• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING DAN PUPUK

ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PRE-NURSERY

HASIL PENELITIAN

OLEH

RINO D.C. NAHAMPUN 030301020/Agronomi

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSTAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING DAN PUPUK

ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PRE-NURSERY

SKRIPSI

OLEH

RINO D.C. NAHAMPUN

030301020/Budidaya Pertanian-Agronomi

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSTAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Nama : RINO D.C. NAHAMPUN

NIM : 030301020

Program Studi : Agronomi

Departemen : Budidaya Pertanian

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) di Pre-Nursery

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing:

(Ir. Charloq, MP) (Ir. Irsal, MP)

Ketua Anggota

Mengetahui :

(Ir. Edison Purba, Ph. D).

Ketua Departemen Budidaya Pertanian

(4)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

ABSTRACT

The objective of the experiment is to know the effect of kascing fertilizer

and liquid organic fertilizer for the growth of cocoa plant. The study conducted on Faculty of Agriculture in USU Medan and located on the height of ± 25 m

above the sea level from October 2007 to March 2008. The study adopted a factorial group randomly design (GRD) with two factors. The first factor kascing fertilizer with four stages namely : K0 = 0 g/polibag, K1 = 150 g/polibag, K2 = 300 g/polibag, K3 = 450 g/polibag. The second treatment was liquid organic fertilizer (Super Biotaplus) with four stages namely : S0 = 0 cc/l water, S1 = 1 cc/l water, S2 = 2 cc/l water, S3 = 3 cc/l water. The result of the study showed that kascing fertilizer treatment significantly increased the wet weight of top, the wet weight of low and the dry weight of top but not significantly increased the stem length, the leaf area meter and the dry weight of low parameter. The treatment liquid organic fertilizer significantly increased the wet weight of top, the wet weight of low and the dry weight of low parameter. The interaction between both treatments significantly increased the wet weight of low parameter but not significantly increased the stem length, the leaf area meter, the wet weight of top, the dry weight of top and the dry weight of low parameter.

(5)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kakao di pre-nursery. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian USU Medan yang berada pada ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut dari bulan Februari 2009 sampai Mei 2009. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua perlakuan dengan 3 ulangan. Faktor pertama pupuk kascing dengan 4 taraf: K0 = 0 g/polibeg, K1 = 150 g/polibeg, K2 = 300 g/polibeg, K3 = 450 g/polibeg. Faktor kedua pupuk organik (Super Biotaplus) dengan 4 taraf :S0 = 0 cc/l air, S1 = 1 cc/l air, S2 = 2 cc/l air, S3 = 3 cc/l air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap parameter berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah dan berat kering bagian atas tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun dan berat kering bagian bawah tanaman. Pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap parameter berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah dan berat kering bagian bawah tanaman. Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter berat basah bagian bawah tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun, berat basah bagian atas, berat kering bagian atas dan berat kering bagian bawah tanaman.

(6)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rino D.C. Nahampun dilahirkan di Manduamas pada tanggal 27 Juli 1984 dari Ayahanda A. Nahampun dan Ibunda N. br. Hasugian. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain,

• Tahun 1991-1997 menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Manduamas, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah.

• Tahun 1997- 2000 menempuh pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 1 Manduamas, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah.

• Tahun 2000-2003 menempuh pendidikan menengah di SMU Negeri 1 Manduamas, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah.

• Tahun 2003 lulus seleksi masuk USU melalui jalur PMP, penulis memilih program studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(7)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.

Tulisan ini adalah skripsi yang disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Terhadap Pertumbuhan Kakao (Theobroma cacao L.) di Pre-Nursery,

yang merupakan salah syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ir. Charloq, MP selaku ketua dan Bapak Ir. Irsal, MP selaku anggota komisi

pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran kepada penulis mulai dari persiapan penelitian sampai penyelesaian tulisan ini.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada Staff penanggung jawab lahan FP USU, Staf penganggung jawab Laboratorium RISTEK FP USU, Pimpinan dan Staff PT. Tri Harmoni Abadi cabang Medan, dan kepada Staff dosen Fakultas Pertanian yang telah memberi masukan, motivasi dan dukungan dalam penulisan tulisan ini.

(8)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan dari jurusan budidaya pertanian terkhususnya kepada saudara Nicolas, Rekki F. Gurning yang, Adriansyah, Sony Tarigan, Jihot, Susi, Heni, Evi dan Jontar yang telah banyak membantu baik pikiran dan tenaga sehingga terlaksananya penulisan tulisan ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2009

(9)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

Bahan dan Alat Penelitian ... 17

Metode Penelitian ... 17

Metode Analisa Data ... 19

PELAKSANAAN PENELITIAN Penyiapan Lahan dan Pembuatan Naungan ... 20

Penyiapan Media Tanam ... 20

Aplikasi Pupuk Kascing ... 20

Pendederan Benih ... 20

(10)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Aplikasi Pupuk Organik Cair ... 21

Pemeliharaan Tanaman ... 21

Penyiraman ... 21

Penyulaman ... 21

Penyiangan ... 22

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 22

Parameter Pengamatan ... 22

Tinggi Bibit (cm) ... 22

Total Luas Daun (cm2) ... 22

Berat Basah Bagian Atas Tanaman (g) ... 23

Berat Basah Bagian Bawah Tanaman (g) ... 23

Berat Kering Bagian Atas Tanaman (g) ... 23

Berat Kering Bagian Bawah Tanaman (g) ... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 24

Pembahasan ... 42

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47

Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(11)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

DAFTAR TABEL

No. Teks Hal

1. Rataan Tinggi Tanaman 4-12 MSPT Pada Berbagai Dosis Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair ... 25 2. Rataan Total Luas daun Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing

dan Pupuk Organik Cair ... 28 3. Rataan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan

Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair ... 29 4. Rataan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Pada Berbagai Dosis

Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair ... 32 5. Rataan Berat Kering Bagian Atas Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan

Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair ... 38 6. Rataan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman Pada Berbagai Dosis

(12)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Hal

1. Grafik Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Umur Tanaman ... 26 2. Grafik Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Organik

Cair Pada Berbagai Umur Tanaman ... 27 3. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis

Pupuk Kascing ... 30 4. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis

Pupuk Oraganik Cair ... 31 5. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan Berbagai

Dosis Pupuk Kascing ... 33 6. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai

Dosis Pupuk Oraganik Cair ... 34 7. Grafik Hubungan Antara Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan

Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Dosis Pupuk

Organik Cair ... 35

8. Grafik Hubungan Antara Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Dosis Pupuk

Organik Cair ... 36 9. Grafik Hubungan Berat Kering Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai

Dosis Pupuk Kascing ... 39 10. Grafik Hubungan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman Dengan

(13)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Ha

1. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 4 MSPT (cm) ... 51

2. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT ... 51

3. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 6 MSPT (cm) ... 52

4. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT ... 52

5. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 8 MSPT (cm) ... 53

6. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MSPT ... 53

7. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 10 MSPT (cm)... 54

8. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 10 MSPT ... 54

9. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 12 MSPT (cm)... 55

10. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 12 MSPT ... 55

11. Tabel Rataan Total Luas Daun Tanaman (cm2) ... 56

12. Tabel Daftar Sidik Ragam Total Luas Daun Tanaman ... 56

13. Tabel Rataan Berat Basah Bagian Atas Tanaman (g) ... 57

14. Tabel Daftar Sidik Ragam Berat Basah Bagian Atas Tanaman ... 57

15. Tabel Rataan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman (g) ... 58

16. Tabel Daftar Sidik Ragam Berat Basah Bagian Bawah Tanaman... 58

17. Tabel Rataan Berat Kering Bagian Atas Tanaman (g)... 59

18. Daftar Sidik Ragam Berat Kering Bagian Atas Tanaman ... 59

19. Tabel Rataan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman (g) ... 60

(14)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

21. Tabel Rangkuman Uji Beda Rataan ... 61

22. Deskripsi Tanaman Kakao ... 62

23. Bagan Percobaan ... 63

24. Bagan Tanaman Dalam Plot ... 64

25. Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian ... 65

26. Hasil Analisa Kascing ... 66

27. Tabel Kandungan Unsur Hara pupuk Organik Cair Super Biotaplus ... 67

(15)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kakao (Theobroma cacao L) berasal dari hutan tropis yang menyebar dari Meksiko Selatan, Brazil sampai ke Bahama, populasi terbanyak dan diduga sebagai pusatnya adalah wilayah Amazon. Dari daerah ini kemudian menyebar ke berbagai daerah seperti Venezuela, Ekuador, Peru dan beberapa Negara di Asia dan Afrika (Felter and Loyd, 2005).

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman yang mempunyai peluang cukup besar bagi perdagangan, baik di dalam maupu n di luar negeri. Komoditi kakao pada masa yang akan datang diharapkan akan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi karet dan kelapa sawit. Komoditi kakao mempunyai peluang untuk pasaran ekspor, sehingga dapat meningkatkan devisa negara. Untuk itu pemerintah berusaha meningkatkan dan mengembangkannya. Usaha-usaha yang akan dilaksanakan antara lain perluasan areal, rehabilitasi, intensifikasi dan diversifikasi (Spillane, 1995).

(16)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

ditanam di lapang yang nantinya akan menghasilkan bibit tanaman kakao yang mampu berproduksi secara maksimal (Triwanto, 2000).

Tanaman kakao yang akan diambil bibitnya atau benihnya sebaiknya dari kebun induk yang mempunyai sifat-sifat: kondisinya sehat, pertumbuhannya normal dan kokoh, menghasilkan produksi tinggi, antara 70-90 tongkol/pohon/tahun, berumur antara 12-18 tahun (Sunanto, 1992).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman selain unsur hara makro, tanaman juga memerlukan unsur mikro meskipun dalam jumlah yang kecil. Unsur hara mikro meliputi Fe (Besi), B (boron), Mo (Molibdenium), Cu (Tembaga), Zn (Seng), Mn (Mangan), dan Cl (Chlor) (Rosmarkan, dan Yuwono, 2002).

Tidak lengkapnya unsur hara makro dan unsur hara mikro dapat mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta berpengaruh langsung terhadap produktifitas tanaman. Ketidaklengkapan salah satu atau beberapa dari unsur hara makro dan mikro dapat diatasi dengan pemupukan yang berimbang (Sutedjo, 2002).

Kascing merupakan bahan oraganik yang mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur makro maupun mikro yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Kascing ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang dimakan cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan kascing tergantung pada bahan organik dan jenis cacingnya. Namun, umumnya kascing mengandung

(17)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk organik cair adalah pupuk organik berbentuk cairan. Pupuk cair umumnya hasil ekstrak bahan organik yang sudah dilarutkan dengan pelarut seperti air, alkohol, atau minyak. Senyawa organik mengandung karbon, vitamin, atau metabolit sekunder dapat berasal dari ekstrak tanaman, tepung ikan, tepung tulang, atau enzim (Musnamar, 2006).

Meskipun mengandung unsur hara yang rendah, bahan organik penting

dalam: (1) menyediakan hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg,

dan Si, (2) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta (3) dapat

bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga ion

logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe

dan Mn dapat dikurangi (Setyorini, 2005).

Dengan memperhitungkan generasi mendatang, maka pemupukan organik

menghasilkan interaksi yang bersifat dinamis antara tanah, tanaman, hewan,

manusia, ekosistem dan lingkungan. Dengan demikian pemupukan dengan bahan

organik merupakan suatu gerakan kembali ke alam (Sutanto, 2002).

(18)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Maka dari itu penulis tertarik melaksanakan penelitian mengenai pengaruh pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kakao di pre-nursery.

Tujuan Penelitian

Untuk dapat mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L) di Pre-nursery.

Hipotesa Penelitian

1. Pupuk kascing berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L) di pre-nursery.

2. Pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L) di pre-nursery.

3. Ada interaksi antara pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L) di pre-nursery.

Kegunaan Penelitian

• Sebagai sumber data dalam menyusun skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(19)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Syamsulbahri, (1996) sistematika tanaman kakao adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Class : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Family : Sterculiaceae Genus : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L.

(20)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya kesamping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan). Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9-1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket (jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).

Daun kakao tumbuh dari cabang primer dan sekunder mengikuti dua tipe kedududkan daun, yaitu pada cabang ortotrop dengan tipe kedudukan daun 3/8 dan pada cabang plagiotrop dengan tipe kedudukan daun 1/2 . Bentuk helaian daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus) dengan panjang 25-35 cm dan lebar 9-12 cm dan lebar 9-12 cm. Susunan daun menyirip dengan tepi daun rata (Soehardjo, dkk, 1999).

(21)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

5 tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).

Buah kakao merupakan buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buah mempunyai 10 alur dan tebal kulit buah berkisar antara 1 hingga 2 cm. Pada saat buah masih muda, biji menempel pada bagian kulit buah, tetapi bila buah telah matang maka biji terlepas dari kulitnya. Di dalam buah terdiri dari 20 hingga 60 biji, panjang biji 2-4 cm, diameter sekitar 1-2 cm, berbentuk oval atau elips (Duke, 1998)

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman kakao yang masih muda sangat peka terhadap cahaya matahari yang berlebihan, sehingga diperlukan adanya naungan. Pada awal pertumbuhan bibit kakao, memerlukan naungan yang rapat dan semakin berkurang setelah bertambah umur tanaman. Naungan yang baik dapat digunakan dengan menggunakan lamtoro atau kelapa, yang penting dapat menahan sinar matahari dan pengaruh angin kencang (Syamsulbahri, 1996).

(22)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek (Siregar, dkk, 1997).

Kakao menghendaki curah hujan rata-rata 1.500-2.000 mm/th. Pada tanah yang mengandung pasir diperlukan curah hujan yang lebih tinggi dari 2.000 mm/th. Pada daerah yang curah hujan yang lebih rendah dari 1.500 mm/th masih dapat ditanami kakao bila tersedia air irigasi. Lama bulan kering maksimum 3 bulan (Spillane, 1995).

Suhu ideal pertanaman kakao, untuk suhu maksimum berkisar antara 300 – 320 C dan suhu minimum berkisar antara 180 – 210 C. Namun pada kondisi dan kultivar tertentu, kakao masih dapat tumbuh baik pada suhu minimum 150 C. Sedangkan rata-rata suhu bulanan 26,60 C merupakan suhu yang cocok untuk petumbuhan tanaman kakao (Syamsulbahri, 1996).

Tanah

Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan fisik dan kimia yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi. Kakao menghendaki tanah yang banyak mengandung bahan organik yang bebas dari unsur kimia yang mengandung racun (Clark, 2001).

Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran pH 4,0-8,5. Namun pH yang ideal adalah 6,0-7,5 dimana unsur-unsur hara dalam

(23)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir dengan komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10-20% debu. Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan gerakan

air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar (Siregar, dkk, 1997).

Kascing

Kascing yaitu tanah bekas pemeliharaan cacing merupakan produk samping dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auxin, serta mengandung unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman (Krishnawati, 2003).

Pupuk kascing merupakan pupuk organik dengan teknologi pola siklus kehidupan cacing tanah. Kotoran cacing (kascing) mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penambahan kascing pada media tanaman akan mempercepat pertumbuhan, meningkatkan tinggi dan berat tumbuhan. Jumlah optimal kascing yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20% dari volume media tanaman (Musnawar, 2006).

Cacing dapat mengeluarkan kapur dalam bentuk kalsium karbonat

(24)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

menurunkan pH pada tanah yang berkadar garam tinggi.Selain perbaikan sifat

kimia dan biologi tanah, pemberian kascing pada tanah dapat memperbaiki

kondisi fisik tanah. Cacing mampu menggali lubang di sekitar permukaan tanah

sampai kedalaman dua meter dan aktivitasnya meningkatkan kadar oksigen tanah

sampai 30 persen, memperbesar pori-pori tanah, memudahkan pergerakan akar

tanaman, serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan

air. Zat-zat organik dan fraksi liat yang dihasilkan cacing bisa memperbaiki daya

ikat antar partikel tanah sehingga menekan terjadinya proses pengikisan/erosi

hingga 40 persen (Kartini, 2007).

Kascing mempunyai struktur remah, sehingga dapat mempertahankan kestabilan dan aerasi tanah. Kascing mengandung enzim protease, amilase, lipase dan selulase yang berfungsi dalam perombakan bahan organik (Masnur, 2001).

Pemberian kascing pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah - memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan kemampuan untuk menahan air. Di samping itu kascing dapat memperbaiki kimia tanah seperti meningkatkan kemampuan untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro dan mikro, meningkatkan PH pada tanah asam dan sebagainya (Nick, 2008).

(25)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Cacing tanah mampu mempercepat proses penghancuran bahan organik sisa menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Cacing tanah mempu menguraikan sampah organik 2-5 kali lebih cepat dari mikroorganisme pembusuk. Limbah bahan organik yang diuraikan dapat mengalami penyusutan 40-60 persen. Pupuk organik yang dihasilkan dari percampuran antara media cacing tanah dengan kotoran cacing tanah disebut dengan bekas cacing atau kascing. Kascing merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki kelebihan dari pupuk organik yang lain karena unsur haranya dapat langsung tersedia, mengandung mikroorganisme yang lengkap dan juga mengandung hormon tubuh sehingga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (Nick, 2008).

Menurut Masnur (2001) keunggulan kascing adalah:

- Kascing mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, AI, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergantung pada bahan yang digunakan. Kascing merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah. Dengan adanya nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organik akan terus berkembang dan menguraikan bahan organik dengan lebih cepat. Oleh karena itu selain dapat meningkatkan kesuburan tanah, kascing juga dapat membantu proses penghancuran limbah organik.

(26)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

- Kascing mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40-60%. Hal ini karena struktur kascing yang memiliki ruang-ruang yang mampu menyerap dan menyimpan air, sehingga mampu mempertahankan kelembaban.

- Tanaman hanya dapat mengkonsumsi nutrisi dalam bentuk terlarut. Cacing tanah berperan mengubah nutrisi yang tidak larut menjadi bentuk terlarut. Yaitu dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat dalam alat pencernaannya. Nutrisi tersebut terdapat di dalam kascing, sehingga dapat diserap oleh akar tanaman untuk dibawa ke seluruh bagian tanaman.

- Setiap bahan yang digunakan sebagai media akan mempengaruhi kualitas kascing/pupuk yang dihasilkan cacing tersebut.

Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk Super Biotaplus yang merupakan pupuk organik cair lengkap. Super Biotaplus digunakan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah permukaan daun, ranting dan batang sampai basah dan merata. Super Biotaplus ini terlihat dampaknya, dapat meningkatkan produksi hasil panen lebih dari 40% - 100% dengan menggunakan pupuk tersebut. Kandungan unsur hara dalam pupuk organik cair Super Biotaplus adalah N : 16,64 %, P2O5 : 2,43 %, K20 : 17,51 %, Organik karbon : 6,87%, C/N : 0,41, SO4 : 2,64 %, Cl : 1,49 %, Fe : 43,03 ppm, Cu : 0,63

(27)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Manfaat dan kegunaan pupuk organik cair lengkap Super Biotaplus yaitu meningkatkan produksi panen 40 % - 100 %, mencegah atau mengurangi gugur bunga dan buah, memperkuat jaringan pada akar dan batang, sebagai katalisator sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk dasar sampai 50 %, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit terutama fungi atau cendawan, mempercepat panen pada tanaman semusim, memperpanjang masa umur tanaman yang sedang berproduksi, yang tidak habis satu kali panen, misalnya tomat, cabe, kacang panjang, mentimun. Sangat baik digunakan pada persemaian, pembibitan dengan dosis 1 : 1500 atau setiap 10 cc Super Biotaplus dilarutkan dengan 15 liter air.

(28)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

mawar, nggrek, melati, dosis anjurannya adalah 1 : 1500 atau setiap 10 cc Super Biotaplus dilarutkan dengan 15 liter air. Lakukan penyemprotan 2 minggu sekali. Lakukan penyemprotan pada pagi hari pukul 07.00 WIB - 10.00 WIB atau sore hari pukul 15.00 WIB - 18.00 WIB

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan

atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan

hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak.

Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik

dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman. Pupuk organik

dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen (jerami, brangkasan,

tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan

(Setyorini, 2005).

Gambaran umum pupuk kimia dan organik dapat dilihat pada tabel

berikut:

Kimia/Sintetik Organik/Non-sintetik

• Bahan sintetik

• Mengandung hara tertentu

• Tanah menjadi keras

• Daya simpan air rendah

• Pertumbuhan tanaman terlalu

• Bahan dari alam

• Selain N,P,K terdapat juga

beberapa unsur mikro

• Tekstur tanah lebih baik

• Daya simpan air tinggi

(29)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

cepat, sehingga rentan serangan

organisme pengganggu tanaman

• Unsur hara yang larut mudah

tercuci air

• Bahan dasar mahal, sulit dibuat

sehingga harganya mahal

• Dibuat oleh pabrik, cenderung

kurang aman bagi kesehatan dan

lingkungan

lambat dan lebih tahan serangan

organisme pengganggu tanaman

• Unsur hara tidak mudah tercuci

• Bahan dasar murah dan mudah

dibuat sehingga harganya murah

• Dapat dibuat sendiri dan aman bagi

kesehatan dan lingkungan

(Sutanto, 2002)

Pupuk organik cair dapat diklasifikasikan atas pupuk kandang cair, biogas, pupuk cair dari limbah organik, pupuk cair dari limbah kotoran manusia dan mikroorganisme efektif (Parnata, 2005).

Pemupukan tanaman lewat daun biasanya disebut foliar feeding yaitu suatu cara pemupukan yang disemprotkan lewat daun dan diharapkan pupuk yang disemprotkan dapat masuk ke dalam daun melalui stomata (mulut daun) dan celah-celah kutikula (Sutanto, 2002).

(30)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

(31)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas permukaan laut dengan pH tanah 6,16. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2009 sampai Mei 2009.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kakao lindak klon TSH 858 dari Adolina (PTPN II) Lubuk Pakam, pupuk kascing, polibag ukuran 25 cm x 35 cm, pupuk organik cair (Super Biota plus), top soil, air, fungisida Antracol 70 WP, insektisida Lannate 25 WP, dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor, meteran, timbangan, oven, leaf area meter, handsprayer, tali plastik, ember, bambu, beaker glass, pisau, pacak sampel, plang nama, kalkulator dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

(32)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Faktor I : Pupuk kascing (K) dengan 4 taraf perlakuan yaitu : K0 = 0 g/polybag

K1 = 150 g/polybag K2 = 300 g/polybag K3 = 450 g/polybag

Faktor II : Pupuk organik cair Super Biotaplus (S) dengan 4 taraf perlakuan yaitu : S0 = 0 cc/l.air

S1 = 1 cc/l.air S2 = 2 cc/l.air

S3 = 3 cc/l.air

Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 16 kombinasi yaitu :

K0S0 K1S0 K2S0 K3S0

K0S1 K1S1 K2S1 K3S1

K0S2 K1S2 K2S2 K3S2

K0S3 K1S3 K2S3 K3S3

Jumlah ulangan = 3 ulangan

Jumlah plot = 48 plot

Jumlah tanaman/plot = 5 tanaman Jumlah sampel/plot = 3 tanaman Jumlah seluruh tanaman = 240 tanaman Jumlah seluruh tanaman sampel = 144 tanaman

Luas plot = 100 cm x 100 cm

Jarak antar plot = 30 cm

(33)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Metode Analisa Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ) jk + ijk

Dimana :

Yijk = hasil pengamatan blok ke-i dengan perlakuan pupuk kascing pada taraf ke- j dan pupuk organik cair pada taraf ke-k.

µ = Nilai tengah perlakuan.

ρi = Pengaruh blok ke- i.

αj = Pengaruh pupuk kascing pada taraf ke- j.

βk = Pengaruh pupuk organik cair pada taraf ke- k.

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara pupuk kascing pada taraf ke-j dan pupuk organik cair pada taraf ke- k.

ijk = Pengaruh galat percobaan blok ke- i yang mendapat perlakuan pupuk kascing ke-j dengan pupuk organik cair pada taraf ke-k.

Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji beda rataan yaitu uji Duncan dengan taraf uji 5 %.

(34)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penyiapan Lahan dan Pembuatan Naungan

Diukur areal lahan yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang tumbuh pada lahan. Dibuat plot percobaan dengan ukuran 100 cm x 100 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm. Naungan terbuat dari bambu sebagai tiang dan pelepah sawit sebagai atap dengan ketinggian 1,5 m arah timur dan 1,25 m arah barat.

Penyiapan Media Tanam

Tanah topsoil dimasukkan ke dalam polibeg kemudian disusun pada plot penelitian.

Aplikasi Pupuk Kascing

Apliksi pupuk kascing dilakukan 2 minggu sebelum benih ditanam di polybag dengan dosis sesuai dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi dilakukan dengan cara mengaduk pupuk kascing dengan media (top soil) yang telah diisi pada polybag.

Pendederan Benih

(35)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Penanaman Kecambah

Penanaman dapat dilakukan dengan menanam 1 benih pada polibeg yang telah diisi media pada kedalaman 2 cm dari permukaan tanah kemudian lubang tanam ditutup kembali.

Aplikasi Pupuk Organik Cair

Pupuk Super Biotaplus diaplikasikan melalui daun pada pagi hari pukul 07.00-10.00WIB atau sore hari pukul 15.00-18.00 WIB dengan menggunakan handsprayer. Dosis pupuk yang diberikan sesuai dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi pupuk dilakukan 4 kali, aplikasi pertama saat tanaman berumur 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan interval 2 minggu.

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman dilakukan pagi atau sore hari dengan menggunakan gembor. Namun jika cuaca tidak terlalu panas, penyiraman dapat dilakukan sekali sehari yaitu pada sore hari. Penyulaman

(36)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang ada dalam polibek maupun pada plot. Penyiangan dilakukan disesuaikan dengan kondisi gulma yang ada di lapangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida Lannate 25 WP dengan dosis 1 g/l air dan fungisida Antracol 70 WP dengan dosis 1- 2 g/l air. Aplikasi ini dilakukan bila terjadi serangan hama dan penyakit.

Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari patokan yang ditandai dengan pacak sampai titik tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran, pengukuran dilakukan pada saat umur tanaman 4 MSPT sampai 12 MSPT dengan interval dua minggu sekali.

Total Luas Daun (cm2)

(37)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Berat Basah Bagian Atas Tanaman (g)

Bobot basah tanaman diukur dengan cara menimbang tanaman yang telah telah dipisahkan dari akar tanaman. Penimbangan dilakukan pada akhir penelitian dengan menggunakan timbangan analitik.

Berat Basah Bagian Bawah Tanaman (g)

Bobot basah akar dihitung dengan cara menimbang akar yang telah dipisahkan dari batang dan daun tanaman yang telah bersih dari tanah yang menempel. Pengukuran dilakukan pada akhir penelitian.

Berat Kering Bagian Atas Tanaman (g)

Tanaman yang telah ditimbang bobot basahnya, selanjutnya dimasukkan kedalam amplop. Kemudian amplop yang berisi tanaman diovenkan dengan suhu 700C sampai berat kering konstan. Setelah itu tanaman dikeluarkan dari amplop dan dihitung bobot kering tanaman dengan menggunakan timbangan analitik. Berat Kering Bawah Tanaman (g)

(38)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Hasil pengamatan tinggi tanaman 4-12 MSPT dapat dilihat pada tabel lampiran 1, 3, 5, 7 dan 9, sedangkan daftar sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran 2, 4, 6, 8 dan 10. Dari tabel lampiran dapat dilihat bahwa tinggi tanaman untuk semua perlakuan mulai dari umur tanaman 4-12 MSPT menunjukkan peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman.

Pada tabel lampiran 2, 4, 6, 8 dan 10 dapat dilihat bahwa sidik ragam tinggi tanaman 4-12 MSPT menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair serta interaksinya berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman.

(39)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Tabel 1. Rataan Tinggi Tanaman 4-12 MSPT Pada Berbagai Dosis Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Perlakuan Tinggi Tanaman

4 MSPT 6 MSPT 8 MSPT 10 MSPT 12 MSPT

Pada tabel 1 rataan tinggi tanaman 4-12 MSPT memperlihatkan bahwa pada umur 12 MSPT perlakuan kascing K3 (450 g/polibag) memberikan tinggi

tanaman tertinggi yaitu 29,56 cm dan yang terendah pada K0 (0 g/polibag) yaitu

27,87 cm. Pada perlakuan pupuk organik cair S3 (3 cc/l air) memberikan tinggi

(40)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

tinggi tanaman tertinggi sebesar 30,58 cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan K0S0 (0 cc/l air) yaitu 25,56 cm.

Hubungan pupuk kascing dengan pola pertumbuhan tinggi tanaman 4-12 MSPT dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Umur Tanaman

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa pola pertumbuhan tinggi tanaman meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.

Hubungan pupuk organik cair dengan pola pertumbuhan tinggi tanaman 4-12 MSPT dapat dilihat pada gambar 2.

(41)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Gambar 2. Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Pada Berbagai Umur Tanaman

Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa pola pertumbuhan tinggi tanaman meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.

Total Luas Daun (cm2)

Data pengamatan total luas daun dapat dilihat pada tabel lampiran 11 sedangkan daftar sidik ragam total luas daun dapat dilihat pada tabel lampiran 12.

Pada tabel lampiran 12 dapat dilihat bahwa sidik ragam menunjukkan perlakuan pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun.

Rataan total luas daun pada berbagai dosis perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 2.

(42)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Tabel 2. Rataan Total Luas daun Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair

Pada tabel 2 rataan total luas luas daun memperlihatkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kascing K3 (450 g/polibag) memberikan total luas daun terbesar

(836.10 cm2) dan yang terkecil terdapat pada K0 (0 g/polibag) yaitu 739.81 cm2.

Untuk perlakuan pemberian pupuk organik cair diperoleh total luas daun terbesar pada perlakuan S1 (1 cc/l air) yaitu 832.09 cm2 dan yang terkecil S0 (0 cc/l air)

yaitu 708.54 cm2. Pada interaksi kedua perlakuan diperoleh total luas daun

terbesar pada K3S1 (880.53 cm2) dan yang terkecil pada K0 S0 (640.07 cm2).

Berat Basah Bagian Atas Tanaman (g)

Data pengamatan berat basah bagian atas tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran 13 sedangkan daftar sidik ragam berat basah bagian atas tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran 14.

(43)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Rataan berat basah bagian atas tanaman pada berbagai dosis perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rataan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa berat basah bagian atas tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (300 g/polibag) yaitu 14,,86 g dan yang terendah

terdapat pada perlakuan K0 (0 g/polibag) yaitu 11,05 g. Sedangkan untuk

perlakuan pupuk organik cair, berat basah bagian atas tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan S2 (2 cc/ air) yaitu 13,89 g dan yang terendah terdapat pada

perlakuan S0 (0 cc/l air) yaitu 11,76 g.

Dari hasil uji beda rataan didapat bahwa perlakuan K2 berbeda nyata

dengan perlakuan K1 dan K0 tetapi tidak berbeda nyata dengan K3. Pada perlakuan

K3 dan K1 juga berbeda nyata dengan perlakuan K0. Sedangkan pada perlakuan

pupuk organik cair dapat dilihat bahwa perlakuan S1 tidak berbeda nyata dengan

(44)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

berbeda nyata denganS3 akan tetapi berbeda nyata dengan perlakuan S0. Untuk

perlakuan S3 berbeda nyata dengan perlakuan S0.

Hubungan berat basah bagian atas tanaman dengan berbagai dosis pupuk kascing dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kascing

Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa berat basah bagian atas tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (300 g/polibag) yaitu 14, 86 g dan yang terendah

terdapat pada perlakuan K0 (0 g/polibag) yaitu 11,05 g. Pada gambar 3

memperlihatkan ada hubungan kuadratik positif antara berat basah bagian atas tanaman dengan perlakuan pemberian dosis pupuk kascing dimana berat basah bagian atas akan meningkat sampai pada pemberian dosis optimum pupuk kascing dan akan menurun jika melebihi dosis optimum pupuk kascing. Nilai optimum pemberian pupuk kascing tersebut adalah 365 g/polibag dengan berat basah bagian atas tanaman adalah 15,87 g.

(45)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Hubungan berat basah bagian atas tanaman dengan berbagai dosis pupuk oraganik cair dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Oraganik Cair

Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa berat basah bagian atas tertinggi terdapat pada perlakuan S2 (2 cc/l air) yaitu 13,89 g dan yang terendah terdapat

pada perlakuan S0 (0 cc/l air) yaitu 11,76 g. Pada gambar 4 memperlihatkan ada

hubungan linier positif antara perlakuan pemberian pupuk organik cair terhadap berat basah bagian atas tanaman dimana semakin besar pemberian dosis pupuk organik cair maka akan semakin besar berat basah bagian atas tanaman.

Berat Basah Bagian Bawah Tanaman (g)

Data pengamatan berat basah bagian bawah tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran 15 sedangkan daftar sidik ragam berat basah bagian bawah tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran 16.

11.76 13.38 13.89 13.74

Pupuk Organik Cair (cc/l air)

(46)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pada tabel lampiran 16 dapat dilihat bahwa sidik ragam menunjukkan untuk perlakuan pupuk kascing, pupuk organik cair dan interaksi kedua pupuk berpengaruh nyata terhadap berat basah bagian bawah tanaman.

Rataan berat basah bagian bawah tanaman pada berbagai dosis perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Rataan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom

yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa berat basah bagian bawah tanaman tertinggi pada perlakuan kascing terdapat pada K2 (300 g/polibag) yaitu 3,80 g dan

berat basah bagian bawah tanaman yang terendah terdapat pada perlakuan K0 (0 g/polibag) yaitu 3,01 g sedangkan untuk perlakuan pupuk organik cair, berat

basah bagian bawah tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan S2 (2 cc/l air) yaitu

3,76 g dan berat basah bagian bawah tanaman yang terendah terdapat pada perlakuan S0 (0 cc/l air) yaitu 2,79 g. Untuk interaksi kedua perlakuan diperoleh

hasil bahwa berat basah bagian bawah tertinggi terdapat pada perlakuan K2S3

(47)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa dengan pengujian uji jarak duncan, perlakuan K2 tidak berbeda nyata dengan perlakuan K3, akan tetapi berbeda nyata

dengan perlakuan K0 dan K1. Pada perlakuan K3 tidak berbeda nyata dengan K1

tetapi berbeda nyata dengan K0. Sedangkan K1 tidak berbeda nyata dengan

perlakuan K0. Untuk perlakuan pupuk organik cair S2 tidak berbeda nyata dengan

perlakuan S3, akan tetapi berbeda nyata dengan perlakuan S0 dan S1. Pada

perlakuan S3 tidak berbeda nyata dengan S1 tetapi berbeda nyata dengan S0.

Sedangkan S1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan S0.

Hubungan berat basah bagian bawah tanaman dengan berbagai dosis pupuk kascing dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Hubungan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kascing

Dari gambar 5 dapat dilihat bahwa berat basah bagian bawah tertinggi terdapat pada perlakuan K2 (300 g/polibag) yaitu 3,80 g dan yang terendah

terdapat pada perlakuan K0 (0 g/polibag) yaitu 3,01 g. Pada gambar 5

(48)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

memperlihatkan ada hubungan kuadratik positif antara berat basah bagian bawah tanaman dengan perlakuan pemberian dosis pupuk kascing dimana berat basah bagian bawah akan meningkat sampai pada pemberian dosis optimum pupuk kascing dan akan menurun jika melebihi dosis optimum pupuk kascing. Nilai optimum pemberian pupuk kascing tersebut adalah 314,29 g/polibag dengan berat basah bagian bawah tanaman adalah 3,66 g.

Hubungan berat basah bagian atas tanaman dengan berbagai dosis pupuk oraganik cair dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Oraganik Cair

Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa berat basah bagian bawah tertinggi terdapat pada perlakuan S2 (2 cc/l air) yaitu 3,76 g dan yang terendah terdapat

pada perlakuan S0 (0 cc/l air) yaitu 2,79 g. Pada gambar 6 memperlihatkan ada

hubungan linier positif antara perlakuan pemberian pupuk organik cair terhadap berat basah bagian bawah tanaman dimana semakin besar pemberian dosis pupuk organik cair maka akan semakin besar berat basah bagian bawah tanaman.

2,79

Pupuk Organik Cair (cc/l air)

(49)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Interaksi pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap berat basah bagian bawah tanaman dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Hubungan Antara Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair

Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik cair 0 cc/l air dengan berbagai dosis pupuk kascing membentuk grafik kuadratik positif terhadap berat basah bagian bawah, dimana berat basah bagian bawah akan meningkat dengan pemberian pupuk kascing sampai pada dosis optimum dan pupuk organik cair pada S0 (0 cc/l air). Dosis optimum pupuk kascing 513 g/polibag dengan

berat basah bagian bawah 3,22 g pada S0 (0 cc/l air). Pada pemberian 1 cc/l air

dengan berbagai dosis pupuk kascing membentuk grafik bersifat kubik, dimana diperoleh berat basah bagian bawah maksimum 3,96 g pada dosis pupuk kascing

(50)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

K3 (450 g/polibag) dan berat basah bagian bawah minimum sebesar 2,82 g pada

dosis pupuk kascing K0 (0 g/polibag). Pada pemberian 2 cc/l air dengan berbagai

dosis pupuk kascing membentuk grafik bersifat kubik, dimana diperoleh berat basah bagian bawah maksimum 4,39 g pada dosis pupuk kascing K2 (300

g/polibag) dan berat basah bagian bawah minimum sebesar 3,31 g pada dosis pupuk kascing K0 (0 g/polibag). Pada pemberian 3 cc/l air dengan berbagai dosis

pupuk kascing membentuk grafik bersifat kubik, dimana diperoleh berat basah bagian bawah maksimum 4,50 g pada dosis pupuk kascing K2 (300 g/polibag) dan

berat basah bagian bawah minimum sebesar 3,04 g pada dosis pupuk kascing K3

(450 g/polibag).

Interaksi pemberian pupuk organik cair dan pupuk kascing terhadap berat basah bagian bawah tanaman dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Hubungan Antara Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Dosis

Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair (cc/l air)

(51)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk kascing K0

(0 g/polibag) dengan berbagai dosis pupuk organik cair membentuk grafik linier positif terhadap berat basah bagian bawah artinya semakin besar pemberian dosis pupuk organik cair pada K0 (0 g/polibag) maka semakin besar berat basah bagian

bawah tanaman. Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa pengaruh dosis perlakuan kascing 150 g/polibag dengan pupuk organik cair membentuk grafik bersifat kuadratik positif dimana berat basah bagian bawah akan meningkat dengan pemberian pupuk organik cair sampai pada dosis optimum dan pupuk kascing pada K1 (150 g/polibag). Dosis optimum pupuk organik cair 2,35 cc/l air dengan

berat basah bawah sebesar 3,71 g pada K1 (150 g/polibag). Pemberian pupuk

kascing K2 (300 g/polibag) dengan pupuk organik cair membentuk grafik bersifat

kubik dimana diperoleh berat basah bawah maksimum sebesar 4,50 g pada dosis pupuk organik cair S3 (3 cc/l air) dan berat basah bagian bawah minimum sebesar

3,1 g pada dosis pupuk organik cair S0 (0 cc/l air). Pemberian pupuk kascing

K3 (450 g/polibag) dengan pupuk organik cair membentuk grafik bersifat

kuadratik positif dimana berat basah bagian bawah akan meningkat dengan pemberian pupuk organik cair sampai pada dosis optimum dan pupuk kascing pada K3 (450 g/polibag). Dosis optimum pupuk organik cair 2,59 cc/l air dengan

berat basah bawah sebesar 3,34 g pada K3 (450 g/polibag).

Berat Kering Bagian Atas Tanaman (g)

(52)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pada tabel lampiran 18 dapat dilihat bahwa sidik ragam menunjukkan untuk perlakuan pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap berat kering bagian atas tanaman sedangkan pupuk organik cair dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering bagian atas tanaman.

Rataan berat kering bagian atas tanaman pada berbagai dosis perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Rataan Berat Kering Bagian Atas Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa berat kering bagian atas tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (450 g/polibag) yaitu 8,08 g dan yang terendah

terdapat pada perlakuan K0 (0 g/polibag) yaitu 5,95 g.

Dari hasi uji beda rataan didapat bahwa perlakuan K1 berbeda nyata

dengan K0 akan tetapi tidak berbeda nyata dengan K2 dan K3. Perlakuan K2

berbeda nyata dengan K0 tetapi tidak berbeda nyata dengan K3. Sedangkan

(53)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Hubungan berat kering bagian atas tanaman dengan berbagai dosis pupuk kascing dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Hubungan Berat Kering Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kascing

Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa parameter berat kering bagian atas tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (450 g/polibag) yaitu 8,08 g dan yang

terendah terdapat pada K0 (0 g/polibag) yaitu 5,96 g. Pada gambar 9

memperlihatkan ada hubungan linier positif antara perlakuan pemberian pupuk kascing terhadap berat kering bagian atas tanaman dimana semakin besar pemberian dosis pupuk kascing maka akan semakin besar berat kering bagian atas tanaman.

Berat Kering Bagian Bawah Tanaman (g)

Data pengamatan berat kering bagian bawah tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran 19 sedangkan daftar sidik ragam berat kering bagian bawah tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran 20.

(54)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pada tabel lampiran 20 dapat dilihat bahwa sidik ragam menunjukkan untuk perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap berat kering bagian bawah tanaman sedangkan pupuk kascing dan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering bagian bawah tanaman.

Rataan berat kering bagian bawah tanaman pada berbagai dosis perlakuan pupuk kascing dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 6. Rataan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata menurut uji Duncan pada taraf uji 5 %.

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa berat kering bagian bawah tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan S2 (2 cc/l air) yaitu 1.77 g dan yang terendah

terdapat pada perlakuan S0 (0 cc/lair) yaitu 1,25 g.

Dari hasi uji beda rataan didapat bahwa perlakuan S2 berbeda nyata dengan

S0 akan tetapi tidak berbeda nyata dengan S1 dan S3. Perlakuan S1 berbeda nyata

dengan S0 tetapi tidak berbeda nyata dengan S3. Sedangkan perlakuan S3 berbeda

(55)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Hubungan berat kering bagian bawah tanaman dengan berbagai dosis pupuk oraganik cair dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Hubungan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Oraganik Cair

Dari gambar 10 dapat dilihat bahwa parameter berat kering bagian bawah tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan S2 (2 cc/l air) yaitu 1,77 g dan yang

terendah terdapat pada perlakuan S0 (0 cc/l air) yaitu 1,25 g. Pada gambar 10

memperlihatkan ada hubungan linier positif antara perlakuan pemberian pupuk organik cair terhadap berat kering bagian bawah tanaman dimana semakin besar pemberian dosis pupuk organik cair maka akan semakin besar berat kering bagian bawah tanaman.

Pupuk Organik Cair (cc/l air)

(56)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pembahasan

Pengaruh Pupuk Kascing Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao

Dari hasil analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap berat basah bagian atas tanaman dan berat kering bagian atas tanaman dan berat basah bagian bawah tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun, dan berat kering bagian bawah tanaman.

Perlakuan pupuk kascing meningkatkan berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah dan berat kering bagian atas tanaman. Hal ini diduga karena penambahan kascing ke dalam media tanam dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman, sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman seperti pertambahan berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah dan berat kering bagian atas tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Musnawar (2006) yang menyatakan bahwa kotoran cacing (kascing) mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penambahan kascing pada media tanaman akan mempercepat pertumbuhan dan berat tanaman.

(57)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

(2003) yang menyatakan bahwa kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auxin, serta mengandung unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta

Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan

membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman.

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dosis pupuk kascing yang terbaik untuk meningkatkan parameter berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah dan berat kering atas tanaman ialah dengan memberikan dosis pupuk kascing 300 g/polibag. Hal ini disebabkan karena pupuk kascing memberikan peranan dalam penyediaan unsur hara pada media, selain itu juga memberikan peranan dalam menyimpan air pada media dan memperbaiki struktur tanah sehingga jaringan akar dengan leluasa menyerap air dan nutrisi makanan yang ada pada media untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Musnawar (2006) yang menyatakan bahwa kotoran cacing (kascing) mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Penambahan kascing pada media tanaman akan mempercepat pertumbuhan dan berat tanaman. Masnur juga mengatakan bahwa kascing berperan memperbaiki kemampuan menahan air, membantu menyediakan nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH tanah.

Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao

(58)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun dan berat kering bagian atas tanaman.

Perlakuan pupuk organik cair meningkatkan berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah, berat kering bagian bawah. Hal ini diduga karena tingginya kandungan unsur hara N dan K pada pupuk organik cair (Super Biotaplus), selain itu juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang cukup lengkap sehingga meningkatkan pertumbuhan tajuk tanaman dan memperkuat jaringan-jaringan akar dan batang tanaman. Hal ini sesuai dengan (2007) yang menyatakan bahwa pupuk organik cair Super Biotaplus memiliki unsur hara makro dan mikro lengkap yang dapat berperan dalam memperkuat jaringan-jaringan akar dan batang serta meningkatkan produksi 40-100%. Hal ini juga diduga terjadi karena pupuk organik cair tersebut diaplikasikan melalui daun, sehingga memudahkan tanaman menyerap unsur hara yang diberikan melalui mulut daun (stomata) dan celah-celah kutikula. Hal ini sesuai dengan Sutanto (2002) yang menyatakan bahwa pupuk yang diberikan lewat daun diharapkan dapat diserap melalui mulut daun (stomata) dan celah-celah kutikula, sehingga lebih cepat tersedia dan digunakan oleh tanaman untuk kebutuhan pertumbuhannya.

(59)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

tanaman tersedia. Hal ini sesuai dengan menyatakan bahwa pupuk organik cair Super Biotaplus memiliki unsur hara makro dan mikro lengkap yang dapat berperan dalam memperkuat jaringan-jaringan akar dan batang.

Interaksi Antara Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Bibit kakao

Dari hasil analisa data secara statistik menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian pupuk kascing dengan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap ,berat basah bagian bawah tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun, berat basah bagian atas, berat kering bagian atas dan berat kering bagian bawah tanaman.

Terjadinya peningkatan berat basah bagian bawah akibat interaksi pupuk kascing dan pupuk organik cair, diduga karena pemberian pupuk kascing dapat meningkatkan bahan organik pada media tanam yang penting dalam menyediakan hara makro dan mikro, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah serta dapat bereaksi dengan ion logam untuk membbentuk senyawa kompleks. Hal ini sesuai dengan pernyataan Setyorini (2005) yang menyatakan bahwa bahan organik penting dalam menyediakan hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo,

Co, Ca, Mg, dan Si, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah serta dapat

bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga ion

logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe

(60)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

(61)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan pupuk kascing berpengaruh nyata terhadap berat basah bagian atas tanaman, berat basah bagian bawah tanaman dan berat kering bagian atas tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun dan berat kering bagian bawah tanaman.

2. Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap berat basah bagian atas tanaman, berat basah bagian bawah tanaman dan berat kering bagian bawah tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun dan berat kering bagian atas.

3. Interaksi antara pemberian pupuk kascing dengan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap berat basah bagian bawah tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun, berat basah bagian atas, berat kering atas dan berat kering bagian bawah tanaman.

4. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dosis pupuk kascing yang terbaik untuk meningkatkan parameter berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah dan berat kering atas tanaman ialah dengan memberikan dosis pupuk kascing 300 g/polibag.

(62)

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Saran

Gambar

Tabel 1.  Rataan Tinggi Tanaman 4-12 MSPT Pada Berbagai Dosis Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair
Gambar 1. Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Umur Tanaman
Gambar 2. Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Pada Berbagai Umur Tanaman
Tabel 2.  Rataan Total Luas daun  Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bank Rakyat Indonesia Cabang Sidoarjo, prosedur tersebut sesuai dengan ketentuan. dan SOP yang berlaku apabila tidak berdasarkan ketentuan yang berlaku

Model ini menggunakan siklus 1 dan siklus 2.Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah penggunaaan model CTL dapat meningkatkan kemampuan berhitung

Untuk mengetahui performansi sumber arus pada variasi frekuensi yang berbeda maka dilakukan pengujian yakni dengan mengubah-ubah nilai frekuensi dari 1Hz-200kHz dan nilai beban

Ketiga item tersebut dengan sebuah hadis satu dari tiga perkara yang diampuni Allah: tidak tahu, lupa, dan terpaksa, bersabar dalam segala ujian, hidup seperti

Akan tetapi indikator tersebut relevan dijadikan sebagai ukuran dasar pengelolaan hutan lestari untuk aspek produksi karena indikator tersebut merupakan

Dari tahapan pengujian konsep di atas didapatkan hasil berdasarkan survei yang dilakukan pada situs internet google form yaitu konsep yang dipilih pelanggan adalah

Model/Unsur Apa Siapa Bagaimana Dimana Ecology of KM (Snowden) Explicit/tacit knowledge, knowledge asset, trust, decision Semua stakeholders, implisit Knowledge mapping,

Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita