• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI ELEKTRONIK PENGGUNA PERPUSTAKAAN IAIN IMAM BONJOL PADANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI ELEKTRONIK PENGGUNA PERPUSTAKAAN IAIN IMAM BONJOL PADANG SKRIPSI"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN INFORMASI ELEKTRONIK PENGGUNA PERPUSTAKAAN IAIN IMAM BONJOL PADANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi Untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Bidang

Ilmu Perpustakaan dan Informasi

ARISKA OKTAVIA 150723005

DEPARTEMEN STUDI IMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Kebutuhan Informasi Elektronik Pengguna Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang

Oleh : Ariska Oktavia NIM : 150723005

Pembimbing I : Ishak, S.S., M.Hum.

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Laila Hadri Nasution S.Sos, M.P.

Tanda Tangan :

Tanggal :

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Analisis Kebutuhan Informasi Elektronik Pengguna Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang

Oleh : Ariska Oktavia NIM : 150723005

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Ketua : Dr. Budi Agustono, M.S.

Tanda Tangan :

Tanggal :

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada publikasi media lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulisan dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Ariska Oktavia

150723005

(5)

ABSTRAK

Oktavia, Ariska. (2017). Kebutuhan Informasi Elektronik Pengguna Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang. Skripsi. Medan: Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan informasi elektronik pengguna Perpustakaan IAIN IB Padang.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah pengguna Perpustakaan IAIN IB Padang yang diambil rata-rata pengunjung per bulan dari setiap fakultas sebanyak 7579 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan Rumus Slovin. Jumlah sampel yang ditetapkan 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.

Setelah data terkumpul, diperiksa kelengkapannya, kemudian lembaran kuesioner diberi kode fakultas. Setelah itu, data ditabulasikan berdasarkan aspek dan sub-aspek yang digali dari responden dengan menggunakan spreadsheet excel 2007. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah responden yang menjawab sama pada butir soal yang sama, kemudian dihitung persentase dari jawaban responden tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan informasi elektronik pengguna Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang adalah 1) Kebutuhan cara mengakses, yaitu pada umumnya (78%) pengguna memilih mengakses sumber daya elektronik melalui intranet dan Situs IAIN Imam Bonjol, 2) Sebagian besar (51%) memilih e-book sebagai jenis sumber daya elektronik yang akan digunakan, 3) Subjek yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas kuliah ataupun menambah ilmu pengetahuan, diantaranya adalah Hadist, Fiqih, Pendidikan Islam, Psikologi Islam, dan Pengantar Ilmu Komunikasi, dan 4) Preferensi Bahasa yang akan digunakan pertama yaitu hampir setengah (49%) memilih bahasa Arab, kedua hampir setengah juga (47%) pengguna memilih bahasa Indonesia, dan ketiga sebagian kecil (4%) pengguna memilih bahasa Inggris. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Sumber Daya Elektronik, akan memudahkan mahasiswa memenuhi kebutuhan informasinya dalam menyelesaikan tugas kuliah ataupun menambah ilmu pengetahuan dari sumber informasi yang terpercaya. Dan disarankan bagi pustakawan agar mempertimbangkan sasaran atau target pengguna yang akan memanfaatkan sumber-sumber informasi elektronik tersebut, sehingga akan tercapai keseimbangan pengguna artinya bahwa sumber-sumber informasi elektronik yang akan kita sediakan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang berbeda-beda kebutuhannya.

Kata kunci: Kebutuhan informasi elektronik.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kebutuhan Informasi Elektronik Pengguna Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan

kelulusan pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat saran, dukungan, bimbingan, bantuan, serta arahan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi namun, dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru terbaik bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya kepada orangtua tercinta Ayahanda Arzali dan Ibunda Mismita yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan moril dan materil yang diberikan sepenuhnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, serta tidak luput karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenenkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(7)

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Serta selaku dosen penguji II yang telah memberikan arahan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Ishak, S.S., M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar dan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini.

4. Ibu Laila Hadri Nasution S.Sos, M.P., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk bimbingan dan memeberikan arahan serta saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd., selaku Penguji I yang telah memeberikan arahan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dan segenap karyawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. H. Afrizal selaku Kepala Perpustakaan Pusat IAIN Imam Bonjol Padang, dan seluruh staf pustakawan Perpustakaan Pusat IAIN Imam Bonjol Padang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, terutama dalam hal pengumpulan data.

(8)

8. Terkhusus juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.

Arwendria, S.IP., M.Si., yang selalu memberikan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan perkuliahan dan memberikan arahan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

9. Abang Arki, kakak Suci, dan adikku Ahmad Syukron yang juga telah memberikan supportnya agar penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman Ekstensi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi stambuk 2015. Terutama Aditia Novitri, terimakasih atas kebersamaannya dan semangat yang diberikan kepada penulis untuk selalu bisa melewati kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak disebutkan namanya, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga bimbingan, arahan, dan bantuan yang Bapak/ Ibu, dan teman-teman berikan menjadi amal ibadah dan memperoleh balasan dari Allah SWT. Amiin. Untuk kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2017 Penulis

Ariska Oktavia 150723005

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Kebutuhan Informasi ... 7

2.2 Analisis Kebutuhan Informasi ...11

2.3 Identifikasi Kebutuhan Informasi ...13

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi...14

2.5 Karakteristik Kebutuhan Informasi ...17

2.6 Perpustakaan sebagai Sumber Daya Informasi ...19

2.6.1 Pengguna Informasi ...20

2.6.2 Sumber Daya Informasi Elektronik (E-Resource)...21

2.7 PenelitianTerdahulu ...24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...27

3.1 Metode Penelitian ...27

3.2 Lokasi danWaktu Penelitian ...28

3.3 Populasi dan Sampel ...28

3.3.1 Populasi ...28

3.3.2 Sampel ...29

3.4 Data dan Sumber Data ...30

3.5 Instrumen Penelitian ...31

3.6 Teknik Pengumpulan Data ...33

3.7 Teknik Analisis Data...34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...36

4.1 Analisis Hasil Penelitian ...36

(10)

4.1.1 Demografi ...36

4.1.2 Keterampilan Bahasa Asing ...37

4.1.3 Kebutuhan Mahasiswa Terhadap Akses Elektronik ...40

4.1.3.1 Penggunaan Sumber Daya Elektronik ...47

4.1.4 Kebutuhan Informasi ...52

4.2 Rangkuman Analisis Data ...56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...62

5.1 Kesimpulan ...62

5.2 Saran ...62

DAFTAR PUSTAKA ...64 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pengunjung Perpustakaan ... 4

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi...16

Gambar 4.1 Keterampilan Bahasa Inggris ...38

Gambar 4.2 Keterampilan Bahasa Arab ...39

Gambar 4.3 Tujuan Sumber Daya Elektronik Digunakan ...48

Gambar 4.4 Menelusur Kebutuhan Informasi ...48

Gambar 4.5 Tempat Mengakses Sumber Daya Elektronik ...49

Gambar 4.6 Jenis Sumber Daya Elektronik yang dibutuhkan ...52

Gambar 4.7 Memilih Cara Mengakses Sumber Daya Elektronik ...53

Gambar 4.8 Subjek atau Topik untuk Menyelesaikan Tugas dari Dosen ...54

Gambar 4.9 Subjek atau Topik untuk menambah Wawasan/ Ilmu Pengetahuan ....54

Gambar 4.10 Bahasa yang Dibutuhkan...56

Gambar 4.11 Rangkuman Jawaban Responden tentang Kebutuhan terhadap Akses Elektronik ...57

Gambar 4.12 Rangkuman Jawaban Responden dalam Menggunakan SDE ...59

Gambar 4.13 Rangkuman Jawaban Responden tentang Kebutuhan Informasi ...60

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Kebutuhan Informasi ...17

Tabel 2.2 Perbandngan E-Journal dan Jurnal Tercetak ...24

Tabel 3.1 Jumlah Populasi ...29

Tabel 3.2 Sampel Proposionate Random Sampling ...30

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Kebutuhan Informasi Elektronik ...32

Tabel 3.4 Daftar Kode Responden ...33

Tabel 3.5 Lembaran Pengolahan Data ...34

Tabel 3.6 Penetapan Pemberian Skor Alternatif Jawaban ...35

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Penelitian ...36

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ...36

Tabel 4.3 Jumlah Responden Per Semester ...37

Tabel 4.4 Kebutuhan Pengetahuan Cara Akses ...40

Tabel 4.5 Akses terhadap Situs Web ...41

Tabel 4.6 Menggunakan Web Browser untuk Pencarian Kata Kunci ...43

Tabel 4.7 Mengunduh Informasi dari World Wide Web ...44

Tabel 4.8 Akses Gambar dari Halaman Web ...45

Tabel 4.9 Pengetahuan Hak Cipta dalam Menggunakan Gambar ...46

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ...70

Lampiran II Tabel Pengolahan Data ...72

Lampiran III Tabulasi Jawaban Responden ...82

Lampiran IV Surat Keterangan Izin Penelitian ...83

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

UPT Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang merupakan suatu unit pelaksana teknis yang menyediakan layanan sumber informasi secara langsung maupun melalui internet, dengan fungsi utama sebagai unsur penunjang kegiatan pendidikan, pengajaran dan penelitian di IAIN Imam Bonjol Padang dalam rangka menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berkarakter.

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi serta menjalankan fugsinya sebagai unsur penunjang akademis, perpustakaan tersebut mempunyai tujuan yang diantaranya adalah memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika IAIN Imam Bonjol Padang dan menyediakan layanan secara elektronik yang dapat diakses melalui internet, serta menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang tetapi juga lembaga terkait dan masyarakat yang membutuhkan informasi.

Ledakan informasi melalui konektivitas internet telah meningkatkan jumlah sumber daya elektronik informasi yang tersedia di web. Sumber daya informasi elektronik telah meningkatkan aksesibilitas, penggunaan, efektivitas, dan memberikan cara baru bagi pemustaka dalam menggunakan informasi secara produktif. Nilai dan penggunaan sumber daya informasi, khususnya sumber daya eletronik, telah meningkat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, penggunaan sumber daya informasi elektronik oleh pemustaka, terutama mahasiswa sangat tergantung pada kemampuan masing-masing pemustaka untuk menemukan unsur-

(15)

unsur pengetahuan yang dimilikinya. Dari laporan akhir Komite Presiden American Library Association for Information Literacy disebutkan bahwa keterampilan informasi adalah kemampuan mengenali informasi yang dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan sumber daya informasi secara efektif (ALAPCIL, 2001).

Saat ini, sumber daya informasi elektronik tersedia secara bebas di berbagai situs, tetapi ada juga yang dilanggan oleh perpustakaan perguruan tinggi, maupun Perpustakaan Nasional yang dapat diakses oleh pemustaka. Khusus untuk sumber daya informasi elektronik yang dilanggan tersebut, pemustaka harus memperoleh izin untuk mengaksesnya. Dari survei awal terhadap beberapa orang mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang yang dilaksanakan pada bulan Januari 2016, dapat dinyatakan bahwa mereka sering memanfaatkan sumber daya informasi elektronik yang bebas, maupun yang dilanggan oleh Perpustakaan Nasional R.I.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianto (2013) terhadap perilaku penggunaan internet di kalangan mahasiswa ditemukan bahwa internet digunakan untuk kegiatan pencarian informasi untuk menunjang penyelesaian tugas akhir, untuk keperluan mengerjakan tugas, memperkaya sumber belajar, dan memenuhi rasa ingin tahu terhadap informasi yang sedang berkembang. Padahal banyak para ahli berpendapat bahwa informasi yang berasal dari internet tidak semuanya dapat diandalkan kepercayaannya (Rieh, 2002). Untuk itu diperlukan peran aktif perpustakaan untuk mengembangkan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan dan perilaku pemustakanya.

(16)

Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang setiap tahun selalu berupaya mengembangkan koleksinya. Prosesnya dimulai dari permintaan bahan pustaka dari setiap program studi. Setelah itu program studi mengembalikan daftar permintaan koleksi tersebut ke perpustakaan. Namun, hampir semua program studi mengusulkan pengadaan buku teks tercetak. Padahal berdasarkan hasil survei awal bahwa telah terjadi perubahan perilaku mahasiswa menggunakan infomasi. Dengan kata lain, mahasiswa telah banyak menggunakan sumber informasi berbasis elektronik.

Sejauh ini, Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang belum pernah melakukan penelitian tentang kebutuhan informasi sivitas akademikanya, terutama mahasiswa. Bila pengadaan koleksi tidak sesuai dengan kebutuhan dan perilaku pemustakanya, maka tentu saja perpustakaan tersebut akan semakin jarang dimanfaatkan oleh pemustakanya, sehingga fungsi perpustakaan sebagai penyedia kebutuhan informasi tidak berjalan secara baik.

Peran perpustakaan dalam memberikan layanan informasi saat ini dituntut untuk berkolaborasi dengan kemajuan teknologi sebagai salah satu bentuk layanan cepat kepada pemustaka. Informasi yang disampaikan akhirnya berubah bentuk menjadi informasi elektronik, di mana pemustaka bisa langsung memanfaatkan koleksi yang disajikan tanpa harus berada dalam suatu ruangan di perpustakaan.

Sebuah paradigma baru, bahwa keberhasilan perpustakaan di era TIK tidak dilihat dari seberapa banyak pengunjung yang datang ke perpustakaan tetapi seberapa banyak akses yang termanfaatkan oleh pemustaka akan keberadaan koleksi-koleksi yang disediakan oleh perpustakaan. Perpustakaan adalah pusat

(17)

pembelajaran (learning center) yang berfungsi sebagai agen perubahan sosial untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, yaitu dengan memberikan kontribusi dalam penyebaran informasi ilmiah di bidang pendidikan.

Hasil wawancara yang dilakukan pada bulan Januari tahun 2016 terhadap pustakawan Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang terungkap bahwa yang paling banyak memanfaatkan perpustakaan dari 25 program studi yang tersebar pada lima fakultas adalah mahasiswa Fakultas Tarbiyah. Namun dari statistik jumlah pengunjung perpustakaan lima tahun terkahir, yaitu dari tahun 2011-2015 terlihat kecenderungan menurun, seperti pada gambar berikut.

Sumber:Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang, Rekapitulasi Pengunjung Perpustakaan dari 2011-2015

Gambar 1.1 Pengunjung Perpustakaan

Dari hasil wawancara terhadap beberapa orang pemustaka tentang alasan semakin berkurangnya minat mereka memanfaatkan jasa Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang adalah kurang mutakhirnya sumber informasi yang tersedia

2011 2012 2013 2014 2015

TAHUN

JUMLAH 91719 91590 91271 91160 90945

90400 90600 90800 91000 91200 91400 91600 91800

Jumlah Pengunjung

Pengunjung Perpustakaan

(18)

di perpustakaan tersebut. Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh pustakawan Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang bahwa pemustaka semakin menurun minatnya memanfaatkan jasa perpustakaan, salah satunya disebabkan oleh lemahnya ketersediaan sumber informasi di perpustakaan. Baik pemustaka maupun pustakawan juga berpendapat senada bahwa pemustaka lebih suka mencari sumber informasi secara elektronik karena dianggap lebih efektif.

Walaupun demikian, namun pustakawan tersebut tidak dapat merinci kebutuhan informasi pengguna perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang yang beragam dan unik tersebut, terutama kebutuhan informasi terhadap sumber daya elektronik. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis kebutuhan informasi elektronik pengguna perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apa saja kebutuhan informasi elektronik pengguna Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan informasi elektronik pengguna Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang.

1.4 Manfaat Penelitian a. Teoritis

Nilai perpustakaan tidak hanya dari kekayaan dan keragaman koleksi, tetapi lebih dari pada itu, yaitu kebermanfaatannya terhadap pemustaka yang dilayaninya. Dalam masyarakat pengetahuan, fungsi informatif perpustakaan telah

(19)

menjadi salah satu yang paling penting. Informasi menjadi faktor pengembangan utama dalam semua domain pengetahuan. Dalam konteks ini, memahami keunikan kebutuhan informasi melalui penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan tentang pengembangan koleksi elektronik bagi perpustakaan yang sedang dan telah menuju perpustakaan digital.

b. Praktis

Manfaat praktis yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai pedoman atau panduan bagi Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang untuk mengembangkan koleksi elektroniknya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah kebutuhan informasi pengguna terhadap sumber daya elektronik. Pengguna yang dimaksud adalah pemustaka yang sering memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber pencarian informasi.

(20)

BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi muncul ketika indera seseorang berada dalam sistuasi problematik atau kesenjangan informasi, pada saat itu pengetahuan dan keyakinan internalnya, dan model lingkungannya gagal memenuhi tujuan yang hendak dicapainya (Case 2007, 333). Kebutuhan informasi yang teridentifikasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencarian informasi dan perumusan permintaan informasi (Ingwersen & Järvelin 2005, 20). Istilah ―kebutuhan informasi‖ tersebut tidak selalu berarti bahwa seseorang ―membutuhkan‖ informasi saat itu juga tetapi bahwa penggunaan informasi telah menjadi kebutuhan yang lebih mendasar (Wilson 1981, 5-6).

(Case 2012, 5) mendefinisikan kebutuhan informasi sebagai ―kesadaran bahwa pengetahuan yang ada pada saat ini tidak memadai untuk memenuhi tujuan yang harus dicapai‖. (Ehikhamenor 1990, 149) memberikan definisi yang lebih spesifik, bahwa kebutuhan informasi adalah ―sejauh mana informasi diperlukan untuk memecahkan masalah, serta tingkat kepuasan menyatakan atau ketidakpuasan dengan informasi‖.

Wilson (2000) menyatakan kebutuhan informasi bervariasi sesuai dengan faktor-faktor seperti sumber daya yang tersedia, cara informasi tersebut akan digunakan, dan motivasi dan profesi individu mencari informasi. Untuk melek informasi, seseorang harus ―mengenali kapan informasi dibutuhkannya dan memiliki kemampuan untuk mencari, mengevaluasi dan menggunakan secara

(21)

efektif informasi yang dibutuhkan‖ (Callinan 2010, 287). Sumber informasi dianggap efisien jika informasi tersebut relevan, berguna, spesifik dan akurat untuk membantu pengguna memecahkan masalahnya (Nwagwu 2009, 26).

Dari definisi tersebut pada intinya kebutuhan informasi didefinisikan sebagai kebutuhan yang didorong adanya kesenjangan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan berbagai pertanyaan yang berkecamuk di dalam pikirannya.

Dalam hal ini, kebutuhan informasi merupakan suatu informasi yang diinginkan untuk dimiliki seseorang dalam rangka kegiatannya.

Dalam kehidupan yang sempurna, kebutuhan informasi (information needs) sama dengan keinginan informasi (information wants), namun pada umumnya ada kendala seperti ketiadaan waktu, kemampuan, biaya, faktor fisik, dan faktor individu lainnya, yang menyebabkan tidak semua kebutuhan informasi menjadi keinginan informasi. Jika seseorang sudah yakin bahwa sesuatu informasi benar- benar diinginkan, maka keinginan informasi akan berubah menjadi permintaan informasi (information demands).

Setiap pemustaka pasti mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda- beda. Kebutuhan informasi pemustaka yang beraneka ragam tersebut perlu diimbangi oleh kesiapan perpustakaan untuk menyediakan sumber informasi yang memadai dan mampu mengakomodir keberagaman kebutuhannya. Ketika seorang pemustaka merasa kekurangan informasi yang dimilikinya, maka sebenarnya ada semacam kekosongan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian, pemustaka tersebut akan memenuhi kekosongan ilmu pengetahuan tersebut

(22)

dengan mencari informasi. Alasan kebutuhan akan informasi inilah yang akhirnya menyebabkan pemustaka melakukan tindakan untuk mencari informasi.

Pencarian informasi adalah suatu bentuk perilaku manusia yang melibatkan pencarian informasi dengan cara pemeriksaan aktif sumber informasi atau sistem pengambilan informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi, atau untuk memecahkan masalah (Ingwersen 2005, 386). Dalam rangka memperoleh informasi pengguna harus memilih informasi dari sumber tertentu, sistem, saluran atau layanan.

Tujuan utama perpustakaan perguruan tinggi adalah mengakuisisi, mengorganisasikan, termasuk juga melestarikan, menyediakan akses, dan diseminasi informasi untuk mendukung pembelajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Namun, cara mencapai tujuan tersebut telah berubah drastis.

(Lee 2002) menyatakan bahwa, dalam merefleksikan peristiwa dan tren di perpustakaan, di dalam dan di luar kampus sumber daya elektronik telah mengalahkan sumber daya tercetak dalam memenuhi kepentingan pemustaka terhadap koleksi perpustakaan.

Menurut (Raitt 2005) menunjukkan bahwa perkembangan teknologi yang cepat telah mengubah cara akses pengguna dan temu-balik informasi. Informasi merupakan sumber daya penting, bernilai dan menjadi kekuatan pembangunan masyarakat. Informasi adalah kekuatan karena merupakan dasar dari semua perencanaan. Perpustakaan perguruan tinggi selalu ditantang untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya karena target pemustakanya (dosen, peneliti, dan mahasiswa) sangat dinamis. Internet dan World Wide Web (WWW) telah

(23)

memungkinkan untuk dosen dan mahasiswa menemukan berbagai informasi yang dibutuhkannya tanpa perlu datang ke perpustakaan.

Banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebutuhan informasi pemustaka, seperti kajian pemustaka, kajian kebutuhan informasi, kajian transfer informasi, kajian pemanfaatan dan penyebaran informasi, dll (Prasad 2000).

Terminologi yang digunakan sangat tergantung pada pendekatan dan sudut pandang seseorang melihatnya. Pada dasarnya, kajian tentang kebutuhan pemustaka adalah untuk memahami karakteristiknya, kebutuhan, preferensi, praktik, opini, sikap, perilaku evaluasi dan lain-lain sehubungan dengan layanan perpustakaan & informasi yang ditawarkan atau mungkin ditawarkan atau perlu ditawarkan.

Tujuan utamanya adalah untuk membantu merancang, mengubah, mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perpustakaan &

informasi sistem dan produk/ layanannya dalam memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya. Dengan demikian, kajian tentang pemustaka dan kebutuhan informasinya sangat membantu dalam memahami (i) karakteristik, (ii) kebutuhan informasi, (iii) perilaku, sikap, pendapat, prioritas, preferensi dan evaluasi pemustaka (Prasad, 2000).

Penelitian tentang penilaian kebutuhan dalam ilmu informasi terdapat berbagai tingkat kebutuhan. (Taylor 1962) membaginya menjadi empat tingkat kebutuhan informasi yaitu: visceral, yaitu informasi aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan; conscious, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dijelaskan atau digambarkan; formalized, pernyataan resmi atas suatu kebutuhan;

(24)

dan compromised, yaitu pertanyaan yang diajukan pada sistem informasi. (Belkin 1980) dengan konsep Anomalous State of Knowledge (ASK) menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut.

Kebutuhan informasi terjadi dimana seseorang merasa ada kekosongan informasi atau pengetahuan sebagai akibat desakan informasi yang makin berkembang atau sekedar ingin tahu. Kekurangan ini perlu dipenuhi dengan informasi baru sesuai dengan kebutuhannya. Pemenuhan informasi ini yang mendorong seseorang berinteraksi atau berkomunikasi dengan berbagai sumber informasi untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya (Yusuf 2010, 68).

2.2 Analisis Kebutuhan Informasi

Penelitian terhadap kebutuhan informasi di bidang perpustakaan sudah dimulai sejak 1916 di Inggris melalui survey bagaimana perpustakaan digunakan dan siapa saja yang menggunakan. Awalnya penelitian berfokus pada penggunan sistem bukan pada pemakai. Baru pada tahun 1980-an kajian beralih kepada pemakai (user center) (Wilson 2000).

Menurut Hiller yang disitir oleh Ishak (2006, 91) bahwa memahami kebutuhan informasi pemakai sebenarnya untuk mengetahui, antara lain:

a. Siapa pemakai potensial perpustakaan?

b. Apa yang mereka pelajari dan teliti?

c. Sumber informasi dan layanan perpustakaan apa yang mereka butuhkan?

d. Bagaimana pengetahuan mereka tentang sumber informasi dan layanan yang ada di perpustakaan,

e. Bagaimana mereka menggunakan sumber informasi dan perpustakaan, dan

(25)

f. Bagaimana mereka menjadikan perpustakaan sebagai nilai tambah dalam membantu menyelesaikan tugas dan pekerjaan.

Layanan dan koleksi di perpustakaan seharusnya didasarkan kepada pemahaman tentang layanan terhadap kebutuhan dan keinginan informasi masyarakat pengguna. Tidak mungkin dan tidak pula perlu mengkoleksi informasi tentang seluruh aspek layanan terhadap masyarakat pengguna.

Hiller yang disitir oleh Ishak (2006, 91) juga mengemukakan bahwa upaya pengelola informasi untuk memahami kebutuhan informasi pemakai, berdasarkan pada konsep user center, yaitu:

a) menyesuaikan koleksi dan sumber informasi dengan kebutuhan pemakai b) mengidentifikasi perbedaan kebutuhan informasi pemakai

c) mendukung pendistribusian dana yang wajar dan adil, dan d) menjamin perpustakaan mempu merespon kebutuhan pemakai.

Dengan demikian, peran perpustakaan sangat penting dalam menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan pemustaka. Untuk mengetahui kebutuhan informasi pemustaka, maka perlu adanya ―analisis kebutuhan pemustaka‖ dengan parameter yang lengkap, detail, dan benar. Tidak ada alasan bagi pustakawan untuk tidak melakukan kajian tentang kebutuhan pemustakanya. Cakupan kajian bisa berupa sumber informasi yang dibutuhkan, media informasi yang sering digunakan, jenis informasi yang diinginkan, sampai pada fasilitas penelusuran informasi yang membuat pemustaka puas maupun sangat puas.

Setiap jenis perpustakaan mempunyai kekhasan dalam hal penyediaan sumber informasi yang berupa koleksi sesuai dengan identitas lembaganya.

Begitu juga dengan siapa pemustaka yang akses, juga sangat tergantung pada

(26)

kesesuaian antara sumber informasi yang disediakan dengan kebutuhan informasi yang diinginkan pemustaka.

2.3 Identifikasi Kebutuhan Informasi

(Sankarto dan Pramana 2008) Identifikasi kebutuhan informasi merupakan langkah awal dalam menentukan jenis informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akan tergantung pada keberhasilan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi.

Identifikasi kebutuhan informasi yang tidak tepat sudah pasti menghasilkan informasi yang tidak berguna.

Identifikasi kebutuhan informasi adalah sebuah proses untuk mendapatkan informasi yang sesuai kebutuhan dan diinginkan pengguna. Dalam proses identifikasi kedua belah pihak terlibat aktif pada tahap ini. Informasi yang diperoleh dari pengguna menjadi acuan bagi penyedia informasi sebagai bahan pertimbangan menyediakan informasi yang tepat. Tiga faktor yang harus dipenuhi ketika melakukan identifikasi kebutuhan informasi yaitu lengkap, detail, dan benar.

Lengkap, artinya semua informasi yang diharapkan pengguna didapatkan oleh pihak yang melakukan identifikasi. Detail, adalah informasi yang terkumpul terinci sampai hal-hal yang kecil. Benar, yaitu semua data yang diperoleh harus benar, bukan benar menurut identifikator tetapi benar dan sesuai dengan apa yang dimaksud pengguna.

Dalam konteks ilmu perpustakaan, dalam usaha melakukan manajemen informasi, langkah awal yang dilakukan adalah identifikasi kebutuhan informasi.

(27)

Secara umum mengidentifikasi kebutuhan informasi merupakan sesuatu yang esensial didalam merancang sistem informasi dan secara khusus untuk menyediakan layanan informasi yang efektif.

Tetapi merupakan tugas yang sulit dalam hal investigasi atau pekerjaan seorang detektif untuk mengetahui kebutuhan informasi seseorang mestilah menggunakan berbagai metode untuk memperoleh didalam berbagai sistem yang dapat mempengaruhi kebutuhan informasi. Sebuah seleksi yang hati-hati dan memadukan berbagai teknik yang akan dipilih bergantung kepada pengguna yang memerlukan untuk diteliti.

(Prawati 2003) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan:

current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi

mutakhir, everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari, exhaustive approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh, dan cathching-up approach, yaitu kebutuhan pegguna akan informasi singkat secara cepat.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pengguna perpustakaan yang membutuhkan informasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut para ahli diantaranya, yaitu:

Pannen yang disitir oleh Ishak (2006, 93) menyatakan bahwa ―faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan, dan lingkungan pekerjaan‖.

(28)

Menurut Nicholas yang disitir oleh Ishak (2006, 93) menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:

a. jenis pekerjaan,

b. personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan c. waktu,

d. akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi), dan

e. sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi.

Dari beberapa uraian tersebut dapat diketahui bahwa pekerjaan, personalitas, waktu, akses, menelusur informasi secara internal ataupun eksternal, sumber daya teknologi, disiplin ilmu, kebiasaan, dan faktor lingkungan pekerjaan merupakan bagian dari faktor yang mempengruhi kebutuhan informasi.

Selanjutnya menurut Devadeson yang disitir oleh Ishak (2015: 89) kebutuhan informasi seseorang dipengaruhi oleh:

a. Work activity (aktivitas kerja)

b. Discipline/ Field/ Area of interst (Disiplin/ lapangan/ area ketertarikan) c. Availability of facilities (Ketersediaan fasilitas)

d. Hierarchical position of individuals (Posisi hirarki seorang individu) e. Motivations factors for information needs (faktor motivasi terhadap

kebutuhan informasi)

f. Need to take a decision (kebutuhan untuk membuat keputusan) g. Need to seek new ideas (kebutuhan dalam mencari ide baru)

h. Need to validate the correct ones (kebutuhan untuk mempalidasikan agar sesuatu menjadi benar)

i. Need to make professional contributions, (kebutuhan untuk membuat kontribusi yang professional)

j. Need to establish priority for discovery, (kebutuhan untuk membangun prioritas dalam penemuan, dan sebagainya)

Wilson yang disitir oleh Ishak (2006, 93) juga menjelaskan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti gambar berikut ini.

(29)

Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa, faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, adalah:

a) Kebutuhan individu (person), kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afekif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs). Ketiga kebutuhan ini secara langsubf mempengaruhi kebutuhan informasi.

b) Peran sosial (Social Role), peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu.

c) Lingkungan (environment), faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial-budaya (social-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.

Ketiga faktor itulah yang mempengaruhi kebutuhan setiap individu, dimana manusia akan terus berusaha dan melakukan apapun yang mereka bisa untuk selalu memenuhi kebutuhan informasi yang mereka cari demi mencapai tujuan yang mereka inginkan.

LINGKUNGAN

Lingkungan kerja Lingkungan sosial-budaya Lingkungan politik-ekonomi Lingkungan fisik

PERAN SOSIAL

Peran Kerja Peran Kinerja

INDIVIDU

Kebutuhan Psikologis Kebutuhan Afektif Kebutuhan Kognitif

KEBUTUHAN INFORMASI

(30)

2.5 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Karakteristik kebutuhan informasi mencakup hal-hal yang berkaitan proses saat pemustaka mencari informasi. Nicholas yang disitir oleh Fatmawati (2015, 10-11) menjelaskan karakteristik tersebut dapat menunjukkan wujud kebutuhan informasi. Karakteristiknya seperti terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1. Karakteristik Kebutuhan Informasi

No. Karakteristik Keterangan

1 Pokok Masalah (Subject)

Apa yang menjadi pokok dalam suatu masalah dalam suatu informasi.

Aspek yang harus diperhatikan yaitu:

 Banyaknya pokok masalah yang terkandung dalam suatu informasi.

 Kedalaman pokok masalah

 Ada tidaknya masalah dalam menetukan subjek yang lebih rinci

2 Fungsi (Function)

Apa fungsi informasi bagi pemustaka, sehingga akan berbeda-beda dan tergantung pada kebutuhan dari pemustakanya.

3 Sifat (Nature) Merujuk pada ciri esensial yang terkandung pada suatu informasi yaitu, apakah informasi berubah pada waktu/

periode tertentu atau perbedaan dari kebutuhan informasi.

4 Tingkat Intelektual (Intellectual Level)

Informasi mengandung ilmu pengetahuan yang dapat menambah kecerdasan pemustakanya. Jadi informasi dapat dipahami secara efektif apabila pemustaka memiliki keluasaan pengetahuan minimum (tingkat intelektual) atau tingkat kecerdasan tertentu.

5 Titik Pandang (Viewpoint)

Informasi sering dituangkan dengan titik pandang atau pendekatan tertentu, sehingga setiap pemustaka mempunyai pandanganyang tidak sama mengenai suatu informasi.

6 Kuantitas (Quantity)

Pemustaka membutuhkan jumlah informasi yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

Seperti keperluan akan tugas pekerjaan dan untuk memecahkan suatu permasalahan.

(31)

7 Kualitas (Quality)

Menggambarkan kualitas isi informasi dan relevansinya dengan kebutuhan pemustaka. Hal ini sangat tergantung pada sifat individu pemustaka sehingga sepertinya diperlukan pemahaman yang mendalm terhadap pemustaka.

8 Batas Waktu Informasi (Date)

Apakah informasi yang disediakan merupakan informasi yang terbaru atau sudah usang, sehingga pertimbangan utama yang menentukan adalah lamanya umur informasi dalam simpanan dokumen.

9 Kecepatan Pengiriman (Speed of Delivery)

Berkaitan dengan kecepatan penyampaian informasi kepada pemustaka, maka informasi diupayakan sepenuhnyasampai pada pemustaka dan diharapkan tidak terhenti saat penyebarannya sehingga aktualitas informasi dapat dijaga.

10 Tempat Asal Publikasi (Place)

Berhubungan dengan posisi pemustakadan kelancaran bahasa yang digunakan serta kepercayaan pemustaka terhadap isi informasi.

11 Pemrosesan dan

Pengemasan (Processing and

Packaging)

Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian informasi dari pokok pikiran dan riset yang sama, sedangkan pengemasan berkaitan dengan tampilanluar atau bentukfisik dari informasi tersebut.

Sementara itu Leckie dkk. yang disitir oleh Ishak (2006, 94) menyatakan bahwa kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi itu, yaitu:

a. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia

b. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal c. Frekuensi, misalnya kebutuhan informasi itu berulang atau baru

d. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan tidak terduga

e. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya, dan

f. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.

(32)

2.6 Perpustakaan sebagai Sumber Daya Informasi

Segala sesuatu yang memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan seseorang disebut Informasi. Informasi dapat di peroleh melalui berbagai sumber dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disebut dengan sumber informasi.

Menurut (Suwarno 2009, 37) menjelaskan bahwa perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi menjadi tulang punggung gerak majunya suatu institusi terutama institusi pendidikan, di mana tuntutan untuk adaptasi terhadap perkembangan informasi sangat tinggi. Hal ini dikarenakan pengguna (user) dominan dari kalangan akademisi yang kebutuhannya akan informasi begitu kuat, sehingga mau tidak mau perpustakaan harus pula berfikir untuk berupaya mengembangkan diri gunamemenuhi kebutuhan pengguna (user).

Setelah ribuan tahun hidup dengan teknologi cetak, ratusan tahun dengan teknologi analog, kelahiran dan perkembangan pesat teknologi digital menimbulkan revolusi mendasar dalam kehidupan manusia, khususnya bagi kepustakawanan. Beberapa dasawarsa terakhir ini dunia teks mendapat tantangan dari teknologi-teknologi baru. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan pun tidak luput dari perhatian pemerintah yang selama ini me-nomorsekian-kan perpustakaan.

Perpustakaan telah menemukan jati dirinya sebagai tempat perubahan (agent of change), tempat di mana berbagai informasi di simpan, dan di mana tempat

embrio intelektual diciptakan. Betapa tidak, dulu perpustakaan dianggap sebagai tempat buku saja, kini berkembang menjadi pusat sumber daya informasi.

Artinya, perpustakaan tidak lagi sebagai penyimpanan buku semata, melainkan

(33)

menjadi tempat di mana pengguna (user) mampu menciptakan lagi sesuatu yang mampu dibaca dan digunakan orang lain.

Perkembangan yang tampak sekarang adalah mulai digalakkannya perpustakaan digital, yang mana koleksi yang dimiliki berupa informasi yang terakam dalam bentuk digital, dan aksesnya pun perlu media komputer.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan informasi baik informasi yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah.

Sumber informasi dapat berbentuk media tulis cetak, seperti buku, koran, tabloid, majalah, ensiklopedia, surat, buletin, jurnal, dan selebaran. Sumber Informasi dapat pula berbentuk media elektronik, seperti radio, televisi, internet, atau di dapat langsung dari narasumber yang bersangkutan dengan melalui percakapan, wawancara, diskusi, seminar dan lain-lain. Narasumber tentunya orang-orang yang diaggap ahli di bidangnya, seperti tokoh Agama, Para Guru, dan Ilmuwan.

2.6.1 Pengguna Informasi

Setiap orang yang membutuhkan informasi disebut pengguna informasi.

(Ishak 2015, 93) menjelaskan bahwa pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi. Pengguna informasi dapat menentukan kualitas seperti apa, menyampaikan apa, dan bagaimana kebutuhan informasi mereka. Penyedia informasi harus bekerja dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan mereka, dan bekerjasama dengan sumber informasi lain.

(34)

Pengguna merupakan prioritas utama, kelangsungan hidup sistem informasi.

Kebutuhan informasi bagi pengguna perlu diidentifikasi dalam rangka memuaskan pengguna. Mutu dan kualitas mutu untuk menjamin kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna akan berimplikasi kepada perbaikan terus menerus sehingga kualitas harus diperbaharui setiap saat agar pegguna tetap puas.

Dapat disimpulkan bahwa pengguna informasi adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi seperti mahasiswa, mahasiswa pascasarjana, dosen, peneliti, pengamat bidang-bidang khusus, dan masyarakat umum untuk memperoleh ilmu pengetahuan.

2.6.2 Sumber Daya Informasi Elektronik (E-Resource)

Secara umum menrut (Andayani 2014, 9) sumber-sumber informasi elektroik atau dikenal dengan e-resources adalah sumber-sumber informasi yang dikemas atau disimpan dalam bentuk elektronik atau digital. Sumber-sumber informasi elektronik dapat merupakan hasil alih bentuk dari format lain yang dikenal dengan reproduksi atau digitalisasi, dan dapat pula merupakan terbitan yang sengaja dikemas dalam format elektronik atau digital (digital born) sebagai bentuk suatu penerbitan atau e-publishing.

E-Resources adalah sumber daya yang diakses dengan menggunakan komputer, baik komputer personal, mainframe atau perangkat bergerak dari jarak jauh melalui Internet atau Intranet. Beberapa jenis E-Resources yang dikenal adalah: a) e-journal, b) e-books, c) database full text, d) database indexing dan abstracting, e) database referensi biografi, kamus, direktori, ensiklopedia, dll), f) data dan statistik, g) e-images dan e-audio, h) sumber daya visual (IFLA, 2012)

(35)

i) CD ROM Databases j) digital repositories: Skripsi, Tesis, Disertasi, Pidato Ilmiah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian (www.fppti.or.id/files/materi_6.pdf).

Saxena (dalam Andayani 2014, 9) menjelaskan bahwa jenis-jenis penerbitan elektronik sangat beragam, yaitu mencakup buku elektronik (e-book), terbitan berkala (e-periodicals), database elektronik (e-database), penerbitan dalam CD- ROM, POD (Print On Demand), content digital, dan tinta elektronik (e-ink).

Selanjutnya menurut Wikoff yang disitir oleh Andayani (2014, 9) menyebutkan bahwa yang disebut dengan sumber-sumber elektronik adalah

"database, e-journal collection, e-book, and some mention linking technologies and e-resources management systems".

Beberapa definisi diatas menjelaskan bahwa sumber-sumber elektronik merupakan sumber-sumber informasi yang dikemas secara elektronik atau dalam format elektronik sehingga dalam aksesnya memerlukan perangkat teknologi lainnya seperti handphone didalam mengakses sumber-sumber tersebut. Akses ke sumber-sumber tersebut juga dapat dilakukan secara online melalui internet ataupun secara lokal yang mencakup berbagai jenis sumber seperti, jurnal elektronik, buku elektronik, database dalam bentuk full teks maupun dalam bentuk indeksdan abstrak, dan sumber-sumber elektronik dalam bentuk lainnya.

Meskipun demikian, jika dibandingkan e-journal atau e-book, database merupakan e-resource yang sering dipilih dan dijadikan koleksi perpustakaan karena cakupan isinya yang mencakup berbagai artikel journal, dalam kasus tertentu juga berisi e-book (Andayani 2014, 9-10).

(36)

Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai sumber-sumber informasi elektronik:

a) Koleksi jurnal elektronik (e-journal) dan buku elektronik (e-book) dalam format cakram optik maupun online access (internet). Koleksi yang berkembang cukup pesat dan tersedia baik dalam perpustakaan elektronik maupun perpustakaan digital. Bisa diakses secara offline melalui computer stand-alone maupun online melalui sebuah jaringan intranet maupun internet.

Pengguna dapat memanfaatkan e-book dan e-journal ini secara bersama-sama sehingga akan menghemat biaya dan resources lainnya.

b) Koleksi e-database dan kumpulan e-journal, e-book, e-proceeding, dan lain sebagainya merupakan koleksi yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk menemukan berbagai sumber informasi elektronik dalam satu buah database. Contohnya Ebsco, Proquest, dan lain-lain.

Keberagaman jenis sumber informasi elektronik dan digital itu sebetulnya memberikan kemudahan dan memanjakan pengguna dalam memilih sumber informasi yang diperlukan dalam proses studi, belajar dan atau penelitian.

Fasilitas sumber informasi elektronik/digital inilah yang memungkinkan mahasiswa atau siswa didik atau pemustaka dalam melakukan belajar mandiri (Riyani 2014).

Hal ini sejalan dengan kondisi saat ini dimana koleksi perpustakaan dalam bentuk digital sangat diperlukan untuk mendukung program perpustakaan dalam menjalankan proses pendidikan di organisasi induknya. Koleksi digital memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan koleksi konvensional/ tercetak. Hal ini

(37)

menyebabkan pengguna/pemustaka lebih memilih menggunakan koleksi digital dibandingkan koleksi tercetak, selain hemat waktu juga bisa menghemat biaya dan tenaga. Adapun kelebihan koleksi e-journal dalam bentuk tercetak dan elektronik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2

Perbandingan E-Journal dan Jurnal Tercetak

No Kriteria Elektronik Tercetak

1 Kemutakhiran Mutakhir Mutakhir

2 Kecepatan Diterima Cepat Lambat

3 Penyimpanan Sangat Mengirit

Tempat

Memakan Tempat

4 Pemanfaatan 24 Jam Terbatas Jam Buka

5 Kesempatan Akses Bisa Bersamaan Antri

6 Penelusuran Otomatis Tersedia Harus Dibuat

7 Waktu Penelusuran Cepat Lama

8 Keamanan Lebih Aman Kurang Aman

9 Manipulasi dokumen Sangat mudah Tidak Bisa (spt.

Kutipan, dsb).

10 Bila langganan dengan dana yang sama (jurnal lokal)

Judul bisa lebih banyak

Judul lebih sedikit

11 Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal

Sumber: Ishak, Penelusuran Literatur Online: Teori dan Praktik, Al-hayat, Medan: 2015.

Hal. 20

2.7 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan dapat dijadikan sebagai acuan pendukung/ referensi dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

(38)

1) Penelitian yang dilakukan oleh Desvan Baruna (2014) tentang pemanfaatan sumber daya informasi elektronik akses terbuka: studi kasus e-repository Universitas Negeri Medan (UNIMED). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan sumber daya informasi elektronik akses terbuka studi kasus Repository UNIMED. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

Data yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa, responden sebagian besar sudah mengetahui mengenai fasilitas berbasis open access. Dan tanggapan responden mengenai keefesienan open access. Sebagian besar responden setuju bahwa sumber informasi pada UNIMED repository mutakhir.

Selain itu menurut sebagian besar responden, informasi yang ditampilkan pada UNIMED Repository cukup beragam, cukup akurat namun tidak cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk tingkat pemanfaatan UNIMED repository sangat rendah yaitu satu kali kunjungan dalam satu bulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlunya melakukan promosi untuk mengenalkan layanan UNIMED Repository kepada civitas akademik untuk lebih tinggi lagi tingkat pemanfaatannya. Melakukan promosi untuk mengenalkan layanan UNIMED Repository. Dan yang terakhir layanan UNIMED Repository hendaknya menambah konten pada koleksi UNIMED repository.

2) Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Fatma (2011) tentang analisis pemanfaatan sumber daya informasi elektronik dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa program studi hukum islam (studi kasus: Pada Layanan Internet Perpustakaan STAIN Batusangkar) pada penelitian ini dapat diambil

(39)

kesimpulan bahwa sumber informasi elektronik telahdimanfaatkan oleh responden untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan. Karena, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Pemanfaatan Sumber Daya Informasi Elektronik dalam memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa program studi hukum perdata islam.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Hukum Perdata Islam STAIN Batusangkar yang berjumlah 150 orang. Untuk mempermudah penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan rumus slovin. Berdasarkan rumus slovin, jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebanyak 60 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner, kemudian data diolah dan disajikan dengan pengukuran distribusi frekuensi. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar persentase dari setiap jawaban responden.

Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya informasi elektronik bagi mahasiswa Program Studi Hukum Perdata Islam pada layanan internet Perpustakaan STAIN menurun. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya indikasi bahwa pemanfaatan sumber daya informasi elektronik sebanyak 4 kali dalam seminggu yaitu 36,7%.

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Dalam upaya menghimpun data dalam penelitian ini, diperlukan cara yang terstruktur atau metode penelitian. Metode tersebut memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk cara melakukan penelitian.

Metodologi mengandung makna yang menyangkut prosedur dan cara melakukan pengujian data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

(Sugiono 2012, 86) menjelaskan bahwa ―penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain.‖ Maksud utama penggunaan metode deskriptif menurut (Ali 2010, 47) yaitu ―untuk mendeskripsikan kebenaran fenomena berdasarkan data empirik sebagai jawaban terhadap masalah yang saat riset dilakukan‖. Melalui jenis penelitian deskripsi maka dapat diperoleh deskripsi mengenai: (1) gambaran tingkat struktur modal, dan (2) gambaran tingkat profitabilitas.

Penggunaan metode deskriptif kuantitatif tersebut diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah aktual dan fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka yang memiliki makna. (Sugiyono 2012,13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik

(41)

satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan pendapatan tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan data yang diperoleh dari sampel penelitian yang dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan IAIN Imam Bonjol Padang yang beralamat di Jl. M. Yunus No. 1, Lubuk Lintah, Padang, Sumatera Barat.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(Sugiono 2015, 80) menjelaskan, ―Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.‖

Pendapat senada juga dikemukakan oleh (Arikunto 2010, 173) bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pemustaka IAIN Imam Bonjol, Padang.

Berdasarkan data statistik tahun 2015 bahwa jumlah kunjungan pemustaka Perpustakaan IAIN Imam Bonjol per bulan adalah 7579 orang yang terdiri dari Fak. Adab & Humaniora sebanyak 293 orang, Fak. Dakwah & Komunikasi sebanyak 1210 orang, Fak. Syariah & Hukum Islam sebanyak 2440 orang, Fak.

Tarbiyah & Keguruan sebanyak 3181 orang, Fak. Ushuluddin & Filsafat sebanyak 409 orang, Pascasarjana sebanyak 30 orang, dan Dosen dan karyawan sebanyak

(42)

16 orang. Tabel berikut memperlihatkan jumlah pemustaka per bulan menurut kelompok pemustaka yang dibagi menurut fakultas.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

No. Kelompok Pemustaka Jumlah 1 Fak. Adab & Humaniora 293 2 Fak. Dakwah & Komunikasi 1210 3 Fak. Syariah & Hukum Islam 2440 4 Fak. Tarbiyah & Keguruan 3181 5 Fak. Ushuluddin & Filsafat 409

6 Pascasarjana 30

7 Dosen & Karyawan 16

Jumlah 7579

3.3.2 Sampel

Karena kebutuhan informasi mahasiswa beragam, maka subjek penelitian dibagi menurut jenis pemustaka. Dengan demikian, teknik penarikan sampel adalah dengan menggunakan Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah 0,10, maka:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑎²

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑎²= 7579

1 + 7579 0,10 ²= 98,69 ≈ 99 (dibulatkan ke atas)

Langkah selanjutnya populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan jenis pemustaka yang berasal dari masing-masing fakultas. Setelah populasi diyakini homogen, maka dilakukan penarikan jumlah sampel dengan menggunakan rumus slovin tersebut untuk setiap jenis pemustaka. Jika dari

(43)

populasi berukuran N = 7579, sedangkan jumlah setiap sub-populasi berbeda, maka untuk menentukan besaran sampelnya adalah:

𝑛 𝑠𝑢𝑏 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =𝑁 𝑆𝑢𝑏 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

N x 100

Setelah diketahui persentase untuk setiap sub sampel, maka nilai persentase tersebut dikalikan dengan jumlah total sampel yang dipereloh, yaitu 99. Dengan demikian, ukuran sampel untuk masing-masing sub sampel adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Sampel Proposionate Random Sampling

No Sub Sampel Persentase Ukuran Sampel

Slovin Pembulatan 1 Fak. Adab & Humaniora 4 4% x 99 = 3,96 4 2 Fak. Dakwah & Komunikasi 16 16% x 99 = 15,84 16 3 Fak. Syariah & Hukum Islam 32 32% x 99 = 31,68 32 4 Fak. Tarbiyah & Keguruan 42 42% x 99 = 41,58 42 5 Fak. Ushuluddin & Filsafat 5 5% x 99 = 4,95 5

6 Pascasarjana 1 1% x 99 = 0,99 1

Jumlah 100 Jumlah 100

3.4 Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer, pada penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner.

(44)

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder yang digunakan adalah statistik jumlah mahasiswa, statistik jumlah kunjungan ke perpustakaan, statistik peminjaman, dan lain-lain.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut (Sukmadinata 2010, 230) instrumen penelitian adalah berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar salah maupun skala jawaban. (Sugiono 2012, 148) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah berupa angket atau kuesioner. Angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.

Tujuan penyebaran angket ialah untuk mencari sebuah informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup. Pada angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan yang ada telah memiliki alternatif jawaban yang tinggal dipilih oleh responden. Dengan kata lain, angket tertutup adalah angket

(45)

yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden yang diminta memberi jawaban tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dalam pilihan jawaban dengan memberi tanda silang atau checklist.

Kisi-kisi angket kebutuhan informasi mahasiswa terhadap sumber daya elektronik merupakan pedoman untuk membuat angket (kuesioner) yang akan diberikan kepada responden. Angket (kuesioner) tersebut kemudian diisi sesuai dengan yang dialami oleh responden. Kisi-kisi angket kebutuhan informasi mahasiswa terhadap sumber daya elektronik, seperti berikut ini.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kebutuhan Informasi Elektronik

Variabel No Aspek Indikator Nomor

Soal

Kebutuhan Informasi Elektronik

1 Demografi dan Latar Belakang Informasi

Profil ringkas responen a. Informasi

Demografis

Data profil responden b. Keterampilan

berbahasa asing

Bahasa asing yang dikuasai responden

1, 2 2 Kebutuhan Mahasiswa

Terhadap Akses Elektronik

Pola perilaku pencarian informasi

3, 4, 5, 6, 7, 8 Kebutuhan Mahasiswa

dalam menggunakan Sumber Daya

Elektronik

Tingkat penguasaan dan frekuensi penggunaan TIK dalam memenuhi kebutuhan informasi sumber daya elektronik

9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 3 Kebutuhan informasi

sumber daya elektronik

Harapan yang harus dipenuhi oleh

perpustakaan terhadap kebutuhan pemustaka terhadap sumber daya elektronik

16, 17, 18, 19, 20, a. Cara mengakses

b. Jenis c. Bahasa d. Subjek

Total 20

(46)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian ini, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Berdasarkan sumber dan jenis data yang dikumpulkan, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan angket (kuesioner). Angket tersebut diberikan langsung pada responden berdasarkan penarikan sampel tersebut.

Setelah data terkumpul, maka data tersebut diperiksa kelengkapannya kembali. Apabila data telah dinyatakan lengkap, kemudian lembaran angket diberi kode F+Nama Fakultas, misalnya FA yang berarti responden yang berasal dari Fakultas Adab & Humaniora. Setelah kode tersebut, kemudian ditambahkan nomor urut responden, seperti FA01 yang berarti nomor responden 01 untuk Fakultas Adab & Humaniora. Daftar pengkodean tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Daftar Kode Responden

Setelah itu, data tersebut ditabulasikan berdasarkan aspek dan sub-aspek yang digali dari responden tersebut dengan menggunakan spreadsheet Excel 2007, seperti tabel berikut.

No. Jenis Pemustaka Sampel Kode

1 Fak. Adab & Humaniora 4 FA01 – FA04

2 Fak. Dakwah & Kuminikasi 16 FD01 – FD16 3 Fak. Syariah & Hukum Islam 32 FS01 – FS32 4 Fak. Tarbiyah & Keguruan 42 FT01 – FT42 5 Fak. Ushuluddin & Filsafat 5 FU01 – FU05

6 Pascasarjana 1 PS-01

(47)

Tabel 3.5 Lembaran Pengolahan Data

Responden Butir Soal

1 2 3 4 5 6 n

FA01

FA02

FD01

FD02

FD03

Fn…

Setelah semua aspek ditabulasikan, maka dilakukan penghitungan jumlah responden yang menjawab sama pada butir soal yang sama. Kemudian dihitung persentase dari jawaban responden tersebut.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu dengan mendiskripsikan dan memaknai data dari masing-masing komponen yang dievaluasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik deskriptif yaitu dengan menyajikan hasil perhitungan statistik deskriptif berupa tabel frekuensi dan persentase yang didapat dari hasil penelitian.

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang di buat dari tabulasi data, maka penulis menggunakan penafsiran sebagai berikut.

1 - 25 % : Sebagian kecil 26 - 49 % : Hampir Setengah

50 % : Setengah

51 - 75 % : Sebagian besar 76 – 99 % : Pada umumnya

100 % : Seluruhnya (Supardi, 1979).

(48)

Dalam pemilihan jawaban digunakan Skala Likert. Sugiyono (2010, 134) menjelaskan bahwa ―Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial‖. Penulis menyediakan alternatif pilihan jawaban yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif. Untuk keperluan analisis data, maka alternatif dari jawaban tersebut ditetapkan skornya. Seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6

Penetapan Pemberian Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Gambar

Gambar 1.1 Pengunjung Perpustakaan
Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Tabel 2.1. Karakteristik Kebutuhan Informasi
Tabel 3.1 Jumlah Populasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

dewasa dan bertanggung jawab, baik pria maupun wanita sehingga mereka mampu berperilaku sesuai dengan jenisnya dan bertanggungjawab atas kesesuaian dirinya serta dapat

hanya faktor ekonomi saja, banyak dari para perempuan yang rela menjadi pekerja seks.. komersial hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat saja

Fungsi komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi dapat berupa menyampaikan informasi faktual dan non-kontroversial (tidak menjadi pokok pertentangan), dan tujuannya hanya semata –

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh angka 0.427 yang merupakan angka koefisien korelasi berdasarkan Skala Guilford yang berarti

Walaupun bahasa inggris digunakan sebagai bahasa komunitas secara global,akan tetapi menurut Naisbii(1991)dalam bukunya yang berjudul Global paradox,bahwa

Abi Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (w. 310 H) mengatakan bahwa makna dari ayat ini adalah: janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain dengan cara yang batil

Ada beberapa cara untuk menghitung Kemampuan Keuangan Daerah, yaitu dengan cara menghitung Share dan Growth , peta kemampuan keuangan daerah dan indeks kemampuan

Model pembelajaran Picture and Picture ini berhasil digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas seperti penelitian yang dilakukan oleh Sriyana