• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Preferensi Konsumen terhadap Varian Produk Bolu Pisang (Studi Kasus Produk Bolu Pisang Alania Chocolava)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Preferensi Konsumen terhadap Varian Produk Bolu Pisang (Studi Kasus Produk Bolu Pisang Alania Chocolava)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP VARIAN

PRODUK BOLU PISANG (STUDI KASUS PRODUK

BOLU PISANG ALANIA CHOCOLAVA)

GITA HAPSARI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Preferensi Konsumen terhadap Varian Produk Bolu Pisang (Studi Kasus Produk Bolu Pisang Alania Chocolava) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2014

Gita Hapsari

(4)

ABSTRAK

GITA HAPSARI. Studi Preferensi Konsumen terhadap Varian Produk Bolu Pisang (Studi Kasus Produk Bolu Pisang Alania Chocolava). Dibimbing oleh LIEN HERLINA

Bolu pisang merupakan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sebagai pemain baru dalam industri bolu pisang, Bolu Pisang Alania Chocolava perlu melakukan pengembangan agar produk bolu pisang ini dapat bersaing dengan kompetitor produk sejenis. Pengembangan yang dilakukan berupa penambahan topping pada bolu pisang, dengan tujuan sebagai alternatif cita rasa pada bolu pisang. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran preferensi konsumen terhadap varian bolu pisang sehingga dapat memformulasikan strategi pemasaran bagi produk bolu pisang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama seseorang dalam membeli atau mengkonsumsi produk kue adalah cita rasa, kandungan gizi, bentuk/ukuran, harga, dan aspek higienis. Beberapa pihak yang mempengaruhi seseorang dalam membeli dan mengkonsumsi kue adalah diri sendiri, keluarga, teman, dan iklan. Hasil analisis korespondensi berganda menunjukkan bahwa setiap varian bolu pisang disukai oleh kelompok tertentu; varian cokelat disukai oleh remaja, varian keju disukai oleh orang dewasa dan lanjut usia, varian original disukai oleh orang dewasa, dan varian brownies disukai oleh anak-anak dan dewasa.

Kata kunci : bolu pisang, preferensi konsumen, analisis korespondensi berganda

ABSTRACT

GITA HAPSARI. Consumer Preference Studies on Banana Cake Product Variant (Case Study of Bolu Pisang Alania Chocolava Product). Supervised by LIEN HERLINA

Banana cake is a well-known product in the society. As a new producer in banana cake industries, Bolu Pisang Alania Chocolava needs to make some improvements so that their products can compete with other competitors on the same product. Improvements have been done by adding topping on the banana cake, as an alternative taste of banana cake. The main objective of this research was to obtain consumer preference on banana cake variant in order to formulate marketing strategy for banana cake product. The research result shown that main factors affecting a person in buying or consuming cake products are taste, nutrition facts, shape/size, price, and hygienic aspect. Some parts affecting a person in buying or consuming cake products are themselves, families, friends, and advertisement. Multiple correspondence analysis results shown that each variant of banana cake are preferred by certain group; chocolate variant preferred by teenagers, cheese variant preferred by adults and elderly, original variant preferred by adults, and brownies variant preferred by children and adults.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian

STUDI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP VARIAN

PRODUK BOLU PISANG (STUDI KASUS PRODUK

BOLU PISANG ALANIA CHOCOLAVA)

GITA HAPSARI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Studi Preferensi Konsumen terhadap Varian Produk Bolu Pisang (Studi Kasus Produk Bolu Pisang Alania Chocolava)

Nama : Gita Hapsari NIM : F34100109

Disetujui oleh

Ir Lien Herlina, MSc

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan limpahan rahmat-Nya, sehingga penyusunan skripsi berjudul “Studi Preferensi Konsumen terhadap Varian Produk Bolu Pisang (Studi Kasus Produk Bolu Pisang Alania Chocolava)” berhasil diselesaikan. Tema yang diangkat dalam penelitian yang dilaksanakan selama Maret hingga April 2014 ini adalah mengenai preferensi konsumen.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan teristimewa kepada: 1. Ir Lien Herlina, MSc, selaku Pembimbing Akademik atas perhatian dan

bimbingannya selama penelitian dan penyelesaian skripsi

2. Dr Ir Meika Syahbana Rusli dan Prof Dr Ir Erliza Hambali, selaku dosen penguji

3. Prof Dr Ir Erliza Hambali; selaku pemilik Alania Chocolava, atas kesediaan untuk saya melakukan penelitian terhadap Bolu Pisang Alania Chocolava 4. Kedua orang tua; Bapak Achdijat Ganda dan Ibu Nastiti Kusumorini, serta

adik Giri Rasyidpradana Ganda, yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama ini

5. Febriani Purba, Kiki Amelia Lubis, Giovanni Dwi Atmaja, Hadiwijoyo, dan Yoga Prasetyo atas semangat, kebersamaan, tawa dan canda yang telah diberikan.

6. M Wajih Abdul Basit, Nadhira Afina Putri, dan Hernanda Wisnu sebagai teman sebimbingan yang selalu mendukung satu sama lain

7. Keluarga besar TIN 47 atas kasih sayang dan cerita-cerita indah tak terlupakan

8. Seluruh responden yang telah membantu dalam melakukan pengumpulan data, dan

9. Seluruh sanak dan kerabat yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

(9)

DAFTAR ISI

Produk Bolu Pisang Alania Chocolava 6

Karakteristik Responden 8

Penilaian Konsumen terhadap Varian Bolu Pisang 11

Preferensi Konsumen terhadap Varian Bolu Pisang 23

(10)

DAFTAR TABEL

1 Kandungan gizi bolu pisang (per sajian 100 g) 11 2 Jumlah penduduk Kotamadya Bogor menurut kelompok umur dan

jenis kelamin 5

3 Jumlah responden menurut kelompok umur dan jenis kelamin 5 4 Populasi vs faktor yang mempengaruhi dalam membeli kue 10 5 Populasi vs faktor yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi kue 10 6 Populasi vs pihak yang mempengaruhi dalam membeli produk kue 11 7 Populasi vs pihak yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi produk

kue 11

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 3

2 Bolu pisang varian original 7

3 Bolu pisang varian keju 7

4 Bolu pisang varian brownies 7

5 Bolu pisang varian cokelat 7

6 Persentase jumlah responden berdasarkan kelompok usia 8 7 Presentase jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan 9 8 Presentase jumlah responden berdasarkan pekerjaan 9 9 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan pengetahuan akan

produk bolu pisang 12

10 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan pengetahuan akan

produk bolu pisang 13

11 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan

pengetahuan akan produk bolu pisang 14

12 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan kelompok usia 15 13 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan kelompok usia 16 14 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan

kelompok usia 17

15 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan jenis kelamin 18 16 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan jenis kelamin 19 17 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan jenis

kelamin 20

18 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan pengalaman

membeli produk kue 21

19 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan pengalaman

membeli produk kue 22

20 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan

(11)

DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)

21 Plot korespondensi antara varian favorit dengan pengetahuan akan

produk bolu pisang 24

22 Plot korespondensi antara varian favorit dengan kelompok usia 25 23 Plot korespondensi antara varian favorit dengan jenis kelamin 26 24 Plot korespondensi antara varian favorit dengan pengalaman membeli

kue 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Penelitian 31

2 Perhitungan Jumlah Responden 36

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bolu pisang merupakan salah satu kue yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Bahan baku utama bolu pisang adalah pisang, tepung terigu, gula, telur, dan margarin. Bolu pisang memiliki rasa yang manis serta tekstur yang lembut dan padat, sehingga produk ini digemari oleh mayoritas masyarakat yang menggemari makanan manis. Kandungan gizi bolu pisang cukup lengkap, karena mengandung makronutrien yang diperlukan bagi tubuh. Kandungan gizi bolu pisang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kandungan gizi bolu pisang (per sajian 100 g)

Informasi gizi Jumlah %AKG

Energi total 347 kkal -

Lemak 9.82 g 16 %

Protein 6.95 g 12 %

Karbohidrat 57.61 g 19 %

Energi dalam sepotong bolu pisang cukup tinggi sehingga produk ini cocok bagi masyarakat yang memiliki kesibukan tinggi. Tekstur bolu pisang yang lembut dan padat membuat produk ini lebih mengenyangkan apabila dibandingkan dengan kudapan lainnya.

Produk bolu pisang merupakan produk yang telah lama dikenal oleh masyarakat. Produk ini telah dikenal lama oleh masyarakat Kota Bogor. Komersialisasi produk bolu pisang yang diketahui dimulai pada tahun 1988, yaitu produk Bolu Pisang Ibu Onih. Komersialisasi produk bolu pisang ini berlanjut hingga saat ini banyak produsen yang memproduksi produk bolu pisang. Banyaknya kompetitor yang memproduksi bolu pisang menyebabkan persaingan pasar untuk produk bolu pisang menjadi semakin tinggi.

Sebagai pemain baru dalam industri bolu pisang, Bolu Pisang Alania Chocolava perlu melakukan pengembangan agar produk bolu pisang ini dapat bersaing dengan kompetitor produk sejenis. Pengembangan terhadap bolu pisang dilakukan sebagai bentuk variasi, sehingga konsumen memiliki banyak pilihan dalam menentukan produk bolu pisang yang sesuai dengan ekspektasinya. Pengembangan yang dapat dilakukan meliputi bentuk bolu pisang (bulat dengan lubang di tengahnya atau persegi) dan ukuran (besar atau kecil). Pengembangan produk yang juga dilakukan oleh produsen bolu pisang adalah penambahan

topping pada bolu pisang, dengan tujuan sebagai alternatif cita rasa pada bolu

pisang.

(14)

2

konsumen merasa puas dengan produk bolu pisang tersebut, konsumen menjadi loyal.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Mendapatkan gambaran segmentasi pasar produk bolu pisang, (2) Mendapatkan gambaran preferensi konsumen terhadap varian bolu pisang, (3) Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi segmentasi pasar dan preferensi konsumen produk bolu pisang, (4) Formulasi strategi pemasaran bagi produk bolu pisang.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah (1) Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya mengetahui preferensi konsumen terhadap suatu produk sebagai langkah untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi produk tersebut, (2) Bagi kalangan akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai perbandingan mengenai teori strategi pemasaran berdasarkan preferensi konsumen, (3) Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang preferensi konsumen terhadap produk bolu pisang serta masukan bagi perusahaan mengenai rekomendasi strategi pemasaran yang dapat dilakukan, (4) Bagi masyarakat, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang penentuan strategi pemasaran berdasarkan preferensi konsumen yang dapat dimanfaatkan ketika akan mengembangkan usaha atau saat bekerja di perusahaan.

Ruang Lingkup Penelitian

Produk yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah produk bolu pisang yang diproduksi oleh Alania Chocolava. Data yang dikumpulkan terkait dengan preferensi konsumen diambil sendiri oleh peneliti dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang merupakan representasi konsumen secara keseluruhan. Lingkup penelitian ini dibatasi pada gambaran preferensi konsumen terhadap varian bolu pisang, segmentasi pasar produk bolu pisang, dan identifikasi faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen dan segmentasi pasar produk bolu pisang.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

(15)

3 bersaing dengan kompetitor produk sejenis. Salah satu pengembangan dilakukan dengan cara menambah varian produk. Informasi tentang preferensi konsumen terhadap varian produk ini menjadi sangat penting, terutama untuk memformulasikan strategi pemasaran agar fase perkenalan produk di masyarakat tidak terlalu lama. Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor dengan fokus utama pada tempat umum; seperti stasiun Bogor, terminal bus Baranang Siang, lapangan olah raga Sempur, pasar, dan pusat perbelanjaan. Lokasi ini dipilih secara sengaja

(16)

4

dengan mempertimbangkan tempat yang pada umumnya sering dikunjungi oleh masyarakat Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan selama 37 hari yaitu dari tanggal 13 Maret 2014 hingga 18 April 2014.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner (Lampiran 1). Data sekunder merupakan pelengkap dari data primer. Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang berhubungan dengan materi penelitian. Studi literatur dilakukan pada perpustakaan, data perusahaan (gambaran umum perusahaan dan dokumen perusahaan), BPS, jurnal, buku penelitian, dan buku referensi yang berhubungan dengan materi penelitian yang dicantumkan dalam daftar pustaka.

Metode Penarikan Sampel

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel untuk penelitian ini adalah teknik sampling secara quota sampling. Quota sampling merupakan prosedur pengambilan sampel secara non-probabilitas yang memastikan bahwa beragam kelompok dalam suatu populasi akan dapat direpresentasikan dalam karakteristik yang relevan dengan luasan yang dikehendaki (Zikmund and Babin 2007). Penggunaan teknik pengambilan sampel dengan cara quota sampling

dilakukan karena pada populasi lingkup penelitian; yaitu warga Kotamadya Bogor, terdapat subpopulasi; yaitu berdasarkan gender dan kelompok umur. Maka sampel penelitian diambil dari setiap subpopulasi. Pengambilan sampel dilakukan secara acak.

Penelitian ini menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah minimal sampel yang dapat menggambarkan serta mewakili data populasi.

... (1) Di mana :

n = jumlah contoh N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi (10%)

Berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan sebesar 10%, maka didapatkan jumlah responden sebanyak 100 responden dengan perhitungan sebagai berikut :

(17)

5 (sumber : BPS Kota Bogor 2013)

Berdasarkan Tabel 2 di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui jumlah responden masing-masing golongan rentang usia dan jenis kelamin agar respondennya terwakili. Tabel 3 menampilkan hasil perhitungan responden masing-masing golongan rentang usia dan gender. Detil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 3 Jumlah responden menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapat jumlah responden masing-masing golongan rentang usia dan gender yang digunakan dalam penelitian ini.

Metode Analisis Data

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif mengacu pada transformasi data mentah ke dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti dan diterjemahkan (Wibisono 2003). Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto 2005). Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik umum

Digunakan dalam

(18)

6

konsumen dan mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian produk bolu pisang melalui perhitungan presentase jawaban responden dalam bentuk tabulasi sederhana. Analisa deskriptif dapat dirumuskan sebagai berikut.

... (2) Di mana :

P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu n = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu Σfi = Total jawaban

Uji Validitas

Uji validitas merupakan pengujian kuesioner yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan dalam kuesioner dapat dimengerti oleh responden. Uji validitas dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada tiga puluh responden dengan kriteria responden adalah orang yang gemar mengkonsumsi makanan kecil (snack); khususnya produk kue. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.

Uji Preferensi Konsumen (Multiple Correspondence Analysis)

Analisis korespondensi berganda merupakan metode komposisi yang berdasarkan kategori dari suatu tabel kontingensi untuk memetakan persepsi. Tiga elemen dasar dari setiap proses pemetaan persepsi adalah mendefinisikan objek, mendefinisikan ukuran kesamaan dan membangun dimensi perbandingan. Analisis korespondensi menggunakan salah satu konsep statistik dasar khi-kuadrat yang digunakan untuk membakukan nilai-nilai frekuensi sel dari tabel kontingensi dan membentuk dasar untuk hubungan atau kesamaan. Khi-kuadrat merupakan sebuah nilai ukuran hubungan antara baris dan kolom kategori (Anderson et al,

2009). Keuntungan analisis ini adalah (1) dapat dipresentasikan dalam ruang persepsi, (2) menampilkan hubungan antara baris, kolom, dan kategori, (3) memberikan tampilan gabungan dari baris dan kolom dan kategori dalam dimensi yang sama (Greenacre 2010).

Matriks korespondensi (P) didefinisikan sebagai matriks dari frekuensi relatif pada tabel kontingensi yang berukuran axb

... (3) di mana

... (4) merupakan total frekuensi dari matriks X.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produk Bolu Pisang Alania Chocolava

Alania Chocolava didirikan pada tanggal 01 Mei 2011 di Kota Bogor dengan produk utama berupa produk olahan kakao; seperti minuman cokelat,

chocolate bar (milk chocolate dan dark chocolate), keeping cokelat, permen

(19)

7 sedang dikembangkan oleh Alania Chocolava adalah Bolu Pisang Alania. Saat ini Alania Chocolava telah mengeluarkan empat varian rasa; yaitu Original (Gambar 2), Keju (Gambar 3), Brownies (Gambar 4), dan Cokelat (Gambar 5).

Gambar 2 Bolu pisang varian original

Gambar 3 Bolu pisang varian keju

Gambar 4 Bolu pisang varian brownies

Gambar 5 Bolu pisang varian cokelat

(20)

8

memposisikan dirinya sebagai oleh-oleh kuliner baru dari Kota Bogor. Produk ini memiliki tag lineyaitu “Terasa Pisangnya, Harum Aromanya”.

Karakteristik Responden

Kuesioner ini menggunakan sampel dengan jumlah seratus responden yang berdomisili di wilayah Kota Bogor. Kriteria responden yang diperlukan adalah responden yang gemar mengkonsumsi makanan kecil (snack) dan gemar mengkonsumsi kue. Hal ini berkaitan dengan persepsi konsumen terhadap produk kue. Setiadi (2010) menyatakan bahwa persepsi konsumen terhadap suatu objek akan berbeda-beda sehingga persepsi memiliki nilai subjektif. Apabila responden terpilih adalah seorang yang tidak menyukai produk kue maka penilaian yang akan diberikan responden tersebut adalah tidak suka terhadap semua sampel dan gambaran preferensi tidak akan terlihat.

Hasil pengolahan data kuesioner dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori; yaitu (1) pengetahuan terhadap produk bolu pisang, (2) usia, (3) jenis kelamin, dan (4) pengalaman membeli kue.

Hasil pengolahan data terhadap pengetahuan mengenai bolu pisang menunjukkan bahwa sebanyak 81% responden mengetahui produk bolu pisang dan sebanyak 19% tidak mengetahui produk bolu pisang. Hal ini menunjukkan bahwa produk bolu pisang sudah lama dikenal di kalangan masyarakat.

Gambar 6 Persentase jumlah responden berdasarkan kelompok usia

Gambar 6 menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner terhadap kelompok usia. Berdasarkan data tersebut diperoleh bahwa mayoritas responden berada dalam rentang usia 10 – 19 tahun (21%), sedangkan presentase responden terkecil berada dalam rentang usia di atas 60 tahun. Berdasarkan data tersebut terlihat tidak ada kelompok usia 0 – 4 tahun. Hal ini disebabkan karena pada umumnya manusia mulai menunjukkan keputusan yang terkait dengan preferensinya pada rentang usia pra sekolah (Pratitasari 2010).

(21)

9

Gambar 7 Presentase jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan Gambar 7 menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner terhadap tingkat pendidikan. Hasil pengolahan data kuesioner terhadap tingkat pendidikan menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terjaring dalam penelitian ini merupakan seseorang yang sedang menjalani pendidikan SMA atau seorang lulusan SMA (37%). Presentase responden terkecil adalah responden dengan tingkat pendidikan Master dan Doktor, dengan masing-masing presentase sebesar 2%.

Gambar 8 Presentase jumlah responden berdasarkan pekerjaan

Gambar 8 menunjukkan hasil pengolahan data kuesioner terhadap pekerjaan. Hasil pengolahan data kuesioner menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terjaring dalam penelitian ini berprofesi sebagai pelajar (37%). Hal ini disebabkan karena jumlah responden terbanyak berasal dari kelompok usia 10 – 19 tahun yang pada umumnya masih menjalani pendidikan sekolah dasar maupun sekolah menengah.

(22)

10

membeli kue hanya ketika diinginkan sebanyak 87% dari responden yang mengaku membeli produk kue.

Tabel 4 Populasi vs faktor yang mempengaruhi dalam membeli kue Kategori Basis

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa faktor yang mempengaruhi dalam pembelian produk kue adalah cita rasa (89.01%). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap rasa suatu produk dapat menentukan keputusan pembelian di waktu yang akan datang. Sebanyak 6.59% responden yang memilih faktor lainnya sebagai pertimbangan dalam membeli produk kue; yaitu faktor harga dan aspek higienis.

Tabel 5 Populasi vs faktor yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi kue Kategori Basis

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa faktor yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi produk kue adalah cita rasa (100%). Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap rasa suatu produk dapat menentukan keputusan konsumen untuk mengkonsumsi kembali produk kue tersebut di waktu yang akan datang. Faktor ini juga dapat menstimulasi konsumen untuk melakukan pembelian di waktu yang akan datang.

(23)

11 Tabel 6 Populasi vs pihak yang mempengaruhi dalam membeli produk kue

Kategori Basis

Pihak yang mempengaruhi dalam membeli produk kue

Diri sendiri Teman Keluarga Lainnya Pernah

membeli kue 91% 71.43% 32.97% 54.95% 4.40%

Tabel 7 Populasi vs pihak yang mempengaruhi dalam mengkonsumsi produk kue Kategori Basis

Pihak yang mempengaruhi dalam membeli/memilih produk kue

Diri sendiri Teman Keluarga Lainnya

Tidak pernah 9% 88.89% 66.67% 88.89% 0.00%

Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 terlihat bahwa mayoritas responden mengatakan bahwa pihak yang mempengaruhi dalam pembelian produk kue adalah diri sendiri, kemudian keluarga, selanjutnya teman, dan pihak lainnya. Kotler (2000) menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam keputusan pembelian antara lain adalah pengambil inisiatif (inisiator), orang yang mempengaruhi (influencer), pengambil keputusan (decision taker), pembeli

(buyer), dan pemakai (user). Diri sendiri pada kasus pengambilan keputusan

dalam mengkonsumsi kue dapat bertindak sebagai inisiator, influencer, decision

taker, dan user. Keluarga dan teman pada keputusan pembelian atau

mengkonsumsi produk kue dapat bertindak sebagai inisiator, influencer, dan user. Faktor lainnya yang dipilih dalam keputusan pembelian atau mengkonsumsi produk kue adalah iklan. Iklan pada keputusan pembelian atau mengkonsumsi produk kue dapat bertindak sebagai inisiator dan influencer.

Penilaian Konsumen terhadap Varian Bolu Pisang

(24)

12

Gambar 9 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan pengetahuan akan produk bolu pisang

Berdasarkan Gambar 9, terlihat bahwa responden yang mengetahui produk bolu pisang cenderung suka dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512. Responden yang mengetahui produk bolu pisang cenderung tidak menyukai Sampel 411. Responden yang tidak mengetahui produk bolu pisang cenderung menyukai keempat sampel.

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(25)

13

Gambar 10 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan pengetahuan akan produk bolu pisang

Berdasarkan Gambar 10, terlihat bahwa responden yang mengetahui produk bolu pisang cenderung suka dengan Sampel 512. Responden yang mengetahui produk bolu pisang cenderung tidak menyukai Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 411. Responden yang tidak mengetahui produk bolu pisang cenderung menyukai keempat sampel.

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(26)

14

Gambar 11 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan pengetahuan akan produk bolu pisang

Berdasarkan Gambar 11, terlihat bahwa responden yang mengetahui produk bolu pisang cenderung suka dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512. Responden yang mengetahui produk bolu pisang cenderung tidak menyukai Sampel 411. Responden yang tidak mengetahui produk bolu pisang cenderung menyukai keempat sampel.

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(27)

15

Gambar 12 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan kelompok usia Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa setiap kelompok usia memiliki penilaian yang berbeda terhadap seluruh sampel. Kelompok usia 5 – 9 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia 10 – 19 tahun sangat suka dengan Sampel 171, Sampel 203, Sampel 512, dan Sampel 411. Kelompok usia 20 – 29 tahun cenderung menyukai dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; namun tidak menyukai Sampel 411. Kelompok usia 30 – 39 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia 40 – 49 tahun cenderung menyukai dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; namun tidak menyukai Sampel 411. Kelompok usia 50 – 59 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia di atas 60 tahun cenderung menyukai dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; namun tidak menyukai Sampel 411.

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(28)

16

Gambar 13 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan kelompok usia Berdasarkan Gambar 13, terlihat bahwa kelompok usia 5 – 9 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia 10 – 19 tahun sangat suka dengan Sampel 171 dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 203 dan Sampel 411. Kelompok usia 20 – 29 tahun cenderung menyukai Sampel 171 dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 203 dan Sampel 411. Kelompok usia 30 – 39 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia 40 – 49 tahun cenderung menyukai Sampel 171 dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 203 dan Sampel 411. Kelompok usia 50 – 59 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia di atas 60 tahun cenderung menyukai Sampel 171 dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 203 dan Sampel 411.

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(29)

17

Gambar 14 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan kelompok usia

Berdasarkan Gambar 14, terlihat bahwa kelompok usia 5 – 9 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia 10 – 19 tahun sangat suka dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 411. Kelompok usia 20 – 29 tahun cenderung menyukai dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 411. Kelompok usia 30 – 39 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia 40 – 49 tahun cenderung menyukai dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 411. Kelompok usia 50 – 59 tahun cenderung menyukai keempat sampel. Kelompok usia di atas 60 tahun cenderung menyukai dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; serta tidak menyukai Sampel 411.

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(30)

18

Gambar 15 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan jenis kelamin

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(31)

19

Gambar 16 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan jenis kelamin

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(32)

20

Gambar 17 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan jenis kelamin

Berdasarkan Gambar 15, terlihat bahwa pria cenderung menyukai keempat sampel. Wanita juga cenderung menyukai keempat sampel berdasarkan parameter rasa. Berdasarkan Gambar 16, terlihat bahwa baik pria maupun wanita cenderung menyukai Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; namun tidak menyukai Sampel 411. Berdasarkan Gambar 17, terlihat bahwa pria cenderung menyukai keempat sampel. Wanita cenderung menyukai Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; namun tidak menyukai Sampel 411.

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(33)

21

Gambar 18 Plot korespondensi antara parameter rasa dengan pengalaman membeli produk kue

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(34)

22

Gambar 19 Plot korespondensi antara parameter aroma dengan pengalaman membeli produk kue

Keterangan :

171 – TS : Sampel 171, tidak suka 411 – TS : Sampel 411, tidak suka 171 – S : Sampel 171, suka 411 – S : Sampel 411, suka

171 – SS : Sampel 171, sangat suka 411 – SS : Sampel 411, sangat suka 203 – TS : Sampel 203, tidak suka 512 – TS : Sampel 512, tidak suka 203 – S : Sampel 203, suka 512 – S : Sampel 512, suka

(35)

23

Gambar 20 Plot korespondensi antara parameter penerimaan umum dengan pengalaman membeli produk kue

Berdasarkan Gambar 18, terlihat bahwa baik responden yang pernah membeli kue maupun responden yang tidak pernah membeli kue cenderungmenyukai keempat sampel. Responden yang tidak pernah membeli kue cenderung menyukai keempat sampel dari segi rasa. Berdasarkan aspek aroma (Gambar 19), terlihat bahwa responden yang pernah membeli kue cenderung suka dengan Sampel 171 dan Sampel 512; namun tidak menyukai Sampel 203 dan Sampel 411. Responden yang tidak pernah membeli kue cenderung menyukai keempat sampel. Berdasarkan aspek penerimaan umum (Gambar 20), terlihat bahwa responden yang pernah membeli kue cenderung suka dengan Sampel 171, Sampel 203, dan Sampel 512; namun tidak menyukai Sampel 411. Responden yang tidak pernah membeli kue cenderung menyukai keempat sampel.

Preferensi Konsumen terhadap Varian Bolu Pisang

Preferensi merupakan gambaran sikap seseorang yang ditunjukkan dengan derajat kesukaan terhadap suatu jenis produk (Sanjur 1982). Menurut Assael (1992) preferensi merupakan kesan yang mengarah pada pemahaman dan ingatan sehingga terbentuk persepsi serta tersimpan dan melekat dalam pikiran konsumen. Setiap individu memiliki persepsi yang berbeda–beda terhadap obyek rangsangan

(36)

24

yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh penerimaan ransangan, perubahan makna informasi, dan pengingatan sesuatu secara selektif. Sementara Engel et al. (1998) mendefinisikan preferensi adalah evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang memiliki respon dengan cara menguntungkan atau tidak. Mowen dan Minor (1999) mengatakan bahwa teori preferensi mempunyai implikasi kuat dan banyak dipakai dalam menjelaskan perilaku konsumen.

Preferensi konsumen terhadap varian bolu pisang dilakukan dengan menggunakan analisis korespondensi berganda antara semua sampel dengan setiap kategori (Lampiran 3). Berdasarkan plot tersebut dapat terlihat varian bolu pisang manakah yang paling disukai berdasarkan kategorinya.

Gambar 21 Plot korespondensi antara varian favorit dengan pengetahuan akan produk bolu pisang

(37)

25

(38)

26

(39)

27

Gambar 24 Plot korespondensi antara varian favorit dengan pengalaman membeli kue

Berdasarkan Gambar 24, terlihat bahwa responden yang pernah membeli produk kue cenderung lebih menyukai Sampel 203. Sedangkan responden yang tidak pernah membeli produk kue lebih menyukai sampel 512. Sampel 171 dan Sampel 411 cenderung tidak disukai baik oleh responden yang pernah maupun tidak pernah membeli produk kue.

Implikasi Manajerial

Selama ini outlet Alania Chocolava paling sering menjual bolu pisang varian keju dan original. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap pemilik Alania Chocolava, diketahui bahwa varian bolu pisang dengan tingkat penjualan paling tinggi adalah bolu pisang varian keju. Bolu pisang varian cokelat dan brownies jarang dijual di outlet. Menurut pengamatan yang dilakukan pihak toko, varian-varian tersebut tidak terlalu diminati oleh konsumen.

(40)

28

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa konsumen menyukai varian-varian bolu pisang. Namun pada praktiknya varian-varian keju merupakan varian-varian yang paling sering dibeli oleh konsumen. Varian cokelat umumnya disukai oleh kalangan remaja, namun pada kenyataannya varian cokelat tidak terlalu laku di pasaran. Hal ini disebabkan karena remaja cenderung tidak membeli kue sendiri. Selain itu, bolu pisang yang dijual berukuran besar dan tidak menarik bagi remaja. Hal itulah yang menyebabkan varian cokelat tidak terlalu memenangkan pasar. Varian brownies cenderung disukai oleh anak-anak, namun pada kenyataannya varian brownies tidak terlalu laku di pasaran. Hal ini disebabkan karena pengambil keputusan pembelian makanan dalam keluarga adalah ibu. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa para ibu cenderung menyukai varian keju, sehingga varian produk bolu pisang yang terbeli adalah varian keju. Varian original cenderung tidak terlalu disukai oleh konsumen. Hal ini disebabkan karena menurut penilaian konsumen, bolu pisang original yang dikeluarkan oleh Alania Chocolava memiliki rasa dan aroma pisang yang kurang terasa, sehingga kurang diminati oleh konsumen. Selain itu, bolu pisang original kurang diminati oleh konsumen dapat disebabkan karena persepsi konsumen yang meyakini bahwa kue semacam bolu pisang merupakan kue yang kuno, sehingga tidak lagi diminati. Alania Chocolava perlu untuk terus memperbaiki strategi pemasaran agar masa perkenalan produk bolu pisang ini tidak terlalu lama. Perbaikan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan melakukan strategi dengan mengembangkan empat komponen dasar dari bauran pemasaran; yaitu produk, penetapan harga, penempatan, dan promosi. Dari segi produk dapat dilakukan diferensiasi produk. Diferensiasi produk dapat dilakukan dengan cara menambah variasi rasa atau penambahan atribut pelengkap yang dapat membuat penampakan produk menjadi lebih menarik. Diferensiasi produk juga dapat dilakukan dengan merubah bentuk dan ukuran bolu pisang yang ada, contohnya menjadi berbentuk seperti cupcake

(41)

29

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa faktor utama yang mempengaruhi seseorang dalam membeli atau mengkonsumsi produk kue adalah cita rasa. Selain cita rasa, terdapat faktor kandungan gizi, bentuk/ukuran, kemasan, dan faktor lain seperti harga dan higienitas. Sedangkan pihak yang paling berpengaruh dalam keputusan membeli atau mengkonsumsi kue adalah diri sendiri. Keluarga dan teman dapat menjadi pihak yang berpengaruh namun hanya sebagai inisiator, influencer, dan user. Pihak lain seperti iklan di media dapat menjadi pihak yang berpengaruh namun hanya sebagai inisiator dan influencer.

Secara umum konsumen menyukai varian-varian rasa bolu pisang yang diproduksi oleh Alania Chocolava. Konsumen cenderung lebih menyukai bolu pisang dengan varian topping yang berbeda-beda dari pada bolu pisang original. Konsumen juga cenderung lebih menyukai bolu pisang dengan varian lain (seperti brownies) dari pada bolu pisang original.

Saran

Agar masa perkenalan produk bolu pisang ini berlangsung lebih singkat, maka perlu dilakukan perbaikan strategi dalam memasarkan produk. Perbaikan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan mengembangkan empat komponen dasar dari bauran pemasaran; yaitu diferensiasi produk, penetapan harga produk yang sesuai, strategi penempatan produk di dalam outlet, dan bentuk promosi produk yang dapat dilakukan.

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memperluas pangsa pasar bolu pisang Alania Chocolava. Salah satunya adalah variasi ukuran bolu pisang sehingga pasarnya dapat lebih luas dan dapat mencakup anak-anak, remaja, dan dewasa. Selain itu penambahan atribut-atribut sehingga secara visual dapat menarik perhatian bagi calon pembeli. Selain itu dapat juga dilakukan strategi cicip rasa dengan cara menyiapkan bolu pisang di kasir toko untuk dicoba oleh pengunjung toko.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson RE, Black WC, Babin BJ. 2009. Multivariate Data Analysis Seventh

Edition. New Jersey (US) : Prentice Hall, Inc

Assael H. 1992. Consumer Behavior and Marketing Action. New York (US) : Kent Publishing Company

Bearden WO, Thomas NI, Raymond WL. 2001. Marketing : Principles and

Perspectives. Third Edition. New York (US) : McGraw-Hill Companies

(42)

30

Engel FJ, Blackwell RD, Miniard PW. 1998. Consumer Behavior. Illinois (US) : The Dryden Press

Greenacre M. 2010. Correspondence Analysis Biplot. Di dalam : Greenacre, Michael, editor. Biplot Practice. Fundacion BBVA. Chapter 8

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama

Kotler P. 2000. Marketing Management. New Jersey (US) : Prentice Hall

Mowen JC, Minor M. 1999. Consumer Behavior. New Jersey (US) : Prentice Hall Pratitasari D. 2010. Makan Sayur Seasyik Bermain. Jakarta (ID) : B-First Media Sanjur D. 1982. Social and Cultural Perspective in Nutrition. Engelwood Cliffts,

New Jersey (US) : Prentice Hall

Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta (ID) : Prenada Media Group

Terakes K. 2008. The Great Aussie Bloke’s Cookbook. Melbourne (AU) : Penguin Aus

Wansink B, Chener MM, Chan N. 2003. Exploring comfort food preferences across age and gender. Physiology & Behaviour. 79(2003) : 739-747. doi : 10.1016/S0031-9384(03)00203-8

Wibisono D. 2003. Riset Bisnis : Panduan bagi Praktisi dan Akademisi. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama

(43)

31 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

No.

KUESIONER PENELITIAN

SCREENING

1. Apakah Anda gemar mengkonsumsi makanan kecil / camilan (snack)? a. Ya

b. Tidak (berhenti di sini terima kasih atas partisipasi anda)

2. Apakah Anda menyukai produk kue (cake, bolu, cupcake, muffin, dan produk lainnya)?

a. Ya

b. Tidak (berhenti di sini terima kasih atas partisipasi anda) 3. Apakah Anda mengetahui makanan bolu pisang?

a. Ya b. Tidak

Saya Gita Hapsari (F34100109); mahasiswi Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kuesioner ini digunakan bahan penelitian saya mengenai “STUDI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP VARIAN BOLU PISANG (STUDI KASUS PRODUK BOLU PISANG ALANIA CHOCOLAVA)”. Penelitian ini sangat penting bagi penyusunan skripsi saya, oleh sebab itu saya memohon kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Semua informasi yang didapatkan dari kuesioner ini bersifat rahasia dan digunakan hanya untuk kepentingan akademis semata. Atas perhatian Bapak / Ibu / Saudara, saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk Pengisian :

(44)

32

6. Pendidikan yang sedang dijalani saat ini :

1 SD 4 Diploma 7 Doktor

2 SLTP / sederajat 5 Sarjana 8 Lainnya (sebutkan) …….. 3 SLTA / sederajat 6 Master

(Catatan : Apabila sudah bekerja silahkan pilih pendidikan terakhir

Anda)

7. Pekerjaan

1 Pelajar / Mahasiswa 5 Ibu Rumah Tangga 2 Pegawai Negeri / BUMN 6 Profesional

3 Pegawai Swasta 7 Lainnya (sebutkan) ………..

4 Wiraswasta

I. BAGIAN A

1. Apakah Anda pernah melakukan pembelian produk kue? 1 Ya

2 Tidak (lanjutkan ke no. 5)

2. Bagaimana biasanya Anda membeli produk kue?

1 Secara teratur, dengan intensitas tertentu (setiap minggu / setiap bulan) 2 Ketika diinginkan

Petunjuk Pengisian :

PILIH 1 (SATU) JAWABAN PADA SETIAP PERTANYAAN DENGAN CARA MELINGKARI PADA ANGKA YANG SESUAI DENGAN

(45)

33 3. Hal apa yang menjadi pertimbangan Anda dalam membeli produk kue?

(jawaban boleh lebih dari 1)

1 Cita rasa produk 4 Kandungan gizi dalam produk 2 Bentuk dan ukuran produk 5 Lainnya (sebutkan) ……….. 3 Kemasan yang menarik

4. Siapa yang mempengaruhi anda dalam pembelian produk kue? (jawaban boleh lebih dari 1)

1 Diri sendiri 2 Teman 3 Keluarga

4 Lainnya (sebutkan) ………..

5. Apakah faktor yang Anda pertimbangkan dalam mengkonsumsi produk kue? (jawaban boleh lebih dari 1)

1 Cita rasa produk 4 Kandungan gizi dalam produk 2 Bentuk dan ukuran produk 5 Lainnya (sebutkan) ……….. 3 Kemasan yang menarik

6. Siapa yang mempengaruhi anda dalam pembelian produk kue? (jawaban boleh lebih dari 1)

1 Diri sendiri 2 Keluarga 3 Teman

(46)

34

II. BAGIAN B

1. Sampel 171

Skala Rasa Aroma Penerimaan

umum Sangat suka

Suka Tidak suka

Sangat tidak suka

Komentar Anda mengenai sampel ini :

... ... ... 2. Sampel 203

Skala Rasa Aroma Penerimaan

umum Sangat suka

Suka Tidak suka

Sangat tidak suka

Komentar Anda mengenai sampel ini :

... ... ... Petunjuk Pengisian :

1. Di hadapan Anda terdapat 5 (lima) buah sampel bolu pisang dengan kode 171, 203, 411, 512, dan 802. Anda diminta untuk mencicipi dan merasakan salah satu dari kelima sampel bolu pisang tersebut.

2. Setelah mencicipi dan merasakan salah satu sampel bolu pisang, Anda diminta untuk meminum air putih yang telah disediakan. Tunggu selama 1 – 2 menit setelah meminum air putih sebelum melanjutkan mencicipi dan merasakan sampel bolu pisang yang lain.

(47)

35 3. Sampel 411

Skala Rasa Aroma Penerimaan

umum Sangat suka

Suka Tidak suka

Sangat tidak suka

Komentar Anda mengenai sampel ini :

... ... ... 4. Sampel 512

Skala Rasa Aroma Penerimaan

umum Sangat suka

Suka Tidak suka

Sangat tidak suka

Komentar Anda mengenai sampel ini :

... ... ... 5. Sampel 802

Skala Rasa Aroma Penerimaan

umum Sangat suka

Suka Tidak suka

Sangat tidak suka

Komentar Anda mengenai sampel ini :

... ... ... Secara keseluruhan, sampel manakah yang paling Anda sukai?

1 Sampel 171 4 Sampel 512 2 Sampel 203 5 Sampel 802 3 Sampel 411

(48)

36

Lampiran 2 Perhitungan Jumlah Responden

1. Laki-laki usia 5 – 9 tahun

2. Perempuan usia 5 – 9 tahun

3. Laki-laki usia 10 – 19 tahun

4. Perempuan usia 10 – 19 tahun

5. Laki-laki usia 20 – 29 tahun

6. Perempuan usia 20 – 29 tahun

(49)

37 8. Perempuan usia 30 – 39 tahun

9. Laki-laki usia 40 – 49 tahun

10.Perempuan usia 40 – 49 tahun

11.Laki-laki usia 50 – 59 tahun

12.Perempuan usia 50 – 59 tahun

13.Laki-laki usia 60 tahun ke atas

(50)

38

(51)

39

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada tanggal 17 Januari 1994. Penulis adalah anak pertama dari pasangan Bapak Achdijat Ganda dan ibu Nastiti Kusumorini. Pendidikan sekolah dasar penulis dimulai pada tahun 1999 di SD Bina Insani Bogor dan selesai pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 5 Bogor tahun 2005 – 2008. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 3 Bogor pada tahun 2008 – 2010. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM) pada tahun 2010.

Gambar

Tabel 1  Kandungan gizi bolu pisang (per sajian 100 g)
Gambaran Preferensi
Tabel 2  Jumlah penduduk Kotamadya Bogor menurut kelompok umur dan jenis kelamin
Gambar 2  Bolu pisang varian original
+7

Referensi

Dokumen terkait

Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai karakteristik, proses keputusan pembelian, serta faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk bakery

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji atribut buah pisang kepok yang menjadi preferensi konsumen di Kota Surakarta dan mengkaji atribut yang paling dipertimbangkan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi para calon pengusaha khususnya mengenai manfaat menciptakan loyalitas konsumen pada produk maupun jasa

(4) Penempatan produk, citra diri konsumen dan preferensi konsumen secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap sikap pembelian, dengan nilai F hitung sebesar 79,631>

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas dan keragaman produk, serta lokasi pasar terhadap preferensi konsumen dalam membeli produk pertanian di Pasar

Penelitian ini menggunakan Analisis Konjoin yang bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam membeli sebuah produk motor vespa, dengan harapan dapat membantu

Penelitian ini menggunakan Analisis Konjoin yang bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen dalam membeli sebuah produk parfum, dengan harapan dapat

Tingkat preferensi konsumen yang suka terhadap attribut mutu produk olahan terubuk memberikan perbedaan nyata dari segi attribute mutu warna, rasa, penampilan, tekstur dan