PENGEMASAN INFORMASI
PADA PENGGUNA PERPUSTAKAAN
Makalah
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
JUNAIDA, S.Sos
NIP. 19780602 200312 2004
ILMU PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena berkat RahmatNya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengemasan Informasi Pada Pengguna Perpustakaan“.
Pengemasan informasi merupakan kegiatan menyeleksi informasi yang
berasal dari berbagai sumber, dilanjutkan dengan mendata,
menganalisis, mensintesis, dan menyajikannya dalam kemasan yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengemasan informasi akan
memudahkan pengguna memperoleh informasi yang tepat, lengkap, dan
sesuai serta dapat dengan mudah diaplikasikan.
Makalah ini merupakan hasil karya tulis untuk melengkapi
persyaratan mengajukan Fungsional Pustakawan Universitas Sumatera
Utara
.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat menghargai kritik dan saransifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir
kata penulis mengharap kiranya makalah ini dapat berguna bagi orang
yang membacanya.
Wassalam,
DAFTAR ISI
Daftar Isi...i
Kata Pengantar...ii
BAB I Pendahuluan...1
BAB II Pengemasan Informasi Pada Pengguna Perpustakaan 2.1 Pengertian Pengemasan Informasi...3
2.2 Jenis-jenis Kemasan Informasi...4
2.3 Bentuk Pengemasan Informasi ...5
2.4 Prinsip Pengemasan nformasi...6
2.5 Tahapan Pengemasan Informasi...9
2.6Dampak Ekonomis Pengemasan Infromasi...11
BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan...14
BAB I
Pendahuluan
Informasi yang tersedia saat ini sangat melimpah memudahkan
pengguna untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Namun,
informasi yang tersedia tersebut kadang dapat menyulitkan pengguna
dalam memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Informasi
kadang juga disajikan sepotong-potong, kurang lengkap, bersifat umum
atau kurang spesifik, atau menggunakan istilah yang sulit dipahami
oleh masyarakat umum. Akibatnya, pengguna informasi, sulit
memperoleh informasi yang tepat atau langsung dapat dimanfaatkan,
sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya dan kemampuannya.
Untuk mendayagunakan informasi yang ada serta menyediakan
informasi yang sesuai pengguna maka informasi yang dihasilkan oleh
lembaga-lembaga penelitian, perguruan tinggi serta sumber informasi
lain perlu dipilih, kemudian dikemas ulang. Pengemasan informasi
merupakan salah satu upaya mempercepat penyampaian dan
pemanfaatan informasi.
Pengemasan informasi merupakan kegiatan menyeleksi informasi
menganalisis, mensintesis, dan menyajikannya dalam kemasan yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengemasan informasi akan
memudahkan pengguna memperoleh informasi yang tepat, lengkap, dan
sesuai serta dapat dengan mudah diaplikasikan.
Melihat pengertian pengemasan informasi adalah sebuah proses
untuk mengolah kembali informasi yang ada sehingga mampu
ditampilkan ke dalam kemasan yang lebih baik dan siap pakai bagi
pengguna dan pencari informasi. Yang menjadi pertanyaan sekarang
adalah, mengapa pengemasan informasi ini penting bagi sebuah layanan
perpustakaan terutama bagi pengguna agar lebih “dekat” dengan
sumber-sumber informasi yang dibutuhkan. Maka penulis memilih judul
BAB II
Pengemasan Informasi Pada Pengguna Perpustakaan
2.1 Pengertian Pengemasan Informasi
Berikut ini ada beberapa pengertian pengemasan informasi
menurut pendapat sebagai berikut :
a. Menurut Alan Bunch, 1984 (dalam Stilwell, 2004) menggambarkan
pengemasan informasi sebagai sebuah pendekatan untuk membantu
diri sendiri, menekankan pada permasalahan bahwa layanan
informasi adalah memilih informasi yang sesuai, dan memproses
ulang informasi tersebut dalam sebuah bentuk yang benar-benar
dapat dipahami, mengemas informasi, dan merancang semua bahan
ini dalam sebuah media yang tepat bagi pengguna, sehingga
mengkombinasikan dua konsep yang melekat dalam istilah
pengemasan (yakni memproses ulang dan mengemas).
b. Menurut Webster’s New World College Dictionary, 1995
menyatakan bahwa “repackaging is to package again in or as in a
better or more attractive package.” Jadi dapat dikatakan bahwa
pengemasan merupakan sebuah usaha mengemas kembali ke dalam
c. Menurut Djatin, Jusni (2008 : 2) adalah Pengemasan informasi
adalah kegiatan yang dimulai dari menyeleksi berbagai informasi
dari sumber yang berbeda, mendata informasi yang relevan,
menganalisis, mensintesa, dan menyajikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang dikemas kembali
memberi kemudahan dalam penyebaran informasi dan temu
Kembali informasi.
Menurut ketiga pendapat diatas pengertian pengemasan informasi
adalah sangatlah penting untuk kebutuhan pengguna karena adanya
pengemasan informasi tersebut pengguna bisa tahu informasi
apa-apa saja yang paling berguna dan bermanfaat untuk sipengguna.
2.2 Jenis-jenis Kemasan Informasi
Menurut Djatin, Jusni (2008 : 2) dalam tulisan yang berjudul
pengemasan dan pemasaran: pengalamam PDII-LIPI bahwa jenis-jenis
kemasan informasi dibedakan menjadi : Pangkalan data, Berbagai
pulikasi, seperti: Brosur, Newsletter, Majalah Kesiagaan Informasi,
Majalah Abstrak dan Indeks, Bibliografi, Karangan Baru, Presentasi
Lisan, disajikan dalam web, Tinjauan Perkembangan Baru, Tinjauan
Bisnis atau Laporan Manajemen, Buku Panduan, Direktori, Katalog,
Majalah Primer Media dengar pandang.
Sedangkan menurut Bambang, (2008 : 2-3) Berdasarkan
jenisnya, kemasan informasi dapat berupa:
- Media tercetak, seperti brosur, folder, petunjuk teknis, poster,
buku saku, warta (newsletters), serta buku panduan/pedoman.
- Media elektronis, seperti CD, VCD, DVD, dan internet.
- Pangkalan data.
Setiap bentuk kemasan tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda, termasuk kelebihan dan kekurangannya sebagai media
komunikasi. Begitu pula, rambu-rambu atau aturan mengemas informasi
dalam setiap jenis/bentuk kemasan tersebut juga berbeda. Oleh
karena itu, para pengemas informasi perlu memperhatikan
karakteristik masing-masing media serta pengguna sasaran agar tujuan
pengemasan informasi tercapai.
2.3 Bentuk Pengemasan Informasi
Berdasarkan analisa ketiga hal dalam permasalahan di atas maka
kemasan informasi tersebut harus diwujudkan. Berikut adalah
beberapa contoh bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini
dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan.
• Publikasi Cetak.
Pengemasan informasi biasanya dapat juga diwujudkan dalam bentuk
publikasi cetak seperti Brosur, Newsletter, Prosiding, Indeks
Majalah, Indeks Artikel, Kumpulan Artikel Terpilih, Bibliografi, dan
bentuk publikasi terseleksi lainnya. Kemasan dalam bentuk publikasi
cetak ini akan sangat membantu pengguna dalam menemukan
informasi tercetak yang terpilih sesuai dengan bidang kajian dan
kebutuhannya. Sehingga pengguna tidak perlu “membuang” waktu
untuk menelusur satu demi satu kebutuhan informasinya dalam
“belantara” informasi di perpustakaan.
• Media Audio-Visual.
Informasi juga dapat dikemas dalam bentuk Audio-Visual seperti dalam
bentuk Audio-Video Cassette, CD- Interaktif, VCD, DVD, dan
bentuk lainnya. Kemasan informasi ini merupakan kemasan yang
menarik karena akan mengajak pengguna menggunakan informasi
• Pangkalan Data Lokal.
Kemasan informasi juga dapat diwujudkan dalam pangkalan data
(database) lokal. Sekitar 2 tahun yang lalu, konsep pangkalan data
lokal ini banyak digunakan di Indonesia, terutama dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi ilmiah bagi para pengguna melalui
semacam server lokal, baik yang berupa file maupun CD-ROM.
Contohnya adalah CD Database ERIC, CD Database Medline, CD
-Database Agricola, dan sebagainya.
• Pangkalan Data Online.
Saat ini di Indonesia pangkalan data Online sedang mengalami
perkembangan yang cukup baik, baik dengan “membeli” kemasan
yang sudah jadi, mengambil dari sumber-sumber gratis maupun
membangun sendiri. Kemasan informasi dalam bentuk ini telah
memberikan kesempatan akses informasi secara lebih luas tidak
terbatas dalam perpustakaan. Hal ini berkat kemajuan teknologi
internet yang mau tidak mau harus diikuti oleh perpustakaan dalam
rangka memenuhi kebutuhan informasi pada penggunanya. Contoh
beberapa kemasan informasi siap pakai dalam bentuk pangkalan
data online yang diproduksi antara lain EBSCOHost, ProQuest,
2.4 Prinsip Pengemasan Informasi
Agar kemasan informasi menarik, benar, dan tepat sasaran,
pengemas informasi perlu memahami beberapa prinsip sebagai berikut:
- Benar dan logis, artinya dapat dipercaya dan dapat diterima akal
sehat.
- Sistematis. Informasi disajikan secara runut, bertahap, dan
berkesinambungan sesuai dengan alur pikir.
- Aplikatif atau dapat diterapkan pengguna.
- Tuntas dan menyeluruh. Informasi berasal dari berbagai sumber
yang kompeten dan telah melalui proses penelaahan, sehingga
dapat menjamin kebaruan dan kelengkapan informasi yang
disajikan.
- Jelas, yaitu mudah dipahami pengguna serta tidak menimbulkan
salah tafsir. Oleh karena itu, pengemasan perlu memperhatikan
tingkat kecerdasan pengguna, menggunakan istilah atau
kata-kata yang sederhana yang dapat dipahami oleh penggunanya,
- Ringkas, yaitu langsung ke permasalahan yang dibahas, tidak
panjang-lebar agar ide pokok tidak kabur.
- Terbuka, yaitu informasi yang disajikan memungkinkan untuk
diperbarui bila ada perkembangan baru.
- Bermanfaat bagi sasaran yang dituju.
(Sankarto, Bambang S, 2008: 3)
2.5 Tahapan Pengemasan Informasi
Keputusan sebuah perpustakaan untuk melakukan dan
menggunakan kemasan informasi harus diikuti dengan mempersiapkan
langkah-langkah yang tepat agar tidak terjadi kesia-siaan. Beberapa
langkah yang secara umum dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka
pengemasan informasi adalah:
1. Orientasi kebutuhan dan tuntutan pemakai/pengguna informasi di
perpustakaan
2. Seleksi dan Penetapan Topik informasi yang akan dikemas.
Penetapan dan seleksi ini biasanya akan melibatkan ide-ide dan
konsumen produk & jasa informasi, karyawan, dan manajemen
puncak.
3. Menentukan bentuk kemasan informasi
4. Penetapan strategi pencarian informasi yang akan dikemas
5. Penetapan lokasi informasi dan cara mengaksesnya
6. Pengolahan informasi, mengevaluasi, dan mensitir informasi
7. Mengemas informasi dalam bentuk yang telah ditetapkan
8. Mengevaluasi produk yang dikeluarkan dan proses pembuatannya
Pada kasus penentuan kemasan informasi dalam bentuk non cetak
terutama pangkalan data sering kali tidak semua langkah di atas
dilakukan. Hal ini dikarenakan produk dalam bentuk pangkalan data
sering kali merupakan produk kemasan informasi yang siap pakai,
karena prosedur seleksi informasi dan proses pengolahan hingga
menjadi produk sudah dilakukan oleh produsen. Pada kasus ini posisi
2.6 Dampak Ekonomis Pengemasan Infromasi
Pengemasan informasi merupakan bagian dari sebuah usaha
ekonomis dari perpustakaan atau penyedia informasi yang juga akan
membawa dampak ekonomis bagi perpustakaan /penyedia informasi dan
juga masyarakat/pengguna yang memanfaatkannya. Beberapa dampak
ekonomis dari adanya pengemasan informasi diantaranya adalah:
1. Perpustakaan mampu menyediakan kemasan-kemasan informasi yang
siap pakai yang dapat dijual kepada masyarakat/pengguna dengan
segmentasi yang telah ditentukan, misal informasi bidang
kedokteran yang terkemas akan sangat berguna bagi para praktisi
dan pemerhati di bidang kedokteran.
2. Banjir informasi yang terus menerus apabila tidak ditangani oleh
perpustakaan akan membawa dampak pada pembengkakan cost
perawatan dan pengelolaan, sehingga apabila dibandingkan dengan
biaya yang dihasilkan dari pemanfaatan informasi akan sangat tidak
signifikan. Dengan pengemasan informasi maka perpustakaan dapat
menekan biaya (cost) bagi perawatan dan pengelolaan, sekaligus
dapat memanfaatkan hasilnya sebagai bentuk layanan “penjualan
3. Bagi pengguna, adanya kemasan informasi ini akan memotong biaya
dan juga waktu yang dibutuhkan oleh pengguna dalam mencari,
memilih, dan memperoleh informasi yang dibutuhkannya. Hal ini
dikarenakan pengguna dengan mudah mendapatkan kemasan
informasi yang siap pakai dan disediakan oleh perpustakaan secara
mudah, cepat, tepat dan hemat waktu. Misalnya, untuk mendapatkan
informasi tertentu di perpustakaan, pengguna cukup mengakses
database perpustakaan melalui internet yang menyediakan berbagai
koleksi digital hasil kemas informasi di berbagai bidang.
4. Pengemasan informasi ini merupakan peluang komoditas bagi
perpustakaan yang berpotensi sebagai bidang usaha informasi di
perpustakaan yang akan mampu menghasilkan pemasukan. Hal ini
tentunya akan membantu melepaskan image perpustakaan sebagai
“cost institution” menjadi “benefit institution”. Artinya
perpustakaan tidak lagi dianggap sebagai lembaga yang hanya
“menyedot” biaya dan punya ketergantungan terhadap biaya,
menjadi perpustakaan yang mampu memberikan keuntungan dan
membiayai kegiatannnya sendiri. Misalnya perpustakaan
mengeluarkan produk kumpulan artikel dalam bidang X yang dikemas
dapat dipasarkan (dijual) kepada pengguna dengan segmentasi
tertentu (sesuai dengan bidang X tersebut). Contoh: Perpustakaan
Fakultas Kedokteran mengeluarkan produk “Kumpulan Artikel
Bidang Kedokteran khusus masalah Flu Burung” yang dapat dijual
kepada dokter maupun masyarakat umum yang “konsen” terhadap
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Pengemasan informasi ini merupakan usaha dari sebuah
perpustakaan atau pusat informasi untuk mendekatkan pengguna
kepada sumber-sumber informasi yang relevan, akurat, mudah dan
terakses secara cepat. Namun informasi yang terkemas ini tidak akan
dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila tidak didukung oleh peran
tenaga perpustakaan atau pustakawan dalam mensosialisasikan dan juga
melakukan pendidikan pemakai perpustakaan. Intinya adalah proses
pengemasan informasi tidak selesai begitu saja sampai pada produk
terkemas dihasilkan. Akan tetapi juga pada pencapaian tujuan
pengemasan informasi tersebut, yakni memberikan informasi yang lebih
baik dan menarik bagi pengguna perpustakaan. Jadi perpustakaan akan
selalu mempunyai tanggung jawab dan pekerjaan rumah yang besar bagi
proses tranformasi informasi yang relevan dan sesuai tuntutan
penggunanya dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, pengemasan informasi akan membawa dampak
pengguna. Bahkan saat ini dapat dikatakan bahwa produk hasil kemas
informasi merupakan komoditas yang dapat dijadikan alternatif usaha
bagi perpustakaan, sehingga informasi tidak berhenti sebagai hal yang
akan “menguras” biaya perawatan dan pengelolaan, tetapi juga dapat
menjadi sumber pendapatan/pemasukan bagi perpustakaan.
Penggunapun akan semakin mudah, hemat waktu dan hemat biaya dalam
memperoleh informasi yang “instant” dan segera dibutuhkan oleh
mereka. Jadi tunggu apa lagi? Kini saatnya anda hadir dalam “bisnis
Daftar Pustaka
Djatin, Jusni., dan Hartinah, Sri. (-). Pengemasan dan Pemasaran Informasi: Pengalaman PDII-LIPI. Jakarta: PDII-LIPI :
tanggal 20 September 2006.
Limb, Peter. (2004). Digital Dilemmas and Solutions. Oxford: Chandos Publishing.
Neufeldt, Victoria., and Guralnik, David B. (ed). (1995). Webster’s New World College Dictionary. Ohio: Macmillan General Reference.
Stilwell, Christine. (2004). Repackaging information: a review. September 2006.
Sankarto, Bambang S. 2008. Pedoman Pengemasan Informasi. Jakarta: Departemen Pertanian.