• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU KECAMATAN PAGELARAN

Oleh: Syafari

Penelitian ini dilaksanakan karena rendahnya aktivitas dan hasil belajar IPA yang hasilnya dibawah KKM yaitu 65, dengan nilai rata-rata 60,00. Siswa belum tuntas mencapai 52% dan siswa tuntas hanya 48% dari 29 siswa kelas IV SDN 2

Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan model pembelajaran kooperatif yang bertujuan: (1)

meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif, (2) menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu dengan subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam empat langkah kegiatan, meliputi kegiatan perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi. Selanjutnya pada siklus ke dua jenis kegiatan yang dilaksanakan bersama guru mitra adalah memperbaiki rencana, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrument yang digunakan adalah perangkat tes, lembar observasi dan catatan lapangan yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dan guru serta hasil prestasi belajar siswa. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 47,6% (cukup) mengalami peningkatan aktivitas pada siklus II menjadi 70,4% (baik) dan pada siklus III mencapai 80,8% (sangat baik). Begitu pula dengan kinerja guru. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 50% (cukup) pada siklus II mencapai 72,22% (baik) dan pada siklus III mencapai 80,6% (sangat baik). Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada siklus I prosentase ketuntasan mencapai 48,27%, siklus II mencapai 65,51% dan pada siklus III prosentase ketuntasan mencapai 89,66%.

(2)

siklus ke siklus, (2) prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif menunjukkan kemajuan yang signifikan, secara keseluruhan siswa yang telah mencapai skor ketuntasan minimal yang telah ditetapkan sebanyak 25 orang atau sekitar 86,21%. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

(3)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 BUMIRATU

KECAMATAN PAGELARAN

(Skripsi)

Oleh

SYAFARI

PROGRAM STUDI PGSD STRATA 1 DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL . . . i

ABSTRAK. . . ii

LEMBAR PERSETUJUAN . . .

iii

LEMBAR PENGESAHAN . . . iv

LEMBAR PERNYATAAN . . . v

RIWAYAT HIDUP . . . vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN. . . . vii

KATA PENGANTAR . . . .

vii

i

DAFTAR ISI . . . . . ix

DAFTAR TABEL . . . x

DAFTAR LAMPIRAN . . . xi

I.

BAB I PENDAHULUAN

. . . . 1

1.1.Latar Belakang Masalah . . . 1

1.2.Identifikasi Masalah . . . 3

1.3.Rumusan Masalah . . . 3

1.4.Tujuan Penelitian . . . . 4

1.5.Manfaat Penelitian . . . . 4

II.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

. . . . 5

2.1.Pengertian Belajar . . . 5

2.2.Pembelajaran . . . 5

2.3.Kreativitas . . . 6

2.4.Belajar Menyenangkan . . . 7

2.5.Hasil Belajar . . . 7

2.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share . . . 8

2.7.Sumber Belajar . . . . 10

2.8.Pengukuran dan Penilaian . . . .. . 11

2.9.Kerangka Pikir . . . . 11

2.10. Hipotesis Tindakan . . . 12

III.

BAB III METODE PENELITIAN

. . . 13

3.1. Jenis Penelitian . . . 13

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian . . . 13

3.3. Subyek Penelitian . . . .. 13

(5)

3.5. Teknik Pengumpulan Data . . . 16

3.6. Analisis Data . . . 17

3.7. Indikator Keberhasilan . . . . . 18

IV.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

. . . . 19

4.1. Latar Lokasi Sekolah dan Karakteristik Guru . . . 19

4.2. Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian. . . .. 22

4.3. Tahapan Penelitian. . . 22

1.

Siklus I . . . . . 22

a.

Tahapan Perencanaan . . . 22

b.

Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 23

c.

Observasi Tindakan . . . . 25

d.

Refleksi . . . 31

e.

Revisi . . . . 32

2.

Siklus II . . . 33

a.

Tahapan Perencanaan . . . 33

b.

Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 33

c.

Observasi Tindakan . . . . 35

d.

Refleksi . . . 41

e.

Revisi . . . .. . 42

3.

Siklus III . . . 43

a.

Tahapan Perencanaan . . . 43

b.

Tahapan Pelaksanaan Tindakan . . . . 43

c.

Observasi Tindakan . . . . 45

d.

Refleksi . . . 51

e.

Revisi . . . . 52

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian. . . . 52

V.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

.

. . . 57

5.1. Kesimpulan. . . . . . .. . . 57

5.2. Saran . . . .. . . . . . .. . . 57

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1.

Surat Keterangan Kepala SDN 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran

2.

Izin Penelitian dari Universitas Lampung

3.

Analisis/ Pemetaan SK-KD

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

4.1.

Pergantian Kepala SDN 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran . . . 19

4.2.

Data Pegawai SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran . . . . 20

4.3.

Jumlah Rombongan Belajar SDN 2 Bumiratu . . . 21

4.4.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I . . . 26

4.5.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I . . . 28

4.6.

Hasil Belajar Siswa Siklus I . . . 30

4.7.

Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi Siklus I . . . . . . 30

4.8.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II . . . . 36

4.9.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II. . . 38

4.10.

Hasil Belajar Siswa Siklus II. . . 40

4.11.

Rekapitulasi Nilai Hasil Evaluasi Siklus II . . . . . . . . . 40

4.12.

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III . . . . . . 46

4.13.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III . . . 48

4.14.

Hasil Belajar Siswa Siklus III . . . . . . . . 50

4.15.

Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa Siklus III . . . . . . . . 50

4.16.

Rekapitulasi Aktivitas Guru Per-Siklus . . . 53

4.17.

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Per-Siklus. . . 54

4.18.

Rekapitulasi Aktivitas Siswa Per-Siklus. . . 54

[image:7.595.112.482.154.540.2]
(8)

MOTTO

Orang yang bisa membuat semua hal yang sulit menjadi mudah

dipahami, yang rumit menjadi mudah dimengerti, atau yang sukar

menjadi mudah dilakukan, itulah pendidik sejati

~ Ralph Waldo Emerson ~

(9)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Penguji

: Dr. H. Pargito, M.Pd.

. . .

Penguji

Bukan Pembimbing

: Drs. Mugiadi, M.Pd.

. . .

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 198503 1 003

(10)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa

:

SYAFARI

NPM

: 1013119211

Judul Skripsi

:

UPAYA

MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF SISWA KELAS IV

SD NEGERI 2 BUMIRATU

KECAMATAN PAGELARAN

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah merupakan hasi karya saya sendiri dan

menurut sepengetahuan saya tidak berisi tentang materi yang pernah

dipublikasikan atau ditulis orang lain.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan ini yang saya kutip dari hasil

karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai norma dan kaidah

penulisan karya ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat berdasarkan kondisi yang sebenar-benarnya.

Pagelaran, Agustus 2012

Yang membuat pernyataan,

(11)

RIWAYAT HIDUP

SYAFARI, lahir di Lugusari, 4 April 1961. Anak pertama

dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Dharmo dan ibu

Tuminem (Alm). Menikah dengan Sudasmi dan dikaruniai

dua orang anak yang bernama Isna Oktarini dan Fajar

Wahyu Hidayat.

Memulai pendidikan di SD Negeri 1 Lugusari lulus tahun 1974. Melanjutkan ke

SMP Muhammadiyah Pringsewu lulus tahun 1977 melanjutkan ke SPG

Muhammadiyah Pringsewu lulus tahun 1981. Tahun1982 diangkat menjadi PNS.

Tahun 2003 tercatat menjadi mahasiswa Universitas Terbuka lulus tahun 2006.

Pada tahun 2010 tercatat menjadi Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD Dalam Jabatan.

Peneliti memulai karir mengajar di SD Negeri 2 Bumiratu dari tahun 1982 sampai

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena petunjuk dan

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2

Bumiratu Kecamatan Pagelaran”. Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini

diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Program S-1

PGSD Dalam Jabatan.

Banyak pihak yang telah memberikan bantuaan baik secara moral maupun

material dalam penyelesaian penulisan penelitian ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1.

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2.

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

3.

Drs. H. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

4.

Dr. H. Pargito, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan

bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dari awal hingga Penelitian

Tindakan Kelas ini selesai.

5.

Bapak/Ibu Dosen selaku tim pengajar dalam pelaksanaan Program S1 PGSD

(13)

peneliti menyelesaikan studi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

6.

Teman-teman peserta Program S1 PGSD dalam Jabatan yang telah banyak

memberikan semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan

yang akan menjadi kenangan indah.

7.

Istriku Sudasmi dan anakku Isna Oktarini dan Fajar Wahyu, atas doa dan

dukungannya yang telah diberikan selama ini.

8.

Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan PTK

ini yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu

Peneliti menyadari bahwa PTK ini masih banyak kekurangan, oleh karena

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Peneliti harapkan untuk

perbaikan lebih lanjut dan masukan bagi Peneliti sebagai pedoman acuan dalam

peneliti yang akan datang.

Pagelaran, Agustus 2012

SYAFARI

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikanformal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan

melandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam meningkatkan kamampuan

kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik dengan bimbingan dan arahan guru

sebagai langkah persiapan untuk dapat hidup dan berkembang dalam masyarakat

secaramandiri kelak dikemudian hari.

Proses pembelajaran di kelas diharapkan dapat mendorong siswa sebagai

pembelajar untuk dapat berpartisipasi aktif melalui kegiatan yang menyenangkan

dengan bantuan strategi, model dan media belajar yang bersifat kelompk sehingga

siswa mampu meng konstrusi sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi sistem pendidikan nasional. Undang-undang tersebut memuat visi, misi,fungsi dan tujuan pendidikan nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu,relevan dengan kebutuhan masarakat,dan berdaya saing dalam kehidupan global. Sehubungan hal sebagaimana tersebut diatas perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang standar nasional pendidikan. Pendidikan merupakan bentuk upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan, Pemerintah mengupayakan sistem standarisasi profesi tenaga kependidikan secara implisit terkait didalamnya standar kompetensi guru pada setiap satuan pendidikan termasuk sekolah dasar.

(15)

Dalam pembelajaran IPA perlu disesuaikan dengan perkembangan

kognitif siswa, dimulai dari yang abstrak menuju konkret. Namun demikian

pembelajaran IPA mengingat kemampuan berpikir siswa sekolah dasar yang

masih dalam tahap operasional konkrit, maka untuk memahami konsep dan

prinsip masih diperlukan pengalaman yang matang melalui obyek kongkrit.

(Karnadi, 2003:5).

Pada sekolah dasar, perlu adanya kerja keras guru sebagai agen

pembelajaran dalam membimbing dan membungun kemampuan siswa dalam

belajar. Hal ini karena pada tingkat sekolah dasar sebagai tahapan perkembangan

psikologis anak secara umum masih ketergantungan tehadap manusia dewasa.

Nilai siswa sekolah dasar khususnya mata pelajaran IPA kebanyakan siswa

belum menguasai sehingga akan mengalami kesulitan khususnya pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran,

pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh yang berakibat kompleks,

siswa tidak mengikuti belajar IPA dengan baik, aktivitas siswa rendah, siswa

pasif dan bosan belajar, nilainya rendah dibawah KKM yaitu 65, penyebab

permasalahan tersebut: guru kurang inovitif dan kreatif, guru menggunakan

metode ceramah saja, guru belum kreatif memilih metode, guru belum

menggunakan metode yang tepat, guru belum memberi kasempatan pada siswa

untuk bertanya jawab pada teman sebaya.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, penulis akan melakukan penelitian

atau perbaikan-perbaikan sebagai upaya pemecahan masalah rendahnya aktivitas

dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan

(16)

ingatan siswa, sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran bersifat kelompok

tidak membosankan.

Teknik pembelajaran kooperatif mempunyai keunggulan antara lain: (1)

mengatasi kejenuhan siswa dalam menghafal, menambah kreativitas belajar, (2)

mendorong berkambangnya daya analisis siswa dalam mengkontruksi sebuah

konsep atau nama berdasarkan pengalamannya, (3) model kooperatif sangat cocok

diterapkan pada usia dini karena menuntut pelibatan aktivitas siswa begerak

emosional.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan dapat

diidentifikasi sebagai:

1. Siswa tidak mengikuti belajar IPA dengan baik.

2. Aktivitas siswa masih rendah.

3. Siswa pasif dan bosan belajar.

4. Nilainya rendah di bawah KKM yaitu nilai 65.

1.3.Perumusan Masalah

Untuk memberikan kejelasan dan arah dalam penelitian ini, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran

IPA agar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2

(17)

2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif dalam

pembelajaran IPA agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD

Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran?

1.4.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif

di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran.

2. Menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan Pagelaran.

1.5.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

Bagi Siswa:

a) Memperbaiki atau meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SD Negeri 2

Bumiratu Kecamatan Pagelaran.

b) Meningkatkan motifasi belajar agar dapat melaksanakan pembelajaran Aktif,

Inofatif, Afektif dan Menyenangkan.

Bagi Guru:

a) Memperbaiki atau menemukan tindakan menggunakan model kooperatif yang

tepat dalam pembelajaran IPA.

Bagi Sekolah:

1) Meningkatkan citra sekolah, karena jika semua pihak telah berhasil kinerjanya

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Dimiati,

2006:16).

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun

jenisnya karena itu sudah tentu, tidak setiap perubahan dalam diri seseorang

merupakan perubahan dalam arti belajar. perubahan yang terjadi dalam

aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan

dalam pengertian belajar. (Slameto, 2009:2)

Pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pengertian ini

secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,

mengembangkan metode. Untuk pengembangan metode didasarkan pada kondisi

pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan

pembelajaran. (Hamzah, 2010:2)

2.2.Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang dikelola

secara sengaja untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku tertentu,

(19)

tertentu juga. Sedangkan menurut konsep pembelajaran merupakan sistem

lingkungan yang dapat menciptakan proses belajar pada diri siswa selaku peserta

didik dan guru sebagai pendidik dengan didukung oleh seperangkat kelengkapan

sehingga terjadi pembelajaran.

Jadi dalam pembelajaran kegiatan semua guru diarahkan untuk

membantu siswa mempelajari suatu materi tertentu baik berupa pelajaran,

keterampilan, sikap kerohanian dan sebagainya. Untuk membantu siswa secara

baik, guru harus benar-benar merencanakan pelajaran dengan matang dan untuk

ini guru perlu mengetahui latar belakang serta kemampuan dasar siswa. Latar

belakang siswa yang dimaksud disini bukan sekedar latar belakang ekonomi,

lingkungan asal sekolah/ prasekolah, orang tua dan sebagainya, berbagai juga

keberadaan siswa di kelas. Corey (dalam Ruminiati, 2007:14)

2.3.Pengertian Kreativitas

Kreativitas didefinisikan secara berbeda-beda oleh para pakar berdasarkan

sudut pandang masing-masing. Perbedaan sudut pandang ini menghasilkan

berbagai difinisi kreativitas dengan penekanan yang berbeda-beda. Kreativitas

merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, meskipun tidak

baru sama sekali. Kreativitas berupakan gabungan dari gagasan atau prodok lama

ke dalam bentuk baru. Dengan demikian, yang lama menjadi dasar untuk

(20)

2.4.Belajar Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan (Joyful Instruction) merupakan suatu proses

pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan

siswa tanpa ada perasaan terpaksa atau dengan kata lain, pembelajaran

menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa

dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa,

bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari

siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana demokratis dan tidak ada beban,

baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Mulyasa (dalam

Agus Suyatna, 2011:17)

2.5.Hasil Belajar

Hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) Peserta

didik akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas

perilaku yang dimilikinya; (2) Mereka mendapatkan bahwa prilaku yang

diinginkan itu sudah meningkat baik setahap atau dua tahap sehingga timbul lagi

kesenjangan antara penampilan prilaku yang sekarang dengan prilaku yang

diinginkan memahami penjelasan tersebut di atas, hasil belajar merupakan ukuran

keberhasilan dari sebuah pembelajaran yang memberikan pandangan bagi siswa

mengenai perubahan kemampuan darinya terhadap prilaku yang diinginkan. Salah

satu kemampuan yang mengalami perubahan yaitu kemampuan kognitif siswa

yang meliputi kemampuan siswa dalam mengunakan konsep untuk menyelesaikan

(21)

2.6.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

dikembangkan oleh Liman (1985). Menurut Lyman (Arends, 1997:122) terdapat

tiga tahap dalam tipe TPS.

Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif (TPS):

(1) Guru mengetengahkan suatu permasalahan secara garis besar dan siswa akan

menjawab dengan jawaban yang beragam.

(2) Guru memberikan waktu berpikir untuk memikirkan mengenai pertanyaan.

(3) Kemudian siswa berdiskusi dengan pasanganya, berbagi pendapat,

mengklarifikasi dan membandingkan kedua pendapatnya untuk memilih yang

terbaik.

(4) Tiap pasangan kemudian berbagi gagasan dengan pasangan lain atau dengan

seluruh kelas.

Tipe TPS memberikan peluang pada siswa untuk dapat mendiskusikan

ide-ide yang mereka miliki dalam rangka menyelesaikan masalah yang disajikan

guru dengan teman dalam satu kelompok serta berbagi informasi dengan

teman-teman dalam satu kelas. Hal ini sesuai dengan tujuan tipe TPS menurut Lyman

(dalam Jones, 2002) yaitu memproses informasi, komunikasi dan

mengembangkan cara berfikir. Dengan demikian berarti siswa diberikan waktu

untuk berfikir dan merespons serta saling membantu satu sama lain. Lyman

(22)

a) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Model TPS

(1)Meningkatkan kemandirian siswa.

(2)Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena

merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya.

(3)Membentuk kelompoknya lebih mudah dan lebih cepat.

(4)Melatih kecepatan berpikir siswa.

b) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Model TPS

(1)Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir

sistematik.

(2)Lebih sedikit ide yang masuk.

(3)Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang

bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.

Model ini selain diharapkan dapat menjembatani dan mengarahkan proses

pembelajaran juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa.

Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat

berkomunikasi secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi

informasi dan bertukar pikiran serta mampu berlatih mempertahankan

pendapatnya jika pendapat itu layak untuk dipertahankan.

Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran

dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat

kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota

(23)

Pendekatan pembelajaran dapat memberikan keuntungan bagi siswa untuk

bekerjasama menyelasaikan tugas-tugas belajar dengan teman-teman sebaya, yang

membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang ide-ide yang terdapat dapat

pembelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajar kepada siswa

keterampilan kerjasama kolaborasi. Pembelajaran kooperatif merupakan salah

satu strategi pembelajaran dengan meggunakan sistem pengelompokan atau tim

kecil, yaitu empat sampai enam orang perkelompok .

2.7.Sumber Belajar

Pengertian yang sederhana, (hingga dewasa ini dunia pengajaran praktis

masih berpandangan) sumber belajar (learning resources) adalah guru dan

bahan-bahan pelajaran/ bahan-bahan pengajaran baik buku bacaan atau semacamnya dalam

desain pengajaran yang bisa disusun, guru terdapat salah satu kompetensi

pengajaran yang dirancang berupa sumber belajar/ pengajaran yang umumnya

diisi buku-buku rujukan. Sumber belajar sesungguhnya tidak sempit.

Bahwa segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/

aktivitas baik secara langsung maupun tak langsung, diluar dari diri peserta didik

(lingkungan) yang melengkapi diri mereka disebut sumber belajar. (Rohani,

2009:161)

Macam-macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan

yang menginginkan/ memudahkan terjadinya proses belajar disebut berubah dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil

menjadi terampil, dan menjadi individu dapat membedakan mana yang baik dan

(24)

kata lain sesungguhnya ada bahan yang jelas mengenai sumber belajar sebab

segala apa yang bisa mendatangkan manfaat mendukung dan menunjang individu

untuk berubah kearah yang lebih positif, dinamis (belajar) atau menuju

perkembangan dapat disebut sumber belajar. Bahkan proses/ aktivitas itu sendiri

dapat disebut sebagai sumber belajar. (Sardiman, 2008:233).

2.8.Pengukuran dan Penilaian

Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar pada klasifikasi

obsservasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu

standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes, pengukuran pendidikan

bisa bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka

sedangkan kualitatif hasilnya bukan angka (berupa predikat atau pernyataan

kualitatif, misalnya: sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang), disertai

deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Guilford (dalam Edy Purnomo,

2011:6)

2.9.Kerangka Pikir

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ada kaitanya dengan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru. Model pembelajaran yang

digunakan tentu akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pencapaian

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran sebagai salah

satu faktor yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran

penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan guru untuk memilih dan

(25)

terhadap konsep yang diberikan dalam proses pembelajaran. Selama ini guru

belum memanfaatkan model pembelajaran yang ada sehingga berpengaruh pada

hasil belajar siswa untuk mengetahui bagaimanakah model pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 2

Bumiratu maka dilakukan penelitian terhadap kelas tersebut dengan diterapkan

model pembelajaran kooperatif.

2.10. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang dilakukan tindakan ini adalah:

1. “Jika pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Bumiratu diterapkan model

pembelajaran kooperatif dengan langkah yang tepat maka dapat meningkatkan

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksakan di SD Negeri 2 Bumiratu Kecamatan

Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Penelilitian dilakukan pada semester II dari

April s/d Mei tahun pelajaran 2011/2012.

3.3.Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2

Bumiratu kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu, Tahun Pelajaran

2011-2012 yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan.

3.4.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yaitu penelitian tindakan yang berbentuk siklus

(tindakan). Penelitian dilaksanakan, siklus diberhentikan jika KKM sudah

(27)

Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Perencanaan

2) Pelaksanaan /tindakan

3) Observasi

4) Refleksi

Bagan siklus tindakan dalam penelitian

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

DST

Cerr dan Kemmis, (dalam Suyono, 2011:16)

(28)

1) Perencanaan

Pemilihan matari /pokok bahasan yang akan disampaikan

a) Pemetaan

b) Membuat silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran

c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

d) Merencanakan pembelejaran kooperatif

e) Menetukan indikator yang akan dijadikan acuan keberhasilan

f) Mepersiapkan media pembelajaran

g) Membuat lembar evaluasi/ tes

h) Membuat lembar observasi

2) Pelaksanaan / Tindakan

Menerapkan tindakan sesuai dengan rencana, dengan langkah-langkah:

a. Kegiatan awal

Apersepsi

Guru memotivasi siswa dengan memberi tanya jawab tentang mata

pelajaran sebelumnya.

b. Kegiatan inti

1. Guru meminta siswa dibagi menjadi lima kelompok.

2. Guru membimbing siswa untuk melakukan kerja kelompok,sambil

mengawasi,mempresentasi siswa terbaik.

3. Siswa berdiskusi tentang materi pembelajaran.

4. Siswa diminta maju untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan

hasil kinerja kelompoknya.

(29)

6. Siswa melakukan tanya jawab dengan teman sebaya.

c. Kegiatan akhir

1. Pemberian tugas (mengerjakan latihan).

3) Observasi

a) Mengamati dan mencatat tindakan pembelajaran.

b) Mengamati dan mencatat aktivitas siswa, interaksi belajar dan lain-lain.

c) Mencatat hasil belajar siswa.

d) Mencatat kondisi kelas yang terkait dengan pembelajaran yang diteliti.

e) Mencatat data pendukung lain yang ada hubungannya dengan teliti.

4) Refleksi

a) Refleksi dilakukan setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran, untuk

memperoleh masukan dari hasil kegiatan dan akhirnya komentar dari

observer tentang keseluruhan proses serta saran sebagai peningkatan

pembelajaran, jika mereka mengulangnya di kelas masing-masing atau

topik yang berbeda.

b) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan dan analisis hasil tindakan.

c) Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes yang digunakan yaitu berupa tes formatif. Tes formatif ini disusun

berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk

(30)

mengenai Gaya. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran (siklus).

Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) dan juga isian.

2. Non Tes

Penggumpulan data dengan teknik non tes menggunakan lembar observasi.

Dalam hal ini yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan juga lembar

observasi aktivitas guru. Lembar observasi tersebut digunakan untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.

3.6.Analisis Data

Untuk pengambilan data aktivitas digunakan lembar observasi berisi 5

aktivitas yaitu, keaktifan dalam pembelajaran kelompok, bertanya pada guru,

menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan dari temen, menyelesaikan

tugas yang diberikan guru dan sebagainya. Sedangkan untuk data persentasi siswa

ditentukan dari nilai tes pada setiap siklus. Adapun perhitungan data

menggunakan rumus yang dijelaskam dalam Sudjana (2001) sebagai berikut:

a. Aktivitas Belajar Siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas siswa digunakan rumus sebagai

berikut:

Aktivitas Siswa (%) = Jumlah Siswa dengan Aktivitas x 100 % Jumlah Siswa yang Diamati

Keterangan :

(31)

b. Aktivitas Guru

Untuk menghitung aktivitas guru digunakan rumus sebagai berikut:

Aktivitas Guru (%) = jumlah hasil pengamatan x 100%

Jumlah maksimum

c. Nilai Ketuntasan Belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar

bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar

bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari

atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar

digunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan Belajar (%) = Jumlah Siswa Yang Tuntas x 100

Jumlah Siswa

3.7.Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan tindakan kelas adalah apabila terjadi peningkatan

aktivitas dan prestasi belajar pada setiap siklusnya dan lebih dari 70% siswa aktif

dan memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu nilai 65

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan aktivitas guru yang ditandai dengan

peningkatan aktivitas guru dalam setiap siklus, yaitu siklus I

(50,00%), siklus II (72,22%) dan siklus III (86,11%).

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan aktivitas siswa yang ditandai dengan

peningkatan aktivitas siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I

(47,6), siklus II (70,04%), siklus III (80,08%).

3. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan

peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa dalam setiap siklus,

yaitu siklus I (60,00%), siklus II (63,79%), siklus III (78,29%).

5.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti dapat mengemukakan beberapa saran dalam penerapan model

(33)

1. Diharapkan kepada siswa agar dapat menumbuhkan komunitas belajar

dalam bentuk kerja kelompok, untuk itu diperlukan keakraban,

toleransi dan keterbukaan sehingga menimbulkan hubungan baik

dengan teman maupun guru agar ilmu pengetahuan yang didapat lebih

banyak lagi.

2. Kemampuan guru dalam melaksanakan variasi mengajar merupakan

salah satu cara dalam mengatasi kejenuhan bagi siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif.

3. Guru sebaiknya dapat meningkatkan kinerja dan profesioanalisme

melalui pendidikan formal maupun kegiatan-kegiatan seperti KKG,

workshop atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat mengembangkan

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suyatna. 2011.

Model Pembelajaran PAIKEM.

Universitas Lampung.

Bandar Lampung

Dimiati,2006.BelajarDan Pembelajaran. Renika Cipta.Jakarta.

Latif Syaifuddin. 2007.

Perkembangan Peserta Didik

. Universitas Lampung.

Bandar Lampung

Purnomo Edy. 2011.

Asesmen

. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Rohani,Ahmad,2009 Pengelolaan Pengajaran,Renika Cipta Jakarta

Ruminiati. 2007.

Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD

. Depdiknas.

Jakarta

Sardiman. 2008.

Intraksi Motivasi Belajar Mengajar

, Raja Grafindo

Persada.Jakarta

Gambar

Tabel          Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Setiap orang (dalam hal ini pekerja) berhak atas kebebasan dalam menganut keyakinan maupun agama tertentu, serta menjalankan peribadatan terkait dengan keyakinan atau

Dengan adanya aplikasi ini bagi pemula yang menggemari bulu tangkis dapat mempelajari dengan baik dan benar, selain itu aplikasi ini juga memberikan informasi yang lengkap

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah memotret berbagai macam bentuk pembiasaan, model tata kelola sekolah, termasuk di dalamnya pengembangan peraturan

Hasil penelitian secara serempak menunjukkan bahwa pendelegasian wewenang dan komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan perum bulog

penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan galur wistar yang.

Dari hasil penelitihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan yang signifikan antara manajemen kelas dengan tingkat prestasi belajar siswa pada mata

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi melalui strategi kreatif-produktif dengan media gambar seri siswa kelas V SDN Gabugan 3 Sragen tahun