• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deteksi dan Kuantifikasi Retak Permukaan Jalan Raya Menggunakan Metode Pengolahan Citra dengan Pendekatan Multiskala dan Kecerdasan Buatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Deteksi dan Kuantifikasi Retak Permukaan Jalan Raya Menggunakan Metode Pengolahan Citra dengan Pendekatan Multiskala dan Kecerdasan Buatan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i LAPORAN AKHIR

PENELITIAN FUNDAMENTAL

DETEKSI DAN KUANTIFIKASI RETAK PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN PENDEKATAN TEKNIK

MULTISKALA DAN KECERDASAN BUATAN

Oleh:

Slamet Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D. (NIDN 0509087801)

Sri Atmaja Putra JNNR, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D. (NIDN 0515047801) Noor Akhmad Setiawan, S.T., M.T., Ph.D. (NIDN 0007067503)

(2)
(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul i

Halaman Pengesahan ii

Daftar Isi iii

Ringkasan iv

Bab 1 Pendahuluan 1

Bab 2 Tinjauan Pustaka 3

Bab 3 Metode Penelitian 4

Bab 4 Hasil dan Pembahasan 11

Bab 5 Kesimpulan 25

Capaian Luaran Tahun Pertama 26

Rencana Tahun Kedua 27

Ucapan Terima Kasih 28

Daftar Pustaka 29

(4)

iv

RINGKASAN

(5)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

Untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan berkendaraan, jalan perlu dipelihara secara terus menerus. Pemeliharaan jalan diawali dengan pemeriksaan permukaan jalan secara berkala untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan. Menurut Federal Highway Administation Amerika Serikat, kerusakan permukaan jalan dikategorikan menjadi lima, yaitu retak, tambalan dan lubang, deformasi permukaan, cacat permukaan dan kerusakan lain (Federal Highway Administration US, 2003). Penelitian ini hanya fokus pada pemeriksaan kerusakan berupa retak permukaan, yaitu untuk mendeteksi adanya retak permukaan, menentukan jenis retak dan mengkuantifikasi retak tersebut.

Secara konvensional, pemeriksaan retak permukaan dilakukan secara manual dimana petugas survei akan berjalan, mencatat lokasi dan luasan retak serta menandainya. Metode ini kurang efektif karena memerlukan waktu yang lama, tenaga kerja yang banyak dan kurang tepat akibat subjektivitas dan faktor kelelahan. Dalam aspek keselamatan, metode konvensional juga berbahaya bagi petugas khususnya bila pemeriksaan dilakukan pada jalan raya dengan kepadatan kendaraan yang tinggi.

Seiring dengan kemajuan teknologi kamera dan komputer, pemeriksaan retak secara visual menggunakan mata mulai digantikan dengan metode pengolahan citra digital. Melalui metode ini, kondisi permukaan jalan direkam menggunakan kamera video yang dirakit sedemikian hingga pada kendaraan survei. Hasil rekaman video permukaan jalan diolah menggunakan berbagai macam teknik pengolahan citra digital untuk mendeteksi adanya retak, menentukan jenis retak maupun menghitung luasan retak. Proses pengolahan citra bisa dilakukan secara masa nyata atau di laboratorium. Metode deteksi berbasis pengolahan citra digital mendapat sambutan sangat positif dari peneliti dan praktisi karena berpeluang besar mengatasi berbagai permasalahan metode konvensional. Disamping itu, metode ini juga relatif murah sehingga lebih mungkin direalisasikan dan diproduksi secara massal.

(6)

2 yang telah diusulkan hanya fokus pada penentuan adanya retak atau tidak, sedangkan penentuan jenis retak dan berapa luasan letak tidak banyak diteliti. Kenyataan ini memberikan peluang yang lebar bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang mendalam sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan sesuai kebutuhan.

(7)

3  

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metode pengolahan citra digital untuk pemeriksaan kualitas permukaan jalan yang telah

dihasilkan para peneliti dapat dirangkum menjadi lima kategori, yaitu metode dengan

pendekatan analisis histogram, morfologi, pelatihan, penapisan dan pemodelan (Chambon &

Moliard, 2011). Pendekatan analisis histogram berdasar pada asumsi bahwa distribusi

tingkat keabuan antara citra retak dan permukaan jalan adalah terpisah. Pendekatan

diwujudkan melalui teknik ambang batas (thresholding) baik secara lokal maupun adaptif

(Chambon & Moliard, 2013; Teomete et al., 2005; Elbehiery et al., 2005). Pendekatan ini

sederhana dan tidak memerlukan waktu pengolahan citra yang lama, akan tetapi akurasi

pendeteksian cukup rendah. Ini terjadi karena secara fakta, distribusi tingkat keabuan citra

retak dan permukaan jalan tidak secara jelas terpisah, berbeda dengan asumsi yang diambil

oleh pendekatan ini.

Pendekatan kedua adalah menggunakan teknik morfologi (Coster, 2001; Ito et al., 2002;

Iyer & Sinha, 2005). Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan rekayasa terhadap tingkat

keabuan citra sehingga perbedaan antara retak dan permukaan semakin jelas dan ciri-ciri

yang khas bisa diekstrak untuk melakukan klasifikasi. Hasil pendekatan ini lebih baik

dibanding pendekatan pertama akan tetapi sangat tergantung dengan pemilihan parameter

rekayasa yang digunakan. Pendekatan ketiga bertumpu pada teknik pelatihan dan percobaan

dengan menggunakan teknik jaringan syaraf tiruan (Liu et al., 2002; Saar et al, 2010).

Pendekatan ini menghasilkan akurasi yang sama atau lebih tinggi dibanding dengan

pendekatan kedua. Kekurangan utama pendekatan pelatihan adalah waktu komputasi yang

diperlukan lama dan tidak bisa betul-betul secara masa nyata. Yang keempat, metode

dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik penapisan seperti wavelet dan Gabor untuk

memperoleh ciri yang khas dari retak (Umesa et al, 2009; Zalama 2013). Pendekatan kelima

dilakukan melalui pembuatan model retak dan permukaan (Nguyen et al., 2009). Termasuk

dalam pendekatan pemodelan adalah analisis multiskala untuk memperoleh sifat lokal dan

sifat global yang menjadi ciri khusus retak dan permukaan. Dua pendekatan terakhir ini

menghasilkan akurasi relatif tinggi dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan

(8)

4

BAB 3 METODE PENELITIAN

Penelitian tentang pembuatan alat pengujian tidak merusak (non destructive testing) permukaan jalan telah dimulai sejak 2006 yang ketika itu berbasis pada gelombang permukaan. Karena aplikasi pengolahan citra digital sangat populer dan prospektif, penelitian dilanjutkan dengan pembuatan metode dan implementasi pengolahan citra digital untuk berbagai aplikasi pada rentang waktu 2007 – 2013 sebagaimana dirangkum dalam diagram tulang ikan (fishbone diagram) pada Gambar 3.1. Studi pembuatan berbagai metode pengolahan citra digital ini menjadi bekal dan dasar untuk pembuatan metode dengan aplikasi deteksi retak permukaan jalan.

Gambar 3.1 Fishbone diagram peta jalan penelitian penerapan pengolahan citra digital untuk evaluasi permukaan jalan

Pada 2014 sekarang ini, peneliti sedang melaksanakan pembuatan metode berbasis pengolahan citra digital dengan analisis histogram untuk mendeteksi retak permukaan jalan. Hasil penelitian ini akan menjadi awal dari pembuatan metode pengolahan citra digital yang lebih maju, kuat dan tidak rentan gangguan, yaitu dengan menggunakan pendekatan multiskala sebagaimana diajukan dalam proposal Penelitian Fundamental DIKTI ini untuk kegiatan penelitian 2015 - 2016. Hasil yang dicapai dari penelitian ini akan disempurnakan

(9)

5 dan diimplementasikan dengan sebuah alat portable untuk pengujian masa nyata di permukaan jalan melalui pengajuan skema Penelitian Hibah Bersaing DIKTI 2017 – 2018. Penelitian dalam proposal ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan utama yaitu 1) pengumpulan data retak permukaan, 2) klasifikasi dan kuantifikasi retak secara manual oleh pakar, 3) pembuatan metode pengekstrakan sifat retak dengan pendekatan multiskala, dan 4) klasifikasi dan kuantifikasi retak menggunakan teknik SVM. Pada masing-masing tahap 3 dan 4 dilakukan pengujian dan validasi untuk mengetahui apakan metode yang dibuat telah mencapapai hasil yang diharapkan. Diagam alir tahapan penelitian tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.2.

Rincian Metode Penelitian Tahun Pertama

Penjelasan rinci tahapan penelitian yang dilakukan pada tahun I adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data retak permukaan

Pengumpulan data retak permukaan jalan dilaksanakan dengan menggunakan kamera digital. Kamera ditempatkan pada posisi tegak lurus dengan permukaan jalan setinggi kira-kira 1 m. Pada setiap pengambilan foto citra, tinggi kamera dari permukaan jalan dibuat sama agar citra yang dihasilkan mempunyai rasio yang tetap dengan ukuran objek sebenarnya. Pengambilan citra dilakukan di dua lokasi, yaitu Jalan Wates, Ambarketawang, Sleman dan jalan di Pengasih, Kulon Progo. Dua lokasi ini dipilih karena pada keduanya terdapat bagian jalan yang retak dan tidak retak. Data yang terkumpul dikategorikan menjadi tiga kualitas, yaitu data baik, data sedang, data buruk, dengan kriteria seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kategori kualitas data citra Kategori kualitas citra Kriteria

(10)

6 Gambar 3.2 Diagram alir tahapan penelitian tahun I

Tidak

2. Klasifikasi dan kuantifikasi retak secara manual oleh pakar

3.c Pembuatan metode pengekstrakan sifat retak dengan pendekatan multiskala

4. Klasifikasi/deteksi retak dengan metode thresholding dan linear discriminant

Selesai Mulai

Perbaikan metode

1. Pengumpulan data retak permukaan jalan

Apakah metode berhasil mengekstrak sifat retak yang unik? 3.a Perbaikan kualitas citra dengan

metode filtering

3.b Segmentasi citra retak dengan metode Souvola

(11)

7 2. Deteksi retak secara manual oleh pakar

Citra permukaan jalan yang telah diperoleh perlu diklasifikasikan menjadi citra permukaan jalan dengan retak dan citra tanpa retak. Klasifikasi dilakukan oleh anggota peneliti dari Program Studi Teknik Sipil UMY yang sudah berpengalaman dalam penentuan retak permukaan jalan. Hasil deteksi retak secara manual akan menjadi kebenaran rujukan (ground-truth) untuk keperluan penghitungan akurasi deteksi dan validasi metode yang dibuat.

3. Pengolahan citra

a. Perbaikan kualitas citra dengan metode filtering

Perbaikan kualitas citra dilakukan terlebih dahulu dengan menerapkan metode filtering untuk mengurangi pengaruh derau citra dengan tetap mempertahankan isi citra. Metode filtering yang digunakan adalah median filter, contrast limited adaptive histogram equalization (CLAHE), filter Gaussian dan pyramidal Gaussian. Kinerja keempat filter tersebut dievaluasi dalam tiga aspek yaitu kemapuan filter dalam mengurangi derau dengan menggunakan parameter MSE, ENL dan SSI, kemampuan filter dalam mempertahankan informasi citra menggunakan parameter NM dan SC, serta kemampuan filter secara keseluruhan menggunakan parameter PSNR dan CNR. Hasil evaluasi kinerja filter digunakan untuk menentukan filter mana yang mempunyai kemampuan paling optimal dalam perbaikan kualitas citra jalan raya.

b. Segmentasi citra retak dengan metode Souvola

Citra jalan raya yang telah diperbaiki kuliatasnya akan diproses pada tahapan berikutnya, yaitu proses segmentasi. Proses segmentasi adalah proses pemisahan antara citra retak dengan latar belakang citra. Dalam penelitian ini, teknik segmentasi yang digunakan adalah teknik Souvola. Teknik lain, yaitu teknik ambang manual, Otsu dan Bernsen, juga diterapkan sebagai teknik pembanding.

(12)

8 grayscale akan difilter menggunakan metode Pyramidal Gaussian. Proses pemfilteran ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas citra dengan mengurangi derau yang ada. Selain itu, Pyramidal Gaussian juga akan menghasilkan citra multi skala. Masing-masing citra multi skala akan diproses pada tahap selanjutnya untuk memperoleh hasil yang paling optimal.

Langkah selanjutnya, citra hasil Pyramidal Gaussian diekstraksi sifat retaknya, yaitu sum of histogram dan bwarea. Sum of histogram adalah jumlah histogram pada rentang nilai piksel tertentu. Sifat ini diambil karena berdasarkan pengamatan pada histogram, citra retak memiliki distribusi nilai lebih ke kiri dibanding citra tanpa retak (Gambar 3.4(a) dan (b)). Jumlah histogram akan dihitung dari rentang nilai piksel 1 hingga 170, 175 dan 180. Analisis akan dilakukan untuk menentukan rentang mana yang menghasilkan akurasi paling tinggi. Sifat sum of histogram diharapkan mampu menjadi sifat yang membedakan antara citra retak dan tanpa retak.

Gambar 3.3 Metode pengekstrakan sifat retak Read file name

Apply Pyramidal Gaussian

Compute sum of histogram (x1) and bwarea (x2) Start

Convert image to grayscale

Train data to create discriminant function f(x1, x2)

Test data using f(x1, x2)

Compute accuracy

(13)

9 Sifat retak kedua adalah bwarea, yaitu jumlah piksel retak yang dihitung pada citra yang telah dikonversi menjadi citra hitam putih. Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.4(c) dan (d), hasil segmentasi citra tanpa retak dan dengan retak terlihat jelas berbeda secara visual dan informasi ini akan diperoleh dengan menghitung sifat bwarea. Sebelum penghitungan bwarea, beberapa nilai batas akan digunakan untuk mengubah citra grayscale menjadi citra hitam putih, yaitu 0,40, 0,45 dan 0,50. Analisis akan dilakukan atas ketiga nilai batas tersebut untuk memperoleh akurasi terbaik.

(a) (b)

(c)

(d)

Gambar 3.4 Contoh histogram dan citra hitam putih hasil segmentasi untuk citra (a)(c) tanpa retak dan (b)(d) dengan retak

4. Pembuatan metode untuk mengklasifikasi sifat retak

(14)

10 menghasilkan linear discriminant function f(x1, x2) yang kemudian digunakan untuk tahap ujian. Tahap latihan menggunakan 30 citra dan sisanya digunakan untuk tahap ujian.

(15)

11

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Data yang diperoleh

Data yang terkumpul dari Lokasi 1 (Jalan Wates, Ambarketawang) adalah 54 citra, sedangkan dari Lokasi 2 (Pengasih, Kulon Progo) adalah 180 citra sehingga total adalah 234 citra. Data tersebut telah dikategorikan menjadi tiga kualitas sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.1. Contoh citra permukaan jalan kategori baik, sedang dan buruk ditampilkan pada Gambar 4.1(a), (b) dan (c), sedangkan contoh citra tanpa retak ditunjukkan pada Gambar 4.1(d).

Tabel 4.1 Hasil kategori kualitas data dan klasifikasi retak secara manual Kategori

kualitas citra

Kriteria Banyak citra

Tanpa retak

Dengan retak

Jumlah

Data Baik Retak jelas dan derau tidak ada 55 55 110

Data Sedang Retak kurang jelas atau ada derau

65 5 70

Data Buruk Retak tidak jelas atau banyak derau

48 6 54

Jumlah 168 66 234

(a) (b)

(c) (d)

(16)

12 2. Hasil klasifikasi citra retak secara manual

Klasifikasi citra secara manual telah dilakukan dengan hasil ditunjukkan pada Tabel 4.1.

3. Hasil perbaikan citra

Contoh citra asli dalam format RGB dan hasil konversi menjadi format grayscale ditampilkan dalam Gambar 4.2. Citra telah diubah ke format grayscale agar komputasi menjadi lebih sederhana karena format grayscale terdiri hanya satu komponen intensitas piksel dibanding RGB yang memiliki tiga komponen. Tidak ada perbedaan berarti secara visual pada kedua citra tersebut.

(a) (b)

Gambar 4.2 Contoh citra asli RGB dan grayscale a. CLAHE

(17)

13

(a) (b)

(c)

Gambar 4.3 (a) Histogram citra asli; (b) Histogram hasil CLAHE; dan (c) Citra hasil CLAHE

b. Median

Filter median diterapkan dengan menggunakan jendela 15x15 yang menghasilkan citra pada Gambar 4.4. Terlihat bahwa citra hasil filter median lebih halus dan kontras rendah. Bagian jalan bukan retak terlihat lebih halus sehingga memudahkan proses segmentasi pada tahapan berikutnya.

Gambar 4.4 Citra hasil filter median c. Gaussian

(18)

14 Gambar 4.5 Citra hasil filter Gaussian

d. Uji efektivitas filter dalam perbaikan kuliatas citra

Evaluasi filter di atas telah dilakukan secara visual. Evaluasi visual sering tidak menghasilkan keputusan yang tepat. Oleh karena itu, evaluasi dilaksanakan juga secara kuantitatif dengan menghitung parameter-parameter tertentu. Evaluasi kuantitatif dilakukan untuk menilai kemampuan filter dalam tiga hal, yaitu kemampuan dalam mengurangi derau, kemampuan mempertahankan informasi citra dan kemampuan filter secara umum.

Kemampuan filter dalam mengurangi derau

(19)

15 (a)

(20)

16 (c)

Gambar 4.6 Hasil uji kemampuan filter dalam mengurangi derau berdasarkan parameter (a) MSE, (b) ENL dan (c) SSI

Kemampuan filter mempertahankan informasi citra

Kemampuan ini diuji dengan menghitung parameter NM dan SC dengan hasil pada Gambar 4.7 (a) dan (b). Parameter NM paling mendekati nilai 1 diperoleh oleh filter median dan Gaussian, sedangkan parameter SC tertinggi diperoleh oleh filter median, Gaussian dan CLAHE. Jadi, berdasarkan nilai kedua parameter tersebut, filter median dan Gaussian konsisten menjadi filter yang memiliki kemampuan terbaik dalam mempertahankan informasi citra.

(21)

17 (b)

Gambar 4.7 Hasil uji kemampuan filter dalam mempertahankan informasi dengan parameter (a) NM dan (b) SC

Kemampuan filter secara umum

Kemampuan filter secara umum ditunjukkan pada Gambar 4.8 (a) dan (b) dengan parameter PSNR dan CNR. Berdasarkan parameter PSNR, filter terbaik adalah filter Gaussian dengan nilai PSNR tertinggi dan diikuti oleh filter median. Sedangkan berdasarkan parameter CNR, filter median menjadi filter terbaik diikuti oleh filter Gaussian.

(22)

18 (b)

Gambar 4.8 Hasil uji kemampuan filter secara umum dengan parameter (a) PSNR dan (b) CNR

4. Hasil segmentasi

Segmentasi adalah pengubahan citra dari grayscale menjadi hitam putih, bagian retak berwarna hitam sedangkan permukaan jalan berwarna putih. Hasil segmentasi atas contoh citra berkualitas baik dengan menggunakan metode thresholding, Otsu, Bersnen dan Souvola berturut-turut ditunjukkan pada Gambar 4.9(a), (b), (c), (d) dan (e). Gambar tersebut menunjukkan bahwa pada citra berkualitas baik, keempat metode mampu melakukan segmentasi dengan tepat.

(a)

(23)

19

(c) (d)

Gambar 4.9 Contoh (a) citra asli berkualitas baik dan citra hasil segmentasi dengan metode (b) manual thresholding, (c) Otsu, (d) Bersnen dan (e) Souvola

Gambar 4.10(a), (b), (c), (d) dan (e) berturut-turut menampilkan contoh citra asli berkualitas sedang, citra hasil segmentasi dengan metode thresholding, Otsu, Bersnen dan Souvola. Pada data kuliatas medium, metode thresholding dan Bersnen menghasilkan hasil segmentasi yang tidak tepat. Hampir semua bagian retak tidak dapat dipisahkan oleh kedua metode tersebut. Metode Otsu mampu memisahkan bagian retak, akan tetapi masih banyak bagian permukaan jalan dideteksi sebagai retak. Hasil terbaik diperoleh dengan menggunakan metode Souvola sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.10(e).

(a)

(b) (b)

(c) (d)

(24)

20 Hasil segmentasi atas citra berkualitas buruk ditampilkan pada Gambar 4.11 berikut. Di antara empat metode yang dicoba, Otsu menghasilkan segmentasi yang paling buruk sedangkan tiga metode lainnya masih mampu menghasilkan segmentasi yang baik.

(a)

(b) (b)

(c) (d)

Gambar 4.11 Contoh (a) citra asli berkualitas buruk dan citra hasil segmentasi dengan metode (b) manual thresholding, (c) Otsu, (d) Bersnen dan (e) Souvola

5. Hasil metode ekstraksi sifat retak

(25)

21

(a) (b)

Gambar 4.12 Contoh pengubahan citra dari (a) RGB ke (b) grayscale

Selanjutnya, pengolahan citra menggunakan pyramidal Gaussian menghasilkan citra multi skala, yaitu citra skala 1, 2 dan 3 sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.13(a), (b) dan (c). Masing-masing citra multi skala menampakkan hasil yang berbeda baik secara visual maupun informasi yang terkandung. Secara visual, semakin tinggi tingkat skala, semakin kecil ukuran citra. Citra skala 1 telihat lebih detil daripada skala di atasnya. Kedetilan suatu citra tidak bermakna selalu lebih baik karena citra yang detil juga mengandung derau yang lebih banyak dibanding citra yang kurang detil. Dimungkinkan, citra yang kurang detil lebih sesuai untuk keperluan deteksi retak karena derau telah terkurangi, latar belakang lebih halus dan retak lebih terlihat. Untuk mengetahui citra skala berapa yang menghasilkan deteksi paling tepat, ketiga skala citra tersebut akan digunakan pada proses tahapan berikutnya.

(a)

(b)

(c)

Gambar 4.13 Contoh hasil pyramidal Gaussian (a) skala 1, (b) skala 2 dan (c) skala 3

(26)

22 Dengan menggunakan dua sifat retak yang telah diekstrak, klasifikasi retak dilakukan dengan metode linear discriminant. Metode ini dimulai dengan latihan dengan menggunakan 30 citra sehingga diperoleh fungsi diskriminan:

9.4511+(0.001*0.4781)x1+(0.001* -0.9651)x2=0

dan scatter plot yang ditampilkan pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14 Scatter plot sifat sum of histogram (x1) dan bwarea (x2) serta fungsi diskriminan yang diperoleh dari hasil latihan

Fungsi diskriminan tersebut kemudian digunakan sebagai aturan untuk mengklasifikasikan citra retak, yaitu

y = 9.4511+(0.001*0.4781)x1+(0.001* -0.9651)x2

Jika y>0 maka citra diklasifikasikan sebagai citra retak dan sebaliknya, jika y<0 maka hasilnya adalah citra tanpa retak.

6. Hasil klasifikasi retak menggunakan metode yang diusulkan

Hasil akurasi dengan segmentasi manual thresholding

(27)

23 sedangkan skala 3 menghasilkan citra yang terlalu halus sehingga informasi retak justru menjadi hilang atau tidak lengkap.

Tabel 4.2 Akurasi klasifikasi dengan Pyramidal Gaussian skala 1 Features Thresholding of bwarea

0.40 0.45 0.50

Tabel 4.3 Akurasi klasifikasi dengan Pyramidal Gaussian skala 2 features Thresholding of bwarea

0.40 0.45 0.50

Tabel 4.4 Akurasi klasifikasi dengan Pyramidal Gaussian skala 3 features Thresholding of bwarea

0.40 0.45 0.50

Hasil akurasi dengan segmentasi Souvola

(28)

24 akurasi dengan menggunakan metode Sauvola menghasilkan nilai ketepatan lebih tinggi yaitu 96%.

Tabel 4.5 Akurasi klasifikasi crack dengan berbagai metode segmentasi (dalam %) Metode

Manual Otsu Bernsen Sauvola Kualitas Data

Data baik 100 100 100 100

Data sedang 90 80 90 100

Data buruk 75 60 75 90

(29)

25

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil yang telah diperoleh pada tahun pertama, kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Penelitian telah menghasilkan metode deteksi retak citra jalan raya yang terdiri dari

metode perbaikan citra, segmentasi, ekstraksi sifat dan klasifikasi.

2. Dalam hal perbaikan citra, metode filter median menghasilkan kualitas citra paling baik dibanding metode HE, CLAHE dan Gaussian. Hasil segmentasi citra retak terbaik diperoleh dengan menggunakan metode Sauvola dibanding metode thresholding manual, Otsu dan Bersnen. Sifat bwarea dan rentang jumlah histogram berhasil digunakan untuk melakukan klasifikasi citra retak dan tidak retak.

3. Dengan segmentasi thresholding manual, metode-metode tersebut telah digunakan untuk melakukan klasifikasi citra retak dengan hasil akurasi optimal 92,8570% yang diperoleh pada pyramidal Gaussian skala 2, rentang sum of histogram 1 – 75 dan batas tresholding bwarea 0,45.

4. Apabila dilihat dari metode segmentasi yang digunakan, metode Sauvola menghasilkan akurasi terbaik sebesar 96%.

Saran untuk penelitian tahun kedua adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh variasi data dan pengujian yang lebih valid dalam berbagai kondisi, data citra retak perlu diambil menggunakan perekam video dengan melakukan variasi kecepatan jalannya kendaraan perekam, lokasi jalan dan waktu pengambilan data.

2. Metode ekstraksi sifat perlu dikembangkan lagi untuk memperoleh sifat yang unik dan tidak terpengaruh berbagai derau akibat kondisi jalan raya.

(30)

26

CAPAIAN LUARAN TAHUN PERTAMA

N

o Luaran/Deskripsi Ketercapaian

1 Artikel jurnal internasional

Judul: Analysis of Digital Image using Pyramidal Gaussian Method to Detect Pavement Crack

Nama jurnal: Advanced Science Letter, ISSN: 1936-6612 EISSN:

1936-7317. Terindeks SCOPUS, Q2 (Engineering); 2010 Impact

Factor 1.253.

Telah diterima dan proses publikasi

2 Artikel seminar internasional

Judul: Automatic local segmentation for pavement crack images Nama seminar: 8th International Conference on Artificial

Intelligence and Soft Computing (ICAISC), Bangkok 29 Desember 2015

Artikel telah diterima

3 Artikel seminar nasional

Perbandingan metode filtering untuk perbaikan kualitas citra retak permukaan jalan

(31)

27

RENCANA TAHUN KEDUA

METODOLOGI PENELITIAN

TARGET LUARAN

1. Satu artikel seminar nasonal 2. Satu artikel seminar internasional

3. Satu artikel jurnal nasional/internasional bereputasi Tidak

2. Klasifikasi dan kuantifikasi retak secara manual

4. Klasifikasi dan kuantifikasi retak dengan metode SVM dan PCA

Selesai Mulai

Perbaikan metode

1. Pengumpulan data VIDEO permukaan jalan

Apakah metode berhasil mengekstrak sifat retak yang unik? 3.a Pre-processing:

- Perbaikan kuliatas citra - Segmentasi citra retak

b. Ekstraksi ciri histogram oriented gradient (HOG)

(32)

28

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan ini, yaitu:

1. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Kemenristekdikti 2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

3. Aris Sugiharto (Teknik Elektro, UMY) 4. Dinia Rachmawati (Teknik Elektro, UMY) 5. Rizqi Yudi Pradana (Teknik Elektro, UMY) 6. Dede Muhammad Muafiq (Teknik Elektro, UMY)

(33)

29

DAFTAR PUSTAKA

A. Ito, Y. Aoki, and S. Hashimoto, “Accurate extraction and measurement of fine cracks

from concrete block surface image,” in Proceedings of the Annual Conference of the

Industrial Electronics Society, vol. 3, pp. 2202–2207, 2002.

E. Teomete, V. R. Amin, H. Ceylan, and O. Smadi, “Digital image processing for pavement

distress analyses,” in Proceedings of the Mid-Continent Transportation Research Symposium, p. 13, 2005.

Federal Highway Administration – US Department of Transportation. 2003. Distress Identification Manual for Long-Term Pavement Program. Publication No. FHWA-RD-03-031

H. Elbehiery, A. Hefnawy, and M. Elewa, “Surface defects detection for ceramic tiles using image processing and morphological techniques,” in Proceedings of theWorld Academy of

Science, Engineering and Technology (PWASET ’05), vol. 5, pp. 158–162, 2005.

Jinjun Zhang, Kuang Liu, Chuntao Luo, Aditi Chattopadhyay, “Crack initiation and fatigue

life prediction on aluminum lug joints using statistical volume element–based multiscale

modeling”, Journal of Intelligent Material Systems and Structures, ISSN 1045-389X, 11/2013, Volume 24, Issue 17, pp. 2097 - 2109

Liu, S.W; Huang, Jin H; Sung, J.C; Lee, C.C, “Detection of cracks using neural networks and computational mechanics”, Computer Methods in Applied Mechanics and Engineering, ISSN 0045-7825, 2002, Volume 191, Issue 25, pp. 2831 – 2845

M. Coster and J.-L. Chermant, “Image analysis and mathematical morphology for civil

engineering materials,” Cement and Concrete Composites, vol. 23, no. 2, pp. 133–151, 2001.

S. Iyer and S. K. Sinha, “A robust approach for automatic detection and segmentation of cracks in underground pipeline images,” Image and Vision Computing, vol. 23, no. 10, pp.

921– 933, 2005.

Saar, T; Saar, T; Talvik, O; Talvik, O, “Automatic Asphalt pavement crack detection and

classification using Neural Networks”, 12th Biennial Baltic Electronics Conference 2010,

pp. 345 – 348

Sylvie Chambon and Jean-Marc Moliard. 2011. Automatic road pavement assessment with image processing: review and comparison. International Journal of Geophysics Vol. 2011. T. S. Nguyen, M. Avila, S. Begot, F. Duculty, and J.-C. Bardet, “Automatic detection and

classification of defect on road pavement using anisotropy measure,” in Proceedings of the

(34)

30

Umesha, P.K; Ravichandran, R; Sivasubramanian, K, 2009, “Crack Detection and Quantification in Beams Using Wavelets”, Computer-Aided Civil and Infrastructure Engineering, Volume 24, Issue 8, p. 593

Zalama, Eduardo; Gómez‐García‐Bermejo, Jaime; Medina, Roberto; Llamas, José, 2013,

(35)

31

(36)

32

LAMPIRAN 1

(37)

33 From: Telsatech Conf <telsatechconf@gmail.com>

Date: Mon, Jun 22, 2015 at 9:50 PM

Subject: Review Result TelSaTech 2015 : 111

To: atmaja_sri@umy.ac.id, arizsugiarto@gmail.com, riyadi@umy.ac.id

Dear Slamet Riyadi, Aris Sugiarto and Sri Atmaja Putra,

After a rigorous review, with pleasure we would like to inform you that your paper with ID/Title:

111 Analysis of Digital Image using Pyramidal Gaussian Method to Detect Pavement Crack

is accepted to be presented and published in The 3rd International

Conference on Advances Technology in Telecommunication, Broadcasting, and Satellite 2015 (The 3rd TelSaTech 2015), which will be held at

DoubleTree Hilton, Jakarta, Indonesia during 26 – 27 September 2015.

All of submitted TelSaTech 2015 papers already peer reviewed by at least three reviewers and all of registered papers will be published in Advanced Science Letters (ISSN: 1936-6612 (Print): EISSN: 1936-7317 (Online)) that published by American Scientific Publishers

The blind review process already taken from three reviewers and the result attached with this email. You have to revise your paper aligned with the review result.

Please send these documents to telsatechconf@gmail.com on the latest 30 June 2015

1. The revised full paper in Ms Word 2003 and pdf format. Please download the Camera Ready Full Paper Template from

http://www.telsatech.org/TelSaTech_Template.doc

2. The copyright transfer in pdf format. Please download the copyright transfer from

http://www.aspbs.com/science/ASL%20Copyright%20Transfer%20Form.pdf

(38)

34 http://www.telsatech.org/TelSaTech2015_Registration_Form.pdf

4. The scan proof of payment in pdf format. You may find detail of payment on the Registration Form.

5. The report on how do you revised your paper aligned with reviewer comments in txt format.

6. Please provide Plagiarism Checker using either CrossCheck

http://www.crossref.org/crosscheck/index.html or Turnitin

http://turnitin.com/ or

http://smallseotools.com/plagiarism-checker/ onto your Revised Full Paper and send the report as well..

Please email us if you have any questions relate with TelSaTech 2015..

Best regards

(39)

RESEARCH ARTICLE

……

..

Adv. Sci. Lett.

1 Adv. Sci. Lett…………

American Scientific Publishers ………..Advanced Science Letters

All rights reserved Printed in the United States of America

Analysis of Digital Image using Pyramidal Gaussian

Method to Detect Pavement Crack

Slamet Riyadi1, Aris Sugiarto2, Sri Atmaja Putra3, Noor Akhmad Setiawan4

1

Dept. of Information Technology, 2Dept. of Electrical Engineering, 3Dept. of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

4

Dept. of Information Technology, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Examination of road condition, especially pavement crack, needs to be done regularly. With regular checks, road conditions can be maintained to keep it comfortable for road users. Currently, the examination was carried out manually where the officers observe all pavement road and then take notes and mark the existence of cracks. This conventional method takes a long time, labour intensive and low consistency due to the human factor. To overcome the problem, this research proposes the use of digital image processing technique to detect the existence of cracked road surface. The detection technique is developed using Gaussian Pyramid method to create multiscale images and extraction of histogram and black-white area features. Linear discriminant analysis is then used to classify the crack and non-crack images. Based on experiment results, the method produces the accuracy of 92.8571% with 1.50 seconds of computation time per image. In conclusion, the proposed method successfully increase the accuracy of cracks detection on pavement surface.

Keywords: Pavement crack detection, image analysis, pyramidal Gaussian.

1. INTRODUCTION

According to the UU Republik Indonesia No. 38 tahun 2004 concerning road infrastructures, the road has an important role in realizing development of nation because it supports the rate of economic growth. It can be inferred that the road is very important for human beings and the road condition has to be maintained periodically. Road maintenance is done through the inspection of the road condition, especially road damages. According to Manual Pemeliharaan Jalan Bina Marga No. 03/MN/B/1983, the road damage is classified as crack, distortion, disintegration, polish aggregate, bleeding or flushing, and decline in the former quarry/planting utilities. This research only focuses on detection of the existence of cracks, without distinguishing the type of the cracks.

The current methods that used in checking the road condition is the conventional method, where the officers observe the pavement road and check the existing of cracks manually. This evaluation method is not effective because it requires a long time, a lot of manpower and less precise due to the human subjectivities. In addition, the conventional method is not safe for officers especially when the inspection is conducted on a highway with high traffic. Therefore, there is a problem on this method that needs further research to solve it.

Researchers have reported their findings to overcome the conventional inspection method using various image

processing techniques. Chambon and Moliard1 summarized the application of image processing techniques for crack detection in five approaches, i.e. histogram, morphology, training-testing, filtering and modelling. Histogram approach is implemented based on assumption that the intensity of crack region and background is separated. This approach is usually continued by applying thresholding technique to segment between crack region and background2,3,4. Histogram and thresholding technique are selected mostly because of their simplicity and efficient computation process. The other approach is morphology that modifies intensity pixel of image to significantly improve the segmentation process4,5,6,7. Generally, this approach produces better results than histogram technique.

(40)

RESEARCH ARTICLE

Adv. Sci. Lett.

task but sometimes it is not proper to represent the apparent of the whole image.

Image processing technique introduced a pyramidal image analysis to observe the pyramidal apparent of images. Using this analysis, images can be evaluated from coarse to fine view8,9. The objective of this paper is to use a pyramidal technique to detect the present of crack on pavement surface. A Gaussian filter is implemented combined with the pyramidal approach.

2. METHOD

The stages of research that has been implemented are presented in the following flowchart:

Fig. 1. Flowchart of overall research stages

1. Literature review

This stage aims to obtain the state of art on the topic and related theory and implementation of image processing techniques.

2. Data collection

The image data are collected on pavement road in Wates, Kulonprogo, Yogyakarta. Digital camera is positioned perpendicular to the angle of 90 degrees with height of 1 meter from the road. A

number of 86 images were captured where 43 image is with crack and the rest is non crack.

3. Manual classification

Image data are manually classified between image with crack and non-crack. This stage is done visually by an expert and the result is considered as the ground-truth that will be used to validate or compute the accuracy of proposed method.

4. Algorithm Design

The algorithm consists of the following steps: pre-processing, pyramidal Gaussian, features extraction and classification task as shown in Fig. 2. In the pre-processing, the image is resized and converted from RGB to grayscale format to reduce computation complexities. After that, the pyramidal Gaussian is then implemented to obtain different scale views of image. Scale 1 represents the image with original size, scale 2 is a half size of original image whereas scale 3 is a half size of scale 2 image.

Fig. 2. Flowchart of algorithm design

In each scale view, two features are then extracted, i.e. sum of histogram and black-white area (bwarea). Sum of histogram is selected as a feature to represent crack because based on histogram observation, histogram of image containing crack is relatively distributed on the left region compare to image without crack as shown in Fig. 4(c) and (d). Therefore, sum of histogram feature is computed for severeal ranges of histogram to determine the optimal one. The second feature is bwarea that is computed by sum of black pixels in the segmented grayscale image. Black pixels represents the crack in the image whereas the white pixels represents the

Apply Pyramidal Gaussian

(41)

RESEARCH ARTICLE

……

..

Adv. Sci. Lett.

3 Adv. Sci. Lett………… background image.

These two features are used for classification task using linear discriminant analysis (LDA) method. LDA training obtains linear discriminant function following formula:

y(x1,x2)=K+ L1x1+L2x2

where y is linear discriminant function, x1 and x2 are sum of histogram and bwarea, respectively, and K, L1 and L2 are constant values obtained from LDA training. LDA training uses 30 set of images whereas the testing process involves 53 images. Finally, the accuracy of crack detection is computed using LDA testing.

5. Implementing program.

Program is created using the MATLAB software.

3. RESULT AND DISCUSSION

The total of images used in this study was 86 images, where 43 data are images with crack and the rest are non crack. A number of 30 images were used for

Fig. 3. Example of images: original (a) with crack and (b) non-crack, histogram of images (b) with crack and (c) non-crack, grayscale image (e) with crack and (f)

non-crack

The results of pyramidal Gaussian for scale 1, scale 2 and scale 3 are showed in Fig. 4(a), (b) and (c) respectively. Visually, higher scale of pyramid results smaller size of images. The image from scale 1 looks more detail compared to others. Image with more details should not have been proper for detection purpose because it also contains more noise compared to image with less detail. To determine which scale is the optimal one, each image is then processed in the next step, i.e. computation of sum of histogram and bwarea.

(a)

(b)

(c) Fig. 4 Images obtained from pyramidal Gaussian (a) scale 1, (b) scale 2 and (c) scale 3

Computed sum of histogram and bwarea are used to determine the linear discriminant function and yields

9.4511+(0.001*0.4781)x1+(0.001* -0.9651)x2=0

This function is then used to classify the images by defining:

y = 9.4511+(0.001*0.4781)x1+(0.001* -0.9651)x2=0

If y>0 then image is classified as image with crack, whereas if y<0 then image is non-crack.

Using the linear discriminant function obtained, we computed the accuracy of detection as shown in Tabel 1, 2 and 3 for pyramidal Gaussian scale 1, 2 and 3 respectively. For this experiment, we applied three ranges of sum of histogram, i.e. 1:170, 1:175 and 1:180. These values are selected based on visual analysis of histogram as shown in Fig. 4(c) and (d). We also selected three thresholding value, i.e. 0.40, 0.45 and 0.50 when converting grayscale to black-white image.

(42)

RESEARCH ARTICLE

Adv. Sci. Lett.

can be explained that pyramid scale 1 produces images with more details and noisy whereas scale 3 produces too smooth images and both scales cause inaccurate segmentation results. In addition, the computation time is about 1.50 seconds per images that can be considered as efficient in time consumed.

Tabel 1 Accuracy result in % for pyramid scale 1 Features Thresholding of bwarea

0.40 0.45 0.50

Tabel 2 Accuracy result in % for pyramid scale 2 Features Thresholding of bwarea

0.40 0.45 0.50

Tabel 3 Accuracy result in % for pyramid scale 3 Features Thresholding of bwarea

0.40 0.45 0.50 pavement surface has been developed using pyramidal Gaussian method. Based on experiment results, the method successfully produces almost 93% of accuracy

with computation time of 1.50 seconds per image. The pyramidal technique shows its ability to significantly increase the accuracy result. For the future, this method should be tested on various data and also involve automatic selection to determine the optimal values of range of histogram and thresholding.

REFERENCES

[1] Sylvie Chambon and Jean-Marc Moliard. 2011. Automatic road pavement assessment with image processing: review and comparison. International Journal of Geophysics Vol. 2011. [2] E. Teomete, V. R. Amin, H. Ceylan, and O. Smadi, “Digital

image processing for pavement distress analyses,” in Proceedings of the Mid-Continent Transportation Research Symposium, p. 13, 2005.

[3] H. Elbehiery, A. Hefnawy, and M. Elewa, “Surface defects detection for ceramic tiles using image processing and morphological techniques,” in Proceedings of theWorld Academy of Science, Engineering and Technology (PWASET ’05), vol. 5, pp. 158–162, 2005.

[4] Slamet, Riyadi, Azyumarridha A. Riza, Ramadoni Syahputra, Tony K. Hariadi. Deteksi Retak Permukaan Jalan Raya Berbasis Pengolahan Citra Dengan Menggunakan Kombinasi Teknik Thresholding, Median Filter dan Morphological Closing”. Simposium Nasional Teknologi Terapan 2014. [5] M. Coster and J.-L. Chermant, “Image analysis and

mathematical morphology for civil engineering materials,” Cement and Concrete Composites, vol. 23, no. 2, pp. 133–151, 2001.

[6] A. Ito, Y. Aoki, and S. Hashimoto, “Accurate extraction and measurement of fine cracks from concrete block surface image,” in Proceedings of the Annual Conference of the Industrial Electronics Society, vol. 3, pp. 2202–2207, 2002. [7] S. Iyer and S. K. Sinha, “A robust approach for automatic

detection and segmentation of cracks in underground pipeline images,” Image and Vision Computing, vol. 23, no. 10, pp. 921– 933, 2005.

[8] Liangpei Zhang; Xiaoling Chen, “An algorithm for pavement crack detection based on multiscale space”, Proc. SPIE 6419, Geoinformatics 2006: Remotely Sensed Data and Information, 64190X (October 28, 2006); doi:10.1117/12.712999

[9] Yaw Okyere Adu-Gyamfi and Nii Attoh-Okine, “Multi

resolution Information Mining and a Computer Vision

Approach to Pavement Condition Distress Analysis” Final

(43)

35 LAMPIRAN 2

(44)

www.academicsworld.org

8th International Conference on Artificial

Intelligence and Soft Computing

(ICAISC)

Bangkok, Thailand

December 29th, 2015

Conference Acceptance Letter

Dear SLAMET RIYADI,

We are happy to inform you that your paper has been selected for (ICAISC) on December 29th, 2015 at Bangkok, Thailandwhich will be organized by ACADEMICS WORLD and in association with PET for presentation at the Conference. Conference Proceeding having ISBN (International Standard Book Number) and certificates of paper presentation will be given.

Paper Title: AUTOMATIC LOCAL SEGMENTATION TECHNIQUE FOR DETECTION OF ROAD SURFACE CRACK

Author’s Name: SLAMET RIYADI

Co-Author’s Name: DINIA RACHMAWATI I, TONY K. HARIADI

Paper ID: AW-ICAISCBNGK-29125-1154

Official Page of event: http://academicsworld.org/Conference/Bangkok/IACDST1/

For Registration guidelines: http://academicsworld.org/Conference/Bangkok/IACDST1/registration.php Register now by clicking here(By Using Debt Card/Credit Card/Net Banking)

http://academicsworld.org/PAYMENT/all_payment.php

Bank Details:

ACCOUNT NAME : Peoples Empowerment Trust ACCOUNT TYPE : Saving Account

BANK NAME : Punjab National Bank ACCOUNT NO : 6762000100007773 IFSC CODE : PUNB0676200

SWIFT CODE : PUNBINBBBBN (For Foreign Money Transfer) ADDRESS : Khandagiri, Bhubaneswar,Odisha-751030

OR

ACCOUNT NAME: THE IIER UNIT OF PET

ACCOUNT NO. : 50100106415137

IFSC CODE : HDFC00003722

SWIFT CODE : HDFCINBBXXX

BANK ADDRESS: KHANDAGIRI BRANCH, BHUBANESWAR, ODISHA, INDIA

Last date of Registration: December 21st, 2015

Download Regd. Form http://academicsworld.org/academicsworld_include/docs/AW_Reg_form.docx

Note:Kindly send us the details regarding payment and Registration form to the official mail

(45)

Selected papers will also be forwarded for publication in any one the International Journals (Confirmed) after the Conference.

International Journal of Advanced Research in Electrical, Electronics and Instrumentation Engineering (IJAREEIE) , Impact Factor : 1.686

International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology (IJIRSET) Impact Factor : 1.672

International Journal of Innovative Research in Computer and Communication Engineering (IJIRCCE) Impact Factor : 1.386

Mechanical Engineering Series, Springer

International Journal of Innovative Research and Development (IJIRD), Impact Factor : 6.19

International Journal of Applied Engineering Research and Development (IJAERD),

Impact Factor: 1.6842

International Journal of Civil, Structural, Environmental and Infrastructure Engineering Research and Development (IJCSEIERD), Impact Factor: 5.7179

International Journal of Mechanical and Production Engineering Research and Development (IJMPERD), Impact Factor: 5.3403

International Journal of Robotics Research and Development (IJRRD), Impact Factor: 1.5422

International Journal of Computer Networking, Wireless and Mobile Communications (IJCNWMC), Impact Factor: 5.3963

International Journal of Mechanical and Production Engineering (IJMPE), Impact Factor: 2.56

International Journal of Electrical, Electronics and Data Communication (IJEEDC), Impact Factor: 3.46

International Journal of Advance Computational Engineering and Networking (IJACEN),

Impact Factor: 2.25

International Journal of Advances in Science, Engineering and Technology (IJASEAT),

Impact Factor: 2.05

International Journal of Industrial Electronics and Electrical Engineering(IJIEEE), Impact Factor: 2.51

Thank you.

Regards

Sanket Pattanayak Conference Coordinator

Mail: info@academicsworld.org Web: www.academicsworld.org Contact- +91-7855922996

(46)

1

AUTOMATIC LOCAL SEGMENTATION TECHNIQUE FOR

DETECTION OF ROAD SURFACE CRACK

1SLAMET RIYADI, 2DINIA RACHMAWATI I, 3TONY K. HARIADI

1,3

Department of Information Technology and 2Department of Electrical Engineering Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia

Email: 1riyadi@umy.ac.id, 2diniadiniarachma@gmail.com, 3tonykhariadi@umy.ac.id

Abstract— Image processing technique has been implemeted to detect the crack on road surface. However, the accuracy of the detection is still low due to the difficulties in segmentation between crack and non-crack area. This research proposes the implementation of Sauvola technique to perform automatic local segmentation of crack. The methodology involves pre-processing, image segmentation, feature extraction and classification step. In segmentation step, in addition to Sauvola, other techniques, i.e. manual thresholding, Otsu and Bernsen, are also implemented for comparison purpose. The result shows that Sauvola technique produces consistent segmentation results on high, medium and low quality images. Sauvola method also perform the best accuracy detection of 96% among them.

Keyword— Image Processing, Road Surface Crack, Segmentation, Sauvola Technique, Thresholding

1. INTRODUCTION

Periodic evaluation of road is important to maintain the condition of road surface. The evaluation is performed by observing the presence of surface crack. Currently, the observation is done manually where the officers observe the surface crack visually along the road and then they make marks on the road when the crack was founded. This conventional method is not effective since it requires long inspection time, labor intensive and not accurate. It is also dangerous when the inspection is performed on the high traffic way.

To overcome the above problem, researchers offer methods to detect the presence of cracks by utilizing camera and image processing techniques. As summarized by Chambon and Moliard1, various techniques based on image processing for detection of crack are categorized in five approaches, i.e.

histogram, morphology, training-testing, filtering and modelling. Histogram approach is implemented based on assumption that the intensity of crack region and background is separated. This approach is usually continued by applying thresholding technique to segment between crack region and background2,3,4. Histogram and thresholding technique are selected mostly because of their simplicity and efficient computation process. The other approach is morphology that modifies intensity pixel of image to significantly improve the segmentation process4,5,6,7. Generally, this approach produces better results than histogram technique.

Generally, the steps of image processing methods for crack detection are pre-processing, image segmentation, features extraction and classification step. In this paper, we focus only on the image segmentation, which is a step to differentiate between crack and background image. The conventional method for image segmentation is thresholding technique. This technique selects a threshold value to differentiate between crack object that usually has lower pixel intensity compared to the surface pixel intensity. The selection of the threshold value might be manual or automatic whereas the value might be constant or dynamic value.

Riyadi et. al.4 apply a constant global threshold value to convert images from grayscale to binary number. Several values were previously selected by observing histogram of overall images data and then implemented to obtain the optimal one. Pixels with gray level below than the threshold value are segmented as crack and pixels value higher than the threshold value are considered as background. The result showed that the segmented images still contain noise or background part that is considered as crack whereas the other result, a part of crack is detected as background.

(47)

2 could not be precisely implemented on overall images data.

In order to overcome the global threshold problem, researchers proposed automatic local thresholding techniques, such as Bernsen technique. This technique is popular as fairly fast since it has a mechanism to reduce complex computation and does not need to compute images histogram. Other popular automatic local thresholding technique was proposed by Sauvola. This technique has ability to precisely segment texts in document with noise, illumination and many degraded sources. The objective of this paper is to implement the automatic local thresholding technique based on Sauvola to detect the presence of crack on road surface images. Other segmentation techniques, which are manual thresholding technique, Otsu method and Bernsen, are also evaluated for comparison purpose.

2. METHODOLOGY

The methodology of this research is presented in the flowchart of Fig. 1. The flowchart involves pre-processing step, image segmentation, feature extraction and classification step. The first step is pre-processing. In this step, the image is resized and converted from RGB to grayscale format to reduce the computation complexities. A Gaussian filter is also implemented to enhance the quality of the image.

In the segmentation step, four segmentation techniques are implemented, i.e. manual thresholding, Otsu, Bernsen and Sauvola method. Manual and Otsu method are global segmentation techniques whereas

Bernsen and Sauvola are local segmentation tehniques.

a. Manual Thresholding

Manual thresholding technique is performed by determining a threshold value manually by observing the histogram of images. If the value T is determined, then each pixel value is segmented to be two group using the the following formula.

1; if f(x,y) > T

0; if f (x,y) < T

b. Otsu

Otsu method computes the threshold value based on the image histogram. It analyzes the discriminant of two classes of the histogram, i.e crack and background. The method finds the threshold value

by minimizing the intra-class variance

where

ω

i are the probability of two classes separated by t and are variances of the classes,

and maximizing the inter-class variance

where µi are the class means. window as long as the contract value L is sufficient.. Otherwise, the global threshold value (GT) will be used as local threshold value.

(Imax+Imin)/2; Imax–Imin > L

GT; Imax–Imin < L

d. Sauvola

Sauvola technique calculates the local threshold value for each window using the formula

T(x,y) = m(x,y) * (1+ ( k*( (s(x,y)/R)-1) ) where T(x,y) is the threshold value in each window, m(x,y) is mean of window intensity, s is its standar deviation, k and R are constant values.

(48)

3 threshold value to differentiate between image with crack and non-crack. The classification threshold value is determined by observing the total of black pixels of representative images.

3. RESULTS AND DISCUSSION

In this section, the result of crack segmentation is discussed. We implement the proposed technique on 100 images, which consist 80 images with crack and 20 non crack images. The images are categorized into three groups, i.e. high, medium and low quality data.

We categorized high quality image if an image has high contrast and we could easily differentiate between crack and non-crack images by visual. Fig. 2 (a) shows the example of a high quality image, where the Fig. 2(b), (c), (d) and (e) are the segmentation result using manual threshold, Otsu, Bernsen and Sauvola method, respectively. It can be seen that four methods are successful to detect the presence of crack accurately.

(a)

(b) (b)

(c) (d)

Fig. 2 (a) original high quality image and segmentation result using (b) manual thresholding, (c)

Otsu, (d) Bernsen and (e) Sauvola

Medium quality data consists of images with low contrast and it is rather difficult to detect the presence of crack visually. Implemented on this category of data, manual thresholding and Bernsen method produces fail segmentation. Almost all of crack part could not be detected by both methods. Otsu method yields over detected area so some background part is detected as crack. Sauvola result looks the best compared to others. The example of original medium quality image and the segmentation results are shown in Fig. 3.

(a)

(b) (b)

(c) (d)

Fig. 3 (a) original medium quality image and segmentation result using (b) manual thresholding, (c)

Otsu, (d) Bernsen and (e) Sauvola

(49)

4 (a)

(b) (b)

(c) (d)

Fig. 4 (a) original low quality image and segmentation result using (b) manual thresholding, (c)

Otsu, (d) Bernsen and (e) Sauvola

In addition to visual evaluation of the segmentation results, we present detection results based on each segmented image. The detection of crack was performed based on the total number of white area. An image with a total white area is more than 19.100 is classified as non-crack image, while an image with a total of white area is less than 19.000 is classified as crack image. The classification threshold value is determined by observing the total number of white area of representative images. Finally, Table 1 show that Sauvola performed the best classification between the crack and non-crack with accuracy of 96%, while Otsu performed the worst one.

Tabel 1. Accuracy of crack detection Method Manual Otsu Bernsen Sauvola Accuracy(%) 88 80 88 96

4. CONCLUSION

The implementation of Sauvola method to perform automatic local segmentation of crack was conducted. The method produces consistent segmentation result for high, medium and low quality images. It also yields the best accuracy of detection

compared to manual thresholding, Otsu and Bernsen method.

ACKNOWLEDGEMENT

This research is supported by Fundamental Research Grant 2015 from Directorate of Research and Community Services, Ministry of Research, Technology and Higher Education, Indonesia.

REFERENCES

1. Sylvie Chambon and Jean-Marc Moliard. 2011. Automatic road pavement assessment with image processing: review and comparison. International Journal of Geophysics Vol. 2011.

2. E. Teomete, V. R. Amin, H. Ceylan, and O. Smadi, “Digital image processing for pavement distress analyses,” in Proceedings of the Mid-Continent Transportation Research Symposium, p. 13, 2005.

3. H. Elbehiery, A. Hefnawy, and M. Elewa, “Surface defects detection for ceramic tiles using image processing and morphological techniques,” in Proceedings of theWorld Academy of Science, Engineering and Technology (PWASET ’05), vol. 5, pp. 158–162, 2005.

4. Slamet, Riyadi, Azyumarridha A. Riza, Ramadoni Syahputra, Tony K. Hariadi. “Detection of Road Surface Crack based on Image Processing using Combination Techniques of Thresholding, Median Filter dan Morphological Closing”. Simposium Nasional Teknologi Terapan 2014.

5. M. Coster and J.-L. Chermant, “Image analysis and mathematical morphology for civil engineering materials,” Cement and Concrete Composites, vol. 23, no. 2, pp. 133–151, 2001.

6. A. Ito, Y. Aoki, and S. Hashimoto, “Accurate extraction and measurement of fine cracks from concrete block surface image,” in Proceedings of the Annual Conference of the Industrial Electronics Society, vol. 3, pp. 2202–2207, 2002.

7. S. Iyer and S. K. Sinha, “A robust approach for automatic detection and segmentation of cracks in underground pipeline images,” Image and Vision Computing, vol. 23, no. 10, pp. 921– 933, 2005.

8. Nobuyuki Otsu (1979). "A threshold selection method from gray-level histograms". IEEE Trans. Sys., Man., Cyber. 9 (1): 62–66

9. Bernsen J., Dynamic thresholding of grey-level images, Proceedings 8th International Conference on Pattern Recognition, Paris, pp. 1251-1255, 1986.

(50)

36 LAMPIRAN 3

(51)

Uji Efektifitas Berbagai Filter untuk Perbaikan Kualitas Citra Permukaan Jalan Raya

Slamet Riyadi, Rizqi Yuda Pradana

ABSTRACT

Jalan raya sebagai sarana trasportasi darat yang membentuk jaringan transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah. Seiring bertambahnya waktu maka jalan raya dapat terjadi suatu kerusakan sehingga mengganggu kenyamanan juga mengancam keselamatan pada pengguna jalan tersebut. Suatu upaya untuk mendeteksi permukaan jalan raya agar mempermudah dan mempercepat suatu pekerjaan dengan cara mengambil berbagai macam citra jalan raya. Namun perlu digaris bawahi sebelum diproses dengan suatu sistem pendeteksian citra tersebut, suatu citra digital harus melalui pada pengolahan citra perbaikan kualitas citra digital agar citra yang akan diproses dapat memaksimalkan kinerja pada proses selanjutnya. Satu teknik perbaikan citra yaitu operasi filtering operasi yang dilakukan adalah meloloskan atau menerima komponen dengan frekuensi tertentu dan menghilangkan atau menolak komponen dengan frekuensi yang lain. Penelitian ini membandingkan antara contrast limited adaptive histogram equalization, histogram equalization, median filtering, gaussian filtermg dan pyramida gaussian untuk perbaikan kualitas citra permukaan jalan raya. Metode pengolahan citra ini diperoleh untuk median filter 71% dari 7 parameter dengan waktu 583 detik per 100 citra yang dibuat dan untuk gaussian filter 57% dari 7 parameter dengan waktu 191 per 100 citra.

1. PENDAHULUAN

Jalan raya sebagai sarana trasportasi darat yang membentuk jaringan transportasi untuk menghubungkan daerah-daerah. Seiring bertambahnya waktu maka jalan raya dapat terjadi suatu kerusakan sehingga mengganggu kenyamanan juga mengancam keselamatan pada pengguna jalan tersebut.

Suatu upaya untuk mendeteksi permukaan jalan raya agar mempermudah dan mempercepat suatu pekerjaan dengan cara mengambil berbagai macam citra jalan raya. Namun sebelum diproses dengan suatu sistem pendeteksian citra tersebut, suatu citra digital harus melalui pada

pengolahan citra perbaikan kualitas citra digital agar citra yang akan diproses dapat memaksimalkan kinerja pada proses selanjutnya.

Pengolahan citra digital adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan komputer, menjadi citra yang kualitasnya lebih baik. Salah satu teknik perbaikan citra yaitu operasi filtering operasi yang dilakukan adalah meloloskan atau menerima komponen dengan frekuensi tertentu dan menghilangkan atau menolak komponen dengan frekuensi yang lain.

(52)

equalization, median filtering, gaussian filtermg dan pyramida gaussian.

1.1 Penelitian yang Relevan

Juhari (2014), dalam penelitiannya yang berjudul Perancangan Aplikasi Pengurangan Noise Pada Citra Digital Menggunakan Metode Filter Gaussian menggunakan metode filter gaussian. Dengan metode filter gaussian, penelitian ini dibatasi pada kernel 5x5 untuk memperbaiki kualitas citra digital. Dengan menggunakan filter gaussian maka noise yang terdapat pada citra digital bisa berkurang. Kekurangan dari penelitian ini yaitu belum adanya cara untuk mengamati perubahan kualitas citra pada citra awal dan citra akhir yang berupa histogram.

Wakhidah (2011), dalam

penelitiannya berjudul Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Tretching. Penggunaan metode ini digunakan untuk mendapatkan citra baru dengan kontras yang lebih baik daripada kontras dari citra asalnya. Kekurangan pada penilitian ini yaitu tidak adanya cara menghilangkan noise pada citra digital.

Sulistyo (2009), dalam penelitiannya berjudul Analisis Penerapan Metode Median Filter untuk Mengurangi Noise pada Citra Digital. Penelitian ini menggunakan metode median filter yang mampu mengurangi noise yang ada pada citra digital. Hasil dari metode ini citra output menjadi lebih smooth dan filter ini mampu mengurangi noise yang ada. Kekurangan dari penelitian ini adalah belum adanya parameter yang menunjukkan perubahan kualitas citra berupa histogram dan mengandalkan visualisasi saja.

Sholihin (2014), dalam penelitiannya adalah Perbaikan Citra dengan menggunakan Metode Median Filter dan Metode Histogram Equalization. Citra digital input kemudian diproses menggunakan fungi pada matlab untuk filter median dan histogram equalization. Metode median filter menunjukkan lebih

baik dari pada histogram equalization dalam memperbaiki citra digital. Kelemahan pada penelitian ini apabila noise merata terlalu banyak pada sebuah citra filter tersebut akan sulit untuk menghilangkan noise dan parameter yang digunakan untuk membandingkan kualitas citra hanya ada 2.

Murinto (2008), dalam penelitiannya yaitu Analisis Perbandingan Histogram Equalization dan Model Logarithmic Image Processing untuk Image Enhancement. Metode Logarithmic Image Processing (LIP) menghasilkan histogram dengan nilai intensitas pixel rendah akan tetapi hasi output citranya lebih baik. metode Ekualisasi Histogram hasil outputnya citranya kurang baik karena ada intensitas pixel citra yang hilang akibat kecemerlangan terlalu tinggi. Kekurangan dari penelitian ini adalah parameter yang digunakan hanya SNR dan belum dibuktikan dengan parameter yang lain.

Yuwono (2010), dalam penelitiannya adalah Image Smoothing menggunakan Mean Filter, Median Filter, Modus Filter, Gaussian Filter. Pada setiap proses pemfilteran tersebut menggunakan kernel 3x3, 5x5, 7x7, 9x9 dan dihitung dengan menggunakan parameter SNR. Citra yang digunakan sebanyak 20 buah. Untuk citra RGB dihasilkan bahwa median filter mampu menghasilkan citra yang halus dan mengurangi derau yang ada. Kekurangan dari penelitian ini bahwa di penelitian ini hanya menggunakan satu parameter sehingga tidak diketahui nilai dari parameter lainnya.

(53)

Jannah (2008), dalam penelitiannya adalah Analisis Perbandingan Metode Filter Gaussian dan Median Filter terhadap Reduksi Noise Salat dan Pepers. Pada setiap filter digunakan proses kernel 5x5 untuk proses pemfilteran tersebut. Kekurangan dari penelitian ini adalah kurangnya pembuktian dari parameter

Riyadi (2014), dalam penelitiannya Uji efektivitas Filter Quasi-Gaussian DCT untuk Memperbaiki Kualitas Citra Ekokardiografi.Pengujian berbagai filter yaitu mean filter, median filter, frost filter, gaussian filter dan quasi-gaussian DCT

Parameter digunakan untuk mengetahui filter mana yang memiliki kemampuan paling baik dalam memperbaiki kualitas citra.

2. METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian yang akan dilaksanakan disajikan dalam diagram alir

berikut : Gambar 1. Diagram alir tahapan penelitian

1. Studi Literatur

Studi literatur adalah mempelajari tentang pemograman menggunakan matlab dan tentang citra digital dari beberapa referensi. Referensi yang digunakan berupa buku, paper, jurnal dan penelitan – penelitian yang berkaitan dengan topik penelitian.

2. Pengambilan Data

Pengambilan data ini dilakukan pada pukul 10.00 WIB dijalan wates kulonprogo, Yogyakarta dengan posisi kamera tegak lurus 900 dengan permukaan jalan dan ketinggian kamera dengan permukaan jalan adalah 1 meter. Data yang diambil terdiri dari beberapa variasi permukaan jalan.

3. Perancangan Program a. Imresize

Gambar

Gambar 3.1 Fishbone diagram peta jalan penelitian penerapan pengolahan citra digital untuk evaluasi permukaan jalan
Tabel 3.1 Kategori kualitas data citra
Gambar 3.2 Diagram alir tahapan penelitian tahun I
Gambar 3.3 Metode pengekstrakan sifat retak
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dapat disimpulkan bahwa teknologi fermentasi dengan mudah dapat diaplikasikan di Mixed Farming dengan persentase PBHH sapi yang memperoleh Bioputih lebih berat dari pada sapi

Kelalaian dalam praktek medik jika memenuhi beberapa unsur (1) duty atau kewajiban tenaga medis untuk melakukan sesuatu tindakan atau untuk tidak melakukan suatu tindakan

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terbuka dan PBM terstruktur secara signifikan lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan persepsi tentang ketegasan sanksi

Elemen ini ditunjukkan dalam pernyataan bahwa informan merasa puas menggunakan website video sharing YouTube.Ditunjukkan dengan ungkapan informan yang berbeda-beda seperti

Psikologi miturut Atkinson sajrone Minderop (2010:3) yaiku elmu ngenani kajiwan utawa bisa uga diarani elmu kang ngandharake ngenani kapribaden lan solah bawa