• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN GAYA BELAJAR DAN INDEKS PRESTASI

MAHASISWA AKADEMI KEPERAWATAN

SRI BUNGA TANJUNG DUMAI

ARLIA SEPTIANA 101121003

S K R I P S I

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

PRAKATA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya skripsi dengan judul “Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai” sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada saat penyelesaian skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta dorongan kepada peneliti.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Erniyati, S.Kp. MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Dosen pembimbing Ibu Sri Eka Wahyuni, S.kep, Ns, M.Kep Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Direktur Akademi Keperawatan Sri Bungan Tanjung Dumai Ns Rachmawaty M Noer, S.Kep

5. Diah Arum, S.Kep. Ns, M.Kep selaku Dosen Penguji I Fakultas Keperawatan Univertsitas Sumatera Utara

6. Rika Endah Nurhidayah, S.Kp, M.Pd selaku Dosen Penguji II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

(4)

9. Teman-teman sejawat program ekstensi pagi yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada peneliti

Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih dirasakan kurang sempurna. Karena itu peneliti menerima segala kritik dan saran dari semua pihak guna penyempurnaan skripsi ini.

Medan, Januari 2012

(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i

Daftar Isi ...iii

Daftar Skema ... ..vi

Daftar Tabel ...vii

Abstrak ... ..viii

Daftar Lampiran...ix

BAB 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 4

3. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2 Tinjauan Teoritis 1. Definisi Belajar ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi belajar 2.1 Faktor Pendukung Belajar ... 7

2.2 Faktor Penghambat Belajar ... 10

3. Macam-macam Gaya Belajar 3.1 Gaya Belajar Visual ... 11

3.2 Gaya Belajar Auditorial ... 13

3.3 Gaya Belajar Kinestetik ... 14

4. Definisi Prestasi ... 15

4.1Faktor-faktor yang Mempengaruhi 4.1.1 Faktor Intern ... 17

4.1.2Faktor Ekstern ... 21

5. Hubungan Gaya Belajar dengan Prestasi ... 24

6. Pengertian Indeks Prestasi ... 25

7. Hubungan Gaya Belajar dengan Indeks Prestasi ... 26

8. Penggolongan Indeks Prestasi ... 26

BAB 3 Kerangka Penelitian 1. Kerangka Konseptual ... 28

2. Definisi Konseptual ... 29

2.1Gaya Belajar ... 29

2.2Prestasi Belajar ... 29

3. Definisi Operasional ... 29

4. Hipotesa Penelitian ... 31

BAB 4 Metodologi Penelitian 1. Desain Penelitian ... 32

2. Populasi dan Sampel 2.1Populasi ... 32

2.2Sampel ... 33

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

(6)

5. Instrumen Penelitian

5.1Kuesioner Penelitian ... 34

5.2Uji Validitas dan Realibilitas ... 35

6. Pengumpulan Data ... 36

7. Analisa Data ... 37

7.1 Analisis Univariat a. Deskriptif Data Demografi ... 37

b. Deskriptif Data Gaya Belajar ... 38

BAB 5 Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian 1.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 39

1.2 Deskripsi Gaya Belajar Responden ... 40

1.3 Deskripsi Indeks Prestasi Responden ... 40

2. Analisis Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung 2.1 Gambaran Gaya Belajar dan Indeks Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai... 41

3. Pembahasan 3.1 Gaya Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai ... 42

3.2 Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai ... 46

3.3 Gambaran Gaya Belajar dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunnga Tanjung Dumai ... 47

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 48

2. Saran 2.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan ... 48

2.2 Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan ... 49

2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya ... 49

Daftar Pustaka ... 50 Lampiran-Lampiran

1. Lembar Master Tabel 2. Lembar Hasil Penelitian

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Surat Balasan Izin Penelitian dari Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

5. Lembar Kesediaan Menjadi Responden 6. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 7. Kuesioner Penelitian

(7)

DAFTAR SKEMA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Data Operasional ... 27

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...39

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...40

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Gaya Belajar...40

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Prestasi...41

(9)

Judul : Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi

Mahasiswa Akademi Keperawatan sri Bunga Tanjung Dumai

Peneliti : Arlia septiana Nim : 101121003

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S,Kep) Tahun Akademik : 2012

Abstrak

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi. Terdapat beberapa macam gaya belajar yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestetik. Sedangkan prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mrngidentifikasi gambaran gaya belajar dan indeks prestasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung.Jumlah sample yang didapat sebesar 90 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Acidental sampling. Gaya belajar yang paling dominan adalah gaya belajar visual sebesar 44,4% (40 orang) dari 90 orang responden, sedangkan untuk IPK yang paling dominan memiliki rata-rata 2,76-3,50 (sangat memuaskan) dengan persentase sebesar 48,9% (44 orang) dari 90 orang responden. Prestasi belajar dapat dioptimalkan dengan memilih gaya belajar yang tepat serta dilakukan pelatihan strategi belajar mengajar untuk para dosen agar dapat membantu meningkatkan prestasi mahasiswa dan menyesuaikan cara mengajar dengan gaya belajar mahasiswa.

(10)

Judul : Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi

Mahasiswa Akademi Keperawatan sri Bunga Tanjung Dumai

Peneliti : Arlia septiana Nim : 101121003

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S,Kep) Tahun Akademik : 2012

Abstrak

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi. Terdapat beberapa macam gaya belajar yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestetik. Sedangkan prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mrngidentifikasi gambaran gaya belajar dan indeks prestasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung.Jumlah sample yang didapat sebesar 90 orang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Acidental sampling. Gaya belajar yang paling dominan adalah gaya belajar visual sebesar 44,4% (40 orang) dari 90 orang responden, sedangkan untuk IPK yang paling dominan memiliki rata-rata 2,76-3,50 (sangat memuaskan) dengan persentase sebesar 48,9% (44 orang) dari 90 orang responden. Prestasi belajar dapat dioptimalkan dengan memilih gaya belajar yang tepat serta dilakukan pelatihan strategi belajar mengajar untuk para dosen agar dapat membantu meningkatkan prestasi mahasiswa dan menyesuaikan cara mengajar dengan gaya belajar mahasiswa.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan. Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek (Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman, 2005).

Belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai (Uha Suliha, 2002).

(12)

seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Henarcki, 2003). Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar serta kualitas pendidikan. Apabila gaya belajar siswa diketahui maka guru bisa menentukan strategi mengajar yang sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya. Menurut DePorter & Henarcki (2003) gaya belajar terbagi tiga yaitu gaya belajar visual melalui apa yang mereka lihat, gaya belajar auditorial melalui apa yang mereka dengar, gaya belajar kinestetik melalui gerak dan sentuhan. Tetapi dalam kenyataannya, setiap orang memiliki ketiga gaya belajar tersebut, namun kebanyakan orang memiliki satu gaya yang lebih mendominasi. Maka dari itu, individu harus menyadari salah satu gaya belajar yang mendominasi dirinya sehingga bisa dijadikan suatu kelebihan untuk dikembangkan dalam meraih prestasi belajar (DePorter & Henarcki, 2003).

Belajar yang efektif dapat menghasilkan prestasi yang memuaskan, prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985) men yatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Arikunto (1990) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Arikunto, 1990).

(13)

yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan (Daryanto, 2010).

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Anwar (2005) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi, (Daryanto, 2010).

(14)

beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor internal dan faktor eksternal.

Berdasarkan hasil penelitian Asri (2009) tentang prestasi belajar menunjukkan bahwa prestasi belajar sangat memuaskan memiliki kecenderungan pada gaya belajar visual (72,5%), auditori (65,7%), kinestetik (50%), sedangkan visual-auditori (60%).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti yang diperoleh dari buku sidang wisuda Ridha A 2010, ditemukan 11 orang mahasiswa yang lulus dengan prestasi yang sangat memuaskan yaitu 6 orang perempuan dan 5 orang laki-laki dengan gaya belajar yang berbeda. Dengan adanya perbedaan gaya belajar tersebut sangat mempengaruhi prestasi pada siswa itu sendiri. Sehingga hal tersebut menarik peneliti untuk mengidentifikasi adanya hubungan gaya belajar terhadap indeks prestasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai.

2. Tujuan Penilitian 2.1Tujuan Umum

Mengidentifikasi gambaran antara gaya belajar dan indeks prestasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

2.2Tujuan Khusus

(15)

a. Mengidentifikasi gaya belajar mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tnjung Dumai

b. Mengidentifikasi indeks prestasi berdasarkan gaya belajar mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

c. Mengindentifiksi gambaran antara gaya belajar dan indeks prestasi Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai 3. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memeberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:

3.1 Pelayanan Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan dalam menerapkan pentingnya gaya belajar dalam mendukung prestasi mahasiswa melalui UKS yang ada dilingkungan kampus.

3.2 Pendidikan Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada perawat tentang pentingnya gaya belajar dalam meningkatkan indeks prestasinya. 3.3 Penelitian Keperawatan

(16)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian Belajar

Belajar mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. (Udin S Winataputra, 1995)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 2003)

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. (Thursan Hakim, 2000).

2. Faktor-Faktor Belajar 2.1 Faktor Pendukung Belajar a. Motivasi

(17)

b. Kesiapan

Kesiapan untuk belajar adalah perilaku yang menunjukkan motivasi pada waktu yang spesifik. Kesiapan merefleksikan keinginan dan kemampuan seseorang untuk belajar. Peran petugas kesehatan adalah mendorong perkembangan persiapan tersebut. c. Pelibatan Aktif (Actif Involvement)

Pelibatan aktif dalam pembelajaran sangat penting. Jika peseta didik aktif dalam perencanaan dan diskusi, pemeblajaran akan lebih cepat dan lebih baik. Sekali peserta didik telah berhasil, dalam pencapaian tugas atau memahami konsep, mereka akan memperoleh kepercayaan diri tentang kemampuannya dalam belajar, mengurangi kecemasan tentang kegagalan dan memotivasi untuk belajar lebih baik.

d. Umpan Balik (Feedback)

Umpan balik adalah yang berhubungan dengan penampilan peserta didik terhadap tujuan pembelajaran. Umpa balik positif akan memberikan dukungan atau semangat peserta didik untuk berbuat yang lebih baik, karena mereka merasa dihargai dan tahu tentang cara lain/alternatif lain untk mencapai hasil yang lebih baik lagi, sementara umpan balik yang negatif, seperti hukuman dan kurangnya dukungan akan menurunkkan semangat peserta didik serta mengundurkan diri dari pembelajaran.

e. Dari yang Sederhana ke yang Kompleks

(18)

didik mampu memahami informasi baru, mengasimilasikan informasi baru dengan pelajaran yang lalu dan membentuk pemahaman baru. Namun tentunya sederhana da kompleksnya pembelajaran ini tergantung pada individu yang belajar. Bagi satu individu, satu pelajaran terlalu sederhana, sementara bagi individu lain dirasakan lebih kompleks.

f. Pengulangan (Repitition)

Pengulangan konsep kunci dan fakta memfasilitasi penahanan materi yang baru dipelajari. Praktek keterampilan psikomotor, terutama umpan alik dari pengajar., akan memperbaiki penampilan dalam keterampilan dan memudakan pemindahan mereka pada seting yang lain.

g. Waktu (Timing)

Seseorang akan mepertahankan informasi dan keterampilan psikomotornya secara baik, jika waktu antara pembelajaran dan penggunaan tidak terlalu lama (waktu pendek), interval waktunya lama, dan orang itu sering lupa.

h. Lingkungan (Environment)

(19)

2.2 Faktor Penghambat Belajar a. Emosi

Tingkat kecemaan yang tinggi dapat mengganggu pembelajaran. Klien/keluarga yang sangat khawatir biasanya tidak dapat mendengar kata-kata atau hanya memperthankan sedikit informasi yang dikomunikasikan.

b. Kejadian-Kejadian Psikologis

Belajar dapat dihimbat oleh kejadian-kejadian psikologis, seperti penyakit yang kritis, nyeri atau gangguan pendengaran. Karena klien tidak dapat berkonsentrasi dan menerapkan energinya terhadap pelajaran, pembelajarannya sendiri terganggu. Petugas kesehatan harus mencoba mengurangi rintangan psikologi terhadap pembelajaran itu sebelum dimulai.

c. Budaya

Ada pandangan unsur budaya yang dapat mempengaruhi pembelajaran, seperti bahasa dan nilai-nilai. Misalnya klien tidak memahami bahasa yang diajarkan oleh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus menangani secara langsung konflik yang dihadapi klien itu dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh klien. Selain itu, nilai-nilai yang berbeda akan mempengaruhi pembelajaran, misalnya: klien yang tidak mempunyai nilai tentang tubuh langsing/kelebihan berat badan (over weigh) yang berhubungan dengan makanan, sulit untuk

(20)

3. Macam-Macam Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan suatu kombiasi dari bagaimana ia menyerap, kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekuensial, analitik, global, atau otak kiri otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret).

Michael Grinder pengarang “Righting The Education Conveyor Belt”, telah mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyakinstruktur. Dari penelitiannya, menurut Michael belajar terdapat beberapa cara yang paling efektif, diantaranya adalah:

3.1 Gaya Belajar Visual

Visual menurut kamus bahasa Indonesia yang berarti dapat dilihat dengan mata. Berarti gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat. Karakteristik gaya belajar visual ini berhubungan dengan visualitas. Pertama, adalah kebuthan melihat sesuatu baik informasi maupun pelajaran secara visual, lalu memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan, dan yang terakhir adalah anak akan lebih mudah mengingat jika dibantu gambar, serta lebih suka membaca dari pada dibacakan.

(21)

memiliki gaya belajar visual menangkap pelajarannya lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan. Selain itu, orang yang menyukai gaya belajar visual suka membuat catatan-catatan yang baik dan rapi.

Gaya belajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran, dengan menggunakan beberapa pendekatan: menggunaka beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi/materi pelajaran berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.

(22)

3.2 Gaya Belajar Auditorial

Aditorial berasala dari kata audio yang berarti sesuatu yang berhubungan denga pendengaran. Gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar dengan mendengarkan. Karakteristik model ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar bila kita termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti diatas. Pertama adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu.

Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar didepan kelas untuk kemudian didengarkan kembali. Pendekatan kedua yang bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat didalam kelompok diskusi. Sedangkan pendekatan ketiga adalah dengan mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk kemudian didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.

(23)

suka gurauan lisan dari pada komik, berbicara dalam irama terpola, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat, suka menjelaskan sesuatu panjang lebar, dapat menirukan warna, irama, dan nada suara lain.

3.3 Gaya Belajar Kinestetik

(24)

membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat ditengah waktu belajarnya.

Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2004) ciri-ciri siswa dengan gaya belajar kinestetik sebagai berikut: berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatin fisik, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri dekat bila berbicra dengan orang, selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, sulit untuk mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada ditempat itu, kemungkinan tulisannya jelek, tidak dapat duduk diam dalam waktu lama, (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2004).

4. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport (Poerwanto,1986)

Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya (Winkel, 1996)

(25)

dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut (S.Nasution,1996)

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks prestasi setiap mata kuliah setelah mengalami proses belajar mengajar. Indeks prestasi mahasiswa didapatkan setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya indeks prestasi mahasiswa, (Sunarto, 2009).

4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

A. Faktor Intern

(26)

a. Kecerdasan/Intelegensi

(27)

b. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yng telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986) bahwa “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu”. Kartono (1995) mengatakan bahwa “bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata”. Syah Muhibbin (1999) mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa bnyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan”. Dari pendapat diatas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tiggi rendahnya prestasi belajar bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi eorang tenaga pengajar atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. c. Minat

(28)

subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu”. Selanjutnya Slameto (1995) mengemukkan bahwa minat adalah “kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang”. Sardiman (1992) mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebtuhan-kebutuhannya sendiri”. Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan peljaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seeorang didalam menerima pelajaran diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki merupakn salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

d. Motivasi

(29)

Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Nasution (1995) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sardiman (1992) mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu”. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi instrinsik yang dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untukmelakukan sesuatu pekerjaan belajar. Kemdian motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang tenaga pengajar harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. B. Faktor Ekstern

(30)

ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

a. Keadaan Keluarga

(31)

perhatian yang serius tentang cara belajar anak dirumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat, dan keadaan yang baik untuk belajar.

b. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995) mengemukakan “guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

c. Lingkungan Masyarakat

(32)

Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak-anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. 5. Hubungan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar

Penemuan-penemuan oleh ilmuwan pendidikan, salah satunya Dryden dan Vos (2001) mengingatkan bahwa telah banyak pebelajar yang “drop out” hanya karena gaya belajar mereka tidak cocok dengan gaya

pengajaran yang diterapkan oleh pembelajar di kelas. Hal ini berarti dibutuhkan juga pengajar yang mampu menyesuaikan gaya mengajarnya terhadap gaya belajar anak didiknya.

(33)

Mengenali gaya belajar sendiri belum tentu membuat seseorang menjadi lebih pandai. Tetapi dengan mengenali gaya belajar, seseorang dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Agar seseorang mengetahui bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal , sehingga hasil belajarnya menjadi optimal.

Perlu diperhatikan bahwa tidak ada strategi efektif yang sama untuk semua orang. Strategi yang efektif untuk seseorang, mungkin tidak efektif untuk orang lain, bahkan tidak untuk semua orang. Oleh sebab itu, gaya belajar memiliki hubungan terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Rahasia belajar seseorang ditentukan oleh kemampuannya untuk mengembangkan strategi yang paling efektif untuknya, yang sesuai dengan gaya/style orang tersebut, (Ida, 2007).

6. Pengertian Indeks Prestasi

Indeks prestasi adalah nilai rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program studi. Indeks prestasi dihitung, baik pada setiap akhir semester dengan hasil yang disebut indeks prestasi semester, maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang, dengan hasil yang disebut indeks prestasi komulatif.

(34)

Rumus:

IP = (k x N) / k

Indeks prestasi semester adalah nilai evaluasi studi mahasiswa dilakukan pada setiap akhir semester dengan menghitung indeks prestasi.

Indeks prestasi komulatif merupakan penghitungan dengan cara yang sama dengan indeks prestasi semester. Indeks prestasi komulatif menunjukkan kualitas belajar keseluruhan dari materi program studi yag merupakan hasil studi mahasiswa dari awal sampai dengan semester tertentu, (Ali, 2010).

7. Hubungan Gaya Belajar Dengan Indeks Prestasi

Gaya belajar mahasiswa perlu diketahui lebih awal agar memudahkan bagi pelajar untuk belajar maupun pembelajaran untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Mahasiswa akan dapat belajar baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya karena gaya belajar berpengaruh secara signifikan terhadap indeks prestasi mahasiswa, (Sawitri, 2009).

8. Penggolongan Indeks Prestasi

(35)

8.1 Berdasarkan penggolongan prestasi keberhasilan a. Sangat baik: 4,00

b. Baik : 3,00-3,50 c. Cukup : 2,00-2,50 d. Kurang : 1,00 e. Gagal : 0,00

8.2 Berdasarkan peraturan akademik Program Sarjana (S1) Universitas Sumatera Utara pada pasal 8 tentang yudisium yaitu:

a. Memuaskan : 2,00-2,75

(36)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian ini menjelaskan gambaran gaya belajar dengan prestasi mahasiswa. Dimana gaya belajar terdiri dari visual, auditori, dan kinestetik. Sedangkan prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu Tirtonegoro (1999) dalam (Tarmidi, 2005). Penggolongan prestasi keberhasilan belajar dapat dilihat dari yaitu indeks prestasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai tiap semesternya yaitu, memuaskan, sangat memuaskan dan cumlaude. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan kepustakaan maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Gaya belajar dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

Gaya belajar

 Visual

 Auditori

 Kinestetik

Indeks Prestasi

 Memuaskan

 Sangat memuaskan

(37)

2. Definisi Konseptual 2.1 Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembang kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (DePorter & Henarcki, 2003).

2.2 Prestasi Belajar

Menurut Tirtonegoro (1999, dalam Tarmidi, 2005) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan penilaian aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai peserta didik dalam periode tertentu.

3. Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Gaya Belajar

Belajar melalui apa yang mahasiswa Akademi

Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai lihat, dengar, gerak, bekerja dan menyentuh

Kuisioner dengan 36 pertanyaan yaitu 1-12 untuk pertanyaan gaya

gaya belajar yaitu

: jarang dilakukan,

(38)

pertanyaan gaya penilaian dosen di

Akademi

(39)
(40)

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu desain penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih pada situasi kelompok sampel (Notoadmodjo, 2002). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada hubungan antara variabel gaya belajar dengan indeks prestasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai.

2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi

(41)

2.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan

“sampling” tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili populasi (Nursalam, 2003). Pengambilan sampel menggunakan teknik Acidental, yaitu memilih secara kebetulan, dengan sengaja memilih sampel kepada siapapun yang di temuinya pada tempat, waktu dan cara yang telah ditentukan. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai yang berada di lingkungan kampus pada saat itu, mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai yang bersedia berpartisipasi menjadi responden.

Penentuan besarnya jumlah sampel dari populasi tersebut ditentukan 30% dari jumlah populasi yang diperoleh, (Nursalam, 2003).

Maka sampel yang didapat = 90 mahasiswa yang terdiri dari 45 mahasiswa tingkat 1 dan 45 mahasiswa tingkat 2.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai dengan pertimbangan bahwa belum adanya peneliti yang melakukan penelitian terhadap hubungan gaya belajar dengan indeks prestasi mahasiswa di Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai.

4. Pertimbangan Etik

(42)

ini terlebih dahulu peneliti meminta kesediaan responden untuk membaca informed consent dan menginformasikan makna dan tujuan dilakukannya

penelitian ini. Penelitian dapat dimulai bila responden bersedia menandatangani informed consent yang telah disediakan atau bersedia secara lisan, namun jika responden tidak bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati keputusannya. Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian 5.1 Kuesioner Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuisioner. Yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Instrumen terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi, gaya belajar, dan indeks prestasi semester mahasiswa.

Bagian pertama yaitu kuesioner demografi yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi usia dan jenis kelamin.

(43)

belajar kinestetik. Sehingga responden hanya perlu memberikan jawaban berupa tanda check list ( √ ) pada jawaban yang tersedia. Model skala gaya belajar menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner yaitu jarang, kadang-kadang, dan sering. Jawaban kuesioner disusun dengan pembobotan (skoring). Bobot penilaian sebagai berikut: jarang diberi skor 0, kadang-kadang diberi skor 1, sering diberi skor 2. Jumlah skor yang paling tinggi pada tiap bagian maka akan menentukan gaya belajar yang paling menonjol pada mahasiswa, jika terdapat skor yang sama artinya terdapat lebih dari satu gaya belajar yang dominan pada mahasiswa sehingga responden tidak dimasukkan kedalam sampel penelitian. Dalam hal ini hanya satu gaya belajar yang diambil yaitu yang paling tinggi jumlah skornya.

Bagian ketiga berisi data indeks prestasi tiap semester yang bertujuan untuk menilai hasil pembelajaran dari responden selama mengikuti perkuliahan di Akademi Keperawatan Sri Bungan Tanjung Dumai, dengan kriteria penilaian yaitu memuaskan (2,00-2,75), sangat memuaskan (2,76-3,50) dan cumlaude (> 3,51).

5.2 Uji validitas dan Reliabilitas

(44)

Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2005).

Uji validitas dan reliabilitas tidak dilakukan oleh peneliti dikarenakan instrumen penelitian berupa angket/kuesioner seutuhnya di adopsi dari DePorter (dalam Nurhidayah, 2011).

6. Pengumpulan Data

Pada tahap awal permohonan izin pelaksanaan peneliti diajukan pada institusi pendidikan Akademi Keperawatan Sri Bunga Tnajung Dumai. Setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Direktur Akademi Kperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

(45)

7. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data berupa semua kuesioner dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan pernyataan dalam kuesioner diberi kode untuk mempermudah proses analisa data. Kemudian memasukkan data dari lembar kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan komputerisasi. Selanjutnya mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak.

7.1 Analisis Univariat

A. Deskripsi Data Demografi

Data demografi mahasiswa adalah data bentuk nominal, menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala nominal (Sastroasmoro, 2002). Data akan disajikan dalam bentuk pengisian data.

B. Deskripsi Data Gaya Belajar

Data gaya belajar adalah data bentuk ordinal, menggunakan skala pengukuran katagorikal berupa skala ordinal (Sastroasmoro, 2002) yaitu visual, audiotori dan kinestetik. Data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

(46)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan antara lain tentang deskripsi karakteristik responden, deskripsi gaya belajar mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai, deskripsi prestasi belajar mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai, analisa hubungan gaya belajar dengan indeks prestasi mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai.

1. Hasil Penelitian

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Analisis univariat pada penelitian ini melihat distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden usia.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini 70% (63 orang) berada pada kelompok usia 19 tahun. Rata-rata reponden berusia 19 tahun. Usia maksimum responden sekitar 21 tahun sedangkan usia minimum responden sekitar 19 tahun. Tabel 5.1 berikut disajikan karakteristik demografi responden mahasiswa.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai (n=90) Karakteristik Mean Std. Deviasi Min-Max

Usia 19,45 0,75 19-21

(47)

1.2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar reponden 77.8% (70 orang) be5rjenis kelamin perempuan. Karakteristik demografi respoden dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai (n=90)

Frekuensi Persentase (%) Jenis Kelamin

a. Laki-Laki 20 22.2 b. Perempuan 70 77.8

1.3. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

(48)

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Gaya Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan sri Bunga Tanjung Dumai (n=90)

Frekuensi Persentase (%) Gaya Belajar

a. Visual 40 44.4

b. Auditori 18 20 c. Kinestetik 20 22.2 d. Kombinasi 12 13.3

1.4. Deskripsi Gaya Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

Prestasi belajar menjadi indikator untuk menilai tingkat keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar. Hasil penelitian terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat pada tabel 5.4 yang menunjukkan bahwa mahasiswa dengan prestasi belajar sangat memuaskan (2,76-3,50) lebih banyak sekitar 48,9% (44 orang) dibandingkan dengan prestasi belajar memuaskan (2,00-2,75) dan cumlaude (3,51-4,00).

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai (n=90)

Frekuensi Persentase (%) Ideks Prestasi

(49)

1.5. Deskripsi Gambaran Gaya Belajar dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

Dari hasil penelitian di dapat kan data bahwa gaya belajar visula lenih dominan dibandingkan gaya belajar auditori dan gaya belajar kinestetik sebanyak 40 orang dengan perolehan indeks prestasi rata-rata memuaskan sebanyak 22 orang. Terdapat juga gaya belajar kombinasi yaitu reponden yang memiliki lebih dari satu gaya belajar sebanyak 12 orang. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Gambaran Gaya Belajar dan IPK Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung

Gaya

(50)

2.1. Gaya Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai.

Dari hasil penelitian yang didapat, bahwa mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai memiliki kecendrungan terhadap gaya belajar visual sebanyak 40 orang (44.4%) dari 90 orang responden.

Gaya belajar merupakan tipe belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi (DePorter dan Hernacki, 2003).

Ciri-ciri siswa dengan gaya belaja visual adalah rapi dan teratur, berbicara dengan cepat, mementingkan penampilan baik dalam berpakaian maupun presentasi, biasanya tidak terganggu pleh keributan, lebih suka membaca dari pada dibacakan, mencoret-coret tanpa arti saat berbicara ditelepon/kuliah, lebih suka mendemonstrasikan dari pada berpidato, sering menjawab pertanyan secara singkat, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kalu meminta bantuan orang untuk mengulanginya mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar (Deportet dan Hernacki, 2003).

(51)

juga dapat mempengaruhi gaya belajar. 70% mahasiswa akademi keperawatan terdiri dari perempuan dan 20% terdiri dari laki-laki, dimana perempuan lebih menyukai gaya belajar dengan menggunakan penglihatannya dibandingkan dengan laki-laki yang lebih mengutamakan pergerakan fisiknya (Philbin,1995 dalam Prastiti 2009).

Hal tesebut sesuai dengan penelitian oleh Maulida (2008) yang menemukan bahwa sebagian besar siswa di SMK Muhammadiyah 2 Malang memilik gaya belajar yang paling dominan digunakan adalah gaya belajar visual dengan frekuensi (72,2%) dan Berdasarkan hasil penelitian Panggabean (2009) terhadap 123 orang mahasiswa program reguler Fakultas Keperawatan USU menunjukkan bahwa 83 orang responden memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan tipe belajar visual (72,5%) serta hasil penelitian dari Sundari (2010) terhadap 55 orang mahasiswa program ekstensi Fakultas Keperawatan USU 28 orang responden memiliki prestasi belajar yang sangat memuaskan memiliki kecenderungan gaya belajar visual (50,9%).

2.2. Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

(52)

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu kemampuan belajar atau kecerdasan yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut, bakat tertentu yang dimiliki mahasiswa, minat yang tetap, motivasi dalam belajar, keadaan keluarga yang mendukung aktivitas mahasiswa, keadaan tempat belajar mahasiswa yang memfasilitasi setiap proses belajar mengajar dikelas, Lingkungan masyarakat disekitar. Motivasi berprestasi yang tinggi merupakan tumpuan pertama para mahasiswa untuk dapat mengikuti pelajaran yang diberikan dengan baik. Keinginan mereka untuk dapat mengikuti dan menyerap pelajaran akan berpengaruh pada hasil belajarnya yang berupa prestasi belajar yang meningkat.

2.3. Gambaran Gaya Belajar dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa gaya belajar visual lebih dominan di bandingkan dengan gaya belajar yang lainnya. Terdapat sekitar 40 orang mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai memiliki gaya belajar visual dengan indeks prestasi yang diperoleh rata-rata memuaskan (2,00-2,75) yang paling dominan sebanyak 22 orang, sangat memuaskan (2,76-3,50) sebanyak 15 orang, sedangkan yang cumlaude (3,51-4,00) sebanyak 3 orang.

(53)

Untuk gaya belajar kinestetik terdapat sekitar 20 orang mahasiswa dengan indeks prestasi yang diperoleh rata-rata memuaskan sebanyak 8 orang, sangat memuaskan sebanyak 12 orang dan juga yang menjadi dominan untuk gaya belajar kinestetik, dan tidak terdapat indeks prestasi yang cumlaude pada mahasiswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

Terdapat juga gaya belajar kombinasi pada mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai sekitar 12 orang. Gaya belajar kombinasi yaitu terdapatnya lebih dari satu gaya belajar pada individu mahasiswa. Indeks prestasi yang diperoleh pada gaya belajar kombinasi rata-rata memuaskan sebanyak 6 orang, sangat memuaskan sebanyak 6 orang, dan juga tidak terdapat indeks prestasi yang cumlaude pada gaya belajar kombinasi.

Beberapa hasil penelitian telah menemukan bahwa kesesuaian antara strategi pengajaran dengan gaya belajar secara signifikan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

(54)

Hasil penelitian lain tentang gambaran prestasi belajar mahasiswa keperawatn USU (Pangabean, 2009) berdasarkan gaya belajar mahasiswa pada 123 responden menunjukkan bahwa ada kecenderungan responden yang dikategorikan memiliki prestasi belajar sangat memuaskan memiliki gaya belajar visual dan auditori. Tidak seorang pun mahasiswa dengan gaya belajar auditori, gaya belajar kinestetik dan gaya belajar kombinasi yang memiliki prestasi cumlaude.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Felder & Soloman (2001) menyatakan bahwa kebanyakan pelajar memiliki gaya belajar visual. Hai ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liu dan Ginther (1999) yang menemukan bahwa sebagian besar pelajar di Amerika merupakan pelajar visual (40%), pelajar auditori 20-30% dan pelajar kinestetik 30-40% kinestetik atau visual-kinestetik yang merupakan kombinasi keduanya Sankey, 2001 (dalam Nurhidayah, 2011).

(55)
(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil yang diperoleh dalam penelitian Gambaran gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai adalah sebagai berikut:

Sebagian besar responden memiliki gaya belajar visual 44,4% (40 orang) dan sebagian besar memiliki prestasi belajar sangat memuaskan sebesar 48,9% (44 orang). Terdapat juga gaya belajar kombinasi yang merupakan terdapat lebih dari satu gaya belajar pada satu responden sebanyak 13,3% (12 orang).

2. Saran

2.1.Bagi Mahasiswa Keperawatan

Mahasiswa di harapan bisa mengenali gaya belajar yang sesuai dengan dirinya sendiri, sehingga pada saat proses belajar mengajar di kelas tidak sesuai dengan gaya belajarnya, mahasiswa mampu menentukan cara yang paling mudah untuk menyerap pelajaran yang diberikan baik itu pada saat belajar di kelas maupun belajar di rumah sehingga dapat mengoptimalkan prestasi belajar mahasiswa.

2.2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

(57)

1. Dapat dilakukannya identifikasi terhadap gaya belajar yang ada pada mahasiswa Akademi Keperawatan tersebut, agar staf pengajar dapat membantu dalam meningkatkan penyesuaian strategi mengajar dengan gaya belajar mahasiswa sehingga hasilnya lebih optimal.

2. Memberikan pelatihan-pelatihan terhadap staf pengajar agar dapat mengembangkan strategi mengajar.

3. Perlunya penambahan penggunaan media dalam pengajaran, agar dapat meningkatkan minat dan pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran.

2.3.Bagi Penelitian Selanjutnya

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2006). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta.

Ameilia, Agra. (2011). Pengertian Belajar Efektif. Dibuka 14 April 2011.

Budiningsih, Asri C. (2005). “Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta: PT Asdi Mahastya.

Dahlan, Sopiyudin M. (2008). “Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan”. Jakarta: Salemba Medika.

Daryanto. (2010). “Belajar dan Mengajar”. Bandung: CV. Yrama Widya.

De Potter, Bobbi & Henarcki, M. (2000). “Quantum Learning”. Bandung: Kaifa

Hasbullah. (2003). “Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lie, Anita. (2002). “Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang Kelas”. Jakarta: PT Grasindo.

Mardalena, Ida. (2007). Gaya Belajar Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran.

Njeporo, Cah. (2009). Pengertian Belajar dan Pembelajaran.

Notoatmodjo. (2010). “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhidayah, Rika E. (2009). “Pendidikan Keperawatan”. Medan: USU Press.

(59)

Nursalam. (2003). “Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan”. Jakarta: Salemba Medika.

Polit & Hungler. (1999). “Nursing Research Principles and Methods”. Philadelpia: J.B Lippincot Company.

Pujiningsih, Sawitri. (2009). “Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Ridha. (2010). “Hubungan Motivasi Berprestasi dan Gaya Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Sanjaya, Ade. (2010). Pengertian Belajar Menurutku. Dibuka 1 April 2011.

Sukardi. (2009). “Metodologi Penelitian Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara

Suliha, Uha. (2002). “Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan”. Jakarta: EGC.

(60)

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa

Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai

A. Isi lah kolom dibawah ini dengan menggunakan tanda ceklist (√)

Inisial :

NIM :

Semester :

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Perempuan

(61)

B. Isi lah kuesioner ini dengan memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang telah tersedia dibawah ini sesuai dengan pilihan anda.

No Pertanyaan Sering Kadang- Kadang

Jarang

1 Apakah anda rapi dan teratur? 2 Apakah anda bicara dengan

cepat?

3 Apakah anda perencana dan pengatur jangka panjang yang baik?

4 Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah anda melihat kata-kata dalam pikiran anda? 5 Apakah anda lebih ingat apa

yang anda lihat daripada yang didengar?

6 Apakah anda menghafal dengan asosiasi visual (andra mata)? 7 Apakah anda sulit mengingat

perintah lisan kecuali jika dituliskan dan apakah anda sering meminta orang mengulang ucapannya? 8 Apakah anda lebih suka

membaca daripada dibacakan? 9 Apakah anda lebih suka

mencoret-coret selama menelpon atau menghadiri rapat?

10 Apakah anda lebih suka

melakukan demonstrasi daripada berpidato?

(62)

daripada musik?

12 Apakah anda tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak terpikir kata yang tepat? 13 Apakah anda berbicara kepada

diri sendiri saat bekerja? 14 Apakah anda mudah terganggu

oleh keributan?

15 Apakah anda menggerakkan bibir atau melafalkan kata saat membaca?

16 Apakah anda suka membaca keras-keras dan mendengarkan? 17 Dapatkah anda mengulang dan

menirukan nada, perubahan dan warna suara?

18 Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita? 19 Apakah anda berbicara dengan

pola berirama?

20 Apakah menurut anda, anda adalah pembicara yang fasih? 21 Apakah anda lebih menyukai

musik daripada seni (lukisan atau kerajinan)?

22 Apakah anda belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat?

23 Apakah anda suka beriskusi, berbicara dan menjelaskan panjang lebar?

(63)

keras-keras daripada menuliskannya?

25 Apakah berbicara dengan lambat atau perlahan?

26 Apakah anda menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya saat berbicara?

27 Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan seseorang? 28 Apakah anda berorientasi pada

fisik dan banyak bergerak? 29 Apakah anda belajar melalui

manipulasi dan praktik? 30 Apakah anda belajar dengan

berjalan dan melihat?

31 Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca? 32 Apakah anda banyak

menggunakan isyarat tubuh? 33 Apakah anda tidak bis duduk

tenang untuk waktu lama? 34 Apakah anda membuat

keputusan berdasarkan perasaan?

35 Apakah anda mengetuk-ngetuk pena, jari atau kaki saat

mendengarkan?

36 Apakah anda meluangkan waktu untuk berolahraga dan

(64)

C. Isilah kolom yang tertera sebagai berikut berdasarkan Indeks Prestasi pada semester terakhir:

Indeks Prestasi Komulatif semester terakhir Angka

Kriteria Cumlaude = 3,51-4,00

(65)

Lampiran 6 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambara Gaya Belajar Dan Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga

Tanjung Dumai Oleh : Arlia Septiana

Saya adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa.

Saya berharap jawaban yang diberikan sesuai dengan pendapat sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saya peroleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut menjadi peserta penelitian atau menolak, tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, silakan saudara menandatangani kolom dibawah ini.

(66)

Lampiran 5

SURAT KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

NIS : Kelas :

Menyatakan bersedia berperan serta sebagai responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh saudari Arlia Septiana mahasiswi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan USU dengan judul Gambaran Gaya Belajar Dan Indeks Prestasi Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai.

Saya menyadari bahwa penelitian ini sangat besar manfaatnya, informasi yang say berikan tidak ada unsur paksaan dari siapapun.

Medan, Mei 2011 Responden

(67)
(68)
(69)

Lampiran 2 Indeks Prestasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2,00-2,75 memuaskan 42 46.7 46.7 46.7

2,76-3,50 sangat

memuaskan 44 48.9 48.9 95.6

3,51-4,00 cumlaude 4 4.4 4.4 100.0

(70)

Gaya Belajar Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid visual 40 44.4 44.4 44.4

auditori 18 20.0 20.0 64.4

kinestetik 20 22.2 22.2 86.7

kombinasi 12 13.3 13.3 100.0

(71)

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 19 63 70.0 70.0 70.0

20 14 15.6 15.6 85.6

21 13 14.4 14.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Perempuan 70 77.8 77.8 77.8

Laki-Laki 20 22.2 22.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Statistics Usia Responden

N Valid 90

Missing 0

Mean 19.4556

Std. Error of Mean .07926

Std. Deviation .75194

Minimum 19.00

(72)

Lampiran 10 CURICULUM VITAE

Nama : Arlia Septiana, AMK NIM : 101121003

Tempat / Tanggal Lahir : Dumai, 23 September 1988

Alamat : Jl. Pemuda Darat Gg. Cemara 1 No. 10 Dumai Barat – Riau

Jl. Prof. Dr. A Sofyan No. 24 Komp. Universitas Sumatera Utara Medan

Agama : Islam

Pendidikan : TK Tunas Harapan 2 Pertamina Dumai 1994 SD Negeri 004 Karang Anyer Dumai 2000 SMP Negeri 2 Karang Anyer Dumai 2003 SMA Negeri 2 Dumai 2006

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamina Bina Medika Angkatan XVIII 2009

Gambar

Tabel 5.1  Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai (n=90)
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung Dumai (n=90)
Tabel 5.3  Karakteristik Responden Berdasarkan Gaya Belajar Mahasiswa Akademi Keperawatan sri Bunga Tanjung Dumai (n=90)
Tabel 5.5 Gambaran Gaya Belajar dan IPK Mahasiswa Akademi Keperawatan Sri Bunga Tanjung

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana efek dari penggunaan DG terhadap kestabilan generator utama, waktu pemutusan kritis gangguan pada sistem tenaga

Adjidarmo merupakan salah satu instansi yang menjadi sarana atau prasarana Pemerintah Kabupaten Lebak dalam mengimplementasikan Program Jaminan Kesehatan di

Membangkitkan aktivitas belajar siswa ini merupakan tugas guru salah satunya dengan cara menggunakan media pembelajaran, dalam penggunaan media seringkali guru mengalami

Berdasarkan analisis 21 indikator tersebut, studi ini menemukan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen saat memutuskan untuk membeli dan menggunakan merek smartphone

Tingkat kesukaan tertinggi terhadap rasa cuko pempek sebelum penyimpanan pada hari ke-0 terdapat pada perlakuan F1 (formulasi batang 1%: daun 2%: bunga 3%) dengan

Penyandang tuna daksa cenderung merasa diri mereka berbeda, tidak dapat berhubungan baik dalam lingkungan masyarakat, menyesali kecacatan yang dialaminya dan belum mampu

Keterlibatan konsumen dalam memberikan respon melalui komentar pada media sosial maupun internet digunakan oleh konsumen untuk mencari informasi dan digunakan sebagai

Berdasarkan bagan tersebut, maka pada kasus di Universitas X (dengan sampel fakultas A dan fakultas B), keber- hasilan suatu organisasi dalam hal ini sebuah