SKRIPSI
PERBEDAAN STRES KERJA ANTARA PEGAWAI DINAS
DALAM DAN DINAS LUAR AJB BUMIPUTERA 1912
CABANG BINJAI TAHUN 2009
Oleh :
KARTIKA NANDA M. NIM : 041000297
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERBEDAAN STRES KERJA ANTARA PEGAWAI DINAS
DALAM DAN DINAS LUAR AJB BUMIPUTERA 1912
CABANG BINJAI TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan MasyarakatOleh :
KARTIKA NANDA M. NIM : 041000297
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mozilla Firef ox. lnk
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul
PERBEDAAN STRES KERJA ANTARA PEGAWAI DINAS DALAM DAN DINAS LUAR AJB BUMIPUTERA 1912
CABANG BINJAI TAHUN 2009
Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :
KARTIKA NANDA M. NIM : 041000297
Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Pada Tanggal 30 Maret 2010 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima
TIM PENGUJI
Ketua Penguji Penguji I
Ir. Kalsum, MKes dr. Halinda Sari Lubis, MKKK
NIP.195908131991032001 NIP.196506151996012001
Penguji II Penguji III
Eka Lestari Mahyuni SKM, MKes Umi Salmah SKM, MKes
NIP.197911072005012003 NIP. 197305232008122002
Medan, Maret 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara Dekan
NIP.195310181982032001
ABSTRAK
Kartika Nanda M. 041000297. Perbedaan Stres Kerja Antara Pegawai Dinas
Dalam Dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009.
Stres merupakan kondisi dimana seorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dicapai dalam kondisi penting dan tidak menentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai tahun 2009. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 48 orang, yang terdiri atas 5 orang pegawai dinas dalam dan 43 orang pegawai dinas luar yang diambil secara purposive sampling dengan kriteria inklusi. Data dikumpulkan dengan meggunakan kuesioner dan dianalaisa dengan Uji T (Independent Sample T-Test) pada taraf signifikansi (p)>0,05 untuk melihat perbedaann stres kerja.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 4 orang (8,3%) pegawai dinas dalam mengalami stres kerja kategori sedang, sedangkan sisanya sebanyak 1 orang (2,1%) mengalami stres kerja kategori berat. Pada pegawai dinas luar, yang mengalami stres kerja kategori ringan sebanyak 24 orang (50%), sedangkan sisanya sebanyak 19 orang (39,6%) mengalami stres kerja kategori sedang. Hasil analisa statistik memperlihatkan ada perbedaan yang bermakna dalam hal stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera Cabang Binjai tahun 2009 (p = 0,00) karena adanya perbedaan beban, waktu, dan lingkungan kerja diantara keduanya.
ABSTRACT
Kartika Nanda M. 04100297. Difference of work stress between internal and external staff of AJB Bumiputera 1912 branch of Binjai 2009.
Work stress is a dynamic condition where the an individual is confronted with an opportunity constraint or demand related to their desires and the outcome of both uncertain and important condition. The purpose of this research was to know the difference of work stress between internal and external staff of AJB Bumiputera 1912 branch of Binjai 2009. The method used in this research is analytic descriptive with design cross sectional. The sample in this research is total 48 peoples consisted of 5 peoples as internal staff and 43 peoples as external staff taken by purposive sampling with inclusion criteriation. Data was collected from questionnaire of stress and it used T test (Independent Sample T Test) at level of significant (p) > 0,05 to know difference of work stress.
The result of this research appeared that 4 persons (8,3%) of internal staff experiencing the work stress of medium category, while remaining is 1 person (2,1%) experiencing the work stress of heavy category. In external staff, experience the work stress ofligth category are 24 persons (50%), while remaining 19 persons (39,6%) experience the work stress of medium category. It was concluded there is significant difference in work stress between internal and external staff of AJB Bumiputera 1912 branch of Binjai 2009. (p = 0,00) because there are differences of burden, time, and job environtment among theme.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Kartika Nanda M.
Tempat/Tanggal Lahir : Batuphat, 24 Mei 1986
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Jumlah Anggota Keluarga : 5 (lima) orang
Alamat Rumah : Jln Budi Luhur Gg. Mawar No.26c Kec. Medan Helvetia. Kota Medan Riwayat Pendidikan :
1. TK Panca Indera Tamansiswa Arun Kab. Aceh Utara tahun 1990-1992
2. SD Taman Muda 3 Tamansiswa Arun Kab. Aceh
Utara tahun 1992-1998
3. SLTP Taman Dewasa Tamansiswa Arun tahun 1998-2001
4. SMA Swasta Kartika I-2 Medan tahun 2002-2004 5. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena izin dan ridho-NYAlah
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perbedaan Stres Kerja Antara
Pegawai Dinas Dalam Dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009”. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia
dengan segala kekurangan dan kekhilafan.
Selama penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan baik moril
maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Ibu Ir. Kalsum, MKes dan dr. Halinda Sari Lubis,
MKKK selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan keikhlasan
untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Selanjutnya tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
2. Dra. Ida Yustina, MSi selaku Dosen Pembimbing Akademik.
3. Ibu Dra. Lina Tarigan, Apt, MS selaku Ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja beserta Staf Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. Ibu Eka Lestai mahyuni, Mkes dan Ibu Umi Salmah, SKM, MS selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk
kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Armita dan Ibu Erna selaku dosen pengajar Biostatistik yang bersedia
membantu dan memberi masukan pada pengolahan data penelitian ini.
6. Bapak kepala AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai beserta pegawai yang
telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
7. Keluarga tercinta : Ayahanda Marwan Yunus, Ibunda Irawani, Kakanda
Nova Melanie, Fery Nurdiansyah, yang selalu memberikan semangat dan
doanya serta pengertiannya dengan penuh kasih sayang..
8. Sahabat-sahabat kampus tersayang : Nadya, Kak Fida, Nova, Ika, Nisa,
Nowme, atas dorongan dan perhatiannya, I love you all.
9. Teman-teman K3 stambuk 2004 dan stambuk 2005: Sudana, Monic, Ruri,
Eny, Fany, dan seluruh teman-temanku lainnya terima kasih banyak atas
bantuan dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Buat semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas dukungannya,
kerja sama dan doanya.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, namun
demikian Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
2.2 Pegawai Asuransi AJB Bumiputera 1912 ... 12
2.2.1 Peran dan Tugas Pegawai AJB Bumiputera 1912 ... 12
2.2.2 Etika Perkantoran AJB Bumiputera 1912 ... 13
2.3 Stres ... 15
2.3.1 Pengertian Stres ... 15
2.3.2 Stres Kerja ... 17
2.3.3 Penyebab Stres Kerja (Stressor) ... 20
2.3.4 Gejala Stres Akibat Kerja ... 25
2.3.5 Dampak Stres Kerja ... 27
2.3.6 Penilaian Stres ... 30
2.3.7 Tipe Reaksi Seseorang Terhadap Reaksi ... 31
2.3.8 Memanajemeni Stres ... 32
3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian... 35
3.3.1 Populasi Penelitian ... 35
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.5 Definisi Operasional ... 36
3.6 Aspek Pengukuran ... 37
3.7 Teknik Analisa Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... .. 39
4.1.1 Sejarah dan Lokasi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai... ... 39
4.1.2 Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai ... 39
4.2 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai ... 40
4.2.1 Pegawai Dinas Dalam AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai……… 41
4.2.2 Pegawai Dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai……… 44
4.3 Produk AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai………. .. 46
4.4 Karakteristik pegawai Dinas dalan dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai……… 47
4.4.1 Umur………. 47
4.4.2 jenis Kelamin……….… 48
4.4.3 Status Perkawinan……… 48
4.4.4 Masa Kerja……… 49
4.5 Gambaran Stres Kerja Pada Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai……… 50
4.6 Hasil Uji Statistik……….. . 50
BAB V PEMBAHASAN………. 52
5.1 Gambaran Umum Karakteristik Pegawai Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai……….. 52
5.2 Perbedaan Stres Kerja Antara pegawai dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai………... 54
5.2.1. Stres Kerja Pegawai Dinas Dalam ... 54
5.2.2. Stres Kerja Pegawai Dinas Luar ... 56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 61
6.1 Kesimpulan……… 61
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN :
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Master Data
Lampiran 3 : Tabel Skoring
Lampiran 4 : Hasil Pengolahan Statistik Lampiran 5 : Alur Kegiatan Kerja Lampiran 6 : Foto Hasil Penelitian Lampiran 7 : Surat Izin Survei Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Pegawai Menurut Umur Pada Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009 ... 47
Tabel 2. Distribusi Pegawai Menurut Jenis Kelamin pada Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009... 48
Tabel 3. Distribusi Pegawai Menurut Status Perkawinan Pegawai Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009 ... 48
Tabel 4. Distribusi Pegawai Menurut Masa Kerja Pegawai Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009... 49
Tabel 5. Gambaran Stres Kerja Pada Pegawai Dinas Dalam Dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009 ... 50
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Stres Kerja Pegawai Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009 ... 50
NIP.195310181982032001
ABSTRAK
Kartika Nanda M. 041000297. Perbedaan Stres Kerja Antara Pegawai Dinas
Dalam Dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai Tahun 2009.
Stres merupakan kondisi dimana seorang individu dihadapkan dengan kesempatan, keterbatasan atau tuntutan sesuai dengan harapan dan hasil yang ingin dicapai dalam kondisi penting dan tidak menentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai tahun 2009. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 48 orang, yang terdiri atas 5 orang pegawai dinas dalam dan 43 orang pegawai dinas luar yang diambil secara purposive sampling dengan kriteria inklusi. Data dikumpulkan dengan meggunakan kuesioner dan dianalaisa dengan Uji T (Independent Sample T-Test) pada taraf signifikansi (p)>0,05 untuk melihat perbedaann stres kerja.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 4 orang (8,3%) pegawai dinas dalam mengalami stres kerja kategori sedang, sedangkan sisanya sebanyak 1 orang (2,1%) mengalami stres kerja kategori berat. Pada pegawai dinas luar, yang mengalami stres kerja kategori ringan sebanyak 24 orang (50%), sedangkan sisanya sebanyak 19 orang (39,6%) mengalami stres kerja kategori sedang. Hasil analisa statistik memperlihatkan ada perbedaan yang bermakna dalam hal stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera Cabang Binjai tahun 2009 (p = 0,00) karena adanya perbedaan beban, waktu, dan lingkungan kerja diantara keduanya.
ABSTRACT
Kartika Nanda M. 04100297. Difference of work stress between internal and external staff of AJB Bumiputera 1912 branch of Binjai 2009.
Work stress is a dynamic condition where the an individual is confronted with an opportunity constraint or demand related to their desires and the outcome of both uncertain and important condition. The purpose of this research was to know the difference of work stress between internal and external staff of AJB Bumiputera 1912 branch of Binjai 2009. The method used in this research is analytic descriptive with design cross sectional. The sample in this research is total 48 peoples consisted of 5 peoples as internal staff and 43 peoples as external staff taken by purposive sampling with inclusion criteriation. Data was collected from questionnaire of stress and it used T test (Independent Sample T Test) at level of significant (p) > 0,05 to know difference of work stress.
The result of this research appeared that 4 persons (8,3%) of internal staff experiencing the work stress of medium category, while remaining is 1 person (2,1%) experiencing the work stress of heavy category. In external staff, experience the work stress ofligth category are 24 persons (50%), while remaining 19 persons (39,6%) experience the work stress of medium category. It was concluded there is significant difference in work stress between internal and external staff of AJB Bumiputera 1912 branch of Binjai 2009. (p = 0,00) because there are differences of burden, time, and job environtment among theme.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di
luar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan
yang sangat cepat dan berbagai masalah perdagangan yang sangat kompleks. Dewasa
ini juga terjadi trend dan mempengaruhi peradaban dan kehidupan manusia seperti
terjadinya perubahan dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri.
Selanjutnya perubahan dari masyarakat industri menuju masyarakat informasi,
teknologi manual menjadi teknologi tinggi (high tech and high touch), ekonomi
nasional selalu dipengaruhi perubahan ekonomi dunia dan lain-lain. Keadaan tersebut
memaksa jutaan manusia harus berbenturan secara tiba-tiba dengan kejutan-kejutan
masa depan (future shock) yang sebetulnya belum siap untuk menghadapinya.
Kondisi tersebut ternyata banyak menimbulkan stres pada masyarakat.1
Manusia dalam suatu organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungan
termasuk lingkungan perusahaan. Lingkungan kerja yang menantang dan kompleks,
serta makin cepatnya perubahan yang terjadi menuntut individu untuk bisa
menyesuaikan diri dengan dunia kerjanya. Di sisi lain, manusia memiliki
keterbatasan-keterbatasan, antara lain mengalami kelelahan, terbatas tenaganya.
Pekerjaan yang berat serta tuntutan kerja yang tinggi dari perusahaan menyebabkan
individu sering mengalami kecemasan, kejenuhan dan juga mengakibatkan stres.
keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang ada, baik kenyataan yang ada
di dalam maupun di luar dirinya.2
Dari hasil penelitian Plaut dan Friedman (1981) membuktikan bahwa stres
sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena
alergi serta menurunkan sistem autoimmunenya. Selain itu ditemukan pula bukti
penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan
meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif.3
Dalam dunia kerja, individu tidak bisa melepaskan diri dari stressor, baik dari
diri sendiri maupaun lingkungan. Biasanya munculnya stres yang dialami oleh
karyawan disebabkan oleh sumber-sumber stres, sumber-sumber stres yang biasanya
muncul antara lain sumber stres di dalam diri seseorang, di dalam keluarga, sumber
stres di dalam komunitas dan lingkungan, dan sumber stres akibat pekerjaan. Di
dalam perusahaan, stres kerja sering dialami oleh karyawan dikarenakan kondisi
lingkungan dan kurangnya kemampuan adaptasi karyawan.2
Schellhardt (1996), melakukan sebuah survei atas pekerja Amerika Serikat
menemukan bahwa 46 persen merasakan pekerjaan mereka sebagai penuh dengan
stres dan 34 persen berpikir serius untuk keluar dari pekerjaan mereka 12 bulan
sebelumnya karena stres di tempat kerja.4
Layari Tarigan (2004) yang melakukan penelitian di bagian ruang bedah RSU
Santa Elisabeth Medan bahwa perawat mengalami stres kerja disebabkan komunikasi
dengan atasan dan teman kerja tidak baik, mudah bosan, merasa tidak puas terhadap
sesuatu yang salah dan beban kerja untuk gaji, merasa tidak seefisien sebagaimana
kebutuhan orang lain dan frustasi dalam melaksanakan pekerjaan serta faktor individu
yaitu umur dan lama kerja dan juga lingkungan psikososial yaitu hubungan personal.5
Wijokongko (1991) pemah meneliti Stres Kerja Guru SMA Negeri dan Guru
SMA Swasta di Kotamadya Yogyakarta. Diantara kesimpulan dari penelitiannya
adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan stres kerja guru yang mengajar di
SMA Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta, tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dalam stres kerja antara guru SMA pria dan guru SMA wanita, tidak
terdapat interaksi yang signifikan antara guru SMA dengan jenis kelamin terhadap
stres kerja guru, korelasi antara stres kerja guru dengan lama kerja negatif.6
Retnani (2001) dalam Sarwono (2006) melakukan penelitian tentang stres
kerja pada perawat yang sudah menikah ditinjau dari perbedaan waktu kerja. Dalam
penelitian tersebut Retnani telah menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan stres kerja
pada perawat wanita yang sudah menikah yang bekerja pada siang hari dengan yang
bekerja pada malam hari. Dari penelitian-penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa
stres kerja dapat terjadi dalam berbagai bidang jenis pekerjaan.6
Perusahaan asuransi bekerja dengan prinsip memberikan perlindungan kepada
setiap orang, keluarga, dan perusahaan dari kerugian akibat risiko munculnya
berbagai bencana dan kemalangan. Ini kontribusi sosial yang besar dari industri
asuransi kepada masyarakat. Ratusan triliun rupiah skema uang pertanggungan
disediakan oleh sektor asuransi kepada masyarakat untuk memberikan proteksi
terhadap risiko dan kemalangan.7
Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa menawarkan berbagai produk yang
untuk melindungi nasabah dari resiko ekonomi yang berkaitan dengan kematian,
cacat, dan sakit. Produk-produk lain juga bisa membantu nasabah untuk
mengakumulasi uang guna mengakomodasi berbagai kebutuhan keuangan mereka di
masa depan. Produk asuransi pun bermanfaat untuk meningkatkan kekayaan,
mengakumulasi kekayaan, dan melindungi para nasabah dari resiko
hilangnya sumber pendapatan mereka.7
Pesatnya perkembangan perasuransian pada saat ini mendorong setiap
peruasahaan asuransi bersaing secara ketat serta menuntut pegawai mereka untuk
bekerja dengan baik dan maksimal dalam pencapaian target yang akan dicapai secara
profesional. Salah satu perusahaan asuransi adalah perusahaan AJB Bumiputera 1912
yang mempunyai banyak cabang di seluruh Indonesia.
AJB Bumiputera 1912 mempunyai dua dinas yang terbagi menjadi pegawai
dinas dalam dan pegawai dinas luar. Kedua dinas ini mempunyai peranan yang sangat
penting dalam memajukan perusahan yang mempunyai begitu banyak kantor cabang
yang terdapat di seluruh Indonesia. Kedua dinas ini dituntut bekerja secara
profesional dan loyalitas kepada perusahaan, sebab perusahaan ini mempunyai
nasabah atau mitra kerja yang sangat luas di seluruh Indonesia.
Kantor Bumiputera Cabang Binjai yang mempunyai nasabah atau mitra kerja
yang sangat banyak berjumlah lebih kurang 4000 pemegang polis, jadi disinilah
dituntut peranan kedua dinas itu bekerja secara ekstra dan profesional. Setiap dinas
mempunyai pekerjaan yang sangat berbeda yaitu, dinas dalam berkaitan dengan
penyediaan data, proses data dan pelaporan administrasi baik harian, mingguan dan
nasabah (pemegang polis) dan agen (dinas luar) dalam menghadapi masalah
mengenai polis, mengatasi seluruh klaim yang ada pada pemegang polis dan masalah
yang terjadi pada agen-agen yang dihadapi di lapangan dalam menghadapi
nasabah-nasabah. Dengan kata lain, pekerjaan dinas dalam tidak hanya mengatasi nasabah
tetapi juga dinas luar itu sendiri. Sedangkan dinas luar adalah yang bekerja ke
lapangan untuk mencari nasabah untuk dijadikan pemegang polis. Pegawai dinas luar
inilah sebagai awal penggerak sehingga mempunyai pekerjaan yang sangat penting
dalam memajukan perusahaan ini yang disebut dengan agen. Agen ini mempunyai
atasan yang disebut supervisor, agen dan supervisor mempunyai pekerjaan hampir
sama yaitu sama-sama mencari nasabah, tetapi supervisor cenderung memberikan
motivasi kapada agen-agennya.
Pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai, dinas luar dibagi atas 10 unit
yang masing-masing dikepalai seorang supervisor, dan total pegawai seluruhnya
adalah 59 orang. Sedangkan dinas dalam mempunyai 5 orang pegawai.
Adapun pengaturan jam kerja yang diberlakukan di kantor AJB Bumiputera
1912 adalah pukul 07.30-16.30 Wib. Bagi pegawai dinas dalam pukul 07.30 sudah
mulai kerja, sedangkan dinas luar (agen) tidak tertentu pukul berapa masuk kantor.
Ini disebabkan karena agen bekerja di lapangan untuk menjumpai nasabah, setelah
mereka melakukan pekerjaannya di lapangan pegawai dinas luar (agen) tersebut harus
tetap masuk ke kantor. Berdasarkan observasi dan wawancara pada salah satu
pegawai dinas dalam, bahwa jam kerja 07.30-16.30 terkadang tidak sesuai dengan
prakteknya. Karena waktu istirahat dan makan siang tidak tepat waktu yang telah
kegiatan laporan harian yang disebut kegiatan tutup buku setelah jam kantor,
sehingga waktu pulang tidak sesuai lagi. Bahkan di akhir bulan pegawai dinas dalam
harus lembur karena kegiatan tutup buku bulanan, biasanya jam lembur tersebut bisa
sampai pukul 01.00 pagi. Sedangkan pegawai dinas luar khususnya agen, mempunyai
waktu kerja yang tidak tentu karena sering bekerja di lapangan tetapi apakah di luar
kantor para agen melakukan tugasnya secara nyata atau melakukan aktivitas di luar
kerjaan, tidak ada yang bisa menjamin. Agen-agen ini bertugas mencari nasabah
sesuai target premi pertama dan juga menjemput tagihan baik premi lanjutan pertama
maupun premi lanjutan. Agen berfungsi melayani nasabah maupun calon nasabah
sacara langsung ke lapangan. Kondisi lingkungan di lapangan yang tidak menentu
mempengaruhi pencapaian pekerjaan mereka.
Sistem penggajian dinas luar berbeda dengan dinas dalam, dinas luar tidak
mempunyai gaji tetap perbulan seperti dinas dalam. Gaji yang mereka peroleh yaitu
bonus dari berapa banyak target nasabah yang masing-masing agen ini peroleh. Jadi
perolehan gaji agen sesuai usaha mereka sendiri dalam menyelesaikan tugasnya, jika
dalam sebulan agen tidak dapat meraih target minimal 1 SPAJ (Surat Permintaan
Asuransi Jiwa) maka gaji yang diterimanya adalah 0%. Jika para agen dapat
menerima dan menjalani sistem ini sebagai tantangan yang memacu mereka dalam
bekerja, maka tidak berdampak negatif. Tapi jika mereka tidak dapat menggatasinya
dan menganggap ini suatu beban dan tekanan maka dapat membuat perasaan frustasi
yang akhirnya menuju stres.
Dinas dalam luar mempunyai dua lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja di
selalu bekerja dalam ruangan kantor. Lingkungan kerja pada kantor AJB Bumiputera
1912 Cabang Binjai yang diamati pada survei awal, sudah cukup nyaman karena
gedungnya nyaman dan memakai Air Conditioner di setiap ruangan.
Dari uraian di atas, mengenai gambaran kerja pegawai dinas dalam dan dinas
luar tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai perbedaan stres kerja
antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, timbul permasalahan apakah ada
perbedaan stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera
1912 Cabang Binjai tahun 2009.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan stres
kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai
tahun 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik pegawai dinas dalam dan dinas luar dalam
AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai tahun 2009.
2. Untuk mengetahui gambaran stres kerja pegawai dinas dalam AJB
Bumiputera 1912 Cabang Binjai tahun 2009.
3. Untuk mengetahui gambaran stres kerja pegawai dinas luar AJB Bumiputera
4. Untuk menganalisa perbedaan stres kerja antara pegawai dinas dalam dan
dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai tahun 2009.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi pihak manajemen mengenai kondisi umum pegawai
dan masalah kesehatan khususnya stres yang dialami oleh pegawai AJB
Bumiputera 1912.
2. Menambah pengetahuan penulis dalam penelitian lapangan dan dapat
dimanfaatkan sebagai referensi ilmiah untuk pengembangan ilmu khususnya
bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asuransi
2.1.1 Pengertian Asuransi
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang usaha
perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.8
Definisi asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang
(KUHD) Republik Indonesia, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian,
dangan mana seorang penaggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Berdasarkan definisi
tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :
a. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi
b. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang
(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara
berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
c. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya).
d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.9
Menurut Prof. Mark R. Green, asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang
bertujuan mengurangi resiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu
pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut
secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu.9
Berdasarkan ketiga definisi tersebut di atas tampak definisi asuransi dapat
mencakup semua sudut pandang yaitu suatu alat untuk mengurangi resiko yang
melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang
terkena resiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar
probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi
akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu.9
2.1.2 Fungsi Asuransi
1. Transfer Risiko
Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat
memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke
2. Kumpulan Dana
Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana
untuk membayar resiko yang terjadi.8
2.1.3 Jenis-Jenis Asuransi
Secara garis besar, asuransi terdiri dari tiga kategori,yaitu :
1. Asuransi Kerugian
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan
keuangan (pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri
(kecelakaan atau kesehatan).
2. Asuransi Jiwa
Pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang
menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang diakibatkan oleh resiko
kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), resiko hari tua
(yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti
berapa lama) dan resiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetapi tidak mustahil
terjadi). Kerjasama mana dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang bekerja atas
dasar hukum bilangan besar (the law of large numbers), yang menyebarkan resiko
kepada orang-orang yang mau bekerjasama. Yang termasuk dalam program
asuransi jiwa seperti : asuransi untuk pendidikan, pensiun, investasi, tahapan,
kesehatan.
Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah
berdasarkan UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan
dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
komersial.8
2.2 Pegawai Asuransi AJB Bumiputera 1912
2.2.1 Peran dan Tugas Pegawai AJB Bumiputera 1912
Pegawai AJB Bumiputera 1912 dibagi menjadi 2 divisi yaitu dinas dalam dan
dinas luar, adapun pembagiannya adalah sebagai berikut :
1. Kepala Cabang Binjai, yaitu orang yang memonitori semua yang ada di kantor
cabang baik di dinas dalam atau luar. Tetapi kepala cabang lebih cenderung
memonitor di dinas luar karena dinas luar adalah bersifat ujung tombak dari
perusahaan sehingga mampu bersaing antara kantor cabang yang lain.
2. Dinas Dalam, terbagi atas:
a. Kepala Keuangan, adalah kepala yang mengatur segala urusan yang
berhubungan dengan keuangan baik uang keluar atau uang masuk. Dan
kepala keuangan juga dapat berperan sekaligus menjadi kepala cabang
jika kepala cabang tidak ada.
b. Kasir, adalah orang yang memegang transaksi uang masuk atau uang
keluar dengan melalui keputusan kepala cabang atau kepala keuangan.
c. ADM (P), yaitu orang yang mencatat dan melihat perkembangan SPAJ
(Surat Permintaan Asuransi Jiwa), membuat laporan tentang SPAJ yang
d. ADM (BIL), konservasi; orang yang bertugas mencetak segala kuitansi
tagihan yang akan diberikan kepada nasabah sebagai bukti untuk nasabah
melakukan pembayaran dan juga melihat pesan-pesan yang ada atau
perkembangan perusahaan.
e. ADM (Klaim), merupakan orang yang melayani nasabah sehubungan
dengan setiap klaim yang ada pada nasabah.
3. Dinas Luar, terbagi atas :
a. Kepala Unit Operasional, tugasnya tidak jauh berbeda dengan kepala
cabang ataupun lainnya yaitu bergerak mencari nasabah dan mengontrol
supervisor-supervisor yang ada.
b. SPV (Supervisor), berperan mencari nasabah sebanyak-banyaknya,
mencari leader, dan membantu agen-agennya dalam melakukan prospek
kepada nasabah. Supervisor ini merupakan atasan dari agen.
c. Agen, perannya sangat besar dalam perusahaan yang merupakan penggerak bagi perusahaan demi tercapainya banyak nasabah.
2.2.2. Etika Perkantoran AJB Bumiputera 1912
Setiap pegawai AJB Bumiputera 1912 dituntut memiliki etika bisnis dan citra
pribadi pegawai yang baik. Adapun etika perkantoran di AJB Bumiputera yaitu : 10
1. Memiliki Integritas yang Tinggi
- Jujur
- Rajin
- Tekun
- Loyal
- Dedikatif
- Menjaga nama baik (diri, pejabat, dan perusahaan)
- Tidak mengharapkan apalgi meminta imbalan kepada klien/ customer dalam
menjalankan tugas
- Menghindari konflik kepentingan (KKN)
- Tidak amoral tetapi bermoral
- Menghindari penyalahgunaan kewenangan
2. Tata Krama Pegawai
Menyadari bahwa diri ini adalah didedikasikan untuk pelayanan kepada
customer (ekstern dan intern) sehingga wajib memiliki tata krama dan sifat
sebagai berikut :
a. Bahasa dan Komunikasi
- Sopan santun
- Ramah tamah
- Penempatan bahasa yang benar
- Peduli
b. Performance yang baik
- Pakaian
- Kebersihan
c. Sikap
- Dalam luang lingkup diri sendiri, teman sekerja, pimpinan, pekerjaan.
Perusahaan, dan lingkungan.
3. Etika Bertelepon
- Ramah tamah, sopan santun yang wajar
- Singkat, padat dan efektif
4. Berusaha Meningkatkan dan Mengembangkan Kemampuan/ Kompetensi
5. Landasan Kerja yang Benar
- Regulasi pemerintah
- Regulasi perusahaan (AD/ ART, KKB, SK, PE Direksi)
- Regulasi pimpinan (surat-surat yang dikeluarkan pimpinan)
2.3 Stres
2.3.1 Pengertian Stres
Menurut sebagian besar ilmuwan medis dan juga menurut buku penyelidikan
ini penyebab utama dari kebanyakan penyakit abad ke duapuluh adalah bayangan
yang secara lambat laun menutupi kehidupan kita seperti kabut polusi yang menutupi
kota-kota kita. Bayangan itu adalah stres. Hans Selye ilmuwan yang terkemuka pada
saat itu mendefinisikan stres adalah respons nonspesifik dari badan terhadap setiap
tuntutan yang dibuat atasnya.11
Rangkaian respon dari Selye ini dinamakan general adaption syndrome, yang
terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, ia namakan tahap alarm (tanda bahaya).
Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang diberikan oleh lingkungannya dan
Organisme mamasuki tahap kedua, tahap resistence (perlawanan). Organisme
memobilisasi sumber-sumbernya supaya mampu menghadapi tuntutan. Jika tuntutan
berlangsung terlalu lama, maka sumber-sumber penyesuaian ini mulai habis dan
organisme mencapai tahap terakhir, yaitu tahap exhaustion (kehabisan tenaga).12
Stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun
mental, terhadap suatu perubahan di lingkungan kerja yang dirasakan mengakibatkan
dirinya terancam. Suatu bentuk tanggapan dari seseorang inilah yang menimbulkan
reaksi kimiawi dalam tubuh manusia yang mengakibatkan perubahan-perubahan,
antara lain meningkatnya tekanan darah tinggi dan tingkat metabolisme.13
Menurut Charles D. Spielberger dalam Andraeni (2005) menyebutkan bahwa
stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya
obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyek-obyektif adalah berbahaya.
Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.14
Cranwel-Ward mendefinisikan stres sebagai reaksi fisik dan psikologik yang
terjadi pada seseorang di saat orang tersebut merasakan ketidakseimbangan antara
besamya tuntutan yang dikenakan padanya dengan kemampuannya dalam
menghadapi tuntutan tersebut.6
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa stres adalah
respon tubuh yarg bersifat spesifik yaitu reaksi fisiologis, emosional dan psikologis
terhadap setiap tuntutan karena ketidakseimbangan antara besamya tuntutan yang
dikenakan padanya dengan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi tuntutan
2.3.2 Stres Kerja
Menurut Phillip L.Rice, penulis buku Stress and Health, seseorang
dikategorikan stres kerja jika :
a. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan
tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam
perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan
masalah yang terbawa ke rumah juga dapat menjadi penyebab stres kerja.
b. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. Oleh
karenanya diperlukan kerjasama antara kedua pihak untuk menyelesaikan
persoalan stres tersebut.3
Lazarus Fraser (1992) mengemukakan pendapatnya bahwa stres kerja hanya
berhubungan dengan kejadian-kejadian di sekitar lingkungan kerja yang merupakan
bahaya atau ancaman dan bahwa perasaan-perasaan yang terutama relevan mencakup
rasa takut, cemas, rasa bersalah, marah, sedih putus asa dan bosan.2
Brousseau dan Prince (1981) menjelaskan bahwa stres kerja adalah keadaan
psikologis karyawan yang tidak menyenangkan untuk bekerja karena merasa
terancam di lingkungan kerjanya. Arsenault dan Dolan (1983) mengemukakan bahwa
stres kerja adalah kondisi psikologis yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan
karena karyawan merasa terancam yang menunjukkan ketidaksesuaian antara
individu dengan tuntutan pekerjaan. Shin dkk (1984) mendefinisikan stres kerja
sebagai kondisi lingkungan kerja yang bersifat negatif seperti konflik peran dan
Stres kerja bisa didefinisikan sebagai suatu respon fisik dan mental yang
terjadi saat permintaan/ persyaratan kerja tidak sesuai dengan kemampuan, sumber
daya, maupun kebutuhan pekerja. Stres kerja bisa menjurus menjadi status kesehatan
yang memburuk atau bahkan kecelakaan. Definisi stres kerja terkadang menjadi rancu
dengan tantangan, namun kedua konsep tersebut tidaklah sama. Tantangan bisa
menyemangati kita secara mental dan fisik. Tantangan memotivasi kita untuk belajar
kemampuan baru dan menguasai pekerjaan kita. Saat tantangan tersebut tercapai, kita
akan merasa tenang dan puas. Sehingga, tantangan merupakan komponen yang
penting untuk kesehatan dan pekerjaan yang produktif.15
Namun dalam situasi yang berbeda, tantangan bisa berubah menjadi tuntutan
pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan, rasa tenang berubah menjadi rasa lelah, dan
rasa puas berubah menjadi rasa stres. Dan dalam waktu seketika, tahapan ini
mengarah kepada rasa sakit, kecelakaan, dan kegagalan kerja.15
Stres kerja yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungan. Sebagai akibatnya pada diri seseorang dapat berkembang
berbagai macam gejala stres kerja yang dapat mengganggu prestasi kerja mereka.
Stres kerja juga dapat menimbulkan gangguan fisik. Gangguan fisik disini ada yang
bersifat jangka pendek, dan ada pula jangka panjang, seperti gangguan pencernaan
atau peradangan usus.13
Stres kerja yang dialami oleh karyawan di perusahaan besar mengakibatkan
gangguan yang melibatkan segi psikologis manusia, akibatnya kemampuan untuk
melakukan daya saing terhadap perusahaan-perusahaan besar untuk mengembangkan
Ergonomi 2004, stres kerja dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
melakukan pekerjaan dimana dari segi psikologis manusia stres kerja dapat
mengancam seseorang dalam bekerja. Tekanan stres kerja yang tinggi yang dialami
oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya berdampak pada peningkatkan
perekonomian suatu perusahaan. Hal ini dalam peningkatan perekonomian sedikit
mengalami penghambatan dikarenakan stres kerja yang tinggi yang dialami karyawan
yang berhubungan langsung dengan tingkah laku yang dimiliki oleh karyawan.16
Dari pengertian dan keadaan yang terjadi diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa stres kerja adalah suatu keadaan atau kondisi yang muncul akibat
ketidaksesuaian antara individu dengan lingkungan pekerjaan yang dirasakan tidak
menyenangkan sehingga menyebabkan seseorang merasa tertekan.
2.3.3 Penyebab Stres Kerja (Stressor)
Untuk dapat mengetahui secara pasti faktor apa saja yang dapat menyebabkan
terjadinya stres sangatlah sulit, oleh karena sangat tergantung dengan sifat dan
kepribadian seseorang. Suatu keadaan yang dapat menimbulkan stres pada seseorang
tatapi belum tentu akan menimbulkan hal yang sama terhadap orang lain.1
Hasibuan (2000) dalam (Sarwono, 2006) menyebutkan faktor-faktor yang
menjadi penyebab stres kerja adalah :
1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan.
2. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar.
3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai.
5. Balas jasa yang terlalu rendah.
6. Masalah-masalah keluarga.6
Menurut Sutherland dan Cooper (1990) mengemukakan tentang stressor
kerja meliputi :
1. Stressor yang ada di dalam pekerjaan itu sendiri, meliputi : beban pekerjaan,
fasilitas kerja yang kurang, proses pengambilan keputusan yang lama.
2. Konflik peran : peran di dalam kerja yang tidak jelas, tanggung jawab yang
tidak jelas.
3. Masalah hubungan dengan orang lain adalah stressor yang potensial, seperti
hubungan dengan atasan, rekan sejawat dan pola hubungan atasan dan
bawahan.
4. Perkembangan karir, under / over promotion, keselamatan kerja.
5. Iklim dan struktur organisasi, adanya pembatasan-pembatasan perilaku,
bagaimana iklim budaya di dalam organisasi.
6. Adanya konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.2
Menurut Seminar Nasional Ergonomi (Aplikasi Ergonomi dalam Industri)
2004 mengemukakan berbagai penyebab stres kerja (stressor) sebagai berikut :
a. Tekanan lingkungan fisik.
Tekanan lingkungan fisik ini meliputi kebisingan, vibrasi, higiene, dan suhu
b. Tekanan dan peran individual dalam organisasi
Kadang-kadang sumber stres itu ada dalam diri seseorang salah satunya melalui
kesakitan, tingkat stres yang muncul tergantung pada rasa sakit dan umur
individu.
Tekanan individual disini meliputi :
a. Konflik peran misalnya :
a). Tugas yang harus ia kerjakan, menurut pandangannya, tidak merupakan
bagian dari pekerjaannya.
b). Tuntutan yang bertentangan dari atasan, rekan, bawahannya atau orang lain
yang dinilai penting bagi dirinya.
c). Pertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu
melakukan tugas pekerjaannya.
b. Peran yang kurang jelas
a). Ketidakjelasan dari sasaran dan tujuan kerja
b). Kesamaran tentang tanggung jawab
c). Ketidakjelasan tentang prosedur kerja (job description)
d). Kurang adanya umpan balik atas kinerjanya.
c. Hubungan dalam pekerjaan
Lingkungan pekerjaan, hubungan kerja yang tidak baik dapat menimbulkan
ketegangan psikologis dalam bentuk kepuasan kerja yang rendah, penurunan
kondisi kesehatan dan rasa tidak disenangi oleh rekan atau atasan. Keadaan
sehingga pekerja tidak dapat berkomunikasi dengan pekerja lain, misalnya
operator mesin, operator telepon, dapat membangkitkan stres kerja.
d. Tekanan struktur dan iklim organisasi
Sejauh mana seorang tenaga kerja diikutsertakan untuk berperan dan terlibat
dalam suatu organisasi dan ada tidaknya dukungan sosial dalam lingkungan kerja
hal itu merupakan sumber stres.16
Cartwright, 1995 dalam (Tarwaka, 2004) mengelompokkan faktor-faktor
penyebab stres kerja ke dalam enam kelompok : 1
1. Faktor intrinsik pekerjaan
Ada beberapa faktor intrinsik dalam pekerjaan di mana sangat potensial
menjadi penyebab terjadinya stres dan dapat mengakibatkan keadaan yang buruk
pada mental. Faktor tersebut meliputi keadaan fisik lingkungan kerja yang tidak
nyaman (bising, berdebu, bau, suhu panas dan lembab dll), stasiun kerja yang tidak
ergonomis, kerja shift, jam kerja yang panjang, perjalanan ke dan dari tempat kerja
yang semakin macet, pekerjaan beresiko tinggi dan berbahaya, pemakaian teknologi
baru, pembebabanan berlebih, dan adaptasi pada jenis pekerjaan baru.
Everly dan Girdano, 1980 dalam (Munandar, 2001) membahas mengenai
beban kerja dan membaginya ke dalam lima kategori: beban berlebih kuantitatif,
beban terlalu sedikit kuantitatif, beban berlebihan kualitatif, beban terlalu sedikit
kualitatif, dan beban berlebihan kuantitatif dan kualitatif.12
2. Faktor peran individu
Beban tugas yang bersifat mental dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan
et al (1988) dalam suatu penelitian tentang stres akibat kerja menemukan bahwa
karyawan yang mempunyai beban psikologis lebih tinggi dan ditambah dengan
keterbatasan wewenang untuk mengambil keputusan mempunyai resiko terkena
penyakit jantung koroner dan tekanan darah yang lebih tinggi serta mempunyai
kecenderungan merokok yang lebih banyak dari karyawan yang lain. Ketaksaan peran
juga dapat menimbulkan stres kerja, yaitu jika seorang tenaga kerja tidak memiliki
cukup informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya, atau tidak mengerti atau
merealisasi harapan-harapan yang berkaitan dengan peran tertentu.
3. Faktor hubungan kerja
Cooper dan Payne, 1988 dalam (Tarwaka, 2004) hubungan yang tidak baik
antara karyawan di tempat kerja adalah faktor yang potensial sebagai penyebab
terjadinya stres. Kecurigaan antara pekerja, kurangnya komunikasi, ketidaknyamanan
dalam melakukan pekerjaan merupakan tanda-tanda adanya stres akibat kerja.
Kahn dkk, 1964 dalam (Munandar, 2001), hubungan kerja yang tidak baik
terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, taraf pemberian
dukungan yang rendah, minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam
organisasi. Ketidakpercayaan secara positif berhubungan dengan kepaksaan peran
yang tinggi, yang mengarah ke komunikasi antarpribadi yang tidak sesuai antara para
tenaga kerja dan ketegangan psikologikal dalam bentuk kepuasan pekerjaan yang
rendah, penurunan dari kondisi kesehatan, dan rasa diancam oleh atasan dan
4. Faktor pengembangan karir
Perasaan tidak aman dalam pekerjaan, posisi dan pengembangan karir
mempunyai dampak cukup penting sebagai penyebab terjadinya stres. Menurut
Wantoro (1999) faktor pengembangan karir yang dapat menjadi pemicu stres adalah:
ketidakpastian pekerjaan seperti adanya reorganisasi dan mutasi kerja, promosi
berlebih atau kurang (promosi yang terlalu cepat atau tidak sesuai dengan
kemampuan individu akan menyebabkan stres bagi yang bersangkutan atau
sebaliknya bahwa seseorang merasa tidak pernah dipromosikan sesuai dengan
kemampuannya juga menjadi penyebab stres).
5. Faktor struktur organisasi dan suasana kerja
Penyebab stres yang berhubungan dengan struktur organisasi dan suasana
kerja biasanya berawal dari budaya organisasi dan model manajemen yang
dipergunakan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain, kurangnya pendekatan
partisipatoris, konsultasi yang tidak efektif, kurangnya komunikasi dan kebijaksanaan
kantor. Selain itu seringkali pemilihan dan penempatan karyawan pada posisi yang
tidak tepat juga dapat menyebabkan stres.
Munandar (2001) mengemukakan hasil penelitian bahwa kurangnya peran
serta atau partisipasi dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan suasana hati
dan perilaku yang negatif, misalnya menjadi perokok berat.12
6. Faktor di luar pekerjaan
Perselisihan antar anggota keluarga, lingkungan tetangga dan komunitas juga
merupakan faktor penyebab timbulnya stres yang kemungkinan besar masih akan
Munandar (2001) menambahkan bahwa isu-isu tentang keluarga, krisis
kehidupan, kesulitan keuangan, keyakinan-keyakinan pribadi dan organisasi yang
bertentangan, konflik antara tuntutan keluarga dan tuntutan perusahaan, semuanya
dapat merupakan tekanan pada individu dalam pekerjaannya, sebagaimana halnya
stres dalam pekerjaan mempunyai dampak yang negatif pada kehidupan keluarga dan
pribadi.12
2.3.4 Gejala Stres Akibat Kerja
Menurut Terry Beehr dan John Newman mengkaji ulang beberapa kasus stres
pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu : 17
1. Gejala Psikologis
- Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
- Perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
- Sensitive dan hyperreactivity
- Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
- Komunikasi yang tidak efektif
- Perasaan terkucil dan terasing
- Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
- Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan
konsentrasi
- Kehilangan spontanitas dan kreativitas
2. Gejala Fisiologis
- Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan
mengalami penyakit kardiovaskular
- Meningkatnya sekresi dan hormon stres (contoh : adrenalin dan
nonadrenalin)
- Gangguan gastrointestinal (contoh : gangguan lambung)
- Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaann
- Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan
yang kronis
- Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
- Gangguan pada kulit
- Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
- Gangguan tidur
- Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena
kanker
3. Gejala Perilaku
- Menunda, menghindari pekerjaan, dan absent dari pekerjaan
- Menurunnya prestasi performance dan produktifitas
- Meningkatnya penggunaan minuman dan obat-obatan
- Perilaku sabotase dalam pekerjaan
- Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,
- Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk penarikan
diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan
berkombinasi dengan tanda-tanda depresi
- Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti
menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi
- Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas
- Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
- Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri
2.3.5 Dampak Stres Kerja
Stres dapat berakibat baik atau buruk terhadap kita. Kita akan hidup dan
berprestasi optimal dan maksimal bila mendapatkan rangsangan yang optimal
tingkatnya. Stres yang optimal berperan dan berdampak positif serta konstruktif bagi
kita. Stres yang baik disebut dengan eustres. Sebaliknya stres yang merugikan
Dan merusak (destruktif) disebut dengan distres. Bagi kita stres menjadi eustres atau
distress dipengaruhi oleh penilaian dan daya tahan kita terhadap peristiwa dan
keadaan yang potensial atau netral kandungan daya stresnya.18
1. Dampak Terhadap Individu
Dampak stres kerja bagi individu adalah munculnya masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan, psikologis dan interaksi interpersonal. Kesehatan,
berpengaruh terhadap sistem imunitas tubuh sehingga orang yang mengalami stres
cenderung mudah terkena penyakit. Psikologis, stres berkepanjangan akan
menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang terus- menerus. Menurut istilah
menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya
secara perlahan-lahan. Akibatnya, orang akan terus-menerus merasa tertekan dan
kehilangan harapan.
Interaksi interpersonal, orang yang sedang stres akan lebih sensitif
dibandingkan orang yang tidak dalam kondisi stres. Oleh karena itulah, sering terjadi
salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat atau
penilaian, kritik, nasihat, bahkan perilaku orang lain. Objek yang sama bisa diartikan
dan dinilai secara berbeda oleh orang yang sedang stres. Selain itu, orang stres
cenderung mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stres yang berat,
orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri.
2. Dampak Terhadap Perusahaan
Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia.
Jika salah satu dari anggota tubuh itu terganggu, maka akan menghambat
kesekuruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan menyebabkan
individunya tidak dapat berfungsi secara normal. Demikian pula jika banyak di antara
karyawan di dalam organisasi mengalami stres kerja, maka produktivitas dan
kesehatan organisasi itu akan terganggu. Jika stres yang dialami oleh organisasi atau
perusahaan tidak kunjung selesai, maka sangat berpotensi mengundang penyakit yang
lebih serius. Bukan hanya individu yang bisa mengalami penyakit, organisasi pun
dapat memiliki apa yang dinamakan Penyakit Organisasi.3
Randall schuller (1980), mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan
yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stres yang dihadapi oleh
kerja, serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif
yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa: 3
- Terjadi kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional
kerja.
- Mengganggu kenormalan aktivitas kerja.
- Menurunkan tingkat produktivitas.
- Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial
yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas
dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan
fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai
alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan
atau pun karena banyaknya kesalahan yang berulang.
2.3.6 Penilaian Stres
Teori penilaian kognitif (Cognitive Apprasial Teory) yang dikemukakan oleh
Richard Lazarus (Cohen&Lazarus, 1983) dalam tentang suatu transaksi yang
menyebabkan kondisi stres, yang umumnya melibatkan pada suatu proses penilaian.
Penilaian kognitif adalah suatu proses mental/ kejiwaan dimana individu menilai
dengan dua faktor, antara lain : 2
a. Apakah sebuah tuntutan mengancam kesejahteraannya (Primary Appraisal)
b. Apakah sumber-sumber yang tersedia cukup untuk memebuhi permintaan
Kedua faktor di atas membedakan dua jenis penilaian yaitu primary appraisal
(penilaian primer) dan secondary appraisal (penilaian sekunder) :
a. Penilaian Primer (Primery Appraisal)
Ketika individu menghadapi kejadian yang benar-benar membuat dirinya
terancam/ tertekan, misalnya : ketika individu mendengar berita akan datangnya badai
salju, hal yang pertama yang dilakukan adalah individu menilai secara kognitif
dampak dari situasi bagi kesejahteraannya. Ancaman disini didefinisikan sebagai
antisipasi yang dinilai bahaya, dan tantangan diartikan sebagai kepercayaan diri
individu dalam mengatasi tuntutan tersebut. Kejadian dinilai baik atau positif bila
dapat dipakai alasan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Kejadian 3
implikasi, yaitu harm-loss atau banyaknya kerusakan dan kehilangan yang kita nilai
dalam stres dinilai lebih rinci dalam bila telah terjadi sesuatu, seperti seseorang
menderita kemampuan atau kesakitan, ancaman atau kerugian yang dibayangkan
bakal terjadi, dan tantangan untuk mendapatkan kemajuan, kepandaian, maupun
keuntungan denghan menggunakan sumber-sumber yang biasa untuk memahami
tuntutan. Perasaan-perasaan inilah yang tidak menyebabkan stres secara langsung
tetapi dipengaruhi oleh penilaian individu pada suatu peristiwa.
b. Penilaian sekunder (Secondary Appraisal)
Penilaian sekunder tidak harus dilakukan setelah penilaian primer, hal ini
dilakukan melihat kondisi stres dari pengalaman individu bergantung pada keluarnya
penilaian-penilaian yang individu buat dalam interaksi indivdu dengan lingkungan.
Stres terjadi dalam situasi atau keadaan genting. Adapun faktor yang menyebabkan
intelektual, motivasi, dan kepribadian. Sedangkan faktor situasi, meliputi : tuntutan
yang kuat, mendesak, situasi tak diinginkan dan situasi tak terkontrol.
2.3.7 Tipe Reaksi Seseorang Terhadap Reaksi
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapi stres.
Menurut Handoko (2001) dalam Hidayat (2007) berdasarkan reaksi terhadap stres,
dapat dibedakan dua tipe orang yaitu : 19
1. Orang Tipe A, adalah mereka yang agresif dan kompetitif, perfeksionis,
menetapkan standar-standar tinggi dan meletakkan diri mereka di bawah tekan
waktu yang ajeg (konstan). Mereka lebih cenderung mengalami
gangguan-gangguan fiisik akibat stres, seperti serangan jantung, penyakit lever, dan
lainnya.
2. Orang Tipe B, adalah mereka yang lebih relaks dan tidak suka menghadapi
masalah atau easy going. Mereka menerima situasi-situasi yang ada dan
bekerja di dalamnya, serta tidak senang bersaing. Mereka terutama relaks
dalam kaitannya dengan tekanan waktu, sehingga mereka lebih kecil
kemungkinannya untuk menghadapi masalah-masalah yang berhubungan
dengan stres.
2.3.8 Memanajemeni Stres
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Memanajemeni stres berarti berusaha
mencegah timbulnya stres, meningkatkan ambang stres dari individu dan menampung
berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres jangka panjang atau stres yang
kronis.
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk memanajemeni stres yaitu:
1. Kerekayasaan organisasi.
Berusaha untuk mengubah lingkungan kerja agar tidak cepat dirasakan
sebagai lingkungan ynag penuh stres.
2. Kerekayasaan kepribadian
Upaya untuk menimbulkan perubahan-perubahan dalam kepribadian individu
agar dapat dicegah timbulnya stres dan agar ambang stres dapat ditingkatkan.
3. Teknik penenangan pikiran
Adalah untuk mengurangi kegiatan pikiran, yaitu proses berpikir dalam
bentuk merencana, mengingat, berkhayal, menalar yang secara bersinambung
kita lakukan dalam keadaan sadar. Teknik ini meliputi meditasi, pelatihan
relaksasi autogenik, dan pelatihan relaksasi neuromuscular.
4. Teknik penenangan melalui aktivitas fisik.
Untuk menghamburkan atau untuk mengguanakan sampai habis hasil-hasil
stres yang diproduksi oleh ketakutan dan ancaman, atau yang mengubah
sistem hormon dan saraf kita ke dalamsikap mempertahankan. Aktivitas fisik
ini seperti, senam kesehatan badan, jogging secara teratur.12
Secara ringkas langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi
terjadinya stres adalah :
1. Menghilangkan faktor penyebab stres, khususnya yang berasal dari tasks,
2. Memposisikan pekerja pada posisi yang tepat (The right man on the right
place)
3. Mengembangkan stuktur organisasi sesuai dengan kultur dan tradisi
mayarakat pekerjanya.
4. Menjamin perasaan aman setiap pekerja.1
2.4 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada perbedaan stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar
AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai tahun 2009
Ha : Ada perbedaan stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB
Bumiputera 1912 Cabang Binjai tahun 2009
- Ho diterima jika p > 0,05
- Ho ditolak jika p < 0,05 AJB Bumiputera 1912 Cabang
Binjai
- Dinas Dalam
- Dinas Luar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripktif
analitik dengan desain cross sectional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai selama bulan
April tahun 2009 sampai dengan bulan Maret tahun 2010. Adapun pertimbangan
pelaksanaan penelitian di tempat tersebut dengan alasan :
1. Adanya kemudahan dari pihak AJB Bumiputera 1912 untuk meneliti di
tempat tersebut.
2. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai Perbedaan Stres Kerja antara
Pegawai Dinas Dalam dan Dinas Luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.31 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai AJB Bumiputera 1912 Cabang
Binjai yang berjumlah 64 orang, yaitu sebanyak 5 orang dari dinas dalam dan 59
orang di dinas luar.
3.3.2 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria
inklusi yaitu pegawai yang tidak sedang cuti atau non aktif. Berdasarkan kriteria
tersebut, maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 48 orang yang terdiri
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara memberikan kuesioner
penilaian stres kepada responden dengan mensosialisasikannya terlebih
dahulu dan kuesioner ini diberikan pada saat jam istirahat makan siang.
Kuesioner tersebut dikutip dari Jimstark, D.C (2006)2.
2. Data sekunder yaitu data tidak langsung yang dapat diperoleh dari AJB
Bumiputera 1912 meliputi gambaran umum perusahaan, sejarah perusahaan,
dan sruktur organisasi.
3.5 Definisi Operasional
1. Pegawai dinas dalam AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai adalah tenaga
kerja yang bekerja di dalam ruangan yang bertugas sebagai staf administrasi
sekaligus bertanggung jawab terhadap nasabah dan pegawai dinas luar pada
AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai yang berjumlah 5 orang.
2. Pegawai dinas luar AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai adalah tenaga kerja
yang bekerja di dalam ruangan dan di lapangan bertugas mencari nasabah
serta menjemput premi lanjutan pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai
yang berjumlah 43 orang.
3. Stres kerja adalah gejala-gejala fisik, psikologi dan prilaku yang dirasakan
oleh pegawai AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai akibat merasakan
ketidakseimbangan antara besarnya tuntutan pekerjaan dengan kemampuan
3.6 Aspek Pengukuran
Skala stres kerja disusun dengan pertanyaan favourable. Setiap pertanyaan
mempunyai empat alternatif jawaban dengan nilai yang bergerak dari empat ke satu.
Favourable artinya sependapat atau sesuai dengan pernyataan yang diajukan, skor 4
untuk jawaban yaitu Sangat Sering (SS), skor 3 untuk jawaban Sering (S), skor 2
untuk jawaban Jarang (J), skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah (TP). Kuesioner ini
terdiri dari 55 pertanyaan, dengan skor tertinggi 220 dan skor terendah 55.
Skor tertinggi = 55 x 4
= 220
Skor terendah = 55 x 1
= 55
Mean teoritis (µ) = 55 x 2,5 = 137,5
Standard deviasi (σ) = skor tertinggi – skor terendah
6
= 220 – 55
6
= 27,5
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka dapat dikatakan tingkat stres
pada pegawai yang dikategorikan :
Ringan = x < µ-1σ = x < 110
Sedang = µ - 1σ ≤ x ≥ µ+1σ = 110 ≤ x ≥ 165
Berat = x > µ+1σ = x > 165
Data yang sudah diperoleh kemudian diolah dan dianalisa dengan program
komputer yaitu SPSS untuk melihat perbedaan rata-rata stres kerja. Pertama,
dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Jika berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan pengukuran perbedaan
rata-rata stres kerja dengan menggunakan uji T (Independent Sample T Test). Jika
nilai signifikansi (p) > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan stres kerja antara pegawai dinas dalam dan dinas luar AJB Bumiputera
1912 Cabang Binjai tahun 2009.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah dan Lokasi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai
AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai resmi berdiri pada tanggal 30 Juli 1983
oleh Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II Binjai yaitu Drs. H. A. Soepomo, SH
yang terletak di Jalan Tanah Tinggi Binjai Sumatera Utara. AJB Bumiputera 1912
Cabang Binjai ini merupakan salah satu dari 21 kantor cabang yang mendukung
Kantor Wilayah Asper Medan. Lokasi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai terletak
di jalan besar Medan-Binjai sehingga sangat strategis untuk dijangkau transportasi
umum dan memudahkan mobilitas bagi pegawainya.
Gedung AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai ini cukup besar dan nyaman,
begitu pula tata ruang kantornya yang rapi dan memiliki fasilitas kerja yang cukup
bagian depan kantor atau front office, sedangkan pegawai dinas luar di satu ruangan
besar dengan beberapa buah meja kerja, beberapa meja besar dengan bayak kursi di
dalamnya yang biasanya juga dijadikan sebagai tempat rapat kecil. Kepala cabang,
kepala keuangan, kepala operasional, dan kasir mempunyai satu ruangan tersendiri.
4.1.2 Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912 a. Visi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai
“AJB Bumiputera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasional yang kuat,
modern dan menguntungkan didukung oleh sumber daya manusia profesional”.
b. Misi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai
1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai
wujud partisipasi dalam pembangun nasional melalui peningkatan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
2. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin
pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan
peningkatan kesejahteraan, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan
perusahaan kepada pemegang polis.
3. Menodorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk
mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.
4.2 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai
AJB Bumiputera 1912 Cabang Binjai dikepalai oleh seorang kepala cabang,
yaitu orang yang memonitor semua yang ada di kantor cabang baik di dinas dalam
luar adalah bersifat ujung tombak dari perusahaan untuk mampu bersaing antara
kantor cabang yang lain.
Kepala cabang ini membawahi dua dinas, yaitu dinas dalam yang dikepalai
kepala keuangan dan dinas luar yag dikepalai kepala unit operasional. Adapun
pembagian dari dinas dalam dan dinas luar tersebut adalah :
a. Dinas Dalam :
1. Kasir
2. ADM (P), yaitu administrasi produksi
3. ADM (BIL), yaitu administrasi Bumiputera In Line
4. ADM (Klaim)
b. Dinas Luar :
Dinas luar terbagi atas 10 unit supervisor (SPV) dimana masing-masing unit
SPV membawahi beberapa agen.
1. SPV - AKH : 3 orang agen
2. SPV - AKJ : 5 orang agen
3. SPV - AKK : 4 orang agen
4. SPV - AKL : 5 orang agen
5. SPV - AOQ : 6 orang agen
6. SPV - AOR : 5 orang agen
7. SPV - AOT : 4 orang agen
8. SPV - AOU : 7 orang agen
9. SPV - BJ1 : 6 orang agen