• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Pasien Psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Pasien Psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PASIEN PSORIASIS

DI SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

PERIODE JANUARI 2010 – DESEMBER 2012

TESIS

WAHYUNI WIDIYANTI SUHOYO

NIM : 087105004

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARAKTERISTIK PASIEN PSORIASIS

DI SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

PERIODE JANUARI 2010 – DESEMBER 2012

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kedokteran Klinik dalam Program Magister Kedokteran Klinik

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Oleh

WAHYUNI WIDIYANTI SUHOYO

NIM : 087105004

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Tesis : Karakteristik Pasien Psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012

Nama : dr. Wahyuni Widiyanti Suhoyo Nomor Induk : 087105004

Program Studi : Magister Kedokeran Klinik

Konsentrasi : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

(dr. Kristo A. Nababan, SpKK) (dr. Chairiyah Tanjung, SpKK(K) NIP. 196302081989031004 NIP. 195012111978112001

Ketua Program Studi Dekan

(Prof.dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, SpA(K)) (Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH) NIP. 19540220198011 1 001

(4)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya penulis sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah penulis nyatakan dengan benar

Nama : dr. Wahyuni Widiyanti Suhoyo NIM : 087105004

(5)

Karakteristik Pasien Psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012

Wahyuni Widiyanti Suhoyo

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

, Chairiyah Tanjung, Kristo A Nababan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RSUP. H. Adam Malik Medan - Indonesia

Abstrak

Latar belakang: Psoriasis termasuk penyakit eritropapuloskuamosa yang sering dijumpai, bersifat kronik dan rekuren, ditandai plakat eritem yang tertutup skuama putih keperakan.

Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

Metode: Dilakukan penelitian retrospektif dari data rekam medis pasien psoriasis yang datang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

Hasil: Ditemukan 75 kasus psoriasis, laki – laki 47 kasus (62,7%) dan perempuan 28 kasus (37,3%). Kasus terbanyak pada kelompok usia 46 - 60 tahun 29 kasus (38,8%). Suku yang terbanyak adalah suku Batak 47 kasus (62,7%). Tingkat pendidikan terbanyak pada lulusan SMA 34 kasus (45,3%). Psoriasis paling banyak diderita oleh PNS dan wiraswasta masing – masing 19 kasus (25,3%). Tipe psoriasis terbanyak adalah psoriasis vulgaris 61 kasus (81,3%).

Kesimpulan: Di RSUP. H. Adam Malik Medan psoriasis lebih banyak dijumpai pada laki – laki, kelompok usia 46 – 60 tahun, suku Batak, lulusan SMA, pekerjaan PNS dan wiraswasta. Tipe psoriasis terbanyak adalah psoriasis vulgaris.

(6)

Characteristics of Psoriasis Patientsin Dermatoveneorology Clincs

Haji Adam Malik Medan Hospital Periode January 2010 to December 2012

Wahyuni Widiyanti Suhoyo

Dermatology and Venereology Department

, Chairiyah Tanjung, Kristo A Nababan

Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara Haji Adam Malik Hospital, Medan-Indonesia

Abstract

Background: Psoriasis is a common, chronic, and recurrent erythropapulo squamous disease of the skin, characterized by erythematous plaques covered by silvery white scales.

Objective: To determine the characteristics of psoriasis patients in Dermatovenereology clinics Haji Adam Malik Hospital Medan periode January 2010 to December 2012.

Method: A retrospective study was performed based on the medical records of psoriasis patients from January 2010 to December 2012.

Results: There were 75 cases of psoriasis; 47 male (62,7%) and 28 female (37,3%). Most of the cases (29 cases) was found at the age of 46 – 60 years old group (38,8%). The majority of the ethnic is Batak (47 cases; 62,7%). The majority of patient education is high school graduate (34 cases; 45,3%). Psoriasis mostl suffered by civil servant and and self-employed individual each of them are 19 cases (25,3%). The commonest clinical type was psoriasis vulgaris 61 cases (81,3%).

Conclusion: In Haji Adam Malik Medan Hospital, psoriasis more prevalent in male, age group 46 – 60 years, the ethnics are Batak, high school graduate, civil servant and self-employed. Most type of psoriasis is psoriasis vulgaris.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian punyusunan tesis yang berjudul: “Karakteristik Pasien Psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.

Tidak ada satupun karya tulis dapat diselesaikan seorang diri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam penyelesaian tesis ini, baik ketika penulis melakukan penelitian maupun saat penulis menyusun setiap kata demi kata dalam penyusunan proposal dan hasil penelitian, ada banyak pihak yang Allah SWT telah kirimkan untuk membantu, memberikan dorongan dan masukan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih dan perhargaan yang setinggi – tingginya kepada:

1. Yang terhormat dr. Kristo A. Nababan, SpKK, selaku pembimbing utama penulis, yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberi masukan dan koreksi kepada penulis selama proses penyusunan tesis ini.

2. Yang terhormat dr. Chairiyah Tanjung, SpKK(K), selaku pembimbing kedua penulis, yang juga dengan penuh kesabaran membimbing, memberi masukan dan koreksi yang sangat bermanfaat selama penyusunan tesis ini, dan juga sebagai Ketua Program Studi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang juga telah banyak membantu saya, senantiasa mengingatkan dan memberikan dorongan selama menjalani pendidikan sehari – sehari.

3. Yang terhormat Prof. Dr. dr. Irma D. Roesyanto-Mahadi, SpKK(K), sebagai Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sebagai guru besar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai anggota tim penguji yang telah memberikan bimbingan dan koreksi atas penyempurnaan tesis ini.

4. Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. DR. Syahril Pasaribu, SpA(K), DTM&H, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat melaksanakan studi pada Universitas yang Bapak pimpin.

(8)

Klinik dan Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Yang terhormat dr. Richard Hutapea, SpKK(K), sebagai anggota tim penguji, yang telah memberikan bimbingan dan koreksi atas penyempurnaan tesis ini.

7. Yang terhormat dr. Ramona Dumasari Lubis, M.Ked(KK), SpKK, sebagai anggota tim penguji, yang telah memberikan bimbingan dan koreksi atas penyempurnaan tesis ini.

8. Yang terhormat Prof. dr. Diana Nasution, SpKK(K), sebagai Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada saat saya diterima sebagai peserta program pendidikan dokter spesialis, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di bidang Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

9. Yang terhormat para Guru Besar, (Alm) Prof. Dr. dr. Marwali Harahap, SpKK(K), Prof. dr. Mansur A. Nasution, SpKK(K), serta seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK USU, RSUP. H. Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan membimbing saya selama mengikuti pendidikan ini.

10. Yang terhormat Bapak Direktur RSUP. H. Adam Malik Medam, Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada saya selama menjalani pendidikan keahlian ini.

11. Yang terhormat Dr Surya Dharma, MPH, selaku staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu saya dalam metodologi penelitian dan pengolahan statistik penelitian saya ini.

12. Yang terhormat seluruh staf/pegawai dan perawat di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, baik di RSUP. H. Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, atas bantuan, dukungan, dan kerjasama yang baik selama ini.

13. Yang tercinta Ayahanda LetKol (Purn) dr. H. Yono Suhoyo, SpKJ dan Ibunda Hj. Merdy Astuty, yang dengan penuh cinta kasih, keikhlasan, doa, kesabaran, dan pengorbanan yang luar biasa untuk mengasuh, mendidik, dan membesarkan saya. Tiada ungkapan yang mampu melukiskan betapa bersyukurnya saya mempunyai kedua orangtua seperti kalian. Kiranya hanya Allah SWT, yang dapat membalas segala kebaikan kalian.

14. Yang terkasih Abang dan Adik saya, terima kasih atas doa, dukungan dan pengertian yang telah kalian berikan kepada saya selama ini.

(9)

16. Kepada seluruh keluarga dan kerabat yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

17. Teman – teman seangkatan saya, dr. Ahmad Fajar, M.Ked(KK), SpKK, dr Rini ACS, M.Ked(KK), SpKK, dr. Irina Damayanti, M.Ked(DV), SpDV, dr. Nova Z. Lubis, M.Ked(DV), SpDV dan dr. Cut P Hazlianda, M.Ked(DV), SpDV, terima kasih untuk kerja sama, kebersamaan, waktu dan kenangan yang tidak akan pernah terlupakan selama menjalani pendidikan ini.

18. dr. Dina A. Dalimunthe, M.Ked(KK), SpKK, dr. Rudyn R. Panjaitan, M.Ked(KK), SpKK, dr. Margaret N.O. Sibarani, M.Ked(KK), SpKK, dr. Olivia Anggrenni, M.Ked(DV), SpDV, dr. Sufina Nasution, M.Ked(DV), SpDV, dr. Khairina N, SpKK, dr. Riana M. Sinaga, SpKK, dr. Herlin Novita Pane, M.Ked(KK), SpKK dan dr. Deryne Anggia, M.Ked(KK), SpKK, yang telah menjadi menjadi teman berbagi cerita suka dan duka selama menjalani masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini.

19. Semua teman-teman PPDS Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan kerjasama kepada saya selama menjalani masa pendidikan dan penyelesaian tesis ini.

Saya menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Akhir kata, dengan penuh kerendahan hati, izinkanlah saya untuk menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya atas segala kesalahan, kekhilafan dan kekurangan yang telah saya lakukan selama proses penyusunan tesis dan selama saya menjalani pendidikan. Semoga segala bantuan, dorongan dan petunjuk yang telah diberikan kepada saya selama menjalani pendidikan, kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Medan, September 2014 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB III METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Desain Penelitian ... 15

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 15

3.3 Sampel Penelitian ... 15

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 15

3.5 Bahan dan Cara Kerja ... 16

3.5.1 Bahan ... 16

3.5.2 Cara kerja ... 16

3.6 Kerangka Operasional ... 17

3.7 Definisi Operasional ... 17

3.8 Pengolahan dan Analisis Data ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

(11)

4.3 Karakteristik Pasien Berdasarkan Tipe Psoriasis ... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 28 5.2 Saran ... 29

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(13)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Halaman

Lampiran 1 Status Penelitian ... 32

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Komite Etik ... 33

Lampiran 3 Data Penelitian... 34

Lampiran 4 Hasil Uji Statistik ... 37

(15)

DAFTAR SINGKATAN DAN TANDA

IFNγ : Interferon γ

IL : Interleukin

FDA : Food and Drug Administration PASI : Psoriasis Area Severity Index SMF : Satuan Medis Fungsional Th : T helper

(16)

Karakteristik Pasien Psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan Periode Januari 2010 – Desember 2012

Wahyuni Widiyanti Suhoyo

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

, Chairiyah Tanjung, Kristo A Nababan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

RSUP. H. Adam Malik Medan - Indonesia

Abstrak

Latar belakang: Psoriasis termasuk penyakit eritropapuloskuamosa yang sering dijumpai, bersifat kronik dan rekuren, ditandai plakat eritem yang tertutup skuama putih keperakan.

Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

Metode: Dilakukan penelitian retrospektif dari data rekam medis pasien psoriasis yang datang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

Hasil: Ditemukan 75 kasus psoriasis, laki – laki 47 kasus (62,7%) dan perempuan 28 kasus (37,3%). Kasus terbanyak pada kelompok usia 46 - 60 tahun 29 kasus (38,8%). Suku yang terbanyak adalah suku Batak 47 kasus (62,7%). Tingkat pendidikan terbanyak pada lulusan SMA 34 kasus (45,3%). Psoriasis paling banyak diderita oleh PNS dan wiraswasta masing – masing 19 kasus (25,3%). Tipe psoriasis terbanyak adalah psoriasis vulgaris 61 kasus (81,3%).

Kesimpulan: Di RSUP. H. Adam Malik Medan psoriasis lebih banyak dijumpai pada laki – laki, kelompok usia 46 – 60 tahun, suku Batak, lulusan SMA, pekerjaan PNS dan wiraswasta. Tipe psoriasis terbanyak adalah psoriasis vulgaris.

(17)

Characteristics of Psoriasis Patientsin Dermatoveneorology Clincs

Haji Adam Malik Medan Hospital Periode January 2010 to December 2012

Wahyuni Widiyanti Suhoyo

Dermatology and Venereology Department

, Chairiyah Tanjung, Kristo A Nababan

Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara Haji Adam Malik Hospital, Medan-Indonesia

Abstract

Background: Psoriasis is a common, chronic, and recurrent erythropapulo squamous disease of the skin, characterized by erythematous plaques covered by silvery white scales.

Objective: To determine the characteristics of psoriasis patients in Dermatovenereology clinics Haji Adam Malik Hospital Medan periode January 2010 to December 2012.

Method: A retrospective study was performed based on the medical records of psoriasis patients from January 2010 to December 2012.

Results: There were 75 cases of psoriasis; 47 male (62,7%) and 28 female (37,3%). Most of the cases (29 cases) was found at the age of 46 – 60 years old group (38,8%). The majority of the ethnic is Batak (47 cases; 62,7%). The majority of patient education is high school graduate (34 cases; 45,3%). Psoriasis mostl suffered by civil servant and and self-employed individual each of them are 19 cases (25,3%). The commonest clinical type was psoriasis vulgaris 61 cases (81,3%).

Conclusion: In Haji Adam Malik Medan Hospital, psoriasis more prevalent in male, age group 46 – 60 years, the ethnics are Batak, high school graduate, civil servant and self-employed. Most type of psoriasis is psoriasis vulgaris.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kronis pada kulit yang umum dan kompleks yang dapat mengenai semua usia. Penyakit ini ditandai denganplak berbatas tegas yang disertai dengan skuama tebal berwarna keputihan. Lesi psoriasis terdistribusi secara simetris dengan predileksi utama di daerah ekstensor ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia dan dapat disertai gejala subjektif seperti gatal serta rasa terbakar.

Penyebab terjadinya psoriasis ini masih belum diketahui secara pasti. Faktor genetik dan imunologik berperan dalam etiopatogenesis psoriasis. Beberapa hal yang diduga dapat menjadi faktor pencetus dalam terjadinya psoriasis meliputi faktor stress, infeksi, trauma, hormon, obat – obatan, pajanan sinar ultraviolet, obesitas, merokok dan konsumsi alkohol.

1-3

Prevalensi psoriasis pada berbagai populasi bervariasi. Penelitian epidemiologi dari seluruh dunia memperkirakan prevalensi psoriasis berkisar antara 0,1% sampai 11,8%.

1,4,5

4

(19)

yang rendah ditemukan di Asia (0.4%) misalnya Jepang dan pada ras Amerika-Afrika (1.3%).1 Data nasional prevalensi psoriasis di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Di RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, insidensi psoriasis mencapai 2,6% pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2001.

Winta RD dkk, melaporkan di RSUP. Dr. Kariadi Semarang terdapat 198 (0,74%) kasus psoriasis selama rentang waktu 5 tahun (2003-2007).

9

10

Sedangkan pada tahun 2007-2011 dilaporkan oleh Indranila dkk terdapat 210 kasus psoriasis (1.4%) dari 14.618 pasien ditempat yang sama dengan jenis psoriasis vulgaris yang paling dominan.

Psoriasis tidak ditemukan pada suku Aborigin Australia dan Indian yang berasal dari Amerika Selatan.

11

Pada penelitian yang dilakukan Ferrandiz dkk di Spanyol, ditemukan bahwa prevalensi psoriasis pada kedua jenis kelamin adalah sama, diperkirakan sebesar 1,17% sampai 1,43%. Tingkat prevalensi tertinggi ditunjukkan pada subjek dengan usia 20 sampai 50 tahun.

3,4,11

Gelfand dkk, pada penelitiannya mendapatkan sejumlah 1.145.21 pasien dengan psoriasis dari total populasi pasien, yaitu sejumlah 7.533.475 orang (1,5%).

12

13

(20)

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana karakteristik pasien psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum:

Untuk mengetahui karakteristik pasien psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus:

a. Untuk mengetahui jumlah pasien psoriasis yang berkunjung di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

b. Untuk mengetahui bentuk / tipe klinis psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Dalam Bidang Akademik atau ilmiah

(21)

1.4.2 Dalam Pengembangan Penelitian

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronis, dan sering rekuren, dengan gejala klinis berupa plak eritematosa berbatas tegas dalam berbagai ukuran yang ditutupi oleh skuama tebal berwarna keperakan. Melibatkan beberapa faktor misalnya: genetik, sistem imunitas, lingkungan serta hormonal. Lesi paling sering terdapat pada daerah kulit kepala, siku, lutut, tangan, kaki, badan dan kuku.1,2,5

2.1.1 Epidemiologi

Psoriasis dapat terjadi secara universal. Prevalensi psoriasis bervariasi disetiap negara. Terdapatnya variasi prevalensi psoriasis berdasarkan wilayah geografis dan etnis menunjukkan adanya peranan lingkungan fisik (dikatakan psoriasis lebih sering ditemukan pada daerah beriklim dingin), faktor genetik dan pola tingkah laku atau paparan lainnya terhadap perkembangan psoriasis.

Laki – laki dan perempuan memiliki kemungkinan terkena yang sama besar.

4

1

(23)

penderita psoriasis periode pertama yaitu berkisar 15 – 20 tahun dan usia tertinggi kedua pada 55 – 56 tahun.3 Pada sebuah penelitian yang meneliti pengaruh jenis kelamin dan usia pada prevalensi psoriasis, ditemukan bahwa pasien yang berusia lebih muda (< 20 tahun) prevalensi psoriasis ditemukan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki - laki.4,13,14 Penelitian lainnya tentang prevalensi psoriasis di Spanyol, Inggris dan Norwegia menunjukkan bahwa terdapat penurunan prevalensi psoriasis dengan meningkatnya usia.4

Penyakit psoriasis dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Penelitian yang dilakukan oleh Gerald Krueger dkk menyebutkan penderita psoriasis yang bekerja akan merasa lebih terganggu karena gejala penyakit yang ditimbulkan.

15

Namun belum ditemukan penelitian secara pasti yang membuktikan adanya hubungan antara jenis pekerjaan penderita dengan prevalensi psoriasis hingga saat ini.

2.1.2 Etiologi dan Patogenesis

(24)

adanya sel T helper (Th) 1 yang predominan pada lesi kulit dengan peningkatan

kadar interferon-γ (IFN-γ), tumor necrosing factor-α (TNF-α), interleukin (IL-2)

dan IL-18. Baru-baru ini jalur Th17 telah dibuktikan memiliki peranan penting dalam mengatur proses inflamasi kronik. Sebagai pusat jalur ini terdapat sel T CD4+, yang pengaturannya diatur oleh IL-23 yang disekresikan oleh sel penyaji antigen (sel dendritik dermal). Sel Th17 CD4+ mensekresikan IL-17 dan IL-22 yang berperan pada peningkatan dan pengaturan proses inflamasi dan proliferasi epidermal.1

2.1.3 Gambaran Klinis

Psoriasis merupakan penyakit peradangan kronik yang ditandai oleh hiperproliferasi dan inflamasi epidermis dengan gambaran morfologi, distribusi, serta derajat keparahan penyakit yang bervariasi. Lesi klasik psoriasis biasanya berupa plak berwarna kemerahan yang berbatas tegas dengan skuama tebal berlapis yang berwarna keputihan pada permukaan lesi. Ukurannya bervariasi mulai dari papul yang berukuran kecil sampai dengan plak yang menutupi area tubuh yang luas. Lesi kulit pada psoriasis biasanya simetris dan dapat disertai gejala subjektif seperti gatal dan rasa terbakar.

Suatu tanda yang berguna bila terdapat keraguan mengenai diagnosis adalah dengan menggores lesi secara kuat dan mengangkat seluruh keratin yang ikatannya longgar. Kemudian akan muncul suatu permukaan yang berkilat dengan bintik – bintik darah kapiler (tanda Auspitz).

1

17

(25)

Fenomena Koebner (juga dikenal sebagai respon isomorfik) adalah induksi traumatik pada psoriasis pada kulit yang tidak terdapat lesi, yang terjadi lebih sering selama berkembangnya penyakit dan merupakan suatu all-or-none phenomenon (misalnya bila psoriasis terjadi pada salah satu sisi luka, maka akan terjadi pada semua sisi dari luka). Reaksi Koebner biasanya terjadi 7 sampai 14 hari setelah trauma, dan sekitar 25% pasien kemungkinan memiliki riwayat trauma yang berhubungan dengan fenomena Koebner pada beberapa waktu dalam hidupnya. Fenomena Koebner tidak spesifik untuk psoriasis tetapi dapat menolong dalam membuat diagnosis ketika terjadi.

Selain dari presentasi klasik yang disebutkan diatas terdapat beberapa tipe klinis psoriasis:

1

a. Psoriasis vulgaris

Bentuk ini paling sering dijumpai, mencapai 90% kasus, disebut juga psoriasis plak kronis. Gambaran klinis berupa plak eritematosa, berskuama putih seperti mika, berlapis, mudah lepas dalam bentuk lembaran, tetapi dapat melekat erat dan terlepas setelah digaruk seperti ketombe. Umumnya mengenai bagian ekstensor ekstremitas, khususnya siku dan lutut, skalp, lumbosakral bagian bawah, bokong dan genital. Predileksi pada daerah lain termasuk umbilikus dan intergluteal.

b. Psoriasis gutata

1,18,19

(26)

pada tenggorokan dapat mengawali 1 sampai 2 minggu atau bersamaan dengan onset berkembangnya lesi.

c. Psoriasis inversa

1,18,19

Lesi psoriasis berupa plak eritematosa, berbatas tegas dan mengkilat yang terdapat di daerah lipatan, seperti aksila, lipatan payudara, lipatan paha, bokong, telinga, leher dan glans penis. Skuama biasanya sedikit atau tidak ada. Pada pasien obesitas atau diabetes dapat mengenai lipatan sempit seperti interdigitalis dan subaurikuler, berupa lesi satelit dan maserasi. Infeksi, friksi dan panas dapat menginduksi psoriasis tipe ini.

d. Psoriasis eritroderma 1,18,19

Eritroderma menunjukkan bentuk generalisata dari penyakit yang mengenai wajah, tangan, kaki, kuku, badan dan ekstremitas. Eritroderma yang parah berbentuk skuama dan eritema difus yang biasanya disertai demam, menggigil dan malese. Dapat muncul sebagai manifestasi awal dari psoriasis namun biasanya terjadi pada pasien yang sebelumnya mengalami penyakit kronis. Faktor presipitasi termasuk penggunaan kortikosteroid sistemik, pemakaian kortikosteroid topikal yang berlebihan, terapi topikal yang mengiritasi, komplikasi fototerapi, tekanan emosional yang berat, penyakit terdahulu seperti infeksi.

e. Psoriasis pustulosa

1,18,19

(27)

Zumbusch), psoriasis pustulosa anulare, impetigo herpetiformis, psoriasis pustulosa palmoplantar dan akrodermatitis kontinua. 1,18,19

2.1.4 Diagnosis

Diagnosis psoriasis biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis. Pada beberapa kasus dimana riwayat dan pemeriksaan klinis tidak menunjang untuk diagnosis, dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti biopsi histopatologi dan pemeriksaan laboratorium darah.

Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk mengkonfirmasi suatu psoriasis ialah biopsi kulit dengan menggunakan pewarnaan hematoksilin-eosin. Pada umumnya tampak penebalan epidermis atau akantolisis serta elongasi rete ridges. Dapat terjadi diferensiasi keratinosit yang ditandai dengan hilangnya stratum granulosum. Stratum korneum juga mengalami penebalan dan terdapat retensi inti sel pada lapisan ini yang disebut dengan parakeratosis. Tampak neutrofil dan limfosit yang bermigrasi dari dermis. Sekumpulan neutrofil dapat membentuk mikroabses Munro. Pada dermis akan tampak tanda-tanda inflamasi seperti hipervaskularitas dan dilatasi serta edema papila dermis. Infiltrat dermis terdiri dari neutrofil, makrofag, limfosit dan sel mast.

1

Selain biopsi kulit, abnormalitas pada pemeriksaan laboratorium biasanya tidak spesifik dan tidak dapat ditemukan pada semua pasien. Pada psoriasis vulgaris yang berat, psoriasis pustulosa generalisata dan eritroderma dapat di deteksi penurunan serum albumin yang merupakan indikator keseimbangan nitrogen negatif dengan inflamasi kronis dan hilangnya protein pada kulit. Pada

(28)

pasien psoriasis terlihat perubahan profil lipid (peningkatan high density lipoprotein, rasio kolesterol – trigliserida serta plasma apolipoprotein - A1). Peningkatan marker inflamasi sistemik seperti C-reactive protein, α-2

makroglobulin, dan erythrocyte sedimentation rate dapat terlihat pada kasus-kasus yang berat.1

2.1.5 Diagnosis Banding

Diagnosis psoriasis tidak sulit untuk bentuk yang spesifik, tetapi gambaran ini dapat berubah setelah diobati. Perubahan lesi klinis maupun histopatologis ini membuat diagnosis sulit ditegakkan, sehingga penentuan diagnostik psoriasis sangat diperlukan.18

Psoriasis harus dibedakan dari dermatomiositis, lupus eritematosus, dermatitis seboroik, pitiriasis rosea, liken planus, eksema dan sifilis sekunder. Distribusi psoriasis pada permukaan ekstensor, terutama pada siku dan lutut, skalp; dermatomiositis juga berdistribusi pada daerah – daerah tersebut, sedangkan lupus eritematosus pada umumnya kurang melibatkan permukaan ekstensor. Pasien dengan dermatomiositis dapat menghambat suatu heliot rope sign, atrofi, poikiloderma dan perubahan lipatan kuku. Lesi yang lanjut dari lupus eritematosus diskoid sering menunjukkan hiperkeratosis folikular (carpet tack sign).

Predileksi dermatitis seboroik pada alis mata, sudut nasolabial, telinga, daerah sternum dan fleksura. Skuama pada psoriasis adalah putih, kering dan kilat sedangkan pada dermatitis seboroik berminyak dan kekuningan. Pada

(29)

pengangkatan skuama pada psoriasis dijumpai tanda Auspitz sedangkan hal ini tidak terjadi pada dermatitis seboroik.

Pada pitiriasis rosea, erupsi berlokasi pada lengan atas, badan dan paha, dan durasinya berminggu – minggu. Bentuk khas lesi adalah oval dan mengikuti garis tegangan kulit. Lesi menunjukkan kerutan pada epidermis dan kolaret. Sering dijumpai adanya herald patch.

2

Liken planus terutama mengenai permukaan fleksor pergelangan tangan dan kaki. Sering berwarna keunguan yang nyata. Pada individu yang berkulit gelap, lesi cenderung menjadi hiperpigmentasi yang nyata. Kuku tidak berbintik – bintik seperti pada psoriasis, namun menonjol secara longitudinal, kasar dan menebal. Pembentukan pterigium adalah khas pada liken planus.

10

Eksema pada tangan dapat menyerupai psoriasis. Pada umumnya lesi psoriasis cenderung berbatas yang lebih tegas, namun terkadang tidak dapat dibedakan. Sifilis sekunder dalam bentuk papular adalah erupsi lain dari onset yang mendadak yang terlihat pada usia dewasa muda. Akan tetapi pada sifilis, keterlibatan telapak tangan, kaki dan wajah sering terjadi. Jika terdapat keraguan, uji serologi sifilis harus dilakukan.

2

2

2.1.6 Pengukuran Derajat Keparahan Psoriasis

(30)

Setiap elemen tersebut dinilai secara terpisah menggunakan skala 0 – 4 untuk setiap bagian tubuh: kepala dan leher, batang tubuh, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.

Oleh karena kompleksitas skor PASI tersebut, skor ini jarang digunakan pada praktek klinis. Skor PASI merupakan suatu sistem penilaian yang sering digunakan untuk tujuan penelitian. Pada uji klinis, persentase perubahan pada PASI dapat digunakan sebagai titik akhir penilaian terapi psoriasis. The United States Food and Drug Administration (FDA) menggunakan 75% perbaikan pada skor PASI sebagai penilaian respon terapi pada pasien psoriasis.21

2.1.7 Penatalaksanaan

(31)

2.2Kerangka Teori

TIPE PSORIASIS : Psoriasis vulgaris Psoriasis gutata Psoriasis inversa Psoriasis eritroderma Psoriasis pustulosa

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder dari catatan rekam medis pasien psoriasis yang datang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

3.2.Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan April – Juli 2014, bertempat di Instalasi Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan.

3.3.Sampel Penelitian

Rekam medis pasien psoriasis yang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012 yang tercatat di Instalasi Rekam Medis.

3.4.Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

(33)

3.4.2. Kriteria Eksklusi

Data rekam medis pasien psoriasis yang tidak memuat data – data yang ingin diambil oleh peneliti.

3.5.Bahan dan Cara Kerja

3.5.1. Bahan

Bahan penelitian diambil dari rekam medis pasien psoriasis yang datang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012.

3.5.2. Cara kerja

a. Pengumpulan data pasien psoriasis periode Januari 2010 – Desember 2012 yang mempunyai rekam medis dilakukan oleh peneliti di Instalasi Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan.

b. Penghitungan dan pencatatan data demografi pasien psoriasis meliputi usia, jenis kelamin, suku, pendidikan dan pekerjaan periode Januari 2010 – Desember 2012 dilakukan oleh peneliti di Instalasi Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan. c. Penghitungan dan pencatatan tipe psoriasis pasien periode

Januari 2010 – Desember 2012 dilakukan oleh peneliti di Instalasi Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan.

(34)

tabel distribusi berdasarkan jenis kelamin, usia, suku, pendidikan, pekerjaan dan tipe psoriasis.

3.6. Kerangka Operasional

Gambar 2.3 Diagram kerangka operasional

3.7.Definisi Operasional

1. Rekam medis: keterangan tertulis tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan fisisk, diagnosis, tindakan medis dan pengobatan pasien psoriasis yang datang berobat ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 - Desember 2012.

Penelusuran data rekam medis pasien psoriasis periode Januari 2010 – Desember 2012

Penghitungan jumlah pasien psoriasis periode Januari 2010 – Desember 2012

Pencatatan data demografi berdasarkan jenis kelamin, usia, suku, pendidikan, pekerjaan pasien psoriasis periode Januari 2010 – Desember 2012

Data dikumpulkan dan ditabulasi

Penyajian dalam bentuk tabel distribusi berdasarkan jenis kelamin, usia, suku, pendidikan, pekerjaan dan tipe psoriasis

(35)

2. Data demografi: data yang diperoleh di instalasi rekam medis yang meliputi jenis kelamin, usia

3. Usia: usia pasien saat pertama datang ke SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dan didiagnosis psoriasis berdasarkan data rekam medis. 4. Suku: garis keturunan yang didapatkan pasien psoriasis yang berasal

dari orang tua yang melahirkan dirinya atau dari nenek moyangnya berdasarkan catatan rekam medis. Dimana di Indonesia khususnya di Sumatera Utara dapat dijumpai antara lain suku Melayu, Batak, Nias, Jawa, Aceh, dan Tionghoa.

5. Pendidikan: jenjang pendidikan formal yang sedang dijalani atau yang terakhir diselesaikan oleh pasien psoriasis berdasarkan data rekam medis. Dikategorikan: belum sekolah, SD / sederajat, SMP / sederajat, SMA / sederajat dan Perguruan Tinggi.

6. Pekerjaan: aktivitas rutin yang dilakukan oleh pasien psoriasis berdasarkan data rekam medis. Dikategorikan: Pegawai Negeri Sipil / TNI / Polri, pegawai swasta, wiraswasta, tidak bekerja, lain – lain (guru, mahasiswa, pelajar, ibu rumah tangga, pensiunan, petani). 7. Psoriasis: suatu penyakit peradangan kulit kronis, yang ditandai

(36)

8. Tipe psoriasis: tipe – tipe klinis psoriasis yang diambil dari data rekam medis yang meliputi:

a. Psoriasis vulgaris: psoriasis berupa plak eritematosa dengan skuama putih seperti mika, berlapis. umumnya mengenai bagian ekstensor ekstremitas, khususnya siku dan lutut, skalp, lumbosakral bagian bawah, bokong dan genital.

b. Psoriasis gutata : psoriasis yang berupa papul pada tubuh bagian atas dan bagian proksimal ekstremitas yang khas pada anak dan dewasa muda.

c. Psoriasis inversa : psoriasis yang berupa plak eritematosa, berbatas tegas dan mengkilat yang terdapat di daerah lipatan, seperti aksila, lipatan payudara, lipatan paha, bokong, telinga, leher dan glans penis.

d. Psoriasis eritroderma: psoriasis yang mengenai wajah, tangan, kaki, kuku, badan dan ekstremitas, berbentuk skuama dan eritema difus yang biasanya disertai demam, menggigil dan malese.

e. Psoriasis pustulosa: psoriasis dengan pustul putih kekuningan, terasa nyeri, dengan dasar eritematosa. Dapat lokalisata atau generalisata.

3.8.Pengolahan dan Analisis Data

(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini telah dilakukan pengambilan data rekam medis pasien psoriasis sebanyak 75 data pasien yang diperoleh dari Instalasi Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 sampai Desember 2012.

4.1Karakteristik Pasien Psoriasis

Karakteristik pasien psoriasis yang diambil dari data di Instalasi Rekam Medis RSUP. H. Adam Malik dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Pasien Psoriasis

Dari tabel di atas tampak bahwa pada tahun 2010 sampai dengan 2012 terjadi peningkatan jumlah pasien psoriasis setiap tahunnya. Tahun 2010 berjumlah 20 orang (0,36%), diikuti tahun 2011 berjumlah 23 orang (0,41%) dan pasien psoriasis terbanyak di tahun 2012 yaitu 32 orang (0,60%).

Tahun Jumlah Pasien

di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Jumlah Pasien Psoriasis

%

2010 5514 20 0,36 2011 5641 23 0,41 2012 5327 32 0,60

(38)

Psoriasis tersebar di seluruh dunia. Prevalensinya di berbagai populasi bervariasi berkisar antara 0,1% sampai 11,8%.1

M. Cholis dkk, mengemukakan bahwa terdapat variasi prevalensi psoriasis dari masing-masing rumah sakit di Indonesia. Di RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, insidensi psoriasis mencapai 2,6% pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2001.

9

Indranila dkk, melaporkan di RSUP. Dr. Kariadi Semarang terdapat 210 (1,4%) kasus psoriasis dari total 14.618 pasien yang berkunjung antara tahun 2007 – 2011.11

Sinniah dkk, melaporkan dari total 5607 pasien yang berobat ke RS. Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Malaysia dari Januari 2003 sampai Desember 2005, terdapat 9,5% pasien dengan psoriasis.22

4.2Karakteristik Demografik Pasien Psoriasis

(39)

Tabel 4.2 Karakteristik Demografik Pasien Psoriasis

Karakteristik Keterangan n %

(40)

Dari tabel diatas tampak bahwa menurut jenis kelamin, psoriasis sedikit lebih banyak diderita oleh laki – laki dibandingkan perempuan, dengan laki – laki sebanyak 47 orang (62,7%) dan perempuan sebanyak 28 orang (37,3%).

(41)

bahwa psoriasis lebih banyak diderita oleh perempuan (52,9%) dibandingkan dengan laki – laki (47,1%) 11

Dari tabel diatas tampak bahwa berdasarkan kelompok usia, pasien psoriasis kelompok usia tertinggi adalah pada kelompok usia 46 – 60 tahun yaitu 29 orang (38,8%), diikuti kelompok usia 31 – 45 tahun, yaitu 19 orang (25,3%) dan terendah pada kelompok usia < 15 tahun, yaitu 4 orang (5,3 %).

Berdasarkan dari beberapa laporan hasil penelitian sebelumnya yang bervariasi tersebut, disimpulkan bahwa terdapat variasi prevalensi psoriasis berdasarkan jenis kelamin di berbagai tempat. Sampai saat ini belum ada kata sepakat mengenai pengaruh jenis kelamin pada prevalensi psoriasis.

(42)

secara perlahan meningkat pada pasien usia 30 – 69 tahun (1,78% - 2,25%). Psoriasis jarang terjadi pada yang berusia lebih muda dari 10 tahun dengan prevalensi 0,55%.13 Dogra dalam sebuah penelitian epidemiologi melaporkan bahwa sebagian besar pasien berada pada dekade ke-3 atau ke-4 kehidupannya.25 Indranila dkk, melaporkan bahwa di RSUP. Dr. Kariadi Semarang pasien yang berkunjung pada tahun 2007 – 2011 ditemukan bahwa psoriasis lebih banyak dijumpai pada kelompok usia 30 – 39 tahun (21,9%), diikuti kelompok usia 40 – 49 tahun (20%) dan yang terendah dijumpai pada kelompok usia 0 – 9 tahun (1%) dan 80 – 89 tahun (1%).

Berdasarkan suku, pasien psoriasis yang terbanyak adalah suku Batak 47 orang (62,7%), diikuti dengan suku Jawa 17 orang (22.7%) dan yang terendah suku Aceh 4 orang (5,3%) dan suku Minangkabau 1 orang (1,3%).

11

Pada penelitan ini perbedaan suku tidak tampak. Hanya saja tercatat suku yang terlibat pada penelitian ini di dominasi oleh suku Batak yang merupakan suku dengan jumlah populasi terbesar di provinsi Sumatera Utara.

Suatu penelitian di Amerika Selatan menyimpulkan bahwa tidak ada satupun kasus psoriasis yang dilaporkan diantara populasi penelitian yang mengindikasikan baik genetik maupun lingkungan memiliki peranan dalam kejadian psoriasis.27 Penelitian – penelitian epidemiologi sebelumnya menghubungkan prevalensi psoriasis dengan ras. Chandran dan Raychaudhuri menyatakan bahwa kejadian psoriasis diantara ras Afika – Amerika lebih rendah dibandingkan ras Kaukasia.28 Traub dan Marshall menyatakan bahwa prevalensi psoriasis dipengaruhi oleh ras dan sering terjadi pada ras Kaukasia dengan angka

(43)

Berdasarkan tingkat pendidikan yang terbanyak menderita psoriasis adalah kelompok dengan pendidikan lulusan SMA yaitu sebanyak 34 orang (45,3%) dan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 20 orang (26,7%), sedangkan yang terendah adalah pendidikan lulusan SD yaitu sebanyak 7 orang (9,3%). Sampai saat ini belum ada penelitian yang secara pasti membuktikan adanya hubungan antara pendidikan terakhir pasien dengan angka kejadian psoriasis.

Berdasarkan pekerjaan didapatkan bahwa sebagian besar yang menderita psoriasis adalah pada kelompok yang bekerja sebagai PNS dan wiraswasta yaitu masing – masing sebanyak 19 orang (25,3%), diikuti dengan IRT, yaitu sebanyak 10 orang (13,3%). Hanya sebagian kecil dijumpai pada guru, TNI/POLRI dan tidak bekerja masing-masing 1 orang (1,3%). Gerald Krueger dkk menyebutkan pasien psoriasis yang bekerja akan merasa lebih terganggu karena gejala penyakit yang ditimbulkan.15 Namun, sampai saat ini belum ada penelitian yang secara pasti membuktikan adanya hubungan antara jenis pekerjaan dengan angka kejadian psoriasis.

4.3 Karakteristik Pasien Berdasarkan Tipe Psoriasis

(44)

Tabel 4.3 Karakteristik Pasien Berdasarkan Tipe Psoriasis

Tipe Psoriasis n %

Psoriasis vulgaris 61 81,3

Psoriasis gutata 8 10,7

Psoriasis eritroderma 6 8,0

Psoriasis pustulosa 0 0

Psoriasis transversa 0 0

Total 75 100,0

Berdasarkan tabel diatas tipe psoriasis yang paling banyak dijumpai adalah psoriasis vulgaris, yaitu sebanyak 61 orang (81.3%) dan yang terendah dijumpai pada tipe psoriasis eritroderma, yaitu sebanyak 6 orang (8%).

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2Kesimpulan

Telah dilakukan penelitian mengenai karakteristik pasien psoriasis di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP. H. Adam Malik Medan periode Januari 2010 – Desember 2012 dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Jumlah pasien psoriasis berjumlah 75 orang.

2. Dari karakteristik demografik tampak bahwa pasien psoriasis yang terbanyak adalah berjenis kelamin laki – laki (62,7%), kelompok usia terbanyak yaitu kelompok usia 46 – 60 tahun (38,8%), suku yang terbanyak adalah dari suku Batak (62,7%), tingkat pendidikan yang terbanyak adalah lulusan SMA/sederajat (45,3%), pekerjaan terbanyak adalah dari kelompok PNS dan wiraswasta (masing – masing 25,3%). 3. Karakteristik pasien berdasarkan tipe psoriasis yang terbanyak yaitu

(46)

5.2Saran

1. Pencatatan rekam medis harus dilakukan secara lebih lengkap (contohnya tipe psoriasis, onset dan durasi penyakit, pengobatan, skor PASI) agar dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

1. Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. Dalam: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi 8. New York: McGraw Hill; 2012.h.197-231.

2. James WD, Berger TG, Elston DM. Seborrheic dermatitis, psoriasis, recalcitrant palmoplantar eruptions, pustular dermatitis, and erythroderma. Dalam: James WD, Berger TG, Elston DM, penyunting. Andrew’s Diseases of The Skin Clinical Dermatology. Edisi 11. Saunders Elsevier; 2011;188-202.

3. Langley R, Krueger G, Griffiths C. Psoriasis: epidemiology, clinical features, and quality of life. Ann RheumDis. 2005;64:ii18-23.

4. Neimann A, Porter S, Gelfand J. The epidemiology of psoriasis. Expert Rev Dermatol. 2006;1(1),63-75.

5. Griffiths CEM, Barker JNWM. Psoriasis. Dalam: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, penyunting. Rook’s Textbook of Dermatology. Edisi ke – 8. Oxfort: Wiley – Blackwell. 2010.h.20.1-60

6. Camisa C. The clinical variants of psoriasis. Dalam: Camisa C, penyunting. Handbook of psoriasis. Edisi 2. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2004;7-35.

7. Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis : Epidemiology. Clinic in Dermatology.2007;25:535-46.

8. Schon MP, Boehncke WH. Psoriasis. N Engl J Med. 2005;352:1899-1912 9. Sugito TL. Psoriasis pada bayi dan anak. Dalam: Penyakit

papuloeritroskuamosa dan dermatomikosis superfisialis pada bayi dan anak. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang; 2008.h.27-39.

10.Winta RD, Mulistryarini S, Budiastuti A, Indriyanti S. Psoriasis di RSUP. Dr. Kariadi Semarang. Kumpulan Naskah Karya Ilmiah Kongres Nasional XI PERDOSKI Palembang, 2008

11.Kurniasari I, Yasmin I, Muslimin, Kabulrachman. Karakteristik Psoriasis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dalam: Julianto I, Mawardi P, editor. Buku Kumpulan Makalah Lengkap II PIT XII PERDOSKI; 2012 Juni 21-23; Solo; 2012.h.671-3.

12.Ferrandiz C, Bordas X, Patos VG, Puig S, Pujol R, Smandia A. Prevalence of psoriasis in Spain (Epiderma Project: phase I). J Eur Acad Dermatol Venereol. 2001;15:20-3.

13.Gelfand JM, Weinstein R, Porter SB, Neimann AL, Berlin JA, Margolis DJ. Prevalence and treatment of psoriasis in the United Kingdom. Arch Dermatol. 2005;141:1537-41.

14.Gelfand JM, Stern RS, Nijsten T. The prevalence of psoriasis in African Americans: Results form a population – based study. J Am Acad Dermatol. 2005;52:23.

(48)

16.Zhou Q, Mrowietz U, Yazdi MR. Oxidative stress in the pathogenesis of psoriasis. Free Radic Biol Med. 2009;47:891-905.

17.Fry L. Clinical features. Dalam: Fry L, penyunting. An Atlas of Psoriasis. Edisi ke-2. London: Taylor & Francis; 2004;25-31.

18.Jacoeb TNA. PSORIASIS Gambaran klinis dan penilaian keparahan. Dalam: Tjarta A, Sularsito SA, Kurniati DD, Rihatmaja R, penyunting. Metode diagnostik dan penatalaksanaan psoriasis dan dermatitis seboroik. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2003.h.1-13.

19.Habif TP. Psoriasis and other papulosquamous diseases. Dalam: Habif TP, penyunting. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. Edisi ke-4. Philadelphia: Mosby; 2004.h.209-66.

20.Kenneth B. Clinical outcome measurements. Psoriatis and psoriatic Arthritis – An Integrated Approach. Edisi 1. New York. Springer. 2005;125-8.

21.Feldman S, Krueger G. Psoriasis assesment tools in clinical trial. Ann Rheum Dis. 2005;64:ii65-8.

22.Sinniah B, Saraswathy DS, Prashant BS. Epidemiology of psoriasis in Malaysia: a hospital based study. Med J Malaysia. 2010;65(2):112-4. 23.Chang Y, Chen T, Liu P, Chen Y, Chen Y, Huang Y. Epidemiological

Study of Psoriasis in the National Health Insurance Database in Taiwan. Acta Derm Venereol. 2009;89:262-6.

24.Fatani MI, Abdulghani MH, Al-Afif KA. Psoriasis in the eastern Saudi Arabia. Saudi Med J. 2002;23(2):213-7.

25.Dogra S, Yadav S. Psoriasis in India: prevalence and pattern. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2010;76:595-601.

26.Parisi R, Symmons DPM, Griffiths CEM, Ashcroft D. Global epidemiology of psoriasis: a systematic review of incidence and prevalence. Jof Investigative Dermatology. 2013;(133):377-83.

27.Medical news today Psoriasis: Fact Sheet. 2006;

28.Chandran V, Raychaudhuri SP. Geoepidemiology and environmental

factors of psoriasis and psoriatic arthritis. J of autoimmunity. 2010;(34):314-21.

(49)

Lampiran 1

STATUS PENELITIAN

Tanggal pemeriksaan : Nomor urut penelitian : Nomor catatan medik :

Nama :

IDENTITAS

Alamat : Telp. :

Tempat tanggal lahir (hari, bulan, tahun) :

Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Bangsa/Suku : 1. Batak 2. Jawa 3. Melayu

4. Minangkabau 5. Tionghoa 6. Lainnya

Agama : 1. Islam 2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4.Hindu 5. Budha

Pendidikan : 1. Belum sekolah 2. SD / sederajat 3. SMP / sederajat 4. SMA / sederajat 5. Perguruan tinggi

Pekerjaan : 1. Pegawai Negeri Sipil / TNI / Polri 2. Pegawai swasta

3. Wiraswasta 4. Tidak bekerja

(50)
(51)

Lampiran 3

Data Penelitian

Tahun Inisial Jenis

Kelamin (L/P)

Umur Suku Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan Diagnosis

(Tipe Psoriasis)

2010 FR L 38 Jawa SMA Wiraswasta Psoriasis gutata

2010 K P 71 Jawa SD Tidak bekerja Psoriasis vulgaris

2010 MG L 64 Karo Perguruan Tinggi Pensiunan Psoriasis vulgaris

2010 DK L 13 Jawa SMP Pelajar Psoriasis vulgaris

2010 Y L 21 Aceh SMA Mahasiswa Psoriasis gutata

2010 M P 29 Jawa SMA IRT Psoriasis gutata

2010 THS L 70 Batak SMA PNS Psoriasis vulgaris

2010 EBG P 36 Karo SMP Petani Psoriasis eritoderma

2010 OT L 44 Batak Perguruan Tinggi Pegawai swasta Psoriasis vulgaris

(52)

2011 SN P 54 Melayu SD IRT Psoriasis vulgaris

2011 KAY L 31 Mandailing Perguruan Tinggi PNS Psoriasis vulgaris

2011 APL L 26 Mandailing Perguruan Tinggi PNS Psoriasis gutata

2011 JE L 72 Melayu Perguruan Tinggi Pensiunan Psoriasis vulgaris

2011 ASK L 37 Karo Perguruan Tinggi Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2011 PS L 69 Batak Perguruan Tinggi Pensiunan Psoriasis vulgaris

2011 MS L 52 Batak SMA Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 YCP P 50 Mandailing Perguruan Tinggi Guru Psoriasis vulgaris

2012 SH L 19 Mandailing SMA Pelajar Psoriasis vulgaris

2012 SG P 12 Karo SMP Pelajar Psoriasis gutata

2012 DAM P 31 Batak Perguruan Tinggi Pegawai swasta Psoriasis vulgaris

2012 Z L 51 Jawa Perguruan Tinggi PNS Psoriasis vulgaris

2012 WFS P 18 Batak SMA Pelajar Psoriasis vulgaris

(53)

2012 R P 54 Batak SD IRT Psoriasis vulgaris

2012 LSH L 23 Batak SD Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 SY P 23 Jawa Perguruan Tinggi Pegawai swasta Psoriasis vulgaris

2012 S P 40 Jawa SMA Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 PS L 48 Batak Perguruan Tinggi PNS Psoriasis vulgaris

2012 ABS L 31 Batak SMP Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 SNS P 12 Melayu SMP Pelajar Psoriasis vulgaris

2012 MS L 49 Jawa SD Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 S L 48 Jawa SMA Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 DA P 18 Melayu SMA Pelajar Psoriasis gutata

2012 S L 56 Jawa SMP Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 MS L 49 Batak Perguruan Tinggi PNS Psoriasis vulgaris

2012 NT L 55 Karo SMA TNI / POLRI Psoriasis vulgaris

2012 AH L 35 Aceh Perguruan Tinggi PNS Psoriasis vulgaris

2012 SBS L 53 Batak SMA PNS Psoriasis vulgaris

2012 MM L 47 Aceh SMA PNS Psoriasis eritoderma

2012 YS P 49 Mandailing SMA IRT Psoriasis vulgaris

2012 GT L 54 Batak SMA PNS Psoriasis eritoderma

2012 HB L 71 Batak SMA Pensiunan Psoriasis vulgaris

2012 RBP P 51 Batak SMA IRT Psoriasis vulgaris

2012 ZT L 57 Batak SMA Wiraswasta Psoriasis vulgaris

2012 IH L 57 Mandailing Perguruan Tinggi PNS Psoriasis vulgaris

2012 H L 71 Batak SMA Pensiunan Psoriasis vulgaris

(54)

Lampiran 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid L 47 62,7 62,7 62,7

P 28 37,3 37,3 100,0

(55)

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Guru 1 1,3 1,3 1,3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(56)

Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

1. Nama : dr. Wahyuni Widiyanti Suhoyo 2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 23 Februari 1981

3. Agama : Islam

4. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia

5. Alamat : Jl. Binjai km. 13,6 No. 20

6. Telp / HP : 08126594427

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 1987 – 1993 : SD Negeri No 064984 Medan

2. 1993 – 1996 : SMP Swasta Tunas Kartika - 2 Medan 3. 1996 – 1999 : Madrasah Aliyah Negeri 1 Medan

4. 1999 – 2006 : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara 5. 2008 – sekarang : PPDS Ilmu Kes. Kulit dan Kelamin Fak. Kedokteran USU

III. KEANGGOTAAN PROFESI

1. 2008 – sekarang : Anggota IDI cabang Medan

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Teori
tabel distribusi berdasarkan jenis kelamin, usia, suku,
Tabel 4.1 Karakteristik Pasien Psoriasis
Tabel 4.2 Karakteristik Demografik Pasien Psoriasis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ini menggunakan program Macromedia Flash MX, merupakan suatu program animasi professional yang mudah digunakan dan sangat berdaya guna untuk membuat animasi dari

Pada penulisan Ilmiah ini penulis membahas pembuatan Aplikasi Multimedia Tentang Iklan Layanan Masyarakat Dengan Tema âBahaya Merokokâ Menggunakan Macromedia Flash MX sebagai

[r]

Pengolahan data ini dapat disimpan sehingga dapat digunakan untuk pengecekkan jika terdapat kesalahan, dan juga dapat dicetak sebagai laporan jika sewaktu-waktu diperlukan.

Trend penjualan produk sets/kits di Malaysia dalam lima tahun terakhir 2010 – 2014 menunjukkan pertumbuhan positif, yang dapat dikatakan bahwa pasar produk sets/ kits masih

Program Aplikasi teknik dasar sepakbola ini jika dijalankan akan memberikan pelajaran dan informasi yang membahas seputar teknik dasar sepakbola beserta gambarnya,

[r]

[r]