LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT
IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi Syarat-Syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Hukum
OLEH :
DEDI J PAKPAHAN
NIM : 070200208
DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT
IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan memenuhi Syarat-Syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Hukum
OLEH :
DEDI J PAKPAHAN
NIM : 070200208
Ketua Departemen Hukum Ekonomi
(Windha, SH.M.Hum)
NIP. 197501122005012002
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ramli Siregar, SH.M.Hum
2015
Windha, SH.M.Hum
NIP. 195303121983031002 NIP. 197501122005012002
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas berkat dan
karunia-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum
Universitas Sumatera Utara, dengan judul: “Legal Standing Perusahaan Efek
Yang Telah Dicabut Izin Usahanya Dalam Pengajuan Permohonan Pailit”.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara Medan
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan I
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan
3. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.H., DFM. selaku Wakil Dekan II
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan
4. Bapak O.K.Saidin, S.H., M.Hum. selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan
5. Ibu Windha, S.H. M.hum., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan dan Dosen Pembimbing
II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam mengerjakan
skripsi ini
6. Bapak Ramli Siregar, S.H., M.Hum. selaku Sekretaris Departemen Hukum
Ekonomi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan dan Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam
ii
7. Bapak Drs. Nazaruddin, S.H., M.A. selaku Dosen Wali penulis selama
menjalani perkuliahan
8. Bapak dan Ibu dosen serta para pegawai Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan yang turut mendukung segala urusan perkuliahan dan
administrasi penulis selama menjalani perkuliahan
9. Kedua orang tua yang penuh kasih sayang M.T. Pakpahan dan H.R. br.
Batubara yang selalu mendoakan.
10. Kakak dan abang ; Asima Pakpahan, S.E, Ester Pakpahan, S.E, dan Christian
Pakpahan, S.S.T yang selalu mendukung.
11. Teman-teman kuliah angkatan 2007 , STR Marakas dan ATC Adventure yang
menyemangati dan menghibur.
13. Kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak mungkin dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan baik
dari segi materi maupun formatnya, untuk itu kritik dan saran membangun akan
selalu diterima. Harapan penulis semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita
semua.
Medan, April 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………… ………..……i
DAFTAR ISI ………..……...iii
ABSTRAK ………..v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….………..….1
B. Rumusan Masalah………..…….….5
C. Tujuan dan Penulisan ………..….…..5
D. Keaslian Penulisan ………..……....6
E. Tinjauan Pustaka…… ………..…………...8
F. Metode Penelitian ………..………12
G. Sistematika Penulisan ………..……..14
BAB II KEDUDUKAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL A. Pengaturan Pasar Modal menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal ……….………...….17
B. Kedudukan Perusahaan Efek dalam Pasar Modal..……….……37
C. Prosedur Pendirian Perusahaan Efek dalam Pasar Moda………40
BAB III KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL A. Syarat Permohonan Pailit Perusahaan Efek………..………51
B. Prosedur Permohonan Pailit Perusahaan Efek……….……58
C. Akibat Hukum Kepailitan Perusahaan Efek……….……62
iv
BAB IV LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT
IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT
A. Penyebab Perusahaan Efek Dicabut Izinnya…………..…….…………80
B. Akibat Pencabutan Izin Perusahaan Efek...……….90
C. Legal Standing Perusahaan Efek Yang Telah Dicabut
izin Usahanya Dalam Pengajuan Permohonan Pailit……….95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ………..……….…103
B. SARAN ………...……….104
v
ABSTRAK
LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT
Dedi J Pakpahan* Ramli Siregar**
Windha***
Kata kunci : perusahaan efek, izin perusahaan efek, kepailitan
Perusahaan efek adalah pihak yang telah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek (PEE), perantara pedagang efek (PPE), dan manajer investasi yang diawasi oleh OJK. Pencabutan izin usaha merupakan sanksi administratif terhadap pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995(UUPM). Kepailitan perusahaan efek dapat terjadi jika telah memenuhi persyaratan dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK dan PKPU). Maka adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal, bagaimana kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal, dan bagaimana legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dalam pengajuan permohonan pailit.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skrisi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif dan ditempuh dengan studi kepustakaan yang tidak terlepas dari sumber lain yaitu internet.
v
ABSTRAK
LEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN PERMOHONAN PAILIT
Dedi J Pakpahan* Ramli Siregar**
Windha***
Kata kunci : perusahaan efek, izin perusahaan efek, kepailitan
Perusahaan efek adalah pihak yang telah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek (PEE), perantara pedagang efek (PPE), dan manajer investasi yang diawasi oleh OJK. Pencabutan izin usaha merupakan sanksi administratif terhadap pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995(UUPM). Kepailitan perusahaan efek dapat terjadi jika telah memenuhi persyaratan dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK dan PKPU). Maka adapun permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal, bagaimana kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal, dan bagaimana legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dalam pengajuan permohonan pailit.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skrisi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan masyarakat. Penelitian ini bersifat deskriptif dan ditempuh dengan studi kepustakaan yang tidak terlepas dari sumber lain yaitu internet.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting
di berbagai negara.baik negara maju maupun negara berkembang pasar modal
menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang sedang marak dikembangkan. Pasar
modal merupakan salah satu tolak ukur kemajuan ekonomi suatu negara. pasar
modal merupakan suatu aktivitas penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitn dengan efek yang diterbitkaannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.1
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek
sebagaimana dimaksud dalam undang undang pasar modal. 2
1
Wiki, Pasar Modal,
Pasar modal
menyediakan berbagai alternatif bagi para investor dan bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah
melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham,
dan lainnya. Berlangsungnya pasar modal adalah meningkatkan dan
menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara
efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
2
Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Pasal 1.
Perusahaan efek atau yang sering disebut juga dengan perusahaan
sekuritas adalah pihak yang telah mendapatkan izin dariBadan Pengawas Pasar
Modal (selanjutnya disebut Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan Pasal 55
Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
(UUOJK)) untuk dapat melaksanakan tugas sebagai pihak yang melakukan
kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau
Manajer Investasi.3
Peran tersebut menunjukkan bahwa fungsi dari perusahaan efek tersebut
yaitu sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara pemodal
dengan pemodal dan pemodal dengan emiten (Perusahaan go public yang tercatat
di bursa) dan sebagai ujung tombak bursa (pasar modal) dalam meningkatkan
pergerakan dan volume investasi. Perusahaan efek mempunyai tugas pasar modal
dan meningkatkan minat masyarakat untuk investasi di pasar modal sebagai salah
satu alternatif investasi, membantu mobilisasi dana masyarakat dengan cara
memperjual belikan efek di antara pemodal ataupun dengan emiten.
Perusahaan efek mendukung eksistensi pasar modal, dalam
hal memperlancar perputaran dana dan informasi, mendukung sistem dan aktivitas
bursa sebagai bagian dari pasarmodal dan sebagai unit usaha, meningkatkan
kegiatan investasi pasar modal untuk menunjang perekonomian nasional.
4
Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor :
Kep-334/BL/2007 pada angka 1 huruf a yang menyatakan bahwa pihak yang dapat
melaksanakan dan menjaalankan usaha sebagai perusahaan efek adalah perseroan
3
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 ayat 21.
yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya
disebut OJK)
Perusahaan efek yang telah mendapatkan izin usaha tersebut telah dapat
menjalankan kegiatannya usahanya. Namun, dalam melaksanakan kegiatannya
sebagai pihak yang tugasnya telah ditetapkan oleh OJK, perusahaan haruslah
mampu bertindak secara profesional dan bertanggung jawab untuk melayani
nasabahnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Setiap perusahaan efek harus memiliki sistem pengawasan yang baik dan
terpadu untuk mengawasi kinerja dari wakil dan pegawai perusahaan efek,
sehingga dapat menjamin terhindarnya penyalahgunaan wewenang untuk
menjamin terlaksananya kegiatan pasar modal sesuai dengan aturan yang berlaku
dan yang telah ditetapkan.
Pengendalian perusahaan efek perlu memperhatikan pengendali dan
pemegang saham dari perusahaan efek tersebut. Perusahaan efek dilarang
dikendalikan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perseorangan
yang:5
2. Tidak memiliki moral dan akhlak yang baik (sebagaimana yang dimaksudkan
dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal).
1. Pernah melakukan tindakan tercela, dan atau pernah dipidana karena
melakukan tindak kejahatan di bidang keuangan;
5
Kegiatan usaha dalam rangka melaksanakan tanggung jawab sebagai pihak
yang telah mendapatkan izin dari OJK tidak bisa dipungkiri dapat melanggar
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan
pelaksananya, pelanggaran tersebut dapat bersifat pelanggaran administratif
maupun pelanggaran pidana. Pelanggaran administratif dapat dikenakan sanksi
administratif dan pelanggaran pidana dapat dikenakan sanksi pidana, sesuai
dengan ketetapan yang telah diatur pada Pasal 102 Undang-Undang No. 8 Tahun
tentang Pasar Modal (UUPM).
Otoritas Jasa Keuangan berhak memberikan sanksi administratif kepada
perusahaan efek yang telah melakukan pelanggaran terhadap UUPM dan
peraturan pelaksananya. Pencabutan izin usaha oleh OJK merupakan salah satu
sanksi administratif yang kerap terjadi pada perusahaan efek, hal ini terjadi
berdasarkan:6
Pencabutan izin usaha perusahan efek yang dilakukan oleh OJK
menyebabkan perusahaan tersebut kehilangan wewenangnya sebagai pihak yang
dapat melakukan tindakan di dalam pasar modal. Perusahaan efek tersebut
berubah statusnya menjadi perseroan terbatas dan tunduk di bawah
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut
UUPT), sehingga apabila permohonan pailit akan diajukan, maka dapat dilakukan 1. Izin usaha dikembalikan oleh perusahaan efek yang bersangkutan kepada OJK
2. Pelanggaran terhadap perundang-undangan di bidang pasar modal
3. Perusahaan efek bubar.
6
dengan prosedur dalam Undang-Undangan Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya disebut
UUK dan PKPU)
B. Rumusan Permasalahan
Paparan latar belakang yang jelas dan tegas dalam skripsi yang berjudul “
Legal Standing Perusahaan Efek Yang Telah Dicabut Izin Usahanya Dalam
Pengajuan Permohonan Pailit” maka rumusan masalah yang dapat ditarik yaitu:
1. Bagaimana kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal?
2. Bagaimana kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal?
3. Bagaimana legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya
dalam pengajuan permohonan kepailitan?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Mengacu pada judul dan permasalahan dalam penelitian ini maka dapat
dikemukakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan perusahaan efek di dalam pasar
modal.
2. Untuk mengetahui bagaimana kepailitan perusahaan efek di dalam pasar modal.
3. Untuk mengetahui bagaimana legal standingperusahaan efek yang telah dicabut
Disamping mempunyai tujuan penelitian juga mempunyai manfaat dari segi
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu :
1. Kegunaan teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
rangka perkembangan ilmu hukum pada umumnya, perkembangan hukum
ekonomi dan khususnya mengenai perusahan efek yang telah dicabut izinnya
dalam permohonan pailit.
2. Kegunaan praktis
Sebagai acuan bahan pegangan dan referensi bagi masyarakat khususnya
dalam hal pengajuan permohonan pailit terhadap perusahaan efek yang telah
dicabut izin usahanya. Selain itu juga menjadi bahan masukan terhadap
akademisi, mahasiswa dan para praktisi hukum.
D. Keaslian Penulisan
Utuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh , maka perlu menuangkanya dalam sebuah skripsi yang berjudul “ Legal
Standing Perusahaan Efek yang telah dicabut Izin Usahanya dalam Pengajuan
Permohonan Pailit”. Berdasarkan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera utara maka adapun judul yang berkaitan dengan judul
skripsi ini adalah skripsi yang berjudul berjudul “Tinjauan Hukum Mengenai
Permohonan Pailit Perusahaan BUMN Berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004
pailitnya sebuah perusahaan BUMN berdasarkan UU No. 37 tahun 2004 Tentang
Kepailitan.
Selain judul diatas, skripsi lain yang berkaitan dengan judul saya adalah
skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Pemegang Unit Penyertaan
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset (Asset Backed Securities) dalam
Kepailitan Originator” yang didalamnya memuat mengenai kedudukan pemegang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif efek dalam hal pailitnya originator
yang ditinjau secara undang-undang. Sedangkan dalam skripsi ini hal yang
dituangkan adalah bagaimana kedudukan hukum sebuah perusahaan efek yang
statusnya telah dicabut izin usahanya dalam hal pengajuan permohonan pailit.
Dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai oleh penulisan
skripsi ini, maka apa yang ada didalam skripsi ini adalah murni dari karya si
penulis dan bukan hasil jiplakan dari skripsi orang lain, dan dimana diperoleh
melalui hasil pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku,
makalah-makalah dan bahan-bahan seminar, serta media cetak berupa koran-koran, media
elektronik seperti internet serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan pada
asas-asas keilmuan yang jujur, rasional dan terbuka. Semua ini adalah merupakan
impliksi dari proses penemuan kebenaran ilmiah, sehingga hasil penulisan ini
E. Tinjauan Pustaka
Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dan
pemasaran jangka panjang yng dibiayai oleh industri perdagangan efek. Apabila
bursa efek, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), serta Lembaga
Kliring dan Penjamin (LKP) berperan dalam menyediakan sarana dan fasilitas
perdagangan efek dan penyelesaiannya, maka perusahaan efek akan memainkan
perannya dalam pengembangan kegiatan perdagangan, pelayanan dan penciptaan
produk baru. Perusahaan efek bebas untuk mengembangkan sistem jasa
pendukungnya sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan tujuannya
dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi nasabahnya.7
Selanjutnya agar tercipta iklim investasi yang baik dan terselenggaranya
pembinaan serta pengawasan yang lancar, perlu adanya suatu lembaga yang
berfungsi sebagai regulator. Dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
seperti halnya The Securities and Exchange Commission (SEC) sebuah lembaga
pemerintahan yang mengawasi pelaksanaan pasar modal di Amerika Serikat.8
Otoritas Jasa Keuangan memiliki kewenangan dalam melakukan
pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan pasar modal sebagai
berikut:9
7
M. Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Kencana,
2004), hlm.144.
8
M.Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, cet.I (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2008), hlm. 28.
9
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 5
a. Izin usaha kepada bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga
penyimpanandan penyelesaian, reksa dana, perusahaan efek, penasihat
investasi, dan biro administrasi efek
b. Izin orang perseorangan bagi wakil penjamin emisi efek, wakil perantara
pedagangefek, dan wakil manajer investasi
c. Persetujuan bagi bank kustodian
2. Mewajibkan pendaftaran profesi penunjang pasar modal dan wali amanat
3. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk
sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen
sementara bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, serta lembaga
penyimpanan dan penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau
direktur yang baru
4. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta
menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran
5. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal
terjadi peristiwayang diduga merupakan pelanggaran terhadap UUPM dan
atau peraturan pelaksanaannya
6. Mewajibkan setiap pihak untuk :
a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan
dengan kegiatan di pasar modal
b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang
timbul dari iklan atau promosi dimaksud
a. Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan
menyampaikan pernyataanpendaftaran kepada OJK.
b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan,
persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan UUPM
8. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka
pelaksanaan wewenang OJK dalam melakukan pemeriksaan
9. Mengumumkan hasil pemeriksaan
10. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek
ataumenghentikan transaksi bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu
tertentu guna melindungi kepentingan pemodal
11. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu tertentu
dalam hal keadaan darurat
12. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh
bursa efek,lembaga kliring dan penjaminan, atau lembaga penyimpanan dan
penyelesaian sertamemberikan keputusan membatalkan atau menguatkan
pengenaan sanksi dimaksud
13. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan
penelitian sertabiaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal
14. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat
sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal
15. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas UUPM atau
16. Menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam
Pasal 1 angka 5 UUPM
17. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan UUPM.
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha dan
memiliki izin Otoritas Jasa Keuangan sebagai Penjamin Emisi Efek (PEE),
Perantara Pedagang Efek (PPE), dan atau Manajer Investasi (MI).10
Terdapat
aturan-aturan dalam UUPM terkait dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang
dilakukan perusahaan efek tersebut.Dimana dalam Pasal 102 UUPM, OJK
mengenakan
pelaksanaannya yang dilakukan oleh setiap pihak yang memperoleh izin,
persetujuan, atau pendaftaran dari OJK. Dimana salah satu sanksi administratif
tersebut adalah pencabutan izin usaha oleh OJK.
Pada umumnya orang berusaha tidak dengan modal sendiri atau tidak
sepenuhnya dengan modal sendiri. Untuk dapat memperoleh pinjaman dari pihak
lain adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa peminjam akan mengembalikan
pinjaman beserta bunganya pada waktu yang ditetapkan atau diperjanjikan. Hal ini
merupakan alasan, dalam hal debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya, dapat
diberlakukan suatu perangkat peraturan kepailitan yang efektif.11 Dalam hal ini
adalah UUK dan PKPU.
diakses tanggal 3 Maret 2015).
11
Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan (Bandung: PT. Citra Ditya Bakti,2000),
F. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat penelitian harus dilakukan
secara sistematis dan teratur, sehingga metode yang dipakai sangatlah
menentukan. Metode penelitian yaitu urutan-urutan bagaimana penelitian itu
dilakukan.12
Penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu
mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan
perundang-undangan dan masyarakat.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Spesifikasi penelitian
13
Penelitian ini bersifat deskriptifyaitu penelitianyang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
dengan tujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik
objek yang diteliti secara tepat.14
Penelitian hukum normatif menggunakan data sekunder sebagai data
utama. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis yaitu suatu penelitian yang
secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur terhadap legal standing perusahaan efek yang telah
dicabut izin usahanya dalam permohonan pailit..
2. Data penelitian
12
Moh.Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm . 44.
13
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 105.
meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku, situs internet, media massa,
dan kamus yang terdiri atas:15
3. Teknik pengumpulan data
a. Bahan hukum primer, yaitu : Berbagai dokumen peraturan
perundang-undangan yang tertulis yang ada dalam dunia Hukum Bisnis, aturan-aturan
yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailtan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, serta peraturan
perundang-undangan lain di bawah undang-undang
b. Bahan hukum sekunder, yaitu : Bahan-bahan yang memiliki hubungan
dengan bahan hukum primer dan dapat digunakan untuk menganalisis dan
memahami bahan hukum primer yang ada. Buku-buku yang menguraikan
materi tertulis dan dokumen yang dapat menjadi sumber informasi
mengenai pasar modal,perusahaan efek, dan kepailitan berupa
makalah-makalah dari para pakar hukum, koran, majalah, serta sumber-sumber lain
yakni internet yang memiliki kaitan erat dengan permaslahan yang
dibahas.
c. Bahan hukum tersier, yaitu: Mencakup kamus bahasa untuk pembenahan
tata Bahasa Indonesia dan juga sebagai alat bantu pengalih bahasa
beberapa istilah asing.
15
Bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dikumpulkan dengan
melakukan penelitian kepustakaan atau yang lebih dikenal dengan studi
kepustakaan dan juga dengan bantuan media elektronik, yaitu internet. Penelitian
kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terdapat dalam
buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, hasil
seminar, dan sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah yang dibahas
dalam skripsi ini.
4.Analisis data
Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, dianalisis dengan
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu menggambarkan secara menyeluruh
tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Kualitatif yaitu metode analisa
data yang mengelompokan dan menyeleksi data yang diperoleh menurut kualitas
dan kebenarannya kemudian dihubungkan dengan teori yang diperoleh dari
penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang
diajukan.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari V Bab yang msing-masing
bab memiliki sub-babnya tersendiri, yang secara garis besarnya dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara umum mengenai keadaan-keadaan yang
judul, rumusan masalah, kegunaan penelitian, keaslian penulisan,
tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KEDUDUKAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL
Bab ini menguraikan mengenai pengertian perusahaan efek dalam pasar
modal yang berkenaan dengan fungsi perusahaan efek itu sendiri,
prosedur perolehan izin perusahaan efek, serta peran dantanggung jawab
perusahaan efek tersebut, sehingga memperlihatkan kedudukan
perusahaan efek tersebut dalam pasar modal.
BAB III KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEKDALAM PASAR MODAL
Bab ini menguraikan mengenai pengertian dari kepailitan, bagaimana
syarat terpenuhinya kepailitan, dan pihak-pihak mana saja yang dapat
mengajukan kepailitan pada perusahaan efek, serta bagaimana prosedur
kepailitaan dan akibat dari kepaailitan bagi perusahaan efek.
BAB IVLEGAL STANDING PERUSAHAAN EFEK YANG TELAH
DICABUT IZIN USAHANYA DALAM PENGAJUAN
PERMOHONAN PAILIT
Bab ini menjelaskan mengenai kedudukan hukum suatu perusahaan efek
yang dimana izin usahanya telah dicabut sehingga dalam hal pengajuan
permohonan pailit perusahaan efek tersebut dapat dilaksanakan oleh
pihak-pihak yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini berisikan kesimpulan yang diambil oleh penulis terhadap
bab-bab sebelumnya yang telah diambil oleh penulis terhadap bab-bab
sebelumnya yang telah penulis uraikan dan yang ditutup dengan mencoba
memberikan saran-saran yang penulis anggap perlu dari kesimpulan yang
BAB II
KEDUDUKAN PERUSAHAAN EFEK DALAM PASAR MODAL
A. Pengaturan Pasar Modal Menurut Undang Undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek, yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.16 Pasar
modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pasar
modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi
dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya,
sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan wahana investasi bagi
masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.17
Sejarah perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam
beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus
yang terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan
maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. Adapun
periode yang dimaksud adalah sebagai berikut:18
16
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1
17
Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
tanggal 11 Maret 2014)
1. Periode permulaan (1878-1912)
2. Periode pembentukan bursa (1912-1925)
3. Periode awal kemerdekaan (1925-1952)
4. Periode kebangkitan (1952-1977)
5. Periode pengaktifan kembali (1977-1987)
6. Periode deregulasi (1987-1995)
7. Periode kepastian hukum (1995-sekarang)
8. Periode menyongsong independensi Bapepam (1995-2010)
9. Periode otoritas jasa keuangan (2010-sekarang)
Perkembangan terbaru berkaitan dengan independensi Bapepam yaitu
mengenai pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengamanatkan
fungsi pengawasan perbankan dan keuangan lainnya akan dialihkan ke Lembaga
Pengawas Jasa Keuangan (LPJK) independen atau sering disebut dengan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK). Sesuai dengan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan yang terbaru sekarang adalah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undan-UundangNomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Menjadi
Undang-Undang, OJK harus terbentuk selambat-lambatnya 31 Desember 2010 sebagai
lembaga independen yang mengawasi lembaga keuangan, baik bank maupun
ventura, perusahaan pembiayaan, reksa dana, asuransi, dan dana pensiun serta
lembaga lain yang berkegiatan mengumpulkan dana masyarakat.
Sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK) yang masih di bawah Kementerian Keuangan. Dengan adanya
OJK maka Bapepam-LK akan lepas dari Kementerian Keuangan. Ide
pembentukan OJK berasal dari pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis
keuangan.19
Berdasarkan Pasal 55 UU OJK lembaga baru tersebut mulai mengambil
alih wewenang pengawasan atas Pasar Modal & Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK), yang kemudian melebur dalam OJK, sejak memasuki tahun 2013. Sebagai
lembaga yang memiliki kewenanganbesar karena menjadi pengawas pasar modal
dan lembaga keuangan non bank, OJK nantinya akan memiliki kewenangan
menjadi pengawas di industri perbankan pula.20
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pasar modal mempunyai
peranan penting dalam mobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional.
Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak perusahaan nasional
maupun patungan untuk menyerap dana masyarakat tersebut dengan tujuan yang
beragam. Namun, sasaran utamanya adalah meningkatkan produktivitas kerja
melalui ekspansi usaha dan/atau mengadakan pembenahan struktur modal untuk
meningkatkan daya saing perusahaan.
(diakses tanggal 1 Maret 2015).
Pasar uang dan pasar modal keduanya merupakan bagian dari pasar
keuangan (financial market) yang merupakan sarana pengerahan dana atau tempat
mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami
kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara
penabung dan peminjam.21
1. Pasar uang (money market)
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa secara
ekonomi tujuan pasar keuangan adalah untuk mengalokasikan tabungan
(saving)secara efisien dari pemilik dana kepada pengguna dana akhir. Pemilik
dana adalah mereka, baik individu maupun lembaga atau badan usaha, yang
menyisihkan kelebihan dana yang dimilikinya untuk diinvestasikan agar lebih
produktif. Pasar keuangan meliputi kegiatan:
Dalam hal ini pasar keuangan berfungsi menyediakan mekanisme untuk
menentukan harga aset keuangan, membuat aset keuangan lebih likuid dan
mengurangi biaya peralihan aset. Pasar keuangan juga memberikan peluang
2. Pasar modal (capital market)
3. Lembaga pembiayaan lainnya seperti sewa beli (leasing), anjak piutang
(factoring), modal ventura (venture capital), dan kartu kredit.
Pengertian modal itu sendiri sebenarnya dapat dibedakan dalam dua
macam, yaitu pertama barang seperti tanah, bangunan, gedung, dan mesin.
Kemudian yang kedua adalah modal uang (dana) berupa financial assets. Modal
atau dana yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan dalam bentuk surat
berharga atau dalam terminologi pasar keuangan disebut efek yang dapat berupa
21
saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat berharga
lainnya atau surat berharga yang merupakan derivatif dari bentuk surat berharga
atau sertifikat yang diperjualbelikan di pasar modal.22
Fungsi pasar modal tersebut sesungguhnya sama dengan perantara di
bidang keuangan lainnya seperti perbankan dan reksa dan. Perbedaannya adalah
bahwa kalau perbankan memperdagangkan dana jangka pendek, reksa dana
memperdagangkan dana jangka panjang, sedangkan pasar modal khusus
memperdagangkan dana jangka panjang.
Fungsi pasar modal tersebut sesungguhnya sama dengan reksa dana.
Perbedaannya adalah bahwa pasar modal khusus memperdagangkan dana jangka
panjang. Terkait dengan pembiayaan jangka panjang, perbedaan antara pasar uang
dan pasar modal dalamperkembangannya bisa menjadi samar, karena pada pasar
yang modern dan canggih dimungkinkan suatu perusahaan untuk memperoleh
pembiayaan jangka panjang melalui emisi commerecial paper yang dilakukan
secara terus-menerus.
23
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk
mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar
modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka
panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif. Apabila
pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar
22Ibid
, hlm. 5.
23
modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka pembangunan yang bersumber dari
luar negeri makin lama makin dikurangi 24
Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah
maupun lembaga penunjang.
Pasar modal dapat mengalokasikan dana kepada berbagai jenis perusahaan
dan milik siapa saja. Melalui pasar modal dapat diterapkan pemerataan dalam
memperoleh dana bagi perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang tadinya
menyerap lebih banyak dana perbankan untuk pertumbuhan sendiri, setelah go
public dia akan menjadi milik publik. Jadi, pemilikan tidak terkonsentrasi dalam
kelompoknya sendiri. Kita dapat memandang bahwa pasar modal adalah wadah
yang dapat menghilangkan monopoli sumber modal dan monopoli pemilikan
perusahaan.
25
7. Emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu :
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar
2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. Tidak ada “convenant“ sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam
pengelolaan dana/perusahaan
4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
5. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil
6. Cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal
perusahaan
24
Pandji Anoraga, Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal (Semarang : Rineka Cipta, 2001), hlm. 1.
25 Op.cit
8. Tidak ada financial yang tetap
9. Jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas
10. Tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu
11.Profesionalisme dalam manajemen meningkat
Sedangkan manfaat pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut :26
26
Loc.cit
1. Investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai capital gain.
2. Memperoleh deviden bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga
tetap atau bunga yang megambang bagi pemegang obligasi
3. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bagi
pemegang saham, mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang
Obligasi (RUPO) bila diadakan bagi pemegang obligasi
4. Dapat dengan mudah mengganti instrument investasi, misal dari saham A ke
saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau mengurangi resiko.
Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang yaitu :
1. Menuju ke arah profesional dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan
bidang tugas masing-masing
2. Sebagai pembentuk harga dalam bursa paralel
3. Semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang
4. Likuiditas efek semakin tinggi
Sedangkan manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu :
2. Mendorong investasi
3. Penciptaan lapangan kerja
4. Memperkecil Debt Service Ratio (DSR)
5. Mengurangi beban anggaran bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum, yaitu penawaran
efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalamperaturan undang-undang yang berlaku.
Emiten dapat berbentuk orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi,
atau kelompok yang terorganisasi.Emiten dapat menawarkan efek yang berupa
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti
utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif dari efek.27
Menurut Pasal 1 angka 8 UUPM, kustodian adalah pihak yang
memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta
jasa lain, termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan
transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Yang
menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah Kustodian Sentral
Efek Indonesia (selanjutnya disebut KSEI), perusahaan efek atau bank umum
yang telah mendapat persetujuan dari OJK. Setiap kustodian wajib Ada pun lembaga penunjang pasar modal yaitu:
1. Kustodian
mengadministrasikan, menyimpan,dan memelihara catatan pembukuan, data,
keterangan tertulisyang berhubungan dengan:
a. Nasabah yang efeknya disimpan pada bank kustodian
b. Posisi efek yang disimpan pada bank kustodian
c. Buku daftar nasabah dan administrasi penyimpanan sertahak nasabah
yang melekat pada efek yang dititipkan
d. Tempat penyimpanan yang aman dan terpisah.
Menurut Pasal 45 UUPM, kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana
yang tercatat pada rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening
atau pihak yang diberi wewenang untuk bertindak atas namanya.28
Menurut Pasal 1 angka 3 UUPM, biro administrasi efek adalah pihak yang
berdasarkan kontrak dengan emiten melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan
pembagian hakyang berkaitan dengan efek.Kontrak tersebut secara jelas
menyebutkan hak dan kewajiban BAE dan emiten, termasuk kewajiban terhadap
pemegang efek. Yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai BAE
adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK. 2.Biro administrasi efek
Biro administrasi efek (selanjutnya disebut BAE), yang merupakan
lembaga yang mempunyai wewenang untuk mendaftarkan pemilikan efek dalam
daftar buku pemegang saham emiten dan melakukan pembagian hak yang
berkaitan dengan efek. Biro administrasi efek ini diselenggarakan oleh suatu
perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK.
3. Wali amanat
Menurut Pasal 1 angka 30 UUPM, wali amanat adalah pihak yang
mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang. Kegiatan usaha sebagai
wali amanat dapat dilakukan oleh bank umum dan pihak lain yang ditetapkan
dengan peraturanpemerintah (Pasal 50 UUPM). Wali amanat ini diperlukan
mengingat bahwa efek yangbersifat utang mempunyai sifat yang sepihak dan
mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang panjang.
Wali amanat merupakan suatu lembaga atau pihak yang bertindak untuk
mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang (masyarakat pemodal)
dengan membuat suatu perjanjian dengan emiten, yang dibuat sebelum penerbitan
obligasi (sebelum penawan obligasi dilaksanakan). Perjanjian yang dibuat tersebut
dinamakan dengan perjanjian perwaliamanatan (Trust Indenture Agreement).
Meskipun perjanjian ini dibuat antara emiten denganwali amanat, tetapi
perjanjian ini mengikat para pemegang obligasi,yang tidak turut serta dalam
pembuatan perjanjian tersebut. Pengikatan tersebut didasarkan pada logika hukum
bahwa pemegang obligasi yang ingin membeli obligasi haruslah terlebih dahulu
mengetahui isi perjanjian tersebut, dan apabila isi perjanjian tersebut tidak sesuai
dengan kemauannya, maka otomatis pembeli obligasi tersebut tidak akan membeli
obligasi tersebut serta tidak akan terikat oleh perjanjian tersebut.
Wali amanat, lembaga penunjang pasar modal yang disebut wali amanat
yang diperdagangkan lewat pasar modal. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh bank
umum dan pihak lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah29
Penjamin emisi ini nantinya yang menanggung resiko untuk menjual
saham pihak emiten. Tentu saja kemitraan ini diikat oleh perjanjian dan pihak
penjamin mendapat imbalan dalam penjualan efek yang diterbitkan oleh
perusahaan go public. Jaminan yang dikeluarkan oleh penjamin emisi
mengandung risiko jika efek yang dijual tidak laku dan juga sebaliknya jika efek
yang dijual laku akan memperoleh imbalan. Besarnya imbalan sesuai dengan
perjanjian yang dilakukan sebelumnya. 4.Penjamin emisi
Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya
saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang
diinginkan emiten.Masalah yang dihadapi emiten di pasar modal adalah jangka
waktu penerimaan dana. Pihak emiten menghendaki penerimaan dana dalam
waktu dan jumlah seperti yang telah ditentukan. Padahal belum tentu
saham yang dijual cepat mendapat respon dari investor. Untuk itu
dimanfaatkanlah jasa penjamin emisi.
30
(diakses tanggal 1 Maret 2015).
30
5. Penanggung
Penanggung bertanggung jawab atas dipenuhinya pembayaran pinjaman
pokok obligasi beserta bunganya dari emiten kepada para pemegang obligasi tepat
pada waktunya, apabila emiten tidak memenuhi kewajibannya.31
Pedagang efek termasuk pihak yang diperbolehkan masuk ke lantai bursa.
Mereka melakukan jual beli atas nama dirinya. Karena itu segala resiko menjadi
tanggungan sendiri. Di Indonesia, pedagang efek diperbolehkan menjalankan 6.Pialang
Pasar modal memiliki karakteristik yang unik.Karena emiten maupun
pemodal tidak bisa langsung melakukan transaksi jual beli. Transaksi di pasar
modal harus melalui perantara, Perantara ini disebut pialang. Dalam kegiatannya
pialang bisa mewakili amanat beli atau amanat jual. Pialang diperbolehkan
menjual atau membeli dengan harga yang berbeda dari harga yang dipesan
pengamanat (yang diwakili) asal saja menguntungkan. Karena fungsinya hanya
sebagai perantara maka pialang tidak menanggung resiko apapun. Perantara
perdagangan efek (broker/pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu
perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor).
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :
a. Memberikan informasi tentang emiten
b. Melakukan penjualan efek kepada investor
7.Pedagang efek (dealer)
31
Lembaga penunjang pasar
fungsi sebagai pialang. Dalam menjalankan kedua fungsi ini, pedagang efek harus
mengedepankan terlebih dahulu fungsi perantara (pialang).
Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai :
a. Pedagang dalam jual beli efek
b. Sebagai perantara dalam jual beli efek.
8.Perusahaan surat berharga(securities company)
Bergerak dalam bidang perdagangan efek-efek yang tercatat dibursa efek
Perusahaan surat berharga didukung oleh tenaga profesional dalam mekanisasi
perdagangan efek. Di negara yang pasar modalnya sudah maju ada perusahaan
yang usahanya mengkhususkan diri di pasar modal.
Mereka ini tidak saja melakukan perdagangan efek tetapi juga berperan
sebagai underwriter, pialang, penyedia jasa pengelolaan dana (management fund)
dan sebagainya. Karena itu perusahaan ini membutuhkan tenaga-tenaga
profesional untuk mendukung usahanya. Perusahaan surat berharga (securities
company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di
bursa efek.
9.Perusahaan pengelola administrasi efek
Berkembangnya pasar modal akan memunculkan usaha-usaha baru yang
berkaitan dengan pasar modal, salah satu contohnya adalah jasa administrasi efek.
Jasa ini dirasa dibutuhkan ketika perusahaan melakukan emisi di pasar modal (go
Setalah go public mutasi pemegang saham bisa terus berganti dan para pemegang
saham bisa tersebar dimana-mana.32
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik dan
terdaftar di OJK.
Profesi penunjang adalah pihak pihak yang telah terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan yang persyaratan dan tata cara pendaftarannya ditetapkan dengan
peraturan pemerintah. Dalam Pasal 64 UUPM profesi penunjang pasar modal
terdiri atas :
1. Akuntan
Akuntan adalah pihak yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi,
menginspeksi, dan memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau
instansi pemerintah.
2. Konsultasi hukum
Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang memberikan pendapat hukum
kepada pihak lain dalam bentuk konsultasi, dan terdaftar di OJK
3. Penilai
Penilai adalah pihak yang memberikan penilaian atas aset perusahaan dan
terdaftar di OJK.
4. Notaris
33
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)
menjelaskan jenis-jenis transaksi yang dilarang dalam pasar modal seperti
(diakses tanggal 1 Maret 2015).
33
penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam serta menetapkan
sanksi-sanksi baik berupa sanksi pidana maupun sanksi administrasi. Tindak
pidana dalam dalam pasar modal ini mempunyai karakteristik yang khas, yaitu
barang yang menjadi objek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu pelaku
tindak pidana tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan fisik akan tetapi lebih
mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi pasar serta
memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi, dalam pembuktiannya pun
cenderung sulit dan dampak pelanggarannya dapat berakibat fatal dan luas.
Beberapa jenis transaksi yang dilarang dalam pasar modal adalah sebagai
berikut :34
Larangan ini ditujukan pada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan
efek, bahkan turut serta malakukan penipuanpun termasuk dalam ketentuan ini.
Dalam Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), dijelaskan 1. Penipuan
Penipuan sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 90 huruf c UUPM adalah
membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak
mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak
menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan
maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri
atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau
menjual efek.
bahwa penipuan adalah tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan cara :
a. Melawan hukum
b. Memakai nama palsu atau martabat palsu
c. Tipu muslihat
d. Rangkaian kebohongan
e. Membujuk orang lain untuk menyerahkan sesuatu barang padanya, atau
supaya memberi utang atau menghapuskan piutang
Dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam KUHP, UUPM
memberikan beberapa spesifikasi mengenai penipuan, yaitu terbatas dalam
kegiatan perdagangan efek, meliputi penawaran, pembelian dan atau penjualan
efek yang terjadi didalam rangka penawaran umum atau terjadi dibursa efek
maupun diluar bursa efek atas efek emiten atau perusahaan publik.
2. Manipulasi pasar
Yang dimaksud dalam manipulasi pasar menurut Pasal 91 UUPM adalah
tindakan oleh setiap pihak, baik langsung maupun tidak langsung, dengan tujuan
untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan
perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek. Transaksi yang dapat
menimbulkan gambaran semu antara lain transaksi efek yang tidak mengakibatkan
perubahan kepemilikan atau penawaran jual atau beli efek pada harga tertentu
dimana pihak tersebut juga telah bersekongkol dengan pihak lain yang melakukan
Motif dari manipulasi pasar antara lain adalah untuk meningkatkan,
menurunkan atau mempertahankan harga efek.Beberapa pola manipulasi adalah :
a. Menyebarluaskan informasi palsu mengenai emiten dengan tujuan untuk
mempengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud dibursa efek (false
information). Misalnya suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A
akan segera dilikuidasi, pasarmerespon yang menyebabkan harga efeknya
jatuh tajam.
b. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak
lengkap (missinformation). Misalnya suatu pihak menyebarkan rumor
bahwa emiten A tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh
pemerintah, padahal emiten A termasuk yang diambil alih oleh
pemerintah.
Harga efek dipasar modal sangat sensitif terhadap suatu peristiwa dan
informasi yang berkaitan, baik secara langsung atau tidak dengan efek
tersebut.Informasi merupakan pedoman pokok para pemodal untuk mengambil
keputusan terhadap suatu efek. Jika informasi tersebut tidak dilindungi oleh
hukum sebagai informasi yang benar, maka bagaimana kegiatan perdagangan
pasar modal bisa berjalan. Informasi yang merupakan rumor yang dihembuskan
oleh pihak tertentu dapat menimbulkan dampak pada pasar, akibatnya harga efek
bisa naik atau turun. Begitu informasi mendapatkan konfirmasi bahwa informasi
itu benar, maka gejolak pasar akan terhenti, pasar berjalan normal kembali.
Pada saat fluktuasi terjadi pihak yang menghembuskan informasi (penipu)
informasi maka akan terjebak oleh harga semuayang berujung pada kerugian.
Beberapa kegiatan yang dapat digolongkan sebagai manipulasi pasar dalam pratik
perdagangan efek internasional adalah :
a. Marking the close
Yaitu merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat
atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga
efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari perdagangan
berikutnya.
b. Painting the tape
Yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek satu
denganrekening efek lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak
atau mempunyai keteraitan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan
semu. Pada dasarnya paiting the tape mempunyai kemiripan dengan marking
the close, namun ia dapat dilakukan setiap saat.
c. Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi dan akuisisi.
Dalam Pasal 62 UUPT, ditentukan bahwa pemegang saham yang
tidak menyetujui rencana merger, konsolidasi dan akuisisi berhak meminta
pada perseroan untuk membeli saham dengan harga yang wajar. Pemegang
saham dapat memanfaatkan ketentuan ini untuk kepentingan pribadi melalui
manipulasi pasar dengan skenario sebagai berikut: Misalnya, Mr. A sebagai
pemegang saham PT X (listed company) dimana PT X akan melakukan
merger dengan PT Y. Harga saham PT X sebelum adanya rencana merger
berusaha untuk menaikkan harga dengan harapan akan dibeli oleh perusahaan
pada harga yang lebih tinggi.
d. Concerning the market
Yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat menguasai
pasar (menyudutkan pasar). Praktik ini dapat dilakukan dengan cara short
selling, yaitu menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki efeknya.
Sering concerning dilakukan dengan cara terlebih dahulu melakukan
penjualan dengan tidak memiliki efek (short selling), dengan cara
meminjamkan efek dari concerning kepada pelaku short selling,
tetapikemudian menarik kembali saham dalam pinjaman tersebut sehingga
pelaku short selling harus mencarinya di pasar. Hal ini dapat dilakukan
karena Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan jangka waktu penyelesaian
transaksi T+3 (penjual wajib menyerahkan efeknya pada hari ketiga setelah
transaksi). Jika penjual gagal menyerahkan efek pada T+3, maka yang
bersangkutan harus membeli efek tersebut di pasar tunai yang biasanya lebih
mahal dari pada pasar regular.
e. Pools (pump-pump manipulation)
Pools merupakan penghimpunan dana dalam jumlah besar oleh
sekelompok investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau
seseorang yang memahami kondisi pasar. Manajer dari pools tersebut
membeli saham suatu perusahaan dan menjualnya kepada anggota kelompok
investor tersebut untuk mendorong frekuensi jual beli efek sehingga dapat
f.Wash Sales
Order beli dan order jual antara anggota asosiasi dilakukan pada
saat yang sama dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas
efek. Manipulasi tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat
gambaran dari aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau pembelian
yang sesungguhnya. Transaksi ini merupakan transaksi semu, yakni suatu
transaksi saham yang tidak mengakibatkan terjadinya peralihan saham secara
riil.
3. Perdagangan orang dalam (insider trading)
Secara teknis pelaku perdagangan orang dalam dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu pihak yang mengemban kepercayaan secara langsung maupun
tidak langsung dari emiten atau perusahaan publik (yang disebut juga sebagai
pihak fiduciary position) dan pihak yang menerima informasi orang dalam dari
pihak pertama (fiduciary position) atau disebut juga tippees.
Insider trading sebagaimana tercantum dalam “Dictionary of investing
Jerry M Rosenberg, dinyatakan sebagai berikut “The practice of participating in
transaction based on privileged information, gained by one’s position and not
available to public, when such transaction affect the price, giving unfair
advantage to a trader, it is illegal.” Yaitu keikutsertaan seseorang dalam suatu
transaksi yang didasarkan kepada informasi khusus yang didapatnya dari
B. Kedudukan Perusahaan Efek dalam Pasar Modal
Perusahaan efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai
penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi.35
Peran perusahaan efek tersebut secara umum adalah:
Berdasarkan ketiga jenis kegiatan usaha perusahaan fek dapat diambil kesimpulan
bahwa tugas dan fungsi perusahaan efek meliputi banyak aspek dalam pasar
modal Indonesia.
36
35
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 21.
36
repository.binus.ac.id/content/F0322/F032229982.ppt (diakses tanggal 17April 2015) 1. Mendukung eksistensi pasar modal, dalam hal memperlancar perputaran dana
dan informasi.
2. Mendukung sistem dan aktivitas bursa sebagai bagian dari pasar modal dan
sebagai unit usaha.
3. Meningkatkan kegiatan investasi pasar modal untuk menunjang perekonomian
nasional.
Adapun fungsi perusahaan efek adalah sebagai berikut:
1. Sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara pemodal dengan
pemodal dan pemodal dengan emiten
2. Sebagai ujung tombak bursa (Pasar Modal) dalam meningkatkan pergerakan
dan volume investasi.
Sedangkan tugas perusahaan efek secara umum adalah:
1. Memasyarakatkan dan meningkatkan minat masyarakat untuk berinvestasi di
2. Membantu mobilisasi dana masyarakat dengan cara memperjual-belikan efek
diantara pemodal dengan pemodal atau emiten.
Perusahaan efek memilki peran penting dalam pengelolaan dana
masyarakat. Penyesuaian permodalan pada perusahaan efek akan menimbulkan
tumbuhnya perusahaan efek yang kuat dan efisien. Kualitas dan bonafiditas
perusahaan efek yang demikian diharapkan akan membawa dampak positif bagi
pengembangan Pasar Modal Indonesia menuju pasar modal yang berstandar
dunia, teratur dan efisien, dan tentunya mampu menarik minat investor untuk
berinvestasi di pasar modal. Persyaratan permodalan diatur di dalam Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tentang permodalan Perusahaan
Efek dan Keputusan Ketua Bapepam No. 20/PM/2003 (Peraturan Bapepam No.
V.D.5 Tentang Pemeliharaan Dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan).
Pemberian tenggang waktu ini berguna untuk memberikan kesempatan kepada
perusahaan efek untuk mengukur kapasitas dan berupaya melakukan merger. Bagi
OJK tentu jauh lebih baik jumlah perusahaan efek di Indonesia tidak terlalu
banyak namun kuat dari sisi sumber daya keuangan, manusia, infrastruktur
teknologi.
Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dan
pemasaran jangka panjang yang dibiayai oleh industri perdagangan efek. Apabila
Bursa Efek, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), serta Lembaga
Kliring dan Penjaminan (LKP) berperan di dalam menyediakan sarana dan
fasilitas perdagangan efek dan penyelesaiannya, maka perusahaan efek akan
dan penciptaan produk baru. Perusahaan efek bebas untuk mengembangkan
sistem jasa pendukungnya sendiri dan bebas memilih bursa yang sesuai dengan
tujuannya dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi nasabahnya.
Bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang lebih maju dalam
bidang pasar modalnya, perusahaan efek merupakan Leading Agent dalam
pengembangan jasa dan produk investasi eceran. Metode yang dipakai di
negara-negara lain sangatlah bervariasi, namun yang pasti, diperlukan dana investasiyang
cukup basar dalam bidang pemasarannya, untuk itu diperlukan tenaga yang
handaldanprofesional.37 Pada dasarnya, operasi perusahaan efek mencakup ruang
lingkup sebagai berikut:38
4. Pemasaran, bagian yang bertanggung jawab untuk membuat kontrak dengan
nasabah mengenai pembukaan rekening efek dan menerima pesanan dari
nasabah dalam hal perintah membeli atau menjual efek.
1. Jasa kustodian, bertanggungjawab atas penerimaan dan penyerahan dan
penyimpanan dana dan efek.
2. Pembukuan, yaitu bagian yang bertanggungjawab atas pemeliharaan catatan
dan buku perusahaan yang meliputi antara lain, rekening efek nasabah
(securities account), buku pembantu efek (securities ledger), buku besar
(general ledger), dan buku pembantu (transaction ledger).
3. Pesanan dan perdagangan, yakni bagian yang bertanggungjawab untuk
memproses pesanan baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk
kepentingan perusahaan efek dan melaksanakan transaksi efek.
37
M.Irsan Nasarudin ,Op.cit, hlm. 143.
38
Berdasarkan ketentuan Pasal 43 UUPM, lembaga yang dapat
menyelenggarakan kegiatan usaha sebagai kustodian adalah lembaga
penyimpanan dan penyelesaian (LPP), perusahaan efek, atau bank umum yang
mendapat persetujuan dari OJK.39
Perusahaan yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek
adalah perseroan yang telah mendapat izin usaha dari OJK. Perusahaan efek
adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang telah mendapat
izin dari OJK untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal dan tunduk
terhadap UUPM. Pendirian PT haruslah berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yakni berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas(UUPT). Langkah pertama yang harus ditempuh adalah Hal ini menunjukkan tentang kedudukan
perusahaan efek selain sebagai pihak yang melakukan kegiatan sebagaiperantara
pedagang efek, penjamin emisi efek, dan manajer investasi dalam pasar modal
perusahaan efek juga sebagai salah satu lembaga penunjang pasar modal yang
dinamakan dengan kustodian. Perusahaan efek dalam menjalankan kegiatan
usaha sebagai perantara pedagang efek juga menjadi anggota bursa efek sesuai
dengan ketentuan Pasal 1 angka 2 UUPM, anggota bursa efek adalah perantara
pedagang efek yang telah memperoleh izin usaha dari OJK dan mempunyai hak
untuk mempergunakan sistem dan atau sarana bursa efek sesuai dengan peraturan
bursa efek.
C. Prosedur Pendirian Perusahaan Efek dalam Pasar Modal
39
pembuatan akta pendirian yang berisikan Anggaran Dasar (AD), yang selanjutnya
diajukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Apabila telah dilakukan
pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, maka pendiri PT harus
melakukan pendaftaran dan pengumuman.
Pasal 2 UUPT menyebutkan, perseroan didirikan harus mempunyai
maksud dan tujuan serta kegiatan yang tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan/atau kesusilaan. Ketentuan
diatas jadi benteng bahwa perseroan didirikan harus dengan maksud dan tujuan
yang tidak boleh menyimpang dari aturan hukum berlaku, khususnya UUPT tidak
boleh merugikan kepentingan masyarakat atau sesuai koridor ketertiban umum
dan/atau kesusilaan.
Perseroan terbatas didirikan berdasarkan suatu perjanjian, oleh sebab itu
untuk mendirikan sebuah perseroan terbatas paling sedikit harus ada dua orang
yang mengikatkan diri dalam perjanjian. Ini sebagaimana diatur dalam pasal 1
ayat 1 UUPT, yang menjelaskan perseroan terbatas yang selanjutnya disebut
perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
UUPT serta peraturan pelaksananya.40
Dalam Pasal 8 UUPT menjelaskan bahwa akta pendirian memuat anggaran
dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian perseroan. Ayat 2
menjelaskan keterangan lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 1 memuat
sekurang-kurangnya :
1. Identitas para pendiri perseroan terbatas
2. Identitas anggota direksi dan dewan komisaris yang pertama kali diangkat
3. Identitas para pemegang saham, rincian jumlah saham dan nilai nominal saham
yang ditempatkan dan disetor.
Sedangkan content pembuatan anggaran dasar yang jadi bagian akta pendirian
perseroan terbatas, di Pasal 15 ayat 1 UUPT, menjelaskan harus memuat
sekurang-kurangnya :
1. Nama dan tempat kedudukan perseroan terbatas
2. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan
3. Jangka waktu berdirinya perseroan
4. Besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor
5. Jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk
setiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham dan nilai nominal
setiap saham
6. Nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan komisaris
7. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang
Saham ( RUPS)
8. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian anggota direksi dan
dewan komisaris
Pendirian perseroan terbatas juga harus mendapatkan Keputusan Menteri
Hukum dan HAM mengenai Pengesahan Badan Hukum Perseroan. Para pendiri
bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem
admministrasi badan hukum secara elektronik kepada menteri dengan mengisi
format isian yang memuat sekurang-kurangnya :
1. Nama dan tempat kedudukan perseroan
2. Jangka waktu berdirinya perseroan
3. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan
4. Jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor
5. Alamat lengkap perseroan
Permohonan untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan
badan hukum perseroan harus diajukan kepada menteri paling lambat 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian ditandatangani, dilengkapi
keterangan mengenai dokumen pendukung, hal ini sebagaimana diatur dalam
UUPT.41
Untuk mendapatkan izin usaha sebagai perusahaan efek, PT yang telah
memiliki badan hukum yang sah harus mengajukan permohonan ke OJK.
Permohonan izin usaha sebagai perusahaan efek harus disertai dengan beberapa
dokumen, sebagai berikut :42
41
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 10 ayat 1
42
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar modal dan Lembaga Keuangan Nomor kep- 334 /bl/2007 tentang Perizinan Perusahaan Efek