• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

OLEH

ESTER RINTOWATI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo batanghari lampung timur tahun pelajaran 2014/2015 melalui pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) .

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru, serta soal evaluasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengunaan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas dan hasi belajar siswa. rata aktivitas siswa siklus I adalah 58,67dan pada siklus II 61. Rata-rata hasil belajar siswa siklus I 69 dan pada siklus II meningkat menjadi 76. Ketuntasan belajar siswa siklus I sebesar 65%, meningkat menjadi 95% pada akhir siklus II.

(2)

i

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

OLEH

ESTER RINTOWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BANJARREJO BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

OLEH

ESTER RINTOWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka pikir penelitian ………...………. 23

(5)
(6)

xii

e. Saran Perbaikan/Tindakan untuk siklus II Pertemuan ke I ... 61

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo ………… 4

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur TA 2013/2014 2.1 Peran guru, siswa, dan masalah dalam PBL ……… 19

2.2 Tahapan-tahapan model PBL ……….… 20

3.1 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa ……….… 29

3.2 Lembar Observasi Kinerja Guru ……….… 30

3.3 Rubrik Instrument Penilaian Kinerja Guru ………….……… 31

3.4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa ……….………… 32

3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa ……….…. 32

4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan ke I ... 40

4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan ke I …….…. 41

4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan ke II .... . 48

4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan ke II ……… 48

4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa pada Siklus I …………. 51

4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan ke I ..… 57

4.7 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan ke I …….… 58

4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan ke II.…….… 66

4.9 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan ke II ……… 67

4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar siswa pada Siklus II ………. … 69

4.11 Rekapitulasi hasil Peningkatan Aktivitas Siswa siklus I dan siklus II… 70 4.12 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Penelitian …. 71

(8)

vii

MOTO

Di belakangku ada kekuatan tak terbatas, di

depanku ada kemungkinan tak berakhir,

di sekelilingku ada kesempatan tak terhitung.

Mengapa aku harus takut ?

(B. Tejanando)

(9)
(10)
(11)
(12)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, kupersembahkan karya kecilku ini untuk

orang-orang yang kusayangi :

1. Kepada ke dua orang tua Bapak Suripto dan Ibu Eni Sulistri yang selalu

menjadi motifasiku

2. Untuk Suamiku Dedek Febriyantoni dan anak-anak ku : Ferin, Kezia dan

Kayleon yang selalu mendukung dan mendoakan untuk penyelesaian skripsi

ini.

3. Untuk sahabat- sahabatku Sri Budiarti, Marta, Dewi, Nurbaiti, Heni dan

Asih Sayekti atas bantuan, perhatian dan dorongan moril yang telah

diberikan.

4. Kepala SD N 2 Banjarrejo bapak Suprapto dan teman-teman mengajarku di

SD N 2 Banjarrejo, terimakasih atas do’a, semangat, motivasi dan

bantuannya selama ini baik sumbanagan tenagga, pikiran dan lain

sebagainya.

5. Almamater tercinta Universitas Lampung

(13)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ester Rintowati, anak kedua dari dua

bersaudara. Putri dari pasangan Bapak Suripto dan Ibu

Eni Sulistri. Penulis dilahirkan di Purwoadi Lampung

Tengah pada tanggal 09 Februari 1983. Penulis

menamatkan sekolah dasar di SDN 2 Purwoadi

Lampung Tengah pada tahun 1996, menamatkan

sekolah lanjutan pertama di SMPN 1 Trimurjo Lampung Tengah pada tahun

1999 dan menamatkan sekolah menengah atas di SMA Kristen No.1 Metro

pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan D2 di

Universitas Lampung, dan pada tahun 2013 penulis mendapat kesempatan untuk

(14)

ix

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir.

Dalam kegiatan ini penulis menyadari bahwa semuanya tidak akan terselesaikan

tanpa bantuan banyak pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terimakasih.

Pada kesempatan ini penulis menghanturkan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya atas segala bantuan, saran dan bimbingan kepada :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah banyak membantu penulis selama melaksanakan studi di FKIP Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD dan juga membantu penulis dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., selaku ketua program studi PGSD Universitas Lampung yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis dan memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Rapani, M.Pd. sebagai pembimbing, yang telah memberi saran dan motivasi, serta meluangkan waktu bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Dra. Siti Rachmah S sebagai pembahas yang telah banyak saran dan motivasi, serta meluangkan waktu bagi penulis untuk membimbing dalam penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen serta staf karyawan Universitas Lampung. 7. Bapak Suprapto, S.Pd selaku Kepala SD N 2 Banjarrejo.

(15)

x

10. Keluargaku tercinta yang selalu memberi dukungan dan semangat.

11. Seluruh pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bantuan serta kerjasama yang baik yang telah diberikan menjadi catatan amal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan guna memperbaiki skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2015

Penulis

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia,

dan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia

menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat

serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang

baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu

menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan

global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang

mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan

zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan

harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan

hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya

secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa yang akan datang.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya

(17)

2

pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah), tetapi sampai sekarang

pendidikan masih dipandang sebagai sarana utama untuk pengembangan SDM.

Pendidikan dianggap sebagai suatu faktor yang penting dalam pembangunan

nasional di Indonesia. Hal ini tampak jelas pada tujuan nasional yang

termaksud dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan jalan

untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki sehingga menjadi

manusia yang bermanfaat untuk dirinya sendiri, orang lain, bangsa dan

negaranya.

Pendidikan juga berupaya untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan latihan untuk masa mendatang. Pendidikan di

Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan masyarakat sepenuhnya.

Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada Bab 1 pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Kurikulum 2013 dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan,

dan keterampilan siswa. Penerapan kurikulum 2013 membawa konsekuensi

adanya perubahan mendasar dalam kegiatan belajar di kelas dan proses

(18)

3

 Proses pembelajaran dengan tematik terpadu, yaitu mempelajari semua

mata pelajaran secara terpadu melalui tema-tema kehidupan yang di

jumpai siswa sehari-hari

 Proses belajar siswa aktif, menerapkan proses saintifik yang meliputi keterampilan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan

meng-komunikasikan hasilnya.

 Penilaian dilakukan tidak hanya pada proses akhir belajar, tetapi juga

dilakukan sepanjang proses belajar berlangsung, yang disebut dengan

penilaian autentik untuk menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan

siswa.

Sejalan dengan itu, kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan pikir dan

tindak yang produktif dan kreatif. Kemampuan itu diperjelas dalam kompetensi

inti yang salah satunya, “menyajikan pengetahuan dalam bahasa yang jelas,

logis, dan sistematis atau dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak

sehat, beriman, berakhlak mulia”.

Pada umumnya proses belajar mengajar di sekolah masih termasuk

konvensional dalam arti guru lebih mendominasi dengan menggunakan metode

ceramah dan sangat sedikit peran aktif dari siswa, seperti pengamatan yang

peneliti lakukan di kelas IV SDN 2 Banjarrejo. Ketika guru menjelaskan

pelajaran banyak siswa yang bercakap-cakap atau bermain dengan teman

sebangkunya, hanya siswa yang duduk di depan yang memperhatikan.

Pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Akibatnya ketika guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang baru disampaikan sebagian besar siswa yang duduk di belakang tidak

dapat menangkap materi yang sudah di jelaskan. Juga ketika guru memberikan

(19)

4

membuktikan bahwa aktivitas siswa dalam proses belajar masih sangat rendah

sehingga berdampak pada hasil belajar yang belum sesuai. Hasil belajar

tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur TA 2013/2014

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Kategori KKM

1 66 – 75 7 35 % Tuntas

66

2 50 – 65 8 40 % Tidak tuntas

3 40 – 49 5 25 % Tidak tuntas

Jumlah 20 100 %

Sumber: Daftar Nilai Siswa

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum mencapai

KKM sebanyak 13 orang siswa 65% dan yang sudah mencapai KKM

sebanyak 7 orang siswa 35%. Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu

diadakan penelitian tindakan kelas, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar.

Berdasarkan beberapa masalah tersebut pembelajaran di kelas hendaknya

dimulai dengan pengajuan masalah yang diangkat dari dunia nyata siswa agar

siswa secara mandiri dapat mencari alternatif pemecahan masalahnya. Salah

satu model pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan tersebut adalah

pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Model

PBL dapat membantu guru dalam mengaitkan masalah yang akan diajukan dengan dunia nyata siswa sehingga pembelajaran disesuaikan dengan tema

bukan mata pelajaran. Selain itu, langkah-langkah dalam PBL seperti meng-umpulkan informasi serta menyajikan hasil karya dapat mendorong siswa

(20)

5

Dari uraian di atas perlu diadakan perbaikan dalam proses pembelajaran

menggunakan penelitian tindakan kelas. Berkaitan dengan penelitian

tersebut peneliti mengambil judul “Penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD negeri 2 Banjarrejo Batanghari Lampung Timur.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Guru menyampaikan materi ajar secara terpisah belum dikaitkan dengan

tema sehingga materi yang disampaikan masih terpaku pada buku

pelajaran.

2.Pada saat proses pembelajaran, guru lebih mendominasi kegiatan

pembelajaran dan siswa cenderung pasif.

3.Siswa belum mandiri artinya masih bergantung pada guru dalam

menyelesaikan tugas.

4.Guru belum pernah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

5.Siswa juga belum terbiasa dengan kegiatan berdiskusi dan

meng-komunikasikan hasil temuan mereka

6.Masih rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran tematik kelas IV SD

N 2 Banjarrejo.

7.Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas IV

(21)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1.Bagaimanakah penerapan model PBL sehingga dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari?

2.Apakah penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1.Meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan model Pembelajaran

Problem Based Learning siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari.

2.Meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model Pembelajaran

Problem Based Learning siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari.

E. Manfaat penelitian

Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi:

1. Siswa

Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar dapat

(22)

7

2. Guru

Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang penelitian

tindakan kelas serta dapat mengembangkan kompetensi yang dimiliki

siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotor.

3. Sekolah

Dapat meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran di SD N 2 Banjarrejo

Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

4. Peneliti

Menambah pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan

dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan menggunakan model

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

a. Pengertian belajar

Secara psikologis pengertian belajar merupakan suatu proses perubahan

yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto

(2010 : 2) ” Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. ” Sejalan dengan pendapat Usman diatas (2010 : 5) bahwa ”

Belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu

berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan

lingkungannya.” Sementara Siregar dan Hartini (2010 : 5) mengemukakan

bahwa ” Belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung

dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan

yang bersifat relatif konstan ”. Selain itu Sanjaya (2006 : 112) menyatakan

(24)

9

dari pengalaman dan latihan”. Menurut Piaget, belajar merupakan proses

asimilasi dan atau akomodasi informasi ke dalam struktur mental. Asimilasi

adalah terpadunya informasi dan pengalaman baru ke dalam struktur mental

(Scheme). Asimilasi dapat terjadi jika informasi baru yang diterima anak sesuai dengan struktur mental anak. Jika informasi atau pengalaman baru

yang diterima anak tidak cocok dengan struktur mental yang telah dimiliki

anak sebelumnya, maka struktur mental dapat mengalami

akomodasi. Akomodasi yaitu perubahan pikiran sebagai suatu akibat adanya

informasi dan pengalaman baru. Ada kalanya informasi baru yang diterima

anak itu bertentangan dengan struktur mental yang telah dimiliki

sebelumnya, sehingga dalam struktur mental anak itu terjadi disekuliberasi

(ketidak seimbangan). Dalam kondisi inipun perlu adanya akomodasi dalam

scheme anak, yang selanjutnya dapat diikuti dengan asimilasi.

Dari beberapa pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan di atas

peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh seseorang untuk meningkatkan segala aspek yang ada pada diri

seseorang tersebut dan di laksanakan seumur hidupnya.

b. Pengertian Aktivitas Belajar

Sardiman (2007: 100) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas

belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

Usman (2000) mengatakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas

jasmaniah dan rohaniah, yang meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan,

(25)

10

Siberman (2000) mengemukakan bahwa paham belajar aktif memberikan

gambaran tingkatan aktivitas belajar terhadap penguasaan materi yang

dikuasainya, yaitu:

(1)apa yang saya dengar saya lupa,

(2)apa yang saya lihat saya ingat sedikit,

(3)apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan saya mulai

paham,

(4)apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan saya memperoleh

pengetahuan dan keterampilan,

(5)apa yang saya ajarkan kepada orang lain saya kuasai.

Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan

aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan

yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak

anak didik.

Dari beberapa pengertian tentang aktivitas belajar yang telah di kemukakan

di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang

melibatkan kegiatan fisik dan pikiran dalam pembelajaran melalui

pengalaman sendiri untuk memperoleh informasi atau pengetahuan baru,

sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku pada siswa.

c. Hasil Belajar

Belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009:

3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan

(26)

11

suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak

mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil

belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan

enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu

berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip,

atau metode.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna

tentang hal yang dipelajari.

3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,

menggunakan prinsip.

4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian- bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan

menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut

mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat

dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan

(27)

12

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Agar siswa dapat meraih hasil belajar

yang diharapkan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi

dua yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam hal ini Slameto (2010 :

54-71) menguraikan faktor-faktor itu sebagai berikut :

faktor internal adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang

belajar, meliputi: faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan Faktor

psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan). Faktor kelelahan atau faktor eksternal adalah faktor yang ada di

luar individu, meliputi:

1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasanarumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,

latar belakang kebudayaan).

2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajarandi atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas

rumah).

3) Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman

bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).

Selain itu menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 239-253) menyebutkan

bahwa ”Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor internal dan

faktor ekternal. Faktor internal meliputi : sikap terhadap belajar, motivasi

belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menyimpan perolehan

hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi

atau unjuk hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan

(28)

13

meliputi : guru sebagai pembina siswa belajar, prasarana dan sarana

pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah dan

kurikulum sekolah”.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli adalah :

Warsita (2008:85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat

peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta

didik”.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar”.

Sudjana (2004:28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang

sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi

edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan

pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Corey (1986:195) “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta

dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan

(29)

14

Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar

aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”.

Trianto (2010:17) “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang

kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara

simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran dalam makna

kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan

siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)

dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.

Sumber http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html (Kamis, 25 April 2013)

b. Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu dikembangkan pertama kali pada awal tahun

1970-an yang akhir ini diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang

efektif (highly effective teachingmodel), karena mampu mewadahi dan

menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik siswa di

dalam kelas atau di lingkungan sekolah.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu. Menurut Covey (dalam Sagala, 2010: 61)

menyatakan pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang

(30)

15

laku tertentu dalam kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap

situasi tertentu.

Menurut Hernawan dkk., (2007: 128) pembelajaran tematik merupakan

kegiatan belajar mengajar dengan memadukan materi beberapa mata

pelajaran dalam satu tema. Menurut Rusman (2010: 254) pembelajaran

tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan

tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam

pembelajarannya siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka

pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan

konsep yang diajarkan di kelas.

Pembelajaran tematik terpadu awalnya dikembangkan untuk anak-anak

berbakat dan bertalenta, anak-anak yang cerdas, program perluasan belajar

dan siswa yang belajar cepat. Pembelajaran tematik terpadu juga sudah

terbukti berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori

siswa untuk waktu yang panjang.

Pembelajaran tematik terpadu diharapkan mampu menginspirasi siswa

untuk memperoleh pengalaman belajar. Implementasi pembelajaran tematik

terpadu menuntut kemampuan guru dalam mentransformasikan materi

pembelajaran, maka guru harus memahami materi apa yang diajarkan dan

bagaimana mengaplikasikannya dalam lingkungan belajar di kelas.

Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi

(31)

16

dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang

dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi

siswa.

Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran tematik terpadu di atas,

peneliti menyimpulkan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang

disajikan dengan tema tema tertentu dengan mengintegrasikan beberapa

konsep dari beberapa mata pelajaran menjadi satu tema yang di dalamnya

mencakup aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sehingga dapat

memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

Tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah:

1. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.

2. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

muatan pelajaran dalam tema yang sama.

3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan

berkesan.

4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan

mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman

pribadi siswa.

5. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, seperti bercerita, bertanya, menulis sekaligus

mempelajari pelajaran yang lain.

6. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang

disajikan dalam konteks pengayaan; dan

7. Budi pekerti moral siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan

mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan

(32)

17

B. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan cara/teknik penyajian yang digunakan guru

dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran. Pengertian

Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola,

yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus

diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola

atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai

dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas. Suatu model akan

mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang melengkapinya.

Sumber: http://panduanguru.com/model-model-pembelajaran-pengerti-annya/ (Model-Model Pembelajaran | Pengertiannya 22 June,2013 In Kompetensi Guru)

2. Model-Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model

pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model

pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah

model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran

(33)

18

(Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan

(Problem Based Learning).

Sumber: https://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pem-belajaran-yang-sesuai-dengan-kurikulum-2013/ (Model-model Pembe-lajaran Yang Sesuai Dengan Kurikulum 201331/05/2014)

3. Model Problem Based Learning (PBL)

Model PBL adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar. Dalam kelas

yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja dalam tim

untuk memecahkan masalah dunia nyata. pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar

bagaimana belajar,” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari

permasalahan dunia nyata.

PBL dilakukan dengan memberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan

dapat menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi

pembelajaran. Berikut ini lima strategi dalam menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah.

(1) Permasalahan sebagai kajian.

(2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.

(3) Permasalahan sebagai contoh.

(4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses.

(5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

(34)

19

Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat

digambarkan berikut ini.

Tabel 2.1 peran guru, siswa, dan masalah dalam PBL.

Guru sebagai pelatih Siswa sebagai problem solver

Menantang siswa untuk berfikir

Menjaga agar siswa terlibat

Mengatur dinamika kelompok

Menjaga

berlangsungnya proses

Peserta yang aktif

Terlibat langsung

Sumber: Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2014 : 26)

Melalui PBL terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan

yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.

Dalam situasi pembelajaran berbasis masalah siswa mengintegrasikan

pengetahuan dan keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya

dalam konteks yang relevan. Pembelajaran berbasis masalah juga dapat

meningkatkan kemampuan berfikir kritis, menum-buhkan inisiatif siswa

dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan mengembangkan

(35)

20

Tabel 2.2 tahapan-tahapan model PBL

FASE FASE PERILAKULAKU GURU

FASE 1

Orientasi siswa kepada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

FASE 2

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

FASE 3

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

FASE 4

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

FASE 5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Sumber: Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 (2014 : 27)

Penilaian dalam pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan cara

evaluasi diri (self-assessment) dan peer assessment.

(1) Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada

tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam

belajar.

(2) Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian

tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam

(36)

21

Penilaian yang relevan dalam PBL antara lain berikut ini. (1) Penilaian kinerja siswa

Di sini siswa diminta untuk unjuk kerja kemampuan tertentu,

contohnyaseperti melukis suatu gambar atau menulis karangan.

(2) Penilaian portofolio siswa

Adalah penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada informasi yang

menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam suatu periode

tertentu. Informasi perkembangan siswa dapat berupa hasil karya

terbaik selama proses belajar, piagam penghargaan atau bentuk

informasi lain yang terkait kompetensi tertentu dalam suatu mata

pelajaran.

(3) Penilaian potensi belajar

Penilaian yang diarahkan untuk mengukur potensi belajar siswa yaitu

mengukur kemampuan yang dapat ditingkatkan dengan bantuan guru

atau teman-temannya yang lebih maju.

(4) Penilaian usaha kelompok

Penilaian ini mengurangi kompetisi merugikan yang sering terjadi,

misalnya membandingkan siswa dengan temannya. Penilaian yang

sesuai dengan PBL adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan siswa sebagai hasil pekerjaan mereka dan mendiskusikan hasil pekerjaan

secara bersama-sama.

Dalam pelaksanaannya, PBL tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari PBL

(1)Kelebihan PBL

 Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan

masalah dalam situasi nyata.

 Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya

(37)

22

 Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak

ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa.

Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau

menyimpan informasi.

 Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.

 Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik

dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.

 Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.

 Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah

dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

 Kesulitan belajar siswa secara siswa dapat diatasi melalui kerja

kelompok dalam bentuk peer teaching

(2)Kekurangan PBL

PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu

yang kaitannya dengan pemecahan masalah

 Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang

tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas

C. Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka menunjukan bahwa dalam pembelajaran tema

peduli terhadap makhluk hidup dengan menggunakan model problem based

learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, maka

(38)

23

Kondisi awal

Guru Siswa

Pembelajaran belum menggunakan model Problem

Based Learning

Pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

Diduga menggunakan model

Problem Based Learning

meningkatkan hasil belajar siswa tema peduli terhadap makhluk

hidup kelas IV SD N 2 yang di demonstrasikan oleh

guru, siswa mengamati.

Siklus 2 Menggunakan model

Problem Based Learning yang di demonstrasikan oleh

guru, siswa mengikuti.

Siklus 3 Menggunakan model

Problem Based Learning yang di demmonstrasikan oleh guru, siswa mengikuti,

mencoba, dan menyajikan hasil di depan kelas. Tindakkan

di kelas

Kondisi akhir

Gambar 2.1 kerangka pikir penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, peneliti merumuskan hipotesis tindakan

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar pada tema peduli terhadap makhluk hidup siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo.

2. Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar pada tema peduli terhadap makhluk hidup siswa kelas IV SD N 2 Banjarrejo.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action Research. Dalam penelitian ini peneliti bukan hanya memecahkan persoalan di kelasnya saja, tetapi juga berupaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

siswa, serta berupaya meningkatkan profesionalisme guru melalui refleksi,

colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto dkk., (2011 : 3) PTK adalah

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukan oleh siswa.

Guru melakukan penelitian tindakan karena telah menyadari adanya

kekurangan pada dirinya, artinya pada kinerja yang dilakukan dan sesudah itu

tentunya ingin melakukan perbaikan. Pemberian tindakan yang dilakukan

oleh guru menyangkut penyajian strategi, pendekatan, metode atau cara untuk

(40)

25

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pengamatan

SIKLUS

berulang-ulang sampai memperoleh informasi yang mantap tentang

pelaksanaan metode tersebut.

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, dimana siklus ini tidak

hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tujuan pembelajaran

di kelas tercapai. Menurut Arikunto (2011 : 16) secara garis besar terdapat

empat tahapan yang dilalui, yaitu:

(1) Perencanaan,

(2) Pelaksanaan,

(3) Pengamatan, dan

(4) Refleksi.

Adapun model dan pelaksanaan untuk masing-masing tahap adalah

sebagai berikut:

(41)

26

B. Setting Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari

Kabupaten Lampung Timur semester ganjl tahun ajaran 2014/2015.

Pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan pertimbangan sebagai tempat

peneliti bertugas. Selain itu, peneliti telah memahami situasi dan kondisi

dalam proses pembelajaran yang berlangsung selama ini dan sebagai

upaya perbaikan serta evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran Tematik menggunakan prosedur penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research) mengabdosi model Hopkins dalam Aqib (2007: 93) yang dinamakan Spiral Tindakan Kelas. Tahap-tahap

rencana pelaksanaan penelitian tindakan diuraikan sebagai berikut:

(1)Perencanaan

Tahap pra penelitian.

a. Menetapkan Kompetensi Inti dan kompetensi dasar

b. Menyusun rencana pembelajaran

c. Membuat Instrumen Penilaian

(2)Pelaksanaan

Implementasi RPP langkah-langkahnya sebagai berikut :

a) Kegiatan Pendahuluan

 Siswa merespon salam yang diucapkan guru dan

dilanjutkan doa bersama-sama.

 Menginformasikan kepada siswa tema dan sub tema yang

(42)

27

 Mengkomunikasikan kehadiran siswa.

 Menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

 Guru membagi siswa dalam kelompok

 Siswa menyiapkan alat dan bahan

 Siswa mengamati gambar yang tersedia

 Siswa mendiskusikan secara berkelompok

 siswa mempresentasikan hasil diskusi.

 Siswa membaca teks bacaan.

 Siswa melakukan tanya jawaban tentang teks bacaan.

 Siswa diminta untuk mengumpulkan informasi.

 Siswa mencari informasi atau sumber dari luar dan bantu

oleh guru.

 Siswa menyajikan hasil pengumpulan informasi.

 Guru mengevaluasi hasil kerja siswa.

 Evaluasi berupa tes tulis penguasaan konsep yang terdiri

dari soal isian singkat dan uraian.

c) Kegiatan Penutup

 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/rangkuman

hasil belajar sehari

 Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari(untuk

mengetahui hasil ketercapaian materi)

(43)

28

 Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan

keyakinan masing-masing. (untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran).

(3)Observasi

- Kegiatan observasi dengan memakai format uji kinerja tentang

hasil belajar siswa yang sudah disiapkan untuk mengumpulkan data.

- Menilai hasil tindakan dengan menggunakan 3 aspek.

(4)Refleksi

Dengan melihat hasil belajar guru melakukan refleksi yaitu Meliputi

kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan hasil

pengamatan dan catatan lapangan. Hasil relfeksi dapat dijadikan catatan

untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya

2. Subjek Penelitian

Pelitian ini dilaksankaan pada siswa kelas IV SD 2 Banjarrejo Kecamatan

Batanghari Kabupaten Lampung Timur tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa

20 orang yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan Penelitian

ini dilakukan secara kolaboratif antara 1 peneliti dan satu guru mitra sebagai

observer untuk menilai dan mengamati aktivitas dan hasil belajar siswa serta

aktivitas guru peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Data dan Instrumen Penilaian

a. Pada penelitian ini data yang dibutuhkan adalah:

- Data aktivitas dan hasil belajar siswa.

(44)

29

b. Instrumen Penelitian

- Lembar Panduan Observasi

Instrument dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru mitra, lembar

panduan observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil belajar siswa selama penelitian

tindakaan kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning. Format lembar observasi yang digunakan sebagai berikut:

a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.1 Format Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Nama

Percaya diri Ingin tahu Kerjasama

Jumlah

Sumber : Kemendikbud 2014, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2014 SD kelas V

Keterangan:

(45)

30

b) Lembar Observasi Kinerja Guru

Tabel 3.2 Lembar Observasi Kinerja Guru

Aspek yang diamati Skor Perolehan

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4

Awal Pembelajaran A.Pra Pembelajaran

1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran.

2. Memeriksa kesiapan siswa

B . Membuka Pembelajaran

1. Memberikan kegiatan apersepsi 2. Menyampaikan kompetensi (tujuan)

yang akan dicapai dan kegiatanserta memotivasi siswa

II Kegiatan Inti Pembelajaran A . Penguasaan Materi

1. Menunjukkan penguasaan materi Pembelajaran

2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar

B. Media Pembelajaran

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

2. Pesan yang dimuat dalam media Jelas 3. Media rancangan guru

4. Relevan dengan pesan yang disampaikan

5. Melibatkan siswa dalam penggunaan media

6. Terbaca dan mudah dipahami 7. Menarik perhatian siswa 8. Warna realistik

C. Kemampuan Belajar

1. Melakukan menjelaskan keterampilan menceritakan kembali teks bacaan 2. Mengembangkan kemampuan

berkomunikasi atau menyampaikan informasi

3. Membantu siswa dalam membentuk sikap percaya diri, ingin tahu dan kerjasama

(46)

31

1. Memantau kemajuan belajar 2. Melakukan penilaian akhir sesuai

dengan kompetensi

III Penutup

1. Menyimpulkan bersama siswa 2. Melakukan refleksi pembelajaran

dengan melibatkan siswa 3. Menyusun rangkuman dengan

melibatkan siswa

4. Melaksanakan tindak lanjut

Jumlah Skor Skor Maksimal Rata-rata Nilai Persentase Kategori

Tabel 3.3 Rubrik Instrument Penilaian Kinerja Guru

No Skor Keterangan Indikator

1 4 A

Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya dengan sempurna dan melibatkan seluruh siswa

2 3 B

Aspek yang diamati dilaksanakan sangat baik oleh guru, guru melakukannya tanpa kesalahan melibatkan sebagian seluruh siswa

3 2 C

Aspek yang diamati dilaksanakan cukup baik oleh guru, guru melakukannya dengan sedikit kesalahan dan melibatkan sebagian kecil siswa

4 1 D

Aspek yang diamati dilaksanakan kurang baik oleh guru, guru melakukannya dengan banyak kesalahan dan tidak melibatkan siswa

- Test Hasil belajar

Instrument ini untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar

siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan

(47)

32

yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus nilai di

dapat dari skor perolehan dibagi jumlah skor maksimal di kali seratus.

Tabel 3.4 Kriteria Keberhasilan Hasil Belajar Siswa

No Rentang Nilai Kategori

1 81-100 Sangat Tinggi

2 66-80 Tinggi

3 51-65 Sedang

4 0-50 Rendah

Berdasarkan KKM di SD Negeri 2 Banjarrejo, siswa dikatakan berhasil jika

memperoleh nilai ≥ 66, kemudian hasil tersebut akan didistribusikan ke dalam

tabel berikut:

Tabel 3.5 Frekuensi Distribusi Nilai Hasil Belajar Siswa

No Nilai Frekuensi Jumlah persentase Kategori 1

2 3 Jumlah Rata-rata

Tuntas Belum Tuntas

C. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan belajar yang diharapkan dalam penelitian yang

dilakukan ini adalah :

1. Terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning pada tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari

Kabupaten Lampung Timur dapat disimpulkan bahwa :

1. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa. Pada siklus I pertemuan ke I rata-rata skor aktivitas siswa

52,67 meningkat di pertemuan ke II menjadi 58,67 dengan rerata siklus I

sebesar 55,67. Pada siklus II pertemuan ke I rata-rata skor aktivitas siswa

60,33 meningkat di pertemuan ke II menjadi 61dengan rerata siklus II

sebesar 60,67. Terjadi peningkatan aktivitas siswa yaitu 5 point rerata dari

siklus I ke siklus II.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa 69, sebesar

65% siswa Tuntas dan 35% siswa belum tuntas. Pada siklus II rata-rata

(49)

74

95% hanya 5% siswa yang belum tuntas. Terjadi peningkatan persentase

ketuntasan belajar siswa sebesar 30% dari siklus I ke siklus II.

3. Penerapan pembelajaran menggunakan model PBL dapat meningkatkan kinerja guru untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV

SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung

Timur tahun pelajaran 2014/2015.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan

saran dalam penerapan model PBL Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa , antara lain :

1. Bagi siswa, untuk senantiasa menjaga dan memupuk motivasi belajar

dengan demikian semangat belajar akan terus terbina secara otomatis

akan membudaya senang belajar.

2. Bagi guru, sebaiknya menerapkan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran, karena dengan mengunakan model pembelajaraan PBL siswa akan lebih mudah memahami berbagai materi pembelajaran.

3. Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasrana yang

mendukung pembelajaran yang berkaitan dengan pembelajaran

menggunakan alat praga dan gambar agar proses pembelajaran dapat

berlangsung lebih baik sehingga hasil belajar siswa dapat

(50)

75

terpadu yang mendukung segala aktivitas belajar terutama terkait

dengan kedisiplinan para siswa dan kinerja guru.

4. Bagi peneliti lanjutan, agar dapat meningkatkan profesionalisme

dan semangat dalam melakukan penelitian, serta dapat mengunakan

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung. Arends, R.I. 2007. Learning to Teach. McGraw Hill. New York.

Arikunto, Suharsimi. 2011 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Asra dan Sumiati. 2007. Strategi Belajar dan Mengajar di Sekolah Dasar. CV Maulana. Bandung.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kencana. Jakarta

Dimyanti dan Mudjiono, 2006. Belajar dan pembelajaran. Dirjen Dekti. Jakarta. Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Moderen. Gramedia. Jakarta.

Kemendikbud. 2013 Pendekatan Saintifik. Kemendikbud RI. Jakarta. Kemendikbud 2014, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013

tahun 2014 SD kelas V

Muzamiroh, M.L.2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata pena. Jakarta Piaget, 2003/ Belajar dan Faktro yang Mempengaruhinya. Andhi karya.

Jakarta.

Permendikbud 2013 81A Tentang Impelementasi Kurikulum 2013. Jakarta Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: PT.Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sanjaya, w. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.

(52)

77

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Edisi Revisi) Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2009. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Suherman. 2008. Hakikat Pembelajaran. Wijaya kusuma. Bandung. Suharmi, 2010. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Usman, U 2010. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. www.academia.edu/4570365/Aktivitas_Belajar ( di akses tanggal 4 november

2014)

www.slideshare.net/ismdn/teori-hasil-belajar-menurut-para-ahli ( di akses tanggal 4 november 2014)

Gambar

Tabel
Tabel 1.1  Nilai Ulangan Harian  Kelas IV SD Negeri 2 Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur TA 2013/2014
Tabel 2.1 peran guru, siswa, dan masalah dalam PBL.
Tabel 2.2 tahapan-tahapan model PBL
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertemuan terakhir melakukan isian lembaran yang telah sesuai format dengan cara memperhatikan aspek berbicara yang didapatkan oleh anak setelah menggunakan

2015.. PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP NIAT PEMBELIAN YANG DI MEDIASI OLEH CITRA MEREK PADA.. PRODUK LAPTOP

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian dengan menggunakan uji statistic untuk menguji hipotesis agar bisa dijelaskan hubungan variabel

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

Gambaran anak Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan anak adalah setiap anak Indonesia hidup dalam keluarga, masyarakat dan lingkungan yang sehat

Interactive use of performance measurement systems and the organization’s customers-focused strategy: the mediating role of organizational learning, Problems and Perspectives

KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

[r]