• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANGKASAN TAJUK TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN ACI TANAMAN UBI KAYU VARIETAS KASETSART (Manihot esculenta Crantz.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANGKASAN TAJUK TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN ACI TANAMAN UBI KAYU VARIETAS KASETSART (Manihot esculenta Crantz.)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PEMANGKASAN TAJUK TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN ACI TANAMAN UBI KAYU VARIETAS KASETSART

(Manihot esculentaCrantz.)

Oleh Ranu Murtopo

Ubi kayu (Manihot esculentaCrantz.) merupakan tanaman yang banyak

mengandung karbohidrat. Oleh karena itu ubi kayu dapat digunakan sebagai

sumber karbohidrat di samping beras. Selain itu ubi kayu juga dapat digunakan

untuk keperluan bahan baku industri seperti: tepung tapioka, pelet, dan gaplek. Di

Indonesia tanaman ubi kayu merupakan tanaman penting ketiga setelah padi dan

jagung, dan memiliki permintaan yang cukup tinggi di dunia. Dari hasil produksi

ubi kayu dunia, lebih dari 65% digunakan sebagai bahan makanan manusia, 19%

sebagai pakan ternak oleh negara-negara Eropa, 5% digunakan sebagai unit

industri, dan sisanya masih dalam bentuk limbah (Goldsworthy dan Fisher, 1996).

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh tipe pemangkasan tajuk

terhadap produksi ubi kayu dan kandungan aci., (2) mengetahui korelasi antara

jumlah daun dan tinggi tanaman saat panen dengan produksi ubi kayu akibat

pemangkasan tajuk.

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Bandar Lampung,

(2)

Ranu Murtopo Percobaan dilanjutkan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lampung mulai bulan Mei 2010 sampai Juni 2010. Perlakuan disusun dalam

Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) diulang sebanyak 3 kali.

Setiap perlakuan diterapkan pada unit percobaan (plot percobaan) yang berukuran

3m x 4m. Kesamaan ragam diuji dengan uji Bartlet, dan kemenambahan data

diuji dengan uji Tukey. Apabila data yang diperoleh memenuhi asumsi maka

akan dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

pada taraf nyata 5%. Sedangkan tingkat hubungan antar variabel yang diamati

ditentukan dengan uji korelasi. Nilai korelasi antar variabel didapatkan dengan

menggunakan program statistix.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemangkasan dapat menurunkan

bobot ubi per tanaman dan kadar aci. Tipe pemangkasan menurunkan bobot ubi

per tanaman terbesar terjadi pada perlakuan pemangkasan buang tunas dan

defoliasi 75% sebesar 54,4%, sedangkan penurunan bobot ubi per tanaman

terkecil terjadi pada perlakuan pemangkasan defoliasi 50% sebesar 16,5%. Tipe

pemangkasan menurunkan kadar aci terbesar terjadi pada perlakuan pemangkasan

buang tunas dan defoliasi 75% sebesar 42%, sedangkan penurunan kadar aci

(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Perlakuan pemangkasan dapat menurunkan bobot ubi per tanaman dan

kadar aci. Tipe pemangkasan menurunkan bobot ubi per tanaman terbesar

terjadi pada perlakuan pemangkasan buang tunas pada saat 2 mst dan

defoliasi 75% pada saat 4 bulan setelah tanam sebesar 54,4%, sedangkan

penurunan bobot ubi per tanaman terkecil terjadi pada perlakuan

pemangkasan defoliasi 50% pada saat 4 bulan setelah tanam sebesar 16,5%.

Tipe pemangkasan menurunkan kadar aci terbesar terjadi pada perlakuan

pemangkasan buang tunas pada saat 2 mst dan defoliasi 75% pada saat 4

bulan setelah tanam sebesar 42%, sedangkan penurunan kadar aci terkecil

terjadi pada perlakuan pemangkasan defoliasi 50% pada saat 4 bulan setelah

tanam sebesar 7 %.

2. Bobot ubi per tanaman dan kadar aci tidak berkorelasi dengan jumlah daun

dan tinggi tanaman.

(4)

40

Penulis menyarankan agar melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan

(5)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi kayu (Manihot esculentaCrantz.) merupakan tanaman yang banyak

mengandung karbohidrat. Oleh karena itu ubi kayu dapat digunakan sebagai

sumber karbohidrat di samping beras. Selain itu ubi kayu juga dapat digunakan

untuk keperluan bahan baku industri seperti: tepung tapioka, pelet, dan gaplek.

Di Indonesia tanaman ubi kayu merupakan tanaman penting ketiga setelah padi

dan jagung, dan memiliki permintaan yang cukup tinggi di dunia. Dari hasil

produksi ubi kayu dunia, lebih dari 65% digunakan sebagai bahan makanan

manusia, 19% sebagai pakan ternak oleh negara-negara Eropa, 5% digunakan

sebagai unit industri, dan sisanya masih dalam bentuk limbah (Goldsworthy dan

Fisher, 1996).

Propinsi Lampung merupakan salah satu sentra tanaman ubi kayu di Indonesia.

Penanaman ubi kayu khususnya untuk bahan baku industri tepung tapioka

sebagian besar masih bersifat monokultur. Luas lahan, produktivitas, dan

produksi tanaman ubi kayu yang ada di Lampung dari Tahun 2005 sampai 2010

dapat dilihat pada (Tabel 1).

(6)

2

Lampung.

Tahun Luas Panen (ha)

Produktivitas (kg/ha)

Produksi (ton)

2005 252.984 19.000 4.806.254

2006 283.430 19.400 5.499.403

2007 316.806 20.186 6.394.906

2008 318.969 24.209 7.721.882

2009 309.047 24.492 7.569.178

2010 331.603 25.012 8.294.070

Sumber: BPS, (2010).

Tingkat produktivitas ubi kayu di Lampung pada Tahun 2009 mencapai 24,49

ton/ha (BPS, 2010). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi adalah dengan

memperkecil kehilangan hasil di lapang. Salah satu faktor yang menyebabkan

turunnya hasil ubi kayu adalah kerusakan tanaman karena hama, penyakit, angin

kencang dan hujan lebat. Hal ini sering terjadinya kerebahan atau patah batang

pada tanaman ubi kayu.

Seperti yang dinyatakan oleh Remison dan Akinleye (1978) yang dikutip oleh

Koswara (1984) bahwa perkembangan varietas yang berdaya hasil tinggi dan

perbaikan kultur teknis serta masalah kerebahan menjadi semakin serius. Ada dua

jenis kerebahan pada tanaman ubi kayu yaitu rebah akar dan rebah batang yang

sering disebut patah batang. Pada kerusakan akibat rebah/patah batang ada dua

hal penting yang berhubungan dengan produksi dan kandungan aci, yaitu waktu

terjadinya patah batang dan letak dari patah batang pada tanaman ubi kayu.

Besarnya kehilangan hasil pada ubi kayu akibat kerebahan pada tanaman ubi kayu

masih belum banyak diketahui. Pada gandum, barley, dan oat kerebahan pada

saat "heading" menurunkan hasil antara 27 sampai 40% (Remison dan Akinleye,

(7)

3

Berdasarkan latar belakang masalah maka dibuat perumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah ada pengaruh tipe pemangkasan tajuk terhadap produksi ubi kayu dan

kandungan aci?

2. Apakah ada korelasi antara jumlah daun dan tinggi tanaman saat panen

dengan produksi ubi kayu akibat pemangkasan tajuk?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh tipe pemangkasan tajuk terhadap produksi ubi kayu dan

kandungan aci.

2. Mengetahui korelasi antara jumlah daun dan tinggi tanaman saat panen

dengan produksi ubi kayu akibat pemangkasan tajuk.

1.3 Landasan Teori

Morfologi tanaman mempunyai hubungan dengan penangkapan energi. Sifat-sifat

seperti tipe tanaman, bentuk daun, sudut percabangan mempengaruhi absorbsi

cahaya (Harjadi, 1993). Daun adalah organ tubuh tanaman yang menentukan

kelangsungan hidup suatu tanaman, karena di dalam daun terjadi proses

fotosintesis, respirasi, dan transpirasi (Abidin, 1987). Menurut Salisburry dan

Ross (1995), cahaya yang diserap oleh setiap helai daun pada suatu komunitas

tumbuhan ditentukan oleh struktur tajuk tanaman. Luas daun dan morfologi daun

sangat dipengaruhi oleh tingkat cahaya selama perkembangannya dibandingkan

(8)

4

Sistem penyediaan fotosintat tergantung dari ukuran dan bentuk tajuk. Bentuk

tajuk tanaman ditentukan oleh sudut yang dibentuk percabangan pertama yang

dikendalikan oleh sifat pembawa setiap kultivar (Purnomo, 1986).

Dalam pertumbuhan tanaman terdapat suatu gejala yang dikenal sebagai dominasi

pucuk/apikal, yaitu penghambatan pertumbuhan tunas lateral dengan kehadiran

auksin yang menarik fotosintat kebagian pucuk tanaman, sehingga pertumbuhan

pucuk lebih dominan dibandingkan dengan pertumbuhan tunas lateral. Selain itu

dominasi pucuk adalah penghambatan tunas-tunas bawah oleh titik tumbuh yang

merupakan fungsi dari distribusi auksin (Harjadi, 1993).

Pada ubi kayu, tunas menunjukan dominansi apikal yang jelas dan daun-daun baru

dihasilkan secara berurutan pada batang pokok. Tunas-tunas samping adakalanya

berasal dari kuncup ketiak pada bagian batang yang lebih rendah. Bentuk

percabangan ini sangat umum bila tanaman rebah yang memberikan kesan bahwa

dominasi apikal tergantung pada kedudukan tegak yang normal dari batang pokok

(Goldworthy dan Fisher, 1996).

Dominasi pucuk dapat dihilangkan dengan pemangkasan. Pemangkasan akan

memutus distribusi auksin yang ditransportasikan kebagian bawah tanaman secara

vertikal dan menghambat pertumbuhan tunas samping. Dengan terputusnya

distribusi auksin, maka kosentrasi auksin pada bagian titik tumbuh tunas samping

akan mengecil, dan sebaliknya kosentrasi sitokinin pada bagian tersebut akan

lebih besar, yang secara langsung berpengaruh terhadap perangsangan atau

(9)

5

organ tanaman , yakni semua jenis meristem (ujung tunas, ujung akar, dan

kambium) daun-daun muda, dan bagian bunga yang sedang berbunga.

1.4 Kerangka Pemikiran

Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi ubi kayu adalah

kerusakan pada tanaman ubi kayu. Kerusakan ini berupa patah batang dan rebah

akar pada fase generatif. Kerusakan pada tanaman ini disebabkan oleh hama

tanaman ubi kayu, angin yang kencang dan hujan lebat. Akibat dari patah batang

dan rebah akar adalah proses fotosintesis di dalam jaringan tanaman terganggu,

sehingga fotosintat yang digunakan organ-organ lain ataupun yang ditumpuk

sebagai umbi hanya sedikit mengakibatkan produksi ubi dan kadar aci tidak

maksimum.

Pemangkasan tajuk akan mengurangi potensi produksi tanaman ubi kayu akibat

penurunan laju fotosistesis, sehingga proses pembentukan dan perkembangan ubi

akan terganggu. Pemangkasan juga berpengaruh secara langsung pada jumlah

daun sehingga akan berpengaruh nyata terhadap akumulasi karbohidrat dalam

tanaman ubi kayu.

Letak pemangkasan yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda

terhadap pertunasan yang akan dihasilkan, seperti jumlah tunas yang akan

muncul, kecepatan tumbuh tunas, sudut percabangan, dan diameter cabang primer

yang nantinya akan mempengaruhi bentuk tajuk tanaman. Bentuk tajuk inilah

yang akan mempengaruhi produksi ubi dan kadar aci tanaman ubi kayu.

(10)

6

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, diajukan hipotesis sebagai

berikut:

1. Terdapat pengaruh yang nyata dari pemangkasan tajuk terhadap produksi

ubi kayu dan kandungan aci.

2. Terdapat korelasi antara jumlah daun dan tinggi tanaman saat panen dengan

Referensi

Dokumen terkait

Optionally, if the destination device is different from the source device then select the destination disk device by choosing the GParted | Devices | [your-destination- disk-device]

Diduga adanya tetapan laju pelepasan logam timbal dan kadmium yang bermigrasi dari bahan keramik berglasir ke dalam

Hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya model klasifikasi data lama studi mahasiswa STMIK Indonesia yang nantinya dapat digunakan untuk prediksi jumlah mahasiswa lulus

(5) Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah.. Jenis Barang Milik Negara/Daerah yang

Assessment of each individual subject showed the average SPLA2 level of distal and proximal artery plaque decreased in 9 of 10 subjects with stable plaques as compared with

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Keberhasilan Revegetasi Lahan Pasca Tambang Timah di Bangka Tengah adalah karya saya dengan arahan dari

Faktor penyebab rendahnya keterpilihan perempuan dalam pemilihan legislatif pada tahun 2014 di Kabupaten Kepulauan Selayar Dapil 2 (Kec. Bontosikuyu) yaitu faktor

Dari hasil pengolahan data tentang posisi Ipomea batatas sebagai makanan keluarga maka sebanyak 22,5 % responden menyatakan tidak perlu menjadikan Ipomea batatas sebagai