• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PENOLONG

PERSALINAN DI DUSUN UJUNG PAYUNG LAMA

DESA PASAR 4 NAMOTRASI KECAMATAN

SEIBINGE KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

OLEH :

PRIHATINI

NIM : 111121094

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)

JUDUL : Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat

Nama : PRIHATINI

Nim : 111121094

Jurusan : S1 Keperawatan Tahun akademik : 2012 - 2013

ABSTRAK

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga, dimana peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 45 responden. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi 88,9%, faktor sosial budaya 52,4%, faktor dukungan suami dan keluarga 88,4%, dan faktor jarak layanan kesehatan 53,3%. Sehingga disarankan kepada kepala desa Pasar 4 Namotrasi agar menempatkan bidan di Dusun Ujung Payung Lama, peningkatan akses pelayanan kesehatan, peningkatan penyuluhan kesehatan, dan perlu dilakukannya pembinaan dan pelatihan terhadap dukun bersalin.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada ALLAH SWT atas berkah dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul

”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih

Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa pasar 4 Namotrasi

Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat”. Dapat diselesaikan yang merupakan

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan Fakultas

Keperawatan Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak kesulitan yang dihadapi

penulis, namun karena Rahmat Allah serta bimbingan, bantuan, dan motivasi

dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengatasi kesulitan tersebut.

Berkenaan dengan hal itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

terimakasih kepada Dekan Fakultas Keperawatan Universits Sumatra Utara

Bapak dr. Ardinata, M.Kes dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, ibu Reni Asmara Ariga Skp MARS selaku Ketua

Departemen Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara dan Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku pembimbing yang

telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi

penelitian ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak kepala Desa Pasar 4

Namotrasi yang telah memberikan ijin untuk penelitian dan Bidan Ralisasi

(5)

Teristimewa kepada kedua orangtua saya tercinta, Ayahanda Gelora

Tarigan dan Ibunda Almh.Hadijah Ginting atas segala do´a dan motivasinya.

Terimakasih juga buat saudara-saudariku tercinta abang, kakak saya yang

telah memberi motivasi, dukungan baik dalam material maupun do’a kepada

saya. Terimakasih juga buat teman-teman seperjuangan di S1 Keperawatan

jalur B tahun 2011,terutama Suryanti, Sherly Aditia, dan Sri wahyuni yang

selalu memberikan inspirasi dan motivasi untuk terus maju serta teman-teman

saya dimanapun berada yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu

mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah

membantu penulis. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan keperawatan. Penulis

sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Medan, 11 februari 2013

(6)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian persalinan ... 7

2.1.2 Kala-kala persalinan ... 7

2.1.3 Faktor-faktor persalinan ... 8

2.1.4 Tanda-tanda mulainya persalinan ... 8

2.2 Pemilihan penolong persalinan ... 9

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan PenolongPersalinan... ... 14

(7)

BAB VHASIL PENELITIAN ... . 26 5.1 Hasil

penelitian... ... 26 5.1.1 Karakteristik Responden ... .. 27 5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam

pengambilan keputusan memilih penolong persalinan... ... 30 5.2 Pembahasan... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... ... 36 6.2. Saran

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional.

Tabel 5. 1 Karakteristik responden berdasarkan data demografi ibu yang

melahirkan.

Tabel 5.2 Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan

faktor sosial ekonomi.

Tabel 5.3. Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan

faktor suku/budaya.

Table 5.4. Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan

faktor dukungan suami dan keluarga.

Table 5.5. Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan

(9)

LAMPIRAN

1. Pernyataan Sebagai Responden

2. Instrumen Penelitian

3. Hasil Reabilitas

4. Hasil Kuesioner Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan

5. Jadwal entative penelitian

6. Taksasi Dana

7. Curiculum Vitae

8. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas

(10)

JUDUL : Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat

Nama : PRIHATINI

Nim : 111121094

Jurusan : S1 Keperawatan Tahun akademik : 2012 - 2013

ABSTRAK

Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga, dimana peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 45 responden. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi 88,9%, faktor sosial budaya 52,4%, faktor dukungan suami dan keluarga 88,4%, dan faktor jarak layanan kesehatan 53,3%. Sehingga disarankan kepada kepala desa Pasar 4 Namotrasi agar menempatkan bidan di Dusun Ujung Payung Lama, peningkatan akses pelayanan kesehatan, peningkatan penyuluhan kesehatan, dan perlu dilakukannya pembinaan dan pelatihan terhadap dukun bersalin.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan

masalah yang besar dinegara miskin dan berkembang seperti Indonesia.

Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil,

bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

kesehatan kurang dapat diterapkan ditingkat masyarakat diantaranya

ketidaktahuan, kemiskinan, rendahnya status sosial ekonomi perempuan,

terbatasnya kesempatan memperoleh informasi dan kelangkaan pelayanan

kesehatan yang peka terhadap kebutuhan perempuan juga berperan terhadap

situasi ini, sedangkan pengetahuan baru, hambatan membuat keputusan,

terbatasnya akses memperoleh pendidikan yang tidak memadai.

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal

dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi

ibu dan keluarga. Dimana peranan ibu adalah mnelahirkan bayinya, sedangkan

peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika

terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah

penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh

rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun

(12)

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat

derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu

target yang telah ditentukan untuk mencapai sasaran Millenium Development

Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102/100.000

Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23/1.000

Kelahiran Hidup (KH) pada 2015. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian

wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya

lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalinan (Depkes RI, 2010).

Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2007 derajat kesehatan ibu dan anak di

Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Ibu (AKI)

(KH) dan Tahun 2008, 4.692 jiwa ibu melayang dimasa kehamilan, persalinan,

dan nifas. Kementrian kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

antara lain mulai Tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) ke Puskesmas di Kabupaten Kota yang di fokuskan pada kegiatan

preventif dan promotif dalam program kesehatan ibu dan anak. Kematian ibu

disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (Eklamsia),

infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab

langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

kekurangan Oksigen (akfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan

bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial

ekonomi, dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang

(13)

Menteri kesehatan menambahkan salah satu upaya terobosan dan terbukti

mampu meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan)

dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K). Sedangkan data Riskesdes 2010 memperlihatkan bahwa persalinan di

fasilitas 55,4% dan masih ada persalinan yang dilakukan dirumah (43,2%).

Pada kelompok ibu yang melahirkan dirumah ternyata baru 51,9% persalinan

ditolong oleh bidan, sedangkan yang ditolong oleh dukun masih 40,2%

(Depkes RI, 2010).

Beberapa hal tersebut mengakibatkan 3 kondisi terlambat yaitu

(terlambat mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat sampai

ditempat pelayanan, dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat)

dan 4 kondisi terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun),

terlalu dekat (jarak melahirkan kurang dari 2 tahun), terlalu banyak (lebih dari

4 kali). Keterlambatan pengambilan keputusan ditingkat keluarga dapat

dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan

persalinan SERTA tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya

ditingkat keluarga (Menkes RI, 2011).

Di lingkungan masyarakat Minangkabau misalnya, mamak (saudara

laki-laki ibu dalam suatu klen matrilineal) bisa merupakan salah seorang

pengambilan keputusan utama, sedangkan di Jawa pengambilan keputusan

terletak pada ibu, ibu mertua atau bibi (kakak perempuan ibu) dari seorang

wanita melahirkan. Ada kalanya tokoh pengambilan keputusan tersebut adalah

(14)

Foster dan Andersn (1986) melukiskan tentang masalah klasik yang

masih selalu ditemukan dalam kehidupan berbagai kelompok masyarakat,

betapa sosial sering mengalahkan pemanfaatan optimal dari sarana kesehatan

yang tersedia. Pasangan suami-istri lebih rela untuk memutuskan tidak

menggunakan sarana pertolongan persalinan dari puskesmas atau rumah

bersalin, atas pertimbangan bahwa konflik dengan kerabat tidak menggunakan

jasanya dari pada biaya bersalin di rumah sakit atau puskesmas (Meutia, 1998).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan

meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan

Keputusan Memilih Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa

Pasar 4 Namotrasi kecamatan Seibinge Kabupaten langkat Tahun 2012”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian tersebut yaitu apakah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan di Dusun

Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten

langkat Tahun 2012

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong

Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Kecamatan Seibinge

(15)

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi

ibu tentang memilih penolong persalinan.

1.3.2.2Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sosial budaya ibu

tentang memilih penolong persalinan.

1.3.2.3Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami

dan keluarga ibu tentang memilih penolong persalinan.

1.3.2.4Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jarak pelayanan

kesehatan ibu tentang memilih penolong persalinan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi praktik keperawatan

Hasil penelitian di harapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan

asuhan keperawatan maternitas, dalam mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan

di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge

Kabupaten Langkat.

1.4.2 Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan

di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge

(16)

1.4.3 Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini di harapkan pada masyarakat khususnya pada seorang

ibu, dapat digunakan sebagai tambahan informasi, tentang apa saja

faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan

lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998)

Persalinan normal yaitu : terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature

atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah

4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (nukan partus presipitatustus atau

partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak

kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial

(seperti forseps), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat) dan

mencakup pelahiran plasenta yang normal (Helen, 2001).

2.1.2 Kala-Kala Persalinan

Persalinan dibagi menjadi tiga kala yaitu (1) Kala satu yang merupakan

stadium dilatasi serviks, kala satu berlangsung mulai dari onset persalinan hingga

dilatasi serviks yang lengkap, (2) Kala dua yang merupakan stadium ekspulsi kala

dua berlangsung mulai dari dilatasi lengkap serviks hingga pelahiran bayi, (3)

Kala tiga yang merupakan stadium pelepasan dan pelahiran plasenta, kala tiga

berlangsung dari saat pelahiran bayi hingga pelahiran plasenta dan selaput

(18)

Pada sebagian rumah sakit, atau 2 jam sesudah persalinan selesai di sebut

sebagai kala “empat” (pembagian persalinan menjadi kala satu sampai empat juga

digunakan di Indonesia). Periode persalinan ini merupakan salah satu perubahan

dramatis yang terjadi pada tubuh seorang wanita. Ketika berbagai komplikasi dari

persalinan atau pelahiran cenderung terjadi. Komplikasi yang paling sering

ditemukan pada stadium ini adalah perdarahan akibat relaksasi uterus. Komplikasi

emerjensi lainnya dapat timbul pada wanita hamil yang tampak sehat, seperti

reaksi terhadap obat yang diberikan. (Helen, 2001)

2.1.3 Faktor-Faktor Persalinan

Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah : (1) Power: Kontraksi

dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi

otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan atau meneran, (2) Pasagge:

Bagian tulang panggul, serviks, vagian dan dasar panggul (displacement), (3)

Passenger: Terutama janin (secara khusus, bagian kepala janin) plus plasenta,

selaput dan cairan ketuban/amnion. (Helen, 2001)

2.1.4 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan adalah : (1) lightening:

Sebenarnya kepala janin ke dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat

didalam uterus dan sedikit melebarnya simfisis, keadaan ini sering meringankan

keluhan pernafasan serta heartbuntn dan pada primigravida akan terlihat pada

kehamilan 36 minggu sementara pada multipara baru tampak setelah persalinan

dimulai mengingat otot-otot abdomennya lebih kendor, (2) Sering buang air kecil

yang disebabkan oleh tekanan kepala janin pada kandung kemih, (3) Kontraksi

(19)

distensi dinding abdomen sehingga dinding abdomrn menjdi lebih tipis dan kulit

menjadi lebih peka terhadap rangsangan (Helen, 2001).

2.2 Pemilihan Penolong Persalinan

Salah satu faktor yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama

proses melahirkan adalah memilih penolong dalam membantu proses melahirkan

(Gaskin, 2003).

1. Definisi

Pemilihan penolong persalinan adalah suatu penetapan pilihan penolong

persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan.

2. Macam – macam Penolong Persalinan

Menurut Syafrudin (2009) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, dikenal

beberapa jenis tenaga yang memberi pertolongan kepada masyarakat. Adapun

jenis tenaga kesehatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Dokter Spesialis Kandungan

Dokter spesialis kandungan adalah dokter yang mengambil spesialis

kandungan. Pendidikan yang mereka jalanin difokuskan untuk mendeteksi dan

menanganin penyakit yang terkait dengan kehamilan, terkadang yang terkait

dengan proses melahirkan, seperti halnya Dokter ahli bedah. (Gaskin, 2003)

Dokter spesialis kandungan dilatih untuk mendektesi patologi. Ketika

mereka mendektesinya, seperti mereka yang sudah pelajari, mereka akan

memfokuskan tugasnya untuk melakukan intervensi medis. Dokter spesialis

kandungan menanganin wanita hamil yang sehat, demikian juga wanita hamil

yang sakit dan resiko tinggi. Ketika mereka menanganin wanita hamil yang

(20)

dilakukan pada wanita hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis. Disebagian

besar Negara dunia, tugas Dokter kandungan adalah untuk menanganin wanita

hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis. (Gaskin, 2003)

Baik Dokter spesialis kandungan maupun Bidan bekerja lebih higienis

dengan ruang lingkup hampir mencakup seluruh golongan masyarakat.

Umumnya, mereka hanya dapat mengulangin kasus – kasus fisiologis saja,

walaupun Dokter spesialis secara teoritis telah di persiapkan untuk menghadapi

kasus patologis. Jika mereka sanggup, harus segera merujuk selama pasien

masih dalam keadaan cukup baik. (Syafrudin, 2009)

Walaupun mereka dapat mengulangin semua kasus, tetapi hanya

sebagian kecil saja masyarakat yang dapat menikmatinya. Hal ini disebabkan

karena biaya yang terlalu mahal, jumlah yang terlalu sedikit dan pembayaran

yang tidak merata. Dilihat dari segi pelayanan, tenaga ahli ini sangat terbatas

kegunaannya. Namun, sebetulnya mereka dapat memperluas fungsinya dengan

bertindak sebagai konseptor program obstetri yang pelaksanaannya dapat

dilakukan oleh Dokter spesialis atau Bidan. (Syafrudin, 2009).

b. Bidan

Definisi bidan menurut Keputusan Menteri Kesehatan 2007 adalah

seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di

negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi

untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk

melakukan praktik bidan.

Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas penting

(21)

menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri, serta memberikan

asuhan kepada bayi baru lahir (prenatal care) (Wiknjosastro, 2005). Asuhan ini

termasuk tindakan pencegahan deteksi kondisi abnormal ibu dan anak, usaha

mendapatkan bantuan medis dan melaksanakan tindakan kedaruratan dimana

tidak ada tenaga bantuan medis. Dia mempunyai tugas penting dalam

pendidikan dan konseling, tidak hanya untuk klien tetapi juga untuk keluarga

dan masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

Pada saat ini, ada dua jenis bidan, yaitu mereka yang mendapat

pendidikan khusus selama tiga tahun dan perawat yang kemudian dididik

selama satu tahun mengenai kebidanan dan disebut sebagai perawat bidan

(Syafrudin, 2009). Salah satu tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

ibu dan anak adalah BPS (Bidan Praktek Swasta).

Menurut Meilani dkk (2009) BPS adalah satu wahana pelaksanaan

praktik seorang bidan di masyarakat. Praktik pelayanan bidan perorangan

(swasta), merupakan penyediaan pelayanan kesehatan, yang memiliki

kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Setelah bidan melaksanakan

pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan

bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya.

Penyebaran dan pendistribusian badan yang melaksanakan praktik perlu

pengaturan agar dapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin

dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktik

(22)

masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan Bidan Praktik Perorangan

(swasta).

Layanan kebidanan dimaksudkan untuk sebisa mungkin mengurangi

intervensi medis. Bidan memberikan pelayanan yang dibutuhkan wanita hamil

yang sehat sebelum melahirkan. Cara kerja mereka yang ideal adalah

bekerjasama dengan setiap wanita dan keluarganya untuk mengidentifikasi

kebutuhan fisik, sosial dan emosional yang unik dari wanita yang melahirkan.

Layanan kebidanan terkait dengan usaha untuk meminimalisir episiotomy,

penggunaan forcep, epidural dan operasi sesar (Gaskin, 2003).

c. Dukun Bersalin

Pengertian dukun biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke

atas, pekerjaan ini turun menurun dalam keluarga atau karena ia merasa

mendapat panggilan tugas ini. (Wiknjosastro, 2007).

Menurut Syafrudin (2009), jenis dukun terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh

tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus.

2) Dukun tidak terlatih adalah dukun yang belum pernah dilatih oleh

tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum

dinyatakan lulus.

Penolong persalinan oleh dukun mengenai pengetahuan tentang fisiologis

dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh

karena atau apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya,

bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya

(23)

menimpa seorang ibu atau bayi sampai pada kematian ibu dan anak

(Wiknjosastro, 2005).

Seperti diketahui, dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat

dipercayai di kalangan masyarakat. Mereka memberikan pelayanan khususnya

bagi ibu hamil sampai dengan nifas secara sabar. Apabila pelayanan selesai

mereka lakukan, sangat diakui oleh masyatakat bahwa mereka memiliki tarif

pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bidan. Umumnya

masyarakat merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun

atau lebih dikenal dengan bidan kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang

dimiliki dukun tersebut sangat terbatas karena didapatkan secara turun

menurun (tidak berkembang) (Meilani, dkk, 2009).

Dalam usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan anak

maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan

pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong

persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan

dan persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam

kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan. Dukun

yang harus ada ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat

bekerjasama dengan dukun dalam mengurangi angka kematian dan angka

(24)

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong

Persalinan

Pemilihan penolong selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas bukanlah

suatu proses yang sederhana. Ada banyak faktor yang berkontribusi dalam proses

pengambilan keputusan tersebut, hal ini terjadi pada perempuan yang baru

pertama kali hamil. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan

diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas

apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan

usaha sehingga berhasil mencukupinya. Dalam memenuhi kebutuhan pokok

(primer) maupun kebutuhan (sekunder) keluarga dengan status ekonomi baik

akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.

Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan.

Hal ini menjadi alasan perempuan untuk memilih dukun sebagai

penolong, karena mereka beralasan bahwa dukun lebih murah disbanding

tenaga kesehatan lainnya. Mereka menganggap dukun lebih murah karena

mereka dapat membayarnya dengan beras, kelapa atau ayam yang tersedia

dirumah mereka, mereka tidak ingin memilih bidan karena mereka harus

membayar bidan dengan uang yang kadang – kadang tidak tersedia dirumah

mereka. Sebaliknya perempuan yang menganggap bahwa biaya kedukun sama

dengan ke bidan, hanya cara pembayarannya yang berbeda cenderung akan

memilih bidan. Mereka berpendapat bahwa, jika memilih bidan mereka harus

(25)

memilih dukun, mereka harus membayar secara berkesinambungan sampai

periode nifas (Juariah, 2009).

2. Sosial Budaya

Sosial budaya adalah nilai-nilai atau pola kebiasaan yang dimiliki

seseorang dalam berperilaku dalam kelompok masyarakat. Keyakinan dan

kepatuhan mengikuti adat istiadat selama masa kehamilan, persalinan, dan

nifas mempengaruhi perempuan dalam memilih penolong. Dimasyarakat,

selain dipercaya memiliki kemampuan untuk memeriksa, dan sering diminta

untuk memimpin upacara- upacara selamatan seperti empat bulanan dan tujuh

bulanan. Hal ini berbeda dengan bidan. Asumsi di masyarakat, bidan adalah

hanya memiliki keahlian dalam memeriksakan kehamilan, persalinan dan nifas,

tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan tentang keharuan dan larangan adat

istiadat selama kehamilan, persalinan dan nifas. Oleh karena itu perempuan

yang masih taat dan patuh mengikuti adat istiadat akan lebi memilih dukun dari

pada bidan atau kalau pun mereka memilih memeriksakan kehamilannya ke

bidan mereka juga akan meminta dukun untuk memimpin upacara tujuh

bulanan dan sebagainya atau meminta saran dan dukun berkaitan dengan

keharusan dan pantangan selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

(Juariah, 2009)

3. Dukungan suami dan keluarga

Dukungan keluarga dan suami adalah suatu hubungan antara keluarga

dengan orang yang merasa memperoleh duungan merasa lega karena

diperhatikan, mendpat saran dan nasehat yang menyenangkan pada dirinya.

(26)

selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Hal ini terutama terjadi pada

perempuan yang relative muda usianya sehingga kemampuan mengambil

keputusan secara mandiri masih rendah. Mereka berpendapat bahwa pilihan

orang yang lebih tua adalah yang terbaik karena orang tua lebih berpengalaman

dari pada mereka. Selain itu, kalau mereka mengikuti saran orang tua, jika

terjadi sesuatu yang buruk, maka seluruh keluarga dan terutama orang tua akan

ikut bertanggung jawab. Oleh karena itu ketika orang tua menyarankan

memilih dukun, mereka akan memilih dukun ataupun sebaliknya.

Hal ini agak berbeda dengan perempuan yang lebih dewasa usianya,

mereka lebih mampu mengambil keputusan sendiri dalam memilih penolong

persalinan. Sebagai contoh, dalam penelitian yang penulis lakukan, ada

perempuan yang meskipun mendapat saran dari ibunya untuk memilih dukun

tetapi memutuskan untuk memilih bidan karena dia fikir jika terjadi satu

masalah muncul, dia dan bayinya yang akan terjadi “korban”. (Juariah, 2009)

4. Jarak Pelayanan Kesehatan

Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh jarak yang

ditempuh dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan. Jarak (fisik dan sosial)

dapat menjadi faktor yang mempengaruhi seorang perempuan dalam memilih

penolong persalinan selama masa kehamilan,persalinan dan nifas. Perempuan

yang memilih dukun beralasan pertama karena dukun tinggal dekat dengan

rumah mereka jadi walaupun dikampung yang sama juga ada bidan, mereka

tetap memilih dukun sebagai penolong, sebalinya perempuan yang memilih

(27)

karena sejak hamil mereka sudah memeriksakan kehamilanya ke bidan

(Juariah, 2009).

2.4 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan yang optimal menurut Robins (2001) adalah

rasional. Artinya, dia membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten

dalam batas-batas tertentu. Pilihan-pilihan dibuat mengikuti model pengambilan

keputusan rasional ada enam langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan masalah

2. Mengidentifikasikan kriteria keputusan

3. Mengalokasikan bobot pada kriterianya

4. Mengembangkan alternative

5. Mengevaluasi alternative

6. Memilih alternatif yang terbaik

Tanda-tanda umum dari penetapan keputusan (Decision Making) adalah :

(1) Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, (2) Keputusan

selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, (3) Keputusan selalu melibatkan

tindakan nyata, walaupun pelaksananya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

Menurut Rahmat, meskipun masih belum banyak yang dapat diungkapkan tentang

proses penetapan keputusan. Tapi telah disepakati, bahwa lain kognisi, motif dan

sikap. Kognisi artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki. Motif

amat mempengaruhi pengambilan keputusan. Sikap merupakan faktor penentu

(28)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara suatu konsep

dengan konsep yang lain dari masalah yang diteliti. (Setiadi, 2007).

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel

yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada

skema kerangka konseptual dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini

adalah ibu – ibu yang melahirkan dimana peneliti akan mengidentifikasi faktor –

faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong

persalinan berdasarkan sosial ekonomi, suku/budaya, dukungan suami atau

keluarga, dan jarak pelayanan kesehatan.

Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, maka skema penelitian adalah :

Gambar 3.1.1 : Kerangka Konseptual Faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan.

- Sosial Ekonomi

- Sosial Budaya

- Dukungan suami dan keluarga

(29)

3.2 Defenisi Operasional

Tabel 3.2.1: Defenisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi

(30)

BAB 4

METODEOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

yang bertujuan untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam

pengambilan keputusan memilih penolong persalinan Di Dusun Ujung Payung

Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat Tahun

2012.

4,2 Populasi dan sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Setiadi,

2007). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang sudah melahirkan dari bulan

januari – Desember Tahun 2012 sebanyak 45 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Pengambilan sampel

dilakukan dengan cara total sampling yaitu tehnik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel, dengan kriteria sampel ibu yang

melahirkan dari bulan Januari – Desember tahun 2012 sebanyak 45 Orang.

4.3 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4

Namotrasi, waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013. penelitian

(31)

dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam

pengambilan keputusan memilih penolong persalinan. Karena ibu-ibu di

lingkungan tersebut masih ada yang tidak melakukan pertolongan persalinan

ketenaga kesehatan, dan jumlah ibu – ibu yang memadai untuk mendapatkan

sampel penelitian.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Dekan

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan

Kepala Desa Pasar 4 Namotrasi. Setelah mendapat persetujuan tersebut, kemudian

peneliti melakukan penelitian dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

yang dilakukan Di Wilayah Dusun Ujung Payung Lama. Serta dampak yang

mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika ada ibu - ibu yang di

jadikan sampel menolak untuk di teliti, maka peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati hak – haknya.

Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan

kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur

pelaksana penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden

dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, tetapi jika calon

responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan

mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini

tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik

maupun psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara

(32)

memusnahkan instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data

yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Kuesioner faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan

keputusan memilih penolong persalinan pada ibu yang melahirkan pada bulan

Januari 2013 sebanyak 20 pernyataan. Terdiri dari sosial ekonomi berisi 5

pernyataan, budaya berisi 5 pernyataan, dukungan suami dan keluarga berisi 5

pernyataan dan jarak berisi 5 pernyataan, dengan dua pilihan jawaban Ya ( 1 )

dan Tidak ( 0 ). Skala yang di gunakan adalah skala Guttman.

4.6 Uji validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Uji Validitas ini dilakukan dengan mengguakan content validity yaitu

dengan mengkonsultasikan kepada dosen yang ahli dalam bidang keperawatan

maternitas di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4.6.2 Uji Reabilitas

Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas internal yang di peroleh

dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Uji relibilitas pada

penelitian ini yaitu di lakukan dengan 10 orang ibu di wilayah yang sama yaitu di

Dusun Ujung Payung Lama. (Nursalam, 2001). di uji dengan menggunakan

Cronbach Alpha, Untuk kuesioner di dapatkan nilai α > 0,70 ( Burns &

grove,2001 ).

Hasil reliabilitas terhadap 10 orang responden di Dusun Tanjung Pamah

pada bulan Januari 2013. Hasil analisa reabiltas diperoleh bahwa kuesioner in

(33)

4.7 Pengumpulan data

Pada awal penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin pelaksanaan

peneliti pada instansi pendidikan (Dekan Keperawatan Fakultas Keperawatan ),

kemudian permohonan di ajukan ke tempat penelitian yaitu Kepala Desa Pasar 4

Namotrasi.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan datang

kemasing – masing rumah responden dan pembagian kuesioner kepada responden

dengan cara memberikan kuesioner kepada ibu. Selanjutnya peneliti menjelaskan

tujuan dan manfaat cara penelitian serta proses pengisian kuesioner. Kemudian

calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan

sebagai responden dalam penelitian ini. Setelah itu responden diminta untuk

mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Responden diberi kesempatan

untuk bertanya selama pengisian kuesioner bila ada yang tidak dimengerti

sehubungan dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Setelah semua

responden mengisi kuesioner tersebut, maka seluruh data di kumpulkan untuk

dianalisis.

4.8 Analisa data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data

melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan

identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi,

kemudian mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan,

tabulasi dilakukan dengan memberi skor pada item-item pernyataan yang

mendapatkan skor dan memberi kode terhadap item-item yang tidak diberi skor

(34)

penyusunan data kedalam master tabel supaya mudah dijumlah, disusun dan

didata untuk disajikan dan dianalisa.

Perhitungan data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan

statistik deskriptif yaitu dengan membuat distribusi frekuensi. Metode statistik

untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariat.

Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel

(35)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

5.1 HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi bu dalam pengambilan keputusan memilih

penolong persalinan di Dusun Ujung Payung Lama melalui proses pengumpulan

data yang telah dilaksanakan dari bulan Januari – Februari 2013 sebanyak 45

orang ibu Yang melahirkan di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4

Namotrasi Kecamatan seibinge Kabupaten Langkat. Penyajian data hasil

penelitian meliputi data demografi dan kuisioner pernyataan yang bertujuan

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan

memilih penolong persalinan.

5.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik respoden dalam penelitian ini mencakup umur responden

terbanyak berada pada rentang 20-35 tahun sebanyak 22 responden (48,9%),

Agama respoden terbanyak yaitu islam sebanyak 27 responden (60,0%), Suku

responden terbanyak yaitu karo sebanyak 20 responden (44,4%), Pendidikan

responden terbanyak yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21

responden (46,7%) dan pekerjaan responden terbanyak yaitu ibu rumah tangga

(IRT) sebanyak 22 responden (48,9%), penghasilan responden yaitu <Rp 780.000

sebanyak 22 responden (48,9%), Tempat persalinan yaitu Bidan sebanyak 39

(36)
(37)

5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan

memilih penolong persalinan

Berdasarkan penelitian dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam

pengambilan keputusan memilih penolong persalinan dapat dilihat dari penjelasan

pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Sosial Ekonomi.

Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor sosial ekonomi

yang mempengaruhi yaitu 40 responden (88,9%), dan tidak mempengaruhi yaitu 5

responden (11,1%)

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Sosial Budaya.

No Faktor Sosial Budaya Frekwensi ( f ) Persentasi(%)

1.

Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor sosial budaya

yang mempengaruhi yaitu 22 responden (44,9%), dan Tidak mempengaruhi yaitu

23 responden (51,1%)

No Faktor Sosial Ekonomi Frekwensi ( f ) Persentasi(%)

(38)

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Dukungan Suami Dan Keluarga.

No Faktor Dukungan Suami

Dan keluarga

Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor dukungan suami

dan keluarga yang mempengaruhi yaitu 38 responden (84,4%), dan tidak

mempengaruhi yaitu 7 responden (15.6%).

Tabel 5.1.4 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Jarak Pelayanan Kesehatan.

No Faktor Jarak

Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor jarak pelayanan

kesehatan yang mempengaruhi yaitu 24 responden (53,3%), dan tidak

mempengaruhi yaitu 21 responden (46,7%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan

Keputusan Memilih Penolong Persalinan

1. Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah mempunyai kegiatan atau aktivitas yang

(39)

(Notoatmodjo, 2003). Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Ujung

Payung Lama mayoritas responden pada ibu sebanyak 22 orang (48.9 %)

memiliki penghasilan <Rp780.000 dan tidak semua ibu memilih penolong

persalinan kebidan karena dilihat dari faktor biaya. Menurut Wiludjeng (2005)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa memilih penolong persalinan dan

melahirkan dirumah merupakan pilihan utama. Kondisi ini berkaitan dengan

faktor ekonomi, karena sebagian besar ibu tidak berpenghasilan dan rata-rata

pekerjaan ibu yaitu ibu rumah tangga.

2. Sosial Budaya

Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor sosial budaya terhadap memilih

penolong persalinan digunakan 5 kuesioner yang meliputi adanya menurut

kepercayaan, kebudayaan, pantangan dan kebiasaan untuk tidak menggunakan

pelayanan kesehatan. Menurut Foster & Anderson (1998), yang merupakan ahli

antropologi mengatakan bahwa dari segi budaya dalam kehidupan berbagai

kelompok masyarakat masalah budaya masih sering mengalahkan pemanfaatan

fasilitas pelayanan kesehatan secara optimal. Pasangan suami istri lebih rela

memutuskan untuk tidak menggunakan sarana pelayanan kesehatan atas

pertimbangan berbagai hal, disamping biaya yang harus dikeluarkan dan

kurangnya alat transfortasi yang digunakan. Di masyarakat suku karo dalam

memilih penolong persalinan sudah mulai bagus ini dikarenakan pelayanan

kesehatan pada saat ini sudah semakin baik dilihat dari sebagian ibu sudah

memilih penolong persalinan adalah bidan. Ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Boyce, (2008) menyatakan bahwa sosial budaya merupakan kelompok

(40)

dimana masyarakat suku karo dalam memilih penolong persalinan masih

mempercayai dukun atau obat-obatan tradisional, tetapi semakin tingginya

pendidikan seseorang maka semakin tinggi pengetahuan seseorang dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mengambil keputusan dalam

memilih penolong persalinan.

3. Dukungan suami dan keluarga

Keluarga berperan sebagai sistem pendukung yang kuat bagi

anggota-anggota keluarga khususnya dalam penanganan masalah keluarga. Elisenbeng

(2004) mengatakan bahwa dukungan dan saran-saran sangat penting dalam

proses memilih penolong persalinan untuk melahirkan. Ibu didampingi sepanjang

persalinannya, hal ini mungkin tidak ditemukan dipelayanan kesehatan, dimana

pergantian shift kerja, jadi otomatis penolong persalinan berganti-ganti. Menurut

Bobak (2005), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mayoritas responden

mendapatkan dukungan keluarga baik dalam bentuk materi maupun

nasehat-nasehat. Hal ini akan dapat mengurangi kebingungan pada ibu yang akan

melahirkan dalam memilih penolong persalinan. Dalam penelitian Kartini (2001)

menyatakan bahwa Dukungan yang penuh dari anggota keluarga lebih penting

artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan suami sehingga memberikan

support moril perhatian terhadap ibu terutama pada saat memilih penolong

persalinan.

4. Jarak pelayanan kesehatan

Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor jarak pelayanan kesehatan dari

rumah ibu yang akan melahirkan. Digunakan 5 kuesioner, sebagian ibu masih

(41)

yaitu 37 responden (82,2%), karena masih kurangnya alat transfortasi yang akan

digunakan, Menurut Enjund (2002), bahwa hal yang mempengaruhi ibu dalam

pemilihan penolong persalinan salah satunya ada faktor jarak. Pendapat lain juga

menambahkan bahwa faktor jarak juga harus dipertimbangkan saat menentukan

penolong persalinan jauh. hal ini sesuai dengan penelitian Amiruddin (2005),

menyatakan kemudahan jarak pelayanan kesehatan merupakan salah faktor yang

membuat ibu bersalin tidak memilih penolong persalinan ke petugas kesehatan.

Hasil penelitian ini juga dikukung oleh Marthalena Barus (2003), dalam

penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam

memilih penolog persalinan ke dukun bayi”. Yang mengatakan bahwa ada 6 hal

yang harus dipertimbangkan ibu dalam pemilihan penolong persalinan yang salah

(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2013 di

Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge

Kabupaten Langkat terdapat 45 responden, dapat disimpulkan bahwa ada 4 faktor

yang mempengaruhi ibu memilih penolong persalinan sebagai penolong

persalinan, yaitu:

6.1.1 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih

penolong persalinan yaitu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi 40

responden (88,9%), dan yang tidak mempengaruhi 5 responden (11,1%).

6.1.2 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih

penolong persalinan yaitu faktor dukungan suami dan keluarga yang

mempengaruhi 38 responden (84,4%), dan yang tidak mempengaruhi 7

responden (15,6%).

6.1.3 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih

penolong persalinan yaitu faktor dukungan suami dan keluarga yang

mempengaruhi 38 responden (84,4%), dan yang tidak mempengaruhi 7

responden (15,6%).

6.1.4 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih

penolong persalinan yaitu faktor jarak pelayanan kesehatan yang

mempengaruhi 24 responden (53,3%), dan yang tidak mempengaruhi 21

(43)

6.1.5 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih

penolong persalinan yaitu faktor sosial budaya yang mempengaruhi 22

responden (44,9%), dan yang tidak mempengaruhi 23 responden (51,1%).

6.2 Saran

6.2.1 Kepada Kepala Daerah

Agar melakukan pengembangan wilayah yang terisolir guna memudahkan

akses informasi khususnya informasi kesehatan, agar masyarakat yang terisolir

tersebut dapat menerima tenaga medis dan memanfaatkannya dalam segala

tindakan medis termasuk penolong persalinan, dan menggunakan jam persal.

6.2.2 Penelitian Keperawatan

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti faktor-faktor apa

saja yang paling dominan sehingga dapat memprioritaskan tindakan berdasarkan

pertimbangan yang utama atau yang paling mempengaruhi.

6.2.3 Pendidikan Keperawatan

Informasi yang didapat dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi

tambahan dalam pendidikan keperawatan khususnya mata kuliah keperawatan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, & suharsimi. (2010). Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Bruns, N Grove & Gove, S. (2001). The Practice Of Nursing Research : Conduct, Critique & Utilization. Philadelphia : Wb, Sounders Co

Demsey, P, A. (2002). Riset Keperawatan 1 Buku Ajar & Latihan. Edisi Empat. Jakarta : EGC

Depkes-RI. Rencana Strategi Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2010.

Jakarta

Maret 2012)

--- Ibu Selamat, Bayi Sehat, Suami Siaga. Jakarta

(diakses tanggal 20 Maret 2012)

... Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu, Kematian Bayi Perlu Kerja Keras. Jakart

Elisenbeng. (2000). Dukungan Dan Kenyamanan Saat Persalinan. Jakarta : EGC

Enjund. (2002) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Tempat Persalinan. Skripsi Sarjana Keperawatan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Foster, & Anderson. (1998). Buku Antropologi Dari Segi Budaya. Jakarta : UI press

Helen Farrer. (2001). Perawatan Maternitas. Edisi Dua. Jakarta : EGC

Juariah, R, & Yuswanto, T. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Marthalena. (2003). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Memilih Penolong Persalinan Kedukun Bayi. Skripsi Diploma Kebidanan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Meutia, F, S. (1998). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta : UI press

(45)

Setiadi. (2007). Konsep dan Riset Keperawatan. Edisi Satu. Jilid Satu. Yogyakarta

(46)

Lampiran 1

Faktor Sosial Ekonomi ( f ) (%)

1. Apakah ibu, suami dan keluarga menganggap 36 80,0

biaya melahirkan kedukun lebih murah dari

pada kepetugas kesehatan.

2. Apakah ibu mendapat dukungan dari keluarga 34 75,6

berupa materi untuk biaya melahirkan?

3. Apakah pada saat ibu melahirkan menggunakan

banyak biaya? 37 82,2

4. Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan

berasal dari ibu? 24 53,3

5. Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan

berasal dari suami? 32 71,1

Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih

tempat persalinan dengan alasan pada saat ibu melahirkan menggunakan banyak

biaya yaitu sebanyak 37 responden (82,2%), suami dan keluarga menganggap

biaya melahirkan kedukun lebih murah dari pada kepetugas kesehatan yaitu

sebanyak 36 responden (80,0%), ibu mendapat dukungan dari keluarga berupa

materi untuk biaya melahirkan yaitu sebanyak 34 responden (75,6%), sumber

dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari suami sebanyak 32 responden

(71,1%) dan sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari ibu yaitu

(47)

Faktor Sosial Budaya Frekwensi (F) Persentasi(%)

1. Apakah di dalam keluarga ibu ada kepercayaan atau 23 51,1

kebudayaan yang ibu anut, sehingga hal itu membuat

ibu tidak melakukan persalinan kepetugas kesehatan

(Dokter, Bidan)?

2. Apakah didalam keluarga ibu ada kebudayaan yang 24 53,3

ibu anut, supaya pertolongan persalinan dilakukan

oleh dukun bayi?

3. Apakah didalam keluarga ibu ada pantangan dalam 27 60,0

pemilihan penolong persalinan?

4. Apakah ada upacara – upacara atau adat istiadat 28 62,2

dikeluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan?

5. Apakah ada upacara – upacara atau adat istiadat 37 82,2

di keluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan

harus meminta pendapat orang yang dituakan ?

Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih

tempat persalinan berdasarkan faktor budaya dengan alasan ada adat istiadat

dikeluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan harus memilnta pendapat

orang yang dituakan yaitu 37 responden (82,2%), ada upacara-upacara dikeluarga

ibu sebelum memilih penolong persalinan yaitu 28 responden (62,2%), didalam

keluarga ibu ada pantangan dalam memilih penolong persalinan yaitu sebanyak 27

responden (60,0%), didalam keluarga ibu ada kebudayaan yang ibu anut, supaya

pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun bayi yaitu sebanyak 24 responden

(48)

membuat ibu tidak melakukan persalinan kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan)

yaitu sebanyak 23 responden (51,1%).

Faktor Dukunagan Suami Dan Keluarga Frekwensi (F) Persentasi(%)

1. Apakah ibu mendapatkan dukungan dari suami 37 82,2

ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan

ke dukun bayi.

2. Apakah ibu memperoleh nasehat dari suami 39 86,7

ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan ke

petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?

3. Apakah suami dan keluarga ibu mendukung dengan 35 77,8

keputusan yang ibu pilih tentang penolong persalinan

pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?

4. Apakah suami atau keluarga ibu mendukung 23 51,1

dengan keputusan yang ibu pilih tentang memilih

penolong persalinan pada dukun?

5. Apakah suami dan keluarga ibu memberikan 37 82,2

saran-saran untuk memilih penolong persalinan

pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?

Berdasarkan table diatas mayoritas responden memilih tempat persalinan

berdasarkan faktor dukungan suami dan keluarga dengan alasan karena ibu

memperoleh nasehat dari suami dan keluarga supaya melakukan persalinan

kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan) yaitu 39 responden (86,7%), suami dan

(49)

keputusan yang ibu pilih tentang penolong persalinan pada petugas kesehatan

yaitu 35 responden (77,8%), ibu mendapat dukungan suami dan keluarga supaya

melakukan persalinan kedukun bayi yaitu 26 responden (57,8%) dan pilihan ibu

tentang memilih penolong persalinan pada dukun bayi mendapat dukungan suami

dan keluarga yaitu 37 responden (82,2%).

Faktor Tentang Jarak Frekwensi (F) Persentasi(%)

1. Apakah ibu merasa jarak yang ibu tempuh dari 37 82,2

petugas kesehatan cukup jauh, sehingga membuat

ibu melahirkan ke dukun bayi.

2. Ibu memilih penolong persalinan ke dukun karena jarak 23 51,1

rumah ibu yang jauh dan tidak memiliki alat transfortasi

untuk kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan ).

3. Apakah ibu memilih dukun bayi beranggapan bahwa 32 71,1

tidak perlu adanya pelayanan medis dalam proses

persalinan ibu?

4. Apakah ibu memilih penolong persalinan ke petugas 31 68,9

kesehatan karena menurut ibu jarak rumah ibu dengan

petugas kesehatan lebih dekat dan lebih mengerti

tentang persalinan.

5. Apakah ibu melakukan pertolongan persalinan 37 82,2

kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan) karena

(50)

Berdasarkan table diatas mayoritas responden mengambil keputusan

memilih penolong persalinan berdasarkan persepsi tentang jarak dengan alasan

ibu melakukan pertolongan persalinan kepetugas kesehatan karena masih bisa

terjangkau dengan alat transfortasi yaitu 37 responden (82,2%), ibu memlih

penolong persalinan ke petugas kesehatan karena jarak rumah ibu dengan petugas

kesehatan lebih dekat dan mengerti tentang kesehatan 31 responden (68,9%), ibu

merasa jarak kepetugas kesehatan cukup jauh, sehingga membuat ibu melakukan

persalinan kedukun bayi yaitu 37 responden (82,2%) dan ibu memilih dukun bayi

karena beranggapan tidak perlunya pelayanan medis didalam proses persalinan

(51)

Lampiran 2

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PENOLONG PERSALINAN

DI DUSUN UJUNG PAYUNG LAMA DESA PASAR 4 NAMOTRASI KECAMATAN SEIBINGE KABUPATEN LANGKAT

TAHUN 2012

Saya yang bernama Prihatini Nim 111121094 adalah mahasiswa Program

Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur

B. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu

kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini,

saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi saudari sebagai responden dalam

penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas saudari. Informasi yang

saya dapatkan dari saudari hanya akan digunakan dalam penelitian ini dan sebagai

bukti shahih dalam penelitian.

Partisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila saudari

tidak menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudari berhak

menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudari bersedia

menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudari dipersilahkan

menandatangani formulir dibawah ini.

Tanda Tangan :

Tanggal :

(52)

KUISIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PENGAMBILANKEPUTUSAN MEMILIH PENOLONG

PERSALINAN DI DUSUN UJUNG PAYUNG LAMA DESA PASAR 4 NAMOTRASI KECAMATAN

SEIBINGE KABUPATEN LANGKAT

Tempat persalinan yang dipilih : ( ) Dokter Spesialis Kandungan : ( ) Bidan

: ( ) Dukun

Jumlah Anak : ( ) Anak

(53)

Petunjuk :

a. Di mohon kepada ibu untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk

b. Setiap pertanyaan di isi sesuai dengan petunjuk

c. Berikan tanda ceklis (√ ) terhadap jawaban yang ibu anggap benar

Keterangan : Y = ya , T = tidak

1. Kuesioner

Berilah tanda ceklis () pada kolom yang menurut ibu benar!

No: Pernyataan YA TIDAK

Sosial Ekonomi

1 Apakah ibu, suami dan keluarga menganggap biaya melahirkan kedukun lebih murah dari pada kepetugas kesehatan?

2 Apakah ibu mendapat dukungan dari keluarga berupa materi untuk biaya melahirka?

3 Apakah pada saat ibu melahirkan menggunakan banyak biaya?

4 Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari ibu?

5 Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari suami?

Sosial Budaya

6 Apakah di dalam keluarga ibu ada kepercayaan atau kebudayaan yang ibu anut, sehingga hal itu membuat ibu tidak melakukan persalinan kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan)?

7 Apakah didalam keluarga ibu ada kebudayaan yang ibu anut, supaya pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun bayi?

(54)

pemilihan penolong persalinan?

9 Apakah ada kebiasaan atau adat istiadat dikeluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan?

10 Apakah ada kebiasaan atau adat istiadat di keluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan harus meminta pendapat orang yang dituakan ? Dukungan Suami Dan keluarga

11 Apakah ibu mendapatkan dukungan dari suami ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan ke dukun bayi.

12 Apakah ibu memperoleh nasehat dari suami ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan ke petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?

13 Apakah suami dan keluarga ibu mendukung dengan keputusan yang ibu pilih tentang penolong persalin pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?

14 Apakah suami atau keluarga ibu mendukung dengan keputusan yang ibu pilih tentang memilih penolong persalinan pada dukun?

15 Apakah suami dan keluarga ibu memberikan saran-saran untuk memilih penolong persalinan pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?

Tentang Jarak

16 Apakah ibu merasa jarak yang ibu tempuh dari petugas kesehatan cukup jauh, sehingga membuat ibu melahirkan ke dukun bayi.

(55)

18 Apakah ibu memilih dukun bayi beranggapan bahwa tidak perlu adanya pelayanan medis dalam proses persalinan ibu?

19 Apakah ibu memilih penolong persalinan ke petugas kesehatan karena menurut ibu jarak rumah ibu dengan petugas kesehatan lebih dekat dan lebih mengerti tentang persalinan.

(56)

Data relliabel faktor – faktor yang mempenngaruhi ibu dalam mengambil keputusan memillih penolong persalinan

(57)

Data Reliabel Faktor - Fakto Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 90,9

Excludeda 1 9,1

Total 11 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

(58)
(59)

Frequencies

umur responden ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(60)

pekerjaan responden ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(61)
(62)

JADWAL DEFENITIF PENELITIAN

No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mengajukan judul

2 Menetapkan judul penelitian

10 Revisi proposal penelitian

11 Mengajukan izin penelitian

(63)

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI

N a m a : PRIHATINI

Tempat / Tgl. Lahir : Binjai, 21 Mei 1988

Alamat : Binjai

Status Keluarga : Belum Menikah

Alamat Institusi : Jl. Prof. Ma’as No. 3 Medan – 20155 Telp. (061) 8213318

Nama Ayah : Gelora Tarigan

Nama Ibu : Alhm.Hadijah Ginting

Hp : 081361176719

Email : prihatini_04@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus TK Permata Bunda Binjai Tahun 1994

2. Lulus SDN 1 Perumnas Berngam Binjai Tahun 2000 3. Lulus SMP Taman Siswa Binjai Tahun 2003

4. Lulus SMA Taman Siswa Binjai Tahun 2006

(64)

RENCANA ANGGARAN PENELITIAN

1. PROPOSAL

a. Print proposal Rp. 100.000

b. Biaya internet Rp. 50.000

c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000

d. Penggandaan kuesioner Rp. 50.000

e. Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000

f. CD Rp. 10.000

2. PENGUMPULAN DATA

a. Surat Izin penelitian Rp. 50.000

b. Transportasi Rp. 200.000

c. Fotocopy lembar ceklis dan persetujuan penelitian Rp. 30.000

d. Pulpen Rp. 50.000

3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

a. Biaya rental dan print Rp. 100.000

b. CD Rp. 40.000

c. Penjilidan Rp. 150.000

d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000

4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 300.000

___________

(65)
(66)
(67)

Gambar

TABEL...........................................................................................
Gambar 3.1.1 : Kerangka Konseptual
Tabel 3.2.1: Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Karateristik Ibu yang melahirkan di Dusun
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa faktor internal (lingkungan persalinan) dan faktor eksternal (biaya persalinan) memengaruhi ibu dalam memilih persalinan di rumah oleh

merupakan hal yang penting 32 45,1 39 54,9 Sikap ibu dalam memilih penolong persalinan yang paling banyak ibu ketahui adalah merasa mules seperti ingin buang air besar dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada ada pengaruh variabel penghasilan (p=0,002) dan dukungan keluarga (p=0,000) terhadap pemanfaatan penolong persalinan pada ibu bersalin

Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan spesialis untuk pelayanan kebidanan dan bayi baru lahir kepada ibu hamil, bersalin,

Penelitian Wardayani (2013) tentang analisis faktor yang mempengaruhi Ibu dalam memilih persalinan di rumah oleh bidan di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Ruku Kabupaten Batubara

ANALISIS FAKTOR UNTUK MENGETAHUI ALASAN IBU MEMILIH PERSALINAN DI RUMAH OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK JAMBI.. KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil di

Faktor sosial ekonomi cenderung berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk memilih pelayanan kesehatan dalam hal ini keputusan memilih pertolongan persalinan, faktor