• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Definisi Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa X IPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Definisi Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa X IPS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. KAJIAN TEORI

1. Definisi Belajar

Menurut pengertian belajar secara psikologis, belajar juga merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan dalam arti belajar (Slameto,2010:2).

Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang

diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengaruh sendiri (self regulated) (Wina Sanjaya, 2006:107).

(2)

rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (S. Nasution, 1989: 21).

Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap

proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik

(Muhhibin Syah, 2010: 87). Menurut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (Hasan Alwi, 2005 :756).

Dimyati mendefinisikan belajar merupakan menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru (Dimyati, dkk, 2006:84).

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah di kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Namun demikian, satu hal sudah pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu.

(3)

mencapai tujuan tertentu, dilakukan dengan cara tertentu dan diharapkan memberi hasil tertentu pula kepada siswa. Hal ini dapat diketahui melalui sistem penelitian yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik

dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya (Oemar Hamalik, 2001:154).

(4)

2. Prestasi Belajar

Menurut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa belajar merupakan proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh perhubungan berkondisi antara stimulus dan respons (Winarno Surakhmad, 1973: 61).

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi memiliki makna yang berarti hasil yang sudah dicapai. Hasil dari prestasi belajar ini ditunjukkan dengan nilai atau angka oleh guru kepada siswanya, sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah dikerjakan oleh siswanya (I Wayan Badrika, 2006:3).

Pada umumnya prestasi belajar (achievement) dikaitkan dengan skore hasil tes yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti atau melakukan suatu pengalaman belajar. Dalam bidang akademik, prestasi belajar dinyatakan sebagai pengetahuan yang dicapai atau ketrampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah.

Prestasi belajar merupakan sederet kompetensi yang dimiliki oleh para lulusan. Menurut Good (1969), prestasi belajar adalah pencapaian atau

kecakapan yang dinampakkan dalam suatu keahlian atau sekumpulan pengetahuan. Lebih jelas lagi, Battersby (2001) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan perpaduan pengetahuan, kemampuan (ketrampilan) dan sikap (nilai, watak kecenderungan) yang bersifat mendasar dan bertahan lama yang diperlukan oleh lulusan suatu program atau jurusan.

(5)

peserta didik dalam materi/mata pelajaran yang dipelajari peserta didik dalam satu rentang waktu tertentu (cawu atau tahun pelajaran).

Menurut Dewanto (1976), dalam prestasi belajar diwujudkan suatu sasaran evaluasi bagi peserta didik yang meliputi sikap, penguasaan materi pelajaran

(knowledge), kecakapan-kecakapan (skills). Sedangkan dalam bukunya, Thomas (2001) menyatakan bahwa pada sumber lain disebut prestasi belajar itu meliputi

7 unsur yaitu pengetahuan, pemahaman, ketrampilan berpikir kritis, analitis, komunikasi, pemanipulasian informasi dan pemberdayaan peserta didik, yang

semuanya dapat ditransfer.

Berdasarkan kutipan diatas maka dapat dirumuskan bahwa prestasi belajar peserta didik adalah performance dan kompetisinya dalam mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran dalam satu satuan waktu selama semesteran, atau tahun akademik pelajaran (Soesilo, 2013:107).

3. Pembelajaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:17) mendefinisikan kata ‘’pembelajaran’’ berasal dari kata ‘’ajar’’ yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan ‘’pembelajaran’’ berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Kimble dan Garmezy (Pringgawidagda, 2002:20), pembelajaran adalah suatu

perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud adalah siswa atau disebut juga pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu masalah.

(6)

suatu ketrampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran (M.Thobroni, 2015:16).

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki, termasuk gaya belajar, maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Sebagai suatu proses kerjasama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, tetapi guru dan siswa secara bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, kesadaran dan pemahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama.

Pembelajaran adalah terjemahan dari intruction yang banyak digunakan

dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-holistik yang menyiratkan adanya interaksi dan

komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sudrajat,2011). Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu melalui berbagai macam media seperti media cetak, program televisi, gambar, audio, dan lain sebagainya sehingga semua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam belajar mengajar (Agung;Wahyuni, 2013:3).

Pembelajaran Sejarah

(7)

pelajaran sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermatabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dikemukakan bahwa materi sejarah

1. Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang

mendasari proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik; 2. Memuat khazanah mengenai peradaban bangsa-bangsa termasuk

peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia di masa depan.

3. Menanamkan kesadaran kesatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa;

4. Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi kritis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari;

5. Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Adapun tujuan pembelajaran sejarah SMA, seperti yang tercantum dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,

dan masa depan.

(8)

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indoneia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang

dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional (Agung;Wahyuni, 2013:54).

4. Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Mata Pelajaran Sejarah 1. Pengertian

Sejarah adalah mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia hingga masa lampau hingga kini.

2. Tujuan

Pengajaran sejarah disekolah bertujuan agar siswa memperoleh kemampuan

(9)

3. Fungsi Mata Pelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadaran siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa dimasa lalu, masa kini, dan masa depan ditengah-tengah perubahan dunia (Agung;Wahyuni, 2013:55).

5. Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif Menarik (PAILKEM)

PAILKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif Dan Menarik. PAILKEM bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Strategi PAILKEM senantiasa memposisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif, inovatif, lingkungan dimanfaatkan sebagai sumber belajar, kreatif,

efektif dan menarik. Dalam proses pembelajaran PAILKEM itu terjadi dialog yang interaktif antara siswa dengan siswa, siwa dengan guru atau siswa dengan sumber

belajar lainnya.

Aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif.

Dalam strategi pembelajaran yang inovatif ini, guru tidak saja tergantung dari materi pembelajaran yang ada pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru sangat cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa. Demikian pula siswa, melalui aktivitas belajar yang dibangun melalui strategi ini, siswa dapat menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang dia pelajari.

(10)

dalam buku yang merupakan pegangan guru. Dengan mengetahui lingkungan yang ada disekitarnya, maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha memanfaatkan lingkungan ini sebagai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya.

Pembelajaran yang kreatif juga sebagai salah satu strategi yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dia pelajari. Pembelajaran yang

kreatif jug sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kreatif

juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

Strategi pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar dimana dia telah membawa sejumlah potensi lalu dikembangkan melalui kompetensi yang telah ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai siswa dengan baik atau tuntas.

Strategi pembelajaran yang menarik tentu tidak akan berjalan hampa tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa akan memperdalam apa yang dia pelajari. Dalam kaitan ini hal yang perlu disisapkan oleh guru adalah metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar, sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan (Uno;Mohammad, 2011:10).

6. Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture

Pembelajaran Kooperatif

Panitz(Suprijono,2009:54) menyebutkan pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), yang selanjutnya disingkat

(11)

karena maknanya lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar.

Menurut Johnson dan Johnson (dalam Isjoni dan Ismail 2008:152), CL adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang berkelompok, sama dengan pengalaman individu maupun kelompok. Selanjutnya, menurut Lie

(2008:12), sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai ‘’sistem pembelajaran gotong-royong’’ atau Cooperatif Learning. CL adalah pembelajaran yang berbasis sosial yang didasarkan pada falsafah homo homini socius.

Nurhadi(2004:61) juga menambahkan bahwa CL adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh(tenggang rasa) untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbukan permusuhan. Hasil belajar yang diperoleh dalam CL tidak hanya berupa nilai-nilai akademis saja, tetapi juga nilai-nilai moral dan budi pekerti rasa tanggung jawab pribadi, rasa saling menghargai, saling membutuhkan, saling memberi, dan saling menghormati keberadaan orang lain disekitar kita (Thobroni, 2015:235).

Hal yang penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar dengan bekerja sama dengan teman. Bahwa teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah. Setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi (Uno;Mohammad, 2011:120).

Model Pembelajaran Picture and Picture

(12)

Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran. Untuk itulah, sebelum proses proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta berukuran besar. Gambar-gambar tersebut juga ditampilkan melalui bantuan powerpoint atau software-software lain (Huda, 2013 : 236).

Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; b. Menyajikan materi sebagai pengantar;

c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan materi;

d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian;

e. Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; f. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut;

g. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai;

h. Kesimpulan (Uno;Mohammad, 2011: 81).

Kelebihan strategi pembelajaran Picture and Picture antara lain:

1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa 2. Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis,

3. Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; 4. motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan;

5. siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Kekurangan strategi ini bisa mencakup hal-hal berikut: 1. memakan banyak waktu;

2. Membuat sebagian siswa pasif;

(13)

4. adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain;

5. kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai (Huda, 2013 : 239).

B. PENELITIAN RELEVAN

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meingkatkan kualitas dalam pembelajaran salah satu diantaranya, yaitu: Hasil penelitian dari Maksima Amerta A. S. FKIP Universitas Sanata Dharma pada tahun 2015. Dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Penerapan Model Picture and Picture Siswa Kelas X C SMA Negeri 1 Mlati Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasilnya ada pengaruh yang signifikan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture terhadap hasil belajar ranah kognitif pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 MLATI yaitu nilai rata-rata pada kelas eksperimen yang diberikan model pembelajaran Picture and Picture lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggumakan model konvensional, Hal ini ditunjukkan dari nilai

rata-rata sebesar 71,3 pada keadaan awal meningkat menjadi 77,3 pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 95,53 pada siklus 2. Dari segi KKM, 9 siswa (29%)

yang mencapai KKM pada keadaan awal, meningkat menjadi 20 siswa (62%) pada siklus 1 dan 32 siswa (100%) pada siklus 2. Peningkatan prestasi yang terjadi pada siklus 1 dari segi nilai rata-rata mencapai 77,3% dan pada segi KKM mencapai 33% dari pra siklus. Peningkatan prestasi yang terjadi pada siklus 2 dari segi nilai rata-rata mencapai 95,53 dan pada segi KKM mencapai 38% dari siklus 1.

Model pembelajaran Picture and Picture ini berhasil digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas seperti penelitian yang dilakukan oleh Sriyana Jumiasih (2008) penerapan CTL dengan model Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS sejarah pada

siswa kelas XI IPS 1 SMA Ngaglik. Penelitian ini mendapat hasil bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas

(14)

dimana pada saat pra tindakan ada 15 siswa (42,85%) yang mencapai KKM sebesar 75, sedangkan 20 siswa (57,14%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 75, pada siklus 1 sebanyak 16 siswa (45,71%) yang mencapai KKM karena memiliki nilai di bawah 75, sedangkan 19 siswa (52,28%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 75, pada siklus 2 sebanyak ada 27 siswa (81,81%) yang mencapai KKM sebesar 75,

sedangkan 6 siswa (18,18%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 75.5

Kesimpulannya bahwa berdasarkan contoh diatas, membuktikan bahwa model pembelajaran Picture and Picture mampu memberikan keberhasilan dalam upaya memperbaiki hasil belajar siswa di dalam kelas. Maka dari itu, dengan mengacu pada penelitian dengan model pembelajaran Picture and Picture mengalami keberhasilan di atas. Diharapkan model pembelajaran Picture and Picture yang digunakan dalam penelitian di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga ini mengalami keberhasilan seperti contoh di atas. Sehingga, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

C. KERANGKA BERPIKIR

Sebagian besar siswa kurang

(15)

Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2. Menyajikan materi sebagai pengantar;

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian;

5. Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; 6. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; 7. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan

konsep/materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai 8. Kesimpulan (Uno;Mohammad, 2011:81).

Bagian Kegiatan Pembelajaran

a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b) Menyiapkan materi pembelajaran dan media pembelajaran yang diperlukan (lembar soal, angket dan puzzle dari kertas).

c) Merancang pembelajaran dengan membentuk 5-6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang dipilih melalui pengambilan permen secara acak secara bergantian. Pengelompokan disesuaikan dengan jenis permen yang didapatkan oleh masing-masing siswa.

d) Siswa diberi penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan pembelajaran Picture and Picture.

e) Guru memberikan puzzle/potongan gambar dari kertas dan setiap kelompok mulai menyusun.

f) Setiap kelompok bertugas merangkai potongan kertas lalu ditempelkan pada bingkai menjadi rangkaian yang utuh yang sudah disediakan oleh guru g) Setiap kelompok diwajibkan mencari sumber dari buku wajib maupun

internet untuk mengumpulkan informasi tambahan

h) Guru membimbing dan memberikan penjelasan serta pengarahan terhadap siswa yang belum memahami pembelajaran.

i) Peserta didik saling bekerja sama membuat analisa pada tugas yang diberikan oleh guru lalu mempresentasikan di depan kelas sesuai urutan nomor perkelompok

j) Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan hasil belajar pada materi tersebut

Dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture hasil prestasi belajar pada mata pelajaran Sejarah siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga mengalami peningkatan.

(16)

KESIMPULAN

Berdasarkan kerangka berfikir dapat dijelaskan bahwa ketika guru melakukan proses belajar mengajar belum menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, tetapi masih menggunakan model ceramah dan diskusi. Pada kondisi tersebut siswa belum berpartisipasi aktif di dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang asyik bercerita dengan teman sebangkunya,

dan ada siswa yang tidak memperhatikan guru saat mengajar. Rata-rata klasikal pada pra siklus yaitu 68, siswa yang belum tuntas ada 12 siswa dari

25 siswa.

Melihat kondisi tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran Picture and Picture dalam penelitian ini, agar meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus menjadikan siswa lebih aktif dan berpartisipasi selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan menggunakan model pembelajaran

Picture and Picture pada mata pelajaran Sejarah, siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga mengalami peningkatan khususnya kelas X IPS 2.

D. HIPOTESIS TINDAKAN

Gambar

gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memilih supplier biasanya ada berbagai kriteria, oleh karena itu masalah pemilihan supplier suku cadang pada penelitian kali ini akan menggunakan metode

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional (P3TIR - BATAN) telah menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Aplikasi Teknologi Isotop dan

Dalam penelitian ini akan digunakan pupuk organik cair yang berbeda konsentrasinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kentang (S. tuberosum) sehingga

Investasi juga hanya dapat dilakukan pada efek-efek yang diterbitkan oleh pihak (emiten) yang jenis kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah Islam

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan karuniaNya peneliti mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kepuasan Pelanggan

The principal objective of this study was to examine the White Rot Fungi incidence and soil respiration samples collected from the cassava plantation on the Ultisols

GEOPOLITIK EFEKTIF BILA DILANDASI WAWASAN KEBANGSAAN YG MANTAP UTK WUJUDKAN SATU NUSA, BANGSA, BAHASA, SHG WAWASAN NUSANTARA DIRUMUSKAN KEDALAM BNTK KONSEPSI

Pentingnya program S.T.A.B.L.E dalam upaya menurunkan angka kesa kitan dan kematian bayi serta masih terbatasnya penelitian tentang stabilisasi bayi pasca resusitasi