UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA-I EKSTENSI MEDAN
ANALISIS EFEKTIFITAS KEMASAN TOLAK ANGIN PERMEN SIDOMUNCUL DALAM MEMPENGARUHI MINAT BELI
PADA PT MULIA UTAMA MANDIRI (DISTRIBUTOR TUNGGAL PT SIDOMUNCUL CABANG MEDAN)
SKRIPSI
Oleh :
HARFIDA 070521117 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
HARFIDA (2010), Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul Cabang Medan). SKRIPSI 2010, di bawah bimbingan Dra. Haida Jasin M.Si. Ketua Departemen Program Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I Dra. Ulfah M.Si., dan Penguji II, Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM.
Tolak Angin Permen Sidomuncul merupakan salah satu strategi Perluasan Lini
(Line Extension) produk Tolak Angin. Perluasan lini merupakan strategi yang umum
dipilih oleh perusahaan dalam peluncuran produknya. Hal ini disebabkan oleh telah terciptanya hubungan emosional antara konsumen dengan produk yang telah ada sebelumnya, sehingga kehadiran suatu lini produk baru telah lebih mudah untuk diterima di dalam pasar.
Tolak Angin Permen Sidomuncul cukup efektif dalam menarik minat beli konsumen. Nilai F hitung (30.366) > F tabel (3,16), menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat dengan pengaruh yang signifikan.Daya tarik yang ada dalam kemasan, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) menjadi hal penting yang mampu menciptakan komunikasi non verbal antara konsumen dengan produk itu sendiri.
Analisis data penelitian menggunakan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil bahwa variabel bebas yaitu Daya Tarik Visual (X1) berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen (Y) namun pengaruhnya tidak signifikan, yang terlihat dari hasil uji t dimana t hitung 1,156<t tabel 1,645. Sedangkan Variabel Daya tarik praktis (X2) secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y) yang diperoleh dari hasil uji t, dimana nilai t hitung 5,486 > t tabel 1,645.
Terdapat hubungan yang kuat yang antara Daya tarik visual (X1), daya tarik praktis (X2) dengan minat beli (Y) yang terlihat dari hasil uji R dimana koefisien korelasi diperoleh sebesar 71,8 % (mendekati 1).
Variabel minat beli dapat dijelaskan oleh daya tarik visual dan daya tarik praktis sebesar 50 %, sedangkan sisanya 50% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum w.w,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan ridho-Nya kepada penulis berupa kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dalam cahaya yang terang benderang, dan semoga kita memperoleh syafaatnya di yaumil akhir kelak,
Skirpsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Strata I pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor PT Sidomuncul Cabang Medan).
Dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung :
1. Bapak Jhon Tafbu Ritonga M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Haida Jasin M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Orang tua penulis Ayahanda Harris Fadillah dan Ibunda Desniar, juga adik-adik tersayang Ilham Ilman Farsi, T. Hardiansyah Putra dan Rio Syahputra, atas doa, dukungan, bantuan dan semangat hidup yang tak pernah putus kepada penulis.
8. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Bapak Heri B. Hermawan, selaku Manajer Operasional PT Mulia Utama Mandiri.
10.Bapak Y. Setiawan, selaku Finance Supervisor PT Mulia Utama Mandiri. 11.Seluruh Staff dan Karyawan PT Mulia Utama Mandiri yang telah membantu
dalam pengumpulan data.
12.Bapak Erwin Harahap (Kilo-Kilo) yang telah membuka kesempatan bagi penulis untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 13.Sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberi semangat yang namanya
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga, semoga Allah SWT membalas budi baik anda semua dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Maret 2010 Penulis
DAFTAR ISI
2. Definisi Operasional Variabel ………. 8
3. Pengukuran Variabel ……… 10
4. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 10
5. Populasi dan Sampel ……… 11
6. Jenis dan Sumber Data……….. 15
7. Teknik Pengumpulan Data ………... 15
8. Metode Analisis Data ………... 15
BAB II : URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ………….……….. 20
B. Pengertian Produk ………..……… 22
C. Perluasan Produk……….. 22
2. Perluasan Lini Produk……….. 22
3. Perluasan Lini melalui Desain Kemasan………. 23
a.. Pengertian Kemasan……… 23
b. Jenis Kemasan……… 23
c. Arti Penting Kemasan dalam Pemasaran……… 24
D. Minat Beli……… 26
1. Pengertian Minat Beli ………... 26
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli………... 27
3. Keputusan Pembelian Konsumen ……….. 28
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PT Mulia Utama Mandiri ... 32
B. Struktur Organisasi ... 33
C. Strategi Produk ... 37
D. Perkembangan Penjualan Produk Tolak Angin dan Lini Produknya... 41
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A.Uji Validitas dan Reliabilitas ……… 43
1. Uji Validitas ……….. 43
2. Uji Reliabilitas ……….. 45
B. Analisis Deskriptif ……… 45
C. Uji Asumsi Klasik ……….... 57
1. Uji Normalitas ……….. 57
2. Uji Heteroskedastisitas ………. 58
3. Uji Multikolinearitas ……… 60
D. Analisis Regresi Linier Berganda ……… 61
E. Analisis Hipotesis ………. 62
2. Uji t (Parsial) ……… 63
F. Uji Koefisien Determinan (R2) ………... 65
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……….. 67
B. Saran ………. 68
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Definisi Operasional Variabel …..….……… 9
Tabel 1.2 : Data Outlet Lokasi Penelitian ………... 12
Tabel 1.3 : Rekapitulasi Penjualan Tolak Angin Permen di Outlet Lokasi Penelitian Januari- Maret 2009 ……... 13
Tabel 3.1 : Perluasan Lini Produk ………... 38
Tabel 3.2 : Data Penjualan Tolak Angin tahun 2007-2009 ……… 41
Tabel 4.1 : Item-Total Statistics ………... 44
Tabel 4.2 : Reliability Statistics ……….. 45
Tabel 4.3 : Case Processing Summary ………... 46
Tabel 4.4 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap daya tarik Visual ( X1).. 47
Tabel 4.5 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap daya tarik Praktis (Fungsional X2) ... 50
Tabel 4.6 : Distribusi Tanggapan Responden terhadap Minat beli (Y) ... 55
Tabel 4.7 : Uji Normalitas ... 58
Tabel 4.8 : Uji Heteroskedastisitas dengan pendekatan statistik ... 59
Tabel 4.9 : Uji Multikolinearitas ... 60
Tabel 4.10: Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 61
Tabel 4.11 : Hasil Uji F hitung ………. 63
Tabel 4.12 : Hasil Uji t hitung ……… 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual ……… 6
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT Mulia Utama Mandiri ……….. 36
Gambar 4.1 : Plot of regresion standardized residual ... 57
ABSTRAK
HARFIDA (2010), Analisis Efektifitas Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor Tunggal PT Sidomuncul Cabang Medan). SKRIPSI 2010, di bawah bimbingan Dra. Haida Jasin M.Si. Ketua Departemen Program Manajemen, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, M.Si. Penguji I Dra. Ulfah M.Si., dan Penguji II, Dr. Beby Karina Fawzeea SE, MM.
Tolak Angin Permen Sidomuncul merupakan salah satu strategi Perluasan Lini
(Line Extension) produk Tolak Angin. Perluasan lini merupakan strategi yang umum
dipilih oleh perusahaan dalam peluncuran produknya. Hal ini disebabkan oleh telah terciptanya hubungan emosional antara konsumen dengan produk yang telah ada sebelumnya, sehingga kehadiran suatu lini produk baru telah lebih mudah untuk diterima di dalam pasar.
Tolak Angin Permen Sidomuncul cukup efektif dalam menarik minat beli konsumen. Nilai F hitung (30.366) > F tabel (3,16), menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat dengan pengaruh yang signifikan.Daya tarik yang ada dalam kemasan, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional) menjadi hal penting yang mampu menciptakan komunikasi non verbal antara konsumen dengan produk itu sendiri.
Analisis data penelitian menggunakan metode analisis regresi linier berganda menunjukkan hasil bahwa variabel bebas yaitu Daya Tarik Visual (X1) berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen (Y) namun pengaruhnya tidak signifikan, yang terlihat dari hasil uji t dimana t hitung 1,156<t tabel 1,645. Sedangkan Variabel Daya tarik praktis (X2) secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap minat beli konsumen (Y) yang diperoleh dari hasil uji t, dimana nilai t hitung 5,486 > t tabel 1,645.
Terdapat hubungan yang kuat yang antara Daya tarik visual (X1), daya tarik praktis (X2) dengan minat beli (Y) yang terlihat dari hasil uji R dimana koefisien korelasi diperoleh sebesar 71,8 % (mendekati 1).
Variabel minat beli dapat dijelaskan oleh daya tarik visual dan daya tarik praktis sebesar 50 %, sedangkan sisanya 50% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perusahaan dewasa ini harus memikirkan mengenai bisnis dan strategi pemasaran
mereka dengan lebih kreatif dan inovatif. Adalah suatu hal penting bagi suatu
perusahaan untuk menyadari bahwa mereka bergerak dalam persaingan yang berubah
dengan sangat cepat, kemajuan teknologi, peraturan hukum dan kebijakan
perdagangan serta perubahan kesetiaan pelanggan. Kondisi ini mau tidak mau
membuat perusahaan harus terus menerus melakukan inovasi produk yang
memuaskan konsumen untuk dapat mencapai tujuan organisasi.
Minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang merefleksikan
rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Jika seseorang
mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu objek tertentu, maka dia akan
terdorong untuk berprilaku menguasai produk tersebut. Pelanggan hanya akan
berminat untuk membeli produk dengan penawaran yang paling sesuai dengan
kebutuhan dan harapan dan berdasarkan pandangan nilai mereka, maka langkah
penting yang harus ditempuh oleh perusahaan dewasa ini adalah mengeksplorasi
pandangan nilai tersebut. Salah satu pandangan nilai adalah Estetika. Estetika dapat
berfungsi sebagai daya tarik emosional yang sangat ampuh untuk menarik perhatian
teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha mendapatkan nilai tambah untuk
memberikan manfaat emosional kepada konsumen.
Aspek estetika yang dapat dieksplorasi adalah melalui desain kemasan. Daya tarik
suatu produk tidak dapat dilepaskan dari kemasannya. Kesan pertama dalam
setiap penilaian yang umum dilakukan oleh setiap orang terhadap sesuatu yang baru
dilihat adalah dari kemasannya dan penampilan fisiknya.
Kemasan adalah wadah atau tempat yang terbuat dari timah, kayu, kertas, gelas,
besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material lainnya yang digunakan
untuk penyampaian barang dari produsen ke konsumen.
Penampilan fisik yang efektif menarik perhatian akan membuat pelanggan mencari
tahu lebih lanjut mengenai produk dan pada akhirnya akan melakukan pembelian.
Aksi yang diharapkan adalah pelanggan mencari tahu lebih lanjut mengenai produk
dan pada akhirnya menutup transaksi dengan pembelian.
Definisi efektifitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu
yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan
merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektifitas dapat
dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan.
Secara umum efektifitas menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan
Produk Sidomuncul telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai leading brand
(pemimpin merek) produk jamu dan produk konsumsi lainnya. Sejumlah prestasi dan penghargaan telah dicapai oleh PT Sidomuncul sejak tahun 2000 yaitu sertifikat
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB) sesuai standar farmasi dari Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. Platinum Award dan Platinum The Indonesian Basic Brand Award
(IBBA) untuk produk kuku bima, Cakram Award serta sertifikat Obat Herbal
Terstandar (OHT) yang dterima oleh produk Tolak Angin dari Badan POM. Kedua
program unggulan dari Sidomuncul ini juga telah meraih penghargaan The Word of
Mouth Marketing (WOMM) Award, Top Brand Award dan Indonesian Customer
Satisfaction Award (ICSA). Pemasaran produk Tolak Angin dan Kuku Bima Sido
Muncul selain dalam negeri juga telah merambah pasar Internasional seperti
Hongkong , Pilipina, Singapura, Malaysia.
PT Sidomuncul melihat besarnya peluang yang ada khususnya di pasar domestik,
sehingga didirikanlah PT Mulia Utama Mandiri pada tanggal 20 Maret 2006,
berkedudukan di Medan sebagai perusahaan distributor. PT Mulia Utama Mandiri
adalah anak perusahaan dari PT Sidomuncul dengan jaringan distribusi meliputi
wilayah Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. Salah satu produk unggulan
yang ditawarkan adalah produk Tolak Angin. Pada awal kemunculannya, produk
Tolak Angin diluncurkan dalam bentuk jamu serbuk yang berkhasiat mengatasi
perluasan lini produk dengan meluncurkan Tolak Angin Cair dengan kemasan lebih
sederhana berbentuk persegi panjang dengan kemasan plastik yang unik, mudah
dibawa dan lebih menarik dibanding pendahulunya. Pada perkembangan selanjutnya,
demi memaksimalkan strategi pemasaran, PT Sidomuncul kembali meluncurkan
produk yang sama dalam kemasan yang lebih inovatif yang berbentuk permen.
Strategi perluasan lini produk bukan hal yang baru dalam dunia pemasaran, dimana
strategi pengembangan merek ini banyak digunakan oleh praktisi – praktisi
pemasaran di dalam aktivitas peluncuran produk baru. Salah satu pertimbangan
adalah bahwa perusahaan merasa bisa mendapatkan keuntungan dari adanya ikatan
emosional yang telah terbentuk antara merek induk dengan perluasannya sehingga
investasi yang dibutuhkan untuk perluasan merek bisa lebih rendah dibandingkan
dengan menggunakan merek yang baru.
Bertitik tolak dari uraian di atas dan melihat betapa pentingnya kemasan bagi
produk, penulis ingin mengetahui apakah strategi perluasan lini produk melalui
desain kemasan yang dilakukan oleh PT Sidomuncul cukup efektif dalam
mendongkrak minat beli konsumen,yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan
judul:
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas,
maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah Tolak Angin Sidomuncul yang dikemas dalam bentuk Permen cukup
efektif dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri ?”.
C.Kerangka Konseptual
Minat beli merupakan “kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek
atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur
dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian”(Assael,2001).
Kunci utama untuk membuat sebuah desain kemasan yang baik adalah
kemasan tersebut harus simple (sederhana), fungsional, dan menciptakan respon
emosional positif yang secara tidak langsung berkata “Belilah saya” (Iwan
Wirya,1999:11).
Penampilan kemasan harus memiliki daya tarik sehingga tercipta sebuah
desain kemasan yang efektif dan efisien. Daya tarik kemasan dapat digolongkan
menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Daya Tarik Visual (Estetika)
Daya tarik visual mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur grafis (warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak). Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menicptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.
2. Daya Tarik Praktis (fungsional)
Kemasan yang efektif dalam menarik minat beli dapat digambarkan pada
Gambar 1.1 berikut:
Gambar
1.1 Kerangka
Konseptual
Sumber: Christine Cenadi
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007:82), “Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, oleh sebab itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan”.
Sesuai dengan pendapat di atas dan teori yang mendukung, penulis
mencoba merumuskan hipotesis dari penelitian ini yaitu:
“ Kemasan Tolak Angin Permen Sidomuncul Efektif dapat mempengaruhi
minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri (Distributor PT Sidomuncul Cabang
Medan)”.
Daya tarik kemasan:
Daya Tarik Visual (Estetika) ( X1)
Daya Tarik Praktis (Fungsional)(X2)
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
kemasan dalam mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri
(Distributor PT Sidomuncul Cabang Medan)”.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Bagi perusahaan sebagai masukan dan evaluasi dalam mengembangkan
usaha sehingga dapat diterapkan di masa mendatang.
b. Bagi penulis, sebagai sarana melatih kemampuan menulis, berpikir ilmiah
dan meneliti pada bidang manajemen pemasaran khususnya terkait dengan
bidang pengelolaan kemasan pada suatu perusahaan
c. Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti lain mengenai objek yang
sama di masa mendatang
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Batasan operasional dibuat untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, maka
batasan operasional adalah sebagai berikut:
a. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah elemen-elemen dari
daya tarik kemasan yang efektif mempengaruhi minat beli yaitu Daya
b. Penelitian dilakukan terhadap produk Tolak Angin Permen Sidomuncul
pada PT Mulia Utama Mandiri Medan.
c. Variabel Minat beli (Y) didasarkan pada faktor-faktor psikologis yang
mempengaruhi prilaku konsumen
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang sudah diidentifikasi menjelaskan
variabel-variabel yang sudah diidentifikasi sebagai upaya pemahaman
Tabel 1.1
Definisi Operasional Variabel Instrumen Variabel
Daya Tarik Visual
(X1)
1. Faktor Pengamanan 2. Faktor Ekonomi 3. Faktor Pendistribusian 4. Faktor Komunikasi 5. Faktor Ergonomi 6. Faktor Identitas 7. Faktor Promosi 8. Faktor Lingkungan
Likert
3. Pengukuran Variabel
Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator. Dalam
menghitung indikator digunakan Skala Likert.
Menurut Sugiyono (2007:86), “skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Adapun yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju : Skor 5
b. Jawaban Setuju : Skor 4
c. Jawaban Kurang Setuju : Skor 3
d. Jawaban Tidak Setuju : Skor 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju : Skor 1
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Mulia Utama Mandiri Medan yang beralamat di Jl.
Sei Asahan No.33 Medan. Adapun waktu penelitian mulai Agustus 2009 sampai
5. Populasi dan Sampel a. Populasi
Menurut Sugiyono (2007:72), “populasi adalah seluruh objek yang diteliti,
berupa orang, sejumlah barang, sejumlah tahun penjualan, dan sebagainya”.
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Tolak Angin Permen Sidomuncul
yang berbelanja ke outlet-outlet yang menjual produk tersebut di kota Medan dengan
syarat tipe outlet adalah grosir, dimana outlet yang bersangkutan melakukan
pembelian rutin setiap bulannya minimal 360 unit (1 karton) per bulan selama 3
(tiga) bulan terhitung mulai awal tahun 2009. Sedangkan syarat untuk konsumen
yang akan dijadikan sampel adalah konsumen yang juga pernah melakukan
pembelian produk Tolak Angin dalam kemasan lain selain Tolak Angin Permen
minimal 3 (tiga) bulan sebelum periode penelitian. Dari hasil penelitian pendahuluan,
jumlah outlet yang memenuhi syarat sebanyak 5 (lima) outlet dengan rata-rata
konsumen yang membeli Tolak Angin Permen per bulan rata-rata 30 (tiga puluh)
orang di masing-masing outlet. Dari data tersebut diperoleh populasi sebanyak 150
Tabel 1.2
Data Outlet Lokasi Penelitian
Sumber : PT Mulia Utama Mandiri
No. Nama Alamat No. Telepon
1 Pandu Jl. Pandu No. 77 061-4573355
2 Pulau Baru Jl. Bandung 061-4565156
3 Titi Sakti Jl. M.T Haryono 061-4149645
4 Gunung Terang Jl. Veteran 061-4573354
Tabel 1.3
Rekapitulasi Penjualan Tolak Angin Permen Periode Januari-Maret 2009
PERIODE
Titi Sakti Pandu Pulau Baru Gunung Terang Agus
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
(unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton) (unit) (karton)
Januari 1,080 3 720 2 1,800 5 720 2 360 1
Februari 360 1 720 2 2,880 8 720 2 360 1
Maret 360 1 720 2 2,880 8 720 2 360 1
Total 1,800 5 2,160 6 7,560 21 2,160 6 1,080 3
Metode penarikan sampel dilakukan dengan Proportional Stratified Random
Sampling, yaitu “cara pengambilan sampel populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional dari setiap elemen
populasi yang dijadikan sampel dan pengambilan sampel dilakukan secara acak”.
(Sugiyono,2007:73).
Teknik pengambilan sampel dilaksanakan dengan tiga langkah, yaitu
1. Identifikasi dan penggelompokan sampel berdasarkan kelas atau strata
2. Menentukan ukuran sampel dengan memakai Model Slovin dengan rumus
Slovin ,Umar (2004:78) sebagai berikut:
dimana,
n = Jumah Sampel
N = Populasi
e = Taraf kesalahan 10%
sehingga, n = __150__ 1 + 150(0.1) 2
= 60
3. Menentukan objek yang dijadikan sampel.
Data yang diperoleh dari perhitungan di atas menunjukkan jumlah sampel
adalah sebanyak 60 orang. n = __N__
6. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden pada
lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner kepada
responden dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan masalah yang telah diuraikan.
Data primer yang diperlukan adalah variabel daya tarik visual, variabel daya tarik
fungsional dan variabel minat beli pelanggan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui studi
dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku-buku pemasaran,
internet, literatur, jurnal dan skripsi yang terkait dengan penelitian ini.
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a.Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab secara lisan dengan
pihak perusahaan yang mempunyai kewenangan untuk memberikan informasi
atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
8. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menguraikan
jelas persepsi konsumen tentang efektifitas kemasan Tolak Angin Permen dalam
mempengaruhi minat beli pada PT Mulia Utama Mandiri Medan.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Instrumen
“Validitas merupakan pengujian terhadap sebuah alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur sesuatu. Instrumen yang
valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur” (Sugiyono,2007:109).
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah
didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur
yang digunakan yaitu kuesioner. Kriteria dalam menentukan validitas suatu
kuesioner adalah sebagai berikut:
•Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan valid
•Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tidak valid
2. Uji Reliabilitas Instrumen
” Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang
kali untuk mengukur objek yang sama akan memberikan data yang sama”
(Sugiyono,2007:110). Uji reliabilitas ini akan dapat menunjukkan konsistensi
dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini
dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan oleh penulis untuk mengetahui
pengaruh dari variabel independent yaitu X1 dan X2 terhadap variabel dependent
yaitu minat pembelian konsumen (Y).
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan aplikasi
software SPSS 14:00 for Windows. Adapun metode persamaan yang digunakan dalam
analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 +b2X2 + e
dimana,
Y = Minat beli konsumen
X1 = Daya Tarik Visual
X2 = Daya Tarik Fungsional
b1, b2 = koefisien regresi
b0 = Konstanta e = standard error
Dalam regresi ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu:
1. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji F)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas
(X1,X2) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu Minat Beli Konsumen (Y).
- Ho : b1,b2 = 0 artinya, tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari seluruh variabel bebas (X) secara bersama-sama (serentak) terhadap
variabel terikat (Y).
- Ha ; b1,b2 ≠ 0 artinya, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari
seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika F hitung < F table pada α = 5%
Ha diterima jika F hitung > F table pada α = 5%
2. Uji Signifikan Individual/Uji Parsial (Uji-t)
Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel-variabel independent yaitu X1 dan X2
terhadap variabel dependent yaitu Minat Beli Konsumen
b. Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independen yaitu Minat Beli Konsumen (Y)
Adapun kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5%
Identifikasi determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh atau kontribusi seluruh variabel-variabel independent (X)
terhadap variabel dependent (Y). Jika determinan (R2) semakin besar atau
mendekati 1 (satu) berarti semakin kuat pengaruh variabel independent
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai referensi yang terkait dengan judul
penelitian yang juga membahas aspek sejenis yang berhubungan dengan desain
kemasan sebagai salah satu strategi pemasaran produk. Referensi diperoleh
melalui riset pustaka dari beberapa judul skripsi terdahulu, jurnal-jurnal
pemasaran yang diperoleh dari jurnal online dan skripsi online di internet. Salah
satu referensi yang penulis ambil adalah studi kasus yang dilakukan oleh
manajemen PT Konimex Pharmaceutical Laboratories yang melakukan perubahan
desain kemasan salah satu produk unggulannya yaitu obat sakit kepala Paramex.
Sebelum dirubah, kemasan lama Paramex telah beredar di masyarakat selama
kurun waktu 14 tahun terhitung sejak tahun 1989, dan pada bulan Mei 2003 PT
Konimex melakukan pembaharuan kemasan dengan tetap mempertahankan
lingkaran dan warna biru pada kemasan. Dari studi kasus yang dilakukan oleh PT
Konimex mengenai pengaruh merek dan kemasan dalam keputusan membeli
konsumen diperoleh hasil bahwa:
1. 89 % responden menilai merek dan kemasan dapat menarik minat konsumen
2. 79 % responden setuju bahwa desain kemasan dapat membentuk image
produk
3. 48 % responden tertarik pada produk baru karena melihat kemasannya,
4. 87 % responden menyatakan pernah membeli produk karena kemasan dan
mereknya
5. 68 % responden menyatakan bahwa kemasan dan merek mempengaruhi 40-60
% keputusan pembelian suatu produk.
Penelitian lainnya terkait dengan judul yang penulis ambil adalah jurnal yang
diterbitkan oleh Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Krisiten Petra yang berjudul “Peranan Desain Kemasan dalam Dunia
Pemasaran”, yang ditulis oleh Christine Suharto Cenadi tahun 1999. Jurnal ini
mengemukakan bahwa kemasan merupakan salah satu solusi untuk menarik
perhatian konsumen karena berhadapan langsung dengan konsumen. Kemasan
telah berubah fungsi yang semula hanya merupakan wadah pelindung menjadi
alat jual yang memberikan citra kepada produk yang dijualnya.
Hasil penelitian mahasiswa Universitas Kristen Petra Surabaya yang ditulis
oleh Agustinus dan Hariyono Sungkono pada tahun 2005 tentang diferensiasi
kemasan Pocari Sweat, menunjukkan bahwa variabel bentuk, isi, harga dan
kepraktisan kemasan sachet Pocari Sweat berpengaruh sebesar 51% terhadap
variabel minat beli masyarakat menengah ke bawah di Surabaya.
B. Produk
Penjualan yang berhasil pada suatu pasar didasarkan atas produk yang
dihasilkan, apakah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sewaktu
mereka melihat produk tersebut.
Menurut Kotler yang dikutip Husein Umar ( 2003 : 131 ), "Produk adalah
dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan suatu keinginan atau
suatu kebutuhan."
C. Perluasan Produk
1. Inovasi Produk
Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti
membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru.
Menurut Joseph Schumpeter (1934), definisi inovasi dalam ekonomi adalah
“mengenalkan barang baru dimana pelanggan belum mengenalnya atau kualitas
baru dari sebuah barang”. (Indonetasia.com/definisi online)
2. Perluasan Lini Produk (Line Extension)
Strategi pengembangan ini menggunakan nama merek yang sudah dikenal oleh
konsumen untuk memperkenalkan tambahan variasi seperti rasa baru, warna,
ukuran kemasan, dan sebagainya pada suatu kategori produk dengan
menggunakan nama merek yang sama. Contohnya: Merek laptop Fujitsu
meluncurkan koleksi Lifebook Series terbaru dengan varian lini produk antara
lain S2110, C1320, dan P1510.
3. Perluasan Lini melalui Desain Kemasan a Pengertian Kemasan
Menurut Cannon, Mc Carthy dan Perreault (2008:306), “Pengemasan
(packaging) meliputi kegiatan promosi, perlindungan, dan penambahan nilai
sebuah produk”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen P dan K ,
Balai Pustaka (1991), kemasan adalah: “ Bungkus pelindung barang
”Kemasan adalah wadah atau tempat yang terbuat dari timah, kayu,
kertas, gelas, besi, plastik, selulosa transparan, kain, karton, atau material
lainnya yang digunakan untuk penyampaian barang dari produsen ke
konsumen” (Senior:2007).
b. Jenis – Jenis Kemasan
Menurut Ahli Teknologi Pangan dan Gizi Prof.DR. Made Astawan,
(Senior:2007), kemasan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan urutan dan jaraknya dengan produk, kemasan terbagi atas kemasan primer, sekunder dan tersier;
a) Kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan makanan, sehingga bisa saja terjadi migrasi komponen bahan kemasan ke makanan yang berpengaruh terhadap rasa, bau dan warna.
b) Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk. c) Kemasan tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder,
dengan tujuan untuk memudahkan proses transportasi agar lebih praktis dan efisien. Kemasan tersier bisa berupa kotak karton atau peti kayu. 2. Berdasarkan proses pengemasannya, kemasan dibedakan atas kemasan aseptik
dan non-aseptik.
a) Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini biasanya dipakai pada bahan pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi, seperti pada pengemasan makanan kaleng atau susu UHT (ultra high
temperature).
b) Pengemasan non-aseptik adalah kemasan yang memungkinkan
kontaminasi mudah terjadi, sehingga masa simpan produk umumnya relatif lebih rendah. Untuk memperpanjang masa simpan, produk dapat ditambahkan gula, garam atau dikeringkan hingga kadar air tertentu.
c. Arti Penting Kemasan dalam Pemasaran
Penampilan kemasan harus memiliki daya tarik sehingga tercipta sebuah
desain kemasan yang efektif dan efisien.
Daya tarik kemasan dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Daya Tarik Visual (Estetika)
daya tarik visual secara optimal. Daya tarik visual sendiri berhubungan dengan faktor emosi dan psikologis.
b. Daya Tarik Praktis (fungsional)
Daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor, misalnya untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan daya tarik praktis (fungsional) adalah sebagai berikut:
1. Faktor pengamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya: cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biskuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama.
2. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton.
3. Faktor pendistribusian
Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Di tingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor komunikasi
Kemasan sebagai media komunikasi menerangkan dan mencerminkan produk, citra merek, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengan baik, maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal.
5. Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goreng Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak.
6. Faktor identitas
Kemasan secara keseluruhan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain.
Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini Kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru.
8. Faktor lingkungan
Kita hidup di dalam era industri dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topik hangat adalah styrofoam. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donalds untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. (Cenadi,1999:8).
D. Minat Beli
1. Pengertian Minat Beli
Minat beli merupakan “kecenderungan konsumen untuk membeli suatu
merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan
pembelian”(Assael,2001).
Menurut Howard (Durianto dan Liana, 2004:44),“Minat beli merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk
tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”.
Minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Jika
seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap suatu objek tertentu, maka
dia akan terdorong untuk berprilaku menguasai produk tersebut.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli
Faktor psikologis yang mempengaruhi minat beli adalah sebagai berikut:
a. Motivasi
Motivasi adalah “ kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang
Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada
suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang
paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal,
keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang
paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi
motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan
kebutuhan paling penting berikutnya
b. Persepsi
Persepsi adalah “ proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan
menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari
dunia” (Kotler, Bowen, Makens, 2003: 215).
Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari
rangsangan yang sama.
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai
feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam
situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004: 207).
d. Kepribadian dan Sikap
Beliefs adalah “ pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu, Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman” (Kotler,
Amstrong, 2004, :144). Sedangkan attitudes adalah ”evaluasi, perasaan suka atau
tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah
3. Keputusan Pembelian Konsumen
Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian adalah sebagai berikut: a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata
dengan yang diinginkan. Kebutuhan dapat dipicu oleh stimulus intern dan
ekstern.
Stimulus intern salah satunya adalah rasa lapar, haus, seks yang timbul
pada suatu tingkatan tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Dari pengalaman
dorongan ini dapat dipuaskan dengan cara-cara yang sama yang telah
dilakukan sebelumnya.
Kebutuhan dapat juga berasal dari stimulus eksternal yang bersumber dari
lingkungan disekeliling objek yang bersangkutan yang dapat memicu masalah
atau kebutuhan.
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang tergerak oleh stimuli akan berusaha untuk
mencari lebih banyak informasi. Pencarian informasi dapat bersifat aktif yaitu
dengan terlibat langsung dalam proses pencarian informasi ataupun pasif yaitu
dengan menerima informasi yang masuk mengenai tujuan yang ingin dicapai,
seperti menaruh perhatian terhadap iklan, dan sebagainya. Sumber informasi
konsumen dapat berasal dari pribadi (keluarga,teman, kenalan), sumber
komersial (iklan, tenaga penjual), sumber pengalaman, dan sumber publik
c. Evaluasi Alternatif
Proses evaluasi konsumen dipahami dalam beberapa konsep dasar dimana
konsumen bermaksud untuk memuaskan suatu kebutuhan. Konsumen akan
mencari manfaat tertentu yang dapat diperolehnya dari suatu produk. Dalam
hal ini konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan
kemampuan berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan
memuaskan kebutuhan tersebut. Konsumen cenderung memberikan perhatian
lebih banyak pada atribut yang dianggap relevan atau menonjol yang akan
memberikan manfaat yang dicari.
d. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004: 547) adalah
“pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya
bahwa seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa
alternatif pilihan”.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses
dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.
Menurut Schiffman, Kanuk (2004: 547) bentuk proses pengambilan
keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase dapat dialihkan dengan taktik
marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktivitas promosi
lainnya.
3.Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai pengganti daftar belanja.
e. Prilaku setelah Pembelian
Konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan
tertentu setelah pembelian produk. Konsumen juga akan melakukan tindakan
setelah pembelian dan menggunakan produk tersebut yang mendapat
perhatian dari pemasar. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu
produk akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Jika konsumen merasa puas,
dia akan menunjukkan probabilita yang lebih tinggi untuk membeli produk itu
lagi. Sebaliknya, konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi
ketidakpuasan dengan membuang atau mengembalikan produk, atau mencari
informasi yang mungkin memperkuat nilai tinggi informasi tersebut. Dalam
hal ini konsumen mempunyai pilihan mengambil tindakan atau tidak
mengambil tindakan apa-apa.
Jika memilih yang pertama, konsumen mungkin mengadu kepada
perusahaan, ke penasehat hukum, atau kepada kelompok lain yang mungkin
membantu pembeli mendapatkan kepuasan seperti badan swasta atau
pemerintah. Bila pilihan kedua yang diambil, kemungkinan konsumen akan
berhenti membeli produk tersebut. Dalam keadaan seperti ini, penjual telah
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT Mulia Utama Mandiri
PT Mulia Utama Mandiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pemasaran produk-produk jamu dan consumer goods. PT Mulia Utama Mandiri
merupakan anak perusahaan dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul yang dengan
jaringan distribusi meliputi wilayah Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam. PT
Sidomuncul mendirikan PT Mulia Utama Mandiri pada tanggal 20 Maret 2006, dengan
Akte Pendirian Perusahaan No. C-14856 HT.01.01.TH.2006, berkedudukan di Medan
sebagai perusahaan distributor. Dalam kegiatan pemasaran produk-produk Sidomuncul,
PT Mulia Utama Mandiri didukung oleh Sub Distributor yang tersebar di Nias, Sibolga,
Pematang Siantar, Kisaran, Padang Sidempuan, Meulaboh dan Banda Aceh untuk meng-
cover seluruh area pemasaran.
Produk Sidomuncul telah dikenal luas oleh masyarakat sebagai leading brand
(pemimpin merek) produk jamu. Pada perkembangannya PT Sidomuncul juga
memproduksi dan memasarkan produk konsumsi lainnya. Beberapa produk Jamu yang
telah cukup dikenal oleh masyarakat seperti Jamu Pegel Linu,Tolak Angin, Sehat pria
dan sebagainya merupakan produk yang dipasarkan disamping produk konsumsi seperti
Kuku Bima Energi, Kopi Ginseng, dan beberapa varian produk lainnya.
Kegiatan operasional PT Mulia Utama Mandiri dipimpin oleh seorang Direktur dan
Manajer Operasional yang didukung oleh tenaga kerja sebanyak 50 orang yang terbagi
dalam 4 (empat) departemen, yaitu Sales and Marketing, Acounting, Finance dan
produk-produk Sidomuncul baik ke pasar modern maupun tradisional. Dengan tenaga
pemasaran yang melakukan penetrasi intensif kepada target marketnya, PT Mulia Utama
Mandiri terus berusaha menjadi salah satu perusahaan distributor yang terbaik dan
terdepan dalam memenuhi kebutuhan akan ketersediaan produk guna menciptakan
kepuasan pelanggan yang maksimal.
B. Struktur Organisasi
PT Mulia Utama Mandiri melaksanakan kegiatannya berdasarkan aturan, pembagian
tugas dan tanggung jawab baik secara vertikal maupun horizontal.
Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, sedangkan struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan
kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun individu-individu yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan adanya struktur organisasi
maka setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan secara efisien, teratur dan efektif,
sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Struktur organisasi diharapkan dapat mengarahkan orang-orang yang berada dalam
organisasi tersebut pada keadaan sedemikian rupa sehingga mereka dapat dengan baik
melaksanakan aktifitas masing-masing.
1. Manajer Operasional, membawahi:
a. Accounting Supervisor b. Finance Supervisor c. Sales Supervisor d. Logistic Supervisor
Tugas pokok dalam membuat laporan keuangan, melakukan penjurnalan dan
pembukuan transaksi keuangan, tax controlling dan melegalisasi faktur pajak
keluaran.
b. Finance Supervisor membawahi Collector dan Kasir
Bertanggung jawab atas pengawasan transaksi keuangan, baik dalam
pencatatan keuangan maupun aktivitas harian transaksi keuangan baik kas
maupun bank.
c. Sales Supervisor dibantu oleh Administrasi Penjualan dan membawahi Salesman
Sales Supervisor dibagi dalam tiga divisi, yaitu divisi Sales Taking Order, Sales Canvasser & Spreading, dan Sales Supermarket. Ketiga divisi tersebut
dipimpin oleh masing-masing satu orang Sales Supervisor yang bertanggung
jawab langsung kepada Manajer Operasional berkaitan dengan aktivitas
penjualan dan pemasaran produk.
d. Logistic Supervisor membawahi Staff Administrasi Gudang, Helper Gudang
dan Driver.
Logistic Supervisor (Kepala gudang) bertanggung jawab dalam pengelolaan
dan pengawasan persediaan produk, serta pendistribusian produk sesuai
permintaaan pasar.
MANAGER OPERASIONAL
ACCOUNTING SUPERVISOR
FINANCE SUPERVISOR
SALES
SUPERVISOR
LOGI SUP
ACCOUNTING STAFF
KASIR
COLLECTOR
ADMINISTRASI PENJUALAN
SALES
ADM GUDANG
DRIVE
C. Strategi Produk
Perencanan produk merupakan suatu hal yang diperlukan dalam menunjang
keberhasilan pemasaran, sehingga produk yang dihasilkan perusahaan adalah produk
yang diinginkan oleh konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Salah satu strategi
yang diterapkan perusahaan adalah strategi perluasan lini produk (line extension).
Perusahaan berupaya mencari dan mengembangkan produk dalam rangka mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan dan profitabilitas.
PT Sidomuncul adalah salah satu perusahaan yang menerapkan strategi tersebut
dalam pemasaran produk-produk yang dihasilkannya. Strategi ini dinilai cukup efektif
sebagai upaya memenangkan persaingan dalam pasar yang berubah sangat cepat.
Memanfaatkan ikatan emosional dan image yang telah terbentuk di dalam
masyarakat terhadap produk terbukti cukup jitu dalam penerapan strategi. Hal ini
dapat dilihat dengan adanya beberapa jenis produk yang sifatnya merupakan hasil
perluasan lini produk yang telah ada sebelumnya. Perluasan lini produk yang
38
Tabel 3.1
Perluasan Lini Produk
No. Nama Produk Induk Kategori Lini Produk Strategi Perluasan Lin
1 TOLAK ANGIN Jamu TOLAK ANGIN ISTIMEWA
Variasi komposisi dan rasa
TOLAK ANGIN KOMPLIT Variasi komposisi
JAMU KOMPLIT TOLAK ANGIN TELOR
Variasi komposisi dan rasa
2 PEGEL LINU Jamu PEGEL LINU INSTAN Variasi komposisi
PEGEL LINU KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
PEGEL LINU KOMPLIT SUPER
Variasi komposisi dan rasa
JAMU KOMPLIT PEGAL LINU TELOR
Variasi komposisi dan rasa
JAMU KOMPLIT PEGAL LINU JN
Variasi komposisi dan rasa
PEGEL LINU GINSENG Variasi rasa
PEGEL LINU KOMPLIT EKONOMI Variasi kemasan
3 SARIAWAN KOMPLIT Jamu JAMU KOMPLIT SARIAWAN JN Variasi rasa
4 SARIAWAN USUS Jamu SARIAWAN USUS KOMPLIT SUPER Variasi rasa
JAMU KOMPLIT SARIAWAN USUS JN Variasi rasa
5 SEHAT PRIA/WANITA Jamu SEHAT PRIA/WANITA INSTAN Variasi komposisi
SEHAT PRIA/WANITA KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
SEHAT PRIA/WANITA KOMPLIT Variasi rasa
JAMU KOMPLIT SEHAT PRIA/WANITA
JN Variasi rasa
6 GEMUK SEHAT Jamu JM KOM GEMUK SEHAT JN Variasi rasa
GEMUK SEHAT KOMPLIT
Variasi komposisi dan rasa
KUNYIT ASAM PERMEN Variasi kemasan
KUNYIT ASAM FIBER Variasi komposisi
KUNYIT ASAM SIRIH PLUS MADU
Variasi komposisi dan rasa
KUNYIT ASAM DATANG BULAN
Variasi komposisi dan rasa
8 KUKU BIMA Jamu KUKU BIMA KOMPLIT Variasi komposisi
JAMU KOMPLIT KUKU BIMA TELOR Variasi komposisi
JAMU KOMPLIT KUKU BIMA JN
Variasi komposisi dan rasa
KUKU BIMA GINSENG Variasi rasa dan aroma
KUKU BIMA GINSENG CAIR Variasi kemasan
KUKU BIMA GINSENG INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
KUKUBIMA GINSENG KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
KUKUBIMA TRIBULUS KOMPLIT INSTAN
Variasi komposisi dan rasa
KUKU BIMA TRIBULUS INSTAN Variasi komposisi
PIL KUKU BIMA Variasi kemasan
39
No. Nama Produk Induk Kategori Lini Produk Strategi Perluasan Lin
9 KUKU BIMA ENERGI
Minuman
Kesehatan KBE ORIGINAL CAIR BOTOL Variasi kemasan
10 MADU KEMBANG
Minuman
Kesehatan MADU GINSENG Variasi rasa dan aroma
MADU KEMBANG JERUK NIPIS Variasi rasa dan aroma
11 STMJ
Minuman
Kesehatan STMJ COKLAT Variasi rasa dan aroma
KOPI STMJ Variasi kemasan
STMJ SUSU Variasi rasa dan aroma
12 JAHE WANGI
Minuman
kesehatan JAHE WANGI PERMEN Variasi kemasan
13
VITAMIN C1000
SERBUK Suplemen SM VIT C LEMON/150 ML Variasi rasa dan aroma
SM VIT C JERUK/150 ML Variasi rasa dan aroma
14 ANAK SEHAT Suplemen ANAK SEHAT ANGGUR Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT COKLAT Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT JAMBU Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT JERUK Variasi rasa dan aroma
ANAK SEHAT STRAWBERY Variasi rasa dan aroma
PT Mulia Utama Mandiri seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah perusahaan
distributor, yaitu perusahaan yang kegiatannya mendistribusikan produk yang tersedia
dalam hal ini produk-produk PT Sidomuncul. Oleh karena itu, secara langsung
sebenarnya perusahaan tidak dapat menentukan kualitas dan kuantitas produk tersebut.
Pihak perusahaan dalam memasarkan produk-produk PT Sidomuncul
mengandalkan hubungan baik yang telah dibina perusahaan dengan outlet baik secara
langsung maupun dengan perantara salesman. Salesman secara rutin melakukan
kunjungan (Effective Call) ke outlet-outlet yang telah menjalin hubungan kerjasama
dengan perusahaan. Outlet itu sendiri adalah pelanggan perusahaan seperti toko, grosir,
warung, swalayan, apotik atau outlet-outlet khusus yang diadakan pada event-event
tertentu. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menjaga kelanjutan hubungan bisnis
antara perusahaan dengan outlet, menjalin hubungan emosional dan interaksi bisnis yang
berkesinambungan, memperkenalkan produk, program dan berbagai informasi terkait
dengan produk yang dipasarkan, dan juga untuk melakukan kontrol berkala terhadap
D. Perkembangan Penjualan Produk Tolak Angin dan Lini Produknya
Produk Tolak Angin telah telah diluncurkan dalam berbagai lini produk yang
berbeda. Tanggapan positif dari masyarakat telah membuat produk ini bertahan dalam
kurun waktu yang relatif lama.
Memenangkan hati dan mempertahankan loyalitas konsumen bukanlah hal yang
mudah. Upaya yang serius dalam memberikan kepuasan maksimal dan inovasi yang
berkelanjutan merupakan salah satu kunci utama dalam memenangkan persaingan
dan bertahan dalam pasar.
Hasil yang diperoleh dari usaha yang terus menerus dilakukan oleh perusahaan
dapat dilihat dari tingkat penjualan yang cenderung stabil bahkan mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu. Berikut ini adalah trend penjualan produk Tolak
Angin dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir:
Tabel 3.2
Data Penjualan Produk Tolak Angin Tahun penjualan 2007-2009
Data di atas memperlihatkan bahwa Produk Tolak Angin Permen, Jamu Komplit Tolak
Angin Telor dan Tolak Angin Cair mengalami kenaikan penjualan dalam 3 (tiga) tahun
terakhir. Sedangkan lini produk lainnya mengalami fluktuasi penjualan dalam jumlah
yang tidak terlalu signifikan dan cenderung stabil. Hal ini memperlihatkan bahwa produk
Tolak Angin dan lini produknya masih memiliki daya jual yang tinggi di mata
konsumen. Loyalitas konsumen juga dapat terukur dari trend penjualan yang cenderung
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan
software SPSS 14 for windows.
Syarat sebuah instrumen dapat dinyatakan valid menurut Sugiyono (2004:125),
adalah:
a. Korelasi tiap faktor positif
b. Nilainya ≥ 0.361
Instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik jika telah memenuhi
syarat di atas. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan
dikeluarkan. Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid maka instrumen
tersebut layak untuk dijadikan kuesioner penelitian.
Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 27 (dua puluh tujuh) pertanyaan yang
menyangkut variabel Daya Tarik Visual, Daya Tarik Praktis dan Minat Beli.
Tabel 4.1
Ite m-Tota l Sta tistics
107.45 123.777 .525 . .928
107.48 123.203 .496 . .929
107.45 122.930 .563 . .928
107.50 121.949 .568 . .928
107.60 122.583 .471 . .929
107.73 121.046 .532 . .928
107.57 121.606 .591 . .927
107.75 121.072 .538 . .928
107.55 120.997 .657 . .927
107.47 123.134 .625 . .927
107.82 116.559 .681 . .926
107.87 117.033 .681 . .926
108.00 115.458 .603 . .928
107.92 117.739 .607 . .927
107.73 122.877 .640 . .927
107.42 123.162 .509 . .928
107.63 121.423 .610 . .927
107.68 121.034 .641 . .927
107.80 120.163 .605 . .927
107.52 123.034 .495 . .929
107.93 120.572 .423 . .931
107.65 121.655 .602 . .927
107.93 118.572 .586 . .927
107.75 122.530 .481 . .929
107.63 124.134 .458 . .929
107.45 124.387 .506 . .929
107.52 122.661 .576 . .928
v1
Scale Sta tisti cs
111.80 130.468 11.422 27
Mean Variance St d. Deviation N of Items
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)
Pengujian validitas di atas, memperlihatkan bahwa seluruh butir pertanyaan yang diajukan valid. Artinya pertanyaan tersebut memiliki konstruksi yang baik, dimana
di atas 0.361, sehingga dari hasil uji validitas dinyatakan bahwa instrumen valid dan
layak sebagai kuesioner penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat dari output yang muncul
bersamaan dengan uji validitas menggunakan program SPSS 14 for windows. Hasil
analisis dapat digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen.
Tabel 4.2 Sta nda rdize d
Ite ms N of Ite ms
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)
r alpha sebesar 0.930 pada kolom Cronbach’s Alpha menunjukkan bahwa
instrumen dapat dinyatakan reliabel karena 0.930 > 0.3 sehingga dapat digunakan
dalam penelitian.
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merumuskan dan menginterpretasikan
hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan pada kuesioner. Jumlah pernyataan
seluruhnya sebanyak 27 butir, dengan rincian 8 butir pernyataan untuk variabel X1, 13
butir pernyataan untuk variabel X2 dan 6 butir pernyataan untuk variabel Y, dimana
seluruh pernyataan dinyatakan valid, memiliki konstruksi yang baik dan layak sebagai
Responden dalam penelitian ini adalah pembeli Tolak Angin Permen yang juga pernah
membeli produk Tolak Angin dalam kemasan lain, yang berbelanja ke outlet-outlet yang
dijadikan sebagai lokasi penelitian. Dari kuesioner yang disebarkan, terdapat beberapa
responden yang hanya membeli Tolak Angin Permen tetapi tidak pernah membeli produk
Tolak Angin dalam kemasan berbeda, untuk responden tersebut tidak diikutsertakan
sebagai sampel penelitian. Responden yang memenuhi persyaratan (N) sebanyak 60
(enam puluh) responden. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 100.0 Excluded(a) 0 .0
Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (diolah)
Penelitian ini akan menjelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian mengenai
efektivitas kemasan dalam mempengaruhi minat beli Tolak Angin Permen Sidomuncul,
dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : Skor 5
Setuju (S) : Skor 4
1. Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya Tarik Visual (X1)
Tabel 4.4 di bawah ini adalah respon dari kuesioner yang disebarkan.
Tabel 4.4
Distribusi Tanggapan Responden terhadap Variabel daya tarik Visual ( X1)
Sumber: Hasil Penelitian 2010 (data diolah)
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing pernyataan pada variabel daya
tarik visual (X2):
a.Pernyataan pertama ” Kemasan Tolak Angin Permen yang berwarna kuning dapat
menarik perhatian”, 23 responden (38,3 %) menyatakan Sangat Setuju, 35 responden
(58,3 %) Setuju dan 2 (dua) responden (3,3 %) menyatakan Kurang Setuju.Tidak ada
responden yang menyatakan Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Secara umum
responden Setuju bahwa warna kuning pada kemasan menarik perhatian konsumen.
b.Pernyataan ke dua ” Bentuk kemasan Tolak Angin Permen simpel”, sebanyak 23
responden (38,3 %) menyatakan Sangat Setuju, 34 responden (56,7 %) Setuju, 2
responden (3,3 %) Kurang Setuju dan 1 responden (1,7% ) Tidak Setuju. Tidak ada
yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Secara umum responden Setuju bahwa Bentuk kemasan Tolak Angin Permen simpel
menarik minat beli konsumen.
c.Pernyataan ke tiga ”Ukuran kemasan Tolak Angin Permen sesuai dengan isinya”
direspon dengan Sangat Setuju oleh 40 % responden (24 orang), 55 % Setuju (33
orang) dan 3 (tiga) orang (5 %) Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju
dan Sangat Tidak Setuju.
Dari data di atas sebagian besar Konsumen beranggapan bahwa ukuran kemasan sesuai
dengan isinya
d.Pernyataan ke empat, “Desain kemasan Tolak Angin Permen menarik”, direspon
dengan Sangat Setuju oleh 40 % responden (24 orang), 50 % Setuju (30 orang) dan 6
(enam) orang (10 %)Kurang Setuju. Tidak ada yang menjawab Tidak Setuju dan Sangat
Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh jumlah responden merasa setuju
bahwa desain kemasan Tolak Angin Permen menarik minat beli.
e.Pada pernyataan ke lima ”Saya membeli Tolak Angin Permen karena merek pada
kemasannya sudah dikenal ”direspon dengan Sangat Setuju oleh 35 % responden (21
orang), 51,7 % Setuju (31 orang), 7(tujuh) orang (11,7 %) Kurang Setuju dan 1(Satu)
orang (1,7%) Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden membeli Tolak Angin
Permen karena tertarik pada merek yang tertera pada kemasannya.
f.Pernyataan ke enam ”Ilustrasi pada kemasan sudah menggambarkan khasiatnya”
orang), 9 (sembilan) orang (15 %) Kurang Setuju dan 2 (dua) orang (3,3%) Tidak
Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa khasiat
Tolak Angin Permen tergambar pada kemasannya.
g.Pernyataan ke tujuh ” Huruf Kapital bercetak tebal bertuliskan TOLAK ANGIN
menarik perhatian” direspon dengan Sangat Setuju oleh 35 % responden (21 orang),
53,3 % Setuju (32 orang), 7 (tujuh) orang Kurang Setuju (11,7 %). Tidak ada yang
menjawab Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa
penggunaan huruf kapital bercetak tebal pasa kemasan mampu menarik perhatian.
h.Pernyataan ke delapan ” Merek yang ditempatkan pada bagian tengah atas kemasan
sudah tepat” direspon dengan Sangat Setuju oleh 25 % responden (15 orang), 60 %
Setuju (36 orang), 6 (enam) orang (10 %) Kurang Setuju dan 3 (tiga) orang (5%)
Tidak Setuju. Tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju.
Data di atas menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden setuju bahwa
2. Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya Tarik Praktis (X2)
Hasil penelitian dari kuesioner yang dibagikan terkait dengan variabel Daya Tarik
Praktis (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Tanggapan Responden terhadap Variabel Daya tarik Praktis(Fungsional X2)
3. Kesesuaian isi dan
harga 0 0 5 8,3 9 15 28 46,7 18 30
4. Kesesuaian harga
dan kualitas 0 0 4 6,7 12 20 28 46,7 16 26,7
5. Harga terjangkau 2 3,3 7 11,7 8 13,3 27 45 16 26,7 6. Mudah didapatkan 0 0 4 6,7 16 26,7 23 38,3 17 28,3 7. Citra merek pada
kemasan 0 0 0 0 6 10 44 73,3 10 16,7