• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat Penjualan Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat Penjualan Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PADA DIVISI PEMASARAN

PT. FASBIRU MEDAN

OLEH

KHAIRUNNISA JAFAR 110521077

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

LEMBAR PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI Nama : Khairunnisa Jafar

NIM : 110521077

Program Studi : Strata 1 Ekstensi Manajemen Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia Judul : Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat

Penjualan Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan

Medan, 6 Januari 2014 Penulis Skripsi

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN LEMBAR PENGESAHAN Nama : Khairunnisa Jafar

NIM : 110521077

Program Studi : Strata 1 Ekstensi Manajemen Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia Judul : Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat

Penjualan Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan

Pembimbing Skripsi Pembaca Penilai

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si Dra. Friska Sipayung, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001 NIP. 196220117 198603 2 002

Ketua Program Studi

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK Nama : Khairunnisa Jafar

NIM : 110521077

Program Studi : Strata 1 Ekstensi Manajemen Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia Judul : Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat

Penjualan Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan

Tanggal:... Ketua Program Studi

Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si NIP. 19620513 199203 2 001

Tanggal:... Ketua Departemen

(5)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat

Penjualan pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan” adalah benar hasil karya

tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban

akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 06 Januari 2014

Khairunnisa Jafar

(6)

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PADA DIVISI PEMASARAN PT. FASBIRU MEDAN

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat

Penjualan Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh iklim kerja terhadap tingkat

penjualan pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan. Metode analisis yang

digunakan adalah metode analisis deskriptif yang menggunakan alat analisis

regresi logistik. Populasi penelitian sebesar 30 orang karyawan pada divisi

pemasaran PT. Fasbiru Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel iklim kerja

mempengaruhi tingkat penjualan pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan. Hal

ini dapat dilihat dari nilai Sig pada uji Wald di variabel iklim kerja yang nilai

Sig-nya lebih kecil dari Alpha 5 % (Sig < 0,05). Dimana nilai Sig variabel iklim kerja

(X) sebesar 0,028.

Dengan mengetahui pengaruh iklim kerja terhadap tingkat penjualan pada

divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan maka perusahaan dapat terus meningkatkan

kualitas kinerja dari para karyawan pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan.

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Allah

SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya dan karunia-Nya kepada penulis

sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, tidak lupa

pula shalawat beriring salam atas junjungan dan suri tauladan sekalian alam Nabi

Besar Muhammad SAW yang kita harapkan safa’at-nya di yaumil akhir nanti.

Adapun Skripsi ini berjudul “Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat Penjualan

Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan”.

Penelitian skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Dengan selesainya skripsi ini,

teristimewa penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua

orang tua yaitu Ayahanda (Alm) Jafar Abdullah dan Ummi Tercinta Badriah Ismail, BA serta Abangda Zulkarnaen Jafar, Kakak Eka Rizkina, Adik-adik yang

telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dan dukungan sehingga penulis

dapat menyelesaikan studi dengan baik.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dari berbagai

pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Azhar selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen

(8)

3. Ibu Dra. Marhayanie MSi., selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., Msi., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE., Msi., selaku Dosen Pembimbing atas kesediaannya

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, arahan, dan masukan serta

ilmu yang diberikan selama proses penelitian skripsi ini.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi., selaku Pembaca Penilai yang telah

memberikan masukan dan arahan kepada penulis.

7. Seluruh Dosen dan Staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak membantu, mendidik, dan membimbing penulis

selama masa perkuliahan serta teman-teman seperjuangan Departemen

Manajemen Stambuk 2011.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya yang berlipat kepada semua

pihak yang telah membantu penulis. Penulis berharap kiranya apa yang tulis

dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya. Aamiin.

Medan, 6 Januari 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Iklim Kerja ... 6

2.2 Aspek-aspek Iklim Kerja ... 9

2.3 Indikator-indikator Iklim Kerja ... 10

2.3.1 Hubungan Pimpinan dengan Bawahan... 10

2.3.2 Dukungan Pimpinan...12

2.3.3 Konflik ... 12

2.3.3.1 Tipe-tipe Konflik di dalam Organisasi ... 12

2.3.3.2 Tahap-tahap Konflik ... 13

2.3.4 Kerja Sama ... 14

2.4 Penjualan ... 16

2.4.1 Pengertian Penjualan ... 16

2.4.2 Tujuan Penjualan ... 17

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan .... 17

2.5 Pengertian Tingkat Penjualan ... 19

2.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan ... 19

2.6 Indikator-indikator Tingkat Penjualan ... 21

2.6.1 Tingkat Penjualan Tercapai ... 21

2.6.2 Tingkat Penjualan Tidak Tercapai ... 22

2.7 Pengertian Pemasaran ... 24

2.7.1 Fungsi Divisi Pemasaran ... 24

2.8 Kerangka Konseptual ... 25

2.9 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Batasan Operasional ... 27

(10)

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.7 Jenis Data ... 29

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 30

3.10 Teknik Analisis ... 33

3.10.1 Teknik Analisis Deskriptif ... 34

3.10.2 Analisis Regresi Logistik ... 34

3.10.3 Metode Pengujian Analisis Regresi Logistik .... 35

3.10.4 Pengujian Persyaratan Analisis Regresi Logistik ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 39

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Fasbiru Medan ... 39

4.1.2 Visi dan Misi PT. Fasbiru Medan ... 39

4.1.3 Maksud dan Tujuan PT. Fasbiru Medan ... 40

4.1.4 Tata Nilai PT. Fasbiru Medan ... 40

4.1.5 Struktur Oirganisasi PT. Fasbiru Medan ... 42

4.2 Hasil Penelitian ... 45

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 45

4.2.1.1 Deskriptif Responden... 45

4.2.1.2 Distribusi Jawaban Responden ... 47

4.2.2 Analisis Regresi Logistik ... 54

4.3 Pembahasan ... 58

4.3.1 Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat Penjualan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

DAFTAR PUSTAKA...70

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Laporan Penjualan Perumahan Puri Zahara 2

Juli 2011 – Juli 2013 ... 3

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28

3.2 Instrumen Skala Likert ... 29

3.3 Hasil Uji Validitas ... 32

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 33

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tingkat Pendidikan ... 47

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Iklim Kerja ... 48

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Tingkat Penjualan ... 54

4.6 Analisis Regresi Logistik Case Processing Summary ... 55

4.7 Analisis Regresi Logistik Hosmer and Lemeshow Test ... 55

4.8 Analisis Regresi Logistik Classification Table ... 56

4.9 Analisis Regresi Logistik Variables in the Equation ... 56

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Tahap-tahap Proses ... 14 2.2 Kerangka Konseptual ... 26 4.1 Struktur Organisasi ... 44

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 72

2 Validitas dan Reliabilitas ... 75

3 Distribusi Jawaban Responden Pada Validitas ... 76

4 Distribusi Jawaban Responden PT. Fasbiru ... 77

5 Analisis Regresi Logistik Case Processing Summary ... 78

6 Analisis Regresi Logistik Hosmer and Lemeshow Test ... 78

7 Analisis Regresi Logistik Classification Table ... 78

(14)

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PADA DIVISI PEMASARAN PT. FASBIRU MEDAN

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat

Penjualan Pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh iklim kerja terhadap tingkat

penjualan pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan. Metode analisis yang

digunakan adalah metode analisis deskriptif yang menggunakan alat analisis

regresi logistik. Populasi penelitian sebesar 30 orang karyawan pada divisi

pemasaran PT. Fasbiru Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel iklim kerja

mempengaruhi tingkat penjualan pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan. Hal

ini dapat dilihat dari nilai Sig pada uji Wald di variabel iklim kerja yang nilai

Sig-nya lebih kecil dari Alpha 5 % (Sig < 0,05). Dimana nilai Sig variabel iklim kerja

(X) sebesar 0,028.

Dengan mengetahui pengaruh iklim kerja terhadap tingkat penjualan pada

divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan maka perusahaan dapat terus meningkatkan

kualitas kinerja dari para karyawan pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang

sangat tajam pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat

didalam masyarakat misalnya dengan banyaknya pembangunan

perumahan-perumahan baru termasuk juga apartemen dengan harga yang relatif lebih murah.

Disamping itu komponen penunjang kepemilikan rumah juga semakin

mudah dan menjangkau berbagai lapisan masarakat, misalnya dengan kucuran

kredit rumah yang melimpah. Disamping hunian, perumahan dan apartemen, juga

terdapat produk properti berupa gedung perkantoran dan ruko yang juga tumbuh

pesat.

Pesatnya bisnis properti ini didorong oleh kebutuhan pokok manusia,

disamping pangan dan sandang, dan kebutuhan ini termasuk kebutuhan utama

yang secara naluri harus terpenuhi. Disamping itu dalam rangka keperluan usaha,

seseorang atau badan usaha memerlukan tempat yang dapat digunakan untuk

keperluan usahanya, misalnya kantor, ruko ataupun gudang.

Properti juga menjadi alternatif utama untuk berinvestasi. Disamping

harga yang relatif selalu naik dimasa yang akan datang, juga dapat dijadikan

bisnis sewa yang mendatangkan keuntungan pasif. Salah satu sebab mengapa

bisnis properti ini tumbuh pesat, selain tentunya karena kebutukan manusia,

(16)

Saat ini memiliki sebuah rumah atau properti lainnya tidak harus dengan

uang tunai namun bisa juga dengan makanisme pembiayaan atau kredit. Salah

satu perusahaan properti yang saat ini sedang berkembang adalah PT. Fasbiru

Medan yang merupakan sebuah perusahaan pengembang (Developer) perumahan

Islami di Kota Medan.

PT. Fasbiru Medan memfokuskan untuk pembangunan perumahan dengan

konsep Islami yang berlokasi di Kota Medan. Beragam fasilitas yang dihadirkan

seperti dengan adanya Taman Bermain, Masjid, dan lain-lain. Saat ini PT. Fasbiru

Medan memiliki proyek pembangunan yang berlangsung diantaranya Citra

Harjosari, Griya Raihan, Citra Menteng, Citra Seroja, Puri Zahara dan lain-lain.

Lingkungan perumahan asri yang dikembangkan oleh PT. Fasbiru

Medan sangat sesuai dengan kebutuhan sosial keluarga bersama dengan ratusan

keluarga Muslim di Kota Medan, dan menjadikan lingkungan semakin bernuansa

religius, aman dan nyaman karena dengan penjagaan 24 jam, sehingga merupakan

hunian yang ideal.

Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan PT. Fasbiru Medan,

diperlukan iklim kerja yang baik. Iklim kerja yang baik harus dimiliki oleh

karyawan. Untuk mengatasi berbagai kenyataan tersebut di atas, salah satu

alternatifnya adalah melalui pintu perubahan perilaku dari karyawan sebagai

elemen terpenting organisasi dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.

Selain itu iklim kerja tersebut dikatakan baik dan sesuai jika para

(17)

nyaman. Tingkat penjualan merupakan penjualan yang diperoleh perusahaan

untuk periode tertentu dalam satuan unit. Bagi setiap perusahaan tujuan yang

hendak dicapai adalah memaksimumkan profit disamping perusahaan ingin tetap

berkembang.

Realisasi dari pada tujuan ini adalah melalui tingkat penjualan yang

mantap karena masalah penjualan merupakan kunci dari sukses tidaknya suatu

perusahaan. Dalam kegiatan pemasaran kenaikan tingkat penjualan merupakan

ukuran efisensi, meskipun tidak setiap kenaikan tingkat penjualan diikuti dengan

kenaikan laba.

Dari Table 1.1 diatas dapat dilihat bahwa rumah Puri Zahara 2 Tahap I

launching sebanyak 124 unit rumah pada bulan Juli 2011, selama periode bulan

Juli s/d Desember 2011 rumah terjual sebanyak 73 unit, rumah belum terjual

sebanyak 51 unit. Pada bulan Januari s/d Desember 2012 rumah terjual sebanyak

71 unit, rumah yang batal sebanyak 15 unit, rumah yang belum terjual sebanyak 5

unit. Pada bulan Januari s/d Juli 2013 rumah yang terjual sebanyak 5 unit,

sehingga total rumah yang tersisa 0 unit.

Dari data Puri Zahara 2 Tahap II launching sebanyak 85 unit rumah pada

bulan Desember 2012, selama periode bulan Januari s/d Juli 2013 rumah terjual

sebanyak 81 unit, rumah belum terjual sebanyak 4 unit. Puri Zahara 2 Tahap III

launching sebanyak 67 unit rumah, selama periode bulan Juli 2013 belum ada

(18)

Data tingkat penjualan rumah Puri Zahara 2 mengalami kenaikan, hal ini

menunjukkan permintaan konsumen dalam membeli rumah di Puri Zahara 2

sangat tinggi, sehingga PT. Fasbiru Medan membuka kembali Puri Zahara 2

Tahap II dan Tahap III, ini karena adanya dukungan dari iklim kerja pada divisi

pemasaran PT. Fasbiru Medan yang saling mendukung baik antara pimpinan

marketing maupun antara marketing.

Fenomena yang terjadi di PT. Fasbiru Medan dilihat dari iklim kerja yang

nyaman, sehat, aman dan saling mendukung dirasakan oleh karyawan PT. Fasbiru

Medan, sehingga tingkat penjualan mengalami kemajuan yang cukup signifikan.

Oleh karena itu, dengan adanya keterkaitan antara iklim kerja terhadap tingkat

penjualan pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan diharapkan dapat terus

berkomitmen dalam hal pencapaian target penjualan agar perusahaan dapat terus

maju dan berkembang.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk meneliti lebih

lanjut dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Tingkat Penjualan pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan”

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis dapat

merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Pengaruh Iklim Kerja

Terhadap Tingkat Penjualan pada Divisi Pemasaran PT. Fasbiru Medan ?

(19)

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada

pengaruh iklim kerja terhadap tingkat penjualan pada divisi pemasaran PT.

Fasbiru Medan.

1.4Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian antara lain :

1. Penelitian ini merupakan kesempatan baik bagi penulis untuk dapat

menambah dan mengembangkan wawasan, serta ilmu pengetahuan tentang

pengaruh iklim kerja terhadap tingkat penjualan pada divisi pemasaran PT.

Fasbiru Medan.

2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan, khususnya untuk mengetahui

bagaimana pengaruh iklim kerja terhadap tingkat penjualan pada perusahaan.

3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat

memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam

melakukan penelitian terhadap objek dan masalah yang sama di masa yang

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Iklim Kerja

Iklim kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan suasana kerja yang

berada di tempat yang dirasa nyaman, tenang, dan bebas dalam melakukan

pekerjaan tanpa adanya rasa takut. Iklim kerja yang menyenangkan akan tercipta,

apabila hubungan antar manusia berkembang dengan harmonis.

Keadaan iklim yang harmonis ini sangat mendukung terhadap prestasi

kerja pegawai. Dengan adanya suasana kerja yang nyaman dan tenang tersebut

memungkinkan pegawai untuk bekerja lebih baik.

Pengertian iklim kerja menurut Nitisemito (1996), adalah suatu keadaan

yang terdapat dalam struktur dan proses kegiatan perusahaan yang mencerminkan

rasa kepuasan pada para pelaksana atau karyawan yang bersifat menunjang kearah

pencapaian cita-cita yang diinginkan oleh perusahaan secara keseluruhan maupun

oleh pelaksana atau karyawan perusahaan.

Berbeda dengan Donnelly (2002:6) iklim kerja adalah serangkaian sifat

lingkungan kerja yang dinilai langsung tidak langsung oleh karyawan yang

dianggap menjadi kekuatan utama dalam mempengaruhi perilaku karyawan. Iklim

kerja Non Fisik Menurut Sadarmayanti (2001:31), merupakan semua keadaan

yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan

(21)

Iklim non fisik ini juga merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa

diabaikan. Perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung

kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan

yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana

kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.

Suryadi (2001:19-21) dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia,

bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu iklim dan

suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk mencapai tujuan

bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu mendorong

inisiatif dan kreativitas.

Kondisi seperti inilah yang selanjutnya menciptakan antusiasme untuk

bersatu dalam organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan. Setiap manusia lahir,

tumbuh dan berkembang di dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu, sehingga

masyarakat tersebut akan memberikan hubungan terhadap kepercayaan,

pengetahuan, nilai dan norma yang merupakan bagian dari budaya atau

kebudayaan.

Hal ini menyebabkan individu-individu tersebut akan menggunakan

budayanya untuk beradaptasi dengan lingkungan serta dapat meneruskan

generasinya, di dalam lingkungan tersebut manusia juga akan memperoleh

informasi.

Ada 3 (tiga) unsur penting yang dapat digambarkan didalam pengertian

(22)

1. Iklim kerja merupakan suasana dan kondisi yang dirasakan oleh anggota

organisasi.

2. Suasana tersebut tercipta dari hubungan antara pribadi kerja organisasi.

3. Suasana tersebut mempengaruhi perilaku para anggota organisasi.

Lebih lanjut Simamaora mengatakan bahwa iklim kerja dapat

mempengaruhi prestasi kerja. Iklim kerja dapat mempengaruhi hal tersebut

dengan membentuk harapan karyawan tentang konsekuensi yang akan timbul dari

berbagai tindakan. Para karyawan mengharapkan imbalan, kepuasan, prestasi atas

dasar persepsi mereka terhadap iklim kerja.

Saptoatmojo (2008:23), bahwa lingkungan kerja dalam iklim kerja

mempunyai arti penting bagi individu yang bekerja didalamnya, karena

lingkungan ini akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung

manusia didalamnya.

Selain individu-individu tersebut lahir, tumbuh dan berkembang baik

secara fisik maupun psikis, mereka dan keluargannya didalam lingkungan

masyarakat tersebut akan bekerja, bermain, bekerja sama, menghabiskan waktu

luangnya, menggunakan harta yang dimilikinya dan juga merencanakan berbagai

kegiatan yang mendukung hidup dan kehidupannya.

Manusia juga pada dasarnya selalu ingin berkelompok. Keinginan ini

merupakan kodrat yang tidak dapat dihalangi, melainkan harus disalurkan dan

(23)

terus terbawa di manapun dia berada baik di lingkungan masyarakat maupun di

iklim kerjanya itu ada hirarki dan aturan yang mengikat dirinya.

Namun dengan rasa ingin bebas menyalurkan aspirasinya maka akan

mencari penyaluran tanpa meninggalkan ikatan yang ada dalam lingkungan

masyarakat di mana di bertempat tinggal akan saling berpengaruh satu sama lain.

Apabila lingkungan masyarakat yang mereka tempati itu mendukung, maka akan

meningkatkan dan menambah motivasi mereka untuk bekerja atau melakukan

berbagai kegiatan.

Situasi dan lingkungan pekerjaan yang mempengaruhi individu dalam

bekerja meliputi : organisasi, fasilitas fisik, dan semua kondisi pekerjaan seperti

peralatan, materi, sumber daya, peraturan dan prosedur yang berlaku. Sedangkan

lingkungan mencakup semua orang-orang yang cocok, faktor ekonomi dan politik,

teknologi dan hukum.

2.2 Aspek-aspek Iklim Kerja

Beberapa aspek-aspek pada iklim kerja yaitu:

1. Pembagian kerja atau tugas karyawan

Meliputi kejelasan dan kelancaran tugas atau pembagian kerja

masing-masing karyawan, kejelasan waktu dalam bekerja, kejelasan tanggung jawab

masing-masing personal.

(24)

Tidak hanya terbatas pada kondisi di tempat pekerjan masing-masing

seperti nyamannya tempat kerja, kebersihan di tempat kerja dan sebagainya tetapi

juga faktor lain yang dapat membuat perasaan karyawan menjadi lebih baik yaitu

tentang proses kegiatan yang dijalani selama bekerja meliputi dilibatkannya

karyawan dalam menentukan isi pekerjaan maupun dalam pengaturan jam

kerjanya.

3. Hubungan dan komunikasi antar karyawan ditempat kerja

Seseorang dalam suatu organisasi atau perusahaan mau tidak mau harus

melakukan interaksi dengan orang lain baik sesama rekan kerja maupun dengan

atasan, terutama dengan rekan kerja satu bagian. Interaksi itu timbul karena

adanya saling ketergantungan dan keterkaitan antara satu tugas dengan tugas yang

lainnya, keberhasilan penyelesaian suatu pekerjaan ditentukan oleh interaksi

antara orang-orang dalam satu kesatuan kerja. Hubungan keterbukaan dan kerja

sama sangat menentukan terselesainya suatu pekerjaan sehingga akan

menciptakan suasana kerja yang nyaman.

2.3 Indikator-indikator Iklim Kerja

2.3.1 Hubungan Pimpinan dengan Bawahan

Hubungan antara pimpinan dengan bawahan adalah interaksi antara

pimpinan dan bawahannya yang dapat menciptakan lingkungan yang dapat

memotivasi dan menahan karyawan agar tetap dalam organisasi itu (Stum; 2001).

Dalam hubungan kerja sama, perlu ada kecocokan antara pimpinan dengan

(25)

Pada perusahaan, pimpinan dipilih untuk membimbing seorang bawahan

sesudah mempertimbangkan keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh

orang yang akan di ajak kerja sama, dan juga kemampuan pimpinan untuk

menyediakan praktek atau bimbingan dalam berbagai bidang.

Walaupun hubungan pimpinan dengan bawahan komplek, ada banyak

kesempatan pada kedua pihak untuk menjadikan hubungan itu berarti dan

produktif. Dalam lingkungan yang kompetitif, tanpa pimpinan dan bawahan yang

baik, organisasi akan amat menderita.

Mengakui bahwa hubungan itu diperlukan, maka manajemenkan hal itu

secara hati-hati, adalah langkah pertama untuk membuat hubungan itu sukses.

Satu aspek yang penting dari hubungan antara pimpinan dengan bawahan adalah

harapan yang timbal balik terhadap keadilan dan bermain secara adil.

Harapan seperti itu akan menstabilkan hubungan pimpinan dengan

bawahan, akan membuat para karyawan bekerja lebih produktif. Dari penelitian

terhadap manajer penjualan, Shoemaker (2003) menemukan bahwa banyak

manajer penjualan membedakan tenaga penjual berdasarkan pada kualitas

hubungan, komitmen, dan dukungan yang mereka berikan pada bawahannya.

Studi itu menyediakan bukti bahwa variasi seperti itu tepat dan efektif

pada banyak situasi. Hal itu sejalan dengan teori manajemen penjualan, di mana

manajemen penjualan perlu mengembangkan hubungan pribadi dengan tenaga

(26)

pencapaian prestasi, menggambarkan masa depan, menghargai dan menerima

masukan dari pihak lain, upaya seperti harus selalu ditingkatkan.

Hubungan antara manajer penjualan dan penjual merupakan faktor yang

kritis dalam organisasi, karena mereka merupakan mata rantai awal dari pembeli

kepada perusahaan. Sukses dari keseluruhan organisasi mungkin tergantung

kepada kinerja manajer penjualan dan tenaga penjualnya. Oleh karenanya, penting

untuk mengetahui lebih baik bagaimana hakekat hubungan itu dan bagaimana

interaksi itu saling mempengaruhi satu sama lain.

2.3.2 Dukungan Pimpinan

Menurut Saifuddin (2011) dukungan pimpinan merupakan refleksi sikap

positif pimpinan dalam memberikan respon terhadap suatu objek yang dihadapi”.

Sementara Siegel dalam Taylor (1999) mendefinisikan dukungan pimpinan

sebagai “Suatu kondisi dimana seseorang diberi dorongan sehingga merasa aman

dan nyaman secara psikologis. Termasuk didalamnya kesadaran dari keberadaan

yang baik dan kepuasan diri dari affec hunger (senang akan keinginan besar)”

Sedangkan Susilo (2002:243) menjelaskan dukungan pimpinan sebagai

“Komitmen dan dukungan pimpinan, baik secara moril maupun materil yang

memadai sangat diperlukan. Komitmen mengandung pengertian bahwa pimpinan

perlu bersikap konsisten dan konsekuen. Konsisten berarti memberikan dukungan

secara terus menerus dan konsekuen berarti bersedia memainkan peran yang

diharapkan”.

(27)

Konflik dalam suatu organisasi adalah sesuatu yang tidak dapat

dihindarkan, meskipun konflik itu mengandung makna pertentangan atau

ketidaksesuaian, ternyata pandangan para ahli tentang kedudukan dan peran

konflik bagi karyawan dalam organisasi pun bermacam-macam. Salah satu aliran

pemikiran menyatakan bahwa konflik harus dihindarkan, karena itu menunjukkan

adanya kerusakan fungsi dalam organisasi.

2.3.3.1 Tipe-tipe Konflik di dalam Organisasi

Ada bermacam-macam konflik, yang perlu disebutkan yaitu :

1. Konflik di dalam diri seseorang. Ini terjadi bilamana seseorang tidak yakin

mana yang harus diambil/dipilih atau haus dikerjakan diantara alternatif yang

dihadapi.

2. Konflik antara orang dan orang secara individual. Ini disebabkan antara lain

oleh perbedaan perilaku, tekanan peran-peran yang ada, atau karena

perilakunya.

3. Konflik antara perseorangan dengan kelompok. Ini biasanya terjadi karena

adanya tekanan-tekanan dari kelompok terhadap individu supaya individu

menyesuaikan dengan kelompoknya, apakah mengenai pekerjaan, nilai-nilai,

atau lainnya.

4. Konflik antara kelompok dengan kelompok dalam satu organisasi. Biasanya

karena perbedaan tujuan, nilai-nilai, kepentingan-kepentingan, dan

sebagainya. Misalnya antara bagian lini dengan bagian staf, antara staf dengan

(28)

5. Konflik antara organisasi dan organisasi. Ini terjadi biasanya mengenai

sesuatu yang terjadi atau karena alas an yang ada di luar organiasi atau

melibatkan organisasi lain, misalnya karena masalah inovasi, produk bau,

teknologi, pelayanan jasa, harga, penggunaan sumber daya.

2.3.4 Kerja Sama

Organisasi sebagai suatu sistem terdiri dari komponen-komponen

(subsistem) yang saling berkaitan atau saling tergantung (inter dependence) satu

sama lain dan dalam proses kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Kast dan

Rosenzweigh, 1974).

Menurut Soekanto (1987:278) menerangkan bahwa kerjasama merupakan

”Suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu orang.

Kerjasama bisa bermacam-macam bentuknya, namun semua kegiatan yang

dilakukan diarahkan guna mewujudkan tujuan bersama.” Sesuai dengan

kegiatannya, maka kegiatan yang terwujud ditentukan oleh suatu pola yang

disepakati secara besama-sama.

Menurut Zainudin (2009), kerjasama merupakan kepedulian satu orang

atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang tercermin dalam suatu kegiatan

yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan

adanya norma yang mengatur, makna kerjasama dalam hal ini adalah kerjasama

dalam konteks organisasi, yaitu kerja antar anggota organisasi untuk mencapai

tujuan organisasi (seluruh anggota).

Dalam pengertian itu terkandung tiga unsur pokok yang melekat pada

(29)

unsur tujuan bersama. Jika satu unsur tersebut tidak termuat dalam satu obyek

yang dikaji, dapat dianggap bahwa pada obyek itu tidak terdapat kerjasama.

Unsur dua pihak, selalu menggambarkan suatu himpunan yang satu sama

lain saling mempengaruhi sehingga interaksi untuk mewujudkan tujuan bersama

penting dilakukan. Apabila hubungan atau interaksi itu tidak ditujukan pada

terpenuhinya kepentingan masing-masing pihak, maka hubungan yang dimaksud

bukanlah suatu kerjasama.

Suatu interaksi meskipun bersifat dinamis, tidak selalu berarti kerjasama.

Suatu interaksi yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak lain

yang terlibat dalam proses interaksi, juga bukan suatu kerjasama. Kerjasama

senantiasa menempatkan pihak-pihak yang berinteraksi pada posisi yang

seimbang, serasi dan selaras.”

Sebuah kelompok adalah gabungan dari berbagai karakter manusia.

Sebuah kelompok yang solid membutuhkan kerjasama dan kekompakan dalam

melangkah. Bahkan, sebelum berada dalam tahap melangkahpun mereka harus

satu kata dan legowo dalam menetapkan sebuah keputusan. Silang pendapat

merupakan sebuah kondisi normal dari penerapan demokrasi dalam perusahaan.

Kerjasama bagi sebuah kelompok adalah kebutuhan mutlak yang tidak

dapat ditawar-tawar lagi. Betapapun suksesnya masa lalu sebuah kelompok juara,

ia tidak akan dapat bertahan dalam laju keberhasilan jika saja dalam era masa kini

tidak mampu mempererat kerjasama.

(30)

Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu

pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut.

Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar

penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.

2.4.1 Pengertian Penjualan

Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika

aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara

langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran

penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan itu sendiri

adalah sebagai berikut: Pengertian penjualan menurut Henry Simamora (2000;24)

“Penjualan adalah pendapatan lazim dalam perusahaan dan merupakan jumlah

kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa”.

Pengertian penjualan menurut Chairul Marom (2002;28) “Penjualan

artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang

biasanya dilakukan secara teratur”. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual

dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli

dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga

jual yang telah disepakati.

(31)

Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting,

karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang

dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Basu

Swastha dalam bukunya “Manajemen Penjualan”, yaitu:

1. Mencapai volume penjualan tertentu.

2. Mendapat laba tertentu.

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum

perusahaan dalam kegiatan penjualan adalah untuk mencapai volume penjualan,

mendapat laba yang maksimal dengan modal sekecil-kecilnya, dan menunjang

pertumbuhan suatu perusahaan.

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penjualan

Aktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat

meningkatkan aktivitas perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha dalam buku “Manajemen

Penjualan” antara lain sebagai berikut:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

2. Kondisi Pasar

3. Modal

(32)

5. Faktor-Faktor Lain

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah

penting yang berkaitan dengan produk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga

penjual adalah:

a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan

b. Harga produk atau jasa

c. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman

2. Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam

penjualan dan dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya.

3. Modal

Modal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut

barang dagangan ditempatkan atau untuk membesar usahanya.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

Pada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh

bagian tersendiri, yaitu bagian penjualan yang dipegang oleh orang-orang yang

ahli dibidang penjualan.

(33)

Faktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian

hadiah sering mempengaruhi penjualan karena diharapkan dengan adanya

faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kegiatan penjualan, yaitu: kondisi dan kemampuan

penjualan, kondisi pasar, modal, kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktor lain.

2.5 Pengertian Tingkat Penjualan

Menurut Schiffan (2005:118), tingkat penjualan adalah penjualan yang

diperoleh perusahaan untuk periode tertentu dalam satuan unit. Istilah tingkat

penjualan telah mengalami perubahan-perubahan selama beberapa tahun.

Pada mulanya, para pengusahan menggunakan istilah tersebut untuk

menunjukkan pengarahan tenaga penjualan atau disebut juga manajemen

penjualan, kemudian, istilah tersebut diartikan secara lebih luas lagi dengan

penjualan dari seluruh kegiatan pemasaran, distribusi fisik, penetapan hargajual

dan perencanaan produk tetapi sekarang istilah itu sudah dibedakan dengan

menunjukkan kegiatan pemasaran menjual produknya.

Bagi setiap perusahaan tujuan yang hendak dicapai adalah

memaksimumkan profit disamping perusahaan ingin tetap berkembang. Realisasi

dari pada tujuan ini adalah melalui volume penjualan yang mantap karena masalah

(34)

Dalam kegiatan pemasaran kenaikan volume penjualan merupakan ukuran

efisensi, meskipun tidak setiap kenaikan volume penjualan diikuti dengan

kenaikan laba.

2.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penjualan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan menurut

Kotler (2000:55) antara lain adalah :

1. Harga jual, Faktor harga jual merupakan hal-hal yang sangat penting dan

mempengaruhi penjualan atas barang atau jasa yang dihasilkan. Apakah

barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat dijangkau oleh

konsumen sasaran.

2. Produk. Produk salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat volume

penjualan sebagai barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan apakah

sesuai dengan tingkat kebutuhan para konsumen.

3. Biaya promosi. Biaya promosi adalah akktivitas-aktivitas sebuah perusahaan

yang dirancang untuk memberikan informasi-informasi membujuk pihaklain

tentang perusahaan yang bersangkutan dan barang-barang serta jasa-jasa yang

ditawarkan.

4. Saluran Distribusi Merupakan aktivitas perusahaan untuk menyampaikan dana

menyalurkan barang yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen yang

diujinya.

5. Mutu dan kualitas barang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

(35)

terhadap produk dari perusahaan tesebut, begitu pula sebaliknya apabila mutu

produk yang ditawarkan tidak bagus maka konsumen akan berpaling kepada

produk lain.

Setiap perusahaan memiliki design atau rancang bangun tertentu, akan

sangat baik jika sebagian sifat uniknya membedakannya dengan perusahaan

lain. Peluang terobosan atau bagian keunggulan bersaing dalam hal-hal

tertentu timbul dari penggunaan kekuatan ini pada saat yang sama dalam

design atau rancang bangun.

2.6Indikator-indikator Tingkat Penjualan 2.6.1 Tingkat Penjualan Tercapai

Menyusun sebuah target penjualan adalah suatu kegiatan rutin tahunan

yang diagendakan setiap organisasi / perusahaan. Banyak metode yang dipakai

oleh suatu organisasi dalam menetapkan target penjualan. Dalam banyak hal

terdapat kesamaan, diantaranya variabel-variabel yang digunakan dalam

menentukan besaran target penjualan.

Ada beberapa point penting yang harus di jadikan sebagai landasan.

Point-point ini menjadi acuan untuk menentukan seberapa besar perubahan (target) yang

ingin dicapai dalam satu tahun kedepan. Dalam penyusunan target

penjualan dipakai pendekatan secara statistik, yang dibuat secara linier atau

berdasarkan pada rencana pertumbuhan. Adapun point-point tersebut adalah :

(36)

2. Menetapkan target penjualan bersumber dari penjualan atau distribusi barang

yang telah ada (berjalan) dan dari rencana perkembangannya.

3. Merencanakan waktu mulai memproduksi sebuah barang. Dalam hal ini harus

memperhitungkan siklus yang terjadi, yaitu saat turun atau naiknya penjualan

suatu barang. Sehingga dapat ditentukan apakah harus merubah “kemasan”

saja atau hanya perlu mendorong naiknya penjualan untuk satu tahun kedepan.

4. Memperhitungkan jenis produk/barang mana saja yang akan dijadikan fokus

untuk mendongkrak penjualan. Mengambil semua jenis produk dalam

prosentase tertentu untuk mengejar target penjualan sangatlah tidak relevan,

apalagi jika produk tersebut mempunyai banyak varian .

5. Mempertimbangkan langkah yang akan diambil untuk mendongkrak

penjualan. Baik dari sisi biaya produksi maupun dari rencana target barang

yang ingin di capai. Untuk hal ini prosentase biaya periklanan, kampanye

program, dan target barang yang akan dijual dapat dijadikan acuan untuk

mendapatkan perkiraan target penjualan yang lebih akurat.

6. Memperhitungkan harga kedepan agar dapat menentukan berapa potongan

harga yang akan atau dapat diambil . Membuat rencana target penjualan

bukanlah mengalikan jumlah barang dengan harga jual, tetapi harus dengan

cara mengalikan jumlah barang yang akan dijual dengan harga netto.

Kinerja perusahaan secara umum akan sangat dipengaruhi oleh ketepatan

target penjualan yang direncanakan. Dengan melakukan optimalisasi target

(37)

Inilah yang pada akhirnya bermuara pada meningkatnya kinerja perusahaan /

organisasi secara menyeluruh.

2.6.2 Tingkat Penjualan Tidak Tercapai

Untuk menyusun anggaran penjualan, diperlukan penaksiran-penaksiran

(forecasting) khususnya penaksiran tentang jumlah yang diperkirakan akan

mampu dijual beserta harga jualnya. Masing-masing penjualannya itu dikaitkan

dengan jenis-jenis produk yang akan dijual dengan waktu serta tempat (daerah)

penjualannya.

Berkembangnya dunia bisnis pada masa sekarang ini dengan pesat

sehingga terjadinya persaingan yang sangat tajam di segala bidang usaha, mulai

dari perusahaan yang berskala besar hingga ke skala kecil sekalipun. Untuk

mampu mengungguli dalam persaingan tersebut para pelaku bisnis harus terus

berupaya agar perusahaannya dapat bertahan terus menjaga kelangsungan hidup

perusahaan.

Dengan demikian diperlukan berbagai kebijaksanaan dan upaya-upaya

yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk memperoleh laba secara maksimal,

dengan mengoptimalkan tingkat penjualan produknya. Penentuan dari

kebijaksanaan dan upaya-upaya yang dilakukan perusahaan tersebut, merupakan

suatu dorongan bagi badan usaha untuk mencapai keuntungan yang lebih

maksimal dan juga memenuhi permintaan pasar.

Namun demikian masih ada perusahaan yang mengalami kerugian dan

(38)

penentuan strategi marketing mix. Dimana keberhasilan kebijaksanaan dalam

pemasaran sanagat ditentukan oleh strategi marketing mix.

Di pihak lain perusahaan juga akan menghadapi berbagai tantangan dalam

menghadapi persaingan yang sangat tajam, yang cenderung menimbulkan praktek

pendekatan pemasaran yang tidak sehat. Oleh sebab itu, kebijaksanaan pemasaran

sangat penting artinya dalam menghadapi lingkungan pasar yang bersaing.

Secara umum beberapa unsur pokok yang menjadi tolak ukur terhadap

pemenuhan kebutuhan dan pelayanan konsumen, yang dikenal dengan istilah

marketing mix antara lain terdiri dari kebijaksanaan produk, harga, promosi, dan

distribusi. Pada kenyataannya kebijakan pemasaran yang diterapkan belum

memberikan hasil yang maksimal dan juga belum memperlihatkan hasil yang

menggembirakan terhadap tingkat penjualan perusahaan.

Dalam memasarkan suatu produk dari realisasi penjualan yang dicapai,

kadang perusahaan masih mengalami kesulitan dalam mencapai volume penjualan

yang telah ditetapkan sesuai rencana perusahaan sehingga tingkat penjualan tidak

tercapai.

2.7 Pengertian Pemasaran

Kotler (2001) mengemukaka

pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud

memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa

(39)

Menurut Stanton (2001), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan

kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

2.7.1 Fungsi Divisi Pemasaran

peran penting dalam menentukan kemajuan perusahaan tersebut. Sebab, bidang ini

memiliki fungsi untuk menghasilkan pemasukan bagi perusahaan. Semakin besar

pemasukan yang berhasil dicapai, maka perusahaan akan makin berkembang. Dan

demikian pula sebaliknya. Meski demikian, divisi pemasaran ini tidak bisa berdiri

sendiri dalam sebuah perusahaan.

Setiap aktivitas yang dilakukan divisi ini, memiliki hubungan dan

keterkaitan dengan setiap bagian dalam perusahaan. Seperti bagian produksi,

sumber daya manusia, riset dan pengembangan dan terlebih dengan bagian

keuangan. Tanpa hubungan yang selaras dengan semua bagian tersebut, maka

divisi pemasaran tidak akan bisa menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.

Dengan bagian produksi, bagian pemasaran memiliki kebutuhan untuk

mengenal karakter produk yang pasti sangat dikuasai oleh bagian produksi. Dan

tugas dari divisi pemasaran adalah menyampaikan karakteristik produk tersebut

kepada masyarakat.

(40)

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama di

mana sepenuhnya proyek penelitian ini ditujukan, di mana hal ini merupakan

jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan

dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,

observasi, dan survei literatur Kuncoro (2009:52).

Iklim kerja adalah suatu keadaan yang terdapat dalam struktur dan proses

kegiatan perusahaan yang mencerminkan rasa kepuasan pada para pelaksana atau

karyawan yang bersifat menunjang kearah pencapaian cita-cita yang diinginkan

oleh perusahaan secara keseluruhan maupun oleh pelaksana atau karyawan

perusahaan Nitisemito (1996). Sedangkan tingkat penjualan adalah penjualan

yang diperoleh perusahaan untuk periode tertentu dalam satuan unit Schiffan

(2005:118).

Dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti

yaitu iklim kerja sebagai variabel (X) dan tingkat penjualan sebagai variabel (Y).

Iklim kerja yang terdiri dari hubungan pimpinan dengan bawahan, dukungan

pimpinan, konflik, dan kerja sama. Iklim kerja yang baik di dalam perusahaan

akan mempengaruhi tingkat penjualan yang akan dicapai oleh perusahaan.

Kerangka ini merupakan argumentasi dalam merumuskan hipotesis atau

pertanyaan lain. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka kerangka konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual

(41)

Sumber : (Kotler, 2004 : 209) (diolah)

2.9Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena,

atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain,

hipotesis merupakan jawaban sementara yang telah disusun peneliti, yang

kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan Kuncoro

(2009:59).

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan kerangka

konseptual di atas, maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu

penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument

kunci, pengambilan sampel, sumber dan data Sugiono (2009:15). Sehingga dapat

dilihat apakah ada pengaruh iklim kerja terhadap tingkat penjualan pada divisi

pemasaran PT. Fasbiru Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Fasbiru Medan, di Komplek Taman

Setia Budi Indah Blok YY No. 84 Medan. Penelitian ini dilakukan pada Bulan

Mei sampai September 2013.

3.3Batasan Operasional

Batasan operasional dibuat untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

penelitian. Penelitian ini dibatasi hanya membahas variabel independen yaitu

iklim kerja (X) yang terdiri dari hubungan pimpinan dengan bawahan, dukungan

pimpinan, konflik, dan kerja sama. Variabel dependen yaitu tingkat penjualan (Y)

yang terdiri dari tingkat penjualan tercapai dan tingkat penjualan tidak tercapai.

(43)

Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel suatu

faktor yang berkaitan dengan faktor variabel lainnya. Defenisi operasional dari

variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

3.5Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Likert, yaitu sebagai alat yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono

(2008:93).

Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden

terhadap setiap instrumen menggunakan Skala Likert yang bertujuan untuk

keperluan analisis kuantitatif penelitian ini, maka penulis memberikan lima

alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan Skala 1 sampai 5 yang

dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

3.6Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono (2008:215). Pada

penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan divisi pemasaran PT.

Fasbiru Medan yaitu berjumlah 30 orang.

(44)

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua

populasi yang ada yang penarikannya adalah diambil secara sensus yakni semua

jumlah anggota populasi pada divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan.

3.7 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden

yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan melakukan

wawancara (interview) kepada karyawan divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan,

dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire) kepada karyawan divisi

pemasaran PT. Fasbiru Medan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik

dari buku, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara yaitu merupakan metode pengumpulan data primer yang

dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik secara lisan

maupun tulisan kepada karyawan divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan sesuai

(45)

2. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap aktifitas pada

divisi pemasaran PT. Fasbiru Medan.

3. Studi Kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan untuk

memperoleh teori mengenai iklim kerja, melalui buku-buku,

makalah-makalah, jurnal-jurnal yang berguna bagi penelitian ini.

3.9Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner atau angket

yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Kuesioner yang

digunakan untuk mengukur menunjukkan apakah data yang diperoleh merupakan

data yang valid. Menurut Umar (2008:166) mengukur validitas dengan melakukan

uji coba kuesioner yang menunjukkan sejauh mana suatu kuesioner mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Uji coba kuesioner dengan jumlah 30

responden.

Uji validitas dilakukan pada responden yang berada dari divisi pemasaran

pada PT. Zona Property Indonesia yang beralamat di pertokoan Jl. Setia Budi No.

17-C Medan sebanyak 30 responden dengan menggunakan bantuan SPSS 16,00

for windows. Suatu data dikatakan valid dengan kriteria pengujian validitas

kuesioner sebagai berikut :

1) Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid.

2) Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Situmorang

(46)

kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang

responden penelitian yang berada dari divisi pemasaran pada PT. Zona Property

Indonesia.

Kuesioner yang berisi 12 butir pernyataan menyangkut variabel

independen yaitu iklim kerja (X), serta variabel dependen yang berisi 1 butir

pernyataan yaitu tingkat penjualan (Y), yang diberikan kepada 30 responden

untuk keperluan uji validitas instrumen yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.3

berikut ini :

Tabel 3.3 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected

Item Total Correlation yang lebih besar dari nilai r tabel (0,361). Dengan demikian

semua butir pernyataan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur di pakai

dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel Situmorang (2008 : 37).

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan

SPSS 16,00 for windows. Pernyataan reliabel akan ditentukan reliabilitasnya

dengan kriteria sebagai berikut :

Menurut Situmorang (2010: 80) suatu variabel dianggap reliabel jika

(47)

dilihat nilai Cronbach’s Alpha 0,873 lebih besar dari 0,80. Dengan demikian

maka seluruh butir pernyataan kuesioner penelitian dinyatakan reliabel.

Hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4

berikut ini :

Analisa data adalah kegiatan untuk memaparkan data, sehingga dapat

diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis. Batasan ini

diungkapkan bahwa analisis data adalah sebagai proses yang merinci usaha secara

formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh

data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.10.1 Teknik Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif merupakan teknik analisis data dimana peneliti

mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari

keseluruhan data serta merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan

data mudah dikelola Kuncoro (2009:192).

Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh

sejumlah responden penelitian yaitu karyawan divisi pemasaran PT. Fasbiru

Medan yang berjumlah 30 responden.

3.10.2 Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik adalah suatu metode analisis yang berfungsi untuk

(48)

Dengan syarat bentuk data dari variabel terikat adalah data dikotomi, seperti ya

dan tidak, setuju dan tidak, wanita dan pria, membeli dan tidak, dan sebagainya

Baroroh (2013: 37).

Kategori pengelompokan jawaban variabel terikat ini adalah untuk Y = 1

menyatakan kejadian yang “sukses”, sedangkan untuk Y = 0 menyatakan kejadian

yang “gagal”. Hal ini sangat berbeda dengan regresi linier, yang variabel

terikatnya termasuk skala interval atau rasio (Agung. 2002: 153).

3.10.3 Metode Pengujian Analisis Regresi Logistik

Dalam metode regresi logistik terdapat dua parameter statistik yang harus

diperhatikan sebagai berikut.

1. Uji Wald

Uji Wald digunakan untuk melihat variabel-variabel X yang memengaruhi Y.

Hipotesis uji Wald adalah:

H0: i = 0 (Variabel X tidak memengaruhi variabel Y)

H0: i ≠ 0 (Variabel X yang memengaruhi variabel Y)

Penolakan H0 terjadi jika nilai uji Wald hitung lebih besar dari Wald tabel,

atau nilai Probability uji Wald hitung lebih kecil dari α (10%). Sedangkan

penerimaan H0 terjadi jika nilai uji Wald hitung lebih kecil dari Wald tabel, atau

(49)

2. Old Ratio

Dalam Regresi Logistik, untuk menginterpretasikan hasil penelitian

tentang besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

digunakan nilai odd ratio. Nilai Odds ratio merupakan ukuran asosiasi yang

memperkirakan seberapa besar kecenderungan pengaruh variabel-variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y).

Jika suatu variabel bebas memiliki koefisien regresi positif, maka nilai

odds rationya akan lebih besar dario satu. Sebaliknya, jika suatu variabel bebas

memiliki koefisisen regresi negatif, maka nilai odds rationya akan lebih kecil dari

satu (Hormer and Lemeshow. 1989: 57).

Interpretasi dari nilai odds ratio adalah sebagai berikut:

1. Nilai odds ratio yang lebih dari 1 menunjukkan bahwa peluang responden

untuk memilih tercapai (Y=1) lebih besar daripada responden yang memilih

tidak tercapai (Y=0). Dengan kata lain, responden lebih cenderung

memutuskan tercapai.

2. Nilai odds ratio yang sama dengan 1 menunjukkan bahwa peluang responden

untuk tercapai (Y=1) dengan responden memilih tidak tercapai (Y=0) adalah

sama.

3. Nilai odds ratio yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa peluang responden

untuk memilih tercapai (Y=1) lebih kecil daripada responden yang memilih

tidak tercapai (Y=0). Dengan kata lain, responden lebih cenderung

memutuskan memilh tidak tercapai.

(50)

Sama seperti halnya analisis regresi sederhana dan berganda, sebelum

melakukan analisis regresi logistik, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi. Pengujian asumsi yang harus dilakukan adalah kebaikan model (test

goodness of fit). Untuk pengujian kebaikan model ini, digunakan Metode Pearson

Chi Square (Iriawan dan Astuti. 2006: 398).

Nilai Chi Square (x2) hitung yang diperoleh dari rumus di atas selanjutnya

dibandingkan dengan nilai x2 tabel. Jika nilai x2 hitung lebih besar dari x2 tabel (x2

hitung > x2tabel), atau P valuelebih kecil dari α (P < 5,00%), maka modrl regresi

yang dibuat tidal layak atau tidak mencukupi atau membuat keputusan.

Sebaliknya, jika nilai x2 hitung lebih kecil dari x2 tabel (x2 hitung < x2 tabel), atau

P value lebih besar dari α (P > 5,00%), maka model regresi yang dibuat sudah

(51)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Fasbiru Medan

PT. Fasbiru Medan berdiri berdasarkan Akta Notaris Nomor 38 Tanggal

30 Januari 2006, yang beralamat di Komplek Taman Setia Budi Indah Blok YY

No. 84 Medan. Memulai unit bisnisnya dalam bidang properti islami, saat ini

perusahaan merupakan salah satu pengembang terdepan di kota Medan. PT.

Fasbiru Medan memfokuskan untuk pembangunan perumahan dengan konsep

Islami yang berlokasi di Kota Medan.

Saat ini PT. Fasbiru Medan memiliki proyek pembangunan yang

berlangsung diantaranya Citra Harjosari, Griya Raihan, Citra Menteng, Citra

Seroja, Puri Zahara dan lain-lain. Lingkungan perumahan asri yang dikembangkan

oleh PT. Fasbiru Medansangat sesuai dengan kebutuhan sosial keluarga bersama

dengan ratusan keluarga Muslim di Kota Medan, dan menjadikan lingkungan

semakin bernuansa religius, aman dan nyaman karena dengan penjagaan 24 jam,

sehingga merupakan hunian yang ideal.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Fasbiru Medan 1.Visi

PT. Fasbiru Medan memiliki visi yaitu mengembangkan bisnis properti

islami terdepan di kota Medan dengan inovasi dan kreativitas secara terus

menerus dalam menciptakan nilai tambah dalam penyediaan ruang kehidupan dan

(52)

2. Misi

PT. Fasbiru Medan mempunyai misi sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan islami dan area yang

berkualitas.

2. Menjadi perusahaan pengembang yang mampu memberikan nilai lebih bagi

para karyawan.

3. Berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam rangka

mendorong pembangunan perkotaan dan dalam meningkatkan indeks

pengembangan.

4.1.3 Maksud dan Tujuan PT. Fasbiru Medan

Maksud dan tujuan PT. Fasbiru Medan yaitu sebagai berikut :

1. Menjalankan usaha dalam bidang pembangunan untuk proyek-proyek

pekerjaan umum, termasuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

pemborongan pembangunan perumahan, gedung-gedung, perkantoran,

pergudangan, kawasan industri, jalan, jembatan, saluran-saluran air (irigasi),

pekerjaan pemasangan instalasi listrik, air, gas, telepon, mesin-mesin,

konstruksi besi, konstruksi beton, pematangan tanah, dan pekerjaan teknik

sipil lainnya, basah maupun kering dan pekerjaan-pekerjaan lain dalam bidang

pembangunan.

2. Menjadi pengembang atau developer proyek perumahan (real estate), pusat

perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran, pergudangan dan kawasan industri,

(53)

menjual dan atau menyewakan bangunan-bangunan (properti) dan tanah-tanah

tersebut.

3. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan yang meliputi

perdagangan impor dan ekspor, antar pulau dan antar daerah serta lokal, untuk

barang-barang hasil produksi sendiri dan hasil produksi perusahaan lain serta

bertindak sebagai agen, leveransir, supplier, waralaba, distributor dan sebagai

perwakilan dari badan-badan perusahaan-perusahaan lain, baik dari dalam

maupun luar negeri serta perdagangan yang berhubungan dengan usaha real

estate yaitu penjualan dan pembelian bangunan-bangunan rumah, gedung

perkantoran, gedung pertokoan, unit-unit ruangan apartemen, ruangan

kondominium, ruangan kantor dan ruangan pertokoan.

4. Menjalankan usaha dalam bidang jasa, antara lain jasa agen properti, jasa

pengelolaan dan penyewaan gedung perkantoran, jasa hiburan rekreasi, dan

kawasan industri, jasa konsultasi bidang arsitek, landscape, design dan

interior, jasa konsultasi bidang konstruksi sipil, jasa konsultasi bidang

manajemen operasi dan pemeliharaan kawasan real estate dan kawasan

industri.

4.1.4 Tata Nilai PT. Fasbiru Medan

1. Proaktif (Proactive)

Selalu bersikap proaktif, penuh inisiatif, dan sadar akan resiko yang

mungkin terjadi

(54)

Selalu memperhatikan keunggulan berbisnis dan bekerja keras dalam

mencapai hasil maksimal sesuai kompetensi perusahaan.

3. Kerjasama Tim (Teamwork)

Selalu mengutamakan kerjasama tim agar mampu menghasilkan sinergi

optimal dari perusahaan.

4. Inovasi (Innovation)

Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalan teknik

penjualan

5. Bertanggung Jawab (Responsible)

Selalu bertanggung jawab untuk setiap keputusan yang diambil maupun

tindakan yang dilakukan.

4.1.5 Struktur Organisasi PT. Fasbiru Medan

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai struktur organisasi.

Penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai

pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan kata lain penyusunan struktur organisasi

adalah langkah terencana dalam suatu perusahaan untuk melaksanakan fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Pengertian yang

jelas tentang struktur organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:

Menurut Robbins (2007:284) struktur organisasi dapat diartikan sebagai

kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas

pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Struktur organisasi

didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi

(55)

Struktur organisasi yaitu menggambarkan tipe organisasi,

pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan

hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan

sistem pimpinan organisasi (Hasibuan, 2004:128).

Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa struktur organisasi

menggambarkan kerangka dan susunan hubungan diantara fungsi, bagian atau

posisi, juga menunjukkan hierarki organisasi dan struktur sebagai wadah untuk

menjalankan wewenang, tanggung jawab dan sistem pelaporan terhadap atasan

dan pada akhirnya memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan

organisasi tetap hidup walaupun orang datang dan pergi serta pengkoordinasian

hubungan dengan lingkungan.

Struktur organisasi dapat menghindari atau mengurangi kesimpangsiuran

dalam pelaksanaan tugas. Adapun struktur organisasi PT. Fasbiru Medan dapat

(56)

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif persentase hasil

penelitian setiap variabel dari iklim kerja dan tingkat penjualan pada PT. Fasbiru

Medan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan

(kuesioner). Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 12 butir pernyataan untuk

variabel iklim kerja dan 1 butir pernyataan untuk variabel tingkat penjualan.

Jumlah sampel penelitian sebanyak 30 responden. Analisis deskriptif berisi

mengenai karakteristik dari responden penelitian sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang diperoleh dari

kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden dapat dilihat pada Tabel 4.1

[image:56.595.111.517.506.592.2]

berikut ini :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 14 46,7

Perempuan 16 53,3

Total 30 100

Sumber : Pengolahan data primer (kuesioner), 2013

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan

lebih banyak yakni 16 responden (55%). Sedangkan karyawan yang berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 14 responden (45%). Hal ini memberi gambaran

(57)

Medan karena karyawan perempuan lebih terampil, rajin dan teliti dalam

memasarkan perumahan kepada konsumen yang membutuhkan rumah idaman.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia yang diperoleh dari kuesioner

[image:57.595.109.521.258.363.2]

yang disebarkan kepada 30 responden dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

21 s/d 25 12 40,0

26 s/d 30 13 43,3

31 s/d 35 5 16,7

Total 30 100

Sumber : Pengolahan data primer (kuesioner), 2013

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden usia 26 s/d 30 lebih banyak

yakni 13 responden (43.3%). Selain itu responden dengan usia 21 s/d 25 tahun

sebanyak 12 orang (40%) dan usia 31 s/d 35 tahun sebanyak 5 orang (16,7%). Hal

ini memberi gambaran bahwa karyawan divisi p

Gambar

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Iklim Kerja
+4

Referensi

Dokumen terkait

berikut : “ Iklim organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap gairah kerja..

Bagaimanakah pengaruh Bauran Pemasaran (yang terdiri dari produk, harga, distribusi promosi,) Terhadap Tingkat Penjualan Honda Supra X 125 Pada PT..

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan konflik terhadap stres kerja karyawan pada PT Telkom Indonesia Divisi Enterprise Service

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan konflik terhadap stres kerja karyawan pada PT Telkom Indonesia Divisi Enterprise Service

dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Pengaruh Mutasi dan Pro mosi Jabatan terhadap Prestasi Kerja Karyawan Studi pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional

Laporan ini berisikan Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan selama sebulan pada tanggal 28 Januari 2019-28 Februari 2019 di PT Sucofindo pada sub bagian promosi divisi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Promosi Jabatan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Pada PT.. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan divisi pemasaran PT. IBID Balai Lelang Serasi