ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN
Oleh: Syafari
Penelitian ini dilaksanakan karena rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA yang hasilnya dibawah KKM yaitu 65, dengan nilai rata-rata 60,00. Siswa belum tuntas mencapai 52% dan siswa tuntas hanya 48% dari 29 siswa kelas IV SDN 2
Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan model pembelajaran kooperatif yang bertujuan: (1)
meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif, (2) menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu dengan subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam empat langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi. Selanjutnya pada siklus ke dua jenis kegiatan yang dilaksanakan bersama guru mitra adalah memperbaiki rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrument yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi dan catatan lapangan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dan guru serta hasil prestasi belajar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 47,6% (cukup) mengalami peningkatan aktivitas pada siklus II menjadi 70,4% (baik) dan pada siklus III mencapai 80,8% (sangat baik). Begitu pula dengan kinerja guru. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 50% (cukup) pada siklus II mencapai 72,22% (baik) dan pada siklus III mencapai 80,6% (sangat baik). Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I prosentase ketuntasan mencapai 48,27%, siklus II mencapai 65,51% dan pada siklus III prosentase ketuntasan mencapai 89,66%.
siklus ke siklus, (2) prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif menunjukkan kemajuan yang signifikan, secara keseluruhan siswa yang telah mencapai skor ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebanyak 25 orang atau sekitar 86,21%. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU
KECAMATAN PAGELARAN
(Skripsi)
Oleh
SYAFARI
PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL . . . i
ABSTRAK. . . ii
LEMBAR PERSETUJUAN . . .
iii
LEMBAR PENGESAHAN . . . iv
LEMBAR PERNYATAAN . . . v
RIWAYAT HIDUP . . . vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN. . . . vii
KATA PENGANTAR . . . .
vii
i
DAFTAR ISI . . . . . ix
DAFTAR TABEL . . . x
DAFTAR LAMPIRAN . . . xi
I.
BAB I PENDAHULUAN
. . . . 1
1.1.Latar Belakang Masalah . . . 1
1.2.Identifikasi Masalah . . . 3
1.3.Rumusan Masalah . . . 3
1.4.Tujuan Penelitian . . . . 4
1.5.Manfaat Penelitian . . . . 4
II.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
. . . . 5
2.1.Pengertian Belajar . . . 5
2.2.Pembelajaran . . . 5
2.3.Kreativitas . . . 6
2.4.Belajar Menyenangkan . . . 7
2.5.Hasil Belajar . . . 7
2.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share . . . 8
2.7.Sumber Belajar . . . . 10
2.8.Pengukuran dan Penilaian . . . .. . 11
2.9.Kerangka Pikir . . . . 11
2.10. Hipotesis Tindakan . . . 12
III.
BAB III METODE PENELITIAN
. . . 13
3.1. Jenis Penelitian . . . 13
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian . . . 13
3.3. Subyek Penelitian . . . .. 13
3.5. Teknik Pengumpulan Data . . . 16
3.6. Analisis Data . . . 17
3.7. Indikator Keberhasilan . . . . . 18
IV.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
. . . . 19
4.1. Latar Lokasi Sekolah dan Karakteristik Guru . . . 19
4.2. Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian. . . .. 22
4.3. Tahapan Penelitian. . . 22
1.
Siklus I . . . . . 22
a.
Tahapan Perencanaan . . . 22
b.
Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 23
c.
Observasi Tindakan . . . . 25
d.
Refleksi . . . 31
e.
Revisi . . . . 32
2.
Siklus II . . . 33
a.
Tahapan Perencanaan . . . 33
b.
Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 33
c.
Observasi Tindakan . . . . 35
d.
Refleksi . . . 41
e.
Revisi . . . .. . 42
3.
Siklus III . . . 43
a.
Tahapan Perencanaan . . . 43
b.
Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 43
c.
Observasi Tindakan . . . . 45
d.
Refleksi . . . 51
e.
Revisi . . . . 52
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian. . . . 52
V.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
.
. . . 57
5.1. Kesimpulan. . . . . . .. . . 57
5.2. Saran . . . .. . . . . . .. . . 57
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Surat Keterangan Kepala SDN 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran
2.
Izin Penelitian dari Universitas Lampung
3.
Analisis/ Pemetaan SK-KD
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1.
Pergantian Kepala SDN 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran . . . 19
4.2.
Data Pegawai SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran . . . . 20
4.3.
Jumlah Rombongan Belajar SDN 2 Bumiratu . . . 21
4.4.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I . . . 26
4.5.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I . . . 28
4.6.
Hasil Belajar Siswa Siklus I . . . 30
4.7.
Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi Siklus I . . . . . . 30
4.8.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II . . . . 36
4.9.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II. . . 38
4.10.
Hasil Belajar Siswa Siklus II. . . 40
4.11.
Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi Siklus II . . . . . . . . . 40
4.12.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III . . . . . . 46
4.13.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III . . . 48
4.14.
Hasil Belajar Siswa Siklus III . . . . . . . . 50
4.15.
Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa Siklus III . . . . . . . . 50
4.16.
Rekapitulasi Aktivitas Guru Per-Siklus . . . 53
4.17.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per-Siklus. . . 54
4.18.
Rekapitulasi Aktivitas Siswa Per-Siklus. . . 54
[image:7.595.112.482.154.540.2]MOTTO
Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah
dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar
menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik sejati
~ Ralph Waldo Emerson ~
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Penguji
: Dr. H. Pargito, M.Pd.
. . .
Penguji
Bukan Pembimbing
: Drs. Mugiadi, M.Pd.
. . .
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa
:
SYAFARI
NPM
: 1013119211
Judul Skripsi
:
UPAYA
MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR IPA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF SISWA KELAS IV
SD NEGERI 2 BUMIRATU
KECAMATAN PAGELARAN
Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasi karya saya sendiri dan
menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah
dipublikasikan atau ditulis orang lain.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah
penulisan karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.
Pagelaran, Agustus 2012
Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
SYAFARI, lahir di Lugusari, 4 April 1961. Anak pertama
dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Dharmo dan ibu
Tuminem (Alm). Menikah dengan Sudasmi dan dikaruniai
dua orang anak yang bernama Isna Oktarini dan Fajar
Wahyu Hidayat.
Memulai pendidikan di SD Negeri 1 Lugusari lulus tahun 1974. Melanjutkan ke
SMP Muhammadiyah Pringsewu lulus tahun 1977 melanjutkan ke SPG
Muhammadiyah Pringsewu lulus tahun 1981. Tahun1982 diangkat menjadi PNS.
Tahun 2003 tercatat menjadi mahasiswa Universitas Terbuka lulus tahun 2006.
Pada tahun 2010 tercatat menjadi Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD Dalam Jabatan.
Peneliti memulai karir mengajar di SD Negeri 2 Bumiratu dari tahun 1982 sampai
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena petunjuk dan
hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2
Bumiratu Kecamatan Pagelaran”. Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini
diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Program S-1
PGSD Dalam Jabatan.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuaan baik secara moral maupun
material dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2.
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3.
Drs. H. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
4.
Dr. H. Pargito, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dari awal hingga Penelitian
Tindakan Kelas ini selesai.
5.
Bapak/Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD
peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
6.
Teman-teman peserta Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak
memberikan semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan
yang akan menjadi kenangan indah.
7.
Istriku Sudasmi dan anakku Isna Oktarini dan Fajar Wahyu, atas doa dan
dukungannya yang telah diberikan selama ini.
8.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan PTK
ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu
Peneliti menyadari bahwa PTK ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Peneliti harapkan untuk
perbaikan lebih lanjut dan masukan bagi Peneliti sebagai pedoman acuan dalam
peneliti yang akan datang.
Pagelaran, Agustus 2012
SYAFARI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikanformal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan
melandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam meningkatkan kamampuan
kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dengan bimbingan dan arahan guru
sebagai langkah persiapan untuk dapat hidup dan berkembang dalam masyarakat
secaramandiri kelak dikemudian hari.
Proses pembelajaran di kelas diharapkan dapat mendorong siswa sebagai
pembelajar untuk dapat berpartisipasi aktif melalui kegiatan yang menyenangkan
dengan bantuan strategi, model dan media belajar yang bersifat kelompk sehingga
siswa mampu meng konstrusi sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi,fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu,relevan dengan kebutuhan masarakat,dan berdaya saing dalam kehidupan global. Sehubungan hal sebagaimana tersebut diatas perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang standar nasional pendidikan. Pendidikan merupakan bentuk upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan, Pemerintah mengupayakan sistem standarisasi profesi tenaga kependidikan secara implisit terkait didalamnya standar kompetensi guru pada setiap satuan pendidikan termasuk sekolah dasar.
Dalam pembelajaran IPA perlu disesuaikan dengan perkembangan
kognitif siswa, dimulai dari yang abstrak menuju konkret. Namun demikian
pembelajaran IPA mengingat kemampuan berpikir siswa sekolah dasar yang
masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan
prinsip masih diperlukan pengalaman yang matang melalui obyek kongkrit.
(Karnadi, 2003:5).
Pada sekolah dasar, perlu adanya kerja keras guru sebagai agen
pembelajaran dalam membimbing dan membungun kemampuan siswa dalam
belajar. Hal ini karena pada tingkat sekolah dasar sebagai tahapan perkembangan
psikologis anak secara umum masih ketergantungan tehadap manusia dewasa.
Nilai siswa sekolah dasar khususnya mata pelajaran IPA kebanyakan siswa
belum menguasai sehingga akan mengalami kesulitan khususnya pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran,
pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh yang berakibat kompleks,
siswa tidak mengikuti belajar IPA dengan baik, aktivitas siswa rendah, siswa
pasif dan bosan belajar, nilainya rendah dibawah KKM yaitu 65, penyebab
permasalahan tersebut: guru kurang inovitif dan kreatif, guru menggunakan
metode ceramah saja, guru belum kreatif memilih metode, guru belum
menggunakan metode yang tepat, guru belum memberi kasempatan pada siswa
untuk bertanya jawab pada teman sebaya.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, penulis akan melakukan penelitian
atau perbaikan-perbaikan sebagai upaya pemecahan masalah rendahnya aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan
ingatan siswa, sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran bersifat kelompok
tidak membosankan.
Teknik pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan antara lain: (1)
mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal, menambah kreativitas belajar, (2)
mendorong berkambangnya daya analisis siswa dalam mengkontruksi sebuah
konsep atau nama berdasarkan pengalamannya, (3) model kooperatif sangat cocok
diterapkan pada usia dini karena menuntut pelibatan aktivitas siswa begerak
emosional.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai:
1. Siswa tidak mengikuti belajar IPA dengan baik.
2. Aktivitas siswa masih rendah.
3. Siswa pasif dan bosan belajar.
4. Nilainya rendah di bawah KKM yaitu nilai 65.
1.3.Perumusan Masalah
Untuk memberikan kejelasan dan arah dalam penelitian ini, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran
IPA agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2
2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam
pembelajaran IPA agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran?
1.4.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif
di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran.
2. Menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
Bagi Siswa:
a) Memperbaiki atau meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2
Bumiratu Kecamatan Pagelaran.
b) Meningkatkan motifasi belajar agar dapat melaksanakan pembelajaran Aktif,
Inofatif, Afektif dan Menyenangkan.
Bagi Guru:
a) Memperbaiki atau menemukan tindakan menggunakan model kooperatif yang
tepat dalam pembelajaran IPA.
Bagi Sekolah:
1) Meningkatkan citra sekolah, karena jika semua pihak telah berhasil kinerjanya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Dimiati,
2006:16).
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun
jenisnya karena itu sudah tentu, tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar. perubahan yang terjadi dalam
aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar. (Slameto, 2009:2)
Pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pengertian ini
secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan metode. Untuk pengembangan metode didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan
pembelajaran. (Hamzah, 2010:2)
2.2.Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola
secara sengaja untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku tertentu,
tertentu juga. Sedangkan menurut konsep pembelajaran merupakan sistem
lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta
didik dan guru sebagai pendidik dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan
sehingga terjadi pembelajaran.
Jadi dalam pembelajaran kegiatan semua guru diarahkan untuk
membantu siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran,
keterampilan, sikap kerohanian dan sebagainya. Untuk membantu siswa secara
baik, guru harus benar-benar merencanakan pelajaran dengan matang dan untuk
ini guru perlu mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Latar
belakang siswa yang dimaksud disini bukan sekedar latar belakang ekonomi,
lingkungan asal sekolah/ prasekolah, orang tua dan sebagainya, berbagai juga
keberadaan siswa di kelas. Corey (dalam Ruminiati, 2007:14)
2.3.Pengertian Kreativitas
Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan
sudut pandang masing-masing. Perbedaan sudut pandang ini menghasilkan
berbagai difinisi kreativitas dengan penekanan yang berbeda-beda. Kreativitas
merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, meskipun tidak
baru sama sekali. Kreativitas berupakan gabungan dari gagasan atau prodok lama
ke dalam bentuk baru. Dengan demikian, yang lama menjadi dasar untuk
2.4.Belajar Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (Joyful Instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan
siswa tanpa ada perasaan terpaksa atau dengan kata lain, pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa
dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa,
bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari
siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana demokratis dan tidak ada beban,
baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Mulyasa (dalam
Agus Suyatna, 2011:17)
2.5.Hasil Belajar
Hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) Peserta
didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas
perilaku yang dimilikinya; (2) Mereka mendapatkan bahwa prilaku yang
diinginkan itu sudah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi
kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan prilaku yang
diinginkan memahami penjelasan tersebut di atas, hasil belajar merupakan ukuran
keberhasilan dari sebuah pembelajaran yang memberikan pandangan bagi siswa
mengenai perubahan kemampuan darinya terhadap prilaku yang diinginkan. Salah
satu kemampuan yang mengalami perubahan yaitu kemampuan kognitif siswa
yang meliputi kemampuan siswa dalam mengunakan konsep untuk menyelesaikan
2.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
dikembangkan oleh Liman (1985). Menurut Lyman (Arends, 1997:122) terdapat
tiga tahap dalam tipe TPS.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif (TPS):
(1) Guru mengetengahkan suatu permasalahan secara garis besar dan siswa akan
menjawab dengan jawaban yang beragam.
(2) Guru memberikan waktu berpikir untuk memikirkan mengenai pertanyaan.
(3) Kemudian siswa berdiskusi dengan pasanganya, berbagi pendapat,
mengklarifikasi dan membandingkan kedua pendapatnya untuk memilih yang
terbaik.
(4) Tiap pasangan kemudian berbagi gagasan dengan pasangan lain atau dengan
seluruh kelas.
Tipe TPS memberikan peluang pada siswa untuk dapat mendiskusikan
ide-ide yang mereka miliki dalam rangka menyelesaikan masalah yang disajikan
guru dengan teman dalam satu kelompok serta berbagi informasi dengan
teman-teman dalam satu kelas. Hal ini sesuai dengan tujuan tipe TPS menurut Lyman
(dalam Jones, 2002) yaitu memproses informasi, komunikasi dan
mengembangkan cara berfikir. Dengan demikian berarti siswa diberikan waktu
untuk berfikir dan merespons serta saling membantu satu sama lain. Lyman
a) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Model TPS
(1)Meningkatkan kemandirian siswa.
(2)Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena
merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya.
(3)Membentuk kelompoknya lebih mudah dan lebih cepat.
(4)Melatih kecepatan berpikir siswa.
b) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Model TPS
(1)Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir
sistematik.
(2)Lebih sedikit ide yang masuk.
(3)Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang
bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.
Model ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan proses
pembelajaran juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa.
Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat
berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi
informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih mempertahankan
pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.
Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
Pendekatan pembelajaran dapat memberikan keuntungan bagi siswa untuk
bekerjasama menyelasaikan tugas-tugas belajar dengan teman-teman sebaya, yang
membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang ide-ide yang terdapat dapat
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajar kepada siswa
keterampilan kerjasama kolaborasi. Pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu strategi pembelajaran dengan meggunakan sistem pengelompokan atau tim
kecil, yaitu empat sampai enam orang perkelompok .
2.7.Sumber Belajar
Pengertian yang sederhana, (hingga dewasa ini dunia pengajaran praktis
masih berpandangan) sumber belajar (learning resources) adalah guru dan
bahan-bahan pelajaran/ bahan-bahan pengajaran baik buku bacaan atau semacamnya dalam
desain pengajaran yang bisa disusun, guru terdapat salah satu kompetensi
pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/ pengajaran yang umumnya
diisi buku-buku rujukan. Sumber belajar sesungguhnya tidak sempit.
Bahwa segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/
aktivitas baik secara langsung maupun tak langsung, diluar dari diri peserta didik
(lingkungan) yang melengkapi diri mereka disebut sumber belajar. (Rohani,
2009:161)
Macam-macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan
yang menginginkan/ memudahkan terjadinya proses belajar disebut berubah dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil
menjadi terampil, dan menjadi individu dapat membedakan mana yang baik dan
kata lain sesungguhnya ada bahan yang jelas mengenai sumber belajar sebab
segala apa yang bisa mendatangkan manfaat mendukung dan menunjang individu
untuk berubah kearah yang lebih positif, dinamis (belajar) atau menuju
perkembangan dapat disebut sumber belajar. Bahkan proses/ aktivitas itu sendiri
dapat disebut sebagai sumber belajar. (Sardiman, 2008:233).
2.8.Pengukuran dan Penilaian
Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi
obsservasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu
standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes, pengukuran pendidikan
bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka
sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan
kualitatif, misalnya: sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai
deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Guilford (dalam Edy Purnomo,
2011:6)
2.9.Kerangka Pikir
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitanya dengan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Model pembelajaran yang
digunakan tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran sebagai salah
satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran
penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan
terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Selama ini guru
belum memanfaatkan model pembelajaran yang ada sehingga berpengaruh pada
hasil belajar siswa untuk mengetahui bagaimanakah model pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 2
Bumiratu maka dilakukan penelitian terhadap kelas tersebut dengan diterapkan
model pembelajaran kooperatif.
2.10. Hipotesis Tindakan
Hipotesis yang dilakukan tindakan ini adalah:
1. “Jika pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu diterapkan model
pembelajaran kooperatif dengan langkah yang tepat maka dapat meningkatkan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksakan di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan
Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Penelilitian dilakukan pada semester II dari
April s/d Mei tahun pelajaran 2011/2012.
3.3.Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2
Bumiratu kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, Tahun Pelajaran
2011-2012 yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan.
3.4.Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu penelitian tindakan yang berbentuk siklus
(tindakan). Penelitian dilaksanakan, siklus diberhentikan jika KKM sudah
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan /tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
Bagan siklus tindakan dalam penelitian
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
DST
Cerr dan Kemmis, (dalam Suyono, 2011:16)
1) Perencanaan
Pemilihan matari /pokok bahasan yang akan disampaikan
a) Pemetaan
b) Membuat silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
d) Merencanakan pembelejaran kooperatif
e) Menetukan indikator yang akan dijadikan acuan keberhasilan
f) Mepersiapkan media pembelajaran
g) Membuat lembar evaluasi/ tes
h) Membuat lembar observasi
2) Pelaksanaan / Tindakan
Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:
a. Kegiatan awal
Apersepsi
Guru memotivasi siswa dengan memberi tanya jawab tentang mata
pelajaran sebelumnya.
b. Kegiatan inti
1. Guru meminta siswa dibagi menjadi lima kelompok.
2. Guru membimbing siswa untuk melakukan kerja kelompok,sambil
mengawasi,mempresentasi siswa terbaik.
3. Siswa berdiskusi tentang materi pembelajaran.
4. Siswa diminta maju untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan
hasil kinerja kelompoknya.
6. Siswa melakukan tanya jawab dengan teman sebaya.
c. Kegiatan akhir
1. Pemberian tugas (mengerjakan latihan).
3) Observasi
a) Mengamati dan mencatat tindakan pembelajaran.
b) Mengamati dan mencatat aktivitas siswa, interaksi belajar dan lain-lain.
c) Mencatat hasil belajar siswa.
d) Mencatat kondisi kelas yang terkait dengan pembelajaran yang diteliti.
e) Mencatat data pendukung lain yang ada hubungannya dengan teliti.
4) Refleksi
a) Refleksi dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk
memperoleh masukan dari hasil kegiatan dan akhirnya komentar dari
observer tentang keseluruhan proses serta saran sebagai peningkatan
pembelajaran, jika mereka mengulangnya di kelas masing-masing atau
topik yang berbeda.
b) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan analisis hasil tindakan.
c) Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
3.5.Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes yang digunakan yaitu berupa tes formatif. Tes formatif ini disusun
berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk
mengenai Gaya. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran (siklus).
Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) dan juga isian.
2. Non Tes
Penggumpulan data dengan teknik non tes menggunakan lembar observasi.
Dalam hal ini yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan juga lembar
observasi aktivitas guru. Lembar observasi tersebut digunakan untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
3.6.Analisis Data
Untuk pengambilan data aktivitas digunakan lembar observasi berisi 5
aktivitas yaitu, keaktifan dalam pembelajaran kelompok, bertanya pada guru,
menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan dari temen, menyelesaikan
tugas yang diberikan guru dan sebagainya. Sedangkan untuk data persentasi siswa
ditentukan dari nilai tes pada setiap siklus. Adapun perhitungan data
menggunakan rumus yang dijelaskam dalam Sudjana (2001) sebagai berikut:
a. Aktivitas Belajar Siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas siswa digunakan rumus sebagai
berikut:
Aktivitas Siswa (%) = Jumlah Siswa dengan Aktivitas x 100 % Jumlah Siswa yang Diamati
Keterangan :
b. Aktivitas Guru
Untuk menghitung aktivitas guru digunakan rumus sebagai berikut:
Aktivitas Guru (%) = jumlah hasil pengamatan x 100%
Jumlah maksimum
c. Nilai Ketuntasan Belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar
bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar
bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari
atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
digunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan Belajar (%) = Jumlah Siswa Yang Tuntas x 100
Jumlah Siswa
3.7.Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah apabila terjadi peningkatan
aktivitas dan prestasi belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari 70% siswa aktif
dan memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu nilai 65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan aktivitas guru yang ditandai dengan
peningkatan aktivitas guru dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(50,00%), siklus II (72,22%) dan siklus III (86,11%).
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan aktivitas siswa yang ditandai dengan
peningkatan aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(47,6), siklus II (70,04%), siklus III (80,08%).
3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam setiap siklus,
yaitu siklus I (60,00%), siklus II (63,79%), siklus III (78,29%).
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti dapat mengemukakan beberapa saran dalam penerapan model
1. Diharapkan kepada siswa agar dapat menumbuhkan komunitas belajar
dalam bentuk kerja kelompok, untuk itu diperlukan keakraban,
toleransi dan keterbukaan sehingga menimbulkan hubungan baik
dengan teman maupun guru agar ilmu pengetahuan yang didapat lebih
banyak lagi.
2. Kemampuan guru dalam melaksanakan variasi mengajar merupakan
salah satu cara dalam mengatasi kejenuhan bagi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif.
3. Guru sebaiknya dapat meningkatkan kinerja dan profesioanalisme
melalui pendidikan formal maupun kegiatan-kegiatan seperti KKG,
workshop atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suyatna. 2011.
Model Pembelajaran PAIKEM.
Universitas Lampung.
Bandar Lampung
Dimiati,2006.BelajarDan Pembelajaran. Renika Cipta.Jakarta.
Latif Syaifuddin. 2007.
Perkembangan Peserta Didik
. Universitas Lampung.
Bandar Lampung
Purnomo Edy. 2011.
Asesmen
. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Rohani,Ahmad,2009 Pengelolaan Pengajaran,Renika Cipta Jakarta
Ruminiati. 2007.
Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD
. Depdiknas.
Jakarta
Sardiman. 2008.
Intraksi Motivasi Belajar Mengajar
, Raja Grafindo
Persada.Jakarta