• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT INTERAKSI SOSIAL DAN FREKUENSI KEHADIRAN DALAM KEGIATAN POSYANDU DENGAN KEJADIAN DEMENSIA BERBEDA JENIS KELAMIN DI DESA NGADIREJO KABUPATEN MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT INTERAKSI SOSIAL DAN FREKUENSI KEHADIRAN DALAM KEGIATAN POSYANDU DENGAN KEJADIAN DEMENSIA BERBEDA JENIS KELAMIN DI DESA NGADIREJO KABUPATEN MALANG"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT INTERAKSI SOSIAL DAN FREKUENSI KEHADIRAN DALAM KEGIATAN POSYANDU DENGAN

KEJADIAN DEMENSIA BERBEDA JENIS KELAMIN

DI DESA NGADIREJO KABUPATEN

MALANG

SKRIPSI

Oleh :

RIKA KUSUMA WARDANI

NIM. 09060119

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)
(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Rika Kusuma Wardani

NIM : 09060119

Program Studi : Program StudiIlmu Keperawatan FIKES UMM

JudulSkripsi : Hubungan Tingkat Interaksi Sosial dan Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu Lansia dengan Kejadian Demensia berbeda Jenis Kelamin di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang

lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Januari 2014

Yang Membuat Pernyataan,

Rika Kusuma Wardani

(5)

v

Berusah

alah jangan sampai terlengah

walau sedikit saja, karena atas

kelengahan kita tak akan bisa

dikembalikan seperti semula

Lakukan yang terbaik pada setiap saat

yang kau lalui

Now or Never

(6)

vi

Lembar Persembahan

Yang Utama Dari Segalanya...

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan

kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan

ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta

kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini

dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan

Rasullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat

kukasihi dan kusayangi.

Bunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah

memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada

terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar

kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini

menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karna

kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan

Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih

sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik,

Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih Ayah...

My Brother’s

Untuk kakakku, tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama,

walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak

akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan bantuan selama ini,

hanya karya kecil ini yang dapat aq persembahkan. Maaf belum bisa

menjadi panutan seutuhnya, tapi aq akan selalu menjadi yang terbaik

My Sweet Heart

aku persembahkan karya kecil ini buatmu. Terima kasih atas kasih

sayang, perhatian, dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat

(7)

vii

Eclaire DC

Buat keluarga besar EclaireDc yang udah q anggap seperti saudara

sendiri; Mala, dek nay, reza, gagah, tito, rery, demi, agil, benjo dan

lain-lain yang tidak bisa disebut satu-satu makasih atas, doa, dukungan,

bantuan dan support kalian, kalian yang selalu menghiburku ketika aku

galau karena skripsi, makasih teman-teman aku g akan melupakan

kalian, kalian luar biasa miss u teman...

My Best friend’s

Buat teman-teman seperjuangan nisak, vivi, anty, rista, icha, gina, widi,

indra terima kasih atas bantuan, doa, nasehat, hiburan, dan semangat

yang kalian berikan, aku tak akan melupakan semua yang telah kalian

berikan selama ini. Buat anak-anak PSIK B 2009 terima kasih

selama ini sudah menjadi teman yang baik ketika masa-masa kuliah,

canda tawa bersama kalian tak pernah aku lupakan. Smoga keakraban

kita selalu terjaga.

Dosen Pembimbing Tugas Akhirku...

Bapak Dr Ainur Rofieq, M.Kes dan Ibu Sri Widowati S.Kep. Ns

selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak

pak...bu.., saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah

diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari bapak dan

ibu.

Terima kasih banyak pak..bu.., bapak ibu adalah dosen favorit saya..

Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Ilmu Kesehatan:

Terima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yg

sangat berarti yang telah kalian berikan kepada

kami…

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Interaksi Sosial dan Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu dengan Kejadian Demensia Berbeda Jenis Kelamin”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S, Kep) pada Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Yoyok Bekti Prasetyo Ns. M. Kep. Sp Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Malang.

3. Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku Dosen pembimbing I yang senantiasa

memberikan bimbingan, pengarahan kepada peneliti.

4. Sri Widowati, S.Kep, Ns selaku Dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Aini Alifatin, S.Kp, M.Kep selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Erma Wahyu M, S.Kep, Ns, Msi selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Bu Rina selaku Ketua posyandu lansia yang telah mengjinkan penelitian

hingga terselesainya skripsi ini.

8. Lansia desa Ngadirejo Kabupaten Malang yang telah bersedia menjadi

responden hingga terselesainya skripsi ini.

9. Semua keluargaku, Mami Tina, Papi Mislan dan kakaku adi yang telah

memberikan semangat, doa, dan bantuannya baik dalam moril, material,

spiritual kepada saya selama menempuh pendidikan.

10. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan

membimbing selama masa belajar.

(9)

ix

12. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu

persatu.

Dan semua pihak yang telah membantu menyelesaian skripsi ini. Semoga

Allah SWT senantiasa memudahkan langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu

menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin,

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, Januari 2014

(10)

x

Relationship of the level of social interaction and the frequency of the presence at Posyandu activities of the different Sexes Dementia

Incidence in the village of Ngadirejo Malang

Rika Kusuma Wardani1, DrAinurRofieq, M.Kes2, Sri Widowati, S. Kep, Ns3 ABSTRACT

Background : The cognitive disorders and Dementia is memory that can be affect in daily activities. People with dementia often show some disturbance and changes in daily behavior that interfere with or otherwise disrupt. Dementia common in elderly aged above 50 years of age. The number of people affected by dementia in Indonesia an estimated 1 million people have dementia, with the number of seniors 20 million people roughly 5% age 65-70 years suffering from dementia dn doubled every 5 years reaches 45% at the age above 85 years. This led to the elderly will decrease the ability of the body and five senses. So that social interaction is very prominent on the elderly suffering from dementia. The existence of social interaction that often do elderly, experienced dementia incidence are also getting lower.

Methods : a research design that is used in this study is descriptive analytic, the elderly population is present it in the village of posyandu activities Ngadirejo Malang. In the selection of samples by using purposive sampling techniques. Obtained 16 elderly posyandu activities present in the elderly at the village of Ngadirejo District of Malang as samples in the study. The Data collected with a questionnaire and then analyzed by using SPSS version 15 computerized system and test Chi Square.

Results : The results of this research shows that the value of the significance of the social interaction of 0.003 frequency 0,766 presence. The calculation of the level of social interaction is known that X2 count greater than X

2

tables with the significance of 0.005 to H0 is rejected, whereas the calculation of the frequency of presence can be noted that X2

count is smaller than X 2

tables with an 0,766 so H0 are received. Thus it can be concluded that there is a dependency between the social interaction with incident dementia and there is no dependence between the frequency of the presence in the occurrence of dementia..

Conclusion : There is significant dependence between the level of social interaction with incident dementia and there is no dependence between the frequency in the presence of the occurrence of dementia in the Elderly Village Posyandu Ngadirejo Malang

1. Students of Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang. 2. Lecturer in Health Science Studies Program, University of Muhammadiyah Malang.

(11)

xi

HubunganTingkat Interaksi Sosial dan Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu dengan Kejadian Demensia berbeda Jenis Kelamin di Desa

Ngadirejo Kabupaten Malang

Rika Kusuma Wardani1, DrAinurRofieq, M.Kes2, Sri Widowati, S. Kep, Ns3 ABSTRAK

Latar belakang : Demensia merupakan gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian yang mengganggu ataupun tidak mengganggu. Demensia sering terjadi pada lansia yang berusia diatas 50 tahun. Jumlah orang yang mengalami demensia di Indonesia diperkirakan 1 juta orang mengalami demensia dengan jumlah lanjut usia 20 juta orang kira-kira 5% usia lanjut 65-70 tahun menderita demensia dn meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai 45% pada usia diatas 85 tahun. Hal ini menyebabkan lansia akan mengalami penurunan kemampuan tubuh dan panca indera. Sehingga interaksi sosial sangat berperan penting pada lansia yang menderita demensia. Dengan adanya interaksi sosial yang sering dilakukan lansia maka kejadian demensia yang dialami lansia juga semakin rendah.

Metode Penelitian : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah deskriptif analitik, populasi adalah lansia yang hadir dalam kegiatan posyandu lansia di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang. Dalam pemilihan sampel dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Didapatkan 16 lansia yang hadir dalam kegiatan posyandu lansia di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang sebagai sampel dalam penelitian. Data dikumpulkan dengan kuesioner kemudian dianalisa dengan menggunakan system komputerisasi SPSS versi 15 dan Uji Chi Square.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikasi interaksi sosial 0,003 dan nilai signifikansi frekuensi kehadiran 0,766. Dari perhitungan tingkat interaksi sosial tersebut dapat diketahui bahwa X2

hitung lebih besar dari X 2

tabel dengan signifikasi 0,005 sehingga H0 ditolak, sedangkan perhitungan frekuensi kehadiran dapat diketahui bahwa X2 hitung lebih kecil dari X

2

tabel dengan signifikasi 0,766 sehingga H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada ketergantungan antara interaksi sosial dengan kejadian demensia dan tidak ada ketergantungan antara frekuensi kehadiran dengan kejadian demensia.

Kesimpulan : Terdapat ketergantungan yang signifikan antara tingkat interaksi sosial dengan kejadian demensia dan tidak ada ketergantungan antara frekuensi kehadiran dengan kejadian demensia di Posyandu Lansia Desa Ngadirejo Kabupaten malang

Kata kunci : Tingkat interaksi sosial, frekuensi kehadiran, kejadian demensia.

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Bagi Penelitian ... 7

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian (Posyandu) ... 8

1.4.3 Bagi Masyarakat ... 8

1.4.4 Bagi Perawat ... 8

1.5 Definisi Istilah ... 9

1.6 Keaslian Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Konsep Lansia ... 13

2.1.1 Definisi Lansia ... 13

2.1.2 Batasan-Batasan Usia Lanjut ... 14

2.1.3 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia ... 14

2.1.4 Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lanjut Usia ... 17

2.2 Konsep Interaksi Sosial ... 18

2.2.1 Definisi Interaksi Sosial ... 18

2.2.2 Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ... 19

2.2.3 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ... 20

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ... 24

2.3 Konsep Posyandu Lansia ... 26

2.3.1 Definisi Posyandu Lansia ... 26

2.3.2 Sasaran Posyandu Lansia ... 27

2.3.3 Tujuan Pembentukan Posyandu Lansia ... 27

2.3.4 Kegiatan Posyandu Lansia ... 28

2.3.5 Definisi Frekuensi Kehadiran ... 29

(13)

xiii

2.3.7 Definisi KMS Usia Lanjut ... 32

2.4 Konsep Demensia ... 33

2.4.1 Definisi Demensia ... 33

2.4.2 Penyebab Demensia ... 34

2.4.3 Tanda dan Gejala Demensia ... 36

2.4.4 Macam-Macam Demensia ... 37

2.4.5 Klasifikasi Demensia ... 39

2.4.6 Faktor-Faktor Penyebab Demensia ... 45

2.4.7 Pencegahan Demensia ... 47

2.4.7 Patofisiologi Demensia ... 48

2.4.8 Anatomi dan Fisiologi Otak Berkaitan dengan Kognitif ... 49

2.4.9 Manifestasi Gangguan Kognitif ... 54

2.4.10 Tahapan Penurunan Fungsi Kognitif ... 56

2.5 Mini Mental State Examination ... 57

2.6 Konsep Jenis Kelamin ... 59

2.7 Hubungan Tingkat Interaksi Sosial dan Frekuensi Kehadiran Dalam Kegiatan Posyandu Lansia dengan Kejadian Demensia Berbeda Jenis Kelamin ... 64

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 67

a. Kerangka Konsep ... 67

b. Hipotesis Penelitian ... 69

BAB IV METODE PENELTIAN ... 70

4.1 Desain Penelitian ... 70

4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 71

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling ... 72

4.3.1 Populasi ... 72

4.3.2 Sampel ... 72

4.3.3 Sampling ... 72

4.4 Variabel Penelitian ... 73

4.4.1 Variabel Independen ... 73

4.4.2 Variabel Dependen ... 73

4.4.3 Variabel Kendali ... 74

4.5 Definisi Operasional ... 74

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 77

4.7 Instrument Penelitian ... 77

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 78

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 81

4.10 Analisa Data ... 84

4.11 Etika Penelitian ... 87

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 89

5.1 Karakteristik Sampel Lansia berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Frekuensi Kehadiran di Posyandu Lansia Ngadirejo Malang ... 89

5.2 Gambaran Tingkat Interaksi Sosial di Posyandu Lansia Ngadirejo Malang ... 92

5.3 Gambaran Kejadian Demensia di Posyandu Lansia Ngadirejo Malang ... 94

5.4 Hasil Analisa Data ... 98

5.4.1 Hasil Uji Chi Square ... 98

5.4.2 Hasil Uji Kontingensi ... 99

BAB VI PEMBAHASAN ... 100

(14)

xiv

6.2 Gambaran Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu

Lansia ... 102

6.3 Gambaran Kejadian Demensia berbeda Jenis Kelamin ... 104

6.4 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Interaksi Sosial dengan Kejadian Demensia pada Lansia ... 105

6.5 Hasil Analisis Hubungan Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu dengan Kejadian Demensia ... 106

6.6 Hasil Analisis Hubungan Tingkat Interaksi Sosial dan Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu dengan Kejadian Demensia ... 108

6.7 Keterbatasan Penelitian ... 109

6.8 Implikasi Keperawatan ... 109

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 111

7.1 Kesimpulan ... 111

7.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Perbedaan Sifat Perempuan dan Laki-Laki ... 58

Tabel 2.2 Desain Operasional ... 57

Tabel 2.3 Jadwal Perlaksanaan Peneliti ... 63

Tabel 4.1 Kategori Tingkat Interaksi Sosial ... 73

Tabel 4.2 Kategori Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu ... 73

Tabel 4.3 Kategori Kejadian Demensia ... 74

Tabel 4.4 Penjabaran Variabel berdasarkan Instrumen dan Skala Pengukuran 75 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabitas Instrumen Pertanyaan Tingkat Interaksi Sosial ... 77

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pertanyaan Kejadian Demensia ... 78

Tabel 4.7 Jadwal Pelaksanaan penelitian ... 81

Tabel 5.1 Gambaran karakteristik Lansia berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Frekuensi Kehadiran ... 88

Tabel 5.2 Persentase Tingkat interaksi Sosial ... 90

Tabel 5.3 Persentase Demensia ... 92

Tabel 5.5 Hasil Uji Chi Square Interaksi Sosial dengan Usia, Jenis kelamin, dan Frekuensi Kehadiran ... 96

Tabel 5.6 Hasil Uji Chi Square Kejadian Demensia dengan Usia, Jenis kelamin, dan Frekuensi Fehadiran ... 97

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 66

Gambar 4.1 Skema hubungan tingkat interaksi sosial dan frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu dengan kejadian demensia berbeda jenis kelamin ... 68

Gambar 4.2 Skema Kerangka Penelitian Deskriptif Analitik ... 69

Gambar 5.1 Proporsi Responden Berdasarkan Usia ... 88

Gambar 5.2 Proporsi Responden Berdasar Jenis Kelamin ... 89

Gambar 5.3 Proporsi Responden Berdasar Frekuensi Kehadiran ... 89

Gambar 5.4 Tingkat Interaksi Sosial berdasarkan Usia ... 90

Gambar 5.5 TingkatInteraksi Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin Lansia ... 91

Gambar 5.6Tingkat Interaksi Sosial Berdasarkan Frekuensi Kehadiran dalam Kegiataan Posnyandu Lansia ... 92

Gambar 5.7 Kejadian Demensia Berdasarkan Usia Lansia ... 93

Gambar 5.8 Kejadian Demensia Berdasarkan Jenis Kelamin Lansia ... 94

Gambar 5.9 Kejadian Demensia Berdasarkan Frekuensi Kehdiran dalam Kegiatan Posyandu Lansia ... 94

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 LEMBAR IJIN PENELITIAN

Lampiran 2LEMBAR SELESAI MELAKUKN PENELITIAN Lampiran 3 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 4 INSTRUMEN INTERAKSI SOSIAL

Lampiran 5 INSTRUMENMINI MENTAL STATE EXAMINATION

Lampiran 6SKALA PENGUKURAN INTERAKSI SOSIAL Lampiran 7 DATA HASIL RESPONDEN

Lampiran 8 UJI VALIDITAS Lampiran 9 UJI RELIABILITAS Lampiran 10 FREQUENCY TABLE

(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1985. Sosiologi. Bandung: Alumni.

Alwilsol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang : Umm Press.

American Psychiatric Association. 2000. Diagnostic and statistical manual disorders (DSM-IV-TR). Washington dc.

Arikunto, 2002 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Analisa Data. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Badjruman,Aip. 2008. Sosiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Barnes, L.K., Leon,M.D.,Wilson R.S., Bienias, J.L and Evans,D.A. 2004. Social recources and cognitive decline in a population of older Africns and whites, Journal of Neurologi.

Cahyo, Ismawati S.dkk.2010. Posyandu Desa Siaga. Bantul: Nuha Medika.

Cornelius katona, Claudia Cooper, Mary Robertson. 2012. At The Glance Psikiatri Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Dagun 1992 dalam Lilis Hadi Prasetiawan 2003. Perbedaan Penyesuaian Diri Penderita Kusta Ditinjau Dari jenis Kelamin. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2003.

Darmojo & Martono. 2006. Buku Ajar geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Darmojo, Boedi. 2001. Geriatri (Ilmu Kesehatan Lanjut usia) Edisi 2. Jakarta: Balai penerbit FK UI.

Depkes RI, 2001. Profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Faisal 2003 dalam Ropiah 2010. Hubungan antara demensia dengan mobilisasi lansia di Panti Wreda Margo Mukti Rembang.

Feldman, papalia Olds. 2009. Human Development Edisi 10 buku 2. Jakarta : Salemba Humanika.

Grayson. 2004 dalam Ropiah 2010. Hubungan antara demensia dengan mobilisasi lansia di Panti Wreda Margo Mukti Rembang. Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang

Gunarsa. 1986 dalam Lilis Hadi Prasetiawan 2003. Perbedaan Penyesuaian Diri Penderita Kusta Ditinjau Dari jenis Kelamin. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2003

Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi, Jakarta : Gramedia

Hardywinoto, Setiabudi, T. 1999. Panduan Gerontology Tinjauan dari Berbagai Aspek.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Hartono B, Wibowo s, rahmawati d. 2002. Cognitive problems in elderly. Procceding of temu regional neurologi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hendrie, H.C. 1995 dalam Sri Hartati 2010. Clock Drawing: Asesmen Untuk Demensia.

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Studi Deskriptif pada Orang Lanjut Usia Di Kota Semarang)

Henniwati. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur (Tesis). Medan : Universitas Sumatera Utara.

Hidayat, AJ. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

(19)

xix

Ismawati, C; Pebriyanti, S; Proverawati, A. 2010. Posyandu & Desa Siaga : panduan Untuk Bidan & Kader. Yogyakarta : Nuha Medika.

Koderi 1999 dalam Lilis Hadi Prasetiawan 2003. Perbedaan Penyesuaian Diri Penderita

Kusta Ditinjau Dari jenis Kelamin. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2003

Mortimer J, Snowdon D, Markesbery W. 2003 : Head circumference, education and risk of dementia: findings from the Nun Study Journal of Clinical and Experimental Neuropsychology .

Mubarak. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta :GrahaIlmu

Noorkasiani,Tamher.S. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoadmojo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. Notoadmojo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta. Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan gerontik. Jakarta: EGC.

Nugroho H. W. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatric (edisi 3). Jakarta : EGC Nugroho H.W. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Surabaya : Salemba Medika.

Pieter, Herrizan dkk. 2011. Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Prenada Media Group.

Potter,P.A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Prabuningrat 1997 dalam Lilis Hadi Prasetiawan 2003. Perbedaan Penyesuaian Diri Penderita Kusta Ditinjau Dari jenis Kelamin. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2003.

Rahayu Wijayanti, Junaiti Sahar, Sutanto. 2000. Hubungan antara Dukungan Keluarga Melalui Interaksi Sosial, Upaya Penyediaan Transportasi, Finansial, dan Dukungan dalam Menyiapkan Makanan dan Respon Kehilangan pada Lansia di Desa Pekaja, Kalibayor Kab. Banyumas.

Rahayu et al 2010 dalam Dwi Handayani, Wahyuni 2012. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia jetis desa krajan kecamatan weru kabupaten sukoharjo.

Rahayu, S, Purwanta Harjanto, D. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ketidakaktifan Lanjut Usia ke Posyandu di Puskesmas Cebagon Salatiga”, Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Yogyakarta : ISSN .

Richard P halgin, Susan Krauss Withourne. 2010. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis pada Gangguan Psikologis. Jakarta: Salemba.

Roucek dan Warren. Sociology. 1990. An Introduction. Peterson, New York: littlefield Siti. 2010. Buku Panduan Kader Posbindu lansia. Jakarta: CV Trans Info media

Smeltzer, S-Brenda G, Bate. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikan Bedah. Jakarta: EGC.

Soekanto, Soerjono. 2000.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.

Subarniati 1999 dalam Herdini Widyaning Pertiwi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kehadiran lanjut usia di posyandu lansia.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alphabeta.

(20)

xx

Suparto 2003 dalam ropiah 2010. Hubungan antara demensia dengan mobilisasi lansia di Panti Wreda Margo Mukti Rembang.

Syani, Abdul. 1992. Sosiologi; Skematika, Teori dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. (1998). Behavioral symptom of dementia. New York : Springer Publishing Company.

Walgito, Bim. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.

Wicaksono. 1994. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan Pos Adhi Yuswa di Keluarahn Giwangan Kecamatan Umbul Harjo, Tesis PPS UGM, Yogyakarta.

Zunzunegui, M.V., alvadro, B.E., Del Ser., T, Otero, A. 2003. Social network, special Integrtion and social engagement determine cognitive decline in community-dwellir,g Spanish older adults. The Journal of Gerontology Series.

___________,Undang- undang republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber Pustaka Dari Internet

Anonim 1. 2010. Pengelolaan Posyandu Lansia

http://askepaskeb.cz.cc/2010/02/pengelolaan-posyandu-lansia.html diakses pada tanggal 23 Agustus 2013

Arya utama. 2009. Psikologi pada Lansia.

http://ilmupsikologi.wordpress/2009/12/11/psikologi-lansia diakses pada tanggal 22 agustus 2013

Ervandy. 2009. Demensia Pada Lansia.

http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/03/demensia-pada-lansia-3/ diakses pada 23 Agustus 2013.

Ismayadi, 2004. Proses Menua (Aging proses).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3595/1/keperawatan-ismayadi.pdf diakses pada tanggal 22 Agustus 2013

Marissa, 2012. Asuhan Keperawatan Demensia.

http://ichamarissa22.blogspot.com/2012/04/asuhan-keperawatan-demensia.html diakses pada tanggal 22 Agustus 2013.

Sjahrir,1999. Klasifikasi Demensia.

http//www.psychologymania.com/2013/07/klasifikasi-demensia.html diakses pada tanggal 22 Agustus 2013.

Taslim, 2001. Gangguan Muskuloskeletal Pada Lansia.

http://www.tempo.co.id/medika/arsip/072001/pus-1htm diakses pada tanggal 22 Agustus 2013

The Australian Psycological society 2009 . Ageing Positively.

http://www.Psychology.org.au diakses pada tanggal 22 Agustus 2013 Hambatan Interaksi sosial

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan kesehatan pada golongan lansia terkait erat dengan proses

degenerasi yang tidak dapat dihindari. Seluruh sistem, cepat atau lambat akan

mengalami degenerasi. Perubahan yang normal dalam bentuk dan fungsi otak yang

sudah tua harus dibedakan dari perubahan yang disebabkan oleh penyakit yang secara

abnormal mengintensifkan sejumlah proses penuaan. Salah satu manifestasi klinik

yang khas adalah timbulnya demensia. Penyakit semacam ini sering dicirikan sebagai

pelemahan fungsi kognitif atau sebagai demensia. Memang, demensia dapat terjadi

pada umur berapa saja, bergantung pada faktor penyebabnya, namun demikian

demensia sering terjadi pada lansia.

Demensia merupakan gangguan kognitif dan memori yang dapat

mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia sering kali menunjukkan

beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom)

yang mengganggu (disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer,

1998). Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit

biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi

tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.

Penelitian yang dilakukan Hendrie (1995) menyatakan bahwa demensia

menyerang mereka yang berusia di atas 50 tahun, sementara di Indonesia usia

termuda yang mengalami penyakit ini berusia 56 tahun, pada tahun 2006 diperkirakan

(22)

Kira-2

kira 5% usia lanjut 65 - 70 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat

setiap 5 tahun mencapai lebih 45% pada usia diatas 85 tahun. Pada Negara industri

kasus demensia 0.5 - 1.0 % dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 -

15% atau sekitar 3-4 juta orang. Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia

terbanyak di Negara maju Amerika dan Eropa sekitar 50- 70%. Demensia vaskuler

penyebab kedua sekitar 15-20% sisanya 15-35% disebabkan demensia lainnya

(Wibowo, 2007). Penduduk Amerika yang keturunan Afrika lebih berisiko menderita

demensia dari pada etnis sama yang bertempat di Negara asal Ibadan, Negeria

(Hendriedkk., 1995). Jumlah lansia di kota malang saat ini ada sekitar 68 ribu orang

atau 11 persen dari total penduduk kota malang yang mencapai 807.136 jiwa (Dinkes

kota malang).

Berdasarkan femonema yang ada,berbagai macam aktivitas lansia yang ada di

Desa Ngadirejo Kabupaten Malang, banyak ditemukan lansia yang aktif dalam

kegiatan sehari-hari misalnya dalam bercocok tanam, berjualan ke pasar dan ada pula

lansia yang hanya ada dirumah dikarenakan menjaga cucunya. Dalam 1 bulan sekali

lansia mengikuti kegiatan posyandu yang dilaksanakan oleh kader kesehatan yang ada

di wilayah Ngadirejo, tetapi tidak semua lansia hadir dalam kegiatan tersebut

dikarenakan jarak rumah yang jauh antara rumah lansia ke posyandu lansia, lansia

yang memiliki banyak kegiatan sehingga tidak sempat untu hadir ke posyandu dan

juga lansia yang merasa dirinya sehat sehingga tidak perlu lagi untuk periksa ke

posyandu. Interaksi sosial yang ada di posyandu lansia tersebut sangatlah rendah

dikarenakan lansia yang hadir hanya melakukan tensi, timbang berat badan kemudian

diberi obat setelah itu lansia tersebut pulang jadi interaksi yang dilakukan lansia di

posyandu sangat minim sekali karena mereka belum sempat berkumpul dan

(23)

3

upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat agar lansia tersebut aktif dalam

melalukan hal sosial misalnya interaksi sesama anggota lansia. Hal ini sangat penting

agar lansia tetap produktif dan mengurangi terjadinya risiko kejadian demensia.

Interaksi sosial berperan penting dalam kehidupan lansia. Hal ini dikarenakan

pada usia lanjut para lansia mengalami penurunan kemampuan tubuh dan panca

indera. Penurunan kemampuan yang berpengaruh dan mambatasi aktivitas dan gerak

dalam kehidupannya. Penurunan kemampuan yang membuat para lansia tidak

sanggup lagi bepergian jauh, tidak terlalu peka terhadap suara yang pelan, pada tulisan

yang tidak terlalu besar, bahkan pada kondisi tertentu sering lupa dan tidak dapat

mengingat hal – hal yang baru saja dialaminya (Suwignyo, 2010). Menurunnya derajat

kesehatan dan kemampuan fisik tersebut mengakibatkan seorang lansia secara

perlahan menarik diri dari hubungan dengan masyarakat sekitar. Kemudian

menyebabkan menurunnya interaksi sosial pada lansia (Hardywinoto dan Setiabudi,

1999).

Seiring dengan bertambahnya usia, banyak penurunan yang dialami lansia baik

secara fisik, mental, serta perubahan kondisi sosial yang dapat mengakibatkan

penurunan pada peran-peran sosialnya sehingga perlu adanya interaksi sosial karena

kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci

mempertahankan status sosialnya berdasarkan kemampuannya bersosialisasi

(Noorkasiani, 2009). Dengan interaksi sosial, lansia dapat berpikir positif dan

optimis tentang kehidupan melalui keanggotaan dalam sebuah perkumpulan,

memelihara keharmonisan dalam keluarga, melakukan interaksi dengan orang lain,

(24)

4

sehingga interaksi sosial dapat dipertahankan (The Australian Psychological Society,

2009).

Lansia sering dianggap lamban, baik dalam berpikir maupun bertindak.

Anggapan ini bertentangan dengan pendapat-pendapat zaman sekarang, yang justru

menganjurkan agar tetap ada keterlibatan sosial yang dianggap penting dan

meyakinkan untuk menjadi dukungan bagi lansia dalam menghadapi masalah yang

terjadi (Noorkasiani, 2009). Tidak jauh berbeda dengan pendapat Nugroho (2009)

yang menyatakan bahwa lansia juga perlu diberi kesempatan untuk bersosialisasi atau

berkumpul dengan orang lain sehingga dapat mempertahankan keterampilan

berkomunikasi, juga untuk menunda kepikunan. Beberapa penelitian juga

menunjukkan bahwa individu yang bersoasialisasi aktif lebih jarang mengalami

demensia karena dengan bersosialisasi fungsi kognisi dan memori akan lebih sering

terpakai. Selain dengan interaksi sosial menurut teori aktivitas menjelaskan bahwa

pentingnya aktif dalam kegiatan sosial seperti posyandu lansia merupakan alat untuk

penyesuaian diri yang sehat untuk lansia (Havighurst, 1952 dalam Potter and Perry,

2005). Selain itu aktifnya dalam pelayanan kesehatan di posyandu lansia, maka kondisi

kesehatan mereka dapat terpantau dengan baik. Hal ini dapat juga dipengaruhi oleh

jenis kemain, berbeda jenis kelamin juga mempengaruhi tingkat demensia, pada lansia

yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak terkena demensia, hal ini dikarenakan

perempuan dalam menyelesaikan masalah lebih emosional, sensitif, tergantung dan

pasif, sedang laki-laki lebih mandiri, emosinya lebih stabil, dominan dan lebih

impulsif. Perbedaan kepribadian ini disebabkan pola pengalaman universal dalam

keluarga. Bagi perempuan Jawa mereka dididik untuk manut dan nrimo, menerima

(25)

5

dengan timbulnya depresi yang pada akhirnya mempengaruhi timbulnya demensia

(Sulistyanti, 2008).

Posyandu lansia merupakan salah satu posyandu yang ada di Desa Ngadirejo

Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Di desa ini terdapat 100 lansia

diantaranya yg aktif dalam kegiatan posyandu ada 36 anggota yang terdiri dari pra

lansia, lansia dan lansia yang tua. Lansia yang berumur di atas 60 tahun sejumlah 17

orang diantaranya lansia laki-laki berjumlah 5 orang dan lansia yang perempuan

berjumlah 12 orang. Dalam studi pendahuluan ini didapatkan lansia perempuan

mengalami gangguan kognitif berat (demensia) dan pada lansia laki-laki ditemukan

hanya mengalami gangguan kognitif ringan.

Keberhasilan penurunan demensia tidak hanya ditentukan oleh olahraga,

menjaga pikiran tetap aktif dan melakukan aktivitas sosial tetapi juga ditentukan oleh

interaksi sosial dengan orang lain. Untuk itu peneliti sangat tertarik untuk mengetahui

“Hubungan tingkat interaksi sosial dan frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu

lansia dengan kejadian demensia pada lansia berbeda jenis kelamin di Desa Ngadirejo

Kabupaten Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tingkat interaksi sosial dalam kegiatan posyandu pada lansia

di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang?

2. Bagaimana gambaran frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu lansia di Desa

(26)

6

3. Bagaimana gambaran kejadian demensia berbeda jenis kelamin pada lansia di Desa

Ngadirejo Kabupaten Malang?

4. Apakah tingkat interaksi sosial dalam kegiatan posyandu mempengaruhi kejadian

demensia?

5. Apakah frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu mempengaruhi kejadian

demensia pada lansia?

6. Apakah interaksi sosial, dan frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu

mempengaruhi kejadian demensia pada lansia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan

dan menganalisis hubungan tingkat interaksi sosial dan frekuensi kehadiran dalam

kegiatan posyandu dengan kejadian demensia pada lansia berbeda jenis kelamin di

Desa Ngadirejo Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran tingkat interaksi sosial pada lansia di Desa Ngadirejo

Kabupaten Malang

2. Mendeskripsikan gambaran frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu lansia di

(27)

7

3. Mendeskripsikan gambaran kejadian demensia pada lansia berbeda jenis kelamin

di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang

4. Menganalisis hubungan tingkat interaksi sosial dengan kejadian demensia pada

lansia di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang

5. Menganalisis hubungan frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu dengan

kejadian demensia pada lansia di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang

6. Menganalisis hubungan interaksi sosial dan frekuensi kehadiran dalam kegiatan

posyandu mempengaruhi kejadian demensia pada lansia di Desa Ngadirejo

Kabupaten Malang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pengetahuan tentang hubungan

tingkat interaksi sosial dan frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu lansia

dengan kejadian demensia berbeda jenis kelamin. Selain itu tentu masih banyak faktor

lain yang dapat mempengaruhi kejadian demensia sehingga diharapkan penelitian ini

dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis dengan

mengikut sertakan variabel lain.

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian (Posyandu)

Untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial antar lansia serta menilai

bagaimana frekuensi kehadiran lansia ke posyandu mampu mengurangi kejadian

(28)

8

dapat mempengaruhi lansia mengidap demensia. Menjadi bahan masukan untuk

memperbaiki dan memaksimalkan pelayanan bagi lansia yang mengikuti posyandu.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Meningkatkan wawasan dan pengetahuan yang berguna untuk masyarakat pada

umunya terutama pada lansia khususnya, agar lansia dapat aktif dalam melakukan

interaksi dengan lansia lain. Selain itu agar para lansia mengerti bahwa pentingnya

melakukan interaksi sangat diperlukan untuk membantu mengurangi kejadian

demensia. Bagi lansia yang berjenis kelamin perempuan agar lebih berhati-hati agar

tidak terkena demensia.

1.4.4 Bagi Perawat

Perawat akan lebih mampu berfikir kritis dalam menemukan berbagai masalah

atau faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian demensia di posyandu lansia,

misalnya frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu lansia. Selain itu penelitian ini

dapat membantu perawat dalam upaya peningkatan status kesehatan masyarakat.

Sebagai masukan untuk perawat biar lebih efektif dan lebih menitik beratkan pada

lansia yang memiliki risiko tinggi pada lansia yang berjenis kelamin perempuan.

1.5 Definisi Istilah

Berikut ini ada istilah di dalam judul dan rumusan masalah

1. Tingkat Interaksi sosial

Interaksi sosial adalah sejauh mana hubungan antara individu satu dengan individu

yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu lain atau sebaliknya, jadi

(29)

9

2. Kejadian Demensia

Kejadian Demensia adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kerusakan

kognitif yang melibatkan penurunan yang terjdi terus-menerus pada fungsi

memori dan kemampuan mempelajari informsi baru, kemampuan dalam

bekomunikasi (Richard, 2010).

3. Frekuensi Kehadiran

Frekuensi kehadiran adalah banyaknya kunjungan lansia ke posyandu lansia dalam

1 tahun terakhir.

4. Lansia

Lansia adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena

biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir

dengan kematian (Hutapea, 2005).

5. Posyandu Lansia

Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan dari

kebijakan Pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu

forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga,

tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya, dalam upaya

peningkatan tingkat kesehatan secara optimal (Iswati, dkk, 2010).

6. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia

yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu dan berkaitan

dengan ciri fisik atau alat reproduksi. Secara fisiologis alat tersebut tidak dapat

(30)

10

1.6 Keaslian Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung & Iwan (2012). Dengan judul

“Hubungan interaksi sosial dengan kesepian pada lansia’’ di Panti Werdha UPT

Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan yang

berumur 60 tahun ke atas, didapatkan hasil bahwa mayoritas lansia merasa tidak

kesepian. Hasil uji korelasi pearson pada penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi

sosial dan kesepian pada lansia memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini bermakna

bahwa semakin besar interaksi sosial maka semakin besar perasaan tidak kesepian.

Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan rancangan penelitian dekriptif

korelasi dengan metode purposive sampling. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan kesepian lansia .

Persamaan antara penelitian Agung & Iwan (2012) dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu, salah satu variabel bebasnya yakni sama-sama menggunakan interaksi

sosial. Sedangkan perbedaannya dalam penelitian di atas adalah variabel bebas yang

hanya menggunakan satu variabel yakni interaksi sosial dan variabel terikatnya dalam

penelitian tersebut adalah kesepian pada lansia, tempat yang digunakan adalah di

Panti Werdha UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia dan anak Balita Wilayah Binjai dan

Medan. Dan sampel yang digunakan adalah pasien lansia diatas 60 tahun. Sedangkan

dengan penelitian ini adalah variabel bebas terdiri dari 3 (tiga) variabel yakni interaksi

sosial, frekuensi kehadiran dalam kegiatan posyandu dan berbeda jenis kelamin,

variabel terikatnya adalah kejadian demensia. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan penelitian observasi analitik dengan metode purposive sampling. Tempat yang digunakan adalah posyandu Desa Ngadirejo Kabupaten.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Musrifatul Uliyah, Siti Aisyah, Yulia

(31)

11

bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel dengan judul

“Hubungan usia dengan penurunan daya ingat (Demensia) pada lansia di Panti Sosial

Tresna Werdha Budi Sejahtera Landasan Ulin kota Banjar baru Kalimantan Selatan’’.

Jumlah sampel 60 orang lansia. didapatkan hasil bahwa usia mempengaruhi

penurunan daya ingat (demensia). Hasil uji Spearment Rank Test menunjukkan

makna ada hubungan antara usia dengan penurunan daya ingat (demensia) pada

lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera. Kesimpulan dari penelitian

tersebut yaitu ada hubungan antara usia dengan penurunan demensia.

Persamaan yang terdapat antara penelitian di atas dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah tingkat demensia yang terdapat dalam variabel terikatnya. Sedangkan

perbedaannya adalah pada variabel yang digunakan, tempat, dan waktu penelitian.

Variabel dalam penelitian ini adalah interaksi sosial sebagai variabel bebas dan

kejadian demensia sebagai variabel terikat. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

penelitian observasi analitik dengan metode purposive sampling, tempat dan waktu penelitian ini adalah di Desa Ngadirejo Kabupaten Malang.

Penelitian ketiga dilakukan Zainuddin Pagala (2008) dengan judul “Hubungan

interaksi sosial dengan kualitas hidup anak-anak panti asuhan muslimat Makasar’’.

Jenis penelitian non eksperimental dengan rangcangan cross sectional, menggunakan teknik pengambilan sampel random sampling dan metode kuantitatif secara deskriptif

korelasi. Penelitian ini juga menggunakan instrumen GDS dan kuesioner kualitas

hidup. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara interaksi

sosial dengan kualitas hidup anak-anak panti asuhan muslimat Makasar.

Dari penelitian diatas terdapat persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan

yaitu interaksi sosial sebagai variabel bebasnya. Sedangkan perbedaannya dalam

(32)

12

lansia, tempat yang digunakan adalah panti asuhan muslimat Makasar. Sedangkan

dalam penelitian yang akan dilakukan variabel bebas yang digunakan mencakup 3

(tiga) yakni interaksi sosial, frekuensi kehadiran dalam kegitan posyandu, dan berbeda

jenis kelamin, variabel terikatnya adalah kejadian demensia. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan penelitian observasi analitik dengan metode purposive sampling.

Tempat yang digunakan adalah Posyandu Desa Ngadirejo Kabupaten Malang dan

Gambar

Gambaran Frekuensi Kehadiran dalam Kegiatan Posyandu Lansia ........................................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Impeller terkunci pada sumbu pompa ( shaft ), sedangkan diffuser berada pada housing pompa dengan compression sub jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan

Urutan pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut: peneliti membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, peneliti mengajak anak

Manfaat dari pembuatan karya tugas akhir menggunakan teknik Tenun Tapestri ini adalah sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan jenis media baru dalam

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan remaja belum dapat mengaktualisasikan diri secara optimal, antara lain: keadaan ekonomi yang lemah sehingga keluarga tidak

Guru harus berakhlak mulia yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang dicontohkan oleh pendidik utama, Nabi Muhammad saw diantara akhlak mulia guru adalah

Pada H2c ambiguity tolerance berpengaruh positif terhadap learning style avoidant yang artinya hipotesis ini diterima karena dilihat dari nilai sig yang ada pada tabel compare

Dengan diterapkannya sistem Manajemen Mutu ISO-IEC 17025-2008 di unit kerja Laboratorium Jaminan Mutu Biro LBBPP&QA penulis tertarik untuk mengetahui adanya

TIU : Mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai isu-isu fundamental dalam psikologi Abnormal, memahami mengenai penyimpangan perilaku dan psikopatologi,