• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN PRASARANA KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMETAAN PRASARANA KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRACT

THE HEALTHY INFRASTRUCTURE MAPPING IN THE BANDAR LAMPUNG CITY

AT 2015

by

Fiky Fajarudin

The purpose of this study to mapping the distribution of healthy infrastructure in the Bandar Lampung city. The variables in this study includes (1) the location distribution of each the healthy infrastructure in the Bandar Lampung city (2) The average of healthy facilities distance one with the another in the Bandar Lampung city. (3) The distribution pattern of healthy infrastructure in the Bandar Lampung city. This study using research survey method. The populations in this study are 38 healthy centers and 12 hospitals in the Bandar Lampung city. Data collecting techniques using documentation and observation techniques.The analysis in this study there are three:(1) Recording of healthy infrastructure coordinates for knowing the location of healthy infrastructure (2) The calculation scale of map used to determining the distance each of the existing healthy infrastructure in the Bandar Lampung city. (3) The analysis of the nearest neighbor is used to determining the distribution pattern of healthy infrastructure in the Bandar Lampung city. The results of this survey are revealed 1). The location of healthy infrastructure in the Bandar Lampung city wich is spread almost in all over the Bandar Lampung city 2). The average distance between the healthy infrastructure in the Bandar Lampung city can be said to be in the near category 3).The distribution pattern of healthy infrastructure in the Bandar Lampung city random for healthy centers and cluster for the hospital. This conclusions based on the results of the mapping, the distribution of healthy infrastructure mapping can be mapped with easily and accurately.

(2)

iii

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung. Variabel dalam penelitian ini meliputi (1) Lokasi sebaran dari masing-masing prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung (2) Jarak rata-rata prasarana kesehatan yang satu dengan lainnya yang ada di Kota Bandar Lampung. (3) Pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 38 Puskesmas dan 12 rumah sakit yang ada di Kota Bandar Lampung. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi dan observasi. Analisis dalam penelitian ini ada tiga yaitu (1) Pencatatan titik koordinat prasarana kesehatan untuk mengetahui lokasi prasarana kesehatan. (2) Perhitungan sekala peta digunakan untuk mengetahui jarak setiap prasarana kesehatan yang ada di Kota Bandar Lampung. (3) Analisis Tetangga terdekat digunakan untuk mengetahui pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung. Dari hasil penelitian diketahui 1). Lokasi prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Bandar Lampung 2). Jarak rata-rata antar prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung dapat dikatakan dalam kategori dekat 3). Pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung acak (random) untuk Puskesmas dan mengelompok (cluster) untuk rumah sakit. Kesimpulan berdasarkan hasil pemetaan, bahwa pemetaan sebaran prasarana kesehatan dapat dipetakan dengan mudah dan akurat.

(3)

PEMETAAN PRASARANA KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Oleh Fiky Fajarudin

(S k r i p s i)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PEMETAAN PRASARANA KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

(Skripsi)

FIKY FAJARUDIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Daftar Lampiran

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Rekapitulasi Lokasi Sebaran Prasarna Kesehatan Di Kota

Bandar Lampung Berdasarakan Titik Koordinat ... 105 Lampiran 2. Rekapitulasi Jarak Antar Prasarana Kesehatan di Kota

Bandar Lampung Tahun 2015... 107 Lampiran 3. Perhitungan Pola Sebaran Prasarana Kesehatan di Kota

(6)

Daftar Tabel

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bandar Lampung .... 4

Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Fasilitas Kesehatan... 17

Tabel 4.3 Luas Wilayah Perkecamatan di Kota Bandar Lampung ... 39

Tabel 4.4 Sebaran, Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Bandar Lampung ... 46

Tabel 4.5 Kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung ... 48

Tabel 4.6 Daftar Puskesmas Berdasarkan Koordinat UTM Dan Jenisnya di Kota Bandar Lampung ... 53

Tabel 4.7 Daftar Rumah Sakit Berdasarkan Koordinat UTM Dan Jenisnya di Kota Bandar Lampung ... 54

Tabel 4.8 Kriteria Penentuan Fasilitas Kesehatan... 58

Tabel 4.9 Jarak Terdekat Antar Puskesmas Wilayah Timur... 59

Tabel 4.10 Jarak Terdekat Antar Rumah Sakit Wilayah Timur... 60

Tabel 4.11 Jarak Terdekat Antar Puskesmas Wilayah Barat ... 63

Tabel 4.12 Jarak Terdekat Antar Rumah Sakit Wilayah Barat ... 63

Tabel 4.13 Jarak Terdekat Antar Puskesmas Wilayah Tengah... 66

Tabel 4.14 Jarak Terdekat Antar Rumah Sakit Wilayah Tengah... 67

Tabel 4.15 Jarak Terdekat Antar Puskesmas Wilayah Utara ... 70

Tabel 4.16 Jarak Terdekat Antar Rumah Sakit Wilayah Utara... 71

Tabel 4.17 Jarak Terdekat Antar Puskesmas Wilayah Selatan ... 73

Tabel 4.18 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Puskesmas Wilayah Timur... 84

Tabel 4.19 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Rumah Sakit Wilayah Timur... 85

Tabel 4.20 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Puskesmas Wilayah Barat ... 87

Tabel 4.21 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Rumah Sakit Wilayah Barat ... 88

Tabel 4.22 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Puskesmas Wilayah Tengah... 89

Tabel 4.23 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Rumah Sakit Wilayah Tengah... 90

Tabel 4.24 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Puskesmas Wilayah Utara... 92

Tabel 4.25 Rekapitulasi Perhitungan Pola Sebaran Rumah Sakit Wilayah Utara... 92

(7)

Daftar Gambar

Gambar Halaman

Gambar 2.1 CountinumNilaiNearest NeighbourStatistik T ... 16

Gambar 2.2 Kerangka Pikir... 24

Gambar 4.3 Peta Administrasi Kota Bandar Lampung... 40

Gambar 4.4 Peta Kemiringan Lereng Kota Bandar Lampung ... 44

Gambar 4.5 Peta Kepadatan Penduduk... 50

Gambar 4.6 Peta Sebaran Prasarana Kesehatan Kota Bandar Lampung ... 56

(8)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Kegunaan Penelitian... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka... 10

1. Peta ... 10

2. Peta Untuk Sebaran Prasarana Kesehatan ... 12

3. Lokasi ... 13

4. Jarak... 13

5. Pola Persebaran ... 14

6. Pengertian Prasarana Kesehatan dan Kriteria Penentuan Fasilitas Kesehatan... 17

(9)

8. Syarat Berdirinya Rumah Sakit ... 18

9. Pengertian Puskesmas ... 20

10. Hasil Penelitian Yang Relevan... 21

B. Kerangka Pikir ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Populasi Penelitian... 26

C. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian... 26

1. Bahan Yang Digunakan ... 26

2. Alat Yang Digunakan ... 26

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 28

1. Variabel Penelitian... 28

2. Definisi Operasional Variabel ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data... 31

1. Dokumentasi ... 31

2. Observasi... 32

F. Unit Analisis... 32

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Sejarah dan Geografis Daerah Penelitian... 35

1. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung ... 35

a. Zaman Pra Kemerdekaan Indonesia ... 35

b. Zaman Pasca Kemerdekaan Indonesia ... 36

c. Hari Jadi Kota Bandar Lampung ... 37

2. Keadaan Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik Kota Bandar Lampung ... 37

a. Letak Astronomis Kota Bandar Lampung... 37

b. Letak Geografis Kota Bandar Lampung... 38

c. Keadaan Topografi dan Kemiringan Lereng Kota Bandar Lampung ... 41

B. Kependudukan Kota Bandar Lampung... 45

1. Kondisi Kependudukan ... 45

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk... 45

C. Hasil dan Pembahasan... 51

1. Lokasi Sebaran Prasarana Kesehatan di Kota Bandar Lampung . 52 2. Jarak Antar Prasarana Kesehatan di Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 57

a. Jarak Prasarana Kesehatan di Wilayah Timur Kota Bandar Lampung ... 58

(10)

2) Jarak rata-rata Prasarana Kesehatan di Wilayah Timur

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 60 b. Jarak Prasarana Kesehatan di Wilayah Barat Kota Bandar

Lampung ... 62 1) Jarak Terdekat Prasarana Kesehatan di Wilayah Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 62 2) Jarak rata-rata Prasarana Kesehatan di Wilayah Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 64 c. Jarak Prasarana Kesehatan di Wilayah Tengah Kota Bandar

Lampung ... 65 1) Jarak Terdekat Prasarana Kesehatan di Wilayah Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 66 2) Jarak rata-rata Prasarana Kesehatan di Wilayah Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 68 d. Jarak Prasarana Kesehatan di Wilayah Utara Kota Bandar

Lampung ... 69 1) Jarak Terdekat Prasarana Kesehatan di Wilayah Utara

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 69 2) Jarak rata-rata Prasarana Kesehatan di Wilayah Utara

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 71 e. Jarak Prasarana Kesehatan di Wilayah Selatan Kota Bandar

Lampung ... 72 1) Jarak Terdekat Prasarana Kesehatan di Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 72 2) Jarak rata-rata Prasarana Kesehatan di Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 73 3. Analisis Pola Sebaran Prasarana Kesehatan Kota Bandar

Lampung Tahun 2015... 82 a. Pola Sebaran Prasarana Kesehatan di Wilayah Timur

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 83 b. Pola Sebaran Prasarana Kesehatan di Wilayah Barat

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 85 c. Pola Sebaran Prasarana Kesehatan di Wilayah Tengah

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 88 d. Pola Sebaran Prasarana Kesehatan di Wilayah Utara

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 91 e. Pola Sebaran Prasarana Kesehatan di Wilayah Selatan

Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ... 93

V. PENUTUP

A. Kesimpulan... 100

B. Saran... 101

DAFTAR PUSTAKA

(11)
(12)

viii

MOTO

Ketika Rasa Malas Melandamu Untuk Mencapai

Keberhasilan, Lihatlah Orang Tuamu yang Ingin Melihatmu

Berhasil

(13)

ix

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan karunia dan

nikmat-Nya, dengan kerendahan hatiku kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Ayahanda (Idris) dan Ibundaku (Siti Rohana) tercinta

yang telah mendoakan, menyayangi, mendidik dan selalu memberikan yang

terbaik untuk anak-anaknya. Terimakasih atas semua pengorbanan dan kasih

sayang yang talah Ayah dan Ibu berikan selama ini.

Kakak-kakaku Tercinta dan Tersayang Kak Fuad dan Mbak Vera,

yang senantiasa berdo a dan memberi semangat untuk menantikan

keberhasilanku.

Para pendidik dan sahabat-sahabatku

yang memberikan semangat dan bantuan untukku,

Serta

(14)

vii

RIWAYAT HIDUP

Fiky Fajarudindilahirkan di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus pada tanggal 15 Januari 1993, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Idris dan Ibu Siti Rohana. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) N 1 Campang pada tahun 2005, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) N 1 Sumberejo pada tahun 2008, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) N 1 Sumberejo pada tahun 2011.

(15)
(16)

x

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Hi. Sudarmi,M.Si., selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing Akademik, Bapak Dedy Miswar, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Drs. Rosana, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan saran dan kritik kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak. Dr. Abdurahman, M.S., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

(17)

xi

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sekaligus sebagai Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandar Lampung yang telah

memberikan bantuan dan kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Laampung yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya dalam penyusunan skripsi ini.

(18)

xii

11. Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2011 di program studi S1 Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya dalam menuntut ilmu dan menggapai impian.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 21 Desember 2015 Penulis,

(19)
(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peta merupakan gambaran penyederhanaan dari permukaan bumi yang dituangkan melalui bidang datar dengan skala tertentu serta dilengkapi dengan simbol-simbol atau keterangan. Peta sendiri memiliki beberapa fungsi diantaranya untuk menyajikan data suatu wilayah. Dengan salah satu fungsi peta tersebut sebagai penyaji data, bukan hal yang tidak mungkin bahwa peta dapat dijadikan suatu acuan atau sumber informasi yang variatif sesuai dengan tema dan kebutuhan yang terdapat dalam peta tersebut. Dari peta tersebut kita dapat mengetahui secara sistematis informasi atau lokasi suatu tempat dipermukaan bumi sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

(21)

2

tersebut, dari hal tersebut diharapakan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, karena peta dapat digunakan sebagai salah satu sumber informasi untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan tersebut. Seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 17 yang menyebutkan bahwa:

”Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi,

dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”

Dalam rangka mendorong pembangunan manusia secara menyeluruh, Kementrian kesehatan juga menyelenggarakan program Indonesia sehat sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang berprilaku sehat, hidup dalam lingkungan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Program Indonesia sehat sendiri terdiri atas paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan primer dan jaminan kesehatan nasional. Kementrian kesehatan akan melakukan penguatan pelayanan kesehatan untuk tahun 2015-2019 penguatan dilakukan meliputi Kesiapan 6.000 puskesmas di 6 regional dan terbentuknya 14 rumah sakit rujukan nasional, serta terbentuknya 184 rumah sakit rujukan regional.

(22)

3

dengan informasi mengenai prasarana kesehatan tersebut, khususnya daerah yang terletak di luar kota. Kurangnya informasi mengenai prasarana kesehatan ini adalah salah satu masalah dalam memajukan kesehatan nasional sesuai dengan program Kementrian Kesehatan tentang Indonesia Sehat. Sebagai contoh wilayah Kota Bandar Lampung.

Kota Bandar Lampung sendiri adalah wilayah kota yang berada di Provinsi Lampung yang terletak antara 50º20’50º30’ LS dan 105º28’-105º37’ BT dengan

luas wilayah 192.96 km2. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km² yang terbagi ke dalam 20 Kecamatan dan 98 Kelurahan dengan populasi penduduk 879.651 jiwa (berdasarkan sensus 2010), kepadatan penduduk sekitar 8.142 jiwa/km². Dengan jumlah penduduk seperti yang telah dijelaskan di atas maka seharusnya pemerintah Kota Bandar Lampung harus menyediakan fasilitas atau prasarana kesehatan serta akses informasinya seperti yang sudah di tetapkan dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009, guna memenuhi kebutuhan kesehatan bagi warganya. Akses informasi yang dimaksud di atas adalah sebuah peta yang dapat menginformasikan mengenai lokasi maupun sebaran sarana kesehatan.

(23)

4

pelayanannya yang sangat dekat dengan masyarakat dan merupakan prasarana kesehatan yang dikelola langsung oleh pihak pemerintah.

Pada tahun 2015 wilayah Kota Bandar Lampung memiliki 12 Rumah sakit baik negeri maupun swasta dan 38 Puskesmas yang tersebar di masing-masing kecamatan di kota Bandar Lampung, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Induk di Kota Bandar Lampung Tahun 2015

No Puskesmas Rumah Sakit

1 Puskesmas Bakung RSUD A. Dadi Tjokrodipo

2 Puskesmas Kota Karang RSUD. Dr.H. Abdul Moeloek

3 Puskesmas Sukamaju RS. Advent Bandar Lampung

4 Puskesmas Pasar Ambon RS. Bumi Waras

5 Puskesmas Sukaraja RS. Graha Husada

6 Puskesmas Panjang RS. Urip Sumoharjo

7 Puskesmas Way Laga RS. DKT

8 Puskesmas Satelit RS. Imanuel Way Halim

9 Puskesmas Kampung Sawah RS. Mata Permana Sari 10 Puskesmas Campang Raya RS. Bhayangkara 11 Puskesmas Kupang Kota RS. Anugrah Medika

(24)

5

Lanjutan Tabel 1.

32 Puskesmas Kedamaian 33 Puskesmas Kuripan

34 Puskesmas Sumber Agung Bawah 35 Puskesmas Way Dadi

36 Puskesmas Tanjung Raya Permai 37 Puskesmas Pengajaran

38 Puskesmas Gotong Royong

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung Tahun 2015.

Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kota Bandar Lampung tersebut tersebar hampir diseluruh wilayah yang ada di Kota Bandar Lampung. Dari lokasi Rumah Sakit dan Puskesmas yang diperoleh dari dinas kesehatan Kota Bandar Lampung pada saat ini belum dipetakan secara konvensional ataupun digital serta belum adanya basis data yang menyajikan informasi mengenai lokasi dan sebaran rumah sakit maupun Puskesmas di wilayah Kota Bandar Lampung. Setelah dilakukanya pemetaan sebaran sarana kesehatan di Kota Bandar Lampung tersebut diharapkan peta tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengetahui berbagai informasi mengenai objek yang dipetakan.

(25)

6

Tingginya animo masyarakat Kota Bandar Lampung terhadap pelayanan kesehatan namun tidak diimbangi dengan informasi mengenai lokasi sebaran prasarana kesehatan tersebut sehingga hal ini menyebabkan masyarakat merasa kesulitan untuk menemukan lokasi prasarana kesehatan tersebut.

Kebutuhan akan informasi mengenai prasarana kesehatan tersebut sangatlah penting untuk meningkatakan dan memajukan kesehatan khususnya bagi masyrakat Kota Bandar Lampung , maka dari itu penulis sangat tertarik untuk meneliti dan menganalisis sebaran lokasi sarana kesehatan dalam pelayanan kesehatan di Kota Bandar Lampung, untuk itu penulis menuangkannya dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pemetaan Prasarana Kesehatan Di Kota Bandar

Lampung Tahun 2015”. Diharapkan mampu membantu penyelenggaran program pemerintahan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kota Bandar Lampung dengan lebih baik.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini akan mendeskripsikan kajian tentang pemetaan sebaran dan analisis sarana kesehatan di Kota Bandar Lampung yaitu :

1. Lokasi sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung khusunya rumah sakit dan Puskesmas.

(26)

7

3. Pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung khusunya rumah sakit dan Puskesmas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Di manakah lokasi sebaran dari masing-masing prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung, khusunya rumah sakit dan Puskesmas ?

2. Berapakah jarak rata-rata (m/km) antar prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung, khusunya rumah sakit dan Puskesmas ?

3. Bagaimana pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung, khusunya rumah sakit dan Puskesmas ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menyediakan sarana informasi berupa peta guna mengetahui lokasi sebaran prasarana kesehatan yang ada di Kota Bandar Lampung, khususnya rumah sakit dan Puskesmas.

2. Untuk mengetahui jarak rata-rata(m/km) antar prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung, khususnya rumah sakit dan Puskesmas.

(27)

8

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil peneletian ini diharapakan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran Geografi di SMA Kelas XII progran IPS semester 1 pada pokok bahasan mempraktikan keterampilan dasar peta dan pemetaan.

3. Memberikan informasi tentang lokasi sebaran sarana kesehatan di Kota Bandar Lampung.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi pihak Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung dalam usaha pengembangan Kesehatan di Kota Bandar Lampung.

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan sebagai referensi bagi para peneliti yang akan meneliti masalah lain yang relevan atau untuk para peneliti yang ingin mengadakan pengembangan lebih lanjut.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah pemetaan prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung.

(28)

9

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah wilayah Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

(29)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tijauan Pustaka

Dalam rangka memecahkan suatu masalah yang akan diteliti, maka penulis menggunakan beberpa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Peta

Menurut Erwin Raisz (1948) dalam Rosana (2003:13) bahwa peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai kenampakannya jika dilihat dari atas dengan tambahan tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal. Lebih lanjut menurut Soetarjo Soedjosoemamo (1970) dalam Dedy Miswar (2010:7) peta adalah suatu lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut dengan skala atau kedar. Dengan demikian peta adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan skala. Melalui sebuah peta kita dapat melakukan pengamatan dengan cukup mudah terhadap permukaan bumi yang cukup luas, terutama dalamhal waktu dan biaya.

(30)

11

penelitian, alat peraga dalam proses belajar mengajar di dalam kelas ataupun untuk media belajar secara mandiri pada mata pelajaran geografi dan masih banyak lagi kegunaan dari peta.

Peta sangat dibutuhkan dalam melakukan sebuah penelitian karena disini peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel, sebagai analisis untuk mencari satuoutput dari beberapa input peta (tema yang berbeda) dengan cara menyatukan beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan beberapa fenomena hasil penelitian peta kepadatan penduduk, peta curah hujan , peta kesesuaian lahan dan sebagainya.

Peta memiliki fungsi yang sangat banyak, secara umum fungsi peta dapat disimpulakan sebagai berikut :

a. Menunjukan suatu lokasi yang terdapat dipermukaan bumi. b. Menggambarkan bentuk permukaan bumi dalam bidang datar. c. Menampilkan ukuran dan arah suatu tempat di permukaan bumi.

d. Membantu dalam melakukan sebuah penelitian sebagai penunjuk lokasi dan sebagai sumber informasi kondisi wilayah yang akan diteliti.

e. Sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari sebuah penelitian.

(31)

12

tematik. Peta tematik adalah suatu peta yang hanya menyajikan atau memuat satu data yang spesifik, baik berupa data kulitatif ataupun kuantitatif.

2. Peta Untuk Sebaran Prasarana Kesehatan

Sesuai dengan Fungsi peta untuk mencatat atau menggambarkan secara sistematis lokasi data permukaan bumi, baik data yang bersifat fisik maupun data budaya yang sebelumnya telah ditetapkan. Menurut Riyanto dkk (2009:4) secara umum fungsi peta adalah sebagai berikut:

1) Menunjukkan posisi atau lokasi relatif / mutlak (letak suatu tempat dalam hubunganya dengan tempat lain di permukaan bumi).

2) Memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak-jarak di atas permukaan bumi).

3) Memperlihatkan bentuk (misalnya bentuk dari benua, negara dan lain-lain). 4) Mengumpulkan data dan menyeleksi data dari suatu daerah dan meyajikan di

atas peta. Dalam hal ini penyajian menyangkut penggunaan simbol-simbol sebagai wakil dari data-data tersebut.

(32)

13

3. Lokasi

Lokasi merupakan salah satu dari konsep geografi yang menerangkan letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Pada studi geografi, lokasi merupakan variabel yang dapat mengungkapkan berbagai hal tentang gejala yang kita pelajari.Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Menurut Sumaatmadja (1988:118-119), lokasi dalam ruang dapat dibedakan antara lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan jaring-jaring derajat. Dengan dinyatakan lokasi absolut suatu tempat atau wilayah, karakteristik tempat bersangkutan sudah dapat diabstraksikan lagi lebih jauh. Untuk memperhitungkan karakteristiknya lebih jauh lagi, harus diketahui lokasi relatifnya. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah, yaitu lokasi tempat atau wilayah yang bersangkutan yang berkenaan dengan hubungan tempat atau wilayah itu dengan faktor alam atau faktor budaya yang ada di sekitarnya.

Dalam penelitian ini, lokasi yang dimaksud adalah lokasi absolut Sarana Kesehatan di Kota Bandar Lampung. Lokasi absulot ini berarti letak garis lintang dan garis bujur pada setiap Sarana Kesehatan yang ada di Kota Bandar Lampung.

4. Jarak

Jarak adalah penjang lintasan yang ditempuh oleh suatu objek yang bergerak. Pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat yang lain memerlukan waktu dan tenaga untuk mencapai tempat-tempat tersebut.

(33)

14

Jarak juga dapat dibedakan menjadi jarak mutlak dan relatif. Jarak mutlak adalah jarak sebenarnya antara dua tempat dengan satuan meter dan kilometer. Jarak relatif berupa lamanya seseorang menempuh suatu tempat dengan perhitungan waktu dan biaya. Pada jarak setiap lokasi prasrana kesehatan dengan permukiman penduduk di Kota Bandar Lampung yaitu jarak (meter atau kilometer) yang terdekat.

Jadi dalam penelitian ini jarak yang dimaksud adalah jarak mutlak prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung dengan permukiman penduduk terdekat dalam satuan meter atau kilometer.

5. Pola Persebaran

Pada hakekatnya analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan kepada 3 unsur geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction) dan gerakan (movement) (R.Bintarto 1978:74). Pola persebaran dapat dibedakan menjadi tiga,yaitu pola mengelompok, random, dan seragam (R. Bintarto dan Surastopo 1978:76). Kemudian untuk mengetahui pola persebaran seperti ini analisis yang digunakan adalah analisa tetangga terdekat(nearestneighbour analysis). Analisis tetangga terdekat (nearestneighboor analysis) adalah teknik yang dikembangkan oleh ahli lingkungan hidup yaitu Clark dan Evans (1954), yang dirancang secara khusus untuk pengukuran pola, dalam artian susunan dari distribusi satu kumpulan titik dalam 2 atau 3 dimensi.

(34)

15

belum dapat teratasi misalnya jarak antara dua pemukiman yang ralatif dekat dipisahkan oleh suatu jurang. Oleh karena itu untuk daerah-daaerah yang merupakan suatu dataran di mana hubungan antara satu pemukiman dengan pemukiman yang lain tidak ada hambatan alamiah yang berarti, maka analisa tetangga terdekat ini mempunyai dampak praktisnya misalnya untuk tata perancangan letak dari pusat-pusat pelayanan sosial, seperti rumah sakit, puskesmas, sekolah, pasar dan lain sebagainya (R.Bintarto 1978:75).

Dari pengertian tersebut bahwa analisis tetangga terdekat adalah sebuah analisa untuk menentukan suatu pola permukiman . Dengan menggunakan perhitungan analisa tetangga terdekat, sebuah permukiman dapat ditentukan polanya, misalnya pola mengelompok, tersebar ataupun seragam. Analisa tetangga terdekat memerlukan data tentang jarak antara satu permukiman dengan permukiman yang paling dekat yaitu permukiman tetangganya yang terdekat. Analisa tetangga terdekat ini dapat juga digunakan untuk menilai pola penyebaran fenomena lain seperti pola penyebaran tanah longsor, pola penyeberan Puskesmas, pola penyebaran sumber-sumber air dan lain sebagainnya.

Dalam menggunakan analisa tetangga terdekat ada rumus yang digunakan untuk mengukur besar parameter tetangga terdekat (nearest-nieghbour statistic) T dengan menggunakan rumus :

=

Keterangan:

(35)

16

Ju = jarak rata-rata diukur antara satu titik dengan titik tetangganya yang terdekat. Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random.

=

= kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilyah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi

Parameter tetangga terdekat atau indeks penyebaran tetangga terdekat mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola random. Untuk memperoleh Ju digunakan cara dengan menjumlahkan semua jarak tetangga terdekat dan kemudian dibagi dengan jumlah titik yang ada. Parameter tetangga terdekat T (nearest neighbour statistic T) tersebut dapat ditunjukkan pula dengan rangkaian kesatuan (continum) untuk mempermudah pembandingan antar pola titik.

Gambar 1.Continumnilainearest neighbour statistic T

(36)

17

6. Pengertian Prasarana Kesehatan dan Kriteria Penentuan Fasilitas Kesehatan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Bab II pasal 1 yang menerangkan menerangkan Pengertian dari fasilitas atau prasarana pelayanan Kesehatan dijelaskan bahwa :

“Fasilitas atau prasarana pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat”.

Dari pengertian tersebut bahwa fasilitas atau prasarana kesehatan merupakan sarana yang sangat penting di dalam menunjang kesehatan penduduk, untuk meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat.

Kemudian dari Setiap pembangunan atau pendirian prasarana kesehatan tentunya ada dasar hukum dan syarat untuk membangun atau mendirikan sebuah prasarana kesehatan, Adapun Kriteira yang dianjurkan dalam pembangunan prasarana kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Kriteria Penentuan Fasilitas Kesehatan No. Jenis

1 Rumah Sakit 240.000 86,4 Lokasi tenang Radius 7 Km 2 BKIA 10.000 0,16 Di tengah Radius 2 km 3 Poliklinik 3.000 0,03 Di tengah Radius 1,5 km 4 Puskesmas 30.000 0,65 Pusat

pemerintahan

Radius 3 km

5 Apotik 10.000 0,35 Tersebar Radius 1,5 km 6 Praktek

(37)

18

7. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 Pengertian dari rumah sakit dijelaskan bahwa “Rumah

sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

Dari pengertian tersebut, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan kesehatan.

8. Syarat Berdirinya Rumah sakit

(38)

19

a. Dasar Hukum

Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 147/MENKES/PER/I/2010 tentang Perizinan Rumah Sakit.

b. Persyaratan Izin Mendirikan Rumah Sakit

1. Studi kelayakan Rumah Sakit pada dasarnya adalah suatau awal kegiatan perencanaan rumah sakit secara fisik dan non fisik yang berisi tentang : a) Kajian kebutuhan peyanan rumah sakit , meliputi :

1) Demografi yang mempertimbangkan luas wilayah dan kepadatan penduduk, serta karakteristik penduduk yang meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan;

2) Sosio-ekonomi yang mempertimbangkan kultur/ kebudayaan, tingkat pendidikan, angkatan kerja, lapangan pekerjaan, pendapatan domestik rata-rata bruto;

3) Mordibitas dan mortalitas, yang mempengaruhi 10 penyakit utama (Rumah Sakit, Puskesmas – rawat jalan, rawat inap) angka kematian (GDR, NDR), angka persalinan dan seterusnya;

4) Sarana dan prasarana kesehatan yang mempertimbangkan jumlaah, jenis dan kinerja layanan kesehatan, jumlah spesialisasi dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah dan jenis layanan penunjang (canggih, sederhana dan seterusnya), dan

5) Peraturan perundang-undangan yang mempertimbangakan kebijakan pengembangan wilayah pembangunan sektor non kesehatan, kebijakan sektor kesehatan dan perumah sakitan.

b) Kajian kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan medik/non medik, dana dan tenaga yang dibutuhkan untuk layanan yang akan diberikan , meliputi : 1) Sarana dan fasilitas fisik yang mempertimbangkan rencana cakupan, jenis layanan dan fasilitas lain dengan mengacu dari kajian kebutuhan dan permintaan (program fungsi dan program ruang)

2) Peralatan medik dan non medik yang mempertimbangkan perkiraan peralatan yang akan digunakan dalam layanan kesehatan;

3) Tenaga / sumber daya manusia yang mempertimbangkan perkiraan kebutuhan tenaga dan kualifikasi ; dan

4) Pendanaan yang mempertimbangkan perkiraan kebutuhan dana investasi. c) Kajian kemampuan pembiayaan meliputi :

1) Prakiraan pendapat yang mempertimbangkan proyeksi pendapatan yang mengacu dari perkiraan jumlah kunjungan dan pengisian tempat tidur; 2) Prakiraan biaya yang mempertimbangakan proyeksi biaya tetap dan biaya

tidak tetap dengan mengacu pada perkiraan sumber daya manusia; 3) Proyeksi arus kas (5-10 tahun) dan;

4) Proyeksi laba/rugi (5-10 tahun)

2. Master plan adalah strategi pengembangan aset untuk sekurang-kurangnya sepuluh tahun kedepan dalam pemberian pelayan kesehatan secara optimal yang meliputi identifikasi proyek perencanaan, demografis, tren masa depan, fasilitas yang ada dan pembiayaan.

3. Status kepemilikan.

(39)

20

a) Pemerintahan harus berbentuk unit pelaksana teknis dari instansi yang bertugas di bidang kesehatan dan instasi tertentu dengan pengelolaan badan layanan umum,

b) Pemerintah daerah, harus berbentuk lembaga teknis daerah dengan pengelolaan badan layanan umum daerah, atau

c) Swasta, harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak dibidang perumahsakitan

1) Badan hukum dapat berbentuk yayasan, perseroan, perseroan terbatas, perkumpulan dan perusahaan umum.

2) Badan hukum dalam rangka penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri harus mendapat rekomendasi dari instansi yang melaksanakan urusan penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri.

4. Persyaratan pengolahan limbah meliputi upaya kesehatan lingkungan (UKL), upaya pemantauan lingkungan (UPL) dan atau analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang dilaksanankan sesuai jenis dan klasifikasi rumah sakit ketentuan peraturan perundang-undangan.

5. Luas tanah untuk rumah sakit dengan bangunan tidak bertingkat, minimal 1,½ (satu setengah) kali luas bangunan dan untuk bangunan bertingkat minimal 2 (dua) kali luas bangunan lantai dasar. Luas tanah dibuktikan akta kepemiliklan tanah yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Penamaan rumah sakit

a) Harus menggunakan bahasa Indonesia, dan

b) Tidak boleh menambahkan kata “internasional”, “kelas dunia”, “world class”, “global” dan/atau kata lain yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyesatkan bagi masyarakat.

7. Memiliki izin undang-undang ganguan (HO), Izin mendirikan bangunan (IMB), Izin Penggunaan Bangunan (IPB) dan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh instansi berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.

9. Pengertian Puskesmas

(40)

21

Dari pengertian tersebut, bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan yang sehat. Pada umumnya puskesmas ada satu buah di setiap Kecamatan, Jenis Puskesmas menurut pelayanan kesehatan medis, dibagi menjadi dua kelompok yakni :

a. Puskesmas Perawatan, pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap b. Puskesmas Non Perawatan, hanya pelayanan kesehatan rawat jalan

Sedangkan Menurut wilayah kerjanya, Puskesmas dikelompokkan menjadi :

a. Puskesmas Induk / Puskesmas Kecamatan b. Puskesmas Satelit / Puskesmas Kelurahan

10. Hasil Penelitian Yang Relevan

a. Pada Penelitian yang dilakukan oleh Rinawati Puji Astuti (2014) dalam skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Geografi Pemetaan Klinik Bersalin Di Kabupaten Bantul”dengan hasil penelitian :

(41)

22

Dengan hasil, Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan selama pengembangan sistem informasi geografis, maka hasil yang didapatkan adalah bahwa perancangan dan pengembangan sistem informasi geografis untuk mengetahui penyebaran lokasi dan pemetaan fasilitas kesehatan meliputi rumah sakit, puskesmas dan balai pengobatan-rumah bersalin (bp-rb) yang menyediakan layanan persalinan di kabupaten bantul berhasil dilakukan.

b. Pada Penelitian yang dilakukan oleh Rifky Satya Wicaksono (2008) dalam skripsi yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Pemetaan Fasilitas Kesehatan Di Kota Magelang BerbasisWebdengan hasil penelitian :

Rumusan masalah , Bagaimana membangun Aplikasi Sistem Informasi Geografis yang dapat membantu masyarakat umum di Kota Magelang untuk memperoleh informasi lokasi fasilitas kesehatan di Kota Magelang secaraon-line.

(42)

23

B. Kerangka Pikir

Prasarana kesehatan merupakan salah satu bagian dari kesehatan nasional, karena prasarana kesehatan merupakan tempat untuk masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan oleh karena itu prasarana kesehatan harus didukung dengan sarana dan prasarana yang mendukung untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal, mengingat pentingnya fungsi prasarana kesehatan itu sendiri.

Prasarana kesehatan juga merupakan sarana utama dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Untuk itu prasarana kesehatan harus terletak pada posisi yang strategis dan tersebar merata diseluruh daerah. Perkembangan wilayah permukiman dan jumlah penduduk yang terus meningkat menimbulkan beberapa masalah diantaranya, pesebaran prasarana kesehatan yang tidak merata, fasilitas pendukung yang tidak lengkap dan lain sebagainya.

(43)

24

Gambar 2. Kerangka Pikir Pemetaan Sebaran Lokasi Prasarana Kesehatan di Kota Bandar Lampung.

Pemetaan Sebaran Prasarana Kesehatan di

Kota Bandar Lampung

Lokasi Prasarana Kesehatan di Kota Bandar

Lampung

Jarak Rata-rata antar Prasarana Kesehatan di

Kota Bandar Lampung

Pola Persebaran Prasarana Kesehatan di

(44)

25

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan agar terarah, tergambar keinginan dan tujuan dalam penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:6), survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap apa yang akan diteliti.

Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:7), mutu survei sangat tergantung pada hal-hal berikut:

1. Besarnya sampel yang diambil. Semakin besar sampel yang diambil, semakin besar pula kemungkinan untuk mewakili suatu populasi.

2. Tingkat kepercayaan data dan informasi yang diperoleh dari sampel atau responden. Informasi yang benar dan akurat yang diperoleh dari responden sangat menunjang tingkat kepercayaan suatu survei.

(45)

26

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh prasarana kesehatan khususnya rumah sakit dan puskesmas yang ada di Kota Bandar Lampung yang masing-masing berjumlah 12 untuk rumah sakit dan 38 untuk puskesmas.

C. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian

1. Bahan Yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data spasial berupa peta administratif Kota Bandar Lampung.

b. Data Atribut berupa data gambaran umum prasarana kesehatan berserta alamat prasarana kesehatan yang terdapat di wilayah Kota Bandar Lampung.

2. Alat Yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Perangkat Keras (hadware) 1) Perangkat Komputer

(46)

27

2) Scanner

Scanner dalam penelitian ini digunakan untuk menscan data yang berupa peta-peta untuk menghasilkan data baru berupa gambar yang kemudian diolah lebih lanjut pada komputer dengan menggunakan program SIG untuk melengkapi data-data pendukung yang telah ditentukan sehingga memperoleh informasi yang diperlukan.

3) GPS (Global Positioning System)

GPS (Global Positioning System)dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh atau mengetahui titik koordinat dari suatu objek karena objek yang akan diteliti tersebut belum tersedia data titik koordinatnya sehingga titik objek tersebut dapat di masukan ke dalam petadigitalyang akan dibuat.

b. Perangkat Lunak (Software)

(47)

28

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Hack dan Farhady (1981) dalam Hamid Darmadi (2011:20), menyebutkan variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Dari pendapat diatas dapat artikan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering juga disebut variabel penelitian yang merupakan hal-hal menjadi objek penelitian yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian yang menujukan variasi. Variabel dalam penelitian ini adalah:

a) Lokasi sebaran prasarana kesehatan yang ada di Kota Bandar Lampung, khusunya rumah sakit dan Puskesmas.

b) jarak rata-rata (m/km) antar prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung, khusunya rumah sakit dan Puskesmas

c) Pola sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung, khusunya rumah sakit dan Puskesmas.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional

dan berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga memudahkan peneliti untuk

(48)

29

penelitian. Berdasarkan pengertian definisi operasional tersebut, jadi definisi

operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lokasi Prasarana Kesehatan (Rumah Sakit dan Puskesmas)

Lokasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi absolut prasarana

kesehatan (rumah sakit dan Puskesmas) di Kota Bandar Lampung. Lokasi rumah

sakit di wilayah Kota Bandar Lampung ini di dapat melalui hasil pengukuran di

lapangan dengan menggunakan GPS. Berikut adalah cara menentukan titik

koordinat suatu wilayah dengan menggunakan GPS:

1. Tekan tombol power pada GPS untuk menghidupkan. Kemudian tunggu hingga GPS mendapatkan sinyal yang baik (± 5-6 sinyal yang dapat ditangkap oleh GPS).

2. Tekan tombol pada menu utama kemudian pilih Mark Waypoint untuk mengetahui titik kordinat pada lokasi yang akan di cari titik koordinatnya. 3. Kemudian akan muncul titik koordinat berserta elevasinya (ketinggian tempat

tersebut).

4. Catat titik lokasi koordinat yang tertera di layar GPS. Catatan:

(49)

30

• Kedua ketika memulai menentukan titik koordinat dengan GPS tidak perbolehkan bergerak kesana kemari sampai anda tekan OK untuk menerima hasil yang diperoleh.

b. Jarak antar prasarana kesehatan

Jarak merupakan jauh dekatnya suatu objek yang diukur berdasar patokan tertentu, dalam penelitian ini jarak yang diukur yaitu jarak antar Prasarana Kesehatan di Kota Bandar Lampung..

Pada penelitian ini menggunakan jarak mutlak dalam satuan meter atau kilometer antar prasarana kesehatan terdekat di wilayah Kota Bandar Lampung . Menurut Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota (Departemen PU) jarak antar prasarana kesehatan yaitu untuk puskesmas dalam radius 3 Km sedangkan untuk rumah sakit yaitu radiusnya 7 Km.

c. Sebaran Prasarana Kesehatan

Pada penelitian ini analisis sebaran prasarana kesehatan di wilayah Kota Bandar Lampung yang bertujuan untuk mengetahui sebarannya dengan menggunakan analisa tetangga terdekat, dengan cara mengukur jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik lain yang merupakan tetangga terdekatnya, kemudian jarak tersebut dihitung untuk mengukur parameter tetangga terdekat (nearst-neighbour statistic) T dengan menggunakan rumus :

=

Ket :

(50)

31

Ju = jarak rata-rata diukur antara satu titik dengan titik tetanggnya yang terdekat. Jh = jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola random.

= = kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilyah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi .

Parameter tetangga terdekat atau indeks penyebaran tetangga terdekat mengukur kadar kemiripan pola titik terhadap pola random. Untuk memperoleh Ju digunakan cara dengan menjumlahkan semua jarak tetangga terdekat dan kemudian dibagi dengan jumlah titik yang ada.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:274), dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat legger, agenda dan sebagainya.

(51)

32

2. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang data primer. Data primer ini didapat dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan ini dilakukan dengan beberapa teknik, yakni: a. Pencatatan dengan alat tulis untuk mencatat data yang diperlukan.

b. Pengukuran dengan GPS (global positioning system) untuk menentukan titik/lokasi absolut setiap prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung.

c. Pemotretan dilakukan dengan menggunkan alat pemotret untuk mendapatkan data mengenai keadaan atau kondisi lingkungan saranakesehatan yang terdapat di wilayah Kota Bandar Lampung berupa gambar atau foto prasarana kesehatan dilakukan pada saat melakukan observasi.

F. Unit Analisis

(52)

33

G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis

Analisis data Menurut Sugiyono (2010:244):

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam ketegori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.”

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah berupa teknik analisis data kuantitatif . Seluruh data yang diperoleh diinterprestasikan secara kuantitatif untuk memberikan pengertian mengenai arti data tersebut yang selanjutnya disusun sebagai hasil penelitian, Kemudian dari hasil penelitian tersebut dibuat deskripsi yang sistematis, yaitu data berupa angka-angka tersebut diolah kedalam bentuk kata-kata sehingga hasilnya berupa kalimat yang akan menjadikan sebuah kesimpulan sebagai hasil akhir dari laporan penelitian ini. Untuk menentukan data tersebut digunakan rumus analisis tetangga terdekat yaitu sebagai berikut :

a. Analisis mengenai pola penyebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung menggunakan rumus Analisa Tetangga Terdekat, yakni menggunakan rumus:

=

Sumber: R. Bintarto dan Surastopo (1978: 75). Keterangan:

T = indeks penyebaran tetangga terdekat.

(53)

34

Jh = jarak rata-rata yang diperoleh apabila semua titik mempunyai pola random.

=

= kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi dengan luas wilyah dalam kilometer persegi (A), sehingga menjadi .

b. Untuk mengukur jarak yaitu menggunakan perhitungan skala peta dengan rumus:

(Rosana : 2003)

(54)

101

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di lapangan mengenai pemetaan prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung Tahun 2015, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Lokasi sebaran prasarana kesehatan di Kota Bandar Lampung tersebar hampir di seluruh wilayah Kota Bandar Lampung .

2) Jarak rata-rata prasarana kesehatan Kota Bandar Lampung (Puskesmas) yaitu sebesar 1,53 km sehingga jarak ini dikategorikan dekat, sedangkan jarak rata-rata prasarana kesehatan (rumah sakit) yaitu sebesar 1,72 Km yang dikategorikan juga dalam kategori dekat .

(55)

101

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam pemetaan prasarna kesehatan di Kota Bandar Lampung Tahun 2015, dapat dikemukakan saran antara lain:

(56)

103

DAFTAR PUSTAKA

Admin.2010.http//:kungkang.com. Komponen SIG (Sistem Informasi Geografis) diakses pada 2 februari 2015 pada pukul 19.00 WIB

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1978. Metode Analisa Geografi. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

BPS. 2015. Bandar Lampung Dalam Angka. Badan Pusat Statistik: Bandar Lampung

Eddy Prahasta. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika .Bandung.

Haliman.arif & Wulandari.Ari.2012.Cerdas Memilih Rumah Sakit. .Andi Offset. Yogyakarta.

Subagio. 2003. Pengetahuan Peta. ITB: Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Moh. Nazir. 2003.Metode Peneltian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Miswar, Dedy. 2012. Kartografi Tematik. Aura: Bandar Lampung.

Noeng Muhadjir.2002. Metode Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin. Yogyakarta. Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Alumni. Bandung.

Rosana. 2003. Kartografi.Bahan Ajar.FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang RumahSakit. Sekertariat Negara. Jakarta.

(57)

103

Robinson Tarigan. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara. Jakarta.

Tesis/Skripsi

Rina Puji Astuti 2014. Sistem Informasi Geografi Pemetaan Klinik Bersalin Di Kabupaten Bantul .skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta.

Rifky Satya Wicaksono 2008. Sistem Informasi Geografis Pemetaan Fasilitas Kesehatan Di Kota Magelang Berbasis Web . Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas Induk di Kota Bandar LampungTahun 2015
Gambar 1. Continum nilai nearest neighbour statistic T
Tabel 2. Kriteria Penentuan Fasilitas Kesehatan
Gambar 2. Kerangka Pikir Pemetaan Sebaran Lokasi Prasarana Kesehatan di KotaBandar Lampung.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

This study aims to investigate the optimum design of sandwich composite reinforced sugar palm fiber (SPF) with albizzia sawdust (AS) core and investigate effect of

apprenants s’ennuient quand ils étudient dans la même situation et la même technique, mais la tehnique SQSG peut donner la compétence de la compréhension écrite

p€mdalahan rans berkaitrn de.gan hulum Sc6agai -riai da.i stukur orlani$r perusahaan yaog lerhimpun dalam sualu brro setiretrnaidan hukum. dalam b.nind3k aks nama

Selain masalah itu, gerakan kerja yang dilakukan oleh operator cenderung kurang efisien yang mengakibatkan waktu pengerjaan produk tidak sama, lingkungan fisik

Uji sifat mekanis tanah campuran dengan penambahan kapur dan fly ash yang dilakukan pada penelitian ini meliputi uji standard Proctor dan uji direct shear (uji geser)

Pada gambar 15 dapat diketahui bahwa kadar air balok CLT 3 lapis dari kayu akasia memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan dengan balok CLT lainnya sedangkan balok CLT