• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN

PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN

CIRI MAKHLUK HIDUP

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

ANNISA SHINTA DEVI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) terhadap aktivitas dan pemahaman siswa pada konsep keanekaragaman ciri makhluk hidup di SMP Wiyatama Bandar Lampung. Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII C SMP Wiyatama Bandar

Lampung yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa pemahaman konsep oleh siswa,

(2)

Annisa Shinta Devi

iii

tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE yang dianalisis

secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran POE

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep oleh siswa.

Peningkatan pemahaman konsep oleh siswa secara signifikan terjadi pada indikator

aspek kognitif C4. Namun, tidak signifikan terjadi pada indikator C2 dan C3.

Penggunaan model pembelajaran POE juga berpengaruh terhadap peningkatan

aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati yaitu sebesar 14%. Selain itu,

sebagian besar siswa (95%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan

model pembelajaran POE. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan

model POE berpengaruh signifikan dalam meningkatkan pemahaman konsep oleh

siswa dan aktivitas pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung 18 Maret 1993, yang

merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan

Bapak Bambang Setyawan,S.Km dan Ibu Esti Prihatin.

Alamat penulis adalah JL Teuku Umar Gg Murni no 23,

Kedaton, Bandar Lampung. Nomor handphone penulis yaitu 089631333592.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Dharma Bakti Natar (1998), SDS

Sejahtera 4 Bandar Lampung (1998-2004), SMP Negeri 1 Bandar Lampung

(2004-2007), dan SMA YP Unila Bandar Lampung (2007-2010). Pada tahun

2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi

(KKN-KT) tahun 2013 di desa Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat

dan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Belalau

Lampung Barat.

(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya

sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat

serta salam selalu dicurahkan

kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Teriring doa , rasa syukur dan segala

kerendahan hati

Dengan segala cinta dan kasih sayang

kupersembahkan karya kecil ini

untuk orang-orang tercinta sepanjang hidupku:

Yang tercinta ibu dan bapakku , yang telah

mendidik dan membesarkanku dengan segala doa

terbaik mereka, memberikan limpahan cinta dan

kasih sayang yang tak terbatas, selalu

menguatkanku, mengingatkanku ketika alpa, dan

senantiasa mendukung segala langkahku menuju

kebahagian.

Adikku tercinta Febriola Dewi Setyawati, Alm.

Agung Haryo Yudhanto, dan Zahra Fauzia

yang

selalu memberikan kekuatan, motivasi,

senantiasa menyayangiku dan membantuku ketika

banyak kesulitan yang aku hadapi.

Para Pendidik dan Dosen tercinta

(9)

MOTO

(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai

sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya

kebaikan yang banyak.

(QS. An-nisa 19)

Kalau kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan,

artinya Allah sedang mengajarkan kita tentang

“Menerima yang paling terbaik.”

(Alila)

Ketika keputusasaan hadir maka ingatlah alasan mengapa

kamu harus tetap bertahan

(10)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP

AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI

POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;

4. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini;

5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi

hingga terselesainya skripsi ini;

6. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan

(11)

xii

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah

diberikan;

8. Drs. Kusmijati, S.Pd., dan ibu Ida Mayasari, S.Si., yang telah memberikan izin

dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII A dan VII C SMP

Wiyatama Bandar Lampung atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung;

10.Sahabat-sahabatku tercinta Fiska Aulia Rahmah, Silfi Auliyanti, Desi Sutantri,

Endang Lastriana, Ayu Windarwati, Masayu Olba, dan Novalia Ariska atas

motivasi, doa dan bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang

terjalin hingga saat ini;

11. Sahabat-sahabatku tersayang di Pendidikan Biologi 2010 terimakasih untuk

kehangatan kekeluargaan yang kurasakan serta dukungan dan do’a yang telah diberikan.

12. Semua kakak tingkat dan adik tingkat di Pendidikan Biologi, terimakasih atas

dukungan yang diberikan.

13.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, September 2014 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 41

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50

(13)

xiv LAMPIRAN

1. Silabus ... 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60

3. Lembar Kerja Kelompok ... 71

4. Soal Pretes dan Postes ... 105

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 29

2. Angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran POE ... 31

3. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 34

4. Skor jawaban angket ... 35

5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE ... 35

6. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 37

7. Hasil uji nilai pretes, postes, dan N-gain pemahaman konsep oleh siswa ... 38

8. Hasil uji statistik N-gain indikator kognitif (C1, C2, C3, dan C4) siswa ... 39

9. Daftar nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen... 120

10.Daftar nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... ... 121

11.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen... 122

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. Desain penelitian pretes-postes ... 21

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE. .... 40

4. Siswa mengerjakan pretes ... 126

5. Siswa berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan LKK ... 127

6. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKK ... 127

7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas ... 128

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam proses kemajuan suatu

bangsa, terlebih di era globaisasi dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu dan

kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat. Suatu bangsa

yang tidak ingin tertinggal dalam penguasaan IPTEK harus mempersiapkan

sumber daya manusia yang berkualitas tinggi untuk menghadapi kompetisi

penguasaan dan perkembangan IPTEK di kehidupan global saat ini, yaitu

dengan cara meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan (Tilaar, 2004: 19) dalam menghadapi kehidupan global yang

kompetitif dan inovatif, maka proses pendidikan harus mampu

mengembangkan kemampuan berkompetisi di dalam kerjasama, sikap

inovatif dan selalu meningkatkan kualitasnya.

Namun masalah mendasar yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini

adalah masih rendahnya mutu pendidikan, yang ditunjukkan oleh penelitian

dan penilaian yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei mutu pendidikan

(17)

2

Indonesia berada di peringkat 40 dari 42 negara. Sedangkan menurut PISA

(Programme For International Student Assessment) pada tahun 2012, dari 65 negara anggota PISA, pendidikan Indonesia berada di peringkat 64,

sedangkan untuk literasi sains, Indonesia berada pada peringkat 64 dengan

skor 382 (Swasty, 2013:1).

Rendahnya kualitas pendidikan tersebut diduga salah satunya disebabkan

pembelajaran yang dilakukan masih bersifat teacher centered atau

pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam mempelajari IPA khususnya

Biologi seharusnya siswa tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan guru

kemudian menghafalkannya saja, namun siswa harus belajar melalui

pengalaman dengan memberdayakan seluruh inderanya seperti mata, tangan,

dan telinga sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi bermakna bagi

siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Hamalik, 2004: 27) yaitu proses

pendidikan yang dilakukan di sekolah seharusnya memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk belajar melalui pengalaman agar peserta didik

dapat mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dapat mengasah

kemampuan peserta didik dalam memahami suatu konsep. Karena

sesungguhnya belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas

dari itu, yakni mengalami. Sehingga siswa dapat mengembangkan

pemahaman konsep IPA dengan baik pada dirinya sendiri.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA di SMP

(18)

3

materi keanekaragaman ciri makhluk hidup masih menggunakan

pembelajaran yang bersifat teacher centered yaitu metode ceramah dan diskusi yang masih cenderung berbasis hafalan teori dan tidak didasarkan

pada pengalaman belajar siswa, sehingga kemampuan siswa sekedar

dipahami sebagai kemampuan menghafal. Tidak efektifnya penggunaan

metode tersebut diduga berdampak negatif terhadap pemahaman konsep IPA

oleh siswa. Hal tersebut terlihat dari nilai rata- rata siswa pada materi pokok

keanekaragaman ciri makhluk hidup tahun pelajaran 2012/2013 yang baru

mencapai 50 dengan presentase sebanyak 50% siswa yang mendapatkan nilai

≥ 65. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 100% siswa yang harus mencapai nilai ≥

65. Dengan demikian materi pokok ciri - ciri makhluk hidup tahun pelajaran

2012/2013 tersebut dikatakan belum mencapai belajar tuntas.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Guru dituntut untuk menggunakan suatu

model pembelajaran inovatif yang mengarah pada suatu peningkatan aktivitas

dan pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa. Salah satunya adalah

model pembelajaran Predict Observe Explain (POE). Menurut Keeratichamroen (dalam Restami, Suma, Pujani 2013: 3), model

pembelajaran POE merupakan langkah yang efisien untuk menciptakan

diskusi siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini melibatkan

siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui

demonstrasi atau eksperimen, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi

(19)

4

diperoleh siswa akan melekat dalam ingatannya, serta siswa akan memahami

apa yang dipelajarinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adhitian (2013:1)

membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) pada siswa kelas XI di SMA Swadhipa Natar Lampung Selatan mampu meningkatkan penguasaan materi dan aktivitas siswa. Selain

itu hasil penelitian Sudiadnyani, Sudana, dan Garminah (2013: 9) juga

membuktikan bahwa siswa yang diberi perlakuan belajar dengan

menggunakan model pembelajaran POE memiliki skor rata-rata pemahaman

konsep IPA yang lebih tinggi yaitu sebesar 64,86 dibandingkan dengan siswa

yang diberi perlakuan belajar dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional yaitu sebesar 54,94.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian yang berjudul ‘‘Penggunaan Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Terhadap Aktivitas dan Pemahaman Konsep Oleh Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pengajaran yang telah

ada guna meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep IPA khusunya

(20)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran POE berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman

ciri makhluk hidup ?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran POE berpengaruh signifikan terhadap pemahaman konsep oleh siswa pada materi pokok

keanekaragaman ciri makhluk hidup ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup.

2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup.

D. Manfaat Penelitian

Setelah diadakannya penelitian ini, maka hasilnya dapat digunakan untuk:

1. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam

(21)

6

2. Bagi guru

Memberikan wawasan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran

POE sebagai alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi untuk mengoptimalkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa.

3. Bagi siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari

materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

b. Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dan

dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar di kelas.

4. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar

dalam mata pelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memberi kejelasan dalam penelitian, berikut dikemukakan beberapa

batasan yaitu :

1. Langkah – langkah model pembelajaran POE yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 langkah yaitu siswa melakukan prediksi

(membuat dugaan) dengan pemahaman awal mereka, kemudian siswa

melakukan observasi (mengamati), lalu siswa diminta untuk explain

(menjelaskan) hasil observasi yang dilakukan.

2. Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang

terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri atas

kemampuan mengemukakan ide/pendapat, menjelaskan, mengajukan

(22)

7

3. Pemahaman konsep yang diamati berupa aspek kognitif (pengetahuan)

siswa yaitu kemampuan siswa dalam menjawab tes objektif pada Materi

Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup yang meliputi jenjang

kognitif C1, C2, C3 dan C4. Tes objektif ini berupa soal uraian dan pilihan

jamak dengan alasan.

4. Materi pembelajaran yang digunakan dibatasi pada materi pokok ciri-ciri

makhluk hidup dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi Ciri-ciri

Makhluk Hidup”.

5. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap SMP Wiyatama

Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014.

F. Kerangka pikir

Pembelajaran IPA khususnya biologi masih dianggap sebagian besar siswa

sebagai pelajaran yang cukup sulit dipahami, termasuk materi pokok ciri-ciri

makhluk hidup. Hal ini dapat terjadi karena kurang tepatnya penggunaan

model pembelajaran di kelas. Guru masih sering menggunakan metode

pembelajaran yang bersifat teacher centered, hal ini menyebabkan siswa lebih banyak mengandalkan informasi yang berasal dari guru sehingga siswa masih

sulit untuk mengembangkan pemahaman konsep IPA dan mengakibatkan

aktivitas siswa cenderung pasif. Hal tersebut membuat guru dituntut untuk

mengembangkan pola belajar yang membuat siswa terlibat aktif dalam proses

(23)

8

proses pembelajaran. Dengan pola belajar yang demikian diharapkan

pemahaman konsep IPA khusunya biologi dan aktivitas belajar siswa dapat

meningkat.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan pembelajaran

yang bermakna yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai.

Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah model

pembelajaran POE . Model pembelajaran POE mengajak siswa untuk melakukan tiga kegiatan utama yaitu melakukan prediksi, mengamati, dan

menjelaskan. Kegiatan pertama siswa diajak untuk memprediksi suatu

permasalahan biologi yang disajikan dengan menggunakan pengetahuan awal

siswa, kemudian siswa akan melakukan pengamatan melalui gambar ataupun

vidio untuk membuktikan apakah prediksi yang telah mereka buat sesuai atau

tidak, selanjutnya siswa akan menjelaskan hasil pengamatannya dan

menjelaskan apakah prediksi yang mereka ajukan sesuai atu tidak dengan

berdasarkan pengamatan. Kegiatan – kegiatan tersebut melatih siswa untuk

menemukan dan membangun konsep selama proses pembelajaran. Hal

tersebut membuat siswa menjadi lebih mudah dalam memahami konsep serta

membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X

adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran Predict Observe Explain

(POE) dan variabel Y adalah variabel terikat yaitu aktivitas dan pemahaman

konsep oleh siswa Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam

(24)

9

Keterangan :

X : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Predict Observe Explain (POE). Y1 : Aktivitas belajar siswa.

Y2 : Pemahaman konsep oleh siswa.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) H1 : Penggunaan model pembelajaran POE berpegaruh terhadap

peningkatan aktivitas belajar siswa.

2) H1 : Penggunaan model pembelajaran POE berpengaruh signifikan terhadap pemahaman konsep oleh siswa.

X

(25)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)

POE ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali

pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka melaksanakan tiga

tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang dimulai

dengan penyajian masalah siswa diajak untuk menduga atau membuat

prediksi dari suatu kemungkinan yang terjadi dengan pola yang sudah ada,

kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap

masalah tersebut untuk dapat menemukan kebenaran atau fakta dari dugaan

awal dalam bentuk penjelasan (Indrawati dan Setiawan, 2009: 45). Menurut

Sudiadnyani, Sudana, dan Garminah (2013: 3) model POE ini dapat melatih

siswa untuk aktif terlebih dahulu mencari pengetahuan sesuai dengan cara

berpikirnya dengan menggunakan sumber-sumber yang dapat memudahkan

dalam pemecahan masalah. Model pembelajaran POE bertujuan untuk

mengajarkan siswa untuk belajar mandiri dalam hal memecahkan suatu

permasalahan.

POE pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gusnstone pada tahun 1995

(26)

11

POE merupakan langkah yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa

mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini melibatkan siswa dalam

memprediksi atau menduga suatu fenomena, melakukan observasi, dan

akhirnya menjelaskan hasil observasi serta prediksi mereka sebelumnya

(Restami, Suma, dan Pujani, 2013: 3).

Model POE merupakan suatu model pembelajaran yang berlandaskan

konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan suatu pandangan dalam

pembelajaran yang beranggapan bahwa untuk memahami teori dan

memperoleh pengetahuannya siswa harus aktif membangun pengetahuannya

sendiri, guru tidaklah berperan sebagai pentransfer informasi tetapi sebagai

fasilitator dalam proses pembelajaran yang membantu siswa untuk

membangun pengetahuannya. Siswa memperoleh pengetahuan melalui

eksplorasi dengan inderanya, baik itu dengan melihat, mendengar, meraba,

merasakan, membau, dan lainnya (Muliawati, Ardana, dan Negara, 2013: 4-5).

Model pembelajaran POE menggali pemahaman konsep IPA siswa melalui

tiga langkah utama, menurut Indrawati dan Setiawan (2009: 45) ketiga

langkah utama dalam model pembelajaran POE diuraikan sebagai berikut :

1. Predict (Membuat Prediksi)merupakan suatu proses membuat dugaan

terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Siswa memprediksikan jawaban

dari suatu permasalahan yang dipaparkan oleh guru, kemudian siswa

menuliskan prediksi tersebut beserta alasannya. Siswa menyusun dugaan

(27)

12

2. Observe (Mengamati) merupakan suatu proses siswa melakukan

pengamatan mengenai apa yang terjadi. Siswa melakukan pengamatan

baik secara langsung maupun tidak langsung , siswa mencatat apa yang

mereka amati, mengaitkan prediksi mereka sebelumnya dengan hasil

pengamatan yang mereka peroleh.

3. Explain (Menjelaskan) merupakan suatu proses siswa memberikan

penjelasan mengenai kesesuaian antara dugaan dengan hasil pengamatan

yang telah mereka lakukan dari tahap observasi.

Model pembelajaran POE menurut Hakim (dalam Apriliantika, 2012: 9-10)

memiliki tiga langkah secara terinci, yang dimulai dengan guru menyajikan

peristiwa sains kepada siswa dan diakhiri dengan menghadapkan semua

ketidaksesuaian antara prediksi dan observasi. Adapun ketiga langkah model

pembelajaran POE secara terinci sebagai berikut :

a. Membuat prediksi atau dugaan (P) :

1) Guru menyajikan suatu permasalahan atau persoalan.

2) Siswa diminta untuk membuat dugaan (prediksi). Dalam membuat

dugaan siswa diminta untuk berfikir tentang alasan mengapa ia

membuat dugaan seperti itu.

b. Melakukan observasi (O) :

1) Siswa diajak oleh guru melakukan pengamatan berkaitan dengan

permasalahan yang disajikan di awal.

2) Siswa diminta mengamati apa yang terjadi.

3) Lalu siswa menguji apakah dugaan yang mereka buat benar atau

(28)

13

c. Menjelaskan (E) :

1) Bila dugaan siswa ternyata terjadi dalam pengamatan, guru dapat

merangkum dan memberi penjelasan untuk menguatkan hasil

pengamatan yang dilakukan.

2) Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam pengamatan yang dilakukan

maka guru membantu siswa mencari penjelasan mengapa

dugaannnya tidak benar.

3) Guru dapat membantu siswa untuk mengubah dugaannya dan

membenarkan dugaan yang semula tidak benar.

Sama seperti model-model pembelajaran yang lain, model pembelajaran POE

juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan model

POE adalah sebagai berikut :

d. Kelebihan model pembelajaran POE

1) Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam

mengajukan prediksi.

2) Dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya dapat

mengurangi verbalisme.

3) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik

tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang

terjadi melalui eksperimen.

4) Dengan cara mengamati secaralangsung peserta didik memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan

(29)

14

kebenaran materi pembelajaran (Yupani, Garminah, dan Mahadewi,

2013: 3).

e. Kekurangan model pembelajaran POE

1) Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan

penyajian persoalan pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen

yang dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan peserta

didik.

2) Untuk kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan

tempat yang memadai.

3) Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan

dan keterampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru dituntut

untuk bekerja secara lebih profesional.

5) Memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk

keberhasilan proses pembelajaran peserta didik (Yupani, Garminah,

dan Mahadewi, 2013: 3).

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai

tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar

kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah

pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan

aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171).

Dalam proses pembelajaran, belajar yang berhasil mesti melalui berbagai

(30)

15

didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun

bekerja, tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.

Sedangkan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja

sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan

dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk

mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses

pengajaran secara aktif : mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,

menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya. Kegiatan atau

keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang dnampak, yaitu saat peserta

didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain.

Sedangkan kegiatan psikis nampak bila sedang mengamati dengan teliti,

memecahkan persoalan dan mengambil keputusan, dan sebagainya (Rohani

dan Ahmadi, 1995: 6).

Menurut Sardiman (2007: 95) Belajar adalah berbuat untuk mengubah

tingkah laku. Dalam proses pembelajaran dilakukan suatu kegiatan, tidak ada

belajar kalau tidak ada aktivitas, hal tersebut yang membuat aktivitas menjadi

prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.

Menurut Djamarah (2008: 38) Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan.

Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang

yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar

itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang,

membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya.

(31)

16

berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa

mamapu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2004: 172-173) membagi aktivitas

belajar dalam 8 kelompok, ialah :

a) Kegiatan- kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,

pameran, dan mengamati oranglain bekerja atau bermain.

b) Kegiatan- kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,

mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,

wawancara, diskusi, dan interupsi.

c) Kegiatan- kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi

keompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d) Kegiatan- kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,

membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

e) Kegiatan- kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

f) Kegiatan- kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,

(32)

17

g) Kegiatan- kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis

faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

h) Kegiatan- kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan dalam

kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama

lain.

C. Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Tim (2007: 636) yang

berarti pengertian, pendapat; pikiran; airan; haluan; pandangan; mengerti

benar (akan); tahu benar (akan), pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal).

Pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses, perbuatan,

dan cara memahami atau memahamkan. Sedangkan menurut Bloom (dalam

Rohmawati, 2011: 21) pemahaman adalah kemampuan untuk memahami apa

yang sedang dikomunikasikan dan mampu memanfaatkan suatu ide tanpa

harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu

secara mendalam.

Menurut Bloom (dalam Rohmawati, 2011: 23) mengemukakan bahwa

pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :

a) Penerjemahan (Translation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi

(33)

18

b) Penafsiran (Interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk

digunakan dalam menyelesaikan soal.

c) Ekstraolasi (Extrapolation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyimpulkan dari sesuatu yang telah

diketahui.

Konsep merupakan ide abstrak yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau

atribut yang sama dari sekelompok objek atau fakta, baik merupakan proses,

peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok

lain. Menurut Slavin (dalam Sukarmanto 2011: 21) menyatakan bahwa konsep

adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh spesifik.

Konsep menunjukan pada pemahaman dasar. Konsep pada umumnya dapat

dipelajari melalui pengamatan dan definisi. Informasi yang sama yang

diperoleh mengenai benda-benda, sifat-sifat, peristiwa-peristiwa akan

menghasilkan konsep-konsep yang sama. Sedangkan menurut Sagala (2008: 1)

konsep merupakan buah pemikiran seorang atau sekelompok orang yang

dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi

prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, dan

pengalaman melalui generalisasi dan terpikir abstrak.

Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri

umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang. Konsep-konsep tidak terlalu

konvergen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha manusia

(34)

19

Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran,

memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa

bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman

konsep siswa akan dapat lebih mengerti akan materi pelajaran itu sendiri

(Sukarmanto, 2011: 21).

Menurut Kustiyah (2013: 1) siswa dikatakan paham apabila dapat

menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri yang diungkapkan

melalui pertanyaan, soal dan tugas. Pemahaman konsep biologi merupakan

penguasaan materi biologi pada siswa yang diwujudkan siswa mampu

menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata mereka sendiri, pengungkapan,

pernyataan atau penyelesaian soal yang berhubungan dengan materi biologi.

Jadi siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila siswa dapat

menjelaskan kembali atau menguraikan kembali apa yang telah mereka

(35)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Wiyatama Bandar Lampung pada

semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian pada April 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Wiyatama

Bandar Lampung semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol yang telah dipilih dengan teknik purposive sampling.

C. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah desain pretest

postest tak ekuivalen. Kelompok eksperimen (VIIA) diberi perlakuan

penerapan model pembelajaran POE dan kelompok kontrol (VIIC) diberi

(36)

21

Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat tes awal

(pretest) dan tes akhir (postest) sehinggastruktur desainnya sebagai berikut:

Keterangan : K1 = Kelompok eksperimen, K2 = Kelompok kontrol,

O

1 = Pretes,

O

2 = Postes, X = Perlakuan eksperimen, C = Perlakuan kontrol (modifikasi dari Riyanto, 2007: 43).

Gambar 2. Desain pretest postest tak ekuivalen.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:

1. Pra penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk

observasi ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan

diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok (LKK),

dan soal pretes dan postes.

Kelompok pretes

perlakuan postes

K1

O

1

X

O

2

(37)

22

e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar dan angket tanggapan

siswa.

f. Mengambil data yang digunakan sebagai acuan dalam pembentukan

kelompok. Kemudian membentuk kelompok diskusi pada

masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bersifat heterogen

berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 2

siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah.

Setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa (Lie, 2004: 42).

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model POE

untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi untuk kelas

kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama membahas tentang keanekaragaman bernapas,

ekskresi, adaptasi, dan berkembang biak pada makhluk hidup. Pertemuan

kedua membahas tentang keanekaragaman tumbuh dan berkembang,

memerlukan makan, iritabilitas, dan cara bergerak.

1) Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran POE

a. Pendahuluan

1) Guru memberikan pretes pada pertemuan pertama berupa soal pilihan jamak beserta alasan dan uraian mengenai

(38)

23

2) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), indikator dan tujuan pembelajaran.

3) Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah pembelajaran POE.

4) Guru memberikan apersepsi :

a) Pertemuan 1 :

Guru menanyakan kepada siswa “Saat kalian berdiri di tengah

lapangan dengan cuaca panas, apakah kalian berkeringat?”

kemudian siswa diminta untuk mengamati tiang bendera yang

ada di lapangan,guru kembali bertanya kepada siswa “apakah

tiang bendera tersebut juga berkeringat?”

b) Pertemuan 2 :

Guru meminta siswa untuk memukul teman sebelahnya,

kemudian memukul meja. Guru bertanya “Apakah ada

perbedaan reaksi dari teman mu dan meja yang kalian pukul?

Bagaimanakah perbedaannya?”

5) Guru memberikan motivasi :

a) Pertemuan 1 :

Guru menjelaskan manfaat mempelajari keanekaragaman

ciri-ciri makhluk hidup yaitu siswa memperoleh pengetahuan untuk

dapat mengidentifikasi dan mengelompokan suatu benda

digolongkan sebagai makhluk hidup atau benda mati.

b) Pertemuan 2 :

Guru menjelaskan bahwa setelah mempelajari keanekaragaman

(39)

24

tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap makhluk

hidup.

b. Kegiatan inti

1) Siswa diminta untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing

(setiap kelompok berjumlah 5-6 orang dan pembagian kelompok

telah ditentukan sebelumnya).

2) Siswa diberi orientasi mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk

hidup.

Pertemuan I :

Keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup (bernapas, ekskresi,

adaptasi, dan berkembang biak).

Pertemuan II :

Keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup (tumbuh dan

berkembang, bergerak, iritabilitas, dan memerlukan makan).

3) Siswa dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi

permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan (sesuai dengan topik

pertemuan).

4) Siswa membuat prediksi mengenai keanekaragaman ciri-ciri

makhluk hidup dari permasalahan yang telah tersedia di LKK

dengan menggunakan pengetahuan awal siswa.

5) Siswa memberikan alasan dari prediksi yang telah dibuat.

6) Siswa melakukan pengamatan tentang materi keanekaragaman

(40)

25

7) Siswa dibimbing oleh guru untuk memberi penjelasan tentang

materi keanekaragaman keanciri-ciri makhluk hidup berdasarkan

hasil pengamatan yang telah dilakukan.

8) Siswa mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan.

c. Penutup

1) Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.

2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai konsep yang

belum dipahami.

3) Siswa mengerjakan tes akhir (Postest) pada pertemuan kedua

kemudian mengumpulkan hasil postest yang telah dikerjakan.

4) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan.

5) Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas

pada pertemuan selanjutnya.

2) Kelas Kontrol menggunakan metode Diskusi a. Pendahuluan

1) Guru memberikan pretes pada pertemuan pertama berupa soal pilihan jamak beserta alasan dan uraian mengenai ciri-ciri makhluk

hidup.

2) Siswa dibacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar

(KD), indikator dan tujuan pemebelajaran oleh guru.

3) Guru memberikan apersepsi :

a) Pertemuan 1:

Guru menanyakan kepada siswa “Saat kalian berdiri di tengah

(41)

26

kemudian siswa diminta untuk mengamati tiang bendera yang

ada di lapangan,guru kembali bertanya kepada siswa “apakah

tiang bendera tersebut juga berkeringat?”

b) Pertemuan 2 :

Guru meminta siswa untuk memukul teman sebelahnya,

kemudian memukul meja. Guru bertanya “Apakah ada

perbedaan reaksi dari teman mu dan meja yang kalian pukul?

Bagaimanakah perbedaannya?”

4) Guru memberikan motivasi :

a) Pertemuan 1 :

Guru menjelaskan manfaat mempelajari keanekaragaman

ciri-ciri makhluk hidup yaitu siswa memperoleh pengetahuan untuk

dapat mengidentifikasi dan mengelompokan suatu benda

digolongkan sebagai makhluk hidup atau benda mati.

b) Pertemuan 2 :

Guru menjelaskan bahwa setelah mempelajari keanekaragaman

ciri-ciri makhluk hidup siswa dapat mengetahui bahwa ciri-ciri

tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap makhluk

hidup.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa diminta untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing

(setiap kelompok berjumlah 5-6 orang dan pembagian kelompok

(42)

27

2) Siswa diberi orientasi mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk

hidup.

3) Siswa diberikan tugas oleh guru :

Pertemuan I :

Diberikan LKK mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk

hidup (bernapas, ekskresi, adaptasi, dan berkembang biak).

Pertemuan II :

Diberikan LKK mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk

hidup (tumbuh dan berkembang, memerlukan makan,

iritabilitas, dan cara bergerak.).

4) Siswa mengkaji literatur untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

oleh guru dan meminta bantuan guru apabila ada kesulitan dalam

mengerjakan LKK.

5) Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan dan

melakukan tanya jawab dengan kelompok lainnya.

6) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai konsep yang

belum dipahami.

c. Penutup

1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

2) Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.

3) Siswa mengerjakan tes akhir (Postest) pada pertemuan kedua

(43)

28

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data pemahaman konsep siswa yang diperoleh

dari nilai pretes, postes dan N-Gain. Untuk mendapatkan skor N-gain

menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008: 3) yaitu:

N-gain

Keterangan :

SPre = Skor Pre-tes

SPost = Skor Pos-tes

SMaks = Skor Maksimum

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa yaitu kemampuan

kemampuan mengemukakan pendapat, menjelaskan, mengajukan

pertanyaan, mempresentasikan hasil diskusi, dan bekerja sama yang

diperoleh dari hasil observasi melalui model pembelajaran POE dan

angket tanggapan siswa pada akhir pertemuan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman Konsep

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes

dilakukan di awal pertemuan I, dan postes dilakukan di akhir pertemuan II. Pretes dan postes dilakukan pada kelompok eksperimen dan

(44)

29

soal adalah soal pilihan jamak dengan alasan dan uraian. Pretes yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang

sama dengan postes yang diberikan di akhir pertemuan II. Adapun teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang

diamati yaitu: kemampuan mengemukakan ide/pendapat, menjelaskan,

mengemukakan pertanyaan, mempresentasikan hasil diskusi, dan

bekerja sama dengan teman.

Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

NO Nama

Sumber: dimodifikasi dari Carolina (2010: 29). R

N

(45)

30

Keterangan :

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide di dalam kelompok

0) Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja).

1) Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup. 2) Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada

materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

B. Menjelaskan

0) Tidak mengemukakan penjelasan dari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup (diam saja).

1) Mengemukakan penjelasan dari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok.

2) Mengemukakan penjelasan dari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup sesuai dengan pembahasan materi pokok.

C. Mengemukakan Pertanyaan

0) Tidak mengemukakan pertanyaan.

1) Mengemukakan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

2) Mengemukakan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasahan pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.

D. Mempresentasikan Hasil Diskusi

0) Tidak mempresentasikan hasil diskusi.

1) Mempresentasikan hasil diskusi namun tidak sesuai dengan materi ciri-ciri makhluk hidup.

2) Mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan materi ciri-ciri makhluk hidup.

E. Bekerjasama dengan teman

0) Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

1) Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua anggota kelompok.

2) Bekerjasama secara tertib dengan semua anggota kelompok.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan

model pembelajaran POE dalam pembelajaran di kelas. Angket ini

(46)

31

negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu

setuju dan tidak setuju seperti pada tabel 3.

Tabel 2. Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran POE

No. Pernyataan Pilihan

S TS

1.

Saya senang dan tertarik mempelajari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru

2.

Saya lebih mudah memahami konsep yang dipelajari melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

3.

Metode pembelajaran yang diberikan kepada saya menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

4. Saya bingung mengerjakan soal-soal melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

5. Saya tidak menyukai suasana kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh guru.

6. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang

sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

a. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Hipotesis

H0 : Sampel berdistribusi normal

(47)

32

2) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

2. UjiKesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2) Kriteria Pengujian

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13).

3. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji

dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji

kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata.

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a. Hipotesis

H0 : Rata-rata skor gain kedua sampel sama H1 : Rata-rata skor gain kedua sampel tidak sama

b. Kriteria Pengujian

(48)

33

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a. Hipotesis

H0 : rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen lebih rendah atau

sama dengan kelompok kontrol.

H1 : rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol.

b. Kriteria Pengujian

-Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

-Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto,

2004: 10).

3. Uji Mann-Whitney U

Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan Uji Mann-Whitney U

a. Hipotesis

Ho: Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol

H1: Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

b. Kriteria Uji

-Jika p-value > 0,05 maka terima Ho

(49)

34

2. Data Kualitatif Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan

data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor

aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Xi

X = x 100 n

Keterangan :

X = Rata-rata skor aktivitas siswa; Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh; n = Jumlah skor aktivitas maksimum (Puspita, 2011: 31).

Selanjutnya menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa

sesuai klasifikasi pada tabel 3 (Puspita, 2011: 33).

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran POE

Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran POE dikumpulkan melalui penyebaran angket.

Angket tanggapan berisi enam pernyataan yang terdiri dari tiga pernyataan

positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan

(50)

35

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan

pada Tabel 4.

Tabel 4. Skor Per Jawaban Angket

No. Soal Skor per soal angket

S = setuju; TS = tidak setuju (Hamimatussa’adah, 2013: 31).

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi

yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan

kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE

Sumber: Hamimatussa’adah (2013: 31).

3) Menghitung persentase skor angket tanggapan siswa dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = persentase jawaban; f = jumlah skor yag diperoleh; N = skor maksimum (Hamimatussa’adah, 2013: 31).

(51)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi

pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.

2. Penerapan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE)

berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman konsep

oleh siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

1. Dalam mengerjakan bagian prediksi, siswa sebaiknya dibimbing dan

diperhatikan agar tidak ada yang melihat literatur.

2. Dalam pembuatan LKK sebaiknya peneliti menyesuaikan antara gambar

yang disajikan pada bagian observe dengan pertanyaan yang diberikan.

3. Peneliti sebaiknya mempertimbangkan kesesuaian materi dengan

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Adhitian. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explain Terhadap Penguasaan Materi Dan Aktivitas Siswapada Materi

Pencernaan Makanan. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung. Apriliantika, P. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Predict Observe Explain

(POE) Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan Dan Menyimpulkan. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Carolina, H.S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siwa. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.

_________. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara: Jakarta.

Hamimatussa’adah. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Observasi Terhadap Keterampilan Proses Sains Oleh Siswa. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Indrawati dan Setiawan,W. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Untuk Guru SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Bandung.

Kustiyah, E. 2013. Dengan Media Riil Lingkungan Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi. http://tabloidaspirasi.com/dengan-media-riil-lingkungan-meningkatkan-pemahaman-konsep-biologi-2.html.(17 Desember 2013; 19:10 WIB).

(53)

52

Loranz, D. 2008. Course Assessment Report (Car).

http://www.tmcc.edu/media/tmcc/departments/assessment/documents/repo rts/1112/car/ASMTCARPHYS151.pdf#search=%22n%20gain%20score% 20loranz%22. (4 Januari 2014; 10:00).

Muliawati, N.P.C., I.K , Ardana., dan I.G.K, Negara. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Gugus Ubud . (Skripsi). Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/viewFile/1319/11 80. (12 November 2013; 20:10).

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancanga Percobaan dengan SPSS 17. Bumi Aksara: Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Puspita, L. 2011. Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Terpimpin Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem

Pernapasan Manusia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Restami, M.P., K, Suma; dan M, Pujani 2013. Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explaint)Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. (Tesis). Pasca SarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha:

Singaraja.http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/716. (12 Desember 2013; 15:00 WIB).

Riyanto. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC: Surabaya.

Rohani, A dan A, Ahmadi. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Rohmawati, I. 2011. Peningkatan Pemahaman Siswa dengan Pendekatan Peta

Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Kelas VIII Bina Prestasi 3 MTSN Tangerang II Pamulang. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Jakarta: Jakarta.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/193/1/101280-IKA%20ROHMAWATI. (23 Januari 2014; 16: 20 WIB).

Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

(54)

53

Sudiadnyani, P., D.N, Sudana., dan N.N, Garminah. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas IV SD Di Kelurahan Banyuasri. (Tesis). Pasca SarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/890/761 .pdf. (11 November 2013; 10:15 WIB).

Sukarmanto.2011.Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Swasty, R. 2013. Pendidikan Indonesia Peringkat 64 dari 65 Negara.

http://M.metrotvnews.com/read/news/2013/12/06/199491/Pendidikan-Indonesia-Peringkat-64-dari-65-negara. (6 Desember 2013; 10:05 WIB).

Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Rineka Cipta: Jakarta Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai

Pustaka: Jakarta.

Yupani, N.P.E., N.N, Garminah., dan P.P, Mahadewi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Berbantuan Materi Bermuatan Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. (Skripsi). Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman
Gambar 1.  Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Gambar 2.  Desain pretest postest tak ekuivalen.
Tabel 1.  Lembar Observasi Aktivitas Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ada lima premis untuk penggunaan seni visual dalam konseling, yaitu: (1) menggambarkan alam bawah sadar dan membantu individu mengungkapkan konflik rahasia yang awalnya tidak

Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu: pertama, manajemen sebagai proses, kedua manajemen sebagai kolektivitas, ketiga manajemen sebagai suatu seni ( art )

In considering public transport appraisal the time and operating cost elements of benefit may be dealt with in a similar way to the highway estimates.. However estimation of

Nomor 70 tahun 2012, para peserta pengadaan diberi kesempatan menyampaikan sanggahan (bila ada) terhadap hasil pelelangan ini paling lambat 3 (tiga) hari kerja

Terdapat tiga temuan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Cara yang dilakukan ketua yayasan untuk mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan yayasan pendidikan Al-Masdar dalam

15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan tindak Pidana Terorisme memberikan pengertian tindak pidana terorisme adalah setiap tindakan dari seseorang yang dengan sengaja

Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem penilaian Online ini sangatlah penting untuk dikembangkan di Perguruan Tinggi Raharja dan dengan adanya sistem PEN+

Dalam artikel di atas juga menyebutkan bahwa ada beberapa produk ekspor lain yang mendukung surplus perdagangan pada Januari-Februari 2015 adalah perhiasan dan permata yang naik