• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I

KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008

SKRIPSI

OLEH :

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

(2)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I

KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

LAMIATI MANURUNG NIM. 051000655

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN I

KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

LAMIATI MANURUNG NIM. 051000655

Yang diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi pada Tanggal 13 Januari 2009 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

Dra.Jumirah ,Apt,MKes Dr.Ir.Albiner Siagian ,MSi

NIP : 131803342 NIP:132049786

Penguji II Penguji III

Sofia D. Hsb. DCN, MKes Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, MSi

NIP : 140101891 NIP : 1320049788

Medan , Januari 2009 Facultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

(4)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

ABSTRACT

BEING AN ACTIVE MOTHER TO POSYANDU AND GROWTH PATTERN OF CHILDREN UNDER FIVE YEARS OLD AT URBAN VILLAGE OF

PERDAGANGAN I REGENCY OF SIMALUNGUN OF 2008

Posyandu (integrated service station) is a facility which encourages the participation of the society in the observation of the growth of children under five years old early detection of malnutrition. The observation on growth of the children under five years old a routine activity at Posyandu once in a month continuously.

The objective of this research is to know the activation of mother to Posyandu and the growth pattern of children under five at Posyandu of urban village of Perdagangan I, sub district of Bandar in 2008.

This research is a descriptive study with Cross Sectional design. The data was collected through direct interview by using questionnaire to 60 respondents who have children under five years old at the work scope of Posyandu of urban village of Perdagangan I, sub district of Bandar during April - July 2008.

The result of research indicates that the growth of children under five years old with in the increasing trend is 58.3% while the children under five years old without the increasing trend is 41.7 % to Posyandu : the higher is 65%, medium is 31,7% and the lower is 3.3 %. And most of respondent have age between 26 -35 years old for 28.3 % the consist of graduate of senior high school is 36.7%, have occupation as housewife is 90% and the household income is < Rp. 600.000 for 56.7%. Based on the result of the research it is suggested that the mother must increase their activity in Posyandu and observe the growth of their children under five years old. The role of the cadre, religion figure and society figure are very important in order to increase the participation of the society especially to the mother of the child.

Key word: Posyandu, being an active of mother, growth pattern of the children under five years old.

(5)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

ABSTRAK

KEAKTIFAN IBU KE POSYANDU DAN POLA PERTUMBUHAN BALITA DI KELURAHAN PERDAGANGAN 1 KABUPATEN SIMALUNGIIN

TAHUN 2008

Posyandu merupakan wadah untuk membangkitkan kembali peran, serta masyarakat dalam kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, yang sangat penting untuk deteksi awal masalah gizi buruk. Pemantauan tumbuh kembang balita merupakan rangkaian kegiatan rutin di Posyandu yang dilaksanakan setiap bulan dan berkesinambungan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan 1 Kecamatan Bandar Tahun 2008.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan bantuan kuesioner terhadap 64 responden yang mempunyai balita di wilayah kerja posyandu Kelurahan Perdagangan 1 Kecamatan Bandar pada bulan April – Juli Tahun 2008.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan balita yang tergolong naik 58,3 % dan yang tidak naik 41,7 %.keaktifan ibu keposyandu tinggi sebesar 65%, sedang sebesar 31,7% dan rendah sebesar 3,3%. Sebagian besar responden berumur 26-35 tahun sebesar 38,3% dengan tingkat pendidikan tamat SLTA sebesar 36,7%, meniliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 90% dan pendapatan keuarga < Rp. 600.000 sebesar 56,7%.Berdasarkan hasil penelitian di atas disarankan agar ibu meningkatkan keaktifannya ke posyandu dan memantau pertumbuhan balita. Peranan kader, tokoh agama, dan tokoh masyarakat sangat diharapkan untuk lebih berperan aktif melakukan pendekatan partisipatif khususnya pada ibu balita.

(6)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lamiati

Tempat / Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 31 Desember 1971

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Sudah Kawin

Alamat Rumah : Komplek Puskesmas Perdagangan Alamat Kantor : Puskesmas Perdagangan

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1984 : SD Negeri Kabupaten Simalungun 2. Tahun 1987 : SMP Swasta Kabupaten Simalungun 3. Tahun 1990 : SMA Swasta Kabupaten Simalungun 4. Tahun 1994 : AKZI YSO Medan

5. Tahun 2005- Sekarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat

RIWAYAT PEKERJAAN

1. Tahun 1997 : CPNS Dinas Kesehatan Simalungun 2. Tahun 1998 - 2003 : PNS Dinas Kesehatan Simalungun 3. Tahun 2003-Sekarang : PNS Puskesmas Perdagangan

(7)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Keaktifan Ibu ke Posyandu dan Pola Pertumbuhan Balita di Kelurahan Perdagangan I

Kabupaten Simalungun Tahun 2008”, guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt, MKes, selaku Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat dan selaku Dosen Pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan petunjuk ataupun saran dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Albiner Siagian, MSi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis, sehingga dapat diselesaikan.

(8)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Bapak/Ibu Dosen di Departemen Gizi. 6. Suamiku tercinta M. Saragih dan anakku tersayang Aulia S. Saragih yang telah

banyak memberikan dukungan doa dalam menghadapi segala hambatan sehingga penulis lebih tegar dan termotivasi menyelesaikan penulisan dan penyusunan skripsi ini.

7. Kepada orang tuaku yang dengan kesabarannya kasih sayang, memberikan dorongan dan do’a yang dipanjatkan kehadirat Ilahi demi keberhasilan studi penulis.

8. Kepada dr. Waldy Saragih, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun.

9. Drs. M. Ismael P. Sinaga, M.Si, selaku Camat Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, Nurmansah, S.Sos, selaku Lurah Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun.

10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa, khususnya angkatan tahun 2005 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmatNya kepada semua yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

(9)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Penulis

(Lamiati Br Manurung)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Riwayat Hidup ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Balita dan Pertumbuhan ... 7

2.1.1. Pengertian Balita ... 7

2.1.2. Pengertian Pertumbuhan ... 7

2.1.3. Teknik Pemantauan Pertumbuhan ... 8

2.1.4. Ciri-Ciri Pertumbuhan ... 12

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Balita ... 13

(10)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

2.2.2. Faktor Lingkungan ... 14

2.2.3. Pengaruh Gizi ... 15

2.2.4. Pendapatan Keluarga ... 15

2.3. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) ... 15

2.3.1. Pengertian Posyandu ... 15

2.3.2. Tujuan Penyelenggara Posyandu ... 17

2.3.3. Manfaat Posyandu ... 18

2.4. Program Posyandu ... 18

2.4.1. Keluarga Berencana (KB) ... 18

2.4.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ... 19

2.4.3. Pelayanan Gizi ... 20

2.4.4. Imunisasi ... 20

2.4.5. Penanggulangan Diare ... 21

2.5. Kegiatan Posyandu ... 21

2.6. Kerangka Konsep ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 26

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

3.2.1. Lokasi ... 26

3.2.2. Waktu ... 26

3.3. Populasi dan Sampel ... 26

3.3.1. Populasi ... 26

3.3.2. Sampel ... 27

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4.1. Data Primer ... 27

3.4.2. Data Sekunder ... 28

3.5. Instrumen Penelitian ... 28

3.6. Definisi Operasional ... 28

3.7. Aspek Pengukuran ... 29

(11)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

3.8.1. Teknik Pengolahan ... 30

3.8.2. Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 32

4.1.1. Keadaan Geografis ... 32

4.1.2. Keadaan Demografis ... 32

4.1.3. Mata Pencaharian ... 33

4.1.4. Agama ... 34

4.2. Karakteristik Responden ... 34

4.2.1. Umur Responden ... 34

4.2.2. Pendidikan Responden ... 35

4.2.3. Pekerjaan Responden ... 35

4.2.4. Pendapatan Keluarga ... 35

4.3. Karakteristik Balita ... 36

4.3.1. Umur Balita ... 36

4.3.2. Jenis Kelamin Balita ... 36

4.3.3. Pertumbuhan Badan Balita ... 37

4.4. Keaktifan Ibu ke Posyandu ... 37

4.5. Hasil Tabulasi Silang ... 38

4.5.1. Hasil Tabulasi Silang antara Pertumbuhan Badan Balita dengan Kelompok Umur ... 38

4.5.2. Hasil Tabulasi Silang antara Keaktifan Ibu dengan Pertumbuhan ... 38

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden ... 40

5.2. Tingkat Keaktifan Ibu ... 41

5.3. Pertumbuhan Bahan Balita ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 45

(12)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

DAFTAR PUSTAKA

(13)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes RI. 2004).

Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Salah satu peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaran upaya kesehatan masyarakat strata pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat (UKBM). Upaya kesehatan yang bersumber masyarakat ini telah dikembangkan, salah satunya adalah Posyandu (Depkes RI, 2004).

(14)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Posyandu merupakan wadah untuk membangkitkan kembali peran serta masyarakat dalam kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita, yang sangat penting untuk deteksi awal masalah gizi buruk yang tengah melanda kalangan masyarakat. Pemantauan tumbuh kembang balita, merupakan rangkaian kegiatan rutin di posyandu, yang dilaksanakan setiap bulan dan berkesinambungan. Tumbuh kembang balita dapat diketahui dari pencatatan hasil penimbangan berat badan balita pada Kartu Menuju Sehat (KMS) yang akan menggambarkan status gizi balita tersebut. Rangkaian kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu meliputi pendaftaran, penimbangan, pencatatan (KMS) dan penyuluhan sederhana (Depkes RI, 2002).

Pemantauan tumbuh kembang balita selama ini belum berjalan seperti yang diharapkan, karena kesadaran masyarakat akan peran dan keberadaan posyandu masih jauh dari harapan. Masyarakat belum menyadari sepenuhnya bahwa posyandu milik masyarakat yang harus dikembangkan, dan pemberdayaannya adalah dari dan untuk masyarakat. Untuk pengembangan posyandu, petugas kesehatan atau pihak Puskesmas diharapkan merupakan pendamping yang akan memotivasi masyarakat untuk pelaksana kegiatan posyandu (Depkes RI, 2002).

(15)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

keinginan masyarakat, serta 69,0 % jadwal ditentukan oleh Puskesmas. Jumlah kader aktif hanya 43,3 %, dan setiap posyandu dikelola oleh 1-3 kader saja.

Selain itu pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama posyandu dalam bentuk program perbaikan gizi, yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan gizi balita. Kemiskinan dan kurang gizi yang saling berkaitan, akan mempengaruhi tumbuh kembang balita, oleh karena itu pemantauan tumbuh kembang balita, disertai perbaikan gizi masyarakat akan memberikan dampak positif terhadap tumbuh kembang balita dan juga pada peningkatan produktivitas, yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan per kapita (Baliwati dkk, 2002).

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2003 bahwa Indonesia menduduki urutan ke 112 dan 174 negara dan hal ini tentunya erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Jumlah penduduk menurut SUSENAS 2001 adalah 202.707.418 jiwa. Anak usia 0-1 tahun 5,8% atau 11.757.030 jiwa, anak usia sekolah 5-14 tahun 20,76% atau 42.082.059 jiwa. Masa bayi dan balita bahkan sejak dalam kandungan merupakan ”periode emas” karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan perkembangannya tidak dipantau dengan baik dan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan maka tidak akan dapat diperbaiki pada periode selanjutnya sampai dewasa (Depkes RI, 2001).

(16)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

203 (0,32%) balita yang masih berada dibawah garis merah (BGM) (Dinkes Kab. Simalungun, 2006).

Berdasarkan survai awal yang penulis lakukan di Kecamatan Bandar diketahui jumlah posyandu di wilayah Kecamatan Bandar sebanyak 85 posyandu yang terdiri dari posyandu pratama 37 buah (43,53%), posyandu madya 30 buah (35,29%) dan posyandu purnama 18 buah (21,18%). Kelurahan Perdagangan merupakan salah satu wilayah Kecamatan Bandar dengan jumlah posyandu sebanyak 14 buah pada bulan Desember 2006.

Di Kecamatan Bandar terdapat posyandu yang memiliki tingkat keaktifan rendah, sedangkan untuk memantau pertambahan berat badan balita peran serta dari posyandu sangat diharapkan, karena masih banyak ibu-ibu yang tidak membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang berat badannya. Asumsi-asumsi keaktifan ibu dan pola pertambahan berat badan balita yaitu :

1. Ibu yang aktif ke Posyandu akan mengetahui pola pertumbuhan balita anak akan lebih baik.

2. Ibu yang aktif ke Posyandu akan mendapat penyuluhan tentang pola pertumbuhan balita akan lebih baik.

3. Ibu yang aktif ke Posyandu akan memberikan ASI dengan baik dan pola pertumbuhan balita akan lebih baik.

(17)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Menurut data dari Kantor Kelurahan Perdagangan pada akhir Desember tahun 2006 jumlah balita sebanyak 9615 orang, jumlah balita ditimbang (D) sebanyak 7272 orang, K = 8368, N = 6231. Untuk mengetahui tingkat keikutsertaan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu dan pencapaian program pada bulan Desember tahun 2006 peran serta masyarakat ke Posyandu berdasarkan angka D/S ditimbang sebesar 75,6%, keberhasilan program (N/D) 85%, liputan program (K/S) 87%, dan pencapaian program (N/S) 65%. Untuk laporan jumlah balita (S) pada bulan Desember tahun 2007 yaitu 6340 orang, D = 3832, K = 5115 dan N = 3247, sedangkan tingkat keikutsertaan masyarakat pada pelaksanaan kegiatan posyandu dan pencapaian program pada bulan Desember tahun 2007, peran serta masyarakat ke Posyandu (D/S) 60,4%, keberhasilan program (N/D) 84,7%, liputan program (K/S) 80,6%, dan pencapaian program (N/S) 51,2%. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa di Kelurahan Perdagangan peran serta masyarakat khususnya ibu-ibu dan tingkat pencapaian program terjadi penurunan, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di wilayah kerja Posyandu Kelurahan Perdagangan I.

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat perumusan masalah yaitu bagaimana keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2007.

(18)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2007.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu balita berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan.

2. Untuk mengetahui tingkat keaktifan ibu balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan I.

3. Untuk mengetahui pola pertumbuhan balita berdasarkan umur dan berat badan.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan di Puskesmas dapat di manfaatkan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan di Posyandu.

2. Bagi kader di posyandu agar lebih meningkatkan penyuluhan dalam melayani ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita.

(19)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Balita dan Pertumbuhan

2.1.1. Pengertian Balita

Balita adalah anak dibawah usia lima tahun. Tidak termasuk bayi, karena bayi mempunyai peraturan makanan khusus. Jelasnya anak balita adalah kelompok usia 1-5 tahun. Kelompok ini dipisahkan antara 1-3 tahun dan kelompok 3-1-5 tahun (Irianto, 2004).

2.1.2. Pengertian Pertumbuhan

Pertambahan berat badan adalah untuk mengetahui kenaikan berat badan bayi-bayi lahir rendah (BBLR) dan lamanya perawatan sampai berat badan 2.500 gram dengan pemberian minuman yang adekuat.

(20)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sehubungan dengan pertumbuhan, maka dapat dilakukan dengan pengukuran berat badan menurut umur balita dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Soetjiningsih, 2001).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak), sel-sel organ tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertumbuhan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya serta pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).

Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu cukup bervariasi Popiha dan Old (1987) yang dikutip Akbar, (2001) membagi masa kanak-kanak dalam 5 (lima) tahap :

1. Masa prenatal, yaitu diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir.

2. Masa bayi dan tatih, yaitu saat usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, diatas usia 18 bulan sampai dengan tiga tahun merupakan masa tatih. Saat tatih inilah anak-anak menuju pada penguasaan bahasa dan motorik serta kemandirian.

(21)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

4. Masa kanak-kanak kedua yaitu usia 6-12 tahun dikenal pula sebagai masa sekolah. Anak-anak telah mampu menerima pendidikan formal dan menyerap berbagai hal yang ada dilingkungannya.

5. Masa remaja yaitu rentang usia 12-18 tahun. Saat ini anak mencari identitas dirinya dan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari kungkungan orang tua.

2.1.3. Teknik Pemantauan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur pada waktu tertentu sehingga normal tidaknya pertumbuhan anak dapat diketahui (Sulistijani, 2001).

Terpenuhinya kebutuhan gizi anak akan menentukan laju tumbuh kembang tubuh anak. Manifestasi dan adanya hambatan pertumbuhan adalah menjadi tidak sesuainya berat badan anak dengan usianya. Dengan membandingkan berat badan yang sama pada waktu KMS dapat dketahui ada tidaknya hambatan pertumbuhan (Moehji, 2003).

Pertumbuhan balita dapat juga diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS (Kartu Menuju Sehat), dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak.

(22)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Pertumbuhan balita dapat juga diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS (Kartu Menuju Sehat), dan dihubungkan antara titik berat badan pada KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya (Depkes RI, 1999).

Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu kartu/alat sederhana dan murah, penting digunakan untuk memantau pertumbuhan badan balita. KMS yang ada untuk saat ini yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 (lima) tahun (Nursalam, 2005).

Tujuan penggunaan KMS yaitu :

a. Sebagai alat bantu bagi ibu untuk memantau pertumbuhan yang optimal

b. Sebagai alat bantu dalam menentukan tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal

c. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif dengan peningkatan pertumbuhan yang memadai.

Fungsi KMS Balita sebagai berikut :

(23)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

c. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.

Pada kartu tersebut terdapat grafik dengan latar belakang mulai hijau, hijau muda, kekuningan, kuning, jingga dan merah. Apabila hasil penimbangan balita dibandingkan dengan umur berada dalam grafik dengan latar belakang kuning, maka area warna merah atau berada di Bawah garis Merah (BGM) maka termasuk gizi

bur

Setelah dilakukan hasil pengukuran terhadap pertumbuhan badan pada balita didapat hasil sebagai berikut :

Pertumbuhan dan perkembangan normal

1. Pertumbuhan anak dikatakan normal apabila grafik berat badan anak berada pada jalur berwarna hijau pada kalender balita (KMS) atau sedikit diatasnya. 2. Pertumbuhan tidak normal

Pertumbuhan anak mengalami penyimpangan apabila grafik berat badan anak berada jauh diatas warna hijau atau berada dibawah jalur hijau, khususnya pada jalur merah. Dan keterangan diatas dapat dihasilkan dari pertumbuhan Berat Badan.

4. Apabila pada pengukuran arah garis meningkat (mengikuti arah kurva) berarti pertumbuhan anak baik.

(24)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

6. Apabila pada pengukuran arah garis menurun berarti anak memerlukan tindakan segera. Dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan anak baik apabila mengikuti arah lengkungan kurva (Nursalam, 2005).

B. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu tolak ukur untuk mementukan tingkat kesehatan anak. Oleh karena itu setiap bayi yang lahir pasti akan ditimbang. Berat badan akan menggambarkan komposisi tubuh bayi secara keseluruhan mulai dari kepala, leher, dada, perut, tangan dan kaki. Berat badan yang memenuhi pola standar berarti dipastikan bayi dalam pertumbuhan yang sehat. Diharapkan bagi ibu-ibu untuk rutin menimbangkan bayinya setiap bulan, agar dipastikan bayi dalam keadaan sehat.

Jika berat badan bayi kurang dari kisaran pola standar, makanan yang diberikan harus ditambah, baik jumlah maupun kandungan gizinya (untuk anak umur 4-6 bulan keatas). Selain itu orang tua harus waspada terhadap kondisi kesehatan buah hatinya. Dengan memantau perkembangan berat badan, diharapkan orang tua dapat mendeteksi sedini mungkin gangguan-gangguan yang mungkin diderita anak (Widyastuti, 2001).

Berat badan juga merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur (Nursalam, 2005).

Cara memantau pertumbuhan balita menurut berat badan (Soetjiningsih, 2001) :

Umur Berat Badan

(25)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

2 tahun 4 kali BB lahir Rumus Berat Badan adalah = 8 + 2 n kg.

Keterangan : n = ... jumlah umur dalam tahun.

C. Panjang Badan

Dalam tahun pertama panjang badan bayi bertambah 25 cm, sehingga anak paa umur 1 tahun menjadi 75 cm. Kemudian kecepatan pertumbuhan berkurang, sehingga setelah umur 2 tahun kecepatan panjang badan kira-kira 5 cm per tahun. Perkiraan panjang badan menurut umur :

- 1 tahun = 1 ½ x panjang lahir - 4 tahun = 2 x panjang lahir

- 6 tahun = 1 ½ x panjang umur 1 tahun (Soetjiningsih, 2001).

2.1.4. Ciri-Ciri Pertumbuhan

Pertumbuhan anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu ( Soetjiningsih, 1998) :

1. Pertumbuhan adalah proses yang kontinu sejak konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju pertumbuhan yang berlainan di antara organ-organ. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat yaitu pada masa janin; masa bayi 0-1 tahun dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti empat pola yaitu pola umum, limfoid, neural dan reproduksi.

(26)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

4. Perkembangan erat kaitannya dengan maturasi sistem susunan syaraf, contoh : tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem saraf siap untuk itu, tetapi adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan itu.

5. Aktivitas seluruh organ tubuh diganti respons individu yang khas. Contoh, bayi akan menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik tetapi anak itu yang lebih besar reaksinya hanya tertawa atau meraih benda tersebut.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Balita

Menurut Jellife (1989) yang dikutip Soetjiningsih (2001), pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu (Soetjiningsih, 2001) :

2.2.1. Faktor Genetik

(27)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intesitas dan kecepatan pembelahan., derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.Termasuk faktor genetik lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum usia balita.

2.2.2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya, sebagai contoh lingkungan tempat tinggal: bayi yang tinggal ditempat yang udaranya sejuk (cukup oksigen) dapat melakukan proses pembakaran dengan lebih baik dibandingkan dengan bayi yang dapat ditangkap secara tepat selanjutnya diupayakan keadaan yang nyaman bagi bayi kita (Widyastuti, 2001).

(28)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Pertumbuhan anak memerlukan lebih banyak zat gizi dari pada orang dewasa. Pada masyarakat yang menjalani kekurangan gizi ringan dan berat pada situasi infeksi yang tinggi umumnya dijumpai angka kematian yang tinggi pada anak-anak dibawah umur empat tahun dan bayi. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya. Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh intake zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standart.(Suhardjo, 2003).

Proses pertumbuhan dapat dilihat dari status gizi, jika seseorang mempunyai status gizi yang buruk, hal tersebut menggambarkan pertumbuhan yang buruk. (Almatsier, 2001).

2.2.4. Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga adalah jumlah uang yang dihasilkan dan jumlah yang akan dikeluarkan untuk membiayai keperluan rumah tangga selama satu bulan (Azwar, 2000).

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 2001).

(29)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

2.3.1. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategi untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga) intervensi (Sembiring, 2004), yaitu :

1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu sampai usia balita.

2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa dan negara.

(30)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana masyarakat tidak mampu memberikan sendiri (Depkes RI, 1986).

Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk menumbuhkan kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu adalah milik warga. Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan membantu (Azwar, 2002).

2.3.2. Tujuan Penyelenggara Posyandu

Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2006) :

1. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka kelahiran

2. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu nifas 3. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS)

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan

5. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan usia subur). Ada 5 (lima) kegiatan yang dilakukan di Posyandu, yang sekaligus masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan antara lain mencakup: kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana (KB), imunisasi, peningkatan gizi dan penanggulangan diare (Depkes RI, 1986).

(31)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Manfaat Posyandu meliputi : 1. Bagi Masyarakat

Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

2. Bagi Kader

Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.

3. Bagi Puskesmas

Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

4. Bagi Sektor Lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat

b. Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor (Wikipedia, 2007).

2.4. Program Posyandu

2.4.1. Keluarga Berencana (KB)

(32)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Upaya yang menyangkut pertumbuhan penduduk tersebut adalah melalui program keluarga berencana.

Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperjarang untuk membina kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB harus diikuti dengan penurunan angka kematian bayi dan anak balita atau ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu adanya upaya peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta pengayoman medis terhadap penderita.

Dalam pelayanan Keluarga berencana di posyandu antara lain : pembagian pil KB atau kondom, suntikan KB, konsultasi KB, alat kontrasepsi dalam rahim dan imflan (susuk) (Depkes RI, 1990).

2.4.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

(33)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Untuk melihat pertumbuhan anak, maka menimbang anak setiap bulan sangatlah perlu. Pertumbuhan anak tersebut dapat dilihat dengan menggunakan kartu menuju sehat (Marpaung, 1989).

2.4.3. Pelayanan Gizi

Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangn vitamin A pada balita, serta anemia gizi pada ibu hamil. Tujuan ini dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien dengan jalan memadukan kegiatan-kegiatan penyuluhan gizi, pelayanan kesehatan dasar dan keluarga berencana di posyandu. Dengan demikian sasaran pelayanan gizi di posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS).

Pelayanan gizi di Posyandu meliputi : pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan balita, pendistribusian kapsul vitamin A, zat besi (Fe), pemberian larutan oralit, penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan (Depkes RI, 1990).

2.4.4. Imunisasi

Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat kekebalan terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain.

(34)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan, imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak dan imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 1999).

Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di Posyandu antara lain BCG, DPT I, II, III, Polio I, II, III,IV, Campak pada umur 9 bulan dan Hepatitis B (Depkes RI, 1990).

Menurut program Departemen Kesehatan RI (1996), pemberian imunisasi lengkap kepada balita yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali.

2.4.5. Penanggulangan Diare

Menurut Depkes RI, 1999 Diare (mencret) adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal dan konsistensinya lebih lembek atau cair. Diare dapat terjadi secara perlahan-lahan, bertahap, tiba-tiba dan perkembangannya cepat sekali. Diare adalah penyebab utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat dilakukan dengan : memberikan oralit, bila oralit tidak ada membuat larutan gula garam, asi dan makanan terus diberikan kepada anak seperti biasa.

(35)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Adapun kegiatan posyandu dilakukan oleh kader yang terlatih dan diadakan setiap sebulan sekali pelaksanaan dengan ”Pola Lima Meja” sebagai berikut (Depkes RI, 2000):

Meja 1 : Mendaftarkan balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Mendaftarkan balita ke dalam formulir pencatatan balita. Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak sudah ditimbang. Maka KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada secarik kertas dan diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan

Meja 2 : Penimbangan balita

Kader harus menyiapkan dacin dan anak ditimbang. Hasil penimbangan berat anak dicatat pada secarik kertas, dan diselipkan ke dalam KMS. Selesai ditimbang anak dipersilahkan ke meja 3 bersama ibunya, untuk dicatat hasil penimbangannya.

Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan

Mencatat dan memindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMS-nya.

Meja 4 : Penyuluhan Program

(36)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

a. Pentingnya menimbang balita setiap bulan untuk mengetahui pertumbuhan balita. Balita yang di bawah garis merah (BGM) harus dirujuk ke tenaga kesehatan.

b. Pentingnya ASI saja (ASI Eksklusif) sampai anak umur 6 bulan. c. Pentingnya pemberian makanan pendamping ASI bagi anak berumur >

6 bulan.

d. Pentingnya ibu memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun. e. Pentingnya imunisasi lengkap untuk pencegahan penyakit pada balita. f. Pentingnya pemberian vitamin A untuk mencegah kebutaan dan daya

tahan tubuh anak. Setiap bulan Februari dan Agustus, bayi 6-12 bulan dan anak balita 1-5 tahun diberi satu kapsul vitamin A.

g. Pentingnya latihan/stimulasi perkembangan anak balita di rumah. h. Tentang bahaya diare bagi balita. ASI terus diberikan seperti biasa

walau pun anak sedang mencret.

i. Tentang bahaya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), balita batuk pilek dengan nafas sesak atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga kesehatan.

j. Tentang demam pada balita sering merupakan tanda-tanda malaria, campak, demam berdarah, dapat membahayakan jiwa anak.

Meja 5 : Pelayanan Kesehatan dan KB.

(37)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Pada dasarnya tujuan pelayanan KB dan penyuluhan kesehatan pada masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui, memahami serta menyadari pentingnya keluarga berencana, serta melaksanakannya untuk kesehatan, kesejahteraan keluarga, masyarakat dan negara pada umumnya (Depkes RI, 1990).

Selain itu disemua meja diberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan, dengan demikian upaya yang dapat dilakukan di Posyandu mencakup :

1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak balita melalui : a. Penimbangan bulanan bayi dan anak balita

b. Pemberian makanan Tambahan

c. Pencegahan terhadap penyakit (termasuk imunisasi dasar) dan pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi pada anak balita.

d. Pengobatan penyakit, khususnya diare

e. Penyuluhan dan perorangan kepada ibu/pengasuh. 2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan PUS

a. Perbaikan gizi

b. Pencegahan terhadap penyakit Imunisasi dan pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil semester III.

c. Pengobatan penyakit.

d. Pelayanan kontrasepsi dan penyuluhan kelompok dan perorangan.

(38)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Tingkat Kecamatan. Penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang KB-Kes. Kader berasal dari anggota PKK, Tokoh masyarakat, pemuda dan anggota masyarakat lainnya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri. Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan ditempat pertemuan RT/PKK atau ditempat khusus yang dibangun masyarakat sendiri.

Penimbangan berat badan balita disamping merupakan pengukuran yang dinilai tepat untuk menentukan status gizi, juga dalam melaksanakan operasionalnya lebih mudah dan relatif akurat. Seperti dinyatakan Tarwotjo (1984), berat badan merupakan ukuran yang sensitif yang sangat dipengaruhi oleh ketelitian pengukuran tidak pula banyak tergantung dari ketrampilan pengukur sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja dengan bekal latihan sederhana (Biro Pusat Statistik, 1992).

2.6. Kerangka konsep

Karakteristik Ibu - Umur - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan

Keaktifan ibu balita

Keaktifan Kader

(39)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah metode survei yang bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui keaktifan ibu ke posyandu dan pola pertumbuhan berat badan balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah :

1. Masih banyak dijumpai ibu-ibu yang tidak aktif untuk menimbangkan balita di Posyandu.

2. Belum pernah diadakan penelitian di daerah tersebut.

3.2.2. Waktu

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2008.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

(40)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

kerja Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun sejumlah 150 ibu yang mempunyai balita.

3.3.2.Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara random sampling, populasi yang berjumlah 150 ibu yang mempunyai balita, diambil secara acak agar setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan sampel dipergunakan rumus (Taro Yamane yang dikutip oleh Notoatmodjo, 2005).

Rumus :

N n =

1 + N (0,1)² 150 n =

1 + 150 (0,01) 150

n =

1 + 1,5 150 n =

2,5

n = 60 ibu yang mempunyai balita

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

(41)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data tentang jumlah anak balita yang terdaftar di Posyandu yang meliputi tentang kegiatan Posyandu yang meliputi penimbangan anak balita dan hasil berat badan anak balita yang diperoleh dari KMS. Sedangkan data mengenai gambaran umum lokasi penelitian diperoleh dari Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun.

3.5. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

2. Kartu Menuju Sehat

3. Alat Penimbangan Balita (Dacin).

3.6. Definisi Operasional

1. Karakteristik ibu adalah gambaran keadaan ibu yang terdiri atas umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan keluarga.

2. Umur adalah lamanya hidup responden dalam tahunan, yang dihitung sejak dilahirkan hingga saat responden diwawancarai.

3. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan atau ditamatkan responden.

4. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan responden untuk mendapatkan imbalan berupa uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

(42)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

6. Keaktifan ibu adalah keikutsertaan ibu (ibu yang mempunyai balita) dalam kegiatan di Posyandu, ditinjau dari jumlah kehadiran ibu dan balitanya di Posyandu, dan kesinambungan kunjungan ibu dan balita ke Posyandu.

7. Pertumbuhan berat badan balita adalah merupakan peningkatan/penurunan yang ada pada tubuh, diukur dengan timbangan dacin, ketelitian 0,1 kg (Soetjiningsih, 2001).

8. Keaktifan kader/terlatihnya kader setelah direvitalisasi terjadi peningkatan kegiatan dan juga keberhasilan posyandu menggalang perbaikan gizi dikelompok balita.

3.7. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah untuk mengukur keaktifan ibu yang mempunyai balita dalam memantau pertumbuhan badan balita di Posyandu.

1. Umur, dikategorikan atas :

a. 20 – 25 tahun c. > 31 tahun b. 26-30 tahun

2. Untuk tingkat pendidikan dibagi atas 5 (lima) kategori : a. Tidak tamat SD d. Tamat SLTA

b. Tamat SD e. Tamat Perguruan Tinggi/Akademi c. Tamat SLTP

3. Untuk status pekerjaan responden dibagi atas :

a. Tidak bekerja/ibu rumah tangga d. Tani

(43)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

4. Untuk tingkat pendapatan keluarga berdasarkan UMP (Upah Minimum Propinsi) dari Pemkab Simalungun (2006), dibagi atas :

a. < Rp. 600.000

b. Rp. 600.000 - Rp. 1.500.000 c. > Rp. 1.500.000

5. Tingkat keaktifan ibu, dikategorikan atas :

a. Tinggi, apabila jumlah kehadiran > 80% total kehadiran seharusnya, 9-12 kali b. Sedang, apabila jumlah kehadiran sebanyak 50-80% dari total kehadiran

seharusnya, 6-8 kali

c. Rendah, apabila jumlah kehadiran < dari 50% dari total kehadiran seharusnya, ≤ 5

kali (Singarimbun, 1988).

6. Pertumbuhan badan balita, peningkatan berat badan balita yang ditimbang mengalami perubahan. Cara menentukan berat badan naik atau tidak naik yaitu sebagai berikut :

Naik, apabila :

- Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna - Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya. Tidak naik, apabila :

- Garis pertumbuhannya menurun - Garis pertumbuhannya mendatar

(44)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

3.8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1. Teknik Pengolahan

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing (pemeriksaan data).

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden. 2. Coding (pemberian kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan perangkat software komputer.

3. Tabulating

Memindahkan data dari daftar pertanyaan kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan.

(45)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi yang selanjutnya akan dideskripsikan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi dengan formulir check list.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis

Kelurahan Perdagangan I terletak di daerah Kabupaten Simalungun Kecamatan Bandar, dengan luas daerah 200 hektar yang terdiri dari 9 lingkungan. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Perdagangan I ádalah sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Perdagangan III - Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Bandar

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Perdagangan II - Sebelah Selatan berbatasan dengan Sei Mangke

4.1.2. Keadaan Demografis

[image:45.612.159.454.254.402.2]
(46)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

[image:46.612.108.534.124.286.2]

USU Repository ©2009

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin Per Lingkungan Tahun 2008

No. Lingkungan/Nagori Jumlah Kepala Keluarga Jumlah

Laki-laki % Perempuan % L + P %

1. Lingkungan VIII 314 20,0 24 10,7 338 18,8 2. Lingkungan VII 236 15,0 49 22,0 285 15,9 3. Lingkungan Kota 169 10,7 34 15,2 203 11,3 4. Lingk Perluasan Kota 181 11,5 35 15,7 216 12,0 5. Lingkungan Lormes 109 7,0 12 5,4 121 6,7 6. Lingk. Lormes

Sukadame

178 11,3 29 13,0 207 11,5

7. Lingk Jl. Kuala Tanjung 157 10,0 17 7,6 174 9,7 8. Lingkungan Stadion 128 8,0 12 5,4 140 7,8 9. Lingkungan Perumnas I 103 6,5 11 5,0 114 6,3

Jumlah 1575 87,6 223 12,4 1798 100,0

Sumber : Data Dinas Kelurahan Perdagangan I

Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Perdagangan I yang tersebar di 9 lingkungan dan terdaftar pada Kantor Kelurahan pada tahun 2008 adalah sebanyak 1798 jiwa dengan perincian laki-laki 1.575 jiwa (87,6%) dan perempuan 223 jiwa (12,4%). Berdasarkan jumlah penduduk yang dilihat dari kelompok umur di Kelurahan Perdagangan I dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Perdagangan I Tahun 2008

No. Lingkungan/Nagori

USIA Total

0 – 16 tahun 17 tahun keatas

N % N % N %

1. Lingkungan VIII 504 18,8 901 17,5 1405 18,0 2. Lingkungan VII 422 15,7 880 17,1 1302 16,6 3. Lingkungan Kota 180 6,7 645 12,6 825 10,5 4. Lingk. Perl. Kota 361 13,4 537 10,5 898 11,5 5. Lingkungan Lormes 166 6,2 395 7,7 561 7,2 6. Lingk.Lormes Sukadame 348 13,0 568 11,1 916 11,7 7. Lingkungan Jl. Kuala Tanjung 324 12,1 457 9,0 781 10,0 8. Lingkungan Stadion 194 7,2 459 8,9 653 8,4 9. Lingkungan Perumnas I 186 6,9 290 5,6 476 6,1

Total 2685 34,3 5132 65,7 7817 100,0

[image:46.612.108.553.499.660.2]
(47)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur 17 tahun keatas (65,7%) merupakan kelompok umur terbanyak. Sedangkan kelompok umur 0-16 tahun (34,3%) merupakan jumlah terkecil.

4.1.3. Mata Pencaharian

[image:47.612.115.537.332.483.2]

Adapun pekerjaan penduduk di Kelurahan Perdagangan I terdiri dari : petani, wiraswasta, TNI/POLRI, PNS dan lain-lain.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kelurahan Perdagangan I Tahun 2008

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persen (%)

1. Petani 21 0,3

2. Wiraswasta 1.464 18,7

3. TNI/POLRI 30 0,4

4. PNS 126 1,6

5. Lain-lain 6.176 79,0

Jumlah 7817 100,0

Sumber : Data Profil Kelurahan Perdagangan I, (2008)

Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagaian besar penduduk di Kelurahan Perdagangan I (79%) mempunyai pekerjaan sebagai lain-lain, sisanya berturut-turut sebagai wiraswasta (18,7%), PNS (1,6%), TNI/POLRI (0,4%) dan bertani (0,3%).

(48)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

[image:48.612.116.536.206.556.2]

Agama yang dianut penduduk di Kelurahan Perdagangan I yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Distribusi agama yang dianut penduduk di Kelurahan Perdagangan I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan

Perdagangan I Tahun 2008

No. Agama Jumlah Persen (%)

1. Islam 4.600 58,8

2. Kristen Protestan 1.974 25,2

3. Katolik 224 2,8

4. Hindu 3 0,3

5. Budha 1016 12,9

Jumlah 7.817 100,0

(49)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Berdasarkan tabel 4.4. diketahui bahwa penduduk di Kelurahan Perdagangan I paling banyak memeluk agama Islam 4.600 orang (58,8%), agama Kristen Protestan 1.974 orang (25,2%), dan yang memeluk agama Budha 1.016 orang (12,9%), agama Katolik 224 (2,8% ) sedangkan yang paling sedikit yaitu beragama Hindu 3 orang (0,3%).

4.2. Karakteristik Responden

[image:49.612.108.537.317.394.2]

4.2.1. Umur Responden

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008

No. Umur Ibu Jumlah Persen (%)

1 20-25 tahun 16 26,7

2 26-30 tahun 23 38,3

3 > 31 tahun 21 35,0

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa kelompok umur 26 – 30 tahun merupakan jumlah terbanyak yaitu 23 orang (38,3%), kemudian kelompok umur > 31 tahun sebanyak 21 reaponden (35%) dan kelompok umur 20-25 tahun sebesar 16 responden (26,7%) merupakan jumlah terkecil.

4.2.2. Pendidikan Responden

(50)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

[image:50.612.106.535.124.230.2]

USU Repository ©2009

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun 2008

No. Pendidikan Ibu Jumlah Persen (%)

1. Tidak tamat SD 0 0

2. Tamat SD 10 16,7

3. Tamat SLTP 20 33,3

4. Tamat SLTA 22 36,7

5. Tamat PT/Akademi 8 13,3

Jumlah 60 100,0

Pada tabel 4.6. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah tamat SLTA sebanyak 22 orang (36,7%), kemudian tamat SLTP sebanyak 20 orang (33,3%), tamat SD sebesar 10 orang (16,7%) dan jumlah terkecil adalah tamat Perguruan Tinggi/Akademi ada 8 orang (13,3%).

4.2.3. Pekerjaan Responden

Pekerjaan responden di Posyandu Kelurahan Perdagangan I terdiri dari Ibu rumah tangga, guru/PNS dan pegawai swasta, dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008

No. Pekerjaan Ibu Jumlah Persen (%)

1. Ibu rumah tangga 54 90,0

2. Guru/PNS 3 5,0

3. Pegawai Swasta 3 5,0

Jumlah 60 100,0

[image:50.612.108.534.476.550.2]
(51)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

4.2.4. Pendapatan Keluarga

[image:51.612.114.536.222.298.2]

Pendapatan keluarga di Posyandu Kelurahan Perdagangan I terdiri dari < Rp.600.000; Rp.600.000-Rp.1.500.000 dan > Rp.1.500.000, dapat dilihat pada tabel beikut.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Keluarga di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008

No. Pendapatan Keluarga Jumlah Persen (%)

1. < Rp.600.000 34 56,7

2. Rp.600.000 – Rp.1.500.000 22 36,6

3. > Rp.1.500.000 4 6,7

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa pendapatan keluarga mayoritas mempunyai pendapatan < RP.600.000 yaitu sebanyak 30 orang (50%), pendapatan Rp.600.000-Rp.1.500.000 ada 26 orang (43,3%) dan pendapatan responden > Rp. 1.500.000 ada 4 orang (6,7%).

4.3. Karakteristik Balita

4.3.1. Umur Balita

Umur Balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun dikelompokkan menjadi : < 6 bulan, 6-12 bulan, 13-24 bulan, 25-36 bulan, 37-48 bualn dan 49-60 bulan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Balita Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun tahun 2008

No. Umur Balita (Bulan) Jumlah Persen (%)

1. < 6 bulan 8 13,3

2. 6 – 12 bulan 23 38,3

3. 13 – 24 bulan 18 30,0

4. 25 – 36 bulan 6 10,0

5. 37 – 48 bulan 2 3,3

6. 49 – 60 bulan 3 5,1

(52)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Berdasarkan hasil wawancara dengan bantuan kuesioner dan KMS Balita, diketahui bahwa jumlah terbesar adalah sebanyak 23 balita (38,3%) berada pada kelompok umur 6 – 12 bulan, sedangkan jumlah terkecil adalah sebanyak 2 balita (3,3%) berada pada kelompok umur 37-48 bulan.

[image:52.612.109.531.266.324.2]

4.3.2. Jenis Kelamin Balita

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Balita Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun tahun 2008

No. Jenis Kelamin Balita Jumlah Persen (%)

1. Laki-Laki 29 48,3

2. Perempuan 31 51,7

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan tabel 4.10. dapat diketahui bahwa dari 60 balita yang ada, persentase terbesar adalah sebanyak 31 balita (51,7%) dengan jenis kelamin perempuan, sisanya adalah sebanyak 29 balita (48,3%) dengan jenis kelamin laki-laki.

4.3.3. Pertumbuhan Badan Balita

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Balita Menurut Pertumbuhan Badan Balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008

No. Pertumbuhan Balita Jumlah Persen (%)

1. Naik 35 58,3

2. Tidak naik 25 41,7

Jumlah 60 100,0

[image:52.612.105.534.515.575.2]
(53)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

4.4. Keaktifan Ibu ke Posyandu

Keaktifan ibu balita ke Posyandu di Kelurahan Perdagangan I dikategorikan atas : tinggi 9-12 kali kehadiran, sedang 6-8 kali kehadiran dan rendah ≤ 5 kali

[image:53.612.108.536.244.320.2]

kehadiran,dapat dilihat pada tabel 4.12. berikut.

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan Ibu ke Posyandu di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2007

No. Keaktifan Ibu Jumlah Persen (%)

1. Tinggi 39 65,0

2. Sedang 19 31,7

3. Rendah 2 3,3

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan tabel 4.12. dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan ibu balita yaitu sebanyak 39 responden (65%) dengan tingkat keaktifan tinggi, sedangkan dengan tingkat keaktifan sedang ada 19 responden (31,7%). Ini menunjukkan bahwa ibu-ibu di Kelurahan Perdagangan I sudah ikut berperan aktif dalam memantau perkembangan anak mereka.

4.5. Hasil Tabulasi Silang

4.5.1. Hasil Tabulasi Silang antara Pertumbuhan Badan Balita dengan Kelompok Umur

Tabel 4.13. Distribusi Hasil Tabulasi Silang Antara Pertumbuhan Badan Balita dengan Kelompok Umur Balita di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008

No. Kelompok Umur Balita (bln)

Pertumbuhan Badan Balita Total

Naik Tidak Naik

N % N % N %

1. < 6 bulan 4 50,0 4 50,0 8 100,0

2. 6 - 12 bulan 16 69,6 7 30,4 23 100,0

3. 13 – 24 bulan 8 44,4 10 55,6 18 100,0

4. 25 – 36 bulan 3 50,0 3 50,0 6 100,0

5. 37 – 48 bulan 2 100,0 0 0 2 100,0

[image:53.612.108.534.538.694.2]
(54)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

Jumlah 35 58,3 25 41,7 60 100,0

Berdasarkan tabel 4.13. dapat diketahui bahwa dari hasil tabulasi silang antara kelompok umur balita dengan pertumbuhan badan balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan I menunjukkan bahwa balita yang berumur 6-12 bulan yang memiliki pertumbuhan badan naik sebanyak 16 balita (69,6%), sedangkan balita yang tidak naik pertumbuhannya berumur 13-24 bulan ada 10 balita (55,6%).

[image:54.612.108.558.317.423.2]

4.5.2. Hasil Tabulasi Silang antara Keaktifan Ibu dengan Pertumbuhan Balita

Tabel 4.14. Distribusi Hasil Tabulasi Silang Antara Keaktifan Ibu dengan Pertumbuhan Balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2007

No. Pertumbuhan Balita

Keaktifan Ibu Jumlah

Tinggi Sedang Rendah

N % N % N % N %

1. Naik 24 68,6 10 28,6 1 2,8 35 100,0

2. Tidak Naik 15 60,0 9 36,0 1 4 25 100,0

Jumlah 39 65,0 19 31,7 2 3.3 60 100,0

(55)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian diperoleh bahwa ibu balita di Posyandu Kelurahan Perdagangan I mayoritas berumur 26 – 30 tahun (38,3%), dan tingkat pendidikan tamat SLTA (36,7%) Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 1997).

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapat informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin baik pengetahuan yang dimiliki akan lebih mudah penyampaian komunikasi antara anak dengan orang tua, berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya (Hidayat, 2005).

(56)

Lamiati Manurung : Keaktifan Ibu Ke Posyandu Dan Pola Pertumbuhan Balita Di Kelurahan Perdagangan I Kabupaten Simalungun Tahun 2008, 2009.

USU Repository ©2009

5.2. Tingkat Keaktifan Ibu

Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap kuesioner serta dari catatan penimbangan di KMS terlihat bahwa tingkat keaktifan ibu ke Posyandu dari 60 responden yang diteliti, secara berturut-turut adalah (65%) dengan tingkat keaktifan tinggi, (31,7%) dengan tingkat keaktifan sedang dan (3,3%) dengan tingkat keaktifan rendah.

Menurut Notoatmodjo (1997), rendahnya tingkat keaktifan ibu ke Posyandu kemungkinan disebabkan beberapa hal antara lain ibu tidak sempat/terlalu sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, kurangnya penyebaran informasi tentang manfaat penimbangan sehingga ibu kurang/tidak mengerti tentang arti dan manfaat penimbangan, kurangnya dukungan dari pihak keluarga serta keadaan ekonomi keluarga yang kurang.

Berdasarkan hasil penelitian dari tabulasi silang antara tingkat keaktifan ibu dengan pertumbuhan balita dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan ibu yang menun

Gambar

tabel 4.1. berikut.
Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Kelurahan Perdagangan I Tahun 2008
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama di Kelurahan Perdagangan I Tahun 2008
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “ Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Rawit ( Capsicum frustescens l.) Secara Hidroponik”

Tahap sosialisasi mencakup pengenalan pupuk organik yang dapat diolah dari kotoran sapi menjadi pupuk organik, sehingga diharapkan Desa tersebut dapat memproduksi pupuk organik

Penulisan skripsi dengan judul ANALISIS TOP-DOWN DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI) PERIODE JANUARI 2007—DESEMBER 2007 ini merupakan karya ilmiah

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

BlobAnalysis adalah metode untuk menghitung statistik untuk daerah yang berlabel atau daerah yang saling terkoneksi dalam satu region.Pada penelitian ini, fitur

[r]

Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa mikroorganisme yang menular harus mampu Melekat, Menduduki atau memasuki hospes dan Berkembang biak paling tidak sampai taraf

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pergerakan volume ekspor komoditas pisang dan pengaruh kurs rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, inflasi, produksi, serta luas