• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Bisnis Keluarga Pada Kedai Kopi Massa Kok Tong Megaland Di Pematangsiantar Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi Bisnis Keluarga Pada Kedai Kopi Massa Kok Tong Megaland Di Pematangsiantar Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI

MASSA KOK TONG MEGALAND DI PEMATANGSIANTAR DALAM

MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Disusun Oleh:

090907139

YOSEPHIN SIHOTANG

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Yosephin Sihotang

NIM : 090907139

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : Analisis strategi bisnis keluarga pada kedai kopi Massa Kok Tong

Megaland di Pematangsiantar dalam meningkatkan loyalitas pelanggan

Medan, September 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Agus Edy Rangkuti SE, MSi

NIP. 197208172005011001 NIP. 195908161986111001

Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu

Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(4)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan Syukur bagi kemuliaan Allah Bapa di Surga, yang senantiasa melimpahkan

berkat dan kasih-Nya dan tidak pernah meninggalkanku sehingga masa perkuliahan,

penelitian dan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih untuk semua hal yang

telah diberikan Tuhan, untuk semua berkat melimpah yang tiada henti yang terus mengalir

dan membuat segala sesuatu menjadi nyata dan indah tepat pada waktunya.

Dalam penyelesain skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini perkenankan penulis untuk

mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A selaku Ketua Jurusan Administrasi

Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Agus Edy Rangkuti, SE MSi Dosen Pembimbing yang telah mendorong ,

membimbing, serta memberikan arahan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

4. Kepada Staf Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Staf Pengajar

Ilmu Administrasi Bisnis yang telah memberikan bekal pengetahuan selama

penulis menempuh pendidikan di FISIP USU.

5. Kepada Staf Karyawan/ Karyawati Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

telah memberikan pelayanan terbaik selama penulis mengikuti proses pendidikan.

6. Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku BODAT-BODAT” Nadhila

Yasmin, Hani Rahmah Tanjung, Dwi Mutia Nadhira, Meta Winda Sitorus, Dinda

(5)

sahabat-sahabatku “BETIYOKIPUT” Haqi Ramadhan Noor, Rizky Mustika Hati, Rizkita

Nouvelin, dan Dindiya Putry yang telah banyak memberikan motivasi dan

membantu penulis dengan ikhlas. Dan KAWAN-KAWAN SEJURUSAN

ADMINISTRASI BISNIS A DAN B ANGKATAN 2009 terkhusus untuk Melinda Agustien dan Irma Afriyesi Siregar. Semoga kebersamaan kita selama

menempuh hari-hari perkuliahan tetap terjalin indah sebagai kenangan abadi

selamanya.

7. Sahabat-sahabatku sejak sekolah menengah atas “GENG NERO” Khairunnisa

Lubis, Ssos Dwi Rahayu Ningtias, SE Avry Khairunnisa Sapalia Harahap, SH dan

Ade Elisa Damanik, ST yang terus memberikan perhatian dan dukungannya

kepada penulis.

8. Kepada pemilik kedai kopi Massa Kok Tong Megaland Pematangsiantar, Bapak

Paimin Halim, SH dan segenap karyawan yang sudah memberikan kesempatan

dan waktunya untuk penulis melakukan penelitian di kedai kopi ini.

9. Kawan-kawan yang telah banyak membantu Torop Amazia Simanjuntak,

Melviana Sirait, Christine Caroline Nainggolan.

10.Teman-teman sejak bangku sekolah dasar Freedom Nainggolan, Jofi Apriano

Purba, Antonius Daeli, Irene Sari Margaretha Sinaga dan Grace Manurung yang

tetap memberikan dukungan dan semangatnya dari jauh kepada penulis.

Dan dengan penuh rasa haru dan hormat, sebagai ungkapan terima kasih yang tak

terhingga, skripsi ini penulis persembahkan kepada yang tercinta bapak sekaligus guru seni

rupa saya Drs. Wilson Sihotang, mamak Lasty Edianna Malau, dan Uwak Raya yang

sudah kembali ke Rumah Bapa di Surga, Uwak Suntik, Tulang Rendy sekeluarga yang

dengan segala kesabaran dan cinta kasih yang tulus dan tiada henti terus mendidik dan

(6)

moril maupun materil selama penulis menimba ilmu di FISIP USU, kakak Dosma Sihotang,

SE dan adik-adik ku Jean Christy Sihotang, Chensin Agnes Lidya Sihotang yang telah

memberikan motivasi dan doa restunya kepada penulis. Dan pihak-pihak lain yang telah

membantu dan tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terimakasih banyak.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati demi sempurnanya

skripsi ini.

Medan, September 2013

(7)

ABSTRAK

Analisis Strategi Bisnis Keluarga Pada Kedai Kopi Massa Kok Tong Megaland Di Pematangsiantar Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Nama : Yosephin Sihotang

NIM : 090907139

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Agus Edy Rangkuti SE, MSi

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategis bisnis yang dilakukan oleh

kedai kopi Massa Kok Tong Megaland di Pematangsiantar dalam meningkatkan loyalitas

pelanggannya yang berdasarkan teori Kotler (1997:46) yaitu Bauran Pemasaran yang terdiri

dari Tujuh P (7P) yaitu product, price, place, promotion, people. process, physical evidence.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian deskriptif yang

melukiskan fakta secara faktual dan cermat serta penelitian kualitatif yang berarti

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan cara statistik atau

pengukuran. Penelitian ini mendeskripsikan strategi bisnis yang dilakukan oleh pemilik kedai

kopi Massa Kok Tong Megaland Pematangsiantar. Data yang dikumpulkan adalah melalui

wawancara mendalam dengan pemilik atau owner kedai kopi sebagai informan kunci,

beberapa pelanggan kedai kopi sebagai informan utama, dan karyawan kedai kopi sebagai

informan tambahan untuk menguji keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

ketujuh strategi bisnis yang dilakukan oleh kedai kopi Massa Kok Tong Megaland dalam

meningkatkan loyalitas pelanggannya adalah dengan strategi produk (product) dan tempat

(place) .

(8)

ABSTRACT

Analysis Of Family Business Strategy To Increase Consumer’s Loyality At Kedai Kopi Massa Kok Tong Megaland Pematangsiantar

Name : Yosephin Sihotang

NIM : 090907139

Department : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Advisor : Agus Edy Rangkuti SE, MSi

This study aims to describe the business strategies kedai kopi Massa Kok Tong

Megaland Pematangsiantar made in increasing the number of customers based on the theory

of Kotler (1997:46) the marketing mix which consists of the Seven Ps (7Ps) is a product,

price, place, promotion, people. process, physical evidence.

This research is descriptive qualitative. Descriptive study describing the facts and

meticulously factual and meaningful qualitative research produces findings that can not be

measured by statistics. This study describes the business strategy by the owner of kedai kopi

Massa Kok Tong Megaland Pematangsiantar. Data were collected through in-depth

interviews with the owner as a key informan, several customers as main informans, and as

well as to test the validity of informant data. The results showed that of the seven business

strategies implemented by kedai kopi Massa Kok Tong Megaland have more the loyality of

consumers.

(9)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Rumusan Masalah……… 6

1.3 Tujuan Penelitian………... 6

1.4 Manfaat Penelitian………... 6

1.5 Batasan Masalah………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bisnis……….. 8

2.1.1 Pengertian Strategi Bisnis……… 8

2.1.2 Faktor-faktor Penyusun Strategi Bisnis……..…………. 9

2.1.3 Bauran Pemasaran……… 11

2.2 Loyalitas Pelanggan……… 15

2.2.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan……… 15

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan………. 17

2.2.3 Tingkatan Loyalitas Pelanggan……….. 20

2.2.4 Jenis-jenis Loyalitas Pelanggan………. 22

2.2.5 Karakteristik Loyalitas Pelanggan……….. 25

2.3 Penelitian Terdahulu……….. 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian……….. 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….……….. 30

3.3 Informan Penelitian……… 33

3.4 Definisi Konsep……… 31

3.5 Teknik Pengumpulan Data……….….. 32

(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian……….. 37

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………. 37

A. Sejarah Singkat Usaha….………. 37

B. Visi Misi Usaha………..………. 41

C. Struktur Organisasi Usaha……….. 43

D. Kegiatan Operasional..……… 47

E. Menu……… 48

4.2 Penyajian Data……….. 50

4.2.1 Hasil Wawancara………. 50

A. Informan Kunci……… 51

B. Informan Utama………. 54

C. Informan Tambahan……….. 61

4.3 Analisis Pembahasan……… 64

4.3.1 Analisis Strategi Bisnis……….. 64

4.3.2 Strategi Bisnis kedai kopi Massa Kok Tong Megaland……. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 76

5.2 Saran……….. 77

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 5 Surat Penugasan Membimbingan Skripsi

Lampiran 6 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Pembimbing

Lampiran 7 Surat Undangan Seminar Proposal Skripsi untuk Dosen Penguji

Lampiran 8 Jadwal Seminar Proposal Skripsi

Lampiran 9 Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

Lampiran 10 Surat Izin Pra Penelitian

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian

Lampiran 12 Daftar Hadir Seminar Proposal Rancangan Usulan Penelitian

(14)

ABSTRAK

Analisis Strategi Bisnis Keluarga Pada Kedai Kopi Massa Kok Tong Megaland Di Pematangsiantar Dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan

Nama : Yosephin Sihotang

NIM : 090907139

Prodi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Agus Edy Rangkuti SE, MSi

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategis bisnis yang dilakukan oleh

kedai kopi Massa Kok Tong Megaland di Pematangsiantar dalam meningkatkan loyalitas

pelanggannya yang berdasarkan teori Kotler (1997:46) yaitu Bauran Pemasaran yang terdiri

dari Tujuh P (7P) yaitu product, price, place, promotion, people. process, physical evidence.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian deskriptif yang

melukiskan fakta secara faktual dan cermat serta penelitian kualitatif yang berarti

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan cara statistik atau

pengukuran. Penelitian ini mendeskripsikan strategi bisnis yang dilakukan oleh pemilik kedai

kopi Massa Kok Tong Megaland Pematangsiantar. Data yang dikumpulkan adalah melalui

wawancara mendalam dengan pemilik atau owner kedai kopi sebagai informan kunci,

beberapa pelanggan kedai kopi sebagai informan utama, dan karyawan kedai kopi sebagai

informan tambahan untuk menguji keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

ketujuh strategi bisnis yang dilakukan oleh kedai kopi Massa Kok Tong Megaland dalam

meningkatkan loyalitas pelanggannya adalah dengan strategi produk (product) dan tempat

(place) .

(15)

ABSTRACT

Analysis Of Family Business Strategy To Increase Consumer’s Loyality At Kedai Kopi Massa Kok Tong Megaland Pematangsiantar

Name : Yosephin Sihotang

NIM : 090907139

Department : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Advisor : Agus Edy Rangkuti SE, MSi

This study aims to describe the business strategies kedai kopi Massa Kok Tong

Megaland Pematangsiantar made in increasing the number of customers based on the theory

of Kotler (1997:46) the marketing mix which consists of the Seven Ps (7Ps) is a product,

price, place, promotion, people. process, physical evidence.

This research is descriptive qualitative. Descriptive study describing the facts and

meticulously factual and meaningful qualitative research produces findings that can not be

measured by statistics. This study describes the business strategy by the owner of kedai kopi

Massa Kok Tong Megaland Pematangsiantar. Data were collected through in-depth

interviews with the owner as a key informan, several customers as main informans, and as

well as to test the validity of informant data. The results showed that of the seven business

strategies implemented by kedai kopi Massa Kok Tong Megaland have more the loyality of

consumers.

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persaingan global yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini,

menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor

usaha. Dalam era globalisasi saat ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar

domestik (nasional) maupun di pasar internasional atau global. Untuk memenangkan

persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada pelanggannya misalnya

dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harga lebih murah, penyerahan produk

yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik dari pesaingnya. Produk dengan mutu jelek,

harga yang mahal, penyerahan produk yang lambat bisa membut pelanggan tidak puas,

walaupun dengan tingkat yang berbeda. Menurut Porter (1994:2), intensitas persaingan dalam

suatu industri perusahaan bukanlah masalah kebetulan atau nasib buruk. Sebaliknya,

persaingan dalam suatu industri atau perusahaan berakar dalam struktur ekonomi yang

mendasarinya dan berjalan diluar perilaku pesaing yang ada.

Di dalam bisnis, kehilangan seorang pelanggan yang loyal adalah hal buruk.

Dampaknya dari bisnis, akan membuat kredibilitas dan reputasi perusahaan tersebut

menurun. Loyalitas adalah komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan

lagi produk atau jasa tertentu di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha

pemasaran yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku (Kotler dan Keller, 2007:175).

Loyalitas juga sebagai kondisi di mana pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu

merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya

di masa mendatang (Mowen dan Minor 1998:23). Pelanggan yang dianggap loyal akan

berlangganan atau melakukan pembelian ulang selama jangka waktu tertentu yang akan

(17)

cukup tinggi, perusahaan mulai bersaing untuk memberikan loyalitas kepada pelanggannya

agar pelanggan mempunyai kesetiaan yang tinggi terhadap perusahaan.

Usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan di dalam meningkatkan loyalitas

pelanggan bukanlah hal yang mudah. Menurut Olson dalam Mushanto (2004:128) bahwa

loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara

berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk maupun

jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut yang membutuhkan waktu yang lama melalui

suatu proses pembelian yang terjadi secara berulang-ulang. Loyalitas pelanggan juga

didefinisikan sebagai orang yang membeli, khususnya yang membeli secara teratur dan

berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang terus-menerus dan berulang kali

datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu

produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut (Ali Hasan

2008:83).

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan merupakan sikap

yang menjadi dorongan atau perilaku untuk melakukan pembelian produk/jasa dari suatu

perusahaan yang menyertakan aspek perasaan didalamnya, khususnya yang membeli secara

teratur dan berulang-ulang dengan konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang

suatu barang dan jasa, tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap

perusahaan yang menawarkan produk/ jasa tersebut.

Didalam meningkatkan loyalitas pelanggan dibutuhkan strategi-strategi yang sesuai

dengan tujuan perusahaan yaitu strategi yang tepat untuk bisa unggul menghadapi persaingan

sehingga dengan begitu dapat mempertahankan pelanggan, dan menjadikannya loyal. Strategi

yang dimaksud adalah langkah perencanaan yang lebih terukur dan sistematis yang memiliki

perbedaan dan ciri khas tersendiri baik dari sisi produk atau jasa yang dihasilkan maupun

(18)

strategi perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan utama atau

kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah pernyataan yang saling

mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan prinsip-prinsip secara umum untuk

mencapai misi yang dicanangkan perusahaan, serta bagaimana perusahaan memilih jalur

yang spesifik untuk mencapai misi tersebut.

Melihat dari pengertian strategi tersebut, setiap perusahaan harus memperhatikan

hal-hal yang dapat membuat konsumen membeli produknya. Salah satunya dengan

memperhatikan marketing mix, yang terdiri dari 4P, product, price, promotion, place (Kotler

2005:17). Produk meliputi hal-hal yang berhubungan dengan mutu dan kualitas, price (harga)

meliputi harga yang disesuaikan dengan konsumen, promotion meliputi promosi penjualan,

periklanan, place meliputi tempat yang strategis. Didalam perkembangannya, kemudian 4P

disempurnakan dengan menambahkan 3P yaitu people, process, physical environment

(McCarthy, 2002:180). People meliputi sasaran yang dijadikan target oleh sebuah produk,

process meliputi cara penjualan produk, physical environment meliputi interior dan eksterior

bangunan tersebut. Strategi tersebut digunakan sebagai salah satu cara agar perusahaan

tersebut dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.

Salah satu bisnis yang menggunakan strategi bisnisnya untuk meningkatkan loyalitas

pelanggan adalah bisnis atau usaha milik keluarga. Menurut Longenecker (2001:22) bisnis

keluarga adalah sebuah perusahaan yang anggota keluarganya secara langsung terlibat di

dalam kepemilikan dan jabatan atau fungsi. Bisnis dilakukan secara bersama-sama di dalam

keluarga. Partisipasi dari keluarga dapat menguatkan bisnis, hal ini disebabkan anggota

keluarga bersikap setia dan berdedikasi pada perusahaan keluarga. Suatu bisnis keluarga

mampu bertahan berkesinambungan puluhan tahun jika dikelola secara profesional, dengan

tetap mewariskan budaya keluarga. Pewaris tahta bisnis keluarga, perlu dipersiapkan jauh

(19)

telah dirintis pendirinya. Menyiapkan regenerasi secara matang menjadi kunci kesuksesan

sejumlah bisnis keluarga.

Penelitian ini dilakukan pada kedai kopi Massa Kok Tong Megalandyang merupakan

cabang baru dari kedai kopi paling tua dan ternama di kota Pematangsiantar yaitu kedai kopi

Kok Tong yang telah berdiri sejak tahun 1925, dimana kedai kopi ini merupakan bisnis

keluarga yang diwariskan secara turun-temurun. Massa Kok Tong Megaland ini sendiri

dibuka dengan tujuan pemiliknya yaitu untuk membidik pasar kaum muda, berbeda dengan

kedai kopi terdahulunya yang fokus pasarnya adalah orang tua. Sesuai dengan tujuannya

menembus pasar anak muda maka kedai kopi Massa Kok Tong Megaland ini pun muncul

dengan konsep tempat (seperti rumah), konsep pelayanan, konsep jualan dan konsep menu

yang berbeda namun tidak meninggalkan kekhasannya yaitu tetap fokus pada kopi lokal yaitu

kopi robusta yang berasal dari perkebunan rakyat Kecamatan Raya Siantar (Simalungun).

Sejak awal berdirinya yang masih sangat baru kedai kopi ini mampu menarik perhatian

masyarakat, dan tidak kalah bersaing dengan kedai-kedai kopi lainnya di Siantar termasuk

kedai kopi terdahulunya. Hal ini terlihat dari pengunjungnya yang selalu ramai hingga jam

tutup kedai kopi tersebut. Berdasarkan keterangan pemiliknya, saat ini pelanggan nya

mencapai 100 orang per hari, dan pengunjung nya mencapai 300 orang per hari. Kedai kopi

ini memiiki strategi bisnis sendiri untuk dapat meningkatkan loyalitas pelanggannya dan

untuk dapat mencapai visinya yaitu menjadi ikon kedai kopi di kota Pematangsiantar.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, kedai kopi Massa Kok Tong

Megaland menerapkan strateginya dengan menawarkan kenyamanan kepada para pelanggan

dalam menikmati kopi berkualitas unik hasil racikan turun-temurun kedai kopi itu sendiri

dengan merek yang sama dengan nama kedai kopi tersebut yaitu kopi Massa Kok Tong, dan

tentunya tidak bisa ditemukan di tempat lain. Kopi Kok Tong sendiri merupakan legenda di

(20)

loyalitas pelanggannya, terdapat beberapa kendala yang menghalangi yaitu banyaknya

pesaing dengan usaha sejenis.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan judul “Analisis strategi bisnis keluarga pada kedai kopi Massa Kok Tong

Megaland di Pematangsiantar dalam meningkatkan loyalitas pelanggan”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan pada kedai kopi Massa Kok Tong Megaland,

maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Strategi bisnis pada

kedai kopi Massa Kok Tong Megaland dalam meningkatkan loyalitas pelanggan”.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui strategi bisnis

yang diterapkan di kedai kopi Massa Kok Tong Megaland dalam meningkatkan loyalitas pelanggannya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih meningkatkan dan

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori

yang didapat selama proses perkuliahan.

2. Bagi pemilik usaha, dapat memberikan kontribusi bagi kedai kopi massa kok tong

megaland agar dapat lebih berkembang dalam menerapkan strategi bisnisnya untuk

meningkatkan loyalitas pelanggan.

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, penelitian ini sebagai bahan masukan bagi

fakultas dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa/i di masa mendatang. Dan dapat

(21)

dan memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak- pihak yang mempunyai permasalahan

yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.5 Batasan Masalah

Untuk membatasi lingkup penelitian yang terlalu luas, agar permasalahan yang diteliti

menjadi jelas dan terarah maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti sehingga dapat

dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Permasalahan yang diteliti adalah Penerapan Strategi bisnis pada kedai kopi Massa Kok

Tong Megaland.

b. Strategi bisnis yang diterapkan adalah untuk meningkatkan loyalitas pelanggan pada kedai

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Strategi Bisnis

2.1.1 Pengertian Strategi Bisnis

Strategi adalah sekumpulan kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan pada

peningkatan kesejahteraan dan kekuatan jangka panjang perusahaan yang berhubungan

dengan pesaing (Ward dan Peppard, 2002:69). Strategi bisnis adalah penempaan misi

perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal,

perumusan kebijakan dan cara tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan

implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi bisnis tersebut

akan tercapai (Steiner dan Miner, 1997:18).

Menurut Wheelen dan Hunger (2004:13), dalam menciptakan strategi dibutuhkan

proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu :

a. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

(23)

c. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

d. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

e. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi akan

terlaksana dan akan mendapatkan kata success apabila setiap memiliki strategi untuk tetap

dapat bertahan dan ingin memenangkan persaingan. Karena strategi menunjukkan arahan

yang hendak ditempuh oleh suatu perusahaan didalam mencapai tujuannya.

2.1.2 Faktor-Faktor Penyusun Strategi Bisnis

Menurut Rock (1991:5), terdapat sejumlah faktor yang perlu diperhatikan ketika kita

melakukan proses penyusunan strategi perusahaan. Faktor-faktor itu adalah pertimbangan regulasi dan kebijakan pemerintah, dimana semua organisasi beroperasi dalam kelompok masyarakat yang lebih luas. Apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan dalam kebijakan

strategi perusahaan selalu dibatasi oleh regulasi, kebijakan dan peraturan pemerintah.

Yang kedua, adalah faktor kondisi persaingan dan daya tarik industri secara

keseluruhan merupakan faktor penentu strategi yang besar. Strategi perusahaan harus disesuaikan dengan sifat dan kombinasi faktor-faktor kompetisi, harga, kualitas produk, fitur

kinerja, layanan, garansi, dan lain-lain. Apabila kondisi persaingan meningkat secara

signifikan, maka perusahaan harus meresponnya dengan tindakan strategis untuk melindungi

posisinya.

(24)

penyusunan strategi. Strategi perusahaan harus dengan sengaja diarahkan untuk menangkap

peluang pertumbuhan yang terbaik. Strategi juga harus memberikan respon terhadap ancaman

eksternal demi stabilitas kinerja perusahaan di masa datang.

Faktor keempat yaitu kekuatan sumber daya perusahaan, kompetensi, dan

kemampuan kompetitif. Salah satu pertimbangan internal penentu strategi yang terpenting adalah apakah perusahaan memiliki sumber daya, kompetensi dan kemampuan yang

dibutuhkan untuk melaksanakan strategi dengan optimal. Faktor-faktor inilah yang

memungkinkan perusahaan untuk memperbesar penguasaan pasar, mendukung daya

kompetitif perusahaan dalam arena pasar, dan menjadi dasar strategi perusahaan.

Faktor berikutnya adalah ambisi pribadi, filsafat perusahaan, dan kepercayaan

etis manajer. Pilihan strategi biasanya juga dipengaruhi oleh ambisi dan visi pendiri/pemilik

perusahaan. Setiap business owner memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai

bagaimana cara bersaing, bagaimana memposisikan perusahaan, serta image apa yang ingin

dibentuk.

Terakhir yaitu pengaruh kultur perusahaan dalam strategi. Kultur perusahaan juga

memiliki kemungkinan yang besar dalam menentukan tindakan strategis perusahaan,

terkadang bahkan mendominasi pilihan langkah strategis. Nilai, budaya kerja dan keyakinan

tertentu dapat terpatri dalam pemikiran dan tindakan top manajemen. Hal ini pada giliran

berikutnya akan ikut mempengaruhi pilihan strategi yang akan dirumuskan.

2.1.3 Bauran Pemasaran

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu menurut Kotler (1997:46) adalah

Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri dari Tujuh P (7P) yaitu product, price, place,

promotion, people. process, physical evidence, yang merupakan strategi yang dijalankan

perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran

(25)

yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan, disamping itu

marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan

untuk mempermudah buying decision, variabel-variabel marketing mix adalah sebagai

berikut:

1. Product (Produk)

Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang akan

ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna mendukung

penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk

merupakan elemen yang paling penting. Sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Sifat dari produk/jasa tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Tidak Berwujud

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau

dicium, sebelum ada transaksi pembelian.

b. Tidak Dapat Dipisahkan

Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan

orang atau benda.

c. Berubah-Ubah

Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung

(26)

2. Price (Harga)

Harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh

produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil

keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Harga dikatakan mahal, murah atau

biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu

yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and

Kanuk, 2000:43).

3. Place (Saluran Distribusi)

Kotler (2000:96) menyatakan bahwa saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga

yang melakukan segala kegiatan yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status

pemiliknya dari produsen ke konsumen. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran

distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk

disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri.

Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat

konsumen mencarinya. Distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

4. Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen

atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui

(27)

masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti koran, majalah,

tabloid, radio, televisi dan direct mail (Baker, 2000:7). Media promosi yang dapat digunakan

pada bisnis ini antara lain :

a. Periklanan,

b. Promosi penjualan,

c. Publisitas dan hubungan masyarakat, dan

d. Pemasaran langsung.

Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu

sendiri.

5. People (Partisipan)

Yang dimaksud partisipan disini adalah karyawan penyedia jasa layanan maupun

penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam

proses layanan itu sendiri.

6. Process (Proses)

Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada

konsumen selama melakukan pembelian barang. Pengelola usaha melalui front liner sering

menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan untuk tujuan menarik konsumen. Fasilitas

jasa konsultasi gratis, pengiriman produk, credit card, card member dan fasilitas layanan yang

berpengaruh pada image perusahaan.

7. Physical evidence (Lingkungan fisik)

Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang didalamnya juga termasuk suasana.

Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak dalam kaitannya dengan

situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi dan kondisi geografi dan lingkungan

(28)

Dari ketujuh elemen marketing mix tersebut yang merupakan kunci sukses bagi

sebuah usaha diantaranya adalah kelengkapan produk layanan yang siap ditawarkan, lokasi

yang strategis, keramahan dan efektivitas pelayanan, tempat parkir yang memadai, dan

fasilitas lain pendukung kenyamanan konsumen.

2.2 Loyalitas Pelanggan

2.2.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan adalah sikap, dorongan dan komitmen seorang pelanggan akan

perilakunya untuk melakukan pembelian kembali secara berulang-ulang di masa yang akan

datang. Menurut Griffin (2005 :13) loyalitas pelanggan lebih mengacu pada wujud perilaku

dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus

terhadap barang atau jasa suatu perusahaan yang dipilih.

Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan yang pasti dalam membeli apa dan

dari siapa pembelian yang dilakukannya bukan kegiatan yang bersifat acak. Yang

dikategorikan sebagai pelanggan yang setia ialah mereka yang sangat puas dengan produk

tertentu sehingga mereka mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada

siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan yang loyal

tersebut akan memperluas kesetiaan mereka dengan produk-produk lain buatan produsen

yang sama yang pada akhirnya akan membentuk mereka sebagai konsumen yang setia kepada

produsen tertentu selamanya.

Menurut Tjiptono (2000:110) bahwa loyalitas pelanggan sebagai komitmen pelanggan

terhadap suatu merek, toko, pemasok berdasarkan sikap yang positif dan tercermin dalam

pembelian ulang yang konsisten. Selanjutnya, Griffin (2005:13) mengemukakan keuntungan

(29)

1. Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan yang baru

lebih mahal).

2. Dapat mengurangi biaya transaksi.

3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena pergantian yang lebih sedikit).

4. Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.

5. Mendorong Mouth of Mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa pelanggan yang

loyal juga berarti mereka yang merasa puas.

6. Dapat mengurangi biaya kegagalan.

Griffin (2005:15) juga berpendapat bahwa pelanggan loyal dikarenakan sering

melakukan pembelian kembali terhadap produk dari suatu perusahaan, dan hal ini akan

membangun sebuah pujian di mata publik dan tidak terpengaruh oleh kegiatan promosi dari

perusahaan pesaing.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan

Dalam membangun dan meningkatkan loyalitas pelanggan, perusahaan harus

memperhatikan faktor yang mempengaruhinya. Menurut Robinette (2001:13)

faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah perhatian (caring), kepercayaan

(trust), perlindungan (length of patronage), dan kepuasan akumulatif (overall satisfaction).

a. Perhatian (caring), perusahaan harus dapat melihat dan mengatasi segala kebutuhan,

harapan, maupun permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan. Dengan perhatian itu,

pelanggan akan menjadi puas terhadap perusahaan dan melakukan transaksi ulang

dengan perusahaan, dan pada akhirnya mereka akan menjadi pelanggan perusahaan

yang loyal. Semakin perusahaan menunjukkan perhatiannya, maka akan semakin

besar loyalitas pelanggan itu muncul.

b. Kepercayaan (trust), kepercayaan timbul dari suatu proses yang lama sampai kedua

(30)

pelanggan dan perusahaan, maka usaha untuk membinanya akan lebih mudah,

hubungan perusahaan dan pelanggan tercermin dari tingkat kepercayaan (trust) para

pelanggan. Apabila tingkat kepercayaan pelanggan tinggi, maka hubungan perusahaan

dengan pelanggan akan menjadi kuat. Salah satu cara yang dapat dilakukan

perusahaan dalam membina hubungan dengan pelanggan, yaitu segala jenis produk

yang dihasilkan perusahaan harus memiliki kualitas atau kesempurnaan seperti yang

seharusnya atau sebagaimana dijanjikan, sehingga pelanggan tidak merasa tertipu,

yang mana hal ini dapat mengakibatkan pelanggan berpindah ke produk pesaing.

c. Perlindungan (length of patronage), perusahaan harus dapat memberikan

perlindungan kepada pelanggannya, baik berupa kualitas produk, pelayanan,

complain, dan sebagainya. Dengan demikian, pelanggan tidak khawatir perusahaan

dalam melakukan transaksi dan berhubungan dengan perusahaan, karena pelangga

merasa perusahaan memberikan perlindungan yang mereka butuhkan.

d. Kepuasan akumulatif (overall satisfaction), kepuasan akumulatif adalah keseluruhan

penilaian berdasarkan total pembelian dan konsumsi atas barang dan jasa pada suatu

periode tertentu. Kepuasan akumulatif ditentukan oleh berbagai komponen seperti

kepuasan terhadap sikap agen (service provider) dan kepuasan terhadap perusahaan

itu sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus dapat memberikan rasa puas

kepada pelanggan dalam melakukan segala transaksi dengan perusahaan, sehingga dalam hal

ini perusahaan harus memasarkan produknya dengan bagus, menetapkan harga yang menarik,

menjaga keefektifan komunikasi dengan para pelanggannya serta memperhatikan dan

meningkatkan fungsi dan kegunaan dari segala fasilitas dan sumber daya yang dimiliki agar

pelanggan dapat memanfaatkannya kapan saja dan dimana saja sehingga dapat semakin

(31)

Menurut Aaker (1997:74), usaha-usaha yang harus dilakukan perusahaan dalam

meningkatkan loyalitas pelanggan adalah :

a. Kunci dalam memperlakukan pelanggan dengan baik adalah dengan memperhatikannya.

b. Upaya dalam menjalin kedekatan dengan pelanggan adalah mengirim

kelompok-kelompok fokus yang bertugas mencari informasi penyebab keluhan serta ketidakpuasan

pelanggan.

c. Mengukur kepuasan pelanggan seperti survei terhadap kepuasan atau ketidakpuasan yang

berguna terutama dalam memahami bagaimana konsumen menyenangi produk atau jasa.

d. Memberikan layanan ekstra relatif lebih mudah untuk mengubah perilaku pelanggan dari

toleransi menjadi antusias hanya dengan memberikan sedikit pelayanan ekstra yang tidak

terduga.

Mengingat pentingnya loyalitas pelanggan, maka para manajemen perusahaan

diharapkan dapat memahami dengan baik konsep loyalitas. Namun pemahaman saja tidak

cukup, yang lebih penting lagi adalah penerapan atau pelaksanaan tindakan-tindakan atau

program yang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan. Perbaikan terhadap mutu produk juga

sangat menentukan loyalitas, maka perlu dilakukan pengendalian terhadap seluruh aspek

yang ada dalam perusahaan.

2.2.3 Tingkatan Loyalitas Pelanggan

Tingkatan Loyalitas menurut Griffin (2005:35) adalah sebagai berikut :

1. Tersangka (Suspect)

Adalah orang yang mungkin akan membeli produk atau jasa perusahaan. Dikatakan

tersangka karena dipercaya atau menyangka mereka akan membeli, tetapi masih

(32)

2. Prospek (Prospect)

Adalah orang–orang yang memiliki kebutuhan akan produk dan jasa anda dan

memiliki kemampuan untuk membeli. Meskipun prospek belum membeli dari

perusahaa, pembeli mungkin telah mendengar tentang perusahaan, membaca tentang

perusahaan, tahu ada seseorang yang merekomendasikan perusahaan kepada pembeli.

Prospek mungkin tahu siapa perusahaan, dimana perusahaan, dan apa yang dijual oleh

perusahaan tetapi pembeli masih belum membeli produk dari perusahan.

3. Prospek yang Didiskualifikasi (Disqualified Prospect)

Adalah prospek yang telah cukup perusahaan pelajari untuk mengetahui bahwa calon

pembeli tidak membutuhkan atau tidak memiliki kemampuan membeli produk

perusahaan.

4. Pelanggan Pertama Kali (First Time Costumers)

Adalah orang yang telah membeli dari perusahaan satu kali. Orang tersebut bisa

menjadi merupakan pelanggan perusahaan sekaligus juga pelanggan pesaing

perusahaan.

5. Pelanggan Berulang (Repeat Customers)

Adalah orang–orang yang telah membeli dari perusahaan dua kali atau lebih.

Orang-orang tersebut mungkin telah melakukan pembelian produk yang sama 2 kali, atau

membeli 2 macam produk dan jasa yang berbeda dalam 2 kesempatan yang berbeda.

(33)

Klien membeli apapun yang perusahaan jual dan dapat pembeli gunakan dan

membelinya secara teratur, perusahaan memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut,

yang menjadikan pembeli tersebut kebal terhadap tarikan pesaing.

7. Penganjur (Advocates)

Seperti klien, advocate membeli apapun yang perusahaan jual dan pembeli gunakan

secara teratur. Tetapi penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli dari

perusahaan tersebut. Penganjur bahkan melakukan pemasaran dan membawa

pelanggan bagi perusahaan.

Perilaku pelanggan yang loyal seperti yang dijelaskan diatas tidak terjadi secara

otomatis dalam waktu yang singkat, melainkan melalui tahapan tertentu dan dari siklus

pembelian. Langkah-langkah yang harus dilewati pelanggan tersebut adalah dimulai dari

kesadaran pelanggan akan produk yang dibutuhkan, melakukan pembelian awal produk yang

dibutuhkan, melakukan pengevaluasian setelah pembelian produk dilakukan, kemudian

membentuk keputusan atau komitmen untuk melakukan pembelian kembali produk yang

sama, dan jika komitmen untuk membeli kembali telah terbentuk maka selanjutnya adalah

pembelian kembali. Dengan demikian akan membentuk lingkaran pembelian kembali yang

berulang beberapa kali selama terjalin hubungan antara pelanggan produk perusahaan

tersebut (Griffin, 2003:18).

2.2.4 Jenis – Jenis Loyalitas Pelanggan

Jenis-jenis loyalitas pelanggan menurut Griffin (2005:22-23) terdiri dari :

- Tanpa Loyalitas.

- Loyalitas Tersembunyi.

- Loyalitas yang Lemah.

(34)

Tabel 1.1

a. Tanpa Loyalitas (No Loyalty)

Untuk beberapa alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas terhadap

produk/jasa tertentu. Keterikatannya yang rendah dikombinasikan dengan pembelian

berulang yang rendah menunjukan tidak adanya loyalitas secara umum perusahaan

harus menghindari para pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah menjadi

pelanggan yang loyal, mereka hanya berkontribusi sedikit pada kekuatan keuangan

perusahaan. Tantangannya adalah menghindari pembeli seperti ini dan lebih memilih

pelanggan yang loyalitasnya dapat dikembangkan.

b. Loyalitas Yang Lemah (Inertia Loyalty)

Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi

menghasilkan loyalitas yang lemah (inertia loyalty). Pelanggan ini membeli karena

kebiasaan ini adalah jenis pembeliaan yang dikarenakan selalu menggunakannya atau

karena sudah terbiasa. Dengan kata lain, faktor non sikap dan faktor situasi

merupakan alasan utama pembeli. Pembeli ini merasakan tingkat kepuasan tertentu

dengan perusahaan atau minimal tidak ada ketidakpuasan yang nyata. Pembeli ini

rentan beralih ke produk pesaing yang dapat menunjukan manfaat yang jelas. Jadi

(35)

bentuk loyalitas yang lebih tinggi dengan secara aktif mendekati pelanggan dan

meningkatkan diferensiasi positif pada pelanggan mengenai produk dan jasa.

c. Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyality)

Tingkat preferensi yang lebih tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang

yang rendah menunjukan loyalitas tersembunyi, pengaruh situasi pelanggan dan

bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang. Dengan memahami

faktor sikap berkontribusi pada loyalitas tersembunyi perusahaan dapat menggunakan

strategi untuk mengatasinya.

d. Loyalitas Premium (Premium Loyalty)

Loyalitas premium yaitu jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi bila

ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang tinggi juga.

Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk semua pelanggan di setiap

perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, maka pembeli akan merasa

bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu dan senang membagi

pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.

2.2.5 Karakteristik Loyalitas Pelanggan

Pelanggan yang loyal merupakan aset tak ternilai bagi perusahaan, karena itu

karakteristik dari pelanggan yang loyal menurut Griffin (2005:31) antara lain :

a. Melakukan pembelian secara teratur.

Komitmen untuk membeli kembali secara teratur merupakan sikap yang paling penting

bagi loyalitas. Hal ini muncul apanila pelanggan telah memiliki ikatan yang kuat dengan

produk.

(36)

Setelah pembelian dilakukan dan pelanggan merasa puas akan suatu produk yang telah

dibelinya, maka pelanggan akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain dan

kemungkinan besar juga akan menjadi calon pelanggan berikutnya.

c. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing.

Pelanggan yang benar-benar loyal menolak pesaing dan membeli kembali produk yang

sama dan kapan saja dibutuhkan.

Dari karakteristik pelanggan yang loyal diatas terlihat bahwa pelanggan yang loyal

memenuhi karakteristik : melakukan pemebelian ulang secara teratur, merekomendasikan

pada orang lain, dan menunjukkan kekebalan dari daya tarik pesaing (tidak mudah

terpengaruh oleh daya tarik produk sejenis dari pesaing).

2.6 Penelitian Terdahulu

Widyaningtyas (2010) mengenai “Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas serta dampaknya pada kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa kereta api harina (studi pada PT. Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang)”. Juga menegaskan bahwa strategi bisnis yang digunakan yaitu dari segi harga tiket dan kualitas pelayanan berpengaruh

terhadap loyalitas melalui kepuasan konsumen pengguna jasa transportasi kereta api Harina.

“Penerapan strategi bauran pemasaran dalam meningkatkan kepuasan pelanggan pada usaha kecil Sari Buah Apel ”Mia” di desa Wonosari-Nongkojajar-Pasuruan” (Sriwahyuni, 2009). Bahwa untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, usaha kecil sari buah apel “Mia” di desa Wonosari-Nongkojajar-Pasuruan telah menerapkan strategi bauran

(37)

(product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion) yang telah diterapkan oleh

pengusaha sari buah apel “Mia” di desa Wonosari-Nongkojajar-Pasuruan.

Stanley (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis kepuasan dan loyalitas konsumen Coffeeshop Warung Kopi serta implikasinya terhadap strategi pemasaran”. Menunjukkan bahwa yang perlu dipertahankan agar konsumen puas dan loyal yaitu cita rasa,

aroma, kehigienisan minuman dan perlengkapannya, kesigapan pramusaji, keramahan dan

kesopanan pramusaji, dan kecepatan penyajian, dan yang harus diperbaiki yaitu kenyamanan

tempat minum, kebersihan tempat minum, dan lokasi Coffeeshop Warung Kopi. Perwita

(2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Customer Relations Kedai Kopi Espresso Bar di Yogyakarta dalam Meningkatkan dan mempertahankan Konsumen”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kegiatan customer relations ketiga outlet kedai

kopi Espresso Bar Yogyakarta selalu mengutamakan kualitas menu, memberikan

kenyamanan, komunikasi yang baik dan memberikan hiburan kepada pelanggannya. Strategi

cutomer relations yang dilakukan oleh ketiga outlet kedai kopi sebagian besar adalah sama

hanya terdapat sedikit perbedaan dalam prakteknya di lapangan yaitu, bagaimana cara barista

di setiap outlet kedai kopi berkomunikasi dengan dengan para pelanggannya, tempat dan

suasana yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap pelanggan di masing-masing outlet kedai

kopi dan hiburan yang diberikan di masing-masing outlet kedai kopi. Perbedaan yang ada

akan menunjukkan target khalayak dari masing-masingoutlet kedai kopi di Yogyakarta dan

setiap pelanggan dapat memilih outlet kedai kopi yang akan dikunjungi sesuai kebutuhannya.

(38)

akan mempengaruhi aktivitas pembelian perusahaan. Dan berdasarkan hasil penelitian

terbukti bahwa strategi marketing communication berpengaruh terhadap peningkatan

loyalitas pelanggan Indosat kalangan Komunitas IM3 dengan angka korelasi yang bernilai

tinggi atau kuat sebesar 0,701. Dengan demikian hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa Ha : terdapat pengaruh antara Strategi Marketing Communication Indosat terhadap

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir (2003:16) metode deskriptif

adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasu tentang

hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang

sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman berdasarkan

pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada

pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan

terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell,

1998:15). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Oleh karena it

alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005:29).

Dengan menggunakan metode penelitian ini diharapkan peneliti mengetahui

gambaran tentang strategi bisnis yang diaplikasikan oleh bisnis keluarga kedai kopi Massa

Kok Tong Megaland di kota Pematangsiantar di dalam meningkatkan loyalitas pelanggannya.

(40)

Penelitian dilaksanakan di kedai kopi Massa Kok Tong Megaland yang beralamat di

Jl. Sangnawaluh, Komp. Megaland Blok C No. 31-33 Pematangsiantar. Peneliti memilih

kedai kopi tersebut karena sudah terkenal dan diakui oleh masyarakat Siantar sebagai salah

satu kedai kopi favorit walaupun kedai kopi ini baru berdiri pada januari 2013.

Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Mei 2013 sampai

dengan bulan juli 2013. Alasan waktu tersebut dipilih karena peneliti ingin mendapatkan data

yang dibutuhkan di tempat penelitian. Selain waktu tersebut merupakan waktu yang tepat

bagi peneliti karena peneliti sudah tidak terlalu disibukkan dengan jadwal kegiatan

perkuliahan.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil

penelitiannya. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif, tidak dikenal adanya populasi dan

sampel. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang

diperlukan selama proses penelitian. Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian ini

meliputi tiga macam yaitu (1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki

informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, (2) informan utama, yaitu mereka yang

terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, (3) informan tambahan, yaitu

mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi

sosial yang sedang diteliti.

Maka peneliti dalam hal ini menggunakan informan yang terdiri atas :

1. Informan Kunci

Pemilik kedai kopi Massa Kok Tong Megaland 1 orang

(41)

Pelanggan kedai kopi Massa Kok Tong Megaland 3 orang

3. Informan Tambahan

Pegawai di kedai kopi Massa Kok Tong Megaland 2 orang

3.4 Defenisi Konsep

Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat

digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan

dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Berdasarkan uraian dari kerangka teori diatas maka

defenisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Strategi Bisnis

Strategi bisnis adalah serangkaiaan kebijakan dan komitmen yang dirancang untuk

menentukan cara sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah industri dan menyediakan nilai

bagi pelanggan sehingga mendapatkan keuntungan bersaing.

2. Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan adalah suatu komitmen yang ditujukan oleh pelanggan dengan sikap

yang didalamnya terdapat kemauan untuk membeli atau menggunakan kembali suatu produk

atau jasa, kemauan untuk menyatakan hal-hal yang positif dan merekomendasikannya kepada

orang lain serta komitmen untuuk tidak berpindah ke pesaing.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan snowball sampling atau dilakukan secara berantai

dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai atau dihubungi sebelumnya,

demikian seterusnya (Poerwandari, 1998:32). Dalam penelitian kualitatif, snowball sampling

adalah salah satu metode yang paling umum digunakan yaitu subjek atau sampel dipilih

(42)

(Patton, 2002:55). Teknik ini melibatkan beberapa informan yang berhubungan dengan

peneliti, nantinya informan ini akan menghubungkan peneliti dengan orang-orang dalam

jaringan sosialnya yang cocok dijadikan sebagai informan penelitian berikutnya dan demikian

seterusnya. Peneliti meminta rekomendasi calon informan utama sebagai pelanggan dari

pemilik kedai kopi , kemudian peneliti kembali meminta rekomendasi pelanggan lain yang

sesuai dengan karakteristik penelitian pada subjek dan demikian seterusnya. Jumlah informan

yang akan dijadikan sumber data adalah 6 orang. Pengambilan data akan dihentikan apabila

peneliti telah merasa data yang telah terkumpul sudah cukup akurat atau ketika informan

tidak lagi memberikan tambahan informasi baru bagi peneliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam teknik pengumpulan data

menurut klasifikasi jenisnya dan sumbernya, yaitu :

1. Pengumpulan Data Primer adalah pengumpulan data yang dikumpulkan langsung oleh

peneliti dari para responden, dan tidak berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan

sebelumnya. Data primer didapat dari hasil opini subjek (orang) secara individual atau

kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil

pengujian. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data primer dalam

penelitian ini yaitu :

a. Interview (Wawancara)

Pada tahap ini pertama peneliti menentukan dimana dan dari siapa data akan

dikumpulkan. Kegiatan ini meliputi penentuan bahan-bahan dan identifikasi informan yang

diperlukan dalam wawancara. Kemudian pada tahap kedua penyusunan daftar pertanyaan

yang sudah diklasifikasikan sesuai dengan tingkatan informasi yang ingin didapatkan oleh

peneliti, dan pengenalan karakteristik dari informan. Pada tahap selanjutnya adalah peneliti

(43)

setiap pertanyaan yang diajukan. Tindakan selanjutnya peneliti merangkum dan mencek

kemballi yang telah dikatakan oleh informan dan apabila informan masih ingin

menambahkan informasi yang telah diberikannya. Peneliti mewawancarai pemilik kedai kopi

Massa Kok Tong Megaland, pegawai, dan pelanggan pada Juli 2013.

b. Observasi

Peneliti mengadakan pengamatan dan aktivitas secara langsung yang terjadi di kedai kopi

Massa Kok Tong Megaland. Selama penelitian di lapangan peneliti memulai dari observasi

deskripsi secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang

terjadi disana. Kemudian setelah perekaman dan dan analisis data pertama, peneliti mulai

mempersempit pengumpulan data dan mulai melakukan observasi terfokus terhadap

fenomena-fenomena yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Pengumpulan Data Sekunder, merupakan sumber data penelitian yang bertujuan untuk

mendukung data primer, yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penulis menggunakan cara untuk

memperoleh data sekunder sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan yaitu pengumpulan data-data dan informasi melalui literatur yang

relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel, pendapat para ahli, dan makalah

yang berguna secara teoritis dalam mendukung penelitian.

(44)

Studi Dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan

penelaahan catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

masalah-masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan penulis

dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu analisa terhadap data yang

diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, informasi,

dan data. Teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah berdasarkan analisis data

kualitatif model Miles dan Hubermen dalam Sugiyono (2005:91) yang terdapat dalam 3 (tiga)

tahap:

a. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan , pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Data-data yang diperlukan akan dipilih dan dipisahkan dengan

data-data yang tidak diperlukan.

b. Penyajian Data/ Analisis Data Setelah Pengumpulan Data

Penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan dianalisis

sebelumnya disusun menggunakan teks naratif. Penyajian data diarahkan agar data hasil

reduksi terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami dan

merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini peneliti menyusun data yang

relevan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.

(45)

fenomena untuk memaknai apa yan sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti

untuk mencapai tujuan penelitian.

c. Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi yaitu tahap penarikan kesimpulan

berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data. Dimana kesimpulan awal yang

dikemukakan sebelumnya masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan

bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan mengkonfirmasi

makna setiap data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan

informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian.

Kesimpulan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian A. Sejarah singkat Usaha

Kedai kopi Massa Kok Tong Megaland merupakan salah satu kedai kopi yang ada di

kota Pematangsiantar kota terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Medan, yang didirikan

pada tahun 2013 di komplek rumah dan perkantoran, yaitu komplek Megaland. Bisnis kedai

kopi yang dirintis oleh Paimin Halim (yang lebih dikenal dengan nama Akiong) ini memilih

lokasi di komplek rumah dan perkantoran, dikarenakan lokasi tersebut sangat strategis yang

didukung oleh lahan parkir yang cukup luas, suasana yang tenang dan nyaman karena jauh

dari pusat kota sehingga pengunjung yang datang dapat bersantai melepas lelah dan penat

tanpa merasa terganggu dari keramaian jalan raya. Dengan menawarkan suasana dan kondisi

tersebut maka diharapkan pengunjung semakin tertarik untuk datang dan jumlah kunjungan

semakin meningkat.

Berdirinya kedai kopi Massa Kok Tong Megaland ini sendiri dilatarbelakangi oleh

keinginan dari pemilik kedai kopi ini yang ingin mengembangkan bisnis keluarga yang telah

turun-menurun dirintis agar dapat tetap bertahan, semakin berkembang, dan dapat menjadi

salah satu kuliner yang menonjol di kota Pematangsiantar, selain itu pemilik juga ingin kopi

Kok Tong dapat semakin meningkatkan cita rasa yang unik dan berbeda dari minuman kopi

yang lain pada umumnya sehingga kopi Kok Tong dapat dikenal dan memiliki citra yang baik

di mata masyarakat kota Pematangsiantar, yang diharapkan pada akhirnya jika kopi Kok

Tong sudah merebut perhatian masyarakat Siantar maka ini akan menjadi landasan yang kuat

untuk mengembangkan lagi bisnis kedai kopi ini seperti membuka cabang baru di lokasi baru,

(47)

Kopi Massa Kok Tong sendiri merupakan legenda di Pematangsiantar. Usaha kedai

kopi mulai dirintis sejak 29 juni 1925 oleh seorang perantau dari negeri Tiongkok bernama

Lim Tee Kee. Saat itu, dia masih berumur 17 tahun. Kedai kopi pertama terletak di Jalan

Cipto No. 109/115, Pematangsiantar, Sumatera Utara dengan nama Heng Seng. Demi

mempertahankan kualitas, Lim Tee Kee sendiri memilah biji kopi pilihan, meracik, dan

menggongseng hingga tahap menyeduh dan menciptakan cita rasa klasik yang khas.

Pemikiran ini juga diresapi oleh generasi kedua, Lim kok Tong. Pada tahun 1978 kedai kopi

mulai dikelola oleh Lim Kok Tong. Dengan bekal filosofi mutu, kedai kopi ini kemudian

mengalami perkembangan pesat. Untuk mengakomodasi antusiasme pecinta kopi dari

berbagai kalangan, kedai kopi mengalami renovasi beberapa kali hingga membuka cabang

baru di kota Pematangsiantar. Kemudian pabrik pengolahan kopi juga didirikan sehingga

kualitas kopi semakin terjamin. Oleh pemiliknya, Lim Kok Tong memutuskan mengganti

nama kedai kopi menjadi Massa Kok Tong.

Pendiri Massa Kok Tong Megalandini yang bernama Paimin Halim (Akiong) adalah

generasi ketiga dari pemilik kedai kopi paling tua di kota Pematangsiantar tersebut. Seperti

tertulis di setiap cangkirnya, Kok Tong beroperasi sejak tahun 1925 dan sampai sekarang

masih selalu dipenuhi pelanggan. Yang kemudian oleh Paimin Halim (Akiong),

dikembangkan dan membuka cabang baru yaitu Massa Kok Tong Megaland. Kedai kopi ini

terletak di Jalan Sangnawaluh, Komp. Megaland Blok C No. 31-33, Pematangsiantar. Kedai

kopi ini muncul dengan konsep tempat (seperti rumah), konsep pelayanan, konsep jualan dan

konsep menu yang fokus pada kopi lokal yaitu kopi robusta yang berasal dari perkebunan

rakyat Kecamatan Raya Siantar (Simalungun). Sejak awal berdirinya yang masih sangat baru

yaitu pada tanggal 7 Januari 2013, kedai kopi ini mampu menarik perhatian masyarakat, dan

tidak kalah bersaing dengan kedai-kedai kopi lainnya di Siantar termasuk kedai kopi

(48)

kopi tersebut. Berdasarkan keterangan pemiliknya, saat ini pelanggan nya mencapai 50-100

orang per hari, dan pengunjung nya mencapai 200-300 orang per hari. Kedai kopi ini

memiliki strategi bisnis sendiri untuk dapat mempertahankan loyalitas pelanggannya. Kedai

kopi dengan konsep klasik dan bernuansa modern ini berukuran cukup luas dan berada dalam

komplek rumah dan perkantoran.

Massa Kok Tong Megaland menyuguhkan nuansa baru, lebih nyaman, lebih modern,

tanpa mengubah cita rasa kopi Kok Tong. Dari segi desain, kedai kopi Massa Kok Tong yang

berada di kompleks perumahan dan pertokoan ini bernuansa anak muda, menu makanan yang

disajikan lebih bervariasi sesuai selera pelanggan yang berusia tua dan muda. Pemilik Massa

Kok Tong Megaland ini sendiri yang merupakan keturunan ketiga pendiri Massa Kok Tong,

merubah nuansa dengan mempertaruhkan nilai jual “Massa Kok Tong” mendapat respon

positif masyarakat. Sehingga bukan anak muda saja, orangtua juga mengapresiasi kehadiran

“Massa Kok Tong” dengan versi baru ini.

Jika dilihat dari luar, nuansa anak muda sudah melekat. Seluruh fasilitas ruangan,

mulai dari sofa, meja, bangku dan lainnyacukup unik sehingga pengunjung betah

berlama-lama. Selain meja, sofa untuk mendukung keindahan ruangan, pengelola meletakkan bunga

dengan warna segar di setiap meja, setiap sudut. Kemudian memampangkan lukisan Siantar

tempo dulu di dinding ruangan yang menambahkan kesan klasik. Ide “Massa Kok Tong”

bernuansa anak muda ini muncul setelah memperhatikan kedai kopi terdahulunya “Massa

Kok Tong”, yang banyak dikunjungi anak muda peminat kopi Kok Tong, Sehingga pemilik

pun berencana untuk mendirikan kedai kopi dengann konsep dan nuansa yang baru di kota

Pematangsiantar.

Namun demikian meskipun menawarkan nuansa baru, cita rasa Kopi Kok Tong tetap

dijaga. Selain meneruskan warisan leluhur, cara ini juga merupakan tradisi turun-menurun

(49)

Dalam melayani pelanggan atau pengunjung di kedai kopi Massa Kok Tong

Megaland beroperasi dari jam 07.00 sampai dengan jam 23.00 yang terdiri dari 2 shift, shift

pertama dari jam 07.00 – 16.00 dan shift kedua dari jam 16.00 – 23.00. kedai kopi Massa

Kok Tong Megaland beroperasi setiap hari, termasuk hari Minggu dan hari-hari besar,

misalnya hari Raya Idul Fitri dan hari Raya Natal. Sampai dengan saat ini, kedai kopi Massa

Kok Tong Megaland mempekerjakan karyawan sebanyak 15 orang, yang terbagi atas 5 orang

pramusaji, 5 orang pembuat makanan, 2 orang pembuat minuman, 2 orang, dan 1 orang

supervisor.

B. Visi, Misi dan Tujuan Kedai Kopi Massa Kok Tong Megaland 1. Visi

Visi dari kedai kopi ini adalah menjadi kedai kopi yang menawarkan suasana, kondisi,

tempat, menu yang bervariatif dengan cita rasa dan kualitas kopi Kok Tong yang baik dan

dapat memenuhi selera para pengunjung dan pelanggannya sehingga dapat meningkatkan

loyalitas pelanggan dan pantas menjadi ikon kuliner di kota Pematangsiantar, serta dapat

mengembangkan bisnis kedai kopi ini ke berbagai daerah untuk mengenalkan dan

membudayakan minum kopi produk Massa Kok Tong serta membuka lowongan pekerjaan di

tengah masyarakat.

2. Misi

a. Mempertahankan cita rasa kopi yang sudah melegenda secara turun-temurun.

b. Meningkatkan kreativitas untuk menciptakan menu-menu baru yang lebih bervariatif

untuk dapat ditawarkan dan dinikmati oleh pelanggan.

c. Menawarkan kenyamanan di dalam menikmati kopi kepada pelanggan.

d. Menjalin hubungan yang baik kepada para pelayan untuk memberikan pelayanan yang

(50)

3. Tujuan pendirian kedai kopi Massa Kok Tong Megaland

Suatu bisnis yang ingin berhasil harus memiliki tujuan, agar semua aktivitas bisnis

dapat diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, demikian halnya dengan

pendirian kedai kopi Massa Kok Tong Megaland. Tujuan pendirian bila ditinjau dari waktu

pencapaiannya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Tujuan jangka pendek

Tujuan jangka pendek yaitu tujuan yang akan dicapai perusahaan dalam waktu maksimal 1

(satu) tahun, yang meliputi :

a.Meningkatkan pendapatan laba usaha melalui peningkatan penjualan.

b.Meningkatkan pemenuhan kebutuhan kopi yang berkualitas untuk masyarakat Siantar.

c.Meningkatkan kualitas layanan dan mampu bersaing dalam harga.

d.Meningkatkan kenyamanan situasi agar pelanggan dapat menikmati waktu bersantai dengan

nyaman

e.Meningkatkan kepuasan pelanggan agar menjadi pelanggan yang loyal kepada kedai kopi

ini.

2. Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang, yaitu tujuan yang akan dicapai perusahaan dalam waktu maksimal 5

(lima) tahun, yang meliputi :

a. Mengadakan perluasan usaha, membuka cabang baru baik di dalam kota maupun diluar

Gambar

Tabel 1.1
Gambar : Bagan sederhana struktur organisasi
Gambar 1.  Penulis dan Bapak Paimin Halim, SH (pemilik kedai kopi Massa Kok Tong Megaland di Pematangsiantar)
Gambar 3. Wawancara dengan Informan Utama I
+7

Referensi

Dokumen terkait

9 Saya tertarik untuk mencoba beragam menu makanan dan minuman yang ditawarkan Terash Mini Cafe. 10 Terash Mini Cafe adalah tempat yang paling cocok untuk berkumpul

Berdasarkan indikasi-indikasi yang ada, maka judul yang penulis ambil adalah ”Analisis Kualitas Produk Dan Harga Dalam Meningkatkan Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan Pada

Analisis Faktor Penghambat dan solusi dalam Implementasi Etika Binis Islam dalam Meningkatkan Loyalitas Pelanggan pada Konveksi Rizma Collection .... 80 DAFTAR PUSTAKA