ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN
PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN
CIRI MAKHLUK HIDUP
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Wiyatama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh
ANNISA SHINTA DEVI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) terhadap aktivitas dan pemahaman siswa pada konsep keanekaragaman ciri makhluk hidup di SMP Wiyatama Bandar Lampung. Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII C SMP Wiyatama Bandar
Lampung yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa pemahaman konsep oleh siswa,
Annisa Shinta Devi
iii
tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE yang dianalisis
secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran POE
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pemahaman konsep oleh siswa.
Peningkatan pemahaman konsep oleh siswa secara signifikan terjadi pada indikator
aspek kognitif C4. Namun, tidak signifikan terjadi pada indikator C2 dan C3.
Penggunaan model pembelajaran POE juga berpengaruh terhadap peningkatan
aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati yaitu sebesar 14%. Selain itu,
sebagian besar siswa (95%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
model pembelajaran POE. Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan
model POE berpengaruh signifikan dalam meningkatkan pemahaman konsep oleh
siswa dan aktivitas pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung 18 Maret 1993, yang
merupakan anak pertama dari empat bersaudara pasangan
Bapak Bambang Setyawan,S.Km dan Ibu Esti Prihatin.
Alamat penulis adalah JL Teuku Umar Gg Murni no 23,
Kedaton, Bandar Lampung. Nomor handphone penulis yaitu 089631333592.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Dharma Bakti Natar (1998), SDS
Sejahtera 4 Bandar Lampung (1998-2004), SMP Negeri 1 Bandar Lampung
(2004-2007), dan SMA YP Unila Bandar Lampung (2007-2010). Pada tahun
2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Penulis melaksanakan Kegiatan Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi
(KKN-KT) tahun 2013 di desa Kenali Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Barat
dan melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Belalau
Lampung Barat.
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya
sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat
serta salam selalu dicurahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Teriring doa , rasa syukur dan segala
kerendahan hati
Dengan segala cinta dan kasih sayang
kupersembahkan karya kecil ini
untuk orang-orang tercinta sepanjang hidupku:
Yang tercinta ibu dan bapakku , yang telah
mendidik dan membesarkanku dengan segala doa
terbaik mereka, memberikan limpahan cinta dan
kasih sayang yang tak terbatas, selalu
menguatkanku, mengingatkanku ketika alpa, dan
senantiasa mendukung segala langkahku menuju
kebahagian.
Adikku tercinta Febriola Dewi Setyawati, Alm.
Agung Haryo Yudhanto, dan Zahra Fauzia
yang
selalu memberikan kekuatan, motivasi,
senantiasa menyayangiku dan membantuku ketika
banyak kesulitan yang aku hadapi.
Para Pendidik dan Dosen tercinta
MOTO
(Maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.
(QS. An-nisa 19)
Kalau kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan,
artinya Allah sedang mengajarkan kita tentang
“Menerima yang paling terbaik.”
(Alila)
Ketika keputusasaan hadir maka ingatlah alasan mengapa
kamu harus tetap bertahan
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP
AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI
POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi;
4. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini;
5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi
hingga terselesainya skripsi ini;
6. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
xii
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah
diberikan;
8. Drs. Kusmijati, S.Pd., dan ibu Ida Mayasari, S.Si., yang telah memberikan izin
dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII A dan VII C SMP
Wiyatama Bandar Lampung atas kerjasamanya selama penelitian berlangsung;
10.Sahabat-sahabatku tercinta Fiska Aulia Rahmah, Silfi Auliyanti, Desi Sutantri,
Endang Lastriana, Ayu Windarwati, Masayu Olba, dan Novalia Ariska atas
motivasi, doa dan bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang
terjalin hingga saat ini;
11. Sahabat-sahabatku tersayang di Pendidikan Biologi 2010 terimakasih untuk
kehangatan kekeluargaan yang kurasakan serta dukungan dan do’a yang telah diberikan.
12. Semua kakak tingkat dan adik tingkat di Pendidikan Biologi, terimakasih atas
dukungan yang diberikan.
13.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, serta
berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, September 2014 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
B. Pembahasan ... 41
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 50
B. Saran ... 50
xiv LAMPIRAN
1. Silabus ... 55
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 60
3. Lembar Kerja Kelompok ... 71
4. Soal Pretes dan Postes ... 105
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 29
2. Angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran POE ... 31
3. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 34
4. Skor jawaban angket ... 35
5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE ... 35
6. Hasil rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 37
7. Hasil uji nilai pretes, postes, dan N-gain pemahaman konsep oleh siswa ... 38
8. Hasil uji statistik N-gain indikator kognitif (C1, C2, C3, dan C4) siswa ... 39
9. Daftar nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen... 120
10.Daftar nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... ... 121
11.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen... 122
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9
2. Desain penelitian pretes-postes ... 21
3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE. .... 40
4. Siswa mengerjakan pretes ... 126
5. Siswa berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan LKK ... 127
6. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKK ... 127
7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas ... 128
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam proses kemajuan suatu
bangsa, terlebih di era globaisasi dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu dan
kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat. Suatu bangsa
yang tidak ingin tertinggal dalam penguasaan IPTEK harus mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi untuk menghadapi kompetisi
penguasaan dan perkembangan IPTEK di kehidupan global saat ini, yaitu
dengan cara meningkatkan mutu pendidikannya. Hal ini sesuai dengan
pernyataan (Tilaar, 2004: 19) dalam menghadapi kehidupan global yang
kompetitif dan inovatif, maka proses pendidikan harus mampu
mengembangkan kemampuan berkompetisi di dalam kerjasama, sikap
inovatif dan selalu meningkatkan kualitasnya.
Namun masalah mendasar yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini
adalah masih rendahnya mutu pendidikan, yang ditunjukkan oleh penelitian
dan penilaian yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei mutu pendidikan
2
Indonesia berada di peringkat 40 dari 42 negara. Sedangkan menurut PISA
(Programme For International Student Assessment) pada tahun 2012, dari 65 negara anggota PISA, pendidikan Indonesia berada di peringkat 64,
sedangkan untuk literasi sains, Indonesia berada pada peringkat 64 dengan
skor 382 (Swasty, 2013:1).
Rendahnya kualitas pendidikan tersebut diduga salah satunya disebabkan
pembelajaran yang dilakukan masih bersifat teacher centered atau
pembelajaran yang berpusat pada guru. Dalam mempelajari IPA khususnya
Biologi seharusnya siswa tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan guru
kemudian menghafalkannya saja, namun siswa harus belajar melalui
pengalaman dengan memberdayakan seluruh inderanya seperti mata, tangan,
dan telinga sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi bermakna bagi
siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Hamalik, 2004: 27) yaitu proses
pendidikan yang dilakukan di sekolah seharusnya memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk belajar melalui pengalaman agar peserta didik
dapat mengalami sendiri proses pembelajaran sehingga dapat mengasah
kemampuan peserta didik dalam memahami suatu konsep. Karena
sesungguhnya belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas
dari itu, yakni mengalami. Sehingga siswa dapat mengembangkan
pemahaman konsep IPA dengan baik pada dirinya sendiri.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA di SMP
3
materi keanekaragaman ciri makhluk hidup masih menggunakan
pembelajaran yang bersifat teacher centered yaitu metode ceramah dan diskusi yang masih cenderung berbasis hafalan teori dan tidak didasarkan
pada pengalaman belajar siswa, sehingga kemampuan siswa sekedar
dipahami sebagai kemampuan menghafal. Tidak efektifnya penggunaan
metode tersebut diduga berdampak negatif terhadap pemahaman konsep IPA
oleh siswa. Hal tersebut terlihat dari nilai rata- rata siswa pada materi pokok
keanekaragaman ciri makhluk hidup tahun pelajaran 2012/2013 yang baru
mencapai 50 dengan presentase sebanyak 50% siswa yang mendapatkan nilai
≥ 65. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 100% siswa yang harus mencapai nilai ≥
65. Dengan demikian materi pokok ciri - ciri makhluk hidup tahun pelajaran
2012/2013 tersebut dikatakan belum mencapai belajar tuntas.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Guru dituntut untuk menggunakan suatu
model pembelajaran inovatif yang mengarah pada suatu peningkatan aktivitas
dan pemahaman konsep yang dimiliki oleh siswa. Salah satunya adalah
model pembelajaran Predict Observe Explain (POE). Menurut Keeratichamroen (dalam Restami, Suma, Pujani 2013: 3), model
pembelajaran POE merupakan langkah yang efisien untuk menciptakan
diskusi siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini melibatkan
siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui
demonstrasi atau eksperimen, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi
4
diperoleh siswa akan melekat dalam ingatannya, serta siswa akan memahami
apa yang dipelajarinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adhitian (2013:1)
membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) pada siswa kelas XI di SMA Swadhipa Natar Lampung Selatan mampu meningkatkan penguasaan materi dan aktivitas siswa. Selain
itu hasil penelitian Sudiadnyani, Sudana, dan Garminah (2013: 9) juga
membuktikan bahwa siswa yang diberi perlakuan belajar dengan
menggunakan model pembelajaran POE memiliki skor rata-rata pemahaman
konsep IPA yang lebih tinggi yaitu sebesar 64,86 dibandingkan dengan siswa
yang diberi perlakuan belajar dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional yaitu sebesar 54,94.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian yang berjudul ‘‘Penggunaan Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Terhadap Aktivitas dan Pemahaman Konsep Oleh Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki pengajaran yang telah
ada guna meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep IPA khusunya
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran POE berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman
ciri makhluk hidup ?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran POE berpengaruh signifikan terhadap pemahaman konsep oleh siswa pada materi pokok
keanekaragaman ciri makhluk hidup ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup.
2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran POE terhadap pemahaman konsep siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri makhluk hidup.
D. Manfaat Penelitian
Setelah diadakannya penelitian ini, maka hasilnya dapat digunakan untuk:
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam
6
2. Bagi guru
Memberikan wawasan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran
POE sebagai alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi untuk mengoptimalkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep siswa.
3. Bagi siswa
a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
b. Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar di kelas.
4. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar
dalam mata pelajaran biologi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memberi kejelasan dalam penelitian, berikut dikemukakan beberapa
batasan yaitu :
1. Langkah – langkah model pembelajaran POE yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 langkah yaitu siswa melakukan prediksi
(membuat dugaan) dengan pemahaman awal mereka, kemudian siswa
melakukan observasi (mengamati), lalu siswa diminta untuk explain
(menjelaskan) hasil observasi yang dilakukan.
2. Aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa yang
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri atas
kemampuan mengemukakan ide/pendapat, menjelaskan, mengajukan
7
3. Pemahaman konsep yang diamati berupa aspek kognitif (pengetahuan)
siswa yaitu kemampuan siswa dalam menjawab tes objektif pada Materi
Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup yang meliputi jenjang
kognitif C1, C2, C3 dan C4. Tes objektif ini berupa soal uraian dan pilihan
jamak dengan alasan.
4. Materi pembelajaran yang digunakan dibatasi pada materi pokok ciri-ciri
makhluk hidup dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi Ciri-ciri
Makhluk Hidup”.
5. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap SMP Wiyatama
Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014.
F. Kerangka pikir
Pembelajaran IPA khususnya biologi masih dianggap sebagian besar siswa
sebagai pelajaran yang cukup sulit dipahami, termasuk materi pokok ciri-ciri
makhluk hidup. Hal ini dapat terjadi karena kurang tepatnya penggunaan
model pembelajaran di kelas. Guru masih sering menggunakan metode
pembelajaran yang bersifat teacher centered, hal ini menyebabkan siswa lebih banyak mengandalkan informasi yang berasal dari guru sehingga siswa masih
sulit untuk mengembangkan pemahaman konsep IPA dan mengakibatkan
aktivitas siswa cenderung pasif. Hal tersebut membuat guru dituntut untuk
mengembangkan pola belajar yang membuat siswa terlibat aktif dalam proses
8
proses pembelajaran. Dengan pola belajar yang demikian diharapkan
pemahaman konsep IPA khusunya biologi dan aktivitas belajar siswa dapat
meningkat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan pembelajaran
yang bermakna yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai.
Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah model
pembelajaran POE . Model pembelajaran POE mengajak siswa untuk melakukan tiga kegiatan utama yaitu melakukan prediksi, mengamati, dan
menjelaskan. Kegiatan pertama siswa diajak untuk memprediksi suatu
permasalahan biologi yang disajikan dengan menggunakan pengetahuan awal
siswa, kemudian siswa akan melakukan pengamatan melalui gambar ataupun
vidio untuk membuktikan apakah prediksi yang telah mereka buat sesuai atau
tidak, selanjutnya siswa akan menjelaskan hasil pengamatannya dan
menjelaskan apakah prediksi yang mereka ajukan sesuai atu tidak dengan
berdasarkan pengamatan. Kegiatan – kegiatan tersebut melatih siswa untuk
menemukan dan membangun konsep selama proses pembelajaran. Hal
tersebut membuat siswa menjadi lebih mudah dalam memahami konsep serta
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan variabel Y. Variabel X
adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran Predict Observe Explain
(POE) dan variabel Y adalah variabel terikat yaitu aktivitas dan pemahaman
konsep oleh siswa Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam
9
Keterangan :
X : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Predict Observe Explain (POE). Y1 : Aktivitas belajar siswa.
Y2 : Pemahaman konsep oleh siswa.
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1) H1 : Penggunaan model pembelajaran POE berpegaruh terhadap
peningkatan aktivitas belajar siswa.
2) H1 : Penggunaan model pembelajaran POE berpengaruh signifikan terhadap pemahaman konsep oleh siswa.
X
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
POE ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali
pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka melaksanakan tiga
tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.
Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang dimulai
dengan penyajian masalah siswa diajak untuk menduga atau membuat
prediksi dari suatu kemungkinan yang terjadi dengan pola yang sudah ada,
kemudian dilanjutkan dengan melakukan observasi atau pengamatan terhadap
masalah tersebut untuk dapat menemukan kebenaran atau fakta dari dugaan
awal dalam bentuk penjelasan (Indrawati dan Setiawan, 2009: 45). Menurut
Sudiadnyani, Sudana, dan Garminah (2013: 3) model POE ini dapat melatih
siswa untuk aktif terlebih dahulu mencari pengetahuan sesuai dengan cara
berpikirnya dengan menggunakan sumber-sumber yang dapat memudahkan
dalam pemecahan masalah. Model pembelajaran POE bertujuan untuk
mengajarkan siswa untuk belajar mandiri dalam hal memecahkan suatu
permasalahan.
POE pertama kali diperkenalkan oleh White dan Gusnstone pada tahun 1995
11
POE merupakan langkah yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa
mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi ini melibatkan siswa dalam
memprediksi atau menduga suatu fenomena, melakukan observasi, dan
akhirnya menjelaskan hasil observasi serta prediksi mereka sebelumnya
(Restami, Suma, dan Pujani, 2013: 3).
Model POE merupakan suatu model pembelajaran yang berlandaskan
konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan suatu pandangan dalam
pembelajaran yang beranggapan bahwa untuk memahami teori dan
memperoleh pengetahuannya siswa harus aktif membangun pengetahuannya
sendiri, guru tidaklah berperan sebagai pentransfer informasi tetapi sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran yang membantu siswa untuk
membangun pengetahuannya. Siswa memperoleh pengetahuan melalui
eksplorasi dengan inderanya, baik itu dengan melihat, mendengar, meraba,
merasakan, membau, dan lainnya (Muliawati, Ardana, dan Negara, 2013: 4-5).
Model pembelajaran POE menggali pemahaman konsep IPA siswa melalui
tiga langkah utama, menurut Indrawati dan Setiawan (2009: 45) ketiga
langkah utama dalam model pembelajaran POE diuraikan sebagai berikut :
1. Predict (Membuat Prediksi)merupakan suatu proses membuat dugaan
terhadap suatu peristiwa atau fenomena. Siswa memprediksikan jawaban
dari suatu permasalahan yang dipaparkan oleh guru, kemudian siswa
menuliskan prediksi tersebut beserta alasannya. Siswa menyusun dugaan
12
2. Observe (Mengamati) merupakan suatu proses siswa melakukan
pengamatan mengenai apa yang terjadi. Siswa melakukan pengamatan
baik secara langsung maupun tidak langsung , siswa mencatat apa yang
mereka amati, mengaitkan prediksi mereka sebelumnya dengan hasil
pengamatan yang mereka peroleh.
3. Explain (Menjelaskan) merupakan suatu proses siswa memberikan
penjelasan mengenai kesesuaian antara dugaan dengan hasil pengamatan
yang telah mereka lakukan dari tahap observasi.
Model pembelajaran POE menurut Hakim (dalam Apriliantika, 2012: 9-10)
memiliki tiga langkah secara terinci, yang dimulai dengan guru menyajikan
peristiwa sains kepada siswa dan diakhiri dengan menghadapkan semua
ketidaksesuaian antara prediksi dan observasi. Adapun ketiga langkah model
pembelajaran POE secara terinci sebagai berikut :
a. Membuat prediksi atau dugaan (P) :
1) Guru menyajikan suatu permasalahan atau persoalan.
2) Siswa diminta untuk membuat dugaan (prediksi). Dalam membuat
dugaan siswa diminta untuk berfikir tentang alasan mengapa ia
membuat dugaan seperti itu.
b. Melakukan observasi (O) :
1) Siswa diajak oleh guru melakukan pengamatan berkaitan dengan
permasalahan yang disajikan di awal.
2) Siswa diminta mengamati apa yang terjadi.
3) Lalu siswa menguji apakah dugaan yang mereka buat benar atau
13
c. Menjelaskan (E) :
1) Bila dugaan siswa ternyata terjadi dalam pengamatan, guru dapat
merangkum dan memberi penjelasan untuk menguatkan hasil
pengamatan yang dilakukan.
2) Bila dugaan siswa tidak terjadi dalam pengamatan yang dilakukan
maka guru membantu siswa mencari penjelasan mengapa
dugaannnya tidak benar.
3) Guru dapat membantu siswa untuk mengubah dugaannya dan
membenarkan dugaan yang semula tidak benar.
Sama seperti model-model pembelajaran yang lain, model pembelajaran POE
juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan model
POE adalah sebagai berikut :
d. Kelebihan model pembelajaran POE
1) Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam
mengajukan prediksi.
2) Dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya dapat
mengurangi verbalisme.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik
tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang
terjadi melalui eksperimen.
4) Dengan cara mengamati secaralangsung peserta didik memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan
14
kebenaran materi pembelajaran (Yupani, Garminah, dan Mahadewi,
2013: 3).
e. Kekurangan model pembelajaran POE
1) Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan
penyajian persoalan pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen
yang dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan peserta
didik.
2) Untuk kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan
tempat yang memadai.
3) Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan
dan keterampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru dituntut
untuk bekerja secara lebih profesional.
5) Memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran peserta didik (Yupani, Garminah,
dan Mahadewi, 2013: 3).
B. Aktivitas Belajar
Aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu. Aktivitas sangat diperlukan dalam proses belajar agar
kegiatan belajar mengajar menjadi efektif. Pengajaran yang efektif adalah
pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan
aktivitas sendiri (Hamalik, 2004: 171).
Dalam proses pembelajaran, belajar yang berhasil mesti melalui berbagai
15
didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun
bekerja, tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.
Sedangkan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja
sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan
dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk
mendapatkan hasil pengajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses
pengajaran secara aktif : mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat,
menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya. Kegiatan atau
keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang dnampak, yaitu saat peserta
didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain.
Sedangkan kegiatan psikis nampak bila sedang mengamati dengan teliti,
memecahkan persoalan dan mengambil keputusan, dan sebagainya (Rohani
dan Ahmadi, 1995: 6).
Menurut Sardiman (2007: 95) Belajar adalah berbuat untuk mengubah
tingkah laku. Dalam proses pembelajaran dilakukan suatu kegiatan, tidak ada
belajar kalau tidak ada aktivitas, hal tersebut yang membuat aktivitas menjadi
prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar.
Menurut Djamarah (2008: 38) Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan.
Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang
yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar
itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang,
membaca, mengingat, berpikir, latihan atau praktek, dan sebagainya.
16
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa
mamapu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.
Menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2004: 172-173) membagi aktivitas
belajar dalam 8 kelompok, ialah :
a) Kegiatan- kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,
pameran, dan mengamati oranglain bekerja atau bermain.
b) Kegiatan- kegiatan lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi, dan interupsi.
c) Kegiatan- kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
keompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d) Kegiatan- kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi,
membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
e) Kegiatan- kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.
f) Kegiatan- kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
17
g) Kegiatan- kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis
faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
h) Kegiatan- kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan dalam
kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama
lain.
C. Pemahaman Konsep
Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Tim (2007: 636) yang
berarti pengertian, pendapat; pikiran; airan; haluan; pandangan; mengerti
benar (akan); tahu benar (akan), pandai dan mengerti benar (tentang suatu hal).
Pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti proses, perbuatan,
dan cara memahami atau memahamkan. Sedangkan menurut Bloom (dalam
Rohmawati, 2011: 21) pemahaman adalah kemampuan untuk memahami apa
yang sedang dikomunikasikan dan mampu memanfaatkan suatu ide tanpa
harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu
secara mendalam.
Menurut Bloom (dalam Rohmawati, 2011: 23) mengemukakan bahwa
pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
a) Penerjemahan (Translation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi
18
b) Penafsiran (Interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk
digunakan dalam menyelesaikan soal.
c) Ekstraolasi (Extrapolation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyimpulkan dari sesuatu yang telah
diketahui.
Konsep merupakan ide abstrak yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau
atribut yang sama dari sekelompok objek atau fakta, baik merupakan proses,
peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok
lain. Menurut Slavin (dalam Sukarmanto 2011: 21) menyatakan bahwa konsep
adalah suatu gagasan abstrak yang digeneralisasi dari contoh-contoh spesifik.
Konsep menunjukan pada pemahaman dasar. Konsep pada umumnya dapat
dipelajari melalui pengamatan dan definisi. Informasi yang sama yang
diperoleh mengenai benda-benda, sifat-sifat, peristiwa-peristiwa akan
menghasilkan konsep-konsep yang sama. Sedangkan menurut Sagala (2008: 1)
konsep merupakan buah pemikiran seorang atau sekelompok orang yang
dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi
prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, dan
pengalaman melalui generalisasi dan terpikir abstrak.
Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri
umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang. Konsep-konsep tidak terlalu
konvergen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha manusia
19
Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran,
memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa
bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman
konsep siswa akan dapat lebih mengerti akan materi pelajaran itu sendiri
(Sukarmanto, 2011: 21).
Menurut Kustiyah (2013: 1) siswa dikatakan paham apabila dapat
menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata sendiri yang diungkapkan
melalui pertanyaan, soal dan tugas. Pemahaman konsep biologi merupakan
penguasaan materi biologi pada siswa yang diwujudkan siswa mampu
menjelaskan, mendefinisikan dengan kata-kata mereka sendiri, pengungkapan,
pernyataan atau penyelesaian soal yang berhubungan dengan materi biologi.
Jadi siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila siswa dapat
menjelaskan kembali atau menguraikan kembali apa yang telah mereka
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Wiyatama Bandar Lampung pada
semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian pada April 2014.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Wiyatama
Bandar Lampung semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan sampel
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol yang telah dipilih dengan teknik purposive sampling.
C. Desain Penelitian
Desain Penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah desain pretest
postest tak ekuivalen. Kelompok eksperimen (VIIA) diberi perlakuan
penerapan model pembelajaran POE dan kelompok kontrol (VIIC) diberi
21
Pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat tes awal
(pretest) dan tes akhir (postest) sehinggastruktur desainnya sebagai berikut:
Keterangan : K1 = Kelompok eksperimen, K2 = Kelompok kontrol,
O
1 = Pretes,O
2 = Postes, X = Perlakuan eksperimen, C = Perlakuan kontrol (modifikasi dari Riyanto, 2007: 43).Gambar 2. Desain pretest postest tak ekuivalen.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu pra penelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:
1. Pra penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk
observasi ke sekolah.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan
diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok (LKK),
dan soal pretes dan postes.
Kelompok pretes
perlakuan postes
K1
O
1X
O
222
e. Membuat lembar observasi aktivitas belajar dan angket tanggapan
siswa.
f. Mengambil data yang digunakan sebagai acuan dalam pembentukan
kelompok. Kemudian membentuk kelompok diskusi pada
masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bersifat heterogen
berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 2
siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah.
Setiap kelompok terdiri atas 5 orang siswa (Lie, 2004: 42).
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model POE
untuk kelas eksperimen dan menggunakan metode diskusi untuk kelas
kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama membahas tentang keanekaragaman bernapas,
ekskresi, adaptasi, dan berkembang biak pada makhluk hidup. Pertemuan
kedua membahas tentang keanekaragaman tumbuh dan berkembang,
memerlukan makan, iritabilitas, dan cara bergerak.
1) Kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran POE
a. Pendahuluan
1) Guru memberikan pretes pada pertemuan pertama berupa soal pilihan jamak beserta alasan dan uraian mengenai
23
2) Guru membacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator dan tujuan pembelajaran.
3) Guru menjelaskan mengenai langkah-langkah pembelajaran POE.
4) Guru memberikan apersepsi :
a) Pertemuan 1 :
Guru menanyakan kepada siswa “Saat kalian berdiri di tengah
lapangan dengan cuaca panas, apakah kalian berkeringat?”
kemudian siswa diminta untuk mengamati tiang bendera yang
ada di lapangan,guru kembali bertanya kepada siswa “apakah
tiang bendera tersebut juga berkeringat?”
b) Pertemuan 2 :
Guru meminta siswa untuk memukul teman sebelahnya,
kemudian memukul meja. Guru bertanya “Apakah ada
perbedaan reaksi dari teman mu dan meja yang kalian pukul?
Bagaimanakah perbedaannya?”
5) Guru memberikan motivasi :
a) Pertemuan 1 :
Guru menjelaskan manfaat mempelajari keanekaragaman
ciri-ciri makhluk hidup yaitu siswa memperoleh pengetahuan untuk
dapat mengidentifikasi dan mengelompokan suatu benda
digolongkan sebagai makhluk hidup atau benda mati.
b) Pertemuan 2 :
Guru menjelaskan bahwa setelah mempelajari keanekaragaman
24
tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap makhluk
hidup.
b. Kegiatan inti
1) Siswa diminta untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing
(setiap kelompok berjumlah 5-6 orang dan pembagian kelompok
telah ditentukan sebelumnya).
2) Siswa diberi orientasi mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk
hidup.
Pertemuan I :
Keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup (bernapas, ekskresi,
adaptasi, dan berkembang biak).
Pertemuan II :
Keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup (tumbuh dan
berkembang, bergerak, iritabilitas, dan memerlukan makan).
3) Siswa dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi
permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan (sesuai dengan topik
pertemuan).
4) Siswa membuat prediksi mengenai keanekaragaman ciri-ciri
makhluk hidup dari permasalahan yang telah tersedia di LKK
dengan menggunakan pengetahuan awal siswa.
5) Siswa memberikan alasan dari prediksi yang telah dibuat.
6) Siswa melakukan pengamatan tentang materi keanekaragaman
25
7) Siswa dibimbing oleh guru untuk memberi penjelasan tentang
materi keanekaragaman keanciri-ciri makhluk hidup berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan.
8) Siswa mempresentasikan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
c. Penutup
1) Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.
2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai konsep yang
belum dipahami.
3) Siswa mengerjakan tes akhir (Postest) pada pertemuan kedua
kemudian mengumpulkan hasil postest yang telah dikerjakan.
4) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan.
5) Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
2) Kelas Kontrol menggunakan metode Diskusi a. Pendahuluan
1) Guru memberikan pretes pada pertemuan pertama berupa soal pilihan jamak beserta alasan dan uraian mengenai ciri-ciri makhluk
hidup.
2) Siswa dibacakan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), indikator dan tujuan pemebelajaran oleh guru.
3) Guru memberikan apersepsi :
a) Pertemuan 1:
Guru menanyakan kepada siswa “Saat kalian berdiri di tengah
26
kemudian siswa diminta untuk mengamati tiang bendera yang
ada di lapangan,guru kembali bertanya kepada siswa “apakah
tiang bendera tersebut juga berkeringat?”
b) Pertemuan 2 :
Guru meminta siswa untuk memukul teman sebelahnya,
kemudian memukul meja. Guru bertanya “Apakah ada
perbedaan reaksi dari teman mu dan meja yang kalian pukul?
Bagaimanakah perbedaannya?”
4) Guru memberikan motivasi :
a) Pertemuan 1 :
Guru menjelaskan manfaat mempelajari keanekaragaman
ciri-ciri makhluk hidup yaitu siswa memperoleh pengetahuan untuk
dapat mengidentifikasi dan mengelompokan suatu benda
digolongkan sebagai makhluk hidup atau benda mati.
b) Pertemuan 2 :
Guru menjelaskan bahwa setelah mempelajari keanekaragaman
ciri-ciri makhluk hidup siswa dapat mengetahui bahwa ciri-ciri
tersebut sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap makhluk
hidup.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa diminta untuk duduk dalam kelompoknya masing-masing
(setiap kelompok berjumlah 5-6 orang dan pembagian kelompok
27
2) Siswa diberi orientasi mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk
hidup.
3) Siswa diberikan tugas oleh guru :
Pertemuan I :
Diberikan LKK mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk
hidup (bernapas, ekskresi, adaptasi, dan berkembang biak).
Pertemuan II :
Diberikan LKK mengenai keanekaragaman ciri-ciri makhluk
hidup (tumbuh dan berkembang, memerlukan makan,
iritabilitas, dan cara bergerak.).
4) Siswa mengkaji literatur untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru dan meminta bantuan guru apabila ada kesulitan dalam
mengerjakan LKK.
5) Siswa mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan dan
melakukan tanya jawab dengan kelompok lainnya.
6) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai konsep yang
belum dipahami.
c. Penutup
1) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Siswa mengumpulkan LKK yang telah dikerjakan.
3) Siswa mengerjakan tes akhir (Postest) pada pertemuan kedua
28
E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data pemahaman konsep siswa yang diperoleh
dari nilai pretes, postes dan N-Gain. Untuk mendapatkan skor N-gain
menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008: 3) yaitu:
N-gain
Keterangan :
SPre = Skor Pre-tes
SPost = Skor Pos-tes
SMaks = Skor Maksimum
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa yaitu kemampuan
kemampuan mengemukakan pendapat, menjelaskan, mengajukan
pertanyaan, mempresentasikan hasil diskusi, dan bekerja sama yang
diperoleh dari hasil observasi melalui model pembelajaran POE dan
angket tanggapan siswa pada akhir pertemuan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman Konsep
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretes dan postes. Pretes
dilakukan di awal pertemuan I, dan postes dilakukan di akhir pertemuan II. Pretes dan postes dilakukan pada kelompok eksperimen dan
29
soal adalah soal pilihan jamak dengan alasan dan uraian. Pretes yang diberikan pada awal pertemuan I, mempunyai bentuk dan jumlah yang
sama dengan postes yang diberikan di akhir pertemuan II. Adapun teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:
Keterangan:
S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang
diamati yaitu: kemampuan mengemukakan ide/pendapat, menjelaskan,
mengemukakan pertanyaan, mempresentasikan hasil diskusi, dan
bekerja sama dengan teman.
Tabel 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
NO Nama
Sumber: dimodifikasi dari Carolina (2010: 29). R
N
30
Keterangan :
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide di dalam kelompok
0) Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja).
1) Mengemukakan pendapat/ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup. 2) Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada
materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
B. Menjelaskan
0) Tidak mengemukakan penjelasan dari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup (diam saja).
1) Mengemukakan penjelasan dari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok.
2) Mengemukakan penjelasan dari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup sesuai dengan pembahasan materi pokok.
C. Mengemukakan Pertanyaan
0) Tidak mengemukakan pertanyaan.
1) Mengemukakan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
2) Mengemukakan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasahan pada materi pokok ciri-ciri makhluk hidup.
D. Mempresentasikan Hasil Diskusi
0) Tidak mempresentasikan hasil diskusi.
1) Mempresentasikan hasil diskusi namun tidak sesuai dengan materi ciri-ciri makhluk hidup.
2) Mempresentasikan hasil diskusi sesuai dengan materi ciri-ciri makhluk hidup.
E. Bekerjasama dengan teman
0) Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).
1) Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua anggota kelompok.
2) Bekerjasama secara tertib dengan semua anggota kelompok.
c. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat penggunaan
model pembelajaran POE dalam pembelajaran di kelas. Angket ini
31
negatif. Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu
setuju dan tidak setuju seperti pada tabel 3.
Tabel 2. Angket Tanggapan Siswa terhadap Model Pembelajaran POE
No. Pernyataan Pilihan
S TS
1.
Saya senang dan tertarik mempelajari materi pokok ciri-ciri makhluk hidup melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru
2.
Saya lebih mudah memahami konsep yang dipelajari melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
3.
Metode pembelajaran yang diberikan kepada saya menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.
4. Saya bingung mengerjakan soal-soal melalui model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Saya tidak menyukai suasana kegiatan belajar mengajar yang diterapkan oleh guru.
6. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif
Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
a. Uji Normalitas Data (Uji Lilliefors)
Uji normalitas data dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.
1) Hipotesis
H0 : Sampel berdistribusi normal
32
2) Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2. UjiKesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS versi 17.
1) Hipotesis
H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2) Kriteria Pengujian
- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004:13).
3. Pengujian Hipotesis
Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji
dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji
kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata.
1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
a. Hipotesis
H0 : Rata-rata skor gain kedua sampel sama H1 : Rata-rata skor gain kedua sampel tidak sama
b. Kriteria Pengujian
33
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
a. Hipotesis
H0 : rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen lebih rendah atau
sama dengan kelompok kontrol.
H1 : rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol.
b. Kriteria Pengujian
-Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.
-Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto,
2004: 10).
3. Uji Mann-Whitney U
Apabila data yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka
dilakukan Uji Mann-Whitney U
a. Hipotesis
Ho: Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol
H1: Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
b. Kriteria Uji
-Jika p-value > 0,05 maka terima Ho
34
2. Data Kualitatif Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor
aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
Xi
X = x 100 n
Keterangan :
X = Rata-rata skor aktivitas siswa; Xi = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh; n = Jumlah skor aktivitas maksimum (Puspita, 2011: 31).
Selanjutnya menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa
sesuai klasifikasi pada tabel 3 (Puspita, 2011: 33).
Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran POE
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran POE dikumpulkan melalui penyebaran angket.
Angket tanggapan berisi enam pernyataan yang terdiri dari tiga pernyataan
positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan
35
1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Skor Per Jawaban Angket
No. Soal Skor per soal angket
S = setuju; TS = tidak setuju (Hamimatussa’adah, 2013: 31).
2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
Tabel 5. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran POE
Sumber: Hamimatussa’adah (2013: 31).
3) Menghitung persentase skor angket tanggapan siswa dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = persentase jawaban; f = jumlah skor yag diperoleh; N = skor maksimum (Hamimatussa’adah, 2013: 31).
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi
pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
2. Penerapan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE)
berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan pemahaman konsep
oleh siswa pada materi pokok keanekaragaman ciri-ciri makhluk hidup.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Dalam mengerjakan bagian prediksi, siswa sebaiknya dibimbing dan
diperhatikan agar tidak ada yang melihat literatur.
2. Dalam pembuatan LKK sebaiknya peneliti menyesuaikan antara gambar
yang disajikan pada bagian observe dengan pertanyaan yang diberikan.
3. Peneliti sebaiknya mempertimbangkan kesesuaian materi dengan
DAFTAR PUSTAKA
Adhitian. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explain Terhadap Penguasaan Materi Dan Aktivitas Siswapada Materi
Pencernaan Makanan. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung. Apriliantika, P. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Predict Observe Explain
(POE) Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Dalam Meningkatkan Keterampilan Mengkomunikasikan Dan Menyimpulkan. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Carolina, H.S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siwa. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Djamarah, S.B. 2008. Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
_________. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara: Jakarta.
Hamimatussa’adah. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Observasi Terhadap Keterampilan Proses Sains Oleh Siswa. Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Indrawati dan Setiawan,W. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan Untuk Guru SD. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Bandung.
Kustiyah, E. 2013. Dengan Media Riil Lingkungan Meningkatkan Pemahaman Konsep Biologi. http://tabloidaspirasi.com/dengan-media-riil-lingkungan-meningkatkan-pemahaman-konsep-biologi-2.html.(17 Desember 2013; 19:10 WIB).
52
Loranz, D. 2008. Course Assessment Report (Car).
http://www.tmcc.edu/media/tmcc/departments/assessment/documents/repo rts/1112/car/ASMTCARPHYS151.pdf#search=%22n%20gain%20score% 20loranz%22. (4 Januari 2014; 10:00).
Muliawati, N.P.C., I.K , Ardana., dan I.G.K, Negara. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD di Gugus Ubud . (Skripsi). Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/viewFile/1319/11 80. (12 November 2013; 20:10).
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancanga Percobaan dengan SPSS 17. Bumi Aksara: Jakarta.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Puspita, L. 2011. Pengaruh Penerapan Model Inkuiri Terpimpin Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Sistem
Pernapasan Manusia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Restami, M.P., K, Suma; dan M, Pujani 2013. Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explaint)Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Dan Sikap Ilmiah Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. (Tesis). Pasca SarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha:
Singaraja.http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/view/716. (12 Desember 2013; 15:00 WIB).
Riyanto. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC: Surabaya.
Rohani, A dan A, Ahmadi. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Rohmawati, I. 2011. Peningkatan Pemahaman Siswa dengan Pendekatan Peta
Konsep Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Kelas VIII Bina Prestasi 3 MTSN Tangerang II Pamulang. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Jakarta: Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/193/1/101280-IKA%20ROHMAWATI. (23 Januari 2014; 16: 20 WIB).
Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
53
Sudiadnyani, P., D.N, Sudana., dan N.N, Garminah. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas IV SD Di Kelurahan Banyuasri. (Tesis). Pasca SarjanaUniversitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/890/761 .pdf. (11 November 2013; 10:15 WIB).
Sukarmanto.2011.Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Swasty, R. 2013. Pendidikan Indonesia Peringkat 64 dari 65 Negara.
http://M.metrotvnews.com/read/news/2013/12/06/199491/Pendidikan-Indonesia-Peringkat-64-dari-65-negara. (6 Desember 2013; 10:05 WIB).
Tilaar, H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Rineka Cipta: Jakarta Tim Penyusun Pusat Kamus. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai
Pustaka: Jakarta.
Yupani, N.P.E., N.N, Garminah., dan P.P, Mahadewi. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Berbantuan Materi Bermuatan Kearifan Lokal Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV. (Skripsi). Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.