be like by all of respondents are salary will be respect as show they do work, social interaction, control of superior to inferior, democration of leaderships style, avaible of general equipment transportation as fasilitation to employees, motivation to get higher position or good rank in carrier for the employees that had achievements.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN iii
PENGHARGAAN iv
ABSTRAK v
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 7
2.2 Prestasi Kerja 7
2.3 Gaji 8
2.4 Interaksi Sosial 8
2.5 Gaya Kepemimpinan 8
2.6 Fasilitas 9
2.10 Skala untuk Instrumen 13
2.11 Metode Pengumpulan Data 14
2.12 Defenisi Analisis Konjoin 15
2.12.1 Pengertian Analisis Konjoin 15
vii
2.13.2 Teknik Penarikan Sampel 24
2.13.3 Instrumen Penelitian 24
2.13.4 Pengumpulan Data 24
2.13.5 Metode Analisis Data 25
2.13.6 Skala Pengukuran 25
2.13.7 Model Skala Sikap 25
Bab 3 PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden 26
3.2 Penyajian Data 26
3.3 Interpretasi Model Analisis Konjoin 45
3.4 Pengukuran Validitas dan Reliabilitas 46
Bab 4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 48
4.2 Saran 48
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul
Halaman
Tabel 2.1 Pengkodean variabel dummy 19
Tabel 2.2 Koefisien Korelasi 23
Tabel 3.1 Pengkodean Level 28
Tabel 3.2 Pengkodean Data untuk Regresi 29
Tabel 3.3 Koefisien Nilai b dari SPSS 31
Tabel 3.4 Hasil Metode Full Profile Untuk 1 Responden 40
Tabel 3.5 Nilai Utilitas 1 Orang Responden 41
Tabel 3.6 Nilai Kepentingan Relatif 1 Orang Responden 42
Tabel 3.7 Nilai Utilitas Keseluruhan Responden 43
Tabel 3.8 Nilai Kepentingan Relatif Keseluruhan Responden 44
ix
Nomor Tabel Judul Halaman
iv
ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA KEPEMIMPINAN, FASILITAS DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN
PADA PTPN III KEBUN BANDAR BETSY
(Studi Kasus: PTPN III Bandar Betsy)
ABSTRAK
Analisis konjoin merupakan salah satu teknik dalam analisis multivariat yang digunakan untuk mengetahui preferensi responden terhadap suatu produk atau pelayanan dengan cara mengkombinasikan jumlah nilai masing-masing atribut yang terpisah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi atribut Gaji, Interaksi Sosial, Gaya Kepemimpinan, Fasilitas dan Motivasi Kerja yang paling mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan PTPN III Bandar Betsy. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 90 Karyawan PTPN III Bandar Bretsy untuk devisi pabrik dan bengkel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi atribut yang paling disukai oleh keseluruhan responden adalah Gaji dihargai sesuai beban kerja, interaksi sosial atasan memperhatikan bawahan, gaya kepemimpinan yang demokratis, fasilitas tersedianya alat transportasi umum bagi karyawan, motivasi naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi.
v
MOTIVATION ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PTPN III BANDAR BETSY
(Case Study : PTPN III Bandar Betsy)
ABSTRACT
Conjoint analisys is a multivariate analysis technique used to know respondent preference in a product or services by combining the amount of the value of each attribute separately . This research aim to determined combination of salary attribution, social interaction, leadership’s style, fasilitation and motivation to work that very affect achievemant’s work of employed at PTPN III Bandar Betsy. Data is used in this research was primer data to be obtained with the way to spread questionnare to 90 employees at PTPN III Bandar Betsy for factory’s division and small factory. This research showed that attribute combination is very to be like by all of respondents are salary will be respect as show they do work, social interaction, control of superior to inferior, democration of leaderships style, avaible of general equipment transportation as fasilitation to employees, motivation to get higher position or good rank in carrier for the employees that had achievements.
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan dikatakan berhasil apabila tujuan awal perusahaan dapat terlaksana
dengan baik dan terkontrol dengan baik, akan tetapi tidak luput juga dari
kesejahteraan karyawannya-karyawannya, sebab dengan pengelolaan kesejahteraan
karyawan yang tepat maka akan terbentuk satuan kerja yang efektif dan dapat
meningkatkan prestasi kerja.
Salah satu dorongan manusia untuk bekerja ialah karena mendapatkan gaji,
karena gaji adalah salah satu komponen kompensasi memegang peranan yang penting
dalam upaya meningkatkan prestasi kerja karyawan.
Dalam bekerja sangat dibutuhkan motivasi di dalam diri tiap karyawannya, karena
motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Untuk
lebih mendorong seseorang atau karyawan agar lebih giat dalam melaksanakan
tugas-tugasnya, maka perlu diperhatikan faktor pendorong motivasi tersebut, salah satunya
ialah memenuhi kebutuhan batin yaitu memiliki hubungan yang baik dengan atasan,
dengan rekan kerja sepropesi dan juga yang berada di bidang lain. Dalam hal ini
dibutuhkan karena dalam melaksanakan tugasnya akan sering sesama karyawan
saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama lainnya, saling memberikan masukan
serta motivasi dalam rangka menyelesaikan tugas-tugasnya. Jika kebutuhan batin dari
tiap karyawan telah terpenuhi maka motivasi kerja otomatis akan mengikutinya,
karena jika kepuasan tersebut telah didapatkan karyawan maka segala tugas yang
diembankan akan terasa ringan untuk dilaksanakan.
Perusahaan juga harus memberikan fasilitas lain selain gaji agar para pekerja yang
bekerja di perusahaan tersebut dapat bekerja dan menuangkan segala pengetahuannya
secara maksimal dan bekerja dengan sepenuh hati, tidak luput juga gaya
perusahaan tersebut agar terjalin interaksi sosial yang baik antara pemimpin dan para
pekerja (bawahan), disini yang dimaksud dengan teknik kepemimpinan adalah cara
atau perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu
kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
Karyawan yang berprestasi akan dapat memajukan perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan perusahaan, maka dari itu perusahaan harus memperhatikan
mengenai prestasi kerja ini karena prestasi kerja merupakan salah satu aspek kritis
dari keberadaan sumber daya manusia.
PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu
dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam
bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan
usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit
dan dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan inti sawit
(krenel) dan produk hilir karet.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membahas masalah yang
mempengaruhi prestasi ialah analisis konjoin (Conjoint Analysis, Considered Jointly).
Analisis konjoin merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengetahui kombinasi faktor atau yang selanjutnya disebut atribut dari produk yang
sesuai dengan keinginan oleh konsumen dan yang masih dapat ditawarkan oleh si
produsen. Prosedur konjoin mencoba untuk memberikan nilai pada tingkatan/ level
dari setiap atribut, sehingga nilai yang dihasilkan atau utilities yang dikaitkan pada
stimulus cocok atau sedekat mungkin dengan evaluasi input yang diberikan oleh
responden.
Dari penjabaran tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji faktor (atribut)
apa yang paling berpengaruh terhadap prestasi karyawan di PTPN III Bandar Betsy
yang berjudul “ANALISIS PENGARUH GAJI, INTERAKSI SOSIAL, GAYA
3
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dibahas ialah variabel mana yang paling memberikan
pengaruh paling dominan terhadap prestasi kerja karyawan pada PTPN III kebun
Bandar Betsy diantara faktor Gaji, Interaksi Sosial, Gaya kepemimpinan, Fasilitas
dan Motivasi Kerja dengan menggunakan Analisis Konjoin Full-Profile.
1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih mempermudah dan agar lebih terarah, maka penulis membatasi ruang
lingkup permasalahannya, yaitu :
1. Banyaknya variabel yang diteliti ada 5 yaitu : Gaji, Interaksi Sosial, Gaya
Kepemimpinan, Fasilitas dan motivasi kerja.
2. Populasi yang diambil dibatasi pada devisi bengkel dan devisi pabrik, karena
keduanya berada di devisi pelaksana dan demi mempersingkat waktu penelitian.
3. Untuk pengambilan sampel hanya diambil batasan usia dari 20 – 50 tahun, karena
usia produktif dianggap pada usia tersebut.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui diantara Variabel-variabel yang akan
dibahas variabel manakah yang paling dominan yang mempengaruhi prestasi kerja
karyawan, serta untuk menambah wawasan penulis.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian dapat menjadi salah satu sumber referensi indikator terhadap prestasi
kerja karyawan pada PTPN III Kebun Bandar Betsy.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian
1.6 Tinjauan Pustaka
Analisis konjoin (conjoint analysis) adalah suatu bentuk (desain) produk atau barang
atau jasa, atau objek tertentu yang diinginkan oleh sebagian besar responden. Pada
dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi
seseorang terhadap suatu objek yang terdiri atas satu atau banyak bagian (Singgih
Santoso).
Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran,
khususnya pada berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen
terhadap berbagai desain produk. Kata “conjoint” menurut para praktisi riset diambil
dari kata “con-sidered Jointly”. Dalam kenyataannya kata sifat “conjoint”
diturunkan dari kata benda “to conjoint” yang berarti “joined together” atau bekerja
sama.
Bentuk dasar model analisis konjoin dapat dirumuskan sebagai berikut :
�(�) = � � ������
��
�=1
�
�=1
(1.1) keterangan :
U (X) = Nilai kegunaan (utility) total
βij = sumbangan the part-worth atau utility yang terkait dengan level j
ij = Parth Worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i level ke- j ki = banyaknya level atribut i
m = jumlah atribut
xij = Variable dummy atribut ke-i level ke-j (bernilai 1 bila level yang
berkaitan muncul dan 0 bila tidak)
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melaksanakan analisis konjoin secara
umum sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi faktor/atribut
2. Merancang kombinasi atribut atau stimuli
5
4. Menentukan metode analisis data
5. Hasil analisis data dan interpretasinya.
Langkah yang paling penting dalam analisis konjoin adalah mengestimasi kegunaan
(utility function) atau tingkat kepentingan relatif individu (individual level part
worth). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis konjoin adalah metode regresi dengan variable dummy. Maka persamaan
regresinya adalah:
��� = �0+ �1��1� + �2��2� + … + ������ (1.2)
keterangan:
Yij = Peringkat seluruh responden
β0 = Intercept
Xij = Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i level ke-j
βij = Nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j
Pentingnya suatu atribut dinyatakan dalam kisaran Part-Worth melintasi level dari
atribut, yaitu:
Ii= {maks(αij) – min(αij)} (1.3)
Keterangan:
Ii = Nilai kepentingan relatif untuk tiap atribut
Maks = Nilai maksimal
Min = Nilai minimal
(αij) = Nilai kegunaan (utility) tiap level
Pentingnya suatu atribut digunakan untuk meyakinkan kepentingan relatif
disimbolkan dengan Wi yang ditentukan melalui formula:
�
� = ∑ �� �� � �=1
keterangan :
Wi = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut
Ii = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut
m = Banyaknya atribut
Menurut Supranto (2004), data preferensi mengurutkan merek atau stimulus
dinyatakan dalam preferensi responden untuk beberapa atribut/ciri/sifat. Cara yang
bisa dilakukan ialah bahwa data diperoleh melalui peringkat preferensi. Responden
diminta untuk membuat peringkat merek paling disukai sampai yang paling tidak
disukai.
1.7 Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah salah satu cara yang terdiri dari langkah – langkah atau
urutan kegiatan yang berfungsi sebagai pedoman umum yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian sehingga apa yang menjadi tujuan dari penelitian itu dapat
terwujud. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah untuk menyelesaikan
penelitian antara lain :
1. Menentukan atribut dan level atribut
2. Menentukan sampel dan teknik pengambilan sampel
3. Merancang angket/kuesioner (stimuli yang akan dinilai oleh responden) dengan
menggunakan software SPSS
4. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan angket kepada
responden
5. Menganalisa data yang telah didapat dengan metode pengukuran full-profile
dengan menggunakan SPSS
6. Menentukan nilai utilitas setiap level untuk masing – masing atribut
7. Menentukan tingkat kepentingan relatif dari atribut – atribut
8. Melakukan uji validitas dan reliabilitas
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan adalah lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang
dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Manajemen merupakan sebuah subjek
yang sangat penting karena mengembangkan usaha penetapan dan pencapaian
sasaran-sasaran, dan mengkombinasikan secara efektif bakat-bakat orang serta mendayagunakan
sumber-sumber materil. Manajemen terdapat pada hampir semua aktivitas manusia, baik
itu dalam perusahaan, kantor, ataupun ditempat lainnya. Karena manajemen menyentuh
serta mempengaruhi kehidupan hampir semua manusia, mana manajemen membuat kita
menyadari akan kemampuan-kemampuan kita sehingga dengan manajemen yang baik
akan berhasil mencapai tujuan secara bersama.
Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki
keterampilan diperlukan perhatian terhadap aspek-aspek khusus dari sumber daya
manusia yang merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja karyawan yang
selanjutnya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh (Gary Dessler, 2003): “Manajemen sumber daya manusia adalah proses
memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan dan keamanan serta masalah keadilan.
2.2 Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan, serta waktu.
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) merupakan salah satu tugas yang
paling penting bagi setiap manajer, yang diakui pula bahwa banyak kesulitan dialami
seseorang secara akurat, dan lagi pula sangatlah sulit untuk menyampaikan hasil
penilaian tersebut kepada bawahan yang bersangkutan tanpa menimbulkan rasa kecewa
bagi yang bersangkutan.
2.3 Gaji
Gaji adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Gaji dapat diibaratkan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaannya, dimana
perolehan gaji didasarkan pada ketentuan dan kebijakan perusahaan, berarti setiap
karyawan kemungkinan memiliki tingkat gaji yang berbeda-beda.
2.4 Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun
karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
Adapun tujuan utama dilaksanakannya hubungan sosial antar individu dalam
perusahaan adalah untuk mendapatkan kepuasan hati karyawan, semangat kerja yang
tinggi, kerja sama yang tinggi antar karyawan, moral yang tinggi, disiplin yang tinggi dan
banyak lagi yang lainnya.
2.5 Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada pendapat setiap orang. Kata ini adalah
suatu kata yang diambil dari kamus umum dan dimasukkan ke kamus teknis sebuah
disiplin ilmiah tanpa didefenisikan secara tepat, namun salah satu dari arti kepemimpinan
adalah mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde
sosial, dan yang diharapkan dan dipersediakan melakukannya. Gaya Kepemimpinan
(Teknik Kepemimpinan) adalah kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial
pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktek kehidupan serta
organisasi melingkupi konsep-konsep pemikiran perilaku sehari-hari dan semua peralatan
9
bertindaknya pemimpin dengan bantuan alat-alat fisik dan macam-macam kemampuan
psikis untuk mewujudkan kepemimpinannya.
2.6 Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan
suatu kegiatan, tujuannya yaitu untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana
melalui sistem perencanaan secara hati-hati dan seksama kemudian mengupayakan
pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. Dan juga dapat membantu
personil dalam memberi layanan secara profesional dan dapat meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kerja personil.
2.7 Motivasi Kerja
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Seorang pemimpin perusahaan harus mengetahui
seluk beluk motivasi karena hal ini berkaitan erat dengan tingkah laku bawahannya yang
harus dibina ke arah tercapainya tujuan organisasi perusahaan.
2.8 Data
Data adalah bahan baku yang jika diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan
informasi, dimana dengan informasi tersebut dapat diambil suatu keputusan. Data
merupakan komponen utama dalam statistika.
2.8.1 Data Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang
data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal. Contohnya: Tinggi,
Rendah
b. Data Kuantitatif
Adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam klasifikasi data kuantitatif
adalah data yang berskala ukur interval dan rasio. Sebagai contoh data kuantitatif adalah
data hasil pengukuran tinggi badan mahasiswa matematika, data tersebut berbentuk
angka.
2.8.2 Data Menurut Sumbernya
Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian pula, yaitu:
a. Data Internal
Adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi dimana riset dilakukan.
Sebagai contoh: catatan akuntansi, catatan produksi, catatan inventaris, dan lainnya.
b. Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan di luar perusahaan atau
organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh dari hasil
wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data primer, peneliti
melakukan sendiri observasi di lapangan maupun di laboratorium. Pelaksanaannya
dapat berupa survei atau percobaan.
11
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer
yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya
digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran
pelengkap atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari
beberapa sumber seperti Badan Pusat Statistika, Media Massa, Lembaga
Pemerintahan dan sebagainya.
2.8.3 Data Menurut Jenisnya
Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Data kontiniu
Data kontiniu adalah data dalam bentuk angka/ bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengukuran. Data ini dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantuk jenis skala
yang digunakan. Contohnya: Berat badan Tomy 70 kg, Tinggi badan Tomy 180.
b. Data diskrit
Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dari hasil
perhitungan. Contohnya: Jumlah siswa perempuan di SMA Bunga sebanyak 300 orang.
2.9 Skala Pengukuran
Skala merupakan suatu prosedur pemberian angka atau simbol lain kepada sejumlah ciri
dari suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik angka pada ciri tersebut. Skala
pengukuran dibagi atas 4 bagian, yaitu:
a. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sederhana yang dilambangkan
mengklasifikasikan objek-objek atau kejadian-kejadian kedalam kelompok yang terpisah
untuk menunjukkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri tertentu dari objek yang diamati.
Pada skala nominal hasil pengukurannya dapat dibedakan tetapi tidak dapat diurutkan
mana yang lebih tinggi, rendah, dan mana yang dikesampingkan. Skala nominal
merupakan skala yang paling rendah atau jenis pengukurannya terbatas, misalnya jenis
kelamin yang hanya ada 2 kategori.
b. Skala Ordinal (Rangking)
Adalah skala pengukuran yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga
mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentangan tertentu. Dengan menggunakan skala
ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu. Angka atau huruf
yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang terbentuk dapat
dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari menurut aturan
penataan tertentu. Contoh: Seorang anggota ABRI dapat dikelompokkan menurut
pangkatnya, yakni Mayor, Kapten, Letnan dll.
c. Skala Interval
Skala interval adalah skala pengukuran yang mengelompokkan objek-objek ke dalam
kelas-kelas yang mempunyai urutan dan perbedaan dalam jarak yang sama. Misalnya:
Suhu tertinggi pada bulan lalu berturut-turut 30, 32 derajat celcius.
d. Skala Rasio (Nisbah)
Skala ini skala pengukuran yang memiliki 4 ciri, yakni membedakan, mengurutkan, jarak
yang sama, dan memiliki titik nol tulen (titik nol yang berarti) sehingga dapat
menghitung rasio atau perbandingan antar nilai. Semua ciri skala interval menjadi ciri
skala rasio, perbedaan antara nilai-nilai diketahui dan bernilai tetap, kategori-kategori
nilai juga bersifat lepas. Hanya saja skala rasio mempunyai titik nol yang berarti dalam
rasio (perbandingan) antara dua nilai juga berarti, misalnya Tina makan 2 apel dari meja
13
2.10 Skala Untuk Instrumen (Model Skala Sikap)
Model Skala Sikap yang sering digunakan dalam penelitian ada 5 macam, yaitu:
a. Skala Likert
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan
kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Artinya indikator ini dapat
dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan yang dapat
dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan yang
dinyatakan dengan pernyataan berikut:
Sangat Suka (SS) = 5
Suka (S) = 4
Cukup Suka (CS) = 3
Tidak Suka (TS) = 2
Sangat Tidak Suka (STS) = 1
b. Skala Gutman
Skala gutman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel multidimensi. Skala
Gutman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan
konsisten.
c. Skala Diferensial Semantik
Skala diferensial semantik atau skala perbedaan semantik berisikan serangkaian bipolar
(dua kutub). Responden diminta untuk menilai suatu objek atau konsep pada suatu skala
yang mempunyai 2 ajektif yang bertentangan.
d. Rating Scale
Yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
e. Skala Thurstone
Skala ini meminta responden untuk memilih jawaban pertanyaan yang ia setujui dari
beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan-pandangan berbeda. Pada umumnya
setiap item mempunyai asosiasi antara 1 sampai 10 tetapi nilainya tidak diketahui oleh
responden.
2.11 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan cara-cara tertentu. Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan secara umum dalam sebuah penelitian adalah:
a. Metode Dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel-variabel yang paling
mempengaruhi prestasi kerja para karyawan.
b. Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang digunakan untukmemperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang peribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Metode ini
digunakan untuk mencari dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mendongkrak prestasi
kerja karyawan. Lalu penilaiannya digunakan dengan Skala Likert.
c. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika
peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan langsung kepada responden. Dalam
penelitian ini dilakukan wawancara secara lisan dengan responden guna membantu
15
2.12 Defenisi Analisis Konjoin
2.12.1 Pengertian Analisis Konjoin
Analisis konjoin pada awalnya populer digunakan pada riset pemasaran, khususnya pada
berbagai riset untuk mengetahui bagaimana preferensi konsumen terhadap berbagai
desain produk. Kata “Conjoint” Menurut para praktisi riset diambil dari kata “Con –
Sidered Jointly” Dalam kenyataannya kata sifat “Conjoint” diturunkan dari kaya benda “to conjoint” yang berarti “Joined Together” atau bekerja sama.
Analisis konjoin adalah suatu teknik analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kepentingan relatif berdasarkan persepsi pelanggan yang dibawa oleh
suatu produk tertentu dan nilai kegunaan yang muncul dari atribut - atribut produk terkait.
Manfaat yang dapat diambil dari penggunaan analisis konjoin ini adalah produsen dapat
mencari solusi kompromi yang optimal dalam merancang atau mengembangkan suatu
desain.
Dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk, konsumen sering
mempertimbangkan berbagai faktor. Bagi konsumen faktor tersebut bersifat trade-off
yang membuat konsumen serba salah, misalnya antara harga dan kualitas, mana yang
harus dipilih, memilih harga yang tinggi dan kualitas yang relatif rendah atau harga tinggi
dengan kualitas yang tinggi pula.
2.12.2 Tujuan dan Manfaat Penggunaan Analisis Konjoin
Pada dasarnya tujuan analisis konjoin adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi
seseorang terhadap suatu objek untuk mengetahui kombinasi seperti apa yang memiliki
nilai manfaat terbesar yang dirasakan oleh responden sehingga akan
mempengaruhimereka dalam menentukan keputusan. Hasil utama analisis konjoin adalah
suatu bentuk (desain) produk/ barang/ jasa atau objek tertentu yang diinginkan oleh
sebagian besar responden. (Singgih, 2010).
1. Atribut, yaitu berupa variabel – variabel yang akan diteliti.
2. Taraf/ level, yaitu bagian dari atribut yang memperlihatkan nilai yang
diasumsikan oleh atribut.
3. Stimuli, yaitu sekelompok atribut yang dievaluasi oleh responden yang berasal
dari kombinasi atau desain taraf – taraf atribut.
4. Nilai kepentingan relatif (Relative Importance Value), yaitu nilai yang
memperlihatkan atribut yang paling penting dalam mempengaruhi pilihan
responden.
5. Nilai kegunaan (utilitas), yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau
kenikmatan yang diperoleh dari seorang konsumen. Semakin tinggi tingkat
kepuasan maka semakin tinggi pula nilai guna (utilitas) dan sebaliknya. Nilai
guna dibedakan dalam dua pengertian:
a. Nilai guna marginal, yaitu pertambahan/ pengurangan kepuasan akibat adanya
pertambahan/ pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
b. Total nilai guna, yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari
mengonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
2.12.4 Tahapan – tahapan Analisis Konjoin
Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan dalam merancang dan melaksanakan
analisis konjoin secara umum sebagai berikut:
1. Perumusan Masalah Dan Mengidentifikasi Atribut
Langkah awal dalam melakukan analisis konjoin yaitu perumusan masalah. Setelah
adanya perumusan masalah maka dicarilah kumpulan atribut dimana setiap atribut terdiri
atas beberapa taraf/ level. Informasi mengenai atribut yang mewakili preferensi
konsumen dapat diperoleh melalui diskusi dengan pakar, eksplorasi data sekunder atau
studi kepustakaan. Kemudian atribut yang sudah dianggap mewakili ditentukan datanya.
Skala atribut dibagi menjadi skala kualitatif/ non-metrik atau kategori (nominal dan
17
2. Merancang Kombinasi Atribut (Stimuli)
Setelah mengidentifikasi atribut beserta taraf-tarafnya, kemudian dilakukan perancangan
stimuli yaitu kombinasi taraf antar atribut. Pendekatan yang umum digunakan untuk
merancang stimuli yaitu kombinasi lengkap (full profile) atau evaluasi banyak faktor dan
kombinasi berpasangan (pairwise comparison) atau evaluasi dua faktor.
a. Full Profile
Didalam metode full profile mengevaluasi banyak faktor dapat dibentuk dari semua
atribut. Jumlah atribut dapat dikurangi dengan menggunakan factorial design. Suatu kelas
spesial factorial design, yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi
semua main effect. Desain ini mengasumsikan bahwa setiap interaksi yang tidak penting
dapat diabaikan. Untik membentuk stimuli dirancang dengan menggunakan SPSS
sehingga diperoleh stimuli dengan menggunaka orthogonal array. Stimuli yang terbentuk
disusun dalam kartu – kartu stimuli.
Setiap stimuli berisi kombinasi atribut dengan level, dengan setiap stimuli
menggambarkan profil tiap objek. Responden mengevaluasi masing-masing stimuli
dengan cara rangking (mengurutkan) atau rating (memberi nilai peringkat) dimulai dari
stimuli yang paling diminati sampai dengan stimuli yang paling tidak diminati.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah:
1) Diperoleh deskripsi yang lebih realistis dengan penjelasan dari setiap
stimuli yang berisikan sebuah level dari masing-masing atribut.
2) Menggambarkan trade-off yang lebih jelas antara seluruh atribut yang ada.
3) Memungkinkan pemakaian tipe-tipe penilaian preferensi lainnya.
Sedangkan kendala yang terdapat pada metode ini ialah urutan-urutan atribut yang
tertulis dalam kartu stimuli bisa berdampak pada evaluasi. Berdasarkan pernyataan
tersebut maka pada metode Full profile disarankan apabila jumlah atribut yang diteliti
kurang dari enam atau sama dengan enam serta dengan bertambahnya jumlah atribut
b. Pairwise Combination
Responden diminta untuk mengevaluasi pasangan-pasangan atribut secara bersamaan. Di
dalam metode pairwise combination, dimungkinkan untuk mereduksi/ mengurangi
jumlah perbandingan dengan menggunakan cylical design. Jumlah stimuli dapat
dikurangi dengan menggunakan fractional design. Suatu kelas spesial fractional design,
yang disebut orthogonal array memungkinkan mengestimasi semua main effects.
3. Menentukan Metode Pengumpulan Data
Dalam analisis konjoin terdapat dua jenis data yaitu berupa data metrik (interval atau
rasio) dan data non – metrik (data berskala nominal atau ordinal atau disebut juga dengan
kategorial).
a. Data Metrik
Untuk data metrik responden diminta untuk memberikan evaluasi berupa pemberian
rangking pada stimulus dengan memberikan peringkat untuk stimulus yang paling disukai sampai dengan stimulus yang paling tidak disukai.
b. Data Non – metrik
Untuk memperoleh data dalam non – metrik, responden diminta untuk memberikan nilai
atau rating terhadap masing-masing stimuli, dengan cara ini, responden dapat
memberikan nilai penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Pemberian
rating oleh responden dapat dilakukan dengan menggunakan:
1. Skala likert mulai dari angka 1 sampai dengan 5, dengan angka 1 menunjukkan
paling tidak disukai dan dengan 5 menunjukkan sangat suka.
2. Menggunakan nilai rating terbalik, artinya untuk stimuli yang paling tidak disukai
19
4. Menentukan Metode Analisis Yang Digunakan
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan model dari analisis
konjoin adalah metode regresi dengan variabel dummy. Variabel yang dianalisis dengan
model regresi dapat berupa variabel kuantitatif dan dapat pula berupa variabel kualitatif.
Untuk variabel kualitatif yang mempunyai k kategorik (level) bisa dibangun k-1 peubah
bonekadan biasanya mengambil nilai 1 atau 0 kedua nilai yang diberikan tidak
menunjukkan bilangan (numerik) tetap hanya sebagai identitas kelas atau kategorinya.
Adapun kategorinya sebagai berikut:
1. Untuk dua kategori maka diberi kode 1 untuk salah satu level, dan 0 untuk level
lainnya.
2. Untuk tiga kategori dapat dilihat pada tabel 2.1
3. Untuk level lebih dari tiga, pengkodean dilakukan dengan cara yang sama
sehingga setiap faktor memiliki k-1 variabel dummy.
Tabel 2.1 Pengkodean Variabel Dummy
Metode regresi variabel dummy sangat umum dilakukan untuk data berjenis non – metrik
maupun metrik, dengan data yang telah diperoleh melalui pengurutan maupun penilaian
terhadap kombinasi atribut atau stimuli yang telah dirancang sebelumnya. Beberapa
variasi pada penggunaan metode regresi variabel dummy yaitu:
a) Bila data yang digunakan berasal dari penilaian stimuli yang telah dirancang
sebelumnya dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala metrik, maka
regresi dengan variabel dummy dapat dihitung langsung dengan menggunakan
pendekatan Ordinary Least Square (OLS).
b) Bila penilaian stimuli menggunakan urutan (rangking) stimuli, maka data harus
diubah lebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Monotonic
Regression atau menggunakan Multidimensional Scaling (MDS) yang
Kategori Kode Kode
Kategori 1 1 0
Kategori 2 0 1
dikombinasikan dengan Multy Analysis Of Variance (MANOVA). Kemudian
analisis dilanjutkan dengan regresi menggunakan Variabel Dummy.
c) Bila data diperoleh melalui penilaian secara terpisah dari masing-masing atribut,
dimana variabel tak bebas umumnya berupa intensitas pilihan, maka analisis yang
digunakan adalah LOGIT model.
Adapun persamaan regresi dengan variabel dummy adalah:
��� = �0+ �1��1� + �2��2� + … + ������ (2.1)
keterangan:
Yij = Peringkat seluruh responden
β0 = Intercept
Xij = Peubah boneka atau variable dummy dari atribut ke-i level ke-j
βij = Nilai kegunaan atribut ke-i level ke-j
Adapun model dasar analisis konjoin adalah:
�(�) = � � ������
��
�=1
�
�=1
(2.2)
keterangan :
U (X) = Nilai kegunaan (utility) total
βij = sumbangan the part-worth atau utility yang terkait dengan level j
Ij = Parth Worth atau nilai kegunaan dari atribut ke-i level ke- j ki = banyaknya level atribut i
m = jumlah atribut
xij = Variable dummy atribut ke-i level ke-j (bernilai 1 bila level yang
berkaitan muncul dan 0 bila tidak)
Dengan model regresi tersebut maka dapat ditentukan nilai kegunaan dari level-level tiap
21
pada suatu atribut. Setelah menentukan nilai kegunaan level, maka nilai kepentingan
relatif (bobot) dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
�
� = ∑ �� �� � �=1
(2.3)
keterangan :
Wi = Bobot kepentingan relatif untuk tiap atribut
Ii = Range nilai kepentingan untuk tiap atribut
m = Banyaknya atribut
Untuk mencari range nilai kepentingan relatif tiap atribut dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut:
Ii= {maks(αij) – min(αij)} (2.4)
Keterangan:
Ii = Nilai kepentingan relatif untuk tiap atribut
Maks = Nilai maksimal
Min = Nilai minimal
(αij) = Utility (nilai kegunaan) tiap level
5. Interpretasi Hasil
Kuhfeld (2000) ada beberapa ketentuan dalam melakukan interpretasi hasil yaitu:
a. Level yang memiliki nilai kegunaan lebih tinggi adalah level yang lebih disukai.
b. Total nilai kegunaan masing-masing kombinasi sama dengan jumlah nilai
kegunaan tiap level dari atribut-atribut tersebut.
c. Kombinasi yang memiliki total nilai kegunaan tertinggi adalah kombinasi yang
paling disukai responden
d. Atribut yang memiliki perbedaan nilai kegunaan lebih besar antara nilai kegunaan
6. Uji Validitas dan Realibilitas
Validitas merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah kuesioner dapat
digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya (Algifari 2000). Suatu
kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dapat digunakan dengan menggunakan
software SPSS menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment. Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variabelnya.
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila dilakukan
dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk
mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach Alpha. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai >
0.60.
Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi product moment
pearsons, yaitu :
r =
�(∑ ��)− (∑ � ∑ �)�[� ∑ �2−(∑ �)2][� ∑ �2−(∑ �)2] (2.5)
keterangan :
r = Koefisien Korelasi N = Jumlah Responden X2 = Skor Pertanyaan Y2 = Skor Total
23
Kategori koefisien korelasi berdasarkan Sugiyono (2000) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Koefesien Korelasi
0.80 < rxy≤ 1.00 Korelasi Sangat Tinggi
0.60 < rxy≤ 0.80 Korelasi Tinggi
0.40 < rxy≤ 0.60 Korelasi Sedang
0.20 < rxy≤ 0.40 Korelasi Rendah
-1.00 < rxy≤ 0.20 Korelasi Sangat Rendah
Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Reliabilitas item diuji dengan
melihat koefisien Alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS. Akan
dilihat nilai Alpha Cronbach untuk reliabilitas keseluruhan item dalam satu variabel.
2.13 Metode Penelitian
2.13.1 Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu
sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antar satu
dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiono, 2000). Terdapat dua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang sering juga disebut dengan variabel terikat adalah variabel
yang nilai atau Valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel nilai lain.
Variabel ini menjadi pusat perhatian utama peneliti karena dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (independen). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah faktor yang paling mempengaruhi prestasi pada karyawan PTPN
III Bandar Betsy.
2. Variabel Independen
Variabel ini sering juga disebut dengan variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun negatif.
Kata mempengaruhi dalam konteks ini mempunyai arti bahwa:
b. Jika nilai variabel independen berubah, maka nilai variabel dependen juga
berubah.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Gaji, Interaksi Sosial, Gaya
Kepemimpinan, Fasilitas, dan Motivasi Kerja.
2.13.2 Teknik Penarikan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik
tertentu, sementara sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara – cara
tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu. Jelas dan lengkap yang dianggap dapat
mewakili populasi.
Disini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara tidak acak yaitu
sampel purposif. Yang dimaksud dengan sampel purposif adalah sampel yang
menggunakan pertimbangan tertentu dalam memilih individu yang menjadi responden.
Pertimbangannya adalah para karyawan PTPN III Bandar Betsy yang berada di divisi
bengkel dan pabrik, dan yang berusia 20 – 50 tahun. Sampel yang akan dijadikan
responden sebanyak 90 orang.
2.13.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam rangka pengumpulan data
responden. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner/ angket. Kuesioner yang akan
di sebar dalam penelitian ini, berasal dari desain stimuli yang dihasilkan oleh program
SPSS versi 16.00. dalam penelitian yang menggunakan analisis konjoin, desain stimuli di
gunakan sebagai acuan dalam membuat kuesioner.
2.13.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berasal dari data sekunder
dan data primer. Data sekunder dikumpulkan penulis dari website, buku dan karya
publikasi yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Data primer diperoleh dari
25
2.13.5 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis data
kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan tentang gambaran umum responden.
Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui atribut – atribut yang menjadi
preferensi responden dalam memilih faktor yang paling mempengaruhi prestasi kerja.
2.13.6 Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Ordinal (Ranking) karena dengan
menggunakan skala ordinal objek-objek juga dapat digolongkan dalam kategori tertentu.
Angka atau huruf yang diberikan mengandung tingkatan, sehingga dari kelompok yang
terbentuk dapat dibuat peringkat yang menyatakan hubungan lebih dari atau kurang dari
menurut aturan penataan tertentu.
2.13.7 Model Skala Sikap
Model skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini ialah Skala Likert karena
indikator ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa
pertanyaan yang dapat dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan
bentuk pertanyaan yang dinyatakan dengan pernyataan berikut:
Sangat Suka (SS) = 5
Suka (S) = 4
Cukup Suka (CS) = 3
Tidak Suka (TS) = 2
26
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para
karyawan PTPN III Bandar Betsy. Responden penelitian sebanyak 90 orang.
Para karyawan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dikelompokkan pada
masing – masing devisi yaitu Devisi Pabrik 60 orang dan pada devisi bengkel
atau teknik 30 orang.
3.2 Penyajian Data
Data analisis konjoin didapat berdasarkan urutan kartu profil dalam kuesioner.
Dalam penelitian ini metode presentasi yang digunakan adalah full-profile
yang menggunakan data metrik yaitu dengan cara merating. Proses menilai
konjoin dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan atribut dan level atribut yaitu Gaji (Dihargai sesuai beban kerja,
dibayar tepat waktu), Interaksi Sosial (Perusahaan memberikan batasan antara
masalah pribadi karyawan dengan masalah pekerjaan, Atasan memperhatikan
bawahan, Hubungan dengan rekan kerja terjalin baik), Gaya Kepemimpinan
(Memberi perintah, Tegas, Demokratis), Fasilitas (Tersedia tempat istirahat
atau tempat makan yang memadai, Tersedia alat transportasi umum bagi
karyawan), dan motivasi kerja (Mendapatkan bonus berupa uang bagi
karyawan yang berprestasi, Mendapatkan penghargaan bagi karyawan yang
berprestasi, Naik jabatan atau jenjang karier bagi yang berprestasi).
2. Mendesain stimuli yaitu setelah atribut dan level atribut diperoleh selanjutnya
adalah menentukan preferensi responden terhadap setiap kombinasi maka dari
itu dibentuklah stimuli. Stimuli adalah kombinasi antara atribut dengan level.
Dari 5 atribut dan 5 level atribut tersebut didapat jumlah kombinasi yang
mungkin untuk disusun sebanyak 108 stimuli (diperoleh dari hasil perkalian
27
stimuli sebanyak itu, maka akan menyulitkan responden untuk memberikan
penilaian terhadap stimuli tersebut serta membutuhkan waktu yang lama para
responden untuk mengevaluasinya, sehingga untuk memudahkan responden
kombinasi didesain oleh software SPSS 16.0 sehingga menghasilkan 16
stimuli. Adapun langkah membuat dengan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
a. Dari program SPSS, biarkan data editor dalam keadaan kosong
b. Pilih menu file, new, dan pilih syntax
c. Ketik pada syntax editor
ORTHOPLAN
/FACTOR=
GAJI 'Gaji' ('Dihargai Sesuai Beban Kerja' 'Dibayar Tepat Waktu')
SOSIAL 'Interaksi Sosial' ('Perusahaan Memberikan Batasan Antara
Masalah Pribadi Karyawan Dengan Masalah Pekerjaan' 'Atasan
Memperhatikan Bawahan' 'Hubungan Dengan Rekan Kerja Terjalin
Baik')
GAYA 'Gaya Kepemimpinan' ('Memberi Perintah' 'Tegas' 'Demokratis')
FASI 'Fasilitas' ('Tersedia Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang
Memadai' 'Tersedia Alat Transportasi Umum Bagi Karyawan')
MOTIV 'Motivasi' ('Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan
Yang Berprestasi' 'Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang
Berprestasi' 'Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang Berprestasi')
/HOLDOUT=0
SAVEOUTFILE='DATA SPSS.SAV'.
Pilih menu Run All dapat dibentuk kombinasi pada data view.
Setelah dievaluasi satu persatu dengan menggunakan software SPSS 16.0
dihasilkan 16 stimuli dan dapat langsung digunakan untuk mengetahui
preferensi responden. Stimuli dapat dilihat pada lampiran 1.
Selanjutnya responden diminta untuk memberikan rating terhadap
kombinasi pekerjaan yang ada pada lampiran 1 dengan menggunakan
skala likert dan dengan urutan:
1 = Sangat tidak suka dengan stimuli tersebut
3 = Cukup suka dengan stimuli tersebut
4 = Suka dengan stimuli tersebut
5 = Sangat suka dengan stimuli tersebut
3. Menghitung Nilai Urutan
Untuk menghitung nilai utilitas dan nilai kepentingan relatif atribut dapat
menggunakan 2 cara yaitu:
a. Menggunaka Perhitungan Manual
Untuk menduga rating atribut berdasarkan data responden, maka dilakukan
perhitungan dengan menggunakan data salah seorang responden. Datanya
dapat dilihat pada lampiran 3.
Lakukan pengkodean dengan variabel dummy yang mewakili setiap level dari
masing – masing atribut.
Untuk semua atribut dan level dari atribut dikodekan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Pengkodean Level
Jumlah Atribut
level X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 1 1 0 1 0 1 1 0
2 0 0 1 0 1 0 0 1
3 - 0 0 0 0 - 0 0
Bentuk pertanyaan dalam kuesioner dari setiap kombinasi terdapat pada
lampiran 2 dan responden diminta untuk memberikan preferensinya dari
setiap kombinasi. Preferensi diperoleh dengan mengurutkan kombinasi –
kombinasi yang tersedia berdasarkan tingkat kepentingan relatif. Data pada
tabel 3.1 akan dikodekan menjadi variabel dummy, sebagaimana dilakukan
pada regresi dengan variabel kuantitatif. Hasilnya adalah data pada tabel 3.2
29
Tabel 3.2 Pengkodean Data Untuk Regresi
No Gaji Interaksi Sosial
Gaya
Kepemimpinan Fasilitas Motivasi
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8
1 1 0 0 0 0 1 0 1
2 0 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 1 1 0
4 0 1 0 1 0 1 1 0
5 0 1 0 0 1 1 0 1
6 0 1 0 1 0 0 0 1
7 1 1 0 0 0 0 1 0
8 1 1 0 0 1 1 0 0
9 0 0 0 1 0 0 0 0
10 1 0 0 1 0 1 1 0
11 0 1 0 0 0 0 1 0
12 1 0 1 0 1 0 1 0
13 0 0 1 0 0 1 0 0
14 1 1 0 1 0 1 1 0
15 1 1 0 1 0 0 0 0
16 1 0 1 1 0 0 0 1
Pada tabel 3.2 adalah data yang telah ditransformasikan, selanjutnya data yang
diperoleh dari hasil kuesioner dianalisis dengan persamaan regresi linier
berganda dengan variabel bebas berupa dummy 8 buah.
�(�) = �0+�1�1+�2�2+�3�3+�4�4+�5�5+�6�6+�7�7+�8�8
Keterangan:
U(X) = Kegunaan atau utilitas
Β0 = Intercept
X2 X3 = Variabel dummy mewakili atribut Interaksi Sosial
X4 X5 = Variabel dummy mewakili atribut Gaya Kepemimpinan
X6 = Variabel dummy mewakili atribut Fasilitas
X7 X8 = Variabel dummy mewakili atribut Motivasi.
Menentukan β0,β1, β2, ... , Dapat menggunakan software SPSS sebagai berikut:
a. Atribut yang sudah diubah menjadi variabel dummy, selanjutnya diinput
ke SPSS Statistics Data Editor.
b. Input juga nilai rating di kolom sebelahnya
c. Pilih Analyze, Regression Linear
d. Isi nilai rating sebagai variabel dependent, dan ke – 8 level atribut sebagai
variabel independent e. Klik ok
Maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini yaitu koefisien nilai b
dari SPSS
Tabel 3.3 koefisien Nilai b dari SPSS
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.500 .200 22.450 .000
b1 -0.125 .116 -.071 -1.080 .316
b2 -1.250 .142 -.709 -8.819 .000
b3 0.750 .164 .368 4.583 .003
b4 0.125 .142 .071 .882 .407
b5 0.000 .164 .000 .000 1.000
b6 -0.125 .116 -.071 -1.080 .316
b7 -0.250 .142 -.142 -1.764 .121
31
Persamaan regresi liniear berganda digunakan untuk memperkirakan nilai
utilitas. Harus diperoleh nilai utilitas dari setiap atribut, setiap atribut memiliki
level. Dengan diketahuinya kode variabel dummy, setiap level dilambangkan
terlebih dahulu. Untuk atribut ruang perkuliahan, utilitas masing – masing
level dilambangkan oleh 11 (dihargai sesuai beban kerja), 12 (dibayar tepat
waktu), 21 ('perusahaan memberikan batasan antara masalah pribadi
karyawan dengan masalah pekerjaan), 22 (atasan memperhatikan bawahan), 23 (hubungan dengan rekan kerja terjalin baik), 31 (memberi perintah), 32 (tegas), 33 (demokratis), 41 (tersedia tempat istirahat atau tempat makan
yang memadai), 42 (tersedia alat transportasi umum bagi karyawan), 51
(mendapatkan bonus berupa uang bagi karyawan yang berprestasi), 52
(mendapatkan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi), 53 (naik jabatan
atau jenjang karier bagi yang berprestasi). Hubungan setiap koefisien variabel
dummy, mewakili perbedaan dalam parth-worth untuk level yang bersangkutan dikurangi parth-worth dari level dasar.
Setelah didapat koefisien nilai b, maka dicari nilai kegunaannya
(utility) sebagai berikut:
a) Untuk atribut gaji diperoleh persamaan yang dinyatakan oleh persamaan
berikut:
11 - 12 = b1 (1)
11 + 12 = 0 (2)
Dengan menggunakan nilai – nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh
persamaan sebagai berikut:
11 - 12 = -0,125 (3)
11 + 12 = 0 (4)
Dari persamaan (3) dan (4) diperoleh persamaan: 11 - 12 = -0,125
-212 = -0,125
12 = 0,062 (5)
Dari persamaan (2) diperoleh persamaan: 11 + 12 = 0
11 + (-0,062) = 0
11 = -0.062 (6)
Sehingga diperoleh hasil setelah dipecahkan: 11 = -0,062
11 = 0,062
b) Persamaan untuk atribut interaksi sosial sebagai berikut:
21 - 23 = b2 (7)
22 - 23 = b3 (8)
21 + 22 + 23 = 0 (9)
21 - 23 = -1,250 (10)
22 - 23 = 0,750 (11)
Dari persamaan (10) dan (11) diperoleh persamaan: 21 - 23 = -1,250
22 + 23 = 0,750
21 - 22 = -2 (12)
21 = -2 + 22 (13)
Dari persamaan (9) diperoleh persamaan:
33
-2 + 22 +22 +23 = 0
-2 + 222+23 = 0
222 + 23 = 2 (14)
Dari persamaan (11) dan (14) diperoleh persaman: 22 - 23 = 0,750
222 + 23 = 2
322 = 2,750
22 = 0,917 (15)
Dari persamaan (11) diperoleh persamaan: 22 - 23 = 0,750
0,917 - 23 = 0,750
23 = 0,167 (16)
Dari persamaan (10) diperoleh persamaan: 21 - 23 = -1,250
21 – 0,167 = -1,250
21 = -1,083 (17)
Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 21 = -1,083
22 = 0,917
23 = 0,167
c) Persamaan untuk atribut gaya kepemimpinan dinyatakan pada persamaan
berikut:
31 - 33 = b4 (18)
31 + 32 + 33 = 0 (20)
Dengan menggunakan nilai – nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh
persamaan betrikut:
31 - 33 = 0,125 (21)
32 - 33 = 0,000 (22)
Dari persamaan (21) dan (22) diperoleh: 31 - 33 = 0,125
32 - 33 = 0,000
31 - 32 = 0,125 (23)
31 = 0,125 + 32 (24)
Dari persamaan (20) diperoleh persamaan: 31 + 32 + 33 = 0
0,125 + 32 +32 +33 = 0
0,125 + 232+33 = 0
232 + 33 = -0,125 (25)
Dari persamaan (22) dan (25) diperoleh persamaan:
32 - 33 = 0,000
232 + 33 = -0,125
332 = -0,125
32 = -0,0416 (26)
Dari persamaan (22) diperoleh persamaan: 32 - 33 = 0,000
-0,0416 - 33 = 0,000
33 = -0,0416 (27)
35
31 - 33 = 0,125
31 – (-0,0416) = 0,125
31 = 0,0843 (28)
Sehingga diperoleh:
31 = 0,0834
32 = -0,0416
33 = -0,0416
d) Untuk atribut jenis fasilitas diperoleh persamaan yang dinyatakan oleh
persamaan berikut:
41 - 43 = b6 (29)
41 + 42 = 0 (30)
Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh
persamaan sebagai berikut:
41 - 42 = -0,125 (31)
41 + 42 = 0 (32)
Dari persamaan (31) dan (32) diperoleh persamaan: 41 - 42 = -0,125
41 + 42 = 0
-242 = -0,125
42 = 0,0625 (33)
41 + (-0,0625) = 0
41 = -0,0625 (34)
Sehingga diperoleh hasil setelah dipecahkan: 41 = -0,0625
42 = 0,0625
e) Untuk atribut jenis motivasi maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
51 - 53 = b7 (35)
52 - 53 = b8 (36)
51 + 52 + 53 = 0 (37)
Dengan menggunakan nilai koefisien dari hasil SPSS maka diperoleh
persamaan sebagai berikut:
51 - 53 = -0,250 (38)
52 - 53 = -0,250 (39)
Dari persamaan (38) dan (39) diperoleh persamaan: 51 - 53 = -0,250
52 + 53 = -0,250
51 - 52 = 0 (40)
51 = 0 + 52 (41)
Dari persamaan (37) diperoleh persamaan:
51 + 52 + 53 = 0
0 + 52 + 52 + 53 = 0
37
252 + 53 = 0 (42)
Dari persamaan (39) dan (42) diperoleh persaman: 52 - 53 = -0,250
252 + 53 = 0
352 = -0,250
52 = -0,083 (43)
Dari persamaan (39) diperoleh persamaan: 52 - 53 = -0,250
-0,083 - 53 = -0,250
53 = 0,167 (44)
Dari persamaan (38) diperoleh persamaan: 51 - 53 = -0,250
51 – 0,167 = -0,250
51 = -0,083 (45)
Maka setelah dipecahkan diperoleh hasil sebagai berikut: 51 = -0,083
52 = -0,083
53 = 0,167
Untuk setiap level disajikan pada tabel 3.5 melalui level-levelnya dapat
dihitung tingkat kepentingan atribut, diketahui bahwa tingkat kepentingan
atribut adalah selisih utilitas tertinggi dan terendah. Seperti yang dinyatakan
pada persamaan berikut:
Ii= {max (�ij) – min (�ij)}
(3.1)
Tingkat kepentingan atribut adalah:
Gaji (Ii) = 0,062 – (-0,062) = 0,124
Interaksi Sosial (I2) = 0,917 – (-1,083) = 2
Fasilitas (I4) = 0,0625 – (-0,0625) = 0,125
Motivasi (I5) = 0,167 – (-0,083) = 0,25
Dengan tingkat kepentingan atribut tersebut dapat diketahui urutan atribut
berdasarkan tingkat kepentingan, tetapi jika diubah menjadi tingkat
kepentingan relatif (bobot) dapat dihitung dengan rumus:
W
i=
�� ∑��=1��
(3.2)
Dengan rumus 3.2 diatas maka tingkat kepentingan relatif (bobot) setiap
atribut adalah:
Gaji:
Dari Hasil Metode Full Profile Untuk 1 Responden maka didapat seperti tabel
39
Tabel 3.4 Hasil Metode Full Profile Untuk 1 Responden
Atribut
Level Tingkat
Kepentingan
Deskripsi Utilitas Skor Bobot
Lambang Skor
Gaji
Dihargai Sesuai Beban
Kerja 11 -0,062 Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan
Masalah Pekerjaan
21 -1,083
2 0,762
Atasan Memperhatikan
Bawahan 22 0,917
Hubungan Dengan Rekan
Kerja Terjalin Baik 23 0,167 Istirahat Atau Tempat Makan Yang Memadai
41 -0,063
0,125 0,048
Tersedianya Alattransportasi
Umum Bagi Karyawan 42 0,063
Motivasi
Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang
Berprestasi
51 -0,083
0,25 0,095 Mendapatkan Penghargaan
Bagi Karyawan Yang Berprestasi
52 -0,083
Naik Jabatan Atau Jenjang Karier Bagi Yang
Berprestasi
b. Menggunakan software SPSS 16.0 dengan program syntax
Pada tabel dibawah ini adalah penilaian 1 orang responden dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 3.5 Nilai Utilitas 1 Orang Responden
Atribut Level Utilitas
Estimate Std. Error Gaji Dihargai Sesuai Beban Kerja -0,063 0,058
Dibayar Tepat Waktu 0,063 0,058
Interaksi Sosial
Perusahaan Memberikan Batasan Antara Masalah Pribadi Karyawan Dengan
Masalah Pekerjaan
-1,083 0,077
Atasan Memperhatikan
Bawahan 0,917 0,090
Hubungan Dengan Rekan
Kerja Terjalin Baik 0,167 0,090
Gaya Kepemimpinan
Memberi Perintah 0,083 0,077
Tegas -0,042 0,090
Demokratis -0,042 0,090
Fasilitas
Tersedianya Tempat Istirahat Atau Tempat Makan Yang
Memadai
-0,063 0,058
Tersedianya Alat Transportasi
Umum Bagi Karyawan 0,063 0,058
Motivasi
Mendapatkan Bonus Berupa Uang Bagi Karyawan Yang
Berprestasi
-0,083 0,077
Mendapatkan Penghargaan Bagi Karyawan Yang
Berprestasi
-0,083 0,090
Naik Jabatan Atau Jenjang
Karier Bagi Yang Berprestasi 0,167 0,090
41
Tabel 3.6 Nilai Kepentingan Relatif 1 Orang Responden
Atribut NPR
Gaji 4,762%
Interaksi Sosial 76,190%
Gaya Kepemimpinan 4.762%
Fasilitas 4.762%