ANALISIS PENGARUH PENYUSUNAN KALIMAT SHORT
MESSAGE SERVICE (SMS) YANG TEPAT TERHADAP
PRILAKU KONSUMEN PT. TELKOM
KANDATEL MEDAN
TESIS
Oleh
DICKY SOPHIANTO 047019030/IM
S
EK O L A H
P A
S C
A S A R JA
NA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
ANALISIS PENGARUH PENYUSUNAN KALIMAT SHORT
MESSAGE SERVICE (SMS) YANG TEPAT TERHADAP
PRILAKU KONSUMEN PT. TELKOM
KANDATEL MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
DICKY SOPHIANTO 047019030/IM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PENYUSUN KALIMAT SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) YANG TEPAT TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PT. TELKOM KANDATEL MEDAN
Nama Mahasiswa : Dicky Sophianto Nomor Pokok : 047019030
Program Studi : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komosi Pembimbing
(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Dr. Syahyunan, M.Si) Ketua Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Tanggal lulus : 5 Januari 2009
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
Telah diuji pada
Tanggal : 5 Januari 2009
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE, MS Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si
2. Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, SE, M.Si 3. Drs. Hasan Basri Tarmizi, S.U
4. Dra. Nisrul Irawaty, MBA
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ ANALISIS
PENGARUH PENYUSUNAN KALIMAT SHORT MESSAGE SERVIC (SMS) YANG TEPAT TERHADAP PERILAKU KONSUMEN PT. TELKOM KANDATEL MEDAN”.
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan olen siapapun
sebelumnya.
Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar
dan jelas,
Medan, Januari 2009 Yang membuat pernyataan
Dicky Sophianto 047019030\IM
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
ABSTRAK
Perilaku konsumen dalam menerima iklan SMS dipengaruhi oleh bagaimana menyusun kalimat SMS yang tepat. Penyusunan kalimat SMS tersebut dipengaruhi oleh bagaimana penyampaian komunikasi yang efektif dengan memperhatikan isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan dengan mempertimbangka perilaku konsumen dari sisi kognisi, afeksi dan konasi berdasarkan model hirarki respon AIDA. Dalam penelitian ini iklan SMS yang disampaikan ke konsumen berasal dari operator telekomunikasi PT Telkom yang memiliki produk Telkom Flexi. Adapun Penelitian ini bertujuan menganalisa sejauh mana efektivitas komunikasi SMS iklan berupa penyusunan kalimat SMS yang tepat, didalam mempengaruhi perilaku konsumen khususnya pelanggan Telkom Flexi. SMS Iklan sebagai stimulus diharapkan mendapatkan respon yang memadai dari konsumen Telkom Flexi. Faktor-faktor apa saja dalam penyusunan kalimat SMS iklan yang tepat dalam mempengaruhi perilaku konsumen, dan sekaligus dikaji faktor dominan apa saja yang mempengaruhinya.
Teori yang dipakai adalah manajemen pemasaran, dan manajemen sistem informasi. Dalam mengkaji penyusunan kalimat SMS yang tepat untuk tujuan iklan, berdasarkan penyampaian komunikasi yang efektif dari sisi pesan sebagai variabel bebas menurut Kotler (1997) pesan efektif diformulasikan menjadi 4 bagian yaitu:
Apa yang dikatakan (isi pesan) sebagai X1,bagaimana mengatakannya secara logis
(struktur pesan) sebagai X2,bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan)
sebagai X3,siapa yang harus mengatakannya (sumber pesan) sebagai X4. Komunikasi
yang efektif dalam rangka mempengaruhi audiens konsumen Telkom Flexi agar
merespon SMS iklan Flexi sesuai dengan teori perilaku konsumen, dimana perilaku konsumen dalam penelitian ini sebagai variabel terikat (Y).
Penelitian ini dilaksanakan di kota Medan pada daerah pelayanan PT Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Medan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan mengumpulkan data melalui wawancara dan pemberian daftar pertanyaan kepada 100 responden, yang menjadi sampel pelanggan Flexi Kandatel Medan yang diukur menggunakan skala Likert dan menggunakan model statistika regresi linier berganda. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian adalah penelitian explanatory.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara serempak isi pesan, struktur pesan, format pesan, & sumber pesan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumen berupa respon menggunakan produk yang diiklankan dalam SMS iklan Telkom Flexi. Secara parsial faktor isi pesan, struktur pesan, format pesan tidak berpengaruh secara siginifikan. Faktor sumber pesan berpengaruh secara signifikan dengan nilai koefisien regresi variabel sumber pesan yaitu 0.258 dengan signifikansi 0.01 hal ini berarti faktor sumber pesan berpengaruh high signifikan terhadap perilaku konsumen. Faktor isi pesan berpengaruh secara signifikan dengan nilai koefisien regresi variabel sumber pesan yaitu 0.187 dengan signifikansi 0.68 hal ini berarti faktor isi pesan berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen.
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah secara serempak terdapat hubungan yang signifikan antara isi pesan, struktur pesan, format pesan, & sumber pesan terhadap perilaku konsumen dalam merespon SMS iklan Telkom Flexi.Faktor sumber pesan & isi pesan berpengaruh dominan terhadap perilaku konsumen dalam merespon SMS iklan Telkom Flexi di Kandatel Medan.
Kata kunci: SMS, Isi pesan, Struktur Pesan, Format Pesan, Sumber Pesan
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
ABSTRACT
Consumer Behavior in receiving SMS advertisement is influenced by how you arrange the appropriate SMS. Preparation of the SMS is influenced by how the delivery of effective communication with attention to the message content, message structure, message format, message source of the correct consumer behavior the cognition, conation and affection hierarchy based on the model response AIDA. In this research SMS advertisement is delivered to consumers comes from the telecommunication operator PT Telkom has a product that Telkom Flexi. This study aims to analyze the extent to which the effectiveness of communication media such as SMS advertisement drafting the appropriate sentence, the affect consumer behavior, particularly Telkom Flexi customers. SMS advertisement as stimulus is expected to get an adequate response from the customer, Telkom Flexi. These factors are what in the appropriate SMS advertisement that affect consumer behavior, and examined the dominant factors are influential.
Theory is used to marketing management, and information systems management. In interpreting the composition of words in SMS properly perhaps aimed to present an advertisement bases delivering an effective communication from a message side as independent variable according to Kotler (1997) formulate the message effectively into 4 classification they are: what message to deliver (message content) as X1, and in what way to express logically (message structure) as X2, and
how to express out it symbolically (message format) as X3, and who should express it
(message source) as X4. An effective communication in way to influence the audience
as consumer to Telkom Plexi for responding SMS advertisement with Flexi refers to the theory of consumer behavior, where the consumer behavior as in this study is noted as dependent variable (Y).
The result of analysis showed that message content, message structure, message format and message source simultaneously influencing significantly to the consumer behavior perhaps with a respond and thence they use product as advertised in SMS advertisement Telkom Flexi. In partial, message structure, and message format is not significantly influencing. Factor of message source influencing significantly with the coefficient rate of variable regression source of message namely 0.258 with significance of 0,01 this indicates the factor of message source influencing highly significant over tile customers behavior. Factor of message content influencing significantly with the coefficient rate of variable regression source of message namely 0.187 with significance of 0,068 this indicates the factor of message source influencing significant over tile customers behavior.
Conclusion to this study is simultaneously found a significant relations between the message content, message structure, message format, end message source over the customer behavior in responding SMS advertisement Telkom Flexi, and factor message source & message content influencing dominantly to the customer behavior in responding SMS advertisement Telkom Flexi of Kandatel Medan.
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
Keywords: SMS, Message Content, Message Structure,Message Format, Message Source
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis akhirnya dapat
menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian
penulis adalah: “Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service
(SMS) Yang Tepat Terhadap Perilaku Konsumen PT Telkom Kandatel Medan”.
Selama melakukan penulisan dan penelitian tesis ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K). Selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc. selalu Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Rismayani, MS. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku ketua Komisi
Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan arahan dan masukan
hingga selesainya penulisan tesis ini.
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku Skretaris Program Studi Magister Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus selaku
Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan movitasi
serta masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.
5. Ibu Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, S.E., M.Si , Bapak Drs. Hasan Basri Tarmizi,
S.U., Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. selaku Komisi Pembanding atas saran dan
kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu
selama ini.
7. Segenap Pegawai di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
8. Pimpinan dan karyawan PT. Telkom Kandatel Medan tempat penulis melakukan
penelitian tesis ini terutama di Unit Out Bound Call,serta Pimpinan dan Karyawan
PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera.
9. Kedua orang tua penulis, Rusmadi R, dan Rohma F. atas Doa, dukungan dan
kasih sayangnya, serta Isteri tercinta Nenni Mahrani, SP, dan Anakku tersayang
Randy Fadlan Sophian, beserta Kakakku Emiliana Dewi, Eddy Fachried ST.,
Livian Teddy, ST, M.Si, dan keluarga dan Mertua dari pihak Isteri, terutama
untuk Abangku Asrul Panggabean, SH.
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
10.Seluruh rekan-rekan angkatan VIII dan mahasiswa di Program Studi Ilmu
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan
kerja sama selama masa perkuliahan dan dalam penulisan tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh
pembaca. Semoga kiranya Allah SWT membalas kebaikan kita semua. Amin.
Medan, Januari 2009
Penulis,
Dicky Sophianto
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
RIWAYAT HIDUP
Dicky Sophianto, lahir di Pendopo Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Muara
Enim Propinsi Sumatera Selatan, pada tanggal 20 Maret 1972, anak ketiga dari empat
bersaudara dari Ayahanda, Rusmadi R. dan Ibunda Rohma F. Beristri Nenni Mahrani
dan memiliki satu orang anak bernama Randy Fadlan Sophian.
Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD YPP Pendopo PTSI tamat
dan lulus pada tahun 1985, melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMP YPP Pertamina Pendopo tamat dan lulus pada tahun 1988, dan melanjutkan ke
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Xaverius I Palembang, tamat dan lulus
pada tahun 1991, kemudian melanjutkan studi ke STT Telkom Bandung jurusan
Teknik Telekomunikasi, tamat dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 2005
melanjutkan studi di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
Bekerja di Bidang Network Divisi Regioanal I Sumatera selama tahun 1996
sampai dengan 2002. Pada tahun 2002 sampai dengan awal tahun 2008 bekerja di
Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel Medan), dan terakhir di Dinas Data &
Internet, dan saat ini bekerja di PT. Telkom Divisi Regional I Sumatera di Bidang
Marketing & Sales, pada bagian Marketing Plan.
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
DAFTAR ISI
II.2.1 Proses Keputusan Konsumen …...…………... 14
II.2.2 Kognisi, Afeksi dan Konasi ………...…………... 20
II.2.3 Hubungan antara Model dan Tujuan Komunikasi yang dikaitkan Kognisi, Afeksi dan Konasi ...… 21
II.2.4 Pengaruh Lingkungan pada Perilaku Konsumen ... 25
II.2.5 Model Input, Proses, dan Ouput Pembuatan
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
Keputusan Konsumen……… 25
II.3 Komunikasi dan Perilaku konsumen ... 27
II.3.1 Konsep Komunikasi ... 28
II.3.2 Model Komunikasi Pemasaran.. ... 28
II.3.2.1. Sumber Komunikasi... 30
II.3.2.2. Hambatan Komunikasi... 32
II.3.3 Mengembangkan Komunikasi yang Efektif...…... 33
II.4 Media SMS... 48
III.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ...……….... 52
III.7. Pengujian Validitas dan Realibilitas Instrumen ...………. 54
III.7.1 Uji Validitas Instrumen ...…..……... 55
III.7.2 Uji Realibilitas Instrumen ...………... 58
III.8 Model Analisis ...………... 59
III.8.1 Uji regresi secara serempak (uji F) …………... 60
III.8.2 Regresi parsial (uji t) ...…………...……...…... 60
III.9 Pengujian Asumsi Klasik ...…..…….…... 61
III.9.1 Uji Normalitas data…………... 61
III.9.2 Uji Multikolinieritas ..………... 61
III.9.3 Uji Heterokedastisitas ………... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 63
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
IV.1 Hasil Penelitian ...………... 63
IV.1.6.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 70
IV.1.6.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...… 71
IV.1.6.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan..……..………..… 72
IV.1.6.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...……… 72
IV.1.7 Analisis Deskripsi Variabel ... 73
IV.1.7.1 Penjelasan Responden Atas Variabel Isi Pesan...………... 73
IV.1.7.2 Penjelasan Responden Atas Variabel Struktur Pesan…... 74
IV.1.7.3 Penjelasan Responden Atas Variabel Format Pesan...………... 76
IV.1.7.4 Penjelasan Responden Atas Variabel Sumber Pesan...……... 77
IV.1.7.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Perilaku Konsumen Respon Terhadap Iklan SMS Flexi…...…... 78
IV.2 Pembahasan ...………... 80
IV.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ...……….……... 80
IV.2.1.1 Uji Normalitas ...………... 80
IV.2.1.2 Uji Multikolonieritas...…..…… 81
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
IV.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas………...………... 82
IV.2.2 Pengujian Hipotesis Secara Serempak... 83
IV.2.3 Pengujian Hipotesis secara Parsial ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 92
V.1 Kesimpulan... 92
V.2 Saran... 93
DAFTAR PUSTAKA …... 95
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
II.1 Atribut Berbagai Media ... 45
III.1 Jumlah Populasi dan Sampel ... 51
III.2 Definsi Operasional Variabel Pengukuran ... 54
III.3 Uji Validitas Instrumen Isi Pesan ... 55
III.4 Uji Validitas Instrumen Struktur Pesan ... 56
III.5 Uji Validitas Instrumen Format Pesan ... 56
III.6 Uji Validitas Instrumen Sumber Pesan... 57
III.7 Uji Validitas Instrumen Perilaku Konsumen... 58
III.8 Uji Reabilitas Instrumen... 58
IV.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………….……… 70
IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 71
IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan... 72
IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...….. 73
IV.5 Penjelasan Responden Atas Variabel Isi Pesan... 74
IV.6 Penjelasan Responden Atas Variabel Struktur pesan... 75
IV.7 Penjelasan Responden Atas Variabel Format Pesan... 76
IV.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Struktur Pesan... 77
IV.9 Penjelasan Responden Atas Perilaku Konsumen Respon Iklan SMS Flexi... 79
IV.10 Hasil Uji Multikolonieritas... 82
IV.11 Hasil Uji Secara Serempak... 84
IV.12 Nilai Koefisien Determinasi... 85
IV.13 Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial... 86
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
I.1. Kerangka Berpikir ... 11
II.1 Proses Pengambilan keputusan Konsumen ………. 15
II.2 Proses Psikologi Internal Konsumen ………….……… 17
II.3 Response Hierarchy Models... 24
II.4 Model Input, Proses, dan Output Pembuatan Keputusan Konsumen ... 26
II.5 Model Komunikasi……….……… 29
IV.1 Struktur Organisasi Divisi Regional I Sumatera ……..……… .. 66
IV.2 Struktur Organisasi Kandatel Medan... ……..………... 67
IV.3 Hasil Uji Normalitas..………..……… 81
IV.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 83
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuisioner ... 97
2. Tabulasi Kuisioner Penelitian ...………. 111
3. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ………….………113
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
Dicky Sophianto : Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS) Yang Tepat Terhadap Prilaku Konsumen PT. Telkom Kandatel Medan, 2009
USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejak pertengahan tahun 1990-an, penetrasi mobile phone/Hand Phone (HP) di
negara dengan ekonomi maju meningkat pesat. Sementara pada tahun 1997 hanya
215 juta orang menggunakan alat komunikasi mobile di seluruh dunia, pada tahun
2001 telah meningkat menjadi 961 juta, dan terus meningkat menjadi 1,16 milyar di
tahun 2003 (Bauer,2005). Sementara itu di Indonesia sendiri berdasarkan sumber
data PT Telkom yang mengestimasi jumlah pelanggan Seluler di bulan Maret 2008
113,8 juta pelanggan, dengan jumlah pelanggan Flexi 7,5 juta. Sedangkan jumlah
pelanggan Flexi di Sumatera sampai dengan awal Mei 2008 berjumlah 998 ribu
pelanggan, dengan 34% berada di wilayah Medan. Untuk kota Medan sendiri jumlah
pelanggan Flexi untuk pelanggan pasca bayar (Classy) 302,7 ribu pelanggan, dan pra
bayar (Trendy) 38,6 ribu pelanggan.
Dalam konteks ini, layanan pesan singkat (Short Message Service atau
disingkat dengan SMS) telah tumbuh sedemikian pesatnya dengan pangsa pasar yang
besar, karena layanan tersebut merupakan fungsi yang telah melekat pada HP itu
sendiri . Pada tahun 2002, jumlah total pesan SMS yang dikirimkan secara global
mencapai 670 milyar SMS dan angka ini terus meningkat diperkirakan menjadi 2,6
Dengan pertumbuhan yang pesat ini dari sisi SMS tersebut, industri iklan
tertarik juga untuk merambah ke iklan SMS, dan menjadi semakin diminati sebagai
salah satu media iklan. Perusahaan manufaktur dengan merek internasional terdepan
pun seperti BMW, McDonald's dan Nike telah meluncurkan kampanye dengan
menggunakan HP sebagai media iklan kepada para pelanggan (Bauer,2005).
Demikian juga dengan perusahaan-perusahaan yang ada di dalam negeri telah
mengikat kerjasama dengan operator telekomunikasi seluler dalam bentuk joint
promo iklan SMS ataupun menggunakan iklan SMS untuk komunitas pelanggannya
sendiri melalui server SMS Gateway melalui terminal HP ataupun menggunakan
penyedia jasa SMS dengan 4 digit nomor. Joint promo ini juga pernah dilakukan di
Kandatel Medan bekerjasama dengan dealer sepeda motor untuk mengirimkan iklan
SMS yang berisi ajakan untuk membeli motor dengan diberi iming-iming hadiah.
Dengan menggunakan media HP ini dalam berkomunikasi, pemasang iklan
dapat menghubungi pelanggan potensial kapan saja dan di mana saja. Karena
user-nya biasauser-nya selalu membawa-bawa HPuser-nya dan mungkin terus membiarkanuser-nya
dalam kondisi standby. Seperti diketahui bahwa HP jarang digunakan oleh orang lain
selain oleh pemiliknya. HP hampir selalu terkait dengan seseorang yang
memungkinkan perlakuan pemasaran yang bersifat individual.
Aspek lain dari HP ini adalah cocok untuk SMS marketing yang efektif
dikarenakan sifat interaktifnya yang menyebabkan penerima pesan dapat menjawab
SMS lebih cepat dengan adanya penggunaan mekanisme send dan receive SMS. Sifat
iklan tetapi juga kegiatan direct marketing, sama halnya dengan media web yang juga
termasuk kedalam kategori direct marketing ini.
Lebih jauh lagi tentang sifat-sifat yang melekat pada SMS marketing-nya
yaitu personalisasi, keberadaan di mana-mana, interaktivitas dan dapat bersifat
lokalisasi dengan memanfaatkannya melalui SMS Gateway, menghasilkan potensi
yang signifikan sebagai bentuk komunikasi niaga yang inovatif. SMS marketing ideal
untuk komunikasi yang terindividualisasi dan terorientasi pada dialog dan lebih
unggul dari ukuran komunikasi massa, yang sekarang ini pasarnya terkadang sulit
diketahui segmen maupun targetnya.
Ditinjau dari kelebihannya tersebut, terdapat beberapa hal yang menjadi
hambatan bagi perkembangan iklan SMS itu sendiri dikarenakan HP dianggap oleh
konsumen sebagai sesuatu yang privasi mengakibatkan mereka terkadang merasa
terganggu dengan banyaknya iklan SMS yang mereka terima dalam 1 hari, tanpa
memandang dari sisi waktu penerimaannya. Dengan alasan kapasitas jaringan yang
terbatas terkadang operator seluler mengantrikan SMS didalam sistem yang berakibat
pesan dapat diterima oleh konsumen pada waktu yang tidak tepat. Ditambah lagi
maraknya SMS penipuan terkadang menjadi penghambat bagi terselenggaranya iklan
SMS tidak terkecuali kondisi yang sama terjadi juga di Flexi Kandatel Medan.
Kekurangan lainnya yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi pemilik HP
yaitu promosi melalui SMS dibatasi oleh jumlah karakter yang hanya memuat 160
karakter untuk sekali kirim. Terkadang isi iklan harus disingkat. Bila singkatan ini
menjadi kabur. Jika diinginkan pengiriman pesan lebih banyak jumlah karakternya
selain dengan menyingkatnya cara lain adalah dengan mengirim pesan lebih dari satu
halaman (pesan dipecah menjadi beberapa halaman dan dikirim sesuai dengan jumlah
halamannya). Namun cara ini menyebabkan pesan bisa terpenggal, dikarenakan
adanya delay yang cukup panjang pada saat pengiriman oleh sistem. Jarak pesan satu
ke pesan berikutnya menjadi terlalu lama, sehingga terkadang penerima SMS
mengabaikan isi pesan pada halaman berikutnya.
Kesulitan dalam menganalisa dampak dari promosi melalui SMS terjadi sejak
dimanfaatkannya media tersebut sebagai media iklan. Hal ini telah dibuktikan dari
hasil penelitian (Ghazali,2006) Airwide Solution pada bulan Januari 2006 sebuah
perusahaan penyedia aplikasi handphone menyatakan bahwa dari sampel 50
perusahaan ternama di Eropa 89% secara signifikan menggunakan pemasaran
melalui ponsel. Dari hasil penelitian itu lebih dari separuh (55%) tidak yakin tentang
bagaimana menjalankan dan mengukur sebuah promosi melalui SMS. Kesulitan ini
tidak lain dikarenakan promosi SMS merupakan media iklan yang relatif lebih baru
dibandingkan media iklan lainnya, sehingga pola penyusunan kalimat-kalimat yang
ada di SMS belum diketahui dengan tepat.
Bagaimana dengan perkembangan penggunanan iklan SMS sendiri di
Indonesia maupun di Kandatel Medan sendiri? Perkembangan tersebut dimulai sejak
tahun 1995 dengan meluncurnya layanan GSM di Indonesia, dan untuk Kandatel
Medan diperkuat dengan meluncurnya layanan Telkom Flexi sejak tahun 2003 yang
media marketing belum dikaji dengan baik bagaimana perilaku konsumen dikaitkan
dengan perilaku pembelian konsumen (consumer buying behaviour) khususnya
pengguna flexi akibat iklan SMS.
Berikut ini contoh iklan SMS Flexi yang diluncurkan di bulan September
2008 yaitu: “Nelpon ke seluruh Operator 24 jam: Setelah mnt ke-2 GRATIS nelpon 3
mnt lokal (ke mobile & FWA), 5 mnt SLJJ (ke mobile) dan 3 mnt SLJJ (ke FWA).
Info hub 147” dan di bulan Agustus 2008 yaitu ” “Nikmati serunya FLEXI MESRA!
GRATIS NELPON & SMS 24 jam berdua!!!. Ketik REG <spasi><kode area+nomor
psasang> ke 456. Info Lebih Lanjut Hub 147”
Hal penting lainnya yang dikaitkan dengan promosi melalui iklan SMS, baik
ditingkat kantor perusahaan maupun ditingkat kantor daerah telekomunikasi, khusus
di Kandatel Medan, yaitu masih kesulitan untuk mengerti tentang perilaku konsumen
dalam menerima pesan iklan SMS. Beberapa kerjasama iklan SMS dalam rangka
joint marketing dengan perusahaan lain memanfaatkan media SMS Flexi, untuk
mempromokan produk kedua perusahaan belum diperoleh bagaimana cara menyusun
iklan SMS baik. Akibatnya adalah analisis yang lebih komprehensif tentang
efektivitas kalimat SMS yang dikirimkan ke pelanggan di Kandatel Medan belum
dapat dilakukan. Perlu diketahui lebih dalam faktor-faktor apa saja yang menentukan
dalam penyusunan iklan SMS sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku
Dengan demikian berdasarkan fenomena di atas, dijadikan alasan yang kuat
bagi peneliti untuk mengkaji masalah kebijakan promosi melalui media iklan SMS
dengan judul “Analisis Pengaruh Penyusunan Kalimat Short Message Service (SMS)
yang Tepat terhadap Perilaku Konsumen PT Telkom Kandatel Medan”.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: Sejauhmana pengaruh Penyusunan Kalimat SMS yang Tepat
yang terdiri dari: isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan terhadap
Perilaku Konsumen PT Telkom Kandatel Medan?
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: Mengetahui sejauh mana pengaruh
penyusunan kalimat yang tepat dalam SMS dan menganalisis sejauh mana
mempengaruhi perilaku konsumen khususnya kearah perilaku pembelian konsumen
(consumer buying behaviour) pelanggan Flexi di PT Telkom Kandatel Medan.
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Kontribusi dalam praktek pemasaran khususnya bagi PT Telkom Kandatel Medan.
b. Sebagai bahan masukan dalam perkembangan ilmu manajemen bagi Sekolah
c. Memperluas pemahaman peneliti dalam masalah pemasaran, terutama dalam
kajian pengaruh kebijakan promosi melalui media SMS terhadap perilaku
konsumen pengguna Telkom Flexi khususnya dan pelanggan Kandatel Medan
umumnya.
d. Referensi bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji masalah yang sama di masa
mendatang.
I.5. Kerangka Berpikir
Konsep penyusunan kalimat iklan SMS yang tepat dapat mempengaruhi
perilaku konsumen khususnya pelanggan PT Telkom Kandatel Medan. Perilaku
konsumen tersebut dipengaruhi oleh penyusunan kalimat iklan SMS yang tepat
dengan didahului adanya persepsi tentang kalimat SMS itu sendiri sebagai isi dari
suatu iklan, dan yang akhirnya memberikan suatu sikap terhadap iklan SMS tersebut,
hingga akhirnya melahirkan suatu perilaku konsumen terhadap iklan SMS itu sendiri.
Perilaku konsumen (consumer behaviour) menurut definisi American
Marketing Association, dalam Setiadi (2003) sebagai berikut: “Perilaku konsumen
merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya
dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka...”
Kognisi atau beberapa buku menyebutnya sebagai beliefs (Arnould et al.,
2000), afeksi, dan perilaku (behaviour) atau disebut juga sebagai konatif merupakan
komponen penting dalam psikologi sosial (Prasetijo, 2005). Hal serupa dijelaskan
Kognisi, afeksi, dan konatif inilah yang melandasi beberapa teori tentang perilaku
konsumen. Jadi penekanan definisi perilaku konsumen (consumen behaviour)
menurut American Marketing Association adalah interaksi dinamis antara afeksi &
kognisi, perilaku, dan lingkungannya.
Berkaitan dengan definis perilaku konsumen, penyusunan kalimat iklan SMS
yang tepat untuk audien, tentunya didasari oleh tujuan komunikasi itu sendiri dari sisi
marketer. Sesuai dengan tujuan komunikasi menurut Kotler (2003) dapat berupa
kognitif, pengaruh (affective), atau perilaku (behavioral), perusahaan memasukkan
sesuatu kedalam pikiran konsumen, mengubah sikap konsumen (change consumer’s
attitude), atau mendorong konsumen untuk bertindak (get the consumer to act).
Bidang ilmu perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari
bagaimana individu kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan suatu produk dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka.
Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2000) dalam stimulus response
model bahwa marketing stimuli (product, price, place, promotion) dan stimuli lain
berasal dari environmental, digabungkan dengan karakteristik pembeli seperti
budaya, sosial, personal, psikologi, serta proses pengambilan keputusan pembelian
menimbulkan keputusan pembelian tertentu berupa pemilihan produk, pemilihan
merk, pemilihan saluran pemasaran, penentuan waktu pembelian, jumlah
pembelian. Sedangkan tujuan terpenting dari setiap promosi adalah mempengaruhi
hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses perilaku pembelian konsumen.
Jadi promosi melalui SMS iklan merupakan salah satu stimulus untuk dianalisa
lebih lanjut dalam penelitian ini dengan respons akhir berupa keputusan pembelian
antara lain berupa pembelian produk baru, atau pemakaian intensif produk, ataupun
informasi perubahan harga. Sejalan menurut Kotler (1997) dengan tujuan
periklanan antara lain berupa iklan informasi, iklan persuasif, dan iklan reminding.
Titik tolak untuk memahami perilaku pembelian konsumen adalah melalui
model hirarki tanggapan konsumen (response hierarchy models). Dalam studi ini
lebih ditekankan pada hubungan antara pesan yang ada di iklan SMS dengan model
tersebut.
Ada empat model proses tanggapan/respon konsumen yang terkenal yang
didasari oleh tujuan komunikasi menurut Kotler (2003) yaitu berupa kognitif,
pengaruh (affective) dan perilaku. Dikatakan sebagai tujuan komunikasi, dikarenakan
komunikator haruslah dapat mengenal tahapan-tahapan tanggapan konsumen, untuk
dapat merencanakan program komunikasi marketing yang tepat. Kotler (1997)
menjelaskan lebih lanjut model-model tersebut yaitu pertama model AIDA (E.K.
Strong). Model kedua adalah model Hirarki Efek yang dipelopori oleh dua orang
psikolog sosial (Lavidge dan Steiner, dalam Kotler 2003) yang melihat bahwa ada
enam tahap yang harus dilalui dalam proses komunikasi. Kemudian, model Inovasi
Adopsi AIETA yang dikembangkan oleh para sosiolog yang mencoba menerapkan
komunikasi yang menunjukkan bahwa pembeli melewati tahap-lahap tertentu. Namun
dalam penelitian ini penulis menggunakan model AIDA.
Menurut Kotler (1997) komunikator setelah mengetahui tanggapan terakhir
dari suatu model hirarki tanggapan (Response Hierarchy Models) bisa berupa
pembelian, kepuasan yang tinggi, atau cerita dari mulut ke mulut tentang suatu
produk, komunikator selanjutnya mengembangkan suatu pesan yang efektif. Kaitan
antara pesan yang efektif dengan AIDA didalam model hirarki tanggapan
dikemukakan oleh Kotler (1997): “Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan
dari audiens, komunikator selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya
pesan itu harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan
(interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action)”.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Kotler (1997) bahwa dalam prakteknya hanya sedikit
pesan yang mampu membawa konsumen dari tahap kesadaran (awareness) sampai ke
tahap pembelian, namun kerangka kerja AIDA tersebut tetap bermanfaat untuk
menunjukkan suatu kualitas komunikasi.
Kandungan yang terdapat didalam iklan SMS itu sendiri berupa kumpulan
karakter baik huruf maupun angka. Sedangkan kalimat SMS yang dimaksud disini
mencakup nomor pengirim serta pesan itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan pesan yang efektif Kotler (1997) menyatakan:
”Memformulasikan pesan memerlukan pemecahan atas empat masalah: apa yang
bagaimana mengatakannya secara simbolis (format pesan), dan siapa seharusnya
mengatakannya (sumber pesan)”.
Dari hubungan antara model hirarki tanggapan dengan penyusunan pesan
yang efektif, akhirnya menuntun penulis kearah model kerangka berpikir. Gambar I.1
memberikan gambaran grafik dari hipotesa-hipotesa yang dinyatakan di atas. Model
ini merupakan dasar penelitian ini. Model ini ditest secara empiris pada bagian
berikut, yang juga menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini.
Penyusunan Kalimat SMS Yang Tepat
Isi Pesan
Struktur Pesan
Format Pesan
Sumber Pesan
Perilaku Konsumen
Gambar I.1 Kerangka Berpikir I.6 Hipotesis
Hipotesis di dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan
permasalahan, tujuan penelitian dan kerangka berpikir di atas adalah: isi
pesan, struktur pesan, format pesan dan sumber pesan dalam penyusunan
kalimat SMS yang tepat berpengaruh terhadap perilaku konsumen PT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penelitian Terdahulu
Maulana (2007), dengan judul “Pengaruh Faktor Pesan Iklan Berbasis E-Mail
Terhadap Minat Beli Produk Centriphone Di Surabaya“. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian eksplanatoris (explanatory research) yaitu penelitian yang
berupaya menjelaskan pengaruh antara varabiel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel probabilitas dengan metode sampel
acak sederhana, dengan sampel berasal dari pelanggan e-mail gratis ApaKabar.Com
yang bertempat tinggal di Surabaya dan pernah menerima pesan iklan produk
CentrinPhone dari PT. CentrinOnline Tbk.
Alat uji yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dari hasil penelitian
ternyata diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh simultan maupun parsial
yang signifikan antara variabel desain pesan iklan yang terdiri dari isi pesan, struktur
pesan, format pesan dan sumber pesan terhadap minat beli. Adanya hubungan
simultan ditandai dengan nilai Fhitung sebesar 25,855. Sedangkan hubungan parsial
ditandai dengan nilai ttabel variabel isi pesan sebesar 6,017, struktur pesan sebesar
3,297, format pesan sebesar 2,943 dan sumber pesan sebesar 3,320. Dari keempat
variabel tersebut, variabel isi pesan yang paling berpengaruh terhadap minat beli,
II.2 Teori Perilaku Konsumen
Menurut American Marketing Association, dalam Setiadi (2003): “Perilaku
konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
mereka...”. Menurut Kotler (2000) bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh empat
faktor: budaya (budaya,sub-budaya dan kelas sosial), sosial (kelompok acuan,
keluarga, serta peran dan status), pribadi (usia, tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri), psikologis (motivasi,
persepsi, pengetahuan, keyakinan /beliefs, dan sikap/attitudes.
Pemasaran pada dasarnya bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan
serta keinginan konsumen yang dituju atau konsumen sasaran (target konsumen).
Bidang ilmu perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana
individu kelompok dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta
memanfaatkan suatu produk dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka. Tujuan terpenting dari setiap promosi adalah mempengaruhi konsumen
untuk membeli, namun demikian tindakan pembelian sebenarnya hanyalah salah
satu bagian dari keseluruhan proses perilaku pembelian.
Perilaku konsumen (consumer behavior) menurut Belch, G.E. & .Belch, M
(2001): “The process and activities people engage in when searching for, selecting,
purchasing using, evaluating and diposing of products and services so as to satisfy
memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memakai kembali atau tidak
produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka).
Sering ditemui, konsumen terkadang membeli suatu produk karena dorongan
hati yang muncul saat itu namun terkadang melalui proses yang rumit dan panjang.
Titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah melalui model
rangsangan-tanggapan (stimulus-respon). Rangsangan pemasaran dan lingkungan
adalah hal yang pertama kali memasuki kesadaran konsumen. Kedua hal tersebut
bertemu dengan karakteristik konsumen dan bagaimana ia memproses semua itu
sehingga menghasilkan suatu keputusan pembelian.
Keputusan pembelian konsumen ini sebagai respon dengan beberapa
tahapan sebelumnya dalam proses response hierarchy models pada model AIDA
yang akhirnya digunakan oleh penulis untuk mewakili perilaku konsumen
dihubungkan dengan penyusunan kalimat SMS yang tepat.
II.2.1. Proses Keputusan Konsumen
Pemasar perlu mengetahui kebutuhan spesifik konsumen untuk dipuaskannya,
dan bagaimana menerjemahkan kebutuhan itu kedalam kriteria pembelian. Pemasar
perlu memahami bagaimana konsumen mengumpulkan informasi berkenaan dengan
berbagai alternatif dan menggunakan informasi itu untuk memilih produk atau merek.
Mereka perlu memahami bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian,
dimana mereka lebih suka membeli produk, bagaimana mereka dipengaruhi oleh
stimulus pemasaran di lokasi penjualan. Pemasar juga perlu memahami bagaimana
tipe konsumen. Misalnya, keputusan pembelian mungkin dipengaruhi oleh
kepribadian serta gaya hidup konsumen. Skema berikut ini dari Morrisan (2007)
sebagai kerangka kerja untuk menganalisa proses keputusan pembelian konsumen
1) Tahapan dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen.
Proses pengambilan keputusan ini sejalan dengan Kotler (2003) yang
menyatakan tahapan-tahapan terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca
Pencarian
Gambar II.1 Proses Pengambilan keputusan Konsumen
Dari Gambar II.1 proses pengambilan keputusan tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengenalan Masalah
Menurut Morrisan (2007) tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan
konsumen adalah pengenalan masalah (problem recognition) yang terjadi ketika
konsuman melihat suatu masalah yang menimbulkan kebutuhan dan termotivasi
b)Pencarian Informasi
Tahapan kedua dari proses keputusan pembelian oleh konsumen adalah
pencarian informasi (information search). Menurut Morrisan (2007), ketika
konsumen melihat adanya masalah atau kebutuhan yang hanya dapat dipuaskan
melalui pembelian suatu produk, maka mereka mulai mencari informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan pembelian.
c) Evaluasi Alternatif
Dinyatakan oleh Kotler (2000) bahwa evaluasi alternatif adalah bagaimana
konsumen memproses informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian
akhir. Pada tahap ini, konsumen membandingkan berbagai merek produk yang
diharapkan mampu mengatasi masalah yang dihadapi dan memuaskan kebutuhan
atau motif yang mengawali proses keputusan pembelian tersebut.
d)Keputusan Pembelian
Menurut Morrisan (2007), pada satu titik dalam proses pembelian,
konsumen harus berhenti mencari dan berhenti melakukan evaluasi untuk
membuat keputusan pembelian. Sebagai hasil dari kegiatan evaluasi alternatif,
konsumen mulai mengarah pada niat atau keinginan untuk membeli/niat beli
(purchase intention) dengan kecenderungan untuk membeli merek tertentu.
e) Evaluasi Pasca Pembelian
Proses keputusan konsumen tidak berakhir saat produk dibeli. melainkan
berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah menggunakan barang atau
dengan harapan yang dimiliki terhadap produk itu dan menentukan perasaan
puas atau tidak puas terhadap produk bersangkutan (Morrisan, 2007).
2) Proses psikologi internal yang relevan
Skema di bawah ini menunjukkan bagaimana proses pengambilan keputusan
pembelian suatu produk Gambar II.1 yang mencakup sejumlah tahapan yang
biasanya terjadi pada diri konsumen. Sedangkan Kotler (2003) menjelaskan kosep
perilaku konsumen dari sudut pandang psikologis yaitu berupa motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan/beliefs dan sikap/attitudes. Sebenarnya pengetahuan,
keyakinan/beliefs bersama dengan persepsi masih termasuk kedalam pengertian
kognisi bila memperhatikan pengertian kognisi.
Persepsi Sikap Integrasi Pembelajaran Motivasi
Sumber: Morrisan (2007)
Gambar II.2 Proses Psikologi Internal Konsumen
a) Motivasi
Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk, dalam Prasetijo (2005), adalah
dorongan dari dalam individu yang menyebabkan dia bertindak. Motivasi sebagai
keadaan aktif .didalam .seseorang yang mengarahkannya kepada perilaku
pencapaian tujuan (Hilgard & Atkinson, dalam Prasetijo, 2005).
Dari hirarki Maslow pertama-tama motivasi orang adalah berusaha
memuaskan kebutuhan mereka yang paling dasar yaitu kebutuhan fisik,setelah itu
menggunakan iklan SMS untuk segala aspek objek kebutuhan konsumen untuk
diiklankan. Namun tetap memperhatikan segmentasi pasar yang menjadi target
iklan.
b) Persepsi
Morrisan (2007) menjelaskan bahwa persepsi adalah suatu proses individual
yang sangat bergantung pada faktor-faktor internal seperti kepercayaan,
pengalaman, kebutuhan, suasana hati (mood) serta harapan. Proses persepsi juga
dipengaruhi oleh karakteristik stimulus (ukuran, wama dan intensitas) serta
konteks dimana stimulus itu dilihat dan didengar. Sejalan dengan itu Kotler
(2000) menyatakan persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu
untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan-masukan
informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
c) Sikap
Menurut definisi klasik mengenai sikap oleh Gordon Allport,dalam Belch, G.E. &
.Belch M, 2001 disebutkan bahwa sikap adalah learned predisposition to respond to
an object (kecenderungan yang dipelajari untuk merespon suatu objek). Pandangan
yang lebih baru menyatakan sikap sebagai gabungan ide yang menunjukkan
keseluruhan perasaan atau evaluasi individu terhadap suatu objek. Kotler (2000)
menjelaskan sikap sebagai evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan
tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari
sesorang terhadap suatu obyek atau gagasan, termasuk sikap menolak atau
Ketertarikan pemasar pada sikap didasarkan atas asumsi bahwa sikap
berhubungan dengan perilaku pembelian konsumen. Berbagai penelitian
mendukung asumsi dasar mengenai adanya hubungan antara sikap dan perilaku.
d) Integrasi
Proses yang berpangaruh dari keputusan pembelian dalam psikologi
internal adalah proses integrasi. Morrisan (2007) menjelaskan bahwa proses
integrasi adalah cara bagaimana pengetahuan, makna dan kepercayaan terhadap
produk dikombinasikan untuk melakukan evaluasi atas satu atau beberapa
alternatif. Analisis proses integrasi memfokuskan diri pada tipe aturan
pengambilan keputusan (decision rules) yang berbeda-beda atau strategi yang
digunakan konsumen untuk memutuskan berbagai alternatif pembelian dengan
bantuan sikap yang telah dimilikinya terhadap produk tersebut.
e) Pembelajaran
Namun demikian terdapat perspektif lain berkenaan dengan bagaimana
konsumen menerima pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang mereka
gunakan dalam membuat keputusan pembelian dikemudian hari yang telah
diletakan pada Gambar II.1 yaitu prosesnya diletakkan diakhir dari sudut
pandangan proses psikologi. Selain itu proses pembelajaran ini meletakkan
pengetahuan dan pengalaman yang baru berdasarkan perilaku konsumen setelah
Pembelajaran konsumen didefiniskan Belch, G.E. & .Belch M, dalam
Morisan (2007) sebagai: “The process by which individuals acquire the purchase
and consumption knowledge and experience they apply to.future related behavior”.
Proses pada saat individu menerima pengetahuan dan pengalaman dari pembelian
dan konsumsi yang mereka gunakan untuk perilaku yang berhubungan di masa
depan. Dua pendekatan dasar terhadap proses pembelajaran ini adalah teori
pembelajaran perilaku.
Jelaslah bahwa proses, pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual
dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Namun, urutan itu hanya
berlaku, terutama atas pembelian produk dengan keterlibatan yang tinggi. Untuk
pembelian produk keterlibatan rendah, konsumen dapat melewatkan beberapa tahap,
terutama produk yang sudah rutin dibeli.
II.2.2. Kognisi, Afeksi dan Konasi
Perlu mengetahui perilaku menyebabkan para ahli perilaku, terutama psikologi
sosial mengembangkan modelnya.
Menurut model Three Component Attitude Model disebut juga model ABC
dalam Solomon (2002) merupakan model yang menjelaskan hubungan antara
cognition/beliefs, Affection, Behavioral/conative terhadap penentuan secara tepat
komposisi sikap dengan maksud agar perilaku dapat dijelaskan dan diprediksi.
Kognisi ialah pengetahuan (cognition) dan persepsi yang diperoleh melalui
kombinasi dari pengalaman langsung dengan obyek sikap (attitude object) dan
informasi terkait yang didapat dari berbagai sumber. Komponen ini seringkali
disebut juga sebagai keyakinan/kepercayaan (beliefs).
Menurut ilmu psikologi, kognisi terdiri dari penginderaan dan pengamatan, tanggapan,
reproduksi dan asosiasi, memori, fantasi, berpikir, kecerdasan, dan intuisi.
Afeksi adalah emosi atau perasaan terhadap suatu produk atau merek
tertentu. Emosi dan perasaaan terutama mempunyai hakikat evaluatif, yaitu
apakah konsumen suka atau tidak terhadap produk tertentu.
Konasi ialah kecenderungan seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan
dan perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu obyek. Dalam pemasaran dan
penelitian konsumen, konasi lazimnya diperlakukan sebagai ekspresi niat
konsumen untuk membeli suatu produk.
II.2.3. Hubungan antara Model dan Tujuan Komunikasi yang dikaitkan Kognisi, Afeksi dan Konasi
Kotler (2003) menunjukkan bahwa pada model AIDA, Attention dan Interest
berada pada tujuan komunikasi untuk mencapai tahapan kognisi, sedangkan Desire
berada pada tahapan Afeksi. Tahapan perilaku atau konasinya berupa Action.
Bagaimana hubungan antara sikap dengan tahapan afeksi, hal ini dijelaskan
oleh Communication Model gambar II.3 sikap termasuk didalam afeksi. Sikap masuk
kedalam afeksi ditegaskan kembali oleh Prasetijo (2005) dalam model Single
sikap (attitude) itu sendiri, namun beberapa pendapat ahli lainnya berpendapat lain
yang menyatakan sikap itu sendiri adalah kognisi, afeksi, serta konasi (ABC model atau
Three Component Attitude Model). Namun pandangan bahwa sikap adalah ketiga
komponen tersebut ditentang oleh Setiadi yang berdasarkan pendapat sikap yang
diajukan oleh Thursotone (1993) yaitu jumlah pengaruh yang dimiliki seseorang atas
atau menentang suatu objek serta pendapat dari Fishbein yang memandang sikap
sebagai suatu konsep satu dimensi sederhana adalah yang paling penting. Yang
ditegaskan kembali oleh Setiadi yang menyatakan bahwa sikap mewakili perasaan
senang atau tidak senang konsumen terhadap objek yang dipertanyakan, sedangkan
kepercayaan (kognisi) dan keinginan untuk bertindak (conation) dipandang memiliki
hubungan dengan sikap dan merupakan konsep kognitif yang terpisah, bukan
merupakan bagian dari sikap itu sendiri.
Dari pengertian hubungan antara kepercayaan dan evaluasi, serta konasi
Fishbein inilah lahirlah teori sikap Multiatribut Fishbein dan Theory Reasoned Action.
Michael Ray, dalam Belch, G.E. & .Belch M (2001) menjelaskan
Alternative Response Hierarchy yang berkaitan juga dengan perilaku pembelian
konsumen yang diungkapkan oleh Assael, dalam Morrisan (2007) yang
membaginya atas tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek. Tiga
jenis hirarki yaitu Standard Learning Hierarchy, Dissonance/Attribution
Hierarchy,dan Low Involvement Hierarchy. Standard Learning Hierarchy sama
seperti urutan dalam model komunikasi pada Tabel II.1. yang berlaku umum
dan berfungsi untuk ekspresi diri.yang berupa learn->feel->do (cognitive
->affective->conative). Dissonance/Attribution Hierarchy yang menjelaskan alasan
ketidaknyamanan dari merek sebelumnya yang telah dibeli, bisa saja di merk lain
hal tersebut tidak terjadi, dengan pencarian info yang tidak terlalu intensif seperti
hirarki yang pertama, sehingga yang terlihat adalah konsumen langsung
melakukan pembelian dengan tahapan do->feel->learn (
conative->affective->cognitive). Low Involvement Hierarchy berlaku pada perilaku pembelian yang
rutin/kebiasan dan mencari variasi (bila perbedaan antara merek besar).
Konsumen melakukan learn->do->feel (conative->cognitive->affective). Model
yang hampir serupa juga dikemukakan oleh Zinkhan et all., dalam Arnould et all.
(2002) yaitu Three Hierarchy of Effects Model. Dipertegas kembali oleh Lilien &
Kotler (1983) yang mengambil pendapat Assael untuk menjelaskan classification of
types of consumer behavior.
Menurut penulis, teori Alternative Response Hierarchy, dimana proses
cognitive, affective, dan conative terkadang berbeda urutannya, namun secara
psikologis baik dari Ahmadi (1992) ataupun dari Sanafiah (2005) tetaplah
berurutan sesuai dengan urutan proses kognisi, afeksi, dan konasi, walaupun
kegiatan tersebut dengan kadar yang lebih rendah misalnya pembelian karena
kebiasan conative-cognitive-affective sebenarnya berasal dari (1)cognitive->(2)
affective ->(3)conative->(4)cognitive->(5)affective. Namun karena proses di
sesuai dengan gambaran perbuatan (Ahmadi, 1992) yaitu
stimulus->reseptor->pusat->efektor->respon.
Berikut ini tujuan komunikasi yang digambarkan dengan response
hierarchy models Kotler (1997).
MODELS
Anthony A. Greenwald, dalam Belch, G.E. & .Belch M (2001) malah telah
mengembangkan lebih jauh lagi ke dalam model The Cognitive Response
Approach yang mengkaitkan bagaimana proses kognisi konsumen dengan
pesan-pesan iklan (advertising messages) membentuk sikap yang berakhir dengan
purchase intention.
Dalam tesis ini penulis hanya menyusun variabel independen dari
variabel-variabel yang terlibat dalam penyusunan kalimat iklan SMS dengan model komunikasi
AIDA sebagai respon konsumen terhadap iklan SMS.
II.2.4. Pengaruh Lingkungan Pada Perilaku Konsumen
Menurut Morrisan (2007) konsumen tidak membuat keputusan pembelian
pada suatu lingkungan yang terisolasi. Konsumen berada di tengah masyarakat dan
berinteraksi dengan masyarakat tempat ia berada.
II.2.5. Model Input, Proses, dan Ouput Pembuatan Keputusan Konsumen Akhirnya dari penjelasan panjang lebar pada bagian diatas gambar berikut
adalah model yang dikemukakan oleh Schiffman & Kanuk , dalam Prasetijo
(2005), menggambarkan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari input,
proses dan output. Dibagian input dipengaruhi oleh usaha-usaha pemasaran
Marketing Mix (4 P) dan lingkungan sosial budaya yang terdiri dari keluarga,
sumber informal, sumber non komerisial, kelas sosial, kelas budaya, dan kelas
subbudaya. Dibagian output terdiri dari akitivitas pembelian dan evaluasi pasca
Pengaruh Eksternal
II.3. Komunikasi dan Perilaku Konsumen
Setelah mengetahui seluk-beluk pengaruh internal pada perilaku konsumen
dalam bagian sebelumnya, bagian ini membahas mengenai salah satu cara
mempengaruhi konsumen secara eksternal, yaitu melalui suatu kegiatan
(pemasaran) yang disebut komunikasi. Karena komunikasi yang dimaksud
ditujukan untuk mempengaruhi faktor-faktor internal konsumen, maka pemasar
menyebutnya sebagai komunikasi persuasif (Prasetijo, 2005). Pertama-tama
dipaparkan tentang apa yang dikatakan oleh para pakar komunikasi tentang
komunikasi itu sendiri, dan kemudian bagaimana dengan implementasinya dalam
komunikasi pemasaran.
Prasetijo (2005) menjelaskan lebih lanjut bahwa pesan yang disampaikan
dalam komunikasi itu harus cukup efektif untuk mencapai sasaran. Untuk itu,
strategi komunikasi yang meliputi pemilihan pesan, pemilihan sumber yang
menyampaikan pesan, dan pemilihan media yang digunakan harus dirancang
secermat mungkin. Semuanya sudah tentu dimulai dengan segmenting dan
targeting yang kemudian menentukan positioning produk seperti yang diinginkan
oleh pemasar. Setelah itu, dirancang komunikasi yang dapat mempengaruhi
sasaran yang ingin dibidik. Pemasar mengharapkan pengaruh itu dapat diterima
konsumen melalui proses pembelajarannya dan kemudian konsumen bisa
membentuk persepsi positif mengenai produk sesuai dengan positioning yang
II.3.1. Konsep Komunikasi
Komunikasi pada dasarnya adalah semua praktik yang dilakukan untuk
memberikan atau saling bertukar informasi. Secara spesifik, seperti yang
dikatakan oleh Schiffman dan Kanuk, dalam Prasetijo (2005), komunikasi adalah
transmisi pesan dari pengirim ke penerima dengan menggunakan suatu bentuk
signal yang dikirim melalui suatu media tertentu. Komunikasi pemasaran berusaha
untuk mentransmisikan pesan pemasaran dari perusahaan/produsen kepada
konsumen sasarannya dengan menggunakan bentuk signal yang dikirim melalui
media yang memiliki akses ke konsumen sasaran itu. Komunikasi pemasaran ini
selalu diusahakan secara efektif sampai dan diterima oleh konsumen sasaran, dalam
arti dapat mempengaruhi perilakunya. Misalnya, dari tidak mau membeli menjadi
perilaku beli, dari tidak suka menjadi suka, dari tidak tahu menjadi tahu, dan
sebagainya.
II.3.2. Model Komunikasi Pemasaran
Model komunikasi ini diungkapkan oleh Setiadi (2003) dalam Gambar II.4:
1) Sumber: pihak yang mengirimkan pesan kepada konsumen.
2) Encoding:proses menterjemahkan tujuan komunikasi ke dalam bentuk pesan
yang dikirimkan kepada penerima.
3) Transmisi: penyampaian pesan melalui media.
4) Decoding:penerima pesan memberi interpretasi atas pesan yang diterima.
Hal yang sama dikemukakan Prasetijo (2005) tentang proses komunikasi
yang menguraikan lebih lanjut proses encoding yang terlibat dalam pengiriman
informasi melalui media berupa signal yang dikirimkan bisa verbal, atau non verbal.
Menurut Setiadi (2003) bahwa encoding adalah pihak yang menginterpretasikan
pesan dari sumber ke konsumen seperti yang disebutkan dalam gambar. Sedangkan
Kotler (2003) menyatakan bahwa tindakan sebagai response/tanggapan dan
penambahan adanya noise yang mengganggu proses komunikasi.
Umpan Balik
Transmisi
(Pesan ) Decoding Tindakan
Encoding
Perlu diketahui bahwa komunikasi diterima oleh manusia melalui kelima
inderanya. Belaian (kulit), rasa (lidah), bau (hidung), penglihatan (mata), dan
bunyi (telinga), semuanya merupakan signal yang diterima oleh sistem sensorik
melalui panca indera itu.
Setelah audiens menerima signal yang bermakna, maka dia mempunyai
pengetahuan dan keyakinan baru yang digabungkannya dengan pengetahuan dan
keyakinan yang sudah dia miliki dari pengalaman sebelumnya. Kemudian terjadi
perubahan pengetahuan, sikap dan keyakinan baru yang mendorong audiens
untuk bertindak, membeli atau menolak produk. Bila audiens bertindak positif
(sesuai yang dimaksud sumber) ataupun negatif (tidak sesuai yang diinginkan
sumber), maka hal ini merupakan timbal balik untuk sumber yang diperlakukan
sebagai acuan dalam merancang perubahan dalam unsur-unsur komunikasi, baik
untuk mempertahankan sikap dan keyakinan yang sudah ada maupun untuk
meningkatkan sikap yang mendorong tindakan membeli.
II.3.2.1. Sumber Komunikasi
Sumber komunikasi bukan saja merupakan bagian integral dari proses
komunikasi itu sendiri tetapi juga merupakan inisiator pesan yang mempunyai
pengaruh vital terhadap dampak pesan.
Klasifikasi sumber komunikasi konsumen:
1) Sumber informal, misalnya teman, keluarga, tetangga, teman sekerja, dan
lain-lain, yang secara teratur berkomunikasi dan dalam komunikasi itu
2) Sumber formal termasuk wakil organisasi-organisasi formal atau perusahaan,
seperti salesman, juru bicara perusahaan, atau kandidat politik yang sedikit
banyak menerima kompensasi atas usahanya mempengaruhi atau membujuk
konsumen untuk bertindak sesuai dengan petunjuknya.
3) Sumber impersonal biasanya organisasi-organisasi baik komersial atau non
komersial (non profit) seperti manufaktur, institusi, pemerintah, dan lain-lain, yang ingin mempromosikan ide, produk, jasa atau citra organisasi kepada
konsumen.
Sedangkan Kotler (2000) menyatakan bahwa sumber informasi konsumen
digolongkan ke dalam 4 (empat) kelompok:
1) Sumber pribadi:keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2) Sumber komersil:iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.
3) Sumber publik:media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
4) Sumber pengalaman:penanganan, pengkajian dan pemakaian produk
Mengenai pengaruh relatif sumber informasi serta jumlahnya bergantung
pada ketegori produk dan karakteristik pembeli dan umumnya konsumen
mendapatkannya dari sumber komersial, namun informasi yang paling efektif
berasal dari sumber pribadi (Kotler, 2000).
Dalam kaitannya dengan pembelian yang lebih kompleks, iklan melalui
SMS hanyalah sebagai pelengkap iklan media lain dikarenakan iklan SMS tidak
II.3.2.2. Hambatan Komunikasi
Secara umum, proses komunikasi tidak berjalan selancar yang dibayangkan.
Dalam perjalanannya, ide (pesan) dari benak pengirim atau sumber, untuk sampai
kepada benak penerima mengalami berbagai macam rintangan yang menghadang
dan menghambat. Rintangan komunikasi dapat timbul dan sebab-sebab yang
sifatnya fisik & psikologis:
1) Fisik: sebab-sebab fisik dapat berupa cacat fisik pada sumber atau penerima
sehingga encoding dan decoding tidak dapat dilakukan dengan tepat. Bisa juga
berasal dari kegagalan media untuk mentransmisikan pesan (misalnya, radio
yang rusak, koran yang sudah using, SMS yang tidak sampai).
2) Psikologis: yang menghambat keberhasilan komunikasi, terutama komunikasi
pemasaran mencakup:
a) Selective Exposure (Selektivitas dalam hal melihat atau mendengar) dan
Selective Perception (Selektivitas dalam Mempersepsi Informasi).
Keduanya menyaring informasi yang diterima audiens, yang juga
merupakan bagian dari consistency atau balance theory yang
mengatakan bahwa individu mencari informasi yang konsisten dengan
kebutuhan, minat
b) Selective Attention dan Selective Retention. Individu cenderung selektif
dalam memberikan perhatian pada suatu exposure dan selektif pula
dan perilakunya. Apa yang diingat seseorang selalu apa yang dibutuhkan
saat itu.
c) Psychological Noise terjadi bila pikiran penerima pesan tidak terpusat
pada komunikasi yang sedang berjalan karena sedang memikirkan hal
lain. Oleh sebab itu, iklan ditayangkan berulang-ulang (classical
conditioning) supaya pesan bisa diterima dengan baik.
d) Massa sebagai individu-individu penerima yang masing-masing Unik.
Keyakinan ini seringkali berlebihan. Penerima pesan adalah
individu-individu yang sama sekali berbeda antara satu dengan lainnya. Tetapi
sekali lagi ditegaskan di sini bahwa betapa pun berbedanya satu individu
dengan individu yang lain, sebetulnya individu-individu itu mempunyai
sifat-sifat khusus yang kurang lebih sama. Ini terbukti pada usaha
membuat segmentasi pasar.
e) Penerima Ganda, termasuk di dalamnya pedagang perantara (seperti
distributor, grosir dan pengecer) dan publik lain yang penting untuk
hidup mati perusahaan.
II.3.3. Mengembangkan Komunikasi yang Efektif
Kotler (2003) menyatakan 8 (delapan) langkah dalam mengembangkan
komunikasi yang efektif yaitu: ”indentify target, determine objectives, design
message, select channel, establish budget, decide on media mix, measure result,
Setiap unsur yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran merupakan
unsur yang penting. Di bawah ini, penulis mencoba menelusurinya untuk hal-hal
yang penting sebagai berikut.
II.3.3.1. Tujuan Komunikasi Pemasaran atau Promosi
Tujuan komunikasi dapat berupa kognitif (cognitif), pengaruh (affective),
atau perilaku (behaviour) yaitu perusahaan berusaha memasukkan sesuatu
kedalam pikiran konsumen, mengubah sikap atau mendorong konsumen
bertindak (Kotler, 2003). Dapat dilihat Gambar II.3 Response Hierarchy Models.
Periklanan merupakan bentuk komunikasi massa, maka respons konsumen
terhadap iklan menjadi rumit untuk diketahui. Seperti dikatakan sebelumnya,
konsumen mengalami beberapa tahap proses beli, belajar, mengembangkan sikap
positif (atau negatif) terhadap merek, dan memutuskan untuk membeli atau menolak
produk. Dalam hal pengembangan perilaku konsumen pada saat menerima suatu
produk yaitu diterima atau ditolaknnya produk tersebut. Bila diterima sering
menggunakannya. Bila terpaksa diterima tentunya dengan perasaan yang tidak
nyaman.
Prasetijo (2005) menyatakan bahwa efek iklan berpengaruh pada setiap tahap
proses beli tersebut. Untuk itu, perlu diperhatikan model-model tingkatan dari efek
periklanan: yaitu model AIDA dan model Lavidge dan Steiner (Hierarchy-of-effects
Model). Apa yang ingin dikatakan di sini adalah bagaimana pemasar dapat
mengupayakan dan merancang komunikasi pemasaran yang paling bisa