EFEKTIVITAS PENDEKATAN JAS TERHADAP
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
SMP NEGERI 1 TULAKAN PACITAN PADA MATERI
KEPADATAN POPULASI MANUSIA
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
oleh
Etika Brilian Yustisia 4401405533
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya berjudul “Efektivitas Pendekatan JAS Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan pada Materi Kepadatan Populasi Manusia” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, 2011
Etika Brilian Yustisia 4401405533
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Efektivitas Pendekatan JAS Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan pada Materi Kepadatan Populasi Manusia Disusun oleh
Nama : Etika Brilian Yustisia NIM : 4401405533
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 25 Agustus 2011.
Panitia
Ketua Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S., M.S Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP. 19511115 197903 1001 NIP. 19671217 199303 2001 Ketua Penguji
Drs. Supriyanto, M.Si NIP. 19510919 197903 1005
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. Sri Mulyani Endang S., M.Pd Drs. Sigit Saptono, M.Pd NIP. 19490513 197501 2001 NIP. 19641114 199102 1002
ABSTRAK
Yustisia, Etika Brilian. 2011. Efektivitas Pendekatan JAS Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan pada Materi Kepadatan Populasi Manusia. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Prof. Dr. Sri Mulyani E.S, M.Pd dan Drs. Sigit Saptono, M.Pd
Pembelajaran IPA ditekankan untuk memperoleh pengalaman secara langsung dan berhubungan dengan dunia nyata. Pendekatan JAS menekankan pada kegiatan belajar yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa dan dunia nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam, siswa juga dapat mempelajari berbagai macam konsep dan cara mengaitkannya dengan masalah-masalah kehidupan nyata siswa. Berdasarkan observasi di SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan menunjukkan bahwa siswa kurang dilibatkan secara aktif selama proses pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar kurang optimal. Diharapkan melalui pendekatan JAS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh penerapan pendekatan JAS terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi kepadatan populasi manusia, serta untuk menguji bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan JAS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori.
Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan rancangan Post Test Only Control Design, semester genap tahun ajaran 2010/2011. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan JAS dan pendekatan ekspositori. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode pengumpulan data melalui dokumentasi, tes dan observasi. Data dianalisis dengan teknik deskriptif persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan balajar kelas eksperimen (dengan pendekatan JAS) adalah 89% dan aktivitas siswanya 41 ”aktif”, sedangkan ketuntasan belajar kelas kontrol (dengan pendekatan ekspositori) adalah 55% dan aktivitas siswanya 34,185 ”cukup aktif”.
Simpulan penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa yang menggunakan pendekatan JAS lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori. Saran dalam penelitian adalah pendekatan JAS perlu dipertimbangkan untuk diterapkan pada materi yang memiliki spesifikasi relatif sama dengan materi kepadatan populasi manusia.
Kata kunci : pendekatan JAS, aktivitas siswa, hasil belajar, kepadatan populasi manusia
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian yang berjudul “Efektivitas Pendekatan JAS Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan pada Materi Kepadatan Populasi Manusia”.
Laporan ini terselesaikan berkat dukungan dari semua pihak yang terkait. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah member ijin untuk melakukan penelitian
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini
4. Prof. Dr. Sri Mulyani E.S, M.Pd dosen pembimbing I dan Drs. Sigit Saptono, M.Pd dosen pembimbing II yang telah dengan tulus dan sabar memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan saran yang sangat berharga kepada penulis sehingga penyusunan skripsi dapat terselesaikan.
5. Drs. Supriyanto, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
6. Dra. Retno Sri Iswari, S.U. selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
7. Bapak/ Ibu dosen dan karyawan FMIPA khususnya jurusan Biologi atas segala bantuan yang diberikan.
8. Kepala SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian
9. Mesro, S.Pd. selaku guru IPA SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian.
10.Bapak M.A. Djoenaedi, Ibu Sudarmiati dan adikku Pretty Brilian Yustiana yang dengan tulus memberikan kasih sayang, cinta, semangat dan do’a serta dukungan kepada penulis.
11.Teman-teman Biologi 2005 dan Oryza 1 Kost yang telah memberikan motivasi dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
12.Semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan kritik demi membangun sebuah pemahaman dan penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... …... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK.. ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 4
C.Penegasan Istilah ... 4
D.Tujuan Penelitian ... 6
E.Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ………... 8
1. Hakikat Biologi dan Pembelajarannya ... 8
2. Belajar dan Pembelajaran …... 10
3. Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar …... 12
4. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar …………... 14
5. Materi Kepadatan Populasi Manusia ... 13
6. Penerapan Pendekatan JAS pada Materi Kepadatan Populasi Manusia ... 21
B.Hipotesis ………... 24
BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
C.Variabel Penelitian ... 25
D.Rancangan Penelitian ... 26
F. Data dan Cara Pengumpulan Data ... 33
G.Metode Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan ... 46
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 56
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN ... 60
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data hasil perhitunganvaliditas soal ... 28
2. Data hasil perhitungan daya beda soal ... 30
3. Data hasil perhitungan kesukaran soal ... 31
4. Hasil analisis uji normalitas ... 34
5. Data nilai ulangan harian biologi ……… 36
6. Hasil rekapitulasi observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran ... 41
7. Hasil rekapitulasi observasi aktivitas siswa secara klasikal ... 41
8. Nilai LKS dan nilai post test hasil pembelajaran dengan pendekatan JAS terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan pada materi kepadatan populasi manusia……….. 42
9. Nilai akhir siswa pada pembelajaran dengan pendekatan JAS terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan pada materi kepadatan populasi manusia ... 42
10. Uji t nilai akhir hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan pendekatan JAS terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Tulakan Pacitan pada materi kepadatan populasi manusia ……….. 43
11. Hasil rekapitulasi observasi kinerja guru selama pembelajaran ….. 44
12. Rekapitulasi angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran ……. 44
13. Rekapitulasi angket tanggapan guru terhadap pembelajaran …….. 45
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka berpikir pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan JAS pada materi kepadatan
populasi manusia ……….………. 24 2. Rancangan penelitian dengan Post Test Only Control Design ………. 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus kelas eksperimen ... 60
2. Silabus kelas pembanding ... 64
3. RPP 1 kelas eksperimen ………... 68
4. Sampel jawaban LKS 1 kelas eksperimen ……….…... 73
5. Kunci jawaban LKS 1 kelas eksperimen ……….. 77
6. RPP 2 kelas eksperimen ………... 80
7. Sampel jawaban LKS 2 kelas eksperimen ….………... 83
8. Kunci jawaban LKS 2 kelas eksperimen ……….. 87
9. RPP 1 kelas pembanding ……….. 91
10. Sampel jawaban LDS 1 kelas pembanding ……….. 95
11. Kunci jawaban LDS 1 kelas pembanding ……… 99
12. RPP 2 kelas pembanding ……….. 102
13. Sampel jawaban LDS 2 kelas pembanding ……….…. 105
14. Kunci jawaban LDS 2 kelas pembanding ……… 109
15. Uji homogenitas ………... 113
16. Uji normalitas …………... 114
17. Data nilai ulangan harian kelas kontrol dan kelas eksperimen ...…. 121
18. Uji perbedaan dua rata-rata nilai ulangan harian ………. 122
19. Kisi-kisi soal uji coba ... 123
20. Analisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda ……. 125
21. Soal tes………... 134
22. Sampel lembar jawaban siswa ………. 139
23. Kunci jawaban soal tes ……… 141
24. Data nilai LKS ………. 142
25. Data nilai post test ……… 143
26. Data hasil belajar (nilai akhir)………... 144
27. Uji perbedaan dua rata-rata nilai akhir……….. 145
28. Lembar observasi aktivitas siswa... 147
29. Hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen ... 149
30. Hasil observasi aktivitas siswa kelas pembanding ... 153
31. Rekapitulasi aktivitas siswa selama pembelajaran ……….. 157
32. Lembar observasi kinerja guru ………... 158
33. Rubrik penskoran kinerja guru ………... 162
34. Rekapitulasi hasil observasi kinerja guru ……… 164
35. Lembar angket tanggapan siswa ……….. 165
36. Rekapitulasi angket tanggapan siswa ……….………. 167
37. Angket tanggapan guru ……… 168
38. Dokumentasi penelitian di SMPN 1 Tulakan Pacitan ………. 170
39. Surat penetapan dosen pembimbing………. 174
40. Surat Ijin Penelitian ………. 175
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat besar pengaruhnya untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Biologi termasuk pelajaran pokok dalam bidang IPA di SMP. Tujuan pembelajaran IPA di SMP adalah agar siswa dapat menemukan, memahami dan menjelaskan konsep-konsep, fakta, prinsip-prinsip, serta proses pemecahan masalah yang berkaitan dengan makhluk hidup.
Proses belajar IPA adalah suatu pembelajaran yang bersifat eksplorasif untuk menemukan konsep dan fakta bukan hanya sekedar menghafal. Untuk dapat menemukan dan memahami konsep tersebut maka kegiatan pembelajaran biologi diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar lebih aktif. Belajar yang menerapkan siswa hanya sebagai penerima informasi akan menghasilkan pembelajaran yang kurang bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, komunikasi dua arah secara timbal balik sangat diharapkan dalam proses belajar mengajar secara aktif demi terwujudnya masyarakat belajar yang optimal, yang pada akhirnya membawa kepada pencapaian sasaran hasil belajar yang maksimal.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru IPA di SMP Negeri 1 Tulakan, menunjukkan bahwa :
1. Pembelajaran cenderung masih bersifat teacher oriented dan text book oriented.
2. Pembelajaran yang dilakukan guru kurang bervariasi. Pendekatan pembelajaran yang sering digunakan adalah pendekatan ekspositori. 3. Aktivitas siswa di dalam pembelajaran masih kurang dan partisipasi siswa
selama proses pembelajaran cenderung hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru dan menghafalkan fakta-fakta.
4. Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar masih kurang.
5. Rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas VII tahun ajaran 2009/2010 masih lebih rendah dari KKM yang telah ditetapkan di SMP Negeri 1 Tulakan yaitu 70.
Berdasarkan fakta tersebut dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan pengajaran, tidak mustahil bila guru menjumpai kesulitan saat mengajar, disebabkan karena ketidaktepatan dalam memilih metode atau pendekatan (Arikunto 2002a). Pendekatan ekspositori merupakan salah satu pendekatan yang dapat dipilih oleh para guru dalam pembelajaran. Menurut Sanjaya (2008) pendekatan ekspositori merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam pendekatan ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Menurut Sanjaya (2008) pendekatan ekspositori memiliki beberapa keunggulan dan juga kelemahan. Pendekatan ini memiliki keunggulan yaitu bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar, pendekatan ini dianggap efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas sedangkan waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas. Adapun kelemahan dari pendekatan ekspositori yaitu tidak dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat, serta perbedaan gaya belajar, selain itu kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran akan sangat terbatas.
Siswa belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental maupun secara fisik. Pembelajaran yang aktif terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami (Hollingsworth dan Lewis 2006). Proses pembelajaran akan efektif apabila siswa berpartisipasi di dalamnya dengan melakukan sebagian besar kegiatan pembelajaran serta menggunakan otaknya untuk mempelajari berbagai masalah dan mencari solusinya sehingga dapat membuat siswa lebih aktif dan memperoleh hasil belajar yang optimal. Menurut Kampiotis dan Theodorakao (2010) peningkatan level penerimaan kognitif akan lebih tinggi jika dilakukan melalui penggunaan pendekatan (media) dan penjelasan dari guru dibandingkan dengan penjelasan dari guru saja.
Salah satu pendekatan pembelajaran biologi yang inovatif, menarik, dan mampu mendorong partisipasi, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat adalah dengan menerapkan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Pendekatan Jelajah Alam Sekitar adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya berbagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono 2005). Pendekatan pembelajaran JAS secara komprehensif memadukan berbagai pendekatan antara lain eksplorasi dan investigasi, konstruktivisme, ketrampilan proses dengan cooperative learning. Pendekatan JAS menekankan pada kegiatan belajar yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa dan dunia nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam, siswa juga dapat mempelajari berbagai macam konsep dan cara mengaitkannya dengan masalah-masalah kehidupan nyata siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa lebih bermakna bagi kehidupannya, sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial, dan integritas dirinya (Ridlo 2005).
dasar yang harus dicapai oleh siswa adalah memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan. Diterapkannya pendekatan JAS pada materi ini, siswa akan terlibat secara langsung ke dalam lingkungan sekitar mereka. Keterlibatan siswa dalam lingkungan secara langsung dapat membuka wawasan, sikap dan perilaku, minat dan konsentrasi siswa untuk dapat mencari solusi bagaimana menyelesaikan permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk serta menghasilkan proses pembelajaran yang lebih bermakna dan berkesan lama dalam ingatan siswa.
Pembelajaran materi kepadatan populasi manusia menggunakan pendekatan JAS ini, siswa akan mengetahui bagaimana pertumbuhan di daerahnya masing-masing, mereka akan mengatahui bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk yang makin cepat. Menurut Sudjana dan Rifai (2001) cara belajar seperti ini lebih bermakna karena siswa langsung mengamati peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, lebih faktual dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mencoba menerapkan pendekatan JAS pada materi kepadatan populasi manusia dan diharapkan dalam pembelajaran tersebut siswa langsung dapat mengkaitkan antara teori dan praktek. Selain itu dapat membuat siswa lebih aktif dan hasil belajarnya memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan pendekatan JAS dalam pembelajaran materi kepadatan populasi manusia berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa? 2. Apakah aktivitas siswa yang diajar dengan pendekatan JAS lebih tinggi
daripada aktivitas siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori? 3. Apakah hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan JAS lebih tinggi
C. Penegasan Istilah
Dalam penelitian ini dapat dijelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian, untuk memberi batasan dan menghindari salah penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan:
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang menurut tim redaksi kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2003) artinya ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya), manjur atau mujarab, mempan, dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha atau tindakan). Jadi maksud efektivitas dalam penelitian ini berarti suatu keberhasilan penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada materi kepadatan populasi manusia yang dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar setelah pembelajaran dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
2. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
Jelajah Alam Sekitar (JAS) merupakan pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam kehidupan siswa baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah. Pendekatan JAS dalam penelitian ini dikembangkan melalui eksplorasi terhadap lingkungan sekitar siswa sehingga
siswa dapat mengetahui bagaimana pertumbuhan penduduk di daerahnya masing-masing serta mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk yang makin cepat.
3. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas siswa tersebut meliputi mendengarkan penjelasan guru, mencatat materi ajar, melakukan kegiatan eksplorasi, melakukan diskusi kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, terlibat dalam menyimpulkan pelajaran.
4. Hasil Belajar Siswa
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni 2007). Hasil belajar ini meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah penguasaan konsep kepadatan populasi manusia berdasarkan hasil tes dan skor jawaban LKS yang diperoleh siswa.
5. Kepadatan Populasi Manusia
Kepadatan populasi merupakan salah satu materi IPA yang diajarkan di kelas VII semester genap dengan standar kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dan kompetensi dasar 7.3. Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah
1. Untuk menguji pengaruh penerapan pendekatan JAS terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi kepadatan populasi manusia. 2. Untuk menguji bahwa aktivitas siswa yang diajar dengan pendekatan JAS
lebih tinggi daripada aktivitas siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori.
3. Untuk menguji bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan JAS lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan ekspositori.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan atau institusi di bawah ini.
A. Siswa
1. Membantu siswa dalam mencapai kompetensi dasar pada materi pokok kepadatan populasi manusia.
3. Dapat meningkatkan minat siswa sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang optimal.
B. Guru
1. Sebagai pengalaman bagi guru dan menambah variasi strategi pembelajaran biologi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Sebagai koreksi diri terhadap strategi yang telah digunakan selama ini
sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran C. Sekolah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Biologi dan Pembelajarannya
Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup. Biologi mengandung kumpulan fakta, konsep, proses dan nilai yang dapat diaplikasikan serta dikembangkan dalam dunia nyata. Menurut Rustaman (2003) belajar biologi berarti berupaya mengenali proses kehidupan nyata di lingkungan dan mengenali diri sebagai makhluk. Belajar biologi diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan lingkungannya.
Saptono (2009) menjelaskan hakikat biologi yang dapat digunakan guru sebagai pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran biologi. Hakikat biologi antara lain :
a. Biologi sebagai kumpulan pengetahuan
Biologi adalah bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam. Biologi merupakan terminologi yang berasal dari dua kata yaitu bios, yang berarti hidup dan logos, yang dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan. Biologi mencakup ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam semesta ini. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan.
b. Biologi sebagai suatu proses investigasi
Pemahaman bahwa biologi dapat dikatakan sebagai suatu proses investigasi (penelusuran atau penyelidikan) banyak diartikan dengan hal-hal yang selalu berhubungan dengan laboratorium beserta perangkatnya. Memang sejak dahulu para ilmuwan memberikan berbagai gagasan yang melibatkan proses metode ilmiah ketika mengembangkan biologi.
c. Biologi sebagai kumpulan nilai
Pandangan ini lebih menitikberatkan bahwa dalam biologi melekat nilai-nilai ilmiah seperti rasa ingin tahu, jujur, teliti dan keterbukaan akan berbagai fenomena yang baru sekalipun. Dengan demikian, dalam
mengembangkan pembelajaran biologi hendaknya guru juga mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dikembangkan. d. Biologi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari
Orang menyadari bahwa apa yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari penemuan-penemuan yang memanfaatkan pendekatan ilmiah. Biologi merupakan bagian ilmu yang cukup banyak memberikan kontribusi dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan, kebersihan, perbaikan gizi, hingga temuan-temuan hasil rekayasa lainnya.
Indrawati (2008) menyatakan dalam pembelajaran IPA atau sains, siswa dituntut untuk menguasai/memiliki kemampuan minimal dalam empat hal, yaitu :
a. menguasai konsep-konsep IPA,
b. terampil menggunakan ketrampilan berfikir dan motorik,
c. memiliki sikap-sikap positif sebagaimana yang dimiliki oleh saintis, dan d. mampu menerapkan konsep IPA dan keterampilan berfikir dalam
memecahkan masalah sehari-hari.
Menurut Saptono (2009) Pembelajaran biologi diharapkan mampu memberikan pengalaman kepada siswa, sehingga memungkinkan siswa melakukan penyelidikan berbagai konsep tentang fenomena biologi.
2. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Slavin dan Gagne (1994) dalam Anni (2007) belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman dan kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.
Belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relative permanen sebagai akibat dari upaya-upaya yang dilakukannya. Perubahan-perubahan tersebut tidak disebabkan oleh faktor kelelahan (fatigue), kematangan, ataupun karena mengkonsumsi obat tertentu ( Suparno 2000). Perubahan perilaku tersebut sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang berdampak memperbaiki kualitas perilakunya. Perubahan perilaku yang terjadi tersebut merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan.
Gagne (1977) dalam Anni (2007) menyatakan bahwa belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan.
b. Rangsangan (stimulus). c. Memori.
d. Respon yang merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Aktivitas belajar akan terjadi dalam diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada diri pembelajar itu menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas belajar.
sumber belajar sebagai bahan kajian (Poedjiadi 2005). Pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal.
Ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono (2000) adalah:
a. Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis. b. Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi peserta didik
belajar.
c. Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi peserta didik.
d. Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e. Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi peserta didik.
f. Pembelajaran dapat membuat peserta didik siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis.
Tujuan pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik bertambah baik. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sifat dan perilaku siswa.
sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat dan pembangunan (Mulyasa 2004).
Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak lepas dari peran guru yang cakap dan menguasai berbagai kompetensi profesional guru. Salah satu keberhasilan guru dalam melakukan proses pembelajaran dapat dilihat dari sikap siswa yang cenderung menjadi lebih positif sesudah mengikuti pembelajaran. Hal ini tergantung pada kesiapan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran (Haryati 2007).
3. Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar
Efektif tidaknya suatu pembelajaran ditentukan oleh aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diwujudkan dalam bentuk kegiatan mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, memecahkan masalah dan lain sebagainya. Menurut Sardirman (2001) salah satu ciri terjadinya proses belajar adalah ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Aktivitas siswa dalam belajar tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terjadi pada pembelajaran umumnya. Namun hendaknya mencakup aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani). Dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktivitas tersebut harus saling menunjang agar memperoleh hasil yang maksimal.
Selanjutnya Sardirman (2007) juga menggolongkan kegiatan siswa dalam belajar menjadi 8 yaitu :
1) Visual activities, aktivitas yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi maupun percobaan.
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
3) Listening activities, sebagai contoh yaitu mendengarkan uraian,
percakapan, diskusi dan interupsi.
4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan angket dan
menyalin.
5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta dan
6) Motor activities, termasuk di dalamnya adalah melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, berkebun dan berternak.
7) Mental activities, misalnya mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8) Emotional activities, misalnya menaruh minat, gembira, semangat, berani,
tenang dan gugup.
Melalui aktivitas belajar yang optimal, siswa akan memperoleh juga hasil belajar yang optimal. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni 2007). Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Bloom dalam Anni (2007) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yaitu:
a. Ranah kognitif
Pada ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah afektif
Pada ranah ini berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Tingkatan pada ranah ini meliputi penerimaan, penanggapan atau member respon, penilaian, pengorganisasian, pembentukan pola hidup atau karakterisasi.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar berupa keterampilan dan kemampuan bertindak.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran.
Menurut Sudjana (2002) hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Faktor-faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut.
Faktor dari dalam diri siswa yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki. Selain faktor kemampuan yang dimiliki siswa, faktor lain yang berasal dari diri siswa adalah kesiapan belajar, perhatian, motivasi, minat, ketekunan, tingkat sosial ekonomi, psikis, dan fisik siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa.
Faktor yang datang dari luar diri siswa terutama dipengaruhi oleh : (a) Guru
Guru merupakan faktor yang paling menentukan kualitas pembelajaran karena guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus pandai dalam merencanakan pembelajaran termasuk dalam menentukan strategi dan metode yang digunakan untuk konsep tertentu.
(b) Suasana belajar
Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang mencapai hasil belajar yang optimal. Penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai diharapakan siswa lebih termotivasi, bebas menuangkan pendapatnya, berani mengajukan pertanyaan, sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih bermakna, dan hasil belajar tercapai secara optimal.
(c) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia
Keberadaan fasilitas dan sumber belajar yang terbatas biasanya membatasi pengembangan pembelajaran yang akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
(d) Karakteristik sekolah
Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah dan estetika dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman, kepuasan belajar, bersih, rapi dan teratur.
4. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Alam Sekitar merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya berbagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono 2005).
Menurut Santosa dalam Marianti (2006) yang menjadi penciri dalam kegiatan pembelajaran berpendekatan JAS adalah selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media. Ciri yang kedua adalah selalu ada kegiatan berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan penjelasan. Ciri ketiga adalah ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto atau audiovisual. Ciri keempat kegiatan pembelajaran dirancang menyenangkan sehingga menimbulkan minat untuk belajar lebih lanjut.
Pendekatan JAS terdiri atas beberapa komponen yang seyogyanya dilaksanakan secara terpadu (Mulyani et al 2008). Adapun komponen-komponen JAS adalah sebagai berikut :
a. Eksplorasi
Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atat masalah. Dengan adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan masalah. Lingkungan yang dimaksud bukan hanya lingkungan fisik saja, akan tetapi juga maliputi lingkungan social, budaya dan teknologi.
b. Konstruktivisme
yang disampaikan guru dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya.
c. Proses sains
Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang mengamati sesuatu. Sesuatu diamati karena menarik perhatian, mungkin memunculkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan ini perlu dipecahkan melalui suatu proses yang disebut metode ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
d. Masyarakat belajar (learning community)
Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari kerjasama antar teman, antar kelompok , antara yang tahu dengan yang belum tahu. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika terjadi komunikasi dua arah.
e. Bioedutainment
Strategi bioedutainment menekankan kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa. Strategi ini memungkinkan siswa dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkan dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya dan berhasil guna. Pembelajaran biologi dengan menerapkan strategi bioedutainment memungkinkan peserta didik untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan sekolah dan luar sekolah agar dapat memecahkan masalah dunia nyata dan masalah yang disimulasikan.
f. Assesment autentik
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
bukan hanya pada akhir periode pembelajaran saja. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan semata-mata dari hasil. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Sebagai penilai tidak hanya guru, tetapi juga teman lain atau orang lain. Penerapan assessment autentik diharapkan dapat mengefektifkan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Ridlo (2005) kegiatan penjelajahan merupakan suatu strategi alternatif dalam pembelajaran biologi. Kegiatan ini mengajak peserta didik aktif mengeksplorasi lingkungan sekitarnya untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotornya sehingga memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan, penguasaan berkarya, penguasaan menyikapi dan penguasaan bermasyarakat. Lingkungan sekitar dalam hal ini bukan saja sebagai sumber belajar tetapi menjadi objek yang harus diuntungkan sebagai akibat adanya kegiatan pembelajaran.
Menurut Ridlo (2005) ada dua macam cara menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu :
a. Membawa siswa dalam lingkungan dan masyarakat untuk keperluan pelajaran (karyawisata, servise project, school camping, survei)
b. Membawa sumber-sumber dari mayarakat kedalam kelas pengajaran untuk kepentingan pelajaran (resources persons, benda-benda seperti pameran atau koleksi).
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar adalah:
a. Kegiatan lebih menarik dan tidak membosankan sehingga motivasi belajar peserta didik akan lebih tinggi.
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab peserta didik dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
c. Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih faktual.
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dipelajari bisa beraneka ragam.
Peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkugannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta lingkungan.
5. Materi Kepadatan Populasi Manusia
Kepadatan populasi manusia merupakan salah satu materi IPA yang diajarkan di kelas VII semester genap dengan standar kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam ekosistem dan kompetensi dasar 7.3. Memprediksi pengaruh kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan. A. Dinamika Penduduk
Penduduk merupakan sekumpulan orang-orang yang telah lama menempati suatu daerah. Jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu senantiasa berubah. Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu disebut dengan dinamika penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Dinamika penduduk sering menunjukkan kecenderungan bertambah yang disebut pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan penduduk dikatakan meningkat bila kelahiran lebih tinggi daripada kematian. Selain itu, jumlah orang yang datang (bermigrasi) lebih banyak daripada kematian. Pertumbuhan penduduk dikatakan menurun bila kematian lebih tinggi daripada kelahiran. Selain itu, jumlah orang yang keluar atau bermigrasi lebih sedikit daripada kematian.
B. Dampak Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan penduduk berikut ini.
1. Ketersediaan Udara Bersih
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Idealnya semakin tinggi kepadatan penduduk, maka ketersediaan oksigen semakin banyak.
2. Ketersediaan Pangan
Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan. Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kekurangan pangan. 3. Ketersediaan Lahan
pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana kehidupan.
4. Ketersediaan Air Bersih
Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan. Kawasan pemukiman padat penduduk sering hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih.
5. Kerusakan Lingkungan
Kepadatan populasi manusia berpengaruh pada kondisi ekosistem. Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
C. Penanggulangan Masalah Kependudukan
1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
2. Menunda usia perkawinan sampai pada usia tertentu (sampai batas usia sehat reproduksi) agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan 3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi 4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Berdasarkan SK tersebut di atas maka strategi yang tepat adalah dengan menggunakan pendekatan JAS. Dengan pendekatan JAS siswa akan terlibat langsung dalam menjangkau lingkungan mereka sebagai sumber belajar.
6. Penerapan Pendekatan JAS pada Materi Kepadatan Populasi Manusia
menunjukkan peningkatan jumlah mahasiswa yang memperoleh nilai A dan B dan makin meningkatnya kualitas nilai A dan B.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Priyono et al (2007) tentang peningkatan pemahaman siswa yang menggunakan peta konsep berorientasi JAS pada materi biologi dan organisasi kehidupan, diketahui bahwa pada saat pengamatan proses banyak siswa yang dapat diakses antara lain siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dengan teman sebaya, terampil mengidentifikasi dan mampu meramalkan permasalahan yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan di lingkungan. Anita (2008) mengadakan penelitian tentang mengembangkan model pembelajaran guide discovery inquiry laboratory lesson dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar. Hasil penelitian menunjukan ≥75 % siswa mendapat nilai 68 dan ≥75 % siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan praktikum. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pendekatan Jelajah Alam Sekitar dalam pembelajaran IPA dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas dan hasil pembelajaran yang ingin dicapai.
Jelajah Alam Sekitar merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya berbagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah (Marianti dan Kartijono 2005). Pendekatan ini tidak menekankan peserta didik untuk belajar di alam tetapi dapat juga mengkonstruksi apa yang ada di alam kemudian dijadikan bahan untuk pembelajaran di kelas.
Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran dengan pendekatan JAS pada materi kepadatan populasi manusia ini meliputi:
a. Persiapan.
1. Guru menentukan tujuan dari kegiatan pembelajaran. Melalui interaksi ke dalam lingkungan sosial siswa maka mereka akan mengetahui bagaimana pertumbuhan di daerahnya masing-masing.
3. Menentukan cara belajar siswa. Dalam penelitian ini siswa akan diberikan LKS yang berisi petunjuk kerja.
b. Pelaksanaan.
1. Guru memberikan apersepsi kepada siswa. Siswa mendapatkan penjelasan dari guru kemudian membimbing siswa untuk mengadakan eksplorasi terhadap objek yang telah ditentukan dan membimbing pencatatan data mengenai objek yang diamati.
2. Melakukan diskusi kelas (elaborasi) untuk memecahkan permasalahan nyata yang ada di sekitar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan, mereka akan mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan penduduk yang makin cepat.
3. Penjelasan dari siswa yang dibimbing guru c. Tindak lanjut
Guru memberikan penilaian pada proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.
Gambar 1. Kerangka berpikir pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan JAS pada materi kepadatan populasi manusia
B. Hipotesis
Hipotesis dari rencana penelitian yang akan dilakukan adalah
1. Ada pengaruh positif penerapan pendekatan JAS pada materi kepadatan populasi manusia terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Aktivitas siswa pada kelas dengan pendekatan JAS lebih tinggi daripada kelas dengan pendekatan ekspositori.
3. Hasil belajar siswa pada kelas dengan pendekatan JAS lebih baik daripada kelas dengan pendekatan ekspositori.
· Pembelajaran bersifat teacher oriented dan text book oriented. · Kurangnya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. · Kurangnya variasi strategi pembelajaran.
· Aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah · Hasil belajar siswa kurang dari KKM
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pendekatan JAS Pendekatan Ekspositori
·Dikaitkan dengan lingkungan sekitar ·Ada kegiatan pengamatan
·Ada laporan untuk dikomunikasikan ·Pembelajaran menyenangkan
· Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
· Pembelajaran lebih bermakna ·
Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa?
Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa? ·Materi disampaikan secara
langsung oleh guru ·Peran guru sangat dominan
· Siswa cenderung menerima informasi dari guru
[image:36.609.113.526.75.575.2]BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tulakan pada siswa kelas VII tahun ajaran 2010/2011 semester genap.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tulakan yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VII A - VII G. Sebelum populasi dipilih menjadi sampel, populasi tersebut diuji homogenitas untuk mengetahui bahwa populasi tersebut bersifat homogen. Hasil uji homogenitas nilai ulangan harian biologi menunjukkan bahwa populasi tersebut bersifat homogen.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas VII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VII F sebagai kelas kontrol dari tujuh kelas yang ada. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Teknik ini dapat digunakan untuk pengambilan sampel bila populasinya bersifat homogen kemudian ditentukan satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol secara acak dengan cara diundi. Untuk kelas eksperimen pembelajarannya menggunakan pendekatan JAS sedangkan untuk kelas kontrol pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori.
C.Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi: 1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat (Arikunto 2002b). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran. Untuk kelas eksperimen menggunakan
pendekatan JAS sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan pendekatan ekspositori
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel akibat dari adanya variabel bebas (Arikunto 2002b). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar setelah proses pembelajaran dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
D.Rancangan Penelitian
[image:38.609.133.507.187.600.2]Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan mengunakan rancangan Post Test Only Control Design. Dengan melihat perbedaan nilai post test antara kelas eksperimen dan kelas pembanding yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan JAS terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi kepadatan populasi manusia. Rancangan tersebut dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut (Arikunto 2002b).
Gambar 2. Rancangan Penelitian Post Test Only Control Design Keterangan:
E : Kelompok eksperimen
R : Pengambilan sampel secara random/acak K : Kelompok kontrol/pembanding
X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen (pendekatan JAS) X2 : Perlakuan pada kelompok control (pendekatan Ekspositori) O1 : Post tes kelompok eksperimen
O2 : Post tes kelompok kontrol
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu : 1. Tahap-tahap persiapan penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penelitian adalah : E X1 O1
R
a. Melakukan observasi awal terhadap pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Tulakan untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru.
b. Melakukan observasi data nilai ulangan harian siswa. Data nilai ulangan harian siswa digunakan untuk uji homogenitas dan uji normalitas sebelum pengambilan sampel dilakukan.
c. Menetapkan sampel kelas
Setelah populasi dinyatakan homogen dan berdistribusi normal kemudian dilakukan pengambilan 2 kelas sampel secara acak melalui undian
d. Menyusun perangkat pembelajaran yang digunakan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perangkat tersebut meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Kisi-kisi instrumen
4) Lembar observasi kinerja guru 5) Lembar observasi aktivitas siswa 6) Soal tes
e. Melaksanakan uji coba soal yang diujikan terlebih dahulu di luar sampel penelitian.
f. Menganalisis hasil uji coba soal. Hasil analisis uji coba soal digunakan untuk mengetahui apakah soal tersebut layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak. Indikatornya adalah dengan menghitung validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.
(1) Validitas butir soal
Rumus yang digunakan : r xy =
) ) ( )( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2
å
å
å
å
å å
å
-Y Y N X X N Y X XY N Keterangan :rxy = koefisien korelasi antara skor item dengan skor total N = jumlah peserta
∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total
∑XY = jumlah perkalian skor item dengan skor total ∑X2 = jumlah kuadrat skor item
∑Y2 = jumlah kuadrat skor total
Setelah harga rxy diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Apabila harga r hitung > r tabel, maka butir soal tersebut valid.
[image:40.609.135.506.77.614.2]Berdasarkan hasil uji coba dari 50 butir soal diperoleh: Tabel 1. Data hasil perhitunganvaliditas soal
No Kategori Jumlah Nomor Soal Soal yang dipakai 1. 2. Valid Tidak Valid 31 19
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50 4, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 32, 35, 38, 39, 43, 44, 45, 46, 49
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20 halaman 125
(2) Reliabilitas
r11 = ÷÷ ø ö ç ç è æ -÷ ø ö ç è æ
-å
2 2 1 S pq S n n Keterangan :r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya item soal
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q p = proporsi yang menjawab item dengan benar
q = proporsi yang menjawab item dengan salah (q= p-1) S2 = varians, besarnya dicari dengan rumus
S2=
(
)
N N X Xå
-å
2 2 Dengan :∑ X2 = jumlah skor kuadrat (∑ X)2 = kuadrat jumlah skor N = jumlah peserta tes
Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel product moment dengan taraf signifikan 5%, bila r11 > r tabel, maka tes bersifat reliabel. Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi, tinggi dan cukup.
Kriteria reliabilitas soal menurut Arikunto (2002a) adalah Antara 0,81 – 1,00 = sangat tinggi
Antara 0,61 – 0,81 = tinggi Antara 0,41 – 0,60 = cukup Antara 0,21 – 0,40 = rendah Antara 0,00 – 0,20 = sangat rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh r11= 0,943dan r tabel = 0,404dengan N = 24, karena r11 > r tabel maka soal uji coba tersebut bersifat reliabel (data selengkapnya disajikan pada lampiran 20 halaman 125).
(3) Daya pembeda soal
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00 (Arikunto 2002a). Rumus yang digunakan adalah :
DP = PA PB
JB BB JA BA -= -Keterangan :
DP = daya pembeda
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun klasifikasi daya pembeda soal adalah :
D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,20 – 0,40 = cukup D = 0,40 – 0,70 = baik D = 0,70 – 1,00 = baik sekali D = negatif, berarti soal tidak baik.
[image:42.609.132.506.88.685.2]Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dan jelek dibuang, sedangkan soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai daya pembeda baik dan cukup. Tabel 2 Data hasil perhitungan daya beda soal
No Kategori Jumlah Nomor Soal Soal yang dipakai 1. 2. 3. Baik Cukup Jelek 6 25 19
1, 8, 10, 29, 40, 42
2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 41, 47, 48, 50
4, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 32, 35, 38, 39, 43, 44, 45, 46, 49
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50
(4) Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Dengan perhitungan tingkat kesulitan soal dapat diketahui soal yang mudah atau sukar yang ditunjukkan dengan indeks kesukaran soal. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut dengan indeks kesukaran (Arikunto 2002a).
Rumus yang digunakan adalah : P =
JS B
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran:
P 0,00 sampai dengan 0,30 = soal sukar P 0,31 sampai dengan 0,70 = soal sedang P 0,71 sampai dengan 1,00 = soal mudah
[image:43.609.134.508.184.640.2]Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran mudah, sedang dan sukar dengan perbandingan 20 : 60 : 20.
Tabel 3. Data hasil perhitungan kesukaran soal
No Kategori Jumlah Nomor Soal Soal yang dipakai 1. 2. 3. Sukar Sedang Mudah 4 22 24
3, 31, 35, 37
2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 20, 28, 29, 33, 34, 36, 40, 41, 42, 47, 48
1, 4, 6, 12, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 38, 39, 43, 44, 45, 46, 49, 50
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 20, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 36, 37, 40, 41, 42, 47, 48, 50
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 20 halaman 125
2. Tahap-tahap pelaksanaan penelitian
1) memberikan pengajaran dengan pendekatan JAS
2) memberikan penilaian atau evaluasi akhir pada siswa untuk mengetahui hasil belajar menggunakan pendekatan JAS
b. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol
1) memberikan pengajaran dengan pendekatan ekspositori (ceramah dan diskusi).
2) memberikan penilaian atau evaluasi akhir pada siswa untuk mengetahui hasil belajar menggunakan pendekatan ekspositori (ceramah dan diskusi).
3. Tahap pengambilan data
Setelah peneliti melakukan persiapan penelitian dan pengujian instrumen kemudian peneliti mengambil data yang berupa:
a. hasil evaluasi akhir (post-test) siswa b. hasil observasi aktivitas siswa c. hasil observasi kinerja guru d. angket tanggapan siswa dan guru 4. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian
Setelah melakukan penelitian, selanjutnya menganalisis data dan pembahasan untuk mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian.
F. Data dan Cara Pengumpulan Data 1. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SMP Negeri 1 Tulakan
2. Jenis data
Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif, yang meliputi :
(1) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran (2) Hasil belajar siswa
3. Cara pengambilan data
a. Data aktivitas siswa diambil melalui metode observasi dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Data hasil belajar siswa diambil dengan metode tes berupa tes tertulis dalam bentuk jawaban LKS dan nilai evaluasi akhir (post test).
c. Data kinerja guru diambil melalui metode observasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Data tanggapan siswa dan guru terhadap pendekatan JAS diperoleh melalui metode angket.
G. Metode Analisis Data
Setelah pelaksanaan penelitian didapatkan data, selanjutnya data tersebut akan dianalisis meliputi:
1. Analisis Data Awal
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya kesamaan kondisi awal populasi yaitu bersifat homogen. Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian siswa. Data tersebut dianalisis melalui uji normalitas dan uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata nilai ulangan harian. a. Uji normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang dinalisis berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan yaitu:
H0 : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal
Rumus yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah rumus chi kuadrat (Sudjana 2002). Rumusnya adalah
χ2 = chi-kuadrat
Oi = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data Ei = frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas interval
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.
1. H0 diterima jika dengan taraf signifikan 5% yang berarti data berdistribusi normal
2. Ha diterima jika dengan taraf signifikan 5% yang berarti data tidak berdistribusi normal
[image:46.609.133.509.89.649.2]Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil analisis uji normalitas
Kelas x2 Hitung x2 tabel (α=5%, dk= 3) VII A 6,7306 7,81
VII B 6,5675 7,81 VII C 4,9295 7,81 VII D 6,4821 7,81 VII E 7,2575 7,81 VII F 6,3532 7,81 VII G 5,7084 7,81
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 16 halaman 114
Berdasarkan tabel diatas, dari masing-masing kelas x2hitung <
x2tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa populasi berdistribusi normal.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika populasi mempunyai varians yang sama maka populasi tersebut dikatakan homogen (Sudjana, 2002). Hipotesis yang akan diuji :
H0 : σ12 = σ22 = σ32 = σ42 = …. σ72 ; artinya varians populasi sama.
Ha : σ12≠ σ22 ≠ σ32 ≠ σ42 ≠ …. σ72 ; artinya varians populasi tidak sama.
Rumus uji homogenitas populasi mengacu Uji Bartlett (Sudjana 2002) sbb :
∑ ( ni − 1) Si2 S2 =
∑ (ni − 1)
Keterangan:
ni = jumlah siswa dalam kelas
S2 = varians gabungan dari semua kelas Si2 = varians tiap kelas
B = koefisien Bartlett
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.
1. H0 diterima jika dengan taraf signifikan 5% dan dk = (k-1) yang berarti varians populasi sama (homogen)
2. Ha diterima jika dengan taraf signifikan 5% dan dk = (k-1) yang berarti varians populasi tidak sama.
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas, diperoleh = 2,169 dan x2tabel = 16,92. Karena maka data antar kelompok mempunyai varian yang sama sehingga bersifat homogen (perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 15 halaman 113). c. Uji perbedaan dua rata-rata nilai ulangan harian
Uji ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas yang digunakan sebagai sampel. Analisis data dengan uji-t digunakan untuk menguji hipotesis
H0 : = , artinya rata-rata nilai ulangan kedua kelas sama Ha : ≠ , artinya rata-rata nilai ulangan kedua kelas tidak sama Untuk menguji hipotesis digunakan rumus t, yaitu:
dengan
Keterangan : = mean nilai ulangan harian kelas eksperimen = mean nilai ulangan harian kelas pembanding s = simpangan baku
s12 = varians kelas eksperimen s22 = varians kelas pembanding
[image:47.609.133.506.190.699.2]n1 = jumlah anggota kelas eksperimen n2 = jumlah anggota kelas pembanding
[image:48.609.133.505.177.587.2]Kriteria pengujian hipotesis adalah H0 diterima jika t hitung < t tabel(1-1/2α)(n1+n2-2) artinya ada kesamaan rata-rata nilai ulangan harian antara kelas eksperimen dengan kelas pembanding.
Tabel 5. Data nilai ulangan harian biologi
Kelas Nilai Rata-rata Ketuntasan
klasikal
Tertinggi Terendah
Eksperimen 80 50 69,11 64%
Kontrol 86 50 69,55 57%
Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 121
Berdasarkan data nilai ulangan harian diketahui bahwa rata-rata kelas eksperimen adalah 69,11 sedangkan rata-rata-rata-rata kelas control adalah 69,55.
Berdasarkan perhitungan uji perbedaan dua rata-rata, diperoleh t hitung= -0,193 dan t tabel (1-1/2α)(n1+n2-2) = 2,00. Karena t hitung < t tabel (1-1/2α)(n1+n2-2) maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai ulangan kelas eksperimen dan kelas pembanding tidak ada perbedaan yang signifikan atau dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen tidak lebih baik daripada kelas pembanding (berada pada kondisi awal yang sama).
2. Analisis Data Akhir
Data hasil belajar siswa didapat dari data hasil LKS dan hasil post-test.
a. Menghitung nilai LKS
Skor ini diperoleh dari pengerjaan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada dua kali pertemuan. Menurut Arikunto (2002a) rata-rata nilai jawaban LKS dihitung dengan rumus :
Jumlah skor perolehan
Skor jawaban LKS = x 100 Skor Maksimal Ideal (SMI)
Jumlah skor evaluasi Rata-rata nilai jawaban LKS =
b. Menghitung nilai evaluasi akhir (post test)
Menurut Arikunto (2002a) tingkat penguasaan evaluasi akhir dihitung dengan menggunakan rumus :
Jumlah skor evaluasi
Nilai evaluasi akhir = x 100 Skor Maksimal Ideal (SMI)
c. Menghitung nilai akhir hasil belajar siswa
rumus yang digunakan untuk menghitung nilai akhir hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :
A + 2B NA =
3 Keterangan :
NA : Nilai akhir hasil belajar siswa A : Rata-rata nilai jawaban LKS B : Nilai tes evaluasi akhir (post test)
Perbedaan pemberian bobot pada masing-masing nilai didasarkan pada perbedaan cakupan indikator dan tingkat kesulitan. Nilai jawaban LKS didapatkan ketika proses pembelajaran, sedangkan nilai bobot tes evaluasi akhir (post test) didapatkan pada pada akhir pembelajaran.
d. Uji perbedaaan dua rata-rata nilai akhir
Uji perbedaan dua rata-rata nilai akhir antara kelas eksperimen dan kelas pembanding menggunakan uji t, hipotesis statistik yang digunakan adalah
H0 : = Ha : >
Keterangan: = rata-rata has