• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Music Coffee Dr.Mansyur No.76 Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Music Coffee Dr.Mansyur No.76 Medan)"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH HARGA, LOKASI DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

(STUDI PADA MUSIC COFFEE JL. DR.MANSYUR NO.76 MEDAN)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

100907004 MURNIATI

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Perubahan pola perilaku masyarakat Indonesia membawa dampak dan pergeseran fungsi coffee shop. Pada mulanya coffee shop dijadikan tempat untuk minum teh atau kopi dan menyantap makanan ringan namun sekarang coffee shop

juga dijadikan sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi dan lain sebagainya. Hal ini dijadikan Music Coffee sebagai peluang usaha bisnis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan harga, lokasi dan gaya hidup sebagai variabel independen yang akan diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji seberapa besar pengaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian. Metode pengambilan yang digunakan adalah Accidental Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang responden.Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, serta analisis koefisien determinasi.

Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik diolah sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 14,741+0,09X1+0,107X2+(-0,123)X3+e

Dimana variabel keputusan pembelian (Y), harga (X1), lokasi (X2) dan gaya hidup (X3). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa harga, lokasi dan gaya hidup berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Melalui uji F dapat diketahui bahwa harga, lokasi dan gaya hidup berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien determinasi yang terlihat pada Adjusted R Square sebesar 0,043 menunjukkan bahwa 4,3% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga, lokasi, dan gaya hidup sedangkan sisanya 95,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

Change the behavior patterns of indonesian people bring the impact and so shift the function of coffee shop.At first coffee shop be a place for tea or coffee and ate a light meal but now coffee shop was also used as a place of assembly, sociable and others.It is used for music coffee as the business of business.In this research the use writers price, the location and lifestyle as the independent variable that will be examined how does that of the decision of a purchase.

This research aims to analyze and test the extent of the influence of price, location and lifestyle of the purchasing decision. Retrieval method that is used is the Accidental Sampling. The sample in this research is 97 people respondents.Methods of analysis used is the method of quantitative analysis that includes a test of validity, reliability test, test the assumptions of multiple regression analysis, classical, hypothesis testing through the test of t and F-test, as well as analysis of the coefficient of determination.

Data which has filled test validity; test reliability and test assumption classical tillable thus producing the regression equation is as follows :

Y = 14,741+0,09X1+0,107X2+(-0,123)X3+e

Where variable decision purchase (Y), price (X1), location (X2), and lifestyle (X3). The testing of hypotheses test using T show that price, location, and lifestyle influential insignificant of the decision purchase. Through test F can be known that prices, location and lifestyle influential insignificant of the decision purschase. A coefficient of determination seen on adjusted R Square of 0,043 show that 4.3% variable decision purchase can be explained by variable price, location, and lifestyle the remaining 95,7% described by variable another not investigated in this research.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Music Coffee Dr.Mansyur No.76 Medan)” dengan baik.

Skripsi ini disusun tidak hanya sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana (S1), tetapi juga sebagai sarana bagi penulis untuk menuangkan ide dan pemikirannya yang bersangkutan dengan bidang pemasaran yang sudah ditempuh.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penusunan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk, dan saran dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Syahril Pasaribu selaku Rektor USU.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin,M.Si selaku Dekan FISIP USU.

3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.

4. Bapak Melanthon Rumapea, SE (Ak), M.Si selaku dosen pembimbing atas waktu, perhatian, dan segala bimbingan dan arahannya selama penulisan skripsi ini.

(5)

spiritual dan financial. Buat kakak tersayang Anna, adik cowok satu-satunya Arjun dan Shinta paling manja yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

6. Seluruh Dosen FISIP USU yang telah memberikan ilmu yang sangat berguna bagi penulis. Semoga selalu mendapat ridho Allah SWT.

7. Pak Arifin, Ibu Siswati, Bang Farid dan seluruh Staf Pegawai Departemen Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.

8. Seluruh pengelola dan petugas perpustakaan USU yang telah melayani dengan segenap hati.

9. Bapak Tengku Zainal selaku Manager Music Coffee , Bg Eka Sirait selaku Supervisor Music Coffee yang telah memberikan informasi untuk keperluan skripsi dan buat seluruh responden sekaligus pengunjung Music Coffee yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner guna membantu penelitian penulis.

10. Buat teman special yang telah 2 tahun lebih bersama, Oyas yang selalu bisa jadi tempat berbagi cerita dan berkeluh kesah.

11. Buat Mentut yang baik hati dan tidak sombong makasih boncengannya selama ini, Dwi, Sufri, Mei dan seluruh teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis stambuk 2010 khususnya di kelas B terima kasih semua motivasi dan dorongannya, tetap semangat dan kebersamaannya selama kuliah.

(6)

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah dengan tulus ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun akan menyempurnakan penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, April 2014

(7)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 11

2.1.1 Bauran Pemasaran ... 12

2.2 Harga ... 13

2.2.1 Pengertian Harga ... 13

2.2.2 Tujuan Penetapan Harga ... 14

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga ... 16

2.3 Lokasi ... 18

2.3.1 Pengertian Lokasi ... 18

2.3.2 Faktor-faktor dalam Pemilihan Lokasi ... 19

2.3.3 Jenis Lokasi Perusahaan ... 21

2.4 Gaya Hidup ... 22

2.4.1 Pengertian Gaya Hidup ... 22

2.4.2 Bentuk-bentuk Gaya Hidup ... 24

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup ... 25

2.5 Keputusan Pembelian ... 29

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 29

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keputusan Pembelian ... 30

2.5.3 Proses Keputusan Pembelian ... 33

2.5.4 Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian ... 36

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Bentuk Penelitian... 39

3.2 Lokasi Penelitian ... 39

3.6 Defenisi Operasional ... 42

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.8 Teknik Pengumpulan Skor ... 44

3.9 Teknik Analisis Data ... 45

3.9.1 Metode Uji Instrumen ... 45

3.9.2 Metode Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 51

4.1 Deskripsi Lokasi Perusahaan ... 51

4.1.1 Sejarah Music Coffee ... 51

4.1.2 Visi dan Misi Music Coffee ... 53

4.1.3 Makna dan Logo Music Coffee ... 54

4.1.4 Struktur Organisasi Music Coffee ... 55

4.2 Penyajian Data ... 58

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 58

4.2.2 Karakteristik Responden ... 59

4.2.3 Deskripsi Tanggapan Responden ... 62

4.2.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Harga (X1) ... 62

4.2.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Lokasi (X2) ... 67

4.2.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Gaya Hidup (X3) 72 4.2.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 76

4.3.2.2 Uji Multikolinearitas ... 86

4.3.2.3 Uji Heterokedastisitas ... 87

4.3.3 Analisis Regresi Berganda ... 88

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 89

4.3.4.1 Uji T (Uji Parsial) ... 89

(9)

4.3.5 Koefisien Determinan ... 92

4.4 Pembahasan ... 93

4.4.1 Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian ... 93

4.4.2 Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Pembelian ... 95

4.4.3 Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian .... 96

4.4.4 Pengaruh Harga, Lokasi dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian ... 97

BAB V PENUTUP ... 99

5.1 Kesimpulan ... 99

5.2 Saran ... 100 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Pengunjung Music Coffee Juni-November 2013 ... 5

3.1 Indikator Operasional Variabel ... 42

3.2 Instrumen Skala Likert ... 45

4.1 Deskripsi Tugas Pemilik dan Karyawan Music Coffee ... 56

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 60

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 60

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan dalam Sebulan ... 61

4.6 Tanggapan Responden Berdasarkan Kemampuan Membeli Makanan . 62 4.7 Tanggapan Responden Berdasarkan Kemampuan Membeli Minuman 63 4.8 Tanggapan Responden Berdasarkan Harga Makanan Murah ... 64

4.9 Tanggapan Responden Berdasarkan Harga Minuman Murah ... 65

4.10 Tanggapan Responden Berdasarkan Kesesuaian Harga terhadap Kualitas dan Cita Rasa ... 66

4.11 Tanggapan Responden Berdasarkan Kesesuaian Harga terhadap Fasilitas ... 67

4.12 Tanggapan Responden Berdasarkan Kestrategisan Lokasi... 68

4.13 Tanggapan Responden Berdasarkan Akses Transportasi Mudah ... 69

4.14 Tanggapan Responden Berdasarkan Lokasi Berada pada Kawasan Kuliner ... 70

4.15 Tanggapan Responden Berdasarkan Kondisi Lingkungan Aman dan Nyaman ... 71

4.16 Tanggapan Responden Berdasarkan Tempat Parkir Aman dan Nyaman 72 4.17 Tanggapan Responden Berdasarkan Mengikuti Trend ... 73

4.18 Tanggapan Responden Berdasarkan Aktivitas yang Dilakukan ... 74

4.19 Tanggapan Responden Berdasarkan Ketertarikan terhadap Live Music 75 4.20 Tanggapan Responden Berdasarkan Ketertariakn dengan Suasananya 75 4.21 Tanggapan Responden Berdasarkan Keinginan Mencoba ... 76

4.22 Tanggapan Responden Berdasarkan Keanekaragaman Produk ... 77

4.23 Tanggapan Responden Berdasarakn Pelayanan Cepat dan Memuaskan 78 4.24 Tanggapan Responden Berdasarkan Live Music dan Fasilitas ... 79

4.25 Tanggapan Responden Berdasarkan Tampilan Interior ... 79

4.26 Hasil Uji Validitas ... 81

4.27 Hasil Uji Reliabilitas ... 83

4.28 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ... 84

(11)

4.30 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 88

4.31 Hasil Uji T ... 90

4.32 Hasil Uji F ... 92

(12)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

2.1 Skema Kerangka Konseptual ... 38

4.1 Logo Music Coffee ... 54

4.2 Struktur Organisasi Music Coffee ... 56

4.3 Normal Probability Plot... 85

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Syarat Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2 Surat Permohonan Judul Skripsi Lampiran 3 Surat Penugasan Dosen Pembimbing Lampiran 4 Surat Izin Pra Penelitian

Lampiran 5 Undangan Seminar Proposal Lampiran 6 Jadwal Seminar Proposal Lampiran 7 Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 8 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Lampiran 9 Kuesioner Penelitian

Lampiran 10 Tabulasi Data Kuesioner

(14)

ABSTRAK

Perubahan pola perilaku masyarakat Indonesia membawa dampak dan pergeseran fungsi coffee shop. Pada mulanya coffee shop dijadikan tempat untuk minum teh atau kopi dan menyantap makanan ringan namun sekarang coffee shop

juga dijadikan sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi dan lain sebagainya. Hal ini dijadikan Music Coffee sebagai peluang usaha bisnis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan harga, lokasi dan gaya hidup sebagai variabel independen yang akan diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji seberapa besar pengaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian. Metode pengambilan yang digunakan adalah Accidental Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang responden.Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, serta analisis koefisien determinasi.

Data-data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas dan uji asumsi klasik diolah sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 14,741+0,09X1+0,107X2+(-0,123)X3+e

Dimana variabel keputusan pembelian (Y), harga (X1), lokasi (X2) dan gaya hidup (X3). Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa harga, lokasi dan gaya hidup berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Melalui uji F dapat diketahui bahwa harga, lokasi dan gaya hidup berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien determinasi yang terlihat pada Adjusted R Square sebesar 0,043 menunjukkan bahwa 4,3% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga, lokasi, dan gaya hidup sedangkan sisanya 95,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(15)

ABSTRACT

Change the behavior patterns of indonesian people bring the impact and so shift the function of coffee shop.At first coffee shop be a place for tea or coffee and ate a light meal but now coffee shop was also used as a place of assembly, sociable and others.It is used for music coffee as the business of business.In this research the use writers price, the location and lifestyle as the independent variable that will be examined how does that of the decision of a purchase.

This research aims to analyze and test the extent of the influence of price, location and lifestyle of the purchasing decision. Retrieval method that is used is the Accidental Sampling. The sample in this research is 97 people respondents.Methods of analysis used is the method of quantitative analysis that includes a test of validity, reliability test, test the assumptions of multiple regression analysis, classical, hypothesis testing through the test of t and F-test, as well as analysis of the coefficient of determination.

Data which has filled test validity; test reliability and test assumption classical tillable thus producing the regression equation is as follows :

Y = 14,741+0,09X1+0,107X2+(-0,123)X3+e

Where variable decision purchase (Y), price (X1), location (X2), and lifestyle (X3). The testing of hypotheses test using T show that price, location, and lifestyle influential insignificant of the decision purchase. Through test F can be known that prices, location and lifestyle influential insignificant of the decision purschase. A coefficient of determination seen on adjusted R Square of 0,043 show that 4.3% variable decision purchase can be explained by variable price, location, and lifestyle the remaining 95,7% described by variable another not investigated in this research.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era modernisasi ini bukan hanya kotanya saja yang mengalami perubahan tetapi juga mempengaruhi gaya hidup masyarakatnya. Ditambah lagi dengan aspek budaya dan sosial yang datang dari luar negeri membuat pola perilaku masyarakat Indonesia berubah. Dengan adanya perubahan dan pengaruh itu, maka menyebabkan pergeseran atau perubahan fungsi café atau coffee shop,

yang melahirkan fenomena dan budaya baru.

Kehadiran berbagai jenis usaha makanan seperti rumah makan, restaurant

cepat saji, café, coffee shop yang semakin bertambah jumlahnya menjadi bukt i ketatnya persaingan industri bisnis. Disamping coffee shop dijadikan sebagai tempat untuk minum teh atau kopi dan menyantap makanan ringan, para pelanggan juga melihat ada banyak peluang dan manfaat yang mereka dapatkan saat berkunjung ke coffee shop sebagai tempat berkumpul, bersosialisasi, berkencan, bertukar pikiran, memperluas jaringan, dan bahkan menjadi salah satu tempat untuk melakukan prospecting business antar eksekutif.

(17)

kepada orang lain. Perubahan gaya hidup membuat konsumen tidak hanya memburu makanan sehat, enak dan harga murah tetapi suasana dan lokasi yang strategis juga menjadi faktor pemicu orang untuk berkunjung ke sebuah café atau

coffee shop. Oleh karena itu, seorang pebisnis harus dapat menciptakan ide-ide baru mengenai café yang dianggap lebih modern dan lebih disukai sehingga menarik konsumen untuk berkunjung ke bisnis usahanya. Dalam hal ini, pebisnis harus mampu menarik minat konsumen melalui harga yang bersaing, lokasi yang strategis dan nyaman, serta gaya hidup yang harus disesuaikan dengan masyarakat sekitar.

Music Coffee merupakan salah satu coffee shop yang ada di kota Medan. Music Coffee berdiri sejak 20 Mei 2013 yang berlokasi di Jl. Dr.Mansyur no.76 Medan yang berdekatan dengan kampus USU (Universitas Sumatera Utara). Music Coffee terletak tepat di samping Coffee Cangkir . Music Coffee dijadikan sebagai objek penelitian karena café ini cukup ramai dikunjungi konsumen yaitu kurang lebih 3.000 orang pengunjung setiap bulannya. Pengunjung di Music Coffee ini tidak hanya dari kalangan anak remaja, namun orang dewasa dan mahasiswa juga menjadikan Music Coffee sebagai pilihan untuk bersantai dan menghabiskan waktu bersama teman, sahabat, kerabat, komunitas maupun keluarga. Untuk menu makanan yang ditawarkan Music Coffee bervariasi yaitu

Indonesian Food, Western Food, Europe Food dan cemilan. Sedangkan untuk minuman Music Coffee menawarkan berbagai jenis kopi, minuman ringan, dan aneka juice. Music Coffee mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan

(18)

akustik. Live music yang dihadirkan berasal dari dalam kota Medan. Dengan suara yang merdu serta diiringi gitar akustik, menjadikan suasana di Music Coffee semakin membuat konsumen yang berkunjung betah berlama-lama menghabiskan waktu di Music Coffee.

Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan tidak terlepas dari ide-ide yang kreatif dalam mengelola bisnisnya. Strategi pemasaran juga berperan penting dalam menciptakan suatu keputusan pembelian. Strategi pemasaran yang efektif harus meliputi upaya mencari prospek baru dan mempertahankan prospek yang telah ada. Dalam hal ini, prospek adalah orang atau pelanggan yang membutuhkan produk atau jasa perusahaan dan telah memiliki kemampuan membeli (Kotler, 1999:12). Upaya mendatangkan pelanggan dan mempertahankan pelanggan, yaitu menumbuhkan minat beli dan akhirnya melakukan keputusan pembelian tidak mudah. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu faktor harga, lokasi dan gaya hidup.

Harga merupakan faktor yang paling utama dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut Kotler (1999:120), harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan dan pendapatan bagi perusahaan. Tidak sedikit konsumen yang menginginkan harga murah namun memperoleh produk atau jasa dengan kualitas yang relatif tinggi. Harga yang ditawarkan Music Coffee relatif terjangkau yaitu mulai dari Rp 5.000-Rp 27.000. Dengan harga yang relatif terjangkau, menjadikan Music Coffee ini lebih dominan dikunjungi oleh para mahasiswa/mahasiswi.

(19)

akan menarik konsumen untuk berkunjung ke cafe tersebut. Pemilihan lokasi yang salah akan mengakibatkan ketidakefektifan dalam kegiatan operasional perusahaan yang akan berdampak pada kurangnya produktivitas usaha hingga akhirnya perusahaan dapat mengalami kerugian (Herjanto, 2004:22). Dari segi lokasi, Music Coffee sudah berada pada lokasi yang strategis yaitu berada di daerah kawasan kuliner Dr.Mansyur Medan dan dekat dengan kampus USU.

Faktor yang selanjutnya adalah gaya hidup. Sebagai perilaku konsumen, gaya hidup mempengaruhi keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2003:148), gaya hidup merupakan cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang dalam menghabiskan waktunya, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia dan sekitarnya. Gaya hidup yang lagi digemari di kota Medan adalah ngopi. Gaya hidup ini diikuti oleh semua umur dan semua kalangan. Dengan mengikuti gaya hidup yang sedang trend ini, konsumen menganggap dapat meningkatkan status sosialnya.

Coffee Cangkir merupakan salah satu coffe shop yang terletak tepat disamping Music Coffee. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terdahulu pada tahun 2013 oleh Dian Hartati Lubis, Coffee Cangkir hanya memiliki jumlah pengunjung mulai dari 2.500 hingga 3.000 orang setiap bulannya. Sama halnya dengan Music Coffee, pengunjung Coffee Cangkir juga didominasi oleh mahasiswa dan orang tua. Menu yang ditawarkan pada coffe shop ini sangat bervariasi dengan harga Rp 10.000, - Rp 33.000.

(20)

mendirikan bisnisnya. Hal ini dilihat dari jumlah pengunjung di Music Coffee mulai dari Juni 2013-November 2013 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Music Coffee Juni 2013-November 2013 Bulan Jumlah Pengunjung

Juni 2.886 Orang

Juli 3.145 Orang

Agustus 3.312 Orang September 3.694 Orang Oktober 3.960 Orang November 3.598 Orang

Sumber : Music Coffee Dr.Mansyur Medan, 11 Desember 2013

Berdasarkan pada Tabel 1.1 terlihat bahwa terjadi fluktuasi jumlah pengunjung di setiap bulannya pada Music Coffee Dr.Mansyur Medan. Pada bulan Juni jumlah pengunjung terendah yaitu 2.886 orang karena pada bulan Juni Music Coffe baru mulai efektif menjalankan usahanya. Pada bulan Oktober terjadi peningkatan jumlah pengunjung dari 3.694 menjadi 3.960 orang, hal ini dikarenakan pada bulan Oktober cuacanya cerah serta tidak ada libur perkuliahan. Sementara pada bulan Agustus terjadi peningkatan sedikit dari bulan sebelumnya dari 3.145 menjadi 3.312 orang karena pada bulan Agustus adalah Hari Raya Idul Fitri dan juga hari libur untuk perkuliahan dan sekolah.

(21)

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi dan Gaya Hidup Terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Kede Kopi Kami Jalan Setiabudi Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel harga, lokasi, promosi dan gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Kede Kopi Kami. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh siginifikan terhadap minat berkunjung kembali dilihat dari nilai t-hitung (6,605) > t-tabel (1,666).Pada variabel lokasi tidak berpengaruh siginifikan terhadap minat berkunjung kembali dilihat dari hitung (1,420) < t-tabel (1,666). Pada variabel Promosi teidak berpengaruh siginifikan terhadap minat berkunjung kembali dilihat dari t-hitung (1,006) < t-tabel (1,666). Pada variabel gaya hidup tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dilihat dari t-hitung (-1,457) < t-tabel (1,666).

(22)

Hasil penelitian Dhien Alfath Aulya (Universitas Diponegoro, 2013) dalam Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Produk, Harga, dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian“ ( Studi pada Coffee Shop Stove Syndicate di Semarang ). Secara individual, variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah variabel kualitas produk dengan koefisien regresi sebesar 0,374, kemudian diikuti oleh variabel harga dengan koefisien regresi 0,331, dan yang tidak memiliki pengaruh positif adalah variabel kualitas pelayanan dengan koefisien regresi -0,028.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian Hartati Lubis (Universitas Sumatera Utara, 2012) dalam Skripsi dengan Judul “Pengaruh Harga, Lokasi, Produk dan Gaya Hidup terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan”. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel harga, lokasi, dan gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan, dan variabel promosi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan. Gaya hidup adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan.

(23)

pembelian pada konsumen terhadap usaha Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square

sebesar 0,497 berarti 49,7% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel produk, harga dan lokasi sedangkan sisanya 50,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi pada Music Coffee Dr.Mansyur Medan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian? 2. Apakah lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian? 3. Apakah gaya hidup berpengaruh siginifikan terhadap keputusan

pembelian?

(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh harga terhadap keputusan pembelian.

2. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian.

3. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian.

4. Untuk menganalisis dan menguji pengaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Music Coffee

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna mengenai harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian.

b. Bagi Penulis

(25)

c. Bagi Akademis

Sebagai referensi bagi peneliti lain di masa mendatang yang ingin mengkaji hal yang relevan dengan penelitian ini.

d. Bagi Ilmu Adminstrasi Bisnis

(26)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan instrumen penting dalam lingkungan bisnis untuk mengukur kinerja aktivitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen. Sebagai strategi bisnis, pemasaran merupakan tindakan penyesuaian suatu organisasi yang berorientasi pasar dalam menghadapi kenyataan bisnis, baik dalam lingkungan mikro maupun lingkungan makro yang terus berubah.

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:231), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

(27)

2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (Marketing mix) merupakan kumpulan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Menurut Sukirno (2006:210) marketing mix

terdiri dari empat unsur, yaitu : Produk (Product), Harga (Price), Promosi

(Promotion), Tempat (Place).

1. Produk (Produc), yaitu segala sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen untuk dibeli dan dikonsumsi. Elemen product terdiri dari quality, design, packaging, brand name, service, warranty.

2. Harga (Price), yaitu merupakan sejumlah uang yang dibayarkan konsumen untuk membeli produk. Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:246), harga yang ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar di antara keduanya yang akhirnya akan disepakati suatu harga yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.

3. Tempat (Place), yaitu merupakan berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual menjadi lebih terjangkau dan tersedia bagi konsumen sasaran. Untuk memperluas daerah pemasaran dan agar produk cepat tersebar ke konsumen, maka perusahaan perlu segera menetapkan penggunaan saluran distribusi. Saluran distribusi suatu produk adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai (Sumarni dan Soeprihanto, 1995:252).

(28)

Menurut Kotler (1995:315), promosi pada dasarnya dimaksudkan untuk menarik para pembeli. Ada beberapa macam promotion mix (bauran promosi) yaitu : periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat

(public relation), dan penjualan langsung (direct marketing).

2.2 Harga

2.2.1 Pengertian Harga

Menurut Kotler (1999:120), harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan dan pendapatan bagi perusahaan. Bagi konsumen, harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk.

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:247), harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananannya. Bagi perusahaan, penetapan harga merupakan pekerjaan yang mudah. Seringkali perusahaan menetapkan harga terlalu berorientasi pada biaya dan kurang meninjau perubahan pasar.

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:248), dalam penetapan harga perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang ikut berpengaruh, yaitu :

a. Harga dari sejenis atau produk pengganti dari para pesaing

(29)

b. Kemampuan membeli dari masyarakat

Meskipun harga telah ditetapkan tidak terlalu mahal, tetapi apabila konsumen tidak mampu menjangkaunya karena terbatasnya penghasilan konsumen tersebut maka produk itu juga tidak akan dapat terjual. Apalagi jika produk tersebut tidak termasuk kebutuhan primer.

c. Jangka waktu perputaran dana

Jika modal perusahaan terbatas, maka tentu saja berusaha agar jangka waktu perputaran dana dapat dipercepat. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha menetapkan harga yang tidak terlalu tinggi, meskipun untuk itu keuntungan yang didapat perusahaan juga rendah.

d. Peraturan pemerintah

Untuk produk tertentu seperti minyak, beras, gula, maka ada peraturan daam menetapkan harganya yang harus ditaati oleh penjual. Dalam hal ini penjual tidak dapat menetapkan besarnya keuntungan seperti jika menjual produk yang lain.

2.2.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Tjiptono (1997:152), pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :

1. Tujuan Berorientasi pada Laba

(30)

2. Tujuan Berorientasi pada Volume

Perusahaan menetapkan harga berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan agar dapat mencapai target volume penjualan.

3. Tujuan Berorientasi pada Citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value). Penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkann persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan Stabilitas Harga

Tujuan stabilitas dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusaham dan harga pemimpin industri.

(31)

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga (Kotler dan Amstrong, 2001:154), yaitu faktor internal dan faktor lingkungan eksternal.

A. Faktor Internal Perusahaan

1. Tujuan Pemasaran Perusahaan

Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, megatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial , dan lain-lain.

2. Strategi Bauran Pemasaran

Harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya yaitu produk, distribusi, dan promosi.

3. Biaya

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh sebab itu, perusahaan harus menempatkan perhatian besar pada aspek struktur biaya dan jenis-jenis biaya lainnya.

4. Organisasi

Di dalam manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus menetapkan harga. Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen puncak. Dalam pasar industri, para wiraniaga

(32)

guna menetapkan rentang (range) harga tertentu. Dalam dunia industri, penetapan harga merupakan faktor utama.

B. Faktor Lingkungan Eksternal 1. Sifat Pasar dan Permintaan

Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan

monopolistic, oligopoly, atau monopoli. 2. Persaingan

Ada lima kekuatan pokok yang berpengaruh dalam persaingan industri, yaitu persaingan dalam industri yang bersangkutanm, produk substitusi, pemasok, pelanggan, dan ancaman pendatang baru. Informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis karakteristik persaingan yang dihadapi antara lain :

a. Jumlah perusahaan dalam industri

Apabila hanya ada satu perusahaan dalam industri, maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan bebas menetapkan harga. Namun sebaliknya, bila industri terdiri atas banyak perusahaan, maka persaingan harga terjadi.

b. Ukuran relatif setiap anggota dalam industri

(33)

c. Diferensiasi produk

Apabila perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan harga, bahkan sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing dalam industri.

d. Kemudahan untuk memasuki industri yang bersangkutan

Bila suatu industri mudah untuk dimasuki, maka perusahaan yang ada sulit mempengaruhi atau mengendalikan harga. Sedangkan bila ada hambatan masuk ke pasar (barrier to market entry), maka perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut dapat mengendalikan harga.

2.3 Lokasi

2.3.1 Pengertian Lokasi

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:67), lokasi merupakan tempat di mana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari. Lokasi juga salah satu komponen penting dalam pengenalan suatu usaha kecil di lingkungan eksternnya. Lokasi yang mudah dilihat, mudah ditemukan serta mudah dijangkau akan sangat membantu dalam pemasaran produk usaha kecil.

(34)

penentuan lokasi akan berdampak kepada ketidakefisienan operasi yang berdampak pada kurangnya produktivitas usaha hingga akhirnya perusahaan dapat mengalami kerugian terus-menerus

Menurut Herjanto (2004:22), penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam :

a. Melayani konsumen dengan memuaskan,

b. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinyu dengan harga yang layak/memuaskan,

c. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup,

d. Memungkinkan perluasan perusahaan di kemudian hari.

2.3.2 Faktor-faktor dalam Pemilihan Lokasi

Letak geografis perusahaan mempunyai pengaruh terhadap sistem produksi yang ekonomis karena banyak faktor yang mempengaruhi letak fasilitas dalam perusahaan, dan yang lebih penting lagi karena lokasi tersebut akan mempengaruhi besarnya biaya operasi maupun biaya capital. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi (Gitosudarmo, 1999:224) yaitu : a. Lingkungan Masyarakat

(35)

b. Sumber daya alam

Biaya produksi akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga bahan dasar dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Apabila suatu perusahaan terletak jauh dari sumber daya alamnya maka semakin tinggi biaya pengangkutan dan distribusi bahan-bahan tersebut.

c. Sumber daya manusia

Tersedianya tenaga kerja terdidik maupun tenaga kerja terlatih yang cukup banyak merupakan faktor yang penting. Di dalam penentuan lokasi harus dipertimbangkan besarnya kebutuhan baik tenaga kerja terdidik, terlatih dan tak cakap terhadap kemungkinan tersedianya tenaga-tenaga tersebut, di sekitar daerah yang akan dipilih sebagai alternatif lokasi perusahaan.

d. Pasar

Biaya distribusi produk ke konsumen sangat penting dalam mempertimbangkan faktor letak pasar. Keadaan pasar mudah sekali berubah karena selera konsumen, maka sebaiknya perusahaan diletakkan dekat dengan pasar supaya mudah mengetahui setiap perubahan yang terjadi.

e. Fasilitas transportasi

Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara, dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan.

f. Pembangkit tenaga

(36)

mudah yang dimiliki oleh suatu daerah, baik tenaga listrik, diesel, air, dan sebagainya.

g. Tanah untuk perluasan

Tanah di derah perkotaan tentu saja sulit untuk diperoleh dan harganya pun mahal dibandingkan di pedesaan. Oleh karena itu harus diperhatikan kemungkinan perluasan di masa depan akan mudah mendapatkan tanah.

2.3.2 Jenis Lokasi Perusahaan

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:67) ada empat jenis lokasi perusahaan yaitu :

1. Lokasi perusahaan yang terikat pada alam 2. Lokasi perusahaan berdasarkan sejarah

3. Lokasi perusahaan yang ditetapkan oleh Pemerintah

4. Lokasi perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi

1. Lokasi perusahaan yang terikat pada alam

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:67) lokasi perusahaan sangat ditentukan oleh sumber-sumber alam, jadi tidak dapat ditentukan oleh manusia , misalkan usaha pertanian, pertambangan.

2. Lokasi perusahaan berdasarkan sejarah

(37)

3. Lokasi perusahaan yang ditentukan Pemerintah

Dalam hal ini Pemerintahlah yang menentukan dimana perusahaan harus menjalankan aktivitasnya. Hal ini agar masyarakat di sekitar lokasi itu tidak merasa terganggu karena adanya perusahaan itu (Sumarni dan Soeprihanto, 1995:68).

4. Lokasi perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995:68) pada umumnya jenis perusahaan ini bersifat industri. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan lokasi perusahaan yaitu : dekat dengan bahan baku, dekat dengan pasar, dekat dengan pemasok tenaga kerja, dekat dengan penyedia sumber tenaga energy, iklim, ongos transportasi, biaya suplai modal.

2.4 Gaya Hidup

2.4.1 Pengertian Gaya Hidup

(38)

menyesuaikan peroduknya sesuai dengan gaya hidup pasar yang dituju. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan konsumsi perorangan. Pemasar dapat menggunakan analisis gaya hidup yang terkait dengan wilayah hidup konsumen. Selain itu pemasar juga bisa mempelajari pola gaya hidup secara umum dari suatu populasi (Supranto, 2007: 145). Gaya hidup menunjukkan bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih produk maupun jasa. Gaya hidup juga mencerminkan keseluruhan pola perilaku seseorang dalam kehidupann sehari-hari. Dalam mempersiapkan suatu strategi pemasaran bagi sebuah produk, para pemasar harus meneliti hubungan antara produk mereka atau merek-merek dagang teretntu dan gaya hidup kelompok.

Pemasar perlu memahami gaya hidup konsumen. Menurut Setiadi (2003:155) ada empat manfaat yang diperoleh oleh pemasar dari pemahaman gaya hidup konsumen, yaitu :

1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.

2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.

3. Apabila gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media yang mampu menjangkau segmen sasarannya.

(39)

2.4.2 Bentuk-Bentuk Gaya Hidup

Ada beberapa bentuk gaya hidup (Susanto, 2001:5) antara lain : a. Industri Gaya Hidup

Dalam abad gaya hidup, penampilan diri itu justru mengalami perubahan bahkan tubuh/diri (body/self) pun ikut mengalami perubahan. Tubuh/diri dan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benih penyemaian gaya hidup. Itulah sebabnya industri gaya hidup untuk sebagian besar adalah industri penampilan.

b. Iklan Gaya Hidup

Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini, yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture) dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona dan memabukkan. Iklan merepresentasikan gaya hidup dengan menanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuk tampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat.

c. Public Relations dan Journalisme Gaya Hidup

(40)

d. Gaya hidup mandiri

Kemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepada sesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategi dengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan. Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawab maksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahami betuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resiko dan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri. Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

e. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan , seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selalu ingin menjadi pusat perhatian.

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup

(41)

A. Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Loudon dan Bitta, 1993:121):

1. Sikap

Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.

2. Pengalaman dan pengamatan

Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

3. Kepribadian

Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.

4.

(42)

akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.

5. Motif

Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

6. Persepsi

menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

B. Faktor Eksternal

Adapun faktor eksternal terdiri dari kelompok referensi, keluarga, kelas sosial dan kebudayaan (Loudon dan Bitta, 1993:124) :

1. Kelompok referensi

(43)

tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

2. Keluarga

Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.

3. Kelas sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.

4. Kebudayaan

(44)

dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian.

(45)

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keputusan Pembelian Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keputusan pembelian (Kotler, 1993:231) :

A. Faktor Kebudayaan 1. Kebudayaan

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Perilaku manusia sebagian besarnya merupakan hasil proses belajar. Sewaktu tumbuh dalam suatu masyarakat, seorang anak belajar mengenai nilai persepsi, keinginan dan perilaku dasar dari keluarga dan institusi penting lainnya.

2. Subbudaya

Setiap budaya terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan wilayah geografis.

3. Kelas sosial

(46)

B. Faktor Sosial

1. Kelompok referensi

Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok. Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

2. Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku membeli. Ada dua macam keluarga dalam kehidupan pembeli yaitu keluarga sebagai sumber orientasi dan keluarga sebagai sumber keturunan.

3. Peran dan status

Orang memilih produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran mereka serta status actual atau status yang diinginkan dalam masyarakat.

C. Faktor Pribadi

1. Usia dan tahap daur hidup

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya.

2. Pekerjaan

(47)

3. Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan milik kekayaan, kemampuan meminjam, dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung.

4. Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah cirri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang sedangkan konsep lebih kearah citra diri.

5. Gaya hidup dan nilai

Gaya hidup adalah pola hidup dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup melukiskan “keseluruhan pribadi” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

D. Faktor Psikologis 1. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan kebutuhan yang membentuk perilaku bersifat biologis, psikologis serta aktualisasi optimal.

2. Persepsi

(48)

3. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman.

4. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Kepercayaan membentuk citra merek dan produk, dan orang berbuat sesuai kepercayaannya. Sikap adalah penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek atau gagasan.

2.5.3 Proses Keputusan Pembelian

Ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian yaitu: Gambar 1.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian

Sumber : Supranto dan Nanda (2007:213)

1. Pengenalan Masalah

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalaah, yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi. Kebutuhan harus diaktifkan

(49)

beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan, yaitu waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, dan pengaruh pemasaran.

2. Pencarian Informasi

Ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk maka selanjutnya konsumen mencari informasi baik pencarian informasi secara internal (di dalam ingatan) atau pencarian informasi secara eksternal (dari luar). Ada tiga faktor yang menentukan proses pencarian informasi yang ekstensif, yitu faktor risiko produk, karakteristik konsumen, dan faktor situasi.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Pada proses ini, konsumen membandingkan pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Evaluasi alternatif muncul karena banyaknya alternatif pilihan. Ada tiga kriteria penting yang digunakan untuk evaluasi, yaitu harga, merek, dan Negara asal atau pembuat produk. Setelah konsumen menentukan kriteria dari produk atau merek yang dievaluasi, ,maka langkah berikutnya konsumen menentukan alternatif pilihan. Setelah menentukan alternatif yang akan dipilih, selanjutnya konsumen akan menentukan produk atau merek yang dipilih.

4. Keputusan Pembelian

(50)

5. Perilaku Pasca Pembelian

Di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Hasil dari proses evaluasi pasca pembelian adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap komsumsi produk atau merek yang telah dilakukannya Apabila konsumen merasa puas dengan produk yang dibelinya maka keinginan membeli produk tersebut cenderung lebih kuat. Sebaliknya apabila konsumen merasa tidak puas dengan produk tersebut, maka konsumen akan bersikap negatif terhadap produk tersebut.

Ada lima peran konsumen dalam keputusan pembelian (Kotler, 2005: 220) yaitu :

a. Pencetus : Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa.

b. Pemberi pengaruh: Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

c. Pengambil keputusan: Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap konponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.

d. Pembeli : Orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

(51)

2.5.4 Tipe-tipe Perilaku Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan membeli. Kotler (1999:253) membedakan empat tipe perilaku konsumen yaitu :

1. Perilaku Membeli yang Kompleks

Konsumen menjalani atau menempuh suatu perilaku membeli yang kompleks bila mereka semakin terlibat dalam kegiatan membeli membeli dan menyadari perbedaan penting di antara beberapa merek produk yang ada.

2. Perilaku Membeli yang Mengurangi Keridakcocokkan

Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu, tetapi konsumen hanya melihat sedikit perbedaan dalam merek. Konsumen akan memilih-milih sambil mempelajari apa yang tersedia, tetapi akan cepat membeli karena perbedaan merek tidak ditekankan. Konsumen hanya memfokuskan terhadap harga atau kemudahan saat pembelian dari segi waktu atau tempat.

3. Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan

(52)

emosi yang kuat yang bertalian dengan nilai pribadi untuk membeli suatu produk.

4. Perilaku Membeli yang Mencari Keragaman

Sering sekali konsumen banyak yang melakukan pergantian merek terhadap produk yang dibelinya. Pergantian merek ini dilakukan mungkin karena konsumen bosan dengan merek yang biasa dibelinya atau sekedar ada keinginan untuk mencoba-coba. Pergantian merek ini terjadi semata-mata untuk memperoleh keragaman, bukan karena ketidakpuasan.

2.6 Kerangka Konseptual

Dalam suatu proses pembelian, biasanya konsumen mempertimbangkan lebih dahulu tentang produk apa yang akan dibelinya, apa manfaatnya, apa kelebihannya dari suatu produk, sehingga konsumen mempunyai keyakinan untuk mengambil keputusan pembelian. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen, seperti harga, lokasi. Selain itu gaya hidup juga merupakan salah satu faktor pendorong keputusan pembelian. Seperti yang dikemukakan Supranto dan Nanda (2007:145) bahwa gaya hidup seseorang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen.

Berdasarkan teori maka dapat dilihat kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah harga (X1), lokasi (X2)), dan gaya hidup (X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen.

(53)

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kerangka konseptual dapat dilihat sebagai berikut :

X1

X2 Y

X3

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual HARGA

KEPUTUSAN

PEMBELIAN

LOKASI

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dalam permasalahan asosiatif adalah penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya, atau apakah suatu variabel menjadi sebab perubahan variabel lainnya (Juliandi, 2013:14).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Music Coffee yang terletak di Jl. Dr.Mansyur No. 76 Medan dan penelitian ini mulai dilakukan sejak Desember 2013 hingga April 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(55)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil-wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling dimana teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang kebetulan ditemui cocok dijadikan sebagai sumber data.

Menurut Juliandi (2013:62) dalam menentukan jumlah sampel dari suatu populasi dapat menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :

�= �

1 +��2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel : 10% = 0.1).

Maka jumlah sampel yang diperlukan adalah :

� = 3.000

1+3.000 (0.1)2

�= 3.000 1 + 30

�= 96,77

(56)

dalam penelitian ini adalah pengunjung Music Coffee yang terdiri dari orang tua, orang dewasa dan anak remaja.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan, kesimpulan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah dirumuskan di dalam rumusan masalah sebelumnya (Juliandi, 2013:122). Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan penulis, maka hipotesis penelitian ini yaitu :

Ho : “Tidak ada pengaruh positif antara pengaruh harga, lokasi, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian di Music Coffee Dr.Mansyur Medan”.

Ha : “Ada pengaruh positif antara pengaruh harga, lokasi, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian di Music Coffee Dr.Mansyur Medan”.

3.5 Defenisi Konsep

Konsep adalah unit abstraksi yang memiliki arti tertentu serta memegang peranan kunci dalam pengembangan hipotesis karena konsep adalah komponen dasar dari hipotesis (Sinulingga, 2011:100). Adapun konsep dari penelitian ini adalah :

1. Harga

(57)

2. Lokasi

Lokasi merupakan tempat di mana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari.

3. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan keseluruhan pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini yang berinteraksi dengan lingkungannya.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk perilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk.

3.6 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dimaksudkan untuk memperjelas variabel-variabel yang diteliti yaitu berupa pengukuran (measurement) atau pengujian (test) suatu variabel. Indikator penelitian dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Indikator Operasional Variabel

No Variabel Indikator Variabel Skala Ukur 1

Harga (X1) a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas dan cita rasa produk c. Kesesuaian harga dengan

fasilitas yang diperoleh

(58)

2

Lokasi (X2) a. Kestrategisan lokasi b. Kondisi lingkungan aman c. Penampilan lokasi tempat

Likert

c. Daya tarik tempat

Likert

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mengumpulkan data-data yang relevan bagi penelitian (Juliandi, 2013:70). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam data, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil secara langsung pada lokasi penelitian. Data primer dilakukam dengan instrumen :

a. Angket/Kuesioner

(59)

b. Wawancara

Wawancara adalah dialog langsung antara peneliti dengan responden penelitian. Dalam penelitian ini responden yang akan diwawancarai adalah Pemilik Music Coffee dan 4 orang karyawan Music Coffee. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang diperoleh melalui studi pustaka yang terdiri dari :

a. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui buku-buku, majalah, jurnal, laporan, catatan harian, dokumen, peraturan-peraturan, dan catatan harian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Teknik Pengumpulan Skor

(60)

Tabel 3.1

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1

Sangat Setuju (SS) 5

2

Setuju (S) 4

3

Netral (N) 3

4

Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Juliandi (2013:73)

3.9 Teknik Analisa Data

3.9.1 Metode Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Menurut Juliandi (2013:150) validitas memiliki nama lain yaitu sahih, tepat. Instrumen ini dibangun berdasarkan konsep teoritis agar memiliki dasar ilmiah yang kuat. Uji validitas berarti mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen sebagai alat ukur variabel penelitian. Angket/kuesioner perlu diujicobakan kepada responden untuk mengetahui apakah angket memiliki validitas yang tinggi. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

(61)

2. Uji Reliabilitas

Menurut Singarimbun dan Effendi (1989:140), reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam menguku sebuah gejala yang sama. Kriteria dari pengujian reliabilitas adalah :

a. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen tersebut reliabel atau terpercaya.

b. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel atau tidak dapat dipercaya.

3.9.2 Metode Analisis Data a. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan autokorelasi. Pada penelitian ini tidak digunakan uji aurokorelasi karena hanya digunakan khusus untuk time series.

1. Uji Normalitas

(62)

Sig (2-tailed) > α0,05). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (Situmorang, 2008:55).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen . Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Menurut Juliandi (2013:175), cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian (Varian Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5. Jika nilai VIF tidak melebihi 5, maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas. Data yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas (Juliandi, 2013:176).

(63)

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute residual. Jika nilai t dengan probabilitas sig>0,05 (dilihat pada tabel Coefficients) maka tidak terjadi heterokedastisitas.

b. Analisis Regresi Berganda

Apabila model regresi berganda sudah bebas dari masalah asumsi klasik, maka regresi boleh dilanjutkan untuk dianalisis. Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen dengan variabel independen, maka digunakan rumus analisis regresi berganda yaitu :

Keterangan : Y = Keputusan pembelian a = konstanta

b1 = Koefisien regresi harga b2 = Koefisien regresi lokasi b3 = Koefisien regresi gaya hidup X1 = Variabel harga

X2 = Variabel lokasi X3 = Variabel gaya hidup

e = Standard Error

(64)

c. Pengujian Hipotesis 1. Uji T

Menurut Juliandi (2013:181) untuk melihat hipotesis, maka nilai yang digunakan adalah nilai t dengan melihat nilai probabilitasnya. Uji T digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan

hipotesis dilakukan dengan kriteria:

a. Tolak H0 jika nilai probabilitas ≤ taraf siginifikan sebesar 0.05 (Sig. ≤ α0,05).

b. Terima H0 jika nilai probabilitas > taraf siginifikan sebesar 0.05 (Sig. > α0,05).

2. Uji F

Menurut Juliandi (2013:180) uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Kriteria penerimaan/penolakan adalah sebagai berikut :

(65)

3. Koefisien Determinasi

(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya Music Coffee Dr.Mansyur Medan

Music Coffee didirikan oleh Robin Simatupang. Awalnya dimulai dari pertemuan antara Tengku Zainal dan Robin Simatupang. Tengku Zainal mengajak kerjasama dengan Robin untuk membuka coffee shop. Walaupun keduanya terdapat hubungan keluarga, namun mereka sepakat untuk bekerjasama secara professional. Setelah terjadi kesepakatan antara Tengku Zainal dan Robin Simatupang, maka pada tanggal 20 Mei 2013 Music Coffee resmi didirikan. Robin Simatupang sebagai owner atau pemilik, sedangkan Tengku Zainal sebagai manager.

(67)

Pada awalnya Tengku Zainal menawarkan coffee shop dengan nama Embargo Coffee, namun owner tidak setuju dengan nama tersebut karena dianggap kurang menjual. Akhirnya Tengku Zainal menyarankan coffee shop ini dengan nama Music Coffee, yang dianggap nama tersebut lebih menjual dan sangat natural. Tengku Zainal sendiri menganggap kalau musik adalah salah satu bagian dari kehidupan manusia yang tidak bias dilepaskan.

Sesuai dengan namanya, konsep yang ditawarkan di Music Coffee pun berbeda dengan coffee shop pada umumnya yaitu konsep full music dan menyajikan live music setiap malam. Full music yang disediakan yaitu alunan musik yang disuguhkan kepada konsumen melalui speaker. Musik tersebut ada yang berasal dari lagu dalam negeri dan ada juga yang berasal dari luar negeri. Sedangkan untuk live music dibawakan oleh grup musik yang terdiri dari 5 orang yaitu 2 orang sebagai penyanyi dan 3 orang memainkan alat musik gitar akustik.

Live music hanya disediakan mulai jam 8 malam hingga jam 12 malam.

Music Coffee yang terletak di Jalan Dr.Mansyur no.76 buka mulai jam 10 pagi hingga jam 2 dini hari. Music Coffee memiliki jumlah karyawan sekitar 32 orang yang siap melayani para pengunjung setiap harinya. Tempat duduk yang disediakan tidak hanya di dalam ruangan namun juga terdapat di luar ruangan yang mengarah ke jalan raya. Pengunjung bisa memilih berada di dalam ruangan dengan fasilitas beberapa sofa, tv kabel, dan kipas angin. Pengunjung juga bisa memilih berada di luar ruangan sambil melihat kendaraan yang melintasi jalan Dr.Mansyur ini.

(68)

menu Eropa dan Western. Menu Indonesia yang sangat diminati adalah Nasi Goreng Kampung, Nasi Goreng Melayu, Nasi Ayam Cabe Hijau dan lain sebagainya. Menu western yang disediakan di Music Coffee seperti Pizza, Pasta, Fetuchini. Ada juga beberapa menu cemilan atau makanan ringan yang tersedia di Music Coffee seperti kentang goreng, roti bakar ala Music Coffee, lumpia, tahu pletok dan lain-lain.

Menu minuman yang ditawarkan Music Coffee sangat banyak yang tak lepas dari kopi. Karena Music Coffee terkenal dengan aneka minuman yang berbahan dasar kopi. Kopi yang ditawarkan Music Coffee memiliki kualitas baik yang didatangkan dari Sidikalang. Aneka minuman yang berbahan dasar kopi misalnya Ice Coffee Black, Ice Coffee Shake, Tea Tarik, Regular Coffee, Black Forest Coffee, Hazelnut Latte dan lain sebagainya. Namun ada juga menu minuman lain seperti Juice, Soft Drink, Ice Cream, Frozen Drink, Float, Italian Soda dan Shakes Drink.

4.1.2 Visi dan Misi

Yang menjadi Visi dan Misi Music Coffee adalah :

Visi : Menjadikan Music Coffee sebagai pusat tongkrongan anak muda masa kini di kota Medan

Misi : a. Membuat pelanggan menjadi terkesan b. Menjaga standart cita rasa

Gambar

Gambar 2.1  Skema Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Instrumen Skala Likert
Gambar 4.1 Logo Music Coffee
Table 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat dipahami bahwa penggunaan metode Problem Solving dapat membantu untuk meningkatkan berpikir kritis siswa besiswa,

Permasalahan yang penulis kaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui strategi permainan beban

Hasil penelitian ini juga mendukung temuan penelitian sebelumnya oleh Dagger &amp; David (2012) yang menemukan bahwa biaya beralih secara signifikan memoderasi hubungan

Wacana dialog ( 6) tersusun dari dua satuan tuturan, yaitu tuturan A sebagai inisiasi dan tuturan B sebagai respons. Hubungan makna antara tuturan A dan B ialah

Obyektif iklan Gamelan United adalah untuk membangun citra gamelan sebagai instrumen musik yang dapat menjadi media berekspresi generasi muda berusaha dicapai

Pengertian Sistem adalah sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan

Database work order dan pemesanan akan digunakan ke proses validasi PO dengan nota PO dari pelanggan jika sesuai maka akan dilanjutkan ke proses penerimaan

Efektivitas komunikasi antar pribadi guru dan siswa dalam mencegah kenakalan siswa dalam bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Bontang meski mengalami kendala namun