• Tidak ada hasil yang ditemukan

Flow QoS Pada Jaringan Lokal Menggunakan OpenWRT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Flow QoS Pada Jaringan Lokal Menggunakan OpenWRT"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I`

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada jaringan lokal, sebuah aplikasi akan bersaing dengan aplikasi lain

untuk meminta bandwidth, hal ini menyebabkan menurunnya performansi secara

keseluruhan. Salah satu cara untuk menangani hal ini adalah mengalokasikan

bandwidth berdasarkan jenis aplikasi pada gateway yang ada pada jaringan lokal.

Sayangnya pada router yang biasa ditemui dipasaran tidak memiliki fitur untuk

dapat melakukan klasifikasi aplikasi.Sebuah performansi jaringan dinilai dengan

menggunakan parameter yang ada pada QoS, seperti

delay,

jitter,

througput

dan

packetloss. Menurut rekomendasi ITU-T E.800, “Qos is the collective effect of

service performances, which determine the degree of satisfaction of a user” atau

dalam bahasa Indonesia, QoS adalah dampak dari kinerja layanan, yang

menentukan tingkat kepuasan pengguna [1]. Oleh karena itu tujuan dari QoS

adalah untuk menyeimbangkan sumber daya jaringan dengan persyaratan

pengiriman paket dengan memberikan layanan pengiriman preferensial.

Flow QoS adalah sistem untuk performa per-aliran aplikasi berbasis QoS

dengan mewakilkan identifikasi aplikasi dan konfiguasi QoS yang akan dikontrol.

Pada FlowQoS, pengguna harus memberikan prioritas yang tinggi untuk aplikasi.

FlowQoS mengidentifikasi jenis aplikasi untuk setiap aliran secara

real time

dan

membuat aturan pada perangkat agar aliran data sesuai dengan spesifikasi

prioritas yang pengguna inginkan. OpenWrt merupakan sebuah sistem operasi

(firmware) open source yang dapat di

install

(lebih tepatnya ditanam) pada

perangkat wireless. OpenWrt ini dibuat dengan kernel Linux, oleh karena itu

OpenWrt bisa disebut sebagai salah satu distro Linux untuk perangkat embedded.

Router yang telah ditanamkan sistem operasi OpenWrt, dapat dikonfigurasi untuk

melakukan Flow QoS.

(2)

1.2 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah, maksud dari penelitian ini adalah

merancang dan implementasi Flow QoS pada jaringan lokal menggunakan

OpenWrt, sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengatur prioritas layanan yang berjalan pada lapisan aplikasi di jaringan lokal.

2. Menaikkan performansi suatu layanan dengan cara membuat prioritas untuk

tiap layanan.

1.3 Batasan Masalah

Berikut ini merupakan batasan-batasan masalah dalam penelitian yang akan

dilakukan :

1. Router yang digunakan sebagai

gateway

adalah TP-Link TL-MR3220.

2. OpenWRT yang digunakan adalah versi Berrier Breaker.

3. Pengujian dilakukan untuk aplikasi VoIP.

4. Implementasi pada jaringan lokal.

5. Kualitas yang diukur adalah

delay

dan

packet loss

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah :

1. Studi Pustaka

Merupakan pengumpulan informasi dengan cara membaca, mempelajari

buku-buku dan jurnal ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.

2. Analisis dan Perancangan Sistem

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis terhadap masalah-masalah yang ada

pada penelitian yang akan dilakukan.Mengumpulkan

tools

yang akan

digunakan dalam aplikasi yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan.

3. Implementasi

Menerapkan sistem yang telah dirancang serta dianalisis sistemnya

untukmenerapkan hasil rancangan.

(3)

3

Hal ini dilakukan dengan merealisasikan sistem yang dibuat. Kemudian

melakukan percobaan dan menganalisa sistem tersebut.

5. Kesimpulan

Tahap ini adalah tahap terakhir dari penelitian. Pada tahap ini akan menarik

sebuah kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,

batasan masalah danmetode penelitian dengan maksud memberikan gambaran

tentang isi tugas akhir ini.

BAB II TEORI PENUNJANG

Bab ini menjelaskan tentang berbagai konsep dasar dan teori-teori penunjang yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang blok-blok sistem yang dirancang serta

diimplementasikan. Parameter-parameter sistem, blok diagram, dan diagram alir

sistem.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan hasil pengujian dari sistem yang

telah dirancang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(4)

4

2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan seperangkat

de

vice

(biasanya di sebut

nodes)yang dihubungkan melalui media komunikasi (fisik/non fisik).

Jaringan komputer dibedakan berdasarkan:

1. Cakupan Area Geografis

2. Topologi jaringan

3. Arsitektur

4. Media Transmisi

2.1.1 Cakupan Area Geografis

Berdasarkan cakupan area geografis, jaringan komputer dibagi menjadi :

1. Local Area Network (LAN)

LAN adalah seperangkat device yang terhubung dalam geografis dekat.

Contohnya dalam gedung atau kelas yang jaraknya hanya beberapa kilometer.

Jaringan LAN ini biasanya digunakan oleh komputer-komputer pribadi dan

workstation dalam perusahaan-perusahaan.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan jaringan LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya

memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN biasanya mampu

menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan TV

kabel.

3. Wide Area Network (WAN)

WAN ini sudah mencakup daerah geografis yang luas. Contohnya saja

jaringan antar negara bahkan benua.

2.1.2 Topologi Jaringan

(5)

5

Jenis-jenis topologi jaringan adalah sebagai berikut :

1. Topologi Bus

Topologi bus ini menggunakan kabel linear yang membentang dan beberapa

komputer dihubungkan pada kabel tersebut. Dari komputer-komputer yang

terhubung nantinya akan ada satu perangkat yang bertindak sebagai master/server

dan di izinkan mengirimkan paket data.

Gambar II.1 Topologi Bus

2. Topologi Star

Dalam topologi star, salah satu sentral dibuat sebagai server atau sentral pusat.

Sentral pusat ini bisa berupa komputer atau switch/hub. Karena memakai sentral

pusat, tentunya beban yang di tanggung menjadi lebih berat,tetapi tingkat

kerumitan jaringan lebih sederhana sehingga menjadi sistem yang lebih ekonomis.

Gambar II.2 Topologi Star

3. Topologi Ring

(6)

Gambar II.3 Topologi Ring

4. Topologi Tree

Topologi tree juga sering disebut jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya

digunakan untuk interkoneksi antar perangkat yang jaringan nya berbeda.

Gambar II.4 Topologi Tree

5. Topologi Mesh

Topologi mesh adalah topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi.

Karena fisiknya yang tidak teratur maka kegagalan komunikasi sering terjadi dan

sulit untuk dideteksi.

(7)

7

2.1.3 Arsitektur Jaringan

Berdasarkan arsitekturnya, jaringan komputer dibagi menjadi :

1. Server-Workstation

Pada jaringan server-workstation, server hanya bertugas sebagai

penyimpanan data. Proses-proses dijalankan dimasing-masing workstation.

2. Client-Server

Komputer yang ada pada suatu sistem jaringan berfungsi sebagai client dan

server. Server adalah komputer yang memiliki

resource

seperti

aplikasi,cd-rom dan printer yang bisa diakses oleh client. Client adalah perangkat yang

menerima dan meminta data dari server.

3. Peer-to-Peer

Komputer pada sebuah jaringan peer-to-peer dapat berfungsi sebagai sebuah

client maupun sebagai server. Pada jaringan ini tidak satupun komputer yang

memiliki prioritas akses tertinggi, maupun tanggung jawab tertinggi untuk

membagikan sumber daya.

2.1.4 Media Transmisi

Berdasarkan media transmisi, jaringan komputer dibagi menjadi :

1. Media Transmisi Kabel (Wired)

Kabel merupakan media penghubung yang paling banyak digunakan pada

jaringan LAN. Beberapa kabel yang digunakan dalam membangun jaringan

diantaranya, kabel twisted pair, kabel coaxial dan kabel fiber optic. Kabel

twisted pair dibagi menjadi dua yaitu, unshielded twisted pair dan shielded

twisted pair.

2. Media Transmisi Tanpa Kabel (Wireless)

(8)

2.2 Protokol

Apabila ada dua buah sistem saling berkomunikasi dengan bahasa yang

berlainan, tentunya dua sistem tersebut tidak akan saling memahami. Untuk itu

sistem membutuhkan sebuah mekanisme pengaturan bahasa yang dapat dipahami

oleh dua sistem tersebut, sehingga pertukaran informasi antar sistem akan dapat

terjadi dengan benar.

Protokol merupakan seperangkat aturan formal yang mendeskripsikan cara

mentrasmisikan data, khususnya dalam jaringan. Protokol level bawah meliputi

observasi terhadap standar elektrik dan fisik, perintah bit dan byte, pendeteksian

transmisi dan kesalahan, dan koreksi aliran bit. protokol level atas berkaitan

dengan pemformatan data, meliputi sintaks pesan, dialog dari terminal ke

komputer, dan pengurutan pesan.[2]

Sistem komunikasi data bisa sangat beragam dan kompleks. Sistem ini

melibatkan software yang rumit yang harus dijalankan pada peralatan yang terus

meningkat persyaratan pengolahan. Dengan kondisi tersebut, diharapkan untuk

memastikan indepedansi maksimum antara berbagai perangkat lunak dan

perangkat keras elemen dari suatu sistem untuk memfasilitasi pergaulan antara

elemen berbeda dan untuk menghilangkan "ripple efect" ketika ada modifikasi

untuk satu elemen perangkat lunak yang dapat mempengaruhi semua elemen.

2.2.1 Open System Interconnection (OSI)

(9)

9

Berikut penjelasan fungsi dari masing-masing lapisan :

1.

Physical layer

Physical layer

ini berfungsi untuk membawa aliran bit data melalui media

fisik dan mengatur singkronisasi pengiriman dan penerimaan data. Selain itu

lapisan ini berhubungan dengan spesifikasi mekanik dan listrik dari

antarmuka dan transmisi.

2.

Data Link layer

Pada

data link layer

, data diubah dalam bentuk paket, singkronisasi paket

yang dikirim maupun yang diterima menjadi format yang disebut frame.

Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,

pengalamatan perangkat keras seperti halnya Media Acces Control (MAC

address) dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub,

bridge, repeater dan switch layer 2 beroperasi.

3.

Network layer

Network layer

bertanggung jawab untuk pengiriman paket dari sumber ke

tujuan. Lapisan ini menentukan rute pengiriman dan mendefinisikan

alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan

routing dan switch layer 3 agar data sampai ditempat tujuan dengan benar.

(10)

4.

Transport Layer

Transport layer

ini bertanggung jawab untuk pengiriman dari proses ke

proses lain dari seluruh pesan. Proses yang dimaksud adalah program aplikasi

yang berjalan pada host. Selain itu lapisan ini juga mengatur keutuhan data,

menerima data dari lapisan session dan meneruskannya ke lapisan

network.Lapisan ini berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data

serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun

kembali pada sisi tujuan setelah diterima.

5.

Session Layer

Session layer

berfungsi sebagai penguntrol komunikasi jaringan.Pengontrolan

jaringan yang dimaksud adalah menetapkan, mempertahankan, dan

mensingkronisasikan antarmuka antar sistem yang saling beromunikasi.

6.

Presentation Layer

Presentation layer berkaitan dengan sintaks dan informasi semantic yang

diperlukan antara dua sistem.Pada lapisan ini dilakukan konversi data agar

data yang dikirim dapat dimengerti oleh penerima, kompresi teks dan

penyendian data.

7.

Application Layer

Lapisan paling atas ini mengatur interaksi pengguna komputer dengan

program aplikasi yang dipakai.Lapisan ini juga mengatur bagaimana aplikasi

dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan pesan

kesalahan.Protokol yang berada pada lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP,

dan NFS.

2.2.2 Protokol TCP/IP

(11)

11

2.3 Quality of Service (QoS)

Quality of Service (QoS) atau kualitas layanan adalah kemampuan sebuah

jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang

melewatinya.QoS merupakan sebuah arsitektur

end-to-end

dan bukan merupakan

sebuah fitur yang dimiliki oleh jaringan.QoS suatu jaringan merujuk pada tingkat

kecepatan dan kehandalan penyampaian berbagai jenis data di dalam suatu

komunikasi.QoS digunakan untuk mengukur kualitas dari suatu jaringan internet

maupun jaringan lokal. Terdapat beberapa aspek untuk mengukur kualitas suatu

layanan, yaitu : [4]

1.

Delay

Delay

adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi

dari satu node ke node lain yang menjadi tujuannya. Menurut versi THIPON,

besarnya delay dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

Tabel II.1 Klasifikasi Besar Delay

Kategori Latency

Besar Delay

Sangat Bagus

< 150 ms

Bagus

150 s/d 300 ms

Sedang

300 s/d 450 ms

Jelek

> 450 ms

Rumus untuk mengetahui besaran

delay

adalah sebagai berikut :

diterima

yang

Paket

Transmisi

Waktu

delay

rata

-Rata

(12)

2.

Jitter

Merupakan variasi waktu kedatangan antara waktu yang dikirim terus

menerus dari suatu perangkat ke perangkat yang lain pada suatu jaringan. Hal

ini disebabkan oleh beban trafik, perubahan rute paket, kemacetan paket

(congestion), dan waktu tunda pemrosesan.

Tabel II.2 Degradasi Jitter

Kategori degradasi

Besar Jitter

Sangat Bagus

0 ms

Bagus

75 ms

Sedang

125 ms

Jelek

225 ms

3.

Packet Loss

Paket loss

didefenisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai

tujuannya.Kegagalan dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan,

diantaranya terjadi

overload traffic, tabrakan,

error

yang terjadi pada media

fisik dan kegagalan yang terjadi pada sisi penerima.Berikut tabel

category

degradasi

packet loss.

Tabel II.3 Degradasi

Packet Loss

Kategori Degradasi

Packet Loss

Sangat Bagus

0 %

Bagus

3 %

Sedang

15 %

Jelek

25 %

Rumus untuk mengetahui besaran nilai

packet loss

adalah sebagai berikut :

%

100

terima

di

yang

data

Paket

diterima

yang

data

Paket

-dikirim

yang

Paket

Loss

Packet

Persentase

X

….(2.2)

4.

Throughput

(13)

13

2.4 Router

Router

adalah peranti jaringan yang berfungsi meneruskan paket data

sepanjang jaringan menggunakan header dan tabel

forwarding

untuk menentukan

rute terbaik transportasi data. Router bekerja di layer Network di model TCP/IP

atau layer ketiga di model OSI. Router menyediakan interkoneksi antar media

dengan cara meneliti header dari paket data dan memutuskan kebagian mana

paket data tersebut akan dikirim.[5]

2.5 OpenWrt

OpenWrt merupakan sebuah sistem operasi (firmware) open source yang

dapat di install (lebih tepatnya ditanam /

embedded system) pada perangkat

radio

wireless. OpenWrt ini dibuat dengan kernel Linux, oleh karena itu openWrt bisa

disebut sebagai salah satu distro Linux untuk perangkat

embedded.

Pada awalnya OpenWrt hanya terbatas pada seri Linkys, namun sekarang

sudah mendukung berbagai chipset produsen dan perangkat

wireless

lainnya

seperti TP-Link, D-Link, Asus, Huaway dan masih banyak lagi yang bisa dilihat

pada situs www.openwrt.org. Untuk melakukan konfigurasi OpenWrt, bisa

dilakukan melalui tampilan grafis (GUI) yang bisa diakses lewat

browser

dan juga

bisa melalui

text mode

dengan

remote

ssh (putty). Ada beberapa versi firmware

yang telah dirilis oleh OpenWrt, yaitu sebagai berikut :

Tabel II.4 Firmware yang telah di Rilis Oleh OpenWrt

No Versi Firmware Tahun Rilis

1 White Russian 0.9 Januari, 2007

2 Kamikaze 7.06 Juni, 2007

3 Kamikaze 7.07 Juli, 2007

4 Kamikaze 7.09 September, 2007

5 Kamikaze 8.09 September, 2008

6 Kamikaze 8.09.1 Juni, 2009

7 Kamikaze, 8.09.2 Januari, 2010

8 Backfire 10.03 April, 2010

9 Backfire 10.03.1 Desember, 2011

10 Attitude Adjustment 12.09 April, 2013

11 Barrier Breaker 14.07 Oktober, 2014

(14)

2.6 Voice over Internet Protocol (VoIP)

VoIP adalah teknologi yang memungkinkan kemampuan melakukan

percakapan telepon dengan menggunakan jalur komunikasi data pada suatu

jaringan (networking).Sehingga teknologi ini memungkinkan komunikasi suara

menggunakan jaringan berbasis IP (Internet Protocol) untuk dijalankan diatas

infrastruktur jaringan

packet network.Jaringan yang dapat digunakan bisa berupa

Internet atau Intranet. Teknologi ini bekerja dengan jalan merubah suara menjadi

format digital tertentu yang dapat dikirim melalui jaringan IP.[3]

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah suatu mekanisme teknologi yang

memungkinkan terjadinya percakapan (voice) baik jarak jauh maupun dekat,

dengan memanfaatkan internet. Terlepas dari kualitas suara yang tidak sebagus

sambungan telepon biasa, para pelaku bisnis dan pemilik perusahaan mulai

melirik penggunaan VoIP terutama untuk menekan pengeluaran.

Dalam VoIP, suara diubah menjadi data dan dikirim lewat jaringan internet.

Penggunaan VoIP bisa lebih murah karena menggunakan pita frekuensi

(bandwidth) dengan sistem kompresi yang tingkatannya lebih besar dibanding

kompresi di selular.Kompresi juga dilakukan di STDI (Sentral Telepon Digital

Indonesia), sehingga suatu kanal kapasitas 64Kb dapat digunakan atau diduduki

oleh 4-5 suara.

Dengan teknologi VoIP, kompresi dilakukan sedemikian rupa sehingga tiap

kanal tidak lagi 13,3Kb dan nantinya akan lebih kecil lagi. Contoh protokol

jaringan yang digunakan untuk mengimplementasikan VoIP meliputi H.323,

Media Gateway Control Protocol (MGCP), Session Initiation Protocol (SIP),

Real-time Transport Protocol (RTP), Session Description Protocol (SDP), dan

Inter-Asterisk eXchange (IAX).

Jenis-jenis dari koneksi VoIP berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan user.

Beberapa contohnya adalah computer to computer, computer to phone, dan phone

to computer,computer to phone.

2.6.1 Session Initiation Protocol (SIP)

(15)

15

organisasi IETF (Internet Engineering Task Force) yang didokumentasi kedalam

dokumen RFC (Request for Command) 2543 pada bulan maret 1999.[3]

SIP didasarkan pada RFC 2543 dan merupakan protokol aplikasi lapisan

signaling. Ini berkaitan dengan sesi komunikasi multimedia interaktif antara

pengguna akhir, yang disebut agen pengguna.Mendefinisikan inisiasi, modifikasi,

dan pemutusan. Panggilan SIP merupakan panggilan terminal-to-terminal,atau

SIP mungkin memerlukan sebuah server yang diperlukan untuk mencari pihak

yang dipanggil. Untuk interworking dengan jaringan non-IP, dan Megaco H.323

diperlukan.Seringkali vendor peralatan VoIP mengintegrasikan semua tiga

protokol pada platform tunggal. [6]

2.6.2 Protokol H.323

Pada bulan Mei 1996 ITU diratifikasi spesifikasi H.323, yang

mendefinisikan bagaimana suara, video, dan lalu lintas data harus diangkut

melalui LAN berbasis IP.Hal ini juga menggabungkan ITUT Rec. T.120 standar

data conferencing.Rekomendasi H.323 didasarkan pada RTP / RTCP (real-time

protokol / real-time protokol kontrol) untuk mengelola audio dan sinyal video.

Penawaran H.323 dengan tiga elemen fungsional dasar VoIP. Ini adalah:

1. Media Gateway.

2. Media Gateway controller (MGC) (dalam beberapa pengaturan ini disebut

gatekeeper).

3. Signaling Gateway.

H.323 merupakan

umbrella protocol

yang meliputi:

1. H.225, yang meliputi pengaturan saluran multimedia.

2. H.245, yang berkaitan dengan pengaturan dari

single-channel medium.

Standar H.323 mempunyai beberapa tanggung jawab yang lebih penting dari

gatekeeper, yaitu:

1. Keamanan. Ini mengotentikasi pengguna jaringan H.323.

2. H.323 melakukan terjemahan alamat antara alamat Internet dan alamat ITU-T

Rec. E.164.

(16)

4. H.323 menentukan panggilan routing, untuk rute melalui gateway atau

dikirim langsung ketujuan.

5. Melacak kapasitas bit rate jaringan.

2.7 File Transfer Protocol (FTP)

File transfer protocol

(FTP) berguna untuk memungkinkan transfer data

secara cepat dan handal antara sebuah tempat penyimpanan file yang disebut FTP

server dan computer yang menggunakan software klien FTP yang disebut FTP

Client. Sifat FTP adalah full duplex, artinya satu channel dapat digunakan untuk

mentransmisikan data secara dua arah pada satu waktu yang sama. FTP memiliki

karakteristik khusus, yaitu sebagai berikut :[7]

1. Multi fungsi : FTP dapat menangani transfer file untuk banyak tujuan.

2. Tipe file bebas : FTP dapat mentrasfer file data apapun secara bebas. User

dapat mentransfer file gambar, video, teks, file yang bisa dieksekusi, dan

sebagainya.

3. Autentifikasi dan kepemilikan : FTP memungkinkan file memiliki

kepemilikan dan batas akses.

4. Mengakomodasi keragaman : FTP menyembunyikan detil sistem computer

tempat FTP server atau client berada.

(17)

46

BAB

V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan memanfaatkan fitur Flow QoS pada OpenWrt, telah berhasil

mengatur aliran paket data.

2. Dengan menggunakan teknik Flow QoS, telah dapat menaikkan performansi

pada jaringan lokal.

5.2 Saran

(18)

Nama

: Made Aldibunggi

Nama Panggilan

: Aldi

Tempat Tanggal Lahir : Bukittinggi, 12 Oktober 1991

Agama

: Hindu

Alamat

: Perum Giri Mekar Permai jalan Giri

Mekar Asri, blok A1 no.88 Kec.

Cilengkrang Kab. Bandung

No Telepon

: 081214908772

Email

: madealdibunggi@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

(1998-2004) SD Negeri 13 Sangkir

(2004-2007) SMP Negeri 1 Lubuk Basung

(2007-2010) SMA Negeri 2 Lubuk Basung

(19)

v

DA

FTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR TABEL... viii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1

Latar Belakang... 1

1.2

Maksud dan Tujuan...2

1.3

Batasan Masalah...2

1.4

Metode Penelitian...2

1.5

Sistematika Penulisan...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1

Jaringan Komputer... 4

2.2

Protokol... 8

2.3

Quality of Service (QoS)...11

2.4

Router... 13

2.5

OpenWrt... 13

2.6

Voice over Internet Protocol (VoIP)... 14

2.7

File Transfer Protocol (FTP)... 16

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM...17

3.2

Komponen Sistem... 18

3.3

Tahapan Instalasi Sistem...18

3.4

Merubah Firmware Router Menjadi OpenWrt...19

3.5

Membuat Repository Lokal...20

3.6

Melakukan

exroot

pada OpenWrt... 22

3.7

Instalasi dan Konfigurasi VoIP Server Pada OpenWrt... 24

3.8

Instalasi dan Konfigurasi Softphone VoIP...30

3.9

Instalasi Paket QoS Pada OpenWrt...31

(20)

v

i

4.2

Pengujian dan Pengambilan data...34

4.3

Analisa...45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 46

5.1

Kesimpulan...46

(21)

46

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Amanda Peart, Alice Good. 2012. Wireless Bandwidth Management

Authentication Improving Quality of Service. Academic Journal of

Manufacturing Engineering. Vol.10 Ussue 3.page 6-11 :

[2]

Edi S. Mulyanta, S.Si. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless

Komputer. Yogyakarta : ANDI

[3]

Akbar,

Taufiq.

Manajemen

Bandwidth

Berdasarkan

Prioritas

Menggunakan Metode CBQ (

Class Based Queue

) berbasis GNU/Linux

Pada Jaringan VoIP

[4]

Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network

(TIPHON). 1999-06.

General aspects of Quality of Service (QoS)

.

Vol.2.1.1. page 24-27. France: ETSI

[5]

Wahana Komputer. 2014. Konsep & Implementasi Jaringan dengan Linux

Ubuntu. Yogyakarta : ANDI

[6]

L.freeman, Roger. 2005.

Fundamentals Of Telecommunications, second

edition

. New Jersey : Wiley-Interscience

[7]

Ali zaky & SmitDev Community.2009. Trik Mengamankan Komputer

Untuk Pemula. Jakarta : Elex Media komputindo

[8]

Forouzan, Behrouz A. 2007.

Data Communications and Networking,

4

th

Edition

. New York: Mc Graw-Hill

[9]

www.openwrt.org diakses pada tanggal 20 Sepetember 2015

(22)

1

Made Aldibunggi,

2

Susmini Indriani Lestariningati

1,2

Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia, Jl. Dipati Ukur No.112-116, Bandung 40132

Email :

1

madealdibunggi@gmail.com,

2

susmini.indriani@email.unikom.ac.id

ABSTRAK

Menurunnya performansi sebuah jaringan disebabkan oleh aplikasi yang bersaing untuk meminta bandwidth. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan prioritas berdasarkan jenis aplikasi pada gateway yang ada pada jaringan lokal. Sayangnya pada router yang biasa ditemui di pasaran tidak memiliki fitur untuk melakukan klasifikasi aplikasi. OpenWrt merupakan sebuah sistem operasi (firmware) open source yang dapat di install (ditanam) pada perangkat router. Router yang telah ditanamkan firmware OpenWrt, dapat dikonfigurasi untuk melakukan Flow QoS. Penelitian ini fokus kepada Flow QoS pada jaringan lokal menggunakan OpenWrt, dengan menganalisis QoS nilai delay dan packet loss pada jaringan VoIP. Nilai rata-rata delay pada pengujian dengan Flow QoS yaitu 19,998 ms (forward), 20,018 ms (reverse), sedangkan tidak menggunakan Flow QoS yaitu 20,005 ms (forward), 20,032 (reverse). Untuk nilai packet loss dengan Flow QoS yaitu 0,1 % (forward), 0,10 % (reverse), sedangkan tanpa menggunakan Flow QoS yaitu 0,6 % (forward), 0,17 % (reverse). Dengan perbedaan besaran nilai delay dan packet loss yang membaik, dapat disimpulkan bahwa Flow QoS telah berjalan dengan baik dan menaikkan performansi suatu layanan pada jaringan.

Kata kunci: Flow Qos, OpenWrt, VoIP

1.

PENDAHULUAN

Pada jaringan lokal, sebuah aplikasi akan bersaing dengan aplikasi lain untuk meminta bandwidth, hal ini menyebabkan menurunnya performansi secara keseluruhan. Salah satu cara untuk menangani hal ini adalah mengalokasikan bandwidth berdasarkan jenis aplikasi pada gateway yang ada pada jaringan lokal. Sayangnya pada routeryang biasa ditemui dipasaran tidak memiliki fitur untuk dapat melakukan klasifikasi aplikasi. Sebuah performansi jaringan dinilai dengan menggunakan parameter yang ada pada QoS, seperti delay, jitter, througput dan packet loss. Menurut rekomendasi ITU-T E.800, “Qos is the collective effect of service performances, which determine the degree of satisfaction of a user” atau dalam bahasa Indonesia, QoS adalah dampak dari kinerja layanan, yang menentukan tingkat kepuasan pengguna [1]. Oleh karena itu tujuan dari QoS adalah untuk menyeimbangkan sumber daya jaringan dengan persyaratan pengiriman paket dengan memberikan layanan pengiriman preferensial.

Flow QoS adalah sistem untuk performa per-aliran aplikasi berbasis QoS dengan mewakilkan identifikasi aplikasi dan konfigurasi QoS yang akan dikontrol. Pada FlowQoS, pengguna harus memberikan prioritas yang tinggi untuk aplikasi. FlowQoS mengidentifikasi jenis aplikasi untuk setiap aliran secara real timedan membuat aturan pada perangkat agar aliran data sesuai dengan spesifikasi prioritas yang pengguna inginkan. OpenWrt merupakan sebuah sistem operasi (firmware) open source yang dapat diinstall(lebih tepatnya ditanam) pada perangkat wireless.

OpenWrt ini dibuat dengan kernel Linux, oleh karena itu OpenWrt bisa disebut sebagai salah satu distro Linux untuk perangkat embedded. Router yang telah ditanamkan sistem operasi OpenWrt, dapat dikonfigurasi untuk melakukan Flow QoS.

Penelitian ini, difokuskan pada pembagian aliran aplikasi yang dikonfigurasi pada jaringan lokal menggunakan OpenWrt pada sebuah router dalam melakukan klasifikasi aplikasi. Dengan demikian, diharapkan bisa menaikkan performansi jaringan untuk masing-masing layanan aplikasi.

2.

KAJIAN LITERATUR 2.1. Model Referensi OSI

Suatu jaringan komputer dibangun dengan memperhatikan arsitektur standar yang dibuat lembaga standar industri dunia. Standar jaringan yang saat ini diakui dunia adalahThe Open System Connectionatau OSI yang dibuat oleh lembaga ISO (International Standar Organization), Amerika Serikat. Seluruh fungsi kerja jaringan komputer dan komunikasi antar entitas diatur dalam standar ini[2].

(23)

Gambar 2.1Lapisan Pada Model OSI

2.2. Quality of Service

Quality of Service (QoS) atau kualitas layanan adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. QoS merupakan sebuah arsitekturend-to-enddan bukan merupakan sebuah fitur yang dimiliki oleh jaringan. QoS suatu jaringan merujuk pada tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis data di dalam suatu komunikasi. QoS digunakan untuk mengukur kualitas dari suatu jaringan internet maupun jaringan lokal. Terdapat beberapa aspek untuk mengukur kualitas suatu layanan, yaitu : [7] 1. Delay

Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu node ke node lain yang menjadi tujuannya. Menurut versi THIPON, besarnya delay dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 2.1 Klasifikasi Besar Delay

Kategori

Latency

Besar Delay

Sangat

Bagus

<150 ms

Bagus

151 s/d 350

ms

Sedang

351 s/d 450

ms

Jelek

> 450 ms

Rumus untuk mengetahui besaran delayadalah sebagai berikut :

diterima yang Paket Transmisi Waktu delay rata -Rata  …….. (2.1) 2. Jitter

Merupakan variasi waktu kedatangan antara waktu yang dikirim terus menerus dari suatu perangkat ke perangkat yang lain pada suatu jaringan. Hal ini disebabkan oleh beban trafik,

perubahan rute paket, kemacetan paket (congestion), dan waktu tunda pemrosesan.

Tabel 2.2 Klasifikasi Besar Jitter

Kategori

degradasi

Besar

Jitter

Sangat

Bagus

0 ms

Bagus

75 ms

Sedang

125 ms

Jelek

225 ms

3. Packet Loss

Packet loss didefenisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Kegagalan dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, diantaranya terjadi overload traffic, tabrakan,error yang terjadi pada media fisik dan kegagalan yang terjadi pada sisi penerima. Berikut tabel category degradasi paket loss.

Tabel 2.3 DegradasiPacket Loss

Kategori

Degradasi

Packet

Loss

Sangat

Bagus

0 %

Bagus

3 %

Sedang

15 %

Jelek

25 %

Rumus untuk mengetahui besaran nilai packet loss adalah sebagai berikut :

% 100 terima di yang data Paket diterima yang data Paket -dikirim yang Paket Loss

Packet  X

….(2.2)

4. Throughput

Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

2.3. OpenWrt

OpenWrt merupakan sebuah sistem operasi (firmware) open source yang dapat di install (lebih tepatnya ditanam / embedded system) pada perangkat radio wireless. OpenWrt ini dibuat dengan kernel Linux, oleh karena itu openWrt bisa disebut sebagai salah satu distro Linux untuk perangkatembedded.

(24)

OpenWrt, yaitu sebagai berikut :

2.4. Voice over Internet Protocol (VoIP)

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah suatu mekanisme teknologi yang memungkinkan terjadinya percakapan (voice) baik jarak jauh maupun dekat, dengan memanfaatkan internet. Terlepas dari kualitas suara yang tidak sebagus sambungan telepon biasa, para pelaku bisnis dan pemilik perusahaan mulai melirik penggunaan VoIP terutama untuk menekan pengeluaran.

Dalam VoIP, suara diubah menjadi data dan dikirim lewat jaringan internet. Penggunaan VoIP bisa lebih murah karena menggunakan pita frekuensi (bandwidth) dengan sistem kompresi yang tingkatannya lebih besar dibanding kompresi di selular. Kompresi juga dilakukan di STDI (Sentral Telepon Digital Indonesia), sehingga suatu kanal kapasitas 64Kb dapat digunakan atau diduduki oleh 4-5 suara.

Dengan teknologi VoIP, kompresi dilakukan sedemikian rupa sehingga tiap kanal tidak lagi 13,3Kb dan nantinya akan lebih kecil lagi. Contoh protokol jaringan yang digunakan untuk mengimplementasikan VoIP meliputi H.323, Media Gateway Control Protocol (MGCP), Session Initiation Protocol (SIP), Real-time Transport Protocol (RTP), Session Description Protocol (SDP), dan Inter-Asterisk eXchange (IAX)[1].

Jenis-jenis dari koneksi VoIP berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan user. Beberapa contohnya adalah computer to computer, computer to phone, dan phone to computer,computer to phone

2.5. File Transfer Protocol (FTP)

File transfer protocol (FTP) berguna untuk memungkinkan transfer data secara cepat dan handal antara sebuah tempat penyimpanan file yang disebut FTP server dan computer yang menggunakan software klien FTP yang disebut FTP Client. Sifat FTP adalah full duplex, artinya satu channel dapat digunakan untuk mentransmisikan data secara dua arah pada satu waktu yang sama. FTP memiliki karakteristik khusus, yaitu sebagai berikut : [5]

1. Multi fungsi 2. Tipe file bebas

3. Autentifikasi dan kepemilikan 4. Mengakomodasi keragaman

FTP hanya berjalan secara ekslusif di jaringan TCP. Server FTP akan melakukan listening pada port 21 untuk mendeteksi adanya permintaan koneksi dari FTP client. FTP menggunakan control

Metode penelitian yang akan digunakan adalah sebagaimana berikut:

1. Studi Pustaka, merupakan pengumpulan informasi dengan cara membaca, mempelajari buku-buku dan jurnal ilmiah yang berhubungan dengan penelitian.

2. Analisis dan Perancangan, merupakan taahapan analisis terhadap masalah-masalah yang ada pada penelitian yang akan dilakukan. Mengumpulkan tools yang akan digunakan dalam aplikasi yang akan dibuat sesuai dengan kebutuhan.

3. Implementasi, merupakan penerapan sistem yang telah dirancang serta dianalisis sistemnya untuk menerapkan hasil rancangan.

4. Pengujian dan Analisa, merupakan pengujian dari implementasi yang telah dikerjakan. Pengujian akan dilakukan dengan cara memberikan Voice over Internet Protocol (VoIP) prioritas utama dari aplikasi-aplikasi lain, kemudian diukur nilaidelay danpacket lossdari sebuah perangkat. Kemudian dilakukan analisa dari hasil data yang di dapat. 5. Kesimpulan, penarikan kesimpulan dari hasil

analisa pengujian sistem.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perancangan Sistem

Sistem yang dibangun digambarkan pada gambar 4.1 berikut ini.

Gambar 4.1 Topologi Sistem Secara Keseluruhan Berikut keterangan dari sistem yang terlihat pada gambar 4.1 :

1. Clien 1 adalah perangkat yang akan mengakses FTP server menggunakan Filezilla dengan Sistem Operasi Windows 7.

(25)

3. Router 1 adalah Router TL-MR3220 dengan OpenWrt yang berfungsi sebagai penghubung antar perangkat yang ada pada jaringan lokal (gateway). Router ini telah di konfigurasi agar bisa melakukan Flow QoS dengan paket OpenWrt yang ada. Router 1 juga sekaligus menjadi VoIP server dengan di instalkan paket Asterisk pada OpenWrt.

4. PC 1 adalah sebuah PC desktop dengan sistem operasi Linux Ubuntu yang telah di instal proftpd yang berfungsi sebagai server FTP. 5. Pada gambar rancangan menggunakan koneksi

wireless dan kabel.

Pada penelitian ini, alamat IP masing-masing perangkat dikonfigurasi secara statik sesuai dengan tabel berikut :

Tabel 4.1Konfigurasi Alamat IP

4.2. Pengujian dan Pengambilan Data

Setelah sistem dapat berjalan dengan baik tahap selanjutnya adalah pengujian dan pengambilan data. Pada pengujian yang akan diukur adalahdelaydan paket loss layanan VoIP. Prioritas akan diberikan berdasarkan protokol yang bekerja, dimana nantinya VoIP akan diberikan prioritas yang paling utama dari komunikasi yang terjadi pada jaringan lokal sistem. Dengan demikian nantinya dapat terlihat Flow QoS dapat berjalan dengan baik atau tidak. Berikut klasifikasi target prioritas beserta tingkatan yang dimiliki terlihat pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Klasifikasi Target Prioritas

N

o

Target Prioritas

Prioritas

ke-1 Priority

1

2 Express

2

3 Normal

3

4 Low

4

Berikut pengaturan prioritas pada Flow QoS menggunakan OpenWrt terlihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2Klasifikasi Target Prioritas Pada gambar 4.2 terlihat bahwa target dari prioritas yang diberikan di atur berdasarkan

protokol. Pada gateway nantinya akan disaring protokol mana yang akan mendapatkan prioritas tertinggi. Berikut penjelasan gambar IV.1 :

1. Realtime Transport Protocol (RTP) diatur dengan prioritas paling utama. Protokol RTP digunakan dalam pengiriman data realtime sperti VoIP.

2. File Transfer Protocol (FTP), Transmission Control Protocol (TCP), dan Internet Control Message Protocol diatur dengan target prioritas low (paling rendah).

Setelah selesai memberikan target prioritas pada OpenWrt, berikutnya adalah tahap pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Perangkat client 1 dan client 2 melakukan komunikasi VoIP menggunakan Softphone zoiper. Client 1 memiliki user name extention “200” danclient2 memiliki file extention “300”. 2. Dalam waktu yang hampir bersamaan, client 1

melakukan download file dari FTP server dengan ukuran data 520 MB.

3. Dalam waktu yang hamper bersamaan,client 1 danclient2 membebani kinerjagatewaydengan cara mengirimkan paket data ICMP secara terus-menerus.

4. Pada saat layanan VoIP bekerja bersamaan dengan FTP dan juga gateway yang dibebani paket ICMP, dilakukan capture data menggunakan wireshark pada protokol RTP. 5. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali

percobaan.

Dengan demikian, besar delay dan paket loss layanan VoIP dapat diketahui dengan menghitung menggunakan rumus 2.2 BAB II.

4.2.1. Pengujian ke-1 Tanpa Flow QoS

Pengujian dilakukan dengan caracapture data menggunakan software Wireshark. Capture data diambil pada saat transfer data dari client 1 dengan alamat IP 192.168.1.2 ke router gateway dengan alamat IP 192.168.1.1 (forward), dan sebaliknya (reverse). Berikut penjelasan dari hasil pengujian ke-1 :

Gambar 4.3 Hasilcapturepengujian ke-1 layanan VoIP Tanpa Flow QoS

(26)

sebagai berikut : 7044 s 140,93 delay rata -Rata  s 0,02000709  ms 20,00709 

Pada bagian reverse didapat nilai waktu transmisi sebesar 140,44 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 7023, nilai paket data yang diterima sebesar 7008, dan nilai packet loss sebesar 0,21%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan sebagai berikut :

7008 s 140,44 delay rata -Rata  s 0,02003995  20,03995ms 

4.2.2. Pengujian ke-2 Tanpa Flow QoS

Pengujian dilakukan dengan caracapture data menggunakan software Wireshark. Capture data diambil pada saat transfer data dari client 1 dengan alamat IP 192.168.1.2 ke router gateway dengan alamat IP 192.168.1.1 (forward), dan sebaliknya (reverse) Berikut penjelasan dari hasil pengujian 2 :

Gambar 4.4 Hasilcapturepengujian ke-2 layanan VoIP Tanpa Flow QoS

Dari capture data menggunakan software Wireshark, didapat nilai waktu transmisi sebesar 140,26 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 7014, nilai paket data yang diterima sebesar 7010, dan nilai packet loss sebesar 0,06%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

7010 s 140,26 delay rata -Rata  s 0,02000856  ms 20,00856 

Pada bagian reverse didapat nilai waktu transmisi sebesar 139,73 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 6987, nilai paket data yang diterima sebesar 6966, dan nilai packet loss

6966 s 139,73 delay rata -Rata  s 0,02005886  ms 20,05886 

4.2.3. Pengujian ke-3 Tanpa QoS

Pengujian dilakukan dengan caracapture data menggunakan software Wireshark. Capture data diambil pada saat transfer data dari client 1 dengan alamat IP 192.168.1.2 ke router gateway dengan alamat IP 192.168.1.1 (forward), dan sebaliknya (reverse) Berikut penjelasan dari hasil pengujian 3 :

Gambar 4.5 Hasilcapturepengujian ke-2 layanan VoIP Tanpa Flow QoS

Dari capture data menggunakan software Wireshark, didapat nilai waktu transmisi sebesar 139,50 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 6976, nilai paket data yang diterima sebesar 6976, dan nilai packet loss sebesar 0,00%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

6976 s 139,50 delay rata -Rata  s 0,01999713  ms 19,99713 

Pada bagian reverse didapat nilai waktu transmisi sebesar 139,08 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 6955, nilai paket data yang diterima sebesar 6955, dan nilai packet loss sebesar 0,00%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

6955 s 139,08 delay rata -Rata  s 0,01999712  ms 19,99712 

4.2.4. Pengujian ke-1 dengan Flow QoS

(27)

dengan alamat IP 192.168.1.1 (forward), dan sebaliknya (reverse) Berikut penjelasan dari hasil pengujian 1 :

Gambar 4.6 Hasilcapturepengujian ke-1 layanan VoIP Dengan Flow QoS

Dari capture data menggunakan software Wireshark, didapat nilai waktu transmisi sebesar 141,46 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 7074, nilai paket data yang diterima sebesar 7074, dan nilai packet loss sebesar 0,00%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

7074 s 141,46 delay rata -Rata  s 0,01999717  ms 19,99717 

Pada bagian reverse didapat nilai waktu transmisi sebesar 140.93 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 7048, nilai paket data yang diterima sebesar 7047, dan nilai packet loss sebesar 0,01%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

7048 s 140,93 delay rata -Rata  s 0,01999574  ms 19,99574 

4.2.5. Pengujian ke-2 dengan Flow QoS

Pengujian dilakukan dengan caracapture data menggunakan software Wireshark. Capture data diambil pada saat transfer data dari client 1 dengan alamat IP 192.168.1.2 ke router gateway dengan alamat IP 192.168.1.1 (forward), dan sebaliknya (reverse) Berikut penjelasan dari hasil pengujian 2 :

Gambar 4.7 Hasilcapturepengujian ke-2 layanan VoIP Dengan Flow QoS

Dari capture data menggunakan software Wireshark, didapat nilai waktu transmisi sebesar 140,11 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 7006, nilai paket data yang diterima sebesar 7005, dan nilai packet loss sebesar 0,01%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

7005 s 140,11 delay rata -Rata  s 0,02000142  ms 20,00142 

Pada bagian reverse didapat nilai waktu transmisi sebesar 139.51 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 6976, nilai paket data yang diterima sebesar 6963, dan nilai packet loss sebesar 0,19%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

6963

s 139,51 delay rata -Rata  s 0,02003590  ms 20,03590 

4.2.6. Pengujian ke-3 Dengan QoS

Pengujian dilakukan dengan caracapture data menggunakan software Wireshark. Capture data diambil pada saat transfer data dari client 1 dengan alamat IP 192.168.1.2 ke router gateway dengan alamat IP 192.168.1.1 (forward), dan sebaliknya (reverse) Berikut penjelasan dari hasil pengujian 3 :

Gambar 4.8 Hasilcapturepengujian ke-3 layanan VoIP Dengan Flow QoS

Dari capture data menggunakan software Wireshark, didapat nilai waktu transmisi sebesar 140,74 detik, nilai paket data yang di kirim sebesar 7038, nilai paket data yang diterima sebesar 7037, dan nilai packet loss sebesar 0,01%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

(28)

sebesar 0,11%. Sehingga, didapat nilai delay dengan perhitungan menggunakan rumus 2.1 sebagai berikut :

7001 s 140,17 delay rata -Rata  s 0,02002142  ms 20,02142 

Berdasarkan pengujian didapatkan hasil yang akan di gambarkan dalam bentuk tabel.

Tabel 4.3NilaiDelaydanPacket LossBagian forwardTanpa Flow QoS

Tabel 4.5NilaiDelaydanPacket LossBagianreverseTanpa Flow QoS

Tabel 4.6 NilaiDelaydanPacket LossBagian forwardDengan Flow QoS

Tabel 4.7 NilaiDelaydanPacket LossBagian reverseDengan Flow QoS

4.3. ANALISA

Percobaan dilakukan sebanyak enam kali dengan masing-masing tiga kali percobaan tanpa menggunakan Flow QoS dan tiga kali dengan menggunakan Flow Qos. Pada pengamatan nilai delay pada saat tanpa menggunakan Flow QoS, didapat nilai rata-rata 20,00426 ms pada bagian forward (192.168.1.2-192.168.1.1) dan 20,03198 ms pada bagian reverse(192.168.1.1-192.168.1.2). Untuk nilaidelaymenggunakan Flow QoS, didapat nilai rata-rata 19,99953 ms pada bagian forward (192.168.1.2-192.168.1.1) dan 20,01769 ms pada

Untuk pengamatan nilai packet loss tanpa Flow QoS didapat nilai rata-rata 0,06 % pada bagian forwarddan 0,17 % pada bagianreverse.

Dengan melihat data dari delaydanpacket loss, pengujian dengan menggunakan Flow QoS mempunyai peranan yang penting pada transfer paket data karena nilai delay menjadi lebih baik dan packet loss didefenisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Dengan kata lain, teknik Flow QoS dengan memberikan prioritas tertinggi pada sebuah aplikasi, dapat mengurangi jumlah kegagalan transmisi paket IP yang mana hal tersebut dapat meningkatkan kualitas jaringan pada sebuah aplikasi contohnya VoIP.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan, pengujian dan analisa yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan memanfaatkan fitur yang ada pada OpenWrt untuk mengatur aliran data berdasarkan aliran aplikasi terlihat perbedaan delay tanpa Flow QoS dan dengan menggunakan Flow QoS.

2. Dengan menggunakan teknik Flow QoS yaitu memberikan perioritas tertinggi kepada suatu layanan dapat menaikkan performansi suatu jaringan.

6. REFERENSI

[1] Zaki Ali, Berkomunikasi via Internet,PT Elex Media Komputindo, 2008.

[2] www.openwrt.org , diakses tanggal 20 September 2015

[3] Behrouz A. Forouzan, Data Communication and Networking, Mc-Graw Hill, Fourth Edition, 2007.

[4] Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Network (TIPHON). 1999-06.General aspects of Quality of Service (QoS). Vol.2.1.1. page 24-27. France: ETSI [5] Ali zaky & SmitDev Community. 2009. Trik

Mengamankan Komputer Untuk Pemula. Jakarta : Elex Media komputindo

[6] Wahana Komputer. 2014. Konsep & Implementasi Jaringan dengan Linux Ubuntu. Yogyakarta : ANDI

(29)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan Rahmat dan Karunia-Nya. Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, meskipun proses belajar

sesungguhnya tak akan pernah berhenti.

Dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada, penulis sadar

tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tanpa bantuan dari pihak lain.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, izinkanlah penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya selama melaksanakan studi dan

menyelesaikan Tugas Akhir ini kepada:

1.

Ayahanda Ir. I Nyoman Gede Karyawan dan Ibunda Ni Wayan Suastari,

yang selalu memberikan kasih sayangnya serta tak henti-hentinya

memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun moril kepada penulis

untuk terus berjuang dalam menyelesaikan studi dan Tugas Akhir ini.

2.

Kakak I Gde Basten dan adik-adik penulis I Komang Septiawan dan Ni

Ketut Ingka Pritti yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan studi dan Tugas Akhir ini

3.

Bapak Dr. Wendi Zarman, M.Si selaku ketua jurusan Teknik Komputer

Universitas Komputer Indonesia.

4.

Ibu Susmini Indriani Lestariningati, M.T selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan banyak bantuan berupa arahan, saran, motivasi, dan

bimbingan kepada Penulis selama menyelesaikan Tugas Akhir serta

terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis.

5.

Ibu Sri Supatmi, S.Kom, M.T selaku Dosen Wali yang telah banyak

membantu penulis dalam masa perkuliahan dan memotivasi penulis dalam

belajar dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6.

Seluruh staf Dosen dan Karyawan di Jurusan Teknik Komputer

(30)

iv

Akhirnya, Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan umumnya bagi akademisi lain, untuk menambah ilmu

pengetahuan. Semoga untuk mahasiswa berikutnya dapat menyusun Tugas Akhir

lebih baik lagi.

Bandung, 24 Februari 2016

(31)
(32)
(33)

Gambar

Gambar II.1 Topologi Bus
Gambar II.3 Topologi Ring
Gambar II.6 Lapisan - lapisan dari model OSI
Tabel II.1 Klasifikasi Besar Delay
+7

Referensi

Dokumen terkait

Cabaran dan rintangan wujud dalam pelbagai bentuk, antaranya ialah tanggapan sosial yang meragui kebolehan dan kemampuan wanita untuk memikul tanggungjawab yang berat dan

Jumlah Kotoran Sapi yang dihasilkan dari 500 ekor dengan rute pengiriman dari pelabuhan Kupang menuju pelabuhan Tanjung Priok adalah 37500 kg selama 3 hari memiliki

[r]

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan III-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y) dibandingkan dengan

Proses analisis data tersebut dilakukan berdasarkan data lapangan dan sekunder yang dilakukan pada setiap satuan pemetaan, meliputi 10 parameter yaitu: kemiringan lereng,

Trend perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan; (ii) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (iii) Penerimaan Daerah Yang Sah; Untuk mengetahui lebih jauh profil keuangan

Abstrak: Ushul fiqh dan qawaid al-fiqhiyyah merupakan dua disiplin ilmu yang sangat urgen bagi para ahli hukumIslam dalam pengembangan produk perbankan syri’ah,

Siswa yang memperoleh skor sangat baik berarti menyaakan kemampuan komunikasi menyatakan Kemampuan mengekspresikan matematika tertulis secara visual, kemapuan