• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan SMA Negeri 1 Binjai Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan SMA Negeri 1 Binjai Tahun 2009"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA TENTANG MAKANAN DAN MINUMAN JAJANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN

MAKANAN (BTM) TERTENTU

DI SMP NEGERI 3 DAN SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN 2009

S K R I P S I

Oleh :

NIM. 051000094 LIA DANIATY

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA TENTANG MAKANAN DAN MINUMAN JAJANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN

MAKANAN (BTM) TERTENTU

DI SMP NEGERI 3 DAN SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN 2009

S K R I P S I

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 051000094 LIA DANIATY

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judu l :

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA TENTANG MAKANAN DAN MINUMAN JAJANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN

MAKANAN (BTM) TERTENTU

DI SMP NEGERI 3 DAN SMA NEGERI 1 BINJAI TAHUN 2009 Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 051000094 LIA DANIATY

Telah Diuji dan Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 16 Juni 2009 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji:

Ketua Penguji Penguji I

Ir. Evi Naria, M.Kes

NIP. 132 049 787 NIP. 131 655 125 dr. Surya Dharma, MPH

Penguji II Penguji III

Ir. Indra Chahaya S, M.Si

NIP. 132 058 731 NIP. 132 206 389 dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes

Medan, 16 Juni 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

ABSTRAK

Anak-anak khususnya anak sekolah lebih menyukai makanan dan minuman jajanan yang rasanya manis dan enak serta warna dan bentuknya menarik. Jajanan tersebut umumnya mengandung bahan tambahan makanan. Penggunaan BTM yang berlebihan bahkan yang dilarang akan berbahaya bagi orang yang mengkonsumsinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai terhadap makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu yaitu pengawet, pemanis, pewarna, penyedap rasa dan aroma. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada 95 responden yang dipilih dengan teknik random sampling dan penyajian hasil dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden SMP Negeri 3 Binjai lebih banyak pada kategori sedang (50,79%) sedangkan responden SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak pada kategori baik (59,38%). Sikap responden SMP Negeri 3 Binjai secara umum berada pada kategori sedang (53,57%) sedangkan responden SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak pada kategori baik (72,73%). Sementara itu, tidak ada responden yang memiliki tindakan dalam kategori baik, secara umum tindakan responden dari kedua sekolah berada pada kategori sedang yakni masing-masing sebanyak 63,49% dan 62,50%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap responden SMA Negeri 1 Binjai lebih banyak dalam kategori baik daripada SMP Negeri 3 Binjai, tetapi secara umum tindakan sama-sama berada pada kategori sedang. Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada pihak sekolah agar bermitra dengan puskesmas dan Balai POM untuk memberi informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM beserta bahayanya kepada siswa. Selain itu diharapkan pada siswa agar lebih selektif dalam memilih jajanan yang akan dikonsumsi.

(5)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

ABSTRACT

Children, especially students prefer food and drink which have sweet and delicious taste, also interesting colour and shape. Those meals usually contain food additive. The misuse of food additive is dangerous for people who consume it.

The propose of this research is to understand knowledge, attitude and behavior of students at SMP Negeri 3 and SMA Negeri 1 Binjai about food and drinks which contain certain food additive (preservative, sweetener, coloring agent, and flavour). The research was carried out by giving questionnaire to 95 respondents which were chosen by random sampling technique and the data result is showed in distribution of frequency table.

The result showed that the knowledge of respondents at SMP Negeri 3 Binjai was more in moderate category (50,79%), while respondents at SMA Negeri 1 Binjai was more in good category (59,38%). The attitude of respondents at SMP Negeri 3 Binjai was more in moderate category (53,57%), while at SMA Negeri 1 Binjai was more in good category (72,73%). Otherwise, there’s no respondent had behavior in good category, generally behavior of respondents at SMP Negeri 3 and SMA Negeri 1 Binjai were generally in moderate category, those were 63,19% and 62,50%.

Based on the result, can be conclude that knowledge and attitude of students at SMA Negeri 1 Binjai are more in good category than SMP Negeri 3 Binjai, but the behavior of both students were in moderate category. So, it is suggested that schools make relation with Puskesmas and Balai POM in order to give information about food and drinks that contain food additive, also the danger of using it. Moreover all students are expected to be more selective in choosing food and drinks to consume.

(6)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lia Daniaty

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai. 16 Februari 1987

Agama : I s l a m

Status Perkawinan : Belum Menikah Jumlah Bersaudara : 3 (tiga) Orang

Alamat Rumah : Jl. Danau Laut Tawar No. 59 Km. 18,3 Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai Sumatera Utara 20735

Riwayat Pendidikan

Tahun 1993 – 1999 : SD Harapan I Binjai Tahun 1999 – 2002 : SLTP Negeri 3 Binjai Tahun 2002 – 2005 : SMA Negeri 1 Binjai

(7)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai”. Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di FKM USU.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Ria Masniari Lubis, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat.

2. Ir. Evi Naria, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, dan fikiran dalam memberikan bimbingan, petunjuk, serta saran kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

(8)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

4. Ir. Indra Chahaya S, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan sekaligus dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Prof. Dr. Ida Yustina, MSi, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Dosen dan pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, khususnya dr. Taufik Ashar, MKM, yang telah memberi masukan kepada penulis, serta K’ Dian yang telah banyak membantu.

8. Teristimewa kepada Orangtua tercinta, Ibunda Sartik dan Ayahanda Bahari yang mencurahkan kasih sayang, mendo’akan, dan memenuhi kebutuhan penulis selama ini, abang-abang penulis Baharuddin dan Irwan Syah Putra dan adik sepupuku Indah serta seluruh keluarga besar atas doa, motivasi dan semangat yang diberikan.

9. Kepala SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai yang telah memberi ijin dalam melakukan penelitian serta Bpk. Sofyan dan Bu Aini di SMP Negeri 3, Bpk. Usman dan Bpk. Suardi di SMA Negeri 1 yang telah membantu kelancaran penelitian ini.

(9)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

11. Orang yang menjadi motivasi penulis selama ini khususnya B’Roni dan K’Atika.

12. Semua sahabatku, khususnya Dytia, Eka Chandra, Wawan, Ayu, Ade P., atas bantuan, dukungan, doa, semangat serta kebersamaan selama ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Atas perhatiannya penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Medan, Juni 2009

(10)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Daftar Isi

2.3.2 Sifat, Kategori dan Fungsi Bahan Tambahan Makanan ... 10

2.4 Bahan Tambahan Makanan yang Diizinkan dan yang Tidak Diizinkan .... 13

2.5 Bahan Tambahan Makanan yang Sering Digunakan ... 14

2.6 Makanan Jajanan ... 18

2.7 Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Makanan ... 19

(11)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.3.1 Populasi ... 29

3.3.2 Sampel ... 29

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.4.1 Data Primer ... 32

3.4.2 Data Sekunder ... 32

3.5 Defenisi Operasional ... 33

3.6 Aspek Pengukuran ... 33

3.7 Analisa Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 36

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 36

4.2 Karakteristik Responden ... 37

4.3 Sumber Informasi ... 41

4.4 Pengetahuan ... 43

4.5 Sikap ... 51

4.6 Tindakan ... 55

BAB V PEMBAHASAN ... 60

5.1 Karakteristik Responden ... 60

5.2 Pengetahuan ... 62

5.3 Sikap ... 64

5.4 Tindakan ... 67

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

6.1 Kesimpulan ... 71

6.2 Saran ... 72 Daftar Pustaka

(12)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Daftar Tabel

Halaman Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan

Pekerjaan Orangtua di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai ... 38 Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sarapan Sebelum Berangkat

Sekolah dan Membawa Bekal dari Rumah di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai ... 39 Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Jajan yang Diterima per

Hari di SMP Negeri 3 Binjai ... 40

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Uang Jajan yang Diterima per Hari di SMA Negeri 1 Binjai ... 41 Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pernah atau Tidak Pernahnya

Mendengar Informasi Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung BTM di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai ... 42 Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang

Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung BTM di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai ... 42 Tabel 4.7. Gambaran Pengetahuan Responden SMP Negeri 3 Binjai

Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 44 Tabel 4.8. Gambaran Pengetahuan Responden SMA Negeri 1 Binjai

Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 46 Tabel 4.9. Kategori Pengetahuan Responden SMP Negeri 3 dan SMA

(13)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.10. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Responden Dengan Pengetahuan Responden di SMP Negeri 3 Binjai ... 49 Tabel 4.11. Tabulasi Silang Antara Karakteristik Responden Dengan

Pengetahuan Responden di SMA Negeri 1 Binjai ... 50 Tabel 4.12. Gambaran Sikap Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang

Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 51 Tabel 4.13. Gambaran Sikap Responden SMA Negeri 1 Binjai Tentang

Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 52 Tabel 4.14. Kategori Sikap Responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1

Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 53 Tabel 4.15. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan Sikap

Responden di SMP Negeri 3 Binjai ... 54 Tabel 4.16. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan Sikap

Responden di SMA Negeri 1 Binjai ... 54 Tabel 4.17. Gambaran Tindakan Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang

Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 55 Tabel 4.18. Gambaran Tindakan Responden SMA Negeri 1 Binjai Tentang

Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 56 Tabel 4.19. Gambaran Tindakan Responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri

1 Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu ... 57 Tabel 4.20. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan

Tindakan Responden di SMP Negeri 3 Binjai ... 58 Tabel 4.21. Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Responden Dengan

(14)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Makanan dan Minuman Jajanan yang Dikonsumsi di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai ... 59

Daftar Lampiran

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Tentang Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu.

Lampiran 2. Master Data.

Lampiran 3. Surat permohonan izin penelitian di SMP Negeri 3 dan SMA negeri 1 Binjai kepada Kepala Badan Kesbang dan Linmas Kota Binjai dan Kepala Bappeda Kota Binjai.

Lampiran 4. Surat Rekomendasi Penelitian di SMP Negeri 3 dan SMA negeri 1 Binjai dari Badan Kesbang dan Linmas Kota Binjai.

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian di SMP Negeri 3 dan SMA negeri 1 Binjai dari Bappeda Kota Binjai.

Lampiran 5. Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMA Negeri 1 Binjai. Lampiran 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian di SMP Negeri 3 Binjai.

(15)
(16)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia, agar dapat hidup dengan baik dan sehat, manusia memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari. Dalam hal ini mutu makanan tentu besar sekali peranannya (Winarno, 1993).

Makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat gizi untuk mendukung hidup manusia. Tetapi makanan juga dapat menjadi wahana bagi unsur pengganggu kesehatan manusia bahkan dapat menyebabkan kematian. Makanan yang baik harus bermutu dan aman dikonsumsi. Mutu pangan menurut UU No. 7 Tahun 1996 tentang pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman (Vepriati, 2007).

(17)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Jajan (membeli makanan-minuman jadi) banyak dilakukan orang Indonesia. Data SUSENAS memperlihatkan selama tahun 1999-2004 sekitar 80 persen rumah tangga di Indonesia mengaku jajan. Bahkan selama kurun waktu itu presentase pengeluaran rata-rata perkapita perbulan untuk jajan, meningkat dari 10,9 % pada tahun 1999 menjadi 12,4% pada tahun 2004 (Vepriati, 2007).

Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan ¼ waktunya di sekolah. Sebuah penelitian di Jakarta menemukan bahwa uang jajan anak sekolah rata-rata sekarang berkisar antara Rp 2.000 – Rp 4.000 per hari. Bahkan ada yang mencapai Rp 7.000. Hanya sekitar 5% anak-anak tersebut membawa bekal dari rumah. Karenanya mereka lebih terpapar pada makanan jajanan kaki lima dan mempunyai kemampuan untuk membeli makanan tersebut (Februhartanti, 2004).

Dalam memilih makanan, remaja memasuki tahap independensi, yaitu kebebasan dalam memilih makanan apa saja yang disukainya, bahkan tidak berselera lagi makan bersama keluarga di rumah. Aktivitas fisik yang banyak dilakukan di luar rumah, membuat seorang remaja sering dipengaruhi rekan sebayanya. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi makanan tersebut melainkan sekadar bersosialisasi untuk kesenangan dan supaya tidak kehilangan status (Khomsan, 2003).

(18)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

bermasalah itu mengandung boraks, formalin, zat pengawet, zat pewarna berbahaya, serta tidak mengandung garam beryodium (Evy, 2008).

Berdasarkan survei badan POM tahun 2004 terhadap sampel jajanan yang diambil dari seluruh provinsi terdapat 64% sampel yang tidak memenuhi syarat yakni diantaranya mengandung rhodamin B, boraks, natrium benzoat, dan mikroba patogen. Contoh sampel yang mengandung rhodamin B berdasarkan survei tersebut adalah es (53%), kerupuk (14%), sirop (13%), kembang gula (8%), kue (8%), cendol, agar-agar, dawet, dan saus masing-masing 1%. Lalu yang mengandung boraks adalah kue (33%), pentol (22%), kerupuk (11%), pempek (11%), tempe goreng (7%), bakwan (4%), cilok (4%), tahu isi (4%), dan snack (4%) (Tyo, 2006).

Berikutnya pada bulan November 2005, Badan POM menguji makanan jajanan pada 195 sekolah dasar di 18 provinsi. Dari sampel yang diuji yakni es sirop/es cendol, minuman ringan/sirop/limun, kue, makanan gorengan, kerupuk dan saus mengandung rhodamin B (Yulianti, 2007).

Sementara sepanjang tahun 2007 Badan POM beserta ke-26 Balai POM di seluruh provinsi kembali melakukan survei, dari 2000 makanan yang disurvei di lingkungan sekolah, 45% tercemar bahaya pangan yakni formalin, boraks dan pewarna tekstil. Wujud fisik makanan berbahaya yang ditemukan di sekolah umumnya berbentuk jeli, sirop, kerupuk dan makanan ringan (Evy, 2008).

(19)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

memiliki sikap dalam kategori sedang dan 83,97% siswa dengan tindakan dalam kategori sedang (Sitorus, 2008).

SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai terletak di pusat kota sehingga akses terhadap makanan jajanan sangat mudah. Dari survei awal yang dilakukan pada kedua sekolah tersebut, di lingkungan sekolahnya beberapa pedagang yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan antara lain bakso dan saus, mie goreng, mie sop/mie bakso, permen, makanan kemasan (snack), makanan gorengan, minuman kemasan, dan es sirop. Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

(20)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku siswa tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

2. Untuk mengetahui pengetahuan siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

3. Untuk mengetahui sikap siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

4. Untuk mengetahui sikap siswa SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

5. Untuk mengetahui tindakan siswa SMP Negeri 3 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

(21)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

7. Untuk mengetahui gambaran perilaku siswa SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan tertentu.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Memberi bahan masukan kepada Balai POM untuk mengadakan pengawasan terhadap makanan dan minuman jajanan sebelum dijual khususnya di lingkungan sekolah.

2. Memberikan bahan masukan bagi guru-guru dan orang tua siswa untuk lebih mengawasi dan mengarahkan anak-anak dalam memilih makanan dan minuman jajanan.

(22)
(23)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Makanan dan Kesehatan

Setiap manusia yang ingin terus hidup dan sehat perlu makanan untuk dikonsumsi. Setiap hari minimal 45 jenis zat gizi harus dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Kekurangan satu atau lebih zat-zat tersebut dapat menyebabkan manusia sakit dan bahkan mati (Winarno, 1993).

Sesuai dengan wujudnya, makanan adalah hasil dari proses pengolahan dari suatu bahan. Sedang bahan makanan tersebut dapat diperoleh dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan adanya teknologi (Moertjipto, 1993). Yang dimaksud dengan makanan dalam ilmu kesehatan adalah setiap substrat yang dapat dipergunakan untuk proses di dalam tubuh. Terutama untuk membangun dan memperoleh tenaga bagi kesehatan sel (Irianto, 2004).

Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting (tergantung dari macam-macam bahan makanannya) untuk :

a. Memelihara proses dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama bagi mereka yang masih dalam proses pertumbuhan ;

(24)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Fungsi makanan bagi tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Sebagai bahan penghasil energi yang berguna untuk segala kegiatan hidup, 2. Sebagai bahan pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel

tubuh yang rusak, dan

3. Sebagai bahan pelindung dan pengatur kerja fisiologis tubuh agar tetap lancar dan teratur.

2.2 Kebiasaan Makan

2.2.1 Kebiasaan Makan yang Baik

Kebiasaan makan yang baik, selain mencerdaskan seseorang juga meningkatkan kondisi tubuh dan memperoleh gairah atau semangat kerja yang tinggi. Yang dimaksud kebiasaan makan yang baik adalah :

1. menyukai makanan yang bergizi 2. waktu makan yang teratur

3. menghindari makanan yang merugikan kesehatan 4. berusaha supaya suasana makan selalu tenang 2.2.2 Kebiasaan Makan yang Kurang Baik

1. suka jajan

2. hanya menyukai makanan tertentu 3. makan tidak teratur

(25)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

2.3 Bahan Tambahan Makanan

2.3.1 Defenisi Bahan Tambahan Makanan

FAO dan WHO dalam kongresnya di Roma pada tahun 1956 menetapkan defenisi food additive (bahan tambahan makanan) sebagai bahan-bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah sedikit yaitu untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur atau memperpanjang masa simpan (Winarno, 1980).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan makanan (BTM) disebutkan bahwa bahan tambahan makanan adalah bahan yang tidak dikonsumsi langsung sebagai makanan dan tidak merupakan bahan baku pangan, dan penambahannya kedalam pangan ditujukan untuk mengubah sifat-sifat makanan.

Keberadaan bahan tambahan makanan adalah untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun hasilnya sungguh menakjubkan. Bahan tambahan makanan ternyata sudah lama digunakan dalam pengawetan makanan. Orang Romawi kuno menggunakan garam untuk mengawetkan daging, dan sulfur untuk mencegah terjadinya oksidasi pada minuman anggur (Khomsan, 2003).

(26)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

produksi bahan tambahan pangan sintetis. Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang relatif murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu. Saat ini hampir semua jenis makanan dan minuman yang diproses baik dari pabrik, restoran-restoran, maupun industri rumah tangga menggunakan bahan tambahan makanan untuk meningkatkan kepuasan konsumen (Cahyadi, 2008).

2.3.2 Sifat, Kategori dan Fungsi Bahan Tambahan Makanan A. Sifat Bahan Tambahan Makanan

Bahan tambahan makanan yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : dapat mempertahankan nilai gizi makanan tersebut, tidak mengurangi zat-zat essensial di dalam makanan, dapat mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan, dan menarik bagi konsumen tetapi tidak merupakan suatu penipuan (Winarno, 1980).

B. Kategori Bahan Tambahan Makanan

Bahan tambahan makanan bisa memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak. Menurut ketentuan yang ditetapkan, ada beberapa kategori bahan tambahan makanan. Pertama, bahan tambahan makanan yang bersifat aman, dengan dosis yang tidak

(27)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

ditetapkan. Ketiga, bahan tambahan yang aman dan dalam dosis yang tepat, serta telah mendapat izin beredar dari instansi yang berwenang, misalnya zat pewarna yang sudah dilengkapi sertifikat aman (Yuliarti, 2007).

Pada umumnya bahan tambahan makanan dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu sebagai berikut :

1. Bahan tambahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dengan mengetahui komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet, pewarna, dan pengeras.

2. Bahan tambahan yang tidak sengaja ditambahkan, yaitu bahan yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama proses produksi, pengolahan, dan pengemasan (Cahyadi, 2008).

C. Fungsi Bahan Tambahan Makanan

Fungsi bahan tambahan makanan dapat dikelompokkan menjadi empat yakni : 1. Meningkatkan nilai nutrisi makanan

(28)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

tambahan makanan perlu untuk menjamin nutrisi penting ada dalam diet dengan jumlah yang cukup.

2. Mengawetkan dan melindungi makanan

Kualitas semua makanan yang dibiarkan akan cepat menurun dan mengalami perubahan seperti pembusukan. Untuk mencegahnya maka digunakan bahan tambahan makanan.

3. Membantu produksi makanan

Fungsi ketiga adalah membantu dalam produksi makanan. Fungsi zat ini kurang penting dalam kesehatan masyarakat secara umum dibanding dua fungsi sebelumnya, tapi tetap memegang peranan penting dalam menjamin bahan makanan kita diproses secara efisien. Contohnya emulsifier dan pengatur keasaman.

4. Memodifikasi persepsi terhadap makanan

(29)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

membuat makanan tersebut lebih menggugah selera dan membuatnya seperti produk-produk berkualitas (Hughes, 1987).

2.4 Bahan Tambahan Makanan Yang Diizinkan dan Yang Tidak Diizinkan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 bahan tambahan makanan yang diizinkan diantaranya sebagai berikut :

1. Antioksidan (Antioxidant) 2. Antikempal (Anticaking Agent)

3. Pengatur keasaman (Acidity Regulator) 4. Pemanis buatan (Artificial Sweetener)

5. Pemutih dan pematang tepung (Flour Treatment Agent)

6. Pengemulsi, pemantap, dan pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener) 7. Pengawet (Preservative)

8. Pengeras (Firming Agent) 9. Pewarna (Colour)

10. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa (Flavour, Flavour Enhancer) 11. Sekuestran (Sequestrant)

(30)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

1. Natrium tetraborat (Boraks) 2. Formalin (Formaldehyd)

3. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated Vegetable Oils) 4. Kloramfenikol (Chlorampenicol)

5. Kalium klorat (Pottasium Chlorate)

6. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC) 7. Nitrofurazon (Nitrofurazone)

8. P-Phenetilkarbamida (p-Phenethycarbamide, Dulcin, 4-ethoxyphenyl uera) 9. Asam salisilat dan garamnya (Salicylyc Acid and its salt)

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/PER/X/1999, selain bahan tambahan di atas masih ada tambahan kimia yang dilarang seperti rhodamin B (pewarna merah), methanyi yellow (pewarna kuning), dulsin (pemanis sintetis), dan kalsium bromat (pengeras).

2.5 Bahan Tambahan Makanan yang Sering Digunakan

Bahan tambahan makanan yang sering digunakan khususnya pada makanan dan minuman jajanan antara lain pengawet, pewarna, pemanis, dan penyedap rasa dan aroma.

1. Pengawet

(31)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

pengawet dipergunakan untuk mengawetkan makanan atau memberikan kesan segar pada makanan (Irianto, 2006).

Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat patogen yang menyebabkan keracunan maupun nonpatogen yang menyebabkan kerusakan bahan makanan seperti pembusukan. Namun dari sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang apabila pemakaiannya berlebihan kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi orang yang mengkonsumsi baik langsung misalnya keracunan maupun tidak langsung atau kumulatif misalnya kanker (Cahyadi, 2008).

Makanan yang menggunakan pengawet yang tepat (menggunakan pengawet yang dinyatakan aman) dengan dosis di bawah ambang batas yang ditentukan tidaklah berbahaya bagi konsumen. Kasus yang terjadi selama ini bahwa sejumlah produsen nakal menggunakan pengawet yang ditujukan untuk tekstil, plastik, bahkan pengawet mayat. Bahan-bahan pengawet tersebut yang paling sering digunakan adalah formalin dan boraks (Yuliarti, 2007).

(32)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

formalin dan boraks yakni sangat kenyal, warna lebih putih dan akan menjadi abu-abu tua jika ditambahkan obat bakso berlebihan (Yuliarti, 2007).

2. Pewarna

Zat pewarna ditambahkan ke dalam makanan bertujuan untuk menarik selera dan keinginan konsumen. Zat-zat pewarna alam yang sering digunakan misalnya kunyit dan daun pandan. Dibandingkan dengan pewarna alami maka bahan pewarna buatan mempunyai banyak kelebihan yaitu dalam hal aneka ragam warnanya, keseragaman warna, kestabilan warna, dan penyimpanannya lebih mudah serta lebih tahan lama (Winarno, 1980).

Hampir setiap makanan olahan telah dicampur dengan pewarna sintetis mulai dari jajanan anak-anak, kerupuk, tahu, terasi bahkan buah dingin termasuk mangga. Jika penggunaan bahan-bahan sintetis tersebut secara terus menerus dan melebihi dari kadar yang sudah ditentukan, maka akan terakumulasi dalam tubuh yang akhirnya akan merusak jaringan atau organ tubuh seperti hati dan ginjal. Bahan-bahan sintetis ini tidak saja menganggu kesehatan jika terakumulasi, tetapi juga dapat menyebabkan nilai gizi pada makanan tertentu berkurang (Irianto, 2008).

(33)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

3. Pemanis

Industri pangan dan minuman lebih menyukai menggunakan pemanis sintetis karena selain harganya relatif murah, tingkat kemanisan pemanis sintetis jauh lebih tinggi dari pemanis alami. Hal tersebut mengakibatkan terus meningkatnya penggunaan pemanis sintetis terutama sakarin dan siklamat. Rasa manis yang dirasakan dari pemanis sintetis biasanya menimbulkan rasa ikutan pahit yang semakin terasa dengan bertambahnya bahan pemanis ini (Cahyadi, 2008).

Dalam kehidupan sehari-hari, pemanis buatan sakarin dan siklamat maupun campuran keduanya sering ditambahkan ke dalam berbagai jenis jajanan anak-anak seperti makanan ringan (snack), cendol, limun, makanan tradisional dan sirop (Yuliarti, 2007).

4. Penyedap rasa dan aroma

Menurut Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 penyedap rasa dan aroma didefenisikan sebagai bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Bahan penyedap mempunyai beberapa fungsi sehingga dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai atau diterima, dan lebih menarik. Sifat utama pada penyedap adalah memberi ciri khusus suatu makanan seperti flavor jeruk manis, jeruk nipis, lemon dan sebagainya (Cahyadi, 2008).

(34)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

sehingga makanan tersebut terasa lebih gurih dan nikmat. Tetapi bila dibandingkan, rasa bumbu alami tentu lebih nikmat dan segar dibandingkan MSG yang meskipun sangat gurih kadang meninggalkan rasa pahit atau rasa tidak enak di mulut. MSG dapat memicu reaksi alergi seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah di kulit, keluhan mual, muntah, sakit kepala dan migren. Dalam jumlah tertentu MSG masih dianggap aman. Namun demikian, untuk kesehatan konsumen, sebagai antisipasi adanya efek buruk yang mungkin terjadi bila mengkonsumsi dalam jumlah besar, penggunaannya harus dibatasi. Beberapa negara industri dan maju menetapkan konsumsi MSG yang masih bisa ditoleransi sebesar 0,3-1 gram per hari (Yuliarti, 2007).

2.6 Makanan Jajanan

Dimaksud dengan makanan jajanan ialah jenis-jenis masakan yang dimakan sepanjang hari, tidak terbatas pada waktu, tempat dan jumlah yang dimakan. Tujuan jajan ialah : pengurangan rasa lapar walaupun tidak mutlak, menambah zat-zat yang tidak ada atau kurang pada makanan utama dan lauk pauknya, dan sebagai hiburan (Moertjipto, 1993).

(35)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Pada umumnya anak-anak lebih menyukai jajanan di warung maupun kantin sekolah daripada makanan yang telah tersedia di rumah. Kebiasaan jajan sebenarnya memiliki beberapa manfaat/keuntungan antara lain :

1. Sebagai upaya memenuhi kebutuhan energi

2. Mengenalkan anak pada diversifikasi (keanekaragaman) jenis makanan 3. Meningkatkan gengsi anak di mata teman-temannya.

Namun, jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif, antara lain:

1. Nafsu makan menurun

2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit 3. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak

4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin 5. Pemborosan

6. Permen yang menjadi kesukaan anak-anak bukanlah sumber energi yang baik sebab hanya mengandung karbohidrat. Terlalu sering makan permen dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan gigi (Irianto, 2007).

2.7 Penyakit yang Ditimbulkan Oleh Makanan

Pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang disebut dengan foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan

(36)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Keracunan makanan dapat terjadi karena beberapa hal diantaranya aktivitas mikroorganisme. Keracunan akibat mikroorganisme dapat dibedakan menjadi food intoxication dan food infection. Food intoxication adalah keracunan yang terjadi

karena tercemarinya makanan oleh toksin yang ada dalam makanan. Misalnya toksin yang dihasilkan Clostrodium botolinum dan Staphylococci. Adapun food infection terjadi karena makanan terkontaminasi oleh parasit, protozoa atau bakteri patogen (penyebab sakit) seperti Salmonella, Proteus, Escherichia dan Pseudomonas yang ada dalam makanan tersebut.

Keracunan makanan dapat pula disebabkan oleh bahan kimia. Ketika masuk kedalam tubuh manusia zat kimia ini akan menimbulkan efek yang berbeda-beda, tergantung jenis dan jumlah zat kimia yang masuk ke dalam tubuh (Yuliarti, 2007).

Umumnya penyakit yang ditimbulkan oleh pangan berkaitan dengan gangguan pencernaan (gastroenteritis) dengan gejala sakit perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan muntah-muntah. Tipus, kolera, dientri, dan basiler, merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh pangan yang terkontaminasi. Penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya dapat disebabkan konsumsi pangan sumber karbohidrat, lemak, gula, dan garam secara berlebihan. Selain itu, dengan banyaknya penggunaan bahan tambahan makanan (BTM) atau karena pengolahan yang salah dapat menyebabkan penyakit kanker, tumor, dan gangguan saraf (Anwar, 2004).

(37)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dengan segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum. Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah pun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak (Ahmadi, 2003).

Lingkungan fisik sekolah yang sehat dapat dibagi menjadi tiga yaitu sarana dan prasarana sekolah, kebersihan perorangan dan kebersihan lingkungan dan keamanan di sekolah. Kantin sekolah merupakan salah satu yang termasuk dalam sarana dan prasarana sekolah. Kantin sekolah harus memenuhi kriteria antara lain: 1. Makanan dan minuman yang disediakan hendaknya bergizi dan memenuhi

syarat-syarat kesehatan.

2. Dikelola oleh orang tertentu dan mendapat pengawasan langsung dari guru mengenai makanan dan minuman yang disajikan dan kebersihannya (Sutatmo, 1979).

Anak sekolah adalah anak yang belajar di semua lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas. Anak-anak merupakan modal negara, mereka adalah manusia-manusia pembangunan di hari esok, dan akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa/negara pada generasi yang akan datang.

(38)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

1. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki, dan memperdalam atau memperluas tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat

2. Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar peserta didik dapat bergaul dengan guru, dan teman-temannya sendiri, taat kepada peraturan atau disiplin, dan dapat terjun di masyarakat berdasarkan norma yang berlaku (Ahmadi, 2001).

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya ”tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Menurut WHO remaja adalah suatu masa dimana :

1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual

2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 1997).

Fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial. Perkembangan intelektual yang terus menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berfikir operasional formal. Tahap ini memungkinkan remaja mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji hipotesis, dan mempertimbangkan apa saja yang ada padanya daripada sekadar melihat apa adanya (Ali, 2004).

(39)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

2. Masa remaja pertengahan (16-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan diri, dan membuat keputusan-keputusan yang ingin dicapai.

3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Cirinya adalah keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa (Agustiani, 2006).

2.9 Perilaku

2.9.1 Defenisi Perilaku

(40)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

manusia seperti makan, minum, perlindungan diri dan jenis. Sedangkan kebutuhan yang lainnya hanyalah kebutuhan tambahan (Purwanto, 1998).

Menurut Skiner yang dikutip oleh Notoatmojo (2005) perilaku adalah respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus  Organisme  Respons, sehingga teori Skiner ini disebut teori ”S-O-R”.

Berdasarkan teori ini, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas.

b. Perilaku terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau ”observable behavior” (Notoatmodjo, 2005).

Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, misalnya : tingkat kecerdasan, emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik,

(41)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran (Notoatmodjo, 2005).

Secara garis besar pengetahuan seseorang dibagi dalam 6 tingkatan, yaiu : a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

(42)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Sikap

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespons (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek, atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional/afektif (senang, benci, sedih, dan sebagainya) disamping komponen kognitif (pengetahuan tentang objek itu) serta aspek konatif (kecenderungan bertindak). Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 1997).

(43)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni : a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons (responding)

Merespons berarti memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

Tindakan

Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:

a. Praktik terpimpin (guided response)

(44)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis.

c. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas (Notoatmodjo, 2005).

(45)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM

tertentu

Perilaku siswa  Pengetahuan  Sikap  Tindakan

Baik

Sedang

Kurang

(46)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan (BTM) tertentu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2009

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 3 Binjai kelas VII dan VIII yang berjumlah 950 siswa, dan siswa SMA Negeri 1 Binjai kelas X dan XI yang berjumlah 520 siswa. Jumlah seluruh populasi adalah 1470 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :

n =

) ( 1 N d2

N

+

(47)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1) Maka : n =

dari hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 95 siswa.

Untuk pengambilan jumlah sampel dari tiap-tiap kelas maka dilakukan dengan cara proporsional sampling. Dari perbandingan jumlah sampel yang dibutuhkan dengan jumlah populasi, diperoleh sample fraction dengan rumus :

Sample fraction =

Maka jumlah sampel untuk masing-masing kelas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. SMP Negeri 3 Binjai

(48)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Kelas VII-4 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang Kelas VII-5 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang Kelas VII-6 : 45 orang  45 x 6.46% = 3 orang Kelas VII-7 : 45 orang  45 x 6.46% = 3 orang Kelas VII-8 : 44 orang  46 x 6.46% = 3 orang Kelas VII-9 : 45 orang  45 x 6.46% = 3 orang Kelas VII-10 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-1 : 48 orang  48 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-2 : 48 orang  48 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-3 : 47 orang  47 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-4 : 48 orang  48 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-5 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-6 : 46 orang  46 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-7 : 45 orang  45 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-8 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-9 : 50 orang  50 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-10 : 47 orang  47 x 6.46% = 3 orang Kelas VIII-11 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang

2. SMA Negeri 1 Binjai

(49)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Kelas X C : 41 orang  41 x 6.46% = 2 orang Kelas X D : 42 orang  42 x 6.46% = 3 orang Kelas X E : 41 orang  41 x 6.46% = 2 orang Kelas X F : 42 orang  42 x 6.46% = 3 orang Kelas X G : 42 orang  42 x 6.46% = 3 orang Kelas XI IA1 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang Kelas XI IA2 : 44 orang  44 x 6.46% = 3 orang Kelas XI IA3 : 43 orang  43 x 6.46% = 3 orang Kelas XI IA4 : 42 orang  42 x 6.46% = 3 orang Kelas XI IS1 : 40 orang  40 x 6.46% = 2 orang Kelas XI IS2 : 25 orang  25 x 6.46% = 1 orang

Untuk mengambil 95 sampel dari masing-masing kelas sesuai dengan proporsi tersebut dilakukan dengan cara random sampling dengan teknik pengundian.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan jawaban siswa terhadap kuesioner yang diberikan. Data terdiri dari karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan siswa.

(50)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMP Negeri 3 serta SMA Negeri 1 Binjai berupa gambaran umum sekolah dan jumlah siswa dan dari studi kepustakaan yang mendukung dalam penelitian ini.

3.5 Defenisi Operasional

1. Pengetahuan adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pengetahuan tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.

2. Sikap adalah respon siswa dalam menjawab pertanyaan sikap tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.

3. Tindakan adalah kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan tindakan tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.

4. Sumber informasi adalah sumber dari mana siswa mendapatkan informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM tertentu.

5. BTM tertentu adalah bahan tambahan makanan meliputi pengawet, pemanis, pewarna dan penyedap rasa.

6. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tentang karakteristik siswa, pengetahuan, sikap dan tindakan seputar makanan dan minuman jajanan yang akan dijawab oleh responden.

(51)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Menurut Pratomo yang dikutip oleh Sitorus (2008) skala pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan berdasarkan atas jawaban responden dari semua pertanyaan yang diberikan, yaitu :

1. Kategori baik, apabila responden mendapat > 75% dari total skor.

2. Kategori sedang, apabila responden mendapat 40% - 75% dari total skor. 3. Kategori kurang, apabila responden mendapat < 40% dari total skor.

1. Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan pengetahuan sebanyak 13 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 2, dan skor terendah adalah 0. Maka didapat total skor tertinggi adalah 26 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :

a. Tingkat pengetahuan baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor > 20

b. Tingkat pengetahuan sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor 10 – 20

c. Tingkat pengetahuan kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor < 10.

(52)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Untuk mengetahui ukuran penilaian sikap dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan sikap sebanyak 8 pertanyaan dengan skor tertinggi adalah 2 dan skor terendah adalah 0. Maka didapat total skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :

a. Sikap baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor > 12 b. Sikap sedang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor

6–12

c. Sikap kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor < 6

3. Tindakan

Untuk mengetahui ukuran penilaian tindakan dari responden diukur dengan menjumlahkan skor dari tiap-tiap pertanyaan dalam kuesioner. Jumlah pertanyaan tindakan sebanyak 5 pertanyaan dengan skor untuk jawaban (a) adalah 0, untuk jawaban (b) adalah 1 dan untuk jawaban (c) adalah 2. Skor tertinggi adalah 10, sementara skor terendah adalah 0. Berdasarkan skor yang diperoleh tersebut maka kriteria pengukuran adalah sebagai berikut :

a. Tindakan baik apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor > 8

(53)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

c. Tindakan kurang apabila responden dapat menjawab pertanyaan dengan total skor < 4

3.7 Analisa Data

(54)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 SMP Negeri 3 Binjai

SMP Negeri 3 Binjai terletak di Jl. Sukarno Hatta Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai. Sekolah yang didirikan pada tahun 1964 ini memiliki luas tanah 4.550 m2 dan bangunan seluas 2.181 m2. Jumlah siswa sebanyak 1426 orang, dimana siswa kelas VII sekolah pada siang hari dan kelas VIII dan IX sekolah pada pagi hari. Di sekolah ini terdapat 2 pedagang jajanan yang berada di dalam sekolah dan menjual berbagai makanan dan minuman jajanan antara lain makanan gorengan seperti bakwan, risol, tahu isi, kue-kue basah, bakso goreng dan saus, keripik, makanan ringan kemasan, permen, es sirop, dan minuman kemasan. Sedangkan ada beberapa pedagang jajanan yang berdagang di luar gerbang sekolah, yakni pedagang es campur, es sirop/es doger/jus buah, bakso dan saus, bakso goreng, sosis goreng, dan tela-tela. Selain itu sekolah ini terletak berdekatan dengan pusat perbelanjaan terbesar di Binjai sehingga akses siswa terhadap makanan dan minuman jajanan sangat dekat.

4.1.2 SMA Negeri 1 Binjai

(55)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

lain indomie sop, mie goreng, nasi goreng, nasi gurih, bakso goreng dan saus, gorengan seperti bakwan, risol, dan tahu isi, aneka minuman kemasan, aneka makanan ringan (snack), permen, dan wafer. Sementara itu tepat di luar gerbang sekolah terdapat beberapa pedagang yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan pula seperti kue molen, burger dan roti bakar, bakso dan saus, es sirop/es doger, sosis, aneka makanan ringan (snack), minuman kemasan, dan permen. Sekolah ini juga terletak di tengah kota sehingga di sekitar sekolah terdapat banyak warung yang menyediakan aneka makanan dan minuman jajanan.

4.2. Karakteristik Responden

(56)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Pekerjaan Orangtua di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai

No. Karakteristik

Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa pada SMP Negeri 3 Binjai responden terbanyak adalah responden yang berumur 13 tahun yakni sebanyak 32 orang (50,79%) sedangkan yang paling sedikit berumur 15 tahun yakni hanya 1 orang (1,59%). Sedangkan dari SMA Negeri 1 Binjai diperoleh responden terbanyak berumur 16 tahun yakni sebanyak 18 orang (56,24%) dan responden dengan umur 15 dan 17 tahun masing-masing 7 orang (21,88%).

(57)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

wiraswasta yakni sebanyak 53 orang (55,79%), dan hanya 5 orang (5,26%) dalam kategori lain-lain (satpam, buruh, petani dan pelaut). Dimana diketahui bahwa dari 63 responden di SMP Negeri 3 Binjai sebanyak 40 orang (63,49%) yang pekerjaan orangtuanya sebagai wiraswasta sedangkan dari 32 responden di SMA Negeri 1 Binjai pekerjaan orangtua terbanyak adalah sebagai PNS yakni sebanyak 14 orang (43,75%).

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sarapan Sebelum Berangkat Sekolah dan Membawa Bekal dari Rumah di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai

No Karakteristik

(58)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Binjai juga yang paling banyak adalah responden yang selalu sarapan sebelum berangkat ke sekolah, yakni sebanyak 16 orang (50%). Dalam hal membawa bekal makanan dari rumah, dari seluruh responden tidak ada responden yang selalu membawa bekal dari rumah. Pada responden SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai diketahui bahwa paling banyak responden tidak pernah membawa bekal makanan dari rumah yakni masing-masing sebanyak 55 orang (87,30%) dan 24 orang (75%).

Uang jajan yang diterima oleh responden perhari dikategorikan kedalam 2 kategori yakni < Rp 3.000,- dan ≥ Rp 3.000,-, dimana frekuensi uang jajan yang diterima dibagi menjadi selalu, kadang-kadang, dan tidak. Responden yang menjawab selalu artinya responden tersebut menerima uang jajan setiap hari, responden yang menjawab kadang-kadang artinya ia menerima uang jajan tidak setiap hari sementara responden yang menjawab tidak artinya bahwa responden tersebut sama sekali tidak menerima uang jajan. Hasil penelitian mengenai uang jajan yang diterima oleh responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Antara Uang Jajan yang Diterima per Hari Dengan Frekuensi Menerima Uang Jajan di SMP Negeri 3 Binjai

No Uang jajan yang diterima per hari

Frekuensi menerima uang jajan Jumlah Selalu Kadang-kadang

(59)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

hanya 5 orang (7,94%) yang kadang-kadang menerimanya. Banyaknya uang jajan yang diterima oleh sebagian besar responden adalah ≥ Rp 3.000, - per hari.

Tabel 4.4. Tabulasi Silang Antara Uang Jajan yang Diterima per Hari Dengan Frekuensi Menerima Uang Jajan di SMA Negeri 1 Binjai

No Uang jajan yang diterima per hari

Frekuensi menerima uang jajan Jumlah Selalu Kadang-kadang

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa seluruh responden SMA Negeri 1 Binjai selalu menerima uang jajan dan sebanyak 87,50% responden menerima uang jajan

≥Rp 3.000,- per hari

4.3. Sumber Informasi

(60)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pernah atau Tidak Pernahnya Mendengar Informasi Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung BTM di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai

No Mendengar

Tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa secara umum responden pernah mendengar informasi tentang makanan dan minuman jajanan yang mengandung BTM. Pada responden SMP Negeri 3 Binjai hanya 10 orang (15,87%) yang tidak pernah mendengar informasinya, sama halnya dengan SMA Negeri 1 Binjai dimana hanya 2 orang (6,25%) yang juga tidak pernah mendengar informasi tersebut.

Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung BTM di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai

1. Media Elektronik

• TV

(61)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

mengandung BTM mendapat informasi dari TV. Dari 63 responden SMP Negeri 3 Binjai terdapat 38 orang (60,32%) mendengar informasinya dari TV, sementara dari 32 responden SMA Negeri 1 Binjai sebanyak 28 orang (87,50%) yang juga mendengar informasinya dari TV. Banyak responden yang tidak hanya mendengar informasi dari satu sumber saja, radio, surat kabar, majalah, buku, teman-teman, dan sumber lainnya (orang tua, guru, dan internet) juga berperan dalam penyampaian informasi tentang makanan dan minuman yang mengandung BTM.

4.4. Pengetahuan

(62)

Lia Daniaty : Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa Tentang Makanan Dan Minuman Jajanan Yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan (BTM) Tertentu Di SMP Negeri 3 Dan Sma Negeri 1 Binjai Tahun 2009, 2009.

Tabel 4.7. Gambaran Pengetahuan Responden SMP Negeri 3 Binjai Tentang Makanan dan Minuman Jajanan yang Mengandung Bahan Tambahan Makanan Tertentu

4 Ciri-ciri makanan yang

menggunakan pemanis buatan 33 52,38 6 9,52 24 38,10 5 Ciri-ciri makanan yang mengandung

pengawet 35 55,56 25 39,68 3 4,76

6 Contoh-contoh BTM yang dilarang

penggunaannya oleh pemerintah 40 63,49 12 19,05 11 17,46

7 Fungsi formalin 17 26,98 32 50,79 14 22,22

8 Contoh-contoh makanan yang

mengandung formalin 15 23,81 42 66,67 6 9,52 9 Ciri-ciri bakso yang mengandung

formalin dan boraks 41 65,08 4 6,35 18 28,57 10

Ciri-ciri makanan dan minuman jajanan yang mengandung pewarna sintetis (buatan)

36 57,14 20 31,75 7 11,11

11 Fungsi MSG (Monosodium

Glutamat) 29 46,03 14 22,22 20 31,75

12 Contoh jajanan yang mengandung

MSG 39 61,90 9 14,29 15 23,81

13 Bahaya Bahan Tambahan Makanan

Gambar

tabel distribusi frekuensi.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Pekerjaan Orangtua di SMP Negeri 3 dan SMA Negeri 1 Binjai
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sarapan Sebelum Berangkat Sekolah dan Membawa Bekal dari Rumah di SMP Negeri 3 dan
Tabel 4.3.   Tabulasi Silang Antara Uang Jajan yang Diterima per Hari Dengan Frekuensi Menerima Uang Jajan di SMP Negeri 3 Binjai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teori diatas sesuai dengan hasil penelitian ini, dimana pada tabel 5.11 diketahui bahwa lebih banyaknya siswa-siswi SMP Plus Muhammadiyah 3 yang memiliki tindakan kategori

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan pemilik tempat makanan jajanan tentang penggunaan Styrofoam sebagai kemasan makanan di Kelurahan

Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih makanan jajanan terhadap kejadian overweight pada siswi SMA

Para Pelaku usaha homeindustry makanan dan minuman di Kota Binjai yang telah membantu dalam proses penelitian demi menyelesaikan skripsi ini. Keluarga besar Himpunan

Penelitian yang berjudul “Analisis Perkembangan Usaha HomeIndustry Makanan dan Minuman di Kota Binjai” ini bertujuan guna mengetahui faktor internal yang terdiri dari kekuatan

Untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian, kita dapat mengonsumsi aneka makanan dan minuman yang mengandung kalsium.. Makanan kaya kalsium ini termasuk aneka makanan laut, produk

Pedagang makanan minuman jajanan di kompleks USU berjumlah lebih dari 50 orang, jumlah yang tidak sedikit ini tentunya perlu mendapat perhatian terutama pada faktor yang

Meskipun secara umum pengetahuan pedagang makanan jajanan mengenai kebersihan diri sudah baik, dari penelitian masih ditemukan beberapa pedagang makanan jajanan yang