• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ADVERSITY QUOTIENT PADA WIRAUSAHAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ADVERSITY QUOTIENT PADA WIRAUSAHAWAN"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

ADVERSITY

QUOTIENT

PADA WIRAUSAHAWAN

SKRIPSI

Oleh:

Denis Arianti Iskandar Putri 201210230311319

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

ADVERSITY

QUOTIENT

PADA WIRAUSAHAWAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh:

Denis Arianti Iskandar Putri 201210230311319

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Skripsi : Hubungan antara dukungan sosial denganAdversity Quotient pada wirausahawan

2. Nama Peneliti : Denis Arianti Iskandar Putri 3. NIM : 201210230311319

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 10 Maret - 30 Maret

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 30 April 2016 Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dr. Nida Hasanati, M.Si.

Anggota Penguji : 1. Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si. 2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si. 3. Ari Firmanto, S.Psi., M.Si.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nida Hasanati, M.Si. Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si.

Malang, Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(4)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Denis Arianti Iskandar Putri

NIM : 201210230311319

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:

Hubungan Antara Dukungan Sosial denganAdversity Quotientpada Wirausahawan 1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam

bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak

bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 21 April 2016

Mengetahui,

Ketua Program Studi Yang menyatakan

Materai Rp 6000

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “HubunganAntara Dukungan Sosial denganAdversity QuotientPada Wirausahawan” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagaiuswatun hasanahyang baik bagi umatnya.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti telah mendapatkan banyak bantuan yang bermanfaat dan berdampak positif dari banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya diantaranya kepada: 1. Dra. Tri Dayakisni, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Dr. Nida Hasanati, M.Si dan Muhammad Shohib, S.Psi., M.Si., selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan yang bermanfaat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ari Firmanto, S.Psi., M.Si., selaku dosen wali yang telah memberikan arahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu tersayang, Iskandar dan Munasih yang telah memberikan do’a-do’anya selama ini untuk penulis dan kelancaran finansialnya, serta kakakku Ebim Iskandar. 5. Kepada semua responden yang telah menyempatkan waktunya mengisi intrumen

penelitian, semoga menjadi wirausahawan yang sukses dan usahanya senantiasa diberi kelancaran dan keberkahan oleh Allah SWT.

6. Kepada teman-teman yang telah membantu penulis, Diyah Fatwati,Mas Riris Fifantoro, Nurul Jannah, Ichi, Dita, Mbak Zora, Mbak Fitri, Mas Agin, Mas Toni, Mas Agung (UMMSouvenir), Ayn, Pipit, Balqis, Rifqi, Khanza, Nabila, Faza, Mifta, dll.

7. Komunitas Oges Katok.

8. Keluarga UPT. Bimbingan & Konseling UMM.

9. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang selama ini telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran, penulis butuhkan untuk memperbaki karya ini. Meski demikian, penulis berharap semogai ini dapat memberikan manfaat kepada peneliti dan pembaca.

Malang, 19 April 2016 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN... i

SURAT PERNYATAAN... ii

KATA PENGANTAR ...iiii

DAFTARISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

JUDUL PENELITIAN ... 1

IDENTITAS PENELITI ... 1

INTISARI... 1

PENDAHULUAN... 1

ADVERSITY QUOTIENT... 4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIADVERSITY QUOTIENT... 5

DUKUNGAN SOSIAL... 6

DUKUNGAN SOSIAL DANADVERSITY QUOTIENT... 7

HIPOTESIS ... 9

METODOLOGI PENELITIAN ... 10

HASIL PENELITIAN... 11

DISKUSI ... 13

SIMPULAN DAN IMPILKASI... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian... 11

Tabel 2. Rata-rata Dukungan Sosial danAdversity Quotient... 12

Tabel 3. HasilT-ScoreDukungan Sosial... 12

Tabel 4. Hasil T-Score Adversity Quotient... 12

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SkalaTryoutDukungan Sosial danAdversity Quotient... 20

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas Skala Dukungan Sosial ... 26

Lampiran 3Skala Dukungan Sosial danAdversity Quotient... 29

Lampiran 4BlueprintSkala Dukungan Sosial danAdversity Quotient... 34

Lampiran 5Input Data SkalaAdversity QuotientDanDukungan Sosial... 35

(9)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

ADVERSITY

QUOTIENT

PADA WIRAUSAHAWAN

Denis Arianti Iskandar Putri

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang dns.arianti@gmail.com

Adversity Quotient adalah kemampuan menyelesaikan dan bertahan terhadap masalah.Adversity Quotient penting dimiliki wirausahawan karena seorang wirausahawan rentan menghadapi permasalahan usaha dan berpotensi menjadi kelemahan wirausahawan.Sebab itu, dukungan sosial dibutuhkan oleh wirausahawan untuk meningkatkan Adversity Quotient wirausahawan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial denganAdversity Quotient pada wirausahawan.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dan teknik pengambilan data menggunakan quota sampling.Subjek penelitian adalah wirausahawan di Kota Malang yang berjumlah 119 subjek.Instrumen penelitian mengunakan skala dukungan sosial berdasarkan teori dukungan sosial oleh Sarafino dan skala Adversity Quotient berdasarkan teori Adversity Quotient oleh Stoltz.Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment.Hasil penelitian menunjukkan bahwar= 0,602 dan p = 0,000 (p< 0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan positif antara dukungan sosial dengan Adversity Quotient. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima wirausahawan maka semakin tinggi pulaAdversity Quotientpada wirausahawan. Kata kunci:Adversity Quotient, dukungan sosial, wirausahawan

Adversity Quotient is the ability to accomplish and endure the problems. Adversity Quotient important to have by an entrepreneur because as an entrepreneur is vulnerable to face any kind of problems and it is potentially a weakness of entrepreneurs. Therefore, the social support needed to improve the Adversity Quotient of entrepreneurs. This study aims to determine the relationship between social support and Adversity Quotient on entrepreneurs. This research is a quantitative correlation and data retrieval technique using quota sampling. The subject were entrepreneurs in Malang and the totaling they are 119 subjects. This reasearch instrumentused by this study are theory social support scale based on theory of social support by Sarafino, and scaleAdversity Quotientbuilt on Adversity Quotient by Stoltz. The analysis technique used by this study is the Pearson Product Moment Correlation. The results showed that r = 0.602 and p = 0.000 (p <0.05), which means there is a significant positive relation between social support and Adversity Quotient. The higher social support received by entrepreneurs,will give the same higher Adversity Quotient on entrepreneurs as well.

(10)

Kewirausahaanmempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi seperti meningkatkan output dan pendapatan per kapita yang meliputi prakarsa dan penetapan perubahan dalam struktur bisnis dan masyarakat (Hisrich, dkk, 2008). Terlebih lagi, pada akhir 2015 Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan memberikan tantangan sekaligus peluang untuk perekonomian Indonesia.

Wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer, Scarborough & Wilson, 2008). Wirausahawan adalah seseorang yang mandiri, karena mendapatkan sumber penghasilan dari perusahaan yang dimiliki (Basrowi, 2011). Ciri-ciri atau karakteristik umum kewirausahaan adalah (1) kepercayaan diri yang kuat, (2) beorientasi pada tugas dan hasil, (3) berani menghadapi risiko, (4) berjiwa pemimpin, (5) keorisinalitasan, dan (6) beorientasi ke masa depan (Suryana, 2013).

Seseorang yang memiliki keberanian untuk terjun ke dalam dunia usaha tentu harus memiliki kesiapan menghadapi konsekuensi dari usaha tersebut seperti masalah atau kesulitan dalam menjalankan usaha bahkan kegagalan dalam usaha Hasan (2014).Seorang wirausahawan tidak luput dihadapkan pada situasi yang menghambat atau menyulitkannya selama membangun usaha yang sukses, bahkan situasi yang menyulitkan tersebut diantaranya tidak dapat diatasi (Zimmerer, Scarborough& Wilson, 2008).

Kesulitan-kesulitan tersebut berpotensi menjadi kelemahan bagi wirausahawan yang yaitu ketidakpastian pendapatan, risiko kehilangan seluruh investasi, kerja dalam waktu yang lama dan kerja keras, kualitas hidup yang rendah sampai bisnis mapan, tingkat stress yang tinggi, tanggung jawab penuh, dan keputusasaan (Zimmerer, Scarborough & Wilson, 2008).Menurut Hasan (2014) bahwa permasalahan-permasalahan akan mulai berdatangan seiring berjalannya waktu selama menekuni sebuah usaha seperti permasalahanmodal, tenaga kerja, bahan baku dan pemasaran produk.

Menurut Zimmerer, Scarborough & Wilson, (2008), seorang wirausahawan yang berhasil tidak pernah takut dengan kegagalan karena wirausahawan menggunakan kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan batu loncatan untuk mencapai keberhasilan. Wirausahawan tentu akan mengalami jatuh bangun dan hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi pada wirausahawan, namun hal tersebutl lah yang akan membuat wirausahawan semakin kuat (Hasan, 2014).

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Bob Sadino yang merupakan wirausahawan Indonesia yang sukses pernah mengalami jatuh bangun saat menjalani usahanya, bahwa wirausahawan harus memiliki kemauan yang keras, bertekad kuat, berani mengambil risiko, tahan banting terhadap permasalahan, ikhlas & selalu bersyukur (Finansialku, 2016)

(11)

Pada wirausahawan, Adversity Quotient dibutuhkan agar mampu menghadapi segala permasalahan atau hambatan yang dialami selama menjalani usaha. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) padaprogram peserta mahasiswa wirausaha menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Adversity Quotient dengan perilaku kewirausahaan, yang berarti semakin tinggi Adversity Quotientpada seseorang maka semakin tinggi pula untuk memunculkan perilaku kewirausahaan.Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dhanita & Hidayat (2015) pada wirausahawan kuliner yang menunjukkan bahwa Adversity Quotient diperlukan wirausahawan kuliner untuk mengatasi permasalahan yang terjadi. Hal tersebut dibuktikan dengan subjek penelitian memiliki Adversity Quotient karena mampu mengatasi kesulitan yang terjadi seperti persaingan usaha dan konflik dalam lingkungan kerja (Dhanita & Hidayat, 2015).Adversity Quotient penting dimiliki oleh setiap wirausahawan karena Adversity Quotient salah satunya dapat berperan dalam hal kepuasan berwirausaha. Penelitian lain yang dilakukan oleh Zahreni dan Malini (2014) bahwa terdapat hubungan positif antara Adversity Quotientdengan kepuasan berwirausaha yang sangat signifikan. Dimana Semakin tinggi tingkat Adversity Quotientwirausaha wanita maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan dalam berwirausaha dan semakin rendah tingkat Adversity Quotientwirausaha wanita maka semakin rendah juga kepuasan dalam berwirausaha.

Penelitian yang dilakukan oleh Laura & Sunjoy (2009) pada karyawan Hotel Holiday Inn yang menunjukkan bahwaAdversity Quotient mempengaruhi kinerja karyawan secara positif. Artinya, bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil penelitian ini memberikan implikasi pada peningkatan tingkatAdversity Quotientkaryawan. Penelitian ini menunjukkan bahwa seorang karyawan yang yang berkinerja tinggi salah satunya ditentukan oleh tingkat Adversity Quotient. Untuk itu Adversity Quotient dibutuhkan dalam usaha pencapaian keberhasilan dalam berwirausaha. Berdasarkan penelitian Ying (2014) yang dilakukan pada karyawan perusahaan di tiga kota di Taiwan, jika seseorang memiliki skor Adversity Quotient yang tinggi maka tingkat stress kerja rendah.

Faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient antara laingenetika, pendidikan, dan keyakinan (Stoltz, 2005). Namun, dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan Efnita, dkk (2007) yang dilakukan pada pedagang etnis Cina mengungkapkan bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi Adversity Quotient seseorang yaitu religiusitas, faktor modeling dari orang tua, faktor keadaan lingkungan yang menuntut subjek agar tetap bertahan dalam situasi apapun, dan faktor aktualisasi diri yang membuat subjek terus mengembangkan potensinya.

(12)

dukungan sosial sehingga dari penelitian tersebut dapat diartikan penurunan tingkat job stres dan burn out salah satunya dipengaruhi oleh peningkatan dukungan sosial. Penelitian yang dilakukan oleh Rani & Hong (2012) menunjukkan bahwa dukungan sosial berhubungan positif dengan kualitas kewirausahaan di kalanganlulusan pengusaha.Menjadi lulusan, mereka telah mendapat kehidupan universitas yang dimana mereka selalu mendapatkan dukungan dari keluarga, teman dan kolega untuk bertahan hidup dan berhasil selama masa studi mereka (Rani & Hong, 2012). Oleh karena itu dalam melakukan bisnis, dukungan sosial selalu dibutuhkan dalam rangka mengembangkan kualitas dalam diri mereka (Rani & Hong, 2012). Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial berperan penting untuk mengurangi masalah atau kesulitan seseorang serta mengurangi permasalahan psikologis seseorang. Dengan demikian, semakin besar dukungan sosial yang diterima seseorang maka semakin kecil permasalahan atau kesulitan yang dihadapi. Mengacu dari penelitian tersebut, maka peneliti tertarik untuk keterkaitan antara dukungan sosial dengan Adversity Quotient pada wirausahawan dan tujuan permasalahan diteliti untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan Adversity Quotient pada wirausahawan. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian tersebut secara teoritis agar penelitian ini memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu psikologi ekonomi sebagai cabang psikologi industri dan organisasi. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi wirausahawan agar mampu bertahan dan dapat menghadapi kesulitan di dalam usahanya sebagai hasil dari adanya dukungan sosial yang diterima.

Adversity Quotient

Adversity Quotient merupakan konsep untuk memahami dan mengukur gambaran tentang respon atau kemampuan individu ketika menghadapi kesulitan atau kegagalan dan mengubah kesulitan tersebut sebagai peluang sehingga berefek pada efektivitas dan professional individu untuk mencapai kesuksesan (Stoltz, 2005). Adversity Quotientmenentukan: (1) Adversity Quotientdapat mengetahui seberapa besar ketahanan seseorang ketika menghadapi kesulitan dan potensi dirinya dalam menghadapi kesulitan tersebut; (2) Adversity Quotient mampu memprediksi keberhasilan seseorang dan kehancuran seseorang; (3) Adversity Quotientmemprediksi siapa yang akan berhasil jauh dari apa yang diharapakan atau ditargetkan atas usahanya dan potensi mereka serta siapa yang akan mengalami kegagalan; (4) Adversity Quotientdapat meramalkan seseorang yang mampu bertahan dan seseorang yang akan menyerah (Stoltz, 2005). Adversity Quotientmemiliki 4 dimensi yang dapat mengukur kemampuan individu dan dapat mengevaluasi dimensi-dimensi yang dimilikinya. Dimensi-dimensi pembentuknya adalah CO2RE (Stoltz, 2005), yaitu :

a. C = Control (Kendali)

(13)

memiliki Adversity Quotientrendah cenderung memiliki pikiran yang pesimis, tidak berdaya, dan tidak memiliki keberanian untuk menang dari masalah.

Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak kendali yang dapat kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan.Hal yang terpenting dari dimensi ini adalah sejauh mana individu dapat merasakan bahwa kendali tersebut berperan dalam peristiwa yang menimbulkan kesulitan seperti mampu mengendalikan situasi tertentu dan sebagainya.

b. O2= Origin dan Ownership(Asal Usul dan Pengakuan)

O2 merupakan singkatan dari “origin” (asal usul) dan “ownership” (pengakuan). Dimensi ini untuk mengetahui siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan dan sejauh mana seseorang menganggap dirinya mempengaruhi dirinya sebagai penyebab dan asal-usul kesulitan seperti penyesalan, pengalaman dan sebagainya. Orang yang memilikiAdversity Quotient rendah cenderung menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atau peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi. Sedangkan orang yang memiliki Adversity Quotienttinggi cenderung menganggap kesulitan bersumber dari orang lain atau dari luar individu dan menempatkan dirinya yang sewajarnya. Selain itu, orang yang memiliki Adversity Quotient tinggi tidak akan mempersalahkan orang lain sambil mengelakkan tanggung jawab. Orang yang memilikiAdversity Quotient tinggi lebih unggul daripada orang yang memilikiAdversity Quotient rendah dalam kemampuan untuk belajar dari kesalahan-kesalahan.

c. R =Reach(Jangkauan)

Dimensi ini merupakan bagian dari Adversity Quotientyang mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan individu seperti hambatan akibat panik, hambatan akibat malas dan sebagainya. Dalam dimensi ini, semakin rendah skor R maka semakin besar kemungkinannya seseorang menganggap peristiwa-peritiwa buruk sebagai bencana.Sebaliknya, semakin tinggi skor R maka semakin besar kemungkinannya seseorang membatasi jangkauan masalahnya pada peritiwa yang sedang dihadapi. d. Endurance(Ketahanan)

Dimensi keempat ini dapat diartikan ketahanan yaitu dimensi yang mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa lama penyebab kesulitan itu akan terus berlangsung dan tanggapan individu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu bukan masalah, kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan sebagainya. Semakin rendah skor E, semakin besar kemungkinannya menganggap kesulitan dan penyebabnya akan berlangsung lama begitupun sebaliknya.

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiAdversity Quotient

Stoltz (2005) mengungkapkan bahwa tiga faktor yang menjadi akar Adversity Quotientantara lain:

1. Genetika

Meskipun genetis tidak akan menentukan nasib seseorang, namun faktor ini tetap ada pengaruhnya. Genetika sangat mendasari perilaku manusia.

(14)

Pendidikan bisa mempengaruhi kecerdaan, pembentukan kebiasaaan yang sehat, perkembangan watak, keterampilan, hasrat, dan kinerja yang dihasilkan.

3. Keyakinan

Adanya keyakinan yang mendalam dan mantab terhadap sesuatu atau seseorang yang lebih besar daripada dirinya sendiri merupakan ciri umum yang dimiliki pemimpin bisnis dan politik.Sebagian besar orang yang sukses memiliki faktor ini.

Stoltz (2005) menambahkan bahwa untuk memupuk Adversity Quotient maka salah satu caranya adalah dengan memberikan dukungan.

Dweck, 1978(dalam Stoltz, 2005) menyatakan bahwa pengaruh dari lingkungan sosial seperti orang tua, teman, dan orang-orang yang mempunyai peranan penting dalam seseorang dapat membantu seseorang menghadapi kesulitan-kesulitan.

Dukungan Sosial

Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, peduli, harga diri, atau membantu seseorang yang berasal dari orang lain atau kelompok (Sarafino, 1994). Smet (1994) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah antara individu dengan luar individu dimana individu tersebut mendapatkan bantuan dari individu lain yang memiliki ikatan berarti dengan individu tersebut. Dukungan sosial merupakan gambaran mengenai kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan membuat individu terhindar risiko negatif dari stres. Seseorang yang mendapat dukungan dari lingkungannya akan merasa lebih mudah dalam menghadapi segala hal karena merasa lebih tenang, mendapat perhatian, perasaan dicintai, meningkatkan kepercayaan diri dan kompetensi. Para peneliti telah mencoba untuk mengklasifikasikan berbagai jenis dukungan (Sarafino, 1994). Klasifikasi ini menunjukkan bahwa ada lima tipe dasar dukungan sosial. Dukungan sosial terdiri dari lima jenis yaitu:

a. Dukungan emosional.

Dukungan ini melibatkan rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi, bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain serta memberikan pengertian terhadap permasalahan yang dialami. Dukungan ini diperoleh dari pasangan atau keluarga.

b. Dukungan penghargaan.

Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain, serta mendorong seseorang untuk lebih maju. Biasanya dukungan ini diberikan oleh atasan dan rekan kerja. Dukungan jenis ini, akan membangun perasaan berharga, kompeten dan bernilai.

c. Dukungan instrumental.

(15)

d. Dukungan informasi.

Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan.Dukungan ini biasanya diperoleh dari sahabat, rekan kerja, atasan atau seseorang professional seperti dokter atau psikolog. e. Dukungan jaringan sosial

Dukungan ini berasal dari kelompok tertentu yang memiliki kebersamaan dan minat yang sama sehingga individu merupakan bagian dari kelompok tersebut dan merasa memiliki teman. Adanya dukungan jaringan sosial akan membantu individu untuk mengurangi stres yang dialami dengan cara memenuhi kebutuhan akan persahabatan dan kontak sosial dengan orang lain.

Dukungan Sosial danAdversity Quotient

Dukungan sosial merupakan dukungan yang diterima seseorang dengan mendapatkan kenyamanan dan penghargaan dari orang lain. Dukungan ini bersumber dari keluarga, pasangan, sahabat atau rekan kerja, dokter, organisasi masyarakat dan atasan.Jenis-jenis dukungan sosial adalah dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, & jaringan sosial. Sedangkan Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi hambatan atau kesulitan.

Dukungan emosional yang tinggi dapat meningkatkan Adversity Quotient wirausahawan karena dari dukungan ini melibatkan afeksi sehingga membuat Adversity Quotient seperti pada dimensi kendali menjadi tinggi. Tipe dukungan sosial ini dapat berupa pemberian perhatian, empati, mendengarkan keluh kesah yang dialami wirausahawan serta memberikan pengertian terhadap permasalahan yang dialami wirausahawan sehingga seorang yang mendapat dukungan ini akan optimis dan merasa mampu untuk menghadapi masalah.

Dukungan penghargaan yang tinggi akan memberi peran terhadap Adversity Quotient wirausahawan seperti pada dimensi asal usul dan pengakuan. Pada dukungan ini berupa penilaian positif yang akan membantu wirausahawan mengindari rasa bersalah pada diri sendiri dan menempatkan masalah pada posisi sewajarnya.

Dukungan instrumental yang tinggi dapat meningkatkan Adversity Quotient seperti pada dimensi ketahanan. Pada dimensi ini seseorang yang menghadapi masalah dapat segera menyelesaikan masalah dalam jangka waktu tertentu karena dukungan instrumental yang dapat berupa materi atau bantuan langsung sehingga membantu individu untuk segera menyelesaikan masalah.

(16)

difokuskan pada bagaimana cara memecahkan persoalan sehingga tidak mempengaruhi sisi kehidupan wirausahawan yang lain.

Dukungan jaringan sosial yang tinggi akan memberikan peran terhadap Adversity Quotient seperti pada dimensi kendali. Pada dimensi akan mengurangi rasa stres wirausahawan karena dukungan jaringan sosial yang tinggi (berupa pemenuhan kebutuhan persahabatan dan kontak sosial) akan membantu wirausahawan untuk dapat mengendalikan masalah dengan positif dan kebal dari rasa ketidakberdayaan.

Menurut Dweck (dalam Stoltz, 2005) menjelaskan bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh seseorang dapat dihadapi melalui pengaruh-pengaruh dari orang tua, teman, dan orang-orang yang mempunyai peran penting dalam hidupnya selama masa kanak-kanak.Stoltz (2005) menambahkan bahwa untuk meningkatkan Adversity Quotient adalah salah satunya dengan memberikan dukungan serta memberi bantuan untuk mengalahkan kesulitan-kesulitan yang sedang mereka hadapi. Selain itu, memberikan penghargaan yang layak dengan risiko-risiko yang telah diambil kepada seseorang meskipun telah mengalami kegagalan dalam mengatasinya akan membimbing ke arah Adversity Quotient yang tinggi (Stoltz, 2005). Sedangkan penghargaan merupakan bentuk dari dukungan sosial.

(17)

Kerangka Berpikir

Hipotesis

Ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan Adversity Quotientpada wirausahawan. Dimana jika dukungan sosial yang diterima tinggi maka Adversity Quotient akan tinggi pula, begitupun sebaliknya jika dukungan sosial diterima rendah maka Adversity Quotient juga rendah.

Dukungan Sosial - Dukungan emosional - Dukungan penghargaan - Dukungan instrumental - Dukungan informasi - Dukungan jaringan sosial

- Mendapatkan empati, perhatian, dan seseorang bersedia mendengar keluh kesah

- Dorongan untuk lebih maju, penilaian positif terhadap pencapai yang diraih wirausahawan

- Mendapatkan bantuan materi atau secara langsung ketika menghadapi kesulitan

- Ide, saran, dan nasihat untuk mencari solusi permasalahan - Kontak sosial atau kebutuhan persahabatan yang

menciptakan rasa kebersamaan

Adversity Quotient

(18)

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana pengukuran dilakukan dengan mengumpulkan data kuantitatif dan diolah menggunakan metode penghitungan statistik (SPSS). Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional betujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Subjek Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah wirausahawanKota Malang dari semua bidang usaha yangberjenis kelamin laki-laki atau perempuan, dan berpendidikan minimal SMA/sederajat yang berjumlah 119 subjek.Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik quota sampling sehingga pengambilan jumlah sampel dilakukan berdasarkan kehendak peneliti (Sugiyono, 2014).

Variabel dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini menguji dua variabel, yaitu hubungan dukungan sosial dengan Adversity Quotient. Variabel bebas penelitian ini adalah dukungan sosial dan variabel terikat adalah Adversity Quotient. Dukungan sosial adalah dukungan yang diterima seseorang yang berasal dari luar individu yang diukur berdasarkan jenis-jenis dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasidan dukungan jaringan sosial.Adversity Quotient adalah penilaian individu terhadap kemampuan diri sendiriuntuk menyelesaikan dan bertahan terhadap masalah atau kesulitan yang dialami individu yang diukur berdarkan dimensi-dimensi CO2RE Stoltz yang terdiri dari control (kendali), origin & ownership (asal-usul & pengakuan), reach (jangkauan), endurance (daya tahan).

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dukungan sosialadalah skalaLikertyang disusunoleh peneliti berdasarkan jenis-jenis dukungan sosial Sarafino.Skala dukungan sosial terdiri dari 44 item. Dari hasil pengujian alat ukur (try out) yang dilakukan pada 63 wirausahawan di Kota Malang diperoleh dari 44 item, sebanyak 10 item yang gugur dengan indeks validitas item 0,309–0,663 dan reliabiltas item 0,925.

(19)

Prosedur Penelitian dan Analisis Data

Prosedur dalam penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan analisis. Tahap persiapan diawali dengan menyiapkan instrumen penelitian.Setelah itu, menyebarkan skala untuk try out atau uji coba skala dukungan sosial dan Adversity Quotient kepada sejumlah wirausahawan. Tahap pelaksanaan yaitu menyebarkan instrumen skala atau pengambilan data penelitian kepada 119wirausahawan. Tahap terakhir yaitu analisis data dengan melakukan entry data terlebih dahulu kemudian melakukan proses analisis data dengan menggunakan penghitungan SPSS program IBM SPSS statistic 21 untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel penelitian dengan menggunakan uji korelasi product moment(pearson correlation).

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 119 wirausahawan di Kota Malang diperoleh hasil sebagai berikut:

(20)

Dari hasil uji normalitas data menggunakan metode Kolmogorov Smirnov, diperoleh hasil pada variabel dukungan sosial sebesar 0,165 dan pada variabel Adversity Quotient sebesar 0,59 yang berarti data berdistribusi normal karena nilai signifikan >0,05.

Tabel 2. Rata-rata Dukungan Sosial danAdversity Quotient

Variabel Mean SD

Dukungan Sosial 108,79 10,777

Adversity Quotient 104,35 11,227

Dari tabel di atas menunjukkan hasil uji rata-rata diperoleh nilai rata-rata dukungan sosial sebesar 108,79 dan nilai rata-rataAdversity Quotientsebesar 104,35

Tabel 3. HasilT-ScoreDukungan Sosial

Kategori T-Score Frekuensi Persentase

Rendah <50 65 54,6%

Tinggi >50 54 45,4%

Jumlah 119 100%

Hasil T-Score dukungan sosial menunjukkan bahwa 65 subjek berada pada kategori rendah dengan persentase 54,6%, sedangkan 54 subjek berada pada kategori tinggi dengan persentase 45,4%.

Tabel 4. Hasil T-ScoreAdversity Quotient

Kategori T-Score Frekuensi Persentase

Rendah <50 66 55,5%

Tinggi >50 53 44,5%

Jumlah 119 100%

Hasil T-ScoreAdversity Quotient menunjukkan bahwa 66 subjek berada pada kategori rendah dengan persentase 55,5%, sedangkan 53 subjek berada pada kategori tinggi dengan persentase 44,5%.

Tabel 5. Hasil Analisis KorelasiProduct Moment

Koefisien Korelasi Indeks Analisis

Nilai Signifikansi (p) 0,000 Koefisien Korelasi (r)

Koefisien determinan (r2)

0,602** 0,362 Taraf Kemungkinan Kesalahan 1% (0,01)

(21)

sosial mempengaruhiAdversity Quotientdan sisanya 63,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis dari penelitian ini diterima yaitu terdapat ada hubungan positif antara dukungan sosial terhadap Adversity Quotient, dimana semakin tinggi dukungan sosial yang diterima maka semakin tinggi pulaAdversity Quotient, dan sebaliknya.

DISKUSI

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi antara dukungan sosial dengan Adversity Quotientpada wirausahawan dengan nilai p = 0,000< 0,05 dan nilai (r2) = 0,362. Yang artinyaarah korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diterima maka semakin tinggi pula Adversity Quotient pada wirausahawan dan sebaliknya semakin rendah dukungan sosial yang diterima maka semakin rendah pula Adversity Quotient pada wirausahawan sehingga hasil hipotesis diterima. Berdasarkan hal tersebut 36,2% Adversity Quotientpada wirausahawan dipengaruhi oleh dukungan sosial.

Wirausahawan mendapatkan dukungan sosial yang tinggi maka seseorang mendapatkan empati, perhatian, pengertian, penilaian positif, dihargai, dan dorongan untuk lebih maju, bantuan berupa materi/finansial, bantuan berupa tindakan, saran, pengarahan, umpan balik untuk memecahkan masalah, dan memiliki kebersamaan dari sebuah kelompok sehingga dengan demikian menyebabkan wirausahawan memilikiAdversity Quotientyang lebih tinggi dimana wirausahawan tersebut merasa lebih optimis, berani mengambil risiko, keuletan, tidak mudah menyerah, kreatifitas tinggi pemberdayaan diri tinggi, mengambil pelajaran dari kesalahan, motivasi mengambil tindakan, bertanggung jawab, berpikir positif, fokus, lebih mudah menghadapi tantangan atau kesulitan, mampu bertahan dalam kesulitan dankemampuan untuk segera menyelesaikan masalah yang dihadapi saat menjalani usahanya. Hubungan tersebut dapat terjadi karena ketika wirausahawan menerima dukungan sosial maka akan merasa lebih mudah dalam menghadapi segala hal karena merasa lebih tenang, mendapat perhatian, perasaan dicintai, meningkatkan kepercayaan diri dan kompetensi (Sarafino, 1994). Hal tersebut diperkuat dari hasil kategorisasi, subjek yang berada pada kategori rendah pada dukungan sosial memiliki persentase yang lebih besar yaitu 54,6%, hasil tersebut diikuti pula oleh hasil Adversity Quotient wirausahawan yang menunjukkan bahwa wirausahawan yang memiliki Adversity Quotient rendah dengan persentase 55,5% lebih banyak daripada wirausahawan yang berada pada kategori tinggi padaAdversity Quotient.

(22)

Menurut Sarafino, (1994)terdapat lima bentuk dukungan sosial yang saling berkaitan yitu : (1) dukungan emosional yang melibatkan rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan; (2) dukungan penghargaan dimana dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain, serta mendorong seseorang untuk lebih maju; (3) dukungan instrumental, dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu; (4) dukungan informasi bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan (5) dan dukungan jaringan sosial, dukungan ini berasal dari kelompok tertentu yang memiliki kebersamaan dan minat yang sama sehingga individu merupakan bagian dari kelompok tersebut dan merasa memiliki teman.

Seperti permasalahan modal atau dana, dengan adanya dukungan sosial dalam bentuk materi atau instrumental maka akan membantu wirausahawan dalam pengembangan usaha, dan pendanaan (Wei & Wang, 2009). Kemudian dukungan informasi dibutuhkan wirausahawan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah individu di lingkungan wirausahawan (Wei & Wang, 2009). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahban, Kumar & Ramalu (2014) bahwa salah satu faktor penting pemicu seseorang untuk mempertahankan berwirausaha adalah dukungan sosial. Dukungan sosial tersebut berasal dari keluarga dan teman sebaya.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Dweck (dalam Stoltz, 2005) bahwa orang tua, guru, teman sebaya, dan orang-orang yang memiliki peran penting selama masa kanak-kanak dapat mempengaruhi respon seseorang terhadap kesulitan. Menurut Stoltz, (2005) melalui empat puluh empat cara untuk meningkatkan Adversity Quotient, salah satu cara tersebut adalah dengan menciptakan iklim lingkungan yang memupukAdversity Quotient tinggi seperti memberikan dukungan.Seorang wirausahawan yang memiliki Adversity Quotienttinggi akan memiliki control atau kendali ketika dihadapkan pada kejadian yang menyebabkan kesulitan. Wirausahawan mampu mengetahui siapa atau apa yang menimbulkan kesulitan. Wirausahawan mampu meprediksikan sejauh mana kesulitan yang dihadapi dapat menghambat kehidupannya. Wirausahawan memprediksikan berapa lama penyebab kesulitan itu akan terus berlangsung dan tanggapan individu terhadap waktu dalam menyelesaikan masalah seperti waktu bukan masalah, kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan sebagainya.

(23)

signifikan terhadap Adversity Quotient.Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhiAdversity Quotient anatara lain faktor belajar, kreativitas, produktivitasdan daya saing (Siahaan, Fitria&Oktavia, 2012).Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan Efnita, Taufik & Uyun (2007), Adversity Quotienttidak hanya dipengaruhi dukungan sosial saja namun juga dapat di pengaruhi oleh 1) religiusitas, dimana faktor ini membuat subjek lebih tenang dan sabar dalam menghadapi masalah, adanya motivasi internal (kemauan yang kuat dalam diri), selalu optimis dan memiliki kepercayaan yang kuat akan kemampuan diri sendiri, (2) modeling dari orang tua, 3) keadaan lingkungan yang menuntut subjek agar tetap survive,dan (4) aktualisasi diri, dimana faktor ini membuat seseorang mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah dalam skala dukungan sosial persebaran sumber dukungan sosial ke setiap item tidak merata sehingga tidak diketahui sumber dukungan sosial yang lebih menonjol. Selain itu, tidak diketahui nilai prediktif yang paling tinggi dari jenis-jenis dukungan sosial dan nilai prediktif paling tinggi dari dimensi-dimensi Adversity Quotient, serta jumlah item yang dari skala dukungan sosial dan Adversity Quotient yang cukup banyak sehingga pada saat pengambilan data membuat beberapa subjek kurang semangat untuk mengisi bahkan tidak bersedia mengisi. Sehingga skala yang digunakan perlu disempurnakan lagi.

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Afrila, Nursistia. (2010). Hubungan Adversity Quotient dengan Intensi Berwirausaha padaMahasiswa.Under Graduates thesis, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Basrowi. (2011).Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Cara Kaya Ala Bob Sadino. (2016). Diakses pada 23 April 2016, darihttp://www.finansialku.com/cara-kaya-ala-bob-sadino/

Dhanita, Lisa & Ahmad Hidayat. (2015). Gambaran Adversity Quotient Pada Wirausahawan Melayu di Bidang Kuliner.An–Nafs, 09 (03).

Dweck, C.S. dan T.E. Goetz. 1978. “Attribution and learned helplessness.” Dalam J.H. Harvey,W. Ickes, dan R.F. Kidd (ed.), New directions in attribution research, Vol. 2 (hlm 157-179),Hillsdale, NJ: Erlbaum.

Efnita, dkk. (2007). Adversity Quotient Pada Pedagang Etnis Cina. Indigenous, JurnalIlmiah Berkala Psikologi, 9, (1), 54-68.

Hasan, Muhammad Nur. (2015). Mengatasi Permasalahan Seorang Wirausahawan. Diakses pada 23 April 2016 dari, http://majalahgrowprofit.com/mengatasi-permasalahan-seorang-wirausaha/

Hisrich, Robert D., Michael P. Peters, & Dean A. Shepherd. (2008). Kewirausahaan (Ed. 7). (Terj. Chriswan Sungkono & Diana Angelica). Jakarta: Salemba Empat.

Khalafi, Ali., Yalda Tangestani, & Shima Osanloo. (2014). Relationship Between Job StressAnd Social Support And Burnout In Nurses. Journal of Novel Applied Sciences,3 (1):48-52.

Laura,& Sunjoyo. (2009). Pengaruh Adversity Quotient terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung. Call for Paper.

Newman, B.M., Newman, P.R., Griffen, S., O’Conner, K., & Spas, J. (2007). The Relationshipof Social Support to Deppresive Symptoms During The Transition To High School.Adolescence, 167 (42), 441-459.

Nugroho, Adhi. (2011).Hubungan Adversity Quotient dengan Perilaku Kewirausahaan pada Peserta Program Mahasiswa Wirausaha Universitas Negeri Semarang Periode Tahun 2011.Under Graduates thesis, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

(25)

Puspasari, D.A, Toto Kuwato, Hariz E. Wijaya. (2012). Dukungan Sosial dan Adversity Quotientpada Remaja yang Mengalami Transisi Sekolah.Jurnal Psikologika, Vol. 17, (1),73-78.

Putri, Siska Adinda Prabowo. (2011). Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Stres KerjaPada Karyawan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Semarang. Jurnal, 2, (1), 104-114. Rahastyana, Primatika Fatma.,& Laily Rahmah.Kewirausahaan Dalam Kaitannya Dengan

Adversity QuotienDanEmotional Quotien.Proyeksi, Vol. 5 (1), 52-64.

Rani, S.H.B.A, & Tih Sio Hong. (2012). Antecedents And Consequences Of EntrepreneurialQuality Among Graduate Entrepreneurs.Asian Journal of Business and Managemen Sciences, Vol. 2 (9), 44-55.

Sahban, dkk. (2014). Model Confirmation through Qualitative Research: Social Support System toward Entrepreneurial Desire.Asian Social Science, 10, (22), 17-28.

Sarafino, E.P & Smith, T.W. (1994).Health Psychology Biopsychosocial Interactions.Seventhed. USA: John Willey & Sons (Asia) Pte Ltd.

Siahaan, Evanita., Nita Fitria, & Nur Oktavia.(2012). Gambaran Faktor-Faktor yang MemengaruhiAdversityQuotientWarga Binaan Remaja di Rumah Tahanan Negara klas I Bandung. Diakses pada 21 April, 2015 dari http://jurnal.unpad.ac.id/ ejournal /article/view/605.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.

Stoltz, Paul. (2005). Adversity Quotient: mengubah hambatan menjadi peluang. Jakarta:PT. Gramedia.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D). Bandung: Alfabeta.

Suryana. (2013). Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta Selatan: SalembaEmpat.

Wei, Xueyan., & Chongming Wang. (200). Research on the Contents and Structure of Social Support for Private Entrepreneurs.Journal Asian Social Science, 5, (2)

Yasin, Md Aris Safree Md., & Mariam Adawiah Dzulkifli. 2010. The Relationship between Social Support and Psychological Problems amongStudents.International Journal ofBusiness and Social Science Vol. 1 No. 3, 110-116.

Ying, Shen Chao. (2014). A Study Investigating the Influence of DemographicVariables on Adversity Quotient.The Journal of Human Resource and Adult Learning, 10, (22) Ying, Shen Chao. (2014). The Relative Study of Gender Roles,and Job Stress andAdversity

(26)

Zahreni, Siti., & Shoffa Malini. (2014). HubunganAdversity Quotientdengan Kepuasan Berwirausaha pada Wirausaha Wanita di Kota Medan.Jurnal Ekonom, 17, (1), 6-12. Zimmerer, Thomas W., Norman M. Scarborough, & Doug Wilson. (2008). Kewirausahaan

(27)
(28)

Lampiran 1.

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Dengan Hormat,

Saya Denis Arianti Iskandar Putri, mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian skripsi.Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Anda untuk mengisi instrumen berikut ini.

Anda tidak perlu ragu untuk menjawab intrumen penelitian ini karena instrumen penelitian ini tidak untuk menilai Anda. Sebab itu, Anda hanya perlu menjawab apa adanya, sesuai dengan diri Anda sendiri, apa yang Anda rasakan dan ketahui, serta tidak ada jawaban yang benar atau salah. Kejujuran Anda adalah yang terpenting dalam menjawab intrumen ini dan dijamin kerahasiannya. Atas kesediaan Anda membantu saya dalam melakukan penelitian ini, saya ucapkan terima kasih banyak.

Petunjuk pengisian:

1. Berikut ini terdapat penyataan-pernyataan, bacalah baik-baik dari masing-masing pernyataan tersebut.

2. Di samping pernyataan-pernyataan tersebut terdapat empat kolom pilihan jawaban. Beri tanda centang (√) pada salah satu kolom sebagai jawaban yang Anda pilih, yaitu: SS : jika Andasangat setujudengan pernyataan tersebut,

S : jika Andasetuju denganpernyataan tersebut, TS : jika Andatidak setujudengan pernyataan tersebut,

STS : jika Andasangat tidak setujudengan pernyataan tersebut,

3. Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang telah Anda pilih, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang Anda pilih di awal dan beri tanda centang (√) yang baru pada jawaban yang paling Anda anggap sesuai dengan diri Anda.

4. Jawablah semua pernyataan dan teliti kembali jika Anda selesai menjawab serta jangan sampai ada yang terlewatkan.

Mohon mengisi identitas diri Anda terlebih dahulu!

(29)

Skala Tryout Dukungan Sosial

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Keluarga selalu menanyakan perkembangan usaha saya

2. Berdiskusi tentang wirausaha di grup media sosial adalah hal yang jarang saya lakukan

3. Rekan kerja memberi ide untuk mengembangkan usaha saya

4. Saya menerima kritik & saran dari konsumen untuk kemajuan produk saya

5. Teman-teman membantu untuk memperbanyak koneksi dan mitra kerja

6. Keluarga memberi nasihat kepada saya untuk menjadi wirausahawan yang sukses

7. Rekan kerja mengabaikan ketika saya mengambil keputusan yang salah untuk mengatasi masalah usaha saya,

8. Teman-teman bersedia mendengarkan keluh kesah saya ketika menghadapi kesulitan di usaha saya 9. Rekan kerja selalu memberi dorongan untuk

mengembangkan usaha

10. Keluarga memberi pujian dengan kemajuan usaha saya

11. Teman-teman acuh ketika saya bercerita tentang keluh kesah saya dalam menjalani usaha

12. Ketika usaha saya mengalami kesulitan finansial, teman-teman bersedia memberikan bantuan finansial 13. Ketika saya kesulitan mencari koneksi & mitra

kerja, teman-teman menolak membantu

(30)

15. Keluarga ragu bahwa saya bisa menjadi wirausahawan yang sukses

16. Rekan kerja membantu saya mencari bahan-bahan untuk produk usaha saya

17. Teman-teman menolak memberikan bantuan finansial ketika usaha mengalami kesulitan finansial 18. Rekan kerja menyemangati saya dalam menjalani

usaha saya sehingga saya menjadi semangat 19. Keluarga acuh terhadap usaha saya

20. Teman-teman di perkumpulan wirausahawan mengabaikan pendapatkan saya ketika berdiskusi di forum

21. Ketika teman-teman melakukan kegiatan kelompok wirausahawan, saya jarang diajak

22. Rekan kerja menolak memberi ide positif untuk kemajuan usaha saya

23. Teman-teman bersedia membantu saya ketika saya menghadapi masalah dalam usaha yang saya jalani 24. Teman-teman memberi saran kepada saya untuk

membuat usaha saya lebih maju

25. Konsumen tidak memberi umpan balik terhadap produk saya

26. Rekan kerja menyalahkan saya ketika saya melakukan kesalahan dalam usaha saya

27. Keluarga yakin bahwa saya bisa menjadi wirausahawan yang sukses

28. Konsumen memberikan respon positif terhadap produk saya sehingga saya menjadi percaya diri 29. Ketika saya merasa pesimis menjalankan usaha

saya, rekan kerja mengabaikannya

(31)

31. Saya mencari sendiri modal usaha saya

32. Rekan kerja mengingatkan saya ketika saya mengambil keputusan yang salah untuk mengatasi masalah usaha saya,

33. Saya sulit menggali info untuk kemajuan usaha saya dari teman-teman perkumpulan wirausahawan

34. Saya berdiskusi tentang wirausaha di grup media sosial

35. Teman-teman menolak memberi saran ketika saya menghadapi kesulitan

36. Teman-teman sesama wirausahawan menghargai pendapat saya

37. Teman-teman membantu memasarkan produk saya

38. Ketika usaha saya mengalami masalah, rekan kerja memberi saran untuk mengatasinya

39. Keluarga saya membantu untuk mendapatkan modal usaha

40. Teman-teman menanyakan kesulitan saya dalam menjalani usaha saya

41. Saya mendapat umpan balik tentang usaha saya di grup media sosial

42. Keluarga acuh meskipun usaha saya mengalami kemajuan

43. Saya memasarkan produk saya sendirian

(32)

SkalaAdversity Quotient

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1 Sesulit apapun Masalah yang saya hadapi pasti ada jalan keluarnya

2 Dengan keberanian, maka saya akan mendapatkan apa yang saya inginkan

3 Kegagalan yang saya alami membuat saya merasa bodoh

4 Saya akan sulit menemukan ide-ide baru ketika menemukan kegagalan

5 Meskipun menghadapi banyak masalah saya dapat tetap fokus

6 Kegagalan saya pada satu hal tidak mempengaruhi konsentrasi saya dalam menghadapi hal lainnya 7 Melakukan pekerjaan yang sulit membuat saya

frustasi

8 Setelah berkali-kali gagal, saya tahu saya tidak akan berhasil

9 Saya pasrah ketika dihadapkan pada masalah yang sulit

10 Saya tidak yakin apa yang sudah saya rencanakan akan berhasil

11 Saya tidak akan menyesali kegagalan yang saya lakukan berlebihan

12 Kegagalan yang saya alami tidak menghambat saya dalam menemukan ide-ide baru

13 Ketika menghadapi banyak masalah saya tidak mampu memetakannya

14 Kegagalan pada satu hal membuat saya tidak mampu berkonsentrasi pada hal lain

15 Saya akan terus mencari jalan keluar atas permasalahan yang saya hadapi meskipun sulit

16 Meskipun berkali-kali gagal, saya akan terus berusaha agar berhasil

17 Meskipun tidak ada jaminan keberhasilan, saya akan terus berusaha

18 Kegagalan yang saya alami membuat semangat saya hancur

19 Kesalahan yang saya lakukan tidak akan membuat saya gagal

(33)

yang sulit

21 Saya pesimis mampu menyelesaikan masalah dengan baik

22 Saya tetap bersemangat meskipun mengalami kegagalan

23 Sekali saya membuat kesalahan maka segala usaha yang saya lakukan gagal

24 Saya tidak mengeluh ketika menghadapi permasalahan yang sulit

25 Ketika menghadapi masalah yang sulit saya percaya saya dapat menyelesaikan

26 Kesalahan yang saya lakukan adalah kegagalan dalam hidup saya

27 Saya tidak perlu mengakui kesalahan yang saya buat 28 Saya tidak suka pekerjaan yang membutuhkan waktu

lama

29 Saya berusaha berpikir positif atas kegagalan yang saya alami

30 Awal yang kurang baik dapat melemahkan semangat saya

31 Saya tidak melarikan diri dari kesalahan yang saya perbuat

32 Ketika menghadapi masalah yang sulit, saya merasa bahwa tidak ada yang bisa saya lakukan

33 Saya sulit mengambil pelajaran dari kesalahan yang telah saya lakukan

34 Meskipun memakan waktu lama, saya mampu menyelesaikan masalah saya sendiri

35 Awal yang kurang baik tidak akan melemahkan semangat saya

(34)

Lampiran 2.

Validitas dan Reliabilitas Skala Dukungan Sosial

Reliability

a. Listwise deletion based on all variables in the

(35)

Item27 103,111 195,810 ,423 ,924

Validitas dan Reliabilitas Skala Adversity Quotient

Reliability

a. Listwise deletion based on all variables in the

(36)

Item5 98,556 211,186 ,339 ,931

Item7 98,651 200,231 ,669 ,927

Item8 98,556 202,380 ,552 ,929

Item9 98,746 200,193 ,691 ,927

Item10 98,698 205,150 ,551 ,929

Item12 98,778 204,756 ,495 ,930

Item13 98,825 205,340 ,500 ,930

Item14 98,905 201,023 ,692 ,927

Item15 98,381 210,724 ,328 ,931

Item16 98,190 210,447 ,469 ,930

Item17 98,317 210,349 ,393 ,931

Item18 98,762 197,571 ,730 ,927

Item19 98,714 206,562 ,447 ,930

Item20 98,921 203,526 ,532 ,929

Item21 98,810 201,770 ,577 ,929

Item22 98,429 208,313 ,527 ,929

Item23 98,635 202,526 ,574 ,929

Item24 98,778 206,466 ,483 ,930

Item25 98,365 209,784 ,480 ,930

Item26 98,889 206,068 ,473 ,930

Item27 98,778 208,821 ,444 ,930

Item29 98,270 208,652 ,479 ,930

Item30 98,921 201,558 ,663 ,928

Item31 98,413 209,891 ,459 ,930

Item32 98,714 200,949 ,727 ,927

Item33 98,714 202,207 ,585 ,929

Item34 98,587 211,375 ,365 ,931

(37)

Lampiran 3

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Responden yang saya hormati,

Di tengah kesibukan dan keterbatasan waktu yang Anda miliki, dengan segala kerendahan hati saya mengharapkan kesediaan waktu Anda untuk dapat mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya sebagai mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun penyusunan instrumen ini hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah semata. Anda tidak perlu ragu untuk menjawab intrumen penelitian ini karena instrumen penelitian ini tidak untuk menilai Anda. Sebab itu, Anda hanya perlu menjawab apa adanya, sesuai dengan diri Anda sendiri, apa yang Anda rasakan dan ketahui, serta tidak ada jawaban yang benar atau salah. Kejujuran Anda adalah yang terpenting dalam menjawab intrumen ini dan dijamin kerahasiannya. Saya mengucapkan terima kasih atas berkenannya Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini.

Hormat Saya,

Denis Arianti Iskandar Putri

Petunjuk pengisian:

1. Di lembar selanjutnya terdapat penyataan-pernyataan, dimana di samping pernyataan-pernyataan tersebut terdapat empat kolom pilihan jawaban. Silakan memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom sebagai jawaban yang Anda pilih, yaitu:

SS : jika Andasangat setujudengan pernyataan tersebut, S : jika Andasetuju denganpernyataan tersebut, TS : jika Andatidak setujudengan pernyataan tersebut, STS : jika Andasangat tidak setujudengan pernyataan tersebut,

2. Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang telah Anda pilih, beri tanda sama dengan (=) pada jawaban yang Anda pilih di awal dan beri tanda centang (√) yang baru pada jawaban yang paling Anda anggap sesuai dengan diri Anda.

3. Silakan menjawab semua pernyataan dan saya harap tidak ada jawaban yang terlewatkan.

Silakan mengisi identitas diri Anda terlebih dahulu.

(38)

SKALA 1

No.

Pernyataan

SS

S

TS

STS

1. Rekan kerja memberi ide untuk mengembangkan usaha saya

2. Saya menerima kritik & saran dari konsumen untuk kemajuan produk saya

3. Teman-teman membantu untuk memperbanyak koneksi dan mitra kerja

4. Rekan kerja mengabaikan ketika saya mengambil keputusan yang salah untuk mengatasi masalah usaha saya,

5. Teman-teman bersedia mendengarkan keluh kesah saya ketika menghadapi kesulitan di usaha saya 6. Rekan kerja selalu memberi dorongan untuk

mengembangkan usaha

7. Teman-teman acuh ketika saya bercerita tentang keluh kesah saya dalam menjalani usaha

8. Ketika saya kesulitan mencari koneksi & mitra kerja, teman-teman menolak membantu

9. Keluarga ragu bahwa saya bisa menjadi wirausahawan yang sukses

10. Rekan kerja membantu saya mencari bahan-bahan untuk produk usaha saya

11. Teman-teman menolak memberikan bantuan finansial ketika usaha mengalami kesulitan finansial 12. Rekan kerja menyemangati saya dalam menjalani

usaha saya sehingga saya menjadi semangat 13. Keluarga acuh terhadap usaha saya

(39)

15. Ketika teman-teman melakukan kegiatan kelompok wirausahawan, saya jarang diajak

16. Rekan kerja menolak memberi ide positif untuk kemajuan usaha saya

17. Teman-teman bersedia membantu saya ketika saya menghadapi masalah dalam usaha yang saya jalani 18. Teman-teman memberi saran kepada saya untuk

membuat usaha saya lebih maju

19. Konsumen tidak memberi umpan balik terhadap produk saya

20. Rekan kerja menyalahkan saya ketika saya melakukan kesalahan dalam usaha saya

21. Keluarga yakin bahwa saya bisa menjadi wirausahawan yang sukses

22. Konsumen memberikan respon positif terhadap produk saya sehingga saya menjadi percaya diri 23. Ketika saya merasa pesimis menjalankan usaha

saya, rekan kerja mengabaikannya

24. Teman-teman kelompok selalu mengajak saya berdiskusi tentang kewirausahaan

25. Rekan kerja mengingatkan saya ketika saya mengambil keputusan yang salah untuk mengatasi masalah usaha saya,

26. Saya sulit menggali info untuk kemajuan usaha saya dari teman-teman perkumpulan wirausahawan 27. Teman-teman menolak memberi saran ketika saya

menghadapi kesulitan

28. Teman-teman sesama wirausahawan menghargai pendapat saya

29. Teman-teman membantu memasarkan produk saya 30. Ketika usaha saya mengalami masalah, rekan kerja

(40)

31. Teman-teman menanyakan kesulitan saya dalam menjalani usaha saya

32. Saya mendapat umpan balik tentang usaha saya di grup media sosial

33. Keluarga acuh meskipun usaha saya mengalami kemajuan

34. Teman-teman sesama wirausahawan selalu memberi info yang berkaitan dengan usaha saya

SKALAADVERSITY QUOTIENT

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Dengan keberanian, maka saya akan mendapatkan apa yang saya inginkan

2. Kegagalan yang saya alami membuat saya merasa bodoh

3. Saya akan sulit menemukan ide-ide baru ketika menemukan kegagalan

4. Meskipun menghadapi banyak masalah saya dapat tetap fokus

5. Kegagalan saya pada satu hal tidak mempengaruhi konsentrasi saya dalam menghadapi hal lainnya 6. Melakukan pekerjaan yang sulit membuat saya

frustasi

7. Setelah berkali-kali gagal, saya tahu saya tidak akan berhasil

8. Saya pasrah ketika dihadapkan pada masalah yang sulit

9. Saya tidak yakin apa yang sudah saya rencanakan akan berhasil

10. Kegagalan yang saya alami tidak menghambat saya dalam menemukan ide-ide baru

11. Ketika menghadapi banyak masalah saya tidak mampu memetakannya

12. Kegagalan pada satu hal membuat saya tidak mampu berkonsentrasi pada hal lain

(41)

berusaha agar berhasil

15. Meskipun tidak ada jaminan keberhasilan, saya akan terus berusaha

16. Kegagalan yang saya alami membuat semangat saya hancur

17. Kesalahan yang saya lakukan tidak akan membuat saya gagal

18. Saya mengeluh ketika dihadapkan pada permasalahan yang sulit

19. Saya pesimis mampu menyelesaikan masalah dengan baik

20. Saya tetap bersemangat meskipun mengalami kegagalan

21. Sekali saya membuat kesalahan maka segala usaha yang saya lakukan gagal

22. Saya tidak mengeluh ketika menghadapi permasalahan yang sulit

23. Ketika menghadapi masalah yang sulit saya percaya saya dapat menyelesaikan

24. Kesalahan yang saya lakukan adalah kegagalan dalam hidup saya

25. Saya berusaha berpikir positif atas kegagalan yang saya alami

26. Awal yang kurang baik dapat melemahkan semangat saya

27. Saya tidak melarikan diri dari kesalahan yang saya perbuat

28. Ketika menghadapi masalah yang sulit, saya merasa bahwa tidak ada yang bisa saya lakukan

29. Saya sulit mengambil pelajaran dari kesalahan yang telah saya lakukan

30. Meskipun memakan waktu lama, saya mampu menyelesaikan masalah saya sendiri

31. Awal yang kurang baik tidak akan melemahkan semangat saya

(42)

Lampiran 4

BlueprintSkala Dukungan Sosial

No. Jenis/Dimensi

Jenis Item

Total Favorable Unfavorable

1. Dukungan emosional 5, 12, 31 7, 13, 23, 6

2. Dukungan penghargaan 6, 21, 22 9, 20, 33 6

3. Dukungan instrumental

1, 3, 10, 16, 17,

29 8, 11, 8

4. Dukungan informasi 2, 18, 25, 30 3, 19, 27 7 5. Dukungan jaringan social 24, 28, 32 14, 15, 26, 34 7

Total 19 15 34

BlueprintSkalaAdversity Quotient

No. Jenis/Dimensi

Jenis Item

Total Favorable Unfavorable

1. Control/kendali 1, 2, 15, 23 8, 9, 19, 29 8

2.

Agin & asal-usul & pengakuan (origin &

ownership)

10, 20, 26, 28, 3, 4, 16, 24, 25,

30 10

3. Jangkauan (reach) 5, 17, 32 11, 12, 21, 27 7 4. Daya tahan (endurance) 13, 14, 22 6, 7, 18, 31 7

(43)

Lampiran 5

Input Data SkalaAdversity Quotient

No. Nama JK Usia

Pendi-dikan BU LU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 P L 22 SMA Fashion 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3

2 F L 26 S1 Jasa 7 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 3 4

3 W L 24 SMA Jasa 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 D L 37 D1 Handi 5 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4

5 PA L 26 D3 Fashion 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 DF L 33 D3 Jasa 6 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3

7 A C. L 26 D3 Kuliner 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3

8 AU L 23 S1 Jasa 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 1 2 1 4

9 S L 19 S1 Kuliner 1 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3

10 R L 26 S1 Jasa 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11 Z L 30 S1 Kuliner 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

12 IA L 28 S1 Kuliner 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3

13 R L 24 S1 Kuliner 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3 3

14 N L 45 S1 Kuliner 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3

15 IB L 20 S1 Kuliner 1 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3

16 H L 52 S1 Kuliner 2 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 1 4

17 BM L 28 S1 Jasa 7 4 4 4 3 3 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3

18 AS L 25 S1 Jasa 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

19 TB L 23 S1 Jasa 1 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3

20 MY L 23 S1 Jasa 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3

21 DA L 26 S1 Jasa 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3

22 Toni L 27 S2 Kuliner 1 4 4 4 3 3 3 4 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3

23 MH L 22 SMA Kuliner 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

(44)

No. Nama JK Usia

Pendi-dikan BU LU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

25 RW L 19 SMA Jasa 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3

26 AW L 25 SMA Jasa 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 3

27 MS L 20 SMA Jasa 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 1 2 4 3 3 1 3 2 2 3

28 IR L 19 SMA Jasa 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3

29 RRO L 25 SMA Fashion 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 1 4 4 1 4 3 4 3 3 4 4

30 R L 20 SMA Fashion 2 4 4 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3

31 IN L 26 SMA Kuliner 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3

32 AMM L 25 SMA Fashion 1 4 4 1 1 4 1 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 1 2 4 3

33 MD L 24 SMA Kuliner 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

34 R L 20 SMA Kuliner 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3

35 FA L 24 SMA Jasa 6 4 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

36 Y L 22 SMA Kuliner 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3

37 AM L 20 SMA Kuliner 1 3 3 4 3 3 4 1 4 4 3 4 2 3 4 2 3 3 3 2 3

38 MJ L 43 SMA Kuliner 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3

39 T L 24 SMA Kuliner 5 4 3 3 4 3 3 4 3 1 3 3 2 4 3 1 4 4 3 4 3

40 IR L 24 SMA Kuliner 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

41 I L 25 SMA Kuliner 1 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3

42 R L 20 SMA Kuliner 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

43 RS L 27 SMK Jasa 7 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4

44 S L 25 SMK Fashion 5 4 4 4 2 4 3 3 1 3 4 3 1 2 4 4 2 1 3 2 4

45 AH L 20 SMK Jasa 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 2 3 4

46 J L 29 SMK Kuliner 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

47 AB L 45 SMA Kuliner 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3

48 RSW L 22 SMA Jasa 3 4 4 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3

49 MAA L 25 SMA Jasa 5 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

50 A L 23 SMA Ternak 8 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 2 3 4 4 1 4 1 4 4

(45)

No. Nama JK Usia

Pendi-dikan BU LU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

52 AK L 22 SMA Kuliner 1 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4

53 W L 26 S1 Jasa 6 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

54 DAN L 20 SMA Jasa 1 4 4 4 3 2 2 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4

55 AB L 35 S1 Jasa 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4

56 BNP L 23 SMA Kuliner 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4

57 D P 26 SMA Fashion 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3

58 D P 19 SMA Jasa 1 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4

59 R P 37 D1 Kuliner 2 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 1 4

60 E P 33 D3 Kuliner 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

61 A P 25 D4 Jasa 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4

62 Y P 26 S1 Fashion 1 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4

63 IA P 39 S1 Fashion 7 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4

64 L P 26 S1 Jasa 1 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

65 F P 32 S1 Kuliner 1 3 4 3 4 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3

66 R P 43 S1 Kuliner 1 4 4 3 3 4 3 4 3 1 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4

67 E P 55 S1 Kuliner 2 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4

68 E P 24 S1 Kuliner 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

69 IN P 34 S1 Kuliner 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

70 W P 56 SMA Kuliner 7 4 4 1 1 3 2 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 4 4 3

71 F P 31 SMA Kuliner 8 4 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3

72 M P 20 SMA Kuliner 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4

73 DN P 21 SMA Kuliner 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 4

74 A P 24 SMA Kuliner 1 4 3 4 4 4 3 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3

75 Ayn P 20 SMA Kuliner 1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3

76 D P 28 SMA Jasa 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4

77 SZ P 19 SMA Kuliner 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3

(46)

No. Nama JK Usia

Pendi-dikan BU LU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

79 N P 20 SMA Kuliner 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3

80 IEC P 21 SMA Fashion 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

81 K P 20 SMA Fashion 1 4 3 4 2 3 3 2 3 4 2 3 2 4 3 3 2 2 2 3 3

82 N P 45 SMA Jasa 1 4 4 4 1 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4

83 N P 20 SMA Kuliner 1 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 3 1 1 2

84 WTA P 20 SMA Jasa 6 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4

85 TS P 20 SMA Produksi 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

86 NA P 21 SMA Fashion 2 3 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3

87 AA P 20 SMA Kuliner 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 3

88 R P 22 SMA Kuliner 1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3

89 SJ P 43 SMA Kuliner 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

90 NR P 21 SMA Fashion 8 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4

91 Nia P 25 SMA Kuliner 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

92 SH P 47 SMA Jasa 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

93 A P 37 SMA Kuliner 7 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3

94 Na P 21 SMA Jasa 1 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3

95 Nat P 20 SMA Fashion 2 4 3 2 2 3 3 4 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3

96 L P 21 SMA Fashion 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 3 3

97 DRR P 20 SMA Fashion 1 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

98 MDF P 19 SMA Fashion 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

99 N P 16 SMK Jasa 7 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3

100 I P 20 SMK Fashion 7 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

101 YS P 20 SMK Fashion 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4

102 T P 49 SMA Kuliner 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3

103 A P 21 SMA Kuliner 1 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3

104 KT P 21 SMA Handi 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4

Gambar

Tabel  5. Hasil Analisis Korelasi Product Moment.......................................................................
Tabel 1. Deskripsi Subjek Penelitian
Tabel 3. Hasil T-Score Dukungan Sosial

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang menjadi dugaan sementara untuk penelitian ini adalah ada hubungan positif antara Adversity Quotient dengan kepuasan berwirausaha pada wirausaha

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN KOMPETENSI SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Adversity quotient merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan dan sanggup untuk bertahan hidup, dalam hal ini tidak mudah menyerah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : (1) ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan kesejahteraan

tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara adversity quotient. dengan

Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dan kematangan emosi dengan toleransi terhadap stres, hubungan adversity quotient

Adapun tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan penyesuaian diri sosial pada mahasiswa perantauan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Adversity Quotient memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan hasil belajar matematika