• Tidak ada hasil yang ditemukan

Museum dan Pusat Komunitas Seni Tembakau Deli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Museum dan Pusat Komunitas Seni Tembakau Deli"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI

TEMBAKAU DELI

(ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

OLEH

(FITRI A N SINAGA)

(110406043)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

(2)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI

TEMBAKAU DELI

(ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

OLEH

(FITRI A N SINAGA)

(110406043)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(3)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU

DELI

(ARSITEKTUR KONTEKSTUAL)

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar sarjana teknik

Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH :

(FITRI A N SINAGA)

(110406043)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(4)

PERNYATAAN

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 23 Juli 2015

(5)

Judul Skripsi : Museum dan Pusat Komunitas Seni Tembakau Deli

Nama Mahasiswa : Fitri A N Sinaga

Nomor Pokok : 110406043

Departemen : Arsitektur

Menyetujui

Dosen Pembimbing

(Ir. N. Vinky Rahman, M.T)

NIP. 196606221997021001

Dosen Koordinator, Ketua Program Studi,

(Ir.N.Vinky Rahman,M.T) (Ir.N.Vinky Rahman,.M.T )

(6)

Tanggal Lulus :

Telah diuji pada Tanggal : Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir. N.Vinky Rahman, M.T

Anggota Komisi Penguji : 1. Chichi Asda, S.T, M.T

(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama : Fitri A N Sinaga

NIM : 110406043

Judul Proyek Tugas Akhir : Museum dan Pusat Komunitas Seni Tembakau Deli

Tema : Arsitektur Kontekstual

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C C+ D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing Koordinator RTA - 4231

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa

Sidang 4. Perbaikan Dengan

Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, 23 Juli 2015

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N Vinky Rahman, MT __________________________

NIP. 196606221997021001

Koordinator Tugas Akhir

Ir. N Vinky Rahman, MT __________________________

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Berkat,

dan Kasih KaruniaNya yang telah diberikan, untuk menyelesaikan Skripsi ini

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada

Universitas Sumatera utara ( USU ) Medan.

Penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih banyak dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT, selaku Dosen Pembimbing, Dosen

Koordinator sekaligus Ketua Departemen Arsitektur yang telah

memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Chichi Asda, ST. MT. dan Bapak Agus Jhonson,S.T, M.T selaku

dosen penguji yang telah memberikan banyak Bimbingan dan Arahan

untuk Kesempurnaan Skripsi ini.

3. Kedua Orangtua serta Ketiga Saudara saya Wina Sinaga, Eidelbret

Sinaga, Agustina Sinaga yang telah memberikan, semangat dan juga

dorongan, untuk menyelesaikan skripsi penulis di Universitas Sumatera

Utara ( USU ) Medan.

4. Kelompok VI, Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli, Risma Indah

Sihite, Gunario Sihombing, Try Apriliasih S, Tim Solid yang selalu

memberikan semangat dan dorongan dalam penulisan skripsi ini, juga

(9)

Ivonda, Futry Amanda, Esra Aruan, M.Fadillah Sidiq, terimakasih atas

dukungannya.

5. Kelompok Kecil ku, Bang Tumpal Tampubolon, Noni Sinaga, Robert

Simbolon yang Menguatkan penulis dan memberikan semangat dan

dukungan.

6. Tata Usaha Arsitektur Universitas Sumatera Utara, Kak Reni Ardila

Sinaga, yang banyak membantu proses pengerjaan Skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan Stambuk 2011, abang kakak 2010, adik-adik

2012, 2013,2014 terimakasih banyak atas dukungannya.

8. Dan seluruh pihak yang banyak membantu penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak, sebagai bahan penyempurnaan skripsi

ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Medan, Juli 2015

Penulis

Fitri A N Sinaga

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Kerangka Berpikir... Error! Bookmark not defined. I.3 Sistematika Bahasan ... 4

BAB II ISU KAWASAN ... 6

II.1 Rumusan Masalah ... 6

II.2 Maksud dan Tujuan ... 6

II.3 Metode ... 7

II.3.1 Pendekatan Masalah ... 7

II.3.2 Asumsi... 7

II.3.3 Lingkup dan Batasan Perancangan ... 8

BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN ... 10

III.1 Judul ... 10

III.2 Tema ... 11

III.3 Study Banding ... 14

III.4 Data ... 22

III.5 Analisa... 25

III.6 Konsep... 43

BAB IV HASIL PERANCANGAN ... 49

(11)

BAB V PENGANTAR FUNGSI ... 52

BAB VI MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI53 VI.1 Rumusan Masalah ... 53

VI.3 Metode ... 54

VI.3.1 Pendekatan Masalah... 54

VI.3.2 Asumsi ... 54

VI.3.3 Lingkup dan Batasan Perancangan ... 55

BAB VII DESKRIPSI MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI ... 56

VII.1 Judul ... 56

VII.2 Tema ... 59

VII.3 Study Banding ... 59

VII.4 Data ... 72

VII.5 Analisa ... 76

VII.6 Program Ruang ... 88

VII.7 Zoning ... 98

VII.7.1 Flow Chart ... 98

VII.7.2 Matriks ... 99

VII.8 Konsep ... 100

BAB VIII HASIL PERANCANGAN MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI ... 105

VIII.1 Hasil Perancangan ... 105

BAB IX ... 116

KESIMPULAN ... 116

DAFTAR PUSTAKA ... 117

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Site Plan East Wing, Nationa 1 ... 15

Gambar 3.2 Pyramide du Louvre, Paris 1 ... 16

Gambar 3.3 Ponte Vecchio, Florence, Italia ... 18

Gambar 3.4 While Singapore River dulunya ... 18

Gambar 3.5 While Singapore river setelah direvitalisasi ... 19

Gambar 3.6 Sungai Malaka dulunya ... 20

Gambar 3.7. Sungai Malaka setelah direvitalisasi ... 21

Gambar 3.8. Peta Lokasi Eks Pemeraman Tembakau PTPN II ... 24

Gambar 3.9 Gedung Eks Pemeraman Tembakau PTPN II ... 27

Gambar 3.10 Rumah Manager ... 27

Gambar 3.11 Gedung Community Center ... 28

Gambar 3.12 Diorama ... 29

Gambar 3.13 Penginapan ... 30

Gambar 3.14 Pasar ... 30

Gambar 3.15 Taman Rekreasi ... 31

Gambar 3.16. Plaza ... 32

Gambar 3.17. Area Promenade ... 32

Gambar 3.18. Analisa Aksesbilitas ... 33

Gambar 3.19. Analisa Kebisingan ... 33

Gambar 3.20. Analisa View ... 37

Gambar 3.21. Analisa Sirkulasi ... 39

Gambar 3.22. Proses Analisa ... 41

Gambar 3.23. Matriks ... 42

Gambar 3.24. Konsep Zoning ... 43

Gambar 3.25. Konsep Sirkulasi ... 44

Gambar 3.26. Konsep Bentukan Bangunan ... 45

Gambar 3.27. Konsep RTH ... 46

Gambar 3.28. Konsep Orientasi Bangunan ... 47

Gambar 4.1 Master Plan ... 49

Gambar 7.1. Museum Kretek Kudus ... 60

Gambar 7.2. Museum Angkut Malang ... 62

Gambar 7.3. Master plan ... 67

Gambar 7.4. Denah ... 67

Gambar 7.5. Potongan ... 67

Gambar 7.6. Ruang Olahraga ... 68

Gambar 7.8. Pani Community Center ... 68

Gambar 7.9. Denah ... 69

Gambar 7.10.Potongan ... 69

Gambar 7.11. Komunitas Salihara ... 70

Gambar 7.12. Data Museum ... 72

Gambar 7.13. Data Pusat Komunitas Seni ... 73

(13)

Gambar 7.15. Analisa Struktur Museum... 76

Gambar 7.16. Analisa Akses, View, dan Kebisingan Pusat Komunitas ... 84

Gambar 7.17. Flow Chart Museum ... 98

Gambar 7.18. Flow Chart Pusat Komunitas... 98

Gambar 7.19. Matris Museum ... 99

Gambar 7.20. Matris Pusat Komunitas Seni ... 99

Gambar 7.21. Program Aktivitas Museum ... 100

Gambar 7.22. User Museum ... 100

Gambar 7.23. Bentukan Massa Museum ... 101

Gambar 7.24. Konsep Sirkulasi Luar Museum ... 102

Gambar 7.25. Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ... 102

Gambar 7.26. Program aktivitas pusat Komunitas... 103

Gambar 7.27. User Pusat Komunitas ... 103

Gambar 7.28. Bentukan Massa Pusat Komunitas ... 104

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Analisa Aksesibilitas ... 34

Tabel 3.2. Analisa Kebisingan disebabkan ... 36

Tabel 3.3. Analisa Kebisingan disebabkan ... 37

Tabel 3.4. Analisa View dari Dalam ... 38

Tabel 3.5. Analisa View dari Dalam ... 39

Tabel 3.6. Analisa Sirkulasi ... 40

Tabel 3.7 Zoning ... 42

Tabel 7.1. Penilaian study Banding Museum ... 66

Tabel 7.2 . Penilaian Study Banding Pusat Komunitas ... 72

Tabel 7.3. Data Komunitas diKota Medan... 75

Tabel 7.4. Analisa Pengguna Museum ... 83

Tabel 7.5. Analisa pengguna Pusat Komunitas ... 88

Tabel 7.6 . Program Ruang Museum ... 93

(15)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. Diagram 3.1 Analisa Fungsi ... 27

(16)

ABSTRAK

Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli, merupakan salah satu kawasan

wisata bersejarah diKota Medan, dengan mengangkat kembali cerita yang

dulu berkembang disepanjang Kota Medan. Gedung Pemeraman Eks. PTPN

II Medan, merupakan salah satu Bangunan bersejarah yang terdapat dilokasi

Eksisting, bangunan ini direvitalisasi ulang, dan dijadikan Museum

Tembakau Deli, untuk mengangkat kembali nilai historis bangunan ini.

Selain bangunan Museum, terdapat juga perancangan fungsi bangunan lain,

salah satunya adalah Pusat Komunitas Seni yang dapat digunakan oleh

masyarakat Lokal, untuk belajar dan memproduksi barang kerajian dan Seni

lainnya. Perancangan kawasan dan juga fungsi menggunakan metode yang

terdiri dari pendekatan Masalah, asumsi serta lingkup dan Batasan

Perancangan. Setelah itu tahap selanjutnya menganalisa kawasan seperti

analisa view, sirkulasi, kebisingan dan yang lainnya yang melahirkan konsep

perancangan sehingga timbulnya Desain akhir Perancangan Museum dan

Pusat Komunitas Tembakau Deli. Penerapan tema Kontekstual harmoni dan

Gaya Arsitektur Artdeco pada tiap fungsi bangunan dikawasan ini,

diharapkan dapat meningkatkan dan membangkitkan kembali kawasan,

untuk peningkatan perekonomian, pendidikan dan industri Pariwisata diKota

Medan.

(17)

ABSTRACT

History of Tobacco Deli, is one of the tourist areas of the historic city of

Medan, by lifting the back story that had grown along the city of Medan. Ex

Ripening building. PTPN II field, is one of the historic buildings that are

Existing location, the building was revitalized again, and used as Museum

Tobacco Deli, to revive the historical value of this building. In addition to the

Museum building, there are also design other building functions, one of which is

the Community Center of Art which can be used by the local community, to

learn and produce goods handicraft and other art. The design of the area and also

functions using a method that consists of problem approaches, assumptions and

limits the scope and design. After that the next stage of analyzing the region

such as the analysis of view, circulation, noise and others who gave birth to the

concept of the design so that the onset of the final design Design Museum and

Community Center Deli Tobacco. Application of Contextual theme of harmony

and Style Architecture Artdeco each building function of this region, is expected

to improve and revive the region, for improving the economy, education and

tourism industry in the city of Medan.

(18)

ABSTRACT

History of Tobacco Deli, is one of the tourist areas of the historic city of

Medan, by lifting the back story that had grown along the city of Medan. Ex

Ripening building. PTPN II field, is one of the historic buildings that are

Existing location, the building was revitalized again, and used as Museum

Tobacco Deli, to revive the historical value of this building. In addition to the

Museum building, there are also design other building functions, one of which is

the Community Center of Art which can be used by the local community, to

learn and produce goods handicraft and other art. The design of the area and also

functions using a method that consists of problem approaches, assumptions and

limits the scope and design. After that the next stage of analyzing the region

such as the analysis of view, circulation, noise and others who gave birth to the

concept of the design so that the onset of the final design Design Museum and

Community Center Deli Tobacco. Application of Contextual theme of harmony

and Style Architecture Artdeco each building function of this region, is expected

to improve and revive the region, for improving the economy, education and

tourism industry in the city of Medan.

(19)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Medan merupakan salah satu Kota di Indonesia dengan berbagai

potensi kekayaan Alam dan Sumberdaya manusia, potensi kekayaan alam

tersebut diantaranya adalah banyaknya industri perkebunan yang berdiri

dikota Medan, salah satunya industri perkebunan tersebut adalah industri

perkebunan Tembakau Deli. Medan merupakan salah satu Kota bersejarah

diIndonesia, dimana dahulunya kota ini dikenal dengan Deli, dan

berkembangnya Deli disebabkan oleh Indusri Perkebunan yang telah berdiri

sejak awal abad 19.

Salah satu Kawasan sejarah diKota Medan, yang perlu untuk

direvitalisasi adalah Kawasan Pemeraman tembakau EKS.PTPN II Medan,

kawasan ini dulunya digunakan sebagai kawasan pengolahan tembakau Deli,

namun sekarang ini, kawasan ini sudah tidak digunakan lagi untuk

pengolahan Tembakau, hanya tersisa Gedung dan Pabrik bekas pengolahan

tembakau. Sehingga kawasan ini perlu dihidupkan kembali, untuk tetap

menjaga kelestarian bangunan bersejarah diKota Medan, salah satunya adalah

dengan perancangan kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli.

Perancangan Kawasan Wisata Tembakau Deli ini bertujuan untuk

menghidupkan kembali bangunan bersejarah yang sudah lama di nonaktifkan

(20)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

agar tetap mempertahankan nilai sejarah bangunan tersebut dan juga

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan semakin

hilangnya nilai – nilai sejarah Fungsional pada Komplek EKS. PTPN II dan

juga mengusulkan konsep Revitalisasi yang dapat diterapkan dengan unsur

bangunan kontekstual.

Bangunan Pemeraman Tembakau Deli yaitu EKS.PTPN II Medan

sudah lama dinon-aktifkan, dimana bangunan ini sebenarnya memiliki nilai

sejarah yang tinggi . Oleh karena itu bangunan EKS.PTPN II Medan

direvitalisasi kembali dengan penggunaan fungsi baru yaitu Museum, dimana

Museum ini mengoleksi Tembakau dan sejarah dari bangunan Pemeraman

Tembakau EKS.PTPN II Medan. Selain itu Bangunan Museum juga

menyediakan barang-barang souveinir dan karya kerajinan yang diproduksi

oleh Pusat Komunitas Seni, dimana Pusat Komunitas Seni sendiri muncul

karena banyaknya aktifitas dan kegiatan masyarakat yang semakin beragam,

dengan Potensi Kota Medan yang memiliki banyak masyarakat yang penuh

dengan Kreativitas, oleh karena itu dibutuhkan wadah yang bisa menyalurkan

(21)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

I.2 Kerangka Berpikir

PERMASALAHAN

- Bagaimana merancang suatu kawasan agar terbentuk satu kesatuan.

- Bagaimana menentukan lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan rancangan banguna

diinginkan.

- Bagaimana pengolahan ruang dalam satu kawasan yang saling berintegrasi antar berbagai fungsi de

- Bagaimana menerapkan tema arsitektur kontekstual dalam rancangan master plan kawasan lokasi

-Bagaimana merencanakan sirkulasi pencapaian/aksebilitas yang mudah untuk dilalui berbagai trans

TUJUAN DAN SASARAN

-

Menyediakan Kawasan Wisata Edukasi bagi Masyarakat Kota Medan, dalam bidang Pengelolaan da

- Merancang dan Mengembangkan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli.

PRA DESAIN

KONSEP

ANALISA

KAWASAN WISATA SEJARAH TEMBAKAU DELI

LATAR BELAKANG

STUDI BANDING KAWASAN

SURVE

DESAIN

PERENCANAAN MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TE

PERMASALAHAN

- Bagaimana merancang bangunan Museum dan Pusat Komunitas Seni agar te

- Bagaimana mewujudkan rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan y

PENGUMPULAN DATA

TUJUAN DAN SASARAN KAWASAN

Sebagai Media yang memberikan Informasi kepada masyarakat tentang Varietas Temb

KONSEP

(22)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

I.3 Sistematika Bahasan

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang Latar belakang, Kerangka Berpikir dan Sistematika Bahasan

BAB II : ISU KAWASAN

Berisi tentang Rumusan Masalah, Maksud dan tujuan, Metode yang terdiri dari Pendekatan Masalah, Asumsi serta Lingkup dan Batasan Perancangan

BAB III : DESKRIPSI PERANCANGAN

Berisi tentang Judul perancangan, Tema perancangan, Studi Banding, Data, Analisa Serta Konsep Perancangan

BAB IV : HASIL PERANCANGAN

Berisi Gambar Hasil Perancangan Kawasan berupa Gambar Kerja

BAB V : PENGANTAR FUNGSI

Berisi tentang pengantar dari Perancangan Kawasanan menuju Perancangan Fungsi.

BAB VI MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Berisi tentang Rumusan Masalah, Maksud dan tujuan serta Metode yang terdiri dari Pendekatan Masalah, Asumsi, dan Lingkup Pendekatan Masalah

BAB VII : DESKRIPSI FUNGSI

Berisi tentang Judul perancangan, Tema perancangan, Studi Banding, Data, Analisa Serta Konsep Perancangan

BAB VIII : HASIL PERANCANGAN

Berisi Gambar Hasil Perancangan Fungsi berupa Gambar Kerja

BAB IX : KESIMPULAN

(23)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

DAFTAR PUSTAKA

Berisi Pustaka-pustaka maupun sumber lainnya, yang digunakan sebagai Literatur, selama proses perencanaan dan perancangan.

LAMPIRAN

(24)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

BAB II

ISU KAWASAN

II.1 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam perencanaan proyek Kawasan Wisata

Sejarah Tembakau Deli Medan Sumatera Utara ini adalah :

1. Bagaimana merancang suatu kawasan agar terbentuk satu kesatuan.

2. Bagaimana menentukan lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan

rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

3. Bagaimana pengolahan ruang dalam satu kawasan yang saling

berintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda.

4. Bagaimana menerapkan tema arsitektur kontekstual dalam rancangan

master plan kawasan lokasi proyek.

5. Bagaimana merencanakan sirkulasi pencapaian/aksebilitas yang

mudah untuk dilalui berbagai transportasi dan pejalan kaki.

II.2 Maksud dan Tujuan

 Menyediakan Kawasan Wisata Edukasi bagi Masyarakat Kota Medan,

dalam bidang Pengelohan dan Sejarah Tembakau Deli.

 Merancang dan Mengembangkan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau

(25)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

II.3 Metode

II.3.1 Pendekatan Masalah

Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk

pemecahan masalah perancangan ini adalah :

 Studi banding Literatur dengan melakukan pendekatan permasalahan

dan kasus yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun

tema dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber

seperti buku, internet, media cetak dan lainnya dan sumber-sumber

yang dianggap penting.

 Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk

mendapatkan data-data yang akurat dari data-data yang didapat di

lokasi tersebut.

II.3.2 Asumsi

Lingkup dan batasan digunakan dalam menentukan sejauh mana

kajian yang akan dilakukan. Lingkup dan batasan dalam perancangan

ini adalah :

 Kawasan difungsikan sebagai Kawasan Wisata Buatan.

 Salah satu Kawasan yang menjadi titik revitalisasi oleh Pemerintah

 Lokasi yang menjadi lingkup pembahasan dalam Perancangan

Arsitektur VI ini adalah Kecamatan Labuhan Deli, Medan, Sumatera

(26)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

 Faktor pembiayaan, terkait dengan faktor kepemilikan. Dalam hal ini,

pemilik proyek diasumsikan pihak pemerintah daerah Kota Medan

yang telah dijual kepada pihak swasta.

 Masalah sosial, budaya dan ekonomi dalam kasus ini tidak dibahas

secara mendalam.

 Pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang berada dalam

lingkup disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar pemikiran

arsitektur apabila dianggap berperan dalam menemukan faktor-faktor

perencanaan akan diusahakan untuk membahasnya dengan

asumsi-asumsi, pemikiran-pemikiran, studi banding pada bangunan sejenis

dengan melihat perkembangan teknologi serta menggunakan logika

sederhana sesuai dengan kemampuan yang ada.

Asumsi Fisik

 Lahan milik Pemerintah, dan dikelola oleh Pihak Swasta.

 Pelebaran jalan pada Gang Melati menjadi 12 Meter

 Kondisi fisik sungai Deli dalam keadaan baik, bersih dan jernih

 Zona tengah Kawasan adalah Plaza

II.3.3 Lingkup dan Batasan Perancangan

Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk

pemecahan masalah perancangan ini adalah :

 Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih adalah kawasan pemeraman

(27)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

 Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan kasus

yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam

judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku,

internet, media cetak dan lainnya dan sumber-sumber yang dianggap

penting.

 Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk

mendapatkan data-data yang akurat dari data-data yang didapat di

(28)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

BAB III

DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN

III.1 Judul

Adapun judul dari kasus Perancangan Arsitektur VI ini adalah

“Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli”.Berikut merupakan penjelasan

terhadap judul kasus:

• Kawasan wisata adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki

sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga

mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi

wisatawan (SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87).

• Sejarah adalah bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lalu,

dan pengungkapannya dapat dilakukan melalui aktualisasi dan penetasan

pengalaman masa lalu (Sartono Kartodirjo).

• Tembakau Deli adalah tembakau terbaik yang terkenal hingga tingkat

mancanegara dengan masa kejayaan pada abad ke-19 ( Departemen

Pertanian, 1994).

Berdasarkan pengertian di atas maka Kawasan Wisata Sejarah

Tembakau Deli adalah suatu kawasan yang bertujuan untuk menghidupkan

kembali sumber daya wisata berupa nilai historis Tembakau Deli dengan

(29)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

III.2 Tema

Tema yang digunakan dalam Perancangan Kawasan Wisata Sejarah

Tembakau Deli adalah Arsitektur Kontekstual. Arsitektur Kontekstual berasal

dari kata “Arsitektur” dan “Kontekstual” yang memiliki pengertian sebagai

berikut :

a. Arsitektur

“Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk

memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia

beradab.”Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan

dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya

tersebut sebagai karya seni. (mengutip Vitruvius, De Arhcitectura)

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian

yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan

binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan

perkotaan, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain

produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan

tersebut.

b. Kontekstual

Kontekstual berarti sebuah situasi yang tidak memungkinkan sebuah

objek ada di satu tempat tanpa mengindahkan objek-objek yang sudah ada di

(30)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

utama pada karakteristik objek-objek yang sudah ada tersebut pada objek

yang akan dibuat. (menurut Agus Dharma) Kontekstualisme dalam arsitektur

dan perancangan kota merupakan salah satu reaksi yang melawan

prinsip-prinsip modernisme. Kontekstualisme sering disalah-artikan hanya sebagai

suatu pola pemikiran yang mempertimbangkan konteks sebagai unsur

pendekatan disain baru. Sebenarnya kontekstualisme mempunyai arti lebih

spesifik dari itu sehingga bisa dikatakan bangunan kontekstual tidak berdiri

sendiri yang bisa berteriak "Lihatlah aku!" (Bob Cowherd, 1993).

Kontekstual berarti sebuah situasi yang tidak memungkinkan sebuah

objek ada di satu tempat tanpa mengindahkan objek-objek yang sudah ada di

tempat itu lebih dahulu. Perancangan kontekstual memusatkan perhatian

utama pada karakteristik objek-objek yang sudah ada tersebut pada objek

yang akan dibuat. (menurut Agus Dharma) Kontekstualisme dalam arsitektur

dan perancangan kota merupakan salah satu reaksi yang melawan

prinsip-prinsip modernisme.

Kontekstualisme sering disalah-artikan hanya sebagai suatu pola

pemikiran yang mempertimbangkan konteks sebagai unsur pendekatan disain

baru. Sebenarnya kontekstualisme mempunyai arti lebih spesifik dari itu

sehingga bisa dikatakan bangunan kontekstual tidak berdiri sendiri yang bisa

berteriak "Lihatlah aku!" (Bob Cowherd, 1993).

Pendekatan desain arsitektur yang kontekstual dapat dilakukan dengan

berbagai aspek.

(31)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

 Pendekatan kontekstualisme melalui kelanggengan.

 Pendekatan kontekstualisme melalui struktur formal internal

 Pendekatan kontekstualisme melalui penjajaran reason dan memory

 Pendekatan kontekstualisme melalui type-image.

 Pendekatan kontekstualisme melalui style.

 Pendekatan kontekstualisme melalui regionalism.

c. Penerapan kontektual dalam judul proyek

Kontekstual pada aspek fisik, dapat dilakukan dengan cara :

 Mengambil motif-motif desain setempat :

misalnya bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain pada

kawasan Kesawan. Seperti bentuk :

 Geometri : Berdasarkan standar geometri atau bentuk. Misalnya bentuk

persegi, bulat, segitiga, kubus dll.

 Kompleksitas : Derajat kesederhanaan atau daya tarik bangunan tersebut.

Terbagi atas 2:

- Bentuk sederhana = regular

- Bentuk kompleks = iregular

 Orientasi : Berdasarkan hubungan bentuk secara vertikal maupun

horizontal

 Menggunakan bentuk-bentuk dasar yang sama

Adapun dalam pengambilan bentuk dasar yang sama tetap melalui proses

pengaturan kembali sehingga memiliki tampak yang berbeda.

(32)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Yakni dalam melakukan pencarian bentuk-bentuk baru dalam mendisain

tetap memiliki efek visual yang sama atau mendekati yang lama.

 Mengabstraksi bentuk-bentuk asli (kontras)

Dalam arsitektur kontekstual hubungan yang simpatik tidak selalu

ditunjukkan dengan desain harmonis yang biasanya dicapai dengan

penggunaan kembali elemen desain yang dominan yang terdapat pada

bangunan lama. Hubungan yang harmonis tersebut bisa dicapai dengan solusi

desain yang kontras. Bentuk-bentuk asli pada bangunan lama tidak digunakan

langsung, namun bisa diabstraksikan ke dalam bentuk baru yang berbeda.

III.3 Study Banding

II.3.1 Study Banding Tema Sejenis

East Wing, National Gallery

Lokasi : Washington, D.C.

Arsitek : I. M. Pei

Galeri East Wing merupakan galeri dengan benda-benda peninggalan patung

dan kesenian di kota yang dianggap suci serta merawat dan memperbaiki

peninggalan seperti aslinya. Struktur post-tension dengan batu pualam

sebagai penutup luar dinding, serta kaca sebagai material bukaan gedung.

Tapak berada di persilangan antara dua jalan, yaitu Pennsylvania dan

Constitutions. Tapak berbentuk trapesium, diselesaikan dengan membagi

bentuk trapesium menjadi dua buah segitiga dengan menarik garis diagonal.

(33)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

[image:33.595.115.483.117.345.2]

berdasarkan kegiatannya.

Gambar 3.1. Site Plan East Wing, Nationa 1

Sumber : Great Buildings.com

Pembentukan ruang didasarkan pada grid yang berbentuk segitiga.

Konsep geometri bentuk dasar segitiga tidak hanya diterapkan pada

pembentukan massa bangunan tetapi juga interior ruang dalamnya.

Pyramide du Louvre

Lokasi : Paris, Prancis

Arsitek : I.M. Pei

Pyramide du Louvre merupakan sebuah museum dengan bentuk

piramida, terdapat tiga piramida kecil yang mengelilingi piramida utama.

Piramida Utama merupakan pintu masuk utama ke museum. Ketinggian dari

(34)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

m. Tersusun atas 603 kaca belah ketupat dan 70 kaca segitiga. Lobi bawah

tanah dibangun sebagai pintu masuk utama.

Gambar 3.2 Pyramide du Louvre, Paris 1

Pengunjung yang masuk melalui Pyramide du Louvre akan memasuki

lobi kemudian naik ke bangunan utamanya. Sebagian orang menganggap

museum ini sangat kontras dengan bangunan di sekitarnya yang berlanggam

arsitektur klasik. Namun sebagian orang berpendapat bahwa Pyramide du

Louvre kontras sebagai penggabung antara bangunan lama dan baru.

Ponte Vecchio, Florence, Italia

Lokasi : Florence, Italia

Salah satu pendekatan

yang dapat dilakukan

dalam konteks arsitektur

kontekstual adalah

mengambil motif-motif

[image:34.595.207.405.157.296.2]

desain setempat, seperti

(35)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang

digunakan. Rumah-rumah Ponte Vecchio di Florence, Italia, merupakan

bangunan baru yang mengadaptasi gaya Renaisans yang ingin menggantikan

bangunan lama yang hancur saat Perang Dunia ke-2. Kontinuitas visual

terlihat dari bentuk massa dan irama bukaan atau jendela.

Tanggapan : Penerapan elemen-elemen bangunan lama pada

desainnya merupakan wujud dari kekontekstualan yang dibuat oleh arsitek.

Dengan pendekatan arsitektur kontekstual yang harmonis, nilai-nilai

bangunan lama yang pernah ada kembali dimunculkan secara visual pada

bangunan baru.

III.3.2 Studi Banding Kawasan

Boat Quay Singapura

While Singapore River telah menjadi pusat pembangunan kota

sejak abad ke-19. Sebelumnya, kondisi di area sepanjang tepi sungai

ini sangat kumuh dan sudah tidak layak lagi untuk dilihat maupun

digunakan sebagai fasilitas. Pemerintah Singapura sebelumnya

berencana untuk merobohkan bangunan-bangunan tua di sepanjang

Boat Quay dan Clarke Quay dan menggantinya dengan

bangunan-bangunan modern yang baru. Namun atas desakan dan masukan

beberapa perencana, maka diambillah sebuah kebijakan untuk

melestarikan bangunan-bangunan tua yang sudah tidak layak huni

(36)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

(37)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Gambar 3.5 While Singapore river setelah direvitalisasi

Setelah mengalami revitalisasi dan tetap melestarikan

bangunan-bangunan tua di sekitar site. Fungsi-fungsi bangunan

(38)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

identitasnya. Renovasi dan konversi ruko ke restoran, menciptakan

promenade dan pedestrian serta festival dan budaya setempat.

Aroma busuk dari sungai dan warna hitam dihilangkan dengan

adanya program pembersihan dan pemeliharaan.

Revitalisasi Sungai Malaka Malaysia

Sungai Malaka merupakan sungai yang paling vital pada masa

pemerintahan Kesultanan Melayu Malaka (1402-1511). Di

sepanjang sungai ini dulunya terdapat kawasan kota, kawasan

pemukiman, pemakaman, area bisnis dan pelabuhan. Karena tidak

ingin Sungai Malaka menjadi lahan “tidur” , Datuk Seri Mohd Ali

Rustam sebagai Ketua Menteri Malaka mengusulkan Sungai

Malaka direvitalisasi kembali menjadi kawasan wisata.

Gambar 3.6 Sungai Malaka dulunya

Setelah diadakannya revitalisasi, maka sungai malaka lebih produktif,

(39)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Gambar 3.7. Sungai Malaka setelah direvitalisasi

Komponen revitalisasi sungai Malaka diantaranya :

 Fasilitas pendukung seperti pusat rekreasi, restoran, boat yang

(40)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

 Penataan bibir sungai dibuat begitu apik. Untuk menjaga

kebersihan sungai, perangkap sampah dipasang si sepanjang

sungai.

 Rumah penduduk yang ditata apik dan semenarik mungkin

sehingga meningkatkan kunjungan wisata.

 Pedestrian, monorail, dan jalur sepeda yang aman dan sangat

menarik pendatang dan menjadi kebanggaan penduduk lokal.

Komponen-komponen diatas merupakan referensi dalam

pewujudan Deli Smart River pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

III.4 Data

Letak geografis site adalah sebagai berikut :

 Lokasi : Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli

Serdang Sumatera Utara

 Nama Kawasan : Desa Helvetia

 Tipe Kawasan : Pemukiman, Perkebunan

 Luas Kawasan : 8,2 Ha

 Luas Wilayah : 1027 Ha

 Batas Wilayah :

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Karang Berombak,

Medan.

(41)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kel. Tanjung Mulia dan Pulo

Brayan Medan.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Helvetia Sunggal dan

Kelambir Lima Hamparan Perak.

 Iklim : Suhu udara berkisar antara 25º - 33ºC dengan

curah hujan 30mm/tahun

Lokasi Site

 Lokasi : Desa Helvetia Kec. Labuhan Deli Kab. Deli

Serdang Sumatera Utara

 Luas Area : ± 8,2 Ha

 Kasus Perancangan : Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli

 Status Perancangan : Fiktif

 Kontur Lahan : Datar

 Batas Site :

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Karya dan Karya Ujung

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Helvetia by Pass.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Deli.

(42)
[image:42.595.110.543.102.326.2]

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Gambar 3.8. Peta Lokasi Eks Pemeraman Tembakau PTPN II

(43)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

III.5 Analisa

Untuk menciptakan sebuah masterplan, diperlukan analisa sebagai

bahan pertimbangan peletakan bangunan agar suasana yang akan terjadi

sesuai dengan fungsi yang akan diletakkan. Analisa yang dipakai untuk

menciptakan masterplan tersebut adalah :

1. Analisa Fungsi

Analisa fungsi ditujukan untuk mengetahui fungsi apa saja

yang diperlukan dan nantinya akan diterapkan pada kawasan

ini berdasarkan pertimbangan dari data yang ada beserta

asumsi yang diambil.

2. Analisa peletakan fungsi bangunan

Analisa peletakan fungsi bangunan diperlukan untuk membuat

beberapa kemungkinan yang akan diambil sebagai zona

peletakan bangunan. Adanya zona peletakan bangunan ini

berdasar kepada rekomendasi beberapa analisa seperti analisa

view, kebisingan, aksesibilitas.

3. Analisa Sirkulasi

Analisa sirkulasi yang dimaksud adalah analisa yang berkaitan

(44)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

III.5.1 Analisa Fungsi

Kawasan eks pemeraman tembakau PTPN II adalah merupakan

kawasan yang dulunya terkenal dengan penghasilan tembakau yang sampai

diekspor ke luar negeri, dan Kota Medan menjadi terkenal karena penghasil

tembakau dengan mutu tinggi. Namun, semakin lama ketenaran akan

tembakau memudar dan kini yang tinggal hanyalah bangunan lama yang

berdiri dengan kokoh namun tidak ada kegiatan lagi didalamnya. Karena nilai

kawasan ini sangat tinggi, tentu saja kawasan ini butuh penyegaran dan hidup

kembali walaupun bukan merupakan tempat perindustrian tembakau seperti

yang dahulu tetapi sudah menjadi kawasan wisata sejarah bagi pengguna.

Fungsi yang ditawarkan juga berkenaan dengan fungsi wisata. Karena

nilai historis yang menjadi ciri khas dari kawasan ini maka perlunya

bangunan seperti museum dan diorama untuk mempertahankan historis dari

perkebunan dan bangunan peninggalan dari zaman dulu. Kemudian didukung

oleh fasilitas komunitas untuk mengembangkan nilai kawasan ini dan faktor

penginapan juga penting untuk para pengunjung yang ingin berlama-lama

menikmati kawasan ini.

Fungsi wisata air dan kuliner juga mendukung fasilitas yang ada dan

(45)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Diagram 3.1 Analisa Fungsi

MUSEUM

Museum dijadikan salah satu fungsi dalam kawasan ini karena adanya

bangunan bersejarah yang masih berdiri pada kawasan ini yaitu bangunan

gedung pemeraman tembakau dan rumah manager dari perkebunan ini. Nilai

sejarah tinggi terlihat dari eksterior bangunan yang sudah kelihatan berumur

puluhan tahun dan juga

teknologi bangunan yang

masih dipakai pada zaman kolonial.

[image:45.595.111.489.511.674.2]

Hal ini yang membuat fungsi museum layak untuk dijadikan fungsi

(46)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

bangunan pada kawasan ini sehingga bangunan ini bisa menjadi

beroperasi dan terus menerus dapat digunakan.

 PUSAT KOMUNITAS

Pusat komunitas cukup banyak berkembang di Kota Medan contohnya

adalah komunitas Medan Heritage, Medan Berkebun, komnuitas fotografi,

komunitas art dan pertunjukan dan lai sebagainya. Sebagai kawasan yang

akan dijadikan kawasan wisata bersejarah maka pusat komunitas perlu

diletakkan pada kawasan ini dikarenakan ini menjadi wadah para komunitas

untuk belajar banyak tentang sejarah dan juga kebun tembakau atau tanaman

lainnya. Selain itu adanya komunitas membuat kawasan ini menjadi wisata

masyarakat untuk melihat komunitas yang ada di Medan dan berkesempatan

ikut dalam komunitas tersebut.

Gambar 3.11 Gedung Community Center

DIORAMA

Diorama menjadi salah satu fungsi wisata yang diterapkan pada

kawasan ini. Fungsi ini perlu karena kawasan ini berada pada daerah

(47)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

diorama yang akan diterapkan nanti tidak seluruhnya akan memproduksi hasil

perkebunan melainkan aka nada zona wisata seperti jalur wisata yang akan

membawa pengunjung dapat menjalani proses dari produksi tembakau seperti

adanya diorama berupa patung yang akan di didrikan pada kawasan ini. Hal

ini akan menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung untuk mengenal wisata

perkebunan di kawasan ini.

Gambar 3.12 Diorama

HOTEL

Hotel adalah fasilitas yang disiapkan pada kawasan ini untuk para

pengunjung yang mau menetap sementara untuk lebih merasakan suasana

wisata sungai dan bersejarah yang tidak dapat dirasakan ditempat yang lain.

Penginapan nantinya akan berupa bangunan yang bertingkat banyak dan juga

berupa cottage kecil sehingga keluarga sekalipun dapat menetap pada

(48)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Gambar 3.13 Penginapan

PASAR

Pasar merupakan fungsi yang diletakkan pada kawasan ini. Hal ini

menjadi pertimbangan bahwa pada daerah lingkungan sekitar kawasan wisata

ini tidak terdapat pasar bagi penduduk, sehingga fungsi pasar sangat

diperlukan untuk menyediakan komoditi utama masyarakat. Selain itu, karena

berada dikawasan wisata,maka pasar ini juga berfungsi menjadi pasar wisata

yang menyediakan souvenir yang berkaitan dengan wisata sejarah dan hasil

perkebunan.

(49)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

PUSAT REKREASI & KULINER

Pusat rekreasi dan kuliner menjadi fungsi wisata terakhir yang berada

di kawasan ini. Fungsi ini diharapkan menjadi factor pemasukan juga selain

fungsi – fungsi wisata lainnya. Taman rekreasi yang berupa tempat

pemandian atau waterpark dibuat untuk menambah daya tarik wisata bagi

pengunjung yang hadir dikawasan ini. Fungsi lainnya adalah fungsi wisata

kuliner yang dipertimbangkan karena banyaknya masyrarakat yang hadir

memerlukan wadah untuk menikmati bermacam kuliner yang ada di kawasan

[image:49.595.166.435.355.559.2]

ini dengan suasana kolonial dan suasana alam terbuka.

Gambar 3.15 Taman Rekreasi

RTH / PLAZA

RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah lahan yang difungsikan untuk

kegiatan publik tanpa ada bangunan tinggi di dalamnya. Lahan ruang terbuka

(50)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Gambar 3.16. Plaza

AREA PROMANADE

Area promenade adalah area yang difungsikan berjalan-jalan. Fungsi

ini muncul karena adanya fungsi sungai Deli yang berada di sekitar kawasan.

Area ini berjarak 15 meter dari pinggiran sungai sesuai dengan ketetapan

garis sempadan sungai. Area ini akan dimanfaatkan dengan aktivitas bersantai

dan berolahraga seperti jogging track dan bicycle track. Selain itu, terdapat

(51)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Gazebo yang berada dipinggiran sungai sebagai tempat duduk bagi

pengunjung yang ingin beristirahat sambil melihat pemandangan sungai Deli.

III.5. 2 Analisa Perletakan Bangunan

Analisa peletakan bangunan yang diperlukan untuk mendapatkan zona

peletakan fungsi didalam siteberdasarkan pertimbangan dari analisa

aksesibilitas, view dan kebisingan.

III.5.3 Analisa Aksesibilitas

Analisa aksesibilitas diperlukan untuk

mengetahui jalur untuk mencapai kawasan site.

Data yang terdapat pada kawasan adalah terdiri

dari 3 sirkulasi yang dapat dilalui oleh kendaraan

yaitu jalan Helvetia By Pass, Gg. Melati, jalan

Gambar 3.18. Analisa Aksesbilitas

Karya dan pinggiran sungai. Keeempat jalur tersebut memiliki potensi untuk

dijadikan jalur masuk kedalam kawasan.

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By

Pass

(1)

 Merupakan jalan dengan lalu lintas

2 arah.

 Lebar jalan sangat mendukung

sebesar 8 meter.

 Jarang terjadi kemacetan pada

(52)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI Jalan Karya (2) Gg.Melati (3) Pinggiran Sungai (4)

 Banyak kendaraan umum

melewati jalan ini

 Jalan dengan lalu lintas 2 arah

 Jarang menjadi sumber kemacetan

 Banyak kendaraan umum

melewati jalan ini

 Jalan dengan lalu lintas 2 arah

 Jarang terjadi kemacetan karena

tidak ada aktivitas angkutan kota

pada jalan ini.

 Tidak dilalui oleh pengguna

kendaraan

 Jalan cukup lebar

Pasar

Penginapan

Diorama

Taman Rekreasi

(53)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

III.5. 4 Analisa Kebisingan

Analisa kebisingan diperlukan

untuk mengetahui peletakan kawasan

dengan mempertimbangkan fungsi yang

menyebabkan kebisingan tinggi dengan

fungsi yang menyebabkan kebisingan

rendah.

Ada 2 jenis analisa kebisingan yang

[image:53.595.110.511.459.720.2]

menjadi pertimbangan yaitu analisa

Gambar 3.19. Analisa Kebisingan kebisingan yang disebabkan oleh bangunan

sekitar dan analisa kebisingan yang disebabkan oleh antar fungsi yang berada

di dalam kawasan.

ANALISA KEBISINGAN YANG DISEBABKAN BANGUNAN SEKITAR

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By Pass (1) Jalan Karya (2) Gg. Melati (3) Sungai

 Kebisingan yang disebabkan

dijalan ini cukup tinggi karena

akses lalu lintas yang padat dan

banyak di lewati oleh truk besar.

 Kebisingan yang disebabkan

dijalan ini cukup tinggi karena

akses lalu lintas yang padat dan

banyak pemukiman padat

(54)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

(4)  Tingkat kebisingan rendah karena

tidak ada aktivitas di area ini

Area Promanade

RTH

ANALISA KEBISINGAN DISEBABKAN OLEH FUNGSI DALAM SITE FUNGSI POTENSI REKOMENDASI

Museum Penginapan Diorama & RTH Pasar Taman

Potensi kebisingan pada museum

rendah karena tidak banyaknya

aktivitas yang mengeluarkan suara.

Potensi kebisingan pada museum

rendah karena aktivitas yang terjadi

adalah aktivitas privat untuk

bertempat tinggal.

Potensi kebisingan yang dihasilkan

cukup rendah karena aktivitas yang

ada didalamnya melihat

diorama-diorama aktivtas perkebunan

Potensi kebisingan yang dihasilkan

tinggi karena aktivitas yang ada

didalamnya melakukan aktivitas

[image:54.595.109.517.201.719.2]
(55)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Rekreasi

Area

Promanade

pengunjung.

Potensi kebisingan yang dihasilkan

tinggi karena aktivitas yang ada

didalamnya melakukan aktivitas

permainan dan banyak wahana yang

menimbulkan bunyi.

Potensi kebisingan yang dihasilkan

rendah karena aktivitas yang ada

didalamnya melakukan aktivitas

jual beli dan ramai akan

pengunjung.

Analisa diaatas menjadi bahan pertimbangan fungsi apa yang akan dibuat

saling berdekatan dalam kawasan site untuk menciptakan kenyamanan di dalam site

III.5. 5 Analisa View

Analisa view diperlukan untuk

mengetahui potensi peletakan fungsi

berdasarkan pada potensi view yang breada di

sekitar lingkungan site. Ada 2 jenis analisa view

[image:55.595.110.517.103.474.2]

yang menjadi pertimbangan yaitu view dari

[image:55.595.111.502.535.794.2]
(56)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

dalam ke luar dan analisa view dari luar ke dalam.

ANALISA VIEW DARI DALAM KELUAR

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By

Pass (1) Jalan Karya (2) Gg.Melati (3) Pinggiran Sungai (4)

 Jalan raya dan pemukiman

penduduk

 Jalan raya dan pemukiman

penduduk

 Jalan raya dan pemukiman

penduduk

 Sungai dan pemukiman penduduk

Museum Diorama Taman Rekreasi Community Center Pasar Penginapan

ANALISA VIEW DARI DALAM KELUAR

ZONA POTENSI REKOMENDASI

Helvetia By

Pass

(1)

 Jalan raya dan pemukiman

penduduk

Museum

Community

[image:56.595.106.517.165.716.2]
(57)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI Jalan Karya (2) Gg.Melati (3) Pinggiran Sungai (4)

 Jalan raya dan pemukiman

penduduk

 Jalan raya dan pemukiman

penduduk

 Sungai dan pemukiman penduduk

Diorama Taman Rekreasi Community Center Pasar Penginapan

III.5. 6 Analisa Sirkulasi

Analisa sirkulasi diperlukan untuk

mengetahui potensi bentukan sirkulasi yang

ada di dalam site. Sirkulasi yang ada

didalam site sudah terbentuk dan memiliki

potensi untuk dipertahankan namun ada juga

yang berpotensi untuk diubah karena tidak

sesuai dengan analisa yang telah dilakukan.

Gambar 3.21. Analisa Sirkulasi

Data Potensi Rekomendasi

 Sudah terdapat

jalur sirkulasi pada

 Jalur sirkulasi yang

berada pada

 Sirkulasi didalam

[image:57.595.107.518.106.372.2]
(58)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

eksisting

 Lebar sirkulasi

didalam site cukup

baik.

eksisting dapat

menghubungkan

langsung jalan

Helvetia By Pass

dan jalan Karya

 Pohon Beringin

yang sudah berusia

cukup tua dapat

dijadikan titik pusat

sirkulasi karena

berada ditengah

kawasan

 Dijadikan kawasan

dengan sistem jalur

sirkulasi pejalan

kaki.

merupakan sirkulasi

yang dapat dilalui

dengan berjalan

kaki karena jarak

tempuh yang tidak

jauh

 Jalur sirkulasi

diperlebar untuk

memberi kesan

nyaman saat

berjalan kaki.

 Opsi konsep

sirkulasi muncul

karena adanya

pohon beringin

yang ada ditengah

kawasan

III.5. 7 Proses Analisa

Berdasarkan hasil yang didapat pada ketiga analisa tersebut, maka dapat

diketahui bahwa ada 4 zona peletakan yang dapat dilakukan terhadap fungsi –fungsi

yang akan dibuat dalam kawasan ini ditambah 1 zona peletakan yang berada di

tengah dari kawasan.

(59)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Gambar 3.22. Proses Analisa

Tiga zona publik yang dimaksud adalah zona Helvetia By Pass, zona Gg.

Melati, zona jalan Karya dan satu zona privat yaitu zona pinggiran sungai. Fungsi

massa bangunan yang berada pada zona publik adalah museum, community center,

pasar, taman rekreasi, dan diorama. Fungsi privat antara lain adalah fungsi

penginapan dan fungsi pusat adalah fungsi ruang terbuka hijau.

Namun ini gambar diatas masih belum menunjukkan peletakan yang

sebenarnya sehingga masih terjadi banyak kemungkinan yang bisa dibuat terhadap

peletakan bangunan pada setiap zona. Maka dari pada itu perlu dilakukan

perhitungan terhadap rekomendasi yang diberikan oleh seriap analisa kepada setiap

fungsi dan juga adanya matriks keterkaitan fungsi bisa menjadi pertimbangan untuk

dapat mengetahui fungsi apa yang seharusnya bisa saling berdekatan dan juga tidak

(60)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

N

o

Fungsi Helvetia

By Pass

Gg.

Melati

Jl.. Karya Pinggi

ran sungai Pusat 1 2 3 4 5 6 7 8 Museum Penginapan P. Rekreasi Pasar Diorama Community center RTH Promanade 3 1 2 1 1 3 2 2 1 1 2 2 1 1

Gambar 3.23. Matriks

Tabel diatas merupakan akumulasi dari rekomendasi yang dihasolkan oleh

analisa untuk dijadikan pedoman perletakan bangunan, diperkuat dengan tabel

matriks untuk memperlihatkan hubungan antar fungsisatu dengan yang lain

bagaimana interaksi bangunan apakah hubungan antar fungsi tersebut bersifat dekat,

[image:60.595.110.516.103.562.2]

sedang ataupun jauh.

(61)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

III.6 Konsep

III.6.1 Konsep Zoning

Konsep Perancangan Zoning pada “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau

Deli” dibagi atas 3 Zona yaitu :

 Zona Publik

 Zona Centre (Publik)

[image:61.595.112.516.227.542.2]

 Zona Privat

(62)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

III.6.2 Konsep Sirkulasi (Circle pedestrians way)

Konsep sirkulasi dimulai pada peletakan pintu masuk ke dalam

kawasan site. Berdasarkan hasil analisa, pintu masuk kedalam kawasan

berada di jalan Helvetia By Pass dan jalan Gg. Melati karena aktivitas lalu

lintas yang tidak sering terjadi kemacetan.

Gambar 3.25. Konsep Sirkulasi

Sirkulasi yang terjadi pada kawasan ini adalah sirkulasi pejalan kaki, tidak

ada aktivitas lalu lalang dengan menggunakan kendaraan bermotor, sehingga

masyarakat dapat merasakan suasana segar dengan banyaknya zona hijau dan juga

suasana kolonial yang terdapat pada kawasan ini. Jenis sirkulasi menggunakan

konsep sirkulasi radial seperti rekomendasi yang dihasilkan oleh analisa sirkulasi.

Zona tengah menjadi pusat pertemuan dari pengunjung yang berada di kawasan ini

(63)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

[image:63.595.127.490.132.341.2]

III.6.3 Konsep Bentukan Bangunan

Gambar 3.26. Konsep Bentukan Bangunan

Konsep bentukan bangunan yang diterapkan adalah konsep bangunan sesuai

dengan tema arsitektur kawasan ini adalah kontekstual harmoni. Bangunan

bersejarah rumah manager dan gedung eks pemeraman tembakau menjadi contoh

bangunan untuk diterapkan kepada bangunan yang lain sehingga kawasan ini

semakin kental dengan nilai sejarahnya.

Bangunan bersejarah tersebut menggunakan bentukan simetris yaitu

bentukan persegi panjang dan persegi, namun untuk menambah variasi bentukan

(64)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

[image:64.595.104.509.129.351.2]

III.6. 4 Konsep RTH

Gambar 3.27. Konsep RTH

Konsep ruang terbuka hijau yang berada di kawasan ini adalah konsep ruang

terbuka yang menanggapi vista yang telah ada sebelumnya pada posisi eksisting.

Untuk menanggapi hal tersebut maka dibuat beberapa zona untuk melengkapi vista

yang ada menjadi vista yang baru. Bentukannnya diambil dari daun tembakau yang

menjadi ciri khas dari kawasan ini. Satu helai daun tembakau dibuat menjadi sebuah

bunga dan menciptakan ruang pada titik tengahnya yang menjadi inti dari kawasan

ini. Konsep RTH juga menyajikan tanaman tanaman atau tumbuhan hijau sehingga

(65)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

[image:65.595.105.493.135.350.2]

III.6. 5 Konsep Orientasi

Gambar 28. Konsep Orientasi Bangunan

Kawasan ini menggunakan satu titik sebagai orientasi utama pada bangunan

lainnya, yaitu zona center atau ruang terbuka hijau kawasan ini. Setiap bangunan

harus punya orientasi yang diarahkan menuju area ruang terbuka hijau, sehingga

pada titik ini pengunjung dapat melihat sekeliling bangunan dan merasakan atmosfer

yang berbeda seperti berada di sebuah tempat yang jauh dari tempat tinggal mereka.

Namun, walaaupun setiap bangunan memiliki satu orientasi yang sama, setiap

bangunan juga harus menanggapi bangunan sekitar mereka ataupun lingkungan

diluar daripada kawasan sejarah tersebu

III.6.6 Konsep Skenario Kawasan

Kawasan ini memiliki 2 skenario untuk masuk kedalam kawasan wisatanya.

Dua scenario itu diambil dari dua jalur masuk yang berada pada kawasan ini yaitu

(66)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

(67)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

BAB IV

HASIL PERANCANGAN

IV.1 Hasil Perancangan

(68)
(69)
(70)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

BAB V

PENGANTAR FUNGSI

Hasil analisa yang telah dilakukan Berkaitan dengan jenis fungsi yang akan

diterapkan, peletakan setiap bangunan didalam kawasan serta opsi konsep sirkulasi

diterapkan pada kawasan perancangan. Hubungan antar bangunan menjadi pedoman

untuk memperkuat sehingga peletakan fungsi bangunan itu bisa sesuai dengan

suasana dan aktivitas yang ada di dalamnya.

Dan hasil dari proses analisa adalah berupa zoning peletakan kawasan

karena merupakan perancangan daripada masterplan sehingga tidak ada lagi opsi

peletakan lainnya karena ini sudah sesuai analisa yang diolah berdasarkan data yang

ada, yang dilanjutkan dengan perancangan konsep Zoning, Sirkulasi, Bentukan

Bangunan, Konsep RTH, serta konsep Orientasi sampai lahirnya Master Plan. Dari

hasil perancangan Master Plan didapatkan fungsi untuk bangunan Kawasan yang

beragam seperti Museum, Hotel, Pasar, Diorama, Pusat Komunitas Seni, dan Pasar.

Proses perancangan dilanjutkan ketahap fungsi dan fungsi yang akan dibahas dalam

(71)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

BAB VI

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU

DELI

VI.1 Rumusan Masalah

 Bagaimana merancang bangunan Museum dan Pusat Komunitas Seni

agar terbentuk satu kesatuan

 Bagaimana mewujudkan rancangan bangunan yang memuat

kegiatan-kegiatan yang diinginkan.

VI.2 Maksud dan Tujuan

 Sebagai Media yang memberikan Informasi kepada masyarakat

tentang Varietas Tembakau Deli

 Memberikan wadah pembelajaran, dan pengetahuan bagi masyarakat

terkait dengan sejarah, budaya dan kekayaan lokal .

 Mendayagunakan bangunan sejarah Lokal yang sudah Non aktif

 Menyediakan Wadah untuk Anggota Komunitas DiKota Medan untuk

menyelenggarakan Kegiatan Komunitas

 Membantu Pemerintah dalam hal peningkatan kualitas generasi muda

 Merancang Fasilitas menarik, yang dapat mendukung segala aktifitas

(72)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

VI.3 Metode

VI.3.1 Pendekatan Masalah

Untuk menyelesaikan berbagai Masalah Perancangan pada “ Museum

dan Pusat Komunitas Seni Tembakau Deli “, maka dilakukan pendekatan

-pendekatan :

1. Study Literatur

Memperlajari pemahaman mengenai pengertian dan teknis

perancangan dan mencari contoh kasus-kasus sejenis. Mencari

data teoritis mengenai standar – standar perancangan

2. Studi Lapangan

Melakukan Observasi dan analisis langsung dilokasi perancangan, mencakup

potensi tapak dan sekitar tapak

3. Study Banding

Membuat analisis terhadap hasil study banding dengan cara mempelajari

karakteristik dari masing – masing fasilitas sebagai bahan perbandingan untuk

proses perancangan.

VI.3.2 Asumsi

 Lahan milik Pemerintah, dan dikelola oleh Pihak Swasta.

(73)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

VI.3.3 Lingkup dan Batasan Perancangan

 Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan

perancangan mengenai bangunan Museum dan Pusat Komunitas Seni,

yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan dan pembentukan

ruang

 Perencanaan fasilitas untuk para komunitas Seni dan Pecinta Sejarah,

terutama Tembakau Deli

 Bangunan menggunakan teknologi tepat guna, efisien dan fleksibel seta

(74)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

BAB VII

DESKRIPSI MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI

TEMBAKAU DELI

VII.1 Judul

Pengertian Museum dan Pusat Komunitas Tembakau Deli

Museum dan Pusat Komunitas Tembakau Deli merupakan judul pada proyek

Perancangan ini, yang terdiri dari beberapa kata yaitu :

 Museum

Museum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gedung yg

digunakan sbg tempat untuk pameran tetap benda-benda yg patut mendapat

perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat

menyimpan barang kuno

 Pusat Komunitas

Pusat Komunitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

kelompok organisme (orang dsb) yg hidup dan saling berinteraksi di dalam

daerah tertentu, masyarakat, paguyuban.

 Seni

Seni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ungkapan perasaan

(75)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

nada, syair, yang mengandung unsur - unsur keindahan dan

memperngaruhi perasaan orang lain.

 Tembakau

Tembakau adalah hasil bumi yang diproses dari daun tanaman yang juga

dinamai sama. Tanaman tembakau terutama adalah Nicotiana

tabacum dan Nicotiana rustica, meskipun beberapa

anggota Nicotiana lainnya juga dipakai dalam tingkat sangat terbatas.

Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk

komoditas pangan, melainkan komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi

bukan untuk makanan tetapi sebagai pengisi waktu luang atau "hiburan",

yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau juga dapat dikunyah.

Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya bermanfaat

sebagai pestisida dan bahan baku obat.

Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika.

Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara memopulerkan perdagangan

tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan

pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah Perang

Saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja

menyebabkan perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat

berkembang menjadi perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi

(76)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing.

Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan,

khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada

gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas,

1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk

menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk

sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan

untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal

dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai

nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi

berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis

yang berasal dari Amerika.

 Deli

Deli dalam bahasa Indonesia tidak memiliki arti khusus, Deli disini

diambil dari nama tanah Deli, yang selalu dikaitkan dengan Medan ( Sebagai

Kota dimana Lokasinya terletak ). Deli erat juga kaitannya dengan jenis

tanaman Tembakau yang sangat terkenal pada saat Zaman Penjajahan.

Tembakau memiliki peranan penting, dalam sejarah budaya dan

pengembangan wilayah Deli, yaitu Tembakau Deli.

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa “Museum dan

Pusat Komunitas Tembakau Deli “ adalah Gedung yang digunakan untuk

(77)

MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI

yang berhubungan dengan Tembakau, khususnya Tembakau Deli, guna

dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan penambah pengetahuan. Beserta

didalam Kawasan Museum Terdapat Pusat Komunitas Seni yang berfungsi

sebagai wadah untuk anggota komunitas maupun masyarakat yang memiliki

ketertarikan terhadap Seni .

VII.2 Tema

Tema Museum dan Pusat Komunitas Seni Tembakau Deli adalah

Arsitektur Kontekstual, dengan Spesi

Gambar

Gambar 3.1. Site Plan East Wing, Nationa 1
Gambar 3.3. Ponte Vecchio, Florence, Italia
Gambar 3.8. Peta Lokasi Eks Pemeraman Tembakau PTPN II
Gambar 3.10 Rumah Manager Gambar 3.9 Gedung Eks Pemeraman Tembakau
+7

Referensi

Dokumen terkait

Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk dilaksanakan dan diindahkan sebagaimana

In In this study, to investigate the functional involvement pinealectomized rats as well as in sham control rats, the of rhythmically secreted pineal melatonin in the expres-

Sehubungan dengan itu maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan motivasi responden dengan memberikan penghargaan sertifikat laik hygiene yang diberikan dari

Konsep-Konsep dan Strategi Sistem Informasi Kesehatan, meliputi : Sistem Informasi Tidak Identik dengan Sistem Komputerisasi, Sistem Informasi

Hal inilah yang mendorong keinginan peneliti untuk melihat persepsi gambaran diri dengan perilaku makan yang dilakukan remaja putri di SMA Negeri 1 Depok Sleman

Hasil analisis data validasi logic dari pakar aspek kelayakan, kebahasaan, sajian, dan kegrafisan menghasilkan penilaian rata-rata sebesar 3,66. Berdasarkan nilai tersebut

siswa yang memiliki kemampuan mathematical visual thinking yang baik. d) Memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran dengan discovery. learning terhadap

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran pembentukan