KAJIAN PENYIMPANAN IRISAN SEGAR
WORTEL
TEROLAH MINIMAL DALAM =MASAN
ATMOSPER TERMODIFKASI
Oleh :
KENDRIYANTO
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
KENDFUYANTO. Kajian Penyimpanan Irisan Segar Wortel Terolah Minimal dalam Kernasan Atmosfer Termodifikasi. Dibimbing oleh USMAN AHMAD dan I WAYAN BUDIASTRA
Penelitian ini bertujuan untuk : (I) mempelajari laju respirasi irisan segar wortel, (2) menentukan komposisi atmosfer dan jenis film kemasan yang tepat untuk irisan segar wortel, (3) menentukan berat irisan s e w wortel untuk tercapainya kondisi atmosfer tmodifikasi dan (4) menentukan model empiris hubungan umur simpan dengm parameter mutu kritis irisan segar wortel. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fateta-IPB, dan Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU-IPB. Hasil penelitian mmunjukkan bahwa laju respirasi irisan segar wortel yaitu laju kosumsi gas
02
masing-masing sebesar 5.6 dan 7.8 ml /kg-jam, sedangkan laju produksi gas CO2 masing-masing sebesar 3.9 dan 7.1 ml /kg-jam berhuut-turut untuk suhu penyimpanan 5 dan 10 OC.. Komposisi atmosfir terbaik untuk penyimpanan adalah 2% Qz : 2% CQz , sehingga jenis film kemasan yangcocok adalah LDPE (low density polyethylene). Dengan luas permukaan wadah 0.0207 m2 maka berat optimum irisan segar wortel adalah 0.25 kg dan 0.18 kg untuk tiap kemasan, masing-masing untuk suhu 5 dan 10 OC. Model empiris hubungan umur simpan dengan perubahan nilai derajat wama merah adalah ys = 28.106 - 0.7727~ dengan R~ =
96 % dan pada y , ~ = 28.021 - 0 . 9 ~ dengan R~ = 97 %. Dengan demikian, berdasarkan model yang didapat dan menggunakan kemasan LDPE, pada suhu 5 OC irisan segar wortel dapat disimpan den
8
an
kualitas yang masih dapat diterima oleh konsumen selamaABSTRACT
KENDRIYANTO. Study On Storage of Minimally Processed Fresh Cut Carrot in Modified Atmosphere Packaging. Under the direction of USMAN AHMAD and I WAYAN BUDIASTRA
This research is aimed (1) to study the respiration rate of fiesh cut carrot, (2) to determine the best atmosphere composition and to select the appropriate plastic film for packaging, (3) to determine the optimum weight of fresh cut carrot to generate modified atmosphere condition, and (4) to formulate the empirical correlation between shelf life and ~ritical parameters of fresh cut carrot quality. The research was conducted in Laboratory of Agricultural Product Process Engineering, Faculty of Agricultural Technology, and Laboratory of Food Process Engineering Inter University Center IPB Bogor, fiom May to October 2001.
The results fbr the respiration rate of W h cut carrot are as follows ; consumption rate for
02
were 5.6 and 7.8 mlkg-hour, but production of gas CO;! were 3.9 and 7.1 mllkg-hour storage at temperature of 5 and ~ O O C respectively. The best atmosphere composition for fresh cut carrot stored in low temperature was 2 % 02: 2 % C02 , SOthat the appropriate plastic
film
for packaging is low density polyethylene (LDPE). With the surface area of plasticfilm
0.0207 m2, the optimum weight of fresh cut carrot packed in a single packaging is 0.250 kg at 5 OC and 0.80 kg at 10 OC. The empirical modelscorrelation between shelf life and red value as a critical parameter were y~ = 28.106 -
SURAT
PERNYATkAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang bqudul :
Kajian Penyimpanan Irisan Segar Wortel Terolah Minimal dalam Kernasan
Atmosfer Termodifikasi
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasiklan.
Semua sumber data dm informasi yang digunakan dinyatakan secara jelas dan dapat
diperiksa kebenarannya.
Bogor,l7 April 2002
KENDRIYANTO
-
KAJIAN PENYIMPANAN IRISAN SEGAR WORTEL
TEROLAH MINIMAL DALAM KEMASAN
ATMOSFER TERMODIFIKASI
KENDRIYANTO
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Teknologi Pasca Panen
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judull Tesis : Kajian Penyimpanan Irisan Segar Wortel Terolah Minimal dalam Kernasan Atrnosfer Termodifikasi.
Nama : Kendriyanto
NRP : 99556
Program Studi : Teknologi Pasca Panen
1. Komisi Pembinbing
Dr. Ir Usman Ahmad MA Ketua
2. Ketua Program Studi Pasca Pan Program Pascasarjana
PROG'AP@+P Prof Dr. Ir. Hadi K P u r w a d a 1 i a . w
-
-.__..
-
.
. Ir. S~aflida Manuwoto, MSc2
4
MAY 2002RIWAYAT
HIDUP
Penulis dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 29 Maret 1957 dari
pasangan Ibu Warsiati dan Bapak Sbnto Mhar~o, merupakan anak ke tiga dari enam
orang bersaudara. Pada
tahun
1986 penulis memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Budidaya Pertanian, Sekolah Tinggi Pertanian Yogyakarta. Mulai tanggal 1September 1999 penulis ter* sebagai mahasiswa Program Pendidikan Master (S2) pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor dengan beasiswa dari ARMP I1
Badmi Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
Sejak tahun 1991 penulis bekerja sebagai staf peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri (Puslitbangtri) Bogor. Kemudian tahun 1995 sampai
dengan sekarang penulis dipindah tugaskan sebagai staf peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah. Penulis menikah dengan Ir. Suliyanti pada
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya atas rahmat
clan k&-NYA lah maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2001 ini ialah penyimpanan bahan
pangan segar, dengan judul Kajian Penyimpanan Irisan Segar Wortel Terolah Minimal Dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Usman Ahmad, MAgr dan Bapak Dr. Ir. I Wayan Budiastra, MAgr sebagai komisi pembimbing, yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan maupun dorongan sejak awal hingga selesainya penulisan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepda Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kepala Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah serta Pinpro ARM I1 Departemen Pertanian, atas ijin, kesempatan dan dukungan biaya yang
telah diberikan kepada penulis
untuk
menghti pendidikan program Master (S2) di IPB.Melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan
terima kasih kepada Direktur Program Pascasarjana IPB, dan Ketua Program Studi Teknologi Pasca Panen yang telahmengijinkan penulis untuk mengtkuti pendidikan pada program Pascasarjana IPB. TeraY<hir penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta Ir.Suliyanti, anak-anak
terkasih mbak Upik, mas Dika dan dik Fani atas kesabaran dan segala pengorbanan yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan, serta bapak ibu dan seluruh
keluarga, atas doa dan kasih sayang selama mengikuti pendidikan hingga selesainya tesis
ini. Harapan penulis semoga lcarya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta menunjukkan jalan lurus
bagi kita semua
Bogor April 2002
DAFTAR IS1
[image:97.558.83.478.34.815.2]Halaman
...
DAFT AR TABEL x
...
DAFTAR GAMBAR x
...
Latar Belakang 1
. . Cujuan Penelifian
.
.
...
3...
TINJAUAN PUSTAKA - 5
...
'Wortel 5
. .
...
Fisiologi Lepas Panen 6
...
Pendinginan Pendahuluan 7
.
....
Pengolahan m a 1 8
...
Penyirnpanan Pada Suhu Rendah 9
Penyimpanan Dengan Atmosfer Termodiiikasi
...
10. .
Permllhan Jenis Kemasan
...
12...
Pendugaan Umur Simpan 14
...
BAHAN DAN METODE -16
...
Tempat dan Waktu Penelitian 16
...
Bahan dan Alat...
..
16.
....
Tahapan Penellban 17
...
I-IASIIL DAN PEMBAHASAN 23
Laju Respirasi Irisan segar Wortel
...
-23...
...
I'emilihan Jenis Film Kemasan 38
...
Penyusunan Simulasi Pendugaan Umur Simpan 41
...
KESIMPULAN DAN SARAN 46
...
DAFTAR PUSTAKA 48
...
DAFT.A
R
TABEL
Halaman 1 Total produksi. luas panen dan produksi per-hektar
...
tanaman wortel di Indonesia 1
2 Komposisi gizi wortel per-1 00 gram bahan
...
:
...
63 Permeabilitas dan transmisi uap air beberapa Eilm plastik untuk pengemasan produk
...
segar 14
4 L ~ j u konsumsi
02
laju produksi C02 dan d a i RQ irisan segar wortel pada...
penyimpanan suhu 5 dan 10
OC
24...
5 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan tingkat kecerahan 26
...
6 Pengaruh komposisi gas terhadap derajat wama merah (*a) 28
7 P e n g a d komposisi gas terhadap derajat warna kuning (*b)
...
318 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan total padatan terlarut
...
31...
9 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan kekerasan 3410 Pengaruh komposisi gas terhadap susut bobot
...
3511 Pengaruh komposisi gas terhadap kesukaan konsumen pada irisan segar worteL.37
...
12 Perbandingan komposisi gas dalm kernasan (% volume) 40
...
13 Pengaruh kemasan terhadap umbi busuk 41
14 P e n m a n nilai wama merah (*a) irisan segar wortel &lama dalarn penyimpanan
...
pada kemasan LDPE dm kemasan PP 42
15 Perbandingan antara hasil pengamatan dengan nilai dugaan dan besarmya nilai
...
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Laju p e n m a n produksi gas CO;! irisan segar wortel di dalam stoples selama
0
penyimpanan pada suhu 5 dan 10 C..
...
232 Laju penurunan konsumsi gas O;! irisan segar wortel di dalam stoples selama
0
penyimpanan pada suhu 5 dan 10 C..
...
.233 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan nilai kecerahan (*L) irisan segar wortel
pada suhu 5 OC
...
-274 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan nilai kecerahan (*L) irisan segar wortel
pada suhu 10 OC
...
-275 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan derajat warna merah (*a) irisan segar wortel pada suhu 5 OC
...
-28 6 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan derajat warna merah (*a) irisan segar...
wortel pada suhu 10 OC .29
7 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan derajat warna kuning (*b) irisan segar wortel pada suhu 5 OC
...
..308 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan derajat warna kuning (*b) irisan segar
0
wortelpadasuhu 10 C
...
309 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan total padatan terlarut (brix) irisan segar
0
wortel pada suhu 5 C..
...
3210 Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan total padatan terlarut
(brix)
irisan segar0
wortel pada suhu 10 C..
...
-33 11 Pengaruh suhu penyimpanan terhadap susut bobot (% bb) irisan segarwortel
...
......
-36 12 K m a beberapa film kemasan dengan daerah atmosfer termodifikasi untuk irisansegar wortel..
...
-3913 Laju p e n m a n nilai merah irisan segar wortel dalam kemasan LDPE pada
0
penyimpanan suhu 5 C..
...
-43 14 Laju penurunan nilai merah irisan segar wortel dalam kemasan LDPE pada0
payimpanan suhu 10 C..
...
.43 15 Laju penurunan nilai merah irisan segar wortel dalam kemasan PP pada penyimpanan0
suhu 5 C.. ... -44
16 Laju penurunan nilai merah irisan segar wortel dalam kemasan PP pada penyimpanan
0
...
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
...
1 . Laju respirasi irisan segar wortel 52
2
.
Pengaruh komposisi gas terhadap kecerahan(*L)
irisan segar wortel...
533
.
Pengaruh komposisi gas terhadap d a i merah (*a) irisan segar wortel...
554
.
Pengaruh komposisi gas terhadap nilai kuning (*b) irisan segar wortel...
-57...
5
.
Perrgaruh kompositi gas terhadap total padatan terlarut irisan segar wortel 59.
...
6 Pengaruh komposisi gas terhadap nilai kekerasan (kg) irisan segar wortel 61
...
.
7 Pengaruh komposisi gas terhadap susut bobot (% bb) irisan segar wortel 63
...
.
LATAR BELAKANG
Wortel merupakan jenis sayuran yang banyak dikenal dan digemari oleh
herbagai lapisan masyarakat hampir diseluruh wilayah tanah air. Sebagai bahan
pangan sayuran ini mengandung gizi yang cukup tinggi, banyak mengandung
beta
-
karoten (pro-vitamin A) yang menyebabkan umbi berwarna kuningkemerahan, harga relatif murah sehingga terjangkau oleh masyarakat dari
berbagai strata ekonomi.
Total produksi dan luas panen wortel di Indonesia selalu berfluktuasi,
riarnun demikian produksi per-hektar menunjukkan kecenderungan yang
senantiasa meningkat clari tahun ke tahun. Total produksi, luas panen dan produsi
per-hektar tanaman wortel
di
Indonesia disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.Tabel. 1. Total produksi, luas panen dan produksi per-hektar tanaman wortel di Indonesia
Luas panen Produksi Total produksi
Tahun (Ha) (toma) (ton)
1994 17,282 13.55 234,174
1995 18,175 13.60 247,186
19% 19,483 13,85 269,841
1W 15,677 14,50 227,322
1998 19,662 14.97 294,344
1 999 17,985 15.93 286,536
Sumber: BPS, 1999
Pa& Tabel 1 terlihat bahwa total produksi wortel tahun 1994 sebesar
2
produksi wortel telah meningkat menjadi sebesar 286.536 ton dengan produksi
per-hektar 15.93 ton. Keadaan ini menunjukkan gambaran bahwa teknik
budidaya wortel semakin dikuasai oleh petani. Peningkatan produksi ini diikuti
pula dengan peningkatan kebutuhan seiring dengan laju pertumbuhan jumlah
penduduk clan penin- pendapatan, serta semakin meningkatnya kesadaran niasyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan sehat.
Pa& sisi yang lain, kemajuan teknologi telah mempengaruhi kesibukan ibu-
ibu rumah tangga, sehingga semakin sedikit waktu yang tersisa untuk keluarga di
rumah, terutama yang berkaitan dengan kegiatan menyiapkan makanan.
Pendeknya waktu yang tersisa dan juga adanya peningkatan pendapatan,
n~embawa perubahan pada pola konsumsi sehari-hari, termasuk dalam ha1
memilih sayuran. Ada kecenderungan pada ibu-ibu mah tangga terutama pada
rnasyarakat kota, mulai beralih pada sayuran langsung siap dimasak @esh cut),
segar, dan praktis, sehingga mudah dan cepat menyajikannya.
Untuk memenuhi kebutuhan sayuran yang langsung siap dimasak ini, perlu
dilakukan pengolahan minimal yang antara lain meliputi kegiatan seleksi,
pencucian, pengupasan dan pengirisan. Pengupasan dan pgirisan pada proses
penyiapan sayuran terolah minimal ini, jika dilihat dari aspek penyimpanan sangat
merugkan. Pengupasan menyebabkan pelapis alami hilang dan pengirisan akan
memperluas bidang kontak langsung dengan udara bebas. Semua proses ini akan
menyebabkan terjadinya induksi sintesis etilen, degradasi membran lipid, reaksi
pencoklatan, pembentukan metabolit sekunder, kehilangan air dan peningkatan
laju respirasi. Hal ini akan menyebabkan sayuran menjadi cepat rusak, hingga
3
Salah satu cara
untuk
mengantisipasi pendeknya urnur simpan sayuranterolah minimal adalah dengan membungkusnya dengan kemasan
film
plastik(lalam atmosfer termodifkisi dan dishpan pada suhu rendah. Prinsip dasar
teknik ini adalah menekan laju respirasi, dengan cara menurunkan konsentrasi 02
yang dibutuhkan, meningkatkan konsentrasi (2% clan dikombinasi dengan penyimpanan suhu rendah, hingga dicapai umur sirnpan yang lebih panjang.
Perbandingan konsentrasi dan COz yang tepat untuk penyimpanan
sayuran, merupakan ha1 yang sangat kritis dm spesifik dari masing-masing jenis
sayuran yang disimpan. Jika konsentrasi gas
a
dilumkan terlalu rendah hinggamelebihi batas kritisnya, maka proses respirasi aerobik akan segera beralih
menjadi proses respirasi anaerobik (fmentasi). Keadaan ini tidak dikehendalu
karena akan menyebabkan proses penuaan berlangsung lebih cepat, dan akan
memunculkan bau-bau lain yang tidak dikehendaki.
'I'UJUAN PENELITIAN
'I'ujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komposisi atmosfer, suhu
penyimpanan dan jenis
film kemasan
untuk irisan segar wortel, agar mencapaimur
simpan yang cukup panjang dengan mutu yang masih tetap diterima oleh Ikonsumen.'I'ujuan Khusns
1. Mempelajmi laju respirasi irisan segar wortel.
2. Menentukan komposisi atmosfer dan jenis film kemasan yang tepat untuk
4
3. Menentukan berat irisan segar wortel untuk tercapainya kondisi atmosfer
termodifikasi.
4. Menentukan model empiris hubungan umur simpan dengan parameter
mutu kritis irisan segar wortel.
KEGUNAAN PENELITM
Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para
pelaku bisnis dalam ha1 pengemasau dan penyimpanan yang sesuai untuk irisan
segar wortel dan mengetahui berapa lama irisan segar wortel dapat disimpan,
TINJAUAN PUSTAKA
WORTEL
Tanaman wortel (Daucus carrota) berasal dari dataran Asia, kemudian
berkembang ke berbagai belahan duaia antara lain ke-Eropa, m aUtara dm
iherika. Sedangkan di Indonesia sendiri tamman ini menyebar hampir
dise1UNh wilayah tanah air, dengan nama yang berbeda-beda antara satu tempat
dengan tempat yang lain. Masyarakat Jawa menyebutnya dengan nama wortel,
sementara orang-orang Sunda bortol, di Madura ortel, sedangkan kalangan
international mengenal komoditas ini dengan nama carrot.
Jika dilihat dari talcsonomi, ternyata tanaman ini masih satu famili dengan parsley, seledri, adas dan lain-lain. Adapun Masifikasi tanaman wortel
selengkapnya addah sebagai berikut :
Divisi : Spennatophyta Klas : Angiosperms
Subklas : Dycotyledone Ordo : Urnbellales Famili : Umbelliferae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carrota
Wortel merupakan tanaman semusim berbentuk semak, mudah
dibudidayakan di Indonesia dan dapat ditanam sepanjang tahun. Akar tanaman
ini berupa akar tunggang yang berubah h g s i menjadi urnbi, berbentuk bulat
tiikonsumsi. Umbi wortel berwarna kuning kemerahan karena mengandung
beta-karoten yang tinggi ( f 12.000 SI ), kulitnya tipis rasanya en& renyah dan
agak manis (Berlian & Rahayu 1995). Kandungan beta-karoten yang tinggi pada wortel inilah yang banyak dibutuhkan oleh tubuh terutama sebagai sumber pro-
Kitamin A, yang berperan dalam memelihara kesehatan tubuh terutama indera
penglihatan. Selain sebagai sumber pro-vitamiu A, sebagai bahan pangan
sayuran ini banyak mengandung nutrisi lain yang penting bagi kesehatan.
[image:107.558.85.436.296.696.2]Komposisi gizi umbi wortel disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi gizi wortel per 100 gram bahan
Bahan penyusun Kandungan gizi
Kalori (kal) 42.00
Karbohidrat (g) 9.30.
Protein (g) Kalsium (mg) Phosphor (mg)
Besi (mg) Vitamin A (SI)
Vitamin B (mg) 0.06
Vitamin C (mg) 6.00
Bagian yang dapat dimakan (%) 88.00
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan lU,1979
PISIOLOGI LEPAS PANEN
Setelah di panen buah-buahan dan sayuran segar terus mengadakan
7
aktivitas metabolisme sehingga selalu mengalami perubahan kirniawi dan
biokimiawi (Eskin et al. 1971). Reaksi ini penting untuk mempertahankan
organisasi sel, transportasi metabolit ke-seluruh jaringan dan mempatahmkau
pmeabilitas membran (Wills et al. 1981). Semua faktor itu mempunyai andil
dalam kemunduran mutu secara gradual setelah pemanenan (Hardenburg, 197 1).
12uka-luka ataupun memar selama pemanenan akan memberi pengaruh buruk
terhadap komoditas hingga menjadi rusak dan tidak menarik (Pantastico, 1975).
Karena itu maka pemanenan dan panganan buah dab sayuran perlu dilakukan
dengan hati-hati agar luka maupun memar dapat ditekan serendah mungkm
llingga buah dan sayuran yang dipanen dapat diptatahadcan mutunya dalam
waktu yang lebih lama
PENDINGINAN
PENDAHULUAN
Pendinginan pendahuluan (pre-cooling) merupakan salah satu usaha untuk
~nengh~langkan panas lapang segera setelah panen. Adapun tujuan umum
pendinginan pendahuluan ini adalah
untuk
memperlambat respirasi,memperkecil kerentanan terhadap serangan mikroorgmisme, mengurangi
kehilangan air, dan meringaukan beban sistem pendinginan pada kendaraan
pengangkutan ataupun palka kapal pengangkut (Pantastico 1975). Hal ini sejalan
tlengan pendapat Muchtadi (1992) bahwa pendinginan pendahuluan
ciimaksudkan untuk menekan laju respirasi, menwunkan kepekaan terhadap
serangan mikroba, serta mengurangi jurnlah air yang hilang. Ada beberapa cara
pendinginan pendahuluan yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan air,
air dapat dilakukan dengau dua cara yaitu dengan pencelupan ataupun dengan
pemanfaatan air yang mengalir.
PENGOLAHAN
MINIMAL
Pengolaham minimal adalah rangkaian kegiatan pada produk bahan
pangan segar (buah dan sayuran), yang antara lain meliputi kegiatan
naenghlangkan bagian-bagian yang tidak dapat dikonsumsi dan memperkecil
ukuran
prod& (Schlimme 1995). Rangkaian kegiatan dalam pengolahanminimal adalah; pencucian, sortasi, pengupasan dan pemotongan. Perlakuan
pemotongan menjadi bagian yang lebih kecil dengan bentuk spesifik ini
dimaksudkan agar produk lebih mudah dikonsumsi. Menurut Burn (1995), buah
dan sayuran segar terolah minimal lebih menawarkan jaminan mutu
dibandingkan dengan sayuran segar dengan kondisi utuh tertutup kulit, karena
pada sayuran segar terolah minimal konsumen dapat
secara
langsung melihatkondisi bagian dalam.
Buah dan sayuran yang terolah minimal
akan
mengalami perubahanfisiologi secara drastis karena hilangnya pelindung alami. Keadaan ini
rnenyebabkan terjadinya induksi sintesis
d e n ,
degradasi membran lipid, reaksijmcoklatan, pembentukan metabolit sekunder, kehilangau air dan peningkatan
laju respirasi. Perubahan-perubahan fisiologis tersebut rnenyebabkan umur
simpan sayuran menjadi pendek.
Kim
(1993) melaporkan bahwa buah apel segaryang dikupas dan dipotong kernudian disimpan pada suhu 2 OC dan
RH
90 %selama 12 hari, menunjukkan bahwa laju respirasi (produksi C a ) meningkat
9
hanya 1 ml per kg jam. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan pengetahuan yang
berkaitan dengan pengolahan minimal semakin dirasakan.
Untuk mengantisipasi pendeknya umur simpan sayuran terolah minimal ini
dapat diupayakan dengan penyimpanan pada suhu rendah, modifikasi komposisi
atmosfir clan penggunaan
film
kernasan segera setelah pengolahan minimal.Perlakuan tersebut secara sendiri-sendiri sudah dapat mernperpanjang
umur
simpan, tetapi hasil yang diperoleh akan optimal jika dilakukan penggabungan
diantarannya (Thompson 1998).
PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH
Penyimpanan pada suhu rendah merupakan salah satu cara untuk
menghambat p e n m a n mutu, karena menguraugi kelayuan akibat kehilangan
air, penurunsm laju reaksi kimia (termasuk respirasi) dan p e n m a n laju
perrtumbuhan mikroba pada bahan yang disimpan (Watkins 1971). Semakin
rendah suhu yang digunakan, laju respirasi d m transpirasi beqalan semakin
lambat dan sebagai akibatnya
umur
simpan akan diperpanjang dengan susutbobot
minimal
dan mutu masih baik (Sudibyo 1979). Menurut Fennema (1976),agar keawetan buah yang disimpan pada suhu rendah maksimum, maka perlu
diusahakan agar respirasi aembik berlangsung pada laju yang rendah. Laju
respirasi yang tinggi biasanya disertai dengan
umur
simpan yang pendek, hal inimerupakan suatu petunjuk p e n m a n mutu.
Setiap komoditas mempunyai suhu optimum masing-masing untuk
berlangsungaya metabolisme secara normal. Suhu penyimpanan yang tinggi
dengan kelembaban yang tinggi akan menyebabkan pertunasan dan pembusukan
10 OC akan meningkatkan laju penuaan 2-3 kali lebih cepat bagi sebagian
komoditas hortikultura, dan akibat yang merugikan ini akan lebih hebat pada
komoditas yang tennasuk ringkih atau perishable (Winamo et al. 1980).
Sebaliknya penyimpanan pada suhu 4 OC atau lebih rendah lagi akan
menyebabkan terjadinya akumulasi gula karena metabolisme berlangsung
lambat (Muchtadi, 1989)
Batas p e n m a n suhu penyimpanan buah-buahan dan sayuran adalah suhu
yang merupakan awal terjadinya proses kerusakan akibat pendinginan (chiling
iwury) yang dapat menyebabkan kulit berwarna hitam. Suhu ini barvariasi
antara satu produk dengan produk yang lain bergantung menurut jenisnya
masing-masing (Winamo et al. 1980).
PENYIMPANAN DENGAN ATMOSFER TERMODIFIKASI
Penyimpanan dengan atmosfer termodifikasi adalah penyimpanan dimana
kandmgan
9
di dalam kemasan dikurangi dan kandungan C@ ditambahdengan pengaturan pengemasan yang m e n g h a s h kondisi konsentrasi tertentu
melalui interaksi perembesan gas dari luar kemasan dan uap air, enersi panas
hasil respirasi dari balm yang dishpan dari dalm kemasan (Do & Salunkhe 1986). Dalam penerapannya, ada dua cara penyimpanan dengan atmosfer
tmodifikasi yaitu c m aktif dan cara pasif. Pada penyimpanan dengan
atmosfer teimodifikasi cara pasif, kesetimbangan antara gas C a dan 02 didapat
nlelalui perembesan udara kedalam dm ke-luar ruang kemasan. Untuk
nlendapatkan dan mempertahankan komposisi u d m yang sesuai dalam kemasan
memungkinkan
02
dari luar memasuki plastik pengemas dengan laju yang sesuaidengan konsumsi
02
dafi komoditas yang disimpan. Sedangkau pada penyimpanan atmosfer termodifikasi cara aktif kesetimbangan antara gas C@dm
02
didapat dengan cant mengatur komposisi gas C02 dan02
pada awalpengemasan dengan komposisi yang sesuai dengan komoditas yang akan
disimpan. Bahan pengemas pa& cara ini adalah bahan pengemas yang
inipermeabel terhadap perembemu gas, dm tidak dilakukan kontrol terhadap
komposisi gas selama penyimpanan.
Lebih lanjut Kader (1985), mengatakan bahwa konsentrasi 02rendah dan
C@ tinggi dalam penyimpanan atmosfer termodifikasi akan menekan laju
respirasi hingga memperlambat pematangan buah, menghambat proses
pembusukan serta menekan berbagai perubahan yang berhubungan dengan
pematangan. Namun konsentrasi
02
yang terlalu rendah dapat mengubah polarespirasi dari aerobik menjadi anaerobik, yang
akan
menimbdkan berbagaikmusakan yang tidak dikehendaki. Setiap komoditas pertanian buah-buahan
maupun sayuran mempunyai batas
minimum
p e n m a n02
clan batas maksimumpeningkatan COr agar produk yang disimpan tidak mengalami kerusakan fisik
(Syarief 1994). Kader (1980) menyatakan bahwa toleransi relatif buah-buahan
dm
sayuran terhadap p e n m a n Q2dan
peningkatan CQ2 menjadi penting untuktercapainya kondisi atmosfer termodifikasi yang terjadi sebagai akibat
metabolisme dan respirasi.
Izumi et al. (1996), menyatakan bahwa dengan penyimpanan kontrol
12
svlhu 10 OC. Lebih lanjut Kubo et al. (1989) menjelaskan bahwa respon
respirasi terhadap konsentrasi COz tinggi bervariasi menurut jenis tanaman dan
bngkat perkembangannya. Sedangkan Robinson et al. (1975) pada penyimpanan
wortd dengan m e n d a n suhu dan konsentrasi Q, produksi CQ akan ditekan.
Kondisi udara bebas suhu 15 OC produksi COr adalah 24 mlkg-jam,pada
konsentrasi
9
k3% dan suhu 10 OC produksi C@ turn menjadi 11 mlkg-jam.Hasil yang berbeda diungkapkan oleh Weichman (1973), bahwa laju respirasi
h a kultivar wortel yang disimpan pada suhu 1.5 OC tanpa pengaturan tetapi
konsentrasi CQ diatur (0.03%, 2.5%,
dan
-7.5%), ternyata meningkat padapenyimpanan dengau konsentrasi gas CQ yang lebih tinggi. Pada
penyimpanan atmosfer termodifikasi konsentrasi gas CQ dan Q suatu saat akan
mencapai kesetimbangau, dimana saat itu sedikit sekali atau bahkan tidak lagi
terjadi perubahan konsentrasi gas COz dan
Oz
(Geeson et al. 1983).PEMILIHAN JENIS KEMASAN
Pengemasan mmpakan salah satu cara dalam memberikan kondisi yang
tepat bagi bahan pangan, untuk menunda proses kimia dalam jangka waktu
yang diinginkan ( Buckle et al. 1987). Pada kernasan dalam plastik film yang
tertutup rapat, hasil-hail pertanian sering tampak tetap dalam keadaan baik lebih
lama dari pada yang disimpan pada kemasan yang diberi lubang-lubang kecil.
Hal ini teijadi karena termodimsinya udara disekitar bahan, namun demikian
bau dan rasa yang tidak diinginkan dapat tirnbul pada kemasan plastik film yang
tatutup rapat seperti ini
(Hall
et al. 1975) Bau dan rasa yang tidak diingmkanyang disimpan, telah melebihi ambang batas hingga respirasi berubah dari
aerobik menjadi anaerobik.
Menurut Wills et al. (1981) kemasan yang memenuhi syarat untuk
pengemasau bahan pangan adalah yang mempunyai sifat :
1. Kuat untuk melindungi bahan selama penyimpanan, transportasi dan
penumpukan,
2. Tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas,
3. Bentuk sesuai dengan cara penanganan dan pemasarmya,
4. Sifat permeabilitas film kemasan sesuai dengan laju kegiatan respirasi
bahan yang dikemas, dan biaya kemasan sesuai dengan bahan yang
Film kernasan yang baik untuk penyimpanan produk segar buah dan
sayuran adalah tilm kemasan yang mempuqai permeabilitas terhadap CQ lebih tinggi dibanding permeabilitas terhadap Q, hingga akumulasi CQ akibat
respirasi lebih sedikit dari pada penyusutan (Peleg 1985).
Dewasa ini terdapat berbagai
jenis
film plastik yang digunakanuntuk
pengemasan, namun hanya beberapa jenis saja yang dapat digunakan
untuk
pengemasan buah dan sayuran segar. Pengemasan buah dan sayuran segar
dengan
film
plastik yaug impermeabel menyebabkan konsentrasi Oz menurundari
kondisi normal (21 %), menjadi %kit& 2-5 % dan konsentrasi C@ akan rneningkat dari kondisi udara normal (0.03 %) menjadi 16-
19 %, hal ini beralubat tidak baik bagi produk yang disimpan.Film plastik yang ideal bagi pengemasan buah dan sayuran segar adalah
dibandingkan dengan permeabilitas
a2
(Zagory et al. 1981 ). Film kemasan seperti iniakan
menyebabkan laju akumulasi C@ hasil dari kegiatan respirasi&an lebih lambat dibandingkan dengan laju penputan
02.
Film plastik yang utama digunakan untuk pengemasan produk segar
adalah jenis Low Density Polyetwen ( LDPE ), Polpinil Chloride ( PVC ) dan
f'oiypmpilen ( PP ). Disamping itu jenis Polystyrene ( PS ) dapat juga digunakan, tetapi jenis Saran clan Polyester mempunyai pmeabilitas gas yang
sangat rendah, hingga hanya cocok untuk produk segar yang mempunyai laju
r q i r a s i sangat rendah (Zagory dan Kader, 1986). Permeabilitas beberapa film
[image:115.558.95.455.354.651.2]plastik dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini
.
Tabel 3. Permeabilitas dan transmisi uap air beberapa film plastik untuk pengemasan bebempa
produk
segar (Joseph 1984)-
Pmeabilitas
Jenis Film ( cc/hari-100 in2-mil ) Transmisi uap air
02
C02 (gr~hari- 1 00 in2-mil)LDPE 550 2900 1.3
PVC 150 970 4
PP 240 800 0.7
PS 310 1050 8
Keterangan : 1 mil = 25.4 pm
PENDUGAAN UMUR SIMPAN
Pendugaan terhadap umur simpan buah rambutan telah dilakukan oleh
Hasbi (1995), menggunakan persamaan kuadmtik untuk menjelaskan hubungan
antara perubahan warna, waktu dan kualitas. Umur simpan pada setiap suhu
dihitung dengan menggunakan rumus :
Dimana : D = nilai warna kulit buah rambutan (nilai *a) t = lama payimpanan (hari)
a, b dan c = konstanta laju p e n m a n warna kulit buah rambutan
Besarnya konstanta laju pen- warna kulit buah rambutan (a, b dan c)
nlerupakan slope dari grafik antara perubahan warna M i t dan waktu
penyimpanan. Secara matematik besarnya konstanta laju penurunan warna ini
adalah koefisien dari suatu persamaan regresi
(kuadratik).
Menurut Labuza(1983), jika perubahan mutu dipandang sebagai reaksi kimia dalam sistem bahan
pangan, maka perubahan mutu tersebut umumnya mengikuti persamaan
deferensial ordo pertama. Perubahan zat A menjadi zat B maka persamaan ordo
d4
pertama dapat ditulis sebagai berikut :
-
=k4
dimana k adalah konstanta dtlaju perubahan zat A.
Rusmono et al. (1989), memperkirakan umur simpan buah tomat
menggunakan indikator kekerasan, dimana laju penurunan kekerasan
diasumsikan men-ti mopdel persamaan ordo pertama. Apabila kekerasan
sebesar F
kPa,
maka persamaan ordo pertama dapat ditulis : dF-=
-kF
dimanaF
adalah nilai kekerasan (kPa), t lama dtpenyimpanan (hari) dan k adalah penunman laju kekerasan (hari -I). Dengan
nlemasukkan kondisi batas t = 0 dan F = Fo maka didapat F = Fo exp (-kt).
h l a m hal ini FO adalah nilai kekerasan (k Pa), konstanta laju kekerasan (k) nlerupakan slope dari grafik semi logaritmatik antara kekerasan dan lama
BAHAN
DAN
METODE'J'EMPAT
DAN
WAKTU PENELITIANPenelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Hasil Pertanian
Jurusan Teknik Pertanian Fateta-IPB, dan Laboratorium Rekayasa Proses Pangan
-. PAU, IPB. Penelitian berlangsung selama enam bulan sejak Mei-Oktober 2001.
h h a n Dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adaIah umbi wortel
varietas lokal, yang diperoleh dari petani di desa Ciheraug
-
Pacet kabupatenCianjur. Wortel dipanen pada urnur 90 hari setelah tanam, dipilih yang bentuknya
sempurna, sehat, tidak ada cacat atau luka dan W a n relatif seragam. Bahan-
bahan lain yang diperlukan adalah selang plastikjenis film plastik (
LDPE),
lilindan malam serta gas
02,
C@ dan gasNz.
Alat-alat yang digunakan adalahpencampur gas, Continuous Gas Analyzer Shimadzu
mtuk
mengatur komposisigas C@ dan Portable Oxygen Tester Shimadzu
untuk
menentukan komposisigas
02
Rheometermtuk
mengukur kekerasan, Chromameter Minolta CR-200untuk mengukur wama dan Refractmeter N-1
untuk
metlgukur Total padatantalarut. Sebagai Respiration chamber digunakan stoples gelas. Tutup stoples
dilubangi sebanyak dua buah
dan dimasukkan
pipa plastikuntuk
pengukuran lajurespirasi. Sedangkan fasilitas lain yang dibutuhkan adalah ruang pendingin,
lhermometer, mortal dan alat-alat untuk analisis kimia, yaitu erlenmeyer 250 ml,
17
TAHAPAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama dilakukan
j~engukuran laju respirasi, tahap kedua penentuan d a d penyimpanan atmosfer
termodifikasi, tahap ketiga pemilihan film kemasan dan tahap terakhir adalah
yenyuman simulasi pendugaan umur simpan.
Pengukuran Laju Respimsi
Menurut Deily clan Risvi (1981), pengukwm laju respirasi dilakukan dalam
wadah tertutup. Adapun prosedur pelaksanaanya adalah sebagai berikut : 1. Wortel dicuci b a i h kemudian di angin angnkm sampai kaing.
2. Wortel di potong miring dengan ketebalan potongan 0.5 em.
3. Irisan wortel sebanyak 200 gram dimasukkan kedalam stoples kernudian
clitutup rapat. Untuk menjaga agar gas tidak bocor pada bagian tutup
stoples dilapisi dengan malam. Pada tutup stoples dimasukkan pipa plastik
seperempat inchi, untuk pen- konsentrasi dan CQ.
4. Stoples disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 5O, dan 10' C.
Pengukurau konsentrasi
02
dan C& dilakukan setiap 12 jam sekalisampai laju respirasi berjalan konstan.
Data yang diperoleh pada pengukuran laju respirasi ini adalah perubahan
konsentrasi gas
02
dan C@ selama pengamatan (jam) pada suhu 5' dan 10 OC.Ihta yang diperoleh dianalisis dengan cara analisis regresi.
Yenentuan Daerah Atmosfer Temodifikasi
Kondisi atmosfer temodi-i yang optimum
untuk
penyimpanan buah dansayuran dalam
film
kemasan, akan tercapai pada konsentrasi Q lebih rendah danadalah batas-batas konsentrasi gas Qz dan CO2 yang memberikan wnur simpan yang paling panjang dibandingkan dengan konsentrasi yang lain. Batas-batas
tersebut diplotkan dalam grafik, hubungan antara konsentrasi Q2 dan CQ2
membentuk daerah atmosfer termodifikasi.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
Faktorial dengan dua faktor yang diulang dua kali. Faktor yang pertama addah
komposisi gas 02 dan C& yang terdiri atas lima taraf yaitu : (1) 1 % 02 d m 2 % (:@ ( 2 ) 1 % Q d a n 4 % COz (3)2%Qdan2%COz ( 4 ) 2 % 0 2 d a n 4 %
C:@ (5) 21 % 0 2 d m 0.03 % C@ ( kontrol ). Sedang faktor kedua adalah suhu
penyimpanan, terdiri atas dua taraf yaitu suhu 5' dan 10'~.
Model matematika RAL Faktorial dua faktor adalah (Steel & Torrie 1980 )
Yuk
=+
Ai
+
Bj
+
Ck
+
(BC)jk +Cijk
di mana : Yijk = Respon setiap variabel pengamatanp = Nilai rata-rata
umum
pengamatanA; = Pengaruhulanganke-i
Ck = Pengaruh suhu penyimpanan ke-k
B, = Pengaruh komposisi Q2 dm C02 ke-j
(BC)jk = Pengaruh intemksi komposisi 02 dan C a ke-j
dan suhu penyimpanan kek
Cijk = Galat percobaan ulangan kei, komposisi 0 2
Pemilihan komposisi udara atmosfer termodifikasi untuE wortel utuh
berdasarkan pada pendapat Ryall dan Lipton (1972 ) bahwa untuk lnenghindarkan rasa pahit pada wortel agar disimpan pada kosentraasi C@ antara
I
!
sampai 4 %. Sed- Pantastico ( 1W) telah berhasil menyimpan wortel selama 6 bulan dengan menggunakan konsentrasi02
antara 1 sarnpai 2 % dan batas konsentrasi C@ antara 2 sampai 4 %. Respon yang diamati adalah warna,total padatan, susut bobot, dan kekerasan serta uji organoleptik.
Adapun prosedur percobam adalah sebagai berikut :
I. Wortel; dicuci bersih kemudian ditiriskan dm diangin angin sampai kering. 2. Wortel di potong 1 diiris miring dengan ketebalan irisan 0.5 cm.
3. Potongan wortel sebanyak 200 gram dirnasukkan ke dalam stoples, kadar
dan C@ di atur sesuai dengan taraf yang telah ditentukan, kemudian simpan
pada lemari pendingin pada suhu 5 d m 10 OC .
4. Pengamatan terhadap perubahan warna, total padatan, kekerasan dan susut
bobot dilakukan setiap 2 hari sekali selama 12 hari.
5. Uji organoleptik dilakukan setelah hari ke-12.
Pemilihan Jenis Kemasan
Pada tahapan ini percobaan yang dilakukan terdiri atas dua faktor dm dua
ulangan.
Faktor pertama adalah jenis film kemasan sebanyak 2 jenis dan kontrol(tidak dikemas). Pemilihan film kernasan didapat dari komposisi udara lingkungan
optimum yang didapat dari percobaan sebelumnya dan kemudian diplotkan pa&
kurva permiabilitas beberapa film kemasan terhadap gas @ dan C@
Permeabilitas kemasan dapat dihitung dengan menggmakan persamaan
E;omposisi Q dan CQ optimum hasil percobaaa sebelumnya. Persamaan tersebut
zldalah sebagai berikut :
W*Ry*b
...
...
...
(1)danKz
= W*Rz*bKy =
..
...
A(Ya
-
Y) A(Z-
Za) (2)di mana :
Ky
= Permeabilitas film terhadap 0 2 ( cc/m2.jam )Ry
= Laju konsumsi 02( cc/kg.jam )A = Luas perrnukaan kernasani ( m2 ) W = Berat bahan (kg)
Ya = Konsentrasi Q;! normal ( % ) Y = Kosentrasi dalam kemasan ( % )
K, = Permeabilitas film terhadap CQ;! ( cc/m2.jam )
R, = Laju konsumsi C@ ( cc/kg.jam ) Z = Konsentrasi C@ dalam kemasan ( % )
Za = Konsentrasi normal ( % ) b = Ketebalan film kemasan (m)
Analisis hasil perbandingan dilakukan secara statistik dengan uji Beda Nilai
Tengah. Selain i t - juga dilihat koefisien determinasi dari kedua model untuk
raengetahui keterandalan model mana yang leblh tinggi dan simpangan modelnya
(Musa & Nasoetion 1988 diam &lam Winata 1995).
Yengukuran Parameter Mutu
Wama
Alat yang digunakan adalah Chromameter ( Minolta CR 200 ), dengan
tlengan standar warna yang sesuai dengan warna b h . Standar warna untuk
wisan segar wortel adalah warna kuning dengan nilai Yo = 68.3,
Xo
= 0.420,
yo =0.438. Nilai L* menunjukkan kecerahan wama sampel (putih = 100, hitam = O),
nilai a* menunjukkan warna merah (posit$) atau wama hijau (negatif) sedangkan
nilai b* digunakan untuk mengetahui wama kuning (positif) atau warna biru
(negatif).
Pengukuran warna mtuk irisan segar wortel dilakukan dengan cara
mengukur warna irisan segar wortel pada lingkaran bagian luar, yang diulang dua
kali setiap pengamatan. Penggunaan alat ini tidak secara langsung diperoleh nilai
L*a*b, hasil yaug diperoleh dari pengasnatan adalah nilai Y, y dan x. Untuk
rnendapatkan nilai L*a*b dilakukan penghltungan dengan menggunakan nunus-
rumus sebagai berikut :
a = 17,5
*
(1,02*
X-
Y)
...
(6) dan b = 7*
(X-
0,847*
2)...
JY
JY
(7)'Total Padatan Terlarut
Bahan irisan umbi wortel dihaluskan dengan ditumbuk dengan mortal,
kemudian diambil sarinya sebagai sampel. Sampel diletakkan di atas obyek gelas,
kadar total padatan terlarut langsung terlihat dalam satuan brix. Setiap sampel
ciiukur dua kali.
Kekerasan
Pengukuran kekerasan dengan menggunakan Rheometer. Alat disetel pada
22
Bahan ditusuk pada bagian pinggir dan kekerasan irisan segar wortel langsung
dapat dibaca pada alat dalam satuan kg.
Susut bobot
Pengukuran terhadap susut bobot dilakukan berdasarkan prosentase
p e n m a n bobot (berat basah) bahan sejak awal penyimpanan sampai akhir penyimpanan ( setiap periode pengamatan ). Adapun untuk mengukur susut bobot
irli
digunakan rumus persamaan sebagai berikut :Susut bobot ( % ) =
W-Wa
*loo%...
...
...
...W (8)
Dimana : W = Bobot balm awal penyimpanan ( gram )
Wa = Bobot bahan akhir penyimpanan ( gram )
IJji Organoleptik
Untuk menentukan kondisi optimal penyimpanan irirsan segar wortel
dalam kemasan atmosfer teamodifhsi dilakukan uji organoleptik dengan skala
hedonik (Soekarto, 1985). Pengujian dilakukan terhadap penampew warna dm
m a berdasarkan pada kesukaan panelis. Panelis yang dilibatkan sejumlah 20
orang. Pada uji ini digunakan 7 skala hedonik. Kriteria penilaian dikonversikan
kedalam angka-angka; l(sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 3 (agak tidak suka), 4
(agak suka), 5 (suka), 6 (sangat suka) dan (7 amat sangat suka). Batas penolakan
konsumen adalah 3.5, dibawah angka ini nilai kesukaan konsumen sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Laju Respimsi Irisan Segar Wortel
Hasil penghitungan perubahan laju produksi gas C G dan laju konsumsi gas
Cl2 dalam wadah tertutup (stoples), disajikan pada Gambar 1,2 clan Tabel.4
o !
I 1 1 1 r I I 16 18 30 42 54 66 78 90 102
Waktu pengamatan (jam)
Gambar 1. Laju p e n m a n produksi gas C@ irisan segar wortel didalam stoples selama penyimpanan pada suhu 5 dan 10 OC
--cSuhu 5 -(C- Suhu 10
-
Waktu pengamatan (jam)
Tabel 4. Laju konsumsi
02,
laju produksi CO;! dan nilai RQ irisan segar wortel pada penyimpanan suhu 5 dan 10 OCWaktu Vol.
02
Vol. C@ Laju konsumsi Laju produksi RQbarn) (%) (%)
02
(mVkg-jam) C @ (mvkg-jam) Penyimpanan suhu 5 C6 20.68 0.34 8.293 8.034 0.97
102 17.33 2.59 5.595 3.903 0.70
Penyimpanan suhu 10 C
6 20.25 '0.69 19.438 17.883 0.92
Laju p e n m a n konsumsi gas dan laju p e n m a n produksi gas CO;!
yang terjadi nampaknya dipengaruhi oleh suhu penyimpanan (Gambar 1 dan 2).
Penyimpanan pada suhu 5 OC komposisi gas dalam stoples mendekati konstan
setelah 102 jam, sedangkan pada penyimpanan suhu 10 OC komposisi gas
mendekati konstan dalarn waktu yang lebih cepat yaitu 90 jam.
Hal ini diduga karma peningkatao suhu akan mengakibatkan aktivitas
emim meningkat bingga reaksi kimia berlangsung lebih cepat. Pada reaksi
biokirnia yang banyak melibatkan kerja enzim, kecepatan reaksi sangat
dipen- oleh suhu. Jika suhu ditingkatkan (dalam batas tertentu) maka
kecepatan reaksi meningkat, dan sebaliknya jika suhu diturunkan maka reaksi
25
Pada tabel 4 ditumjukkan pula nilai RQ yang merupakan perbandingan
arltara gas C 0 2 yang dihasilkan dan gas
02
yang dibutuhkan. Nilai RQ dapatd~gunakan untuk mendeduksi sifat substrat yang digunakan dalam respirasi, dan
untuk menduga sejauh mana respirasi telah berlangsung. Nilai RQ irisan segar
wortel kurang dari satu, ada beberapa kemungkinan untuk dapat menjelaskan ha1
ini antara lain adalah ; a) substrat mempunyai perbandingan oksigen terhadap karbon lebih kecil dari heksosa atau b) oksidasi belum tuntas, misalnya terhenti pada pembentukan suksinat atau zat antara lainnya, atau c) C@ yang dihasilkan
digunakan untuk proses sintesis misalnya pembentukan asam malat dari piruvat
dan C& (Pantastico 1975; Winarno et al. 1980)
Penentuan Daerah Atmosfer TermodiNursi
Penentuan komposisi gas terbaik
untuk
penyimpanan irisan segar worteldidasarkan atas kombinasi komposisi gas yang dapat mempertahankan mutu
selama penyimpanan. Kriteria mutu yang digunakan didasarkan atas tingkatan
kesukaan panelis terhadap irisan segar wortel. Kemudian untuk mengetahui
secara kuantitatif sejauh mana perubahan yang terjadi selama irisan segar wortel
dalam penyimpanan, dilakukan pengukuran terhadap perubahan '; warna, total padatan terlarut, kekerasan dan susut bobot.
Warna
Pengamatan terhadap perubahan warm meliputi perubahan tingkat
Tabel 5. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan tingkat kecerahan (*L)
Lama penyimpanan
Komposisi 2 hari 4 hari 6 hari 8 hari 10 hari 12 hari Rataan
(32 :
cc?,
s u h ~ 5 "Csuhu 10
Oc
Keteranaan
-
: Pada awal mnamatan (0 han) tindcat kecerahan irisan senar wortel adalah 55.75 Angka dal* kolom y&g diikuti hirufsama tidak berbedi nyata pada taraf uji 5 %Pada uji lanjut Duncan's ada pengaruh nyata perlakuan lima macam
komposisi gas terhadap perubahan nilai kecaahan (Tabel 5).
Pada
penyimpaumsuhu 5 OC komposisi gas tiga berbeda nyata dengan komposisi gas satu
xedangkau dengan komposisi gas yang lain
tidak
ada beda nyata. Pada~myimpanan suhu 10 OC komposisi gas tiga berbeda nyata dengan komposisi
Lama penyimpanan (hari)
Keterangan: Oas-1 : komposisi 1%
4
: 2% C@ Gas-4 : komposisi 2%4
: 4% C@Gas-2 : komposisi 1% O2 : 4% C@ GBS-5 : komposisi 21% 02 : 0.03% C 4
[image:128.563.80.464.59.772.2] [image:128.563.139.447.81.260.2]Gas3 : komposisi 2% 02 : 2% C&
Gambar 3. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan nilai kecerahan
(*L) irisan segar wortel pada suhu 5 O
c
48
!
I I I I I i0 2 4 6 8 10 12
Lama penyimpanan (hari)
Keterangan: Gas-1 : komposisi 1%
Oz
: 2% C 4 Gas-4 : komposisi 2% 02 : 4% C qGas-2 : komposisi 1% 4 : 4% C 4 Gas-5 : komposisi 21% 4 : 0.03% COz
Gas3 : komposisi 2% 02 : 2% C 4
Gambar 4. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan nilai kecerahan
'Tabel 6. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan derajat warm merah (*a)
--
Lama penyimpanan
Komposisi 2 hari 4
hari
6 hari 8 hari 10 hari 12 hari Rataano2
: (2%-
suhu 5 "C1 : 2 25.37 25.01 22.16 22.19 21.83 20.78 22.89 a
- suhu 10
"c
1 : 2 24.93 24.71 24.11 21.73 21.29 20.26 22.38 a
1 : 4 24.77 23.03 21.46 '21.42 20.86 20.15 21.95a
2 : 2 22.38 21.65 19.65 18.78 18.08 14.67 19.20 b
2 : 4 24.15 23.60 20.85 20.81 20.38 20.00 21.63 a
21: 0.03 20.92 20.13 19.74 18.60 17.78 15.98 18.86b
-
K.eterangan : Psda awd pengamatan (0 hari) nilai warna merah irisan segar wortel adalah 26.25 Angka dalam kolom yang diikuti hurufsama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %
Lama penyimpanan (hari)
[image:129.558.79.472.105.599.2]Ketermgan:Gas-1 : komposisi 1% @ : 2% C@ Gas-3 : komposisi 2% 9 : 2% C 9 Gas-2 : komposisi 1% 02 : 4% C02 Gas4 : komposisi 2% 02 : 4% C02 Gas-5 : komposisi 21% : 0.03% C q
-t Gas2
+
Gas-3+
Gas-4+
Gas50 2 4 6 8 10 12
Lama penyimpanan (hari)
Keterangan: Gas-1 : komposisi 1% 4 : 2% C@ Gas-4 : komposisi 2% 4 : 4% C02
[image:130.558.88.469.70.395.2]Gas-2 : komposisi 1% : 4% C02 Gas-5 : komposisi 21% 02 : 0.03% C@ Gas3 : komposisi 2% 4 : 2% C@
Gambar 6. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan derajat warna merah (*a) irisan segar wortel pada suhu 10 O C
Komposisi gas mempunyai pengaruh nyata terhadap perubahan derajat
warna merah. Komposisi gas tiga mengakibatkan perubahan nilai yang paling
besar dibanding komposisi gas lain yang dicobakan (kecuali kontrol). Parubahan
derajat warna merah ini mempunyai kecendavngan yang sama pala
penyimpanan suhu 5 maupun 10 OC.
Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan w m a kuning tidak nyata pada
penyimpanan
suhu
5 OC. Pada penyimpanan suhu 10 OC ada beda nyata antarperlakuan komposisi gas. Komposisi gas tiga mempunyai pengaruh yang paling
besar terhadap perubahan warna kuning jika dibandingkan dengan komposisi gas
yang lain (kecuali kontrol). Hasil pengamatan terhadap peerubahan warna kuning
42
+-
Gas-15
+
eas-2C1I
.g
38 -I)- Gas33
Y
*
Gas-4'P34
f
+
Gas-53
% 30
P
26
0 2 4 6 8 10 12
Lama penyimpanan (hari)
[image:131.563.84.462.74.762.2]K.eterangan: Gas-1 : komposisi 1% 4 : 2% C& Gas4 : komposisi 2% 4 : 4% C 4 Gas-2 : komposisi 1% 4 : 4% C& Gas-5 : komposisi 21% 4 : 0.03% C02 Gas-3 : komposisi 2% Oz : 2% C02
Gambar 7. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan warna kuning irisan segar wortel pada suhu 5 O C
26
!
I 1 t I I 10 2 4 6 8 10 12
Lama penyimpanan (hari)
Keterangm: Gas-1 : komposisi 1% 4 : 2% C& Gas-4 : komposisi 2% 4 : 4% C 4 Gas-2 : komposisi 1% Oz : 4% C& Gas-5 : komposisi 21% 4 : 0.03% C& Gas3 : komposisi 2% 4 : 2% C&
Tabel 7. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan derajat warna kming (*b) -
Lama penyimpanan
Komposisi 2 hari 4 hari 6 hari 8 hari 10 hari 12 hari Rataan
CI2 :
cq
suhu 5Oc
2 : 4 34.97 33.96 32.27 32.11 30.73 29.98 32.34 a
- 2 1 : 0 . 0 3 33.77 32.72 31.61 31.39 31.16 28.97 31.60 a
suhu 10
O
c
-
Keterangan : Pada awal pengamatan (0 hari) nilai warna lcuning irisan segar wortel adalah 35.79 An& dalam kolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %
Total pdatan terlamt
Hasil pengamatsn terhadap perubahan total padatan terlarut selama irisan
segar wortel dalam penyimpanan disajikan pada Tabel 8, Gambar 9 dan 10.
Tabel 8. Pengaruh komposisi gas terhadap perubahan total padatan terlarut (brix)
Lama penyimpanan
Komposisi 2 hari 4 hari 6 hari 8 hari 10 hari 12 hari Rataan
02
:-cq
Suhu 5"C
2 : 4 7.40 7.81 8.05 8.13 8.25 8.41 8.01 b
- 21 : 0.03 7.51 8.10 8.65 8.80 8.95 9.25 8.54 c
Suhu 10 'C
-
[image:132.558.74.477.111.340.2]32
Hidrolisa pati akan terus berlangsmg selama irisan segar wortel disimpan.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan nilai total padatan terlarut,
kmena pati yang tadinya tidak larut dalam air melalui
proses
hidrolisa akan dipecah menjadi gulasederhana
yang larut dalamair.
Menwut Syarief (1994), kenailcan gula disebabkan oleh hidrolisa pati menjadi senyawa-senyawa sukrosa,glukosa d m Moss dm keceprrtan hidrolisa ini lebih besar daripada kecepatan pengubahan glukosa menjadi energi dan air sehingga dalam jaringan terjadi
penimbunan gula selama penyirnpanan.
Dari hasil uji lanjut Duncan's, tmyata payimpanan pada suhu 5 OC
komposisi gas satu menyebabkan terjadinya perubahan nilai total padatan terlarut
paling rendah dibandingkan dengan komposisi gas yang lain (Gambar 9).
Lama penyimpanan (hani
K.etemgan: Gas-1 : komposisi 1% & : 2% COz Gas-4 : komposisi 2% O2 : 4% C& Gas-2 : komposisi 1%
4
: 4% C& Ga