• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Oleh

RIONALDO AGUSTIAN

Laporan keuangan perbankan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan bank secara keseluruhan termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan dan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan masing-masing perbankan tersebut yang mencerminkan kinerja bank, variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio capital adequacy ratio (CAR), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), return on asset (ROA), return on equity (ROE), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),net interst margin(NIM),loan to deposit ratio(LDR).

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata rasio CAR dan ROA memiliki perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional sedangkan rata-rata rasio PPAP, ROE, BOPO, NIM, dan LDR tidak menunjukan adanya perbedaan. Dari hasil analisis bank secara keseluruhan dengan menjumlahkan rasio masing- masing bank yang sebelumnya telah diberi bobot nilai yang sudah ditentukan, dan hasilnya menunjukan bahwa perbankan konvesional memiliki kinerja tidak lebih baik dibanding dengan perbankan syariah.

(2)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF ISLAMIC BANKS AND FINANCIAL PERFORMANCE BY USING CONVENTIONAL BANKS CAMEL

by

RIONALDO AGUSTIAN

Banking financial report is a report that shows the financial condition of the bank as a whole, including the weakness and the strength. This study aimed to determine whether there are significant differences between the financial performance of Islamic banks compared with conventional banking overall and to know which is better between the financial performance of Islamic banking with conventional banking.

The research was conducted by analyzing the financial ratios of each bank which reflects the performance of the bank, variables used in this study consisted of the ratio of capital adequacy ratio (CAR), Allowance for Earning Assets (PPAP), return on assets (ROA), return on equity (ROE), Operating Expenses to Operating Income (ROA), net interst margin (NIM), loan to deposit ratio (LDR).

The results showed that the average ratio of CAR and ROA have a difference between Islamic banks and conventional banks, while the average ratio of PPAP, ROE, ROA, NIM, and the LDR did not show any difference. From the analysis of the bank as a whole by summing the ratio of each bank that had previously been given a weight value has been determined, and the results show that conventional banks have performed no better than the Islamic banking.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha:

1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Perbedaan mendasar diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, stuktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja (Hamdan dan Wijaya: 2006).

(4)

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Kinerja (kondisi keuangan) bank adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran,

penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi, maupun sumber daya manusia.

Sistem operasional pada bank syariah menerapkan sistem free rate interest banking, Dengan kata lain adalah sistem perbankan yang tata cara operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam. Dalam sistem operasional ini, pada hakekatnya nasabah yang mengadakan transaksi dengan bank yang bersangkutan sama dengan melakukan investasi dengan imbalan bagi hasil yang sesuai dengan keadaan yang benar-benar terjadi.

Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan di Indonesia. Beberapa badan usaha pembiayaan non-bank telah didirikan sebelum tahun 1992 yang telah menerapkan konsep bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syariah.

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah

(5)

membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan.

Pola bagi hasil ini memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang transfaran dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh (Wulandari, 2004 dalam Rindawati, 2008). Siregar dalam stabilitas (2005 : 59), menyatakan bahwa kebijakan Bank Indonesia untuk mengembangkan Perbankan Syariah didasari fakta bahwa selama periode krisis ekonomi tersebut, bank syariah masih dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan lembaga perbankan konvensional, selain fakta historis keberadaan perbankan syariah juga dibutuhkan dalam rangka memenuhi keinginan sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa praktek perbankan

konvensional yang berdasarkan bunga adalah riba, dan riba tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurhidayah (2011) yang meneliti mengenai pengklasifikasikan Bank Muamalat Indonesia dan Bank Mega Syariah dalam tahapan siklus hidup yang berbeda. Untuk penelitian ini peneliti mencoba untuk membandingkan kinerja laporan keuangan antara bank syariah dan bank konvensional dengan menggunakan analisis rasio CAMEL.

(6)

keuangan secara terus menerus dan mencatatnya dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan perhitungan rugi-laba. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah suatu alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan akan tetapi selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi atau kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana dengan hasil analisa keuangan pihak-pihak yang berkepentingan seperti manajer, kreditur, dan investor dapat mengambil

sesuatu.

Dengan adanya analisa laporan keuangan dapat diketahui tingkat kinerja suatu bank, karena tingkat kinerja merupakan salah satu alat pengontrol kelangsungan hidup. Dari laporan keuangan, maka akan diketahui tingkat kinerja suatu bank (sehat atau tidak sehat). Untuk mengetahui sehat atau tidak sehat dapat dianalisis melalui aspek yang dilakukan oleh Bank Indonesia, yaituCAMEL (Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity). CAMEL tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan bank, tetapi

juga digunakan sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi

kebangkrutan bank. Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL dalam

penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR.

(7)

Saat ini cukup banyak bank konvensional yang telah mendirikan atau membuka cabang yang bersifat syariah. Hal ini menjadi pertanyaan bagi peneliti mengenai apa yang melatarbelakangi dibukanya bank syariah tersebut oleh bank konvensional, apakah hal ini dikarenakan masalah kinerja keuangan bahwa kinerja keuangan bank syariah lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja bank konvensional ataukah ada hal lain yang menjadi dasar pertimbangan oleh bank konvensional. Mengingat pentingnya penilaian tingkat kesehatan bank untuk menentukan kebijakan-kebijakan guna mempertahankan kelangsungan operasional perusahaan dalam menghadapi persaingan antar bank syariah maupun bank konvensional yang tidak bisa dihindarkan lagi. Sehingga diperlukan laporan kinerja keuangan yang dapat memberikan informasi kepadastakeholderstentang kinerja suatu bank, dan membantustakeholdersdalam mengambil keputusan, Oleh karena itu, dengan melihat fakta yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Dengan Menggunakan Metode CAMEL”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional untuk masing-masing rasio keuangan.

2. Manakah yang lebih baik kinerja keuangan bank syariah ataukah

bank konvensional dilihat dari kinerja keseluruhan?

1.3. Batasan Masalah

(8)

a. Bank umum syariah yang dipilih dalam penelitian ini adalah bank syariah yang memiliki total asset lebih besar daripada bank umum syariah lainnya. Bank umum syariah dalam hal ini diwakili oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM), kedua bank syariah ini merupakan bank syariah yang menguasai pangsa pasar di Indonesia.

Sedangkan bank umum konvensional yang dipilih untuk dibandingkan dengan bank umum syariah adalah bank konvensional dengan total asset sebanding dengan bank umum syariah dan merupakan bank pemerintahan. Bank umum konvensional yang memiliki adalah Bank Tabungan Pensiunan (BTPN), dan Bank Bukopin. Bank-bank tersebut tergolong dalam kelompok bank yang sama, yaitu sebagai bank umum milik pemerintah.

b. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah berdasar Laporan Publikasi Keuangan Bank selama periode 2008 - 2011. Data yang diambil adalah laporan keuangan masing-masing bank yang dipublikasikan di internet.

c. Ukuran kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan bank yang meliputiCapital Adequacy Ratio(mewakili rasio permodalan), Penyisishan Penghapusan Aktiva Produktif (mewakili rasio kualitas aktiva produktif),Return on Asset,Return on Equity, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Net Interest Margin(mewakili rasio rentabilitas), danLoan to Deposit Ratio(mewakili rasio likuiditas).

1.4. Tujuan Penelitian

(9)

diuraikan di atas, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.

a. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional untuk masing-masing rasio.

b. Untuk mengetahui dan menganalisa kinerja perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan bank syariah dengan bank konvensional antara lain:

a. Bagi akademik diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap akademik sebagai tambahan referensi dalam penelitian sejenis di masa mendatang.

b. Sebagai masukkan dan menambah wawasan bagi peneliti mengenai kinerja perbankan di Indonesia.

(10)
(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Landasan Teori

1.1.1. Pengertian dan Jenis-jenis Bank

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2011:11), pengertian bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, jenis perbankan terdiri dari 2 (Kasmir, 2008) yakni sebagai berikut.

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti bahwa bank ini dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.

(12)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

1.1.2. Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Antonio membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam

adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.

Dengan memperhatikan PSAK No.1 tentang penyajian Laporan Keuangan, PSAK No.31 tentang Akuntansi Perbankan dan juga memperhatikan ketentuan dalam PSAK No. 101 tahun 2007, maka laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut : a. Neraca

b. Laporan Laba-Rugi c. Laporan Arus Kas

d. Laporan Perubahan Ekuitas

(13)

f. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan. g. Catatan Atas Laporan Keuangan

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak

bertentangan dengan syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Titipan atau Simpanan(Al-Wadiah)

Al-Wadiahdapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Secara umum terdapat/tidak terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:

a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan

diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produksafe deposit box.

b. Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat

(14)

Dalam praktiknya, nisbah antara bank dengan deposit berupa bonus untuk giro wadiah sebesar 30%, nisbah 40 : 60 untuk simpanan tabungan dan nisbah 45 : 55 untuk simpanan deposito (Kasmir, 2008).

2. Prinsip Bagi Hasil(Profit Sharing)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:

a. Al-Mudharabah

Al-Mudharabahadalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama(shahibul maal)menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola

(mudharib). Keuntungan usaha secaramudharabahdibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

b. Al-Musyarakah

Al-musyarakahadalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

2.1.3. Bank Konvensional

(15)

Bank umum (konvensional) merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi di seluruh wilayah Indonesia (Kasmir,2008).

Dalam menentukan harga dan mencari keuntungan, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu:

- Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan, maupun deposito. Demikian pula untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilahSpread Based. - Untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak perbankan menerapkan berbagai biaya-biaya dalam

nominal atau prosentase tertentu. System pengenaan biaya ini dikenal dengan istilahFee Based.

Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.4. Laporan Keuangan Bank Syariah

(16)

menyediakan informasi yang mempunyai pengaruh keuangan masa depan. Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut (Harahap, 2006 : 22-23) :

1. Pengambilan keputusan investasi dan pembiayaan.

Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan yang rasional. Oleh karena itu, informasi harus dapat dipahami oleh pelaku bisnis dan ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan dengan seksama.

2. Menilai Prospek Arus Kas.

Pelaporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang dapat mendukung investor/pemilik dana, kredit dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, saat dan ketidakpastian dalam penerimaan kas di masa depan atas deviden, bagi hasil, hasil

penjualan, pelunasan dan jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman. Prospek

penerimaan arus kas tersebut sangat bergantung dari kemampuan bank untuk menghasilkan kas guna memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo, kebutuhan operasional, reinvestasi dalam operasi serta pembayaran deviden. Persepsi investor pemilik dana dan kreditur di pengaruhi oleh harapan mereka atas tingkat bagi hasil dan risiko dari dana yang mereka tanamkan. Investor, pemilik dana dan kreditur akan memaksimalkan pengembalian dana yang telah mereka tanamkan dan akan melakukan penyesuaian terhadap risiko yang mereka persepsikan atas perusahaan yang bersangkutan.

3. Informasi Atas Sumber Daya Ekonomi.

(17)

dana, serta kemungkinan terjadinya transaksi dan peristiwa yang dapat mempengaruhi perubahan sumber daya ekonomi tersebut.

4. Kepatuhan Bank Terhadap Prinsip Syariah.

Laporan keuangan memberikan informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh serta penggunaannya.

5. Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak dan informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik dana investasi terikat.

6. Pemenuhan fungsi sosial

Laporan keuangan memberikan informasi mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat.

2.1.5. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi computer yang digunakan,

(18)

1. Akad dan Aspek Legalitas

Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensiduniawidanukhrawikarena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Nasabah seringkali berani melanggar

kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hinggayaumil qiyamahnanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad.

2. Lembaga Penyelesai Sengketa

Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.

3. Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank

konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan

(19)

Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat

rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.

4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.

5. Lingkungan dan Budaya Kerja

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifatamanahdanshiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus

profesional(fathanah), dan mampu melakukan tugas secarateam-workdimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi(tabligh). Dalam halrewarddanpunishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.

2.1.6. Kinerja Keuangan

(20)

Pengukuran kinerja dilakukan untuk menganalisis keberhasilan seorang manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya.

Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat ataupun yang sangat penting hanya dapat dibangun dengan salah satunya adalah dengan menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Penilaian kinerja ini diantaranya dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dikeluarkan oleh badan usaha tersebut. Melalui pengukuran dan analisis kinerja perusahaan maka dapat diketahui kondisi perusahaan dimasa lalu, saat ini dan berbagai kemungkinan dimasa yang akan datang.

Menurut Darsono (2007) mengemukakan arti dari kinerja keuangan yaitu kinerja keuangan adalah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan priode sekarang harus dibandingkan dengan kinerja keuangan priode pada masa lalu, anggaran neraca dan laba rugi dan rata-rata kinerja keuangan perusahaan sejenis.

2.1.7. Tingkat Kesehatan Bank

Tolak ukur suatu perusahaan dapat dilihat dari performa laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan itu dapat diketahui keadaan finansial dan hasil-hasilnya yang dicapai selama periode waktu tertentu. Laporan finansial memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba-rugi (income statement)

menceminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode satu tahun (Kasmir:2008).

(21)

pengawas bank. Salah satu upaya pengawasan dan pembinaan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah dengan menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank seperti yang tercantum dalam UU No.7 tahun 1992 pasal 29 ayat 2, yaitu : Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank sesuai dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Penilaian kinerja bank dapat dilakukan dengan menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank tersebut. Sehubungan dengan telah diterbitkannya peraturan Bank Indonesia nomor 9/I/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

Tingkat kesehatan bank pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Tabel 1. Standar Kinerja Bank yang baik

Sumber : Info Bank Indonesia

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa: Kriteria Standar Bank Indonesia

CAR ≥ 8%

PPAP ≥ 95%

ROA ≥ 1,5%

ROE ≥ 13%

BOPO 92%

NIM 7%

(22)

• Performa (kinerja) suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan dan dari tingkat kinerja

tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan bank, yaitu dengan cara melakukan analisa dan interprestasi terhadap laporan keuangan.

• Tingkat kesehatan bank merupakan informasi yang diperlukan oleh banyak pihak untuk

membantu dalam pengambilan keputusan.

2.1.8. Rasio Keuangan

S. Munawir (2006:24) mengemukakan pengertian rasio yaitu menggambarkan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada Analisistor tentang baik ataun buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama bila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Sedangkan Sofyan Syafri Harahap (2006:297) mengemukakan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.

2.1.9. Macam–Macam Rasio Keuangan a. Rasio Permodalan(Solvabilitas)

(23)

b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Rasio KAP yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

c. Rasio Rentabilitas(Earning)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO), danNet Interest Margin(NIM).

d. Rasio Likuiditas(Liquidity)

Menurut Kasmir (2008:268), rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

(24)

e. Kinerja bank secara keseluruhan

Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu rasio CAR, PPAP, ROA, ROE, BOPO, NIM dan LDR yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan persentase dan bobot rasio-rasio yang digunakan Biro Riset Infobank adalah :

1. CAR

Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum sekurang-kurangnya harus memiliki CAR 8%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut; Jika CAR bernilai :

a. Kurang dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 8% - 12%, skor nilai = 80 c. Antara 12% - 20%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 20%, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki nilai CAR 33,84%, maka skor akhir CAR adalah 20%*100 = 20.

2. PPAP

Standar terbaik PPAP menurut Bank Indonesia adalah bila PPAP sekurang-kurangnya harus 95%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai PPAP ditentukan sebagai berikut; Jika PPAP bernilai :

(25)

c. Antara 100% - 110%, skor nilai = 90 d. Kurang dari 95 %, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki PPAP 89,51%, maka skor akhir PPAP adalah 20%*100 = 20.

3. ROA

Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia adalah 1,5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 10%. Skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut;

Jika ROA bernilai :

a. Kurang dari 0%, skor nilai = 0 b. Antara 0% - 1%, skor nilai = 80 c. Antara 1% - 2%, skor nilai = 100 d. Lebih dari 2%, skor nilai = 90

Misalnya suatu bank memiliki nilai ROA 1,87%, maka skor akhir ROA adalah sebesar 10%*100 = 10.

4. ROE

Standar ROE menurut Bank Indonesia adalah 12%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 10%. Skor nilai ROE ditentukan sebagai berikut;

Jika ROE bernilai :

(26)

Misalnya suatu bank memiliki nilai ROE 27,67%, maka skor akhir ROE adalah sebesar 10%*100 = 10.

5. BOPO

Standar terbaik BOPO menurut Bank Indonesia adalah 92%. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 10%. Skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut;

Jika BOPO bernilai :

a. Lebih dari 125%, skor nilai = 0 b. Antara 92% - 125%, skor nilai = 80 c. Antara 85% - 92%, skor nilai = 100 d. Kurang dari 85%, skor nilai = 90

Misalnya suatu bank memiliki BOPO 86,44%, maka skor akhir BOPO adalah 10%*100 = 10.

6. NIM

Standar terbaik NIM menurut Bank Indonesia adalah 7%. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 10%. Skor nilai NIM ditentukan sebagai berikut;

Jika NIM bernilai :

a. Kurang dari 4%, skor nilai = 0 b. Antara 4% - 7%, skor nilai = 80 c. Antara 7% - 10%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 10%, skor nilai = 100

(27)

7. LDR

Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 85%-110%. Variabel ini diberi bobot nilai 20%. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut;

Jika LDR bernilai :

a. Kurang dari 50%, skor nilai = 0 b. Antara 50% - 85%, skor nilai = 80 c. Antara 85% - 110%, skor nilai = 100 d. Lebih dari 110%, skor nilai = 90

Misalnya suatu bank memiliki nilai LDR 86,93%, maka skor akhir LDR adalah sebesar 20%*100 = 20.

Selanjutnya dengan menggunakan Microsoft Exel 2007, skor masing-masing variable tersebut dijumlahkan, setelah itu data-data tersebut dikonversi ke dalam SPSS 16 untuk selanjutnya dianalisa dengan menggunakanindependent samples T-test.

2.1.10. Analisis Rasio Keuangan

(28)

2.1.11. Kerangka Pemikiran

Penilaian kinerja keuangan diantaranya dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dikeluarkan oleh badan usaha tersebut (info Bank, 2009). Melalui pengukuran dan analisis kinerja perusahaan maka dapat diketahui kondisi perusahaan di masa lalu, saat ini dan berbagai kemungkinan dimasa yang akan datang.

Penilaian tingkat kesehatan bank dinilai berdasarkan beberapa aspek yaitu permodalan, kualitas asset, rentabilitas (earning), dan likuiditas. Aspek-aspek tersebut akan dihitung dan

dibandingkan terhadap dua perusahaan yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan Bank Syariah. Perhitungan dan perbandingan akan didasarkan pada batasan masalah yang telah diuraikan di awal.

Gambar 1.Kerangka Pemikiran

BANK

Bank Syariah Bank Konvensional

Kinerja Keuangan • CapitalAssetEarningLiquidity

Kinerja Keuangan • CapitalAssetEarningLiquidity

(29)

Melalui kerangka pemikiran ini terlihat bahwa kinerja keuangan kedua bank dihitung, dinilai serta dianalisis secara terpisah yang kemudian akan dibandingkan satu sama lainnya. Hasil perbandingan ini akan memperlihatkan bagaimana kinerja keuangan masing-masing bank serta bank yang mana yang lebih baik kinerja keuangannya. Melalui hasil perbandingan ini diharapkan akan memberikan informasi yang bermanfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pertama-tama kedua bank yakni bank syariah dan bank konvensional dihitung masing-masing untuk setiap aspek rasio bank sehingga akan terlihat hasil dan kinerja dari kedua bank tersebut. Setelah nilai tersebut diperoleh maka tahap selanjutnya adalah membandingkan kinerja kedua bank tersebut sehingga diperoleh tingkat kinerja mana yang lebih baik.

2.1.12. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu tentang konsep perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional berikut rinciannya:

Indra Prasetyo (2009) berusaha membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan yang menggunakan sistem bagi hasil dengan perbankan konvensional yang menggunakan sistem bunga dan mengidentifikasi rasio keuangan yang paling membedakan antara sistem bank syariah dan sistem bank konvensional. penelitian ini menggunakan data sekunder dari bank syariah (bank Muamalat Indonesia, dan bank syariah mandiri) dan bank konvensional (bank Mandiri dan BNI). Adapun model yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan. Hasil pengujian menunjaukkan bahwa yang paling membedakan adalah rasio NPM dan LDR. Bank konvensional dengan penerapan sisitem bunga lebih pasti dalam perolehan laba.

(30)

pendapatan yang diperoleh oleh pihakmudharip. untuk rasio LDR bank syariah lebih efektif dibandingakan bank konvensional.

M. Suyanto (2007) membuat perbandingan kinerja Bank Islam (Bank syariah) dengan Bank Konvensional (Bank Umum atau Bank Komersial) di Indonesia. Pertama, Bank Islam

dibandingkan dengan Bank Persero (Bank Pemerintah). Kedua, kinerja Bank Islam dibandingkan dengan Bank Asing. Ketiga, kinerja dibandingkan dengan Bank Konvensional yang terdiri dari 145 bank (Industri Bank). Studi ini menggunakan 9 rasio keuangan untuk kinerja bank. Rasio-rasio ini dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu: a. profitability(ROA, ROE, IER, NIM); b. liquidity(LDR,FDR); c.risk and solvency(CAR, DTAR, NPF); d.commitment tocommunity (CTA). Analisis peneliti mengguanakan ANOVA. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Secara umum bank islam lebih baik dari pada bank asing dan bank umum. Bank Islam lebih

berkomitment terhadap pengembangan masyarakat dibandingkan Bank Persero, Bank Asing dan Bank Umum.

Andi Wijaya (2006) Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat resiko bisnis BPR Konvensional dan BPR Syariah. Analisis yang digunakan adalah analisis diskriminan (Z-score). Sedangkan untuk rasio yang digunakan adalah rasio likuditas (Asset to Loan Ratio, Cash Ratio, LDR), rasio solvabilitas (Capital Ratio, Capital Risk, Capital Adequency Ratio), dan rasio rentabilitas (Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Equity Capital).Sampel BPR, yaitu satu BPR Konvensional dan satu BPR Syariah. Secara umum rasio-rasio bank syariah lebih baik dari pada bank konvensional.

(31)
(32)

Sebagaimana ditulis oleh Wicaksono (2006) hipotesis pada dasarnya adalah suatu anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, pemecahan persoalan maupun dasar penelitian lebih lanjut, apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan

keputusan harus diuji dahulu dengan memakai data hasil observasi.

Dalam industri perbankan, alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja sebuah bank dengan menggunakan rasio keuangan, yaitu himpunan indikator yang berunsurkan variabel-variabelCapital, Assets Quality, Management, EearningdanLiquidity. Rasio keuangan tidak sekedar mengukur tingkat kesehatan sebuah bank, tapi sering pula sebagai indikator dalam menyusun peringkat dan memprediksi kebangkrutan bank.

Sebagaimana disinggung di atas, penelitian ini menyajikan tentang analisis perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional. Untuk menguji apakah masing-masing rasio keuangan berbeda signifikan untuk periode 2008 - 2011 hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H1 : Terdapat perbedaan CAR antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional.

H2 : Terdapat perbedaan PPAP antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional.

H3 : Terdapat perbedaan ROA antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional.

H4 : Terdapat perbedaan ROE antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional.

H5 : Terdapat perbedaan NIM antara kinerja keuangan perbankan syariah

(33)

H6 : Terdapat perbedaan BOPO antara kinerja keuangan perbankan syariah

dengan perbankan konvensional.

H7 : Terdapat perbedaan LDR antara kinerja keuangan perbankan syariah

(34)
(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Sampel Penelitian

Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan Bank Bukopin. Kriteria pengambilan sampel yaitu:

a. Pemilihan kedua bank syariah tersebut dikarenakan kedua bank tersebut memilikiassetdi atas yang lainnya, Bank Syariah Mandiri (BSM) Rp. 48.671.950.025.861 dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) Rp. 32.479.506.000.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua bank ini yang memimpin pangsa pasar bank syariah di Indonesia dan kedua bak syariah ini merupakan bank umum syariah yang menjadi pelopor perbankan syariah di Indonesia.

b. Bank umum konvensional yang dipilih untuk dibandingkan dengan bank umum syariah adalah bank dengan total asset sebanding dengan kedua bank syariah tersebut, yaitu: Bank Bukopin Rp. 54.942.030.000.000, dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Rp. 46.651.141.000.000. Dan kedua bank konvensional yang dipilih merupakan bank umum milik pemerintah.

(36)

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs website masing-masing bank dan melalui situs website Bank Indonesia. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Neraca Keuangan 2008 - 2011 b. Laporan Rugi Laba 2008 - 2011

c. Laporan Kualitas Aktiva Produktif 2008 - 2011

d. Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 2008 - 2011

3.3. Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR)yang mewakili rasio permodalan, Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif(PPAP)yang mewakili rasio kualitas aktiva produktif,Return on Asset (ROA), Return On Equity(ROE), Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO),Net Interest Margin (NIM)yang mewakili rasio rentabilitas, danLoan to Deposit Ratio (LDR)yang mewakili rasio likuiditas.

3.4. Definisi Operasional Variabel 1. Permodalan (Capital)

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko (Dendawijaya, 2003 : 122).

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat berharga. Rumus yang digunakan untuk menghitung CAR adalah:

(37)

CAR = x 100% Total ATMR

2. Kualitas Aktiva Produktif ( Asset)

Indikator yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan terhadap faktor kualitas asset (asset quality)adalah tingkat kecukupan pembentukan PPAP. Rasio pemenuhan PPAP

merupakan rasio yang mengukur kepatuhan bank dalam membentuk PPAP untuk meminimlakan risiko akibat adanya aktiva produktif yang berpotensi menibulkan kerugian. Rumus yang

digunakan untuk menghitung tingkat kecukupan pembentukan PPAP adalah:

PPAP yang telah dibentuk

PPAP = x 100%

PPAP yang wajib dibentuk

3. Rentabilitas (Earning)

Analisis rasio rentabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas terus meningkat.

a. Return On Asset(ROA)

(38)

Laba Sebelum Pajak

ROA = x 100%

Total Aktiva

b. Return On Equity(ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan laba. Berdasarkan info bank standar ROE yang baik adalah > 13%. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROE adalah:

Laba Sesudah Pajak

ROE = x 100%

Total Ekuitas

c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional(BOPO)

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Berdasarkan info bank standar BOPO yang baik adalah 92%.

Rumus yang digunakan untuk menghitung BOPO adalah: Beban Operasional

BOPO = x 100%

Pendapatan Operasional

d. Net Interest Margin(NIM)

Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank dalam mengendalikan biaya-biaya. Berdasarkan info bank standar NIM yang baik adalah 7%.

Rumus yang digunakan untuk menghitung NIM adalah : Pendapatan Bersih

NIM = x 100%

(39)

4. Likuiditas (Liquidity)

Rasio ini menyatakan seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali

uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Suatu bank dapat dikatakan liquid apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit uang layak dibiayai (Dendawijaya,2003:147).

Rumus yang digunakan untuk menghitung LDR adalah: Total Kredit

LDR = x100%

Total Dana Pihak Ketiga

3.5. Alat Analisis

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Analisis Deskriptif

Digunakan untuk menjelaskan kinerja keuangan antara bank syariah dengan bank konvensional untuk periode 2008 - 2011, hasil analisis meliputimeansdanstandard deviation.

(40)

Pengujian dilakukan dengan statistik parametik menggunakanIndependent Sample T-Test ,dengan rumus:

( X1- X2)–(µ1 - µ2) t=

S X - X

Uji ini akan mengarahkan peneliti untuk membuat kesimpulan apakah rasio kinerja keuangan kedua bank tersebut mempunyai perbedaan rata-rata yang signifikan.

3.6. Pengujian Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat

kesalahan (α) 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai

p-value. Keputusan berdasarkan profitabilitas sebagai berikut:

• Jikap-value> 0,05 maka hipotesis ditolak (tidak signifikan) • Jikap-value< 0,05 maka hipotesis diterima (signifikan)

Apabila hipotesis diterima, hal ini menunjukan bahwa perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional memiliki perbedaan signifikan, Namun jika ditolak, berarti tidak ada pebedaan antara bank syariah dan bank konvensional.

(41)
(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji statisticIndependent Sample T-Testdiperoleh bahwa secara umum ada perbedaan signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan

konvensional yang disebabkan oleh tingkat persentase yang jauh berbeda antara rasio keuangan bank syariah dengan rasio keuangan bank konvensional.

2. Penilaian kinerja keuangan secara umum menunjukkan bahwa kinerja perbankan

konvensional tidak lebih baik jika dibandingkan kinerja perbankan syariah dimana rata-rata (mean)Kinerja Bank Konvensional (91,43%), lebih kecil dibandingkanmeanrasio Kinerja Bank Syariah (94,29%).

5.2. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian yang dilakukan hanya menggunakan data sekunder dan hanya menggunakan rasio keuangan sebagai representasi dari sejumlah rasio-rasio keuangan yang ada dimana juga memiliki kekurangan dalam hal akurasi.

5.3. Saran

(43)

1. Bagi Perbankan Syariah

Secara umum, kinerja perbankan syariah lebih baik jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Akan tetapi, ada beberapa rasio yang lebih rendah dari perbankan konvensional. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas rasio-rasio keuangan bank syariah, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Rasio permodalan perbankan syariah dapat ditingkatkan melalui penambahan modal, yakni dengan memperhatikan kebutuhan modal pada setiap ekspansi kredit. Usahakan setiap aset yang berisiko menghasilkan pendapatan sehingga tidak perlu menekan permodalan.

b. Rasio rentabilitas dapat ditingkatkan dengan lebih berhati-hati dalam melakukan ekspansi. Usahakan setiap ekspansi senantiasa menghasilkan laba. Selain itu jangan biarkan asset berkembang tanpa menghasilkan produktifitas.

c. Rasio efisiensi dapat ditingkatkan dengan menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasional. Hal ini dapat dilakukan dengan menutup berbagai cabang yang tidak produktif.

2. Bagi Perbankan Konvensional

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja perbankan konvesional secara umum tidak lebih baik dibandingkan perbankan syariah. Oleh karena itu, perbankan konvensional bisa

mempertimbangkan untuk membuka atau menambah unit usaha syariah atau mengkonversi menjadi bank umum.

(44)

Karena penelitian ini hanya menggunakan tujuh rasio dalam mengukur kinerja perbankan, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio untuk mengukur

(45)

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01

Gedung Meneng Bandar Lampung

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

DAN BANK KONVESIONAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE

CAMEL

(Skripsi)

Oleh:

Nama : Rionaldo Agustian

Npm : 0641031162

Jurusan : Akuntansi

Pembimbing I : Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt Pembimbing II : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

(46)
(47)

1

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2005.Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, UMM Press. Malang.

Anissa, Ria. 2011.Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara PT Bank

Muamalat Dan PT Bank Mega Syariah,Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Lampung.

Bank Indonesia. KEPDIR No. 31/141/KEP/DIR tangga 12 november 2008.

Bank Indonesia. PBI No. 9/I/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

Bank Indonesia. Undang-undang No.10 Tahun 1998 Tentang perubahan UU No.7 tahun 1992

Darsono. 2007. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Keenam. Ekonisia, Yogyakarta.

Dendawijaya, Lukman. 2003.Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2006.Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi ke Lima. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Jakarta : Salemba Empat.

Kasmir. 2011. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(48)

2

Raja Grafindo Persada.

Kuswandi. 2006. Rasio-Rasio Keuangan. Elex Media Komputerindo. Jakarta.

Muhammad. 2005.Manajemen Dana Bank Syariah, Ekonosia Kampus UII, Yogayakarta.

Munawir, S. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke Empat. Liberty, Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992.

Prasetyo, Indra. 2009.Analisis kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional di Indonesia,Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Lampung

Rindawati, Ema. 2008.Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional,Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Setiawan, Agus. 2011Modul Praktikum Program SPSS, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Malahayati Bandar Lampung, Lampung.

Siregar, Mulya E. 2005.Kertas Kerja Seminar Nasional Ekonomi Islam dan Kongres Kelompok Ekonomi Islam se Indonesia,UNDIP, Semarang.

Suyanto, Muhammad. 2007.Perbandingan Kinerja Bank Islam Terhadap Bank Persero, Bank Asing Dan Bank Umum Di Indonesia,Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Syafe’I Antonio, Muhammad. 2001.Bank Syariah,Gema Insani, Jakarta.

Umar, Hamdan, Wijaya, Andi.Analisis Komparatif Resiko Keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional dan BPR Syariah. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol 4 No 7 Juni 2006.

Wicaksono, Yudhy. 2006.Aplikasi Excel Dalam Menganalisis Data,PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

(49)

3

(BPR) Konvensional Dan BPR Syariah,Skripsi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Lampung.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini merupakan penjabaran kerangka teoritik dari penelitian yang dilakukan terdiri dari pengertian Bank Konvensional dan Bank Syariah, Laporan Keuangan Perbankan, Penilaian

Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi mengenai kinerja keuangan perbankan yang dihitung dengan rasio keuangan bank yang meliputi rasio

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional pada PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Bank

Alat ukur kinerja yang dapat digunakan dengan didasarkan pada laporan keuangan adalah dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat mengetahui kinerja

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara keuangan, hal ini dikarenakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan dengan perbankan

Berdasarkan pendahuluan yang telah dipaparkan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu bagaimana kinerja keuangan antara bank syariah dan bank

Tujuan dari analisis dalam penelitian ini adalah membandingkan kinerja keuangan untuk mengetahui bank mana yang memiliki kinerja keuangan lebih baik antara Bank