ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
Masliyah
Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa?” Tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar tahun pelajaran 2010/2011”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan jenis penelitian adalah korelasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa. berprestasi rendah yang diambil dari jumlah populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala dan dokumentasi.
Hasil yang dperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yang diperoleh r hitung=0,553 > r tabel= 0,312 dalam taraf signifikan 5% maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi memiliki hubungan cukup erat (kategori sedang) dengan prestasi belajar siswa kelas karena berada pada rentang 0,40 - 0,599, dengan persentase motivasi berprestasi menentukan prestasi belajar adalah 30,58%.
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh MASLIYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
(Skripsi)
Oleh MASLIYAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil penilaian para ahli terhadap indikator dan deskriptor
kisi-kisi instrumen skala motivasi berprestasi siswa ... 56
2. Kisi-kisi skala motivasi berprestasi siswa ... 58
3. Skala motivasi berprestasi ... 63
4. Perhitungan validitas instrumen ... 65
5. Item pernyataan yang tidak valid ... 70
6. Perhitungan reliabilitas instrumen ... 71
7. Data hasil skala motivasi berprestasi ... 75
8. Data setiap sub variabel penelitian ... 76
9. Uji normalitas Chi-kuadrat motivasi berprestasi... 77
10. Uji normalitas Chi-kuadrat prestasi belajar... 78
11. Hasil perhitungan SPSS Uji Linieritas ... 79
12. Hasil perhitungan korelasi ... 80
13. Tabel harga kritik dari r Product moment ... 81
14. Surat izin penelitian... 82
i
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1. Tujuan Penelitian ... 4
1. Pengertian pengertian Motivasi berprestasi ... 9
2. Teori Motivasi Berprestasi ... 11
3. Karakteristik Individu yang Motivasi Berprestasinya Tinggi ... 14
B. Prestasi Belajar ... 16
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 16
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17
3. Pengukuran Prestasi Belajar ... 18
C. Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 19
1. Pengertian Bimbingan ... 19
2. Pengertian Konseling ... 20
3. Bidang-Bidang dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ... 22
4. Bidang Bimbingan Belajar ... 24
ii
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ... 29
B. Metode Penelitian ... 29
C. Populasi dan Pengambilan Sampel ... 30
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32
1. Variabel Penelitian ... 32
2. Definisi Operasional ... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ... 34
1. Skala ... 34
2. Dokumentasi ... 35
F. Pengujian Instrumen Pengumpulan Data ... 35
1. Pengujian Validitas Instrumen ... 35
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 36
G. Teknik Analisis Data ... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 40
1. Gambaran Data Hasil Penelitian ... 40
2. Analisis Data ... 40
B. Pembahasan ... 42
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51
B. Saran ... 51
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
MOTTO
”Jadilah sabar dan sholat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”
(Qs. Al-baqarah :153)
“Waktu itu gratis, tapi sangat berharga.
Anda tidak akan dapat memiliki tapi dapat memanfaatkannya.
Anda tidak dapat menyimpan tapi dapat menghabiskannya.
SURAT PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Masliyah
NPM : 0613052030
Tempat tanggal Lahir : Dayasakti, 04 Agustus 1987
Alamat : Dayasakti, RK 3 RT 8 Kec. Tumijajar, Kab Tulang Bawang Barat.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011” adalah
benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan april 2010. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini di buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Bandar Lampung, Mei 2012
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Skripsi
sederhanaku ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Dayasakti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang
Barat, tanggal 04 agustus 1987, sebagai anak ketiga dari 6 bersaudara dari
pasangan Bapak Buang dan Ibu Carmini.
Pada tahun 1993 penulis mengenyam pendidikan formal di SD Negeri 1 Dayasakti
dan diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 2 Tumijajar pada tahun 2000-2003, dan menamatkan pendidikan
sekolahnya di SMA Negeri 1 Tumijajar tahun 2003-2006.
Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dimana penulis
mengikuti tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006 di
Universitas Lampung. Penulis diterima sebagai Mahasiswa S1 pada Program
Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung. Pada bulan Agustus sampai Oktober 2009, penulis
melaksanakan Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah(PLBK-S) di
SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2010/2011”, adalah
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas
Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
4. Bapak Drs. Muswardi Rosra, M.Pd, selaku pembimbing utama pada
penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan, saran dan kritik
5. Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A, Psi, selaku pembimbing pembantu pada
penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan, saran dan kritik
yang telah diberikan kepada penulis pada penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Drs. Giyono, M.Pd, selaku penguji pada penulisan skripsi ini. Terima
kasih atas semua bimbingan, saran dan kritik yang telah diberikan kepada
penulis pada penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling, terima kasih atas didikan
dan bimbingannya selama perkuliahan. Semoga ilmu yang telah diberikan
dapat bermanfaat bagi diri pribadi maupun orang lain.
8. Bapak dan Ibu staf dan karyawan FKIP Unila, terima kasih atas bantuannya
selama ini dalam menyelesaikan segala keperluan administrasi.
9. Bapak Herdi Priyatno, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 2 Tumijajar yang
telah memberi kesempatan dan membantu penulis mengadakan penelitian.
10.Bapak/Ibu guru SMP Negeri 2 Tumijajar terima kasih atas bantuannya selama
ini dalam proses penelitian di sekolah.
11.Kedua orang tuaku, Abah Buang dan Ibu Carmini. Terima kasih atas do’a dan
kasih sayang serta dukungan motivasi yang telah diberikan sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini.
12.Mbak ida, kang iyon, mas kamto serta adik-adikku, kokom, nur, hari, tio dan
hanun keponakanku yang manis. Terima kasih atas semua do’a, kasih sayang
13.Kak udit, terima kasih buat do’anya selama ini dan motivasi yang telah
diberikan. Makasih juga udah dengerin semua curhatanku dan udah ngasih
nasehat yang baik untuk kemajuanku.
14.Rekan-rekan Bimbingan dan Konseling angkatan 2004-20011, untuk mbak
Encus, mbak Gayuh, nopi, penti, mb Wisni, mb Dwi, Ami, Nani, Roni, Aulia,
Dina, Yuni, Rido, Helen, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat di
sebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan, semangat
dan kebersamaannya selama penyelesaian skripsi ini.
15.Sahabat-sahabatku BK’06, Mita, Desma, Wulan, Seri, Rista, Nopi, penti
terima kasih atas segala kebersamaan kita baik senang maupun susah, serta
bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama perkuliahan.
16.Rekan-rekan PLBK-S di SMA Negeri 13 Bandar Lampung, Eddy, Anita,
Desmalina, Fitri, Putut, Rohni, Galih, Suhendro, Dina, Yeni, lala dan kiyay,
serta teman-teman PPL dari STKIP PGRI. Terima kasih atas do’a, motivasi
dan kebersamaannya selama ini.
17.Teman-teman Kos Kis Band, mb tina, mb yuli, mb sulis, mb santi, mb ilul,
mb ika, eta, mb nia, mita, mb umi, mita B, devi, yupi, piko, mb eka, mb icha,
dan mb okti. Terima kasih atas do’a, motivasi dan kebersamaannya selama
ini.
18.Buat dewi dan iis serta teman-teman kos di 2 MEI. Terimakasih atas do’a dan
19.Buat temen-temen kosan MALEO, seri, ambar, dwi, icha, indah, riri, rini, dan
mega. Terima kasih teman-teman buat do’a nya, motivasi, semua
kebersamaanya selama ini.
20.Almamaterku tercinta.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin..
Bandar Lampung, Mei 2012.
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk menjawab permasalahan serta
berbagai tantangan yang selalu hadir di dalam kehidupan manusia. Selain itu
pula pendidikan dapat berfungsi untuk mencerdaskan dan meningkatkan taraf
hidup suatu bangsa. Bagi bangsa indonesia pendidikan memiliki tujuan yang
sangat penting. Tujuan tersebut dapat di baca dalam GBHN yang
menjelaskan bahwa kebijaksanaan sektor pendidikan ditujukan untuk
meningkatkan kualitas manusia indonesia., yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan
rohani.
Tujuan tersebut sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh pemerintah baik
dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Sampai saat ini
pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan, agar
seluruh generasi bangsa dapat merasakan pendidikan. Sehingga mereka
semua dapat mengembangkan kemampuan dan kreatifitas yang mereka
2
Di sekolah prestasi merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap
siswa. Apabila prestasi mereka baik, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan
belajar mengajar yang mereka ikuti selama ini berhasil. Hal ini akan
menunjang mereka untuk mencapai cita-cita yang mereka inginkan selama
ini. Selain itu pula sekolah, guru dan orang tua akan sangat bangga kepada
mereka.
Di dalam kehidupan sekolah kenyataannya sering kali berbeda seperti yang
diharapkan selama ini. Tidak sedikit siswa yang memiliki masalah
berhubungan dengan prestasi belajarnya. Ada siswa yang prestasinya baik
dan ada pula siswa yang prestasinya rendah. Siswa yang prestasinya baik
seringkali mendapat pujian dan acungan jempol. Akan tetapi siswa yang
prestasinya rendah seringkali mendapat tegoran dari guru ataupun orang tua.
Mereka selalu menegor siswa untuk meningkatkan prestasinya. Akan tetapi
siswa tidak diberikan bantuan ataupun dorongan agar mereka mampu
mengatasi permasalahan mereka dan mampu meningkatkan prestasi
belajarnya. Sehingga permasalahan mereka berlanjut dan jarang tertuntaskan.
Contohnya adanya beberapa siswa yang memiliki nilai yang kurang baik,
adanya siswa yang kurang bersemangat mengikuti pelajaran di kelas dan
adanya siswa yang malas mengerjakan tugas/PR. Selain itu pula siswa juga
sering kurang semangat belajar di rumah dan kurang memiliki motivasi untuk
meningkatkan prestasinya.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya penyelesaian yang baik
3
motivasi sangat berperan penting untuk membantu siswa dalam
meningkatkan prestasinya. Oleh karena itu siswa perlu dibantu untuk
menumbuhkan motivasi berprestasinya. Yang mana motivasi berprestasi
merupakan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya
berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekadar
dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilan
berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang.
Menurut (Djaali: 2008) siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan
mencapai prestasi akademis yang tinggi apabila:
1. Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keinginannya untuk
berhasil;
2. Tugas-tugas di kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu mudah tetapi
juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang motivasi
berprestasinya tinggi akan mencapai prestasi yang tinggi juga apabila rasa
keinginannya untuk berhasil lebih tinggi daripada rasa takutnya untuk
berhasil dan tugas-tugas yang di berikan untuk siswa cukup menantang siswa
untuk berhasil mengerjakannya. Dari penjelasan tersebut siswa diharuskan
memiliki keinginan yang tinggi untuk berhasil dan tertantang untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Oleh karena itu, motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar. Sehubungan
4
penelitian mengenai “Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
siswa SMP Negeri 2 Tumijajar pada tahun pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
1. Adanya siswa yang memiliki prestasi rendah.
2. Adanya siswa yang kurang bersemangat mengikuti pelajaran di kelas.
3. Adanya siswa yang bermalas-malasan dalam menyelesaikan tugas.
4. Adanya siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas arah dalam penelitian ini maka masalah dalam penelitian
ini adalah adanya siswa yang kurang memiliki motivasi berprestasi untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
D. Perumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa rendah.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dalam penelitian
ini maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah
“Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
siswa?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
5
prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar tahun pelajaran
2010/2011”.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan ilmu
dalam bidang pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling yaitu
membantu siswa untuk meningkatkan motivasi berprestasi demi
meningkatkan prestasi belajarnya.
b. Secara praktis
1) Bagi siswa
Agar siswa mampu meningkatkan motivasi berprestasi mereka
terhadap prestasi belajarnya.
2) Bagi guru bimbingan dan konseling
Dapat menambah pengetahuan guru pembimbing untuk membantu
siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa.
F. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari
penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian
kepustakaan.
Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai oleh siswa atau
masing-masing individu setelah melakukan suatu proses belajar mengajar
dalam waktu tertentu. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa prestasi
6
waktu tertentu. Setelah mengikuti pelajaran pada bab tertentu, siswa diberikan
latihan untuk menguji pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan.
Untuk mendapatkan nilai yang bagus atau optimal biasanya siswa bekerja
keras untuk memahami dan mempelajari pelajaran yang telah guru berikan.
Siswa belajar dengan rajin untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi
ulangan/latihan agar hasil yang mereka dapatkan sesuai dengan harapan.
Pada kenyataannya berbeda, setelah mengikuti ulangan/latihan terdapat siswa
yang prestasinya bagus dan ada pula siswa yang prestasinya tidak bagus.
Biasanya yang menjadi penyebab hal tersebut adalah dari faktor internal dan
eksternal siswa. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil dari prestasi
belajarnya adalah motivasi pada diri siswa. Kurangnya motivasi untuk
meningkatkan prestasi belajar sangat mempengaruhi siswa dalam
meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu penting sekali
menumbuhkan motivasi berprestasi dalam diri siswa.
Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas
dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi
bukan sekadar dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran
keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang.
Seperti yang dikatakan Djaali (2008) bahwa motivasi berprestasi merupakan
salah satu faktor yang ikut menentukan dalam keberhasilan belajar. Besar
kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Klausmeier (1961)
7
achieve) ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh
berbagai individu.
Menurut Djaali (2008), siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan
mencapai prestasi akademis yang tinggi apabila:
1. Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keinginannya
untuk berhasil.
2. Tugas-tugas di kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu mudah
tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk
berhasil.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi
merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam
meningkatkan prestasinya. Dengan adanya motivasi berprestasi yang tinggi
pada siswa, maka akan membantu siswa dalam meningkatkan prestasi
belajarnya. Selain itu pula dengan adanya motivasi berprestasi yang tinggi,
siswa tidak takut untuk gagal melainkan memiliki keinginan yang tinggi
untuk berhasil serta memiliki semangat untuk mengatasi setiap tantangan
yang ada dalam diri siswa sehingga mampu berhasil dengan baik.
Untuk lebih memahami kaitan antara motivasi berprestasi dengan prestasi
belajar dapat dilihat gambar dibawah ini:
Gambar 1.1 Arah Kerangka pikir hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar Motivasi
8
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub
masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau
kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan hipotesis
statistiknya adalah:
Ha :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
berprestasi dengan prestasi belajar siswa.
Ho :Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini, yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka adalah motivasi
berprestasi, prestasi belajar, dan bimbingan dan konseling.
A. Motivasi Berprestasi
Beberapa remaja memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dan
mereka menghabiskan banyak waktu dalam berusaha agar berhasil, lainnya
lagi tidak bermotivasi untuk berhasil dan tidak bekerja keras agar berhasil.
Kedua tipe remaja ini berbeda dalam hal motivasi berprestasi (achievement
motivation).
1. Pengertian Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri seorang
individu untuk maju dan melakukan suatu usaha untuk mencapai suatu
kesuksesan.
Menurut Santrock (2003) menyatakan motivasi berprestasi (achievement
motivation) adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk
mencapai suatu standar kesuksesan dan untuk melakukan suatu usaha
10
Sedangkan Menurut McClelland (Hare & Lamb: 1983) mengungkapkan
bahwa motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan
dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian.
Sementara itu, Heckhausen (1967) mengemukakan bahwa motivasi
berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang
selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara
kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan
menggunakan standar keunggulan.
Standar keunggulan ini menurut Heckhausen (1967) terbagi atas tiga
komponen, yaitu standar keunggulan tugas, standar keunggulan diri, dan
standar keunggulan siswa lain. Standar keunggulan tugas adalah standar
yang berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya. standar
keunggulan diri adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian
prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian prestasi yang
pernah dicapai selama ini. Adapun keunggulan siswa lain adalah standar
keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh siswa lain
(misalnya teman sekelas). standar ini lebih ditujukan kepada keinginan
siswa untuk menjadi juara pertama dalam setiap kompetisi.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang motivasi berprestasi yang telah
dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah
11
demi mencapai kesuksesan berdasarkan standar kahlian atau standar
keunggulan.
Sementara itu Ausubel (Howe: 1984) mengemukakan bahwa motivasi
berprestasi terdiri atas tiga komponen, yaitu dorongan kognitif, An
ego-enhancing one, dan kompetisi afiliasi.
Dorongan kognitif adalah keinginan siswa untuk mempunyai kompetensi
dalam subjek yang ditekunimya serta keinginan untuk menyelesaikan
tugas yang dihadapinya dengan hasil yang sebaik-baiknya. An
ego-enhancing one maksudnya keinginan siswa untuk meningkatkan status dan
harga dirinya (self esteem), misalnya dengan jalan berprestasi dalam segala
bidang, sedangkan komponen afiliasi adalah keinginan siswa untuk selalu
berafiliasi dengan siswa lain.
Selain itu, peranan motivasi dalam mempelajari tingkah laku seseorang
besar sekali. Hal ini menurut Juwono (1982) disebabkan, motivasi
diperlukan bagi reinforcement (stimulus yang memperkuat dan
mempertahankan tingkah laku yang dikehendaki) yang merupakan kondisi
mutlak bagi proses belajar, motivasi menyebabkan timbulnya berbagai
tingkah laku, dimana salah satu diantaranya mungkin dapat merupakan
tingkah laku yang dikehendaki.
2. Teori motivasi berprestasi
Teori motivasi berprestasi dikembangkan oleh McClelland. Sebenarnya
12
tidak saja meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi (need for
achievement), tapi juga tentang kebutuhan untuk berkuasa (need for
power), dan kebutuhan untuk berafiliasi/ berhubungan (need for
affiliation). Penelitian paling banyak dilakukan terhadap kebutuhan untuk
berprestasi. (Munandar: 2001)
Kebutuhan untuk Berprestasi (Need for Achievement). Ada sementara
orang yang memiliki dorongan kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar
prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilannya. Mereka
bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien
dibandingkan hasil sebelumnya. Dorongan ini yang disebut kebutuhan
untuk berprestasi (the achievement need = nAch). McClelland (Munandar:
2001) menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi yang tinggi
berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan
hal-hal dengan yang lebih baik. Mereka mencari kesempatan-kesempatan
dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan
jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah.
Mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi lebih
menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab
pribadi, akan memperoleh balikan dan tugas pekerjaannya memiliki resiko
yang sedang (moderate). Tujuan-tujuan yang ditetapkan merupakan tujuan
yang tidak terlalu sulit dicapai dan juga bukan tujuan yang terlalu mudah
dicapai. Tujuan yang harus dicapai merupakan tujuan dengan derajat
13
Kebutuhan untuk Berkuasa (Need for Power). Kebutuhan kedua dari
McClelland ialah kebutuhan untuk berkuasa (need for power = nPow).
Kebutuhan untuk berkuasa ialah adanya keinginan yang kuat untuk
memiliki dampak terhadap orang lain. Orang dengan kebutuhan untuk
berkuasa yang besar menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana
mereka-mereka menjadi pimpinan, dan mereka-mereka berupaya mempengaruhi orang
lain. Hasil penelitian menunjukkan para eksekutif puncak, para manajer,
memiliki kebutuhan untuk berkuasa yang besar.
Kebutuhan untuk Berafiliasi (Need for Affiliation). Kebutuhan yang ketiga
ialah kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation = nAff). Kebutuhan
ini paling sedikit mendapat perhatian dan paling sedikit diteliti.
Orang-orang dengan kebutuhan untuk beraffiliasi yang tinggi ialah Orang-orang-Orang-orang
yang berusaha mendapatkan persahabatan. Mereka ingin disukai dan
diterima oleh orang lain. Mereka lebih menyukai situasi-situasi kooperatif
dari situasi kompetitif, dan sangat menginginkan hubungan-hubungan
yang melibatkan saling pengertian dalam derajat yang yang tinggi. Mereka
akan berusaha untuk menghindari konflik.
Orang yang memiliki bebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
berkuasa, dan kebutuhan untuk berafiliasi yang tinggi sekaligus akan
memiliki motivasi kerja yang proaktif. Sedangkan yang memiliki ketiga
macam kebutuhan dalam derajat yang rendah akan memiliki corak
14
3. Karakteristik Individu yang Motivasi Berprestasinya Tinggi
Buku yang membahas karakteristik individu yang motivasi berprestasinya
tinggi antara lain adalah Johnson (1970) dan Schwitzgebel & Kalb(1974).
Dari uraian mereka disebutkan bahwa individu yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib atau kebetulan.
b. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu nudah dicapai atau terlalu besar risikonya.
c. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tudaknya hasil pekerjaan.
d. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.
e. Mampu menangguhkan pemuasan keinginanya demi masa depan yang
lebih baik.
f. Tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau
keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila lambang tersebut merupakan lambing prestasi, suatu ukuran keberhasilan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah individu yang menyukai situasi
atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan
bukan atas dasar untung-untungan, nasib atau kebetulan, individu yang
memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu
nudah dicapai atau terlalu besar risikonya, individu yang mencari situasi
atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan
nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaan, individu yang
senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain,
individu yang mampu menangguhkan pemuasan keinginanya demi masa
15
mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya
apabila lambang tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran
keberhasilan.
Selain itu, menurut Abdullah (Yuniarti:1988) berdasarkan batasannya tentang motif berprestasi dan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu:
a. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
b. Melakukan sesuatu dengan sukses
c. Mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang memerlukan
usaha dan keterampilan.
d. Ingin menjadi penguasa yang tekenal atau terpandang dalam suatu bidang tertentu.
e. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti atau penting.
f. Melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik
g. Menyelesaikan teka teki dan sesuatu yang sukar h. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain. i. Menulis cerita atau novel yang hebat dan bermutu.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang
yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, adalah seseorang yang
melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, seseorang yang melakukan
sesuatu dengan sukses, seseorang yang mengerjakan sesuatu dan
menyelesaikan tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, seseorang
yang ingin menjadi penguasa yang terkenal atau terpandang dalam suatu
bidang tertentu, seseorang yang mengerjakan sesuatu yang sangat berarti
atau penting, seseorang yang melakukan suatu pekerjaan yang sukar
dengan baik, seseorang yang menyelesaikan teka teki dan sesuatu yang
sukar, seseorang yang melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain,
16
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai keberhasilan yang dicapai oleh
siswa dalam proses belajar mengajar atau suatu perubahan yang dihasilkan
setelah mengalami proses belajar mengajar.
Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1993):
“Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada
siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar”. Jadi terlihat dari
pengertian ini bahwa prestasi belajar cenderung mengacu pada perubahan
tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah mengalami
pembelajaran.
Sedangkan menurut Surakhmad (2003) mengemukakan bahwa “prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran
yang telah diukur berdasarkan hasil siswa pada ujian semester”. Terlihat
dari pengertian ini bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang
dicapai setelah siswa mengikuti pelajaran dan telah diukur berdasarkan
hasil siswa pada ujian semester.
Dari beberapa pendapat diatas tentang prestasi belajar maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang
dicapai oleh siswa atau masing-masing individu setelah melakukan suatu
17
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. (Sardiman:
1991).
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai
prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah:
1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya peenglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
yang terdiri atas:
a. Faktor intelektif yang meliputi:
1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian
diri.
3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
18
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah
c. Lingkungan masyarakat
d. Lingkungan kelompok
2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,
iklim.
4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun
tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.
Selain itu pula faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa adalah motivasi berprestasi yang ada dalam siswa.
Dimana motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri individu
untuk meningkatkan prestasinya setinggi mungkin berdasarkan standar
keunggulan.
Faktor di atas adalah faktor yang sangat menunjang keberhasilan siswa
dalam belajar. Jadi untuk menghasilkan peserta didik yang berprestasi,
seorang pendidik haruslah mampu mensinergikan semua faktor di atas.
3. Pengukuran Prestasi Belajar
Mengetahui prestasi belajar anak untuk kepentingan peningkatan prestasi
adalah suatu hal yang penting. Bagi seorang guru mengetahui prestasi
19
maka prestasi belajar yang dapat diperoleh siswa bervariasi sesuai dengan
kemampuan masing-masing dengan mengetahui prestasi siswa. Guru dapat
melihat sampai sejauh mana tujuan yang dirumuskan sebelumnya telah
terealisir. Menilik kaitan ini maka secara rinci diadakan evaluasi belajar.
(Roestiyah: 2002) menjelaskan bahwa untuk mengukur prestasi belajar
siswa dapat digunakan dua jenis evaluasi yaitu:
a. Evaluasi Sumatif, adalah untuk mengukur keseluruhan proses dari
suatu sistem.
b. Evaluasi Formatif, adalah penilaian yang digunakan untuk mata
pelajaran tertentu setelah jangka waktu tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur
prestasi belajar siswa dapat digunakan dua jenis evaluasi yaitu evaluasi
sumatif dan evaluasi formatif
C. Pengertian bimbingan dan konseling
1. Pengertian Bimbingan
Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahkan orang setidaknya
sejak awal abad ke-20, yaitu sejak dimulainya bimbingan yang
diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1998. Sejak itu, rumusan
demi rumusan tentang bimbingan bermunculan sesuai dengan
perkembangan pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai suatu
pekerjaan khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Berbagai
20
Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk
dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan
serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu. Parson
(Jones 1951).
Sedangkan menurut Lefever (McDaniel: 1959) menyatakan bahwa:
Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.
Selanjutnya menurut (Smith, dalam McDaniel, 1959) mengemukakan bahwa:
Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalm membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu agar mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya
sendiri serta mampu menjadi pribadi yang mandiri dengan
memanfaatkan kekuatan yang mereka miliki.
2. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu,
“consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai
21
Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti
“menyerahkan” atau “menyampaikan”.
Berikut ini adalah beberapa pengertian konseling menurut para ahli
yaitu:
Menurut Jones (1951) mengemukakan bahwa konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya. Sendiri tanpa bantuan.
Kemudian menurut Maclean (Sherzer & Stone, 1974) menyatakan bahwa konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi.
Sejalan dengan pengertian di atas, McDaniel (1956) juga mengemukakan bahwa konseling merupakan suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiridan dengan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling dan tatap muka oleh seorang ahli
(konselor) kepada individu (klien) yang sedang mengalami suatu
masalah sehingga klien mampu mengatasi permasalahan yang ia
22
3. Bidang- Bidang dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
Bidang bimbingan dan konseling mencangkup seluruh upaya bantuan
yang meliputi bidang-bidang dibawah ini:
1) Bimbingan Pribadi
2) Bimbingan sosial
3) Bimbingan Belajar
4) Bimbingan Karir
Berikut penjelasan dari bidang-bidang bimbingan di atas:
1) Bidang Bimbingan pribadi seperti pemahaman sikap dan kebiasaan
serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, pemantapan pemahaman tentang potensi
diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan
produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
peranannya di masa depan, pemantapan pemahaman tentang minat
dan bakat pribadi serta penyaluran dan pengembangan melalui
kegiatan yang kreatif dan produktif, pemantapan pemahaman
tentang kelemahan diri dan usaha-usaha untuk menanggulanginya,
pemantapan kemampuan dalm mengambil keputusan dan
mengarakan diri sendiri secara mandiri sesuai dengan sistem etika
dan nilai serta apresiasi seni, pemantapan dalam perencanaan dan
penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun
23
2) Bidang Bimbingan Sosial seperti pemantapan kemampuan
berkomunikasi secara lisan dan tulisan secara efektif, efisien, dan
produktif, pemantapan menerima dan mengeluarkan pendapat atau
berargumentasi secara dinamis dan kreatif, pemantapan kemapuan
kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik di rumah,
sekolah maupun lingkungan sekitar dengan menjunjung tinggi tata
karma, sopan santun, nilai-nilai agama, adat-istiadat, hukum, ilmu,
serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat, pemantapan hubungan
dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebayanya, baik
dalam satu sekolah, beda sekolah, luar sekolah, maupun di
lingkungan masyarakat pada umumnya, pemantapan pemahaman
tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah dan lingkungan secara
dinamis dan bertanggung jawab, orientasi tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3) Bidang Bimbingan Belajar seperti pengembangan sikap dan
kebiasan belajar untuk mencari informasi dan berbagai sumber
belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti
pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan
keterampilan belajar dan menjalani program penilaian,
pengembangan disiplin belajar dan berlatih secara mandiri maupun
kelompok, pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar
yang efektif, efisien dan produktif dengan sumber belajar yang
lebih bervariasi dan kaya, pemantapan penguasaan materi program
24
pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik sosial budaya di
lingkungan sekolah dan atau alam sekitar serta masyarakat untuk
mengembangkan diri.
4) Bidang Bimbingan Karir seperti pemantapan pemahaman diri
berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak
dikembangkan, pemantapan orintasi dan informasi karir pada
umumnya khususnya karir yang hendak dikembangkan, orientasi
dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup
berkeluaga bermasyarakat berbangsa bernegara, pengenalan
berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki, orientasi dan
informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang
lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak
dikembangkan.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai bidang-bidang
bimbingan, maka penelitian ini termasuk dalam bimbingan
konseling bidang bimbingan Belajar, karena dalam penelitian ini
mengangkat motivasi siswa yaitu hubungan antara motivasi
berprestasi dengan prestasi belajar siswa.
4. Bidang Bimbingan dan Belajar
Karena dalam penelitian ini berkaitan dengan bimbingan belajar maka
25
Dalam bidang bimbingan belajar dalam sekolah ialah membantu siswa
mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk
mengasai pengetahuan dan keterampilan.
“Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan” (Sukardi: 1996).
Sebagian besar waktu dan perhatian pelajar tercurahkan pada
kepentingan belajar di sekolah. Keberhasilan atau kegagalan akademik
sangat berarti sekali bagi seorang pelajar seandainya dia sendiri tidak
mengambil pusing, paling sedikit keluarganya akan merasa prihatin.
Seperti banyak kehidupan lain, belajar di sekolah pada zaman
sekarang juga semakin kompleks, baik dalam jenis-jenis dan
tingkatan-tingkatan program studi maupun dalam materi yang harus di
pelajari. Kekeliruan dalam memilih program studi di tingkat
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dapat membawa akibat
fatal bagi kehidupan seseorang.
Cara-cara belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi
program-program studi tidak dikuasai dengan baik, sehingga dalam mengikuti
program studi kelanjutan akan timbul kesulitan Winkel (Sardiman:
1991).
Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta
26
bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengerjakan tugas,
mengembangkan keterampilan dan menjalani program penilaian.
b. Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
kelompok.
c. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai
dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.
d. Pemantapan dan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial
dan budaya yang ada di lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan
diri.
Guru bimbingan dan konseling yang bertugas di institusi pendidikan
formal harus mengetahui segala permasalahan yang menyangkut
pendidikan sekolah dan seluk-beluk dari kegiatan bimbingan belajar.
Dalam kenyataan, pelaksanaan bimbingan belajar dihadapkan pada
banyak kesulitan dan hambatan, sebagian dari hambatan itu muncul
karena keadaan dunia pendidikan sekolah yang masih dalam taraf
perkembangan. Sebagian timbul dari keluarga yang mengharapkan anak
harus selalu mendapatkan nilai yang baik namun orang tua kurang
mendukung usaha belajar pada anak, sebagian juga timbul karena sikap
siswa itu sendiri yang kurang bersungguh-bersungguh dalam mengikuti
27
belajar”, belum tentu nanti melanjutkan keperguruan tinggi, apalagi biaya
pendidikan sangat tinggi.
D. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Prestasi belajar Siswa
Pendidikan mempunyai tujuan yang sangat penting. Tujuan tersebut
diantaranya adalah untuk mencerdaskan generasi bangsa. Untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan upaya untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Namun, untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik
perlu adanya motivasi berprestasi yang tinggi dari dalam diri setiap siswa.
Oleh karena itu, perlu adanya bantuan dari guru bimbingan dan konseling
untuk memberikan bimbingan belajar dalam membantu siswa
menumbuhkan motivasi berprestasi dari dalam diri nya.
Bimbingan belajar merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk
membantu siswa dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dan sesuai
serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntutan
belajar dalam suatu sekolah tertentu. Dengan adanya bimbingan belajar
diharapkan siswa mampu mengatasi setiap masalah dengan baik.
Motivasi berprestasi adalah salah satu faktor yang menentukan hasil dari
prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi
tidak akan kesulitan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi baik di sekolah
maupun di luar sekolah. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki
motivasi berprestasi yang rendah akan mengalami kesulitan untuk
28
Djaali (2008) bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang
ikut menentukan dalam keberhasilan belajar.
Untuk meningkatkan prestasi belajarnya siswa diharapkan mampu
menumbuhkan keyakinanya untuk berhasil dan menghilangkan rasa
takutnya akan kegagalan. Dengan keyakinan yang tinggi, akan membantu
siswa untuk mengembangkan potensi dirinya demi mendapatkan prestasi
setinggi mungkin. Selain itu pula, siswa yang ingin memiliki prestasi yang
tinggi diharapkan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka
memiliki tanggung jawab pribadi dan akan memperoleh balikan serta tugas
pekerjaannya memiliki resiko yang sedang (moderate). Tujuan yang akan
dicapai merupakan tujuan dengan derajat kesulitan menengah (moderate).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian
tentang hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Hal ini
dilakukan karena peneliti ingin mengetahui seberapa jauh hubungan antara
motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan kaitannya
dengan ilmu bimbingan dan konseling adalah bila motivasi berprestasi
memiliki kaitan dengan prestasi belajar siswa, maka upaya yang akan
dilakukan demi membantu siswa mendapatkan prestasi yang baik adalah
dengan memberikan layanan bimbingan belajar kepada siswa untuk
29
III. METODELOGI PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang tepat dan sesuai
agar dapat membantu kearah pemecahan masalah dan agar hasil penelitian sesuai
dengan yang diharapkan.
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tumijajar, kabupaten Tulang
Bawang Barat pada tahun pelajaran 2010/2011.
B. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan
dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara
ilmiah (Arikunto, 2006). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian
adalah metode yang digunakan harus sesuai dengan objek penelitian dan
tujuan yang akan dicapai sehingga penelitian akan berjalan dengan
sistematis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian korelasi. Metode penelitian ini digunakan
untuk mengetahui hubungan antara variabel (X) motivasi berprestasi dan
30
C. Populasi Dan Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
ini merupakan penelitian populasi”. (Arikunto: 2006)
Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa berprestasi rendah kelas VIII di SMP Negeri 2
Tumijajar, yaitu berjumlah 164 orang siswa.
2. Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa berprestasi rendah. Adapun
metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik proporsional random sampling. Menurut (Hadi:
1996) alasan penulis menggunakan random sampling ini adalah
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Selain hal tersebut, (Hadi: 1996) mengatakan
suatu cara disebut random apabila peneliti tidak memilih-milih
individu yang akan ditugaskan untuk menjadi sampel penelitian.
Sedangkan yang dimaksud dengan proporsional adalah tiap-tiap sub
populasi mendapat bagian atau kesempatan yang sama untuk menjadi
31
Menurut (Nasir: 1988), untuk prosedur pengambilan sampel dengan
metode proporsional random sampling dipergunakan rumus sebagai
berikut :
ni = n
N Ni
Keterangan : ni : Jumlah sampel per sub populasi
Ni : Total sub populasi
N : Total populasi
n : Besarnya sampel
Berdasarkan kriteria sampel di atas maka diperoleh data sampelnya
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Data perhitungan sampel siswa berprestasi rendah.
Kelas VIII
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel tiap kelas yaitu kelas
VIII A memiliki 4 sampel siswa, kelas VIII B memiliki 8 sampel siswa, kelas VIII
C memiliki 9 sampel siswa, kelas VIII D memiliki 9 sampel siswa, dan kelas VIII
E memiliki 10 siswa sebagai sampel. Jadi jumlah dari keseluruhan siswa yang
32
D. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati. (Sugiyono, 2008).
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas sering juga disebut variabel stimulus dan prediktor.
Dalam suatu penelitian yang dimaksud dengan variabel bebas adalah
variabel yang akan dilihat efeknya. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah motivasi berprestasi dan dilambangkan dengan
(X).
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat atau tidak bebas disebut juga sebagai variabel
tergantung, output, ataupun respon, adalah variabel yang akan
dijelaskan atau diprediksi variasinya. Khusus dalam kasus pengaruh
atau sebab akibat, variabel terikat ini adalah variabel yang variasinya
dsebabkan atau dipengaaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar dan
dilambangkan dengan (Y).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan uraian yang berisikan tentang
sejumlah indikator yang diamati dan diukur untuk mengidentifikasi
33
a. Motivasi berprestasi siswa adalah dorongan yang berasal dari
dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu usaha dengan
sebaik-baiknya, melakukan sesuatu dengan sukses, mengerjakan sesuatu
dan menyelesaikan tugas yang memerlukan usaha dan
keterampilan, keinginan menjadi penguasa yang terkenal atau
terpandang dalam suatu bidang tertentu, mengerjakan sesuatu yang
sangat berarti/penting, melakukan suatu pekerjaan yang sukar
dengan baik, menyelesaikan teka-teki dan sesuatu yang sukar, dan
bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain serta
menulis cerita atau novel yang hebat dan bermutu.
Indikator individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi:
1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
2. Melakukan sesuatu dengan sukses
3. Mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang memerlukan
usaha dan keterampilan.
4. Ingin menjadi penguasa yang tekenal atau terpandang dalam
suatu bidang tertentu.
5. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti atau penting.
6. Melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik
7. Menyelesaikan teka teki dan sesuatu yang sukar
8. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain.
34
b. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa berupa perubahan
tingkah laku karena pengalaman dan latihan yang diberikan berupa
nilai atau angka dari guru kepada muridnya dalam jangka waktu
tertentu.
E. Tehnik Pengumpulan Data
1. Skala
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tentang
motivasi berprestasi, yang digunakan untuk mengetahui bagaimana
motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.
Pernyataan dibuat dalam dua bentuk, yaitu pernyataan yang bersifat
mendukung (favourable) dan pernyataan yang tidak mendukung
(unfavourable). Setiap item pernyataan disediakan lima alternatif
jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), ragu-ragu (R), tidak sesuai
(TS), dan sangat tidak sesuai (STS), dimana setiap alternatif jawaban
punya nilai tertentu. Menurut Azwar (2009), nilai dari masing-masing
pernyataan :
Tabel 3.2 Skor Nilai Alternatif Jawaban
Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S R TS STS
Favourable 4 3 2 1 0
35
2. Metode Dokumentasi
Menurut (Arikunto: 2006) teknik pemeriksaan dokumen adalah
pengumpulan informasi dan data secara langsung sebagai hasil
pengumpulan sendiri. Data yang dikumpulkan tersebut adalah bersifat
orisinil untuk dapat dipergunakan secara langsung. Teknik pemeriksaan
dokumen ini khusus digunakan untuk melakukan pengumpulan data
terhadap nilai prestasi belajar.
F. Pengujian Instrumen Pengumpulan Data
1. Pengujian Validitas instrumen
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen (Arikunto:2006)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.
Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono: 2008)
Instrumen yang valid berarti mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Peneliti
menggunakan validitas konstruk (construct validity), yaitu setelah
peneliti mengkonstruksikan aspek-aspek motivasi berprestasi siswa,
maka selanjutnya dikonstruksikan dengan pembimbing penulisan skripsi
36
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dan guru
bimbingan dan konseling dengan cara mengkonstruksikan kisi-kisi skala
motivasi berprestasi. Hasil yang diperoleh dari kedua ahli dari bimbingan
dan konseling adalah menurut bapak Drs. Syaefuddin latief, M.Pd yaitu
terdapat deskriptor yang tepat harus disempurnakan lagi kalimatnya serta
harus diringkas lagi indikatornya. Selanjutnya menurut bapak
Hardiansyah Marsya S.Pd adalah deskriptor dari indikator nomor 2
sebaiknya diringkas menjadi 1 saja dan memperbaiki deskriptor nomor 8.
Kemudian setelah mengkonstruksikan skala dengan dosen pengajar dan
guru Bimbingan dan Konseling, setiap item diujikan dengan rumus
validitas instrumen. Dalam perhitungan ini penulis menggunakan
program SPSS. ( Priyatno: 2010)
Pelaksanaan uji coba instrument peneliti melibatkan sekitar 30 orang
responden yang berasal dari luar sampel penelitian.
2. Pengujian Reliabilitas instrumen
Dalam penelitian ini, uji reabilitas menggunakan metode Alpha. Metode
ini berguna untuk mengetahui reliabiitas internal yaitu dengan
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, berikut
penjabaran dari metode Alpha.
37
Dari pelaksanaan uji reliabilitas instrumen skala motivasi berprestasi, hasilnya
adalah tingkat reliabilitas yang diperoleh, yaitu : 0,89. Berarti reliabilitas skala
motivasi berprestasi adalah sangat tinggi.
Hal ini sesuai dengan Kriteria reliabilitas (Koestoro dan Basrowi, 2006) :
0,8 – 1,000 = sangat tinggi 0,6 – 0,799 = tinggi 0,4 – 0,599 = cukup tinggi 0,2 – 0,399 = rendah < 0,200 = sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitungan dan kriteria di atas tingkat reliabilitas yang
diperoleh yaitu : 0,89. Berarti reliabilitas skala adalah sangat tinggi.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan menggunakan rumus korelasi product moment
dari Pearson. Akan tetapi dalam perhitungan ini menggunakan program SPSS.
(Priyatno:2010)
Rumus korelasi product moment yang digunakan adalah:
38
Ketentuan:
Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi
sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima.
Rumus ini digunakan untuk menguji hipotesis statistik berikut ini:
Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
berprestasi dengan prestasi belajar siswa.
Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
berprestasi dengan prestasi belajar siswa.
Namun sebelum melakukan perhitungan menggunakan product moment,
syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah:
1. Melakukan uji normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berasal dari populasi yang di distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data yang penulis pakai yaitu dengan cara Chi-Kuadrat.
Berdasarkan perhitungan, ditemukan harga chi kuadrat hitung =
7,086601. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga chi
kudrat tabel (11,070), dengan dk (derajat kebebasan) 6-1=5. bila dk 5 dan
taraf kesalahan 5%, maka harga chi kuadrat tabel=11,070. karena harga
chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (7,086601 <
11,070), maka data distribusi skala motivasi berprestasi (X) dinyatakan
39
Sedangkan data prestasi belajar, dari hasil perhitungan ditemukan harga
chi kuadrat hitung= 8,90829. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan harga chi kudrat tabel (11,070), dengan dk (derajat kebebasan)
6-1=5. bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harga chi kuadrat
tabel=11,070. karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi
kuadrat tabel (8,90829 < 11,070), maka data distribusi prestasi belajar
(Y) dinyatakan normal.
2. Melakukan uji linieritas
Uji linieritas/kelinieran dilakukan sebelum peneliti menguji hipotesis.
Tujuan dilakukannya uji linieritas adalah untuk mengetahui data linier
atau tidak. Bila data linier maka dapat dilakukan analisis hipotesis
menggunakan rumus product moment. Untuk regresi linier yang didapat
dari data X dan Y, apakah sudah memiliki pola regresi yang bentuknya
linier atau tidak. Dalam perhitungan ini menggunakan program SPSS 15.
(Priyatno : 2010)
Perhitungan yang diperoleh dari pengujian linieritasnya adalah 0,001.
Karena 0,001 < 0,05 maka data bersifat linier. (Priyatno : 2010)
Setelah pengujian diatas, dan data telah memenuhi syarat normal dan
linier, maka selanjutnya digunakan rumus korelasi product moment.
Sedangkan untuk menentukan determinan digunakan rumus:
Determinasi = r2 x 100 %
Rumus ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan variabel
51
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
motivasi berprestasi memiliki hubungan cukup erat 0,553 (kategori sedang)
dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tumijajar Tahun
Pelajaran 2010/2011. Dari hasil perhitungan statistik yang telah diujikan di
atas telah dibuktikan bahwa variabel x yaitu motivasi berprestasi dapat
menentukan variabel y yaitu prestasi belajar. Sedangkan persentase
sumbangan variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa
adalah 30,58 %. Dengan demikian perlu adanya penanganan lebih lanjut dari
pihak sekolah khususnya guru bimbingan dan konseling untuk membantu
siswa menangani permasalahan ini, agar siswa dapat belajar dengan baik dan
mendapatkan prestasi yang tinggi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan kesimpulan diatas, maka peneliti
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada siswa
Bagi seluruh siswa diharapkan dapat berkonsultasi dengan guru bimbingan
52
2. Kepada guru bimbingan dan konseling
Bagi guru bimbingan dan konseling diharapkan lebih memperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa seperti motivasi
berprestasi pada siswa sehingga nantinya dapat digunakan layanan yang
tepat seperti layanan bimbingan belajar untuk membantu siswa
meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama, diharapkan agar
dapat meneliti variabel yang lain selain variabel motivasi berprestasi, yang