UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. CABANG MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
HELENA QADRINI SIREGAR 112101109
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : HELENA QADRINI SIREGAR
NIM : 112101109
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS PENERAPAN PRINSIP 5C PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. CABANG MEDAN
Tanggal :……….2014 DOSEN PEMBIMBING
Dra. Marhayanie, M.Si NIP: 195804271985032002 Tanggal :……….2014 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 197411232000122001
Tanggal:……….2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk menyelesaikan
Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Penerapan Prinsip 5C pada PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan” ini dengan baik, sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua,
ayahanda Iskandar Siregar dan ibunda Erni Korina Nasution yang selalu membimbing, memberikan do’a dan semangat yang tidak putus. Namun berkat
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III
Keuangan beserta Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku
Sekretaris Program Studi D-III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam
penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Bapak Abdul Aziz, selaku Head Mortgage Consumer Lending Unit
Bank Tabungan Negara Cabang Medan, Ibu Ade Novi Siregar, Bapak
Suftri Andre dan Irwin Nico selaku Customer Loan Service, Ibu
Ratmaya selaku Consumer Loan Service dan Ibu Rika Elhani selaku
Human Capital Support telah memberi izin dan membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Bapak/ ibu dosen Fakultas Ekonomi USU yang telah memberikan
perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.
7. Teristimewa juga untuk saudar-saudara tercinta saya Rafida Adelina
Siregar (Adik), Sakti Tunggal Imbalo Siregar (Adik), Farhan Arifin
Siregar (Adik), Kania Rahma Siregar (Adik). Teman-teman saya
Khusnul Huznaini Damanik, Winda Lestari, Rezeki Hayati Marpaung,
Novita Grezsia Gultom, Seisil Gihon Margaretha Hutahaean, serta
seluruh teman-teman D-III Keuangan Grup B.
Penulis menyadari bahwa penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.
Medan, Juni 2014
DAFTAR ISI
5. Penilaian Agunan ... 38
6. Persetujuan Kredit... 40
7. Jadwal Akad dan Realisasi Kredit... 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan... 43 B. Saran... 44
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT.Bank Tabungan 8 Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan
Gambar 3.1 Skema KPR BTN Platinum pada PT. 31
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 2.1 Realisasi Kredit KPR dan Non KPR 23 Tahun 2014 Pada PT. Bank Tabungan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari waktu ke waktu perkembangan dunia perbankan mengalami
perubahan ke arah kemajuan, baik dalam hal teknologi maupun pengembangan
jasanya. Bank tidak saja berfungsi sebagai tempat menyimpan uang dan
menyalurkan dana dalam bentuk kredit, tetapi juga berfungsi sebagai tempat
transaksi di pasar uang sebuah negara. Dalam menjalankan kegiatannya, bank
mempunyai peran penting dalam sistem keuangan nasional antara lain pengalihan
aset, transaksi, likuiditas dan efisiensi. Bank sebagai organisasi bisnis telah
menjadi alat dan sarana penunjang likuiditas usaha, dan sebagai konsekuensinya
bank dituntut untuk menjadi organisasi bisnis yang prudent di dalam penyaluran
dananya dalam bentuk kredit.
Menurut Undang-Undang pokok perbankan No. 14 Tahun 1967, yang
dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah
ditetapkan. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit
adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, risiko dan balas jasa. Proses
pemberian kredit terdiri dari beberapa tahap antara lain mengisi formulir,
menyerahkan formulir dan melengkapi persyaratan, wawancara dan verifikasi,
analisa kredit, penilaian agunan, keputusan dan kesepakatan, jadwal akad dan
realisasi kredit. Untuk itu demi terlaksananya prudential banking diperlukan
metode dalam analisis kredit khususnya prinsip 5C yang meliputi: Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economic dalam pemilihan line bisnis maupun para nasabahnya.
Analisis kredit merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai
acuan bank apakah permohonan kredit dari nasabah dapat disetujui atau ditolak.
Analisis kredit meliputi analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal,
analisis prospek usaha, dan analisis modal. Aspek- aspek yang dinilai dalam
analisis kredit adalah aspek yuridis/ hukum, aspek pemasaran, aspek keuangan,
aspek teknis/ operasi, aspek sosial ekonomi dan aspe amdal. Tujuan analisis ini
adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman dan untuk
mengurangi kredit macet.
Kredit, seperti halnya produk jasa perbankan lainnya, mempunyai resiko
yang sesuai dengan penggunaan dana tersebut. Untuk itu pengelolaan usaha bank
harus menggunakan kebijakan kredit, terutama mengenai alokasi penempatan
dana yang dipinjamkannya. Dari laporan keuangan yang diterbitkan PT. Bank
Tabungan Negara per 31 Desember 2013 dapat diketahui bahwa jumlah Rasio
Kredit Macet Bersih (NPL NET) 3,04 persen dan Rasio Kredit Macet Bruto (NPL
Negara tentunya dalam menganalisa nasabah dan menerapkan prinsip
kehati-hatian khususnya 5C belum dilakukan secara maksimal, sehingga masih terjadi
kredit bermasalah.
Dengan diterapkannya prinsip 5C pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Cabang Medan dapat memberikan gambaran tentang kinerja
(performance) calon-calon debitur yang akan mengajukan kredit dan menilai
semua aspek yang berhubungan dengan pengajuan kredit yang diajukan serta
mampu mengatasi kredit macet yang terjadi pada PT. Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Medan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari itu penulis mengambil judul
mengenai “Analisis Penerapan Prinsip 5C pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan’’
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana penerapan prinsip 5C dalam
pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang
Medan?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip 5C
dalam pemberian kredit pada PT. Bank Tabungan Negara (Perseo) Tbk. Cabang
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian antara lain:
1. Bagi Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan
Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
perusahaan agar kiranya dapat menjadi suatu bahan pertimbangan dalam
pemberian kredit bagi nasabah di masa yang akan datang.
2. Bagi Penulis
a. Untuk lebih memperdalam pengetahuan penulis tetang penerapan prinsip 5C
dalam pemberian kredit dalam dunia perbankan dan berguna untuk memenuhi
salah satu persyaratan akademik dan menyelesaikan pendidikan di program
Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
b. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dengan membandingkan teori yang
telah dipelajari saat perkuliahaan dengan kenyataan di Bank
3. Bagi Pihak lainnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang akan melakukan
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara
Dengan maksud mendidik agar gemar menabung, pemerintah Hindia
Belanda melalui Koninklijik Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan
POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang. Tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, bank ini dibekukan dan digantikan
dengan nama bank TYOKIN KYOKU, serta membuka satu kantor cabang baru di Yogyakarta. Sayangnya, Tyokin Kyoku tidak seberhasil Postspaarbank dan kehilangan kepercayaan dari masyarakat, sehingga masyarakat enggan menabung.
Setelah peristiwa Proklamasi17 Agustus 1945 yang menandai
kemerdekaan Indonesia, Tyokin Kyoku diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS (KTP).
Pengambilalihan ini diprakarsai oleh Darmosoesanto yang selanjutnya menjabat
sebagai Direktur pertama KTP. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah
melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Indonesia (ORI). Tetapi
kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda
pada Desember 1946 mengakibatkan didudukinya semua kantor cabang dari
Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949.
Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif
bagi sejarah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah dikeluarkannya UU
Darurat No. 9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama
lahir Bank Tabungan Negara. Perubahan nama dari Bank Tabungan Posmenjadi
Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22
Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei
1964. Pengesahaan status PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai bank
milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember.
Selain bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan,
maka sejak tahun 1974 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ditambah
tugasnya yaitu memberikan pelayanan Kredit Perumahan Rakyat. Penyaluran
KPR terjadi pada 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember
diperingati sebagai hari KPR bagi Bank Tabungan Negara.
Bentuk hukum Bank Tabungan Negara (BTN) mengalami perubahan lagi
pada tahun 1922, yaitu dengan dikeluarkannya PP. No. 24 tahun 1922 tanggal 29
April 1992 tentang menetapkan pelaksanaan dari UU No. 7 tahun 1992 bentuk
hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu
nama Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
dengan call name BANK BTN. Pada tahun 1989, Pemerintah mengesahkan Bank BTN sebagai Bank Umum. Kemudian pada tahun 1994, Bank BTN mendapatkan
izin dari Pemerintah sebagai Bank Devisa.Berdasarkan Surat Menteri BUMN
No.S-554/M/MBU/2002 tanggal 21 Agustus 2002, Bank BTN dengan fokus
pinjaman tanpa subsidi untuk perumahan. Pada tahun 2005, Bank BTN membuka
Unit Usaha Syariah.Selanjutnya di tahun 2009, Bank BTN menjadi Bank pertama
di Indonesia yang melakukan sekuritisasi Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragunan Aset (KIK-EBA) di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun yang sama
total saham Bank BTN, dan tercatat sebagai emisi IPO terbesar di tahun 2009
dengan nilai saham sebesar Rp 1,88 triliun.
B. Visi dan Misi
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang akan dicapai. Adapun visi
dan misi Bank Tabungan Negara adalah sebagai berikut :
1. Visi
Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan
2. Misi
a. Menyediakan produk dan jasa yang inivatif serta layanan unggul yang focus
pada pembiayaan perumahan dan tabungan.
b. Mengembangkan human capital yang berkualitas dan memiliki integritas tinggi, serta penerapan Good Corporate Governance dan Compliance.
c. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui Teknologi Informasi terkini.
d. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan pencerminan kebijaksanaan
yang dilakukan guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Struktur
organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan terbagi atas
beberapa bagian. Hal ini dapat dilihat pada bagan struktur organisasi PT Bank
Sumber : Bank Tabungan Negara Cabang Medan
DBM Commercial DBM Supporting
Housing & Commercial Lending Unit
Operation Unit Mortgage & Consumer
Lending Unit
Relationship Mngt Officer Teller Service Sub
Services Unit Vault Consumer Loan Analyst
Marketing Officer Logistic
Support
Struktur Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan
D. Uraian Pekerjaan
Adapun tugas dan wewenang masing-masing jabatan pada PT. Bank
Tabungan Negara (persero) Tbk. Kantor Cabang Medan adalah sebagai berikut:
1. Branch Manager
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran bidang kerjanya.
b. Melakukan koordinasi pencapaian target kredit, dana dan jasa termasuk
evaluasi secara periodik.
c. Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
d. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait dengan operasional dan bisnis bank.
2. Deputi Branch Manager Supporting
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Memastikan terselenggaranya fungsi Operasional di Kantor Cabang.
b. Memastikan terselenggaranya fungsi Accounting & Control di Kantor Cabang.
c. Memastikan terselenggaranya fungsi Collection & Workout di Kantor Cabang.
d. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait
dengan operasional dan bisnis bank.
3. Deputi Branch Manager Consumer
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Melakukan koordinasi pencapaian target dana dan kredit konsumer termasuk
b. Pembuatan laporan hasil pencapaian target dana dan kredit konsumer.
c. Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
d. Mencari dan memberikan masukan serta informasi yang mendukung aktivitas
pekerjaannya.
4. Deputi Branch Manager Commercial
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran bidang kerjanya
b. Melakukan koordinasi pencapaian target dana dan kredit komersial termasuk
evaluasi secara periodik.
c. Membuat usulan kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung
aktivitas di bidang kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait
dengan operasional dan bisnis bank
5. Mortgage & Consumer Lending Unit
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
a. Pencapaian target marketing dan realisasi kredit konsumer (mortgage and consumer lending).
b. Pembuatan laporan hasil pencapaian target kredit konsumer.
c. Melakukan koordinasi pelaksanaan proses bisnis kredit konsumer di Kantor
Cabang yang efektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Membuat usulan kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung
aktivitas di bidang kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Housing And Commercial Lending Unit
a. Pencapaian target marketing dan realisasi commercial lending.
b. Menggunakan dan mengelola anggaran promosi dalam rangka pencapaian
target commercial lending.
c. Pembuatan laporan hasil pencapaian target commercial lending.
d. Menciptakan iklim kerja yang kondusif
7. Operation Unit
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
a. Melakukan supervisi atas fungsi Teller Service.
b. Melakukan supervisi atas fungsi Transaction Processing.
c. Mencari dan memberikan masukan serta informasi yang mendukung aktivitas
pekerjaannya.
d. Membuat usulan kebutuhan sarana dan prasarana dalam rangka mendukung
aktivitas di bidang kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Accounting Control Unit
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Memastikan keakurasian dan ketepatan laporan keuangan kantor cabang dan
kancapem.
b. Bertanggung jawab atas pencetakan laporan keuangan kantor cabang.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kontrol dan laporan penyelesaian
pengaduan nasabah.
d. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait
dengan operasional dan bisnis bank.
9. Branch Collection and Workout
a. Menetapkan rencana strategi serta kebijakan pembinaan, penyelamatan serta
penyelesaian kredit/pembiayaan.
b. Melakukan supervisi terhadap bawahannya.
c. Melakukan supervisi atas proses pembinaan debitur melalui aktifitas call
collection di kantor Cabang.
d. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran bidang kerjanya sesuai
ketentuan yang berlaku.
10.Consumer Loan Marketing
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian target kredit consumer.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemasaran dan penjualan untuk
pencapaian target kredit konsumer.
c. Bertanggung jawab atas tercapainya target kredit konsumer.
d. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait
dengan operasional dan bisnis bank.
11. Relationship Marketing
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran bidang kerjanya sesuai
ketentuan yang berlaku.
b. Bertanggung jawab atas tercapainya target kredit komersial.
c. Bertanggung jawab meningkatkan hubungan bisnis yang saling
menguntungkan dengan nasabah.
12. Consumer Loan Service
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab atas pelayanan kredit konsumer.
b. Bertanggung jawab atas kelengkapan data permohonan kredit konsumer.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Quality Service Level.
d. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait
dengan operasional dan bisnis bank.
13. Consumer Loan Analyst
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab menghasilkan kredit konsumer yang berkualitas.
b. Bertanggung jawab atas Quality Service Level (QSL).
c. Membina hubungan baik dengan pihak internal dan eksternal yang terkait
dengan operasional dan bisnis bank.
d. Mencari dan memberikan masukan serta informasi yang mendukung aktivitas
pekerjaannya.
14. Consumer Funding & Services Unit
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran bidang kerjanya sesuai
ketentuan yang berlaku.
b. Bertanggung jawab atas strategi penjualan untuk pencapaian target dana
konsumer.
c. Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian target dana consumer. d. Bertanggung jawab atas monitoring dan evaluasi hasil selling service untuk
15. Consumer Funding Mark
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran bidang kerjanya sesuai
ketentuan yang berlaku.
b. Pencapaian atas pembuatan target dana konsumer (non Kantor Pos).
c. Pembuatan laporan hasil pencapaian target dana konsumer (non Kantor Pos).
d. Pemberian quality service level terhadap nasabah prima dana konsumer (non Kantor Pos)
16. Customer Care Unit
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
A. Memastikan pelaksanaan Penerapan prinsip Mengenal Nasabah di Kantor
Cabang.
B. Melakukan supervisi atas pemberian informasi kepada nasabah.
C. Memastikan peningkatan kualitas pelayanan di unit kerja Customer Service
secara terus menerus sesuai standar pelayanan front liner. D. Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
17. Customer Service
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Memberikan informasi kepada nasabah.
b. Melakukan pemantauan rekening dan transaksi nasabah yang mencurigakan.
c. Melaksanakan Penerapan prinsip Mengenal Nasabah di Kantor.
d. Melakukan pelayanan Pemantauan Saldo rekening.
18. Service Quaity
a. Melakukan pengukuran dan peningkatan Quality Service Level terhadap nasabah untuk outlet di bawah Kantor Cabang serta melakukan pelaporan
Quality Service Level kepada unit terkait di Kantor Pusat.
b. Melakukan pengukuran Quality Service level terhadap nasabah untuk outlet
dibawah Kantor Cabang.
c. Menindaklanjuti peningkatan Quality Service Level terhadap nasabah untuk
outlet dibawah Kantor Cabang .
d. Membuat pelaporan Quality Service Level kepada unit terkait di Kantor Pusat. 19. Commercial Loan Analyst
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
a. Menghasilkan kredit komersial yang berkualitas.
b. Merekam data aplikasi kredit komersial pada sistem.
c. Melakukan analisa kredit komersial.
d. Memastikan proses administrasi dan dokumentasi kredit sesuai dengan
ketentuan.
20.Commercial Funding and Services Unit
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
a. Mengoptimalkan pengelolaan fungsi petugas marketing dan selling atas produk dana komersial .
b. Bertanggung jawab atas strategi penjualan untuk pencapaian target dana
komersial.
c. Bertanggung jawab atas usulan rencana pencapaian target dana komersial.d.
21.Government and Corporate Fund
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
a. Melakukan dan mengelola fungsi petugas marketing dan selling atas produk dana komersial segmen goverment dan private corporate.
b. Pencapaian atas pembuatan target dana komersial segmen goverment dan private corporate.
c. Pembuatan laporan hasil pencapaian target dana komersial segmen goverment
dan private corporate.
d. Pemberian quality service level terhadap nasabah prima dana komersial segmen goverment dan private corporate.
22.Senior Educational Institution and Others
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
a. Melakukan dan mengelola fungsi petugas marketing dan selling atas produk dana komersial segmen educational institution & others.
b. Pencapaian atas pembuatan target dana komersial segmen educational institution & others.
c. Penggunaan anggaran promosi dalam rangka pencapaian target dana
komersial segmen educational institution & others.
d. Pembuatan laporan hasil pencapaian target dana komersial segmen
educational institution & others
23.Teller Service Sub Unit Head
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap fungsi supervisi dan fungsi otorisasi sesuai
batas kewenangan atas seluruh proses pekerjaan yang dilakukan oleh Teller
b. Melakukan supervisi atas proses transaksi di loket.
c. Melakukan perhitungan batas minimum dan batas maksimal kas.
d. Melakukan supervisi dan berkoordinasi dengan unit lain atas transaksi non
loket.
24.Teller
Adapun tugas dan wewenang dari jawaban ini:
a. Melakukan fungsi pelayanan transaksi loket (tunai dan non tunai), penerapan
Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT).
b. Melakukan administrasi kas.
c. Melayani transaksi angsuran KPR dan Non KPR
25. Vault
Adapun tugas dan wewenang dari jawaban ini:
a. Melakukan fungsi pengelolaan kas kantor cabang.
b. Membuat usulan rencana kerja serta anggaran bidang kerjanya sesuai
ketentuan yang berlaku.
c. Melakukan pengelolaan administrasi administrasi kas besar.
d. Melakukan pengelolaan permintaan uang dan penyetoran uang.
26. Transaction Processing Sub Unit Head
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Melakukan supervisi atas kebenaran proses maintenance KPR, Non KPR, dan KreditUmum.
b. Melakukan supervisi atas kebenaran proses biaya Pra Realisasi dan blokir
c. Melakukan supervisi atas kebenaran proses Inkaso Rupiah, Administrasi
Transfer Valas (telegraphic transfer), kiriman uang (KU) transaksi ATM, RTGS, Inventory surat berharga dan transaksi lainnya.
27. Clearing Staff
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Memproses penyerahan warkat ke BI dan penerimaan warkat dari BI atau
bank yang ditunjuk sebagai tempat kliring.
b. Memproses Encode warkat CN, Warkat Bilyet Giro serta Cek, transmit data CN, dan warkat bank lain pada system kliring BI.
c. Memproses permintaan buku cek dan bilyet giro baik dari KC, KCP, Kankas,
dan memproses surat rehabilitasi giran Black List. 28. Transaction Processing and IT Support
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Memproses pembayaran biaya-biaya pemindahbukuan, pembayaran untuk
pegawai, dan pembayaran Annual Fee untuk Real Cash. b. Memproses pencetakan Report Cash in Cash Out.
c. Melakukan transaksi dan pengelolaan administrasi pajak, proses entry laporan
pajak ke sistem, dan mengelola rekonsiliasi dan konfirmasi pajak.
29.General Administration Sub Unit Head
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan absensi, penilaian, perencanaan
pengembangan, administrasi data, gaji, tunjangan, pensiunan yang
dinas pejabat, sewa gedung kantor, materai tempat, materai teraan, dan
sebagainya.
b. Melakukan supervisi atas proses administrasi cuti, penyesuaian gaji pegawai,
administrasi PKL, pajak karyawan, administrasi pembinaan disiplin pegawai,
pengadaan aktiva tetap, dan pengadaan barang inventaris kantor.
c. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan administrasi tenaga
outsourching.
30. Human Capital Support Staff
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan kepegawaian di kantor cabang.
b. Memproses invantarisasi kebutuhan pelatihan bagi pegawai.
c. Bertanggung jawab terhadap akurasi dan kelengkapan hasil entry data
kepegawaian serta proses administrasi MESA atau MESOP. 31. Logistic Support Staff
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan logistic di kantor cabang.
b. Bertanggung jawab terhadap administrasi inventaris seperti perlengkapan
kantor, kenderaan, gedung, dan kelengkapannya.
c. Memproses pendistribusian buku tabungan, bilyet cek, bilyet giro, bilyet
deposito dan kartu ATM.
32. Loan Administration and Document Sub Unit Head
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Melakukan supervisi dan memeriksa proses rekonsiliasi SL- GL yang terkait
b. Melakukan supervisi dan memeriksa proses pemeliharaan master ID Kolektor
untuk pembayaran kolektif KPR kemudian menginformasikan ke unit kerja
terkait untuk ditindaklanjuti.
c. Melakukan supervisi dan memeriksa proses maintenance dalam rangka
restrukturisasi kredit di sistem (Loan Function Maintenance). 33. Loan Administration Staff
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksaaan OTS (kelayakan usaha dan
penghasilan) calon debitur.
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksaan taksasi nilai dan kehandalan agunan
(LPA atau melalui jasa appraisal).
c. Bertanggung jawab terhadap proses pengelolaan pencairan dana jaminan dan
maintenance data.
34. Loan Document Staff
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan, penyusunan, dan penyimpanan
dokumen kredit.
b. Bertanggung jawab terhadap penatausahaan dokumen kredit di sistem
(document tracking).
c. Bertanggung jawab terhadap pelayanan pengambilan, peminjaman dan
pengembalian dokumen kredit.
35. Accounting Control Unit Head
a. Memastikan keakurasian dan ketepatan laporan keuangan kantor cabang dan
kancapem.
b. Memastikan ketaatan kantor cabang dan kancapem terhadap kebijakan serta
prosedur yang ada.
c. Memastikan pengelolaan pengarsipan bukti dasar, bukti transaksi dan listing
dilakukan dengan tertib dan benar.
d. Bertanggung jawab atas keakuratan jurnal GL-GL dan approval atas jurnal tersebut.
e. Bertanggung jawa atas pelaksanaan admininstrasi Branch Security Officer. 36. Accounting and Reporting
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab atas rekonsiliasi.
b. Bertanggung jawab terhadap penyelesaikan suspense dan selisih akibat
system.
c. Melaksanakan pembuatan dan penyampaian laporan keuangan dan laporan
manajemen kantor cabang.
d. Melaksanakan penatausahaan maploeg (bukti dasar) di kantor cabang.
37. Internal Control
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Bertanggung jawab dalam mengkoordinir tindak lanjut hasil pemeriksaan
ekstern maupun intern.
b. Melakukan control atas penyelesaian pengaduan nasabah.
c. Menyampaian Laporan Penanganan dan Penyelesaian pengaduan nasabah ke
d. Melakukan pengawasan terhadap operasional pengelolaan kas dan inventaris
kantor cabang dan jaringan kantor dibawahnya.
38. Costumer Loan Service
Adapun tugas dan wewenang dari jabatan ini adalah :
a. Memastikan adanya efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan.
b. Memastikan bahwa semua nasabah memperoleh pelayanan dengan kualitas
pelayanan yang prima mulai dari permohonan kredti sampai dengan akad
kredit.
c. Memastikan bahwa semua prosedur dijalankan dengan benar
E. Kinerja Usaha Terkini
Dalam paparan kinerja per 31 Desember 2013, BTN mencatat
pertumbuhan aset 17,38 persen. Pada 2012, jumlah aset BTN tercatat Rp 111,7
triliun, dan pada 2013 aset bertambah menjadi Rp 131,17 triliun. Perolehan laba
14,53 persen per 31 Desember 2013 ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net
interest income) Rp 5,63 triliun. Pada periode yang sama, BTN juga mencatatkan
pendapatan operasional Rp 2,13 triliun.
Pertumbuhan dana pihak ketiga per Desember 2013 mengalami
peningkatan, yaitu 19,24 persen, dari tahun 2012 Rp 80,68 triliun menjadi Rp 96,
21 triliun pada 2013.
Rasio keuangan BTN per 31 Desember 2013 masing masing tercatat untuk
rasio kecukupan modal (CAR) adalah 15,62 persen, margin bunga bersih (NIM)
5,44 persen, rasio kredit macet bersih (NPL net) 3,04 persen, dan rasio kredit
lebih baik pada 2013. Dengan demikian di Tahun 2014, perseroan optimistis rasio
keuangan ini akan meningkat.
Pada tahun 2014, realisasi kredit PT. Bank Tabungan Negara (Perseo)
Tbk. Medan mencapai Rp. 156.796.3325.500. Berikut ini adalah tabel realisasi
kredit KPR dan Non KPR pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Medan.
Tabel 2.1
Realisasi Kredit KPR dan Non KPR Tahun 2014 Pada PT. Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan
Realisasi Kredit
(Tahun 2014)
Jumlah Relisasi Kredit
Januari Rp 20.118. 510.000
Februari Rp. 35.874.521.500
Maret Rp. 48. 559.995.000
April Rp. 52.243.306.000
Total Realisasi Kredit Rp 156.796.332.500
BAB III PEMBAHASAN
A. Fungsi dan Peranan Bank
Menurut Abdurrahman dalam Abdullah dan Tantri (2012:2) “bank
adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,
seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap
mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga,
membiayai usaha perusahaan-perusahaan dan lain-lain”.
Menurut Ikatan Bankir Indonesia “bank dapat didefenisikan sebagai suatu
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat kembali dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banya” (Zahiruddin, dkk. 2012:6).
Hal itu sesuai dengan Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang
perbankan yang telah diubah menjadi Undang-Undang No 10 tahun 1998 , yang
menjelaskan pengertian bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa
dan memiliki kegiatan pokok dengan 3 fungsi, sebagai berikut:
1. Menerima penyimpanan dana masyarakat dalam berbagai bentuk.
2. Menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat untuk
mengembangkan usaha.
3. Melaksanakan berbagai jasa dalam kegiatan perdagangan dan pembayaran
dalam negeri maupun luar negeri, serta berbagai jasa lainnya di bidang
keuangan, di antaranya inkanso transfer, traveler check, credit card, safe
Dalam menjalankan kegiatannya, bank mempunyai peran penting dalam
sistem keuangan nasional. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengalihan Aset (Asset Transmutation), yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit defisit. Dalam hal ini, sumber dana yang diberikan kepada
pihak peminjam berasal dari pemilik dana, yaitu unit surplus yang jangka
waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dengan
demikian, bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid dari unit surplus
(lender) kepada unit defisit (borrower).
2. Transaksi (transaction), yaitu memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari
transaksi keuangan. Untuk itu, produk, jasa dan layanan yang ditawarkan oleh
bank (tabungan, deposito, giro, pemberian kredit, jasa pengiriman uang,
layanan e-banking, dan layanan perbankan lainnya) memudahkan masyarakat
dalam bertransaksi.
3. Likuiditas (Liquidity), yaitu, penjaga likuiditas masyarakat, dengan membantu aliran likuiditas/ dana dari unit defisit. Terkait dengan hal ini, unit
surplus menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk
dana, berupa giro, tabungan, deposito, dan produk-produk dana bank lainnya
untuk kemudian disalurkan dalam bentuk produk kredit pada unit defisit.
Dengan demikian, bank memberikan fasilitas pengelolan likuiditas kepada
pihak yang mengalami surplus likuiditas dan menyalurkannya kepada pihak
yang mengalami kekurangan likuiditas.
Jadi, bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling
membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simestris antara peminjam dan
investor tak jarang menimbulkan maslah insentif. Peran bank menjadi
peminjam untuk memecahkan maslah insentif tersebut. Terkait konteks ini,
jelas peran bank adalah menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan
untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna sehingga terjadi efisiensi
biaya ekonomi.
B. Defenisi Kredit dan Unsur Kredit
Defenisi Kredit
Menurut Reksoprayitno dalam Pinto (2010:9) “kredit merupakan
penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat yang dapat disamakan dengan
itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Kata kredit berasal dai kata crede (Yunani) atau creditum (Latin) yang berarti kepercayaan. Dalam perkembangannya, kredit memiliki pengertian sebagai
penyeduaan dana atau tagihan lain yang sejenis hal itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan peminjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga, termasuk beberapa hal berikut :
a. Cerukan yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah tidak dapat dibayar
lunas pada akhir hari.
c. Pengambilan atau pembelian kredit dari pihak lain.
Pengertian pinjaman (kredit) menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 7
tahun1992 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit
adalah sebagai berikut
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang akan diberikan
(berupa uang, barang, jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa
tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing
pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
4. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko
tidah tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit
5 . Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya
administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.
C. Ketentuan Kredit Pemilikan Rumah(KPR) BTN Platinum
KPR BTN Platinum adalah kredit pemilikan rumah dari Bank BTN untuk
keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non developer, baik untuk
pembelian rumah baru atau second, pembelian rumah belum jadi (indent) maupun
take over kredit dari bank lain.
Keunggulan yang ditawarkan Bank Tabungan Negara antara lain:
a. Suku bunga kompetitif
b. Proses cepat dan mudah
c. Jangka waktu sangat flexible s.d. 25 tahun
d. Perlindungan asuransi jiwa kredit, asuransi kebakaran,dan gempa bumi.
e. Memiliki jaringan kerjasama yang luas dengan developer di seluruh wilayah
Indonesia.
Dalam pemberian suatu fasilitas kredit, bvank memberikan ketentuan serta
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah. Syarat dan ketentuan tersebut
oleh bank dijadikan sebagai penilaian terhadap seorang nasabah. Oleh karena itu
sebelum mengajukan kredit terlebih dahulu nasabah mengetahui
ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat kredit. Adapun ketentuan-ketentuan pengajuan kredit adalah:
1. Warga negara Indonesia
3. Memiliki pekerjaan atau pengahsilan tetap sebagai pegawai tetap/ profesional
dengan masa kerja/usaha minimal 1 tahun.
4. Memiliki NPWP Pribadi
Selain ketentuan –ketentuan kredit seorang nasabah harus mengetahui
syarat-syarat kredit. Adapun dokumen yang harus dilengkapai untuk memenuhi
persyarat bagi nasabah antara lain :
Data Pribadi terdiri dari :
1. Fotocopi KTP suami /istri
2. Fotocopi kartu keluarga
3. Fotocopi surat nikah/ cerai
4. Pass foto suami-istri ukuran 3x4 (2 lembar)
5. Fotocopi tabungan bank BTN
6. Nomor pokok
7. Wajib pajak pribadi
Data Pekerjaaan/ usaha meliputi antara lain :
Wiraswasta
1. Fotocopi surat izin usaha perdagangan, surat izin tempat usaha, tanda daftar
perusahaan, nomor pokok wajib pajak, dan ijin-ijin lainnya.
2. Fotocopi akte pedirian perusahaan
3. Fotocopi neraca/ laporan penjualan/ laba rugi
4. Fotocopi rekening koran giro/ giro/ deposito tiga bulan terakhir
5. Daftar rekanan perusahaan
1. Surat keterangan tempat bekerja/ SK pertama dan terakhir (PNS)
2. Slip gaji / penghasilah terakhir
3. Rekening koran tabungan bank- bank lain
4. Surat kuasa potong gaji (khusus pemohon yang potong gaji)
Data Agunan terdiri dari :
1. Fotocopi sertifikat tanah (sertifikat hak milik / sertifikat hak guna bangunan)
2. Fotocopi izin mendirikan bangunan
3. Foto rumah
4. Bukti pembayaran rekening air, listrik, listrik, telepon.
D. Analisis Penerapan 5C dalam Proses Pemberian Kredit
Penerapan prisnisp 5C dalam pemberian kredit KPR Platinum di PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dilakukan dalam serangkain tahap,
antara lain: mengisi formulir, menyerahkan formuir dan melengkapi persyaratan,
wawancara dan verifikasi, penilaian agunan, keputusan dan kesepakatan kredit,
jadwal akad dan realisasi kredit. Berikut ini adalah skema pemberian kredit
pemilika rumah (KPR) yang diterapkan pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang
Gambar 3.1
Skema Kredit Pemilikan Rumah BTN Platinum pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan
Sumber : PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan
1. Mengisi Formulir
Pada awal nasabah mengajukan fasilitas kedit adalah dengan mengajukan
permohonan kredit. Pemberian kredit oleh bank harus didasarkan pada
permohonan tertulis dari calon debitur atau berdasarkan penawaran dari bank
yang disepakati calon debitur. Selanjutnya nasabah mengisi form aplikasi kredit
seperti:
a. Form aplikasi pengajuan kredit perorangan
b. Daftar biaya hidup dan pendapatan perbulan
c. Daftar penghasilan lainnya
2. Menyerahkan Formulir dan melengkapi persyaratan
Setelah formulir diisi oleh formulir tersebut diserahkan kepada petugas loa
service beserta data- data yang diperlukan untuk diperiksa mengenai
kelengkapannya. Apabila persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka petugas loan
service akan mencatat atau meregister data pemohon ke dalam file Infomasi
Pemohon (FIP). Selanjutnya petugas mencetak slip skedul wawancara 1 (satu
lembar) diserahkan kepada pemohon untuk dibawa pada saat akan wawancara.
3. Wawancara dan Verifikasi
Wawancara
Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon nasabah dengan cara
bertatapan langsung. Tujuan wawancara yaitu untuk mencocokkan dokumen yang
telah diterima oleh bank. Dalam melakukan wawancara bank mengajukan
beberapa pertanyaan kepada nasabahnya. Hal- hal yang perlu dipertanyakan
dalam wawancara adalah:
a. Data-data pemohon
b. Data-data pekerjaan
c. Pengeluaran atau biaya hidup
Setelah wawancara selesai dilakukan, petugas wawancara akan
memberikan tanda pengesahan pada slip jadwal wawancara sebanyak 1 (satu)
lembar yang menjelaskan bahwa kegiatan wawancara telah dilaksanakan.
Selanjutnya petugas wawancara akan melakukan verifikasi terhadap hasil
Verifikasi
Verifikasi diperlukan untuk memastikan keabsahan data dan kesesuaian
dengan fakta, diantaranya dengan beberapa metode berikut :
1. On the Spot Checking (OTS)
OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/ domisili (calon) debitur
yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dengan melihat tempat usaha/
domisili dan agunan, serta menggali aktivitas usahah debitur.
2. Bank Checking
Bank checking dimaksudkan untuk mengecek informasi kredit yang
pernah diperoleh debitur sebelumnya beserta kolektibilitasnya. Metode credit
checking dapat dilakukan melaui sistem internal bank dan Informasi Debitur
Individual (IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI adalah informasi mengenai
individu atau suatu perusahaan dalam berhubungan dengan bank, fasilitas kredit
yang diperoleh, kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya.
3. Trade Checking
Trade checking dimaksudkan untuk mengetahui/ menilai debitur dalam
menjalankan kegiatan bisnisya, hubungan dagang yang telah dilakukan oleh calon
debitur, dan bagaimanan manajemen perusahaan/ debitur dalam melakukan
kegiatan bisnisnya. Trade checking dilakukan dengan kunjungan/penilaian
4. Analisis Kredit
Tahap selanjutnya adalah bank melakukan analisa terhadap permohonan
kredit yang diajukan oleh pihak bank merupakan bagian dari tahap proses
pemberian kredit. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui calon nasabah apakah
layak atau tidak untuk diberikan kredit serta sebagai bahan rekomendasi dalam
pemutusan kredit. Dalam melakukan analisis kredit, bak melakukan analisis
prinsip 5C anatara lain :
1. Character
Penilaian bank atas karakter calon debitur sehingga bank dapat
menyimpulkan bahwa debitur tersebut jujur, beritikad baik, dan tidak akan
menyulitkan bank dikemudian hari. Sebelum memberikan kredit, bank haus
mengenal terlebih dahulu calon debitur, terutama karakter. Kajian mengenai
karakter dapat dilakukan dengan cara berikut.
a. Bank Checking melaui sistem internal dan informasi debitur individual (IDI)
pada Bank Indonesia (BI).
b. Mengupayakan trade checking pada supplier dan pelanggan debitur, untuk
meneliti reputasi nasabah dilingkungan para stakeholders.
c. Mengupayakan informasi kepada asosiasi usaha dimana calon debitur
terdaftar.
2. Capacity
Penilaian bank atas kemampuan calon debitur dalam bidang usahanya dan
atau kemampuan manajemen debitur sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan
3. Capital
Penilaian bank atas posisi keuangan calon debitur secara keseluruhan,
termasuk aliran kas debitur, baik untuk masa lalu maupun proyeksi pada masa
yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan debitur yang
bersangkutan. Secara umum jika modal sendiri besar, akan mendorong
kesungguhan nasabah untuk menjalankan usaha dan menyelesaikan
kewajibannya. Hal ini karena nasabah ikut menanggung resiko apabila usahanya
mengalami kegagalan. Kecukupan modal bervariasi untuk masing-masing
industri, misalnya industri berskala besar tentunya membutuhkan modall yang
besar pula.
4. Collateral
Penilaian bank terhadap agunan yang dimiliki oleh calon debitur. Agunan
merupakan benda berwujud dan/ atau tidak berwujud yang diserahkan hak dan
kekuasaannya oleh calon debitur kepada bank guna menjamin pelunasan utang
debitur, apabila kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi sesuai waktu yang
diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau addendum-nya. Agunan tersebut sangat
penting sebagai jaka\lan terakhir untuk peyelasaian kredit, apabila debitur tidak
mampu memenuhi kewajiban membayar pokok dan bunga.
5. Condition Of Economic
Penilaian bank atas kondisi pasar di dalam negeri maupun luar negeri, baik
dari usaha debitur yang dibiayai dengan kredit bank. Beberapa hal yang dapat
digunakan dalam melakukan analisis condition of economy, antara lain:
a. Peraturan pemerintah pusat dan daerah;
b. Situasi politik dan perekonomian dunia serta domestik;
c. Kondisi lain yang memperngaruhi pemasaran.
Aspek-aspek yang dalam analisis kredit antara lain :
a. Aspek Yuridis/hukum
Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usahaserta
izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai
dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui pemilik dan besar
modal masing-masing pemilik.kemudian juga diteliti keabsahannyayang meliputi:
surat izin Usaha Industri (SIUI) untuk sektor industri, Surat Izin Pendirian Usaha
(SIUP) untuk sekotor perdagangan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan surat keabsahan surat-surat yang dijaminkan
misalnya sertifikt tanah.
b. Aspek pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang
dihasilkan sekarang ini dan dimasa yang akan datang prospeknya bagaimana,
yang perlu diteliti dalam aspekk ini adalah pemasaran produk minimal 3 blan
yang lalu atau 3 tahun yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3 bulan
atau 3 tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang ada, dan prospek
c. Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki unuk
membiayai usahanya dan bagaiman penggunaan dan tersebut. Di samping itu,
hendaknya dibuatkan arus kas tentang keuangan perusahaan. Penilaian bank dari
aspek keuangan biasanya dengan satu kriteria kelayakan investasi yang
mencakup: neraca, laporan laba rugidan laporan sumber dan penggunaan dana.
d. Aspek Teknis/ Operasi
Aspek ini membahas masalah yang berkaiatan dengan produksi seperti
kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokal dan layout ruangan dan
mesin-mesi termasuk jenis mesin-mesin yang digunakan manusia yang dimiliki serta latar
belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam
mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya.
e. Aspek Sosial Ekonomi
Menganalisis dampaknya terhadap perekonomian masyarakat umum,
seperti: meningkatkan ekspor barang, mengurangi pengangguran, meningkatkan
pendapatan masyarakat, terjadinya sarana da prasarana, mebuka isolasi daerah
tertentu.
f. Aspek Amdal
Menyangkut analisis dampak lingkungan baik darat, laut, dan udara jika
proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam
apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami
pencemaran lingkungan disekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi anatara lain
terhadap tanah darat menjadi gersang, air menjadi limbah berbau busuk, berubah
Tujuan utama dari analisis permohonan kredit ialah untuk memperoleh
keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemapuan dalam
meemenuhi kewajibannya kepada bank secara tertib, baik pembayaran pokok
pinjaman maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
perjanjia serta untuk mengurangu kredit macet.
5. Penilaian Agunan
Bank melakukan evaluasi terhadap collateral, yaitu agunan dan sumber
keuangan lain yang dapat digunakan sebagai sumber pengembalian kredit.
Evaluasi agunan dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai agunan pemberian
kredit. Kecukupan nilai agunan didasarkan pada pertimbangan berikut.
1. Keyakinan bahwa debutir dapat menyelesaikan kewajibannya berdasarkan
kelayakan dan kemampuann keuangan debitur.
2. Agunan disyaratkan agar memperhatikan, antara lain struktur kredit,
kompetisi, jenis agunan, dan riwayat pembayaran.
3. Agunan yang diserahkan debitur dipertimbangkan dapat mencukupi
pelunasan kewajiban debitur dalam halk debitur tidak mampu memenuhi
kewajiban.
Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau agunan
tambahan selain objek yang dibiayai. Krtiteria agunan kredit, antara lain:
1. Mempunyai nilai ekonomis, dalam arti dapat dinilai dengan uang atau dapat
dijadikan uang;
3. Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikiat secara sempurna
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sehingga bank
memiliki hak yang di dahulukan terhadap hasil likuiditas barang tersebut.
Berikut adalah beberapa jenis collateral agunan yang dapat diterima bank.
1. Tanah. Dalam melakukan analis agunan berupa tanah, yang perlu
diperhatikan adalah hak atas tanah tersebut, seperti Hak Milik, Hak Guna
Usaha, Hak Pakai atas Tanah Negara, dan lain- lain, serta kepemilikan tanah
tersebut.
2. Bangunan. Agunan berupa bangunan yang umumnya dapat diterima bank,
berupa rumah tingggal, rumah susun, pabrik, gudang, atau hotel. Dalam
melakukan analisis agunann berupa bangunan, yang perlu diperhatikan adalah
beberapa hal seprti Izin Mendirikan Bangunan (IMB), lokasi bangunan, luas
bangunan, konstruksi bangunan, kondisi bangunan tahun pendirian/ renovasi
bangunan,peruntukan bangunan (rumah tinggal, pabrik, gudang, hotel),
tingkat marketabilitas, keterikatan dengan bank lain, dan status hukum (dalam
kondisi sengketa/ tidak).
3. Kendaraan Bermotor. Dalam melakukan analsisi agunan berupa kendaraan
bermotor, yang perlu diperhatikan adalah umur teknis dan kepemilikan
kendaraan bermotor, serta pengamanan tambahan berupa pemblokiran pada
instansi berwenang.
4. Persediaan (inventory). Dalam melakukan analisis agunan berupa persediaan,
yang perlu diperhatikan adalah sistem perusahaan debitur dalam menentukan
persediaan, jenis barang persediaan, kondisi persediaan, dan tempat
penyimpanan persediaan.
5. Piutang Dagang. Dalam melakukan analisis agunan berupa piutang dagang ,
yang perlu diperhatikan adalah bahwa piutang tersebut merupakan piutang
dagang lancar dan memiliki dokumen piutang.
6. Mesin-Mesin Pabrik. Dalam melakukan analisis agunan berupa mesin-mesin
pabrik, yang perlu diperhatikan adalah umur teknis dari mesin tersebut.
7. Corporate Guarantee dan/ atau Personal Guarantee
Apabila kan menerima orporate guarantee dan/ atau personel guarantee maka
bank melakukan evaluasi terhadap kelayakan dan bonafiditas dari penjamin
(guarantor) damn memastikan bahwa perjanjian/akta guarantee terlah
ditandatangani oleh pihak yang berwenang.
6. Persetujuan dan Kesepakatan Kredit
Persetujuan Kredit
Setelah melalui berbagai penilaian maka tahap selanjutnya adalah
keputusan kredit. Keputusan kredit dilakuakn dengan dihadiri oleh pejabat bank
untuk memberikan putusan atau persetujuan kredit. Keputusan kredit dilakukan
untuk menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak. Jika nasabah
dinyatakan layak deiberikan kredit maka bank makan memberikan surat
penegasan persetujuan kredit (SP3K). Surat ini dibuat untuk meyatakan bahwa
Dalam penegasan persetujuan penyediaan kredit tercantum :
a. Jumlah maksimum kredit yang disediakan
b. Jenis kredit
c. Jangka waktu
d. Suku bunga
e. Angsuran perbulan
f. Jaminan kredit
g. Syarat dan ketentuan lain (biaya-biaya kredit yang dikenakan
Kesepakatan Kredit
Apabila debitur menyetujui ketentuan dan syarat penyediaan fasilitas
kredit yang tertera pada sura keputusan SP3K maka sebagai tanda persetujuan,
nasabah harus menandatangani surat pernyataan dan kuasa di atas materai 6.000,
kemudian dikembalikan kepada BTN selambatnya 6 bulan sejak diterbitkannya
surat penegasan persetujuan pemberian kredit. Apabila sampai dengan tanggal
yang telah ditetapkan debitur belum mengembalikan tembusan surat tersebut serta
melengkapi dengan keterangan / data yang ditentukan maka surat penegasan
persetujuan peyediaan kredit ini batal dengan sendirinya dan tidak berlaku.
Setelah adanya penandatanganan persetujuan maka akan dilakukan akad kredit.
7. Jadwal Akad dan Realisasi Kredit
Jadwal Akad
Setelah petugas bank membrikan laporan pemeriksaan akhir maka tahap
sebelum dilakukannya akad kredit.namun ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum dilakukannya akad kredti seperti :
a. Telah disetujui dan ditandatangani SP3K oleh nasabah
b. Penyesuaian antara perjanjian kredit dengan SP3K dilihat dari jenis kredit,
maksimal kredit, jangka waktu dan suku bunga
c. Agunan yag dibuat oleh pihak notaris telah selesai dibuat dan diserahkan
kepada pihak bank serta tidak ada permasalahan
d. Selanjutnya kewajiban-kewajiban seperti pembayaran uang muka dan
biaya-biaya telah diselesaikan oleh nasabah.
Selanjutnya setelah kegiatan-kegiatan tersebut telah diselesaikan maka
selanjutnya nasabah dan bank melakukan penandatanganan akad kredit.
Realisasi Kredit
Realisasi kredit dilakukan setelah penandatanganan akad kredit dan setelah
nasabah memenuhi persyatan pokok realisasi kredit yaitu :
a. Telah diterbitkannya SP3K
b. Telah menyediakan dana dalam rekening tabungan pada Bank
TabunganNegara sebesar biaya yang tertera pada SP3K
c. Debitur telah melaksanakan akad kredit
d. Debitur telah melihat kondisi rumah sebelum pelaksanaan akad kredit
e. Penadatanganan jaminan yang dibuat oleh notaris.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yag dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Bank Tabungan Negara merupakan perusahaan yang memiliki kinerja terbaik dibidang keuangan perbankan. Secara umum Bank BTN dikenal
dengan perbankan dengan jasa pembiayaan kredit perumahan. Dari
keunggulan yang dimilikinya Bank BTN termasuk badan usaha milik negara
menjadi perseroan dengan kelebihan begitu banyak sehingga banyak nasabah
serta pelanggan lebih aktif dalam memilih prioritas terbaik. PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan sudah melakukan
pembagian tugas dan wewenang yang jelas, yang dapat dilihat dalam struktur
organisasi pada bab II, hal ini sangat mendukung pegawainya dalam
melakukan pelayanan pada nasabah.
2. Penerapan prinsip 5C pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Cabang Medan sudah dilakukan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari
berbagai rangkaian tahapan dalam proses pemberian kredit mulai dari
mengisi formulir, menyerahkan formulir dan melengkapi persyaratan,
wawancara dan verifikasi, analisa kredit, penilaian agunan, keputusan dan
kesepakatan, jadwal akad dan realisasi kredit.
3. Analisis kredit yang dilakukan PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan
meliputi character, capacity, capital, collateral, dan condition of economic
aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/ operasi, aspek sosial
ekonomi dan aspe amdal. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa
kredit yang diberikan benar-benar aman dan untuk mengurangi kredit macet.
4. Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan, metode
analisis yang paling berpengaruh dalam menyebabkan kredit macet adalah
metode analisis yang menganalisis character yaitu character dari setiap
nasabah yang mengajukan kredit. Sebab character menunjukan kemauan atau tekanan moral dari diri debitur untuk memenuhi kewajibannya pada
bank, dalam keadaan apapun. Character juga memperlihatkan komitmen debitur dalam berbisnis. Oleh karena itu character merupakan aspek
terpenting dari kredit.
B. Saran
1. Diharapkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Medan dapat
mempertahankan penerapan prinsip kehati-hatian dalam proses pemberian
kredit khususnya penerapan prinsip 5C. Dimana prinsip 5C sangat membantu
dalam memberikan gambaran tentang kinerja calon-calon debitur yang akan
mengajukan kredit dan menilai semua aspek yang berhubungan dengan
pengajuan kredit yang diminta serta berguna dalam mengurangi kredit macet.
2. Sebaiknya Bank Tabungan Negara lebih mengenali karakter calon
nasabahnya, dimana character juga memperlihatkan komitmen debitur dalam berbisnis serta dapat meminimalisir resiko kredit macet yang terjadi pada PT.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. “Bank dan Lembaga Keuangan”. PT. Raja GrafindoPersada , Jakarta
Jusuf, Jopie. 2003. “Kiat Jitu memperoleh Kredit Bank”. PT.Elex Media Komputindo, Jakarta.
Nainggolan, Febrianty. 2013. “Penerapan Metode Analisis 6C dalam Penilaian Kelayakan Kredit Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Medan”. Program studi perbankan dan keuangan.Politeknik Negeri Medan, Medan.
Peraturan Intern Bank Tabungan Negara Cabang Medan, 2013. Medan.
Pinto, Terezia Indrianti. 2010. “Analisis Penerapan Prinsip Kehati-hatian terhadap Pemberian Putusan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Subsidi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Kediri”. Program studi diploma III Keuangan Perbankan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Mengenai Bank
Undang- Undang No. 7 tahun1992 Mengenai Kredit
Zahiruddin,Irman, dkk. “Memahami Bisnis Bank”. Jakarta ; PT. Gramedia Pustaka Utama