• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan outsourcing dan tetap pt bank negara indonesia (persero) tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan outsourcing dan tetap pt bank negara indonesia (persero) tbk"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK

Oleh

PUPUT NURAINI

H24104075

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

PUPUT NURAINI

H24104075

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

Nama : Puput Nuraini

NIM : H24104075

Disetujui oleh

Pembimbing

Ir. Budi Purwanto, ME NIP 196307051994031003

Diketahui

Ketua Departemen

Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP 197606232006041001

(4)

PUPUT NURAINI. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan Outsourcing dan Tetap PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Dibimbing oleh BUDI PURWANTO.

Sumber daya manusia merupakan salah satu peran utama dalam suatu perusahaan. Berbagai cara akan ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan outsourcing dan karyawan tetap. Permasalahan yang ada pada BNI Divisi CMM yaitu jumlah karyawan yang mengundurkan diri dan tidak melanjutkan kontrak selalu bertambah setiap tahun. Selain itu kompensasi yang diterima karyawan outsourcing sangat berbeda dengan karyawan tetap, meskipun tanggung jawabnya sama besar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana pengaruh kompensasi finansial dan kompensasi non finansial terhadap kepuasan karyawan dan kinerja karyawan; (2) Bagaimana pengaruh status terhadap kompensasi finansial, kompensasi non finansial, kepuasan karyawan, dan kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Divisi Customer Management and Marketing (CMM). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Partial Least Square (PLS) dan bantuan program software SmartPLS Versi 2.0.

Hasil analisis SEM dengan PLS menunjukkan bahwa kompensasi finansial berpengaruh terhadap kepuasan karyawan memiliki nilai t-hitung 9.13. Kompensasi finansial berpengaruh terhadap kinerja karyawan memiliki nilai t-hitung 8.85. Kompensasi non finansial berpengaruh terhadap kinerja karyawan memiliki t-hitung 2.87. Status berpengaruh terhadap kompensasi finansial memiliki nilai t-hitung 50.51. Status berpengaruh terhadap kompensasi non finansial memiliki nilai t-hitung 4.49. Status berpengaruh terhadap kepuasan karyawan memiliki nilai t-hitung 8.93. Status berpengaruh terhadap kinerja karyawan memiliki nilai t-hitung 13.19. Sedangkan kompensasi non finansial tidak berpengaruh terhadap kepuasan karyawan memiliki nilai t-hitung 0.50 dan kepuasan karyawan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan memiliki nilai t-hitung 0.73.

(5)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Februari 1989 di Jakarta. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan H.Achmad Supriyatin dan Hj. Sumarni. Penulis mengawali pendidikan di TK Aisyah 71 pada tahun 1995, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 07 Pagi Jakarta,lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 139 Jakarta, lulus pada tahun 2004 dan menamatkan pendidikan menengah atas pada Sekolah Menengah Atas Negeri 103 Jakarta pada tahun 2007. Pada tahun yang sama di terima di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM) Program Diploma Fakultas Ekonomika dan Bisnis melalui jalur Ujian Mandiri, dan lulus pada tahun 2010 dengan IPK 3,28.

Pada tahun 2010, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur tes pada Program Sarjana Manajemen Alih Jenis, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan Outsourcing dan Tetap PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk”, di mana skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses penulisan skripsi ini, namun lazimnya suatu penelitian tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis, akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Terima Kasih.

Bogor, Juli 2014

(7)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Budi Purwanto,ME selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, inspirasi,

pengarahan, semangat dalam penyusunan skripsi.

2. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd yang

telah meluangkan waktu sebagai dosen penguji sidang serta memberikan

saran dalam penulisan skripsi.

3. Dr. Mukhamad Najib, STP, MM selaku Ketua Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajamen, Institut Pertanian Bogor.

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Program Sarjana Manajemen Alih

Jenis Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah selama ini telah

membantu dalam perkuliahan.

5. Hj. Sumarni (Mama), H. Achmad Suprihatin (Bapak) dan M. Zaenal Arifin

(Kakak) tercinta yang selalu memberikan doa tanpa henti, dukungan,

semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan semangat, doa serta

bimbingan sehingga dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini.

7. Devy, Lina dan Maya sebagai sahabat yang selalu memberikan do’a,

dukungan, motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

8. Aryansyah sebagai kekasih yang selalu memberikan do’a, dukungan,

motivasi dan semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

9. Indra Saputra, Ninik Silviani, Budi Pramuji dan Trita Artiyadi sebagai rekan

kerja BNI Divisi CMM yang telah memberikan izin dan membantu penulis

selama penyusunan skripsi ini.

10. Teman-teman BNI Divisi CMM yang telah membantu untuk mengisi

kuesioner penelitian.

11. Teman-teman BNI Divisi OPR yang selalu memberikan motivasi dan

semangat dalam menyelesaikan skripsi.

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Status Karyawan ... 5

2.1.1. Karyawan Tetap ... 5

2.1.2. Karyawan Outsourcing... 6

2.2. Kompensasi ... 7

2.2.1. Pengertian Kompensasi ... 7

2.2.2. Jenis Kompensasi ... 8

2.2.3. Tujuan Kompensasi ... 8

2.2.4. Sistem Kompensasi ... 10

2.2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi 11 2.3. Kinerja Karyawan ... 13

2.4. Kepuasan Karyawan ... 14

2.5. Hubungan Kompensasi dengan Kinerja ... 14

2.6. Hubungan Kompensasi dengan Kepuasan ... 15

2.7. Penelitian Terdahulu ... 16

III. METODE PENELITIAN ... 18

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 18

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 20

3.4. Populasi dan Sampel ... 21

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis data ... 22

(9)

vii

3.6.1. Karakteristik Responden ... 22

3.6.2. Model Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Smart Partial Least Score (PLS) ... 22

4.4. Hasil Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Smart Partial Least Score (PLS) ... 30

4.4.1. Model Struktural ... 30

4.4.2. Pengujian Model Pengukuran atau Outer Model ... 31

4.4.3. Pengujian Model Struktural atau Inner Model ... 36

4.4.4. Analisis Pengaruh Kompensasi Finansial, Kompensasi Non Finansial, Kepuasan, Kinerja dan Status Karyawan ... 38

a. Pengaruh Kompensasi Finansial terhadap Kepuasan .. 38

b. Pengaruh Kompensasi Finansial terhadap Kinerja ... 39

c. Pengaruh Kompensasi Non Finansial terhadap Kepuasan ... 39

d. Pengaruh Kompensasi Non Finansial terhadap Kinerja 40 e. Pengaruh Kepuasan terhadap Kinerja ... 40

f. Pengaruh Status terhadap Kompensasi Finansial, Kompensasi Non Finansial, Kepuasan dan Kinerja .... 41

4.5. Implikasi Manajerial ... 42

4.5.1. Kompensasi Finansial terhadap Kinerja Karyawan ... 42

4.5.2. Kompensasi Non Finansial terhadap Kinerja Karyawan .. 42

4.5.3. Status terhadap Kinerja Karyawan ... 43

4.5.4. Kompensasi Finansial, Kompensasi Non Finansial, dan Status terhadap Kepuasan Karyawan ... 43

KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

1. Kesimpulan ... 44

2. Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(10)

viii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perhitungan tingkat turn over karyawan BNI Divisi CMM ... 2

2. Perbedaan karyawan tetap dan karyawan outsourcing ... 3

3. Karakteristik responden ... 29

4. Outer loadings ... 32

5. Cross loadings ... 34

6. AVE dan akar AVE ... 35

7. Composite reliability ... 35

8. R Square ... 37

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Penelitian terdahulu ... 49

2. Kuesioner penelitian ... 51

3. Outer loading (Mean,STDEV,T-Values) sebelum recording ... 58

4. Outer loading (Mean, STDEV, T-Values) sesudah recording ... 59

5. Cross loading, akar AVE, dan reliabilitas ... 60

5a.Cross loading ... 60

5b. AVE dan Akar AVE ... 60

5c. Reliabilitas ... 60

6. Total effect (Mean, STDEV, T-Values) dan evaluasi model ... 61

6a. Total effect (Mean, STDEV, T-Values) ... 61

6b. Evaluasi model ... 61

7. Struktur Organisasi BNI ... 62

(13)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia bisnis dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk

pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan

meningkatkan kinerja didalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan

dapat dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang merupakan pelaku dari

keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan pengendalian yang mampu

memanfaatkan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh perusahaan.

Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja

karyawan dengan harapan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Berbagai

cara akan ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan kinerja

karyawannya termasuk karyawan outsourcing. Outsourcing merupakan

usaha untuk mengontrakan suatu kegiatan pada pihak luar untuk

memperoleh layanan pekerjaan yang dibutuhkan (Sunyoto 2012).

Keberadaan karyawan outsourcing adalah suatu kenyataan yang sulit untuk

dihilangkan karena tidak semua perusahaan sudah benar-benar siap untuk

memiliki karyawan tetap dengan segala konsekuensinya. Adanya suatu

kenyataan bahwa beberapa jenis bisnis tertentu mengandung ketidakpastian

yang tinggi sehingga merupakan resiko besar kalau perusahaan langsung

mengangkat karyawan tetap. Namun, resiko yang mungkin timbul dari

karyawan outsourcing yang dipilih tidak kompeten, jika proses seleksi dan

penempatan tidak dilakukan secara cermat oleh perusahaan outsourcing.

Sebagai akibatnya, kinerja perusahaan akan menurun sebab keberhasilan

suatu perusahaan dipengaruhi oleh kinerja karyawannya termasuk juga

kinerja karyawan outsourcing di dalam perusahaan tersebut.

Kompensasi yang diterapkan kepada karyawan tetap dan outsourcing

di BNI Divisi Customer Management and Marketing (CMM) meliputi

kompensasi finansial baik langsung maupun tidak langsung dan kompensasi

non finansial. Permasalahan yang ada pada BNI Divisi CMM yaitu jumlah

(14)

bertambah setiap tahun. Menurut Handaru (2012), saat ini tingginya tingkat

turn over telah menjadi masalah serius bagi banyak perusahaan, bahkan

beberapa perusahaan mengalami frustasi ketika mengetahui proses

rekrutmen yang telah berhasil menjaring staf yang berkualitas pada akhirnya

ternyata menjadi sia-sia karena staf yang direkrut tersebut telah memilih

pekerjaan diperusahaan lain. Menurut Sumarto (2009), setiap perusahaan

mempunyai sifat turn over karyawan yang khas. Secara umum perusahaan

semakin maju akan semakin rendah pula tingkat turn over karyawannya.

Berikut perhitungan tingkat turn over pada karyawan BNI Divisi CMM

yang bertambah dan berkurang mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun

2013 dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Perhitungan tingkat turn over karyawan BNI Divisi CMM

Tahun

Sumber : BNI Divisi CMM Kelompok Marketing Support, 2013

Menurut Riyanto (2008), keinginan untuk pindah dapat dijadikan

gejala awal terjadinya turn over dalam sebuah perusahaan. Ketidakpuasan

merupakan salah satu alasan untuk meninggalkan perusahaan. Kepuasan dan

keinginan berpindah perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan

memiliki hubungan negatif. Dengan adanya hubungan yang negatif ini

sehingga muncul pemikiran bahwa kompensasi yang diterima karyawan

outsourcing sangat berbeda dengan karyawan tetap, meskipun tanggung

jawabnya sama besar. Adapun beberapa perbedaan antara karyawan tetap

(15)

Tabel 2. Perbedaan karyawan tetap dengan karyawan outsourcing

Karyawan Tetap Karyawan Outsourcing

1. Dapat pendidikan dan pelatihan 2. Fasilitas memuaskan

3. Kompensasi diberikan langsung dari BNI

1. Tidak dapat pendidikan dan pelatihan 2. Fasilitas cukup

3. Kompensasi diberikan melalui perusahaan penyedia tenaga outsourcing

Sumber : PKB BNI, 2011 dan PKB PT Dongan Persada Abadi, 2011

Berdasarkan pada data diatas, penelitian ini memfokuskan diri untuk

melihat apakah ada pengaruh kompensasi yang diberikan perusahaan

terhadap kepuasan dan kinerja karyawan outsourcing dan karyawan tetap.

Dengan demikian dapat diketahui apakah kompensasi yang tidak sesuai

yang membuat tingginya tingkat turn over. Sehingga penelitian ini

mengambil judul Pengaruh Kompensasi Terhadap Kepuasan dan Kinerja Karyawan Outsourcing dan Tetap PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk”.

1.2. Perumusan Masalah

Dengan adanya tingkat persentase turn over yang tinggi dan

perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan outsourcing merupakan

suatu hal yang menjadi masalah dalam penelitian ini. Berikut merupakan

perumusan masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana pengaruh kompensasi finansial dan kompensasi non finansial

terhadap kepuasan dan kinerja karyawan?

2. Bagaimana pengaruh status terhadap kompensasi finansial, kompensasi

non finansial, kepuasan dan kinerja karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi finansial dan kompensasi non

finansial terhadap kepuasan dan kinerja karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh status terhadap kompensasi finansial,

(16)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan masukan sejauh mana pengaruh

kompensasi finansial dan kompensasi non finansial terhadap kepuasan dan

kinerja karyawan dan pengaruh status terhadap kompensasi finansial,

kompensasi non finansial, kepuasan dan kinerja karyawan.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

pada Divisi Customer Management and Marketing. Penelitian ini hanya

membahas pengaruh kompensasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Outsourcing pada hakikatnya adalah suatu kegiatan pembelian, yaitu

kegiatan pembelian jasa dengan tujuan strategis berjangka panjang. Salah satu

tujuan yang penting dari outsourcing adalah untuk meningkatkan efisiensi

perusahaan dalam menekan biaya operasi. Oleh karena itu banyak wujud

outsourcing yang berupa mengganti memperkerjakan karyawan tetap dan purna

waktu dengan karyawan tidak tetap dan paruh waktu, karyawan kontrak atau

bentuk lain dimana para karyawan tidak atau lebih sedikit menerima fringe

benefit. Dengan kata lain, outsourcing dapat berupa penggantian mempekerjakan

karyawan secara tetap dengan gaji tinggi dengan mempekerjakan karyawan secara

temporer dengan gaji lebih rendah (Sunyoto 2012).

2.1.Status Karyawan 2.1.1. Karyawan Tetap

Menurut Yasar (2008), karyawan tetap adalah karyawan yang

dipekerjakan di perusahaan tanpa batasan waktu. Perusahaan dapat

mensyaratkan masa percobaan maksimal 3 bulan. Jika terjadi

pemutusan hubungan kerja bukan karena pelanggaran berat atau

karyawan mengundurkan diri maka karyawan tetap mendapatkan uang

pesangon. Karyawan tetap dalam perusahaan tentu akan merasa aman

karena tidak akan ada batas waktu bekerja di perusahaan tersebut.

Mereka hanya tinggal terus meningkatkan kinerjanya untuk mencapai

peningkatan karir di perusahaan sehubungan dengan kompensasi yang

diberikan. Mereka akan diberikan kompensasi finansial tidak langsung

seperti tunjangan, asuransi, kendaraan, maupun fasilitas lainnya.

Terutama pengingkatan jenjang karir yang akan menyebabkan

peningkatan kompensasi finansial langsung pula seperti peningkatan

gaji pokok, bonus dan sebagainya. Dan tentunya kerja mereka di

perusahaan sudah terjamin karena adanya berbagai kompensasi yang

diberikan perusahaan. Salah satunya ialah peningkatan jenjang karir,

tunjangan dan sebagainya. Sehingga mereka terus termotivasi untuk

(18)

2.1.2. Karyawan Outcsourcing

Menurut Yasar (2008), karyawan outsourcing yaitu karyawan

atau tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan namun dengan batas

waktu tertentu, misalnya hanya 3 bulan. Selebihnya, itu tergantung

pada perusahaan apakah ingin memperpanjang waktu kontrak dari

karyawan tersebut atau tidak. Perusahaan tidak dapat mensyaratkan

adanya masa percobaan.

Hubungan kerja antara perusahaan dan karyawan outsourcing

dituangkan dalam “Perjanjiaan Kerja Untuk Waktu Tertentu (PKWT)”. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam PKWT atau

berakhirnya hubungan kerja bukan karena terjadinya pelanggaran

terhadap ketentuan yang telah disepakati bersama, maka pihak yang

mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada

pihak lainnya sebesar gaji karyawan sampai batas berakhirnya jangka

waktu perjanjian kerja. Karena karyawan outsourcing bekerja

berdasarkan kontrak dengan perusahaan penyedia jasa outsourcing,

bukan dengan perusahaan pengguna jasa outsourcing.

Karyawan outsourcing dalam perusahaan akan merasa khawatir

dalam bekerja apabila sudah mendekati batas waktu penghabisan

kontraknya. Mereka akan khawatir mengenai diperpanjang atau tidak

kontrak di perusahaan ditempat mereka bekerja. Dan mereka pun tidak

mendapatkan kompensasi tunjangan ataupun kompensasi finansial

tidak langsung lainnya. Hal ini sehubungan dengan masa kerja

karyawan kontrak yang terbatas sehingga perusahaan tidak

memungkinkan untuk memberikan itu semua. Sehingga ini akan

menjadi beban untuk mereka sendiri dalam kinerjanya terhadap

(19)

2.2.Kompensasi

2.2.1. Pengertian Kompensasi

Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu seorang karyawan mulai

menghargai kerja keras dan semakin menunjukkan loyalitas terhadap

perusahaan, karena perusahaan memberikan penghargaan terhadap

prestasi kerja karyawan yaitu dengan memberikannya kompensasi.

Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan baik

finansial maupun non finansial sebagai balas jasa atas pekerjaan yang

dilakukan.

Menurut Hasibuan (2013), kompensasi adalah semua

pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung

yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

kepada perusahaan. Menurut Bangun (2012), kompensasi merupakan

salah satu faktor penting dan menjadi perhatian pada banyak

organisasi dalam mempertahankan dan menarik sumber daya manusia

yang berkualitas. Menurut Mangkuprawira (2011), kompensasi

merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai penukar dari

kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Menurut Mondy (2008),

kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima karyawan

sebagai pengganti balas jasa mereka berikan. Menurut Dessler (2007),

kompensasi karyawan adalah semua bentuk pembayaran atau hadiah

yang diberikan kepada karyawan dan muncul dari pekerjaan

karyawan. Menurut Rivai (2004), kompensasi merupakan sesuatu

yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka

pada perusahaan. Menurut Simamora (1997), kompensasi meliputi

imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima

oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian.

Menurut Handoko (1992), kompensasi adalah pemberian kepada

karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk

pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan

(20)

2.2.2. Jenis Kompensasi

Menurut Simamora (1997), kompensasi dapat dikelompokkan

ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. Kompensasi yang berbentuk finansial

a. Kompensasi finansial yang diberikan secara langsung, terdiri

dari bayaran yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah,

bonus, dan komisi.

b. Kompensasi finansial yang diberikan secara tidak langsung,

disebut dengan tunjangan, meliputi semua imbalan finansial

yang tidak tercakup dalam kompensasi finansial langsung.

2. Kompensasi yang berbentuk non finansial

a. Kompensasi non finansial yang berhubungan dengan pekerjaan

yang terdiri dari kepuasan yang diperoleh seseorang dari

pekerjaan itu sendiri.

b. Kompensasi non finansial yang berhubungan dengan lingkungan

psikologis dan fisik dimana orang tersebut bekerja.

2.2.3. Tujuan Kompensasi

Menurut Bangun (2012), tujuan-tujuan kompensasi yaitu sebagai

berikut:

1. Mendapatkan karyawan yang berkualifikasi

Dengan semakin berkembangnya industri, terlihat semakin

dibutuhkannya sumber daya manusia yang memiliki kecakapan

diatas rata-rata. Kebanyakan organisasi mengalami kesulitan untuk

memperoleh sumber daya manusia sesuai kebutuhan karena jumlah

penawaran yang semakin kecil. Organisasi-organisasi akan

bersaing untuk mendapatkan sumber daya manusia yang

berkualitas. Suatu pilihan bagi kebanyakan organisasi adalah

menawarkan fasilitas kompensasi yang menarik.

2. Mempertahankan karyawan yang ada

Pada umumnya, setiap orang akan menginginkan untuk

memperoleh kesejahteraan, kebutuhan ini dapat diperoleh dari

(21)

merekrut sumber daya manusianya dari organisasi lain, dengan

pertimbangan karyawan tersebut sudah memiliki kualitas kerja

yang baik. Untuk mengatasi tindakan itu, organisasi tertentu

mempertahankan atau memperbaiki sistem kompensasi agar

menarik bagi karyawannya. Sistem administrasi kompensasi yang

menarik akan dapat mempertahankan sumber daya manusia yang

dimiliki sekarang.

3. Meningkatkan produktivitas

Program kompensasi yang menarik akan dapat memotivasi dan

kepuasan karyawan untuk meningkatkan produktivitas.

Produktivitas merupakan suatu variabel dependen yang dicari

faktor pengaruhnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kompensasi mempunyai pengaruh yang sangat berarti terhadap

produktivitas.

4. Memperoleh keunggulan kompetitif

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang

memiliki kontribusi penting dalam organisasi. Sebagian besar biaya

yang dikeluarkan untuk kebutuhan usaha dialokasikan pada biaya

sumber daya manusia. Tergantung pada industrinya, biaya tenaga

kerja bisa mencapai 30% sampai 70% yang dialokasikan pada

kegiatan produksi dan pemasaran. Karena besarnya biaya ini,

sebagai pilihan yang dilakukan organisasi adalah menggunakan

komputer dan mesin-mesin atau pindah ke daerah yang upah tenaga

kerjanya lebih murah.

5. Aturan hukum

Berkaitan dengan aturan hukum, organisasi harus menyesuaikan

kompensasi sesuai dengan peraturan yang berlaku secara nasional

dan daerah. Organisasi dituntut agar taat atas aturan yang berkaitan

dengan kompensasi karena menyangkut kebutuhan hidup

orang-orang dalam suatu Negara atau daerah tertentu. Setiap organisasi

diharuskan membayar upah tenaga kerjanya sesuai upah minimum

(22)

Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003). Sebagai

acuan yang digunakan untuk menetapkan upah pada batas minimal

adalah kebutuhan hidup layak, yang setiap daerah berbeda sesuai

dengan tingkat harga yang berlaku pada suatu daerah tertentu,

pemerintah bersama dewan upah.

6. Sasaran strategi

Banyak perusahaan dalam menjalankan usahanya menginginkan

yang terbaik dalam industrinya. Untuk dapat bersaing, organisasi

membutuhkan tenaga-tenaga yang memiliki kompetensi tinggi.

Dapat diketahui bahwa untuk memperoleh tenaga-tenaga yang

berkualitas baik harus mengeluarkan biaya yang besar pula. Suatu

strategi yang hampir setiap organisasi melakukan kebijakan yang

sama adalah memperbaiki sistem administrasi kompensasinya.

2.2.4. Sistem Kompensasi

Menurut Mangkuprawira (2011), sistem penghargaan finansial

(upah pembayaran) dirancang agar mampu menarik perhatian,

mempertahankan dan mendorong karyawan, agar bekerja dengan

produktif, oleh karena itu kompensasi harus dikelola seoptimal

mungkin.

Prinsip dalam manajemen kompensasi menurut Mangkuprawira

(2011) antara lain sebagai berikut :

1. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam

perusahaan.

2. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan

kinerja.

3. Mempertimbangkan keuangan perusahaan.

4. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing dengan

harga pasar tenaga kerja yang sejenis.

5. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang

berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan yang sama.

6. Sistem penggajian yang harus dikaitkan dengan penilaian kinerja

(23)

Menurut Hasibuan (2013), menyatakan bahwa sistem

pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah sebagai

berikut:

1. Sistem waktu

Dalam sistem waktu, besarnya sistem kompensasi berupa gaji dan

upah, telah ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam,

minggu atau bulan. Administrasi pengupahan sistem waktu relatif

mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan tetap maupun

pekerja harian.

2. Sistem hasil (output)

Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi berupa gaji dan upah,

telah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti

per potong, meter, liter, dan kilogram.

3. Sistem borongan

Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan

besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama

mengerjakannya.

2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi

Menurut Hasibuan (2013), tinggi rendahnya kompensasi

dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :

1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak daripada lowongan

pekerjaan (permintaan) maka kompensasi relatif kecil. Sebaliknya,

jika pencari kerja lebih sedikit daripada lowongan pekerjaan maka

kompensasi relatif semakin besar.

2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan

Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar

semakin baik maka tingkat kompensasi akan semakin besar.

Sebaliknya, jika kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk

(24)

3. Serikat buruh/organisasi karyawan

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat

kompensasi semakin besar. Sebaliknya, jika serikat buruh tidak

kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat kompensasi relatif

kecil.

4. Produktivitas kerja karyawan

Jika produktivitas kerja karyawan baik dan banyak maka

kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya, kalau produktivitas

kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.

5. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres

Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres menetapkan

besarnya batas upah/balas jasa minimum. Peraturan pemerintah ini

sangat penting supaya pengusaha tidak sewenang-wenang

menetapkan besarnya balas jasa bagi karyawan. Pemerintah

berkewajiban melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-

wenang.

6. Biaya hidup

Apabila biaya hidup di daerah itu lebih tinggi maka tingkat

kompensasi semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di

daerah itu rendah maka tingkat kompensasi relatif kecil. Seperti

tingkat upah di Jakarta lebih besar dari Bandung, karena tingkat

biaya hidup di Jakarta lebih besar daripada di Bandung.

7. Posisi jabatan karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima

kompensasi lebih besar. Sebaliknya, karyawan yang menduduki

jabatan yang lebih rendah akan memperoleh kompensasi yang

kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang mendapat kewenangan

dan tanggung jawab yang besar harus mendapatkan kompensasi

yang lebih besar pula.

8. Pendidikan dan pengalaman kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka

(25)

keterampilannya lebih baik. Sebaliknya, karyawan yang

berpendidikan rendah dan pengalaman kerja yang kurang maka

tingkat kompensasinya kecil.

9. Kondisi perekonomian nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju maka tingkat

kompensasi akan semakin besar, karena akan mendekati kondisi

full employment. Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang

maju maka tingkat upah rendah, karena terdapat banyak

penggangur (unemployment).

10.Jenis dan sifat pekerjaan

Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko

(keuangan dan keselamatan) yang besar maka tingkat

kompensasinya semakin besar karena membutuhkan kecakapan

serta ketelitian untuk mengerjakannya. Tetapi jika jenis dan sifat

pekerjaannya mudah dan resiko (keuangan dan keselamatan) kecil,

maka tingkat kompensasinya relatif rendah.

Kesimpulannya, banyak faktor yang dapat mempengaruhi

besar/kecilnya tingkat kompensasi. Hal ini perlu mendapat perhatian

agar prinsip kompensasi adil dan layak.

2.3.Kinerja Karyawan

Menurut Bangun (2012), kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai

seseorang berdasarkan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Untuk menentukan

kinerja karyawan baik atau tidak, tergantung pada hasil perbandingannya

dengan standar pekerjaan. Menurut Mangkuprawira (2011), penilaian kinerja

merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja

seseorang. Apabila hal itu dikerjakan dengan benar, maka para karyawan,

penyelia mereka, departemen SDM, dan akhirnya perusahaan akan

menguntungkan dengan jaminan bahwa upaya para individu karyawan

mampu mengkontribusi pada fokus strategik dari perusahaan. Menurut

Dessler (2007) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah mengevaluasi

kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa lalu relatif terhadap standar

(26)

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh

karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan

merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan untuk

mencapai tujuannya.

2.4.Kepuasan Karyawan

Menurut Sunyoto (2012), kepuasan karyawan (job satisfaction) adalah

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana

para karyawan memandang pekerjaannya. Kepuasan kerja mencerminkan

perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini nampak pada sikap positif

karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan

kerjanya. Departemen SDM atau manajemen harus selalu memonitor

kepuasan kerja karena hal ini mempengaruhi sikap absensi, perputaran tenaga

kerja (turn over), kepuasan kerja dan masalah-masalah penting lainnya.

Menurut Bangun (2012), kepuasan merupakan penilaian keatas suatu

pekerjaan apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk dikerjakan.

Menurut Rivai (2004), kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan

seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak

puas dalam bekerja.

2.5.Hubungan Kompensasi dengan Kinerja

Menurut Mangkuprawira (2011), kompensasi merupakan sesuatu yang

diterima karyawan sebagai penukar dari kontribusi jasa karyawan pada

perusahaan. Jika dikelola dengan baik, kompensasi membantu perusahaan

untuk mencapai tujuan dan memperoleh, memelihara, dan menjaga

karyawan dengan baik. Sebaliknya, tanpa kompensasi yang cukup,

karyawan yang ada sangat mungkin untuk meninggalkan perusahaan dan

untuk melakukan penempatan kembali tidaklah mudah.

Para tenaga kerja melakukan tugasnya diperusahaan salah satunya

adalah untuk mengharapkan kompensasi atau balas jasa dari perusahaan

tersebut. Pada umumnya, kompensasi yang diberikan tentu tidak akan

disamaratakan untuk semua karyawan atau tenaga kerja diperusahaan

(27)

belum cukup dengan kompensasi. Sehingga seringkali terjadi pemogokan

kerja karena masalah kompensasi tersebut.

Kompensasi memang menjadi salah satu motivasi bagi karyawan itu

sendiri untuk meningkatkan kinerjanya. Sehingga para karyawan berlomba

untuk meningkatkan kreativitasnya untuk perusahaan tersebut. Bagi mereka

yang dapat terus meningkatkan kreativitasnya, maka kompensasi pun akan

ditingkatkan seiring dengan meningkatkan kinerja dan kreativitas karyawan

tersebut. Namun bagi yang belum bisa meningkatkan kreativitasnya,

kompensasipun tidak akan diberi peningkatan sehingga terkadang

mengakibatkan frustasi bagi karyawan itu sendiri dan akhirnya kinerja

karyawan tersebut semakin menurun.

Jadi pada intinya, semakin besar kompensasi yang diberikan

perusahaan kepada karyawannya, maka akan semakin tinggi usaha para

karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Dan begitupun sebaliknya,

apabila kompensasi yang diberikan kepada karyawan semakin rendah

bahkan dibawah rata-rata yang telah ditetapkan hukum, maka akan semakin

rendah kinerja yang diberikan karyawan untuk perusahaan tersebut karena

mereka akan merasa kompensasi yang diberikan baik kompensasi finansial

maupun non finansial tidak sebanding dengan mereka berikan perusahaan.

Dan hal ini dapat menyebabkan karyawan tersebut berpindah ke perusahaan

lain. Sedangkan jika diberikan kompensasi yang semakin meningkat, maka

karyawan tersebut akan terus memberikan kinerja yang semakin meningkat

di perusahaan tersebut tanpa berpindah ke perusahaan lain.

2.6. Hubungan Kompensasi dengan Kepuasan

Menurut Simamora (1997), kepuasan merupakan istilah evaluatif yang

menggambarkan suatu sikap suka atau tidak suka. Keputusan untuk

hengkang dari organisasi melibatkan dua pertimbangan, yaitu keinginan

karyawan untuk meninggalkan perusahaan dan kemampuan karyawan untuk

keluar. Karena karyawan-karyawan tertentu memiliki informasi lebih

mengenai keadilan (ketidakadilan) internal, ada kemungkinan ketidakpuasan

terhadap gaji mempunyai dampak yang lebih besar terhadap perputaran

(28)

baik di perusahaan lain. Kecuali untuk karyawan yang luar biasa berbakat

atau sangat ahli, sebagian besar karyawan tidak secara rutin mendapat

tawaran kerja yang tidak diminta dari perusahaan lain. Dengan demikian,

keinginan hengkang mungkin berakar dalam ketidakpuasan kerja daripada

ketersediaan pekerjaan yang lebih menguntungkan di tempat lainnya.

Permasalahan lainnya dapat muncul bagi karyawan-karyawan yang

digaji secara tidak memadai yang terjebak dalam suatu pekerjaan karena

kondisi pasar tenaga kerja atau keusangan pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan. Para karyawan dalam keadaan sulit seperti ini dapat menderita

stress, penarikan diri psikologis, dan kesehatan fisik dan mental yang buruk.

Permasalahan-permasalahan seperti ini dapat menyebabkan perputaran

karyawan secara terpaksa jika seorang karyawan memerlukan perawatan

medis atau tidak mampu lagi bekerja karena tidak sehat.

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian sebelumnya. Perbedaan dalam penelitian ini dengan

penelitian-penelitian terdahulu adalah hasil penelitian-penelitian terdahulu terdapat kekurangan.

Pertama, kekurangan obyek yaitu karyawan kontrak. Dimana hal tersebut

merupakan salah satu bagian dari karyawan yang bekerja di PT Sinar Sosro

Kantir Penjualan Bogor.Karena pada dasarnya karyawan kontrak pun

memiliki kinerja yang tak kalah baik dengan karyawan tetap. Sehingga

karyawan konrtrak perlu diteliti bahwa ada atau tidak pengaruh kompensasi

finansial terhadap kinerja karyawan.

Kedua, adanya kekurangan variabel turn over dan kepuasan karyawan.

Dimana variabel tersebut sangat penting dalam sumber daya manusia karena

adanya kompensasi yang tidak sesuai dengan kinerja karyawan disebabkan

oleh ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima sehingga

tingginya tingkat turn over yang menyebabkan produktivitas perusahaan

menurun. Sedangkan dalam penelitian ini dicantumkan variabel turn over

dan kepuasan karyawan guna untuk mengetahui hubungan kompensasi

(29)

Ketiga, adanya kekurangan analisis variabel yaitu pengaruh kepuasan

karyawan terhadap kinerja karyawan. Dimana analisis variabel tersebut

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika karyawan puas

terhadap kompensasi yang diberikan perusahaan maka kinerja karyawan

akan semakin meningkat. Maka dalam penelitian ini akan menganalisis

apakah kepuasan berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau tidak.

Sedangkan persamaan dalam penelitian ini dengan

penelitian-penelitian sebelumnya adalah dari beberapa variabel yang dianalisis oleh

Masayu (2009) yaitu kompensasi, kepuasan dan kinerja karyawan. Alat

analisis yang digunakan pada penelitian ini juga menggunakan analisis SEM

SmartPLS. Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada lampiran

(30)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki visi menjadi bank

yang unggul terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja. Dalam

melaksanakan visinya, BNI memiliki beberapa misi, salah satunya adalah

memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh

nasabah dan selaku mitra pilihan utama (the bank choice). Visi dan misi

perusahaan merupakan suatu arahan untuk mencapai sebuah tujuan, yaitu

untuk dapat melayani negeri dan menjadi kebanggan bangsa.

Pelayanan ini merupakan salah satu inti dalam kinerja karyawan yang

sangat membutuhkan peran penting sumber daya manusia. Hal ini menjadi

tugas bagi perusahaan yang dikelola oleh Manajemen SDM dalam

memberikan kompensasi dengan prinsip adil dan wajar yang akan sangat

mempengaruhi kinerja karyawan. Kompensasi yang diberikan perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang

baik akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh kompensasi terhadap kepuasan dan kinerja karyawan

dilakukan dengan melihat persepsi karyawan outsourcing dan tetap melalui

kuesioner. Tingkat kepuasan karyawan diukur dengan menggunakan

indokator-indikator kepuasan, yaitu: turn over, tingkat kehadiran kerja,

kondisi fisik dan kondisi psikologis serta hubungan kerja karyawan.

Sedangkan tingkat kinerja karyawan diukur dengan menggunakan

indikator-indikator kinerja, yaitu: efisiensi kinerja, efektivitas kinerja, tanggung

jawab, kerjasama dan komunikasi antar karyawan.

Dan dapat diketahui pengaruh kompensasi finansial, kompensasi non

finansial terhadap kepuasan dan kinerja karyawan outsourcing dan tetap

BNI Divisi CMM dengan menggunakan analisis SEM SmartPLS. Setelah

diketahui seberapa besar pengaruhnya maka dapat diberikan implikasi

manajerial dalam meningkatkan kinerja karyawan BNI Divisi CMM.

(31)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Visi dan Misi Perusahaan

Bagian

Sumber Daya Manusia (SDM)

Pelaksanaan Program Kompensasi

Kompensasi

Kompensasi Finansial Kompensasi Non Finansial

Langsung

b.Tunjangan Hari Raya c.Tunjangan kesehatan

Pekerjaan

a.Pekerjaan yang sehat dan sesuai b.Pekerjaan menarik, menantang c.Peluang untuk dipromosikan d.Pemberian jabatan

Pekerjaan

a.Lingkungan yang sehat, aman b.Fasilitas yang baik

c.Lingkungan yang kondusif d.Jabatan yang dimiliki

Kepuasan

a.Turn over

b.Tingkat kehadiran kerja c.Kondisi fisik dan psikologis d.Hubungan kerja

h.Komunikasi antar karyawan

Status Karyawan

a.Karyawan Tetap b.Karyawan Outcource

Pengaruh kompensasi, kepuasan, kinerja dan status karyawan

Implikasi manajerial Analisis SEM SmartPLS

Keterangan : – – ––– ruang lingkup penelitian

(32)

20

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

pada Divisi Customer Management and Marketing (CMM) yang terletak di

Gedung Wisma 46 Lantai 43 Jl. Jenderal Sudirman Kavling 1, Jakarta Pusat

dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai

dengan Desember 2013.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

perusahaan. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Salah satunya adalah wawancara, penyebaran

kuesioner, struktur organisasi, dan data karyawan. Data sekunder adalah

data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak

pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk

tabel-tabel atau diagram-diagram. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan,

pencatatan, pengumpulan data, penyebaran kuesioner dan wawancara

secara langsung dengan para karyawan PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk Divisi Customer Management and Marketing.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari

perusahaan. Data sekunder penelitian ini yang diperoleh dari literatur

lainnya yang mempunyai keterkaitan dan mendukung penelitian.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas empat

bagian. Bagian pertama berkaitan dengan karakteristik responden. Bagian

kedua berkaitan dengan pertanyaan karyawan mengenai kompensasi yang

diterima dari perusahaan. Bagian ketiga berkaitan dengan pertanyaan

karyawan mengenai kinerja karyawan. Bagian keempat berkaitan dengan

(33)

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1.Populasi

Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah PT

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Divisi Customer

Management and Marketing (CMM) memiliki jumlah karyawan

sebanyak 113 orang, yang terdiri dari karyawan tetap sebanyak

79 orang yang memiliki jabatan pemimpin divisi, wakil

pemimpin, assistant wakil pemimpin, manager, assistant

manager dan karyawan outsourcing sebanyak 34 orang yang

memiliki jabatan assistant manager dan administrasi.

3.4.2.Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode purposive sampling artinya

populasi yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai yang

dikehendaki peneliti (Singgih, 2001).

Kriteria pemilihan sampel dengan metode purposive sampling,

yaitu:

1. Karyawan BNI Divisi CMM

2. Karyawan tetap BNI Divisi CMM yang memiliki jabatan

manager dan assistant manager yang dapat mewakili setiap

kelompok atau unit kerjanya .

3. Seluruh karyawan outsourcing BNI Divisi CMM yang

memiliki jabatan assistant manager dan administrasi.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

karyawan BNI Divisi CMM sebanyak 81 orang, yang terdiri dari

47 karyawan tetap yang memiliki jabatan manager, assistant

manager dan administrasi dan 34 karyawan outsourcing yang

(34)

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan

menggunakan analisisStructural Equation Modeling (SEM) dengan Metode

Partial Least Score (PLS) dan bantuan program software komputer Smart

PLS Versi 2.0.

3.6. Model Analisis Data

3.6.1. Karakteristik Responden

Data mengenai karakteristik responden yang diperoleh akan

ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi disertai dengan

persentase yang memberikan informasi demografi responden

penelitian. Pengolahan akan dilakukan dengan menggunakan

program Excell 2007.

3.6.2.Metode Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode Partial Least Score (PLS)

Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation

Modeling (SEM) dengan Metode Partial Least Score (PLS) dan

bantuan program software komputer Smart PLS Versi 2.0. PLS adalah

model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau

varian (variance). Menurut Ghozali (2008) PLS merupakan

pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis

covariance menjadi berbasis varian.SEM yang berbasis kovarian

umumnya menguji kausalitas/teori, sedangkan PLS lebih bersifat

predictive model. PLS merupakan metode analisis yang powerfull oleh

karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Data tidak harus

terdistribusi normal multivariate (indikator dengan skala kategori,

ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model yang

sama), sampel tidak harus besar. Walaupun PLS dapat juga digunakan

untuk mengkonfirmasi teori, tetapi dapat juga digunakan untuk

menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten.

Menurut Ghozali (2008), tujuan PLS adalah membantu peneliti

untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi. Model

(35)

indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen

skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model

(model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer

model (model pengukuran yaitu hubungan antar indikator dengan

konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari

variabel dependen (keduanya variabel laten dan indikator)

diminimumkan.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat

dikatagorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang

digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua,

mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungakan

variabel laten dan antar variabel laten dan blok indikatornya (loading).

Ketiga adalah berkaitan dengan mean dan lokasi parameter (nilai

konstan regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk

memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga

tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama,

menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi

untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan

estimasi means dan lokasi (konstanta).

Dalam evaluasi model dengan menggunakan PLS ada 2 hal yang

dilakukan yaitu:

1. Menilai Outer Model atau Model Pengukuran

Menurut Ghozali (2008:24), ada tiga kriteria untuk menilai outer

model yaitu:

a) Convergent validity, dari model pengukuran dengan indicator

refleksif dinilai berdasarkan korelasi antara score item/

component score dengan construct score yang dihitung dengan

PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan reliabel jika

berkorelasi > 0.70 dengan construct yang ingin diukur. Namun

demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala

(36)

b) Discriminant Validity, dari model pengukuran dengan indicator

refleksif dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan

construct. Jika korelasi construct dengan item pengukuran lebih

besar daripada ukuran construct lainnya, maka hal menunjukkan

construct laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih

baik daripada ukuran pada blok lainnya.Metode lain untuk

menilai discriminant validity adalah dengan membandingkan

nilai square root of average vatience extracted ( ) setiap

construct dengan korelasi antara construct dengan construct

lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap

construct lebih besar daripada nilai korelasi antar construct

dengan construct lainnya dalam model, maka dikatakan

memiliki nilai discriminant validity yang baik.

Direkomendasikan nilai > 0.50.

c) Uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu

composite reliability dan cronbach’s alpha dari blok indikator

yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai

composite reliability maupun cronbach’s alpha > 0.60.

2. Menilai Inner Model atau Model Struktural

Menurut Ghozali (2008), pengujian inner model atau model

struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai

signifikansi dan nilai R-square dari model penelitian. Dalam

menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk

setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan

interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat

digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten indepanden

tertentu terhadap variabel laten dependen apakah mempunyai

pengaruh yang substantif. Disamping melihat model R-square,

model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive

relevance untuk model konstruk. Q-square mengukur seberapa

baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi

(37)

mempunyai nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square <

0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive

relevance.

3.7. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah

variabel-variabel yang telah didefinisikan memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan dan turn over. Hipotesis merupakan pernyataan dan

jawaban sementara sebelum penelitian dilakukan dan diharapkan teruji

kebenarannya. Perumusan hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho1 : Kompensasi finansial tidak berpengaruh positif dengan kepuasan karyawan

Ha1 : Kompensasi finansial berpengaruh positif dengan kepuasan karyawan

Ho2 : Kompensasi finansial tidak berpengaruh positif dengan kinerja karyawan

Ha2 : Kompensasi finansial berpengaruh positif dengan kinerja karyawan

Ho3 : Kompensasi non finansial berpengaruh positif dengan kepuasan karyawan

Ha3 : Kompensasi non finansial tidak berpengaruh positif dengan kepuasan karyawan

Ho4 : Kompensasi non finansial tidak berpengaruh positif dengan kinerja karyawan

Ha4 : Kompensasi non finansial berpengaruh positif dengan kinerja karyawan

Ho5 : Kepuasan karyawan berpengaruh positif dengan kinerja karyawan

Ha5 : Kepuasan karyawan tidak berpengaruh positif dengan kinerja karyawan

Ho6 : Status tidak berpengaruh positif dengan kompensasi finansial Ha6 : Status berpengaruh positif dengan kompensasi finansial

Ho7 : Status tidak berpengaruh positif dengan kompensasi non finansial

(38)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah salah satu bank milik

pemerintah yang tersebar di Indonesia. Sejak awal didirikan pada tanggal 5

Juli 1946, sebagai Bank Pertama yang secara resmi dimiliki Negara

Republik Indonesia.BNI mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama

yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik

Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa

bulan sejak pembentukkannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati

sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh

pada tanggal 5 Juli ditetepkan sebagai Hari Bank Nasional. Saat ini, BNI

adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total asset, total kredit

maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa keuangan

terpadu kepada nasabah, didukung oleh perusahaan anak: Bank BNI

Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan BNI Life Insurance.

Pada akhir tahun 2012, BNI memiliki total asset sebesar Rp.333.3

triliun dan memperkerjakan lebih dari 24.861 karyawan. Untuk melayani

nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan layanan yang luas mencakup

1.585 outlet domestik dan 5 cabang luar negeri di New York, London,

Tokyo, Hong Kong dan Singapura, 8.227 unit ATM milik sendiri, 42.000

EDC serta fasilitas Internet Banking dan SMS banking, BNI selalu berusaha

untuk menjadi bank pilihan yang menyediakan layanan prima dan solusi

bernilai tambah kepada seluruh nasabah.

BNI terdiri dari macam-macam divisi, salah satunya adalah Divisi

Customer Management and Marketing (CMM). BNI Divisi CMM didirikan

pada tanggal 01 Maret 2011. Dengan jumlah karyawan sebanyak 68 orang,

terdiri dari 36 karyawan tetap dan 32 karyawanoutsource. Divisi CMM

merupakan pecahan dari Marketing Communication (MarComm)

sebelumnya yang ada pada Divisi Wealth Management (WEM), Divisi

(39)

4.1.1.Visi Perusahaan

Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan

dan kinerja.

4.1.2.Misi Perusahaan

a. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada

seluruh nasabah dan selaku mitra pilihan utama (the bank choice)

b. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor

c. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

berkarya dan berprestasi

d. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan

dan sosial

e. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan

yang baik

4.1.3.Values

Kenyamanan dan kepuasan

4.1.4.Budaya Perusahaan

Budaya kerja BNI “PRINSIP 46” merupakan tuntutan perilaku

insan BNI, terdiri dari:

4 (empat) Nilai Budaya Kerja

a. Profesionalisme (professionalism)

b. Integritas (integrity)

c. Orientasi Pelanggan (customer orientation)

d. Perbaikan Tiada Henti (continuous improvement)

6 (enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI

a. Meningkatkan kompetensi dan memberikan hasil terbaik

b. Jujur, tulus dan ikhlas

c. Disiplin, konsisten dan bertanggungjawab

d. Memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang sinergis

e. Senantiasa melakukan penyempurnaan

(40)

4.2. Gambaran Umum Perusahaan Outsourcing

PT Dongan Persada Abadi yang merupakan salah satu perusahaan

yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa tenaga kerja (outsourcing)

dengan segment pasar bidang perdagangan, jasa perbankan dan industri.PT

Dongan Persada Abadi terbentuk sejak tanggal 5 Mei 2005. Perusahaan ini

berlokasi di Ruko Palem Indah Jl. Pondok Kelapa Raya Blok R.1 No.3

Jakarta Timur 13450.

PT Dongan Persada Abadi menjalin mitra kerja usaha hanya dengan

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang terdiri dari beberapa divisi

yang berlokasi di Kantor Pusat BNI di Jl. Jenderal Sudirman Kavling 1

Jakarta Pusat dan BNI Kantor Wilayah Banjarmasin, Padang dan juga

Semarang.

PT Dongan Parsada Abadi mampu menjalankan tugasnya dan akan

menjadi mitra usaha terbaik dalam memberikan pelayanannya kepada para

mitra kerja, dengan selalu memantau perkembangan teknologi dan potensi

sumber daya manusia, serta peluang bisnis yang tidak mengenal batas

wilayah maupun waktu, yang mengharuskan para pelaku bisnis yang

menguasai tentang perkembangan perekonomian serta memanfaatkan

potensi sumber daya manusia yang handal dan profesional. Oleh karena itu

melihat peluang tersebut, PT Dongan Persada Abadi berusaha untuk

memperluas jaringan usaha kami sesuai dengan keinginan customer.

4.2.1.Visi Perusahaan

Menjadi mitra usaha yang terbaik dan terpercaya kepada

pelanggan-pelanggan kami serta meningkatkan kesejahteraan bagi

masyarakat melalui tanggung jawab social dan lingkungan.

4.2.2.Misi Perusahaan

Memberikan pelayanan yang terbaik dan terpecaya kepada

perusahaan-perusahaan jasa, perdagangan, industri, dan masyarakat

dalam pengadaan dan pendistribusian barang dan jasa kepada mitra

(41)

4.3. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini karakteristik responden yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 81 orang yang dianalisa secara deskriptif.

Karakteristik karyawan dilihat dari jenis kelamin, usia, pendidikan

terakhir, jabatan, status karyawan, lama bekerja, dan jumlah tanggungan.

Karakteristik karyawan BNI Divisi CMM dapat dilihat pada Tabel 3

dibawah ini.

Tabel 3. Karakteristik responden

Keterangan Frekuensi

(orang)

Persentase (%)

Jumlah Sampel 81 100%

Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Pendidikan Terakhir D3

S1 Status Karyawan Tetap

Karyawan Outsourcing Jumlah Tanggungan Tidak ada

1-3 orang

Berdasarkan pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan

BNI Divisi CMM berusia 31-40 tahun dengan pendidikan terakhir S1 yang

memiliki jabatan assistant manajer dan bekerja selama 3 tahun. Hal ini

menunjukkan karyawan lama berpikir bahwa kompensasi yang diterima

sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya tetapi tidak sesuai

dengan masa kerjanya sehingga dapat berdampak adanya penyesuaian

(42)

4.4. Metode Analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan Metode

Partial Least Score (PLS) 4.4.1. Model Struktural

Menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2008), Partial Least

Square (PLS) tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk

estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji

signifikansi parameter tidak diperlukan. Oleh karena itu, model

evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang bersifat

non-parametik. Untuk mengevaluasi model dalam penelitian ini

diperlukan beberapa kriteria yang bergantung pada model yang

terakhir dibentuk. Berikut merupakan gambar dari model struktural

awal yang dibentuk sebelum dievaluasi dengan menggunakan uji

t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.

Gambar 2. Model struktural awal

Keterangan :

KF1 : Ketidakhadiran yang dibayarkan/cuti

KF2 : Uang lembur

KF3: Gaji sesuai jenjang jabatan

KF4: Gaji sesuai pengalaman

(43)

KF7: Tunjangan pensiun

KF8 : Tunjangan kesehatan

KF9 : Gaji

KNF6 : Jenjang karir

KNF10 : Fasilitas kantor

KP1 : Kepuasan akan penghasilan

KP2 : Kepuasan atas promosi dan kenaikan jabatan

KP3 : Kepuasan atas bonus dan tunjangan

KP4 : Kondisi fisik

KP5: Hubungan kerja

KP6 : Turn over

KP7: Turn over

KP8 : Fasilitas kesehatan

KP9: Kepuasan atas bimbingan dan pembinaan atasan

KP10 : Proses kerja

KJ1 : Tempat pelatihan

KJ2 : Jenis pelatihan

KJ3 : Masa pelatihan

KJ4 : Penghargaan

KJ5 : Prestasi kerja

KJ6 : Penempatan kerja

KJ7 : Kemampuan kinerja karyawan

KJ8 : Pertanggungjawaban kinerja karyawan

KJ9 : Disiplin pada peraturan

KJ10 : Job desk

4.4.2. Pengujian Model Pengukuran atau Outer Model

Secara umum uji validitas adalah untuk melihat apakah item

pertanyaan yang dipergunakan mampu mengukur apa yang ingin

diukur. Suatu item pertanyaan dalam suatu kuesioner dipergunakan

untuk mengukur suatu konstruk (variabel) yang akan diteliti. Uji

(44)

dipergunakan untuk mengukur suatu konstruk tidak mempunyai

kecenderungan tertentu.

1) Convergent Validity

Korelasi antara skor indikator dengan skor variabel latennya.

Indikator individu dianggap reliable jika memiliki nilai korelasi >

0.50, karena merupakan tahap awal pengembangan skala pengukuran

dan jumlah indikator per variabel sebanyak 1 sampai 4 indikator.

Berikut ini merupakan Tabel Outer Loadings untuk masing-masing

indikatornya.

Tabel 4. Outer loadings

Variabel Outer Loading

Syarat

Valid Keterangan KOMPENSASI FINANSIAL

Tunjangan pensiun 0.885594 0.50 Valid Tunjangan kesehatan 0.914663 0.50 Valid

Gaji 0.736585 0.50 Valid

KOMPENSASI NON FINANSIAL

Jenjang karier 1.000000 0.50 Valid KEPUASAN

Kondisi Fisik 0.703063 0.50 Valid Hubungan kerja 0.635166 0.50 Valid

Turn over 0.631017 0.50 Valid

KINERJA KARYAWAN

Tempat pelatihan 0.912554 0.50 Valid Jenis Pelatihan 0.919329 0.50 Valid Masa pelatihan 0.761769 0.50 Valid Prestasi kerja 0.739266 0.50 Valid STATUS KARYAWAN

Status 1.000000 0.50 Valid

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai outer loading

lebih dari 0.5 yang berarti bahwa semua indikator dinyatakan valid.

1. Kompensasi finansial diukur dari tiga indikator yaitu tunjangan

pensiun dengan nilai outer loading 0.886; fasilitas kesehatan

dengan nilai outer loading 0.915; gaji dengan nilai outer loading

0.737.

2. Kompensasi non finansial diukur dari satu indikator yaitu jenjang

Gambar

Tabel 1. Perhitungan tingkat turn over karyawan BNI Divisi CMM
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 3. Karakteristik responden
Gambar 2. Model struktural awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara parsial variabel kecerdasan emosional dan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel kepuasan

Hasil pengujian hipotesis 4 (H4)menunjukkan jika budaya organisasi berpengaruh tidak langsung terha- dap kepuasan karyawan melalui kinerja karyawan dan budaya organisasi

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja dan motivasi kerja secara silmultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kompensasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan dan kepuasan kerja tidak berpengaruh positif signifikan

Dari penjabaran diatas menjelaskan bahwa kompensasi mempengaruhi kinerja karyawan melalui kepuasan kerja akan tetapi pengaruh langsung disiplin kerja terhadap kinerja

dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa teamwork dan komunikasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan sedangkang secara simultan

Untuk mengetahui kompensasi, budaya organisasi dan kepuasan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada BPR Bank Surya Yudha Banjarnegara.?. Untuk mengetahui

H2 : Diduga keadilan prosedural secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non