• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT. Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT. Sidomuncul Cabang Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT. Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT. Sidomuncul Cabang Medan)"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-I EKSTENSI MEDAN

ANALISIS EFEKTIFITAS KEMASAN TOLAK ANGIN PERMEN SIDOMUNCUL DALAM MEMPENGARUHI MINAT BELI

PADA PT MULIA UTAMA MANDIRI (DISTRIBUTOR TUNGGAL PT SIDOMUNCUL CABANG MEDAN)

SKRIPSI

Oleh :

HARFIDA 070521117 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

HARFIDA (2010), Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul Cabang Medan). SKRIPSI 2010, di bawah bimbingan Dra. Haida Jasin M.Si. Ketua Departemen Program Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I Dra. Ulfah M.Si., dan Penguji II, Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM.

Tolak Angin Permen Sidomuncul merupakan salah satu strategi Perluasan Lini

(Line Extension) produk Tolak Angin. Perluasan lini merupakan strategi yang umum

dipilih oleh perusahaan dalam peluncuran produknya. Hal ini disebabkan oleh telah terciptanya hubungan emosional antara konsumen dengan produk yang telah ada sebelumnya, sehingga kehadiran suatu lini produk baru telah lebih mudah untuk diterima di dalam pasar.

Tolak Angin Permen Sidomuncul cukup efektif dalam menarik minat beli konsumen. Nilai F hitung (30.366) > F tabel (3,16), menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat dengan pengaruh yang signifikan.Daya tarik yang ada dalam kemasan, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) menjadi hal penting yang mampu menciptakan komunikasi non verbal antara konsumen dengan produk itu sendiri.

Analisis data penelitian menggunakan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil bahwa variabel bebas yaitu Daya Tarik Visual (X1) berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen (Y) namun pengaruhnya tidak signifikan, yang terlihat dari hasil uji t dimana t hitung 1,156<t tabel 1,645. Sedangkan Variabel Daya tarik praktis (X2) secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y) yang diperoleh dari hasil uji t, dimana nilai t hitung 5,486 > t tabel 1,645.

Terdapat hubungan yang kuat yang antara Daya tarik visual (X1), daya tarik praktis (X2) dengan minat beli (Y) yang terlihat dari hasil uji R dimana koefisien korelasi diperoleh sebesar 71,8 % (mendekati 1).

Variabel minat beli dapat dijelaskan oleh daya tarik visual dan daya tarik praktis sebesar 50 %, sedangkan sisanya 50% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum w.w,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan ridho-Nya kepada penulis berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dalam cahaya yang terang benderang, dan semoga kita memperoleh syafaatnya di yaumil akhir kelak,

Skirpsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor PT Sidomuncul Cabang Medan).

Dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung :

1. Bapak Jhon Tafbu Ritonga M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Haida Jasin M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(4)

6. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Orang tua penulis Ayahanda Harris Fadillah dan Ibunda Desniar, juga adik-adik tersayang Ilham Ilman Farsi, T. Hardiansyah Putra dan Rio Syahputra, atas doa, dukungan, bantuan dan semangat hidup yang tak pernah putus kepada penulis.

8. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Bapak Heri B. Hermawan, selaku Manajer Operasional PT Mulia Utama Mandiri.

10.Bapak Y. Setiawan, selaku Finance Supervisor PT Mulia Utama Mandiri. 11.Seluruh Staff dan Karyawan PT Mulia Utama Mandiri yang telah membantu

dalam pengumpulan data.

12.Bapak Erwin Harahap (Kilo-Kilo) yang telah membuka kesempatan bagi penulis untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 13.Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberi semangat yang namanya

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga, semoga Allah SWT membalas budi baik anda semua dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Maret 2010 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

2. Definisi Operasional Variabel ………. 8

3. Pengukuran Variabel ……… 10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 10

5. Populasi dan Sampel ……… 11

6. Jenis dan Sumber Data……….. 15

7. Teknik Pengumpulan Data ………... 15

8. Metode Analisis Data ………... 15

BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ………….……….. 20

B. Pengertian Produk ………..……… 22

C. Perluasan Produk……….. 22

(6)

2. Perluasan Lini Produk……….. 22

3. Perluasan Lini melalui Desain Kemasan………. 23

a.. Pengertian Kemasan……… 23

b. Jenis Kemasan……… 23

c. Arti Penting Kemasan dalam Pemasaran……… 24

D. Minat Beli……… 26

1. Pengertian Minat Beli ………... 26

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli………... 27

3. Keputusan Pembelian Konsumen ……….. 28

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PT Mulia Utama Mandiri ... 32

B. Struktur Organisasi ... 33

C. Strategi Produk ... 37

D. Perkembangan Penjualan Produk Tolak Angin dan Lini Produknya... 41

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A.Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 43

1. Uji Validitas ……….. 43

2. Uji Reliabilitas ……….. 45

B. Analisis Deskriptif ……… 45

C. Uji Asumsi Klasik ……….... 57

1. Uji Normalitas ……….. 57

2. Uji Heteroskedastisitas ………. 58

3. Uji Multikolinearitas ……… 60

D. Analisis Regresi Linier Berganda ……… 61

E. Analisis Hipotesis ………. 62

(7)

2. Uji t (Parsial) ……… 63

F. Uji Koefisien Determinan (R2) ………... 65

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….. 67

B. Saran ………. 68

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Definisi Operasional Variabel …..….……… 9

Tabel 1.2 : Data Outlet Lokasi Penelitian ………... 12

Tabel 1.3 : Rekapitulasi Penjualan Tolak Angin Permen di Outlet Lokasi Penelitian Januari- Maret 2009 ……... 13

Tabel 3.1 : Perluasan Lini Produk ………... 38

Tabel 3.2 : Data Penjualan Tolak Angin tahun 2007-2009 ……… 41

Tabel 4.1 : Item-Total Statistics ………... 44

Tabel 4.2 : Reliability Statistics ……….. 45

Tabel 4.3 : Case Processing Summary ………... 46

Tabel 4.4 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap daya tarik Visual ( X1).. 47

Tabel 4.5 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap daya tarik Praktis (Fungsional X2) ... 50

Tabel 4.6 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap Minat beli (Y) ... 55

Tabel 4.7 : Uji Normalitas ... 58

Tabel 4.8 : Uji Heteroskedastisitas dengan pendekatan statistik ... 59

Tabel 4.9 : Uji Multikolinearitas ... 60

Tabel 4.10: Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 61

Tabel 4.11 : Hasil Uji F hitung ………. 63

Tabel 4.12 : Hasil Uji t hitung ……… 64

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual ……… 6

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Mulia Utama Mandiri ……….. 36

Gambar 4.1 : Plot of regresion standardized residual ... 57

(10)

ABSTRAK

HARFIDA (2010), Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul Cabang Medan). SKRIPSI 2010, di bawah bimbingan Dra. Haida Jasin M.Si. Ketua Departemen Program Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I Dra. Ulfah M.Si., dan Penguji II, Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM.

Tolak Angin Permen Sidomuncul merupakan salah satu strategi Perluasan Lini

(Line Extension) produk Tolak Angin. Perluasan lini merupakan strategi yang umum

dipilih oleh perusahaan dalam peluncuran produknya. Hal ini disebabkan oleh telah terciptanya hubungan emosional antara konsumen dengan produk yang telah ada sebelumnya, sehingga kehadiran suatu lini produk baru telah lebih mudah untuk diterima di dalam pasar.

Tolak Angin Permen Sidomuncul cukup efektif dalam menarik minat beli konsumen. Nilai F hitung (30.366) > F tabel (3,16), menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat dengan pengaruh yang signifikan.Daya tarik yang ada dalam kemasan, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) menjadi hal penting yang mampu menciptakan komunikasi non verbal antara konsumen dengan produk itu sendiri.

Analisis data penelitian menggunakan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil bahwa variabel bebas yaitu Daya Tarik Visual (X1) berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen (Y) namun pengaruhnya tidak signifikan, yang terlihat dari hasil uji t dimana t hitung 1,156<t tabel 1,645. Sedangkan Variabel Daya tarik praktis (X2) secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y) yang diperoleh dari hasil uji t, dimana nilai t hitung 5,486 > t tabel 1,645.

Terdapat hubungan yang kuat yang antara Daya tarik visual (X1), daya tarik praktis (X2) dengan minat beli (Y) yang terlihat dari hasil uji R dimana koefisien korelasi diperoleh sebesar 71,8 % (mendekati 1).

Variabel minat beli dapat dijelaskan oleh daya tarik visual dan daya tarik praktis sebesar 50 %, sedangkan sisanya 50% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perusahaan dewasa ini harus memikirkan mengenai bisnis dan strategi pemasaran

mereka dengan lebih kreatif dan inovatif. Adalah suatu hal penting bagi suatu

perusahaan untuk menyadari bahwa mereka bergerak dalam persaingan yang berubah

dengan sangat cepat, kemajuan teknologi, peraturan hukum dan kebijakan

perdagangan serta perubahan kesetiaan pelanggan. Kondisi ini mau tidak mau

membuat perusahaan harus terus menerus melakukan inovasi produk yang

memuaskan konsumen untuk dapat mencapai tujuan organisasi.

Minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang merefleksikan

rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Jika seseorang

mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu objek tertentu, maka dia akan

terdorong untuk berprilaku menguasai produk tersebut. Pelanggan hanya akan

berminat untuk membeli produk dengan penawaran yang paling sesuai dengan

kebutuhan dan harapan dan berdasarkan pandangan nilai mereka, maka langkah

penting yang harus ditempuh oleh perusahaan dewasa ini adalah mengeksplorasi

pandangan nilai tersebut. Salah satu pandangan nilai adalah Estetika. Estetika dapat

berfungsi sebagai daya tarik emosional yang sangat ampuh untuk menarik perhatian

(12)

teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha mendapatkan nilai tambah untuk

memberikan manfaat emosional kepada konsumen.

Aspek estetika yang dapat dieksplorasi adalah melalui desain kemasan. Daya tarik

suatu produk tidak dapat dilepaskan dari kemasannya. Kesan pertama dalam

setiap penilaian yang umum dilakukan oleh setiap orang terhadap sesuatu yang baru

dilihat adalah dari kemasannya dan penampilan fisiknya.

Kemasan adalah wadah atau tempat yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas,

besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material lainnya yang digunakan

untuk penyampaian barang dari produsen ke konsumen.

Penampilan fisik yang efektif menarik perhatian akan membuat pelanggan mencari

tahu lebih lanjut mengenai produk dan pada akhirnya akan melakukan pembelian.

Aksi yang diharapkan adalah pelanggan mencari tahu lebih lanjut mengenai produk

dan pada akhirnya menutup transaksi dengan pembelian.

Definisi efektifitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu

yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektifitas dapat

dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan.

Secara umum efektifitas menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan

(13)

Produk Sidomuncul telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai leading brand

(pemimpin merek) produk jamu dan produk konsumsi lainnya. Sejumlah prestasi dan penghargaan telah dicapai oleh PT Sidomuncul sejak tahun 2000 yaitu sertifikat

Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat

yang Baik (CPOB) sesuai standar farmasi dari Menteri Kesehatan Republik

Indonesia. Platinum Award dan Platinum The Indonesian Basic Brand Award

(IBBA) untuk produk kuku bima, Cakram Award serta sertifikat Obat Herbal

Terstandar (OHT) yang dterima oleh produk Tolak Angin dari Badan POM. Kedua

program unggulan dari Sidomuncul ini juga telah meraih penghargaan The Word of

Mouth Marketing (WOMM) Award, Top Brand Award dan Indonesian Customer

Satisfaction Award (ICSA). Pemasaran produk Tolak Angin dan Kuku Bima Sido

Muncul selain dalam negeri juga telah merambah pasar Internasional seperti

Hongkong , Pilipina, Singapura, Malaysia.

PT Sidomuncul melihat besarnya peluang yang ada khususnya di pasar domestik,

sehingga didirikanlah PT Mulia Utama Mandiri pada tanggal 20 Maret 2006,

berkedudukan di Medan sebagai perusahaan distributor. PT Mulia Utama Mandiri

adalah anak perusahaan dari PT Sidomuncul dengan jaringan distribusi meliputi

wilayah Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. Salah satu produk unggulan

yang ditawarkan adalah produk Tolak Angin. Pada awal kemunculannya, produk

Tolak Angin diluncurkan dalam bentuk jamu serbuk yang berkhasiat mengatasi

(14)

perluasan lini produk dengan meluncurkan Tolak Angin Cair dengan kemasan lebih

sederhana berbentuk persegi panjang dengan kemasan plastik yang unik, mudah

dibawa dan lebih menarik dibanding pendahulunya. Pada perkembangan selanjutnya,

demi memaksimalkan strategi pemasaran, PT Sidomuncul kembali meluncurkan

produk yang sama dalam kemasan yang lebih inovatif yang berbentuk permen.

Strategi perluasan lini produk bukan hal yang baru dalam dunia pemasaran, dimana

strategi pengembangan merek ini banyak digunakan oleh praktisi – praktisi

pemasaran di dalam aktivitas peluncuran produk baru. Salah satu pertimbangan

adalah bahwa perusahaan merasa bisa mendapatkan keuntungan dari adanya ikatan

emosional yang telah terbentuk antara merek induk dengan perluasannya sehingga

investasi yang dibutuhkan untuk perluasan merek bisa lebih rendah dibandingkan

dengan menggunakan merek yang baru.

Bertitik tolak dari uraian di atas dan melihat betapa pentingnya kemasan bagi

produk, penulis ingin mengetahui apakah strategi perluasan lini produk melalui

desain kemasan yang dilakukan oleh PT Sidomuncul cukup efektif dalam

mendongkrak minat beli konsumen,yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan

judul:

(15)

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas,

maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah Tolak Angin Sidomuncul yang dikemas dalam bentuk Permen cukup

efektif dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri ?”.

C.Kerangka Konseptual

Minat beli merupakan “kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek

atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur

dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian”(Assael,2001).

Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah

kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional, dan menciptakan respon

emosional positif yang secara tidak langsung berkata “Belilah saya” (Iwan

Wirya,1999:11).

Penampilan kemasan harus memiliki daya tarik sehingga tercipta sebuah

desain kemasan yang efektif dan efisien. Daya tarik kemasan dapat digolongkan

menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Daya Tarik Visual (Estetika)

Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur grafis (warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak). Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menicptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.

2. Daya Tarik Praktis (fungsional)

(16)

Kemasan yang efektif dalam menarik minat beli dapat digambarkan pada

Gambar 1.1 berikut:

Gambar

1.1 Kerangka

Konseptual

Sumber: Christine Cenadi

D. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2007:82), “Hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan masalah

penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan”.

Sesuai dengan pendapat di atas dan teori yang mendukung, penulis

mencoba merumuskan hipotesis dari penelitian ini yaitu:

“ Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul Efektif dapat mempengaruhi

minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor PT Sidomuncul Cabang

Medan)”.

Daya tarik kemasan:

Daya Tarik Visual (Estetika) ( X1)

Daya Tarik Praktis (Fungsional)(X2)

(17)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas

kemasan dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri

(Distributor PT Sidomuncul Cabang Medan)”.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

a. Bagi perusahaan sebagai masukan dan evaluasi dalam mengembangkan

usaha sehingga dapat diterapkan di masa mendatang.

b. Bagi penulis, sebagai sarana melatih kemampuan menulis, berpikir ilmiah

dan meneliti pada bidang manajemen pemasaran khususnya terkait dengan

bidang pengelolaan kemasan pada suatu perusahaan

c. Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti lain mengenai objek yang

sama di masa mendatang

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dibuat untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka

batasan operasional adalah sebagai berikut:

a. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah elemen-elemen dari

daya tarik kemasan yang efektif mempengaruhi minat beli yaitu Daya

(18)

b. Penelitian dilakukan terhadap produk Tolak Angin Permen Sidomuncul

pada PT Mulia Utama Mandiri Medan.

c. Variabel Minat beli (Y) didasarkan pada faktor-faktor psikologis yang

mempengaruhi prilaku konsumen

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang sudah diidentifikasi menjelaskan

variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman

(19)

Tabel 1.1

Definisi Operasional Variabel Instrumen Variabel

Daya Tarik Visual

(X1)

1. Faktor Pengamanan 2. Faktor Ekonomi 3. Faktor Pendistribusian 4. Faktor Komunikasi 5. Faktor Ergonomi 6. Faktor Identitas 7. Faktor Promosi 8. Faktor Lingkungan

Likert

(20)

3. Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator. Dalam

menghitung indikator digunakan Skala Likert.

Menurut Sugiyono (2007:86), “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Adapun yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Jawaban Sangat Setuju : Skor 5

b. Jawaban Setuju : Skor 4

c. Jawaban Kurang Setuju : Skor 3

d. Jawaban Tidak Setuju : Skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju : Skor 1

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Mulia Utama Mandiri Medan yang beralamat di Jl.

Sei Asahan No.33 Medan. Adapun waktu penelitian mulai Agustus 2009 sampai

(21)

5. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2007:72), “populasi adalah seluruh objek yang diteliti,

berupa orang, sejumlah barang, sejumlah tahun penjualan, dan sebagainya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Tolak Angin Permen Sidomuncul

yang berbelanja ke outlet-outlet yang menjual produk tersebut di kota Medan dengan

syarat tipe outlet adalah grosir, dimana outlet yang bersangkutan melakukan

pembelian rutin setiap bulannya minimal 360 unit (1 karton) per bulan selama 3

(tiga) bulan terhitung mulai awal tahun 2009. Sedangkan syarat untuk konsumen

yang akan dijadikan sampel adalah konsumen yang juga pernah melakukan

pembelian produk Tolak Angin dalam kemasan lain selain Tolak Angin Permen

minimal 3 (tiga) bulan sebelum periode penelitian. Dari hasil penelitian pendahuluan,

jumlah outlet yang memenuhi syarat sebanyak 5 (lima) outlet dengan rata-rata

konsumen yang membeli Tolak Angin Permen per bulan rata-rata 30 (tiga puluh)

orang di masing-masing outlet. Dari data tersebut diperoleh populasi sebanyak 150

(22)

Tabel 1.2

Data Outlet Lokasi Penelitian

Sumber : PT Mulia Utama Mandiri

No. Nama Alamat No. Telepon

1 Pandu Jl. Pandu No. 77 061-4573355

2 Pulau Baru Jl. Bandung 061-4565156

3 Titi Sakti Jl. M.T Haryono 061-4149645

4 Gunung Terang Jl. Veteran 061-4573354

(23)

Tabel 1.3

Rekapitulasi Penjualan Tolak Angin Permen Periode Januari-Maret 2009

PERIODE

Titi Sakti Pandu Pulau Baru Gunung Terang Agus

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

(unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton)

Januari 1,080 3 720 2 1,800 5 720 2 360 1

Februari 360 1 720 2 2,880 8 720 2 360 1

Maret 360 1 720 2 2,880 8 720 2 360 1

Total 1,800 5 2,160 6 7,560 21 2,160 6 1,080 3

(24)

Metode penarikan sampel dilakukan dengan Proportional Stratified Random

Sampling, yaitu “cara pengambilan sampel populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional dari setiap elemen

populasi yang dijadikan sampel dan pengambilan sampel dilakukan secara acak”.

(Sugiyono,2007:73).

Teknik pengambilan sampel dilaksanakan dengan tiga langkah, yaitu

1. Identifikasi dan penggelompokan sampel berdasarkan kelas atau strata

2. Menentukan ukuran sampel dengan memakai Model Slovin dengan rumus

Slovin ,Umar (2004:78) sebagai berikut:

dimana,

n = Jumah Sampel

N = Populasi

e = Taraf kesalahan 10%

sehingga, n = __150__ 1 + 150(0.1) 2

= 60

3. Menentukan objek yang dijadikan sampel.

Data yang diperoleh dari perhitungan di atas menunjukkan jumlah sampel

adalah sebanyak 60 orang. n = __N__

(25)

6. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden pada

lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada

responden dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang telah diuraikan.

Data primer yang diperlukan adalah variabel daya tarik visual, variabel daya tarik

fungsional dan variabel minat beli pelanggan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui studi

dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku-buku pemasaran,

internet, literatur, jurnal dan skripsi yang terkait dengan penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a.Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab secara lisan dengan

pihak perusahaan yang mempunyai kewenangan untuk memberikan informasi

atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

8. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menguraikan

(26)

jelas persepsi konsumen tentang efektifitas kemasan Tolak Angin Permen dalam

mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri Medan.

b. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen

“Validitas merupakan pengujian terhadap sebuah alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur sesuatu. Instrumen yang

valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur” (Sugiyono,2007:109).

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah

didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur

yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam menentukan validitas suatu

kuesioner adalah sebagai berikut:

•Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid

•Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid

2. Uji Reliabilitas Instrumen

” Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang

kali untuk mengukur objek yang sama akan memberikan data yang sama”

(Sugiyono,2007:110). Uji reliabilitas ini akan dapat menunjukkan konsistensi

dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini

dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang

(27)

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan oleh penulis untuk mengetahui

pengaruh dari variabel independent yaitu X1 dan X2 terhadap variabel dependent

yaitu minat pembelian konsumen (Y).

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan aplikasi

software SPSS 14:00 for Windows. Adapun metode persamaan yang digunakan dalam

analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 +b2X2 + e

dimana,

Y = Minat beli konsumen

X1 = Daya Tarik Visual

X2 = Daya Tarik Fungsional

b1, b2 = koefisien regresi

b0 = Konstanta e = standard error

Dalam regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu:

1. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas

(X1,X2) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu Minat Beli Konsumen (Y).

(28)

- Ho : b1,b2 = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari seluruh variabel bebas (X) secara bersama-sama (serentak) terhadap

variabel terikat (Y).

- Ha ; b1,b2 ≠ 0 artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika F hitung < F table pada α = 5%

Ha diterima jika F hitung > F table pada α = 5%

2. Uji Signifikan Individual/Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel-variabel independent yaitu X1 dan X2

terhadap variabel dependent yaitu Minat Beli Konsumen

b. Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen yaitu Minat Beli Konsumen (Y)

Adapun kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

(29)

Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar

pengaruh atau kontribusi seluruh variabel-variabel independent (X)

terhadap variabel dependent (Y). Jika determinan (R2) semakin besar atau

mendekati 1 (satu) berarti semakin kuat pengaruh variabel independent

(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai referensi yang terkait dengan judul

penelitian yang juga membahas aspek sejenis yang berhubungan dengan desain

kemasan sebagai salah satu strategi pemasaran produk. Referensi diperoleh

melalui riset pustaka dari beberapa judul skripsi terdahulu, jurnal-jurnal

pemasaran yang diperoleh dari jurnal online dan skripsi online di internet. Salah

satu referensi yang penulis ambil adalah studi kasus yang dilakukan oleh

manajemen PT Konimex Pharmaceutical Laboratories yang melakukan perubahan

desain kemasan salah satu produk unggulannya yaitu obat sakit kepala Paramex.

Sebelum dirubah, kemasan lama Paramex telah beredar di masyarakat selama

kurun waktu 14 tahun terhitung sejak tahun 1989, dan pada bulan Mei 2003 PT

Konimex melakukan pembaharuan kemasan dengan tetap mempertahankan

lingkaran dan warna biru pada kemasan. Dari studi kasus yang dilakukan oleh PT

Konimex mengenai pengaruh merek dan kemasan dalam keputusan membeli

konsumen diperoleh hasil bahwa:

1. 89 % responden menilai merek dan kemasan dapat menarik minat konsumen

2. 79 % responden setuju bahwa desain kemasan dapat membentuk image

produk

3. 48 % responden tertarik pada produk baru karena melihat kemasannya,

(31)

4. 87 % responden menyatakan pernah membeli produk karena kemasan dan

mereknya

5. 68 % responden menyatakan bahwa kemasan dan merek mempengaruhi 40-60

% keputusan pembelian suatu produk.

Penelitian lainnya terkait dengan judul yang penulis ambil adalah jurnal yang

diterbitkan oleh Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain

Universitas Krisiten Petra yang berjudul “Peranan Desain Kemasan dalam Dunia

Pemasaran”, yang ditulis oleh Christine Suharto Cenadi tahun 1999. Jurnal ini

mengemukakan bahwa kemasan merupakan salah satu solusi untuk menarik

perhatian konsumen karena berhadapan langsung dengan konsumen. Kemasan

telah berubah fungsi yang semula hanya merupakan wadah pelindung menjadi

alat jual yang memberikan citra kepada produk yang dijualnya.

Hasil penelitian mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya yang ditulis

oleh Agustinus dan Hariyono Sungkono pada tahun 2005 tentang diferensiasi

kemasan Pocari Sweat, menunjukkan bahwa variabel bentuk, isi, harga dan

kepraktisan kemasan sachet Pocari Sweat berpengaruh sebesar 51% terhadap

variabel minat beli masyarakat menengah ke bawah di Surabaya.

B. Produk

Penjualan yang berhasil pada suatu pasar didasarkan atas produk yang

dihasilkan, apakah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sewaktu

mereka melihat produk tersebut.

Menurut Kotler yang dikutip Husein Umar ( 2003 : 131 ), "Produk adalah

(32)

dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau

suatu kebutuhan."

C. Perluasan Produk

1. Inovasi Produk

Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti

membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru.

Menurut Joseph Schumpeter (1934), definisi inovasi dalam ekonomi adalah

“mengenalkan barang baru dimana pelanggan belum mengenalnya atau kualitas

baru dari sebuah barang”. (Indonetasia.com/definisi online)

2. Perluasan Lini Produk (Line Extension)

Strategi pengembangan ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh

konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna,

ukuran kemasan, dan sebagainya pada suatu kategori produk dengan

menggunakan nama merek yang sama. Contohnya: Merek laptop Fujitsu

meluncurkan koleksi Lifebook Series terbaru dengan varian lini produk antara

lain S2110, C1320, dan P1510.

3. Perluasan Lini melalui Desain Kemasan a Pengertian Kemasan

Menurut Cannon, Mc Carthy dan Perreault (2008:306), “Pengemasan

(packaging) meliputi kegiatan promosi, perlindungan, dan penambahan nilai

sebuah produk”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen P dan K ,

Balai Pustaka (1991), kemasan adalah: “ Bungkus pelindung barang

(33)

”Kemasan adalah wadah atau tempat yang terbuat dari timah, kayu,

kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material

lainnya yang digunakan untuk penyampaian barang dari produsen ke

konsumen” (Senior:2007).

b. Jenis – Jenis Kemasan

Menurut Ahli Teknologi Pangan dan Gizi Prof.DR. Made Astawan,

(Senior:2007), kemasan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan terbagi atas kemasan primer, sekunder dan tersier;

a) Kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.

b) Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk. c) Kemasan tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder,

dengan tujuan untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan efisien. Kemasan tersier bisa berupa kotak karton atau peti kayu. 2. Berdasarkan proses pengemasannya, kemasan dibedakan atas kemasan aseptik

dan non-aseptik.

a) Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini biasanya dipakai pada bahan pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi, seperti pada pengemasan makanan kaleng atau susu UHT (ultra high

temperature).

b) Pengemasan non-aseptik adalah kemasan yang memungkinkan

kontaminasi mudah terjadi, sehingga masa simpan produk umumnya relatif lebih rendah. Untuk memperpanjang masa simpan, produk dapat ditambahkan gula, garam atau dikeringkan hingga kadar air tertentu.

c. Arti Penting Kemasan dalam Pemasaran

Penampilan kemasan harus memiliki daya tarik sehingga tercipta sebuah

desain kemasan yang efektif dan efisien.

Daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Daya Tarik Visual (Estetika)

(34)

daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.

b. Daya Tarik Praktis (fungsional)

Daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor, misalnya untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk.

Faktor-faktor yang berkaitan dengan daya tarik praktis (fungsional) adalah sebagai berikut:

1. Faktor pengamanan

Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.

2. Faktor ekonomi

Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton.

3. Faktor pendistribusian

Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.

4. Faktor komunikasi

Kemasan sebagai media komunikasi menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik, maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.

5. Faktor ergonomi

Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.

6. Faktor identitas

Kemasan secara keseluruhan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.

(35)

Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini Kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.

8. Faktor lingkungan

Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. (Cenadi,1999:8).

D. Minat Beli

1. Pengertian Minat Beli

Minat beli merupakan “kecenderungan konsumen untuk membeli suatu

merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan

pembelian”(Assael,2001).

Menurut Howard (Durianto dan Liana, 2004:44),“Minat beli merupakan

sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk

tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”.

Minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Jika

seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu objek tertentu, maka

dia akan terdorong untuk berprilaku menguasai produk tersebut.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

Faktor psikologis yang mempengaruhi minat beli adalah sebagai berikut:

a. Motivasi

Motivasi adalah “ kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang

(36)

Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada

suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang

paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal,

keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang

paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi

motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan

kebutuhan paling penting berikutnya

b. Persepsi

Persepsi adalah “ proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan

menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari

dunia” (Kotler, Bowen, Makens, 2003: 215).

Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari

rangsangan yang sama.

c. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai

feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam

situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004: 207).

d. Kepribadian dan Sikap

Beliefs adalah “ pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu, Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman” (Kotler,

Amstrong, 2004, :144). Sedangkan attitudes adalah ”evaluasi, perasaan suka atau

tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah

(37)

3. Keputusan Pembelian Konsumen

Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian adalah sebagai berikut: a. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata

dengan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus intern dan

ekstern.

Stimulus intern salah satunya adalah rasa lapar, haus, seks yang timbul

pada suatu tingkatan tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Dari pengalaman

dorongan ini dapat dipuaskan dengan cara-cara yang sama yang telah

dilakukan sebelumnya.

Kebutuhan dapat juga berasal dari stimulus eksternal yang bersumber dari

lingkungan disekeliling objek yang bersangkutan yang dapat memicu masalah

atau kebutuhan.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha untuk

mencari lebih banyak informasi. Pencarian informasi dapat bersifat aktif yaitu

dengan terlibat langsung dalam proses pencarian informasi ataupun pasif yaitu

dengan menerima informasi yang masuk mengenai tujuan yang ingin dicapai,

seperti menaruh perhatian terhadap iklan, dan sebagainya. Sumber informasi

konsumen dapat berasal dari pribadi (keluarga,teman, kenalan), sumber

komersial (iklan, tenaga penjual), sumber pengalaman, dan sumber publik

(38)

c. Evaluasi Alternatif

Proses evaluasi konsumen dipahami dalam beberapa konsep dasar dimana

konsumen bermaksud untuk memuaskan suatu kebutuhan. Konsumen akan

mencari manfaat tertentu yang dapat diperolehnya dari suatu produk. Dalam

hal ini konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan

kemampuan berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan

memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen cenderung memberikan perhatian

lebih banyak pada atribut yang dianggap relevan atau menonjol yang akan

memberikan manfaat yang dicari.

d. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004: 547) adalah

“pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya

bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa

alternatif pilihan”.

Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses

dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.

Menurut Schiffman, Kanuk (2004: 547) bentuk proses pengambilan

keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik

marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi

lainnya.

(39)

3.Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja.

e. Prilaku setelah Pembelian

Konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan

tertentu setelah pembelian produk. Konsumen juga akan melakukan tindakan

setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut yang mendapat

perhatian dari pemasar. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu

produk akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas,

dia akan menunjukkan probabilita yang lebih tinggi untuk membeli produk itu

lagi. Sebaliknya, konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi

ketidakpuasan dengan membuang atau mengembalikan produk, atau mencari

informasi yang mungkin memperkuat nilai tinggi informasi tersebut. Dalam

hal ini konsumen mempunyai pilihan mengambil tindakan atau tidak

mengambil tindakan apa-apa.

Jika memilih yang pertama, konsumen mungkin mengadu kepada

perusahaan, ke penasehat hukum, atau kepada kelompok lain yang mungkin

membantu pembeli mendapatkan kepuasan seperti badan swasta atau

pemerintah. Bila pilihan kedua yang diambil, kemungkinan konsumen akan

berhenti membeli produk tersebut. Dalam keadaan seperti ini, penjual telah

(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT Mulia Utama Mandiri

PT Mulia Utama Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang

pemasaran produk-produk jamu dan consumer goods. PT Mulia Utama Mandiri

merupakan anak perusahaan dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul yang dengan

jaringan distribusi meliputi wilayah Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. PT

Sidomuncul mendirikan PT Mulia Utama Mandiri pada tanggal 20 Maret 2006, dengan

Akte Pendirian Perusahaan No. C-14856 HT.01.01.TH.2006, berkedudukan di Medan

sebagai perusahaan distributor. Dalam kegiatan pemasaran produk-produk Sidomuncul,

PT Mulia Utama Mandiri didukung oleh Sub Distributor yang tersebar di Nias, Sibolga,

Pematang Siantar, Kisaran, Padang Sidempuan, Meulaboh dan Banda Aceh untuk meng-

cover seluruh area pemasaran.

Produk Sidomuncul telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai leading brand

(pemimpin merek) produk jamu. Pada perkembangannya PT Sidomuncul juga

memproduksi dan memasarkan produk konsumsi lainnya. Beberapa produk Jamu yang

telah cukup dikenal oleh masyarakat seperti Jamu Pegel Linu,Tolak Angin, Sehat pria

dan sebagainya merupakan produk yang dipasarkan disamping produk konsumsi seperti

Kuku Bima Energi, Kopi Ginseng, dan beberapa varian produk lainnya.

Kegiatan operasional PT Mulia Utama Mandiri dipimpin oleh seorang Direktur dan

Manajer Operasional yang didukung oleh tenaga kerja sebanyak 50 orang yang terbagi

dalam 4 (empat) departemen, yaitu Sales and Marketing, Acounting, Finance dan

(41)

produk-produk Sidomuncul baik ke pasar modern maupun tradisional. Dengan tenaga

pemasaran yang melakukan penetrasi intensif kepada target marketnya, PT Mulia Utama

Mandiri terus berusaha menjadi salah satu perusahaan distributor yang terbaik dan

terdepan dalam memenuhi kebutuhan akan ketersediaan produk guna menciptakan

kepuasan pelanggan yang maksimal.

B. Struktur Organisasi

PT Mulia Utama Mandiri melaksanakan kegiatannya berdasarkan aturan, pembagian

tugas dan tanggung jawab baik secara vertikal maupun horizontal.

Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan

tertentu, sedangkan struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan

kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun individu-individu yang

menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya struktur organisasi

maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan secara efisien, teratur dan efektif,

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Struktur organisasi diharapkan dapat mengarahkan orang-orang yang berada dalam

organisasi tersebut pada keadaan sedemikian rupa sehingga mereka dapat dengan baik

melaksanakan aktifitas masing-masing.

1. Manajer Operasional, membawahi:

a. Accounting Supervisor b. Finance Supervisor c. Sales Supervisor d. Logistic Supervisor

(42)

Tugas pokok dalam membuat laporan keuangan, melakukan penjurnalan dan

pembukuan transaksi keuangan, tax controlling dan melegalisasi faktur pajak

keluaran.

b. Finance Supervisor membawahi Collector dan Kasir

Bertanggung jawab atas pengawasan transaksi keuangan, baik dalam

pencatatan keuangan maupun aktivitas harian transaksi keuangan baik kas

maupun bank.

c. Sales Supervisor dibantu oleh Administrasi Penjualan dan membawahi Salesman

Sales Supervisor dibagi dalam tiga divisi, yaitu divisi Sales Taking Order, Sales Canvasser & Spreading, dan Sales Supermarket. Ketiga divisi tersebut

dipimpin oleh masing-masing satu orang Sales Supervisor yang bertanggung

jawab langsung kepada Manajer Operasional berkaitan dengan aktivitas

penjualan dan pemasaran produk.

d. Logistic Supervisor membawahi Staff Administrasi Gudang, Helper Gudang

dan Driver.

Logistic Supervisor (Kepala gudang) bertanggung jawab dalam pengelolaan

dan pengawasan persediaan produk, serta pendistribusian produk sesuai

permintaaan pasar.

(43)

MANAGER OPERASIONAL

ACCOUNTING SUPERVISOR

FINANCE SUPERVISOR

SALES

SUPERVISOR

LOGI SUP

ACCOUNTING STAFF

KASIR

COLLECTOR

ADMINISTRASI PENJUALAN

SALES

ADM GUDANG

DRIVE

(44)

C. Strategi Produk

Perencanan produk merupakan suatu hal yang diperlukan dalam menunjang

keberhasilan pemasaran, sehingga produk yang dihasilkan perusahaan adalah produk

yang diinginkan oleh konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Salah satu strategi

yang diterapkan perusahaan adalah strategi perluasan lini produk (line extension).

Perusahaan berupaya mencari dan mengembangkan produk dalam rangka mengejar

pertumbuhan, peningkatan penjualan dan profitabilitas.

PT Sidomuncul adalah salah satu perusahaan yang menerapkan strategi tersebut

dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkannya. Strategi ini dinilai cukup efektif

sebagai upaya memenangkan persaingan dalam pasar yang berubah sangat cepat.

Memanfaatkan ikatan emosional dan image yang telah terbentuk di dalam

masyarakat terhadap produk terbukti cukup jitu dalam penerapan strategi. Hal ini

dapat dilihat dengan adanya beberapa jenis produk yang sifatnya merupakan hasil

perluasan lini produk yang telah ada sebelumnya. Perluasan lini produk yang

(45)

38

Tabel 3.1

Perluasan Lini Produk

No. Nama Produk Induk Kategori Lini Produk Strategi Perluasan Lin

1 TOLAK ANGIN Jamu TOLAK ANGIN ISTIMEWA

Variasi komposisi dan rasa

TOLAK ANGIN KOMPLIT Variasi komposisi

JAMU KOMPLIT TOLAK ANGIN TELOR

Variasi komposisi dan rasa

2 PEGEL LINU Jamu PEGEL LINU INSTAN Variasi komposisi

PEGEL LINU KOMPLIT INSTAN

Variasi komposisi dan rasa

PEGEL LINU KOMPLIT SUPER

Variasi komposisi dan rasa

JAMU KOMPLIT PEGAL LINU TELOR

Variasi komposisi dan rasa

JAMU KOMPLIT PEGAL LINU JN

Variasi komposisi dan rasa

PEGEL LINU GINSENG Variasi rasa

PEGEL LINU KOMPLIT EKONOMI Variasi kemasan

3 SARIAWAN KOMPLIT Jamu JAMU KOMPLIT SARIAWAN JN Variasi rasa

4 SARIAWAN USUS Jamu SARIAWAN USUS KOMPLIT SUPER Variasi rasa

JAMU KOMPLIT SARIAWAN USUS JN Variasi rasa

5 SEHAT PRIA/WANITA Jamu SEHAT PRIA/WANITA INSTAN Variasi komposisi

SEHAT PRIA/WANITA KOMPLIT INSTAN

Variasi komposisi dan rasa

SEHAT PRIA/WANITA KOMPLIT Variasi rasa

JAMU KOMPLIT SEHAT PRIA/WANITA

JN Variasi rasa

6 GEMUK SEHAT Jamu JM KOM GEMUK SEHAT JN Variasi rasa

GEMUK SEHAT KOMPLIT

Variasi komposisi dan rasa

(46)

KUNYIT ASAM PERMEN Variasi kemasan

KUNYIT ASAM FIBER Variasi komposisi

KUNYIT ASAM SIRIH PLUS MADU

Variasi komposisi dan rasa

KUNYIT ASAM DATANG BULAN

Variasi komposisi dan rasa

8 KUKU BIMA Jamu KUKU BIMA KOMPLIT Variasi komposisi

JAMU KOMPLIT KUKU BIMA TELOR Variasi komposisi

JAMU KOMPLIT KUKU BIMA JN

Variasi komposisi dan rasa

KUKU BIMA GINSENG Variasi rasa dan aroma

KUKU BIMA GINSENG CAIR Variasi kemasan

KUKU BIMA GINSENG INSTAN

Variasi komposisi dan rasa

KUKUBIMA GINSENG KOMPLIT INSTAN

Variasi komposisi dan rasa

KUKUBIMA TRIBULUS KOMPLIT INSTAN

Variasi komposisi dan rasa

KUKU BIMA TRIBULUS INSTAN Variasi komposisi

PIL KUKU BIMA Variasi kemasan

39

No. Nama Produk Induk Kategori Lini Produk Strategi Perluasan Lin

9 KUKU BIMA ENERGI

Minuman

Kesehatan KBE ORIGINAL CAIR BOTOL Variasi kemasan

(47)

10 MADU KEMBANG

Minuman

Kesehatan MADU GINSENG Variasi rasa dan aroma

MADU KEMBANG JERUK NIPIS Variasi rasa dan aroma

11 STMJ

Minuman

Kesehatan STMJ COKLAT Variasi rasa dan aroma

KOPI STMJ Variasi kemasan

STMJ SUSU Variasi rasa dan aroma

12 JAHE WANGI

Minuman

kesehatan JAHE WANGI PERMEN Variasi kemasan

13

VITAMIN C1000

SERBUK Suplemen SM VIT C LEMON/150 ML Variasi rasa dan aroma

SM VIT C JERUK/150 ML Variasi rasa dan aroma

14 ANAK SEHAT Suplemen ANAK SEHAT ANGGUR Variasi rasa dan aroma

ANAK SEHAT COKLAT Variasi rasa dan aroma

ANAK SEHAT JAMBU Variasi rasa dan aroma

ANAK SEHAT JERUK Variasi rasa dan aroma

ANAK SEHAT STRAWBERY Variasi rasa dan aroma

(48)

PT Mulia Utama Mandiri seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah perusahaan

distributor, yaitu perusahaan yang kegiatannya mendistribusikan produk yang tersedia

dalam hal ini produk-produk PT Sidomuncul. Oleh karena itu, secara langsung

sebenarnya perusahaan tidak dapat menentukan kualitas dan kuantitas produk tersebut.

Pihak perusahaan dalam memasarkan produk-produk PT Sidomuncul

mengandalkan hubungan baik yang telah dibina perusahaan dengan outlet baik secara

langsung maupun dengan perantara salesman. Salesman secara rutin melakukan

kunjungan (Effective Call) ke outlet-outlet yang telah menjalin hubungan kerjasama

dengan perusahaan. Outlet itu sendiri adalah pelanggan perusahaan seperti toko, grosir,

warung, swalayan, apotik atau outlet-outlet khusus yang diadakan pada event-event

tertentu. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelanjutan hubungan bisnis

antara perusahaan dengan outlet, menjalin hubungan emosional dan interaksi bisnis yang

berkesinambungan, memperkenalkan produk, program dan berbagai informasi terkait

dengan produk yang dipasarkan, dan juga untuk melakukan kontrol berkala terhadap

(49)

D. Perkembangan Penjualan Produk Tolak Angin dan Lini Produknya

Produk Tolak Angin telah telah diluncurkan dalam berbagai lini produk yang

berbeda. Tanggapan positif dari masyarakat telah membuat produk ini bertahan dalam

kurun waktu yang relatif lama.

Memenangkan hati dan mempertahankan loyalitas konsumen bukanlah hal yang

mudah. Upaya yang serius dalam memberikan kepuasan maksimal dan inovasi yang

berkelanjutan merupakan salah satu kunci utama dalam memenangkan persaingan

dan bertahan dalam pasar.

Hasil yang diperoleh dari usaha yang terus menerus dilakukan oleh perusahaan

dapat dilihat dari tingkat penjualan yang cenderung stabil bahkan mengalami

peningkatan dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah trend penjualan produk Tolak

Angin dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir:

Tabel 3.2

Data Penjualan Produk Tolak Angin Tahun penjualan 2007-2009

(50)

Data di atas memperlihatkan bahwa Produk Tolak Angin Permen, Jamu Komplit Tolak

Angin Telor dan Tolak Angin Cair mengalami kenaikan penjualan dalam 3 (tiga) tahun

terakhir. Sedangkan lini produk lainnya mengalami fluktuasi penjualan dalam jumlah

yang tidak terlalu signifikan dan cenderung stabil. Hal ini memperlihatkan bahwa produk

Tolak Angin dan lini produknya masih memiliki daya jual yang tinggi di mata

konsumen. Loyalitas konsumen juga dapat terukur dari trend penjualan yang cenderung

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan

software SPSS 14 for windows.

Syarat sebuah instrumen dapat dinyatakan valid menurut Sugiyono (2004:125),

adalah:

a. Korelasi tiap faktor positif

b. Nilainya ≥ 0.361

Instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik jika telah memenuhi

syarat di atas. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan

dikeluarkan. Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid maka instrumen

tersebut layak untuk dijadikan kuesioner penelitian.

Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 27 (dua puluh tujuh) pertanyaan yang

menyangkut variabel Daya Tarik Visual, Daya Tarik Praktis dan Minat Beli.

(52)

Tabel 4.1

Ite m-Tota l Sta tistics

107.45 123.777 .525 . .928

107.48 123.203 .496 . .929

107.45 122.930 .563 . .928

107.50 121.949 .568 . .928

107.60 122.583 .471 . .929

107.73 121.046 .532 . .928

107.57 121.606 .591 . .927

107.75 121.072 .538 . .928

107.55 120.997 .657 . .927

107.47 123.134 .625 . .927

107.82 116.559 .681 . .926

107.87 117.033 .681 . .926

108.00 115.458 .603 . .928

107.92 117.739 .607 . .927

107.73 122.877 .640 . .927

107.42 123.162 .509 . .928

107.63 121.423 .610 . .927

107.68 121.034 .641 . .927

107.80 120.163 .605 . .927

107.52 123.034 .495 . .929

107.93 120.572 .423 . .931

107.65 121.655 .602 . .927

107.93 118.572 .586 . .927

107.75 122.530 .481 . .929

107.63 124.134 .458 . .929

107.45 124.387 .506 . .929

107.52 122.661 .576 . .928

v1

Scale Sta tisti cs

111.80 130.468 11.422 27

Mean Variance St d. Deviation N of Items

Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)

Pengujian validitas di atas, memperlihatkan bahwa seluruh butir pertanyaan yang diajukan valid. Artinya pertanyaan tersebut memiliki konstruksi yang baik, dimana

(53)

di atas 0.361, sehingga dari hasil uji validitas dinyatakan bahwa instrumen valid dan

layak sebagai kuesioner penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat dari output yang muncul

bersamaan dengan uji validitas menggunakan program SPSS 14 for windows. Hasil

analisis dapat digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen.

Tabel 4.2 Sta nda rdize d

Ite ms N of Ite ms

Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)

r alpha sebesar 0.930 pada kolom Cronbach’s Alpha menunjukkan bahwa

instrumen dapat dinyatakan reliabel karena 0.930 > 0.3 sehingga dapat digunakan

dalam penelitian.

B. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merumuskan dan menginterpretasikan

hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan pada kuesioner. Jumlah pernyataan

seluruhnya sebanyak 27 butir, dengan rincian 8 butir pernyataan untuk variabel X1, 13

butir pernyataan untuk variabel X2 dan 6 butir pernyataan untuk variabel Y, dimana

seluruh pernyataan dinyatakan valid, memiliki konstruksi yang baik dan layak sebagai

(54)

Responden dalam penelitian ini adalah pembeli Tolak Angin Permen yang juga pernah

membeli produk Tolak Angin dalam kemasan lain, yang berbelanja ke outlet-outlet yang

dijadikan sebagai lokasi penelitian. Dari kuesioner yang disebarkan, terdapat beberapa

responden yang hanya membeli Tolak Angin Permen tetapi tidak pernah membeli produk

Tolak Angin dalam kemasan berbeda, untuk responden tersebut tidak diikutsertakan

sebagai sampel penelitian. Responden yang memenuhi persyaratan (N) sebanyak 60

(enam puluh) responden. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 100.0 Excluded(a) 0 .0

Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)

Penelitian ini akan menjelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian mengenai

efektivitas kemasan dalam mempengaruhi minat beli Tolak Angin Permen Sidomuncul,

dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : Skor 5

Setuju (S) : Skor 4

(55)

1. Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya Tarik Visual (X1)

Tabel 4.4 di bawah ini adalah respon dari kuesioner yang disebarkan.

Tabel 4.4

Distribusi Tanggapan Responden terhadap Variabel daya tarik Visual ( X1)

Sumber: Hasil Penelitian 2010 (data diolah)

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing pernyataan pada variabel daya

tarik visual (X2):

a.Pernyataan pertama ” Kemasan Tolak Angin Permen yang berwarna kuning dapat

menarik perhatian”, 23 responden (38,3 %) menyatakan Sangat Setuju, 35 responden

(58,3 %) Setuju dan 2 (dua) responden (3,3 %) menyatakan Kurang Setuju.Tidak ada

responden yang menyatakan Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Secara umum

responden Setuju bahwa warna kuning pada kemasan menarik perhatian konsumen.

b.Pernyataan ke dua ” Bentuk kemasan Tolak Angin Permen simpel”, sebanyak 23

responden (38,3 %) menyatakan Sangat Setuju, 34 responden (56,7 %) Setuju, 2

responden (3,3 %) Kurang Setuju dan 1 responden (1,7% ) Tidak Setuju. Tidak ada

yang menjawab Sangat Tidak Setuju.

(56)

Secara umum responden Setuju bahwa Bentuk kemasan Tolak Angin Permen simpel

menarik minat beli konsumen.

c.Pernyataan ke tiga ”Ukuran kemasan Tolak Angin Permen sesuai dengan isinya”

direspon dengan Sangat Setuju oleh 40 % responden (24 orang), 55 % Setuju (33

orang) dan 3 (tiga) orang (5 %) Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju

dan Sangat Tidak Setuju.

Dari data di atas sebagian besar Konsumen beranggapan bahwa ukuran kemasan sesuai

dengan isinya

d.Pernyataan ke empat, “Desain kemasan Tolak Angin Permen menarik”, direspon

dengan Sangat Setuju oleh 40 % responden (24 orang), 50 % Setuju (30 orang) dan 6

(enam) orang (10 %)Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju dan Sangat

Tidak Setuju.

Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlah responden merasa setuju

bahwa desain kemasan Tolak Angin Permen menarik minat beli.

e.Pada pernyataan ke lima ”Saya membeli Tolak Angin Permen karena merek pada

kemasannya sudah dikenal ”direspon dengan Sangat Setuju oleh 35 % responden (21

orang), 51,7 % Setuju (31 orang), 7(tujuh) orang (11,7 %) Kurang Setuju dan 1(Satu)

orang (1,7%) Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.

Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden membeli Tolak Angin

Permen karena tertarik pada merek yang tertera pada kemasannya.

f.Pernyataan ke enam ”Ilustrasi pada kemasan sudah menggambarkan khasiatnya”

(57)

orang), 9 (sembilan) orang (15 %) Kurang Setuju dan 2 (dua) orang (3,3%) Tidak

Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.

Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa khasiat

Tolak Angin Permen tergambar pada kemasannya.

g.Pernyataan ke tujuh ” Huruf Kapital bercetak tebal bertuliskan TOLAK ANGIN

menarik perhatian” direspon dengan Sangat Setuju oleh 35 % responden (21 orang),

53,3 % Setuju (32 orang), 7 (tujuh) orang Kurang Setuju (11,7 %). Tidak ada yang

menjawab Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.

Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa

penggunaan huruf kapital bercetak tebal pasa kemasan mampu menarik perhatian.

h.Pernyataan ke delapan ” Merek yang ditempatkan pada bagian tengah atas kemasan

sudah tepat” direspon dengan Sangat Setuju oleh 25 % responden (15 orang), 60 %

Setuju (36 orang), 6 (enam) orang (10 %) Kurang Setuju dan 3 (tiga) orang (5%)

Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.

Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa

(58)

2. Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya Tarik Praktis (X2)

Hasil penelitian dari kuesioner yang dibagikan terkait dengan variabel Daya Tarik

Praktis (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya tarik Praktis(Fungsional X2)

3. Kesesuaian isi dan

harga 0 0 5 8,3 9 15 28 46,7 18 30

4. Kesesuaian harga

dan kualitas 0 0 4 6,7 12 20 28 46,7 16 26,7

5. Harga terjangkau 2 3,3 7 11,7 8 13,3 27 45 16 26,7 6. Mudah didapatkan 0 0 4 6,7 16 26,7 23 38,3 17 28,3 7. Citra merek pada

kemasan 0 0 0 0 6 10 44 73,3 10 16,7

Gambar

Gambar Kerangka
Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Rekapitulasi Penjualan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Akhir yang berjudul “ Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Kredit pada PT Kebayoran Pharma Cabang Palembang”. 1.2

1. Sebagai acuan bagi pengembangan sekolah dalam upaya peningkatan mutu. Bahan masukan untuk memberdayakan dan mengembangkan warga sekolah. Bahan informasi untuk pemetaan

Deposito berjangka (DB) merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya,

Phase Locked Loop (PLL) adalah suatu sistem dengan sinyal umpan balik yang digunakan untuk menghasilkan fasa sinyal keluaran yang tersinkronisasi.. ( lock ) dengan fasa sinyal

Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antara individu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual adalah modus utama infeksi HIV

Kualitas layanan, kepercayaan, reputasi, kebiasaan, kepuasan berpengaruh signifikan terhadap Kepercayaan dan kepuasan nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap

(4) Hasil verifikasi dan telaahan substansi pengaduan tidak langsung di lingkungan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan

Prestasi seorang atlet sangat ditentukan oleh kualitas pelatih dan program latihannya, sehingga didirikan klub sebagai wadah pelatihan dan pembinaan atlet (Ma’mun