• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Pengelolaan Sertifikat Tanah Pada Badan Pertahanan Nasional (BPN) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Pengelolaan Sertifikat Tanah Pada Badan Pertahanan Nasional (BPN) Bandung"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Strata-1 Jurusan Manajemen Informatika

Oleh : Ari Ariansah

1.05.03.260

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA LBB WIDYA GANESHA MENGGUNAKAN SMS

Nama : Ari Ariansah NIM : 1.05.03.260

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi Pada Tanggal

---

Mengetahui,

Pembimbing

(Rina Kurniawati, S.Kom., MT..) NIP. 4127.70.26.004

Ketua Jurusan Dekan Fakultas

Manajemen Informatika Teknik dan Ilmu Komputer

(3)

iii

Badan Pertanahan Nasional ( BPN ) merupakan suatu lembaga pemerintah yang memiliki tugas pokok dalam memberikan pelayanan pertanahan pada masyarakat baik dalam pembuatan sertifikat maupun administrasi lainnya. Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta No. 586 Bandung. Dengan sistem informasi yang berjalan pada saat ini masih belum berjalan secara baik, hal ini dapat dilihat pada lambatnya penanganan proses pendaftaran sertifikat yang disebabkan tidak digunakannya basisdata pada sistem yang digunakannya, tidak digunakannya basisdata juga dapat menyebabkan data sertifikat ganda yang sering terjadi di masa lalu. Oleh karena itu, maka dibutuhkan suatu solusi untuk membantu BPN kota Bandung dalam menjalankan tugasnya melayani masyarakat dalam mengelola pertanahan. Dengan menggunakan program aplikasi berbasisdata sehingga proses pendaftaran sertifikat dapat berlangsung cepat dan tanpa kesalahan.

Penulis menggunakan Metode penelitian ilmiah jenis deskriptif, dan desain penelitian jenis studi kasus serta metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka. Model pengembangan sistem yang digunakan adalah waterfall menggunakan metode pendekatan terstruktur dengan alat bantu flowmap, Diagram Konteks, DFD dan kamus data. Untuk dapat memberikan solusi pada Sistem yang berjalan dimana perbaikan dilakukan pada basis data untuk mempermudah pihak BPN Kota Bandung melakukan pengelolaan data sertifikat. Untuk pengembangan perangkat lunak menggunakan Delphi 7.0 dan SQL Server 7.

Hasil dari penelitian adalah sistem informasi pengelolaan sertifikat menggunakan basisdata sehingga pencarian data menjadi lebih mudah, basisdata juga dapat meminimalkan kesalahan pengguna, serta pembuatan laporan menjadi lebih efisien yang dapat diakses secara cepat. Kekurangan dari penelitian ini adalah belum semua jenis pelayanan sertifikat didukung program aplikasi, sedangkan kelebihannya adalah telah tercapainya semua tujuan dan batasan yang ditetapkan.

(4)

iv

Badan Pertanahan Nasional Bandung City (BPN) is a government organization specializing in land certificates services for general public. located at JlSoekarno Hatta 586 Bandung. With The system currently operated is not working optimally. That can be seen from the delay in processing data. This is because BPN Bandung doesn’t use database in its system. Besides,without the use of database can causing Double land certificate problem thats been happening in the past. Therefore, it needs a solution in its system that can overcome the problem, facilitate BPN Bandung in accomplishing its duties by using application program that can accelerate certificate processing services.

The writer uses Science based research method on available theory and the research design in study type, whereas data collection methods were interview, observation, and literature study related to the investigated problem. The system development model used was waterfall and by structural approach method with aids such as flowmap, DFD, etc. The writer tried to propose a solution where improvement was conducted on database that facilitates BPN Bandung conducting land certificates processing services. This approach was in conformity with necessity in building or designing an alternative land certificate information system Using Delphi 7.0 and SQL Server 7 for application program.

The finding of this research was alternative Land Certificate proccessing system that could overcome the mentioned problem by using database so that data searching process becomes easier and quicker. The data base system could also minimize user errors, and report preparation becomes more efficient and can be accessed at any time. The weakness of this research was that not all kind of Land Certificates services supported, whereas its advantage was the achievement of all stated goals and limitations.

(5)

xii

Gambar 2.7 Topologi Jaringan Star ………...……...…. 20

Gambar 2.8 Topologi Jaringan Bus..………...……...…. 21

Gambar 2.9 Topologi Jaringan Ring ………...……...…. 22

Gambar 3.1 Struktur Organisasi...……… 28

Gambar 3.2 Tahap Pengembangan Waterfall...……….. 34

Gambar 4.1 Flowmap Sistem Berjalan……….……… 43

Gambar 4.2 Diagram Konteks Sistem Berjalan………... 44

Gambar 4.3 Gambar 4.4 DFD Level 1 Sistem Berjalan ………. DFD Level 2 Proses 1 Sistem Berjalan... 45 45 Gambar 4.5 DFD Level 2 Proses 7 Sistem Berjalan ……...….. 45

Gambar 4.6 Flowmap Sistem Yang Diusulkan... 50

Gambar 4.7 Diagram Konteks Sistem Diusulkan...……...….. 51 Gambar 4.8

Gambar 4.9

DFD Level 1 Yang Diusulkan... DFD Level 2 Proses 1 Yang Diusulkan...

(6)

xiii

Gambar 4.10 DFD Level 2 proses 7 Sistem Diusulkan... 53

Gambar 4.11 Relasi Tabel... 60

Gambar 4.12 ERD………...……….….… 61

Gambar 4.13 Struktur Menu... 67

Gambar 4.14 Desain menu Utama………....…… 68

Gambar 4.15 Desain Form Pendaftaran... 69

Gambar 4.16 Desain Form Pembayaran.………. 70

Gambar 4.17 Desain Form Cetak Surat Ukur...……….. 70

Gambar 4.18 Desain Form Data Tanah...………..…….. 71

Gambar 4.19 Desain Form Data Sertifikat...………..……… 72

Gambar 4.20 Desain Output SPS...……… 73

Gambar 4.21 Desain Output Surat Ukur……….... 73

Gambar 4.22 Desain Output Data Tanah…………..………. 74

Gambar 4.23 Desain Output Laporan Pembayaran.……… 75

Gambar 4.24 Arsitektur Jaringan...…...……… 76

Gambar 5.1 Implementasi Antar muka login…………...……. 82

Gambar 5.2 Implementasi Antar muka form Pendaftaran.………. 83

Gambar 5.3 Implementasi Antar muka form Pemohon.……….. 84

Gambar 5.4 Implementasi Antar muka form Pembayaran...……… 85

Gambar 5.5 Implementasi Antar muka form Surat Ukur...………… 86

Gambar 5.6 Implementasi Antar muka form SPS.………... 87

Gambar 5.7 Implementasi Antar muka form Data Tanah... 88

(7)

xiv

Gambar 5.9 Tampilan awal Instalasi... 90

Gambar 5.10 Tampilan Logo ...………. 90

Gambar 5.11 Tampilan Data Komputer……….. 91

Gambar 5.12 Tampilan Jenis Instalasi………. 91

(8)

xv Struktur file data Pendaftaran …………..……….. Struktur file data Surat Ukur……….. 64 65 Tabel 5.1 Implementasi Menu Form Utama……….. 81

Tabel 5.2 Implementasi Menu Form Pendaftaran……….. 83

Tabel 5.3 Implementasi Menu Form Pemohon……….. 84

Tabel 5.4 Implementasi Menu Form Pembayaran……….. 85

Tabel 5.5 Implementasi Menu Form Cetak Surat Ukur……….... 86

Tabel 5.6 Implementasi Menu Form SPS ………. 86

Tabel 5.7 Implementasi Menu Form Data Tanah... 87

Tabel 5.8 Implementasi Menu Form Sertifikat... 89

(9)

xvi

Tabel 5.12 Pengujian Data Pembayaran... 98

Tabel 5.13 Pengujian Data Sertifikat... 99

(10)
(11)

xviii !

"

# $

(12)

xix

Simbol Nama

Entitas

Keterangan

Relasi

Menyatakan himpunan entitas. Segala sesuatu baik yang nyata maupun abstrak

yang datanya akan direkam No

1.

2.

3.

Menunjukan adanya hubungan antar sejumlah entitas yang berasal dari

himpunan entitas berbeda

Garis

(13)

1 1.1. Latar Belakang

Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat saat ini ,

informasi memiliki peranan yang sangat penting sebagai penunjang kemajuan di

segala bidang. Tanpa informasi, suatu perusahaan atau organisasi tidak akan dapat

menjalankan kegiatan operasional perusahaan atau organisasi dengan baik. Oleh

karena itu, untuk menunjang kegiatan operasional yang baik dan teratur, maka

diperlukan suatu sistem yang terkomputerisasi.

Badan Pertanahan Nasional ( BPN ) merupakan suatu lembaga pemerintah

yang memiliki tugas pokok dalam memberikan pelayanan pertanahan pada

masyarakat baik dalam pembuatan sertifikat maupun administrasi lainnya. Berlokasi

di Jalan Soekarno Hatta No. 586 Bandung. Dengan sistem pelayanan pendaftaran

sertifikat yang telah berjalan, BPN kota Bandung telah melaksanakan tugasnya

sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah dalam melakukan administrasi

pertanahan untuk masyarakat.

Akan tetapi, suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa stigma pelayanan

pertanahan yang dimiliki oleh masyarakat seperti pelayanan yang berbelit-belit dan

memakan waktu terlalu lama menjadi suatu permasalahan yang dapat menyebabkan

tidak maksimalnya pelayanan administrasi pertanahan yang diberikan oleh BPN Kota

Bandung. Stigma tersebut muncul karena pada sistem yang saat ini sedang berjalan

(14)

Pada sistem yang berjalan, BPN kota Bandung menggunakan sistem loket

dimana pada sistem tersebut mengharuskan seorang warganegara yang ingin

mendaftarkan tanahnya dan ingin memiliki sertifikat tanah tersebut mendatangi

loket-loket yang ada dan telah ditentukan oleh pihak BPN. Misalkan, untuk mendapatkan

sertifikat tanah sebelumnya pemohon diharuskan untuk mendatangi loket II dengan

mengisi formulir permohonan untuk memperoleh dokumen, kemudian pemohon

harus mendatangi loket III untuk melakukan pembayaran administrasi, dilanjutkan

dengan mendatangi loket IV untuk mengupdate data dan menerima dokumen. Oleh

karena itu, proses pelayanan pendaftaran sertifikat membutuhkan waktu yang cukup

lama dalam penyelesaian prosesnya.

Sistem yang berjalan juga memiliki penyimpanan data yang tidak terorganisir

dengan baik menyebabkan terjadinya data duplikat atau berulang pada data pemohon

maupun data dokumen lainnya. Permasalahan diatas menyebabkan sulitnya untuk

mengetahui data pemilik tanah yang sah sehingga pelayanan yang diberikan oleh

pihak BPN kota Bandung menjadi terganggu.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibutuhkan sistem informasi yang

dapat mempercepat pelayanan pendaftaran sertifikat yang efisien dan tidak berbelit

dengan cara terkomputerisasi dengan basis data terorganisir yang diharapkan mampu

membantu BPN kota Bandung.

Karena itu, dalam tugas akhir ini penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian pada Sistem Informasi Pelayanan BPN kota Bandung. Dengan Judul

(15)

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, penulis dapat mengidentifikasikan beberapa

masalah, serta melakukan perumusan terhadap masalah yang ditemui, yaitu :

1.2.1. Identifikasi Masalah

1. Pendaftaran yang mengharuskan pemohon melakukan semua prosedur

pendaftaran dengan mendatangi banyak loket yang dinilai tidak efisien dan

dapat menyebabkan pelayanan pendaftaran sertifikat tanah membutuhkan

waktu yang cukup lama dalam penyelesaian prosesnya.

2. Penyimpanan data yang digunakan tidak terorganisir dengan baik sehingga

hal tersebut dapat mengakibatkan data kepemilikan tanah yang berulang atau

ganda. Penyimpanan data tidak terorganisir juga mengakibatkan sulitnya

seorang pemohon untuk mengetahui data pemilik tanah yang sah yang

diperlukan jika terjadi transaksi jual beli tanah.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah yang ditemukan, juga dengan batasan

masalah yang telah ditentukan maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem informasi pengelolaan tanah di BPN Kota Bandung yang

saat ini sedang bejalan .

2. Bagaimana sistem informasi yang diusulkan untuk mengatasi masalah yang

ada pada sistem pengelolaan tanah yang saat ini sedang berjalan.

(16)

4. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Pelayanan pada BPN Kota

Bandung.

5.Bagaimana Pengujian Sistem Informasi Pelayanan pada BPN Kota Bandung

yang telah dibangun.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah membuat program aplikasi sistem informasi

pengelolaan sertifikat tanah pada kantor BPN Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sedangkan Tujuan dari pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui secara langsung sistem yang sedang berjalan pada BPN kota

Bandung.

2. Mengembangkan sistem yang ada untuk merancang sistem informasi yang

baru sebagai solusi pada masalah yang ada.

3. Mempermudah pihak BPN kota Bandung dalam proses pelayanannya

menggunakan software atau aplikasi yang akan disesuaikan berdasarkan

kebutuhan yang ada.

4. Mengimplementasikan Sistem Informasi Pelayanan Pendaftaran Sertifikat

yang dibangun dengan tujuan untuk mempermudah pemohon dalam proses

pendaftaran sertifikat tanah.

5. Melakukan pengujian terhadap Sistem Informasi Pelayanan Pendaftaran

(17)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi BPN kota

Bandung dalam sistem yang sedang mereka gunakan , serta pada penyimpanan data

yang lebih terorganisir sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan.

Juga diharapkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat menambah

wawasan bagi penulis serta pengalaman yang dibutuhkan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan dan

pengetahuan serta menambah perbendaharaan kepustakaan bagi Jurusan Manajemen

Informatika. Penelitian ini juga dapat dijadikan masukan bagi rekan-rekan mahasiswa

yang mengadakan penelitian serupa di masa mendatang.

1.5 Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah yang akan dibahas, maka

batasan masalahnya adalah :

1. Pada sistem informasi yang akan dibangun adalah Sistem Informasi

Pendaftaran sertifikat tanah serta semua proses yang terkait

didalamnya.

2. Sistem Informasi yang dibangun tidak mencakup proses pembuatan

(18)

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian Skripsi ini penulis melakukan penelitian di BPN

kota Bandung Jalan Soekarno Hatta No. 586 Bandung, Indonesia.

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

2009 2010

Okt Nov Dec Jan Feb

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

(19)

7

Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang penulis gunakan yang memiliki

kaitan dengan permasalahan mengenai pengelolaan Sertifikat Tanah pada Kantor

BPN kota Bandung.

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai konsep dasar sistem, penulis akan

membahas satu persatu beberapa penjelasan dibawah ini.

2.1.1 Pengertian Data

Data merupakan suatu kumpulan fakta-fakta dapat berupa angka, huruf simbol

yang menunjukan suatu situasi dan menggambarkan kenyataan atau kejadian.

Syahnan (2009:1).

(http://syahnanweb.blogspot.com/2008/04/landasan-teori-sistem-informasi.html. LANDASAN TEORI SISTEM INFORMASI , 15 April 2009).

Menurut Jogiyanto (2005 : 1). Pengertian data : Data Merupakan kenyataan

yang menggambarkan suatu kejadian-kejadiandan kesatuan nyata.”

Menurut Robert N.antony dan John Data adalah : “Data merupakan bentuk

jamak dari bentuk tunggal datum atau data item”

Data merupakan faktor penting dalam menunjang suatu sistem informasi,

(20)

keputusan yang diambil oleh seorang manajer sangat ditentukan oleh hasil

pengolahan data yang diperoleh menjadi infomasi yang dibutuhkan.

2.1.2 Konsep Dasar Sistem

Definisi Sistem menurut Jogiyanto ( 2002:15): “Sistem adalah suatu jaringan

kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Sedangkan Definisi sistem menurut Azhar Susanto (2004:24) . adalah :

“Sistem adalah kumpulan atau group dari suatu sistem atau bagian atau komponen

apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan

bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Sistem sangatlah dibutuhkan dalam organisasi atau perusahaan, dimana

kinerja dari organisasi tersebut ditunjang oleh sistem yang digunakan. Supaya sistem

dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan maka

diperlukan kerjasama yang baik antara komponen-komponen dalam sistem tersebut.

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu sistem merupakan suatu

kumpulan komponen-komponen yang saling bekerjasama dan berhubungan satu sama

(21)

2.1.3 Konsep Dasar Informasi

Informasi memiliki nilai penting bagi seorang manajer dan dipandang sebagai

salah satu sumber daya yang tersedia dan memiliki nilai sama dengan sumber daya

lainnya. Konsep dasar informasi dapat diartikan sebagai berikut :

Menurut Jogiyanto (2005:8). Informasi adalah : “Informasi diartikan sebagai

data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang

menerimanya” .

Menurut George M.Scott (2001: 4) pengertian sistem informasi adalah; ”Sistem

informasi adalah sistem yang diciptakan oleh para analisis dan manajer guna

melaksanakan tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya

organisasi”.

Menurut Mcleod. (Azhar Susanto (2004:12)) . mengatakan bahwa kualitas

dari informasi dapat dilihat dari ciri-cirinya yaitu :

1. Akurat

Artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

2. Tepat waktu

Artinya informasi harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut

diperlukan.

3. Relevan

Artinya informasi yang diperoleh harus sesuai dengan yang dibutuhkan.

4. Lengkap

(22)

Dari definisi diatas, ditarik kesimpulan bahwa data merupakan bentuk mentah

yang belum memiliki nilai lebih, sehingga perlu diolah lebih lanjut, tetapi tidak

semua hasil dari pengolahan data tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan

data yang tidak memberikan makna atau manfaat bagi seorang manajer tidak dapat

dikatakan sebagai suatu informasi.

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Menurut Frederick H.Wu SIM , Jogiyanto (2005:14) adalah :“Sistem

Informasi Manajemen adalah kumpulan-kumpulan dari sistem-sistem yang

menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.”.

Menurut Barry E.Cushing, Jogiyanto (2005:14) , adalah :

“Suatu sistem informasi manajemen adalah Kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk mengahasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian’

Sistem Informasi memiliki pengertian yaitu kumpulan dari

komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan dan bekerja sama secara harmonis untuk

mencapai suatu tujuan dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat,

dalam pengambilan keputusan.

2.2.1 Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grudnitski. Jogiyanto (2005:10). Mengemukakan bahwa

Sistem informasi terdiri atas beberapa blok yang membentuknya. Blok tersebut

(23)

1. Blok masukan (input)

Blok masukan ini mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi termasuk

Metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan , yang

dapat berupa dokumen - dokumen dasar.

2 . Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur,logika dan model matematika yang akan

memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang

sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran (output)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen serta

semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan alat yang digunakan untuk menerima masukan,menjalankan

model,menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran

dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari

3 bagian utama, yaitu Teknisi,perangkat lunak (software) dan perangkat keras

(hardware).

5. Blok Basis Data.

Basis data merupakan kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang

(24)

dengan menggunakan paket perangkat lunak yang disebut data base manajemen

sistem ( DBMS ).

6. Blok kendali

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa

hal-hal yang dapat merusak sistem bisa dicegah ataupun bila terlanjur terjadi

kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.3 Kasus Yang Dianalisis

Adapun pengertian mengenai pengelolaan Srtifikat dapat dilihat pada

penjelasan dibawah ini.

2.3.1 Pengertian Pelayanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki arti sebagai

berikut :

”Perihal atau cara melayani / kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli

berupa barang maupun jasa ”.

2.3.2 Pengertian Sertifikat Tanah

Sertifikat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1191), diartikan

sebagai :

” Surat tanda atau surat keterangan (pernyataan tertulis) atau tercetak dari orang yang

berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti suatu kejadian.”

(25)

” permukaan bumi atau lapisan bumi paling atas, keadaan bumi di suatu tempat,

permukaan bumi yg diberi batas ”.

Sehingga sertifikat tanah dapat diartikan sebagai surat bukti pemilikan tanah

yang memiliki batasan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

2.4Perangkat Lunak Pendukung

Adapun perangkat lunak yang penulis gunakan dalam pengembangan Sistem

Informasi Pengelolaan Sertifikat adalah :

2.4.1 SQL Server 7

SQL Server merupakan sistem manajemen database relasional atau

Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang dirancang untuk aplikasi

dengan arsitektur client/server. Istilah Client/server dapat digunakan untuk merujuk

pada konsep yang sangat umum atau hal spesifik dari perangkat keras atau perangkat

lunak. Pada level yang sangat umum, sebuah client adalah setiap komponen dari

sebuah sistem yang meminta layanan atau sumber daya (resources) dari komponen

sistem lainnya. Sedangkan sebuah server adalah setiap komponen sistem yang

menyediakan layanan atau sumber daya ke komponen sistem lainnya. Teddy Marcus

(2004 : 23 ).

2.4.1 Delphi 7

Delphi adalah software buatan Borland yang sangat populer. Delphi adalah

sebuah bahasa pemrograman, Development Language, aplikasi untuk membuat

(26)

aplikasi visual, bahkan aplikasi jaringan (client/server) dan berbasis internet. Saat ini

Borland Delphi telah mencapai versi 7 dan banyak digunakan, baik diperusahaan

pengembang software maupun oleh para mahasiswa yang sedang belajar

pemrograman.

Borland telah berpengalaman memproduksi perangkat pengembang andal.

Seperti kelompok Turbo yaitu Turbo Basic, Turbo C, Turbo Prolog, Turbo Assembler

atau Turbo Pascal, juga Visual dBASE, Borland C++, Borland Pascal, maupun

Borland C++.

Objek Pascal yang digunakan pada Delphi adalah pengembangan dari bahasa

Pascal terutama dalam hal OOP (Object Oriented Programming). Bahasa Pascal

sendiri mempunyai reputasi bagus di dunia pemrograman. Pascal adalah favorit para

programmer pada zamannya.

Tampilan bidang kerja yang lazim disebut dengan IDE (Integrated

Development Environment) yaitu tampilan utama pada pemrograman Borland Delphi.

IDE terdiri dari beberapa jendela yang akan membantu dalam pembuatan program

(27)

1. Menu Utama

Tampilan menu utama pada pemrograman Borland Delphi dan beberapa Tool

Windows.

Gambar 2.1. Menu Utama

2. Form

Form adalah bahan dasar yang akan menjadi jendela aplikasi. Pada form telah

terdapat tiga tombol control yaitu Minimize, Maximize atau Restore dan Close.

(28)

3. Component Pallete

Component Pallete menyediakan berbagai komponen yang bisa di pasangkan

pada form sesuai dengan keperluan.

Gambar 2.3. Compenent Pallete

4. Object Inspector

Object inspector adalah sarana pengaturan yang dipasangkan pada form atau

form itu sendiri.

Gambar 2.4. Object Inspector

5. Code Editor

Code editor adalah tempat dimana menuliskan program dalam bahasa Object

Pascal.

(29)

6. Code Explorer

Code explorer digunakan untuk memudahkan navigasi di dalam file unit.

Code explorer terletak di sebelah kiri code editor.

Gambar 2.6 Code Explorer

2.5 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan

lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan . Jaringan Komputer dapat diartikan

sebagai suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer yang autonomous. Dua buah

komputer dikatakan terinterkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasi.

Bentuk koneksinya dapat menggunakan serat optik, gelombang mikro, atau satelit

komunikasi sebagai media transmisinya Sarosa, Anggoro (2000: 4).

Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga

memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data,

mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan

(30)

periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer

dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan. Sekumpulan komputer

dikatakan terinterkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasi. Bentuk

koneksinya tidak harus melalui kawat tembaga saja melainkan dapat menggunakan

serat optik, gelombang mikro, atau satelit komunikasi. Ada beberapa jenis jaringan

komputer diantaranya adalah sebagai berikut :

2.5.1 Jenis jaringan komputer

Jenis jaringan komputer Terdiri atas :

1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah

gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN mempunyai

ukuran yang terbatas, yang berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya

terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui keterbatasnnya,

menyebabkan adanya kemungkinan untuk menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini

juga memudahkan manajemen jaringan.

LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi

dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai

bersama sumberdaya (misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang

(31)

MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan dan dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN biasanya mampu

menunjang data dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi

kabel. MAN hanya memiliki sebuah atau dua buah kabel dan tidak mempunyai

elemen switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa output

kabel. Adanya elemen switching membuat rancangan menjadi lebih sederhana.

3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang

luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan

mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi)

pemakai.

2.5.2 Topologi jaringan

Topologi jaringan terdiri atas :

1. Star

Pada topologi star network atau jaringan bintang hubungan titik ke titik

dibangun antara komputer di lokasi sentral dengan tiap-tiap komputer dan alat media

lain .

Biasanya dua fungsi komputer sentral adalah sebagai alat penghubung

(32)

penghubung, pusat menerima pesan dari satu komputer, mengidentifikasikan

tujuannya dalam jaringan, dan menyampaikan pesan ke tujuan tersebut.

Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html) Gambar 2.7 Topologi Star

Keuntungan:

1. Paling fleksibel

2. Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian

jaringan lain

3. Kontrol terpusat

4. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan

5. Kemudahaan pengelolaan jaringan

Kerugian:

1. Boros kabel

2. Perlu penanganan khusus

(33)

2. Bus

Pada jaringan komputer ini memiliki konfigurasi yang berbentuk garis. Dalam

jaringan tidak ada induk komputer yang mengontrol jaringan komputer secara

keseluruhan .

Sumber (www.geocities.com/fadelku/ network/jaringan.html) Gambar 2.8 Topologi Bus

3. Ring Network

Topologi Ring Network atau jaringan cincin adalah suatu konfigurasi dimana

tiap komputer yang ada di jaringan dihubungkan dengan komputer tetangganya atau

komputer lain di sebelahnya. Ini merupakan variasi konfigurasi hubungan multi

(multidrop).

Bila pesan dikirim pada jaringan cincin, itu dimulai dari penentuan alamat

tujuan. Tiap komputer pada hubungan cincin mendengar alamatnya sebelum pesan

disampaikan kekomputer berikutnya.

Kerugian pemakain topologi cincin ini adalah data pada suatu komputer tidak

(34)
(35)

23

3.1 Objek Penelitian

Pada bab ini, penulis akan mencoba untuk menjelaskan lebih lanjut lagi

mengenai objek penelitian yaitu Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

Bandung, Jawa Barat Indonesia.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah suatu lembaga pemerintah non

departemen yang dibentuk pada tanggal 19 Juli 1988 berdasarkan keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1988.

Badan Pertahanan Nasional (BPN), ini merupakan dari Direktorat Jendral

Agrarian Departemen Dalam Negeri. Peningkatan Status ini didasarkan pada

kenyataan bahwa tanah sudah tidak sekedar merupakan masalah Agraria, yang selama

ini di identikan dengan pertanian tanah telah berkembang pesat menjadi dimensi

politik bahkan dimensi Hankam.

Tugas yang demikian luas tersebut, terlalu besar untuk dilakukan oleh suatu

Direktorat Jendral pada suatu Departemen. Diperlukan suatu Badan yang lebih tinggi

yang berada dibawah kendali Presiden, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan

(36)

Dengan tugas untuk membantu Presiden dalam mengelola dan

mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan Undang-undang Pokok

Agraria maupun peraturan perundang-undangan lain yang meliputi pengaturan

penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak tanah,

pengukuran dan pendapatan tanah dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah

pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Presiden.

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Jawa Barat adalah

instansi Vertikal dari Badan Pertanahan Nasional yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Kanwil.

Badan Pertanahan Nasional dipimpin oleh seorang kepala, dimana dalam pelaksanaan

tugasnya secara taktis operasional dikoordinasi Gubernur selaku kepala wilayah dan

teknis administrasi dibawah Kepala Badan Pertanahan Nasional.

Di setiap Daerah Tingkat II Kabupaten / Kotamadya dipimpin oleh seorang

Kepala yang dalam pelaksanaan tugasnya secara taktis operasional dikoordinasi

Bupati / Walikota selaku Kepala Wilayah dan teknis administrasi dibawah Kepala

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN menyelenggarakan

fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pertanahan.

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanahan.

3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang pertanahan.

(37)

5. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan di bidang

pertanahan.

6. Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka menjamin kepastian hukum.

7. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah.

8. Pelaksanaan penatagunaan tanah, reformasi agraria dan penataan

wilayah-wilayah khusus.

9. Penyiapan administrasi atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara/daerah

bekerja sama dengan Departemen Keuangan.

10.Pengawasan dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah.

11.Kerja sama dengan lembaga-lembaga lain.

12.Penyelenggaraan dan pelaksanaan kebijakan, perencanaan dan program di

bidang pertanahan.

13.Pemberdayaan masyarakat di bidang pertanahan.

14.Pengkajian dan penanganan masalah, sengketa, perkara dan konflik di bidang

pertanahan.

15.Pengkajian dan pengembangan hukum pertanahan.

16.Penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan.

17.Pendidikan, latihan dan pengembangan sumber daya manusia di bidang

pertanahan.

18.Pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan.

19.Pembinaan fungsional lembaga-lembaga yang berkaitan dengan bidang

(38)

20.Pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan

hukum dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

21.Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundangundangan yang

berlaku.

Hingga kini Kantor BPN Kota Bandung terus berusaha untuk memberikan

pelayanan pertanahan untuk masyarakat.

3.1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan BPN

Visi dan misi yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi mencerminkan

tujuan dan fungsi yang ingin dicapai oleh organisasi itu sendiri. Adapun visi serta

misi dari Kantor BPN Kota Bandung yaitu :

1. Visi :

a. Menjadi Kantor Pertanahan yang terbaik.

b. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan

Nasional.

2. Misi :

Adapun misi yang ditetapkan yaitu untuk Meningkatkan pelayanan dan

pelaksanaan pendaftaran tanah serta Sertifikat tanah secara menyeluruh di Indonesia,

memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah dengan cara :

a. Mewujudkan pegawai kantor pertanahan yang profesional dan

(39)

b. Meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat.

c. Meningkatkan suasana menjadi kantor ber "TARIF" (transparan,

akuntabel, responsif, independen, fairness).

d. Meningkatkan sinergitas dan pemberdayaan masyarakat.

e. Mewujudkan komitmen bersama dalam penegakan hukum dalam

pelayanan sertifikat.

f. Melaksanakan penelitian dan pengembangan.

3. Tugas dari BPN :

BPN Memiiliki tugas untuk membantu Presiden dalam mengelola dan

mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan Undang-undang Pokok

Agraria maupun peraturan perundang-undangan lain yang meliputi pengaturan

penggunaan, penguasaan dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak tanah,

pengukuran dan pendapatan tanah dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah

pertanahan berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Presiden.

4. Tujuan dari BPN :

BPN memiliki tujuan untuk :

1. Menjamin kepastian hukum hak atas tanah dan perlindungan hukum bagi

masyarakat pemilik tanah.

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk sertifikasi tanah.

(40)

3.1.3 Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Kantor BPN Kota Bandung Per tanggal 16 Mei

2006 sampai dengan sekarang dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPN Bandung.

3.1.4 Deskripsi Tugas

Masing-masing bagian yang ada pada struktur organisasi diatas memiliki

(41)

1. Kepala Kantor BPN Bandung

Kepala kantor BPN Bandung memiliki tugas dalam Penyusunan rencana

program, penganggaran, serta pelayanan perijinan.

2. Sub Bagian Tata Usaha

Subbagian tata usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif

kepada semua satuan organisasi kantor pertanahan serta menyiapkan bahan evaluasi

kegiatan, penyusunan program, dan peraturan perundang-undangan.

3. Perencanaan dan Keuangan

Mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana, program, dan anggaran

serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah, keuangan dan penyiapan bahan

evaluasi.

4. Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian,

perlengkapan, sarana dan prasarana, koordinasi pelayanan pertanahan serta

pengelolaan data dan informasi.

5. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah memiliki tugas untuk menyiapkan

bahan dan melakukan penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan, dan

pembaruan hak tanah, pengadaan tanah, perijinan, pendataan, dan penertiban berkas

(42)

a. Subseksi Penetapan Hak Tanah

Subseksi ini memiliki tugas menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan

pertimbangan, mengenai penetapan hak milik, hak guna bangunan, dan hak pakai.

Perpanjangan hak, pembaharuan hak, dan lain-lain.

b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah

Subseksi ini memiliki tugas untuk menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan dan

pertimbangan mengenai penetapan hak, hak guna bangunan, , hak pakai , dan hak

pengelolaan bagi instansi pemerintah, badan hukum pemerintah, Perpanjangan hak,

pembaharuan hak, dan tukar menukar tanah pemerintah.

c. Subseksi Pendaftaran Hak

Subseksi ini memiliki tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak tanah,

pengakuan, dan penegasan konversi hak-hak lain tanah. Hak milik atas satuan

rumah unit, rumah susun, tanah hak pengelolaan, tanah wakaf, data yuridis

lainnnya, data fisik bidang tanah, data komputerisasi pelayanan pertanahan, serta

memelihara data pertanahan.

d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akte Tanah.

Subseksi ini memiliki tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran, peralihan,

pembebanan hak atas tanah, pembebanan hak tanggungan dan bimbingan PPAT,

(43)

3.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian ilmiah khususnya dibidang

ilmu komputer yang berdasarkan atas teori-teori yang sebelumnya telah disebutkan

dalam pengembangan sistem yang sebelumnya berjalan menjadi sistem yang lebih

baik lagi. Dengan tahapan sebagai berikut.

3.2.1 Desain Penelitian

Penulis menggunakan desain penelitian akademik yang sesuai dengan

kebutuhan dalam penyelesaian skripsi ini dengan menggunakan Penelitian deskriptif

yang bertujuan untuk memperoleh ciri-ciri variabel, dimana dalam penelitian ini

adalah untuk memperoleh gambaran tentang sistem serta mempelajari masalah yang

ada dan menetapkan solusi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah tersebut.

3.2.2 Jenis Dan Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer dan data

sekunder yang diperoleh dari pihak Kantor BPN Kota Bandung, data-data yang

diperoleh dikumpulkan dengan cara :

3.2.2.1 Sumber Data Primer

1. Wawancara/interview

Melakukan tanya jawab dengan bagian pendaftaran sertifikat tanah yaitu pada

(44)

sistem yang sedang berjalan, kelebihan serta kekurangannya sebagai penunjang

untuk pengembangan sistem yang baru.

2. Pengamatan Secara Langsung atau Obeservasi

Melakukan peninjauan secara langsung ke lapangan mengenai pelaksanaan

sistem yang berjalan khususnya pada bagian Loket II, dan bagian Administrasi.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Metode pengumpulan data sekunder yaitu Studi Dokumen untuk mempelajari

dokumen yang ada dari pihak BPN Kota Bandung dan sumber lainnya yang memiliki

hubungan dengan masalah yang diteliti.

Adapun dokumen yang digunakan adalah :

a. Deskripsi Tugas BPN

b. Alur Kegiatan Pelayanan di Kantor BPN

c. Form Jaminan Hak Tanah, Form Pendaftaran Hak, Form

Pemisahan/Penggabungan/Splitsing, Form Peralihan Hak,

d. Tanda Terima Pembayaran.

3.2.3 Metode Pengembangan Sistem/ Pendekatan Sistem

Metode pengembangan sistem digunakan untuk merancang suatu sistem yang

harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum dimulainya perancangan sistem yang

(45)

3.2.3.1 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah model proses Waterfall,

yang menggambarkan tahapan pengembangan perangkat lunak secara sistematik

dimulai pada perekayasaan sistem diikuti dengan analisis, desain, pengkodean,

pengujian dan pemeliharaan .

Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Rekayasa dan Pemodelan Sistem.

Pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan-kebutuhan dari semua

elemen sistem dan mengalokasikan suatu subset kedalam pembentukan perangkat

lunak. Hal ini penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan

hardware, orang dan basis data. Rekayasa dan pemodelan sistem menekankan

pada pengumpulan kebutuhan pada level sistem dengan sedikit perancangan dan

analisis.

2. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak .

Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan ke perangkat lunak. Harus

dapat dibentuk domain informasi, fungsi yang dibutuhkan, performansi dan

antarmuka.

3. Desain.

Proses desain mengubah kebutuhan-kebutuhan menjadi bentuk

karakteristik yang dimengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan

program.

(46)

Desain tadi harus diubah menjadi bentuk yang dimengerti komputer. Maka

dilakukan langkah penulisan program. Jika desain dilakukan secara detail, maka

coding dapat dicapai secara mekanis.

5. Pengujian.

Setelah kode program selesai dibuat, dan program dapat berjalan, testing

dapat dimulai. Berfungsi untuk memeriksa apakah sesuai dengan hasil yang

diinginkan.

6. Pemeliharaan /Maintenance

Perangkat lunak setelah diberikan pada pelanggan, mungkin dapat ditemui

kesalahan ketika dijalankan dilingkungan pelanggan. Atau mungkin pelanggan

meminta penambahan fungsi, hal ini menyebabkan faktor maintenance

(pemeliharaan) ini menjadi penting dalam penggunaan metode ini.

Gambar 3.2 Tahap-tahap Pengembangan Sistem Metode Waterfall

(47)

3.2.3.2 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan yaitu terstruktur, yaitu pendekatan

yang mengikuti tahapan-tahapan System Life Cycle baik dalam Analisis maupun

perancangan sistem yang akan dikembangkan, alat tersbeut meliputi Flow Map , DFD

( Data Flow Diagram ) dan kamus data. Permasalahan yang ada dipecah kedalam

modul yang terstruktur dan terarah, fleksibel, dokumentasi yang baik, tepat waktu,

sesuai dengan rencana, kualitas sistem yang baik yang melibatkan pemakai sistem.

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem

Dalam pendekatan terstruktur, alat bantu yang digunakan Flow Map, Diagram

konteks, dan Data Flow Diagram (DFD).

1. Bagan Alir Data ( Flow Map )

Flowmap adalah aliran data yang menggambarkan bagaimana Alur

suatu data dalam sistem informasi. Flowmap meliputi formulir-formulir yang

digunakan, seperti laporan, serta tembusan.

2. Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan model grafis yang menggambarkan

sistem secara keseluruhan. Diagram konteks selalu berisi satu proses saja yang

mewakili seluruh proses yang ada dari sistem informasi.

3. Data Flow Diagram

DFD menggambarkan arus data, penyimpanan data, dan proses yang

(48)

sistem yang telah ada, atau dalam mengembangkan sistem yang baru yang akan

dikembangkan secara logika tanpa menghiraukan lingkungan fisik dimana data

tersebut mengalir.

3. Kamus Data

Kamus data merupakan penjelasan tertulis mengenai data-data yang

ada pada suatu basis data. Digunakan sebagai bahan untuk menyusun basis data

yang diperlukan oleh sistem.

4. Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data yang diperoleh berdasarkan

kamus data dan tersimpan dalam media penyimpanan didalam suatu perusahaan

atau dalam komputer.

a. Normalisasi

Normalisasi adalah proses mempelajari, membuat struktur

dalam basis data menjadi lebih efisien dengan menghilangkan

elemen-elemen yang berulang sehingga diperoleh elemen tunggal.

Secara umum Normalisasi memiliki tahapan seperti :

1. Bentuk Normal Pertama

Pada bentuk ini, tidak terdapat beberapa elemen yang muncul

berulang kali untuk satu entitas tertentu.

(49)

Bentuk normal kedua memerlukan suatu relasi yang telah

memenuhi syarat bentuk normal pertama dan atribut bukan kunci

memiliki ketergantungan penuh terhadap atribut kuncinya.

3. Bentuk Normal Ketiga

Bentuk normal ketiga memerlukan relasi yang telah memenuhi

syarat bentuk normalisasi pertama dan kedua. Pada bentuk ini juga

nilai atribut tidak bergantung pada atribut lainnya dalam entitas

yang sama.

b. Tabel Relasi

Tabel relasi menggambarkan hubungan yang terjadi dalam

basis data dengan menampilkan kedalam bentuk tabel-tabel yang

terdiri dari sejumlah barisan dan kolom yang memudahkan untuk

memahami hubungan antar tabel.

3.2.4 Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian Black-Box ,

pengujian, dengan alasan bahwa pengujian dilakukan oleh pihak pengguna bukan

pembuat sebagai pihak akhir pengguna program. dilakukan dengan objek yang diuji

terfokus kepada kebutuhan fungsional dari perangkat lunak. Pengujian Black-Box

(50)

untuk suatu masukan yang akan menjalankan semua kebutuhan fungsional dari

perangkat lunak yang dibuat. Presman (2005 : 459).

Pengujian Black-Box dilakukan untuk menemukan beberapa macam

kesalahan, yaitu :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

2. Kesalahan interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

4. Kesalahan kinerja.

(51)

39

Sistem informasi pengelolaan sertifikat tanah merupakan pengembangan dari

sistem yang saat ini sedang berjalan, dimana dengan sistem yang akan dikembangkan,

semua masalah yang telah disebutkan sebelumnya dapat teratasi.

Pada bagian ini akan dibahas secara bertahap gambaran sistem yang sedang

berjalan pada kantor BPN Kota Bandung.

4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan

Adapun mengenai sistem yang sedang berjalan akan dibahas secara bertahap

meliputi analisis dokumen yang ada, prosedur yang berjalan, flowmap dan DFD, serta

masalah yang ada sehingga dapat dilakukan evaluasi terhadap sistem tersebut .

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen digunakan untuk mengetahui dokumen apa saja yang

digunakan pada sistem yang sedang berjalan. Adapun dokumen yang digunakan

untuk sistem pendaftaran sertifikat yaitu :

1. Kartu identitas pemohon yang berisi data pemohon pendaftaran sertifikat

tanah.

2. Form Pengakuan Hak yang berisi tentang data pemohon dan data tanah yang

(52)

3. Form Pendaftaran, berisi data tentang pemohon beserta data tanah yang akan

dibuatkan sertifikat.

4. Surat Keterangan Kelurahan yang berisi tentang pengesahan kelurahan atas

tanah yang akan diakui.

5. Form Pengukuran tanah, yang berisi tentang bidang tanah yang akan diakui.

6. Resi Bukti Pembayaran Pendaftaran yang berisi data pembayaran pendaftaran

tanah.

7. SPS ( Surat Perintah Setor) dan Tanda Terima Dokumen yang berisi jumlah

biaya yang harus dibayar dan bukti telah diterimanya pendaftaran dari kantor

BPN kota Bandung untuk pemohon.

8. Akte tanah, berisi tanda bukti kepemilikan tanah.

4.1.2 Analisis Prosedur Pendaftaran Sertifikat Tanah

Prosedur pendaftaran sertifikat tanah terbagi atas 2 bagian yaitu pendaftaran

untuk pemohon baru yang data tanahnya belum tersimpan dalam arsip Buku Tanah

BPN dan pendaftaran Pemohon Lama yang data tanahnya sudah tersimpan akan

tetapi belum memiliki sertifikat, perbedaannya terletak pada data pemohon yang

belum ada sehingga untuk pemohon baru diwajibkan mengisi terlebih dahulu form

data pemohon. Perbedaan lainnya terletak pada proses pengukuran dimana untuk

pemohon baru dilakukan pengukuran untuk pertama kali sedangkan untuk pemohon

lama dilakukan pengukuran untuk memverifikasi data kepemilikan yang diserahkan

(53)

1. Pemohon baru yang ingin mendaftarkan tanah yang dimiliki sebelumnya

mengisi form pendaftaran hak atas bidang tanah yang berisi data pemohon dan

data atas bidang tanah. Setelah terisi, pemohon kemudian menyerahkannya

pada Loket V, Loket V akan meneruskan mengecek kelengkapan form tersbut

kemudian menyimpan data pemohon pada arsip pemohon, dan meneruskan

form tersebut ke Loket II.

2. Pemohon lama yang ingin mendaftarkan tanahnya juga diwajibkan mengisi

form data pendaftaran, Setelah terisi, pemohon kemudian menyerahkannya

pada Loket V, Loket V akan meneruskan mengecek kelengkapan form tersbut

kemudian meneruskan form tersebut ke Loket II.

3. Kemudian pemohon menyerahkan persyaratan yang dibutuhkan ke Loket II

seperti kartu identitas dan lainnya. Setelah menunggu sejenak, pemohon akan

menerima Surat Perintah Setor (SPS).

4. Pemohon kemudian menyerahkan SPS tersebut ke Loket XII dan melakukan

pembayaran (jumlah biaya terlampir pada SPS), dan menerima tanda terima

biaya pendaftaran sebagai bukti pembayaran telah dilunasi. Data pembayaran

juga dibukukan dalam data pembayaran.

5. Dokumen persyaratan yang meliputi form pendaftaran, bukti pembayaran dan

identitas pemohon diserahkan dari Loket II dan Loket XII kepada Kasubsi

Pengukuran dan Pemetaan untuk diteliti. Setelah dokumen dinyatakan sah

oleh Kasubsi, Kasubsi akan membentuk data persyaratan yang diperlukan

(54)

melakukan verifikasi data untuk pemohon lama. data tersebut juga disimpan

dalam arsip dokumen persyaratan.

6. Kasubsi Pengukuran juga akan membuat perintah surat ukur, berdasarkan dari

arsip denah tanah yang dimiliki oleh pihak BPN. Surat Ukur tersebut

kemudian diberikan pada Panitia A.

7. Panitia A akan melakukan pengukuran dan pemetaan berdasarkan perintah

surat ukur yang dibuat oleh Kasubsi Pengukuran.

8. Panitia A menerbitkan Risalah yang berisi data tentang bidang tanah yang

akan diakui dan dilakukan pengumuman pada pihak kelurahan, setelah 60 hari

kelurahan mengembalikan Risalah tersebut ke Panitia A untuk ditandatangani

ditandatangani Panitia A.

9. Jika tidak ada sanggahan, Panitia A akan menyerahkan Risalah yang

ditandatangani tersebut ke Kasubsi pemetaan dan pengukuran untuk

mensahkan risalah tersebut. Namun jika terjadi sanggahan, maka risalah

diteruskan ke Seksi Perkara dan Sengketa Tanah untuk diselesaikan.

10.Kasubsi pemetaan dan pengukuran setelah mensahkan akan meneruskannya

pada Kasi Pendaftaran dan Sertifikat.

11.Kasi Pendaftaran dan Sertifikat akan membuat sertifikat tanah berdasarkan

risalah yang sebelumnya diberikan. Sertifikat akan diterbitkan menjadi

sertifikat tanah yang sah juga disimpan pada buku tanah.

(55)

4.1.2.1 Flowmap Sistem yang Berjalan

Merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari

sistem. Bagan ini menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam

sistem dan menunjukan apa yang dikerjakan pada sistem.

Gambar 4.1 Flowmap Sistem Berjalan.

Keterangan :

1. SPS : Surat Perintah Setor ( Daftar Biaya).

2. AP : Arsip Pembayaran.

3. DP : Data Persyaratan.

(56)

4.1.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks digunakan untuk menggambarkan masukan yang

dibutuhkan oleh sistem dan keluaran yang dihasilkan oleh sistem. Berikut adalah

bentuk Diagram Konteks dari Sistem Pengelolaan Sertifikat Tanah yang berjalan :

Gambar 4.2. Diagram Konteks Sistem Berjalan.

4.1.2.3 DFD Sistem Yang Berjalan

DFD berfungsi untuk menggambarkan arus dalam sistem dengan terstruktur

dan jelas. Keuntungan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) adalah supaya

memudahkan pemakai yang kurang menguasai komputer dan pemakai juga dapat

lebih mengerti sistem yang akan dikembangkan. Berikut adalah gambar DFD level 1

(57)

!

Gambar 4.3 . DFD Level 1 Sistem Berjalan.

Gambar 4.4 . DFD Level 2 Proses 1 Sistem Berjalan.

(58)

4.1.3 Evaluasi Sistem Berjalan

Berdasarkan dari Flowmap dan DFD diatas, dapat ditarik beberapa

permasalahan yang terdapat pada sistem pengelolaan sertifikat yang sedang berjalan

pada Kantor BPN Kota Bandung, yaitu :

Tabel 4.1 Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan

No Permasalahan Bagian Rencana Pemecahan

1

2

3

4

Sistem loket yang telah diterapkan oleh Kantor BPN Kota Bandung ditujukan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan sertifikat, akan tetapi terdapat loket yang sebenarnya tidak efektif seperti loket V.

Penyimpanan data yang tidak

terorganisir menyebabkan sulitnya pemohon untuk mengetahui pemilik sah tanah.

Proses penghitungan biaya yang perlu dibayar oleh pemohon sering terjadi kesalahan dikarenakan proses penghitungan biaya yang dilakukan

dengan menentukan biaya

berdasarkan kode tarif yang telah di tentukan dan perhitungannya masih

menggunakan alat elektronik

kalkulator.

Proses pembuatan surat perintah dan surat lainnya membutuhkan waktu yang sangat lama, dan seringnya

terjadi kesalahan-kesalahan

pencatatan data tanah pada

pembuatan laporan yang disebabkan oleh proses pencatatan. Hal ini dapat menyebabkan keterlambatan data / informasi yang dibutuhkan bagian

Loket V tugas loket V dengan Loket II, sehingga pemohon cukup mendatangi satu loket saja untuk mendaftar.

(59)

lainnya.

4.2 Perancangan Sistem

Pada bagian ini, penulis akan memaparkan flowmap, diagram konteks, diagram

arus data (DFD), spesifikasi proses, kamus data, tabel normalisasi, tabel relasi,

struktur file, Entity Relationship Diagram (ERD), Rancangan input-output,

pengkodean, struktur menu, dan kebutuhan sistem yang diusulkan untuk mengatasi

permasalahan yang terjadi.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem digambarkan sebagai perancangan dalam

membangun suatu sistem dan beserta komponen – komponen perangkat lunak dan

perangkat kerasnya sehingga menghasilkan sistem yang lebih baik dengan tujuan

akhir adalah Sistem Informasi Pengelolaan Sertifikat dilengkapi dengan perangkat

lunak sebagai penunjang sistem pada Kantor BPN Bandung.

4.2.2 Gambaran Sistem Yang Diusulkan

Adapun gambaran sistem yang diusulkan penulis, dengan berdasarkan pada

flowmap dan dfd sistem yang sebelumnya, terjadi perubahan pada beberapa bagian

khususnya Loket V yang dinilai oleh penulis tidak efektif dan dapat disatukan fungsi

(60)

Perubahan lainnya adalah beberapa proses yang sebelumnya dilakukan secara

manual kini dapat dilakukan secara terkomputerisasi dan hasilnya disimpan dalam

basis data.

4.2.3 Prosedur Sistem Pengelolaan Sertifikat Yang Diusulkan

1. Pemohon baru yang ingin mendaftarkan tanah yang dimiliki sebelumnya

mengisi form pendaftaran hak atas bidang tanah lengkap dengan data

pemohon, setelah terisi, pemohon kemudian menyerahkannya beserta

dokumen persyaratannya pada Loket II, Loket II akan memasukan data

tersebut kedalam basis data, untuk pemohon lama, cukup mengisi identitas

diri dengan data atas tanah yang ingin dibuatkan sertifikatnya saja. Loket II

kemudian akan mencetak SPS sebagai daftar biaya yang wajib dibayar

pemohon dan status kelengkapan dokumen sebagai bukti bahwa dokumen

yang diserahkan lengkap dan wajib ditunjukan saat pengambilan sertifikat.

2. Pemohon kemudian menyerahkan SPS tersebut ke Loket XII dan melakukan

pembayaran (jumlah biaya terlampir pada SPS), Loket XII mencetak Tanda

Terima sebagai bukti pembayaran sebanyak 2 lembar 1 untuk pemohon, satu

untuk diarsipkan. Data pembayaran juga disimpan dalam basis data.

3. Kasubsi Pengukuran akan membuat perintah surat ukur, berdasarkan dari

basis data yang dimiliki oleh pihak BPN. Surat Ukur tersebut kemudian

diberikan pada Panitia A.

4. Panitia A akan Mencetak data tanah yang akan diukur berdasarkan basis data

(61)

kemudian melakukan pengukuran dan pemetaan berdasarkan Data tanah yang

diperoleh.

5. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, Panitia A menerbitkan Risalah yang

berisi data tentang bidang tanah yang akan diakui dan dilakukan pengumuman

pada pihak kelurahan, setelah 60 hari kelurahan mengembalikan Risalah

tersebut ke Panitia A.

6. Jika tidak ada sanggahan, Panitia A akan memasukan data tanah kedalam

basis data dan menyerahkan Risalah dan data tanah yang diperoleh tersebut ke

Kasubsi pemetaan dan pengukuran. Namun jika terjadi sanggahan, maka

risalah diteruskan ke Seksi Perkara dan Sengketa Tanah untuk diselesaikan.

7. Kasubsi pemetaan dan pengukuran setelah menerima risalah tersebut,

mensahkan risalah dan meneruskannya ke Kasi Pendaftaran dan Sertifikat.

8. Kasi Pendaftaran dan Sertifikat akan membuat sertifikat tanah berdasarkan

basis data. Sertifikat akan diterbitkan menjadi sertifikat tanah yang sah juga

disimpan pada Basis Data.

9. Loket XII Juga akan mencetak laporan keungan berdasarkan data keuangan

(62)

4.2.3.1Flowmap Sistem Yang Diusulkan

Flowmap sistem informasi pengelolaan sertifikat yang diusulkan berdasarkan

flowmap yang berjalan diatas adalah :

Gambar 4.6. Flowmap Sistem Yang Diusulkan.

Keterangan :

1. AP : Arsip dokumen persyaratan.

2. AT : Arsip Tanda Terima.

3. AK : Arsip Laporan Keuangan.

(63)

4.2.3.2 Diagram Konteks Sistem Yang Diusulkan

Diagram Konteks yang diusulkan oleh penulis adalah :

(64)

4.2.3.2Data Flow Diagram Sistem Yang Diusulkan

Gambar 4.8 DFD Level 1 Yang Diusulkan.

(65)

Gambar 4.10 DFD Level 2 proses 6 Sistem Diusulkan.

4.2.3.4 Kamus Data

Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang

input, merancang laporan-laporan dan basis data. Kamus data yang mengalir pada

data flow diagram sistem informasi pengelolaan sertifikat yang diusulkan penulis

dapat dilihat sebagai berikut :

1. Nama arus data : Formulir Pendaftaran Hak

Alias : -

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : entitas Pemohon – Proses 1

Penjelasan : Formulir pendaftaran hak

Struktur Data : No_KTP, No_KTP(Kuasa), Nama_Pemohon, Tempat_Lahir,

Tanggal_Lahir, Alamat, Jenis_Kelamin, Umur, Pekerjaan,

No_Surat_Kuasa, Tgl_Surat_Kuasa, Tanggal_Pendaftaran,

Letak_Bidang_Tanah, Luas_Tanah, Kecamatan, Kelurahan,

(66)

2. Nama Arus Data : Dokumen Persyaratan

Alias : -

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : entitas Pemohon – Proses 1

Penjelasan : Dokumen pelengkap pendaftaran

Struktur Data : Letak_Bidang_Tanah, Luas_Tanah, Kecamatan, Kelurahan,

RT/RW, No_Hak, No_Persil, No Kohir, Batas_Utara,

Batas_Selatan, Batas_Timur, Batas_Barat, Tanda_Batas,

Propinsi.

3. Nama Arus Data : Surat Perintah Setor

Alias : SPS

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : Proses 2 – Pemohon

Penjelasan : Daftar biaya yang wajib dibayar oleh pemohon

Struktur Data : No_SPS, Atas_Nama, Kode_Biaya, Nama_Biaya, Biaya,

Jumlah_Biaya, Terbilang.

4. Nama Arus Data : Surat Perintah Ukur

Alias : Surat Ukur

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : Proses 4 – Proses 5

Penjelasan : Surat perintah pengukuran atas bidang tanah

Struktur Data : No_KTP, Nama, Alamat, Telp, Kecamatan, Kelurahan,

RT/RW, Tanggal_SPS, Luas_Tanah, Batas_Utara,

Batas_Selatan, Batas_Timur, Batas_Barat, Tanda_Batas,

Propinsi, Nama_Petugas_Ukur1, Nama_Petugas_Ukur2,

Nama_Petugas_Ukur3, Nama_Petugas_Ukur4, Nip_

Petugas_Ukur1, Nip_ Petugas_Ukur2, Nip_ Petugas_Ukur3,

(67)

5. Nama Arus Data : Risalah

Alias : -

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : Proses 6 – Kelurahan, Proses 6-Proses 7, Proses 7- Proses 8

Penjelasan : Data Tanah yang telah diukur Panitia A

Struktur Data : No_Risalah, Tanggal_Risalah, No_KTP, Nama,

Status_Tanah, Alamat, Kecamatan, Kelurahan, RT/RW, Luas,

Batas_Selatan, Batas_Utara, Batas_Timur, Batas_Barat,

Tanda_Batas, Propinsi, Nama_Petugas_Ukur1,

Nama_Petugas_Ukur2, Nama_Petugas_Ukur3,

Nama_Petugas_Ukur4, Nip_ Petugas_Ukur1, Nip_

Petugas_Ukur2, Nip_ Petugas_Ukur3, Nip_ Petugas_Ukur4.

6. Nama Arus Data : Sertifikat Tanah

Alias : -

Bentuk Data : Dokumen

Arus Data : Proses 9-Pemohon

Penjelasan :

Struktur Data : No_Sertifikat, Propinsi, Kecamatan, Kelurahan,

Tanggal_Pengesahan, Nama_Pemegang_Hak, Alamat_Tanah,

No_Surat_Ukur, Propinsi, Kecamatan, Kelurahan,

(68)

4.2.4 Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data dibutuhkan agar sistem informasi yang akan dibuat,

memiliki basis data yang kompak serta terintegrasi. Adapun basis data untuk Sistem

Informasi Pengelolaan Sertifikat yang diusulkan dapat dilihat pada uraian dibawah

ini.

Adapun Surat Ukur serta Risalah tidak dijadikan sebagai basis data karena

hanya berbentuk laporan yang dapat dicetak.

4.2.4.1Normalisasi

Yaitu proses untuk mengorganisir basis data, menghilangkan elemen-elemen

yang berulang sehingga dapat diperoleh bentuk normal yaitu nilai atribut sudah

berbentuk tunggal atau tidak ganda.

1. Bentuk UnNormal/ Tidak Normal

Pada bentuk ini, seluruh atribut dari dokumen yang digunakan dikumpulkan

menjadi satu :

{ No_KTP, Nama_Pemohon, Tempat_Lahir, Tanggal_Lahir, Alamat,

Jenis_Kelamin, Umur, Pekerjaan, Tanggal_Pendaftaran, Letak_Bidang_Tanah,

Luas_Tanah, Kecamatan, No_Surat_Kuasa, Tgl_Surat_Kuasa Kelurahan,

RT/RW, Letak_Bidang_Tanah, Luas_Tanah, Kecamatan, Kelurahan, RT/RW,

No_KTP(Kuasa), No_Hak, Batas_Utara, Batas_Selatan, Batas_Timur,

Batas_Barat, Tanda_Batas, Propinsi, No_SPS, Atas_Nama, Kode_Biaya,

Nama_Biaya, Biaya, Jumlah_Biaya, Terbilang, No_KTP, Nama, Alamat, Telp,

Kecamatan, Kelurahan, RT/RW, Tanggal_SPS, Luas_Tanah, Batas_Utara,

Batas_Selatan, Batas_Timur, Batas_Barat, Tanda_Batas, Propinsi,

Nama_Petugas_Ukur , Nip_ Petugas_Ukur, No_KTP, Nama, Status_Tanah,

Alamat, Kecamatan, Kelurahan, RT/RW, Luas, Batas_Selatan, Batas_Utara,

Batas_Timur, Batas_Barat, Tanda_Batas, Propinsi, Nama_Petugas_Ukur , Nip_

Petugas_Ukur, No_Sertifikat, Propinsi, Kecamatan, Kelurahan,

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPN Bandung.
Gambar 4.1 Flowmap Sistem Berjalan.
Gambar 4.5. DFD Level 2 Proses 7 Sistem Berjalan.
Gambar 4.6. Flowmap Sistem Yang Diusulkan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem upah yang terjadi di Desa Teluk Agung Kecamatan Mekakau Ilir Kabupaten Oku Selatan adalah sistem upah dengan sistem tempo dimana sistem upah tempo sudah menjadi

Selanjutnya, sebagai bahan semikonduktor organik aktif, pentacene dideposisikan dengan ketebalan 50 nm pada suhu ruang dengan metode evaporasi termal.. pada kevakuman 8×10

[r]

Lampiran 14 Kelas kemampuan lahan di tiap satuan lahan DAS Sape Lombok

Hal yang sama tentang pernikahan dijelaskan dalam (Art.9) , tentang hak untuk menikah dan membentuk keluarga, "The right to marry and the right to found a family shall

Dengan adanya kelemahan-kelemahan yang ada diatas, pemagang ingin merancang (membukukan) Standard Operating Procedure (SOP) untuk siklus penjualan kredit secara tertulis

KONSEP KOMPUTER YANG MENGGUNAKAN TEMPAT PENYIMPANAN INSTRUKSI DAN DATA PADA MEMORI..  SAMPAI SEKARANG DIKENAL 2