Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
MUHAMMAD RIFAI NIM : 109051000030
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh
MUHAMMAD RIFAI NIM : 109051000030
Pembimbing
Dr. Armawati Arbi, M.Si NIP. 19650207 199103 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
i
Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta
Dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih. Kini, dakwah juga dapat dilakukan dengan menggunakan radio. Hal ini didukung oleh Pemerintah Daerah, Radio Jakarta Islamic Center 107,7 FM yang berada dibawah birokrasi Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta atau dikenal dengan nama Jakarta Islamic Center yang bertujuan membangun suara peradaban Islam. Guna menambah sisi spiritual, intelektual, dan keterampilan, salah satu usaha yang sifatnya membangun adalah melakukan kegiatan dakwah atau siraman rohani. Radio JIC sebagai media komunikasi massa mencoba melakukan sebuah siraman rohani dengan sajian acara “Hikmah”. Dari acara tersebut, diharapkan mampu sebagai media dakwah guna meningkatkan pengetahuan dan keimanan masyarakat muslim.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti melakukan penelitian di Radio JIC 107,7 FM Jakarta dan mengkhususkan pada program “Hikmah” tanggal 23-28 Januari 2013 edisi khusus Maulid Nabi Muhammad SAW dengan merumuskan sebuah pertanyaan yakni, isi pesan dakwah apa yang terkandung pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM dan apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM ?
Untuk mendapatkan data dan hasil yang maksimal, dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak dan apa adanya. Dalam proses pengumpulan data, peneliti menggunakan telaah teks program, melakukan observasi, wanwancara mendalam, kategorisasi, dan analisis data.
Dan selanjutnya metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi) dengan menggunakan model analisis isi Philipp Mayring, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk meneliti isi pesan yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi, dalam hal ini isi pesan dakwah.
ii
Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT
Tuhan yang Maha Agung yang dengan limpahan anugerah dan nikmat yang tak
terukur kepada kami selaku peneliti, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan
penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amin.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada diri
peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan
keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini.
Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan bantuan dari
banyak pihak baik moril maupun materi, sehingga banyak ucapan terimakasih peneliti
ucapkan kepada:
1. Keluarga tercinta, Ayahanda Sukmawardi dan Tedjo prabowo, ibunda
Aida Warni dan Ernalyta, serta kakak-kakak tercinta Nursari Dewi,
Mariana dan adik-adik tersayang Trisna Yati, Mhd. Luthfansyah, Luthfiya
Nurpranita, dan Muhammad Faiz. Yang telah memberikan dukungan berupa materi serta do’a yang tulus dan menjadi motivasi bagi peneliti.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
iii
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.SI yang
telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama peneliti berada
di kampus ini;
4. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi
Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan nilai
akademis di kampus tercinta ini;
5. Dr. Armawati Arbi, M.Si selaku pembimbing yang telah membimbng
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
6. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah
memberikan wawasan ke-ilmuan, mendidik dan mengarahkan peneliti
selama peneliti berada pada masa kuliah;
7. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang
menunjang untuk skripsi ini;
8. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai literature yang
menunjang untuk skripsi ini;
9. Seluruh pihak Radio JIC 107,7 FM Jakarta yang telah membantu peneliti
iv JIC, dan seluruh crew Hikmah.
10. Sahabat-sahabat KPI A angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan
dan ikatan persahabatan serta keluarga kecil selama peneliti berada di
masa kuliah, kebahagiaan serta keakraban yang tidak akan terlupakan.
11. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada mereka semua.
Peneliti merasa perlu memberikan ucapan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan, semangat, serta do’a yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar harapan peneliti
bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi
pembaca. Amin
Jakarta, 29 Juli 2013
v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Tinjauan Pustaka ... 7
F. Kerangka Konsep ……… 9
G. Metodologi Penelitian ... 9
H. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pesan Dakwah ... 16
B. Dakwah Dzatiyah ... 19
C. Media Dakwah Radio ... 20
D. Analisis Isi kualitatif ... 23
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO JIC 107,7 FM A. Gambaran Umum Radio JIC ... 26
B. Visi dan Misi ... 27
C. Struktur Organisasi ... 28
vi
G. Segmentasi ... 33
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Isi Pesan Dakwah Acara Hikmah ... 36
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 73 B. Saran ... 74
1 A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah Agama yang menyerukan kepada Amar Ma‟ruf Nahyi
Munkar, atau dengan kata lain Islam adalah agama dakwah. Sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125:
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl : 125).1
Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah
untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Alquran adalah sumber
informasi mengenai keagamaaan (Islam) dari Tuhan kepada umat manusia
sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rasulullah SAW.
“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR. Al-Bukhari),
Hadits di atas merupakan hadits yang memerintahkan kita untuk
menyampaikan sesuatu yang berasal dari Rasul, walaupun hanya satu ayat kepada
orang lain. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan untuk
menyebarkan informasi yang berasal dari beliau.2
Dalam era globalisasi ini keberadaan media massa membawa pengaruh
luas dibanding dengan komunikasi tatap muka. Besarnya eksistensi media
komunikasi yang berakibat pada kebutuhan informasi yang besar bagi
masyarakat. Radio sebagai salah satu media memiliki peranan penting dalam
hal tersebut.
Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam
mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya media
penyiaran memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi
pada umumnya dan khususnya ilmu komunikasi massa.3
Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama
hampir satu abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi
persaingan keras seperti dengan bioskop, dan televisi. Radio telah beradaptasi
dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling
menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya. Kelebihan dari media
massa elektronik radio siaran ini adalah berada dimana saja. Kemampuan yang
tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan
kegiatan-kegiatan yang lain sekalipun atau bahkan sedang menikmati media
massa lainnya. Radio melibatkan dan merangsang imajinasi, dimensi waktu
dan ruang bisa dikembangkan. Secara potensial radio memungkinkan untuk
2
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit AMZAH, 2009), h. vii-viii.
menjangkau seluruh penduduk, bahkan penduduk miskin sekalipun, dan
dengan biaya sedikit.4
Di dalam proses komunikasi sosial, peran ideal radio sebagai media publik
adalah mewadahi sebanyak mungkin kebutuhan dan kepentingan
pendengarnya. Ada tiga bentuk kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan
hiburan. Tidak terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat
radio kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya akan
digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka.5
Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang
dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang
dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan berita-berita penting dan baru,
masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan sebagai media
pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif.6 Semua alat yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai pendidikan dan
pengajaran agama kepada orang lain, segala sesuatu atau benda dapat dipakai
sebagai media pembelajaran agama seperti; papan tulis, buku pelajaran,
buletin board atau display, film atau gambar hidup, radio pendidikan, televisi
pendidikan, komputer, karyawisata, dan lainnya.7
Sebagaimana yang kita ketahui para Nabi menyebarkan agama kepada
kaumnya atau kepada umat manusia bertindak sebagai guru-guru yang baik
Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi program Radio, (Jakarta: Pengurus Pusat HPPI Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999), h. 272.
5
Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, h. 2. 6
Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: 2002, Ciputat Pers), h. 38. 7
dan sebagai pendidik keagamaan yang agung. Usaha Nabi dalam menanamkan
akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya,
dengan menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi
sendiri dan dengan jalan memberikan contoh teladan yang baik (uswatun
hasanah).8
Seiring dengan perkembangan zaman maka dakwah yang dilakukan para Nabi dapat kita lanjutkan dengan berbagai bentuk dan cara agar para mad’u
tertarik untuk mengikuti dakwah yang disajikan baik dari media televisi,
internet maupun radio. Salah satu bentuk pelaksanaan dakwah melalui media
massa adalah dakwah melalui radio, seperti halnya dilakukan oleh radio
Jakarta Islamic Center 107,7 FM. Pesan dakwah dikemas dalam bentuk acara siaran radio dalam program “Hikmah”. Adanya acara tersebut diharapkan
mampu menjadi media pembelajaran sekaligus media dakwah guna
meningkatkan mutualisme mentalitas anak bangsa.
Radio JIC 107,7 FM Jakarta merupakan radio yang memposisikan diri
sebagai radio muslim untuk menjadi suara peradaban Islam masa depan.
Radio JIC 107.7 FM – 1080 AM didirikan oleh Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic
Centre. Dengan visi Jakarta Islamic Centre (JIC) menjadi Pusat Peradaban
Islam, eksistensi Radio JIC diidealkan dapat menjadi suara peradaban Islam.
Program acara Radio JIC dikemas dalam bentuk radio pendidikan yang
melingkupi konsepsi 3-H (Head, Heart, Hand) yakni pendidikan yang
8
menggugah intelektual, spiritual dan keterampilan (skill) namun tetap dalam
bingkai komunitas masyarakat muslim berbasis kemasjidan.
Sebagian besar program-program acara yang disajikan di radio JIC FM
adalah program News dan Lifestyle (musik & entertainment). Kemudian JIC
FM yang notabene merupakan radio News dan Lifestyle, membuat acara “Hikmah”. Acara ini berupa acara tentang kisah-kisah teladan muslim yang
didalamnya terdapat suatu isi pesan dakwah yang durasi waktu tayangnya
mulai pukul 20.30 sampai 22.30 WIB setiap Senin-Jum’at.
Pada program Hikmah, cara penyampaian materinya dekat sekali dengan
nilai-nilai ke Islaman serta kajian-kajian mengenai kisah-kisah teladan Islam.
Ditambah dengan penyiar yang sangat terlihat komunikatif dan sangat
menguasai materi-materi yang ingin disampaiakan. Atas dasar alasan itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai program Hikmah
tersebut.
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan diberi judul: “Analisis Isi Pesan Dakwah
Program Hikmah di Radio JIC 107,7 FM Jakarta”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian yang
penulis lakukan lebih terarah dan terperinci. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka penelitian ini dibatasi pada program acara Hikmah yang hanya fokus
pada Sender (Komunikator) dan massage (pesan) dan tidak pada chanel,
Dan data akan dianalisis dengan menggunakan analisis isi. Diantara sekian
banyak model analisis isi, yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah
analisis isi model Philipp Mayring.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Isi pesan dakwah apa saja yang terkandung pada program “Hikmah” di
Radio JIC 107,7 FM Jakarta?
b. Apa kecenderungan isi pesan dakwah pada program “hikmah” di Radio
JIC 107,7 FM?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan dakwah apa saja
yang terkandung dalam program hikmah dan apa kecenderungan isi pesan
dakwah pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta.
D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis
Menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan ilmu komunikasi
khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
wawasan dalam penerapan strategi dakwah dalam media massa yang sesuai
dengan kemajuan teknologi sehingga dapat menopang kebutuhan masyarakat
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian
masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar, para praktisi dakwah dan lainnya
bahwa kita sebagai seorang Muslim ikut berperan dalam mensosialisasikan
nilai-nilai Islam. Terutama bagi pengelola stasiun-stasiun radio yang
menjadikan radio sebagai salah satu sarana dakwah.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian analisis isi ini juga telah dilakukan oleh beberapa
mahasiswi Universitas Islam Negeri, Jakarta. Khususnya
mahasiswa-mahasiswi pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penulis
merujuk pada beberapa judul skripsi yang berkaitan, diantaranya, Analisis Isi Pesan Dakwah pada Rubrik “Panggilan Ka’bah” Koran Tempo. Berisi tentang
analisis isi pesan dakwah terhadap rubrik yang bercerita tentang ibadah haji,
oleh Dian Komalasasi. Persamaan dengan skripsi saya yaitu sama-sama
menganalisis isi pesan dakwah tetapi perbedaannya pada bentuk kategorisasi.9
Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio Elgangga
100,3 FM Bekasi. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah pada radio swasta
yang berada di daerah Bekasi. Program acara religius yang ditujukan untuk
orang-orang dewasa yang disiarkan rutin setiap hari, yaitu program Kopiah
oleh Fifit Fitriyansyah, persamaan dengan skripsi saya yaitu menganalisis isi
pesan pada program di radio, tetapi perbedaannya pada jenis isi pesan yang
diambil.10
Dan Analsisi Isi Pesan Dakwah pada Program “Suara Rohani” di Radio
Suara Edukasi 1440 AM-Ciputat. Berisi tentang analisis isi pesan dakwah
dzatiyah, dakwah profesional, dan dakwah melalui profesi. Persamaan dengan
skripsi saya yaitu sama-sama menganalsis isi pesan dakwah pada program
radio, tetapi perbedaannya juga pada kategori yang diambil.11
E. Kerangka Konsep
Fifit Fitriyansyah, “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program “Kopiah” di Radio
Elgangga 100,3 FM –Bekasi,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010).
Annisa Balqis, “Analisis Isi Pesan Dakwah Program “Suara Rohani” di Radio Suara Edukasi 1440 AM-Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
RADIO JIC
Dakwah Dzatiyah : a. Al-qalbu b. Al-aql c. An-nafs d. Ar-ruh e. Al-fitrah
Menurut Psikologi Islam, manusia dilengkapi dengan sejumlah aspek dan
dimensi psikis manusia, yaitu aspek jismiah, aspek nafsiah (jiwa), dan aspek
ruhaniah (spiritual) dan beberapa dimensi, yaitu dimensi al-nafs (elemen
dasar psikis manusia yang menguraikan jiwa manusia), al-aql (kemampuan
mengendalikan sesuatu, baik berupa perkataan, pikiran maupun perbuatan),
al-qalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu berubah-ubah dalam menentukan
suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang menyebabkan jiwa
manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang bersifat
spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau keyakinan
agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama tauhid,
yaitu mengesakan Tuhan).12
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi
(content analisis). Metode ini merupakan metode yang sering digunakan
dalam mengkaji pesan-pesan dalam suatu media. Analisis isi dapat digunakan
untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita radio,
iklan televisi serta bahan-bahan dokumentasi lainnya.13
Sejalan dengan definisi tersebut, Analisis Isi Kualitatif mencoba untuk
menggunakan kekuatan metodologi analisis isi dan penelitian komunikasi
untuk menganalisa secara sisitematis sejumlah materi tekstual tapi dengan
elaborasi langkah-langkah analisis kualitatif. (Mayring, 2000: 6)
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh
informasi.14Yang menjadi subjek penelitian adalah tim radio JIC 107,7 FM
Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah program
Hikmah. Sumber data didapat dari radio JIC 107,7 FM sebagai stasiun radio
yang menyiarkan program Hikmah tanggal 23-28 Januari 2013 edisi khusus
Maulid Nabi Muhammad SAW serta mereka yang memberikan informasi
mengenai objek penelitian.
3. Tahapan Penelitian
Prosedur dalam melakukan penelitian ini adalah a). Pengumpulan data, b).
Pengolahan data, dan c). Analisis data.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data-data melalui berbagai
instrumen sebagai berikut:
13
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2004), Cet. Ke-1. hal.79.
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik dalam upaya menghimpun data yang akurat
untuk keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu, yang
sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian.15
Keunggulan utama wawancara adalah memungkinkan peneliti
mendapatkan jumlah data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena
wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerja sama yang baik antara
pewawancara dan yang di wawancarai sangat diperlukan.16 Wawancara
dilakukan kepada Penyiar dan Produser.
2. Telaah Teks Program
Selain wawancara, penulis mencoba menggali informasi/data secara lebih
mendalam lagi, yaitu melalui telaah rekaman program. Setelah itu rekaman
program tersebut penulis transkip kedalam teks. Begitu juga dengan data-data
lainnya seperti data wawancara, penulis mencoba tuangkan ke dalam bentuk
teks, kemudian penulis analisis dan mengambil kesimpulan.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan
manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan, dengan observasi akan
diperoleh sebuah gambaran yang jelas tentang kenyataan.17Observasi ini
dilakukan selama bulan Desember sampai Januari 2013. Karena untuk
mengetahui proses produksinya maka dilakukan waktu yang cukup lama.
Wardi Bhatiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), Cet. 1, h. 72. 16
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), Cet. 1, h. 225.
17
Dalam teknik observasinya, peneliti menggunakan observasi yang bersifat
langsung dan tidak langsung. Langsung yakni dengan melakukan kunjungan
serta mengikuti pelaksanaan program Hikmah di radio JIC 107,7 FM Jakarta,
dan tidak langsung dengan mendengarkan serta mengamati pada program
Hikmah di radio yang dimaksud.
Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.18Teknik yang
peneliti gunakan dalam observasi ini sifatnya pengamatan.
Menurut M. Q. Patton (1980: 123-126), peneliti yang melakukan
pengamatan akan mendapatkan manfaat seperti (a) pandangan yang holistik
dan menyeluruh, (b) membuka kemungkinan melakukan penemuan atau
discovery, (c) dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
(d) dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh
responden, (e) dapat memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai
objek yang diteliti, (f) mendapatkan kesan-kesan pribadi.19
Observasi dilakukan langsung oleh peneliti untuk mendapatkan data
mengenai Program Hikmah. Dan untuk itu, penulis mengadakan kunjungan
langsung ke radio JIC 107,7 FM Jakarta tepatnya di Jalan Kramat Jaya , Koja,
Jakarta Utara.
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 10, h. 240.
4. Kategorisasi
Kategorisasi merupakan instrumen dalam penelitian analisis isi materi.
Dalam penelitian ini, peneliti mengkategorisasikan pesan-pesan dakwah yang terkandung pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM.
Kategorisasi, penyusunan berdasarkan kategori; penggolongan. Proses dan
hasil pengelompokan unsur bahasa dan bagian pengalaman manusia yg
digambarkan ke dalam kategori.20
5. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumen-dokumen yang
relevan dan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Yaitu mempelajari dan
menganalisa bahan-bahan berupa tulisan atau gambar yang diambil dari
foto-foto, rundown, arsip berupa diktat, dan lain sebagainya untuk penguat atas
kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan interview. Dalam hal ini
yaitu data-data, foto-foto, arsip-arsip yang berhubungan dengan program
Hikmah, seperti rundown, foto wawancara dan studio siaran, yang dapat
memperkuat data penelitian, data ini dapat diperoleh langsung dari dokumen
yang ada di radio JIC 107,7 FM Jakarta.
b. Pengolahan Data
Dalam melakukan pengolahan data, penulis mencoba menyederhanakan
dan mengolah data, maka data yang ada dimasukkan ke dalam bentuk tabel,
bagan, roda jam siar, dan foto-foto.
20
c. Analisis Data
Berangkat dari permasalahan di atas, penelitian ini akan menggunakan
teknik analisis isi kualitatif Philipp Mayring yang mengemukakan ide dasar analisis isi kualitatif dalam bidang komunikasi yang didasarkan atas empat hal. Keempat hal tersebut adalah a). menyesuaikan materi ke dalam model komunikasi, b). Aturan analisis, yaitu materi yang dianalisis secara bertahap mengikuti aturan prosedur, yaitu membagi materi ke dalam satuan-satuan c). kategori adalah pusat dari analisis. Aspek-aspek interpretasi teks mengikuti pertanyaan penelitian, dimasukan ke dalam kategori. Kategori ini ditemukan dan direvisi di dalam proses analisis, dan d). Kriteria kredibilitas dan validitas.
A. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun
dengan membagi menjadi lima bab:
BAB I PENDAHULUAN: Dalam bab inimembahas mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian,
tujuan dan manfaat dari penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep,
metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS: Dalam bab ini membahas definisi pesan dakwah, media dakwah yaitu radio, pengertian analisis isi kualitatif.
BAB III PROFIL STASIUN RADIO JIC FM: Membahas gambaran umum radio JIC FM, sejarah dan perkembangan radio JIC FM, visi dam misi radio
JIC FM, struktur organisasi di radio JIC FM, program-program acara di radio
JIC FM, alamat radio, logo radio, laporan pendengar, segmentasi, dan
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN: Dalam bab ini membahas isi pesan dakwah yang terdapat dalam program Hikmah di radio JIC FM.
BAB V PENUTUP: Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat,
kemudian ditambah dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pesan Dakwah
Pesan merupakan inti atau perumusan tujuan dan maksud dari komunikator
kepada komunikan. Dan pesan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam
proses komunikasi. Agar pesan dapat diterima dengan baik, maka pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan harus menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti.21 Dalam hal ini penyampaian pesan-pesan dakwah harus pula
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh khalayak, karena hal tersebut sangat
berpengaruh pada penerimaan isi pesan-pesan yang disampaikan oleh pada da‟i.
Sementara Dakwah adalah, “Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab,
yaitu da‟a, yad‟u, da‟wan, du‟a, yang diartikan sebagai mengajak/menyeru,
memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan.”22
Kata dakwah juga berarti do’a (al-du‟a), yakni harapan, permohonan kepada
Allah swt atau seruan (al-nida‟). Doa atau seruan pada sesuatu berarti dorongan atau
ajakan untuk mencapai sesuatu itu (al-du‟a ila al-syai‟ al-hatsts „ala qasdihi).23
Dakwah pada hakikatnya adalah merupakan upaya untuk merubah suatu keadaan
tertentu menjadi keadaan lain yang lebih baik menurut tolak ukur ajaran Islam.24
Untuk itu, pesan dakwah adalah upaya yang memiliki tujuan mengubah keadaan
orang lain kepada dengan lebih baik menurut syariat Islam yang berisikan ajakan
untuk beriman kepada Allah SWT.
21
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), Cet. Ke-1. hal. 8.
22
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Penerbit Rahmat Semesta, 2006), Cet. ke-2, hal.17.
23
A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta: PT. Penamadani. Jakarta , 2008), Cet ke-2. hal. 144.
24
Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah sebuah pernyataan yang bersumber
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah baik yang tertulis maupun dengan pesan-pesan
tersebut.25 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan mengandung
arti perintah, nasihat, amanat yang disampaikan orang lain.26
Menurut H. A. W. Widjaja pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan
komunikator,27 sedangkan lain halnya dengan Onong Ucahyana Effendi mengatakan
bahwa pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh
komunikator.28
Dengan demikian pesan dakwah adalah sesuatu yang disampaikan oleh da‟i
kepada mad‟u dengan muatan materi yang berisikan tentang aqidah, syari‟ah, dan
akhlaq, sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
mustami‟i (pendengar). Pesan dakwah harus disampaikan dengan ke-Ilmuan yang
cukup, karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan Ilmu yang minim maka
makna yang disampaikan akan memiliki berbeda makna, atau pergeseran makna.
Dengan demikian materi yang disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan
yang lebih membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut
berkelanjutan menjadi sesuatu yang dianggap benar.
Adapun pesan-pesan dakwah di sini adalah pesan-pesan dari pada komunikasi
yang bersumber dari Al-Qur’an. Sebagaimana firman-Nya :
25
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1987), Cet. Ke-1. hal. 43.
26
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hal- 761.
27
H. A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2. hal. 32. 28
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”. (Q.S. Al-Ahzab : 39).
Untuk itu, agar pesan dakwah yang disampaikan da‟i kepada mad‟u dapat
diterima, maka menurut Wilbur Schramm memiliki beberapa kriteria pesan di
antaranya:
Pesan hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menarik
perhatian mad‟u;
Pesan hendaknya dapat membangkitkan kebutuhan pribadi mad‟u,
sekaligus menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhannya
itu;
Pesan hendaknya dapat menawarkan suatu jalan yang relevan dengan
situasi di mana kelompok mad‟u itu berada.29
Untuk itu pesan dakwah yang disampaikan da‟i pada mad‟u pada dasarnya
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama30 yang meliputi akidah,
syari‟at dan akhlak. Hal yang perlu disadari adalah bahwa ajaran yang diajarkan itu
bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun
bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam agar mampu memanifestasikan
akidah, syari’at, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan
sehari-hari.
29
M. Hasan Tholchah. Dinamika Kehidupan Religius, (Jakarta: LF. Putra, 2004) .hal. 27.
30
Dengan demikian, pesan dakwah yang disampaikan oleh da‟i kepada mad‟u
haruslah dikemas dengan cara menarik dan menggunakan metode yang sesuai di
mana dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti
mampu memecahkan masalah yang kekinian dan tengah hangat dibicarakan di
masyarakat. Faktual dalam arti konkret dan nyata, serta kontekstual dalam arti
relevan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Karena
dakwah bukanlah sebuah perjalanan yang mudah, banyak rintangan yang perlu
dihadapi dari berbagai macam kalangan termasuk kalangan Islam sendiri.
Sedangkan Ari Ginanjar Agustian merumuskan akidah tersebut dengan 165, yang
mengkaji bagian dari ajaran Islam yakni 1 ihsan, 6 rukun iman, dan 5 rukun Islam
yang dia rumuskan dengan “ESQ way 165″. Hal ini merupakan sebuah hal yang
sangat menarik karena Ari Ginanjar mengkaji Islam dari segi ihsan, rukun iman dan
rukun Islam yang merupakan wilayah aqidah dengan penjelasan yang berisi tentang
pemaknaan ihsan, rukun iman dan rukun Islam dalam peningkatan diri manusia
menjadi lebih baik31. Wilayah aqidah ini biasanya merupakan wilayah yang akan
jarang dikaji karena merupakan konsep paling sensitive dalam akidah Islam.
B. Dakwah Dzatiyah
Dakwah dzatiyah adalah dakwah kepada diri sendiri melalui pendekatan
komunikasi di dalam diri. Di dalam ilmu komunikasi dakwah dzatiyah dapat
dikatakan sebagai komunikasi intrapribadi dan. Kata dzatiyah dapat dikatakan
sebagai tarbiyah dzatiyah. Abdul bin Abdul Aziz Al-Aidin mendefinisikan tarbiyah
dzatiyah ialah tarbiyah (pembinaan) seseorang terhadap diri sendiri dengan dirinya
sendiri.32
31
Ari Ginanjar, ESQ, Jakrta: ARGA, 2005. 32
Baharuddin menambahkan, di dalam diri manusia dilengkapi dengan sejumlah
dimensi, yaitu dimensi al-jism, al-nafs (elemen dasar psikis manusia yang
menguraikan jiwa manusia), al-aql (kemampuan mengendalikan sesuatu, baik berupa
perkataan, pikiran maupun perbuatan), al-qalb (suatu keadaan rohaniyah yang selalu
bulak-balik dalam menentukan suatu ketetapan hati), al-ruh (dimensi spiritual yang
menyebabkan jiwa manusia dapat dan memerlukan berhubungan dengan hal-hal yang
bersifat spiritual), dan al-fitrah (suatu kecenderungan alamiah manusia atau
keyakinan agama, bahwa manusia sejak lahirnya telah memiliki fitrah beragama
tauhid, yaitu mengesakan Tuhan).33
C. Media Dakwah Radio
1. Pengertian Radio
Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana
International (1983: 121a), radio is mean of communication that tillies on the use of
electromagnetic waves propagates through space the speed of light. The electronic
wave used for radio communication are similiar to light and heat waves, but
generally much lower in frequency (radio adalah alat komunikasi yang menggunakan
gelombang eektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya.
Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan
cahaya dan gelombang panas, tetapi frequensinya lebih rendah).34
Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran (pengiriman)
suara/bunyi melalui udara (1982: 791). Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford
Dictionary of Current English, mendefinisikan, radio transmission reception of
messages by electronic waves without connecting wires (radio adalah pengiriman dan
33
Baharuddin, Ibid.
34
penerimaan pesan-pesan oleh gelombang elektronik tanpa sambungan kabel). Lebih
lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha Jiwapraja (1980: 80) menyatakan, radio
adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan
kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di
mobil dan sebagainya. Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk
mengirim warta/pesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang yang
mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkan.35
Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi ditelinga atau
pendengaran. Radio juga menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan
kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi
pendengar melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar
hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar
radio. Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama dalam
memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan kekuatan yang
dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar.36
Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, seperti dalam
Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga (1996: 93), radio adalah alat komunikasi
massa yang menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi, (Lee, 1965). Suatu
pemancar radio yang sedang in operation tidak membawa pengaruh apa-apa pada
audiens/pendengar kalau gelombang-gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang
berarti, entah itu berupa sinyal-sinyal, kata-kata terucapkan, maupun nada-nada, atau
sesuatu yang berirama (Kertapati, 1981).
35
Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, (Yogyakarta: Atmajaya, 1998) Cet. 2 h. 69.
36
2. Radio Sebagai Media Dakwah
“Radio adalah suara. Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak
dan stimulasi yang dikoneksikan kepadanya oleh khalayak.37” Radio adalah suatu
perlengkapan elektronik yang diciptakan berkat kemajuan dalam bidang teknologi
modern. Melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa,
kejadian-kejadian yang penting dan baru, masalah dalam kehidupan dan acara-acara
rekreasi yang menyenangkan, semuanya dipancarakan dari stasiun radio tertentu.”38
“Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat,
dan bisa dibawa atau didengarkan dimana-mana. Radio berfungsi sebagai media
ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio memiliki kekuatan
terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi
begitu banyak suara, dan berupaya menvisualisasikan suara penyiar ataupun
informasi faktual melalui telinga pendengarnya.”39
Tujuan penyiaran program di radio siaran secara tradisional adalah untuk
memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to
educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan dorongan perubahan diri
(provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation).40
Sementara media berasal dari bahasa latin yaitu median yang berarti alat atau
perantara untuk menyampaikan dakwah. Sedangkan menurut istilah, media adalah
“segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan
37
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LKis, 2004), hal. 16. 38
Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: Penerbit citra aditya bakti, 1994), Cet ke-7, hal. 107.
Masduki, Jurnalistik Radio; Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: Penerbit LKis, 2006), Cet ke-4, hal. 9.
40
tertentu.”41
Menurut Hamzah Yakub, media dakwah diklasifikasikan menjadi lima
jenis yaitu:42
1. Lisan, merupakan media yang paling mudah mempergunakannya melaljui
lidah dan suara.
2. Tulisan, media ini berfungsi untuk menggantikan keberadaan da’I dalam
proses dakwah. Tulisan dapat menjadi alat komunikasi da’I dan mad’u
3. Lukisan atau gambar, media ini berfungsi sebagai penarik.
4. Audio visual, media ini dapat merangsang undera penglihatan dan
mpendengaran mad’u.
5. Akhlak, yaitu langsung diaplikasikan dalam tingkah laku dai’
D. Analisis Isi Kualitatif
Menurut Wazer dan Wiener, analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang
disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Krippendorf,
analisis isi adalah suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat
ditiru dari data ke konteks.
Menurut Budd (1967), analisis isi adalah suatu teknik sitematis untuk
menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan
menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.
Sedangkan Putranto mendedinisikan analisis isi (content analysis) berhubungan
dengan komunikasi, tepatnya berhubungan dengan isi komunikasi. Penelitian dengan
menggunakan teknik analisis isi merupakan teknik penelitian alternativ bagi kajian
41
komunikasi yang pada umumnya cenderung lebih banyak mengarah pada penelitian
sumber (source) maupun penerima (receiver).43
Namun demikian, dalam analisis isi terdapat permasalahan yang timbul berkaitan
dengan pelaksanaan di lapangan, antara lain:
a. Sulit mendapatkan secara pasti sample yang representative
b. Seringkali mendapatkan definisi kerja yang baik pada topic yang sedang
dipelajari. Misalnya: apa itu kekerasan
c. Tidak selalu mudah mendapatkan unit yang dapat diukur, seperti susunan cerita
atau gambar komik, apa yang dilakukan orang terhadap film atau artikel majalah.
d. Sulit membuktikan kesimpulan yang tepat.
Tuntutan metodologis analisis isi pada dasarnya sama dengan penelitian ilmiah
pada umumnya. Tuntutan objektifitas dan sistematika merupakan prinsip yang lazim
dipakai dalam analisis isi. Objektifitas menuntut agar kategori-kategori analisis
didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat mengikutinya
dengan tingkat realibilitas yang tinggi. Dan tuntutan sistematika bertujuan untuk
mencegah penarikan kesimpulan oleh peneliti tidak adil artinya bukan hanya untuk
menyokong hipotesis peneliti semata.44
Penggunaan analisis isi dilakukan bila ingin memperoleh keterangan dari isi
komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan
untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu,
cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, dsb.
Dalam analisis isi kualitatif yang digunakan merujuk pada data reduksi kualitatif
yang akan mendapatkan suatu volume material kualitatif, disamping berusaha
Dodi M. Ghazali, Communication Measurement: Konsep dan Aplikasi Pengukuran Kinerja Public Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.85.
44
melakukan identifikasi inti konsistensi (core consistencies) dan makna yang
terkandung dalam kata-kata teks yang utama.
Karena itu diperlukan suatu analisis isi yang lebih mendalam dan detail untuk
memahami produk isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks social
atau realitas yang terjadi sewaktu pesan dibuat. Karena semua pesan (teks, symbol,
gambar dan sebagainya) adalah produk social dan budaya masyarakat. Inilah yang
BAB III
PROFIL RADIO JIC 107,7 FM JAKARTA
1. Gambaran Umum Radio JIC 107,7 FM
Radio JIC 107.7 FM – 1152 AM didirikan oleh Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Islam Jakarta, atau yang lebih dikenal dengan Jakarta Islamic
Centre. Dengan visi Jakarta Islamic Centre (JIC) menjadi Pusat Peradaban
Islam, eksistensi Radio JIC diidealkan dapat menjadi suara peradaban Islam.
Program acara Radio JIC dikemas dalam bentuk radio pendidikan yang
melingkupi konsepsi 3-H (Head, Heart, Hand) yakni pendidikan yang menggugah intelektual, spiritual dan keterampilan (skill) namun tetap dalam
bingkai komunitas masyarakat muslim berbasis kemasjidan.
Untuk peningkatan penyiaran dakwah dan pendidikan Islam melalui radio siaran, Jakarta Islamic Centre (JIC) sejak tahun 2006 telah memiliki sebuah stasion radio komunitas ( FM 107.7 MHz ) dengan izin terakhir No 800/1.817.3 tanggal 4 Mei 2011 ( izin radio harus diperpanjang setiap tahun ) yang dikeluarkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Provinsi DKI Jakarta. Radius siaran efektifnya hanya sekitar 3 ( tiga ) Kilometer.
Berdasarkan sumbangan seorang hamba Allah yang tidak mau disebut namanya, Jakarta Islamic Centre saat ini berhasil memiliki sebuah stasion radio non komunitas dengan Frekwensi AM 1080 KHz yang izinnya dikeluarkan oleh Departeman Kominfo Republik Indonesia. Izin Stasion Radio terakhirnya dikeluarkan pada tanggal 15 Januari 2012 sebagaimana terlampir.
Kepemilikan radio ini diperoleh melalui pengambil alihan seratus persen kepemilikan saham dari PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia. Dengan frekwesi tersebut, kini Jakarta Islamic Centre dapat melakukan siaran dengan jangkauan siaran untuk seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya. Saat ini Radio tersebut masih dalam proses uji coba siaran dengan kekuatan daya pancar 1 ( satu ) Kilowatt . Kekuatan daya pancar yang diinginkan adalah 10 ( sepuluh ) Kilowatt. Meskipun nama perusahannya PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia, namun dalam operasional siarannya radio ini sudah menggunakan nama udara “ Radio Jakarta Islamic Centre” ( Radio JIC ) – Suara Peradaban Islam.
2. Visi dan Misi Radio JIC FM
Pengelolaann radio Jakarta Islamic Centre dilaksanakan dengan Visi dan
Misi sebagai berikut :
a. V I S I : Mewujudkan pembangunan bangsa yang berakhlahkul karimah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
b. M I S I :
1. Meningkatkan ketaqwaan masyarakat kepada Allah SWT berdasarkan kemurniaan ajaran Al Quran dan Hadits .
2. Mengembangkan pemahaman syiar dan budaya islam.
3. Struktur Organisasi
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
RADIO JAKARTA ISLAMIC CENTRE
K O O R D I N A T O R P E N Y I A R / O P E R A T O R / N A R A S U M B E R
Ade Suhandi, S.Pd.
KA. STUDIO
H. Marhadi Muhayar, Lc., M.A.
R U P S
DEWAN KOMISARIS
Drs. H. Muhayat Drs. M. Sukanta As., M.Si.
DIREKTUR
Drs. H. Sjafruddin Madjid
BAGIAN UMUM
Paimun A. Karim
SUB BAG KEUANGAN
H. Herman S, BA.
SUB BAG TATA USAHA
Rina U.H, S.Sos.I.
SUB BAG PERIKLANAN
Arief SP.D
KA. SIARAN
Darmi Ar., S.Ag.
KA. TEKNIK
Boy Mahfuddin
KA. PRODUKSI
4. Program-Program Acara Radio JIC FM
URAIAN POLA ACARA SIARAN HARIAN
waktu Pagi/Dhuha) langsung dari
Acara ini yang menyajikan kegiatan dari masjid ke masjid di wilayah
Acara yang merupakan kerjasama dengan Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta yang berisikan penjelasan-penjelasan tentang kesehatan yang dijelaskan oleh dokter-dokter dari rumah sakit tersebut.
Bincang Muamalah (Kamis )
Acara ini berisikan bagaimana meningkatkan sumber daya ekonomi ummat berdasarkan prinsip ekonomi syariah.
Bincang Pendidikan ( Jumat)
Acara ini berisikan bagaimana meningkatkan pendidikan bagi anak sesuai dengan tuntunan Islam. Bincang Sehat
bersama RS Islam Sukapura Jakarta ( Sabtu )
Acara yang merupakan kerjasama dengan Rumah Sakit Islam Sukapura yang berisikan penjelasan-penjelasan tentang kesehatan yang dijelaskan oleh dokter-dokter dari rumah sakit tersebut.
Happy Morning on JIC (Minggu)
Acara ini merupakan interaktif khusus antara penyelenggara radio dengan pendengar untuk untuk memperoleh masukan tentang siaran yang dilakukan dan apa yang mereka inginkan.
8
10.30 – 11.30
Busines hours Acara yang berisikan
penjelasan/promosi dari suatu kegiatan pemerintah dan atau swasta
9
10
13.30 – 14.30
Dunia wanita dan dunia remaja
Acara yang bersisikan kegiatan disekitar wanita dari senin sampai dengan jumat dan kegiatan sekitar remaja pada hari sabtu dan Minggu.
11
Kabar Kota Berisikan berita dan informasi sekitar kota Jakarta. Sumber acara ini dari
Berisikan hal-hal tentang amar makruf nahi mungkar serta
memperdalam makna yang
terkandung dalam Al Quran dan Hadist. Acara ini berlangsung secara interaktif antara nara sumber dengan pendengar.
Rangkaian pembacaan pujian kepada Allah SWT dari 30 Menit menjelang Azan Magrib sampai dengan selesai sholat Isya. Khusus pada mala jumat setelah magrib diisi dengan kajian kitab kuning.
Berisikan penjelasan tentang amar makruf nahi mungkar serta
memperdalam makna yang
terkandung dalam Al Quran dan Hadist. Acara ini berlangsung secara interaktif antara nara sumber dengan pendengar. Khusus pada sabtu dan minggu malam diisi dengan kisah-kisah perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam perjuangan Islam yang bersumber dari ensiklopedia islam. 17 21.30 –
22.00
Informasi Dunia Islam
Acara ini berisikan tentang informasi dunia islam baik di dalam maupun di luar negeri. Informasi ini diambil dari surat kabar , buku atau internet. 18 21.00 –
22.00
Hikmah Kisah teladan muhasabah malam
20 23.50 – 24.00
Penutupan siaran Acara siaran ditutup dengan doa penutup dan pembacaan surat Wal Ashr ( Masa ) dan lagu Indonesia Tanah Airku. Setelah acara ditutup, perangkat siar di matikan tepat pukul 24.00 WIB.
5. Alamat Kantor dan Studio
Mengingat Radio Jakarta Islamic Center sebagai media utama penunjang pengembangan dakwah dan pendidikan Islam bagi masyarakat yang dilaksanakan oleh Jakarta Islamic Centre, maka lokasi Kantor dan Studio Radio ditempatkan pada alamat yang sama dengan komplek Jakarta Islamic Centre yakni :
Komplek Jakarta Islamic Centre
Jl. Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara
Kecamatan Koja
Jakarta Utara -14260
Telp. 021 – 4413069 – Fax. 44835349 Email : radio @ islamic-center.or.id
Website : www.islamic-center.or.id
6. Laporan Pendengar
Dari data di atas dapat kita lihat banyaknya pendengar radio JIC baik dari
dari status sosial ada sebanyak 30% pendengar dari kalangan low (bawah), 45%
pendengar dari kalangan Middle (menengah), dan 25% dari kalangan High (atas).
Ini mengidinkasikan bahwa Radio JIC tidak hanya didengar oleh kalangan bawah,
namun juga bnyak didengar oleh kalangan menengah dan atas. Sedangkan untuk
jenis kelamin, ada sebnayak 40% pendengar dari kalangan pria dan 60% dari
kalangan wanita. Dan untuk level pendidikan, 40% pendengar Radio JIC dari
kalangan perguruan tinggi, 35% tingkat SLTA, 20% dari ringkat SMP, dan 5%
dari tingkat SD. Mungkin ini merupakan hal yang lumrah, mengingat rata-rata
pendengar radio biasanya memang didengar oleh orang-orang yang berada
ditingkat pendidikan SMP ke atas.
Selain itu, Radio JIC pada umumnya didengar oleh laki-laki dan perempuan yang
berusia antara 18 sampai 40 tahun dengan level ekonomi menengah ke atas yang
berada di area DKI Jakarta.
7. Segmentasi
SEGMENTASI Usia; 18 s/d 40 tahun
Ekonomi; Menengah Atas
KOMPOSISI PROGRAM
Berita : 20% (Jakarta, Indonesia, Dunia) Dakwah: 60% (Tsaqafah, Kajian dll)
Hiburan: 10% (Musik dll)
Lain-lain : 10% (Iklan layanan, reportase dll)
JAM SIAR 04.00 – 24.00
Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa pendengar Radio JIC umumnya
didengar oleh masyarakat yang berusia 18 sampai 40 tahun dengan level
ekonomi menengah ke atas. Komposisi program yang ada di Radio JIC terbagi
kedalam 4 komposisi program yaitu berita, dakwah, hiburan, dan lain-lain yang
mencakup iklan layanan, reportase, dan lain lain. Sebanyak 20% program yang
ada di Radio JIC memuat berita, 60% memuat acara dakwah, 10% memuat
hiburan, dan 10% memuat acara yang lain. Ini mengindikasikan bahwa sesuai
dengan visi dan misi Radio JIC sebagai radio suara peradaban Islam sehingga
banyak memuat acara-acara yang bercirikan dakwah.
KEPEMILIKAN SAHAM
Semula pengambilan saham PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia tersebut diupayakan atas nama Lembaga Jakarta Islamic Centre. Namun karena lembaga Jakarta Islamic Centre merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka. pengesahan akte pengalihan tersebut, tidak dapat diterima oleh DEPKUMHAM RI . Untuk mempercepat proses pengambilan saham dan menjaga agar izin radio tersebut tidak jatuh ke pihak lain, maka akhirnya saham dialihkan atas nama pengurus Jakarta Islamic Centre. Dengan demikian susunan pengurus PT. Radio Suara Mega Asri Indonesia saat ini adalah :
1. Drs.H.Muhayat Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam ( Jakarta Islamic Centre ) sebesar 60 % saham . Dalam akte tersebut Drs. H. Muhayat berkedudukan sebagai Komisaris Utama perusahaan.
3. Drs. H. Sjafruddin Madjid Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam ( Jakarta Islamic Centre ) sebesar 20 % saham . Dalam akte tersebut Drs. H. Sjafruddin Madjid berkedudukan sebagai Direktur perusahaan.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan menganalisis pesan dakwah yang terkandung pada program Hikmah sebanyak 6 materi yang siaran yang disiarkan pada tanggal 23 sampai 28 Januari 2013 edisi khusus Maulid Nabi Muhammad SAW. Seperti yang sudah disampaikan di awal, dalam menganalisis isi pesan tersebut, peneliti menggunakan metode analisis isi kualitatif model Philipp Mayring, yang mencoba menggunakan kekuatan metodologi analisis isi dan penelitian komunikasi untuk menganalisa secara sisitematis sejumlah materi tekstual tapi dengan elaborasi langkah-langkah analisis kualitatif.
Adapun materi rekaman program “Hikmah” edisi 23 – 28 Januari 2013
antara lain adalah sebagai berikut:
No
Tanggal Siar
JUDUL
Penyiar
1. 23 Januari 2013 Sosok Nabi Muhammad SAW
Dipo dan Saif
2. 24 Januari 2013 Kisah Khullafa Arrasidin (Abu Bakar Assiddiq)
Dipo dan Saif
3. 25 Januari 2013 Keluarga Rasulullah SAW Dipo dan Saif
4. 26 Januari 2013 Awal Mula Izin Perang dan Perjanjian Hudaibiah
Dipo dan Saif
5. 27 Januari 2013 Makhluk Allah yang paling dimuliakan oleh Allah SWT
Dipo dan Saif
6. 28 Januari 2013 Mukzijat Nabi Muhammad SAW
1. Sosok Nabi Muhammad SAW
Di dalam teks di atas terdapat ada kata jujur, mulia akhlaknya, harmonis keluarganya, taqwa, sabar, dan uswatun hasanah. Kata Jujur dan mulia akhlaknya merupakan salah satu dari bentuk dimensi manusia yaitu An-Nafs. Namun sifat jujur dan mulia akhlaknya dapat dikategorikan kedalam nafsu yang baik atau nafsu kamilah. Di dalam buku karangan Armawati Arbi, dimensi an-nafs terletak pada aspek nafsiyah. Dimensi an-nafsu adalah dimensi yang memiliki sifat-sifat kebinatangan dalam psikis manusia. Meskipun demikian, ia dapat diarahkan kepada kemanusiaan setelah mendapat pengaruh besar dari dimensi lainnya, yakni dimensi psikis seperti akal, kalbu, ruh, dan fitrah.45
Kata Taqwa dan Sabar merupakan bentuk dari Ihsan dan dimensi Al-Qalbu. Dimensi kalbu adalah dimensi psikis dari aspek nasiyah. Dimensi kalbu mengarahkan kepada kemanusiaan bagi jiwa manusia. Istilah semakna dengan kalbu dan berfungsi sebagai tempat was-was, tempat iman, tempat cinta, memelihara kebenaran, tempat ilmu dan agama, manifestasi sifat-sifat Allah SWT, tempat merasa dan daya relokasi, daya halus dan rahasia.46
Sedangkan kata Uswatun Hasanah merupakan suatu sifat kebaikan yang merupakan pilar dari An-Nafsu.
45
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 31. 46
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 35. Nabi Muhammad merupakan Nabi akhir zaman yaitu sosok manusia yang jujur tutur katanya, mulia akhlaknya, harmonis
keluarganya, taqwa merupakan baju kebesarannya, sabar
merupakan kendaraannya, dan dapat memberikan kita ushwatun
Di dalam Islam sendiri, kita sebagai ummat Rasulullah SAW diperintahkan untuk dapat mengaplikasikan perbuatan beliau tersebut. Karena sesungguhnya hal itu merupakan bekal buat kita nantinya.
Di dalam kalimat di atas terdapat isi pesan dakwah yakni kata safa‟at.
Safa‟at merupakan bentuk kategorisasi dari Ar-Ruh. Ar-Ruh tersebut merupakan aspek psikis manusia yang bersifat spiritual transendental. Spiritual berpotensi luhur batin. Bersifat transenden yaitu Allah SWT. Fungsi ini muncul dari dimensi al-fitrah. Aspek ini memiliki dua dimensi yaitu dimensi ar-ruh dan dimensi al-fitrah. Kedua dimensi ini milik Allah SWT, ar-ruh melalui proses an-nafakh dalam proses peniupan ruh ( proses pemberian) dalam kandungan dan al-fitrah melalui proses al-fitr (al-fitrah) Surah Ar-Rum ayat 30.47
Jadi dengan demikian, korelasi antara ar-ruh dengan safa‟at merupakan cermin dari Nabi Muhammad SAW (yang diberikan oleh Allah SWT ruh dan fitrah) sebagai seorang khalifah dimuka bumi ini yang mampu memberikan pertolongan kepada ummatnya di yaimul akhir nanti.
Pada hakikatnya manusia menjadi sebagai khalifah di muka bumi. Ari Ginanjar Agustian di dalam buku Armawati Arbi menjelaskan prinsip kepemimpinan. Menurutnya, orang keliru memahami kepemimpinan. Ia menganggap bahwa kepemimpinan adalah menjadi pejabat tinggi. Ia menganggap bahwa semua orang adalah pemimpin. Setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.48
47
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 38. 48
Begitu sangat bergunanya safa’at Rasulullah SAW bagi kita semua. Yang dapat menjadikan penolong bagi kita nantinya. Di dalam Al-quran surat Al-Ahzab ayat 56 ;
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS: Al-Ahzab 56)49
Dari ayat di atas disebutkan bahwa Allah dan Malaikat juga bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, jadi hendaknya kita sebagai manusia biasa kenapa masih terkadang bermalas-malasan untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam konteks di atas terdapat kata bershalawat. Shalawat merupakan bagian dari perbuatan baik dan juga ibadah. Shalawat merupakan bagian daripada dimensi al-nafs.
Melihat pernyataan di atas, Allah SWT sangat memuliakan Rasulullah SAW. Hal itu dapat dilihat karena ketika manusia bershalawat kepada Rasulullah SAW, maka Allah SWT akan melipat gandakan pahala kepada manusia. jadi dengan demikian, kita sebagai makhluk yang beriman dan bertaqwa, sudah sepatutnya unutk selalu mengucapkan shalawat kepada baginda kita yakni Rasulullah SAW.
49
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 08.55.
Di dalam teks di atas terdapat kalimat Nabi Muhammad SAW lahir dan pasukan bergajah. Kalimta Nabi Muhammad SAW lahir termasuk dalam kategori Ar-ruh. Sedangkan Allah SWT mengabadikan sejarah pasukan bergajah di dalam Al-Quran merupakan Inayah dari Allah SWT dan hal tersebut termasuk kedalam kategori An-Nafs. Adapun peristiwa tersebut diabadikan oleh Allah SWT di dalam surah Al-fill ;
Artinya:
1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?. 3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, 5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Surat ; Al-Fiil).
Oleh sebab itu, kita sudah sepatutnya untuk tidak berlaku zalim kepada di muka bumi ini. Karena ketika kita ingin melakukan kezaliman itu, maka Allah SWT tidak akan berdiam diri. Dia akan membalas perbuatan kita tersebut, dan akan memberikan azab yang sangat pedih.
Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun Gajah dan Allah SWT
mengabadikan sejarah pasukan bergajah saat Nabi
Dalam konteks di atas, makna dari 100 tokoh juga bisa dikatakan sebagai pemimpin ummat/manusia. Karena kata tokoh erat kaitannya dengan orang-orang yang memeliki pengaruh besar dimuka bumi ini yang bisa dikatakan sebagai pemimpin. Dengan demikian pemimpin termasuk kedalam kategori Ar-ruh.
Di dalam buku Hart tersebut, mencantumkan nama Nabi Muhammad SAW berada diperingkat teratas dari 100 tokoh yang berpengaruh di dunia. Dia menyatakan bahwa jatuhnya pilihannya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi dia berpegang pada keyakinannya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.50
50
Michael H. Hart terjemahan H. Mahbub Djunaidi, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, 1982.
2. Makhluk yang paling di Muliakan Allah SWT
Mulia termasuk kedalam bentuk perbuatan baik. Dan kata mulia dapat dikategorikan kedalam bentuk nafsu kamilah atau pilarnya dari pada an-nafs. Beriman merupakan merupakan bagian dari Al-qalbu. Di dalam Al-quran, kalbu dibahas kedalam 126 surah dalam 132 kali kata kalbu.51Sedangkan kata Iman merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa sesungguhnya sesuatu yang kita percaya tersebut memang benar adanya. Tanpa ada keraguan sedikitpun yang dirasakan di dalam kalbu. Keyakinan akan hal itu lalu diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dan menjalankan semua aturan-aturan yang sudah ditetapkan. Itulah bukti yang hak bahwa sesungguhnya di dalam kalbu tersebut terdapat bukti keimanan dan ketaqwaan kepada sang Khaliq.
Di dalam Al-quran Surah Al-Hujurat ayat 13 Allah SWT berfirman;
Artinya:
“Hai manusia. sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang
51
Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012, hlm. 36
Sesungguhnya hamba-hamba yang paling dimuliakan Allah SWT adalah
hamba-hamba yang mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,
dan beriman kepada-Nya, Nabi serta kitab-kitab-Nya. Tetapi hamba-hamba
tersebut sesungguhnya belum pernah melihat/bertemu dengan Nabi
yang paling mulia di antaramu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”52
Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya hamba-hamba yang paling dimuliakan oleh Allah SWT adalah hamba-hamba-hamba-hamba yang dalam kehidupan sehari-harinya menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah SWT, baik ibadah yang vertikal (hablumminallah) maupun ibadah yang horizontal (hablumminannas). Selain menjalankan perintahnya, kita juga diperintahkan untuk menjauhi segala larangan-larangan-Nya, baik itu perbuatan dosa-dosa besar maupun dosa-dosa yang kecil.
Mengamalkan Sunnah Rasulullah SAW merupakan bentuk dari perbuatan kebaikan yang merupakan pilar dari An-Nafs. Sebagai ummat Rasulullah SAW, maka sudah sepatutnya kita selalu mengikuti dan mengamalkan sunnah-sunnah yang pernah Nabi SAW kerjakan. Karena selain perbuatan tersebut merupakan suatu kebaikan itu merupakan salah satu bukti cintanya kita kepada Rasulullah SAW. Karena sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda bahwasanya “golongan yang benar adalah orang-orang yang mengikuti sunnah-sunnah dan para sahabatku”.
52
http://quran.com/46 diakses pada hari kamis tanggal 11 Juli 2013 Pkl. 08.18. Salah satu tanda manusia cinta kepada Nabi Muhammad SAW adalah dengan kita mengikuti dan mengamalkan sunnah