PRIORITAS PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR 2016
DEPUTI BIDANG SARANA DAN PRASARANA
–
BAPPENAS
21 APRIL 2015
TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN RPJPN
2005-2025
RP
JM
N
1
(2
0
0
5
-2
0
0
9
)
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk
menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan
demokratis dan yang tingkat kesejahteraan
rakyatnya meningkat
RP
JM
N
2
(2
0
1
0
-2
0
1
4
)
Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upayapeningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta
penguatan daya saing perekonomian
RP
JM
N
3
(2
0
1
5
-2
0
1
9
)
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusiaberkualitas serta
kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
RP
JM
N
4
(2
0
2
0
-2
0
2
5
)
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatanpembangunan di berbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SM berkualitas dan berdaya saing.
VISI, MISI dan NAWACITA (Agenda Prioritas)
VISI
MISI
NAWACITA
–
9 Agenda Prioritas
TERWUJUD-NYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBA-DIAN BERLANDAS-KAN GOTONG ROYONG
1. Keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
1. Akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenapbangsa dan memberi rasa aman pada seluruh warga negara
2. Akan membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola Pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
2. Masyarakat maju, berkeimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
3. Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim
4. Akan menolak Negara lemah dengan melakukan reformasi sistem penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
4. Kualitas hidup manusian Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
5. Akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera
5. Bangsa berdaya saing 6. Akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
6. Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional
7. Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik
8. Akan melakukan revolusi karakter bangsa
7. Masyarakat yg berkepribadian dalam
kebudayaan. 9. Akan memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial.
•
Memiliki kedaulatan atas pengelolaan pangan, energi dan sumber daya
maritim dan kelautan;
•
Rakyatnya menikmati peningkatan kesejahteraan berkelanjutan dan makin
merata;
•
Warganya menjadi manusia-manusia unggul dan berkepribadian dan berjiwa
gotong royong, dan masyarakatnya hidup dalam keharmonisan
antarkelompok sosial, antarsektor ekonomi dan antarwilayah; dan
•
Menjadi poros maritim dunia.
4
NORMA PEMBANGUNAN
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
KONDISI PERLU
Kepastian dan Penegakan Hukum
Keamanan dan
Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Antarkelompok Pendapatan
Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran,
(3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan
Kelautan
Pariwisata dan Industri 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat;
2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar;
3) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
Mental / Karakter
Slide - 5
INFRASTR
UKTUR
KE-PU-AN
DIMENSI PEMBANGUN AN MANUSIA DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN DIMENSI SEKTOR UNGGULAN 6DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-PU-AN
DALAM DIMENSI PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DASAR
Meningkatkan akses Air Minum Layak 100%
Meningkatkan akses Sanitasi Layak 100%
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan 0 Ha
KETAHANAN PANGAN
Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan , air tanah dan rawa 9,89 Juta Ha
Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air tanah dan rawa 3,01 Juta Ha
Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak 304,75 Ribu Ha
Pembangunan 49 Waduk
KONEKTIVITAS
Meningkatkan Kondisi mantap jalan nasional mencapai 98%, jalan provinsi 75% dan jalan kabupaten 65%
Pengembangan jalan nasional sepanjang 45.592 km
Pembangunan jalan baru sepanjang 2.650 km
TARGET BESAR
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
KE-PU-AN
INDIKATOR Kondisi 2014 Target Akhir 2019
INFRASTRUKTUR DASAR
• Akses Air Minum layak 68,5% 100%
• Akses Sanitasi Layak 60,5% 100%
• Kawasan Kumuh Perkotaan 37.407 Ha 0 Ha
• Backlog Kebutuhan Rumah 13,5 Juta 6,8 Juta
KONEKTIVITAS
• Kemantapan Jalan Nasional 94% 98 %
• Waktu Tempuh Rata-Rata (Koridor Utama) 2.6 Jam / 100 Km 2.2 Jam / 100 Km
Slide - 8
TARGET OUTCOME INFRASTRUKTUR DALAM RPJMN 2015-2019
TERKAIT BIDANG KE-PU-AN
KETAHANAN AIR
• Kapasitas Air Baku 51.4 M3/Detik 118.6M/Detik
• Storage Per Kapita 62.3 M3/Kapita 78.36 M3/Kapita
• Irigasi yang diairi waduk 11% 20%
• Jaringan Irigasi Permukaan 7.145 Juta Ha 7.914 Juta Ha
PEMBANGUNAN 65 WADUK DALAM MENCAPAI TARGET
KETAHANAN AIR
= BENDUNGAN BARU 2015-2019
=Kawasan Lindung
=Kawasan Konservasi
Sumber: Kementerian PU, 2015(diolah)
1.
Pembangunan waduk baru (serta pemanfaatannya untuk irigasi, air baku, dan listrik) akan berdampak pada
perubahan fungsi lahan (contoh: perubahan kawasan lindung menjadi kawasan produksi).
PEMBANGUNAN 49 WADUK BARU DAN KETAHANAN AIR
51,44
118,6
0 50 100 150
2014 2019
Peningkatan Kapasitas Air Baku Nasional (m3/detik)
Pembangunan 49 Waduk
15,8
19,0
5,0 10,0 15,0 20,0
2014 2019
Peningkatan Kapasitas/Daya
Tampung Air (miliar m3/tahun)
3.2
Percepatan
pemanfaatan
sumber daya
air sebagai
sumber energi
listrik (PLTA)
Pembangunan flood management di 33 WS
Peningkatan rata-rata kapasitas desain
pengendalian Banjir menjadi 10
–
100 tahun
Pembangunan/
peningkatan 1
juta ha layanan
jaringan irigasi
DAS YANG AKAN DIPULIHKAN 2015-2019
1. DAS Asahan Toba 2. DAS Siak
3. DAS Musi
4. DAS Way Sekampung 5. DAS Way Seputih
1. DAS Citarum 2. DAS Ciliwung 3. DAS Cisadane 4. DAS Serayu 5. DAS Solo 6. DAS Brantas
1. DAS Jeneberang 2. DAS Saddang DAS Kapuas
NO PULAU PANJANG (KM)
STATUS 2014
2015 2016 2017 2018 2019 TARGET 2015-2019 SELESAI TIDAK
1 Sumatera 496.19 - 496.19 1.23 16.81 38.52 73.52 44.92 174.99 2 Jawa 1,348.81 256.18 1,092.63 123.78 67.78 173.19 327.08 83.93 775.75
3 Kalimantan 99.02 - 99.02 - 19.80 29.71 29.71 19.80 99.02
4 Bali 9.70 9.70 - - - -
5 Sulawesi 39.00 - 39.00 - - 11.70 27.30 - 39.00
TOTAL 1,992.72 265.88 1,726.84 125.01 104.39 253.12 457.61 148.65 1,088.76
Status :
• HGH Sumatera Fase 1 beroperasi pada tahun 2019, sedangkan fase lainnya pada tahap persiapan penyusunan dokumen FS/Basic Design/ROW Plan, AMDAL, LARAP, DED dan pengadaan tanah
• Pembangunan jalan bebas hambatan di Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Bali dalam tahap persiapan, berupa penyusunan studi jaringan jalan dan dokumen kesiapan lainnya.
• Total kebutuhan anggaran untuk pembangunan jalan tol adalah sebesar Rp128.727,11 Milyar. Target :
Trans Jawa dan Non-Trans Jawa direncanakan akan beroperasi pada tahun 2019
NO RUAS TARGET
2015-2019
A. Trans Jawa
1 Cikampek-Palimanan 37.78 3 Pejagan-Pemalang 57.50 4 Pemalang-Batang 39.20 5 Batang-Semarang 75.00 6 Semarang-Solo 49.69
7 Solo-Ngawi 76.30
8 Ngawi-Kertosono 87.02 9 Kertosono-Mojokerto 9.90 10 Mojokerto-Surabaya 17.40 11 Gempol-Pasuruan 21.13 12 Pasuruan-Probolinggo 9.39
SUB TOTAL A 480.31
B. Non Trans Jawa
1 Cileunyi-Sumedang-Dawuan 32.14 2 Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi 61.70
NO RUAS TARGET
2015-2019
23 Pasirkoja-Soreang 10.57 24 Pekanbaru-Kandis-Dumai 47.25 28 Sunter-Rawa Buaya-Batuceper 20.23 29 Sunter - Pulo Gebang 9.45 32 Kayu Agung - Palembang - Betung 28.24 33 Balikpapan-Samarinda 99.02
SUB TOTAL B 608.45
TOTAL 1,088.76
NO RUAS TARGET
2015-2019
3 Akses Tanjung Priok 16.67 5 Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran 14.19 6 Kunciran-Serpong 11.19 7 Serpong-Cinere 10.14 8 Cinere-Jagorawi 10.44 9 Cimanggis-Cibitung 25.39 10 Cibitung-Cilincing 34.02 11 Depok-Antasari 17.23 12 Bekasi-Cawang-Ku Melayu 21.04 13 Bogor Ring Road 5.20 14 Ciawi-Sukabumi 18.36 15 Gempol-Pandaan 1.56 19 Medan – Binjai 15.80 20 Palembang-Indralaya 22.00 21 Manado-Bitung 39.00 22 Pandaan-Malang 37.62
RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL 2015-2019
1
9
7
2
3
10
4
8
11JALAN TOL PRIORITAS
No.Nama Ruas Medan-Kualanamu-Lubuk
Pakam-Tebing Tinggi *)
Medan-Binjai Pekanbaru-Kandis-Dumai Palembang-Indralaya Kayuagung- Palembang-Betung **) Bakauheni-Terbanggi Besar
Serpong-Balaraja *) Pasirkoja-Soreang Cileunyi- Sumedang-Dawuan Pandaan-Malang Manado-Bitung
Panjang (km) 61,8 15,80 135,00 22,00 111,65 150,00 30,00 10,57 58,50 37,62 39,00
Biaya Investasi (Rp. Milyar)
6,277 2,295 17,347 2,313 13.298 17.389 5.177 1.786 10.033 2.968 2,166
Biaya Tanah (Rp. Milyar)
441 116 974 156 410 1,033 1.751 696 1.295 294 365
Status Pengadaan tanah (81,36%) & tahap pelelangan Persiapan pengadaan tanah Pengadaan tanah (7,72%) Pengadaan Tanah (13,89%) Persiapan Pengadaan tanah Persiapan pengadaan tanah Pengadaan tanah (Seksi I
Serpong-Legok 10 km sudah bebas)& persiapan pelelangan Pengadaan tanah (38,11%) Pengadaan tanah (28,58%) & konstruksi Pengadaan tanah (14,90%) Pengadaan tanah oleh Pemda (33%)
1 2 3 4 5 7 8 9 10
5
11
*) dalam proses tender **) proyek prakarsa
6
6
RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL 1.000 KM
14
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KE-PU-AN UNTUK MENDUKUNG
PELABUHAN, BANDARA, KEK, KAWASAN INDUSTRI, DAN PARIWISATA
PEMBANGUNAN 24 PELABUHAN STRATEGIS MENDUKUNG TOL LAUT
PEMBANGUNAN 14 KAWASAN INDUSTRI DI LUAR PULAU JAWA
PEMBANGUNAN 15 BANDARA BARU
DAN PENGEMBANGAN 9 BANDARA KARGO DESTINASI WISATA DALAM RPJMN 2015-2019
Dukungan Infrastruktur ke-PU-an meliputi:
•
Pembangunan jalan dan jembatan (akses)
•
Pembangunan infrastruktur sanitasi dan air
bersih
•
Pengendalian banjir
•
Pembangunan infrastruktur air baku
•
Pembangunan infrastruktur perumahan untuk
kawasan strategis
15
Dukungan Infrastruktur untuk Pembangunan
Kawasan Industri
KIM
II
07INDUSTRI KECIL MENENGAH
IPAL PENGELOLAANLIMBAH KERING PEMADAM KEBAKARAN KANTOR MANAJEMEN PUSAT PENGEPAKAN CONVENTIONCENTER MEDICAL CENTER POWER STATION INOVATIONCENTER PEMAKAMAN FUEL STATION MEDIA CENTER EXHIBITIONCENTER
PENGELOLAAN BERSIHAIR PERKANTORAN
SARANA PERIBADATAN COMMUNITY CENTER
PERKANTORAN PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN PERDAGANGAN AREA KOMERSIAL PERUMAHAN
INDUSTRI KARET
INDUSTRI SEDANG INDUSTRI BESAR INDUSTRI BESAR
INDUSTRI SEDANG INDUSTRI SEDANG ANEKA INDUSTRI ANEKA INDUSTRI ANEKA INDUSTRI ANEKA INDUSTRI INDUSTRI KARET
INDUSTRI KARET INDUSTRI KECIL MENENGAH
KIM
I
KAWASAN INDUSTRI TELUK BINTUNIKAWASAN INDUSTRI SEIMANGKE
KAWASAN INDUSTRI BITUNG
KAWASAN INDUSTRI LANDAK-KALBAR
Kebutuhan Pendanaan INFRASTRUKTUR
RPJMN 2015-2019
SEKTOR APBN1 APBD BUMN2 Swasta3 Total
Jalan 340.0 200.0 65.0 200.0 805.0
Kereta Api 150.0 - 11.0 122.0 283.0
Perhubungan Laut4 498.0 - 238.2 163.8 900.0
Perhubungan Udara 85.0 5.0 50.0 25.0 165.0
Darat (termasuk ASDP) 50.0 - 10.0 - 60.0
Transportasi Perkotaan5 90.0 15.0 5.0 5.0 115.0
Ketenagalistrikan6 100.0 - 445.0 435.0 980.0
Energi (Migas) 3.6 - 151.5 351.5 506.6
Teknologi Komunikasi dan
Informatika 12.5 15.3 27.0 223.0 277.8
Sumber Daya Air 275.5 68.0 7.0 50.0 400.5
Air Minum dan Limbah 227.0 198.0 44.0 30.0 499.0
Perumahan 384.0 44.0 12.5 87.0 527.5
TOTAL INFRASTRUKTUR 2,215.6 545.3 1,066.2 1,692.3 5,519.4
Persentase 40.1% 9.9% 19.3% 30.7% 100%
dalam Rp Triliun
1
Dukungan pendanaan APBN yang
diharapkan
2
Dukungan pendanaan BUMN yang
diharapkan.
3
Kemampuan maksimal swasta
melalui percepatan kerjasama
pemerintah dan swasta termasuk
business to business
4
Kenaikan karena pertambahan
komponen tol laut serta biaya rutin
5
Alokasi tersebut terdiri untuk
kegiatan Angkutan Perkotaan
Berbasis Rel dan Jalan.
6
Kemampuan PT PLN hanya sekitar
250 T, selebihnya memerlukan
PMN
Slide - 16
Kebutuhan pendanaan Infrastruktur ke-PU-an mencapai
PENINGKATAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR
DALAM ALOKASI INDIKATIF RPJMN 2005-2009 s.d 2015-2019
No Kementerian/ Lembaga RPJMN 2005 -2009
RPJMN 2010 -2014
RPJMN 2015 -2019
(Indikatif)
Kenaikan 2010 - 2019
1 Pekerjaan Umum 123.006,0 398.784,61 657.733,80 64,9% 2 Perhubungan *) 57.123,0 188.046,94 494.045,00 162,7% 3 Perumahan Rakyat 2.585,0 22.622,92 0,00 -100,0% 4 ESDM 27.990,0 83.991,35 97.306,10 15,9% 5 Kominfo 9.529,0 21.795,20 23.696,40 8,7% 6 BPLS 2.294,0 8.054,20 4.523,80 -43,8% 7 Basarnas - 9.116,51 10.339,10 13,4%
8 BPWS - 1568,8 1437,8 -8,4%
9 LPP RRI - 2872,7 1511,7 -47,4%
10 LPP TVRI - 2806,3 2350,6 -16,2%
Total Infrastruktur 221.929,0 739.659,53 1.292.944,30 74,8%
Slide - 17
Anggaran Infrastruktur, terutama Kementerian PU terus meningkat tajam.
RPI2JM Sebagai Alat Koordinasi dan Sinkronisasi
Prioritas Pusat (RPJMN) dan Daerah
ARAHAN SPASIAL PRIORITAS PROGRAM INFRASTRUKTUR NAS/PROV/KAB/KOTA RENCANA TERPADU SINKRONISASI PROGRAM IDENTIFIKASI SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN 2 1 3 4 5 6
Indentifikasi arahan spasial mengacu Pada :
Rencana Tata Ruang Nasional dan Wilayah
Rencana Pembangunan Wilayah Dalam Buku III RPJMN 2015
Rencana Induk Sektroral
Indentifikasi Prioritas Program Infrastruktur mengacu Pada :
Sasaran, Arahan dan Strategi Pembagunan Infrastruktur dalam Buku II RPJMN 2015
Sasaran, Arahan dan Strategi Pembagunan Infrastruktur dalam RPJMD Propinsi dan Kab/kota
Melakukan integrasi arahan spasial pengembangan wilayah dengan program prioritas pembangunan infrastruktur di provinsi dan/atau kabupaten/kota.
Penyerasian program prioritas pembangunan
infrastruktur dari aspek lokasi, waktu, dan kebutuhan indikatif pembiayaan.
Mengidentifikasian bentuk atau wujud pembiayaan penganggaran RPI2-JM.
Inisiasi pelaksanaan RPI2-JM ke dalam penganggaran publik tahunan, yaitu Kementerian/Lembaga, SKPD, atau pembiayaan kerjasama (dengan swasta)
PERAN BAPPENAS
• Melakukan Koordinasi Nasional Penyusunan RPI2-JM
• Mengindentifikasi dan Menetapkan Kegiatan-Kegiatan Dalam Dokumen RPI2-JM Berdasarkan Kesesuaian dengan:
1. Agenda dan Sub Agenda Nawacita 2. Arah Kebijakan Pembangunan Bidang 3. Strategi Pembangunan Bidang 4. Rencana Induk Sektoral 5. RPJMD Propinsi, Kab/Kota
6. Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria) 7. Waktu Penyelesaian Tahun 2019
• Melakukan Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Prioritas dalam Dokumen RPI2-JM
PERAN KL
• Melakukan pemuktahiran draft daftar kegiatan RPI2JM dengan memperhatikan dan mengindentifikasi:
1. Kesesuaian Kewenangan 2. Kondisi Eksisting Kegiatan 3. Kebutuhan Pembiayaan
4. Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria)
5. Perkiraan waktu pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan 6. Indentifikasi dukungan pemerintah daerah yang dibutuhkan
• Melakukan indentifikasi kegiatan yang akan diusulkan berdasarkan kesesuaian dengan:
1. Agenda dan Sub Agenda Nawacita 2. Arah Kebijakan Pembangunan Bidang 3. Strategi Pembangunan Bidang 4. Rencana Induk Sektoral 5. Kewenangan
6. Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria) 7. Waktu Penyelesaian Tahun 2019
•Melakukan Evaluasi dan Monitoring Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Prioritas dalam Dokumen RPI2-JM
PERAN PEMERINTAH PROVINSI
• Melakukan koordinasi pembahasan kegiatan RPI2-JM di daerahnya bersama-sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
PRIORITAS INFRASTRUKTUR
DALAM RKP 2016
Permasalahan utama yang
menghambat percepatan realisasi investasi adalah adanya
keterbatasan infrastruktur
, termasuk pasokan listrik.
Pemenuhan
ketersediaan infrastruktur
merupakan salah satu
prasyarat utama
yang harus
dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.
Pembangunan berkualitas :
Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan
mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah.
Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan
keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang
berkelanjutan.
Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk
mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan,
kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri
dengan sasaran kelompok sosial
yang luas dan sasaran wilayah yang meningkatkan pemerataan.
Mempercepat
Pembangunan Infrastruktur
untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan
yang
Berkualitas
20
KEBUTUHAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR 2016
291,72
170,30
121,41
50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00
Kebutuhan Prioritas Pagu Indikatif 2016 Gap Pembiayaan
No Kementerian/Lembaga Kebutuhan Prioritas Pagu Indikatif 2016 Gap Pembiayaan
1 Kemen ESDM 19.107,2 13.295,9 5.811,3
2 Kemen Perhubungan 98.259,4 49.635,9 48.623,5
3 Kemen PU Pera 164.776,8 99.311,0 65.465,8
4 Kemen Kominfo 4.410,8 4.221,2 189,6
5 BPLS 901,4 821,2 80,2
6 Basarnas 2.056,9 2.056,9 -
7 BPWS 265,8 260,2 5,6
8 LPP RRI 567,2 274,4 292,8
9 LPP TVRI 1.371,5 426,7 944,8
TOTAL 291.717,0 170.303,4 121.413,6
•
Kebutuhan Pendanaan APBN Infrastruktur
Tahun 2016 mencapai 291,72 Triliun.
Sementara alokasi pagu indikatif hanya
Rp. 170,3 Triliun
•
Terdapat Gap pendanaan sebesar Rp.
121,4 Triliun
22
Potensi Permasalahan/Tantangan:
KETERBATASAN KETERSEDIAAN DAN KEMAMPUAN SDM (KONTRAKTOR, KONSULTAN, DLL)
Dalam Tahap Penyiapan Proyek
Penyusunan Prastudi Kelayakan meliputi
Outline Business Case
(OBC) dan
Final Business Case
(FBC) dibutuhkan sekurang-kurangnya:
•
Tenaga Ahli Bidang Hukum, Tenaga Ahli Bidang Teknis (
Engineering
), Tenaga Ahli Bidang
Ekonomi, dan Keuangan, Tenaga Ahli Bidang Lingkungan, Tenaga Ahli Bidang Sosial.
Dalam Tahap Transaksi Proyek
Penyusunan Dokumen Lelang dan Pendampingan Tim Lelang dibutuhkan sekurang-kurangnya:
•
Tenaga Ahli Pengadaan (
Transaction Advisor
), Tenaga Ahli Hukum, Tenaga Ahli Bidang
Teknis (
Engineering
), Tenaga Ahli Bidang Ekonomi, dan Keuangan.
Dalam Tahap Perjanjian Kerjasama
Finalisasi dan Negosiasi Dokumen Perjanjiann Kerjasama dibutuhkan sekurang-kurangnya:
•
Tenaga Ahli Hukum (
Transaction Advisor
), Tenaga Ahli Bidang Teknis (
Engineering
), Tenaga
Ahli Bidang Ekonomi, dan Keuangan.
Dalam Tahap Manajemen Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama
Dimana ada gula
disitu ada semut...
Rencana pembangunan
infrastruktur pada periode RPJM
2015-2019 memerlukan dana
sekitar Rp 5.500 triliun.
Hal ini tentunya akan
menarik minat para insinyur
manca negara, khususnya
MEA, untuk bekerja di
Indonesia
SIAPKAH INSINYUR KITA
MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL?
BISAKAH KITA MENJADI TUAN RUMAH
DI NEGERI SENDIRI?
Negara
PDB
(Atas dasar harga berlaku thn 2012)
GCI
(Indeks Kompetisi Global 2013-14 dari 148 negara)
$ miliar % Total Ukuran Pasar
Indonesia 876.72 38% 38 15
Thailand 365.97 16% 37 22
Malaysia 305.26 13% 24 26
Singapore 286.91 12% 2 34
Philippines 250.24 11% 59 33
BCLMV 242.91 10% - -
ASEAN 2,328.01 100%
AKTIVITAS EKONOMI TERBESAR: Seberapa besar daya tarik tersebut
dapat dilihat pada tabel PDB yang menunjukkan 38% aktivitas ekonomi
ASEAN berada di Indonesia.
• BCLMV: Brunei Darussalam, Cambodia, Lao, Myanmar, Vietnam
• Sumber:
• PDB diolah dari WDI, Bank Dunia, Des. 2014;
• GCI dikutip dari ASEAN GCI 2014
PELUANG PASAR LUAS: Di samping itu juga dapat dilihat dari sisi Indeks Kompetisi Global untuk Pilar Ukuran Pasar, Indonesia
menempati ranking 15 dari 148 negara. Bandingkan dengan negara ASEAN lain yang pada posisi ranking > 22.
Tetapi KURANG MAMPU BERKOMPETISI: Namun di sisi lain, Indonesia (38) dianggap kurang mampu berkompetisi dibanding
Singapura (2), Malaysia (24) dan Thailand (37).
Untuk memastikan pencapaian target-target besar diperlukan pemikiran baru terkait
dengan:
•
Outsourcing
untuk Pengadaan Barang melalui
Procurement Agent
tanggung jawab dan
pengawasan oleh Kemen PU Pera
•
Dalam hal Pengadaan: untuk menghindari adanya
re-tender
dapat dimungkinkan adanya
Prakualifikasi dari awal.
•
Pembentukan
Project Management Office
(PMO) dan
Project Management Unit
(PMU)
Procurement Agent
Engineering Procurement and Construction (EPC)
Desain and Build
•
Creative Financin
g, seperti PPP, Hibah, DAK, dan Sumber pendanaan lain di luar APBN.
•
Perkuatan
Koordinasi dengan Donor
untuk mengantisipasi permasalahan tata kelola
Proyek PHLN (NOL Proyek, dll)
•
Perkuatan
Kerjasama antara Pusat dan Pemda
baik dalam Pendanaan maupun kebijakan
lainnya.
•
Perkuatan DAK Infrastruktur
(Transportasi, Sumberdaya Air, Perumahan, dan Air Minum
dan Sanitasi) baik untuk penanganan Jalan provinsi, kabupaten/kota dan non status serta
rehabilitasi jaringan irigasi, air minum dan sanitasi
melalui
peningkatan alokasi
dan
fokus pada upaya
mendukung prioritas nasional
.
Hal-Hal yang Menjadi Pemikiran:
•
Arah pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 berorientasi Kewilayahan dan
Pemerataan:
–
Dukungan pembangunan jalan dan jembatan tidak hanya jalan nasional, tetapi
juga jalan strategis dan Sub Nasional
–
Target pembangunan infrastruktur besar memerlukan ketersediaan lahan,
diperlukan dukungan pendanaan dari APBN Kementerian PUPera untuk
penyediaan lahan.
–
Kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk penyediaan lahan dan masalah
sosial dalam pembangunan infrastruktur ke-PU-an
–
Perkuatan sinergi dan integrasi perencanaan lintas sektor (pelabuhan, bandara,
kawasan industri, pariwisata, maritim, dan infrastruktur dasar)
–
Efisiensi dan efektifitas implementasi pembangunan infrastruktur berdasarkan
kebutuhan wilayah dan target pencapaian output (bukan pemerataan alokasi per
wilayah)
25
TERIMA KASIH
LAMPIRAN