• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PETANI DAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB I. PETANI DAN PERTANIAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Jangan Malu Jadi Petani!

BAB I. PETANI DAN PERTANIAN

1. Petani dan Usia Angkatan Kerja

Apa yang pertama kali terbayang jika mendengar kata “petani”? Kotor, tua, miskin, atau yang lain? Sah-sah saja jika demikian yang ada dalam pikiran kita. Walau tak sepenuhnya benar, namun begitulah potret petani kita sejak dari dulu. Kotor karena identik bergumul dalam lumpur dan tanah; tua karena sering terbakar matahari; miskin karena hasilnya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup harian.

Namun, pernahkah kita membayangkan ada petani yang muda, mapan, dan mandiri secara ekonomi? Jika belum, rasa-rasanya kita telah berpikir tidak adil terhadap profesi petani. Satu profesi yang jika mereka tiada, hampir bisa dipastikan akan terjadi gejolak pada suatu bangsa.

Kenapa terjadi gejolak? Sebab jika mereka mogok atau tiada berproduksi, maka tidak ada yang bisa memenuhi pasokan kebutuhan bahan pangan untuk kita makan. Atau jika pun pemerintah melakukan importasi, maka bahan pangan itu harus kita tebus dengan harga yang mencekik leher. Lihatlah sejarah kelam ketika krisis moneter 1998 silam, bagaimana kacaunya situasi Negara kita kala itu. Nilai mata uang rupiah jatuh, harga-harga sembako melambung tinggi. Demonstrasi terjadi di mana-mana, yang mengakibatkan jatuhnya orde baru.

Ah, tulisan ini hampir saja menjadi membosankan bagi sebagian kita, kalau saja kita terlalu jauh masuk membahas krisis moneter itu. Baiklah, kita kembali ke pokok bahasan.

Adakah di antara kita yang mengetahui apa itu petani? Dalam UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

dijelaskan defenisi petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa

(2)

Jangan Malu Jadi Petani!

penunjang. Agak ribet ya? Begitulah adanya, jika kita mengacu pada defenisi resmi berdasarkan undang-undang.

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, petani berarti bercocok tanam; mengusahakan tanah dengan tanam-menanam. Kata petani sendiri berasal dari kata tani, yang berarti mata pencaharian dalam bentuk bercocok tanam; mata

pencarian dalam bentuk mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.

Semasa kita kecil, hampir tidak ada di antara kita yang bercita-cita menjadi petani. Mungkin saja karena asumsi yang masih tertanam hingga kini, petani berarti kotor, tua, dan miskin. Padahal angka statistik menunjukkan bahwa mayoritas profesi penduduk negeri ini adalah petani. Hasil penelitian World Factbook pada 2012 yang lalu, diperoleh data bahwa sektor pertanian menempati angka angkatan kerja kedua setelah sektor jasa, yakni sebesar 39% dari total angkatan kerja di Indonesia.

Angkatan kerja berdasarkan sektor, World Factbook 2012. (Sumber: www.berandainovasi.com)

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa, sektor pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian negeri kita. Ini berarti bahwa petani masih menjadi profesi yang sebenarnya menjanjikan masa depan dan penghidupan mapan. Apalagi daya dukung sumberdaya kita sebenarnya cukup menjanjikan.

(3)

Jangan Malu Jadi Petani!

Pertanian, khususnya pertanian skala kecil, masih merupakan sumber tunggal terbesar dari kerja bagi kaum muda di daerah pedesaan. Namun, baik halnya di negara maju dan berkembang, masyarakat sudah tidak lagi tertarik untuk menggeluti bidang pertanian. Petani sendiri sering mengatakan mereka berharap anak-anak mereka akan mencari pekerjaan yang lebih baik daripada pertanian. Apakah ini berarti tidak akan ada generasi berikutnya dari petani kecil untuk memproduksi beras dan makanan lainnya untuk penduduk Indonesia tumbuh?

Jumlah angkatan kerja sektor pertanian sempat mengalami masa kejayaan sampai dengan tahun 2003. sensus pertanian yang dirilis pada tahun 2013,

menyatakan setelah tahun 2003 jumlah petani menurun dari 31.17 juta menjadi 26.13 juta pada 2013. Selain itu, pertanian juga masih didominasi oleh angkatan kerja yang memiliki produktivitas yang tidak lagi prima seperti pada usia 45 keatas.

Jumlah petani di Indonesia dalam juta. (Sumber: www.berandainovasi.com)

Walau data ini menunjukkan penurunan angkatan kerja, namun dipastikan tidak akan berdampak negatif terhadap pasar maupun kebutuhan kita akan bahan pangan atau hasil pertanian lainnya. sebab pertanian senantiasa memiliki prospek pasar yang menjanjikan. Lihat saja tahun-tahun terakhir, angka konsumsi terhadap beras maupun produk-produk pertanian selalu mengalami kenaikan. Bukankah ini suatu peluang bagi kita?

(4)

Jangan Malu Jadi Petani!

Pertanian memang tetap menjadi primadona tersendiri. ia memiliki pesona dan kemuliaan bagi pekerjanya. Walaupun identik dengan kotor dan miskin, siapakah yang mampu membantah bahwa petani adalah suatu profesi yang mulia? Siapakah yang bisa mengabaikan peluang yang masih terbuka lebar di sana? Apalagi ada ceruk pasar yang hanya bisa dipenuhi oleh petani dengan kuaifikasi tertentu saja. Tinggal kitalah yang memilih, apakah mengabaikan peluang itu, atau mengambilnya.

Referensi

Dokumen terkait

Output yang diukur oleh Osiloskop Analog maupun Osiloskop Digital adalah bentuk gelombang, nilai tegangan dan arus yang diukur pada kondisi tegangan sefasa dan tegangan

Sejumlah 77 Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (BEM KM Unnes) dilantik Presiden Mahasiswa (Presma) Unnes Makhmud Kuncahyo, Sabtu

Alel yang paling sering muncul dari lokus ini adalah alel berukuran 83 pb dengan nilai frekuensi 75% untuk populasi Sulawesi dan yang lainnya lebih tinggi sampai 100%. Demikian

1 Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular 1 Menurunkan Incidence rate penyakit DBD menjadi 195/100.000 penduduk 1 1 Incidence rate

yang mencoba untuk membantu pasien untuk mengekpresikan perasaan mereka yang sebenarnya, sehingga mereka dapat memahami perasaan mereka sendiri. Psikodinamik Psikoterapi

Pengkajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan sistem pernafasan meupakan hal yang mendukung keluhan penderita, perlu dicari riwayat keluarga yang dapat

Kecenderungan menampilkan figur wanita dalam visualisasinya karena alasan estetik untuk lebih menarik dan juga penggambaran ritual tari-menari akan lebih indah bila pelakunya

Dengan mengucapkan Syukur Puji Tuhan atas limpahan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Design Balanced Scorecard Sebagai Alternatif