• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Novel Arigatou Nippon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Novel Arigatou Nippon."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NOVEL “ARIGATOU NIPPON”

“ARIGATOU NIPPON” NO SHOUSETSU NO BUNSEKI

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

SITI KHAIRANI

NIM : 082203034

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS NOVEL “ARIGATOU NIPPON”

“ARIGATOU NIPPON” NO SOUSETSU NO BUNKEI

KERTAS KARYA

Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang

.

Dikerjakan

OLEH

SITI KHAIRANI NIM : 082203034

Pembimbing, Pembaca,

M. Pujiono, SS., M.Hum Drs. Eman Kusdiyana,M.Hum. NIP. 19691011 2002 12 1 001 NIP.19600919 1988 03 1 001

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP. 19511013 1976 03 1 001

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, SS., M.Hum ( )

2. M. Pujiono, SS., M.Hum ( )

(4)

Disetujui Oleh :

Program Diploma Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program studi D3 Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi, SS, M.Hum

NIP. 19670807 2004 01 1 001

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “Analisis Novel Arigatou Nippon” ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena kemampuan penulis yang masih terbatas. Akan tetapi, berkat bantuan dari berbagai pihak, maka penulis berhasil menyelesaikan kertas karya ini.

Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kepada semua pihak yang telah memberi berbagai dukungan, terutama kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Zulnaidi,S.S.,Hum., selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Muhammad Pujiono, S.S., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing.yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dengan pengarahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Drs.Eman Kusnedi,M.Hum., selaku Dosen pembaca yang dengan ikhlas memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan kertas karya ini, juga memberikan kritik dan saran kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum., selaku Dosen Wali.

(6)

7. Teristimewa kepada keluarga tercinta : Ayahanda H. Mad Muniri BSC, Ibunda Hj. Sri Suhastati, yang telah mencurahkan tenaga dan sumbangan semangatnya serta jerih payahnya untuk menjadi penulis seperti sekarang ini.

8. Kakak ku tercinta Naumi Kharithsah, Skm, Adik ku tersayang M. Yusuf Habiebie.

9. Teman-teman seperjuangan Devi, Dita, Lara, Ami, Alin, Yuan, Abduh, Fahri, Alvi dan lain nya di kelas A dan B.

10.Rekan di kantor Kaos Ogap-ogap Ika, Alvi, Bg Bambang, Bg Falid, Bg Feldi, Bg Yul, Bg Fajr, Bg Feri dan lain nya yang selalu penuh pengertian.

11.Rekan-rekan seperjuangan Hinode dan Aotake.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam kertas karya ini, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Akhir kata, penulis kembali mengucapkan terima kasih. Semoga kertas karya ini dapat berguna bagi kita semua di kemudian hari.

Medan, Juni 2011

SITI KHAIRANI

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Metode Penulisan ... 3

BAB II RINGKASAN CERITA ... 5

BAB III ANALISIS CERITA.. ... 64

3.1 Tema ... 64

3.2 Alur ... 64

3.3 Penokohan ... 65

3.4 Setting ... 69

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

4.1 Kesimpulan ... 70

4.2 Saran ... 71

(8)

ABSTRAK

ANALISIS NOVEL “ARIGATOU NIPPON”

Novel ini mempunyai setting Negara Jepang. Vivi Silvia sebagai penulis novel menuliskan perjalanan pergi ke Jepang dalam novel ini. Dia pernah mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang sewaktu SMP.

Selain itu, Vivi menceritakan tentang tour ke Negara Jepang bersama artis yang sedang ngetop dan berbagai kisah yang terjadi di Jepang. Ada kisah cinta dalam novel ini antara Reza dengan Suri (Riri), Abu dengan Bella, Diana dengan Yui Satoru cowok Jepang dan Dudi dengan Ayano. Ada kisah misteri yang dialami oleh Akbar saat mengunjungi Puri Nijo yang dibangun pada abad ke 17.

Peserta tour bukan hanya orang dewasa, tetapi anak-anak dan balita. Perjalanan ini bertambah senang dengan sikap lucu Justin yang selalu ingin tahu segala hal. Dan juga ada kejadian ketika Ade adiknya Justin terpisah dari orang tuanya, dan masih banyak cerita lucu lainnya. Tour diawali ke toko yang menjual barang-barang bekas Jepang. Lalu ke toko elektronik yang menjual produk elektronik dengan harga murah dan naik shinkansen ke Disney land.

Kuil di Jepang memiliki daya tarik yang luar biasa. Kuil yang didatangi adalah kuil Fushimi Inari, kuil Sanjusan Gendo, kuil Yasuka dan puri Nijo. Selain itu, pergi ke kuil Kinkakuji.

(9)

dengan orang Jepang tersebut. Karena Radit yang bisa berbicara bahasa Jepang. Ketiga orang Jepang tersebut bernama Hiroraki, Hendai, Tetsu. Mereka saling berfoto. Hiroaki mengajarkan mereka nyanyian tentang capung dalam bahasa Jepang.

Masakan Jepang yang disajikan dengan bentuk yang indah dan unik. Sehingga, dapat menimbulkan selera makan. Seperti pengalaman Andre yang terkecoh oleh makanan yang berwarna hijau. Tetapi, setelah dimakan rasanya sama dengan sambal yang ada di Indonesia. Makanan tersebut adalah wasabi, rasanya sangat pedas. Selain itu, ada juga sashimi, oden, ebitsu, ramen, takoyaki, dll.

Ditempat lain, peserta tour terpisah dari rombongan karena keasyikan belanja. Ibam terpisah saat berada di Akihabara dan tidak membawa paspor. Sehingga akhirnya, dia ditolong oleh petugas hotel untuk mencari hotel dia menginap. Diana terpisah dari rombongan saat mengunjungi toko yang menjual mantel. Kemudian, dia pergi ke toko kamameshi dan disana dia bertemu dengan kokinya yang bernama Yui Satoshi. Kemudian Yui Satoshi mengantar Diana yang tersesat kembali ke hotel Shibuya City tempat menginap.

Tour ini juga menambah wawasan tentang teknologi yang dimiliki jepang salah satunya tentang cara pemakaian toilet. Dari perjalanan Sezsy di wc umum, Bella sewaktu di wc hotel dan perjalanan Adit menggunakan wc koin. Perjalanan yang tak akan terlupakan sampai kapan pun.

(10)

harta.ternyata Bella adalah wanita matrealistis. Abu memiliki Happy untuk menjadi pacar dan akhirnya menikah.

Dibagian akhir cerita in, ada percintaan antara Reza dan Riri. Percintaan mereka hanya selama tour saja. Kemudian cerita percintaan Diana dengan Yui dan akhirnya mereka menikah.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan judul.

Begitu banyak orang yang ingin pergi ke luar negeri termasuk salah satunya ke Negara Jepang. Apa lagi untuk orang-orang yang mengenal budaya dan bahasa Jepang tersebut. Tetapi untuk orang-orang yang baru ingin mengenal semua itu sangatlah sulit dan memerlukan orang lain untuk membantunya terutama dalam hal berkomunikasi.

Novel memberikan pengetahuan baru di bidang sejarah Jepang. Dengan tersedianya beberapa tempat wisata yang masih menjaga keaslian tempat dan cara kehidupan sehari-hari. Di lengkapi juga dengan pengalaman-pengalaman menyenangkan sekaligus menegangkan yang mungkin terjadi.

Tak kalah menariknya, novel ini bisa disebut novel tentang Jepang dengan cerita percintaan. Melalui tokoh-tokohnya mengalir informasi detail dari jenis makanan, tempat-tempat belanjaan murah, percakapan sederhana dalam bahasa Jepang, hingga cara menggunakan toilet di Jepang. Novel ini sekalian bisa menjadi buku panduan perjalanan ke Jepang. Sedikit banyak novel ini sangat membantu sekali dalam berkomunikasi. Para pembaca secara tidak langsung akan menemukan cara yang luar biasa, untuk ikut merasakan suasana di Jepang dan pembelajaran ilmu bahasa Jepang tanpa harus ke Jepang.

(12)

ingin berwisata ke Negeri Sakura. Begitu banyak pengalaman dan hal-hal kecil yang perlu diketahui ketika ingin berpergian keluar negeri. Sehingga penulis memilih novel “Arigatou Nippon” sebagai judul kertas karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapaun tujuan penulis mengangkat novel “Arigatou Nippon”

sebagai judul kertas karya ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberitahukan hal-hal kecil tapi sangat berguna saat berpergian keluar negeri.

2. Untuk mengenalkan beberapa kata atau kalimat sederhana yang dapat di pakai untuk para pemula.

3. Untuk mengenalkan budaya yang baru dan menyenangkan untuk diketahui.

4. Untuk membawa kita ke beberapa tempat yang terkenal di Jepang dan membuat kita merasakan bahwa kita juga ikut merasakannya.

5. Untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang berpergian keluar negeri.

(13)

1.3 Batasan Masalah.

Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan Negara Jepang yang dituliskan ke dalam tema, alur, karakteristik tokoh dan setting. Penulis tidak membahas mengenai gaya bahasa yang ada di novel ini.

1.4 Metode Penulisan

(14)

BAB II

RINGKASAN CERITA

(15)

Radit tersenyum senang melihat sepatu kesayangannya bersih sekali. Tetapi perasaannya kesal seketika mendengar ibunya mengomelinya dengan menilai sepatunya yang sudah bersih karena biasanya Radit jarang mencuci sepatunya dan adiknya Nes yang tak henti mengulangi setiap kata-kata yang keluar dari mulut ibunya seperti Beo. Setiap apa yang di lakukan radit akan di jawab kesal oleh ibunya dan diulangi Nes.

Radit kesal sekali. Kesal dengan lemari laci yang banya sekali lacinya ini. Aneh sekali orangtuanya memeutuskan membeli sebuah buffet besar yang semuanya terdiri dari 27 laci dalam berbagai ukuran. Radit juga kesal dengan adiknya yang beberapa hari ini doyan banget ngulangi omongan orang.

Radit yang ingin membawa sepatu dengan plastic kresek di omelin lagi karena ibu lebih setuju Radit membawa sandal dan sepatu kets yang menurut ibu bermanfaat saat di pesawat untuk menghangatkan.

Remaja itu meringis dan masuk ke kamarnya. Di atas tempat tidur bertebaran baju-baju, pakaian dalam, topi, jaket, kaus kaki, CD, Dipunutnya beberapa yang tidak jadi dimasukkan ke dalam koper. Di lemparkannya kembali kedalam lemari.

(16)

Dengan santai Akbar membuka halaman komiknya. Menggeliat sambil mengubah posisi berbaringnya. Diluar terdengar adiknya sedang bermain game di komputer. Adiknya yang satu lagu basah yang sedikit bau menutupi pandangannya. Sezsy kakaknya Akbar menegurnya sambil mengacak-acak rambut keritingnya yang basah. Rambut sezsy sendiri , bukan rambut Akbar yang diacak-acaknya. Sezcy marah karena Akbar tidak bisa diatur. Akbar lebih sering santai-santai seperti tidak niat pergi.

Akbar yang tahu kakaknya marah, langsung duduk sambil menggerutu kesal. Ini adalah hari pertama kenaikan kelasnya. Akbar hanya ingin santai sedikit. Semept terselip perasaan nyesel mau liburan ke luar negeri, Akbar akhirnya mengangkat tubuhnya yang tinggi besar dari tempat tidur . Dia lalu mengangkat tutup koper kemudian menutupnya lagi, hanya untuk menimbulkan efek bunyi dia menyentuh kopernya.

(17)

Ibunya menyarankan kalau paspor harus di bawa sendiri-sendiri, karena takutnya kalau kepisah bakal repot ditanyain polisi disana. Maka dari itu harus menyiapkan satu tas kecil untuk dibawa kemana saja.

Cahaya blitz dari beberapa kamera terus-menerus menyinari wajahnya. Beberapa mike berukuran besar dan beberapa alat perekam disodokkan dekat wajahnya. Badannya berasa lelah, tapi sepertinya dia punya kewajiban untuk berbicara dihadapan wartawan ini. Ada beberapa wartawan dari media terhormat yang dia suka. Pertanyaan-pertanyaan mereka, meskipun ada juga yang terlalu pribadi, tidak membuat dia merasa terpojok. Beberapa di antara wartawan ini malah ada yang berteman dekat dengannya. Bahkan ada satu wartawan dari majalah remaja cewek yang dia suka. Tapi ada juga wartawan yang membuat dia merasa gak nyaman. Yang selalu bertanya kurang ajar dan sebenarnya dia agak takut sama wartawan sejenis ini.

Dia sebenarnya penasaran dan tidak tahan untuk bertanya kepada para wartawan, kenapa mereka banyak sekali yang memakai rompi berkantong seperti ini. Dia adalah Reza Natadikara seorang artis sekaligus penyanyi yang sedang naik daun. Ia baru saja menyelesaikan sinetron yang berjudul Dua Cinta dan ia juga pemain film layar lebar.

(18)

kekurangannya, dia enggak begitu suka dengan aktris yang jadi bintang lain di tur ini. Bella Mandasari. Pernah beberapa tahun lalu, Reza terlibat proyek amal dengan cewek berambut sebahu ini. Merasa dirinya selebriti, Bella menjaga jarak dengan anak-anak korban bencana alam yang seharusnya diberi perhatian dan kasih saying sesaat. Tapi Bella seperti tidak mau menyentuh mereka, dan saat seorang anak lusuh berbaju penuh lumpur kering memegang ujung tasnya, Bella mengeluarkan tisu basah dan langsung mengelap bagian tas yang disentuh anak kecil yang langsung lari karena dipelototi. Meskipun selalu mengernyitkan hidung seperti mencium bau busuk saat melihat anak-anak malang itu, Bella banyak mengatur para panitia, termasuk dirinya, Reza, sewaktu membagikan sumbangan.

Pak Yusuf memberitahukan kepada Dudi, kalau jam sembilan malam rombongan tur harus sudah sampai di bandara. Di Kansai, Ayano sudah menunggu. Mereka pulang lewat bandara Narita, Tokyo, beda dengan kedatangan yang di Osaka. Seperti robot, Dudi mengangguk lagi. Sebenarnya dia sudah mengerti betul apa yang dibicarakan Pak Yusuf, bos Duta Indah Tours and Travel. Sudah tujuh kali dia memandu rombongan tur ke Jepang. Cuma saja, pemilik tur travel ini senang mengulang info-info yang dianggapnya penting.

(19)

yang setengah sayu, sepertinya cowok itu ngantuk. ‘Moga-moga di sana

dia tidak menutup diri dan membuat suasana kaku,’ harap Dudi dalam

hati.

Pak Yusuf tiba-tiba menyodorkan dua buah amplop ke depan dadanya. Amplop coklat berisikan uang yen dan rupiah untuk kebutuhan para peserta tur dan dudi juga. Amplop putih duit juga isinya, tapi untuk membeli barang titipan istri pak yusuf yang tergila-gila sekali dengan Jepang.

Cowok berkulit sangat putih dan bertubuh agak gempal tinggi ini langsung membayangkan dirinya mengangkut dua koper besar yang berat. Wajahnya yang lucu kekanakan memerah. Para wartawan telah pulang. Yanh tersisa hanya Reza yang sedang mengobrol dengan manager Bella. Pak Yusuf lalu menghampiri Bella dan Reza untuk member mereka amplop uang saku. Bella duduk memojok dan sedang membedaki dirinya.

Suri dititipi begitu banyak barang oleh teman-temannya, termasuk yang sedang bertepon dengannya ini. Temannya ini seorang cowok, tapi agak sedikit feminin. Temannya ini diminta tolong untuk membelikannya bedak Shiseido yang berharga 2.000 yen. Dia juga meminta suri untuk mengambil foto si ganteng Reza.

(20)

Suara handphone mengganggu konsentrasinya saat menyetir. Suara Abu, cowok yang lagi PDKT sama Bella. Jelas, ditawarin tumpangan ke bandara sama cowok kaya dan ganteng, gak bakal Bella tolak. Siapa tahu, cowok itu bakal ngasih dia uang saku tambahan. Bella minta dijemput di rumahnya jam 6 pagi karena jam 8 harus sudah kumpul di bandara.

Sambil duduk di atas kopernya, Diana memasukkan uang yen itu ke dalam sebuah dompet panjang. Dompet itu langsung menggembung dan sulit dikancingkan. Diana mengambil tas hitam dari kulit dan memasukkannya juga sebuah kalkulator dan buku notes kecil.

Indri mengamati sahabatnya itu dengan cermat. Cewek tinggi kurus itu merenggangkan tubuhnya. Indri gak kepikiran akan membawa kalkulator, ia berniat meminjam kalkulator dengan Mbak Nina. Diana berfikir kalkutor berguna untuk mengitung-hitung ketika mereka belanja disana.

Pintu dibuka dan seorang ibu separuh baya masuk. Dia membawa segenggam uang dan memberikannya kepada Diana. Ibunya menyarankan agar membawa dolar Amerika. Ibu juga menyodorkan amplop tebal lagi yang berisikan uang yen, ibu minta dibelikan mutiara jepang.

(21)

Ibu Diana menyuruh Indri pulang dengan ajudannya Ayah Diana. Indri memutuskan untuk pulang sekarang supaya banyak waktu istirahat. Dia lalu memeluk sahabatnya dengan saying. Diana menyambut dengan ceria. Tak lupa Indri mencium tangan kedua orangtua Diana. Sahabatnya ittu mengantarkan ke luar. Sayup-sayup masih didengar suara ayah Diana, yang mengingatkan Diana supaya jangan lupa membawa mukena dan sajadah. Di Jepang sepertinya jarang sekali mesjid. Indri juga mencatatnya dalam hati.

Alhamdulillah… batin Ibam. Akhirnya terwujud juga bisa berangkat ke Jepang. Cowok cungkring berkaca mata ini merasa perjalanannya kali ini bakal menyenangkan. Bahasa Jepang yang selalu dipelajarinya di kampus sekarang bisa dilatih langsung di negaranya. Dilihatnya lagi daftar barang khas Jepang yang harus diburunya. Pasti ini bakal jadi koleksi yang menyenangkan buat menghias kamar dan rumahnya.

Dilongoknya lagi tasnya. Di dalamnya ada dua paket titipan dosenya untuk kenalannya di Jepang. Rencananya Ibam bakal nelepon mereka dari hotel buat memberikan paket ini sekaligus mencoba cari beasiswa.

(22)

Tinjunya kali ini berhasil menohok dagu lawannya dengan keras. Andre terkekeh-kekeh saat lawannya terjengkang ke belakang. Rupanya masih kurang keras karena lawannya masih berhasil bangkit lagi. Staminanya memang sudah hamper habis, tapi dia masih bisa melawan andre.

Kali ini Andre menghajar dengan tendangannya sekuat tenaga. Sekali lagi lawannya terlempar keras ke belakang… dan tidak bangun lagi. Suara berisik menggema dan tulisan ‘WIN’ besar-besar menyala dari layar tv. Menghembuskan napas dengan keras, Andre berdiri dan meregangkan otot-ototnya.

Diliriknya jam di atas meja belajarnya. Jarum pendeknya berada di antara angka 11 dan 12. Lalu dia teringat, besok malam pasti bakal duduk sangat lama. Dimatikannya tv dan play stationnya. Dengan langkah terseret-seret dia menuju kamar mandi. Sambil mencuci wajah tampannya di watafel, Andre berfikir kalo dia bakal memborong berbagai game seru dan konsol terbaru di Jepang. Dipandanginya tubuh berototnya dengan puas. Mukanya terasa tidak lai tebal setelah mencuci muka. Giginya pun terasa licin setelah sikat gigi. Setelah tubuhnya dikeringkan, Andre membaringkan diri di atas tempat tidur. Dalam hitungan detik, dia sudah tidak ingat apa-apa lagi.

(23)

kursi yang langsung berderit protes. Ibu berkata lebih baik tidak terlambat sambil menarik tangan Radit yang sedang berdiri mematung memandangi daftar menu di sebuah kios penjual makanan. Ibu memandangi keponakannya yang kelihatannya sedang lapar. Ibu menyurus Sezsy membelikan makanan di McDonald’s.

Sezsy yang baru saja melepaskan kerepotannya dengan berbagai tas dan koper menerima uang dari tangan ibunya sabil sedikit merengut. Tetap saja dia melangkahkan kakinya kea rah gerai McDonald’s. Rambut keriting panjangnya bergerak-gerak lucu saat dia berjalan. Akbar dan Radit duduk berdampingan dengan wajah bingung karena suasananya masih sepi, namun penuh semangat. Ibu selalu menegaskan, mereka berdua harus nurut denga Sezsy, tidak boleh jalan sendiri-sendiri, harus saling jaga dan jangan berbuat yang aneh-aneh. Terpaksa ibu menelan nasihatnya yang hampir keluar. Dudi menghampiri mereka dan memperkenalkan diri. Mereka semua bersalaman dengan Dudi, yang langsung membuka tas selempangnya yang tampak penuh. Dikeluarkannya beberapa benda dari dalam tas itu. Paspor dan surat-surat lainnya. Tiga dokumen itu berpindah tangan.

(24)

pihak travel. Akbar dan Radit berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri penuh minat. Pinnya bergambar menarik, sedangkan jaket dan topinya berwarna merah dengan aksen warna broken white di capingnya. Walaupun agak ngejreng tapi mereka suka, bahannya bagus.

Sezsy datang dengan tangan penuh bungkusan langsung tertarik dengan barang-barang yang dibagikan. Dudi mengajak mereka gabung bersama rombongan lain dan ternyata Reza sudah datang. Sezsy sama sekali tidak perduli dengan aktris-aktris yang datang, karena diaa ke Jepang bukan karena ada artis. Sezsy menggerutu dalam hati sambil menyuapkan sepotong ayam dan sejumpun nasi ke dalam mulutnya.

Mulut Bella merengut. Dia kesal sekali sama Abu. Cowok ini memang janji mau anterin dia ke bandara. Orangtuanya yang ikut mengantar juga bakal dianter jemput Abu. Tapi kenyataannya, mereka semua harus berdesak-desakan dalm mobil Honda Stream milik Abu.

(25)

Mendengar itu, Bella memandang cowok tampan ini dengan jengkel. Candaan itu bikin Bella bête sampai akhirnya mereka tiba di bandara. Terlihat Dudi langsung tergopoh-gopoh menghampiri saat Bella berjalan sambil menyeret koper kecilnya. Orangtuanya mengikuti dari belakang. Abu dan adiknya tampak kerepotan dengan satu koper besar, satu travelling bag, dan satu tas cewek berukuran besar. Entah apa isinya. Bayi pun bisa masuk ke dalamnya.

Tidak terlihat satu pun wartawan infotainment yang datang memburu. Mungkin karena saat itu sudah malam. Mereka datang di sambut dengan sapaan Dudi. Dudi mengatakan kalau paket buat mas Abu sudah di simpan dekat kopernya dengan senyum dikulum. Mendengar itu Bella curiga ada sesuatu yang dirahasiakan antara Abu dan Dudi, bella pun bingung ternyata mereka berdua sudah saling kenal. Abu tidak mau memberitahu Bella paket apa yang di sembunyikan, Bella makin sebal, dipandangnya cowok tinggi berwajah indo ini lekat-lekat.

Terminal terlihat agak sepi. Sekali lagi, mungkin karena saat itu sudah malam. Di beberapa meja tunggu, terlihat sekitar 20 orang memakai jaket seragam berwarna merah. Dudi membawa dua paket berisi jaket, topi, dan lencana. Diberikannya satu kepada Bella dan satu lagi kepada Abu. Bella memandang tidak percaya ke arah Abu dan Dudi bergantian.

(26)

di situ. Setelah itu Dudi memperkenalkan Bella dan Reza dengan rombangan yang sudah datang.

Dudi mengancingkan kopernya setelah selesai diperiksa petugas. Dipastikan lagi bungkusan oleh-oleh buat Ayano tidak terlalu kusut terperangkap di dalamnya. Ayano yang manis, lucu, kita bisa ketemu lagi, batin Dudi dalam hati. Sempat terjadi kericuhan juga saat di pemeriksaan bawaan. Salah satu peserta membawa bedak tabor dalam wadah kaleng. Bedak itu diperiksa teliti, dikocok-kocok, dikeluarkan isinya sedikit untuk dicium. Ternyata isinya murni bedak dan enggak ada yang mencurigakan. Lolos.

(27)

pesawat, Dudi menyeret cewek itu dari perangkap petugas pemeriksaan bandara. Dengan setengah berlari, mereka kembali ke pesawat.

Pesawat sendiri hanya tiga perempatnya terisi. Tiga bersaudara dari Bandung terlihat senang mendapat tempat duduk di tengah, yang hanya dikuasai mereka sendiri. Bella bersama Abu ditempatkan di kursi samping mereka. Di depannya Reza sendiri dan di depannya Dudi juga sendiri. Di barisan tengah sebelahnya, duduk beberapa peserta. Di belakang mereka terlihat beberapa orang Jepang dan sepasang suami istri bule yang terus ngoceh dalam bahasa Belanda. Sebagian kabin kelas ekonomi itu memang terisi oleh 37 orang peserta Duta Indah Tours and Travel.

Pesawat sudah take off dengan sukses. Sekarang ini pramugari mulai berseliweran untuk melayani penumpang. Dudi memperhatikan, seragam para pramugari ini baru. Pramugari itu menarik sedikit trolinya ke depan. Diana menoleh ke arah pramugari yang berdiri agak di belakangnya. Diana terkejut setelah melihat pramugari itu, ternyata dia mengenalinya. Ia adalah Saski teman satu SMAnya di SMA 5. Saski menjadi pramugari maskapai luar negeri. Diana memperkenal Saski dengan Indri. Indri agak sedikit berdiri saat bersalaman dengan Saski, karena dia duduk di dekat jendela.

(28)

bersalah sambil mengelus-elus kepala Diana. Untungnya temen sendiri, kalau penumpang lain mungkin lain lagi ceritanya.

Saski juga pernah numpahi anggur ke kemeja bapak-bapak. Ia hanya cengengesan saja sambil ngelapin. Dan bapak itu tidak jadi mengomel. Cengiran menghilang dan raut wajahnya berubah jadi anggun saat menyapa penumpang lain.

Sambil masih cekikikan sesekali, dua sahabat itu menikmati makanan dan membicarakan Saski. Diana ingin sekali ngobrol banyak dengan Saski tapi sepertinya ia sedang sangat sibuk. Saat itu terlihat Saski sedang menuangkan kopi untuk seorang penumpang.

(29)

apa pun yang diberikan pramugari harus melewati dirinya dulu. Sepertinya, udara bebas di antara belakang kursi depan Happy dengan wajah Happy kurang luas buat si India itu. Bulu-bulu tebal di tangannya kadang-kadang menyapu wajah Happy yang tertidur atau pura-pura tidur. Kalau gak tertidur, si India itu akan mengajak ngobrol dia panjang lebar seperti saat makan tadi. Sebenarnya, Happy enggak berkeberatan. Awalnya, dia menanggapi obrolan itu dengan senang hati. Sampai orang India bernama Rajuu itu menanyakan nomor telepon Happy. Ia menawarkannya dengan logat India yang kental dan bahasa inggris berantakan. Tangannya tiba-tiba menyentuh paha Happy. Happy menggerutu dalam hati dan menepis tangannya Rajuu. Setelah itu dia hanya menjawab pendek-pendek, matanya melirik ke arah Andre dan Suri. Entah mereka emang gak denger atau pura-pura gak denger omongan si India itu. Dan sekarang, tidurnya yang terganggu membuat Happy jadi gak hepi sama sekali. Saat itu Happy malah sama sekali merasa enggak nyaman tertidur di samping Rajuu. Kalau tidak ingat kesopanan dan membuat rebut-ribut pramugari, rasanya dia ingin pindah tempat duduk. Dilihatnya dengan iri seorang bapak-bapak Jepang yang tertidur telentang di deretan kursi tengah yang dia kuasai sendiri.

(30)

mencoba membuka mulut. Menanyakan apa yang terjadi dengan Happy. Happy mengadu ke Dudi kalau dia merasa terganggu dengan orang yang bersebelahan tempat duduk dengannya. Karena Dudi masih sangat mengantuk dan kebetulan bangku disebelahnya juga kosong, akhirnya Bella duduk bersebelahan dengan Dudi. Sebagian penumpang sudah bangun. Tidur beberapa jam juga buat Saski cukup. Sekarang dia sedang menjalankan tugasnya sebagai pramugari. Membagi-bagikan makanan. Diana senang diberi kartu remi oleh Saski, dia merasa senang punya teman seorang pramugari.

Indri sangat tertarik dengan omelet yang dibawa Saski, bentuknya gendut, kuning kayak gumpalan durian. Saski menawarkan ke mereka dan juga memberikan coklat yang sebenarnya hanya khusus untuk penumpang

firs class. Mereka menyambutnya dengan gembira.

(31)

daun. Saatnya mereka naik bus untuk melanjutkan perjalanan ke Kyoto yang memakan waktu sekitar 4 jam. Di dalam bus mereka bisa berkaraokean. Di jepang banyak sekali makan yang mengandung babi. Jadi, mereka disuruh untuk berhati-hati. Jadi ketika ada yang mau jajan bilang saja “Buta niku marukiri atau buta niku dame!”, kalau mau ayam bilang “Chikin” atau “Tori”, mau ikan bilang “Sakana”, mau telur bilang

“Tamago” dan kalau mau Tanya harga, “Ikura desu ka?”

Abu sangat menikmati perjalannya. Ini ketiga kalinya dia berkunjung ke Jepang. Sekali saat kuliah S2, sekali urusan bisnis, dan sekarang liburan. Liburan bersama Bella tampaknya akan menjadi hal yang indah dalam hidupnya. Dipandangnya Bella yang terlihat cantik dengan kacamata hitam barunya. Bahagia rasanya melihat Bella girang menerima kacamata Oakley itu.

Bella melirik Abu. Cowok itu makin terlihat tampan. Hidungnya yang mancung sepertinya diwariskan ibu kakeknya yang keturunan Skotlandia. Sebenarnya Bella gak cinta-cinta amat ama Abu. Tapi dia ngerasa nyaman dan bangga punya cowok seperti Abu. Bella punya feeling kalo Abu bakal nembak dia di Jepang ini.

(32)

tersanjung. Meskipun gak ngerti artinya, judul lagunya aja udah True Love. Saat menyanyi lagu itu, mata Abu sering , melihat ke arahnya.

(33)

bus rapi dan bersih. Sesekali terlihat tumbuhan bunga lili putih berserakan di pinggir jalan.

Suri juga diam-diam kagum dengan pemandangan kebun teh yang terhampar. Tanaman-tanaman teh itu disusun rapi berbentuk bulat memanjang. Tiap –tiap baris terdapat jarak cukup lebar untuk para petani teh lewat. Cantik sekali terlihatnya.

Suri sibuk dandan, biar tambah cantik. Apalagi dia ngeliat ada beberapa cowok ganteng dalam rombongan. Termasuk Andre. Sayangnya, Andre duduk di sebelah Happy. Padahal Suri sudah cari posisi enak dan sengaja duduk dekat jendela. Memberi tempat duduk buat Andre. Akhirnya seorang cowok bergaya hip-hop duduk di sebelahnya. Cowok kurus tinggi ini sebenarnya lucu juga mukanya, kulitnya terang, hidungnya mancung, dan rambut yang keluar dari kupluknya berwarna cokelat. Tapi umurnya enam tahun di bawahnya. Masih semester tiga.

Cowok itu doyan juga cerita. Seru, tapi Suri agak kecewa tidak bisa duduk sama Andre, dan akhirnya lebih memilih menikmati pemandanan. Banyak sekali motor berlalu lalang. Dari motor gede yang keren sampai skuter dengan warna-warni pastel. Dicarinya motor jenis bebek, tapi gagal. Mobil-mobil kebanyakan berwarna putih dan pastel. Bentuknya banyak yang belum Suri kenal. Banyak mobil yang terlihat dilengkapi televisi dan alat petunjuk jalan.

(34)

ketinggian pesawat langsung terlihat semuanya. Bandara kansai International itu berada di tengah laut.

Sayang jauh. Tapi bisa dilihatnya sebuah pulau dan bangunan persegi memanjang yang jaraknya lumayan jauh dari pulau utama yang besar. Di samping luar pulau itu ada landasan pesawat yang juga berbentuk persegi memanjang. Kalu dilihat-lihat sepertinya butuh uang yang banyak dan teknologi canggih untuk membangunnya. Di jalanan juga Suri kagum. Dia meliat seorang pengemudi motor melaju di samping bus dengan gaya sangat cantik. Dari cat motor, helm, baju sampai sepatunya semua berwarna hijau terang.

Dudi dan Ayano membagikan makanan kecil dan minuman. Suri memandangi makanan itu. Bentuknya seperti Genji pie yang ada di Indonesia. Ayano membawa Unagie Pie, yang khusus dibawanya dari tempat tinggalnya di Hamamatsu. Unagie Pie adalah biskuit khas kota itu. Hamamatsu terkenal dengan panen unaginya. Biskuit ini bahan baku terbanyaknya adalah Unagi.

Radit melempar ranselnya ke atas koper. Diliriknya Sezsy sedang memasukkan sebuah koin kedalam sebuh lemari es besar yang bagian depannya seperti etalase. Ia memencet sebuah tombol dan berjongkok. Tangannya merogoh ke dalam sebuah lubang dan keluar-keluar sudah menggenggam sebuah botol plastik berisi minuman. Dibukanya tutup botol dan diteguk isinya.

(35)

terlalu ketara. Yang paling berasa aneh ada rasa sepert agak anyir. Tapi karena haus, ditegukny a minuman itu. Segar juga. Puas minum, ditawarkan minuman itu ke Akbar. Rupanya Akbar tidak haus dan menolaknya. Sambil memegang botolnya, Radit memandangi mesin penjual minuman itu dengan minat. Isinya bermacm-macam minuman dalam botol plastik ukuran setengah liter. Ada cairan agak kehijauan. Sepertinya sih teh. Ada juga cairan seperti kopi susu dan susu putih. Kayaknya enak. Radit meraba sakunya dan menarik dompetnya. Baru disadarinya, dia tak punya uang receh. Semuanya lembaran puluhan ribu yen dan ribuan yen. Sementara tulisan di mesin itu 200 yen. Sezsy yang tahu niat Radit, mencegahnya untuk jajan, karena Radit hanya ingin mencoba mesin minuman itu. Masih capek karena perjalanan panjang, Radit tidak mau membantah dan ikut duduk di samping Sezsy.

Sambil menunggu check in, mereka menyempatkan diri dulu untuk makan siang. Tempat makannya tidak jauh dari tempet penginapan mereka. Mereka menginap di Rich Hotel. Dudi mengingatkan sambil membagi-bagikan lamat kepada tiap orang. Andre membacanya, Hotel Rich Kyoto, Kawaramachi Gojo Agaru, Shimogyoku, Kyoto. Terus ada nomor teleponnya segala. Tel (075) 341-1131.

(36)

tirai noren yang umum dipasang di pintu. Bagian dalam restoran itu tertutup tatami. Sepatu-sepatu harus dibuka di bagian luar restoran dan disusun rapi di rak sepatu. Mejanya berkaki pendek, hanya selutut dan tiap sisi meja tersimpan beberapa zabuton untuk duduk. Suri merengsek sambil menyodorkan sebungkus tisu basah ke wajahnya.

Ternyata di restoran tersebut, para tamu dibagikan handuk basah. Para pelayan yang datang membawa piring-piring kecil berisi gulungan handuk yang hangat. Handuk itu namanya adalah oshibori yang biasanya dipakai untuk ngelap tangan. Hampir sama dengan sebagian besar anggota rombongan lain, Andre memesan makanan yang dia kenal saja. Semua menu bertulisankan huruf kanji. Dipilihnya tempura dan gohan untuk menu makan siangnya.

Enggak lama, pelayan udah membagi-bagikan makanan ke tiap orang.

Itadakimasu!” ujar Ayano keras sambil mengatupkan kedua tangannya

di depan wajahnya. Dudi menjawab, “Itadakimasu!” dan semua orang mencoba ngikutin.

Masing-masing orang juga diberi soba dingin yang berwarna hijau. Soba itu ditempatkan dalam mangkuk datar berbentuk kotak yang diberi cairan seperti kecap asin. Cairan itu berasa rumput laut. Setelah sobanya habis, Andre berkonsentrasi dengan piring tempuranya.

(37)

berair. Andre mengambil sejumput dengan sumpit. Baunya sih sepertinya enak. Maka dengan lahap dimasukkannya makanan itu ke dalam mulutnya.

Detik-detik berikutnya, tidak akan pernah dilupakan seumur hidupnya. Ada rasa menyengat dalam mulutnya. Dengan cepat, rasa menyengat itu menyambar ke arah hidung, tulang sinus, pipi, mata, dan semua syaraf perasa di wajah dan tenggorokan.

Buru-buru diteguknya air dalam mangkok kecil. Enggak ada efek ngebantu. Wajah merah dan suara tersedak dari arah Andre membuat semua orang memperhatikan dia. Ayano terkejut, ternyata Andre memakan semua wasabi yang ada di atas piringnya. Spontan ia meminta minum dengan pelayan restoran. Air putih entah datang dari mana disodorkan di depan hidungnya. Dalam tiga teguk besar, air dalam gelas itu langsung ludes. Tapi pedasnya belum hilang juga. Nyengir besar karena pedas dan pengen ketawa, Andre melihat berkeliling. Dengan mata yang masih berair, ia langsung mengancungkan jempolnya karena ia sadar banyak orang yang terkejut melihatnya. Dudi pun memperingatkan kepada yang lain untuk berhat-hati pada makanan tadi.

(38)

yang menyambut kedatangan Happy di dalam toko itu. Masyarakar Jepang jarang sekali menggunakan bahasa luar dengan para turis, jadi jangan coba-coba untuk berbicara dengan bahasa selain bahasa Jepang.

Happy melihat-lihat mantel, harganya 22 ribu yen. Untuk di Indonesia itu lumayan mahal. Happy mencoba menawar dengan harga 15 ribu yen. Karena penjual toko itu tidak menerima penawaran harga tersebut, Happy di dorong pelayan toko sambil merepet dalam bahasa Jepang. Happy bingung dan akhirnya ia sadar telah di usir. Sedikit malu dan kesal, akhirnya menyebrang dan menuju hotel.

Mbak lita, mamanya Justin, istri Rian memperhatikan anak-anaknya yang sibuk mengaduk-aduk rak brosur hotel dengan riang. Sementara suaminya terlihat sedang mengaduk-aduk sebuah travel bag besar, yang bisa memuat kedua anaknya sekaligus. Dudi memandang Justin dan adik kecilnya dengan pasrah. Hatinya sedikit cemas pihak hotel akan complain. Untungnya, pihak hotel merasa tumpukan manusia dan tas di lobi mereka total salah mereka sendiri, sehingga mereka pura-pura enggak liat apa yang anak-anak itu perbuat.

(39)

mencet mesin penjual minuman. Tangan Ibam yang sedang memencet- memencet-mencet kalkulator ketabrak tangan Bella. Cuek, cewek itu memandang Abu. Bella memamerkan sebuah yukata yang sedang dia coba. Yukata itu berwarna putih bersih. Bergambarkan bunga dan tanaman dengan goresan khas Jepang. Warna hijau, orange, merah, coklat, berbaur dengan manis di atas yukata itu. Tidak bisa menyangkal keindahan yukata itu, Abu menganggukkan kepalanya.

Tadinya Bella ingin membeli sepotong kimono cantik. Kimono itu dibuat dari sutera halus dan bergambar bunga dan air mengalir. Namun ternyata harganya ratusan ribu sampai jutaan yen. Untungnya ada kimono dari kain wol atau katun. Harganya hanya 10 ribu yen. Dihitung-hitung masih mahal juga. Akhirnya pilihan jatuh ke yukata dan kimono souvenir yang dijual di situ. Harganya lebuh murah sekitar 6 ribu yen.

Tempat shoppingnya terletak 15 menit dari hotel menggunakan bus. Tempatnya ada diantara beberapa bangunan rumah dan rumah makan. Bangunannya sendiri bertingkat tujuh. Tingkat satu barang-barang kerajinan besar seperti keramik, anyaman, dan sebagainya. Tingkat dua pernak-pernik kecil seperti hiasan meja, kokeshi, sandal dan sebagainya. Tingkat tiga pakaian-pakaian, seperti kaos, souvenir, kimono, yukata dan lain-lain. Tingkat empat mutiara. Tingkat lima berbagai macam benda keperluan kuil dan souvenir kuil. Tingkat enam tempat makanan dan penjualan berbagai snack Jepang.

(40)

melewati perutnya. Perutnya sekarang kosong kembali. Bella menunjukkan obi yang sedang dipilihkan untuknya sambil tertawa gembira. Abu menyarankan memelih obi sebaiknya dengan warna yang tabrakan dengan warna yukata. Bella pun juga memilihkan yukata buat Abu. Abu menghela napas panjang, sambil menarik dompet dari saku belakang celananya. Abu mengikuti Bella kea rah kasir.

Happy memandang benda-benda dalam rak itu dengan mata kepingin. Tapi dia ingat, perjalanannya masih panjang. Dia harus berhemat. Sejauh ini dia hanya membeli bebrapa pernak-pernik Jepang seharga masing-masing 300 yen. Oleh-oleh buat sahabat-sahabatnya. Satu buah bendera Jepang titipan aneh dari sepupunya. Satu boneka kayu untuk dirinya sendiri. Setelah itu, Happy mencoba menahan diri.

Ibam yang sedang berpapasan dengan Happy, bercerita-cerita tentang apa yang sudah mereka beli. Ibam membeli ikan-ikanan yang mbak Lita belikan untuk Justin. Namanya Koi no bori. Kata Mas Rian, ikan-ikanan itu buat tanda kesehatan anak cowok yang ada dirumah itu. Inam juga beli tirai noren yang katanya buat dipasang di pintu.

(41)

Happy yang ingin membeli juga, minta di temenin Ibam untuk ditunjukkan tempatnya. Mereka turun dengan bersemangat. Keasyikan berbicara tiba-tiba Happy melesat cepat ke lantai bawah. Sayangnya bukan sambil berlari, tapi jatuh terduduk, pantatnya menyentuh anak tangga langsung merosot turun sambil terantuk-antuk. Tas-tas belajaannya bertebaran. Tubuhnya baru berhenti di ujung anak tangga. Buru-buru Ibam berlari untuk memastikan Happy tidak cedera parah. Happy yang merasa tidak apa-apa mencoba berdiri. Pantatnya berasa sakit, begitu juga paha dan tanagn kanannya. Pasa sakit menyengat pantatnya. Tapi rasa malunya lebih besar dari pada rasa sakit itu sendiri. Pegawai toko menanyakannya dengan bahasa Jepang, “Daijoubu?Ittai?”. Merah wajah Happy karena malu. Rasa sakitnya ketutup sama rasa malu. Ibam mencoba membantu Happy berdiri. Happy gak membantah lagi. Pegawai toko tadi mengahampiri Happy sambil menyerahkan kantong-kantong belanjaannya. Mood-nya untuk membeli lonceng hilang sudah. Happy memandang belanjaannya itu dengan sedih.

(42)

menggendongnya, tapi Ade berontak. Indri yang ada disekitar mereka mencoba menggendong Ade, tapi kali ini ade tidak rewel. Diana mengeluarkan botol minuman dan memberika kepada Ade. Anak itu rupanya kehausan. Diteguknya air dibotol itu sampai isinya berleleran ke wajah dan bajunya.

Sezsy yang sedang memilih-milih kipas, agak kesal karena Radit merengek kelaparan. Sedangkan Akbar bergerak-gerak gak jelas. Kadang-kadang tubuhnya yang bergerak-gerak itu menabrak-nabrak Sezsy. Ternyata Akbar ingin ke toilet. Radit mencoba menanyakan dimana toilet dengan penjaga toko, dan Akbar mengikuti langkah Radit. Radit mengingatkan kalau kamar mandi cowok yang bertuliskan kanji, ada kotak-kotak dibawahnya dan yang menyilang itu untuk cewek.

Ternyata di WC itu tersedia beragam kloset. Ada yang duduk, ada yang jongkok. Yang jongkok itu bentuknya tidak umum seperti di Indonesia. Bentuknya sempit memanjang dan ada kuping dibagian belakangnya.

(43)

kayak pindang tongkol dan ikannya diparut. Rasanya enak sampai Akbar tambah satu porsi lagi.

Selesai makan mereka kembali ke hotel untuk beristirahat. Bella sendirian di kamar. Abu sekamar dengan Dudi, dua lantai di atasnya. Sewaktu Dudi nanya dia mau sekamar sama siapa, Bella balas Tanya, boleh gak sendirian. Untungnya, jumlah peserta memang ganjil. Akhirnya Bella ditempatkan sendirian di kmar single meskipun harus pisah lantai dengan yang lain.

Belum apa-apa Bella merindukan Abu. Beberapa jam terus-menerus bersama Abu membuat Bella merasa kehilangan saat berpisah baru sebentar. Dengan napas panjang, Bella menarik botol sabun cair dari tasnya. Beberapa langkah saja membuatnya berada di kamar mandi.

Dibukanya segel koset duduk. Di sebelah dudukan kloset terdapat panel yang memiliki tombol-tombol berwarna-warni. Dia tidak mau peduli dengan tombol-tombol itu. Dia langsung duduk di atas kloset, pipis. Namun, iseng-iseng dipencetnya sebuah tombol berwarna hijau muda. Dia merasa angin hangat menyembur dari dalam kloset. Kaget, untung dia tidak melonjak berdiri dan memeriksa lubang kloset. Ternyata tidak apa-apa, hanya semburan angin hangat tadi. Dipencet lagi tombol yang sama. Aliran udara hangat itu berhenti . Dia merasa mulai paham dan makin penasaran.

(44)

dipencetnya tombol berwarna pink yang ada gambar dua lengkukan setengah lingkaran. Tiba-tiba semburan keras air hangat muncrat, tapi kali ini lebih ke arah dadanya. Bella buru-buru duduk lagi di atas kloset.

Tombol pink dia pencet lagi. Kali ini semburan air terasa lebih keras dan mengarah ke pantatnya. Bella makin mengerti. Lalu dipencetnya lagi tombol hijau muda. Aliran udara hangat itu mengeringkan bagian tubuhnya yang tadi disemprot air. Tinggal satu tombol lagi yang Bella belum tahu kegunaannya. Tombol abu-abu.

Masih gak ngerti, Bella akhirnya nekat memencet tombol itu.

Toh gak berbahaya. Mana mungkin benda berbahaya disediakan

oleh hotel untuk para tamunya,’ bisiknya dalam hati.

Tidak terjadi apa-apa. Dipencetnya sekali lagi. Lampu indikator kecil di tombol itu mati. Dipencetnya sekali lagi, tetap tidak terjadi apa-apa. Bella tidak tahu, sebenarnya itu untuk menghangatkan dudukan kloset saat musim dingin. Bella lalu menyiram kloset dan mulai mandi. Tanpa mematikan tombol abu-abu.

(45)

Ternyata kegunaannya untuk menonton blue film. Reza yang mau memasukkan kepingan logam dihalang Ibam karena Ibam rasa masih blon larut malam. Baru selesai menutup mulut, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar mereka. Dudi yang memeriksa setiap kamar menanyakan apakah ada yang kuran sesuatu. Mereka bersyukur tidak jadi memasukkan kepingan koin itu.

Suri di kamarnya sibuk mengaduk-aduk isi tas traveling bagnya. Tapi tak juga menemukan apa yang dicarinya. Ayano yang menjadi teman sekamarnya mencoba menawarkan diri untuk membantu Suri apa yang sedang dicarinya. Suri menolak dengan halus karena ia menyadari kamera yang sudah dipersiapkannya tertinggal di rumah. Terbayang dibenaknya, jalan-jalan sejauh ini tidak ada foto yang tertinggal menjadi kenang-kenangan.

Ayano yang mengetahui hal itu menyarankan untuk membeli kamera sekali pakai. Kamera ini bisa menfoto panorama yang hasilnya jadi memanjang. Harganya pun hanya beda beberapa ratus yen dibandingkan harga film. Suri senang dengan tawaran tersebut, dan ia meminta di antarkan membeli kamera selesai berberes-beres dalam kamera.

(46)

Selesai berberes, mereka siap-siap turun ke lobi untuk melanjutkan jalan-jalan. Ayano menemani Riri membeli kamera, kemudian mereka pergi makan malam. Sewaktu di front ofifice Ayano bercerita tentang cara mandi orang Jepang. Ofuro di malam hari bisa membuat tubuh segar dan aliran darah lancar. Berendam beberapa menit. Tapi jangan lebih dari 15 menit. Awalnya mungkin terasa panas, lama-lama akan terasa enak. Biasanya sebelum mandi bersih-bersih dulu. Pakai sabun lalu bilas. Baru setelah itu masuk kedalam bak berisi air panas. Dalam keluarga, isi bak tidak dibuang, tapi dipakai lagi oleh keluarga yang lainnya. Air tetap terjaga panasnya. Untuk airnya sendiri diatas 30 derajat celcius. Kalau yang ditempat umum harus bersiap untuk telanjang, tapi perempuan dan laki-laki tetap dipisah. Dan tidak boleh mencuci baju. Mereka tertarik ingin mencoba, terutama Sezsy yang merasa rugi jika tak mencobanya. Pintu lift terbuka, dan rombongan terakhir sudah turun ke lobi buat makan malam.

Sekeluarnya dari lift, terlihat pemandangan yang sangat unik. Meja dan kursinya berbentuk hewan-hewan laut. Ada meja kepiting, meja berbentuk cumi-cumi, dan kursi-kursi berbentuk cangkak kerang. Meskipun bernuansa laut, Dudi menerangkan bahwa restoran ini bukan khusu sea food. Ini restoran shabu-shabu dan yakiniku. Persis seperti di Indonesia. Hanya saja tidak all you can eat.

(47)

berisi tiram yang luar biasa besar. Lebar cangkaknya melebihi ujung mangkuk ceper. Cangkangnya terbuka lebar memperlihatkan daging yang gemuk seukuran dua jempol tangan orang dewasa. Tiram itu mentah. Diana yakin itu. Diangkatnya cangkang kerang itu dengan hati-hati. Diciumnya sedikit Bau kerang mentah meruak ke hidungnya. Dia memandang kerang tersebut sambil berfikir apakah akan dimakan atau tidak. Dudi berdiri menjelaskan kalau kerang tersebut cukup mahal sekalipun di Jepang dan cara memakan kerang tersebut dengan sumpit kemudian langsung ditelan tanpa dikunyah.

Diana menggerutu dalam hatinya karena dia sangat susah sekali untuk memasukkannya saja ke dalam mulutnya. Ia berfikir bagaimana cara yang paling aman dalam menyantap makanan ini. Dikunyah dan mungkin merasakan anyirnya tiram mentah, atau menelannya begitu saja tanpa dikunyah dengan susah payah. Atau tidak memakannya sama sekali. Dilirknya Ayano yang mengunyah tiram dengan nikmatnya dan Indri dengan tenang memakan kerangnya sedangkan didepannya pasangan Lita dan Rian yang memutuskan untuk tidak memberikan kerang kepada anak-anaknya dan memutuskan untuk menghabiskannya sendiri. Tapi sepertinya Justin tidak sependapat dengan orangtuanya. Dia bertanya –tanya terus kenapa ibu mengambil jatah kerangnya.

(48)

Sejam kemudian, seriap orang terlihat berhenti memasak atau memakan sesuatu. Para pegawai restoran mengangkat piring dan mangkuk kotor lalu membagi-bagikan puding dan buah. Potongan kiwi,

sakuranbo(ceri), potongan apel, peach, dan stoberi berukuran besar

ditempatkan dalam satu piring yang dibagi-bagikan kepada setiap orang. Puding caramel menemani hidangan penuh lagi. Sepertinya porsi makanan orang Jepang sangat banyak. Kelihatannya sedikit-sedikit tapi sering.

Diana mengambil sendokan terakhir pudingnya dan meneguk minumannya. Ocha(the hijau) itu pahit dan terasa sedikit anyir untuk lidahnya. Konon salah satu yang membuat orang Jepang langsing dan panjang umur adalah teh ini. Setelah mencecap lidahnya, sisa the di lidahnya berubah manis. Selesai makan mereka langsung ke hotel untuk istirahat melanjutkan perjalanan esok hari dan sebelumnya mereka harus makan dengan 4000 yen perorangnya. Cukup mahal untuk masyarakat Indonesia.

(49)

Reza yang sudah sejam turun ke bawah, asyik melihat Riri makan roti berpotongan tebal dengan scramble egg yang dimasak bersama sosis. Riri makan dengan lahapnya. Muka Riri memerah karena Reza senang melihat cewek yang makan tanpa rasa malu. Dan untuk kedua kalinya muka Riri memerah karena Reza yang seorang artis mau memakan sosisnya yang tinggal dua bekas Riri dengan garpu yang di pakai Riri menunjukkan keakraban. Riri agak jengkel sedikit, tapi langsung bersemangat lagi untuk keliling Kyoto.

Cara makan Riri lucu banget, membuat Reza suka melihatnya. Ia mencoba segala makanan tanpa malu-malu. Bergaul dengan banyak artis yang selalu menjaga penampilan dan makan sesedikit mungkin, membuat Reza selalu kagok mengajak mereka makan. Sekarang dia melihat seorang cewek yang mau makan segala, tetapi tubuhnya tetap langsing.

Saat di bus Reza memutuskan duduk bersebelahan dengan Riri yang sebelumnya duduk dengan Rizki. Dalam hati Riri kegirangan, bayangin jutaan orang di Indonesia pengen banget dapat tanda tangan atau foto bareng sama Reza. Sementara dia, Reza sendiri yang menghampirinya. Riri pun tiba-tiba menjadi cewek pendiam selama di bus. Reza yang menyadari perubahan sifat Riri mulai menegur Riri dan mengajaknya bicara. Hari ini mereka akan mengunjungi Fushimi, Sanjusan, Yasaka, Gion, menara Kyoto dan Heian.

(50)

Dibukanya lagi buku perjalanan. Kuil Fushimi Inari. Kata Ayano di penjelasannya tadi, ini adalah kuil Dewa Rubah. Enggak heran begitu banyak patung rubah di kuil ini. Patung itu dibuat dalam berbagai pose dan tiap rubah menggigit benda yang berbeda-beda di mulutnya. Beberapa Rubah diberi semacam serbet di lehernya.

Sezsy memeperhatikan Akbar dan Radit yang sedang berjalan bersama Rizki dan tiga orang cowok lainya yaitu Fajar, Sandy, dan Ferari. Mereka tampak menikmati Susana kuil yang penuh dengan pohon-pohon ini.

Suasana mistis kuil ini makin berasa saat rombongan melewati gapura berwarna merah. Gapura yang disebut Torii ini berderet-deret berdekatan dan jumlahnya banyaaaaaak sekali, jadinya seperti trowongan. Cahaya matahari pagi yang hangat terlihat samar-samar terhalang gapura yang berjejer itu. Sezsy bertekad menghitung jumlah gapura itu.

(51)

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke Sanjusan. Sanjusangendo adalah kuil yang berbentuk panjang dan sempit. Ini dalah bangunan kayu terpanjang didunia. Panjangnya sekitar 125 meter. Nama kuil ini diambil dari kata tiga puluh tiga atau san ju san. Gendo adalah ceruk di antara pilar. Di dalamnya akan melihat patung-patung dewa dan Amaterasu O Mi Kami. Di dalam suasana Remang-remang. Namun, udara panas di luar tidak masuk ke dalam bangunan kayu ini. Rian kagum juga saat mendengar keterangan Ayano bahwa patung-patung di ruangan ini berjumlah 1001 buah. Patung-patung di dalamnya bercat keemasan yang sangat banyak. Ada patung Dewi yang bertangan banyak, masing-masing tangan memegang benda. Patung-patung ini dibangun sejak tahun 1164 dan masih terus kokoh berdiri.

Lalu, mereka melewati sekat ruangan dan kali ini berisikan patung bermacam-macam. Ada patung raksasa menyeringai membawa karung, yang katanya itu patung dewa angin. Jika tangann yang memegang ujung karung terbuka sedikit akan keluar angin sepoi-sepoi. Jika tangan itu melepas ujung karung, angin yang keluar akan berupa topan badai.

Di paling atas jajaran patung itu ada satu patung yang berdiri sendiri, palinga tas dan paling anggun. Ayano menerangkan bahwa itulah Amaterasu, dewi dari segala dewa di agama Shinto. Patung itu berkepala banyak memandang kesegala arah. Tangannya yang berjumlah lebih dari dua juga terlihat sibk memegang berbagai macam benda.

(52)

peserta yang masih remaja terlihat mengikuti gerakan Ayano tapi hanya iseng.

Di luar, cuaca cerah menyenangkan. Pohon-pohon ynag rindang membuat suasana jadi teduh. Di situ ada beberapa kios yang menjual pernak-pernik kuil. Beberapa pohon terlihat digantungi gulungan kertas-kertas. Kertas-kertas tersebut berupa ramalan. Jika buruk, ramalan itu digantung di pohon dan berdoa agar tidak terjadi. Makanya, pohon-pohon di sekitar kios penuh berisi kertas-kertas gulungan kecil.

Mereka lanjutkan perjalan ke Gion. Di perjalanan mereka melewati pagoda Yasaka yang memiliki tinggi 46 meter. Ayano yang menerangkat tentang pagoda ini sempat menahan tawa karna serentak semua wajah penasaran melongokkan kepala mereka kea rah jendela sebelah kanan.

Jepang sering sekali kena gempa, tapi bangunan tinggi semacam pagoda bisa bertahan. Itu karena pagoda memiliki sumbu yang sisanya mencuat kepuncak seperti penangkal petir yang ada di Gedung Sate Bandung. Sumbu tersebut mencuat dari dasar bangunan sebagi pondasinya.

(53)

bisa macam-macam seperti sayap ayam, daging, tulang rawan, cabe hijau, paprika, hati, telur ayam setengah jadi dan lain-lain. Rasanya seperti makan sate tapi bumbunya kerasa Jepang banget.

Selesai makan mereka mengejar sore untuk datang ketempat selanjutnya walaupun yang lain mulai malas dan lelah karena cuaca yang cukup panas. Mereka naik ke bus dan melanjutkan perjalanan, tak jauh dari sana mereka sampai di Kuil Heian. Sebuah kuil berwarna cerah, Dinding dan tiangnya dicar merah cerah dan atapnya hijau. Di sekelilingnya terdapat tanaman luas. Shrine Garden ini kabarnya 30 ribu meter persegi. Pohon-pohon di tanaman itu ditata seperti bonsai ukuran besar. Bella yang dibelikan koin souvenir kuil Heian di tanya Bella apa yang mereka pegang. Tapi Bella tak menjawab karena Abu salah memencet tombol dan membuat tulisan yang di koin itu salah mencetak nama menjadi Bella-Kiyoito. Bella yang minta di buatkan lagi tidak di kasih Abu karena mahal.

Sementara itu rombongan Adit, Akbar, Rizki Ferari,Fajar, dan Sandy sudah sampai di dalam deluan. Di dalam kuil Heian banyak terdapat capung yang beraneka warna. Mereka juga sempat dihampiri tiga orang Jepang. Bahasa Jepang Radit di uji lagi dengan kedatangan mereka. Masing-masing nama mereka adalah Hiroaki, Tetsu dan Ken. Mereka juga sempat mengabadikan perkenalan mereka dengan berfoto bersama. Hiroaki juga sempat mengajarkan mereka lagu tentang capung merah atau

(54)

Sambil menepis capung yang terbang dekat hidungnya, Dudi menghitung sekali lagi. Kurang sebelas orang. Taman yang luas embuat rombongan terpecah-pecah. Wajar saja, karena Dudi selalu mengalami hal tersebut. Dudi melirik arlojinya. Dua puluh menit lagi kuil itu tutup. Dia bersandar di gerbang kayu kokoh sambil memandang ke jalanan taman itu.

Ayano terlihat mengipas-ngipas tubuhnya dengan buku tulis yang dia bawa. Dudi memndangnya saying. Teringat sesuatu, Dudi menghampiri Ayano. Dudi memberikan titipan Ayano berupa bordiran tasik. Ayano malu-malu. Tangannya memukul lengan Dudi lembut. Dudi ingin memeluk Ayano. Sejak bertemu tiga tahun lalu sebagai pemandu tur, benih cinta tumbuh di antara mereka. Namun di depan peserta tur, mereka harus menunjukan keprofesionalannya.

Tahun lalu Ayano pernah datang ke Indonesia dan menginap di rumah Dudi. Seluruh keluarga Dudi langsung jatuh cinta sama cewek Jepang ini. Ayano pun sudah merasa nyaman di antara keluarga Dudi.

Tak sampai tiga menit kemudian satu persatu peserta tur yang lain datang. Sore makin turun dan capung-capung yang berterbangan makin banyak. Mereka menyuruh peserta yang baru datang naik ke bus yang ber-AC. Didalam bus Dudi membagikan botol minum.

(55)

mengatakan kalau dia berharap anak mereka berdua tidak sebandel ini dalam bahasa Jepang. Ayano yang mendengarkan ucapan Dudi tiba-tiba menunjukkan ekspresi malu dan wajahnya memerah.

Pagi harinya Diana dan Indri sudah keluyuran deluan keluar dari hotel tapi mereka terjebak hujan, padahal 10 menit lagi mereka berangkat. Sampai akhirnya ada seorang bapak-bapak pemilik toko menarik Indri menunjukkan ada paying yang di jual dengan harga 500 yen. Mereka merasa di bantu akhirnya mengucapkan terima kasih dengan membungkukkan badan, si bapak membalas karena merasa yang lebih muda Indri ingin membungkuk lagi tapi dia teringat bapak itu akan membalas bungkukannya lagi, dan di urungkan niatnya tersebut. Payung-payung tersebut bening tembus pandang. Mereka membeli banyak paying dan mendapat potongan harga 100 yen perpayung. Orang-orang di lobi hotel sudah menunggu. Untungnya tidak ada yang mengomel dengan keterlambatan mereka kerena payunh mereka lebih menarik perhatian.

(56)

Ayano mengaja ke sebuah taman kering. Taman batu bergaya

kare-sansui atau taman kering. Tanaman ini terkenal di seluruh dunia sebagai

ekspresi dari aliran Zen. Bisa melihat di dalam taman ini ada 15 batu besar yang diletakkan berserakan di tengah-tengah kerikil kecil. Tanaman ini luasnya 25 meter kali 10 meter.

Andre melihat kerikil kecil yang berserakan di taman ini seperti digaruk dengan membentuk pola-pola tertentu. Lalu dia menghitung gundukan batu yang menurut Ayano ada 15 buah. Tapi hasilnya lagi. Kali ini hasilnya 12. Kononnya, jumlah batu itu akan berbeda-beda jika dihitung dari sudut yang berbeda.

Beberapa orang iseng-iseng menghitung batu-batu itu dari beberapa tempat yang berbeda. Dari samping kiri, dari bagian tengah, mundur sedikit, ke ujung kanan, dan benar, hasil hitungannya beda.

Tangan Abu penuh dengan tiga kantong belanjaan. Semuanya milik Bella. Di dalam hatinya Abu merasa belum jadi pacar sudah mau nyuruh-nyuruh. Tapi sebagai gentlemen sejati, Abu gak tega melihat Bella membawa sendiri belanjaannya.

(57)

Selanjutnya mereka naik ke bus melanjutkan perjalan ke Kinkaki-ji. Ini adalah kuil yang istimewa. Namanya kuil Paviliun Emas. Kuil ini didirikan oleh shougun Muromachi pada tahun 1300-an.Ada juga kuil Zen yang dikelilingi kolam. Kuilnya tidak besar dan hanya 3 tingkat. Yang menarik dari kuil ini adalah dinding luar tingkat dua dan tingkat tiganya dilapisi lembaran emas. Bella berkata gak penting ingin mempunyai satu ruangan yang berlapiskan emas juga.

Sebagaian orang melihat jam tangan mereka dan rombongan bergerak memasuki gerbang. Kali ini yang mereka masuki bukan kuil, tapi Nijo Castle alias Puri Nijo. Ini adalah tempat tinggal shogun saat pemerintahan Jepang pindah dari Tokyo ke Kyoto. Bangunan ini dibangun tahun 1603 oleh Shogun Tokugawa Ieyasu dan ditinggalin sampai shogun terakhir, Tokugawa Yoshinobu ngebalikin kekuasaan ke kaisar.

Hampir sama dengan kuil-kuil yang sudah dikunjungi, puri ini juga dikelilingi hutan. Bagian luar dinding kokohnya dikelilingi oleh sungai. Beberapa bangunan tersebar di tanah yang luas dan tidak terlihat ujungnya ini.

(58)

patung-patung liin seukuran manusia yang sedang duduk rapi. Di depan mereka ada panggung indah dan tampak agung. Itulah sang Shogun. Beberapa senti di belakangnya duduk dua perempuan yang memakai kimono tak kalah indahnya. Di antara para pria itu ada beberapa yang bersikap siaga dan memegang pedang. Sebagian sedang memandang ke arah shogun, sebagian lagi sedang menunduk memberi salam. Itu adalah para daimyo atau penguasa daerah yang sedang menghadap Shogun dan ada juga sebagian sebagai pengawal Shogun. Dibalik dinding-dinding ada ruangan kosong berisi ninja-ninja yang siap menyerang jika ada tamu yang membahayakan Shogun.

Rombongan terus berjalan di lantai yang bercicit-cicit saat diinjak. Mereka melalui ruangan lagi yang menampilkna diorama yang berbeda. Jalan itu memutar, dan mereka sampai ke pintu masuk, tempat sepatu mereka berjejer di raknya.

Reza membantu Riri berdiri setelah memakai sepatu. Tangannya tidak mau melepas tangan Riri. Sepertinya cewek itu juga enggak berniat menepis tangan Reza. Dengan langkah riang, Reza menggamit Riri berjalan menyusuri taman di luar bangunan utama tadi. Disana ad juga bangunan kecil tempat upacara minum the atau Cha-seki. Biasanya tanu yang datang ditempatkan di sana dan tuan rumah mendatanginya.

(59)

penah dia lihat. Yang paling menarik adalah sebuah pohon berdaun seperti tangan bayi yaitu daun momiji.

Riri yang menyandarkan tubuhnya ke tiang pondok di temani Reza untuk istirahat. Karena kaki mereka sama-sama pegal. Tadinya mereka bersama Ibam, tapi ditinggal pergi deluan menyusul rombangan yang lain. Reza sempat mengabadikan kebersamaan mereka berdua dengan foto bareng.

Abu yang masih jalan berdua dengan Bella dibuat kesal karena sifat manjanya. Mau gak mau Abu foto berdua dengan Bella karena Happy yang mengambilnya sewaktu ia lewat menghampiri mereka. Bella sedikit kaget ketika tiba-tiba Abu memintanya memfotonya berdua dengan Happy. Bella yang cerdik mengajak temannya yang lain ikut berfoto. Dia agak sedikit bete ketika dilihat hasil fotonya Abu memeluk bahu Happy dan Riri di kanan kirinya.

Bella pun tidak mau kalah ia menarik Andre untuk foto bareng dan Sezsy yang mengabadikannya. Sezsy yang melihat calon pasangan baru Reza dan Riri, menggoda mereka berdua untuk bisa difoto berdua. Rizki yang ikut menggoda mereka, bersuit nyaring yang disambut tawa orang-orang. Riri mengajak mereka jalan lagi untuk mengalihkan perhatian. Semua berjalan bergerombol menyusuri jalanan setapak di Puri Nijo.

(60)

Sekumpulan orang Jepang sedang bekerja mengangkut-angkut entah apa. Sebagian di film-film Jepang kuno. Ada beberapa yang berpakaian seperti penjaga berjalan hilir mudik dengan pedangnya yang panjang. Sebagian sedang mengawasi orang-orang yangs sedang bekerja dengan muka garang.

Beberapa anak kecil memakai kimono sutera indah sedang bermain bola. Penjaganya dua cewek yang juga memakai kimono yang indah tapi terlihat tidak dari sutera.

Akbar merasa sedang berada di dunia lain. Sepertinya gara-gara tadi terpeleset dan kepalanya terbentur dengan keras. Karena Akbar sedang berjalan sendiri ke pojokan gudang beras ini, tidak ada yang dating menolong. Dan sepertinya, dia sempat pingsan. Arlojinya tidak bergerak. Yang tidak dia ingat, dia melihat sebuah patung unik di ujung sebuah bangunan. Bangunan yang menutut Ayano adalah gudang beras. Saat mendekati patung itu, Akbar terpeleset dan jatuh ke dalam sebuah lubang kecil di samping patung.

Saat berhasil merangkak keluar, dia melihat hal-hal ajaib. Patung-patung lilin yang tadi diam tak bergerak sekarang berubah hidup jadi manusia. Pakaian-pakainnya sama sih. Akbar mengucek-ucek matanya. Pemandangnnya tidak berubah.

(61)

Wajahnya yang masih muda terlihat bulat kekanakan. Cewek itu umurnya sekitar 15 tahun dan sepertinya pengasuh anak-anak yangs sedang bermain. Matanya memandang Akbar dari jung kepala dan kembali ke sepatu ketsnya. Di mata cewek itu , pakaian dan sepatu Akbar aneh. Begitu juga arloji di tangannya. Belum lagi potongan rambut pendeknya. Yang paling menakutkan buat cewek itu, dia belum pernah melihat wajah Akbar.

Sebelum dicegah, cewek itu membalikkan badan dan berlari sambil berteriak-teriak,”Shinobi, shinobi!”(mata-mata, mata-mata!). Tanpa memberikan kesempatan buat Akbar untuk berpikir, dia sudah dikelilingi penjaga bersenjata tombak dan pedang.

Dalam kegelapan, dirasakannya tubuhnya di dorong kesebuah ruangan dan pintunya dibanting dengan keras, beberapa tangan menggerayangi tubuhnya. Suara gumaman memenuhi telinganya.

Akbar berteriak meminta tolong memanggil nama siapa saja yang ia kenal. Tangannya mulai terasa sakit menggedor-gedor pintu kokoh itu. Dia memanggil orang-orang yang diingatnya, satu per satu.

(62)

kondisi tarik- menarik itulah, dia baru melihat ada beberapa oaring pria lagi di dalam ruangan itu. Sebelum melihat jelas pintu sudah menutup. Tubuh Akbar gemetar hebat. Sering sekali terjadi pembicaraan serius tapi Akbar sekalipun tidak mengerti apa yang mereka bahas. Pria-pria itu persis seperti di film-film Jepang.

Sedikit lega di hatinya ketika pria itu tertawa dan memeluk Akbar. Dia digiring kesebuah bangunan tua. Orang-orang yang melihatnya digiring memandangnya penuh minat. Termasuk anak cewek yang memergokinya pertama kali. Akbar tidak melihat satupun rombongan tur. Alih-alih berfikir kalau ini adalah salah satu pertunjukan seri di Puri Nijo tapi ia berfikir itu tidak masuk akal. Sepertinya saat terpeleset tadi dia masuk ke lorong waktu ke masa lalu, ke masa shogun masih berkuasa.

Akbar mencoba mengingat-ngingat bahasa Jepang yang pernah diucapkan Radit. Tapi dia hanya mengingat “Toire wa doko desuka?”( WC dimana ya?). Merasa tidak pas menanyakan itu. Satu lagi yang ia ingat, “Buta niku marukiri (Apa saja, kecuali daging babi). Tapi ia lupa artinya apa.

(63)

menjelaskan siapa dirinya dengan bahasa inggris. Si kakek yang sudah mengerti menjelaskan dengan yang lain dengan bahasa Jepang.

Keheningan di dalamnya tiba-tiba pecah ketika jam alaram di tangan Akbar bunyi. Semua berdiri sambil mengeluarkan samurai. Setelah di jelaskan mereka memasukkan kembali samurai dan duduk. Akbar makin yakin kalau ia tersedot ke dalam lorong waktu di zaman shogun sewaktu tempat ini belum menjadi tempat objek wisata. Pria itu pun merasa kalau Akbar datang dari zaman tahun 2006. Mereka banyak bercerita. Sang shogun terlihat senang bisa mengerti ucapan Akbar. Akhirnya Akbar di antar kesebuah ruangan kosong yang lantainya beraskan tatami. Kali ini dia merasa sendiri lagi. Waktu 10 menit untuk berfikir ia memutuskan untuk keluar dan kali ini tak ada yang melarangnya. Ia berkeliling sampai akhirnya ia menemukan gudang berasnya. Ia melihat patung batu yang membuatnya tertarik dan ditempat itu dia terjatuh. Dia bergerak di seputaran lobang itu, namun tidak terjadi apa-apa. Loncat sana-sini tapi sama saja. Dia mencoba menaiki patung itu dan menariknya. Tubuhnya terpelanting ke belakang. Sikunya membentur keras ke wajah anak itu. Darah segar terlihat mengalir dari balik katupan tangannya.

(64)

matanya pelan-pelan. Di lihatnya orang-orang yang ia kenal. Ferari menjelaskan kalau ia jatuh, dan mereka tertawai tapi ia tak muncul-muncul. Mereka berfikir kalau Akbar sedang melamun. Dia diam saja dan merasa linglung.

Esok harinya mereka melakukan perjalan ke taman Studio Kyoto. Studio ini milik PT.Toei, kurang lebih sama lah dengan Universal Studio di Australia atau Dynasti Sung Village yang ada di Hong Kong. Itu tempat orang buat film lengkap dengan berbagai setting kota tiga dimensi. Kesamaan Taman Studio Kyoto dengan Dynasti Sung Village adalah suasana zaman dulunya kerasa banget.

Di beberapa tempat, ada bagian yang dilarang dimasuki karena ada syuting. Tapi para pengunjung boleh nonton dari jarak agak jauh dengan syarat tidak boleh berisik atau nekat lari-lari di depan kamera. Apalagi sampai minta tanda tangan atau foto bareng sama artis yang lagi berakting.

Sezsy celingak-celinguk mencari adiknya, apalagi dia semakin cemas setelah kejadian adiknya yang terperosok ke dalam lubang di Puri Nijo. Ia pun merasa adik dan sepupunya tidak boleh jauh-jauh darinya karena mereka tanggung jawabnya. Sambil mencari-cari adiknya, Sezsy melihat suasana Jepang kuno berasa banget di sini. Lebih terasa dari pada di kuil atau puri yang sebelumnya dikunjungi. Sezsy berfikir, apa film Oshin juga syuting disini.

(65)

sepupunya sudah berganti pakaian ninja. Bangunan itu ternyata tempat penyewaan baju serba Jepang kemudian mereka bisa berfoto-foto.

Pulang dari sana mereka siap-siap untuk makan malam. Bella yang sudah ada dikamar meneliti kimono katun yang dibeliya beberapa hari lalu. Benda itu dibeberkannya di atas tempat tidur. Tubuhnya terasa lelah setelah seharian berjalan. Dia menghembuskan nafas puas dengan pilihan kimononya.

Tempat makan kali ini khusus mie ramen. Restoran kecil dengan meja lesehan dan disamping panggung tempat duduk ada rak buku berisi beragam komik yang tebal dan besar seperti buku telepon. Bella mengambil tempat duduk disebelah Abu, Abu tidak menghindar tapi mereka hamper tak sama sekali berbicara.

Tak lama mie datang, Bella kaget. Setiap porsinya begitu besar. Bella yang bisa makan banyak mengeluh ke Abu, dan Abu menawarkan untuk berbagi dengan yang lain. Tapi karena Bella merasa jijik mienya sudah diaduk dengan teman berbaginya, ia pun meminta kembali untuk satu porsi saja. Abu menawarkan ramennya yang belum disentuh sama sekali untuk Bella. Bella pun menerimanya dengan hati galau. Sedangkan Riri dan Sezsy terlihat bertahan dengan mangkuk besarnya. Tapi Happy dan satu orang cewek saling berbagi ramen.

(66)

anak-anak. Bella sedikit kesal di acuhkan Abu. Dia melirik Justin dengan pandangan benci dan anak yang dipandang tidak sadar sama sekali.

Selesai makan mereka kembali ke kamar masing-masing. Tapi sebagian memilih keluyuran malam-malam karena hari terkhir di Kyoto. Happy yang baru selesai teleponan dengan mamanya di kejutkan dengan wajah Abu yang tiba-tiba sudah ada di belakang pintu boks telepon. Happy agak sedikit canggung bertemu dengan Abu. Karena dia merasa Abu itu adalah pasangannya Bella. Tapi Abu malah berfikir lain, ia mengajak Happy jalan-jalan. Happy pun tersipu malau sampai membuat mukanya berubah warna menjadi merah tapi untungnya pada say itu tidak sedang berdiri di bawah lampu jalan, jadi Abu tak melihat perubahan wajah Happy.

Mereka berdua pergi memasuki tempat pachinko (judi). Di dalamnya juga ada tempat bermain game, mereka lebih memilih itu untuk menyempurnkan kebersamaan mereka. Abu banyak memenangkan hadiah boneka Totoro, jam meja kecil, ikat rambut bergambar tengkorak, arloji cincin dan sebuah katana mungil yang ternyata sebuah penjepit dasi. Abu memberikan semua itu ke Happy, ia pun menerimanya dengan senang. Abu mengambil ikat rambut itu dan mengikatnya ke rambut Happy. Perut Happy bergetar aneh, jantungnya berdegup lebih keras dari biasanya. Ada perasaan hangat menjalar ke tengkuknya saat Abu memakaikan ikat rambut di kepalanya.

(67)

memandang Abu dan Happy bergantian. Sambil mengajak reza berjalan kembali, Riri melemparkan seulas senyum penuh arti kepada Happy.

Esok harinya mereka siap-siap untuk check-out dari hotel melanjutkan perjalanan ke daerah lain. Di perjalanan mereka sempat mampir ke Hamamatsu, relaksasi sebentar sambil main laying-layang. Ayano sangat bersemangat sekali karena Hamamatsu dekat dengan tempat tinggalnya di daerah Toyoda. Di Toyoda mereka menginapdi wisma milik keluarga Ayano. Udara pagi di Toyoda terasa segar sekalipun di musim panas. Toyoda yang jadi bagian kecil di pinggiran Hamamatsu sepertinya enggak terlalu terkenal dibandingkan Kobe, Yokohma, Hiroshima, Tokyo, Nagasaki atau Kyoto. Padahal Hamamatsu sering dibilang kota pertengahan karena konon kota ini ada ditengah-tengaj Jepang. Kota ini dikenal dengan kota Industri besar di Jepang. Kota modern ini penduduknya enggak terlalu banyak, sekitar 500 ribu lebih dikit. Meskipun begitu, kota ini masih penuh dengan sawah, hutan dan ikan. Salah satunya ikan ayu. The hijau banyak ditanam disini dan belut adalah ciri khas Hamamatsu.

(68)

dimana WC kepada bapak itu. WC itu ada di depan sebuah taman. Jaraknya sekitar duapuluh langkah dari posisi mereka. Adit agak malu karena WC yang ia cari tak jauh darinya. Ia berterima kasih terlebih dahu dan langsung menuju WC itu. Dia sudah tak perduli rombongan tidak terkejar. Yang penting tahu alamat tempat tinggalnya.

Referensi

Dokumen terkait