• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRADISI MAKAN NASI PELLENG PADA MASYARAKAT PAKPAK DESA PARRATUSAN KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TRADISI MAKAN NASI PELLENG PADA MASYARAKAT PAKPAK DESA PARRATUSAN KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI MAKAN NASI PELLENG BAGI MASYARAKAT PAKPAK

DI DESA PARRATUSAN KECAMATAN SUMBUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: DESI ANGKAT NIM. 3103122009

PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

DESI ANGKAT, NIM 3103122009, Tradisi Makan Nasi Pelleng Pada Masyarakat Pakpak Desa Parratusan Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui latarbelakang munculnya tradisi makan Nasi Pelleng; untuk mengetahui tujuan dan bagaimana cara penyajian Nasi Pelleng; untuk mengetahua apakah masyarakat Pakpak yang ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul masih sering menyajikan Nasi Pelleng; untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng;

Dalam penelitian ini data dikumpulkan dan diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan melakukan observasi langsung dengan sepuluh orang informan masyarakat Pakpak yang ada di desa Parratusan yang dipilih oleh penulis sebagai informan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi makan Nasi Pelleng bagi masyarakat Pakpak di Desa Parratusan memiliki khasiat yang sangat penting bagi masyarakat Pakpak. Masyarakat Pakpak percaya bahwa dengan tradisi makan Nasi Pelleng apa yang dicita-citakan dan diinginkan akan tercapai.Penyajian Nasi Pelleng dilakukan dalam waktu tertentu sesuai dengan tujuan penyajian. Makna yang terkandung dalam Tradisi Makan Nasi Pelleng bahwa adanya kepercayaan masyarakat Pakpak dengan adanya penyajian Nasi pelleng dalam berbagai hajatan dapat memberikan nilai positif terhadap masyarakat. Penyajian Nasi Pelleng juga memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi, hal ini bertujuan agar menghormati para leluhur. Dengan adanya kemajuan sehingga mengubah pola pikir masyarakat Pakpak, dalam hal ini masyarakat Pakpak mulai luntur kepercayaanya terhadap tradisi Nasi Pelleng ini sehingga ada perubahan yang terjadi dalam penyajiannya. Meskipun terdapat perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng, tapi tujuannya tetap sama dan perubahan tersebut tidak terlalu banyak.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyimpulkan bahwa tradisi makan Nasi Pelleng harus dijaga dan di lestarikan supaya tradisi makan Nasi Pelleng tidak hilang dan ditinggalkan oleh masyarakat Pakpak. Tradisi yang merupakan tradisi yang sudah mendarah daging bagi Masyarakat Pakpak harus dipertahankan karena tradisi ini merupakan warisan dari nenek moyang yang secara turun temurun di dipercayai, hal tersebut haruslah dijaga sebagai penghargaan terhadap leluhur.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur terlebih dahulu penulis panjatkan kepada Allah

SWT karena berkat rahmat dan karunia yang diberikan , akhirnya skripsi ini yang

berjudul “Tradisi Makan Nasi Pelleng Bagi Masyarakat Pakpak di Desa Parratusan Kecamatan Sumbuldapat diselesaikan.Tulisan ini merupakan salah satu

syarat yang diperuntukkan bagi setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan di dalamnya, hal ini tentunya disebabkan karena segala

keterbatasan yang dimiliki oleh penulis baik yang bersifat materil maupun non

materil.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor UNIMED

2. Bapak Dr. Restu M.S sebagai Dekan FIS UNIMED

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Antropologi

4. Ibu Dra. Puspitawati,, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

membimbing dan memberikan arahan mulai dari awal pembuatan hingga

skripsi ini selesai.

5. Bapak Drs. Payerli Pasaribu, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik

sekaligus penguji, yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukkan

(7)

6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SPsebagai Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan masukan, pendapat, motivasi yang sangat berarti bagi penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Ibu Noviy Hasanah, M.Hum sebagai Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan arahan, bimbingan dan masukan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Seluruh Dosen dan Civitas akademik Program Studi Pendidikan

Antropologi yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih

atas ilmu, kenangan, pengalaman dan motivasi selama ini.

9. Kedua orang tua penulis Ayahanda M. Angkat dan Ibunda tercinta K.br

Silalahi yang telah senantiasa memberikan cinta, kasih sayang, dan

dukungan baik material maupun non material, dan telah membantu penulis

melakukan penelitian, serta senantiasa memberikan doa sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dan dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan baik.

10. Abang - abangku , dan adik - adikku yang selalu memberikan semangat,

doa dan perhatiannya kepada penulis.

11. Bapak/Ibu administrasi Fakultas Ilmu Sosial yang telah memberikan segala

keperluan penulis.

12. Terkhusus untuk teman terbaik yang selalu ada ; Meldeva. Terimakasih

untuk dukungan, semangat, airmata, perjuangan dan semua yang telah kita

lakukan selama ini.

13. Untuk Abang tersayang Harzan Marbun yang telah menjadi penyemangat

(8)

14. Keluarga Antropologi Angkatan yang tidak bisa disebutkan satu persatu

yang telah memberikan kenangan indah selama ini, memotivasi, dan

membantu dalam penyelesaian skripsi ini. .

15. Seluruh informan yang telah banyak berpartisipasi, terimakasih atas

segalapemberian informasi yang penulis butuhkan, juga semangatnya.

16. Bagi semua pihak dan responden yang telah banyak membentu penulis dalam

penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat ditulis satu persatu, penulis ucapkan

banyak terima kasih

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada

umumnya, serta dapat menjadi bahan masukan bagi yang membutuhkan.

Medan, Maret 2015

Penulis

Desi Angkat

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... . 7

2.2 Kerangka konseptual ... . 8

2.2.1 Masyarakat ... . 9

3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.3 lokasi Penelitian ... 26

3.4 Sumber Data ... 26

3.5. Teknik Analisis Data ... 27

(10)

4.2.6. Suku Bangsa ... 39

4.2.7. Pendidikan ... 40

4.2.8. Bahasa ... 40

4.3 Hasi Penelitian ... 41

4.3.1. Asal Usul Pakpak ... 41

4.3.2. Sejarah Munvculnya Tradisi Makan Nasi Pelleng ... 43

4.3.3. Tujuan Penyajian Nasi Pelleng ... 46

1. Dalam Bidang Pertanian ... 47

2. Pendidikan ... 48

3. Kesehatan ... 51

4. Pernikahan ... 54

4.3.4. Cara PenyajianNasi Pelleng ... 57

4.3.5. Perubahan Dalam Penyajian Nasi Pelleng ... 61

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 62

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu Negara yang kaya akan alam dan budaya.

Kebudayaan yang ada harus dipelihara dan dilestarikan supaya budaya- budaya yang

ada itu tidak hilang ataupun kebudayaan itu tidak luntur. Karena kebudayaan itu

adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat.Dewasa ini dengan

adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat dan pembangunan era globalisasi

sangat berpengaruh terhadap kebudayaan di indonesia karena dengan adanya

perubahan tersebut tidak menutup kemungkinan akan mengurangi kemurnian dan

kelestarian kebudayaan daerah. Dengan demikian untuk menjaga kelestarian

kebudayaan yang ada maka diharapkan untuk mengetahui apa itu kebudayaan dan

menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari.

Kenyataan Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala

keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang

biasanya tidak lepas dari ikatan – ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan. Dari

beragam suku suku tersebut salah satunya adalah suku Pakpak yang berdomisili

tinggal di kabupaten dairi, Suku Pakpak juga sering disebut suku yang memiliki

berbagai kebiasaan-kebiasaan yang unik yaitu banyaknya hal- hal yang membudaya

(12)

Setiap suku bangsa memiliki berbagai macam makanan tradisional dan cara

pembuatannya juga berbeda-beda. Makanan tradisional merupakan makanan yang

biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu dengan citarasa yang berbeda beda dan

juga bahan yang berbeda-beda , makanan tradisional merupakan makanan yang biasa

dikonsumsi masyarakat dan bahan dasar yang digunakan bervariasi seperti seperti

bahan dasar dari padi (Oryza sativa l), jagung (Zea mays ssp) dan berbagai bahan

baku lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan makanan tradisional

tersebut biasanya bahan bakunya mudah ditemui dan ada disetiap daerah. Dengan

bahan baku yang bervariasi maka cara pembuatannya juga bervariasi seperti dengan

membakar/memanggang , pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng,dan

menumis.

Berbicara mengenai Makanan tradisional tidak ada habisnya dan tidak ada

bosannya, semua masyarakat memiliki selera yang berbeda –beda dan memiliki

kebiasaan yang berbeda juga. Makanan tradisional yang dimiliki setiap suku bangsa

memiliki cara dan bahan yang berbeda- beda. Sehingga tidak heran apabila banyak

jenis makanan yang terkenal di indonesia, selain itu indonesia juga disebut dengan

kaya makanan dan memiliki kuliner yang khas.

Berbagai macam makanan tradisional yang berbahan baku dari nasi seperti

Nasi guri (Aceh), Bubur kampiun (sumatera Barat) Nasi kapau (Sumatera Barat),

Nasi lemar (Jambi), Nasi samin (Jambi), Nasi sumsum (Banten ) Nasi uduk (DKI

Jakarta), Nasi kebuli (DKI Jakarta), Nasi timbel (Jawa Barat), Nasi tutug Oncom

(13)

(Jepara),Nasi liwet (Solo), Nasi pecel (Yogyakarta), Nasi kucing (Yogyakarta). Setiap

makanan tradisional yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat bahan baku yang

digunakan untuk pembuatannya ada di daerah setempat dan makanan tradisional

tersebut biasanya dibuat dalam acara pernikahan, kelahiran, tujuh bulanan orang

hamil, makanan tradisional tersebut dibuat pada acara tertentu ,Begitu juga dengan

Nasi Pelleng yang merupakan makanan khas suku Pakpak yang ada di sidikalang.

Nasi Pelleng adalah makanan khas suku Pakpak yang biasanya dibuat pada

saat-saat tertentu, seperti pada saat melaksanakan ujian, mencari kerja, pergi

merantau dan banyak moment-moment penting lainnya. Nasi pelleng dibuat dengan

tujuan bahwa apa yang diinginkan akan tercapai maka disajikan Nasi Pelleng

tersebut. Nasi Pelleng merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras yang

dimasak hingga nasinya menjadi jemek. Nasi Pelleng juga menyerupai nasi kuning,

tetapi tidak sama hanya saja warna nasinya yang berwarna kuning karena dalam

pembuatan Nasi Pelleng terdapat Rempah-rempah yaitu seperti kunyit.

Nasi Pelleng yang memiliki ciri khas berwarna kuning, Nasi Pelleng juga

memiliki ciri khas yang sangat pedas, Nasi Pelleng terkenal dengan warna kuning dan

rasanya yang sangat pedas. Penyajian Nasi Pelleng biasanya dipadukan dengan

Tektek, yaitu ayam yang dimasak dan diberikan bumbu. Biasanya dalam

penyajiannya daging ayam tersebut dicincang dan diletakkan diatas Nasi Pelleng .

Nasi pelleng memiliki komposisi yaitu:

1. Beras secukupnya.

(14)

3. Cabe merah

4. Asam cikala

5. Santan kelapa secukupnya

6. Arbuk

7. Bawang gandera,

8. Daun Salam

9. Serei

10. Garam secukupnya

Dalam Pengolahannya, beras dimasak layaknya menanak nasi tapi disarankan

lebih lunak dari nasi biasa, selanjutnya dicampur dengan cara diaduk atau ditumbuk

dengan kuah yang telah dimasak sebelumnya yang disebut lae asem. Kuah (lae asem)

dibuat dari asam cikala, bumbu dan santan kelapa. Secara terpisah ayam digule tanpa

mencincang tapi harus mersendihi sebagai lauknya. Nasi Pelleng biasanya dibuat

dengan tujuan untuk mempermudah mendapatkan apa yang hendak dicapai, misalnya

pada saat melaksanakan ujian, mencari kerja, pergi merantau dan banyak

moment-moment penting lainnya, sehingga dalam pembuatan Nasi pelleng biasanya dibuat

oleh keluarga terdekat ataupun keluarga yang mempunyai hajatan. Pembuatan Nasi

Pelleng tidak sembarangan karena adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dari

latar belakang yang dipaparkan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang“ Tradisi Makan Nasi Pelleng Pada Masyarakat Pakpak di Desa

(15)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Latar belakang munculnya tradisi makan Nasi Pelleng

2. Tujuan pembuatan Nasi Pelleng dan bagaimana cara penyajiannya

3. Alasan masyarakat Desa Parratusan kecamatan Sumbul masih percaya dan

masih sering menyajikan Nasi Pelleng

4. Perubahan yang ada dalam penyajian Nasi Pelleng

5. perbedaan tradisi penyajian Nasi Pelleng dari berbagai suku Pakpak yang

ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul

1.3Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah

adalah :

1. Apa yang melatar belakangi munculnya tradisi makan Nasi pelleng

2. Apa tujuan dan bagaimana caranya penyajian Nasi Pelleng tersebut?

3. Apa alasan masyarakat Pakpak yang ada di Desa Parratusan

kecamatan Sumbul masih percaya ataupun masih sering menyajikan

Nasi pelleng tersebut?

4. Apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi Pelleng di desa

(16)

5. Apakah ada perbedaan tradisi penyajian Nasi Pelleng dari berbagai

suku Pakpak yang ada di desa Parratusan Kecamatan Sumbul?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini dilakukan

adalah :

1. Untuk mengetahui mengetahui latar belakang munculnya tradisi

makan Nasi Pelleng

2. Untuk mengetahui tujuan dan bagaimana cara penyajian Nasi Pelleng

3. Untuk mengetahui apakah masyarakat Pakpak yang ada di desa

Parratusan Kecamatan Sumbul masih sering menyajikan Nasi Pelleng

4. Untuk mengetahui apakah ada perubahan dalam penyajian Nasi

Pelleng

5. Untuk mengetahui perbedaan penyajian Nasi Pelleng bagi suku

Pakpak

1.5Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan dan rujukan

bagi Antropologi/Sosiologi khususnya tentang tradisi makan nasi pelleng

bagi masyarakat Pakpak di desa Sumbul kabupaten dairi

2. Bagi penulis bermanfaat sebagai wawasan untuk melakukan penelitian

(17)

3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai penambah

informasi mengenai kebudyaan masyarakat pakpak terutama mengenai

nasi pelleng yaitu makanan khas pakpak dan juga supaya dapat

(18)

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumnya dapat ditarik

beberapa kesimpulan yang sekaligus menjawab permasalahan dalam penelitian ini

kesimpulan tersebut antara lain :

1. Makna yang terkandung dalam Tradisi Makan Nasi Pelleng bahwa

adanya kepercayaan masyarakat Pakpak bahwa dengan adanya

penyajian Nasi pelleng dalam berbagai hajatan dapat memberikan nilai

positif terhadap mereka. Dalam hal ini bahwa setiap dalam melakukan

kegiatan seperti ingin merantau, bertani, mencari pekerjaan, naik

pangkat, pernikahan, bahkan dalam keadaan sakit anggapan

masyarakat Pakpak Nasi Pelleng ini memiliki khasiat yang sangat

tinggi terhadap suku Pakpak tersebut. Maka masyarakat Pakpak tetap

melaksanakan dan menjalan tradisi tersebut karena kepercayaan ini

sudah turun temurun.

2. Tradisi makan Nasi Pelleng ini yang dipercayai memiliki khasiat yang

sangat penting bagi masyarakat pakpak dilakukan dengan penyajian

(19)

boleh sembarangan karena dalm kepercayaan masyarakat Pakpak

bahwa Nasi Pelleng ini tujukan kepada Nenek moyang.

3. Simbol – simbol dalam tradisi makan Nasi Pelleng ini mengalami

perubahan meskipun perubahn tersebut belum menyeluruh. Hanya ada

beberapa yang diubah yaitu seperti biasanya dalm penyajian nasi

Peleng ayam yang digunakan harus Manuk mira atau ayam kampung

jantan yang berwarna merah dan bersih. Tetapi dengan sulitnya

ditemukan ayam tersebut sehingga di ubah menjadi ayam kampung

biasa. Dalam hal ini perubahn yang terjadi karena pola pikir

masyarakat yang sudah berubah dan beranggapan bahwa tidak harus

mengikuti kebiasaan yang dilakukan leluhur sama persis hanya saja

masyarakat Pakpak beranggapan bahwa tidak meninggalkan kebiasan

tersebut.

4. Dengan adanya pola pikir masyarakat Pakpak sehingga tidak jarang

bahwa kebudayaan masyarakat Pakpak sudah mulai luntur bahkan

sudah hampir dilupakan, penyebab yang paling utama yaitu dengan

adanya percampuran dairi budaya lain. Seperti di desa Parratusan ini

sudah banyak Suku Batak Toba. Bahkan tanah Pakpak ini sudah

didominasi Suku Batak Toba, sehingga menyebabkan pengaruh yang

pesat dalm perubahn kebudayan tersebut. Suku Pakpak mudah disaingi

(20)

sudah banyak Masyarakat Pakpak yang tidak tahu menggunakn bahasa

tradisionalnya sendiri. Lebih mengikuti suku batak Toba.

5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini yaitu

1. Diharapkan bagi seluruh masyarakat Desa Parratusan agar tetap

menjaga kebudayaan yang sudah mendarah daging

2. Tradisi makan nasi Pelleng merupakan warisan budaya yang perlu

dilestarikan. Masyarakat hendaknya bekerja sama dalam

melestarikan makna dan simbol – simbol yang terkandung dalam

tradisi ini. Hal ini bertujuan untuk menghormati leluhur yang telah

terlebih dahulu melaksanakn tradisi makn Nasi Pelleng . oleh

karena itu masyarakat harus memperhatikan nilai kesakralan dan

mempertahankan kemurnian tradisi makan nasi Pelleng melalui

makna dan simbol yang terdapat didalamnya.

3. Untuk mewujudkan upaya yang diharapkan yaitu supaya tradisi

Pakpak tidak hilang maka diharapkan kepada tokoh- tokoh adat

mengajak masyarakat untuk memaknai tradisi ini dengan baik

seperti sebenarnya dan mempertahankan simbol simbol tradisi

yang telah menjadi kekhasan masyarak\at Pakpak sehingga tidak

terkesan mengedepankan kebudayaan orang lain dibandingkan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Berutu,Lister.2008. Mengenal upacara adat pada masyarakat PakPak di sumatera utara.Medan: Grasindo Monoratama

Berutu, Lister dan Nurbani Padang. 2006. Tradisi dan Perubahan (konteks masyakat pakpak ). Medan: Grasindo Monoratama.

Drs.Hartono. Kamus Praktis Bahasa Indonesiacetakan kedua, Jakarta;Rineka Cipta

Ir. Deliyanto Bambang , Msi. 1995. Lingkungan social budaya . universitas terbuka.Jakarta.

Gerrtz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan Agama yogyakarta: Kanisius

Hasan, Alwi.2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia.Dep. Dik.Nas. jakarta : BalaiPustaka

Haviland, William. 1985.Antropologi – Jilid I. Jakarta : Erlangga

Koentjaraningrat. 2003. Pengantar Antropologi – jilid I cetakan kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta

Maibang.R.BA.2009. Mengenal EThnis PakPak lebih dekat:Medan

Moleong, Lexi. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Setiadi, Elly M. Dkk. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Bandung : KencanaPrenada Media Group

Simanjuntak, Bungara n A. &Soedjito S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan:Bina Media Perintis

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali

Soemardjan, Selo. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta : Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia

(22)

Sztompka, Piotr. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : Prenada Media

Http//Yogi Isk.Blogspot.com/Pengertian Makanan Tradisional / Diakses 20 Mei 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menemukan ikon, indeks dan simbol yang terdapat pada pantun tradisi makan nasi hadap-hadapan adat pernikahan melayu

Terjaganya warisan budaya masyarakat Jawa Timur desa bangun jaya agar sekiranya dapat mencontoh masyaraka yang masih menggunakan sepenuhnya tradisi serta bisa

Adanya berbagai pendapat masyarakat Desa Pekalobean terhadap Tradisi Patang Puloan bahwa tradisi ini dilaksanakan secara turun-temurun dari generasi nenek moyang

MASYARAKAT DI DESA MANONGKOKI KECAMATAN POLONGBANGKENG UTARA KABUPATEN TAKALAR Skripsi ini adalah studi tentang Tradisi Apanaung Panganreang bagi masyarakat di Desa

Kesimpulan dari penelitian ini bisa diambil bahwa tradisi nasi hadap- hadapan pada masyarakat Kualuh Hilir sangat erat kaitannya dengan tingkah laku masyarakat Melayu dalam

Bagi masyarakat Melayu Desa Sungai Sialang pelaksanaan tradisi upah-upah harus memilih waktu yang baik, biasanya masyarakat Desa Sungai Sialang memilih hari Jumat, siang

Nasi sampek telah menjadi tradisi wajib bagi masyarakat kampung Ampalu yang melakukan proses perkawinan, karena memandang nasi sampek itu sangat berarti bagi seseorang, seandainya nasi

Mengetahui makna simbol nonverbal pada tradisi makan dalam kelambu masyarakat Bugis Desa Punggur Kapuas Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Penelitian ini menggunakan jenis