PERENAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMON
DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah Baseol, Jakarta
Barat 1983 - 2009)
Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi
persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Disusun olEh :
NURJANAH
103022027517
JURUSAN SEJARAH PERADÁBAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HEMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
ABSTRAKSI
Pesantren Al-Hidayah Basmol memiliki peranan yang penting dalam
masyarakat sekitar wilayah Basmol. Implementasi visi misi dan tujuan Pesantren
Al-Hidayah Basmol telah terbukti mencetak kader-kader Islam berakhlak mulia
dan menguasai secara baik IPTEK berlandaskan IMTAQ. Dalam penelitian
penulis, mayoritas masyarakat sekitar Basmol mendapatkan manfaat positif dari
Pesantren Al-Hidayah melalui bidang-bidang pendidikan, dakwah dan sosial
keagamaan. Mereka mempercayakan anak-anak mereka untuk menuntut
pendidikan di Pesantren Al-Hidayah Basmol, dan kehadiran Pesantren sangat
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut penulis lafazkan selain puja dan puji serta syukur
kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi berbagai macam nikmat, kesempatan
serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah
membawa perubahan bagi peradaban manusia. Perubahan dari zaman kegelapan
menjadi zaman yang terang benderang dengan adanya cahaya Islam.
Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh penulis
untuk dapat menyelesaikan program Sarjana dalam Jurusan Sejarah dan
Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan segala daya dan upaya penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun sebuah karya skripsi yang terbaik. Namun, sudah menjadi kelaziman
bahwa “tak ada gading yang tak retak”, dan begitulah pada akhirnya skripsi ini
dihasilkan dengan segala kekurangannya. Penulis menyadari bahwa karya ini
masih jauh dari sisi idealnya. Oleh karenanya, penulis berharap akan muncul
kritik, saran, maupun komentar dari berbagai pihak untuk lebih menyempurnakan
segala kekurangan dari karya ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang
telah memberi petunjuk serta motivasi dalam penulisan karya ini. Oleh karenanya
sudah pada tempatnyalah penulis menghaturkan rasa hormat yang
setinggi-tingginya serta ucapan terimakasih tak terhingga kepada :
2. Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Drs. H.M. Ma’ruf Misbah,
M.A.
3. Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Drs. Usep Abdul Matin,
S.Ag, M.A
4. Awalia Rahma, MA, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan motivasi dan dukungan awal bagi terciptanya karya ini.
5. Prof. Dr. H. Budi sulistiona, MA, selaku pengujisekaligus memberikan
bimbingan pada penulis.
6. KH. Muhammad Hasyim Mas’ud (Alm) dan KH. Syarifuddin Abd. Ghoni
MA, KH. Alawi Moh. Zen (Pimpinan Pondok Pesantren Putra), KH.
Hisyam. Hasyim Al-Burhani (Pimpinan Pondok Pesantren Putri) selaku
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol yang telah memberikan
penulis kesempatan untuk meneliti Pesantren Al-Hidayah Basmol, Jakarta
Barat. Dan Staf pengurus Pesantren Al-Hidayah Basmol.
7. Pemimpin dan seluruh staf pegawai Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Umum
yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan bagi penulis dalam
memperoleh data-data yang penulis butuhkan.
8. Kedua orang tua, Ayahanda H. Rojali dan Ibunda Hj. Patmah(Alm) yang
telah banyak berkorban untuk memberikan cinta dan kasih sayang yang
tulus ikhlas serta apapun yang terbaik bagi penulis.
9. Kakak-kakakku, Yuli, Rohimu, Royatih, Maswan, Mega, Pitoy serta
yang lucu-lucu selalu memberikan canda dan tawa, Sultan, Ocha, Sarah,
Rika, Alung dan Faris, dan kepada H. Saanih yang saya hormati. Serta
Willy Akhmadi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang telah
memberikan motivasi penuh bagi penulis sehingga pada akhirnya penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa pula kepada Kel. besar H.
Gidi dan H. Muhammad serta sahabatku Ocha, Naya, Ami, Alvi, Tiway,
dan Cruelest, yang telah memberikan motivasi penulis untuk melanjutkan
studi sehingga pada akhirnya penulis dapat melewati pendidikan di
kampus tercinta ini.
10.Seluruh kawan-kawan SPI angkatan 2003 Sulis, Rara, Achi, Nuril, Babay,
Biah dan seluruh kawan-kawan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu, yang selama ini telah bersama menorehkan kenangan terindah
yang tak akan terlupakan oleh penulis.
11.Keluarga besar Pesantren Al-Hidayah Basmol yang saya hormati dan
pengurus Pesantren Al-Hidayah Basmol yang telah memberikan bantuan
data-data Pesantren Al-Hidayah Basmol, Muhammad Nur SPd.I. Dan
untuk alumni Pesantren Al-Hidayah Basmol, Bair dan Abd. Gofur penulis
ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.
Semoga segala kebaikan-kebaikan yang telah mereka berikan dapat
bermanfaat, dan mendapat balasan limpahan pahala dari Allah SWT.
Amien.
Jakarta, 5 Maret 2009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
BAB l : PENDAHULUAN ... 1
A....L
atar Belakang Masalah ... 1
B....P
embatasan dan Perumusan Masalah ... 8
C....
Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
D....M
etode Penelitian ... 10
E....S
istematika Penulisan ... 11
BAB II : KEADAAN UMUM WILAYAH BASMOL JAKARTA BARAT ... 12
A...G
ambaran Umum Wilayah Basmol ... 12
B....K
C....K
eadaan Pendidikan Wilayah Basmol ... 14
D....P
erkembangan Agama Islam di Basmol ... 15
BAB III : SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN
AL-HIDAYAH ... 17
A....S
ejarah berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah dan Perkembangannya ... 17
B....V
isi, Misi, dan Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah ... 19
BAB IV : PERANAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL
DALAM MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM ... 29
A....B
idang Pendidikan ... 32
B....B
idang Da’wah ... 41
C....B
idang Sosial Keagamaan ... 43
A....K
esimpulan ... 47
B....S
aran-Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA
………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara yang mayoritas beragama Islam, memiliki
sistem pendidikan yang unik, panjang dan dinamis. Salah satu sistem pendidikan
yang unik dan menarik untuk dibicarakan ialah Pesantren. Pada zaman wali
songo, pondok Pesantren memainkan peranan sangat penting dalam penyebaran
Agama Islam di Pulau Jawa pada khususnya. Dan juga pada zaman penjajahan
Belanda, hampir semua peperangan melawan kolonial Belanda mendapat
dukungan sepenuhnya dari Pesantren. Oleh karena itu Pesantren juga ikut
berperan dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia.1 Secara tradisi, sebuah
institusi pendidikan Islam dapat disebut “Pesantren” kalau ia memiliki
elemen-elemen utama yang lazim dikenal didunia Pesantren. Elemen-elemen-elemen utama itu
antara lain memiliki pondok, masjid, santri dan kyai, elemen yang paling penting
ialah kyai, karena beliau yang menentukan masa depan suatu Pesantren. Dunia
Pesantren adalah wilayah yang selalu menarik untuk dikaji, baik dalam konteks
kelembagaan, prilaku santri, maupun kehidupan para tokohnya.
Perkataan “pondok” diambil dari bahasa arab yaitu fanduk yang berarti
penginapan bagi orang yang bepergian. Sedangkan perkataan Pesantren” berasal
dari kata santri, yang berawal pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para
1
santri. Kyai merupakan cikal bakal dan elemen yang paling pokok dari sebuah
Pesantren. 2 Dalam arti yang paling umum, pondok Pesantren di bedakan dengan
pusat ibadah Islam, Masjid, yang dapat di artikan sebagai lembaga pengajaran dan
pelajaran keislaman yang bertujuan untuk mendalami ilmu pengetahuan agama
Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan
menekankan pentingnya moral dalam bermasyarakat.3 Biasanya santri berarti
siswa yang mempunyai dedikasi penuh di lembaga Pesantren. Kata santri
mempunyai arti luas dan arti sempit . Dalam arti sempit, santri berarti murid yang
belajar dalam institusi agama yang disebut pondok atau Pesantren, sedangkan
dalam arti luas istilah santri merujuk pada anggota masyarakat jawa yang
memegang teguh ajaran-ajaran islam seperti shalat.4 Sesuai namanya, pondok
berarti tempat menginap dan Pesantren berarti tempat para santri mengaji agama
islam, jadi pondok Pesantren adalah tempat para santri mengaji agama Islam dan
sekaligus di asramakan di tempat itu.5
Pesantren atau pondok adalah lembaga yang mewujudkan perkembangan
sistem pendidikan nasional dari segi historis, Pesantren tidak hanya mengandung
makna keislaman tetapi juga keaslian (indigenous) Indonesia. Sebab lembaga
yang serupa sudah terdapat pada masa kekuasaan Hindu-Budha, sedangkan Islam
2
Karel A. streenbrink. Pesantren Madarasah Sekolah. (Jakarta. Pusataka LP3ES, 1994). hal.22 Zamahsyari Dhofier, Tradisi Pesantren. (Jakarta: LP3ES, 1983)
3Manfred Ziemek,Pesantren Dalam Pembaharuan,(Jakarta:P3M,1986) H.99
4
Abdurrahman Mas’ud, Intelektual Pesantren, (Yogyakarta : LKIS, ), hal.2.
5
meneruskan dan mengislamkannya.6 Perkembangan suatu Pesantren bergantung
pada kemampuan pribadi kyainya yang memimpin, meneruskan, dan
mewarisinya. Jika pewaris menguasai sepenuhnya dengan baik Pengetahuan
keagamaan, wibawa, keterampilan mengajar, dan kekayaan lainnya yang
diperlukan maka unsur Pesantren akan lama bertahan. Sebaliknya, Pesantren akan
menjadi mundur dan mungkin hilang, jika keturunan kyai yang mewarisinya tidak
memenuhi persyaratan. Jadi, seorang figur Pesantren memang sangat
menentukan.7 Semula, Pesantren lebih dikenal sebagai lembaga pendidikan
Islam, lembaga ini dipergunakan untuk dakwah dan tempat untuk mempelajari
agama islam. Selain pusat penyebaran agama islam tetapi juga mengusahakan
tenaga bagi penyiaran dan pengembangan agama.8
Sejak akhir abad ke-20 keadaan Pesantren yang semula bukan merupakan
pendidikan formal ini pada akhirnya berbenah diri.Para pengelola Pesantren
menyesuaikan lembaga pendidikan formal dengan manajemen pengelolaan
modern sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang diberikan tidak
hanya ilmu agama Islam semata, tetapi ditambah dengan pelajaran Bahasa Inggris
dan Bahasa Arab.9 Hal ini menandakan bahwa Pesantren dan orang-orang yang
ada di dalamnya bersifat terbuka, tidak hanya memikirkan hal-hal yang bersifat
ukhrowi tetapi juga bersifat duniawi dan yang lebih penting lagi mereka
6
M. Dawan Raharjo, Pergulatan Dunia Pesantren, (Jakarta L3M, !(P3M), hal 3
7Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ( Jakarta, Raja Grafindo Persada,
1995 ) Cet. 1 Hal. 138
8M. Dawan Rahardjo, Pesantren dan Pembaharuan ( Jakarta, LP3ES, 1974 ) Hal. 61
9
menanggapi terhadap perkembangan dunia luar. Hal itu tercermin dari
penyesuaian yang mereka lakukan dalam menghadapi zaman yang semakin maju
ini.10
Secara historis, Pesantren juga telah membuktikan dirinya sebagai suatu
lembaga pendidikan Islam yang mapan. Perubahan-perubahan sosial, politik,
ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain. Sejauh ini tidak begitu banyak berpengaruh
terhadap kelanjutan eksistensi Pesantren, sejak berdirinya Pesantren pada masa
penjajahan dan zaman kemerdekaan sekarang ini membuktikan keagamaan yang
tangguh.11 Fakta lain menunjukkan bahwa Pesantren bukan berakar dari tradisi
Islam karena tidak ditemukannnya lembaga Pesantren di Negara-negara Islam
lainnya, sementara lembaga yang serupa dengan Pesantren banyak ditemukan
dalam masyarakat Hindu-Budha, seperti di India, Myanmar, dan Thailand.12
Salah satu bentuk pendidikan Islam tertua di Indonesia adalah Pesantren
yang tersebar di berbagai pelosok, yang tentunya telah berhasil melahirkan banyak
pemimpin di negeri ini, baik pemimpin yang duduk dalam pemerintahan maupun
tidak dalam pemerintahan.13 Saat sekarang pengertian yang paling populer dari
Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bertujuan untuk
medalami pengetahuan agama Islam. Dan mengamalkannya sebagai pedoman
10
DRS. Sidi Gazalba, Pesantren sebagai Wadah Komunikasi ( Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995 ) Cet. 2 Hal 3
11
Prof. DR. Azyumardi Azra, MA, Esei-Esei Intelektual Muslim & Pendidikan Islam
(Jakarta, Logos, 1998) Cet. 1 Hal 104
12
Ensiklopedi Islam, (Jakarta : PT. ICHTIAR BARU VAN HOEVE, (1997), Jilid 4, hal 100-101.
13
hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup
bermasyarakat.14
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang telah
berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat da’wah dan
pusat pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. Untuk menjadi suatu
pondok Pesantren yang besar, setiap pondok Pesantren tidak akan lahir begitu
saja, melainkan tumbuh sedikit demi sedikit melalui kurun waktu yang cukup
lama. Maka dari itu, peranan pondok Pesantren nampaknya memegang kunci bagi
jawaban atas pasang surutnya pondok Pesantren. Demikian pula dengan
perkembangan yang dialami oleh pondok Pesantren Al-Hidayah yang
perkembangannya semakin maju dengan pesat. Di pondok Pesantren Al-Hidayah,
telah terlihat nuansa islami dan semangat belajar bagi masyarakat karena setiap
saat para santri mengkaji berbagai ilmu agama sehingga masyarakat pun
terangsang untuk mengkaji ilmu tersebut.
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, dengan kesederhanaan yang
dimilikinya, pondok Pesantren Al-Hidayah terus berkembang tidak pernah
berhenti. Pondok Pesantren Al-Hidayah terus berusaha untuk mengembangkan
dirinya baik pada bidang pendidikan maupun dalam bidang kemasyarakatan,
meskipun masih tetap mempertahankan sistem pendidikan tradisional yang
dikenal dengan system salaf atau tradisional, tetapi pondok Pesantren Al-Hidayah
juga tidak menutup diri untuk menerima system pendidikan modern dengan tujuan
14
Haidar Putra Daulat, Historistas dan Eksistens, Pesantren sekolah dan Madrasah
untuk meningkatkan pengetahuan para santri sehingga terbentuk suatu
keseimbangan antara ilmu duniawi dan ukhrowi.
Dengan sistem pendidikan yang telah diterapkan yaitu sistem pendidikan
salaf, dan sistem pendidikan modern pondok Pesantren Al-Hidayah telah banyak
mencetak para santri untuk selalu berbakti pada agama, nusa dan bangsa. Pondok
Pesantren Al-Hidayah didirikan oleh Alm. KH. Mas’ud Abdul Ghani, dan
diteruskan oleh Alm. KH. M. Hasyim Mas’ud dan sekarang Pesantren tersebut
dikelola oleh KH Alawi. Moh. Zen. MA dan KH. A. Sayifuddin Abdul Ghoni MA
dan beberapa pengurus lainnya.
Peranan pondok Pesantren Al-Hidayah sangat berpengaruh sekali dalam
masyarakat sekitar khususnya daerah Basmol. Banyak warga sekitar yang
memondokkan putra-putrinya dengan tujuan menjadikan anaknya menjadi anak
yang berbudi pekerti baik. Pesantren Al-Hidayah didirikan karena banyak warga
sekitar Basmol yang ingin agar anaknya mempelajari kitab salafiah (kitab kuning)
dan memperdalam ilmu-ilmu Agama.15 Sebelum Pesantren ini terbentuk pada
tahun 1983 hanyalah sebuah beberapa bangunan yang berbentuk gubuk, dan
karena keterbatasannya Pesantren Al-Hidayah belum membangun tempat tinggal
untuk santri putri bermukim. Tetapi karena penduduk Basmol menerima
kehadiran Pesantren dengan baik maka diizinkan kepada para santri putri untuk
bertempat tinggal dipermukiman penduduk untuk sementara waktu. Telah terbukti
bahwa keberadaan Pesantren Al-Hidayah sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat
sekitar. Ini adalah suatu bukti bahwa masyarakat sngat mendukung sepenuhnya
15
proses berdirinya Pesantren Al-Hidayah di Basmol dengan harapan agar putra dan
putri mereka dapat dididik di Pesantren tersebut.16 Didalam kota metropolitan ini
ternyata di daerah Basmol terdapat Pesantren yang mempunyai peranan yang
sangat penting dalam Agama Islam. Untuk itu penulis memilih judul “Peranan
Al-Hidayah Basmol Dalam Mengembangkan Agama Islam(Studi Kasus Di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat 1983-2007).
Pondok Pesantren Al-Hidayah terus mengembangkannya dengan menjadi
Pesantren yang mampu mendidik dan membina santri-santrinya dalam
pengembangan Agama Islam, baik pada bidang sosial dan kemasyarakatan
ataupun pendidikan tradisional atau modern dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan para santri dalam pelajaran Agama dan umum.
Walaupun belum sebesar pondok-pondok Pesantren terkenal di Indonesia
seperti pondok Pesantren Gontor, pondok Pesantren Tebu Ireng, dan
pondok-pondok Pesantren terkenal lainnya, pondok-pondok Pesantren ini juga telah terkenal dan
berpengaruh besar bagi masyarakat Basmol khususnya masyarakat di sekitar
pondok Pesantren.Karena belum adanya pembahasan tentang Pondok Pesantren
Al-Hidayah yang terletak di Basmol, maka penulis menganggap perlu untuk
memperkenalkan Pondok Pesantren Al-Hidayah ini kepada masyarakat luas atau
kepada para pembaca, sebagai pondok Pesantren yang memiliki peranan penting
dalam mengembangkan Agama Islam.
Meskipun didaerah sekitar Basmol ada sebuah Pesantren lain, tetapi
Pesantren Al-Hidayah lebih familiar dipandangan masyarakat luas khususnya
16
daerah Basmol sehingga banyak masyarakat sekitar ataupun dari luar lebih
memilih putra dan putrinya untuk menuntut ilmu di Pesantren Al-Hidayah. Hal
tersebut di karenakan begitu terkenalnya pendiri Pesantren Al-Hidayah yaitu KH.
Mas’ud, karena namanya yang begitu kharismatik dikalangan masyarakat. Itu
terbukti dengan adanya suatu jalan yang diberi nama Jl.KH.Mas’ud. Selain itu
penulis merasa perlu untuk melakukan suatu kajian khusus tentang sejarah berdiri
Pondok Pesantren Al-Hidayah. Di samping itu, sebagai suatu lembaga pendidikan
dan da’wah Islam, Pondok Pesantren Al-Hidayah mempunyai peranan yang
sangat besar bagi kemajuan ajaran agama Islam, khususnya pada masyarakat
sekitar pondok Pesantren.
Dan alasan penulis memilih PesantrenAl-Hidayah Basmol karena
pesantren tersebut memiliki tempat yang sederhana tetapi membuat orang tua
ingin memondokkan putra dan putrinya di Pesantren tersebut karena
kesederhanaannya tersebut Pesantren Al-Hidayah Basmol diminati. Dan itu juga
di karenakan setiap perlombaan yang diadakan baik perlombaan Nasional ataupun
perlombaan tingkat kecamatan atau kelurahan, selalu Pesantren Al-Hidayah
Basmol yang mendapatkan juara pertama.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas merasa
perlu untuk memberikan batasan kajian dan merumuskan terlebih dahulu masalah
yang akan dibahas oleh penulis agar arah tujuan dan sasaran yang hendak
hanya difokuskan pada sejarah berdiri dan berkembangnya Pondok Pesantren
Al-Hidayah.
Penulis menyadari bahwa untuk melakukan penelitian tentang Pondok
Pesantren Al-Hidayah, tidak akan dibahas secara keseluruhan, untuk itu penulis
membatasi pembahasannya pada :
1. Bagaimana peranan Pondok Pesantren Al-Hidayah dalam
mengembangkan Agama Islam dalam bidang pendidikan, Da’wah dan
bidang sosial keagamaan.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk dapat melengkapi wacana pengetahuan kita mengenai sejarah dan
perkembangan lembaga pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren
Al-Hidayah.dan mengetahui apa yang melatarbelakanginya.
3. Untuk mengetahui siapa pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayah,
bagaimana riwayat hidupnya.
4. untuk memberikan informasi lengkap mengenai sejarah penyelenggaraan
pendidikan di Pesantren Al-Hidayah khususnya bagi kalangan sendiri
(intern) dan umumnya kalangan luar (ekstern).
Adapun penggunaan dalam pembahasan skripsi ini adalah untuk
melengkapi tugas-tugas dan persyaratan dalam mencapai gelar sarjana di Fakultas
Adab dan humoniora, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif
akhirnya menjadi dokumentasi bagi Pondok Pesantren Al-Hidayah di Jakarta
Barat.
D. Metode Penelitian
Setelah penulis menetapkan, dan menentukan objek pembahasan yaitu
tentang Pondok Pesantren Al-Hidayah adalah lembaga pendidikan yang tentunya
dalam mendirikan lembaga tersebut memiliki latar belakang atau sejarah
tersendiri. Dengan demikian penulis akan melakukan penelitian mengenai sejarah
berdirinya, tokoh-tokoh pendiri Pondok Pesantren Al-Hidayah dan perkembangan
Pondok Pesantren Al-Hidayah. Maka upaya merekontruksi masa lampau dari
objek penelitian itu di tempuh melalui metode historis.
Dalam mencari dan mengumpulkan data tersebut, langkah pertama penulis
menggunakan metode Library Research (studi kepustakaan) yaitu mencari dan
mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis, baik berupa buku, dan bahan
lain yang berupa informasi, seputar objek maupun informasi langsung mengenai
pondok Pesantren. Setelah itu penulis melakukan observasi yaitu dengan
mendatangi lokasi penelitian dan mengamati secara langsung pondok Pesantren
Al Hidayah, kemudian penuls melakukan wawancara.
Wawancara ini dilakukan guna melengkapi bahan dokumenter yang
penulis peroleh. Langkah kedua yaitu konsekuensi logis dalam metode sejarah
bahwa sumber tersebut di uji keasliannya atau kebenarannya melalui kritik ekstern
maupun intern, lalu kemudian data tersebut di analisis. Langkah ketiga,
fakta-fakta tersebut disintesiskan melalui eksplanasi sejarah. Langkah keempat,
memperhatikan aspek kronologis. Tekhnis penulisan yang penulis pakai salah
satunya adalah menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi,
Tesis, dan Disertasi yang di terbitkan oleh Hamid Nasuhi, dkk. Jakarta,Ceqda
UIN Syarif Hidayatullah, 2007.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan mendapatkan gambaran terhadap skripsi ini,
maka penulis membagi beberapa bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab I adalah pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang keadaan umum wilayah Pesantren Al-Hidayah
dalam kondisi sosial, pendidikan, dan keadaan masyarakat.
Bab III dalam bab ini penulis akan menguraikan sejarah berdirinya pondok
Pesantren Hidayah yang meliputi tentang berdirinya pondok Pesantren
Al-Hidayah dan perkembangannya, visi, misi dan tujuan berdirinya pondok
Pesantren.
Bab IV membahas tentang kedudukan pondok Pesantren Al-Hidayah
dalam masyarakat, yang meliputi: kedudukan pondok Pesantren Al-Hidayah
dalam masyarakat terutama dalam bidang pendidikan, da’wah, dan sosial
keagamaan.
BAB II
KEADAAN UMUM WILAYAH BASMOL JAKARTA BARAT
A. Gambaran Umum Wilayah Basmol
Jakarta Barat adalah salah satu dari 5 Kotamadya di DKI Jakarta. Jakarta
Barat secara administratif terbagi menjadi 8 Kecamatan dan 56 Kelurahan. Jakarta
Barat berbatasan dengan Jakarta Utara di sebelah Utara, Jakarta Pusat di sebelah
Timur, Jakarta Selatan di sebelah Selatan dan Tangerang di sebelah Barat. Di
Jakarta Barat terdapat suatu daerah yang bernama Basmol yang letaknya di
Kembangan Utara. Secara geografis letaknya sangat strategis karena daerah
tersebut mudah untuk di lewati karena berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Dengan Kelurahan Rawa Buaya dan Kelurahan Kedaung
Kali Angke, Kelurahan Cengkareng
Sebelah Timur : Dengan Kelurahan Kedoya Utara dan Kelurahan Kedoya
Selatan, Kecamatan Kembangan Kebon jeruk
Sebelah Selatan : Dengan Kelurahan Kembangan Selatan Kecamatan
Kembangan
Sebelah Barat : Dengan Kelurahan Kembangan Selatan dan Kelurahan
Rawa Buaya Kecamatan Cengkareng.
Luas wilayahnya 364,675 Ha dan terbagi menjadi 5 lingkungan, 10
Rukun Warga dan 110 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 23.966 jiwa
dengan jumlah laki-laki 12307 jiwa dan perempuan 11659 jiwa.17Nama Basmol
berasal dari kata basmalah yang artinya dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Karena Pesantren Al-Hidayah berada di Basmol
maka banyak masyarakat sekitar wilayah Basmol menamakan Pesantren
Al-Hidayah Basmol karena nama jalan tersebut sangat familiar di telinga masyarakat
luas. Selain dari wilayah sekitar Basmol yang mengayom pendidikan di Pesantren
Bamol tetapi banyak juga dari luar provinsi Jakarta seperti lombok, Palembang,
Pontianak dan masih banyak lagi.
B. Keadaan Masyarakat Islam di Daerah Basmol
Keadaan masyarakat Islam khususnya di Jl. Raya Basmol Rt.008 dan
Rw.06 Kembangan Utara, Jakarta Barat memiliki 608 jumlah warga dengan
jumlah kepala keluarga 178 kepala keluarga, masyarakat pribumi 51 kepala
keluarga pendatang 127 kepala keluarga. Dengan rata-rata 298 jiwa laki-laki dan
310 jiwa perempuan. Kondisi rata-rata ekonomi penduduk daerah Basmol ialah
rata-rata menengah ke atas berkisar 40%, menengah ke bawah berkisar 10% dan
rata-rata ekonomi menengah hampir 50%. Itu dapat dilihat dari pekerjaan mereka
yang kebanyakan wiraswasta karena di sekitar daerah tersebut terdapat pasar
tradisional yang biasa disebut oleh masyarakat sekitar ialah pasar Kemiri. Banyak
juga yang menjadi guru dan pegawai negeri, dan karyawan serta masih banyak
lagi pekerjaan masyarakat Basmol. Di daerah Basmol, Jakarta Barat terdapat 8
orang janda dan 4 anak yatim yang umurnya berkisar 1-15 tahun.18
18
Budaya atau adat istiadat yang ada di daerah Basmol banyak di warnai
oleh unsur-unsur agama, karena masyarakat Basmol sangat berpegang teguh
terhadap agama, kebudayaan yang berhubungan dengan roh/nenek moyang
ataupun persembahan terhadap hal ghaib sudah jarang kelihatan dan memang
hampir tidak ada. Tradisi yang sekarang masih bertahan adalah qosidahan dan
ziarah ke makam wali, marawis, dan masih banyak lagi.
Mayoritas masyarakat wilayah Basmol memeluk agama Islam, itu
dibuktikan dari hasil wawancara dengan Bapak Edi ketua RT wilayah Basmol,
Jakarta Barat karena hanya dua kepala keluarga saja yang beragama Kristen dan
merekapun adalah orang pendatang yang bersuku China dan Batak. Dengan
jumlah agama Islam 98,87 dan agama Kristen 1,13%.19
Masyarakat Basmol mengenal apa yang disebut guru Agama dengan
beberapa tingkatan seperti guru ngaji, guru kitab, guru tarekat, dan guru agama.
Para guru tersebut telah menunaikan ibadah haji ke Makkah, karena status haji
atau pernah menunaikan ibadah haji, sudah dianggap mempunyai ilmu
pengetahuan Agama yang tinggi dan sangat dihormati. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika seorang kyai bergelar haji, minimal predikat tersebut di dalam
status sosialnya lebih tinggi.
C. Keadaan Pendidikan Wilayah Basmol
Pendidikan yang ada di Basmol dari tingkat TK/Diniyah, SD/Ibtidaiyah,
SMP/Tsanawiyah, SMA/’SMEA/SMK/Aliyah. Selama dari tahun 1983 sampai
19
sekarang, rata-rata murid yang mendalami ilmu pendidikan di sekolah mengalami
proses naik turun pada tahun 2005 jumlah santri 230 orang. Santri putra 125 orang
dan santri putri 105 orang. Dan pada tahun 2007-2009 jumlah santri 242 orang.
Santri putra 131 da santri putri 111 orang. Bila digabungkan dengan santri yang
tidak bermukim berjumlah 600 orang dari berbagai daerah. Dan dengan adanya
program wajib belajar 9 tahun yang telah terealisasikan dengan baik sangat
membantu dan saat sekarang sudah mulai terlihat hasilnya.20
Di daerah Kembangan Utara khususnya daerah Basmol terdapat sejumlah
sarana pendidikan yaitu: 3 kelompok bermain, 9 TK, 15 SD, 2 Madrasah, 5 SLTP,
1 SMU dan 1 Pesantren. Pendidikan terakhir masyarakat daerah Basmol Jakarta
Barat rata-rata pendidikannya SD, SLTP, dan SMU. Di samping itu beberapa
orang melanjutkan pendidikannya sampai tingkat D3, S1, bahkan S2.21
D. Perkembangan Agama Islam di Basmol
Para guru ngaji di wilayah Basmol mengajar anak-anak berusia 7-12 tahun
dalam membaca Al-Qur’an dan tata cara sembahyang. Sedangkan guru kitab
mengajarkan Islam klasik kepada santri. Guru ngaji ini mendapat panggilan
kehormatan yaitu Kyai/ulama. Pengajian kitab biasanya diajarkan di Pesantren
yang hanya diikuti oleh orang dewasa. Berdasarkan pembagian kelas di atas kaum
ulama merupakan golongan yang berpengaruh dan mempunyai status sosial lebih
tinggi karena pengetahuan Agama mereka. Golonngan ini biasanya memberikan
20 Data profil Podok Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat, tahun 2007-2009
21
dan mendorong perubahan di dalam masyarakat. Peranan pemimpin Pesantren
yang disebut ulama sangat besar pegaruhnya sebagai pemimpin agama Islam.
Pesantren berperan sangat besar dalam menyebarluaskan nilai-nilai Islam dalam
kehidupan masyarakat. Perkembangan Islam tidak hanya dilihat dari lembaga
formal saja tetapi lembaga informal seperti majlis ta’lim, pengajian-pengajian
BAB III
SEJARAH BERDIRINYA'PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH
A.Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah dan Perkembangannya
Pesantren adalah sekolah tradisional Islam berasrama di Indonesia.
Institusi pengajaran ini memfokuskan pada ajaran agama dengan menggunakan
metode pengajaran tradisional dan mempunyai aturan-aturan, administrasi dan
kurikulum pengajaran yang khas. Pesantren biasanya dipimpin oleh seorang guru
agama atau ulama yang sekaligus sebagai pengajar para santri.22
Sebelum terbentuk pada tahun 1983, Pesantren ini sebuah bangunan yang
berbentuk gubuk, dan karena keterbatasannya Pesantren Al-Hidayah belum
membangun tempat tinggal untuk santri putri yang bermukim. Tetapi karena
penduduk Basmol menerima kehadiran Pesantren dengan baik maka diizinkan
kepada para santri putri untuk bertempat tinggal di pemukiman penduduk untuk
sementara waktu. Ini adalah suatu bukti bahwa masyarakat sangat mendukung
sepenuhnya proses berdirinya Pesantren Al-Hidayah di Basmol dengan harapan
agar putra dan putri mereka dapat dididik di Pesantren tersebut.23
Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol didirikan pada tahun 1983, diawali
oleh keinginan para pelajar baik dari Ibtidaiyah (SD), maupun dari tingkat
Tsanawiyah (SLTP) banyak di antara mereka ingin memperdalam Ilmu-ilmu
22 Untuk tinjauan lebih lengkap lihat, Karel A.Steenbrink, Pesantren. Madrasah dan
Sekolah:Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3S,1986) h. 43.
23
agama dengan kitab Salafiah (kitab kuning). Maka untuk kesinambungan
pendidikan tersebut dalam rangka mengisi pembangunan dalam bidang
pendidikan mental spiritual, Kyai Mas'ud memberikan kesempatan kepada mereka
untuk ditampung dalam suatu asrama guna melayani aspirasi mereka. Diantara
hasil musyawarah diputuskan untuk menyediakan asrama bagi siswa yang
tinggalnya jauh dari sekolah atau madrasah. Hasil musyawarah ini dilaporkan
kepada ketua yayasan Al-Hidayah yakni KH Mas'ud dan KH Muhtar juga kepada
pengurus Yayasan.
Dengan seizin Allah SWT hasil musyawarah ini mendapat dukungan dari
masyarakat sekitarnya, sehingga selang beberapa bulan berdirilah tempat
penginapan untuk putra saja, yaitu pada tahun 1988 - 1989. Pada tahun berikutnya
mulai dibangun asrama putri yang sebelumnya santri putri tinggal di perumahan
penduduk.
Dengan wakaf tanah yang diberikan Alm KH Mas'ud, maka dilanjutkan
pembangunan meskipun dengan bantuan uang sekedarnya, maka terdapatlah
bangunan sederhana untuk santri putri. Tepat awal tahun ajaran 1989 - 1990 santri
putri sudah dapat mengikuti Ta'lim pendidikan di asrama.
Dalam kondisi yang sederhana sedikit demi sedikit Pesantren Al-Hidayah
mulai mengadakan berbagai pengembangan sarana dan fasilitas pendidikan yang
diperlukan oleh para santri. Diantaranya penambahan ruang kamar santri secara
permanen dua lantai. Pondok Pesantren Al-Hidayah terus mengembangkannya
dengan menjadi Pesantren yang mampu mendidik dan membina santri-santrinya
ataupun pendidikan tradisional atau modern dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan para santri dalam pelajaran Agama dan umum.
Dengan sistem pendidikan yang telah diterapkan yaitu sistem pendidikan
salaf dan sistem pendidikan modern, pondok Pesantren Al-Hidayah telah banyak
mencetak para santri untuk selalu berbakti pada Agama, Nusa dan Bangsa.
Pondok Pesantren Al-Hidayah didirikan oleh Alm. KH. Mas'ud Abdul Ghani, dan
diteruskan oleh Alm. KH. M. Hasyim Mas'ud dan sekarang Pesantren tersebut
dikelola oleh KH Alawi. Moh. Zen. MA dan KH. A. Syarifuddin Abdul Ghoni
MA, KH. Hisyam Al-Burhani, dan beberapa pengurus lainnya. Pesantren ini di
dirikan di lokasi yang berdekatan dengan keramaian pasar Kemiri yang sering
diidentikan dengan kriminalitas.
Walaupun belum sebesar pondok-pondok Pesantren terkenal di Indonesia
seperti pondok Pesantren Gontor, pondok Pesantren Tebu Ireng, dan
pondok-pondok Pesantren terkenal lainnya, pondok-pondok Pesantren ini juga telah terkenal dan
berpengaruh besar bagi masyarakat Basmol khususnya masyarakat di sekitar
pondok Pesantren.
B. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hidayah
Pada umumnya sebuah lembaga pendidikan yang bercorak religius,
khususnya Pesantren mempunyai tujuan yang ingin dicapainya untuk
menyelamatkan serta membahagiakan manusia baik dunia maupun akhirat.
Demikian juga pondok Pesantren Al-Hidayah yang mengharapkan agar tujuan dan
baik, berpengetahuan luas serta berjiwa ikhlas. visi, misi dan tujuan berdirinya
Pesantren Al-Hidayah adalah sebagai berikut:
1. Visi
Terciptanya penguasaan keilmuan (IPTEK) yang dilandasi oleh iman dan
taqwa (IMTAQ) yang handal serta berbudi pekerti luhur (ahlakul karimah)
yang diharapkan dapat berkiprah secara maksimal khususnya, di tengah
kehidupan masyarakat Islam dimasa yang akan datang agar terwujudnya
Islam yang penuh rahmat di tengah kehidupan manusia.
2. Misi
a. Membina kader-kader muslim dalam menyiapkan individu yang
unggul dan berkwalitas dalam IMTAQ dan IPTEK.
b. Mempersiapkan sarana dan prasarana pendidikan yang cukup
memadai untuk mendukung pembinaan kader-kader yang positif,
mandiri di masyarakat dalam IMTAQ dan IPTEK, agar dapat
mewujudkan masyarakat khoirul ummah.
3. Tujuan
a. Menyebarluaskan Ilmu
Tujuan kyai mendirikan Pesantren adalah untuk menyebarluaskan
Agama Islam dan juga ilmu pengetahuan yang telah mereka miliki melalui
pendidikan dan pengajaran di Pesantren Al-Hidayah. Ini adalah suatu bukti
bahwa seseorang yang telah memiliki ilmu, memberikan pengajaran
b. Mencetak generasi penerus
Setiap kyai pada umumnya mengharapkan agar para santrinya mampu
mewarisi ilmu yang dimilikinya untuk bekal di masa depan. Dan melanjutkan
risalahnya sebagai mubaligh-mubaligh atau penyampai ilmu pada masyarakat
luas seperti halnya para Nabi yang terdahulu. Alm. KH. Mas’ud juga sangat
mengharapkan santri-santrinya agar memilki pribadi-pribadi yang mampu
melanjutkan dirinya.
c. Membentuk pribadi-pribadi shaleh
Pribadi yang shaleh senantiasa menjadi harapan pondok Pesantren
Al-Hidayah sebagai hasil dari didikan para pengajar sehingga munculah
pribadi-pribadi yang shaleh yang mampu menuntun dirinya sendiri untuk masyarakat
luas.
d. Menyebarluaskan syiar agama Islam
Pondok Pesantren disamping sebagai tempat para santri mencari ilmu,
pondok Pesantren berfungsi juga sebagai tempat untuk syiar agama, dimana
masyarakat sekitar banyak yang belum mengerti mengenai pentingnya agama
Islam dan itu juga seperti halnya yang dilakukan para Nabi dan Wali songo
dalam menyebarkan agama Islam melalui dakwah.
e. Menanamkan semangat kemandirian
Pondok Pesantren merupakan tempat para santri mencari ilmu baik
formal maupun nonfomal. Di samping itu para santri harus tinggal di pondok
Pesantren dan meninggalkan kampung halamannya, oleh karena itu pondok
mandiri tanpa banyak menggantungkan diri kepada orang lain tetapi
sebaliknya harus dapat membantu masyarakat yang membutuhkan Di
samping itu pula setiap santri dituntut untuk hidup sederhana sehingga
mereka tidak terlalu berlebihan dan tidak terjadi kecemburuan sosial yang
akan mengakibatkan tindakan-tindakan negatif. Semua tujuan pondok
pesantren Al-Hidayah diharapkan agar santri-santri menjadi anak yang
berguna bagi Nusa dan Bangsa sesuai dengan visi, misi dan moto pondok
Pesatren Al-Hidayah Basmol.
4. Motto Kepesantrenan
Motto pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol adalah mengacu kepada
4M lA, yaitu Mu'min, Muttaqin, Muslim, Muhsin dan Alim.
a) Mu'min : mendidik santri dengan tauhid untuk beriman dan berikrar
pada rukun-rukun yang ditetapkan Allah.SWT
b) Muttaqin : mendidik santri menjadi manusia yang takut, cinta dan
hormat kepada Al1ah.SWT.
c) Muslim : mendidik santri menjadi santri yang teguh dalam keislaman,
sumarah dan sadrah kepada qadar dan iradah Allah SWT
d) Muhsin : mendidik santri yang senantiasa berbuat kebaikan/kebajikan,
akhlakul karimah serta memiliki ketangguhan dan keberanian untuk
membela kebenaran.
e) Alim : mendidik santri dengan pengetahuan ilmu agama dan umum
Dengan upaya ini diharapkan para santri bisa memiliki wawasan
yang luas, tangguh, cerdas dan teliti dalam menghadapi berbagai
permasalahan yang ada. Santri pondok Pesantren secara keseluruhan
berjumlah 250 santri pada tahun 2005, jumlah ini belum termasuk siswa
ghoiru mukimin (tidak nyantri). Hal ini disebabkan adanya keterbukaan
bagi sekolah untuk menerima siswa yang tidak mukim, atau yang pulang
pergi. Karena tidak harus bermukim di Pesantren tersebut tetapi dapat
mengkaji ilmu sesuai dengan pelajaran santri yang bermukim di pondok
Pesantren Al-Hidayah Basmol. Hanya lebih banyak pelajaran mengaji
untuk santri yang bermukim di pondok karena setiap ada waktu luang
diwajibkan mengaji untuk beribadah.
Dari jumlah santri yang ada, daerah asal mereka masih terbatas
daerah-daerah tetangga yang berdekatan dengan pondok Pesantren
diantaranya: Jakarta, Tangerang, Bekasi bahkan ada beberapa santri yang
berasal dari luar kota seperti Cirebon, Surabaya, Jawa Timur.
Jumlah santri keseluruhan berjumlah 600 orang, terdiri dari para
santri yang bermukim dan yang pulang pergi atau tidak bermukim di
pondok Pesantren A1-Hidayah Basmol Jakarta Barat tahun 2009. Santri
putra dan putri yang bermukim berjumlah 242 orang, santri putra berjumlah
131 orang dan santri putri berjumlah 111 orang, dan yang tidak bermukim
JADWAL KESEHARIAN SANTRI
Sholat shubuh berjamaah di Mushollah
Dzikir dan Tadarrus Qur’an
Ta’lim kitab kuning
Mandi dan sarapan pagi.
Berangkat ke sekolah
Belajar di sekolah
Solat Dhuhur, Makan Siang
Ta’lim (1 Mts), belajar kembali (MA)
JADWAL KEGIATAN MINGGUAN
No Hari Jenis Kegiatan
1 Malam Jum’at
• Membaca yasin ,tahlilan dipimpin oleh
kyai langsung
• Membaca wasiat dan berjanzi
• Latihan pidato
2 Minggu pagi • Ro’an (kerja bakti membersihkan pondok
secara keseluruhan)
• Olahraga, (Senam Santri dll.)
3
Selasa, Kamis Sore
dan Minggu Siang
• Tahsin Tilawah al-Qur’an
• Belajar Qiro’at di Masjid
JADWAL KEGIATAN BULANAN
- Setiap minggu pertama diadakan pengajian bulanan wali santri yang
dipimpin langsung oleh Kyai.
- mengadakan perlombaan yang akan dilaksanakan oleh tiap-tiap
a. Manajemen Pendidikan Pesantren
Manajemen pendidikan di Pondok Pesantren al-Hidayah Basmol
berprinsip pada kaidah "memelihara yang lama, yang baik dan mengambil
yang baru yang lebih baik". Berdasarkan kaidah tersebut, Pesantren
Al-Hidayah Basmol, seperti juga Pesantren lainnya tetap memelihara sistem
manajemen pendidikan pondok Pesantren tradisional dengan tetap
memelihara sistem pengajian sorogan (tutorial), bandongan, pendalaman
kitab-kitab klasik seniorisasi dan lain sebagainya. Upaya modernisasi
Pesantren dalam sistem pendidikan nampak dengan adanya sistem
pendidikan formal, sistem komputerisasi, pelatihan komputer, dan lain-lain.
Dan mengambil yang baru lebih baik dengan artian bahwa Pesantren
Al-Hidayah Basmol Jakarta Barat tidak menutup kemungkinan untuk menerima
manajemen pendidikan Pesantren dari pihak luar agar dapat lebih baik lagi.
Pendidikan Pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol misalkan berdakwah,
majlis ta'lim.
b. Struktur Kepengurusan
Ada dua kepengurusan di pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol,
lapis pertama adalah dewan pengasuh (Yayasan) dan lapis kedua adalah
Dewan pengasuh pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol adalah
pemegang otoritas tertinggi yang membuat segala macam kebijaksanaan
kepemimpinan. Dewan pengasuh tersebut terdiri atas :
1. Penasehat : K.H. Muhammad Hasyim Mas’ud
K.H. A.Syarifuddin Abd Ghoni MA
2. Ketua Pondok : K.H. Alawi Moh. Zen MA
3. Wakil Ketua : H. Ahmad Zawawi Mas’ud
4. Bendahara : K.H. Abd.Rahman
5. Sekretaris : H. Niswan Thoyyib S.Ag
6. Sie Pendidikan : H. Sufyan Mas’ud BA
7. Sie Humas : H. Muadz Jaelani
c. Sarana dan Prasarana
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan, Pondok
Pesantren Al-Hidayah Basmol menyediakan sarana berupa :
1. Gedung berlantai dua untuk asrama putri dan dua dua untuk asrama putra
terpisah dilengkapi dengan fasilitas ruang kamar santri, ruang kantor
pengurus, Aula majlis dan musholla yang dapat menampung sekitar 300
orang, Dan rencananya akan dibangun satu gedung tambahan untuk putra
dalam waktu dekat.
2. Gedung berlantai dua untuk ruang belajar Madrasah Tsanawiyah dan
Aliyah
3. Pasilitas laboratorium komputer
4. Sarana perpustakaan.
BAB IV
PERANAN PONDOK PESANTREN AL-HIDAYAH BASMOL DALAM
MENGEMBANGKAN AGAMA ISLAM
Peranan pondok Pesantren ialah bagaimana suatu pondok Pesantren
tersebut memerankan sesuatu yang sangat berarti di masyarakat. "Peranan"
berasal dari kata "Peran" yang artinya sesuatu yang menjadi bagian atau
memegang pimpinan yang terutama (terjadi sesuatu hal atau peristiwa).1
Sedangkan peranan menurut istilah, Levinson, sebagaimana dikutip oleh
Soejono Soekamto, berpendapat:
"Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu atau kelompok dalam masvarakat sebagai perikelakuan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Selanjutnya dikatakan peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan sebagai posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan".2
Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang tumbuh dan
berkembang ditengah-tengah masyarakat, sekaligus memperpadukan tiga
unsur pendidikan yang amat penting, yaitu ibadah untuk menanamkam iman,
tabligh untuk menyebarkan ilmu dan amal untuk mewujudkan kegiatan
kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari.3
Untuk menjadi suatu pondok Pesantren yang besar dan maju, tidak
bisa begitu saja menjadi Pesantren yang besar dan terkenal, melainkan
tumbuh sedikit demi sedikit melalui kurun waktu yang lama. Berkembangnya
1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1987), h. 735
2
Soejono Soekamto, Sosiologi: Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h. 238
3
suatu pondok Pesantren tidak selamanya berjalan dengan lancar dan maju
dengan pesat melainkan mengalami pasang surut. Dalam hal ini sosok kyai
sangat berperan atas pasang surutnya perkembangan dan kemajuan yang ada
pada suatu pondok Pesantren. Demikian pula dengan perkembangan yang
dialami oleh pondok Pesantren Al-Hidayah Basmol, nampak
perkembangannya ketika diasuh oleh KH. Mas'ud yang merupakan pendiri
Pesantren Al-Hidayah Basmol yang berperan sangat penting dalam kemajuan
Pesantren Al-Hidayah Basmol. Beliau sangat dihormati karena
kepribadiannya yang baik dan selalu menjadi contoh yang baik untuk
generasi penerus yang memimpin pondok Pesantren Al-Hidayah
Basmol.Dalam sistem Pesantren, terdapat 5 unsur yang saling terkait satu
dengan yang lainnya, yaitu:
a.Kyai
Ialah sosok yang memberi landasan tentang sistem Pesantren yang
dijalani agar sesuai dengan tujuan didirikannya Pesantren. KH. Mas'ud
termasuk sosok Kyai yang mengatur sistem pendidikan Pesantren
Al-Hidayah yaitu sistem pendidikan Pesantren salafi atau tradisional yang
mempertahankan pengajaran kitab-kitab kuning sebagai inti dari pelajaran
Pesantren. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima pendidikan
yang bersifat umum misalkan pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah atau
b.Santri
Ialah para murid yang belajar pengetahuan keislaman dari kyai dan
santri tersebut ada dua macam yaitu santri mukim, santri yang menetap atau
tinggal di pondok Pesantren sedangkan santri kalong ialah santri yang tidak
menetap atau tinggal di pondok Pesantren biasanya pulang pergi.
c.Pondok
Sebuah asrama yang disediakan oleh pengurus Pondok Pesantren
untuk melakukan kegiatan kepesantrenan di pondok dan sebagai pusat dari
seluruh kegiatan para santri beraktifitas.
d.Masjid
Tempat yang di gunakan untuk mendidik santri beribadah misalkan
praktek shalat lima waktu, khutbah, shalat jum’at dan pengajaran kitab-kitab
kuning.
e.Pengajaran kitab-kitab kuning
Pelajaran yang diberikan oleh kyai untuk memperdalam ilmu.4
Dalam hal ini peran seorang kyai memang sangatlah dibutuhkan
karena maju mundur atau berkembangnya suatu pondok Pesantren itu
tergantung dari sosok kyai yang ada dan seorang kyai memanglah orang
yang utama dalam memimpin suatu pondok Pesantren.
Implementasi peran Pesantren dalam bidang ibadah tercemin dalam
kegiatan dakwah, sedangkan bidang amal, terimplementasi dalam bidang
4
sosial. Karena itu peran Pesantren akan dibahas lebih lanjut dalam tiga
pembagian peran yaitu pendidikan, dakwah dan sosial keagamaan.
Peranan Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan yakni
menampung anak didik (santri) dari berbagai lapisan masyarakat muslim,
tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tua.
Pesantren Al-Hidayah Basmol merupakan bagian dari masyarakat.
Maka sudah sewajarnya jika Pesantren mengambil peran ditengah
masyarakat sesuai dengan batas kemampuan yang dimiliki. Peran tersebut
dijalankannya sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat sekitar.
Sebagai Pesantren yang berusaha mencerdaskan kehidupan bangsa, peran
utama yang dijalankannya adalah peran dalam bidang pendidikan yang
bercorak agama Islam.
Dalam hal ini peranan pondok Pesantren Al-Hidayah merupakan
sebagai basis pertahanan untuk dapat menguatkan norma-norma Agama dan
sekaligus sebagai tempat yang dapat menelorkan kader-kader yang memang
bisa di andalkan untuk mengembangkan Agama Islam di Basmol dan daerah
sekitar.
A. Bidang Pendidikan
Pesantren Al-Hidayah menerapkan sistem pendidikan integral,
yaitu sistem pendidikan yang menyatukan seluruh aktifitas yang
berhubungan dengan proses pendidikan termasuk di dalamnya proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran
mampu menjawab tuntutan zaman dengan mengembangkan program
bahasa Arab, bahasa Inggris, tahfidzul Qur'an dan kemampuan berdakwah
santri. Pondok Pesantren Al-Hidayah ialah satu sarana pendidikan yang
mengarahkan anak didiknya kepada kesempurnaan, karena di sana dikaji
ilmu-ilmu Agama dan umum.
Apabila dilihat dari tujuan pondok Pesantren Al-Hidayah dapat
dilihat dengan jelas dimana pendirian Pesantren itu memang untuk dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus mencetak generasi penerus
yang pintar dalam bidang pendidikan baik pendidikan umum maupun
agama pada khususnya. Dengan pendirian pondok Pesantren dan madrasah
itu sendiri secara tidak langsung Pesantren Al-Hidayah telah memainkan
peranannya dalam bidang pendidikan dan juga menunjukkan kiprahnya
dalam bidang tersebut dan lambat laun pondok Pesantren tersebut
mengembangkan pendidikan dari Pesantren yang bersifat tradisional
hingga menjadi Pesantren modern yang terorganisir dan sistematis dengan
didirikannya madrasah atau sekolah. Pesantren modern yang di dalamnya
terdapat pengkajian yang lebih dalam lagi dibandingkan tradisional
misalkan: komputer, Bahasa Inggris dan pelajaran umum lainnya.
Pesantren Al-Hidayah yang telah dirintis oleh KH. Mas'ud pada
awalnya dan dilanjutkan oleh anak beliau sudah banyak mencetak para
generasi penerus yang dapat mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
alumni yang menjadi kyai dan juga guru-guru pengajar di berbagai tempat
pendidikan.
Sistem pendidikan di Pesantren Al-Hidayah menganut sistem
pendidikan salaf. Sedangkan yang menjadi kajian utama adalah Nahwu
dan Sharaf. Dijadikannya materi nahwu dan sharaf sebagai kajian utama
dimaksudkan untuk memberi pengetahuan secara mendalam kepada para
santri tentang metode mengkaji kitab. Keberhasilan Pesantren
Al-Hidayah•Basmol yang utama ialah pembentukan pribadi mereka yang
berilmu tinggi dan berahlak baik, serta mampu memposisikan diri dalam
dakwah di masyarakat. Banyak prestasi yang mereka dapatkan ditingkat
daerah ataupun Nasional. 5 Kelulusan UAN sangat mempengaruhi
kwalitas Pesantren Al-Hidayah Basmol karena prestasi kelulusan menjadi
nilai tambah santri meneruskan ke jenjang lebih tinggi.
Yang membuat orang tua mereka memondokkan putra putri mereka
di Pesantren Al-Hidayah Basmol karena Pesantren tersebut dapat
memberikan pelajaran kitab dengan baik serta diajarkan Al-Qur'an dan
tafsir hadits menjadi Pesantren modern yang terorganisir dan sistematis
dengan di dirikannya madrasah atau sekolah. Pesantren modern yang di
dalamnya terdapat pengkajian yang lebih dalam lagi di bandingkan
pendidikan tradisional misalkan: komputer, Bahasa Inggris dan pelajaran
umum lainnya.
Banyak para santri yang dengan mudahnya berbahasa Arab dan
bahasa Arab dan Inggris agar kelak para alumni Pesantren Al-Hidayah
Basmol dapat menggunakan ilmu yang mereka dapatkan dengan baik di
kalangan masyarakat.
Para santri-santri Al-Hidayah Basmol tidak hanya belajar
pendidikan Agama dan umum saja tetapi Pesantren tersebut memberikan
pelajaran untuk hidup sederhana tidak berlebih-lebihan dan hidup mandiri.
Dengan adanya pendidikan yang baik dan peranan Pesantren dalam
masyarakat khususnya masyarakat sekitar membuat masyarakat menerima
dengan baik keberadaan Pesantren di lingkungan tempat tinggal mereka.
Sosialisasi yang baik dengan masyarakat membuat Pesantren tersebut
menjadi salah satu bagian dari masyarakat sekitar.
Kontribusi yang diberikan Pesantren Al-Hidayah Basmol sangat
menarik perhatian banyak orang untuk mempercayakan anak didiknya di
sekolahkan di tempat tersebut.
Kegiatan pondok Pesantren Al-Hidayah ini, bisa diklasifikasikan
dalam :
1. Pendidikan Formal
Pendidikan yang diselenggarakan pondok Pesantren Al-Hidayah
adalah Madrasah Al-Hidayah, yang mengacu pada kurikulum Departemen
Agama (DEPAG) dan DEPDIKNAS. Pendidikan sekolah sedikit demi
sedikit sudah mencapai perubahan yang berarti dengan banyaknya
kurikulum yang tidak hanya kurikulum agama tetapi ditunjang dengan
santri dalam menghadapi tantangan perubahan zaman tidak minder karena
sudah ada bekal dan tanpa meninggalkan pengetahuan agama. Pendidikan
formal yang ada meliputi Madrasah Ibtidaiyah (Hidayatul Istiqomah),
Madrasah Tsanawiyah (AlHidayah Basmol) dan Madrasah Aliyah
(Al-Hidayah Basmol).
Semua jenjang pendidikan tersebut memadukan kurikulum
Depdiknas dan Departemen Agama ditambah dengan kurikulum
kurikulum Pesantren. Sebagai penunjang di lembaga pendidikan tersebut,
madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah menyediakan beberapa
laboratorium yang meliputi laboratorium komputer dan laboratorium IPA.
Pendidikan formal yang diselenggarakan pondok Pesantren ini tidak saja
diikuti oleh para santri yang menetap di pondok tetapi juga masyarakat
yang ada di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Tabel daftar tingkat pendidikan dalam yayasan Al-Hidayah
Basmol, Jakarta Barat, tahun 2008-2009
Nama Sekolah Jumlah Siswi Putri Jumlah Siswa Putra
MI Hidayah Istiqomah Basmol
233 orang 233 orang
MTs Al-Hidayah Basmol
111 orang 131 orang
MA Al-HIdayah Basmol
2. Pendidikan Informal
a. Pendidikan Kepesantrenan
Kegiatan pendidikan kepesantrenan di pondok Al-Hidayah
meliputi: Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan Al-Quran
(TPA/TPQ), kajian kitab kuning dengan metode sorogan dan
bandongan. Sejak tahun berdirinya tahun 1983, sesuai dengan ciri
Pesantren salafiyah, pondok Pesantren terkenal dengan spesifikasi
pengajaran pada pengkajian kitab salafi (kitab kuning). Kitab-kitab
yang diajarkan pun beragam mulai dari kitab yang berbentuk matan
sampai syarah (penjelasan) serta kitab-kitab besar berjilid (tafsir dan
sejenisnya).
Sedangkan metode yang dipakai adalah memakai metode
sorogan, dan bandongan. Jenis fan Kitab-kitab yang diajarkan
disesuaikan dengan tingkatan pendidikan santri ( klasikal ). Materi
kajian kitab yang diwajibkan meliputi : Fiqih, Ushul Fiqih, Tauhid,
Nahwu, Sharaf, Balaghoh, Akhlak/Tasawuf, Tafsir Al-Quran, Hadits,
Mustholah Hadits, Bahasa Arab, Tajwid, Qowaidul Fiqhiyah, Ilmu
Tafsir, Tarikh Islam, Mantiq dan Imla.6
Kegiatan tasawuf diselenggarakan di Pesantren, tujuannya
tidak untuk menjadi seorang sufi, karena sifatnya hanya pengenalan
dengan metode tadabbur alam, diharapkan santri dapat menghayati,
meresapi dan memahami hikmah di balik peristiwa-peristiwa alam.
6
Dalam kegiatan ini diselingi dengan pembacaan syair munfarija,
kumpulan syair Islam dan hadits berbahasa Arab.
Kegiatan kepesantrenan yang diadakan pada bulan
Ramadhan disebut dengan Pesantren kilat. Kegiatan ini dikhususkan
untuk mengkaji berbagai kitab kuning dan biasanya khatam dalam
waktu sebulan kurang, biasanya sampai tanggal 25 Ramadhan. Jenis
fan Kitab-kitab yang diajarkan disesuaikan dengan tingkatan
pendidikan santri ( klasikal ). Jenis dapat dilihat pada tabel berikut.
Matn al-Bina wa al-
Asas
Al-Kaylani
Akhlaq
Akhlaq lil banin
Akhlaq lil banat
Tarikh Tarikh Tasri’
Balagoh Jauhar al-Maknun
Untuk memberikan kegiatan positif terhadap para santri maka
pihak Pesantren Al-Hidayah Basmol memberikan pelajaran tambahan
untuk membuat santri tersebut lebih mandiri dan mendalami akan
pendidikan yang diberikan Pesantren. Kegiatan ekstrakurikuler ialah
kegiatan tambahan di luar jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan di pondok Pesantren Al-Hidayah meliputi: komputer,
keputrian, olah raga, Pramuka, latihan qira'ah, pencak silat, marawis, dan
sebagainya. Pesantren AlHidayah Basmol selain takhosus pada pengajian
kitab kuning tersebut demi menunjang kreatifitas santri diberikan pula
bekal ekstra bagi santri dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
seperti pengembangan bahasa Arab dan Inggris secara aktif serta kegiatan
lain seperti pencak silat, seni baca Al-Qur'an dan marawis untuk
mendukung kecakapan dalam komunikasi dan belajar pondok Pesantren
yang diharapkan santri dapat menjadi bekal di masa depan dan dapat
berinteraksi dengan masyarakat.
Untuk mendukung kecakapan dalam berkomunikasi dan belajar
pondok Pesantren ini juga memberikan kursus-kursus seperti bahasa
Inggris dan bahasa Arab yang diharapkan santri dapat menjadi bekal di
masa depan berinteraksi dengan masyarakat.
Kegiatan inilah yang selalu dikembangkan oleh pondok Pesantren
Al-Hidayah, karena dengan kegiatan itu dapat menjadi bekal santri di
kampung halaman, dan pondok Pesantren bangga kalau dapat mencetak
para generasi muda yang benar-benar berguna bagi Nusa, Bangsa dan
Agama dan juga dapat menjadi panutan masyarakat. Sesuai dengan visi,
misi, dan tujuan Pesantren A1-Hidayah Basmol yang membuat para santri
memiliki ahlak yang baik. Banyak cara yang dilakukan pengurus
Pesantren Al-Hidayah agar santri tersebut terlatih dan memiliki ahlakul
karimah yaitu diadakannya tata tertib santri.
Pendidikan yang pernah dijalani oleh pemimpin Pesantren
Al-Hidayah Basmol yang berperan dalam mengembangkan Agama Islam
ialah KH. Mas’ud ialah kyai yang belajar di Pesantren dan merupakan kyai
yang terkenal di daerah Basmol, Kyai Hasyim ialah kyai yang mengaji di
Makkah selama kurang lebih 9 tahun untuk menuntut ilmu di sana.KH.
Alawi. Moh. Zen, MA, mengaji di Darul Ullum, Makkah sampai 9 tahun.
Dan KH. Syarifudin. Abd. Ghani, MA menuntut ilmu di Jamiah Islamiyah,
B. Bidang Dakwah
Sudah menjadi tradisi pondok Pesantren ini setiap tahunnya
menyelenggarakan pengajian kilatan yang diadakan pada setiap bulan
ramadhan dan sebagainya. Disamping agenda tahunan tersebut ada
kegiatan bulanan yaitu bahtsul masail dan pengajian bulanan bagi wali
santri di minggu pertama. Selain itu semua, tentu saja ada aktivasi ritual
harian santri yang diatur oleh pondok Pesantren selama 24jam, mulai dari
bangun tidur sampai malam kembali mengistirahatkan badan.
Para santri melakukan berbagai kegiatan Agamis misalkan mengisi
berbagai macam pengajian dan majlis ta'lim Ada beberapa santri yang ikut
lomba dalam berdakwah salah satunya Abd. Gofur mengikuti lomba
dakwah di tingkat nasional dan mendapatkan juara 1, Ahsanul Bisri
mengikuti lomba dakwah tingkat DKI Jakarta dan Sofhikul kholqi
mengikuti lomba dakwah tingkat Jakarta Barat dan masih banyak lagi
santri yang berprestasi dalam bidang dakwah. Salah satu tema dakwah
yang mereka lombakan ialah "Peran Pondok Pesantren dalam
Penanggulangan Narkoba", serta "Kesatuan Persatuan Indonesia", dan
masih banyak lagi tema yang mereka dakwahkan.
Banyak prestasi yang mereka berikan membuat masyarakat sekitar
mempercayakan sepenuhnya anak-anak mereka untuk mengayom
pendidikan di Pesantren Al-Hidayah Basmol untuk menjalankan visi, misi,
Al-Hidayah Basmol ialah pendirian majlis ta'lim yang bermanfaat bagi
masyarakat sekitar Basmol pada khususnya karena salah satu tujuan majlis
ta'lim ialah menciptakan kerukunan dan menjalin silaturahmi antar
tetangga masyarakat sekitar, dan menambah ilmu keagamaan yang di
sampaikan oleh ustad. Kegiatan majlis ta'lim ialah membaca dan
menjelaskan pelajaran fikih, menyampaikan ceramah, membaca tahlilan,
shalawat, dan doa.
C. Bidang Sosial keagamaan
KH. Mas'ud dalam mengembangkan agama Islam di Basmol tidak
terlepas dari perbuatannya mengembangkan dalam bidang sosial
keagamaan. Beliau tidak segan-segan menolong masyarakat yang
membutuhkan pertolongan, baik diminta ataupun tidak. KH.Mas'ud tidak
segan-segan memberikan hartanya kepada orang yang membutuhkan
seperti fakir miskin, anak yatim maupun para janda. Beliau juga suka
bergotong royong bersama masyarakat dalam pembangunan masjid, yang
dipakai untuk kepentingan masyarakat.
Pesantren Al-Hidayah pada masa sekarang untuk mengembangkan
Pesantren dalam bidang sosial tidaklah sama dengan yang dilakukan oleh
pendiri. Namun visi, misi dan peranannya tetap sama yaitu ingin
membutuhkan. Untuk lebih jelasnya, kegiatan sosial yang dilakukan
pondok Pesantren Al-Hidayah meliputi :
1.Mengadakan penyembelihan hewan qurban.
Acara ini dilaksanakan pada hari raya qurban (Idhul Adha),
Pesantren memberikan daging qurban kepada yang berhak.
2.Menjadi badan Amil zakat Infak dan sodaqoh (Baziz).
3.Menyediakan beasiswa untuk siswa yang berprestasi.
Dalam hal ini, tidak hanya menyalurkan zakat pada hari Raya Idul
Fitri saja, tetapi menerima dan menyalurkan sagala macam sodaqoh
kepada orang yang berhak. Ini semua merupakan peranan pondok
Pesantren Al Hidayah dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan.
Kegiatan sosial yang dilakukan oleh pihak Pesantren dalam bidang
kemasyarakatan berupa bimbingan keagamaan seperti pembentukan
majlis-majlis ta'lim.
Peranan pondok Pesantren Al-Hidayah sangat berpengaruh sekali
dalam masyarakat sekitar khususnya daerah Basmol. Banyak warga sekitar
yang mengirimkan putra-putrinya dengan tujuan menjadikan anaknya
menjadi berbudi pekerti baik dan" mempelajari kitab salafiah (kitab
kuning), serta memperdalam ilmu-ilmu Agama.
Meskipun di daerah sekitar Basmol ada sebuah Pesantren lain,
tetapi Pesantren Al-Hidayah lebih familiar di pandangan masyarakat luas
khususnya daerah Basmol sehingga banyak masyarakat sekitar ataupun
Pesantren Al-Hidayah Hal tersebut di karenakan begitu terkenalnya pendiri
Pesantren Al-Hidayah yaitu KH. Mas'ud, karena namanya yang begitu
kharismatik di kalangan masyarakat. Itu terbukti dengan adanya suatu
jalan yang di beri nama Jl.KH.Mas'ud. Secara umum peran Pesantren
dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial keagamaan dikatakan
berhasil karena :
1. Banyak lulusan-lulusan Pesantren Al-Hidayah Basmol menjadi
guru Agama di sekolah-sekolah atau menjadi ustad.
2. Tingkat melek huruf masyarakat semakin tinggi.
3. Menurut beberapa orang yang tinggal di sekitar wilayah Basmol,
bahwa Pesantren Al-Hidayah telah memberikan kontribusi yang
cukup besar terhadap pendidikan untuk anak-anak mereka.
4. Tingkat kriminalitas rendah karena berdekatan dengan Pesantren.
5. Nama pendiri Pesantren Al-Hidayah dijadikan nama jalan yaitu jl.
KH.Mas'ud karena beliau sangat berperan dalam masyarakat
Namun demikian Pesantren ini masih perlu meningkatkan beberapa hal
diantaranya:
1. Pendidikan
a. Buku-buku dalam perpustakaan sekolah kurang lengkap, dan
fasilitas perpustakaan lebih ditingkatkan.
2. Dakwah
a. Tidak hanya berdakwah di lingkungan Basmol saja, tetapi harus
diperluas lagi ke beberapa daerah luar yang akan
mengharumkan nama Pesantren Al-Hidayah Basmol.
3. Sosial keagamaan
a. Sosial keagamaan yang dilakukan Pesantren Al-Hidayah
Basmol sangat berinteraksi dengan masyarakat sekitar Basmol
yang tidak mampu, dan sosialisasi pengurus yayasan
Al-Hidayah Basmol sangat baik terhadap masyarakat sekitar itu
dibuktikan dengan dibuatkannya masjid dengan bantuan dana
dari masyarakat dan pihak Pesantren. Tapi alangkah baiknya
bila Pesantren Al-Hidayah Basmol lebih memfokuskan untuk
anak-anak yang tidak mampu bersekolah yang dirujuk oleh RT
untuk dapat menuntut ilmu di Pesantren Al-Hidayah Basmol