TRADISI MAKAN NASI PELLENG BAGI MASYARAKAT PAKPAK
DI DESA PARRATUSAN KECAMATAN SUMBUL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: DESI ANGKAT NIM. 3103122009
PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
DESI ANGKAT, NIM 3103122009, Tradisi Makan Nasi Pelleng Pada Masyarakat Pakpak Desa Parratusan Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui latarbelakang munculnya tradisi makan Nasi Pelleng; untuk mengetahui tujuan dan bagaimana cara penyajian Nasi Pelleng; untuk mengetahua apakah masyarakat Pakpak yang ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul masih sering menyajikan Nasi Pelleng; untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng;
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan melakukan observasi langsung dengan sepuluh orang informan masyarakat Pakpak yang ada di desa Parratusan yang dipilih oleh penulis sebagai informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi makan Nasi Pelleng bagi masyarakat Pakpak di Desa Parratusan memiliki khasiat yang sangat penting bagi masyarakat Pakpak. Masyarakat Pakpak percaya bahwa dengan tradisi makan Nasi Pelleng apa yang dicita-citakan dan diinginkan akan tercapai.Penyajian Nasi Pelleng dilakukan dalam waktu tertentu sesuai dengan tujuan penyajian. Makna yang terkandung dalam Tradisi Makan Nasi Pelleng bahwa adanya kepercayaan masyarakat Pakpak dengan adanya penyajian Nasi pelleng dalam berbagai hajatan dapat memberikan nilai positif terhadap masyarakat. Penyajian Nasi Pelleng juga memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi, hal ini bertujuan agar menghormati para leluhur. Dengan adanya kemajuan sehingga mengubah pola pikir masyarakat Pakpak, dalam hal ini masyarakat Pakpak mulai luntur kepercayaanya terhadap tradisi Nasi Pelleng ini sehingga ada perubahan yang terjadi dalam penyajiannya. Meskipun terdapat perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng, tapi tujuannya tetap sama dan perubahan tersebut tidak terlalu banyak.
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan bahwa tradisi makan Nasi Pelleng harus dijaga dan di lestarikan supaya tradisi makan Nasi Pelleng tidak hilang dan ditinggalkan oleh masyarakat Pakpak. Tradisi yang merupakan tradisi yang sudah mendarah daging bagi Masyarakat Pakpak harus dipertahankan karena tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang yang secara turun temurun di dipercayai, hal tersebut haruslah dijaga sebagai penghargaan terhadap leluhur.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur terlebih dahulu penulis panjatkan kepada Allah
SWT karena berkat rahmat dan karunia yang diberikan , akhirnya skripsi ini yang
berjudul “Tradisi Makan Nasi Pelleng Bagi Masyarakat Pakpak di Desa Parratusan Kecamatan Sumbuldapat diselesaikan.Tulisan ini merupakan salah satu
syarat yang diperuntukkan bagi setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan di dalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala
keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik yang bersifat materil maupun non
materil.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor UNIMED
2. Bapak Dr. Restu M.S sebagai Dekan FIS UNIMED
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi
4. Ibu Dra. Puspitawati,, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dan memberikan arahan mulai dari awal pembuatan hingga
skripsi ini selesai.
5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus penguji, yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukkan
6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SPsebagai Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan masukan, pendapat, motivasi yang sangat berarti bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum sebagai Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
8. Seluruh Dosen dan Civitas akademik Program Studi Pendidikan
Antropologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih
atas ilmu, kenangan, pengalaman dan motivasi selama ini.
9. Kedua orang tua penulis Ayahanda M. Angkat dan Ibunda tercinta K.br
Silalahi yang telah senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, dan
dukungan baik material maupun non material, dan telah membantu penulis
melakukan penelitian, serta senantiasa memberikan doa sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dan dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan baik.
10. Abang - abangku , dan adik - adikku yang selalu memberikan semangat,
doa dan perhatiannya kepada penulis.
11. Bapak/Ibu administrasi Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan segala
keperluan penulis.
12. Terkhusus untuk teman terbaik yang selalu ada ; Meldeva. Terimakasih
untuk dukungan, semangat, airmata, perjuangan dan semua yang telah kita
lakukan selama ini.
13. Untuk Abang tersayang Harzan Marbun yang telah menjadi penyemangat
14. Keluarga Antropologi Angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu
yang telah memberikan kenangan indah selama ini, memotivasi, dan
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. .
15. Seluruh informan yang telah banyak berpartisipasi, terimakasih atas
segalapemberian informasi yang penulis butuhkan, juga semangatnya.
16. Bagi semua pihak dan responden yang telah banyak membentu penulis dalam
penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat ditulis satu persatu, penulis ucapkan
banyak terima kasih
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya, serta dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkan.
Medan, Maret 2015
Penulis
Desi Angkat
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... . 7
2.2 Kerangka konseptual ... . 8
2.2.1 Masyarakat ... . 9
3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.3 lokasi Penelitian ... 26
3.4 Sumber Data ... 26
3.5. Teknik Analisis Data ... 27
4.2.6. Suku Bangsa ... 39
4.2.7. Pendidikan ... 40
4.2.8. Bahasa ... 40
4.3 Hasi Penelitian ... 41
4.3.1. Asal Usul Pakpak ... 41
4.3.2. Sejarah Munvculnya Tradisi Makan Nasi Pelleng ... 43
4.3.3. Tujuan Penyajian Nasi Pelleng ... 46
1. Dalam Bidang Pertanian ... 47
2. Pendidikan ... 48
3. Kesehatan ... 51
4. Pernikahan ... 54
4.3.4. Cara PenyajianNasi Pelleng ... 57
4.3.5. Perubahan Dalam Penyajian Nasi Pelleng ... 61
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 62
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan alam dan budaya.
Kebudayaan yang ada harus dipelihara dan dilestarikan supaya budaya- budaya yang
ada itu tidak hilang ataupun kebudayaan itu tidak luntur. Karena kebudayaan itu
adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat.Dewasa ini dengan
adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dan pembangunan era globalisasi
sangat berpengaruh terhadap kebudayaan di indonesia karena dengan adanya
perubahan tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengurangi kemurnian dan
kelestarian kebudayaan daerah. Dengan demikian untuk menjaga kelestarian
kebudayaan yang ada maka diharapkan untuk mengetahui apa itu kebudayaan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.
Kenyataan Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala
keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang
biasanya tidak lepas dari ikatan – ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan. Dari
beragam suku suku tersebut salah satunya adalah suku Pakpak yang berdomisili
tinggal di kabupaten dairi, Suku Pakpak juga sering disebut suku yang memiliki
berbagai kebiasaan-kebiasaan yang unik yaitu banyaknya hal- hal yang membudaya
Setiap suku bangsa memiliki berbagai macam makanan tradisional dan cara
pembuatannya juga berbeda-beda. Makanan tradisional merupakan makanan yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu dengan citarasa yang berbeda beda dan
juga bahan yang berbeda-beda , makanan tradisional merupakan makanan yang biasa
dikonsumsi masyarakat dan bahan dasar yang digunakan bervariasi seperti seperti
bahan dasar dari padi (Oryza sativa l), jagung (Zea mays ssp) dan berbagai bahan
baku lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan makanan tradisional
tersebut biasanya bahan bakunya mudah ditemui dan ada disetiap daerah. Dengan
bahan baku yang bervariasi maka cara pembuatannya juga bervariasi seperti dengan
membakar/memanggang , pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng,dan
menumis.
Berbicara mengenai Makanan tradisional tidak ada habisnya dan tidak ada
bosannya, semua masyarakat memiliki selera yang berbeda –beda dan memiliki
kebiasaan yang berbeda juga. Makanan tradisional yang dimiliki setiap suku bangsa
memiliki cara dan bahan yang berbeda- beda. Sehingga tidak heran apabila banyak
jenis makanan yang terkenal di indonesia, selain itu indonesia juga disebut dengan
kaya makanan dan memiliki kuliner yang khas.
Berbagai macam makanan tradisional yang berbahan baku dari nasi seperti
Nasi guri (Aceh), Bubur kampiun (sumatera Barat) Nasi kapau (Sumatera Barat),
Nasi lemar (Jambi), Nasi samin (Jambi), Nasi sumsum (Banten ) Nasi uduk (DKI
Jakarta), Nasi kebuli (DKI Jakarta), Nasi timbel (Jawa Barat), Nasi tutug Oncom
(Jepara),Nasi liwet (Solo), Nasi pecel (Yogyakarta), Nasi kucing (Yogyakarta). Setiap
makanan tradisional yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat bahan baku yang
digunakan untuk pembuatannya ada di daerah setempat dan makanan tradisional
tersebut biasanya dibuat dalam acara pernikahan, kelahiran, tujuh bulanan orang
hamil, makanan tradisional tersebut dibuat pada acara tertentu ,Begitu juga dengan
Nasi Pelleng yang merupakan makanan khas suku Pakpak yang ada di sidikalang.
Nasi Pelleng adalah makanan khas suku Pakpak yang biasanya dibuat pada
saat-saat tertentu, seperti pada saat melaksanakan ujian, mencari kerja, pergi
merantau dan banyak moment-moment penting lainnya. Nasi pelleng dibuat dengan
tujuan bahwa apa yang diinginkan akan tercapai maka disajikan Nasi Pelleng
tersebut. Nasi Pelleng merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras yang
dimasak hingga nasinya menjadi jemek. Nasi Pelleng juga menyerupai nasi kuning,
tetapi tidak sama hanya saja warna nasinya yang berwarna kuning karena dalam
pembuatan Nasi Pelleng terdapat Rempah-rempah yaitu seperti kunyit.
Nasi Pelleng yang memiliki ciri khas berwarna kuning, Nasi Pelleng juga
memiliki ciri khas yang sangat pedas, Nasi Pelleng terkenal dengan warna kuning dan
rasanya yang sangat pedas. Penyajian Nasi Pelleng biasanya dipadukan dengan
Tektek, yaitu ayam yang dimasak dan diberikan bumbu. Biasanya dalam
penyajiannya daging ayam tersebut dicincang dan diletakkan diatas Nasi Pelleng .
Nasi pelleng memiliki komposisi yaitu:
1. Beras secukupnya.
3. Cabe merah
4. Asam cikala
5. Santan kelapa secukupnya
6. Arbuk
7. Bawang gandera,
8. Daun Salam
9. Serei
10. Garam secukupnya
Dalam Pengolahannya, beras dimasak layaknya menanak nasi tapi disarankan
lebih lunak dari nasi biasa, selanjutnya dicampur dengan cara diaduk atau ditumbuk
dengan kuah yang telah dimasak sebelumnya yang disebut lae asem. Kuah (lae asem)
dibuat dari asam cikala, bumbu dan santan kelapa. Secara terpisah ayam digule tanpa
mencincang tapi harus mersendihi sebagai lauknya. Nasi Pelleng biasanya dibuat
dengan tujuan untuk mempermudah mendapatkan apa yang hendak dicapai, misalnya
pada saat melaksanakan ujian, mencari kerja, pergi merantau dan banyak
moment-moment penting lainnya, sehingga dalam pembuatan Nasi pelleng biasanya dibuat
oleh keluarga terdekat ataupun keluarga yang mempunyai hajatan. Pembuatan Nasi
Pelleng tidak sembarangan karena adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dari
latar belakang yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang“ Tradisi Makan Nasi Pelleng Pada Masyarakat Pakpak di Desa
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Latar belakang munculnya tradisi makan Nasi Pelleng
2. Tujuan pembuatan Nasi Pelleng dan bagaimana cara penyajiannya
3. Alasan masyarakat Desa Parratusan kecamatan Sumbul masih percaya dan
masih sering menyajikan Nasi Pelleng
4. Perubahan yang ada dalam penyajian Nasi Pelleng
5. perbedaan tradisi penyajian Nasi Pelleng dari berbagai suku Pakpak yang
ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul
1.3Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah
adalah :
1. Apa yang melatar belakangi munculnya tradisi makan Nasi pelleng
2. Apa tujuan dan bagaimana caranya penyajian Nasi Pelleng tersebut?
3. Apa alasan masyarakat Pakpak yang ada di Desa Parratusan
kecamatan Sumbul masih percaya ataupun masih sering menyajikan
Nasi pelleng tersebut?
4. Apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng di desa
5. Apakah ada perbedaan tradisi penyajian Nasi Pelleng dari berbagai
suku Pakpak yang ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul?
1.4Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dilakukan
adalah :
1. Untuk mengetahui mengetahui latar belakang munculnya tradisi
makan Nasi Pelleng
2. Untuk mengetahui tujuan dan bagaimana cara penyajian Nasi Pelleng
3. Untuk mengetahui apakah masyarakat Pakpak yang ada di desa
Parratusan Kecamatan Sumbul masih sering menyajikan Nasi Pelleng
4. Untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi
Pelleng
5. Untuk mengetahui perbedaan penyajian Nasi Pelleng bagi suku
Pakpak
1.5Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan dan rujukan
bagi Antropologi/Sosiologi khususnya tentang tradisi makan nasi pelleng
bagi masyarakat Pakpak di desa Sumbul kabupaten dairi
2. Bagi penulis bermanfaat sebagai wawasan untuk melakukan penelitian
3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penambah
informasi mengenai kebudyaan masyarakat pakpak terutama mengenai
nasi pelleng yaitu makanan khas pakpak dan juga supaya dapat
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dapat ditarik
beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini
kesimpulan tersebut antara lain :
1. Makna yang terkandung dalam Tradisi Makan Nasi Pelleng bahwa
adanya kepercayaan masyarakat Pakpak bahwa dengan adanya
penyajian Nasi pelleng dalam berbagai hajatan dapat memberikan nilai
positif terhadap mereka. Dalam hal ini bahwa setiap dalam melakukan
kegiatan seperti ingin merantau, bertani, mencari pekerjaan, naik
pangkat, pernikahan, bahkan dalam keadaan sakit anggapan
masyarakat Pakpak Nasi Pelleng ini memiliki khasiat yang sangat
tinggi terhadap suku Pakpak tersebut. Maka masyarakat Pakpak tetap
melaksanakan dan menjalan tradisi tersebut karena kepercayaan ini
sudah turun temurun.
2. Tradisi makan Nasi Pelleng ini yang dipercayai memiliki khasiat yang
sangat penting bagi masyarakat pakpak dilakukan dengan penyajian
boleh sembarangan karena dalm kepercayaan masyarakat Pakpak
bahwa Nasi Pelleng ini tujukan kepada Nenek moyang.
3. Simbol – simbol dalam tradisi makan Nasi Pelleng ini mengalami
perubahan meskipun perubahn tersebut belum menyeluruh. Hanya ada
beberapa yang diubah yaitu seperti biasanya dalm penyajian nasi
Peleng ayam yang digunakan harus Manuk mira atau ayam kampung
jantan yang berwarna merah dan bersih. Tetapi dengan sulitnya
ditemukan ayam tersebut sehingga di ubah menjadi ayam kampung
biasa. Dalam hal ini perubahn yang terjadi karena pola pikir
masyarakat yang sudah berubah dan beranggapan bahwa tidak harus
mengikuti kebiasaan yang dilakukan leluhur sama persis hanya saja
masyarakat Pakpak beranggapan bahwa tidak meninggalkan kebiasan
tersebut.
4. Dengan adanya pola pikir masyarakat Pakpak sehingga tidak jarang
bahwa kebudayaan masyarakat Pakpak sudah mulai luntur bahkan
sudah hampir dilupakan, penyebab yang paling utama yaitu dengan
adanya percampuran dairi budaya lain. Seperti di desa Parratusan ini
sudah banyak Suku Batak Toba. Bahkan tanah Pakpak ini sudah
didominasi Suku Batak Toba, sehingga menyebabkan pengaruh yang
pesat dalm perubahn kebudayan tersebut. Suku Pakpak mudah disaingi
sudah banyak Masyarakat Pakpak yang tidak tahu menggunakn bahasa
tradisionalnya sendiri. Lebih mengikuti suku batak Toba.
5.2 Saran
Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu
1. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Desa Parratusan agar tetap
menjaga kebudayaan yang sudah mendarah daging
2. Tradisi makan nasi Pelleng merupakan warisan budaya yang perlu
dilestarikan. Masyarakat hendaknya bekerja sama dalam
melestarikan makna dan simbol – simbol yang terkandung dalam
tradisi ini. Hal ini bertujuan untuk menghormati leluhur yang telah
terlebih dahulu melaksanakn tradisi makn Nasi Pelleng . oleh
karena itu masyarakat harus memperhatikan nilai kesakralan dan
mempertahankan kemurnian tradisi makan nasi Pelleng melalui
makna dan simbol yang terdapat didalamnya.
3. Untuk mewujudkan upaya yang diharapkan yaitu supaya tradisi
Pakpak tidak hilang maka diharapkan kepada tokoh- tokoh adat
mengajak masyarakat untuk memaknai tradisi ini dengan baik
seperti sebenarnya dan mempertahankan simbol simbol tradisi
yang telah menjadi kekhasan masyarak\at Pakpak sehingga tidak
terkesan mengedepankan kebudayaan orang lain dibandingkan
DAFTAR PUSTAKA
Berutu,Lister.2008. Mengenal upacara adat pada masyarakat PakPak di sumatera utara.Medan: Grasindo Monoratama
Berutu, Lister dan Nurbani Padang. 2006. Tradisi dan Perubahan (konteks masyakat pakpak ). Medan: Grasindo Monoratama.
Drs.Hartono. Kamus Praktis Bahasa Indonesiacetakan kedua, Jakarta;Rineka Cipta
Ir. Deliyanto Bambang , Msi. 1995. Lingkungan social budaya . universitas terbuka.Jakarta.
Gerrtz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama yogyakarta: Kanisius
Hasan, Alwi.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Dep. Dik.Nas. jakarta : BalaiPustaka
Haviland, William. 1985.Antropologi – Jilid I. Jakarta : Erlangga
Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi – jilid I cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta
Maibang.R.BA.2009. Mengenal EThnis PakPak lebih dekat:Medan
Moleong, Lexi. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Setiadi, Elly M. Dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung : KencanaPrenada Media Group
Simanjuntak, Bungara n A. &Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan:Bina Media Perintis
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali
Soemardjan, Selo. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Sztompka, Piotr. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media
Http//Yogi Isk.Blogspot.com/Pengertian Makanan Tradisional / Diakses 20 Mei 2014).