• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP T.A 2014/2015."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP T.A 2014/2015

Oleh: Layla Fadhilah NIM. 4113111044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan

karunia-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat-karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dan Model

Pembelajaran Problem Posing Pada Materi Segi Empat di SMP T.A 2014/2015

dengan baik. Dimana skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan dari

berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan serta

bimbingan kepada penulis. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan

skripsi ini.

2. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, Bapak Budi Halamoan Siregar, S.Pd,

M.Sc, dan Bapak Dr. Manullang, M.Pd selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukan kepada penulis mulai dari proposal

penelitian hingga selesai penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd sekalu dosen pembimbing akademik

yang telah banyak membimbing penulis selama menuntut ilmu di

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Prof. Dr. Motlan, M.Sc. Ph.D selaku dekan fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua

jurusan matematika.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf pegawai jurusan matematika,

FMIPA, UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu kepada kepada

(4)

v

6. Bapak Rasmen Sianturi, S.Pd selaku wakil kepala SMP Negeri 4 Medan

dan juga merupakan guru mata pelajaran matematika kelas IX-7 dan IX-8

di SMP Negeri 4 Medan yang telah banyak membantu penulis selama

melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Medan.

7. Ayahanda tercinta, Amir Hamzah, S.Pdi dan ibunda tercinta Marniati yang selalu memberikan do’a dan dukungannya kepada penulis baik dalam segi moril maupun dalam segi material serta sanggup berkorban apa saja demi

penulis dan juga merupakan dua sosok yang selalu menjadi motivasi bagi

penulis.

8. Saudara-saudaraku yang tersayang, Abang Amma Haqiqi, Kakak Ipar

Rosdiana Herawati, Abang Aulia Fadhila, Kakak Ipar Novi dan Adik yang

Paling Tersayang Milla Fadhilah yang selalu mendo’kan dan memotivasi

penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman Dekat, Ragil Otria Suganda yang selalu menemani penulis baik

dalam keadaan susah maupun dalam keadaan senang. Dan yang selalu mendo’akan dan memotivasi penulis dari awal perjuangan sebagai seorang mahasiswi hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat REPLIK (Rukiah Harahap, Eka Rezki Nopianty, Poppy

Amalia, Intan Kurniati, dan Khairun Nisak Nasution) yang merupakan

sahabat-sahabat seperjuangan selama menimba ilmu di UNIMED dan juga

selalu menemani dan membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di

UNIMED. Kalian sungguh luar biasa sahabat, terima kasih untuk

hari-harinya sahabat.

11. Teman-teman di kost 37 yang tersayang, Ayuni At-tahirah, Icha, Teteh

Dikah, Nova, Kiah, Dhea, Kadenk, Kak Ade, Ifat, Kak Ika (Mami), Kak

Ani, Yuni, Yuyun dan Yati. Terima kasih untuk hari-harinya selama di kost

37, kalian memang adek-adek dan kakak-kakak yang luar biasa, semoga

(5)

vi

12. Teman-teman di kelas pendidikan matematika reguler C 2011 yang

merupakan teman-teman seperjuangan yang selalu menemani dan

membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di UNIMED.

13. Teman-teman Matematika 2011 yang telah bersedia berbagi informasi yang

terkait dengan tugas akhir kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan tepat waktu.

Demikianlah penulis ucapkan terima kasih. Penulis telah berupaya dengan

semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari

masih banyak kelemahan dari segi isi, penulisan maupun tata bahasa. Untuk itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca,

agar menjadi masukan kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini dan

tulisan-tulisan penulis untuk seterusnya. Amiin.

Medan,

Penulis,

(6)

iii

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Pembelajaran Problem Posing pada

Materi Segiempat di SMP T.A 2014/2015 Layla Fadhilah (NIM. 4113111044)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing pada materi segiempat di kelas VII SMP dan untuk melihat bagaimana pola jawaban siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem posing pada materi segiempat, serta untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran problem posing pada materi segiempat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 4 Medan dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-7 sebagai kelas eksperimen 1 yang diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri dan siswa kelas IX-8 sebagai kelas eksperimen 2 yang diajarkan dengan model pembelajaran problem posing dengan masing-masing jumlah sampel per kelas adalah 30 orang siswa.

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 adalah sebesar 37,90 dan rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen 2 adalah sebesar 30,17. Pada uji t pihak kanan dengan dk 58 dan diperoleh = 1,671 sehingga diterima. Sehingga diperoleh bahwa hasil belajar matematika siswa dengan model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing khususnya pada materi segiempat. Berdasarkan analisis pola jawaban siswa diperoleh rata-rata siswa pada kelas eksperimen 1 memiliki pola jawaban yang cukup lengkap yaitu 14 orang siswa dari 30 orang siswa dan rata-rata siswa pada kelas eksperimen 2 memiliki pola jawaban yang kurang lengkap yaitu 14 orang siswa dari 30 orang siswa. Sehingga diperoleh bahwa pola jawaban siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Adapun Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem posing adalah siswa yang masih belum terbiasa dengan cara belajar kelompok, waktu yang kurang memadai untuk setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok, guru kesulitan dalam memfasilitasi setiap kelompok ketika diskusi, siswa yang belum terbiasa belajar dengan menggunakan LAS, dan siswa yang masih kurang percaya diri.

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 7

1.3.Batasan Masalah 7

1.4.Rumusan Masalah 7

1.5.Tujuan Penelitian 8

1.6.Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1.Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 10

2.1.2. Hasil Belajar 13

2.1.3. Model Pembelajaran 15

2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri 17

2.1.5. Model Pembelajaran Problem posing 25

2.1.6. Pola Jawaban 29

2.1.7. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran Matematika 30

2.1.8. Bangun Datar Segi Empat 32

2.2.Penelitian Yang Relevan 39

2.3.Kerangka Konseptual 41

2.4.Hipotesis Penelitian 42

BAB III METODE PENELETIAN 43

3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian 43

3.2.Populasi dan Sampel Penelitian 43

3.2.1. Populasi Penelitian 43

(8)

viii

3.3.Defenisi Operasional 44

3.4.Variabel Penelitian 44

3.5.Desain Penelitian 45

3.6.Prosedur Penelitian 46

3.7.Instrumen Penelitian 48

3.8.Teknik Analisis Data 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62

4.1 Hasil Penelitian 62

4.1.1 Analisis Tes Hasil Belajar Siswa 62

4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Pola Jawaban Siswa 67

4.1.3 Deskriptif Kendala Yang Dihadapi Guru (Peneliti) 74

4.2Pembahasan Hasil Penelitian 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79

5.1.Kesimpulan 79

5.2.Saran 80

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Lembar Jawaban Siswa Hasil Observasi 2

Tabel 2.1. langkah-langkah model pembelajaran inkuiri menurut Eggen 19

dan Kauchak Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Group Design 45

Tabel 3.2. Kriteria Pola Jawaban Siswa 58

Tabel 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 63

Tabel 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 2 64

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 65

Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 66

Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa 67

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Lembar Jawaban Tes Observasi Siswa 1 2 Gambar 1.2. Lembar Jawaban Tes Observasi Siswa 2 2

Gambar 2.1. Persegi Panjang 1 32

Gambar 2.2. Persegi Panjang 2 33

Gambar 2.3. Persegi 1 34

Gambar 2.4. Persegi 2 35

Gambar 2.5. Belah Ketupat 1 35

Gambar 2.6. Belah Ketupat 2 36

Gambar 2.7. Jajargenjang 1 37

Gambar 2.8. Jajargenjang 2 38

Gambar 2.9. Transformasi Jajargenjang Menjadi Persegi Panjang 39

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 48

Gambar 4.1 Diagram Batang Selisih Nilai Pretes dan Postes

Kelas Eksperimen 1 63

Gambar 4.2 Diagram Batang Selisih Nilai Pretes dan Postes

Kelas Eksperimen 2 64

Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Pola Jawaban Siswa

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Eksperimen 1 83

Lampiran 2. Lembar Aktivitas Siswa 1 Kelas Eksperimen 1 91

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Eksperimen 1 97

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa 2 Kelas Eksperimen 1 105

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III kelas Eksperimen 1 111

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa 3 Kelas Eksperimen 1 119

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Kelas Eksperimen 1 125

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa 4 Kelas Eksperimen 1 133

Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Eksperimen 2 137

Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa 1 Kelas Eksperimen 2 143

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Eksperimen 2 148

Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa 2 Kelas Eksperimen 2 155

Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Eksperimen 2 160

Lampiran 14. Lembar Aktivitas Siswa 3 Kelas Eksperimen 2 167

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Kelas Eksperimen 2 171

Lampiran 16. Lembar Aktivitas Siswa 4 Kelas Eksperimen 2 178

Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Observasi 182

Lampiran 18. Soal Tes Observasi 183

Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Observasi 184

Lampiran 20. Kisi-Kisi Pretes 185

Lampiran 21. Soal Pretes 186

Lampiran 22. Pedoman Penskoran Pretes 188

Lampiran 23. Lembar Validitas Soal Pretes 191

Lampiran 24. Kisi-Kisi Posttes 201

Lampiran 25. Soal Posttes 202

Lampiran 26. Pedoman Penskoran Posttes 204

Lampiran 27. Lembar Validitas Soal Posttes 207

Lampiran 28. Data Hasil Selisih Pretes Dan Postes 217

Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Variansi Peningkatan (Selisih Postes Dan Pretes) Nilai Siswa 220

Lampiran 30. Uji Normalitas Selisih Data Pretes Dan Postes 222

Lampiran 31. Uji Homogenitas Selisih Data Pretes Dan Postes 226

Lampiran 32. Perhitungan Uji Hipotesis 228

Lampiran 33. Analisis Pola Jawaban Siswa 231

(12)

xii

Lampiran 35. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 236 Lampiran 36. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 237 Lampiran 37. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 238

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam

kehidupan setiap individu. Karena matematika merupakan alat berfikir yang

sangat efektif dalam memandang dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Selain itu, matematika juga memiliki peranan yang sangat penting

untuk melatih kemampuan berpikir logis serta ketelitian bagi setiap individu.

Walaupun Pendidikan matematika mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kehidupan setiap individu, namun kenyataannya berdasarkan hasil

observasi di SMP Negeri 4 Medan menunjukkan bahwa pendidikan matematika

masih memprihatinkan seperti rendahnya hasil belajar matematika siswa, pola

jawaban siswa yang tidak lengkap dalam menjawab soal matematika, kurangnnya

minat belajar siswa pada pelajaran matematika, dan model pembelajaran yang

digunakan guru dalam mengajar matematika masih monoton.

Rendanya hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 4 Medan.

Berdasarkan tes hasil belajar matematika yang dilakukan di kelas VIII-10 SMP

Negeri 4 Medan mengenai materi segiempat diperoleh bahwa dari 30 orang siswa

yang mengikuti tes, diperoleh hanya 10 orang siswa atau 33% dari jumlah siswa

yang mengikuti tes yang memiliki nilai di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minumim) dan 67% dari jumlah siswa yang mengikuti tes memiliki nilai di bawah

KKM, dimana KKM mata pelajaran matematika di sekolah ini adalah 70. Padahal

tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII yang telah belajar materi segiempat

ketika mereka berada di kelas VII. Jadi dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa SMP Negeri 4 pada materi segiempat masih rendah.

Selain hasil belajar matematika siswa yang rendah, siswa SMP Negeri 4

Medan juga masih kesulitan dalam menuliskan jawaban dengan pola jawaban

yang lengkap. Tes hasil belajar yang diberikan berisi 3 soal mengenai materi

segiempat. Adapun soal nomor 2 yang diberikan kepada siswa adalah sebagai

(14)

2

cermin 3 kali dari lebar cermin. Jika panjang cermin adalah 48 cm. Berapakah

luas dan keliling dari cermin tersebut? Dari tes yang diberikan masih banyak

siswa yang tidak memiliki pola jawaban yang lengkap dalam menyelesaikan soal.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa lembar jawaban siswa dalam tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1. Lembar Jawaban Siswa Hasil Observasi a. Lembar jawaban Wina Anatasya b. Lembar jawaban Ridho

Gambar 1.1

Dari yang dilingkari di atas dapat kita ketahui bahwa Wina menulis “dit: luas dan keliling?” terus dilanjutkan dengan sama dengan. Seharusnya

setelah yang ditanya, wina menulis

penyelesaian atau jawab. Dan wina

hanya mencari keliling dari cermin

dan tidak mencari luas dari cermin,

sehingga jawaban Wina tidak

lengkap.

Gambar 1.2

Dari yang dilingkari di atas dapat

kita ketahui bahwa Ridho menulis “48:3:16” seharusnya Ridh"o menulis “diketahui: p = 48 : 3 = 16” dan juga dapat kita ketahui bahwa Ridho tidak

mampu menyelesaikan soal nomor 2

tersebut.

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa siswa SMP Negeri 4 masih

memiliki pola jawaban yang kurang lengkap dalam menjawab soal matematika.

Selain itu, siswa juga kurang meminati pelajaran matematika. Berdasarkan

hasil wawancara dengan beberapa orang siswa ketika melakukan observasi di

(15)

3

matematika. Bagi mereka pelajaran matematika itu sulit dan membingungkan

karena terlalu banyak rumus yang dihafal dalam belajar matematika. Hal ini juga

sejalan dengan apa yang telah diungkapkan oleh Abdurrahman (2012: 202)

bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika

merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik

yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang

berkesulitan belajar”.

Masalah berikutnya adalah model pembelajaran digunakan guru di SMP

Negeri 4 Medan masih monoton dan kurang bervariasi. Berdasarkan hasil

wawancara dengan beberapa siswa, siswa mengatakan bahwa pembelajaran yang berlangsung selama ini masih berpusat pada guru “teacher oriented”. Dalam belajar matematika diawali dengan guru menyampaikan materi, lalu memberikan

rumus-rumus dan siswa mencatat, dan dilanjutkan dengan memberi latihan

kepada siswa yang dikerjakan secara individu dan terkadang dikerjakan secara

berkelompok.

Dalam pembelajaran dengan model yang monoton guru cenderung hanya

memberikan rumus-rumus saja kepada siswa tanpa menuntut siswa untuk

mengetahui dari mana dapat rumus tersebut. Hal ini dapat menyebabkan siswa

kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan guru karena

siswa hanya terbiasa dengan menghafal rumus sehingga dapat menyebabkan hasil

belajar siswa rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Admin PMAT UAD (2011)

dalam pmat.uad.ac.id/perkembangan-pembelajaran-matematika-di-indonesia.html

bahwa:

(16)

4

Menanggapi masalah-masalah di atas perlu diadakan inovasi pembelajaran

dengan menggunakan model-model pembelajaran yang lebih bermakna bagi

siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ada beberapa model

pembelajaran yang sudah diterapkan di Indonesia sebagai solusi untuk

meningkatkan hasil belajar matematika siswa diantaranya adalah model

pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem posing.

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2009: 166) bahwa strategi inkuiri berarti

suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,

analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri. Dari pendapat Gulo tersebut dapat kita ketahui model pembelajaran

inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah

(masalah nyata kehidupan) untuk mendapatkan informasi, sehingga siswa dapat

menemukani konsep dengan baik. Ketika siswa menemukan sendiri konsep dari

suatu materi maka materi ini akan lebih tahan lama diingatan siswa. Sehingga

apabila siswa dihadapkan dengan masalah apapun, siswa akan mudah

menyelesaikan masalah tersebut dan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Jadi model pembelajaran inkuiri diharapkan mampu meningkat hasil belajar

siswa.

Selanjutnya menurut Ngalimun (2014: 164), problem posing merupakan

suatu model pembelajaran dengan metode pemecahan masalah dengan melalui

elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih

simple sehingga dipahami. Dari pendapat Ngalimun tersebut jelas bahwa model

pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran yang selalu

menghadapkan siswa pada masalah dan menuntut siswa untuk dapat

menyelesaikan masalah tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah kehidupan nyata. Jadi

diharapkan bahwa model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil

(17)

5

Sebelumnya telah banyak penelitian tentang hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri maupun model pembelajaran problem

posing. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe (2014) pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 3 Medan tahun

ajaran 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, kesimpulan

yang didapat dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Selanjutnya penelitian yang

dilakukan oleh Sukmawarti (2010) pada materi KPK dan FPB di kelas V SDN No

064034 Medan dengan variabel penelitian adalah aktivitas dan hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Kesimpulan yang

didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Sukmawarti penggunaan model

pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas dah hasil belajar

matematika siswa.

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa, baik model

pembelajaran inkuiri maupun model pembelajaran problem posing merupakan

model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar

matematika siswa termasuk pada materi segiempat. Materi segiempat merupakan

suatu materi pada matematika yang berhubungan langsung dengan kehidupan

siswa, sehingga pada materi ini siswa akan banyak dihadapkan pada masalah

nyata kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Bornok Sinaga dkk (2013: 220) bahwa: “Konsep dan sifat segiempat dapat ditemukan di dalam pemecahan masalah nyata yang kita hadapi. Berbagai konsep dan sifat untuk setiap jenis

segiempat akan ditemukan melalui proses pembelajaran berbasis masalah dan informasi nyata kehidupan”. Oleh karena itu baik model pembelajaran inkuiri maupun model pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran

yang sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

segiempat.

Meskipun kedua model pembelajaran ini sama-sama merupakan model

pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika

(18)

6

inkuiri akan lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran problem posing. Karena model pembelajaran inkuiri merupakan

suatu model pembelajaran yang meminta siswa untuk menemukan konsep

sehingga siswa akan mudah apabila dihadapkan dengan masalah atau soal apapun

yang berhubungan dengan materi yang diajarkan sedangkan model pembelajaran

problem posing merupakan model pembelajaran yang meminta siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yang diberikan tanpa memahami konsep dari materi

tersebut, sehingga apabila siswa dihadapkan pada soal yang jauh berbeda dengan

contoh yang diberikan guru maka siswa akan kesulitan dalam menyelesaikan

masalah tersebut. Jadi hasil belajar siswa dengan menggunakan model inkuiri akan

lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem

posing.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Ulya (2013) pada materi Pythagoras dengan judul “perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri dan diajar pembelajaran problem posing di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan”. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran problem posing.

Selain hasil belajar siswa yang berbeda, penerapan model pembelajaran

inkuiri dan model pembelajaran problem posing juga akan memberikan perbedaan

terhadap pola jawaban siswa dan kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan

kedua model pembelajaran ini.

Dari uraian di atas, maka penulis telah melakukan penelitian eksperimen

untuk melihat model pembelajaran yang lebih cocok digunakan pada materi

segiempat dengan cara membandingkan hasil belajar matematika dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem

(19)

7

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 4 Medan pada materi

segiempat

2. Siswa SMP Negeri 4 Medan kesulitan dalam menjawab soal dengan pola

menjawab soal yang sistematis dan lengkap.

3. Siswa kurang berminat dalam belajar matematika sehingga hasil belajar siswa

rendah.

4. Model pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat monoton dan

cenderung hanya memberikan rumus sehingga hasil belajar siswa rendah .

1.3.Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu perbandingan hasil belajar matematika

siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

problem posing pada materi Segiempat di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A 2014/2015”.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, adapun yang

menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran problem posing pada materi segiempat di

kelas VII SMP Negeri 4 Medan?

2. Bagaimana pola jawaban siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan dengan

menggunakan model inkuiri dan model problem posing pada materi

(20)

8

3. Apa kendala yang dihadapi guru kelas VII SMP Negeri 4 Medan dalam

menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem

posing pada materi segiempat?

1.5.Tujuan Penelitian

Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika dengan menggunakan

model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika

siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing pada materi

segiempat di kelas VII SMP Negeri 4 Medan.

2. Untuk mengetahui pola jawaban siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan

dengan menggunakan model inkuiri dan model problem posing pada materi

segiempat.

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru kelas VII SMP Negeri 4

Medan dalam penerapan model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran

problem posing pada materi segiempat.

1.6.Manfaat Penelitian

Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi siswa, melalui model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

problem posing ini dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar matematika pada materi segiempat.

2. Bagi pendidik, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model

pengajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan

penalaran matematika.

3. Bagi kepala sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil

(21)

9

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi

peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di

masa yang akan datang.

5. Secara teoritis hasil penelitian sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang

bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau

(22)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab terdahulu maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan model pembelajaran problem posing pada materi segiempat di

kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A 2014/2015 dengan rata-rata peningkatan

hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri

adalah sebesar 37,90, sedangkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa

yang diajar menggunakan model pembelajaran problem posing adalah sebesar

30,17.

2. Pola jawaban siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri lebih baik daripada pola jawaban siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Dimana rata-rata

siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri memiliki pola jawaban yang cukup lengkap (memenuhi 3 deskriptor

dari 4 deskriptor) yaitu 14 orang siswa dari 30 orang siswa dan pada kelas

yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem posing

rata-rata siswa memiliki pola jawaban yang kurang lengkap (memenuhi 2

atau 1 deskriptor dari 4 deskriptor) yaitu 14 orang siswa dari 30 orang siswa.

3. Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri

dan model pembelajaran problem posing adalah siswa yang masih belum

terbiasa dengan cara belajar kelompok, waktu yang kurang memadai untuk

setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok, guru kesulitan

dalam memfasilitasi setiap kelompok ketika diskusi, siswa yang belum

terbiasa belajar dengan menggunakan LAS, dan siswa yang masih kurang

(23)

80

5.2.Saran

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, disarankan untuk dapat mengajarkan materi segiempat dengan

menggunakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan

sendiri konsep segiempat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu kepada guru diharapkan menambah wawasan dan

pengetahuan terhadap model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran

problem posing yang memungkinkan untuk diterapkan sebagai usaha dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru dan peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih memotivasi siswa

agar siswa tidak malu-malu dalam mengeluarkan pendapat dan

mempresentasikan pelajaran di depan kelas dan lenih memfasilitasi siswa

ketika belajar kelompok.

3. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengatur

waktu sebaik mungkin ketika menggunakan model pembelajaran

berkelompok dan memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum

pembelajaran dimulai kepada setiap kelompok untuk saling berdiskusi,

mengeluarkan pendapat, tukar pikiran serta menyatukan pikiran-pikiran atau

ide setiap anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk membuat lembar observasi

kegiatan pembelajaran dan merekan kegiatan pembelajaran sebagai bukti

bahwa penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah

(24)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Arnita. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Astra, Dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Problem posing Tipe Pre-Solution Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika dan Karakter Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143.

Armanto, Dian. (2009). Matematika Pelajaran Menyenangkan. Dalam Http://P4mriunimed.Wordpress.Com (diakses 10 februari 2015).

Dalimunthe, Dian Antasari. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi Unimed: Tidak Diterbitkan.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem posing Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.12 No. 1, April 2011. Diambil Dari: Http://Jurnal.Upi.Edu/File/Irwan.Pdf

(diakses 15 Februari 2014).

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nurdalilah. 2013. Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika dan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Konvensional di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Tesis Unimed: Tidak Diterbitkan

Permana, Assidiq. 2011. Problem posing Dalam Pembelajaran Matematika. Dalam Https://Ashidiqpermana.Wordpress.Com/2011/05/17/Problem-Posing-Dalam-Pembelajaran-Matematika/

(25)

82

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sinaga, Bornok Dkk. 2013. Matematika SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kemanterian Pendidikan dan Kebudayaan.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2009. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sukmawarti. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuan Terbesar dengan Problem Posing pada Siswa Kelas V SDN No.064034 Medan. Skrispi Unimed: Tidak Diterbitkan.

Sumiati & Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III. Bandung: Pt. Imperial Bakti Utama.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp). Jakarta: Kencana.

Ulya, Syastri. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan Pembelajaran Inkuiri dan Diajar Pembelajaran Problem Posing di Kelas VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2012/2013. Skripsi Unimed: Tidak Diterbitkan

Wahyuningsih, Eis Sri. 2012. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar dengan Menggunakan Pembelajran Kooperatif Tipe CIRC. Tesis Unimed: Tidak Diterbitkan

Http://Dinamikaedukasidasar.Org/Model-Pembelajaran-Inkuiri/ (diakses 15 Februari 2015)

http://sulistyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33609/07nonpar.pdf) (diakses 25 Maret 2015).

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/482/jbptunikompp-gdl-heruerlang-24074-2-unikom_-2.pdf) (diakses 27 Maret 2015)

http://www.slideshare.net/widyaLylaxoe/permasalahan-mengajar-dan pembelajaran) (diakses 27 Maret 2015)

Gambar

Tabel 1.1. Lembar Jawaban Siswa Hasil Observasi  Tabel 2.1. langkah-langkah model pembelajaran inkuiri menurut Eggen              19
Tabel 1.1. Lembar Jawaban Siswa Hasil Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Setelah di uji menggunakan uji t maka diketahui untuk variabel periklanan nilai t hitung = 2,506 > t tabel = 2,262 berarti terdapat pengaruh yang signifikan dan positif

Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu, (1) persiapan bubuk daun uji (2) ektraksi bubuk daun uji melalui metode maserasi bertingkat berdasarkan tingkat polaritas

Pada tahap ini dilakukan kegiatan mendatangi sekolah yang dijadikan objek penelitian dan mengurus perijinan yang dibutuhkan, selanjutnya melakukan pembelajaran menggunakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter-karakter morfologi pada aksesi tanaman asal Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi tidak berbeda nyata, tetapi

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Selain Instagram, Sha’an d’Anthes juga menggunakan media Tumblr sebagai sarana untuk berinteraksi dengan pengikut dan para netizen.. Tumblr yang dapat diakses melalui

Variabel adalah suatu nama yang dapat digunakan untuk menampung suatu nilai dan nilai yang ada padanya daapt diubah.. Contoh variabel yang sering Anda jumpai dalam buku ini

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN UMUM DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA