BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Kegiatan usaha yang paling dominan dan sangat dibutuhkan keberadaannya di dunia ekonomi dewasa ini
adalah kegiatan usaha lembaga keuangan perbankan. Secara umum perbankan
adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu penghimpun dana,
penyediaan dana, dan memberikan jasa bagi kelancaran lalu lintas dan peredaran
uang (karim, 2004:18).
Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis dan banco dalam bahasa
Italia, yang berarti peti, lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan
fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti
berlian, peti uang dan sebagainya. Di dalam Alquran, istilah bank tidak
disebutkan secara eksplisit. Akan tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang,
memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban
maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, sedaqah, rampasan perang,
jual beli, utang dagang, harta dan sebagainya, yang memiliki peran tertentu dalam
Jenis bank ada dua yaitu bank konvensional dan bank syari’ah. Pertumbuhan keuangan islam yang saat ini sedang banyak di bicarakan dan di bahas di indonesia. Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai Syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat
Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Praktek-praktek seperti menerima titipan
harta, miminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis,
serta pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW.
Sektor yang berperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran (Kashmir, 2004:23).
atas sistem secara keseluruhan. Memang benar dalam perbankan islam, melarang menerima dan membayar bunga menjadi inti dari sistem tetapi perbankan islam idealnya juga didukung oleh prinsip-prinsip islam lainnya. Sedangkan sistem keuangan konvensional memusatkan terutama hanya pada aspek transaksi keuangan dan ekonomi.
Fungsi utama perbankan sebagai lembaga intermediasi adalah menerima simpanan dari nasabah yang kelebihan dana, dan meminjamkan kepada nasabah lain yang membutuhkan dana. Bagi perbankan konvensional, selisih antara besarnya bunga yang dikenakan kepada para peminjam dana dengan imbalan bunga yang diberikan kepada nasabah penyimpan merupakan sumber keuntungan terbesar. Hal inilah yang menjadi perbedaan pokok antara perbankan syari’ah dengan perbankan konvensional, yakni adanya larangan pengambilan bunga. Sistem operasionalnya, perbankan syari’ah pada dasarnya memiliki comparative advantage yang tidak dapat tersaingi sistem konvensional, yaitu digunakannya standar moral islami dalam kegiatan usahanya, dimana azas keadilan dan kemanfaatan bagi seluruh umat mampu mendorong terciptanya sinergi yang sangat bermanfaat bagi bank dan nasabahnya. Selain itu, penerapan prinsip bagi hasil sebagai salah satu prinsip pokok dalam kegiatan perbankan syari’ah juga akan menumbuhkan rasa tanggungjawab pada masing-masing pihak, baik bank maupun debiturnya.
yang lebih besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Masyarakat sebagai pihak yang paling berperan, pada umumnya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik simpati masyarakat. Simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank tidak terlepas dari keadaan keuangan bank, termasuk kesehatan bank tersebut.
Perbankan sebagai bidang usaha yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara (Agent of Development) diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sukses tidaknya suatu perbankan dipengaruhi oleh banyak aspek seperti aspek manajemen, sumber daya manusia, pemasaran, dan kondisi keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai sehat tidaknya, atau kemungkinan berkembang tidaknya suatu perbankan. Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, baik oleh pihak manajemen maupun pihak eksternal. Melalui laporan keuangan kita dapat melihat posisi neraca, laba-rugi, arus kas dan ekuitas perusahaan apakah dalam keadaan sehat atau semakin buruk dari tahun ketahun.
masyarakat dan kepercayaan yang diberikan, maka setiap lembaga perbankan harus membuat laporan hasil kinerja keuangan berdasarkan ketentuan-ketentuan dari Bank Indonesia selaku pengawas perbankan di Indonesia. Alat yang biasa yang digunakan untuk mengetahui kinerja tersebut adalah dengan menggunakan analisis rasio, yakni profitability ratio, asets quality ratio, liquidity ratio, effisiensy ratio dan solvabilitas ratio. Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan rugi laba bank secara individual maupun secara bersama-sama.
Dari tempo yang relatif singkat, perbankan syariah telah mengalami kemajuan yang menggembirakan, baik dari jumlah kantor, jumlah aset, dana pihak ketiga yang dihimpun, atau pembiayaan yang disalurkan. Namun demikian, kontribusi perbankan syariah dibandingkan dengan total perbankan masih amat kecil. Bank Indonesia mengeluarkan Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia sebagai peletak posisi dan cara pandang Bank Indonesia dalam mengembangkan perbankan syariah di Indonesia dan berfungsi sebagai pedoman bagi para stakeholder perbankan syariah. Cetak Biru ini juga memuat inisiatif-inisiatif guna mencapai sasaran yang ditentukan. Inisiatif penting adalah mendukung terciptanya efisiensi dan daya saing bank syariah. Efisiensi tersebut dapat dicapai antara lain dengan meningkatkan economies of scale dan economies of scope.
harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.
Keberadaan bank (konvesional dan syariah) secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank (konvensional dan syariah) dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Lebih lanjut, perilaku nasabah terhadap produk perbankan (bank konvensional dan bank syariah) dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. adakah perbedaan return on asset perbankan konvensional dengan perbankan syariah ?
2. adakah perbedaan non performing loan perbankan konvensional dengan perbankan syariah ?
3. adakah perbedaan loan to deposit ratio perbankan konvensional dengan perbankan syariah ?
4. adakah perbedaan biaya operasional biaya pendapatan perbankan konvensional dengan perbankan syariah ?
5. adakah perbedaan quick ratio perbankan konvensional dengan perbankan syariah ?
6. adakah perbedaan capital adequacy ratio perbankan konvensional dengan perbankan syariah ?
7. adakah perbedaan kinerja keuangan secara keseluruhan perbankan konvensional dengan perbankan syariah ?
1.3 Tujuan penelitian
Dari perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, penulis menyimpulkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. mengetahui apakah ada perbedaan non performing loan perbankan konvensional dengan perbankan syariah
3. mengetahui apakah ada perbedaan loan to deposit ratio perbankan konvensional dengan perbankan syariah
4. mengetahui apakah ada perbedaan biaya operasional biaya pendapatan perbankan konvensional dengan perbankan syariah 5. mengetahui apakah ada perbedaan quick ratio perbankan
konvensional dengan perbankan syariah
6. mengetahui apakah ada perbedaan capital adequacy ratio perbankan konvensional dengan perbankan syariah
7. mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan secara keseluruhan perbankan konvensional dengan perbankan syariah
1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1) Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh
pengalaman dan ilmu pengetahuan baru mengenai perbankan syariah. 2) Bagi Bank syariah, dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk
mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan.