• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SERDANG KECAMATAN TANJUNGBINTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SERDANG KECAMATAN TANJUNGBINTANG"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SERDANG KECAMATAN TANJUNGBINTANG

Oleh TEKAD

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Peningkatan aktivitas belajar IPA dengan menggunakan media gambar pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjungbintang, (2) Peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan media gambar pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjungbintang.

Penelitian sejumlah 27 orang siswa SD Negeri 3 Serdang . Pengambilan data menggunakan metode observasi, tes tulis dan perbuatan, serta dokumentasi. Penelitian dilakukan dengan tiga siklus. Setiap siklus dilakukan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pelaksanaan tindakan secara berurutan berupa: pembelajaran klasikal, dan pembelajaran kelompok menggunakan media gambar.

Hasil penelitian pada siklus I, aktifitas pembelajaran klasikal hanya mencapai 54,22%, pada siklus II 66,15% naik pada siklus III 84,61%. Dan hasil penelitian untuk pembelajaran kelompok menggunakan media gambar siklus I, 74,82%, siklus II 86,16% dan siklus III 92,77%. Sedangkan untuk hasil belajar siswa tiap per siklus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari siklus I 66,66% naik pada silkus II yaitu 76,92% dan pada siklus III mencapai 100%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran menggunakan media gambar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjungbintang. Maka disarankan kepada (1) para guru, untuk meningkatkan proses pembelajaran maupun hasil belajar IPA, (2) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai dengan penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih sempurna agar lebih terarah dan mendapatkan hasil yang maksimal.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi

dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan

dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang

memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya

untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak

cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional saja. (Mohamad Nur, 2003).

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI No. 20 Th. 2003).

Tujuan ini dituangkan dalam tujuan pembelajaran IPA yaitu melatih cara

berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan

kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan

infomasi atau mengkomunikasikan gagasan. Sehingga IPA merupakan bidang

ilmu yang strategis untuk membentuk generasi yang siap menghadapi era global

yang penuh dengan kompetitif tersebut.

Untuk mecerdaskan kehidupan bangsa maka dengan jalur formal

dipandang sebagai suatu jalan yang tepat, karena pada lembaga pendidikan

(3)

2

2

sehingga akan diperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan serta pengalaman yang

baru dan belum pernah ia ketahui sebelumnya.

Meskipun pendidikan formal demikian pentingnya dalam kehidupan ini,

namun banyak pula ditemui kesulitan dan hambatan terutama dengan terbatasnya

kemampuan kondisi ekonomi keluarga siswa yang rata-rata ekonominya

menengah kebawah, dan umur siswa yang rata-rata berusia 8 (delapan) tahun

sudah duduk di kelas IV serta sarana dan prasarana sekolah yang kurang seperti

tidak adanya ruang guru, tidak adanya kantor kepala sekolah dan perpustakaan

yang menjadi satu dengan ruang kepala sekolah.

Pelaksanaan pengajaran yang dilakukan guru-guru di sekolah SD Negeri 3

Serdang dilakukan sebagai mana guru-guru sekolah dasar lainnya yang dimana

siswa diarahkan sedemikian rupa, sehingga mau tidak mau siswa dituntut untuk

mematuhi ketentuan yang telah diterapkan dan ditetapkan oleh pihak sekolah

terutama dalam pelajaran IPA.

Apabila hal tersebut telah terjadi pada diri siswa tersebut, besar

kemungkinan aktivitas dan hasil belajar siswa rendah, terutama terbatasnya

sumber-sumber pelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, sumber yang

didapat guru untuk diajarkan pada siswa hanya menggunakan satu buku saja,

itupun buku yang dimiliki sekolah tidak memenuhi untuk dipinjamkan kepada

siswa, karena buku sudah banyak hilang dan rusak sedangkan untuk IPA hanya

tersisa 6 (enam) buku saja.

Sedangkan murid kelas IV berjumlah 27 anak dalam 1 kelasnya. Agar

setiap anak dapat belajar guru menyiasatinya dengan 1 bangku 1 buku untuk 2

(4)

3

3

Itu juga berlaku untuk pelajaran yang lain seperti IPS, Bahasa Indonesia dan

IPA, sedangkan untuk pelajaran PKn, buku sudah mencukupi.

Minat sangatlah penting menentukan seseorang untuk menekuni pelajaran

di sekolah, terutama minat dalam menekuni pelajaran IPA. Lemahnya minat siswa

dalam pelajaran IPA karena sebagian siswa beranggapan kalau IPA itu pelajaran

yang rumit dan memeras otak. Ini dapat dilihat dengan seringnya siswa setiap

belajar IPA banyak yang gelisah dan tidak tenang, pandangan anak tidak fokus

dan cenderung melihat samping kiri samping kanan tepatnya kearah teman yang

ada disampingnya.

Mengatasi kurangnya motivasi siswa dalam pelajaran IPA maka perlu

usaha peningkatan motivasi dengan memberi variasi model pembelajaran yang

bersifat Cooperative Learning yang menarik atau menyenangkan, yang melibatkan siswa, yang dapat meningkatkan aktivitas dan tanggung jawab siswa.

Dari kutipan di atas, jelas minat yang dimiliki anak pada pelajaran IPA

sangatlah rendah, seharusnya semua siswa harus memiliki minat yang tinggi pada

semua pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Karena minat sendiri merupakan

faktor terpenting dalam pendidikan dan berperan serta dalam proses belajar.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. 70 % siswa kelas IV SD Negeri 3 Serdang, ketika dijelaskan tidak

(5)

4

4

2. Pada saat proses pembelajaran ,Sebagian siswa bermain.

3. Kondisi Sosio-Kultur Kelas kurang kondusif

4. Sajian materi tidak menantang

5. Rendahnya aktivitas belajar siswa

6. Tidak adanya pujian dan hukuman, terhadap siswa.

7. Kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

tidak serius terhadap mata pelajaran mengakibatkan nilai siswa.

8. Kurangnya memberikan pertanyaan kepada siswa.

9. Hasil belajar IPA siswa rendah.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam latar belakang di atas

adalah

1. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas

belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan

Tanjung Bintang ?.

2. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar

IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjung

Bintang ?.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar IPA dengan menggunakan media gambar

pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjung

(6)

5

5

2. Peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan media gambar

pada siswa Kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjung

Bintang.

E. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian tindakan kelas ini akan diperoleh beberapa manfaat

yang sangat bearti. Adapun manfaat penelitian adalah :

1. Bagi Guru, dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru

dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dan bagai mana

mengatasinya.dan menambah wawasan guru dalam rangka

menghadapi siswa yang lemah untuk memiliki motivasi belajar.

2. Bagi siswa, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang

mengalamikesulitan dalam pelajaran IPA.

3. Bagi Sekolah, Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat yang baik

pada sekolah dalam rangka perbaikan dan meningkatkan mutu

4. Bagi ilmu pendidikan di Sekolah Dasar, memberi referensi judul

penelitian. Dan dapat memberikan informasi dalam peningkatan

kualitas pendidikan.

(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang secara sadar

untuk mencapai suatu perubahan yang sebelumnya belum mengerti menjadi

mengerti. Perubahan yang dicapai karena adanya proses belajar yang disebut

dengan perubahan hasil belajar tersebut seperti penambahan pengetahuan baru.

Penambahan pengalaman dan keterampilan dan sejenisnya yang mencakup

kepada aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik dengan menggunakan belajar

kelompok.

Menurut pendapat Sudirman (1965 : 23) bahwa belajar adalah sebagai

rangkaian jiwa psikofisik untuk memenuhi perkembangan pribadi manusia

seutuhnya yang berarti bagi masyarakat unsur cipta rasa dan karsa, rana, kognitif,

efektif dan fisiko motorik.

Proses pembelajaran akan berlangsung dalam situasi yang sadar dan

direncanakan serta dengan tujuan yang jelas. Proses belajar tidak hanya sekedar

menghafal, tetapi siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak siswa

mereka sendiri. Proses tersebut melibatkan interaksi antara guru dengan siswa

secara emosional. Ikatan emosional yang terjalin baik akan sangat mendukung

kepada tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh sebab itu proses

pembelajaran peran guru sebagai fasilator, administrator, motivator sangat

ditentukan.

Hamalik(1975 : 28

atau perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah

(8)

Melalui pengajaran dan latihan, siswa diupanyakan memiliki pengalaman

yang baik terhadap diri dan gurunya yang didukung dengan terjadinya perubahan

dalam dirinya kearah yang positif. Selain itu dalam proses belajar juga terjadi

proses bimbingan dari guru kepada siswa dalam penguasaan materi dan bahan

pelajaran agar tercaai hasil yang optimal.

Dari beberapa pernyataan, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah

cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan dengan unsur

cipta rasa dan karsa, rana, kognitif, efektif dan fisiko motorik.

B. Aktivitas Belajar

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa

belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku

kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar,

maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak

melakukan aktivitas belajar. Dimyati, (2006: 62) berpendapat bahwa guru harus

berperan dalam mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing

siswa, artinya mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat

mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan

dan keterampilan

Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami

sendiri. Thomas M. Risk (dalam Rohani, 2004: 6) mengemukakan tentang belajar

mengajar sebagai berikut: mengajar adalah proses membimbing pengalaman

belajar. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu

(9)

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam

pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang

dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa:

aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang

dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam benak anak

Senada dengan hal diatas, Gie (1985: 6) mengatakan bahwa:

-nya

selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan

atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang meng-akibatkan

perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau ke- mahiran yang

sifatnya tergantung pada sedikit ba

Sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar

adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka

inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan

pengarah. Dan Hamalik (2001: 171) mengatakan bahwa pengajaran yang efektif

adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan

aktivitas sendiri.

berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

(10)

sendiri, siswa dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan

siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya

sendiri tentang konsep-konsep matematika dengan bantuan guru. Dalam hal ini,

aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung dibatasi pada

ruang lingkup.

C. Pengertian Hasil Belajar

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literatur, prestasi

selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu

Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu :

(a). Keterampilan dan kebiasaan;

(b). Pengetahuan dan pengertian;

(c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan

bahan yang ada pada kurikulum sekolah, (Nana Sudjana, 2004:22).

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai hasil belajar, terlebih dahulu

akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah

dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh

seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh karena itu semua individu

(11)

menginginkan hasil yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus

belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang

pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan.

Kemampuan di sini berarti kemampuan individu siswa dalam mengerjakan

sesuatu.

taksonomi dengan ranah belajar, yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sistesis, dan penilaian. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik

seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Sedangkan ranah afektif berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai,

dan emosi yang dipelajari.

Dari uraian di atas jelas bahwa suatu proses pembelajaran pada akhirnya

akan menghasilkan kemampuan manusia berupa pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Perubahan kemampuan merupakan indikator untuk menunjukkan

hasil belajar siswa. Perubahan perilaku yang harus dicapai tertuang dalam tujuan

pembelajaran dan dapat diukur dengan menggunakan tes dan non-tes.

D. Media Gambar

Keberhasilan belajar siswa secara optimal bisa terwujud bila guru

menerapkan media gambar dalam pembelajaran. Apabila seorang guru melihat

prestasi belajar yang belum mencapai hasil yang optimal maka diperlukan adanya

(12)

salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam. (Dirjen Dikdasmem, 1997/1998:3).

Media gambar dapat diartikan sebagai sesuatu yang melukiskan atau

menggambar garis-garis sebagai kata sifat. Gambar Graphies diartikan sebagai

penjelasan yang kuat atau penyajian yang efektif. Basuki Wibawa dan Parida

Mukti (1991 : 28) menyatakan bahwa media gambar memiliki beberapa fungsi,

yakni 1) dapat mengembangkan kemampuan visual, 2) mengembangkan imajinasi

siswa, 3) membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang

abstrak, atau peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan didalam kelas, dan 4) dapat

mengembangkan segala bentuk kreativitas siswa. (Darsana, 2002:59). Oleh karena

itu, media ini dijadikan solusi terbaik untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi

siswa, yakni siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna,

lebih menguasai wawasan dan keterampilan dalam belajar konsep sikap dan nilai

serta dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya dalam mata pelajaran IPA.

Bagi para guru, agar dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

dengan mengupayakan penerapan model pembelajaran berbasis media dalam

kegiatan belajar-mengajar serta mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme

guru dalam menjalankan tugasnya. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat

digunakan untuk mengambil suatu kebijakan yang tepat dalam kaitannya sebagai

upaya dan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien di sekolah.

Penulis menyimpulkan media gambar adalah alat yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan mengupayakan

penerapan model pembelajaran menggunakan gambar.

(13)

Menurut Basuki dan Farida (2001: 42), mengemukakan kelebihan dan keterbatasan media gambar, yaitu: Kelebihan media gambar:

1) Umumnya murah harganya 2) Mudah didapat

3) Mudah digunakan

4) Dapat memperjelas suatu masalah 5) Lebih realistis

6) Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan 7) Dapat mengatasi keterbatasan ruang

Kelemahan media gambar :

1) Semata-mata hanya medium visual

2) Ukuran gambar kurang tepat untuk pengajaran dalam jumlah besar. 3) Memerlukan ketersediaan sumber ketrampilan dan kejelian guru untuk

dapat memanfaatkannya.

Arif S. Sadiman (1992: 29) mengemukakan kelebihan dan keterbatasan media gambar adalah:

Kelebihan media gambar :

1) Sifatnya konkrit : lebih realistis menunjukkan pokok masalah yang dibandingkan dengan gambar verbal semata

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu 3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita

4) Dapat memperjelas suatu masalah kesalah pahaman dalam bidang apa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan keslah pahaman

5) Murah harganya dan gampang di dapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus

Kelemahan media gambar :

1) Hanya menekankan persepsi indra mata

2) Gambar benda yang terlaku kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran

3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar

4) Memerlukan keterbatasan sumber dan ketrampilan kejelian untuk dapat memanfaatkannya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat di simpulkan fungsi dari media

gambar adalah kelebihan 1) Sifatnya konkrit 2) Dapat mengatasi keterbatasan

(14)

Dan kelemahan 1) Hanya medium biasa 2) Ukurannya sangat terbatas untuk

kelompok besar 3)Memerlukan kejelian guru untuk memenfaatkannya.

F. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Gambar

Langkah-langkah penggunaan media gambar Langkah-langkah pembelajaran IPA

di kelas IV dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Persiapan

Selain menyiapkan media gambar yang akan digunakan guru harus benar-benar

memahami pembelajaran dan memiliki berbagai macam strategi yang mungkin

yang akan ditempuh siswa dalam menyelesikanya

b) Pelaksanaan

Pada bagian ini siswa di perkenalkan dengan strategi pembelajaran yang dipakai

dan diperkenalkan dengan media gambar, kemudian siswa diminta untuk

mencermati media gambar tersebut dengan cara mereka sendiri.

c) Proses pembelajaran

Siswa mencoba berbagai strategi untuk menyelesaikan masalah sesuai

dengan pengamatanya dapat dilakukan secara peroraangan, dengan

mengerjakan LKS yang di berikan oleh guiru untuk dinilainya.

d) Penutup

Setelah mencapai kesepakatan tentang srategi dalam mengerjakan LKS

nya di kelas kelas, siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat

itu pada akhir pembelajaran siswa harus mengerjakan soal evaluasi

yang lain menuju tingkat kesuksesan dan keaktifan siswa.

(15)

Proses belajar IPA diperlukan suatu komponen untuk mencapai

pembelajaran yang konstektual. Program pembelajaran merupakan rencana

kegiatan kelas yang direncanakan oleh guru, yang berisi skenario tahap demi

tahap tentang apa yang dilakukan bersama siswanya yang berhubungan dengan

materi yang akan di pelajari.

Program yang dirancang oleh guru benar-benar terencana dan dikerjakan

oleh siswa secara bersama siswanya. Belajar IPA memerlukan pemusatan pikiran

untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan yang ada dan harus

dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, menyimpulkan pelajaran IPA merupakan mata

pelajaran yang bersifat abstrak sehingga dituntut kemampuaan guru untuk

mengupayakan metode yang bersifat abstrak sehingga dituntut kemampuan guru

untuk mengupayakan metode yang menarik sesuai tingkat kemampuan siswa dan

perkembangan mental. Maka diperlukan model pembelajaran yang dapat

membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.

H. Tujuan Pembelajaran IPA SD

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas,

2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran

Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

(16)

masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan

(7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Dalam konteks pembahasan kali ini, tujuan pembelajaran sains di SD

adalah dimaknai sebagai sesuatu yang diharapkan akan dicapai oleh peserta didik

setelah melalui suatu proses pembelajaran IPA tertentu di SD. Tujuan

pembelajaran yang dirumuskan pada langkah awal pembelajaran digunakan

sebagai acuan dalam kegiatan pem-belajaran dan proses penilaian yang akan

dilakukan.

Tujuan pengajaran sains di sekolah bisa sangat beragam, yaitu: sains

sebagai produk, sains sebagai proses, sains-teknologi dan masyarakat ataupun

sains untuk pengembangan sikap dan nilai, dan pendekatan ketrampilan personal

dan sosial. Secara keseluruhan berbagai kemungkinan tujuan pengajaran sains ini

bisa diwujudkan melalui pengajaran sains di laboratorium.

Sains sebagai produk atau sains buku teks adalah pengajaran tubuh

pengetahuan sains yang terdapat dalam buku pelajaran sains. Berbagai topik

bahasan sains di sekolah biasanya diajarkan dengan beragam konsep dan

keterkaitannya, serta hubungan antara berbagai konsep tadi dengan,

hukum-hukum alam, penjelasan teoritis, beragam diagram, contoh perhitungan,

eksperimen dll. Di Indonesia selama ini apa yang harus diajarkan dan susunan

(17)

kantor Depdiknas di Jakarta. Pada saat pembuatan isi kurikulum terdapat suatu

konsensus diantara perancangnya tentang detail bagian mana yang menjadi topik

sains yang harus diajarkan dan pada tingkatan mana hal itu diajarkan. Sehingga

pengarang buku teks dan guru sains di negara kita tinggal mengikuti apa yang

sudah ditetapkan tersebut.

I. Fungsi Motivasi Belajar IPA

Motivasi sangat berarti dalam proses belajar IPA. Dalam belajar IPA,

motivasi mempunyai fungsi:

a. Mendukung seseorang untuk belajar IPA, sebagai penggerak yang

memberikan energi atau kekuatan seseorang untuk belajar IPA.

b. Menyeleksi perbuatan, yaitu untuk menentukan perbuatan-perbuatan mana

yang harus dilakukan.

c. Mendorong timbulnya tingkah laku untuk belajar IPA.

Karena salah satu fungsi dari motivasi adalah sebagai pendorong

sebagaimana disebutkan di atas, maka motivasi belajar IPA sangat diperlukan

dalam pembelajaran IPA dalam usaha pencapaian prestasi belajar. Sorang siswa

melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik

dalam belajar IPA akan menunjukkan hasil yang baik pula. Adanya usaha yang

tekun dan terutama diiringi adanya motivasi, maka siswa yang belajar IPA

tersebut akan menghasilkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi siswa akan

sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar IPAnya. Siswa yang

memiliki motivasi belajar IPA tinggi, akan menampakkan minat yang besar dan

(18)

belajar yang diberikan oleh guru. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi

fisik maupun psikis terhadap kegiatan belajar IPA.

J. Upaya Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:102), untuk meningkatkan motivasi

belajar dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu: (1) Optimalisasi penerapan

prinsip belajar, (2) Optimalisasi unsur dinamis belajar. (3) Optimalisasi

pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa, (4) Pengembangan cita-cita dan

aspirasi belajar.

Kaitannya dengan IPA, masing-masing cara tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Optimalisasi penerapan prinsip belajar IPA.

Kehadiran siswa di kelas merupakan awal motivasi belajar IPA. Untuk

dapat membelajarkan IPA disyaratkan guru telah mempelajari bahan

pelajaran, telah menguasai cara-cara mempelajari bahan, dan guru telah

memahami sifat bahan pelajaran tersebut serta menguasai metode

pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas.

b. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajar IPA.

Seorang siswa akan belajar IPA dengan seutuh pribadinya, jika perasaan,

kemauan, dan kemampuannya tertuju pada belajar IPA. Tetapi ketertujuan

juga dipengaruhi kelelahan jasmani atau mentalnya, ataupun naik turun

energi jiwanya.

c. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa

Sebagai penggerak, guru perlu memahami dan mencatat

(19)

kesukaran pengalaman belajar IPA, dan segera membantu mengatasi

kesukaran belajar IPA siswa .

d. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar IPA.

Siswa yang telah termotivasi belajar IPAnya, dengan penuh kesadaran

siswa tersebut dapat menggunakan waktu secara efektif dalam belajar

IPA, baik berupa aktifitas dalam mengikuti kegiatan belajar IPA, aktifitas

dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah, pemanfaatan perpustakaan,

aktifitas dalam kerja kelompok, dan kerajinan masuk sekolah.

Bertolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar

IPA adalah suatu dorongan yang ada pada diri sendiri (intrinsik) maupun suatu

usaha dorongan dari luar (ekstrinsik) kepada seseorang sehingga orang tersebut

mau melakukan kegiatan belajar IPA, yang ditandai dengan menggunakan waktu

belajar IPA secara efektif, aktif mengikuti kegiatan belajar IPA ,aktif

mengerjakan tugas tugas sekolah, memanfaatkan perpustakaan untuk mendukung

belajar IPAnya, aktif dalam kerja kelompok, dan rajin masuk sekolah.

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih

mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling

berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk

saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi hakekat

sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam

pembelajaran kooperatif. (Trianto, 2007:41).

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,

(20)

dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada

semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan

belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman

sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

K. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan

Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut :

dengan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta

memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam

Mukhlis, 2003: 3).

Sedangkan menurut Mukhlis (2003: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2003: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke

siklus yang berikutnya.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 3 (tiga) siklus,

dimana tiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali tatap muka. Setiap siklus terdiri

dari 4 (empat fase) kegiatannya yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, observasi, dan

Refleksi,dengan tahapan siklus I, II dan III.

(22)

Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Serdang kecamatan Tanjung

Bintang . Subjek penelitian adalah siswa kelas IV berjumlah 27 orang. 15 orang

siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Siswa kelas IV rata-rata berumur

10 tahun sampai 11 tahun. Siswa kelas IV SDN 3 Serdang Kecamatan Tanjung

Bintang memiliki kecerdasan menengah ke bawah untuk nilai rata-rata kelas

pelajaran IPA. Siswa kelas IV SD Negeri 3 Serdang berasal dari keluarga

menengah ke bawah.

Alasan memilih SD Negeri 3 Serdang sebagai tempat penelitian karena

peneliti sendiri adalah guru di SD tersebut, sehingga peneliti lebih mengetahui

keadaan kelas terhadap siswa dan proses pembelajaran.

C. Prosedur Penelitian

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka

penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart

(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus

yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),

observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan

refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang

berupa identifikasi permasalahan. Tahapan per siklus dapat di lihat sebagai

berikut:

(23)

SIKLUS I

SIKLUS II

Siklus III

Siklus I

Untuk penjelasan alur tahapan per siklus ini terdiri dari tiga siklus, yang

masing-masing siklus terbagi dalam empat bagian, yaitu 1) rencana, 2) tindakan, Refleksi

Pelaksanaa

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Pelaksanaa

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Pelaksanaa

(24)

3) observasi, 4) refleksi. Kemudian dari proses secara keseluruhan tersebut

dibuatlah suatu evaluasi hasil pembelajaran dan kesimpulan yang dikemas dalam

satu laporan.

Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum

masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan.

Penjelasan per siklus adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model

kontekstual berbasis masalah.

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya, dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana

masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama)

(25)

di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk

memperbaiki sistem pengajaran yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan penelitian melakukan 6 (enam) kegiatan utama

meneliti kelas dalam tahap pertama ini peneliti menemukan beberapa masalah.

1. Siswa tidak fokus pada saat materi diajarkan

2. Pada saat diberi latihan anak menyontek

3. Bila diberi pekerjaan rumah tidak dikerjakan

4. Lemahnya minat anak dalam pelajaran terutama pelajaran IPA

Berdasarkan masalah tersebut diambil salah satu masalah yaitu

faktor-faktorlemahnya minat anak pada pelajaran IPA.

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah masalah penelitian dianalisa tindakan yang dipakai tindakan yang

berpedoman pada apa yang dirancang peneliti sebagai upaya perbaikan metode

pengajaran IPA dengan menggunakan media gambar yang menarik.Untuk

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Menentukan RPP dan tindakanRPP

dilampirkan penelitian dibuat dalam 1(satu) siklus.

(26)

Masalah yang diteliti adalah factor-faktor lemahnya minat anak dalam

pelajaran IPA hal factor-faktor, (1) menjawab pertanyaan guru, (2) hasil

mengerjakan latihan tertulis, (3) hasil ulangan.

c.

d. Refleksi

Tahapan penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan dengan menggunakan berbagai criteria. Refleksi dilakukan

dengan mengidentifikasikan rencana tindakan yang terlaksana dan belum

terlaksana serta efek-efek yang timbul karena tindakan yang bersangkutan serta

penentuan tingkat perkembangan atau keberhasilan penerapan tindakan.

Tahap-tahap di atas, yang membentuk satu siklus, dapat dilanjutkan ke

siklus berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi ulang

berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Dengan demikian,

gambar 1 di atas dapat dikembangkan menjadi gambar 2 (McNiff, 1992: 23).

Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan tergantung pada apakah masalah

(utama) yang dihadapi telah terpecahkan.

Model ini terdiri atas tiga siklus. Siklus pertama diawali dengan

pengidentifikasian masalah awal yang mendorong dilaksanakannya penelitian

tindakan. Langkah selanjutnya adalah memperdalam masalah tersebut dengan

mempertajam dan mencari penyebab timbulnya masalah itu. Atas dasar langkah

tersebut disusunlah rencana umum pemecahan masalah yang meliputi tindakan

tertentu. Langkah berikutnya adalah mengimplementasikan tindakan tersebut.

Pada fase ini sekaligus dilakukan monitoring terhadap pelaksanaan tindakan dan

dampak yang dihasilkan oleh tindakan tersebut. Langkah terakhir adalah

(27)

yang dihadapi dan untuk melihat hasil akhir keseluruhan proses. Siklus pertama

berakhir pada langkah ini.

Apabila masih ditemukan adanya masalah yang belum terpecahkan maka

peneliti dapat melangkah ke siklus kedua, dengan membuat rencana tindakan

ulang berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Dengan demikian,

pada siklus kedua ini terjadi revisi atau modifikasi rencana tindakan pertama,

sesuai dengan keadaan di lapangan. Langkah-langkah selanjutnya relatif sama

dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan pada siklus pertama. Demikian

seterusnya hingga masalah yang dihadapi dapat terpecahkan. Untuk itu barangkali

diperlukan lebih dari tiga siklus; dan hal itu tidak menjadi masalah, karena jumlah

siklus tidak ditentukan oleh hal lain kecuali terpecahkannya masalah.

D. Perencanaan Penelitian

Prosedur penelitian ini akan dilaksanakan perencanaan sebagai berikut :

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP )

c. Menentukan materi bahan ajar

d. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan diskusi

kelompok

e. Menyiapkan instrumen ukur berupa lembar observasi untuk

mengukur hasil belajar siswa

f. Menyusun alat evaluasi berupa test untuk mengetahui respon dan

hasil unjuk kerja atau hasil belajar siswa SD Negeri 3 Serdang.

Tahapan-tahapan tersebut yaitu :

(28)

Dalam tahapan perencanaan penelitian melakukan 6 kegiatan utama meliputi :

meneliti kelas, menentukan tindakan, membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran, perbaikan, membuat lembaran observasi , menentukan jadwal

penelitian dan membuat matrik metodologi penelitian.

Pada tahapan ini digunakan menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan

diantaranya satuan pembelajaran, rencana pembelajaran dan alat evaluasi. Waktu

yang digunakan untuk menyampaikan materi tentang proses penjelasan materi

b. Menentukan Tindakan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan diantaranya

satuan pembelajaran, rencana pembelajaran dan media pembelajaran.

c. Membuat RPP

Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan

skenario pembelajaran yang meliputi :

1. Kegiatan awal

2. Berdo`a

3. Apersepsi

4. Guru mencoba menggali pengalaman sehari-hari siswa yang berhubungan

dengan materi pembelajaran

5. Memberikan pertanyaan, guru berusaha memperoleh jawaban dari siswa

sebanyak-banyaknya.

1. Kegiatan Inti

a) guru membagi kelompok setiap kelompok berjumlah 4 oarang dan

(29)

b) ketua kelompok menjelaskan topik diskusi, tujuan materi pokok dan

hasil yang akan disampaikan sejelas-jelasnya kepada kelompok

sehingga peserta diskusi memiliki persepsi yang sama tentang materi

yang dibahas

c) masing-masing kelompok melakukan pembahasan

d) peserta diminta untuk mengemukakan pendapat serta saling bertukar

pikiran untuk menemukan pemecahan masalah atau pendapat yang

sesuai.

e) menguji kembali setiap kesempatan yang diambil sebelumnya dalam

hal ini masih terdapat kelemahan pada kesempatan itu dapat

diperbaiki atau disempurnakan lagi

f) memberikan jawaban/ menyempurnakan hasil yang telah

didiskusikan

2. Kegiatan Akhir

a) Melaporkan hasil diskusi kelompok

b) Membuat suatu kesimpulan

c) Memberikan tugas rumah

d) Salam penutup

d. Membuat Lembaran Observasi

Guru mengamati kondisi awal sebelum penelitian, Adapun yang perlu

diamati adalah aktivitas siswa konsentrasi siswa, siswa yang aktif bertanya, dan

(30)

Tabel 2 Lembaran Observasi

No. Nama Siswa Hasil Belajar Daftar Nilai

Pada tahapan ini merupakan penerapan dari berbagai hal yang telah

dilaksanakan :

a) Pragnostik : Pengumpulan data awal yang digunakan sebagai

pedoman.

b) Teura pentik : Adalah tahap penerapan tindakan

c) Monitoring : Adalah tahap penerapan baik berkenaan dengan

teknis pelaksanaan maupin efektif tindakan

d) Refleksi : adalah identifikasi keberhasilan atau kegagalan

penerapan tindakan . jika belum memenuhi harapan maka akan

dilanjutkan dengan perevisian penerapan tindakan untuk siklus

berikutnya.

e. Pelaksanaan

Kegiatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan meliputi :

1. Guru menjelaskan materi pembelajaran.

2. Guru menyusun / menyiapkan sekenario yang akan ditampilkan.

(31)

beranggota 4 5 orang.

4. Masing masing siswa duduk dikelompoknya dan dikomandoi oleh ketua

kelompok, proses diskusi kelompok

5. Membahas hasil diskusi

6. Menyampaikan hasil kesimpulan

7. Memberikan komentar

8. Evaluasi

9. Penutup

Dari haril pengamatan, dapat diliat dari hasil observasi pertama dan kedua

bahwa nilai pembelajaran meningkat, motivasi siswa dalam belajar mulai timbul,

dalam kegiatan belajar kelompok sudah nampak aktif, dalam indivu siswa sudah

serliat dan dalam kelompok sudah nampak baik.

f. Refleksi

Selain proses pembelajaran penelitian ini juga melakukan pemantauan dan

Evaluasi. Pemantauan terhadap pembelajaran menggunakan alat-alat bantu berupa

catatan yang bertujuan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada

pembelajaran siklus berikutnya.

Pemantauan terhadap hasil belajar siswa dilakukan pada setiap akhir siswa

dengan memberikan tes tertulis ( tes akhir ) tes dilakukan dalam rangka untuk

melihat kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Penguasaan

setiap konsep pada setiap siklus diyatakan dalam bentuk nilai rata-rata.

E. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa

instrument yaitu:

(32)

2). Angket, digunakan untuk mengumpulkan kegiatan pembelajaran

klasikal.

3). Angket, digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajarn

kelompok.

4). Angket, untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran kuis, baik

penjawab, penanya maupun pengamat

F.Tekhnik Pengumpul Data

Jenis data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada

saat pra-tindakan, selama tindakan, maupun sesudah tindakan pembelajaran

dilaksanakan.

Tabel 3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

NO JENIS DATA METODE ALAT b. Aktivitas atau kinerja siswa

Peningkatan keterampilan proses siswa.

Pengolahan dan analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah analisis deskriptif kualitatif dengan kerangka analisis sebagai berikut:

1. Seleksi data, pengelompokkan dan pengolahan data, dan interpretasi data

2. Evaluasi dan refleksi terhadap hasil interpretasi data

(33)

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

X X

N

Dengan : X = Nilai rata-rata

X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunju pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994

(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai

skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut

terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai

(34)

Pertanyaan n Pendapat ulkan Skor ai

1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

Kerangka pengolahan dan analisis data tersebut di atas akan diberlakukan

pada setiap siklus tindakan sampai penelitian dianggap selesai. Khusus berkenaan

dengan analisis data hasil penelitian meliputi:

1. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data hasil orientasi dan

identifikasi masalah

2. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data perencanaan tindakan

penelitian

3. Analisis, refleksi, dan tindak lanjut terhadap data hasil pelaksanaan tindakan

penelitian

4. Pembahasan terhadap hasil dan temuan penelitian tindakan

(35)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan

terhadap siswa kelas IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan dapat di simpulkan bahwa :

1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV

SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Selatan , Hal ini dapat dibuktikan pada tiap siklus. Untuk aktivitas

pembelajaran klasikal pada siklus I hanya 54,22% pada siklus II

meningkat menjadi 66,15% dan pada siklus III meningkat lagi menjadi

84,61%. Sedangkan untuk aktivitas menggunakan media gambar dalam

pembelajaran kelompok siklus I sebanyak 74,82%, Pada siklus II naik

menjadi 86,16% dan pada siklus III naik menjadi 92,77%.

2. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

IV SD Negeri 3 Serdang Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten

Lampung Selatan , Hal ini dapat dibuktikan pada tiap siklus. Siklus I

rerata 65 dan siswa tuntas belajar 66,66%, Siklus II rerata 72,3 dan

siswa tuntas belajar 76,92%, Siklus III rerata 79,61 dan siswa tuntas

belajar 100%, Karena ketuntasan belajar telah mencapai 100%

mendapat nilai 60 - > 60 maka target yang telah di tentukandapat di

capai.

(36)

54

Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil simpulan

penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan

pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran

menggunakan media gambar. Beberapa saran yang perlu disampaikan adalah:

1. Bagi siswa, hendaknya belajar dengan model pembelajaran ini perlu di

lakukan secara berkesinambungan dengan mengajak guru dan teman

tidak hanya pada saat penelitian dan dapat di terapkan pada mata

pelajaran yang lain.

2. Bagi guru, untuk menerapkan Strategi pembelajaran dengan

menggunakan media gambar seperti pada penelitian ini diperlukan

persiapan yang matang, terutama pada saat penilaian kelompok

penjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu

guru mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya.

3. Bagi sekolah, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran IPA yang

cenderung tidak disukai oleh siswa, maka sebagai alternatif

penyelesaiannya adalah menerapkan model pembelajaran ini.

4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai dengan

penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih

sempurna terutama dalam mempersiapkan instrumen pengamatan beserta

(37)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SERDANG

KECAMATAN TANJUNG BINTANG

Oleh

T E K A D

(Skripsi)

Diajukan sebagai salah syarat mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(38)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 6

B. Aktivitas Belajar ... 7

C. Pengertian Hasil Belajar ... 9

D. Media Gambar ... 11

E. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar... 12

F. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Gambar... 13

G. Belajar IPA Di SD ... 14

H. Tujuan Pembelajaran IPA SD ... 15

I. Fungsi Motivasi Belajar IPA ... 16

J. Upaya Meningkatkan aktivitas Belajar IPA ... 17

K. Hipotesis Tindakan ... 19

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Subjek Penelitian... 21

(39)

iii

D. Perencanaan Penelitian ... 26

E. Alat Pengumpulan Data ... 31

F. Tekhnik Pengumpul Data ... 31

G. Analisis Data ... 32

A. Hasil Penelitian... 33

a. Profil SD Negeri 3 Serdang ... 33

b. Identitas SD Negeri 3 Serdang ... 33

c. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 34

d. Situasi Pengelolaan Kelas... 34

B. Persiapan Pembelajaran ... 35

C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Dalam Proses Belajar IPA Dengan Menggunakan Media Gambar... 36

1. Pembelajaran Siklus I ... 36

a. Perencanaan ... 36

b. Pelaksanaan... 36

c. Observasi... 41

d. Releksi ... 41

2. Pembelajaran Siklus II ... 42

a. Perencanaan ... 42

b. Pelaksanaan... 43

c. Observasi... 46

d. Releksi ... 48

3. Pembelajaran Siklus III ... 49

a. Perencanaan ... 49

b. Pelaksanaan... 49

c. Observasi... 52

d. Releksi ... 55

(40)

iv

(41)

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 4

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 5

Manfaat Penelitian ... 5

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Belajar ... 6

Aktivitas Belajar ... 7

Pengertian Hasil Belajar ... 9

Media Gambar ... 11

Kelemahan Dan Kelebihan Media Gambar ... 12

Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Gambar ... 13

Belajar IPA SD ... 14

Tujuan Pembelajaran IPA SD ... 15

Fungsi Motivasi Belajar IPA ... 16

Upaya Meningkatkan aktivitas Belajar IPA... 17

Hipotesis Tindakan... 19

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Subjek Penelitian... 21

C. Prosedur Penelitian ... 21

(42)

iii

E. Alat Pengumpulan Data ... 29

F. Tekhnik Pengumpul Data ... 29

G. Analisis Data ... 32

A. Hasil Penelitian ... 34

a. Profil SD Negeri 3 Serdang... 34

b. Identitas SD Negeri 3 Serdang ... 34

c. Situasi dan Kondisi Sekolah... 35

d. Situasi Pengelolaan Kelas ... 35

B. Persiapan Pembelajaran ... 36

C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Dalam Proses Belajar IPA Dengan Menggunakan Media Gambar... 37

1. Pembelajaran Siklus I ... 37

a. Perencanaan... 37

b. Pelaksanaan ... 37

c. Observasi... 42

d. Releksi... 42

2. Pembelajaran Siklus II ... 43

a. Perencanaan ... 43

b. Pelaksanaan... 44

c. Observasi ... 47

d. Releksi ... 49

3. Pembelajaran Siklus III ... 50

a. Perencanaan ... 50

b. Pelaksanaan... 50

c. Observasi ... 53

d. Releksi ... 55

(43)

iv

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Basuki dan Parida Mukti, 1997. Perencanaan Pembelajaran. PT Rosdakarya, Bandung

Darsana, 2002.Pembelajaran berbasis Alat Peraga, , Kaifa, Bandung Depdiknas. 2006.Kurikulum IPA SD, Jakarta

Dirjen Dikdas. 2006.Bahan Media Belajar, Jakarta

Dimyati, 2006Strategi Belajar Mengajar, Penerbit : Rinekan Cipta, Bandung Dimyati dan Mujiono, 1999.Motivasi Pembelajaran. Cemerlang, Jakarta

Djamarah, 2000. Konsep dan Pembelajaran Media , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Gie. 1985. Teachers and Children at work. Heirnernann Educational Books, New Hamphire.

Hamalik, 1975. Writing: Research, Theory, and Application. Pergamon Institute of English, New York

Mujiono. 2004.Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung Nur, Mohammad. 2003. Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Wisuda VII Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana , Bandung.

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-prinsip dan Tekhnik evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya . Bandung

Psikologi Pendidikan. Semarang

Sudirman. 1965.Belajar dan Prestasi Belajar, Penerbit : Alfabeta. Bandung. Sujana, Nana. 2004 Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, 1994 Usaha

Nasional, Surabaya.

(45)

Thomas, M Risk. 2004.Models of Teaching. , N.J, Prentice-Hall. Englewood

Trianto, 2007.Pembelajaran Kooperatif, Penerbit SIC, Surabaya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2003, Cemerlang, Jakarta

Wardani, I.G.A.K. 2005. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas terbuka Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta

Sumber: Sabri, Ahmad. 2007. Strategi Belajar Mengajar, Micro Teaching. Jakarta: Quantum Teaching.

(46)
(47)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa. Hanya berkat

rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, penelitian ini dapat terlaksana dan penulisan

laporan penelitian ini dapat diselesaikan.

Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta terimakasih telah memberi kasih sayang yang

tulus, ikhlas dan telah memberi dukungan baik moril dan spirituil,

2. Keluarga, istri tercinta dan ketiga buah hati ku Feny, wisnu dan Triexi

yang selalu memberi semangat dan doa,

3. Kepala SD Negeri 3 Serdang beserta rekan-rekan guru yang memberi

motivasi,

4. Teman-teman kuliah di S1 PGSD Dalam Jabatan yang telah

sama-sama berjuang,

(48)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah dipanjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa.

Hanya berkat rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, kegiatan penelitian ini dapat

terlaksana dan penulisan laporan penelitian ini dapat diselesaikan. Dengan

kerendahan hati saya sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya.

Dalam menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini penulis banyak

menerima bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Sugeng P. Haryanto sebagai Rektor Universitas Lampung

2. Bapak Dr.Hi. Bujang Rahman, M.Pd, selaku dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah mempermudah

pengurusan penelitian ini.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung, yang ikut memberi masukan dalam

penelitian ini.

4. Bapak Dr. Darsono, M.Pd, selaku ketua program studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung yang telah

mempermudah pelaksanaan ujian hasil penelitian.

5. Ibu Dr. Sowiyah, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan

banyak saran dan masukan dalam menyempurnakan dari penulisan tugas

akhir ini.

6. Bapak Drs. A.Sudirman, S.Pd.M.H, selaku pembahas dalam penulisan

tugas akhir ini yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh

kesabaran.

7. Ibu dan bapak dosen FKIP UNILA beserta staf yang telah membantu dalam penulisan PTK ini.

8. Ibu Nurhasanah, S.Pd, selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin

dan membantu kelancaran selama proses penelitian.

9. Bapak dan ibu Dewan Guru SD Negeri 3 Serdang, selaku kolaborator, atas

(49)

10. Rekan-rekan mahasiswa serta siswa-siswi SD Negeri 3 Serdang kelas IV

dan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

memberikan bantuan sehingga PTK ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan

PTK ini. Semoga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan sumbangan

pikiran yang bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, September 2012 Penulis,

(50)

MOTTO

Tidak ada namanya gagal, yang ada hanya sukses atau

belajar. Bila tidak sukses maka itu artinya kita masih

harus belajar hingga sukses

(51)
(52)
(53)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Bintang Lampung Selatan pada tanggal 20

April 1967, sebagai anak kedua dari sembilan bersaudara, pasangan bapak Suryan

dan Ibu Rumini.

Penulis memulai proses pendidikan formal di SD Negeri 1 Serdang

Kecamatan Tanjung Bintang lulus pada tahun ajaran 1979/1980. Kemudian

melanjutkan pada tingkat lanjutan pertama di SMP 17 Serdang kecamatan

Tanjung Bintang dan lulus pada tahun ajaran 1982/1983. Pada tahun 1987 penulis

menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru, di SPGN 1 Tanjung Karang.

Penulis mengawali karir sebagai guru pada tahun 1990 sebagai tenaga

honorer di SD Negeri 3 Serdang sampai sekarang, Penulis melanjutkan D2 PGSD

Universitas Terbuka lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan S1 di

Gambar

Tabel 2 Lembaran Observasi
Tabel 3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Gambar.....................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan media realia pada siswa kelas IV SD Negeri Wonosaren I, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta

metode demonstrasi dengan menggunakan media video dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Sambiroto 02 Tayu Pati Tahun Pelajaran

Jenispenelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Questions Students Have bagi Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kemiri

Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Make A Match Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas.. IV SD Negeri

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV.. SD NEGERI 01 TAJI TAHUN

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri 3 Ranomeeto yakni penggunaan media gambar dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas IV dapat disimpulkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi dan motivasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Sindang tahun pelajaran 2011/2012 pada materi Sifat