UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, KOMITMEN, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA SKPD
PEMERINTAHAN KABUPATEN DAIRI
Oleh :
NAMA : JULIAMI PASARIBU
NIM : 060503053
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen,dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Maret 2010
Yang membuat pernyataan
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, serta senantiasa memberikan kesehatan, kesempatan, dan kekuatan kepada penulis sehingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Judul skripsi ini adalah “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen, Dan Motivasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi”.
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutiah Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu DR. Erlina, M.Si, Ak dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding I dan Pembanding II yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Kepada Bupati/ Wakil Pemerintah Kabupaten Dairi, seluruh Kepala dan Staf Kedinasan Pemerintahan Kabupaten Dairi terutama DIPPEKA (Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset). Saya ucapkan terima kasih atas izin dan dukungan untuk meneliti di instansi Pemerintahan Kabupaten Dairi, serta bantuan yang telah diberikan hingga memudahkan penyelesaian skripsi ini.
Medan, Maret 2010
Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 62 responden dari 13 dinas sebagai SKPD yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutip setelah jangka waktu satu sampai dua minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis dat, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi.
Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen, dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the impact of budgeting participation and organization commitment as partial and simultaneous toward to SKPD performance in Dairi Governance. The method of this minithesis is a causal research design, with 62 sample of respondent from 13 department as research SKPD. Kinds of data in use are primary and secondary. The primary data are taken from direct questionnaire to respondent and pick them after one until two weeks. The collected data is analized with analysis data method that had been examined by classic assumption before hipotesis test had done. Hipotesis test in this research use double regression, with t-test, F-test, and coefficient of determination.
The result of this research show that budgeting participation and motivation as partial has a positive significant impact to SKPD performance. Whereas, commitment has no impact to SKPD performance in Dairi Governance. This research found that the budgeting participation, commitment and motvation are simultaneously have a positively significant effect on to SKPD performance in Dairi Governance.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……….……….i
KATA PENGANTAR………...ii
ABSTRAK……….……iv
ABSTRACT………..…..v
DAFTAR ISI……….vi
DAFTAR TABEL ………....xi
DAFTAR GAMBAR ……….xiii
DAFTAR LAMPIRAN………...xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1
B. Batasan Masalah ……….…...5
C. Perumusan Masalah………...5
D. Tujuan Penelitian……….…....6
E. Manfaat Penelitian………..….6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Jenis dan Fungsi Anggaran ……… .7
1. Pengertian Anggaran………... 7
2. Fungsi Anggaran………....7
B. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran………... 8
C. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah…... 9
F. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi……….10
1. Pengertian Motivasi ………10
2. Teori-Teori Motivasi ………11
G. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pemerintah …………....14
H. Kinerja SKPD Pemerintahan Daerah ………....14
I. Penelitian Terdahulu ………....15
J. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis Penelitian …………....17
1. Kerangka Konseptual ………....17
2. Hipotesis Penelitian ………....19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………...20
B. Jenis dan Sumber Data………...20
C. Populasi dan Sampel Penelitian……….21
1. Populasi Penelitian………...21
2. Sampel Penelitian………...23
D. Teknik Pengumpulan Data………...23
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian……...24
F. Pengujian Kualitas Data...………..26
1. Uji Reliabilitas…..………...26
2. Uji Validitas …..………...27
G. Metode Analisis Data ………...27
1. Pengujian Asumsi Klasik……….………27
b. Uji Multikolinieritas………..…...…………..28
c. Uji Heterokedastisitas………...28
2. Pengujian Hipotesis………..29
a. Uji t………..…...30
b. Uji F………..……….30
c. Pengujian Koefisien Determinan………..………..31
H. Jadwal dan Lokasi Penelitian……….……32
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian………..………33
1. Sejarah Singkat Pemerintah Kabupaten Dairi………..33
a. Masa Penjajahan Belanda ……….……… ……33
b. Masa Penjajahan Jepang ………...33
c. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI ……….. ……34
2. Visi dan Misi Kabupaten Dairi ……… ……38
3. Kondisi Wilayah………...39
a. Geografis ………...39
b. Topografi ………39
c. Iklim ………40
B. Pembahasan Hasil Analisis………..………..40
1. Analisis Statistik Deskriptif……….40
a. Partisipasi Anggaran……….………….40
b. Komitmen Organisasi………...43
d. Kinerja SKPD Pemerintahan………..50
2. Hasil Uji Kualitas Data………....53
a. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel X1………53
b. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel X2 ………...55
c. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel X3 ………...56
d. Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel Y………59
3. Hasil Uji Asumsi Klasik………...60
a. Hasil Uji Normalitas…...………...61
b. Hasil Uji Multikolinieritas………..……...64
c. Hasil Uji Heterokedastisitas………...64
4. Hasil Pengujian Hipotesis………65
a. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ………....68
b. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ………70
c. Hasil Uji Koefisien Determinan ………71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………72
B. Keterbatasan Penelitian………..73
C. Saran………...74
DAFTAR PUSTAKA………...76
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu 15
Tabel 3.1 SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi 21
Tabel 3.2 Jumlah Pejabat SKPD 22
Tabel 3.3 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel 24
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian 32
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Partisipasi Anggaran 41 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Komitmen Organisasi 44 Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Motivasi Organissasi 47 Tabel 4.4 Statistik Desktiptif Variabel Kinerja Pemerintah 50 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel
Partisipasi Anggaran 54
Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas Item Pertanyaan Variabel
Partisipasi Anggaran 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel
Komitmen Organisasi 55
Tabel 4.8 Hasil Uji Realibilitas Item Pertanyaan Variabel
Komitmen Organisasi 56
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel
Motivasi Organisasi 56
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel
Motivasi Organisasi 58
Tabel 4.11 Hasil Uji Realibilitas Item Pertanyaan Variabel
Motivasi Organisasi 59
Tabel 4.17 Variabel Entered/Removed 66
Tabel 4.18 Coefficients (a) 67
Tabel 4.19 ANOVA (b) 70
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka konseptual penelitian 19
Gambar 4.1 Histogram 61
Gambar 4.2 Normal P plot 62
Gambar 4.3 Scatterplot 65
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran I Tabulasi Hasil Kuesioner Partisipasi Anggaran 78 Lampiran II Tabulasi Hasil Kuesioner Komitmen Organisasi 80 Lampiran III Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi Organisasi (Uji I) 82 Lampiran IV Tabulasi Hasil Kuesioner Motivasi Organisasi (Uji II) 86 Lampiran V Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja Pemerintah (Uji I) 90 Lampiran VI Tabulasi Hasil Kuesioner Kinerja Pemerintah (Uji II) 92 Lampiran VII Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas 94
Lampiran VIII Descriptive 105
Lampiran IX Hasil Uji Normalitas 106
Lampiran X Regresi 108
Lampiran XI Hasil Uji Heteroskedastisitas 111 Lampiran XII Kuesioner Penelitian 112
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah dengan menggunakan desain penelitian kausal, dengan jumlah sampel 62 responden dari 13 dinas sebagai SKPD yang diteliti. Jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan mengirimkan kuesioner langsung kepada responden dan mengutip setelah jangka waktu satu sampai dua minggu. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan metode analisis dat, kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan regresi berganda, dengan uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi.
Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dan motivasi berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi, sedangkan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi anggaran dan komitmen, dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the impact of budgeting participation and organization commitment as partial and simultaneous toward to SKPD performance in Dairi Governance. The method of this minithesis is a causal research design, with 62 sample of respondent from 13 department as research SKPD. Kinds of data in use are primary and secondary. The primary data are taken from direct questionnaire to respondent and pick them after one until two weeks. The collected data is analized with analysis data method that had been examined by classic assumption before hipotesis test had done. Hipotesis test in this research use double regression, with t-test, F-test, and coefficient of determination.
The result of this research show that budgeting participation and motivation as partial has a positive significant impact to SKPD performance. Whereas, commitment has no impact to SKPD performance in Dairi Governance. This research found that the budgeting participation, commitment and motvation are simultaneously have a positively significant effect on to SKPD performance in Dairi Governance.
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Reformasi yang telah terjadi sejak tahun 1998 hingga saat ini telah menyebabkan terjadinya perubahan sistem penyelenggaraan pemerintahan dan ketatanegaraan Indonesia secara fundamental. Hal ini tampak dari UUD 1945 yang telah mengalami amandemen sebanyak empat kali. Keinginan untuk melakukan perubahan menjadi pendorong terjadinya reformasi dimana sistem penyelenggaraan sistem orde baru dianggap telah menyimpang dari semangat konstitusi, tertutup, otoriter dan sentralistik. Terjadinya krisis ini tidak terlepas dari tata cara penyelenggaraan pemerintahan yang tidak dikelola dengan baik.
Untuk itu, pemerintah telah menetapkan sistem desentralisasi dan otonomi daerah dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja berupa UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang telah direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang juga direvisi menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004. Kebijakan ini memberikan wewenang kepada pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara ekonomis, efisien dan efektif untuk mencapai akuntabilitas publik yang lebih transparan.
berujung pada ketidakpuasan. Dimana keberhasilan dan ketidakberhasilan suatu instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepada mereka menunjukkan harapan dan kepedulian publik yang harus direspon. Tetapi, apa yang menjadi harapan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah dengan apa yang dilakukan oleh para pengelola atau pejabat pemerintah sering berbeda. Ini berdampak pada timbulnya kesenjangan harapan sehingga terjadi ketidakharmonisan antara pemerintah dan masyarakat. Sehingga terjadi tuntutan yang semakin tinggi yang ditujukan pada pertanggungjawaban yang diberikan oleh pejabat pemerintah atas kepercayaan yang diamanatkan pada mereka. Berarti, kinerja pemerintah kini lebih banyak mendapat sorotan. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kebutuhan adanya pengukuran kinerja terhadap instansi pemerintah. Pengukuran ini sebagai alat untuk melihat sampai sejauh mana kinerja yang dilakukan dengan apa yang telah direncanakan dalam suatu periode tertentu.
organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi”. Tanpa ada tujuan, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.
Kinerja pemerintah mencakup bagaimana visi, misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, program kerja serta anggaran. Berdasarkan itu, peneliti mengambil variabel partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi sebagai variabel independen atau variabel yang mempengaruhi kinerja pemerintah terutama pemerintah daerah. Partisipasi anggaran yang dimaksud berupa keterlibatan para pegawai pemerintah dalam menyusun anggaran. Dengan adanya partisipasi tersebut diharapkan mereka dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kinerja pemerintah, sehingga apa yang menjadi tujuan dari organisasi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Kinerja publik akan lebih baik dengan adanya partisipasi aparat pemerintah dalam penyusunan anggaran termasuk pengambilan keputusan dalam perencanaan anggaran maupun pelaksanaanya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Ini akan memacu produktivitas dari aparat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk meningkatkan prestasi kerja mereka.
kerja, motivasi, gaji, terhadap kinerja, tingkat pergantian karyawan yang rendah, dan tingkat ketidakhadiran yang rendah, serta terdapat bukti bahwa komitmen karyawan berhubungan dengan persepsi iklim, organisasi yang hangat dan mendukung, dan menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu. Sumber daya manusia merupakan aset vital pada hampir semua jenis organisasi. Oleh karena itu, upaya memperbaiki kinerja organisasi tidak mungkin dapat berhasil jika komitmen pegawai yang tercermin dari perilakunya tidak diarahkan dengan baik. Informasi hasil pengukuran kinerja dapat dijadikan feedback (umpan balik) untuk mengarahkan perilaku pegawai menuju perbaikan kinerja selanjutnya.
Motivasi juga memiliki peran dalam meningkatkan kinerja para anggota organisasi. Menurut Kreitner (2005: 248), motivasi adalah ”proses-proses psikologis meminta mengarahkan, arahan, dan menetapkan tindakan sukarela yang mengarah pada tujuan”. Motivasi dapat menciptakan semangat kerja yang meningkatkan kinerja. Kinerja terbaik menurut Griffin dalam Sule dan Kurniawan (2005: 235) ditentukan oleh tiga faktor, yaitu “motivasi, kemampuan, dan lingkungan pekerjaan”. Berkurangnya pemberian motivasi bisa menyebabkan penurunan kinerja yang menghambat tercapainya tujuan organisasi.
ekonomis. Namun, bagaimana pengaruh partisipasi ini terhadap kinerja pemerintah itu sendiri. Hal ini penting untuk dievaluasi mengingat banyaknya peraturan tertulis yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat sampai pada kebijakan pemerintah daerah itu sendiri. Jangan sampai hanya menjadi sebatas peraturan dan teori, karena dalam membuat peraturan itu sendiri, negara mungkin telah menghabiskan sekian banyak dana. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menemukan bukti empiris yang tertuang dalam penelitian berjudul “Pengaruh Partisipasi Anggaran, Komitmen, dan Motivasi terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Dairi.”
B. Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kinerja SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi terhadap kinerja SKPD pemerintahan tersebut.
C. Perumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Kabupaten Dairi baik secara parsial maupun simultan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah kemampuan intelektual, mengembangkan wawasan berfikir, dan memperdalam pengetahuan peneliti tentang pengaruh partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja SKPD Pemerintah daerah,
2. bagi pemerintah Kabupaten Dairi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah tersebut untuk meningkatkan kualitas kinerja SKPD nya,
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Fungsi Anggaran 1. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan serangkaian perencanaan yang dijadikan pedoman untuk mengukur kinerja. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005, “anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode”. Menurut Gunawan dalam Haruman dan Sri (2007: 3), anggaran adalah “suatu pendekatan formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”.
Sebelum menyusun anggaran, organisasi harus mengembangkan rencana strategis yang diterjemahkan dalam tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Hal ini akan membantu dalam pengimplementasian anggaran sesuai komitmen organisasi.
2. Fungsi Anggaran
Menurut Bastian (2006: 164), anggaran berfungsi sebagai berikut:
a. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja b. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di
masa mendatang
c. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan d. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja
f. Anggaran merupakan instrumen politik
g. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal B. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran
Partisipasi merupakan konsep keterlibatan anggota atau bawahan dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini dibutuhkan dalam penyusunan anggaran. Ini menggambarkan kepedulian dalam perencanaan strategi penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Menurut Ulum (2004:112), anggaran merupakan “alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat”. Penyusunan anggaran didasarkan pada kinerja yang menggambarkan klasifikasi anggaran sesuai kegiatan dan fungsi. Jadi, setiap SKPD harus menyusun anggaran yang mengacu pada rencana strategik.
C. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Pemerintah
Anggaran memiliki fungsi penting dalam mengukur kinerja. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuat. Aspek penganggaran mengantisipasi pendapatan dan belanja yang mengarah kepada perencanaan masa yang akan datang. Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat, uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkan rencana pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Kejelasan sasaran anggaran akan mempermudah aparat Pemerintah Daerah dalam menyusun anggaran untuk mencapai target-target anggaran yang telah ditetapkan.
Anggaran sebagai alat pengendali bagi aparat pemerintah dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab.sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Kinerja tersebut dinilai dari pencapaian target anggaran dan cara pengimplementasiannya. Partisipasi anggaran diperlukan dalam mengelola sumber daya daerah dan potensi yang ada seefektif mungkin.
D. Komitmen
Komitmen terwujud dalam bentuk visi dan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Visi dan misi harus terstruktur dan terukur sehingga dapat diaktualisasikan dalam kinerja organisasi. Tanpa komitmen suatu organisasi tidak dapat berjalan dengan baik, karena komitmen sebagai tujuan dasar yang memberikan alasan tentang keberadaan suatu organisasi. Komitmen mencerminkan tujuan jangka panjang agar organisasi memiliki kelangsungan hidup yang jelas termasuk dalam menyusun anggaran.
E. Pengaruh komitmen Terhadap Kinerja Pemerintah
Kinerja SKPD pemerintah daerah akan lebih terorganisir baik dengan adanya komitmen. Mereka akan memiliki pemahaman tentang tugasnya. Aparat pemerintah daerah tersebut akan terlibat dalam pekerjaan yang penuh tanggung jawab. Tapi, pekerjaan tersebut tidak sebagai beban semata melainkan tugas dalam pelayanan publik. Untuk itu, komitmen harus dijalankan dengan semestinya.
F. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi 1. Pengertian Motivasi
sebagai “proses yang ikut menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran”. Intensitas terkait seberapa jauh seseorang berusaha, yang memiliki arah yang jelas dan waktu untuk mencapai sasaran tersebut. Motivasi sebagai alat pemberi semangat yang meningkatkan kinerja.
2. Teori-Teori Motivasi
a. Teori Hierarki Kebutuhan
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam Robins (2006: 214) sebagai berikut:
1) fisikologis, antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks, dan kebutuhan jasmani lainnya,
2) keamanan, mencakup keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional seperti, tunjangan di hari tua,
3) sosial, mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan,
4) penghargaan, mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi dan prestasi, serta faktor penghormatan dari luar seperti status, pengakuan dan perhatian, dan
5) aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuatu sesuai ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.
Kebutuhan ini barlaku secara hierarkis, berarti dimulai dari tingkatan paling bawah (kebutuhan fisik) sampai tingkatan tinggi (aktualisasi diri). b. Teori X dan Teori Y
akan mencoba menghindarinya; karena tidak menyukai kerja, mereka harus diperiksa, diawasi, atau diancam hukuman; karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari pengarahan formal bila perlu; dan kebanyakan karyawan menempatkan keamanan diatas semua faktor lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang rendah.
Teori Y mengasumsikan karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama dengan istirahat atau bermain; orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka memiliki komitmen pada sasaran; rata-rata orang dapat belajar untuk mencoba bahkan mengusahakan dan bertanggung jawab; serta kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas kesemua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi manajemen.
c. Teori Dua Faktor
Frederick Herzberg dalam Sule dan Kurniawan (2005: 245) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu:
1) faktor yang mendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan (motivating factors) adalah berbagai kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan seseorang dalam pekerjaannya. Contoh: kesempatan berprestasi, pengakuan dalam lingkungan kerja, dan kesempatan dalam mengembangkan diri, dan
d. Teori ERG
Aldefer beragumen tentang motivasi pada teori ERG dalam Robins (2006: 221), bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama yaitu:
1) eksistensi, memperhatikan tentang penberian persyaratan keberadaan materil dasar kita seperti kebutuhan fisik dan keamanan dalam Maslow,
2) keterhubungan, hasrat yang memiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang penting atau interaksi dengan orang lain seperti kebutuhan sosial dalam Maslow, dan
3) pertumbuhan, hasrat instrisik untuk perkembangan pribadi yang mencakup kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri dalam Maslow.
e. Teori Kebutuhan McClellan
Teori kebutuhan ini dikemukakan oleh McClellan dalam Robins (2006: 222) berfokus pada:
1) kebutuhan akan berprestasi yaitu dorongan untuk unggul,untuk berprestasiberdasar seperangkat standar untuk berusaha keras supaya sukses,
2) kebutuhan akan kekuasaan yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara yang sedemikian rupa sehingga tidak berperilaku sebaliknya,
3) kebutuhan akan kelompok pertemanan yaitu hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
G. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pemerintah
pemerintah daerah akan merasa bahwa usahanya perlu ditingkatkan lagi agar kegagalan tidak terulang.
H. Kinerja SKPD Pemerintah Daerah
Bastian (2006: 274), kinerja adalah “gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi”. SKPD (satuan kerja perangkat daerah) merupakan pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh seorang kepala satuan kerja dan bertanggung jawab atas entitasnya. Kumorotomo (2005:103), mengungkapkan kinerja organisasi publik adalah “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi, berkualitas, adil, serta diselenggarakan dengan sarana dan prasarana yang memadai”. Budaya pengukuran kinerja SKPD mempertinggi pertanggungjawaban sekaligus menjamin pengendalian yang lebih baik.
I. Penelitan Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Khairul Makhyar
Batubara (2008) Pengaruh Partisipasi Anggaran, dan Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Siantar Top Tbk. Cabang Medan. Dependen variabel: kinerja manajerial Independen variabel: partisipasi anggaran dan motivasi. Partisipasi anggaran memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial, sedangkan motivasi membawa pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial.
SKPD. 3. Elsa Fitri Syuriani
(2009) Pengaruh Partisipasi Anggarn dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD Pemerintah Kota Padang Panjang Dependen variabel: kinerja SKPD Independen variabel: partisipasi anggaran dan komitmen. Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja SKPD, sedangkan komitmen organisasi membawa pengaruh positif signifikan terhadap kinerja SKPD. Sumber: Diolah oleh peneliti, 2010
Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu menggunakan dua variabel independen yaitu partisipasi anggaran dan komitmen atau partisipasi anggaran dan motivasi. Penelitian ini menggabungkan variabel independen menjadi tiga yaitu partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja SKPD di Kabupaten Dairi dan menggunakan sampel yang sama dengan penelitian Essy Refika (2009) yaitu sekretaris dan kepala bidang setiap dinas.
J. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
dan digunakan dapat dipandang pengaruhnya terhadap kinerja dari hasil yang telah dicapai. Aktivitas pemerintah tidak lagi berorientasi pada tingkat pemerintah di atasnya melainkan pada kepentingan dan pertanggungjawaban publik. Partisipasi anggota SKPD dibutuhkan dalam menyusun anggaran. Partisipasi tersebut menunjukkan adanya keterlibatan mereka dalam memberikan kontribusi melalui usulan dan saran dalam rangka memperbaiki kinerja pemerintah.
Komitmen mempengaruhi kinerja pemerintah. Komitmen sebagai alasan keberadaan suatu organisasi. Komitmen berarti kemauan dengan kesadaran pribadi untuk menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, ikhlas terhadap pekerjaan, dan paham akan tujuan organisasi. Komitmen seseorang didalam suatu organisasi akan dapat terlihat dari kinerjanya dalam menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya.
Motivasi juga dapat meningkatkan kinerja pemerintah. Motivasi sebagai dorongan bagi setiap anggota dalam menumbuhkan semangat kerja sehingga dapat mencapai prestasi yang diharapkan.
Dengan demikian, kinerja (Y) itu sendiri dapat dipengaruhi oleh partisipasi anggaran (X1), komitmen organisasi (X2) dan motivasi (X3). Penelitian ini
H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2010
Gambar diatas menggambarkan pengaruh partisipasi anggaran, komitmen, dan motivasi terhadap kinerja pemerintah secara parsial (H1, H2, H3) maupun secara simultan (H4).
2. Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2008: 49), hipotesis adalah “proposisi yang dirumuskan dengan maksud diuji secara empiris”. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: Partisipasi Anggaran, Komitmen dan Motivasi secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap Kinerja SKPD Pemerntah Kabupaten Dairi.
Partisipasi Anggaran (X1)
Partisipasi Anggaran (X1)
Komitmen (X2)
Motivasi (X3)
[image:34.595.140.501.128.406.2]BAB. III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian assosiatif causal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara tiga variabel atau lebih (Sugioyono, 2004:11). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan hubungan partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi sebagai variabel independen dan kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Dairi sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan perspektif dimensi waktu cross sectional yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan dan belum diolah. Dalam penelitian ini, data primernya adalah data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang diisi oleh pihak terkait, dan
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
[image:36.595.128.490.330.752.2]Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2008:74). Penelitian ini menggunakan instansi perangkat daerah sebagai unit analisis. Berdasarkan peraturan daerah kabupaten Dairi No. 3 s/d 6 tahun 2008 tentang bagan organisasi Pemerintahan Kabupaten Dairi, maka populasinya :
Tabel 3. 1
SKPD Pemerintahan Kabupaten Dairi No. Nama Instansi
1. Sekretariat Daerah 2. Sekretariat DPRD 3. Dinas Pendidikan 4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Tenaga Kerja dan Sosial
6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
7. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika 8. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Alam 9. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
10. Dinas Peindustrian, Perdagangan, dan Koperasi
11. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset 13. Dinas Pertanian
14. Dinas Kehutanan dan Perkebuan 15. Dinas Pertambanga dan Energi
16. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa 17. Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan Daerah 18. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
19. RSUD 20. Inspektorat
21. Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Anak dan KB 22. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik,dan Perlindungan Masyarakat 23. Kantor Lingkungan Hidup
24. Kantor Ketahanan Pangan
25. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 26. Satpol PP
28. Kec. Tanah Pinem 29. Kec. Tiga Lingga 30. Kec. Gunung Sitembar 31. Kec. Si Empat Nempu 32. Kec. Si Empat Nempu Hilir 33. Kec. Si Empat Nempu Hulu 34. Kec. Silima Pungga-pungga 35. Kec. Lae Parire
36. Kec. Berampu 37. Kec. Pegagan Hilir 38. Kec. Perbuluan 39. Kec. Sitinjo 40. Kec. Sumbul
41. Kec. Silahisaburagan Sumber: Pemkab. Dairi
Tabel 3. 2 Jumlah Pejabat SKPD
No. Jabatan Jumlah
1. Sekretaris Daerah 1 orang
2. Kepala Dinas 13 orang
3. Sekretaris Dewan 1 orang
4. Staf Ahli-Sekretariat Daerah 5 orang
5. Asisten-Sekrtariat Daerah 3 orang
6. Camat 15 orang
7. Kepala Kantor 6 orang
8. Sekretaris Dinas 13 orang
9. Kepala RSUD 1 orang
10. Kepala Bagian-Sekretariat DPRD 2 orang 11. Kepala Bagian-Sekretariat Daerah 8 orang
12. Tata Usaha RSUD 1 orang
13. Sekretaris Camat 15 orang
14. Kepala Bidang-RSUD 49 orang
15. Kepala Bidang-RSUD 3 orang
16. Kepala Sub Bagian-Sekretariat DPRD 24 orang 17. Kepala Sub Bagian-Sekretariat Daerah 6 orang
18. Kepala Seksi-Dinas 147 orang
19. Kepala Seksi-Kantor 6 orang
20. Kepala Seksi-Camat 8 orang
21. Kepala Seksi-RSUD 6 orang
Total Populasi 333 orang
[image:37.595.121.490.107.716.2]2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karekteristik populasi (Erlina, 2008: 75). Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Adapun pertimbangan yang ditentukan oleh penulis dalam pengambilan sampel adalah sebagau berikut:
a. merupakan perangkat daerah di dinas-dinas Pemerintahan Kabupaten Dairi sebagai unsur pelaksana otonomi daerah (13 dinas, lihat tabel 3. 1 dengan nomor urut 3 s/d 15),
b. merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau memiiki garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama yaitu seluruh sekretaris dan kepala bidang dari seluruh dinas Pemerintahan Kabupaten Dairi.
Berdasarkan kriteria di atas, maka ada sebanyak 62 sampel sebagai berikut: a). Sekretaris 13 orang
b). Kepala Bidang 49 orang
Total 62 orang
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner dengan langkah-langkah sebagai berikut:
2. jika ada responden yang belum mengembalikan kuesioner tersebut, maka akan diberikan waktu seminggu lagi,
3. setelah batas waktu yang telah ditentukan, maka peneliti akan mengelolah data jika jumlahnya telah terkumpul lebih dari 30. Tapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba kembali untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang belum mengembalikannya dengan jangka waktu seminggu lagi.
E.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
[image:39.595.117.511.486.752.2]Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Variabel bebas adalah partisipasi anggaran, komitmen dan motivasi. Sedangkan variabel terikat adalah kinerja pemerintah SKPD atau kinerja pemerintah.
Tabel 3.3
Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Definisi
Operasional Pengukuran Variabel Skala Variabel Independen 1. Partisipasi anggaran (dalam hal ini yang dinilai adalah partisipasi penyusunan anggaran) Partisipasi anggaran adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai proses dimana individu terlibat dalam penyusunan target anggaran, lalu individu tersebut dievaluasi kinerjanya adan memperoleh penghargaan berdasarkan target anggaran (Supomo dan Indrianto, 1998).
[image:39.595.115.513.487.752.2]akhir dan meminta pendapat atasan. 2. Komitmen Komitmen organisasi
menurut Luthans (2006:249) menyatakan bahwa, komitmen organisasi paling sering diartikan sebagai “keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi,
keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi”. Menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Mowday (1979) dalam Mas’ud (2004) antara lain: kerja keras, kebanggaan, keikhlasan, kesamaan nilai, menyukai pekerjaan, inspirasi, perasaan senang, persepsi dan kepedulian. Skala interval
3. Motivasi Motivasi merupakan proses yang ikut menentukan
intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran (Robins, 2006). Indikatornya menurut Paruk (1985) meliputi prestasi kerja, pengaruh pengendalian, ketergantungan, perluasan dan afiliasi. Skala interval Variabel Dependen 1. Kinerja pemerintah Kinerja pemerintah menurut Kumorotomo (2005: 103), kinerja organisasi publik adalah “hasil akhir (output) organisasi yang sesuai tujuian organisasi, transparan dalam pertanggungjawaban, efisien, sesuai dengan kehendak pengguna jasa organisasi, visi dan misi organisasi,
berkualitas, adil, serta
diselenggarakan dengan sarana prasarana yang memadai”. Sumber: diolah oleh peneliti, 2010
F. Pengujian Kualitas Data
Penelitian ini menggunakan data berupa kuesioner yang diadopsi dari penelitian tedahulu. Sebelum data tersebut diuji secara statistik terlebih dahulu dilakukan pengujian kualitas data yang terdiri dari:
1. Uji Reliabilitas
Reliabilitas terkait pada akurasi dan konsistensi suatu alat pengukur. Instrumen yang digunakan dalam pengujian ini adalah cronbach alpha. Pengukuran variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,6.
2. Uji Validitas
Erlina (2008: 91), validitas menunjukkan “seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur”. Validitas mengarah pada ketepatan dari pengujian alat ukur yang dipakai. Kriteria pengujian validitas adalah: a. Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel, maka butir pernyataan tersebut
valid.
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik regresi berganda dengan menggunakan program SPSS 16.0. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian ini didasarkan pada metode pangkat kuadrat terkecil biasa yang mengestimasi garis regresi dengab meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan setiap observasi terhadap garis tersebut (Erlina, 2008:102). Tujuannya adalah mengestimasi fungsi regresi populasi dari fungsi regresi sampel. Uji asumsi klasiknya antara lain:
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual ada distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik yang dilakukan menjadi tidak valid untuk sampel yang kecil. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
K-S). Jika nilai signifikannya lebih dari 0,05 maka terdistribusi normal dan sebaliknya.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi korelasi diantara variable independn. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variable independn. Jika nilai VIF lebih dari 2 maka terjadi multikolinearitas diantara variable independen. c. Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Cara mendeteksi gejala ini dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai x dan y. Jika ada pola tertentu maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS.
2. Pengujian Hipotesis
Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana:
Y = kinerja SKPD Pemerintah Kabupaten Dairi X1 = partisipasi anggaran
X2 = komitmen X3 = motivasi a = konstanta
b1 = koefisien regresi partisipasi anggaran b2 = koefisien regresi komitmen
b3 = koefisien regresi motivasi
e = tingkat kesalahan pengganggu atau eror Pengujian hipotesisnya antara lain:
a. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji statistik t sebagai uji signifikan individu. Uji ini untuk menguji setiap variabel bebas (variabel independen) apakah berpengaruh terhadap variabel terikat (variabel dependen) atau tidak.
Bentuk pengujiannya:
Ho: b1=0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini menggunakan tingkat signifikan (alpha) 5% dan derajat kebebasan (n-k), kemudian dibandingkan dengan t-hitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Bila t-hitung ≥ t-tabel, maka Ho ditolak.
b. Uji Signifikan Simultan ( Uji-F)
Uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen dalam penelitian ini berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiannya:
Ho: b1=b2=b3=0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1,b2,b3≠0, artinya semua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji ini menggunakan tingkat signifikan (alpha) 5%. Bila nilai F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak.
c. Koefisien Determinan (R 2 )
dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
H. Jadwal dan Lokasi Penelitian
[image:46.595.108.564.346.590.2]Untuk keperluan penelitian, penulis melakukan riset pada Pemerintah Kabupaten Dairi yang beralamat di Jalan Sisimangaraja No. 127, Sidikalang. Waktu penelitian adalah dari bulan Januari 2010 sampai selesai.
Tabel 3. 4 Jadwal Penelitian Tahapan penelitian Okt. 2009 Nov. 2009 Des. 2009 Jan. 2010 Feb. 2010 Mar. 2010 Apr. 2010 Mei 2010 Pengajuan proposal Bimbingan Proposal Seminar proposal Pengumpulan dan pengelolaan data Bimbingan skripsi Ujian komprehensif
BAB. IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Pemerintahan Kabupaten Dairi a. Masa Penjajahan Belanda
Pemerintahan di Dairi telah ada jauh sebelum kedatangan penjajahan Belanda dengan dikenal adanya penngakuan terhadap raja-raja adat. Pemerintahan masa itu dikendalkan oleh Raja Ekuten/Kampung sebagai raja adat sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Pada masa penjajahan Belanda, Dairi mengalami banyak penyusutan wilayah karena Belanda membatasi dan menutup hubungan wilayah-wilayahnya yaitu:
1). Tongging menjadi wilayah Tanah Karo,
2). Manduamas dan Barus, menjadi wilayah Tapanuli Tengah, 3). Sienem Koden (Parlilitan), menjadi wilayah Tapanuli Utara,
4). Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kijang, Gelombang, Runding dan Singkil menjadi wilayah Aceh.
b. Masa Penjajahan Jepang
Setelah jatuhnya Hindia Belanda atasw pendudukan Dai Nippon, maka pemerintahan Belanda diganti Militerisme Jepang. Secara umum, mereka membagi wilayah Indonesia menjadi 3 bagian:
1). daerah Jawa dikuasai Angkatan Darat yang berkedudukan di Jakarta, 2). daerah Sumatera dikuasai Angkatan Darat yang berkedudukan di
3). daerah-daerah selebihnya dikuasai Angkatan Laut yang berkedudukan di Makassar.
Pada masa itu, tidak terjadi perubahan dalam susunan pemerintahan hanya ada perubahan nama jabatan lama dimana Demang diganti dengan Guntyo dan sebagainya.
c. Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI
Setelah proklamasi pasal 18 UU 1945 menghendaki terbentuknya Undang-undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah .
1). Berlakunya Undang-Undang No. 1 tahun 1945
Undang-undang ini berisi tentang kedudukan komite nasional daerah yang mengatur pemerintahan dalam mengisi kemerdekaan dan menampung aspirasi rakyat termasuk di Dairi.
2). Masa Agresi Militer I
Untuk menyelenggarakan pemerintahan serta menghadapi perang melawan agresi Belanda, ditetapkanlah Residen Tapanuli menjadi 4 kabupaten yaitu Kabupaten Dairi, Toba Samosir, Humbang dan Silindung. Kabupaten Dairi saat itu terbagi menjadi Kewedanan Sidikalang (Kec. Sidikalang dan Kec. Sumbul), Kewedanan Simsim (Kec. Kerajaan dan Kec. Salak) dan Kewedanan Karo Kampung (Kec. Tigalingga dan Kec. Tanah Pinem).
3). Masa Agresi Militer II
Dairi dimana wilayahnya dimekarkan dari 6 kecamatan menjadi 12 kecamatan. Setelah Indonesia berdaulat maka kecamatan tersebut menjadi 8. Sesuai ketentuan UU No. 2 Tahun 1948 maka Kabupaten Dairi menjad bagian dari wilayah hokum Kabupaten Tapanuli Utara.
4). Masa Pemberontakan PRRI
Tahun 1958 terjadi pemberontakan PRRI yang menyebabkan terputusnya hubungan Dairi dan Tarutung sebagai ibukota Tapanuli Utara. Agar tidak terjadi kevakuman di pemerintahan tersebut, maka wilayah Dairi menjadi Wilayah Administratif yang langsung berurusan dengan Provinsi Utara.
5). Perjuangan Pembentukan Daerah Otonom
Sejak tahun 1958 itu, masyarakat Dairi mulai memperjuangkan daerahnya sebagai kabupaten yang otonom. Sehingga keluarlah UU darurat yaitu Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 4 tahun 1964 tanggal 13 Februari 1964 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi, lalu terpilihlah Mayor Raja Nembah Maha sebagai Bupatinya dan Wal Mantas Habeahan sebagai sekretaris daerah. Kemudian oleh Pemerintahan Pusat dan DPR RI menetapkan UU No. 15 Tahun 1964 sebagai pengganti UU diatas. Peresmian Kabupaten Daerah Tingkat II Otonom dilakukan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 Mei 1964 bertempat di Gedung Nasional Sisikalang.
a) Kecamatan Sidikalang, ibukotanya Sidikalang, b) Kecamatan Sumbul, ibukotanya Sumbul; c) Kecamatan Tigalingga, ibukotanya Tigalingga; d) Kecamatan Tanah Pinem, ibukotanya Kuta Buluh; e) Kecamatan Salak, ibukotanya Salak;
f) Kecamatan Kerajaan, ibukotanya Sukarame;
g) Kecamatan Silima Pungga-pungga, ibukoatnya Parongil; dan h) Kecamatan Siempat Nempu, ibukotanya Bunturaja.
6). Berlakunya UU No. 5 Tahun 1974
UU ini berisi tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Proses pembentukan kecamatan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138-210 Tahun 1982 Tanggal 3 Maret 1982 Tentang Tata Cara Pembentukan Kecamatan dan Perwakilan Kecamatan maupun Surat Ederan Mendagri Nomor 138/2603/PUOD Tanggal 7 Juli 1981, Perihal: Prosedur Penyelesaian Masalah Pembentukan Wilayah Kecamatan.
Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk Dairi menyebabkan terjadinya pembentukan Perwakilan Kecamatan baru sebagai pemekaran dari 4 kecamatan yaitu:
a) Perwakilan Kecamatan Parbuluan dengan ibukotanya Sigalingging, sebagai pemekaran dari Kecamatan Sidikalang;
c) Perwakilan Kecamatan Siempat Nempu Hulu dengan ibukotanya Silumboyah, sebagai pemekaran dari Kecamatan Siempat Nempu; d) Perwakilan Kecamatan Siempat Nempu Hilir dengan ibukotanya
Sopo Butar, sebagai pemekaran dari Kecamatan Siempat Nempu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 1991 tanggal 7 September tahun 1991, maka Perwakilan Kecamatan Parbuluan dipisahkan dan ditingkatkan statusnya menjadi kecamatan yang defenitif dan diresmikan Gubernur Sumut tanggal 30 Oktober 1991 Di Sigalingging. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1992, tanggal 13 Juli 1992 maka Perwakilan Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir dan Pegagan Hilir ditetapkan menjadi Kecamatan yang defenitif oleh Gubernur Sumut tanggal 19 Oktober 1992.
7). Berlakunya UU Nomor 22 tahun 1999
dan Kec. Berampu tanggal 10 April 2003 oleh Bupati Dairi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 tahun 2002.
8). Pembentukan Kabupaten Pakpak Barat
Berdasarkan UU RI Nomor 9 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Sumut, maka ditetapkan wilayah Kabupaten Pakpak Barat terdiri atas: Kec. Sitellu Tali Urang Jahe, Kec. Kerajaan dan Kec. Salak.Peresmian kabupaten ini pada tanggal 28 Juli 2003 sekaligus pelantikan Bupatinya oleh Mendagri di Medan.
Pada tanggal 1 Juni 2004 melalui Sidang Paripurna DPRD Kab. Dairi ditetapkan Peraturan Daerah Kab. Dairi Nomor 6 tahun 2004 tentang pembentukan Kec. Silahisabungan sebagai pemekaran dari Kec. Sumbul yang diresmikan tanggal 14 Juli 2004 dan tanggal 31 Agustus 2005 melalui Sidang Paripurna DPRD Kab. Dairi ditetapkan Peraturan Daerah Kab. Dairi Nomor 7 tahun 2005 tentang pembentukan Kec. Sitinjo sebagai pemekaran dari Kec. Sidikalang yang diresmikan tanggal 14 September 2005. Untuk itu, tahun 2005 sampai sekarang ada 15 kecamatan di Kab. Dairi.
2. Visi Dan Misi Kabupaten Dairi Visi:
terwujudnya masyarakat Kabupaten Dairi yang maju dan sejahtera melalui pengembangan agribisnis yang berdaya saing.
Misi :
b. mewujudkan pemerintahan yang baik dan pelayanan prima serta menciptakan dan memelihara suasana yang kondusif,
c. meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan agribisnis dan sumber daya daerah yang berwawasan lingkungan,
d. meningkatkan kualitas dan kuantitas serta pendayagunaan sarana dan prasarana daerah.
3. Kondisi Wilayah a. Geografis
Kabupaten Dairi terletak di bagian barat daya Kota Medan, dengan luas 1.927,80 Km (192.780 Hektar) yang terdiri atas 15 Kecamatan, 161 Desa dan 8 Kelurahan. Secara Astronomi terbentang antara 98° 00 - 98° 38" Bujur Timur (BT) dan 2° 15 - 3° 10" Lintang Utara (LU).
Topografi tanahnya sangat variatif, berbukit dan bergelombang, dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara (Prov. NAD) dan Kabupaten Karo (Prov. Sumatera Utara).
Sebelah Timur : Kabupaten Samosir (Prov. Sumatera Utara). Sebelah Selatan : Kabupaten Pakpak Bharat (Prov. Sumatera Utara). Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Selatan (Prov. NAD).
b. Topografi
c. Iklim
Sesuai dengan topografi wilayah di atas, maka terdapat 3 jenis iklim di Kabupaten Dairi, yakni Iklim Tropis pada daerah dengan ketinggian kurang dari 500 meter dpl, Iklim Sub Tropis pada daerah ketinggian antara 500-1.000 meter dpl, dan Iklim Dingin pada daerah ketinggian diatas 1.000 meter dpl.
B. Pembahasan Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Dari 62 kuesioner yang dikirim kepada responden hanya 53 yang dikembalikan selama dua minggu. Ini berarti respon rate 85,48 % dan observasi penelitian berjumlah 53 sampel.
a. Partisipasi Anggaran (X1)
Tabel 4. 1
Statitik deskriptif variabel partisipasi anggaran (X1)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PA1 53 1 6 3,2830 1,39197
PA2 53 1 6 3,1887 1,44191
PA3 53 1 7 4,0377 1,67518
PA4 53 1 7 3,1509 1,65711
PA5 53 1 7 2,8679 1,34504
PA6 53 1 7 3,0189 1,47401
PA7 53 1 7 2,8679 1,66454
Valid N
(listwise) 53
Sumber: Diolah dari SPSS, 2010
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1) jawaban terhadap pernyataan pertama, yang berkaitan dengan seberapa sering pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi memberikan usulan kepada atasan. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 6, dengan rata-rata 3,2830. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,39197 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier. Dikatakan outlier apabila data tersebut nilainya lebih besar dari 2,5 standar deviasi,
1,44191 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
3) jawaban terhadap pernyataan ketiga, yang berkaitan dengan seberapa banyak pengaruh pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi dalam penyelesaian akhir. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 4,0377. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,67518 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
4) jawaban terhadap pertanyaan keempat, yang berkaitan dengan seberapa besar unsur keterlibatan pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi dalam proses penyusunan anggaran. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 3,1509. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memberikan kontribusi yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,65711 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
6) jawaban terhadap pernyataan keenam, yang berkaitan dengan seberapa sering para pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi meminta pendapat dari atasan. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 3,0189. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,47401 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
7) jawaban terhadap pernyataan ketujuh, yang berkaitan dengan seberapa besar unsure kontribusi pejabat SKPD di pemerintahan Kabupaten Dairi dalam proses penyusunan anggaran. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 2,8679. Ini menunjukkan bahwa para pegawai menunjukkan keterlibatan yang tinggi terhadap penyusunan anggaran. Nilai standar deviasi sebesar 1,66454 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
b. Komitmen Organisasi (X2)
Tabel 4. 2
Statitik deskriptif variabel komitmen (X2)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KO1 53 1 7 4,6792 1,38361
KO2 53 1 7 4,7736 1,97719
KO3 53 1 7 5,4151 1,85466
KO4 53 1 7 4,8491 1,89530
KO5 53 1 7 5,0943 1,82150
KO6 53 1 7 5,2075 1,98415
KO7 53 1 7 5,0377 1,78630
KO8 53 2 7 5,1321 1,54469
KO9 53 1 7 4,5283 1,76072
Valid N
(listwise) 53
Sumber: Diolah dari SPSS, 2010
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut:
1) pertanyaan pertama menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi terhadap kesamaan nilai dengan tempat bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 4,6792 yang menunjukkan adanya kesamaan nilai dengan tempat responden bekerja. Standar deviasi adalah 1,38361. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,
3) pertanyaan ketiga menunjukkan seberapa besar penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam bekerja keras. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,4151 yang menunjukkan keseriusan untuk bekerja keras. Standar deviasi adalah 1,85466. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,
4) pertanyaan keempat menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi merasa bangga terhadap tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 4,8491 yang menunjukkan adanya rasa bangga yang cukup tinggi terhadap tempat responden bekerja. Standar deviasi adalah 1,89530. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,
5) pertanyaan kelima menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam kesetiaannya untuk tetap bekerja di tempat kerjanya. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,0943 yang menunjukkan adanya kesetiaan yang cukup baik dari para responden. Standar deviasi adalah 1,82150. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,
7) pertanyaan ketujuh menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi terhadap organisasi tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,0377 yang menunjukkan adanya inspirasi yang baik dari tempat responden bekerja. Standar deviasi adalah 1,78630. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,
8) pertanyaan kedelapan menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi memiliki persepsi bahwa organisasi tempatnya bekerja memberikan inspirasi terbaik. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 5,1321 yang menunjukkan bahwa responden setuju menilai oraganisasi tempatnya bekerja sebagai organisasi terbaik. Standar deviasi adalah 1,54469. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier,
9) pertanyaan kesembilan menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam perasaan senangnya memilih organisasi tempatnya bekerja. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 7, rata-rata jawaban responden adalah 4,5283. Standar deviasi adalah 1,76072. Artinya tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang
outlier.
c. Motivasi Organisasi (X3)
Tabel 4. 3
Statitik deskriptif variabel motivasi (X3)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Prestasi MO1 53 1 7 6,1698 1,36911
Kerja MO2 53 2 7 5,0755 1,45244
MO3 53 1 7 4,4340 1,89645
MO4 53 2 7 5,6226 1,27440
MO5 53 1 7 5,3019 1,56383
Pengen- MO6 53 1 7 5,6038 1,41882
Dalian MO7 53 2 7 5,5849 1,29249
MO8 53 2 7 5,9434 1,33611
MO9 53 2 7 5,6981 1,38098
MO10 53 1 7 5\,5660 1,68145
Penga- MO11 53 1 7 5,6038 1,51073
Ruh MO12 53 1 7 5,4906 1,48871
MO13 53 1 7 5,8113 1,58183
MO14 53 2 7 5,5283 1,38124
MO15 53 1 7 5,0000 1,44115
Keter- MO16 53 1 7 4,6981 1,27980
Gantu- MO17 53 1 7 5,2075 1,39171
Ngan MO18 53 1 7 5,6226 1,65514
MO19 53 1 7 5,4528 1,55125
Afili- MO20 53 1 7 5,2830 1,41934
Asi MO21 53 1 7 5,4340 1,37993
MO22 53 1 7 4,9623 1,56847
MO23 53 1 7 4,3774 1,24385
MO24 53 2 7 5,2264 1,25025
Penge- MO25 53 1 7 5,2830 1,59780
mbang- MO26 53 1 7 5,3962 1,70226
An MO27 53 1 7 5,1509 1,62192
MO28 53 1 7 5,2830 1,59780
MO29 53 1 7 5,2642 1,38884
Valid N
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut:
1) pertanyaan 1 sampai 5 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam prestasi kerja. Rata-rata jawaban responden mendekati maupun melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut menunjukkan prestasi yang baik dalam bekerja. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang
outlier,
2) pertanyaan 6 sampai 10 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam pengendalian. Rata-rata jawaban responden mendekati 6 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut baik dalam pengendalian. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang outlier,
3) pertanyaan 11 sampai 15 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam memberikan pengaruh. Rata-rata jawaban responden melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut memberikan pengaruh yang kuat. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang outlier,
para pejabat SKPD tersebut memiliki ketergantungan yang cukup tinggi. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang
outlier,
5) pertanyaan 20 sampai 24 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam afliasi. Rata-rata jawaban responden mendekati maupun melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut memahami perasaan dan menjalin hubunngan baik antar sesama. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang outlier,
6) pertanyaan 25 sampai 29 menunjukkan seberapa baik penilaian para pejabat SKPD pemerintahan Kabupaten Dairi dalam pengembangan. Rata-rata jawaban responden melebihi 5 yang menunjukkan bahwa para pejabat SKPD tersebut memiliki rencana dan pengembangan-pengembangan ke depannya.. Standar deviasi juga tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata responden. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim, dan tidak ada data yang
d. Kinerja SKPD Pemerintahan (Y) Tabel 4.4
Statistik deskriptif variabel Kinerja Pemerintah
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KP1 53 1 8 5,8113 1,51983
KP2 53 1 8 4,9811 1,29333
KP3 53 3 9 6,3962 1,51073
KP4 53 1 9 4,9434 2,21373
KP5 53 1 9 4,9245 1,86928
KP6 53 2 9 6,1698 1,59006
KP7 53 2 9 6,5283 1,67106
KP8 53 2 9 6,4340 1,80288
KP9 53 2 9 6,4151 1,40650
Valid N
(listwise) 53
Sumber: Diolah dari SPSS, 2008
Tabel 4.4 menyajikan deskripsi jawaban responden berdasarkan kuesioner. Penjelasannya dapat diterangkan sebagai berikut:
1) jawaban terhadap pertanyaan pertama, yang berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintahan Kabupaten Dairi dalam melakukan perencanaan. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 8, dengan rata-rata 5,8113. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,51983 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
adalah 8, dengan rata-rata 4,9811. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,29333 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
3) jawaban terhadap pertanyaan ketiga, yang berkaitan dengan mengukur seberapa tinggi kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintahan Kabupaten Dairi dalam melakukan investigasi. Jawaban terendah adalah 3, jawaban tertinggi adalah 9, dengan rata-rata 6,3962. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,51073 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
4) jawaban terhadap pertanyaan keempat, yang berkaitan dengan mengukur seberapa baik kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintahan Kabupaten Dairi dalam melakukan negosiasi. Jawaban terendah adalah 1, jawaban tertinggi adalah 9, dengan rata-rata 4,9434. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 2,21373 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
6) jawaban terhadap pertanyaan keenam, yang berkaitan dengan mengukur seberapa baik kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintahan Kabupaten Dairi dalam melakukan koordinasi. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 9, dengan rata-rata 6,1698. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,59006 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
7) jawaban terhadap pertanyaan ketujuh, yang berkaitan dengan mengukur seberapa baik kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintahan Kabupaten Dairi dalam melakukan evaluasi. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 9, dengan rata-rata 6,5283. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,67106 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier,
9) jawaban terhadap pertanyaan kesembilan, yang berkaitan dengan seberapa baik kemampuan para pejabat SKPD di Pemerintahan Kabupaten Dairi dalam mengevaluasi kinerja secara mnyeluruh. Jawaban terendah adalah 2, jawaban tertinggi adalah 9, dengan rata-rata 6,4151. Ini menunjukkan bahwa para pegawai memiliki tingkat kecakapan yang tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,40650 menunjukkan bahwa tidak ada jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.
2. Hasil Uji Kualitas Data
Pengujian terhadap validitas dan reliabilitas instrument kuesioner yang digunakan dilakukan dengan metode construct validity. Pengukuran ini