Daftar Pustaka
Arkan, F. 2014. Sistem Detektor Kebakaran untuk Rumah Susun dengan Sistem Wireless Sensor Network. Jurnal ECOTIPE 1(1): 2355 – 5068.
Astharini, D., Rahmatia, S., Apridinata, T. & Batubara. R. P. 2013.
Pengembangan Sistem Pendeteksi Lokasi Titik Api dalam Ruangan
Terbatas. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi 2(2): 91 –
95.
Christie, E. S. 2012. Aplikasi Portal Akademik Mobile Berbasis Android. Skripsi. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Faishal, A. & Budiyanto, M. 2010. Pendeteksi Kebakaran Dengan
Menggunakan Sensor Suhu LM35D Dan Sensor Asap. Seminar
Nasional Informatika 2010 (semnasIF 2010): 1979-2328.
Hariyanto, B. 2004. Sistem Manajemen Basis Data: Pemodelan, Perancangan,
dan Terapannya. Informatika. Bandung.
Hiskia. 2007. Perkembangan Teknologi Sensor Dan Aplikasinya Untuk Deteksi
Radiasi Nuklir. Prosiding Pertemuan Dan Presentasi Ilmiah Penelitian
Dasar Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Nuklir. Yogyakarta.
Manihar, S.R., Dewagan, K.P., & Rajpurohit, J. 2012. Multiple Gas Analyzer
and Indicator. International Journal of Modern Engineering Research
(2): 4-2753-2755. (online) http://www.ijmer.com/papers/Vol2_Issue4/
EW2427532755.pdf
Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java.
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1Analisis Sistem
Perancangan sistem bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penulis mengenai
gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat dan
diimplementasikan. Untuk memulai membangun sebuah Sistem deteksi, dalam
hal ini penulis membangun sebuah sistem deteksi untuk menghasilkan
informasi atau pemberitahuan melalui perantara smartphone. Terlebih dahulu
penulis merancang alur proses berdasarkan kebutuhan pengguna yang akan
menggunakan sistem ini.
3.2 Arsitektur Umum Sistem
Pada tahap metodologi ini menjelaskan arsitektur umum mengenai proses
identifikasi kebakaran menggunakan sensor gas (MQ2) dan sensor suhu
Keterangan:
1.Ruangan
Pada arsitektur umum ini, ruangan yang dipakai adalah ruangan yang telah
terpasang sensor MQ2 dan DHT11.
2.Tingkat Asap Dalam Ruangan
Merupakan input dari MQ2 yang merupakan kandungan udara dalam ruangan
meliputi propane, methane, alcohol, LPG, i-butane, hydrogen, dan smoke.
Berikut nilai yang dianggap sebagai kebakaran pada masing-masing gas; 200 – 5000 ppm untuk LPG, propane, 300 – 5000 ppm untuk butane, 5000 – 20000 ppm untuk methane, 300 – 5000 ppm untuk hydrogen, 100 – 2000 ppm
untuk alcohol.
3.Suhu Dalam Ruangan
Merupakan input dari DHT11 berupa suhu dalam ruangan. Pada arsitektur
umum ini, sistem akan menganggap kebakaran jika suhu yang diterima
lebih besar dari
40℃.
4.Sensor MQ2
Sensor yang berfungsi mengkonversi kandungan udara dalam ruangan agar
dapat dibaca oleh arduino. Pada arsitektur umum ini, MQ2 akan mengkonversi
kandungan udara yang berbentuk gas.
5.Sensor DHT11
Sensor yang berfungsi mengkonversi suhu udara dalam ruangan agar dapat
dibaca oleh arduino. Proses dari sensor ini mengubah besaran panas menjadi
besaran listrik.
6.Arduino Nano
Pada arsitektur umum ini, arduino nano berfungsi untuk mengambil
7.Tingkat Asap dan Suhu Melebihi Batas Aman?
Merupakan Proses yang terjadi dalam arduino nano yang menentukan
ruangan dalam kebakaran atau tidak
8.Nyalakan Alarm Tanda Kebakaran
Pada arsitektur umum ini, proses ini berjalan apabila ruangan dalam kondisi
kebakaran, dimana kondisi tersebut merupakan output dari proses arduino
nano. Proses ini sendiri akan menyalakan alarm yang berada pada ruangan
yang bertujuan untuk memperingati adanya kebakaran.
9.Data User dan ID Arduino
Adalah Data User yang terdapat pada Arduino Nano. Data user ini akan
digunakan sebagai informasi tujuan pengiriman pemberitahuan kebakaran.
Sedangkan ID Arduino berfungsi untuk menandai lokasi kebakaran.
10. ESP8266
Pada arsitektur umum ini, ESP8266 berfungsi untuk mengirim sinyal
kebakaran ke smartphone yang sudah terinstall aplikasi sistem pemberitahuan
kebakaran. Sinyal yang dikirim merupakan pemberitahuan kebakaran beserta
denah lokasi kebakarannya.
11. Access Point
Pada arsitektur umum ini Access Point berfungsi sebagai penghubung antara
sistem dengan internet.
12. Internet
Internet merupakan suatu jempatan yang menghubungkan smartphone dengan
sistem pemberitahuan kebakaran.
13. Pemberitahuan Kebakaran dan Denah Lokasi Kebakaran
Output dari ESP8266 yang dikirimkan ke smartphone. Output ini akan dikirim
14. Kirim Pemberitahunan Ke Smartphone Dengan ID Terdaftar
Proses akhir yang dilakukan sistem untuk memberitahu pengguna mengenai
kebakaran yang terjadi dan lokasinya. ID Terdaftar merupakan alamat
pengiriman pemberitahuan.
15. Smartphone dengan Aplikasi Sistem Pemberitahuan Kebakaran
Pada arsitektur umum ini, Smartphone merupakan platform yang digunakan
untuk menerima pemberitahuan dari system arduino.
16. Simpan Pemberitahuan Ke Database Lokal Smartphone
Proses yang bertujuan untuk menyimpan pemberitahuan kebakaran pada
aplikasi. Database local sendiri merupakan jenis database SQLite.
17. Lokasi Kebakaran
Media yang diterima smartphone yang menunjukkan lokasi kebakaran.
Alur Proses Sistem:
1.Proses Deteksi Asap dan Suhu Ruangan.
Proses ini berlangsung pada saat sensor melakukan deteksi terhadap suhu dan
asap pada ruangan kemudian mengirim hasil deteksi ke arduino nano. Pada
arsitektur umum, proses ini dimulai dari gambar “Ruangan” sampai ke “Arduino nano”.
2.Proses Pemeriksaan Output dari Sensor Asap dan Suhu Ruangan.
Proses ini merupakan proses yang penting dalam sistem ini. Pada proses ini,
sistem akan melakukan pemeriksaan, apakah input yang diterima melebihi
ketetapan yang sudah di atur atau tidak.
3.Proses Pengiriman Pemberitahuan
Proses ini hanya akan berjalan jika tingkat asap dan suhu dalam ruangan
sudah melebihi ketetapan yang di atur. Awalnya sistem akan mengambil data
identitas tujuan pengiriman pemberitahuan, sedangkan ID Arduino berfungsi
untuk menandai lokasi kebakaran. Proses ini sendiri akan melewati modul
wifi ESP8266 dan access point untuk terhubung ke internet, agar dapat
mengirim pemberitahuan ke smartphone yang mac address-nya terdapat pada
3.3 Flowchart Sistem
Gambar 3.10 Flowchart Sistem
Keterangan Flowchart
1. Pengguna membuka sistem deteksi kebakaran.
2. Pengguna memasukkan username dan password.
3. Pengguna memilih hak akses sebagai admin atau user lalu login.
4. Jika pengguna masuk sebagai admin maka pengguna akan melihat Mulai
Username Password
Penggguna
Hak akses = admin?
Y List Sensor Data Sensor
T
List Sensor Terdaftar
tampilan list sensor dan data sensor.
5. Jika pengguna masuk sebagai user maka pengguna akan melihat
tampilan list sensor yang terdaftar saja.
3.4 Rancangan Input
Aplikasi ini hanya memiliki rancangan input untuk login diawal sebagai admin
atau user penggunaan aplikasi dan tidak melakukan pemasukan data apapun
selain nama pengguna dan sandi pengguna. Ini dilakukan karena aplikasi ini
dibangun memang hanya untuk mendapatkan informasi bahwa disekitar
sensor ada sebuah kebakaran. Komponen-komponen yang digunakan pada
form ini adalah EditText, RadioButon, dan Button.
3.2.1 Rancangan Form Login
Pada tampilan awal sistem terdapat splashcreen yang berfungsi untuk
memastikan apakah ada jaringan atau tidak. Form Login digunakan untuk
membedakan level akses pengguna. Yang pertama pengguna bisa mengakses
Gambar 3.1 Splash Screen Gambar 3.2 Rancangan Form Login
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka layout splash screen
pada Gambar 3.1 adalah sebagai berikut:
1.Picturebox ”Logo” : box yang berfungsi untuk menampilkan logo.
2.label1 ” Sensor Kebakaran ” : label1 yang berfungsi untuk
menampilkan teks sensor kebakaran.
3. label2 ” v1.0.0 ” : label2 yang berfungsi untuk menampilkan tipe software.
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka Form login pada Gambar
3.2adalah sebagai berikut:
1.label3”login” : label yang berfungsi untuk menampilkan judul layout.
2. Textbox ”username” : textbox yang berfungsi untuk menginput username.
3. Textbox ”password” : textbox yang berfungsi untuk menginput password.
4.Button2 ” masuk ” : button yang berfungsi untuk menampilkan
halaman admin atau user.
FIRE DETECTOR
3.2.2 Rancangan Form Input
Pada bagian ini pengguna yang berhasil login ditampilkan, sebelumnya
pengguna memilih terlebih dahulu admin atau user, disini penggguna login
sebagai admin ditampilkan. Maka sistem akan menampilkan list sensor seperti
gambar 3.3.
Gambar 3.3 list sensor
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka list sensor pada Gambar
3.3adalah sebagai berikut:
1. Label4 ”listsensor” : label yang berfungsi untuk menampilkan judul layout.
2. Texfield ”sensor1” : textfieldx yang berfungsi untuk menampilkan list sensor.
3.2.3 Rancangan Form Admin
Pada perancangan form admin maka terdapat beberapa pilihan bahwa
admin memiliki hak akses yang lebih banyak dibandingkan dengan user.
Seperti gambar
FIRE DETECTOR
USER MANAGER
LISTDEVICE
SENSORMANAGER
RELATION MANAGER LOGOUT
Gambbar 3.4 Menu Navigasi
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka menu
navigasi pada Gambar 3.4 adalah sebagai berikut:
1. Navigationmenu1 berfungsi untuk menampilkan pilihan yang diinginkan
admin atau user.
3.2.4 Rancangan Data Sensor
Pada rancangan ini terdapat informasi data sensor secara detail, aplikasi akan
menerima pemberitahuan berupa lokasi, suhu, kelembaban maupun gas yang
telah di deteksi oleh sensor. Pada rancangan ini aplikasi akan menampilkan peta
lokasi kebakaran sehingga pengguna memiliki informasi data kebakaran
Gambar 3.5 Rancangan Data sensor
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka data sensor pada Gambar
3.5adalah sebagai berikut:
1. Label5 ”Datasensor” : label yang berfungsi untuk menampilkan judul
layout Data Sensor.
2. Label6 “lokasi”: label yang berfungsi untuk menampilkan teks lokasi.
3. Label7 “suhu”: label yang berfungsi untuk menampilkan teks suhu.
4. Label8 “kelembaban”: label yang berfungsi untuk
menampilkan teks kelembaban.
5. Label9 “gas”: label yang berfungsi untuk menampilkan teks gas.
6. Label10 “posisi”: label yang berfungsi untuk menampilkan tata letak posisi.
FIRE DETECTOR
DEVICE-001
: USU TEMPERATURE : 30.00 C HUMIDITY : 61.00 % GAS / SMOKE 41
LOCATION
3.2.5 Rancangan Form User
Pada t ahap ini seorang pengguna yang berperan sebagai user memiliki hak
akses lebih sedikit jika dibandingkan dengan admin. User akan memiliki hak
akses setelah admin menambahkan hak akses berdasarkan nama dan kata
sandi. Seperti gambar 3.6 berikut:
Gambar 3.6 Rancangan Tambah user
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka tambah user pada Gambar
3.6adalah sebagai berikut:
1. Label11”inputdata” : label yang berfungsi untuk menampilkan judul layout.
2. Textbox ”username” : textbox yang berfungsi untuk menginput username.
3. Textbox ”password” : textbox yang berfungsi untuk menginput password.
4. textfield ” user ” : textfield yang berfungsi untuk menampilkan
halaman list
user.
3.2.6 Rancangan Sensor
Pada rancangan ini seorang admin menambahkan data sensor pada sistem,
hal ini dilakukan dengan menambahkan lokasi kebakaran pada peta. Apabila
Seperti gambar 3.7 berikut
Gambar 3.7 Rancangan Tambah Sensor
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka tambah sensor
pada Gambar 3.7 adalah sebagai berikut:
1. Label12 ”inputdata” : label yang berfungsi untuk menampilkan judul layout.
2. Label13 ”lokasi” : label yang berfungsi untuk menampilkan teks lokasi.
3. textfield ” sensor” : textfield yang berfungsi untuk menampilkan halaman list
3.2.7 Rancangan Relasi
Pada tahap ini user memilki hak akses untuk menambahkan sensor yang
telah terdaftar untuk diakses. Seperti gambar 3.8 berikut:
Gambar 3.8 Rancangan relasi user dengan sensor
Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka tambah sensor pada Gambar
3.8 adalah sebagai berikut:
1. ”menubar1” : menubar yang berfungsi untuk menampilkan teks pilihan user.
2. ”menubar2” : menubar yang berfungsi untuk menampilkan teks pilih sensor.
3.2.8 Rancangan Pemberitahuan
Pada rancangan ini admin dan user menerima informasi kebakaran yang terjadi
Gambar 3.9 Pemberitahuan kepada admin dan user Komponen yang dipakai untuk membangun antar muka pemberitahuan
pada Gambar 3.9 adalah sebagai berikut:
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan
sistem yang ada dalam dokumen rancangan sistem yang telah disetujui dan
telah diuji, Menginstal aplikasi pendukung yang digunakan dan memulai
mengerjakan pembuatan aplikasi.
4.2Tujuan Implementasi Sistem
Adapun tujuan dari implementasi sistem adalah mengkaji rangkaian sistem baik
dari segi software maupun hardware sebagai sarana pengolahan data dan
penyajian data, menyelesaikan rancangan sistem yang ada didalam
dokumentasi sistem yang baru atau yang telah disetujui, memastikan bahwa
pemakai dapat mengoperasikan dengan mudah sistem yang telah dibuat,
memastikan bahwa sistem telah berjalan dengan lancar dengan mengontrol
dan melakukan instalasi secara benar, dan memperhitungkan bahwa sistem
telah memenuhi permintaan pemakai yaitu dengan menguji sistem secara
menyeluruh (christie, 2009).
4.3Komponen Utama dalam Implementasi Sistem
Pada umumnya setiap desain yang dirancang membutuhkan komponen yang
mendukung agar sistem tersebut dapat berjalan dengan baik.
Komponen-komponen sistem yang dibutuhkan dalam membangun sistem ada lima
4.3.1Perangkat Keras (Hardware)
Hardware secara bahasa berarti perangkat keras dari komputer, secara istilah
hardware adalah bagian dari komputer yang dapat dirasakan kehadirannya
secara fisik dengan cara dilihat dan disentuh. Hardware merupakan seluruh
komponen peralatan yang membentuk suatu sistem komputer, dan peralatan
lainnya yang memungkinkan komputer dapat melaksanakan tugasnya. Dalam
pembuatan sistem deteksi kebakaran, penulis menggunakan Smartphone
sebagai kompiler
4.3.2Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak (software) adalah sekumpulan instruksi yang memungkinkan
perangkat keras untuk dapat memproses data. Perangkat lunak ini tidak
berbentuk fisik, melainkan berupa program yang diciptakan melalui perangkat
elektronik. Dalam perangkat lunak dikenal dengan apa yang disebut sistem
operasi dan program aplikasi.
Perangkat lunak yang penulis gunakan untuk membuat sistem kebakaran ini adalah Basic4Android.
4.3.3Pemakai (Brainware)
Pemakai dalam hal ini adalah manusia yang menggunakan aplikasi pendeteksi
kebakaran ini. penulis juga termasuk dalam bagian ini, karena penulis yang
merancang sistem pendeteksi kebakaran ini.
4.4Analisis Manfaat
Pembuatan sistem pendeteksi kebakaran ini bermanfaat untuk mengembangkan
kemampuan pemrograman dan kreatifitas penulis. Dan manfaat adanya sistem
ini dapat menjadi acuan untuk dikembangkan lagi dipenelitian yang akan
datang.
4.5Halaman Sistem Deteksi Kebakaran
4.5.1Splash Screen
Tampilan yang pertama kali muncul ketika aplikasi dijalankan. Pada bagian ini
aplikasi akan melakukan proses checking adanya jaringan atau tidak.
4.5.2Form Login
Pada tampilan selanjutnya terdapat form login yang berfungsi untuk
menampilkan hak akses admin atau user. Pada tampilan ini seorang admin
memiliki hak akses lebih luas dibanding user. Admin mengatur hak akses user,
admin juga berhak menghapus maupun mendaftarkan user untuk menjadi
pengguna di dalam sistem.
Gamar 4.2 Form Login
4.5.3List Sensor
Pada tampilan ini, admin memiliki hak akses untuk melihat list sensor. Admin
memiliki hak akses untuk menambah sensor pada wilayah terentu. List sensor
bisa dihapus oleh admin dari daftar list dengan menekan lama nama sensor
Berikut adalah gambar tampilan pada list sensor. Terlihat device yang sudah
terdaftar yaitu Device-001 yang diletakkan di perpustakaan USU. Pengguna
dapat melihat data sensor dengan cara menekan text Device-001. Untuk menuju
menu navigasi pengguna bisa menekan symbol (:) di pojok kanan layar.
Gambar 4.3 List Sensor
4.5.4Menu Navigasi
Pada sistem ini ada beberapa pilihan yang bisa diakses oleh admin berupa user
User manager berfungsi untuk menambah atau menghapus user. Device manager
berfungsi untuk menambah perangkat baru dan menghapus perangkat yang telah
terdaftar. Relation manager berfungsi untuk mengatur relasi antara user dengan
perangkat – perangkat yang telah terdaftar. Untuk menuju ke menu tersebut
pengguna dapat menekan pada text tersebut di layar smartphone.
Gambar 4.4 Menu navigasi
4.5.5Antar Muka Data Sensor
Pada tampilan ini pengguna dapat melihat data sensor secara rinci berupa lokasi,
suhu, kelembaban dan gas. Serta dapat melihat peta dimana letak kebakaran
Berikut adalah gambar tampilan antar muka data sensor. Tampilan dibawah
menunjukkan data yang didapat dari device-001. Perangkat diletakkan di
perpustakaan USU. Suhu menunjukkan angka 36 derajat celcius dengan
kelembapan 42% dan kadar gas 6 ppm. Dapat dilihat juga koordinat lokasi pada
map.
Gambar 4.5 Data Sensor
4.5.6Antar Muka Manage User
Pada tampilan ini admin memiliki hak akses untuk menambah (mendaftarkan
user baru). Pada antar muka pengguna juga dapat melihat list user yang sudah
Untuk menambahkan user baru admin harus mengisi kolom username dan
password. Lalu menekan symbol (+) di pojok kanan untuk menambahkan.
Penghapusan user dapat dilakukan dengan cara memendam text user yang ingin
dihapus.
Gambar 4.6 User manager
4.5.7Antar Muka Sensor Manager
Pada tampilan ini admin dapat menambah sensor baru serta menampilkan data
Berikut adalah tampilan gambar antar muka sensor manager. Kolom yang harus
diisi yaitu kolom nama device dan kolom lokasi. Koordinat lokasi device bisa
ditentukan dengan cara menekan text map. Symbol (+) di tekan untuk
menambahkan perangkat. Perangkat yang telah ditambahkan akan muncul di
bagian device list. Untuk merubah data perangkat bisa dilakukan dencan cara
memendam pada text decive yang telah terdaftar.
4.5.8Antar Muka Relasi User dengan Sensor
Pada tampilan ini user dapat memilih sensor yang ingin diakses.
Gambar 4.8 Manage Relasi User
4.5.9Antar Muka Pemberitahuan
Pada tampilan ini admin dan user dapat menerima informasi terjadinya
kebakaran di sekitar sensor dengan perantara smartphone masing-masing yang
Gambar 4.9 Pemberitahuan
4.6 Pengujian Sistem Perangkat 4.6.1 Pengujian Perangkat
Pengujian perangkat dilakukan untuk memastikan apakah perangkat yang telah
dirangkai berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan yang dibuat
sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan lilin sebagai sumber api dan
pemantik api sebagai sumber gas. Skema yang dilakukan dalam pengujian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pertama, pengujian perangkat dilakukan tanpa menggunakan bantuan sumber
api dan gas. Pengujian dilakukan selama 1 menit.
b. Kedua, pengujian perangkat dilakukan dengan mendekatkan sumber api dan gas
ke perangkat dengan jarak 1 cm selama 1 menit
didapat dari sensor ke webserver.
Gambar 4.10 Perangkat deteksi kebakaran
a. Uji pengukuran perangkat tanpa menggunakan sumber api dan gas
Pengujian pertama dilakukan tanpa menggunakan bantuan sumber api dan gas.
Pengujian dilakukan selama 1 menit. Perangkat akan mendeteksi tingkat suhu dan
kadar gas disekitar perangkat. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.5 Data hasil pengujian perangkat tanpa sumber api dan gas
No Waktu Tingkat Suhu (Celcius) Kadar Gas (ppm)
1 13:00:00 32,77 0
2 13:00:05 32,35 0
3 13:00:10 32,78 0
4 13:00:15 32,84 0
5 13:00:20 32,86 0
6 13:00:25 32,81 0
7 13:00:30 33,25 0
8 13:00:35 33,41 0
9 13:00:40 33,54 0
11 13:00:50 33,73 0
12 13:00:55 33,18 0
13 13:01:00 33,88 0
b. Uji pengukuran perangkat menggunakan sumber api dan gas.
Pengujian pertama dilakukan menggunakan bantuan sumber api dan gas. Pengujian
dilakukan selama 1 menit. Perangkat akan mendeteksi tingkat suhu dan kadar gas
disekitar perangkat. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.6 Data hasil pengujian perangkat menggunakan sumber api dan gas
No Waktu Tingkat Suhu (Celcius) Kadar Gas (ppm)
1 14:00:00 32,77 0
2 14:00:05 34,78 10
3 14:00:10 37,84 3
4 14:00:15 39,86 46
5 14:00:20 41,81 327
6 14:00:25 41,25 423
7 14:00:30 42,45 426
8 14:00:35 43,54 437
9 14:00:40 43,38 415
10 14:00:45 45,73 489
11 14:00:50 45,18 475
12 14:00:55 46,88 412
13 14:01:00 47,72 444
c. Uji waktu pengiriman data
Pada pengujian ini data yang didapat dari sensor akan dikirimkan ke webserver
menggunakan modul wifi setiap 5 detik. Pengujian dilakukan selama 1 menit. Hasil uji
Tabel 2.7 Estimasi waktu Pengiriman Data
No Waktu Data diterima
1 13:00:00 Delay 4 detik
2 13:00:05 Delay 3 detik
3 13:00:10 Delay 5 detik
4 13:00:15 Delay 5 detik
5 13:00:20 Delay 4 detik
6 13:00:25 Delay 6 detik
7 13:00:30 Delay 4 detik
8 13:00:35 Delay 3 detik
9 13:00:40 Delay 5 detik
10 13:00:45 Delay 5 detik
11 13:00:50 Delay 2 detik
12 13:00:55 Delay 3 detik
13 13:01:00 Delay 4 detik
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pemabahasan sistem alarm deteksi kebakaran, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem ini dapat mendeteksi terjadinya kebakaran di sekitar lokasi sensor.
2. Pengiriman data dari Server ke smartphone terlambat beberapa detik,
rata-rata delay dari setiap pengiriman data adalah 4 detik
3. Sistem ini dapat memberikan lokasi terjadinya kebakaran.
4. Sistem ini dapat memberikan peringatan pada pengguna jika terjadi
kebakaran di sekitar lokasi sensor.
5.2Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pada pengembangan alat dapat dilakukan penambahan pada alat sensor
untuk melengkapi parameter yang belum ada sehingga penggunaan alat ini
menjadi lebih kompleks.
2. Untuk pengembangan selanjutnya, diharapkan dapat membuat cashing
sebagai pengaman agar tahan terhadap panas.
3. Untuk pengembangan selanjutnya, diharapkan sistem ini dapat
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1Sistem Alarm Kebakaran Addressable
Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi fire alarm di
gedung bertingkat, seperti hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan
dengan system konvensional adalah dalam hal address (alamat). Pada system
ini setiap detektor memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas
ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel
bisa menginformasikan deteksi berasal dari detektor yang mana. Sedangkan
sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari zone atau
loop, tanpa bisa memastikan detektor mana yang mendeteksi, sebab 1 loop
atau zone bias terdiri dari 5 bahkan 10 detektor, bisa lebih. Kelemahan dari
sistem ini adalah harga instalasi alarm yang lebih mahal di banding sistem alarm
kebakaran konvensional.
2.2Arduino Nano
Arduino nano adalah sebuah board mikrokontroler yang bersifat open
source, dimana desain skematik dan PCB berifat open source.
Mikrokontroler itu sendiri adalah suatu chip atau IC (Integrated circuit)
yang bisa diprogram menggunakan komputer. Program yang direkam
bertujuan agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memperoses dan
kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan (Purnomo, 2015).
Perangkat ini banyak digunakan dan dikembangkan oleh pemula
maupun profesional. Dengan menggunakan board ini para pemula akan mudah
mempelajari pengendalian mikrokontroler sedangkan bagi profesional
Gambar 1.1 Arduino Nano
(https://www.arduino.cc/en/uploads/Main/ArduinoNanoFr
ont_3_sm.jpg)
2.3Sensor Alarm Kebakaran
Sensor adalah alat yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisika
atau kimia menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan
rangkaian listrik (Hiskia, 2007). Ada banyak sekali macam sensor,
antara lain sensor gerak, sensor gas, sensor cahaya, sensor kelembapan
dan sebagainya. Dalam membuat sistem alarm kebakaran dibutuhkan
sensor yang dapat mendeteksi indikator kebakaran. Berikut ini adalah
beberapa jenis sensor alarm kebakaran.
2.3.1Sensor Gas (MQ 2)
Sensor gas MQ2 merupakan sensor yang biasanya digunakan untuk
mengetahui kualitas udara atau untuk mengetahui kandungan yang
terjadi dalam udara. Sensor ini dapat mendeteksi gas diantaranya:
propane, methane, alcohol, LPG, i-butane, hydrogen, smoke. Jika
sensor mendeteksi gas tersebut di udara dengan tingkat konsentrasi
tertentu maka sensor akan mengidentifikasi gas tersebut sebagai gas.
2.3.2Sensor Suhu (DHT11)
Sensor suhu merupakan alat yang digunakan untuk merubah besaran suhu
menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Sensor
ini dipergunakan sebagai pembanding dari sensor gas agar alat tidak
memberikan false alarm. Memiliki respon pembacaan yang cepat dan
[image:35.595.242.424.245.390.2]anti-interference.
Gambar 1.3 Sensor DHT 11
(https://blog.wikifotos.org/wp-content/uploads/2011/08/dht11_pins.jpg)
2.4Modul Wifi
Modul esp8266 merupakan SOC (system on chip) dengan stack protokol
TCP/IP yang telah terintegrasi, sehingga dan mudah diakses menggunakan
mikrokontroler melalui komunikasi serial 802.11 b/ g/ n Wi-Fi Direct (P2P).
Modul Wifi Esp8266 dapat berfungsi sebagai host maupun sebagai modul
transfer data dalam jaringan Wi-Fi.
[image:35.595.195.483.616.729.2]2.5Basic4Android
Basic4Android adalah development tool sederhana yang powerful untuk
membangun aplikasi Android. Bahasa Basic4android mirip dengan bahasa
VisualBasic dengan tambahan dukungan untuk objek. Basic4Android adalah
aplikasi Android native/asli dan tidak ada extraruntime seperti di Visual
Basic yang ketergantungan file msvbvm60dll, pemograman oleh
Basic4Android adalah NO DEPENDENCIES (tidak ketergantungan pada file)
(Seagrave,2013).
2.6Visual Basic
Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk
membuat aplikasi yang berbasis grafis (GUI Graphical User Interface) dan
Visual Basic sangat disukai oleh penggunanya karena fasilitas pemrograman
yang disediakan sangat banyak serta sangat terbuka dam penambahan
komponen. Visual Basic IDE (Integrited Development Environtment)
merupakan suatu ruang lingkup kerja yang menyediakan kemudahan bagi
programmer untuk dapat menghasilkan aplikasi yang cepat, baik pada proses
perancangan input maupun output aplikasi (Sihombing & Manalu, 2011).
2.7UML (Unified Modelling Language)
UML (Unified Modeling Language) adalah Bahasa pemodelan untuk
sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek (Nugroho,
2010). UML ini berfungsi untuk membantu para developer untuk
menggambarkan alur dari sebuah sistem yang akan dibangun, gambaran
mengenai alur sistem tersebut akan terwakili oleh simbol-simbol yang ada
dalam diagram – diagram.
2.7.1.Use case diagram
Use case pada dasarnya merupakan unit fungsionalitas koheren
yang diekspresikan sebagai transaksi-transaksi yang terjadi antara actor
dan sistem (Nugroho, 2010). Kegunaan use case sesungguhnya adalah
tanpa perlu menyingkap struktur internal sistem/perangkat lunak yang
sedang dikembangkan. Berikut adalah beberapa simbol di dalam use case
[image:37.595.188.487.200.469.2]diagram :
2.7.2.Activity diagram
Activity diagram sesungguhnya merupakan bentuk khusus dari state machine
yang bertujuan memodelkan komputasi-komputasi dan aliran-aliran kerja yang
terjadi dalam sistem / perangkat lunak yang sedang dikembangkan (Nugroho,
2010).
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
[image:38.595.240.437.357.541.2]Berikut adalah beberapa simbol di dalam activity diagram :
2.7.3.State diagram
State diagram mendeskripsikan obyek berupa state – state yang dimilikinya,
kejadian-kejadian, yang dapat berlangsung beserta transisi yang terjadi
(Hariyanto, 2004). Diagram state menyediakan sebuah cara untuk
memodelkan bermacam – macam keadaan yang mungkin dialami oleh sebuah
obyek. Jika dalam diagram kelas menunjukkan gambaran statis kelas – kelas
dan relasinya, sedangkan dalam diagram state digunakan untuk memodelkan
tingkah laku dinamik sistem. Berikut adalah beberapa simbol di dalam state
[image:39.595.195.480.300.578.2]diagram :
Tabel 2.3.Tabel simbol state diagram
2.7.4.Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menunjukkan interaksi antar kelas dalam
sistem (Sholiq, 2006). Diagram kelas mengandung informasi dan tingkah laku
segala sesuatu yang berkaitan dengan informasi tersebut. Adapun kegunaan dari
class diagram adalah sebagai berikut (Hariyanto, 2004) :
1. Mengelompokkan obyek – obyek menjadi kelas – kelas berarti
2.8 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu
No. Judul Peneliti/Tahun Keterangan 1. Pendeteksi
Kebakaran Dengan
Menggunakan
Sensor Suhu LM35D
Dan Sensor Asap
Ahmad Faishal dan
Maun Budiyanto
2010
Memanfaatkan
mikrokontroler untuk
mendeteksi kebakaran.
Sensor yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
sensor asap dan sensor suhu
LM35D.
2. Multiple Gas
Analyzer and
Indicator
Sheikh Rafik
Manihar,
Komal Prasad
Dewagan, dan
Jayant Rajpurohit.
2012
Memanfaatkan
mikrokontroler untuk
deteksi gas. Sensor yang
digunakan adalah sensor
MQ2 dan MQ3 yang
terintegrasi dengan alarm.
3. Sistem Detektor
Kebakaran untuk
Rumah Susun
dengan Sistem
Wireless Sensor
Network
Fardhan Arkan
2014
Deteksi kebakaran
menggunakan sensor
LM35DZ dan sensor asap
yang terhubung ke arduino
memanfaatkan jaringan
4. Implementasi
Wireless Sensor
Network Prototype
Sebagai Fire
Detector
Menggunakan
Arduino Uno
Ratna Susana,
Arsyad Ramadhan,
dan
Sayidino Aqli
2015
Deteksi kebarakan
menggunakan sensor gas dan
suhu yang terhubung ke
arduino dengan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kebakaran menjadi sebuah masalah yang bisa terjadi di mana saja baik
itu di gedung perkantoran, perumahan ataupun di fasilitas umum.
Keterlambatan dalam penanganan mengakibatkan kerugian, bisa itu kerugian
jiwa ataupun materi. Keselamatan manusia menjadi faktor utama yang menjadi
pertimbangan ketika terjadi kebakaran pada suatu bangunan (Rosseno, 2011).
Para penghuni bangunan tersebut harus mendapatkan informasi atau
peringatan dini pada saat terjadi kebakaran agar dapat segera melakukan
evakuasi. Informasi mengenai lokasi kebakaran juga diperlukan untuk
memudahkan pemadam kebakaran dalam mengakses lokasi kebakaran dengan
cepat untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
Sistem alarm kebakaran yang umum di gunakan adalah sistem
kebakaran konvensional. Sistem ini memiliki kelemahan dimana penghuni
bangunan tidak mendapatkan informasi secara cepat bila terjadi kebakaran di
gedung yang dihuninya, detektor tidak dapat membedakan jenis gas yang
menyebabkan adanya falsealarm dan api menyebar lebih cepat karena tidak
segera dipadamkan (Suharto & Wiweko, 2008).
Sistem alarm kebakaran konvensional merupakan sistem alarm
kebakaran yang paling banyak digunakan karena biaya instalasinya yang
murah. Pada sistem ini detektor kebakaran langsung terhubung ke indikator
pemadam kebakaran menggunakan kabel listrik. Detektor hanya berupa kontak
listrik biasa yang tidak dapat mengirimkan id alamat khusus, sehingga apabila
kebakaran konvensional ini masih efektif jika digunakan di wilayah yang kecil
tapi tidak untuk wilayah yang besar misal gedung bertingkat.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
membangun sebuah sistem deteksi kebakaran dini menggunakan
mikrokontroler arduino nano sebagai pusat pengolah data yang nantinya
langsung terhubung dengan aplikasi di android yang akan menampilkan
notifikasi apabila terjadi kebakaran kepada user secara wireless.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengangkat
judul penelitian ini dengan judul "Sistem Deteksi Dini Kebakaran Berbasis
Wireless Sensor Network menggunakan Mikrokontroler Arduino".
1.2Rumusan Masalah
Dalam usaha menekan angka kerugian yang disebabkan oleh kebakaran maka
dibutuhkan sebuah sistem pendeteksi kebakaran dini yang langsung terhubung
ke masyarakat ataupun pemadam kebakaran untuk memudahkan menemukan
lokasi titik api dan proses evakuasi.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka ada beberapa hal yang dapat
dijadikan batasan masalah yaitu :
Batasan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah arduino nano sebagai pengolah
data.
2. Sensor yang digunakan adalah sensor gas (MQ2) dan suhu (DHT11).
3. Gas yang dideteksi adalah propane, methane, alcohol, LPG, i-butane,
hydrogen, dan smoke. Berikut nilai yang dianggap sebagai kebakaran
pada masing-masing gas; 200 – 5000 ppm untuk LPG, propane, 300 –
5000 ppm untuk butane, 5000 – 20000 ppm untuk methane, 300 – 5000
ppm untuk hydrogen, 100 – 2000 ppm untuk alcohol.
4. Sistem akan menganggap kebakaran jika suhu yang diterima lebih
besar dari 40℃dan kadar gas lebih besar dari 300 ppm
lokasi kebakaran pada map di android dan informasi mengenai kadar
gas dan tingkat suhu dalam ruangan.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi kebakaran dini menggunakan
sensor gas dan sensor suhu menggunakan mikrokontroler arduino yang
terhubung dengan aplikasi di android secara wireless.
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan peringatan dini kebakaran dan menunjukkan map lokasi
kebakaran pada user di android.
2. Menambah wawasan tentang cara kerja sistem alarm berbasis arduino.
3. Sebagai perbandingan bagi penelitian lain dalam pengembangan
sistemnya nanti.
1.6Metodologi Penelitian
Penelitian ini menerapkan beberapa metode penelitian sebagai
berikut:
1.Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan referensi yang diperlukan dalam
penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan data yang
diperlukan untuk penulisan skripsi ini. Referensi yang digunakan dapat
berupa buku, jurnal, artikel, situs internet yang berkaitan dengan penelitian
ini.
2. Perancangan Sistem
Merancang sistem sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, yaitu
meliputi perancangan desain hardware, flowchart, diagram use-case,
aplikasi. Proses perancangan ini berdasarkan pada batasan masalah dari
penelitian.
3. Implementasi Sistem
Pada tahap ini pembuatan sistem hardware telah selesai dilaksanakan dan
menambahkan fungsi kontroler ke dalam sistem hardware sesuai dengan
analisis dan perancangan yang telah dilakukan sebelumnya.
4. Pengujian Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah
dibangun.
5. Dokumentasi Sistem
Melakukan pembuatan dokumentasi sistem mulai dari tahap awal hingga
pengujian sistem, untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk laporan penelitian
(skripsi).
1.7Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang dari penelitian yang dilakukan, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan dari skripsi ini.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Berisi penjelasan singkat mengenai sistem sensor, teori-teori dasar Android,
sistem wireless, penjelasan singkat tentang mikrontroler Arduino dan
beberapa penelitian terdahulu yang relevan.
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Membahas analisis terhadap masalah penelitian, analisis kebutuhan dalam
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Berisi tentang penjelasan
implementasi sistem berdasarkan analisis dan perancangan sistem, skenario
pengujian terhadap sistem yang telah dibangun serta pembahasan hasil
pengujian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari keseluruhan penelitian dan saran berdasarkan hasil
pengujian yang diharapkan dapat bermanfaat
ABSTRAK
Kebakaran menjadi sebuah masalah yang bisa terjadi di mana saja baik itu di
gedung perkantoran, perumahan ataupun di fasilitas umum. Keterlambatan
dalam penanganan mengakibatkan kerugian, bisa itu kerugian jiwa ataupun
materi. Para penghuni bangunan tersebut harus mendapatkan informasi atau
peringatan dini pada saat terjadi kebakaran agar dapat segera melakukan
evakuasi. Sistem alarm kebakaran yang umum digunakan adalah sistem
kebakaran konvensional. Sistem alarm kebakaran konvensional merupakan
sistem alarm kebakaran yang paling banyak digunakan karena biaya instalasinya
yang murah. Sistem alarm kebakaran konvensional ini masih efektif jika
digunakan di wilayah yang kecil tapi tidak untuk wilayah yang besar misal
gedung bertingkat. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan membangun sebuah sistem deteksi kebakaran dini menggunakan
mikrokontroler arduino nano sebagai pusat pengolah data yang nantinya
langsung terhubung dengan aplikasi di android yang akan menampilkan
notifikasi apabila terjadi kebakaran kepada user secara wireless.
FIRE DETECTION SYSTEM WIRELESS SENSOR NETWORK
USING MICROCONTROLLER ARDUINO
ABSTRACT
Fire becomes a problem that can happen anywhere, be it in the office buildings,
housing or in public facilities. A delays in handling resulted in losses, be it the
loss of many lives or material. The occupants of such buildings would be receiving
information or warning in the event of a fire in order to evacuate immediately. Fire
alarm system that is commonly used are conventional fire system. Conventional fire
alarm system is the most widely used because the installation cost are cheap.
Conventional fire alarm system is still effective if used in a small region but not for
large areas such buildings. The solution to overcome these problems is by building
an early fire detection system using a microcontroller arduino nano as a data
processing center which will be directly linked with less application in android
which will display a notification in case of fire to the user wirelessly.
SKRIPSI
DEFRI AGUNG 101404035
PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : SISTEM DETEKSI DINI KEBAKARAN
BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ARDUINO
Kategori : SKRIPSI
Nama : DEFRI AGUNG
Nomor Induk Mahasiswa : 101402035
Program Studi : SARJANA (S1) TEKNOLOGI INFORMASI
Departemen : TEKNOLOGI INFORMASI
Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Seniman, S.Kom., M.Kom Ivan Jaya, S.Si., M.Kom
NIP. 198705252014041001 NIP. 198407072015041001
Diketahui/Disetujui oleh Program Studi S1 Teknologi Informasi Ketua,
Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc.,M.Sc
PERNYATAAN
SISTEM DETEKSI DINI KEBAKARAN BERBASIS
WIRELESS SENSOR NETWORK MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER
ARDUINO SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya.
Medan, April 2017
UCAPAN TERIMAKASIH
Syukur Alhamdulillah selalu terucap kehadirat Allah SWT yang dengan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer, pada Program Studi
S1 Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang turut membantu, baik dari
keluarga, sahabat dan orang-orang tercinta yang mendukung dalam
pengerjaan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1) Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kekuatan dan
kesehatan kepada penulis selama masa penelitian.
2) Kedua orang tua penulis, Bapak Dedeng Trisulo dan Ibu Apriani
yang telah membesarkan, menyayangi, membimbing dan
mendidik penulis tanpa henti dari kecil sampai sekarang. Ibu
Suhendriani (almarhum), yang telah melahirkan dan
mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis semasa kecil.
Adik – adik penulis, Faris, Jovan, dan Farel yang selalu
mendukung penulis.
3) Bapak Prof. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
4) Bapak Prof. Dr. Drs. Opim Salim Sitompul, M.Sc selaku Dekan
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas
Sumatera Utara.
5) Bapak Romi Fadillah Rahmat, B.Comp.Sc., M.Sc. selaku Ketua
Program Studi S1 Teknologi Informasi Fakultas Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
6) Bapak Ivan Jaya, S.Si., M.Kom selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan arahan, kritik dan saran serta motivasi
7) Bapak Seniman, S.Kom., M.Kom. selaku Dosen Pembimbing II
yang telah banyak memberikan arahan dan masukan yang
berharga kepada penulis.
8) Pegawai dan staff Fasilkomti, terkhususnya Bang Faisal
Hamid yang telah mengayomi adekmu ini dari awal masa
perkuliahaan, Bang Manaf, Kak Maya.
9) Anak kantin (Memet, Rama, Bang Bibi, Rio, Bobby, Hasbi,
Sammy, Thomas, Nando Kaban, Aser etc) dan Ibu kantin yang
s udah jadi keluarga penulis selama beberapa tahun ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkah kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, perhatian, serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Medan, April 2017
Penulis,
ABSTRAK
Kebakaran menjadi sebuah masalah yang bisa terjadi di mana saja baik itu di
gedung perkantoran, perumahan ataupun di fasilitas umum. Keterlambatan
dalam penanganan mengakibatkan kerugian, bisa itu kerugian jiwa ataupun
materi. Para penghuni bangunan tersebut harus mendapatkan informasi atau
peringatan dini pada saat terjadi kebakaran agar dapat segera melakukan
evakuasi. Sistem alarm kebakaran yang umum digunakan adalah sistem
kebakaran konvensional. Sistem alarm kebakaran konvensional merupakan
sistem alarm kebakaran yang paling banyak digunakan karena biaya instalasinya
yang murah. Sistem alarm kebakaran konvensional ini masih efektif jika
digunakan di wilayah yang kecil tapi tidak untuk wilayah yang besar misal
gedung bertingkat. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan membangun sebuah sistem deteksi kebakaran dini menggunakan
mikrokontroler arduino nano sebagai pusat pengolah data yang nantinya
langsung terhubung dengan aplikasi di android yang akan menampilkan
notifikasi apabila terjadi kebakaran kepada user secara wireless.
FIRE DETECTION SYSTEM WIRELESS SENSOR NETWORK
USING MICROCONTROLLER ARDUINO
ABSTRACT
Fire becomes a problem that can happen anywhere, be it in the office buildings,
housing or in public facilities. A delays in handling resulted in losses, be it the
loss of many lives or material. The occupants of such buildings would be receiving
information or warning in the event of a fire in order to evacuate immediately. Fire
alarm system that is commonly used are conventional fire system. Conventional fire
alarm system is the most widely used because the installation cost are cheap.
Conventional fire alarm system is still effective if used in a small region but not for
large areas such buildings. The solution to overcome these problems is by building
an early fire detection system using a microcontroller arduino nano as a data
processing center which will be directly linked with less application in android
which will display a notification in case of fire to the user wirelessly.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Ucapan Terimakasih iv
Abstrak vi
Abstract vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 3
1.5 Manfaat Penelitian 3
1.6 Metodologi Penelitian 3
1.7 Sistematika Penulisan 4
Bab 2 Landasan Teori
2.1 Sistem Alarm Kebakaran Addressable 6
2.2 Arduino Nano 6
2.3 Sensor Alarm Kebakaran 7
2.3.1 Sensor Gas (MQ2) 7
2.3.2 Sensor Suhu (DHT11) 8
2.4 Modul Wifi 8
2.5 Basic4Android 9
2.6 Visual Basic 9
2.7 UML (Unified Modelling Language) 9
2.7.1 Use case diagram 9
2.7.2 Activity Diagram 11
2.7.3 State Diagram 12
2.7.4 Class Diagram 2.8 Penelitian Terdahulu
12 13
Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem 3.1Analisis Sistem
3.2Arsitektur Umum Sistem
15 15 3.3Flowchart Sistem
3.4Rancangan Input
21
3.4.2 Rancangan Form Input 24
3.4.3 Rancangan Form Admin 24
3.4.4 Rancangan Data Sensor 25
3.4.5 Rancangan Form User 27
3.4.6 Rancangan Sensor 27
3.4.7 Rancangan Relasi
3.2.8 Rancangan Pemberitahuan
29 29
Bab 4 Implementasi dan Pengujian Sistem
4.1 Pengertian Implementasi Sistem 31
4.2 Tujuan Implementasi Sistem 31
4.3 Komponen Utama dalam Implementasi Sistem 31
4.3.1 Perangkat Keras (Hardware) 32
4.3.2 Perangkat Lunak (Software) 32
4.3.3 Pemakai (Brainware) 32
4.4 Analisis Manfaat 32
4.5 Halaman Sistem Deteksi Kebakaran 32
4.5.1 Splash Screen 33
4.5.2 Form Login 34
4.5.3 List Sensor 34
4.5.4 Menu Navigasi 35
4.5.5 Antar Muka Data Sensor 36
4.5.6 Antar Muka User Manager 37
4.5.7 Antar Muka Sensor Manager 38
4.5.8 Antar Muka Relasi User dengan Sensor 40
4.5.9 Antar Muka Pemberitahuan 40
4.6 Pengujian Sistem Perangkat 41
4.6.1 Pengujian Perangkat 41
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan 45
5.2 Saran 45
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel
Nama Tabel Halaman
2.1 Tabel simbol dalam use case diagram 10
2.2 Tabel simbol activity diagram 10
2.3 Tabel simbol state diagram 11
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Nama Gambar Halaman
Gambar
3.1 Rancangan Splash Screen 13
3.2 Rancangan Form Login 13
3.3 List Sensor 14
3.4 Menu Navigasi 15
3.5 Rancangan Data Sensor 16
3.6 Rancangan Tambah user 17
3.7 Rancangan Tambah Sensor 18
3.8 Rancangan Relasi User dengan Sensor 19
3.9 Pemberitahuan kepada Admin dan User 20
3.10 Flowchart Sistem 21
3.11 Arsitektur Umum Sistem 22
4.1 Splash Screen 29
4.2 For Login 30
4.3 List Sensor 31
4.4 Menu Navigasi 32
4.5 Data Sensor 33
4.6 User Manager 34
4.7 Sensor Manager 35
4.8 Manage Relasi User 36
4.9 4.10
Pemberitahuan
Perangkat Deteksi Kebakaran